BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecelakaan Lalu LintasKecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa kejadian yang dapat mengakibatkan kernatian. luka berat
dan ringan serta mengakibatkan kerugian materi, peristiwa yang
tidak di sengaja dan terjadi di jalan atau di tempat-tempat yang
terbuka untuk umum yang di gunakan lalu lintas darat, laut maupun
udara.Blackspoi adalah lokasi pada jaringan jalan dimana jalan
tersebut terdapat titik rawan kecelakaan yang menimbulkan
kecelakaan tinggi.Blacklink adalah panjang jalan dimana jalan
tersebut terdapat lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan lalu lintas.Blackarea adalah wilayah pada jaringan jalan
dimana jalan tersebut terdapat titik-titik yang berpotensi
mengalami kecelakaan.Adapun menurut Jasa Marga kriteria korban
kecelakaan lalu lintas dapat di kelompokkan menjadi :1. Luka ringan
adalah keadaan koban yang mengalami luka-luka yang tidak
membahayakan jiwa dan atau tidak memerlukan pertolongan atau
perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Misalnya, luka kecil dan
dengan pendarahan sedikit dan korban sadar, luka bakar, keseleo
dari anggota badan yang ringan tanpa komplikasi, penderita tersebut
dalam keadaan sadar tidak pingsan atau muntah-muntah.2. Luka berat
adalah korban mengalami luka-luka yang dapat membahayakan jiwa dan
memerlukan pertolongan/perawatan lebih lanjut dengan segera di
rumah sakit, misalnya luka yang yang menyebabkan keadaan korban
menurun, biasanya luka-luka yang mengenai kepala dan batang kepala,
patah tulang anggota badan dengan komplikasi disertai rasa nyeri
yang hebat dan pendarahan yang hebat, benturan atau luka yang
mengenai badan penderita menyebabkan kerusakan organ dalam.3.
Meninggal adalah keadaan dimana penderita terdapat tanda-tanda
kematian secara fisik. Korban meninggal adalah korban yang
meninggal di lokasi kejadian, meninggal selama perjalanan ke rumah
sakit, atau meninggal ketika di rawat di rumah sakit.
2.2 Karakteristik KecelakaanPengertian lain yang bersifat
filosofis merumuskan sebagai suatu kejadian yang laneka, suatu
peristiwa yang tidak tahu kapan akan terjadi, suatu peristiwa multi
faktor, didahului oleh situasi di mana satu orang atau lebih
melakukan kesalahan dalam mangantisipasi kondisi lingkungan
(http:Wwww.hubdat.wed.id). hal tersebut diatas diterangkan
sebagaimana berikut ini :a. Kecelakaan Sebagai Kejadian Yang
LangkaKecelakaan pada satu lokasi seringkah merupakan kejadian yang
langka. Contoh suatu persimpangan di kota dengan volume lalu lintas
10.000 kendaraan per hari atau 3.650.000 kendaraan pertahun.
Apabila terjadi 10 kecelakaan pertahun maka hanya 1 kecelakaan per
365.000 volume lalu lintas, karena itu kecelakaan dianggap sebagai
kejadian yang langka.b. Kecelakaan Sebagai Suatu Peristiwa Yang
Tidak Tahu Kapan Akan TerjadiFilosofi penelitian kecelakaan
menganggap kecelakaan sebagai peristiwa yang acak, dari dua aspek;
waktu dan lokasi. Tidak ada satu modelpun yang eksis yang mampu
dipergunakan untuk mempredisksi kapan dan dimana akan terjadi
kecelakaan.c. Kecelakaan Sebagai Peristiwa-Peristiwa Multi
FaktorApa yang menyebabkan kecelakaan? Banyak jawaban yang bisa
diberikan oleh kebanyakan pengamat, seperti pengemudi melaju
terlalu cepat atau pejalan kaki berlari ke jalan tanpa melihat atau
kendaraan tergelincir dan keluar dari jalan dan sebagainya. Dalam
hampir semua kasus, orang akan mencari penyebab tunggal dan
menyebut ini sebagai penyebab terjadinya kecelakaan.Pada umumnya
kecelakaan lalu lintas dapat di sebabkan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu
:2.2.1 Faktor ManusiaManusia merupakan faktor yang tidak stabil
dalam pengaruhnya terhadap kondisi lalu lintas serta tidak dapat
diramalkan secara tepat. Beberapa tinjauan terhadap faktor manusia
ini perlu dilakukan guna menghasilkan perencanaan operasi lalu
lintas yang lebih tepat. Faktor manusia dipengaruhi oleh beberapa
keadaan dari dalam dirinya yaitu fisik, mental maupun gangguan dari
kondisi lingkungannya.1. Keadaan tubuh.Keadaan pengemudi yang
memiliki kekurangan fisik dalam pengelihatan, pendengaran, dan
sebab lainnya merupakan salah satu penyebab kecelakaan karena
mereka sukar untuk mengetahui keadaan jalan yang sebenarnya.2.
