iii PERBANDINGAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI LAUT MENUJU PELABUHAN SIMEULUE (Studi Kasus : Rute Meulaboh – Simeulue dan Labuhan Haji - Simeulue) HARDIANTO NIM. 09C10203030 Komisi Pembimbing 1. Veranita, S.T., M.T 2. Dewi Purnama Sari, S.T., M.Eng ABSTRAK Moda kapal laut merupakan sarana utama pengguna jasa transportasi laut yang menghubungkan dari satu daerah ke daerah lainnya, perairan yang digunakan sebagai jalur lalu lintas laut, yang menghubungkan pulau Simeulue dan Aceh secara geografis merupakan wilayah perairan yang berada di belahan Samudra Hindia Selatan Aceh. Para pengguna angkutan kapal laut sangat menghendaki adanya angkutan pelayanan yang nyaman, waktu tempuh perjalanan secepat mungkin, tarif yang murah, dan jadwal keberangkatan yang tepat. Namun yang kita lihat sehari-hari kapal feri maupun kapal perintis proses bongkar muatnya masih lambat yang berakibat pada lamanya waktu tunggu dan juga perusahaan kapal yang melayani perjalanan Meulaboh-Simeulue dan Labuhan Haji-Simeulue memiliki persaingan yang kompetitif dalam melayani pengguna angkutan kapal, sehingga semua pelayanan yang diberikan angkutan kapal diusahakan sebaik mungkin, hal ini mendorong keinginan untuk mempelajari faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengguna kapal memilih menggunakan kedua kapal tersebut yaitu dengan melakukan pemodelan sehingga faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan moda dapat diidentifikasi. Hasil penelitian yang didapat yaitu karakteristik berdasarkan tujuan perjalanan untuk kapal feri didominasi oleh yang bertujuan rekreasi sebesar 48%, untuk kapal perintis didominasi oleh yang bertujuan berdagang sebesar 42% berdasarkan tujuan perjalanan, tujuan pekerjaan, pelaku perjalanan untuk beberapa pilihan alternatif angkutan melalui model analisa regresi linier adalah R 2 = 0,6661. Kata kunci : Moda, Kapal Feri, Kapal Perintis.
27
Embed
PERBANDINGAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI LAUT …repository.utu.ac.id/596/1/I-V.pdf · TINJAUN KEPUSTAKAAN Sebelum melakukan suatu penelitian, penulis melakukan tinjauan kepustakaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
iii
PERBANDINGAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI
LAUT MENUJU PELABUHAN SIMEULUE
(Studi Kasus : Rute Meulaboh – Simeulue dan Labuhan Haji - Simeulue)
HARDIANTO
NIM. 09C10203030
Komisi Pembimbing
1. Veranita, S.T., M.T
2. Dewi Purnama Sari, S.T., M.Eng
ABSTRAK
Moda kapal laut merupakan sarana utama pengguna jasa transportasi laut yang menghubungkan dari satu daerah ke daerah lainnya, perairan yang digunakan sebagai
jalur lalu lintas laut, yang menghubungkan pulau Simeulue dan Aceh secara geografis merupakan wilayah perairan yang berada di belahan Samudra Hindia Selatan Aceh. Para pengguna angkutan kapal laut sangat menghendaki adanya angkutan pelayanan yang nyaman, waktu tempuh perjalanan secepat mungkin, tarif yang murah, dan jadwal keberangkatan yang tepat. Namun yang kita lihat sehari-hari kapal feri maupun kapal perintis proses bongkar muatnya masih lambat yang berakibat pada lamanya waktu tunggu dan juga perusahaan kapal yang melayani perjalanan Meulaboh-Simeulue dan
Labuhan Haji-Simeulue memiliki persaingan yang kompetitif dalam melayani pengguna angkutan kapal, sehingga semua pelayanan yang diberikan angkutan kapal diusahakan sebaik mungkin, hal ini mendorong keinginan untuk mempelajari faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengguna kapal memilih menggunakan kedua kapal tersebut yaitu dengan melakukan pemodelan sehingga faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan moda dapat diidentifikasi. Hasil penelitian yang didapat yaitu karakteristik berdasarkan tujuan perjalanan untuk kapal feri didominasi oleh yang bertujuan rekreasi sebesar 48%,
untuk kapal perintis didominasi oleh yang bertujuan berdagang sebesar 42% berdasarkan tujuan perjalanan, tujuan pekerjaan, pelaku perjalanan untuk beberapa pilihan alternatif angkutan melalui model analisa regresi linier adalah R2 = 0,6661.