ReaksiKadang-kadang pengemudi harus menghadapi keadaan lalu lintas
pada waktunya harus mengambil keputusan. Ini sangat penting karena
pengemudi lebih cepat mengambil keputusan atau bereaksi, lebih
kecil pula kemungkinan terjadi suatu kecelakaan.3.
KecakapanPengemudi yang memiliki SIM belum tentu menjadi pengemudi
yang baik karena selain lulus dari ujian orang harus mendapat cukup
pengalaman yang akan memberikan cukup kecakapan dan pengetahuan
tentang bagaimana cara membawa kendaraan dengan selamat dan tanpa
melanggar peraturan lalu lintas. Kecakapan ini sangat penting bagi
pengemudi untuk menguasai kendaraan yang dikemudikannya. Walaupun
demikian, tidak berarti bahwa seseorang yang memiliki kecakapan
tidak akan mendapat kecelakaan.4. Gangguan terhadap
perhatianGangguan terhadap perhatian dapat menyebabkan kecelakaan,
karena disebabkan kelengahan yang berlangsung beberapa detik saja.
Hal ini menyebabkan pengemudi tidak menguasai panca indera dan
anggota badannya. Pengemudi dalam keadaan ini mudah mendapat
kecelakaan.5. Kriteria pengemudi sebagai penyebab kecelakaan :a)
Pengemudikurang antisipasi adalah pengemudi yang tidak mampu
memperkirakan bahaya yang mungkin dapat terjadi sehubungan dengan
kondisi kendaraan dan lingkungan (kendaraan lain).b)
Pengemudilengah adalah pengemudi yang melakukan kegiatan lain
sambil mengemudi yang dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi
pengemudi, misalnya: melihat ke samping, menyalakan api rokok,
mengambil sesuatu atau berbincang bincang dengan penumpang.c)
Pengemudimengantuk adalah keadaan dimana pengemudi kehilangan daya
reaksi dankonsentrasi akibat kurang istirahat (tidur) dan atau
sudah mengemudi lebih dari 5 jam tanpa istirahat.d) Pengemudi mabuk
adalah keadaan dimana pengemudi hilang kesadaran karena pengaruh
obat-obatan, alkohol atau narkotik.e) Jarak rapat adalah keadaan
dimana pengemudi mengambil jarak dengan kendaraan di depan kurang
dari jarak pandang henti (jarak yang diperlukan untuk menghentikan
kendaraan dihitung mulai saat melihat sesuatu, bereaksi menginjak
pedal rem sampai kendaraan berhenti) (Jasa Marga, 1997 : 3-4).