Kata kunci : Moda, Kapal Feri, Kapal Perintis.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sebagian besar wilayahnya dipisahkan oleh
laut. Transportasi laut ini memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu
mobilitas penduduk Indonesia, menyalurkan bahan logistik, dan menunjang
kepentingan ekonomi lainnya. Pulau Simeulue yang secara geografis merupakan
wilayah kepulaun yang terletak di wilayah perbatasan perairan laut samudra
Hindia Provinsi Aceh, yang terpisahkan oleh laut. Transportasi yang digunakan
untuk mencapai pulau Simeulue salah satunya adalah melalui jalur laut, yaitu
menggunakan moda transportasi kapal laut. Moda kapal laut merupakan sarana
utama transportasi untuk mencapai pulau Simeulue yang dapat diakses dari kota
Meulaboh - Aceh Barat dan Labuhan Haji Aceh Selatan.
Moda kapal laut pada jalur tersebut dikelola oleh pihak PT. ASDP kapal
feri digunakan dengan jenis moda yang terdiri dari kapal perintis dan kapal feri.
Untuk tujuan Labuhan Haji ke Simeulue, kapal tersebut dapat menampung
penumpang sekitar 300 sampai dengan 400 orang, moda kapal laut ini relatif
tergolong sedang dan masih terjangkau oleh semua golongan, hanya saja faktor
atribut, waktu tunggu dan kenyamanannya masih kurang baik. Sedangkan moda
kapal dari pelabuhan Ujung Karang Meulaboh ke Simeulue yang beroperasi saat
ini adalah kapal perintis yang dikelola oleh pihak PT. PELNI dengan nama KM
Sabuk Nusantara 35 perintis, moda kapal laut ini dapat menampung kapasitas
penumpang sekitar 150 sampai dengan 300 orang. Akan tetapi terdapat kendala
yaitu faktor pelabuhan yang belum mempertahankan untuk keselamatan para
calon penumpang.
Kapal penumpang yaitu kapal feri dan kapal perintis masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal jasa yang ditawarkan kepada calon
penumpang. Akan tetapi, probabilitas terpilihnya moda antara kapal penumpang
biasa, kapal feri dan kapal perintis tersebut sangat bergantung pada pelayanan jasa
2
angkutan penumpang terhadap beberapa atribut pada masing-masing kapal,
prasarana, dan faktor keselamatan untuk para pengguna angkutan kapal laut
sangat menghendaki adanya armada yang murah terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat, tingkat pelayanan dan kenyamanan, waktu tempuh perjalanan secepat
mungkin, tarif yang murah, jadwal keberangkatan yang tepat. Pelayanan jasa
kapal feri dan kapal perintis masih sangat kurang sehingga penulis terdorong
keinginan untuk mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan pengguna kapal
memilih menggunakan kedua kapal dengan cara memahami perilaku pelaku
pengguna yang bertindak sebagai pihak pengambil keputusan yaitu dengan
melakukan pemodelan sehingga faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan
moda dapat di identifikasi. Penulis juga ingin mengetahui seberapa besar proporsi
masing-masing kapal untuk di pilih sebagai perkiraan dalam memilih angkutan
transportasi laut ini. Dalam studi ini nantinya didapatkan atribut dan nilai
kepuasan yang paling berpengaruh dalam menentukan moda transportasi laut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di teliti ialah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengguna menggunakan kapal feri
dan kapal perintis ?
2. Bagaimana bentuk model kepuasan (utility) si pelaku perjalanan untuk
memilih kapal feri dan kapal perintis ?
3. Berapa persen peluang yang menggunakan kapal feri dan kapal perintis untuk
dipilih dari sejumlah calon pengguna ?
3
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian moda transportasi ini adalah:
1. Memperoleh karakteristik pelaku perjalanan dalam pemilihan moda
transportasi tersebut.
2. Memperoleh suatu model kepuasan si pelaku perjalanan.
3. Peluang terpilihnya masing-masing moda yang di pakai yaitu kapal feri dan
kapal perintis.
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang di pelajari dalam kajian penelitian ini ialah
sebagai berikut :
1. Moda yang digunakan dalam penulisan ini adalah kapal feri KMP Teluk
Sinabang dan kapal motor Sabuk Nusantara 35, perintis.
2. Penelitian ini hanya mengambil pergerakan perjalanan dari pelabuhan Ujung
Karang Aceh Barat ke Simeulue dengan jarak 105 mil laut (194,46 Km) dan
Labuhan Haji ke Simeulue sejauh 85 mil laut (157,42 Km).
3. Responden yang dipilih adalah hanya pengguna angkutan kapal feri dan
kapal perintis.
4. Model yang diterapkan adalah model logit binomial.
1.5 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis
khususnya bagi akademik, dan pemecahan masalah masyarakat pulau Simeulue
pada umumnya. Beberapa manfaat penelitian ini adalah :
4
1. Hasil analisisnya bisa bermanfaat bagi pihak penyedia jasa sebagai fasilitas
pertimbangan untuk memperkirakan jumlah kapal atau armada yang baik di
masa yang akan datang.
2. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dan informasi
bagi pemerintah daerah Provinsi Aceh pada umumnya dalam mengambil
keputusan untuk menangani permasalahan transportasi laut.
3. Bagi penyusun dan mahasiswa berguna sebagai sarana perkembangan ilmu
dan pengetahuan yang secara teori telah dipelajari di bangku kuliah.
5
BAB II
TINJAUN KEPUSTAKAAN
Sebelum melakukan suatu penelitian, penulis melakukan tinjauan
kepustakaan terlebih dahulu guna untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan
berupa landasan teori, dan panduan metode-metode yang akan digunakan dalam
pengolahan data maupun dalam melakukan analisis, serta hasil-hasil penelitian
yang akan dilakukan sebelumnya dimana memiliki kaitannya dan mendukung
penelitian ini sendiri.
2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Penelitian Judul Penelitian Output Penelitian
1 Achmad Afandi Tanjung (2010)
Model Pemilihan
Moda Angkutan
Penumpang kapal
feri (PT.ASDP)
dan kapal feri
(Swasta) Sibolga-
Gunung Sitoli
Model pemilihan moda antara Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat yang telah diperoleh dalam bentuk persamaan linier yaitu : Ukapal Feri U Kapal Cepat = -3,169 0,00000798X1 + 0,534X2 + 1,134X3 – 0,100X4 + 0,059X5 + 0,089X6.
Dengan 6 atribut yaitu : X1 = ∆ Cost, X2 = ∆ Time, X3 = ∆ Frequency, X4 = ∆Departure X5 = ∆ Service, X6 = ∆ Safety. Hasil pengukuran persentase pengaruh semua atribut (R2) diperoleh nilai 36,3 %.
2 Hardianto (2011) Analisa Pemilihan Moda Kereta Api Priangan Express dengan bus Jurusan Bandar – Jakarta
Kereta Api tersebut dengan peluang berkisar 54% - 58%. PT. KAI hanya membutuhkan demand sebesar 24,38% dari pangsa pasar saat ini
untuk memenuhi kuota Kereta Api Priangan Ekspress. Berdasarkan hal tersebut, maka dengan menerapkan nilai atribut di skenario 8 (ΔWk. Tempuh -90 dan ΔKenyamanan 0), dengan besar Δtarif sebesar Rp. 34.500,- pun, PT. KAI sudah dapat
memenuhi kuota Kereta Api. Pada kondisi yang sama, apabila PT. KAI menerapkan nilai atribut di skenario 8 (ΔTarif 20.000,
6
3 Rizyak Wale
Simanjuntak
(2012)
Analisa Pemilihan
Moda
Transportasi
Medan-Rantau
Prapat Denga
Menggunakan
Metode Stated
Preference
Dari hasil analisa regresi linear
berganda dengan menggunakan
bantuan program SPSS didapat
persamaan terbaik moda
transportasi bus, yaitu Ybus =
0,420 + 0,216– 0,167 transportasi
kereta api, yaitu Ykereta api =
0,374 + 0,271 taxi, yaitu Ytaxi =
0,318 + 0,244 + 0,204 Waktu
menuju ke tempat tujuan - 0,459
masing moda, yaitu bus 16%,
kereta api 71,4%, dan taxi12,6%.
2.2 Konsep Pemodelan
Pengertian pemodelan pemilihan moda adalah model yang memberikan
gambaran bagai mana persepsi masyarakat mengenai dasar pemilihan jenis moda
yang di gunakan, hal ini dapat di pengaruh oleh faktor-faktor pelayanan angkutan
umum seperti rute, tarif, kenyamanan keamanan, kepuasan, dan lain-lain.
Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang
menggunakan setiap moda transportasi. Proses ini di lakukan dengan maksud
untuk mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui
peubah bebas yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut dan setelah di
lakukan proses kalibrasi model dapat digunakan untuk meramalkan pemilihan
moda dengan nilai peubah bebas untuk masa mendatang. Pemilihan moda ini
sangat sulit dimodelkan, walaupun hanya di dua buah moda yang di gunakan
(umum atau pribadi). Ini di sebabkan oleh banyak faktor yang sulit
dikuantifikasikan, misalnya, kenyamanan, keamanan, keandalan, kepuasan atau
keterbiasaan moda pada saat di perlukan (Tamin 2000).
Pemilihan moda juga mempertimbangkan pergerakan yang menggunakan
lebih dari satu moda dalam perjalanan (multimoda), maka dapat di katakan bahwa
Permodelan pemilihan moda merupakan bagian yang terlemah dan sulit di
modelkan dari keempat tahapan model perencanaan transportasi.
7
Dalam cakupan identifikasi permasalahan yang di kaji, dapat di kenali dari
faktor penentu pemilihan jenis angkutan atau moda dan faktor yang
mempengaruhi pemilihan, di mana faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan
moda dapat di kelompokkan menjadi tiga antara lain :
1. Ciri pengguna jalan :
Berapa faktor berikut ini diyakini sangat mempengaruhi pemilihan moda
yaitu ketersediaan atau kepemilikkan kenderaan peribadi, kepemilikan surat
Ijin mengemudi (SIM).
2. Ciri penggerakan:
Pemilihan moda juga akan sangat dipengaruhi oleh tujuan pergerakan, waktu
terjadinya pergerakan, jarak pergerakan.
2.3 Sistem Angkutan Penumpang
Sistem angkutan penumpang pada dasarnya dibentuk dari sekumpulan
perangkat keras (hardware) utama yang terdiri dari prasarana dan sarana.
Selanjutnya kedua sistem komponen perangkat keras tersebut dioperasikan
dengan sistem pengoperasian atau sistem perangkat lunak yang terdiri dari
komponen-komponen seperti tarif (Santoso, 1996).
Adapun komponen prasarana dan sarana angkutan umum itu sendiri antara