Karakteristik pengguna jalan didalam kaitannya mengemudi
ditentukan oleh waktu untuk menerima respon suatu informasi,
memikirkan, memutuskan suatu tindakan dan melaksanakan tindakan
tersebut (waktu PIEV). Hal inilah yang menyebabkan penempatan
informasi, seperti rambu harus memiliki jarak tertentu yang cukup
aman sebelum lokasi yang ingin diinformasikan. Semakin tinggi
kecepatan kendaraan, semakin jauh penempatan rambu tersebut.Waktu
reaksi (PIEV time) terdiri dari 4 bagian dimana harganya bekisar
antara 0,5-4 detik tergatung pada mudah sukarnya rangsangan yang
diterima. Untuk perencanaan AASTHO, Amerika Serikat (1894)
mengunakan waktu PIEV sebesar 2.5 detik yang digunakan untuk
menentukan jarak berhenti aman pada semua batas kecepatan dan waktu
PIEV 2.0 detik untuk jarak pandang di simpang empat.2.2.2 Faktor
KendaraanKendaraan yang ada dijalan mempunyai berbagai bentuk
ukuran dan kemampuan dimana hal ini disebabkan masing-masing
kendaraan direncanakan untuk suatu maksud kegunaan
tertentu.Kerusakan pada sesuatu bagian dari kendaraan seringkah
menyebabkan kecelakaan. Dalam hal ini harus diadakan pemeriksaan
mengenai ban, lampu, rem, setir Juga muatan (ukuran, berat, keadaan
dan cara memuat) yang berlebihan seringkali menyebabkan suatu
kendaraan mengalami kecelakaan
2.2.3 Faktor Keadaan Jalan dan LingkunganFaktor jalan merupakan
faktor yang sangat utama untuk menentukan tingkat aman dalam dalam
memenuhi kebutuhan lalu lintas. Alinyemen vertikal dan horizontal
harus diperhatikan secara bersama-sama melalui pendekatan tiga
dimensi sehingga menghasilkan alinyemen jalan dengan tingkat
keselamatan yang baik.
Gambar 2.1 Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan2.3 Keselamatan Lalu
LintasKeselamatan lalu lintas adalah keadaan terhindarnya pengguna
jalan dan masyarakat dari kecelakaan lalu-lintas (Peraturan Mentri
Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Rekayasa
Lalu-lintas Di Jalan)Hasil penemuan menunjukan bahwa terjadinya
kecelakaan didahului oleh pelanggaran, beberapa hal yang sering
kali terjadi di jalan seperti mengebut (speeding) menyebabkan
tingginya keparahan korban kecelakaan di jalan. Mengendarai dengan
kecepatan tinggi akan menghasilkan energi yang tinggi bila
bertabrakan. Pelanggaran yang sering terjadi adalah bahwa pengemudi
mengebut dengan mengambil jalur pada arah yang berlawanan dan
beresiko membahayakan pihak lawan.
Kendaraan tidak bermotor saat ini semakin tidak mendapatkan
tempat di jalan. Hal ini semakin menunjukan arogansi dari fungsi
jalan yang hanya mengakomodasi bagi kendaraan bermotor. Bagi
pejalan kaki dan pengendara tidak bermotor terkondisikan tidak
nyaman dan aman.Tebel 2.1 Matriks Pencegahan HaddonSebelum
TabrakanSelama TabrakanSetelah Tabrakan
PengemudiPelatihan. Pendidikan. Pelaku (Misalnya, menolak
minuman keras ketika mengemudi). Sikap, Pakaian mencolok
(pendestrian pengayuh sepeda)Sabuk pengaman terpasang di mobil dan
terpakaiPelayanan Medis Darurat
KendaraanKeselamatan primer (Misalnya, pengereman, Jarak
pandang), kecepata.Keselamatan sekunder (Misalnya Perlindungan
dampak)Pembuangan
JalanPengambaran, Geometri jalan, keadaan permukaan, jarak
pandang.Keselamatan sisi jalan (Misalnya, tidak ada tiang yang
membahavakan)Perbaikan jalan dan rambu-rambu lalu lintas.
Pendes trianPendidikan, Pakaian, Prilaku, sikapPelayanan medis
darurat
Sumber, Lay 19862.4 Arus lalu lintas (Traffic flow)Pergerakan
manusia dan barang di sebuah wilayah disebut arus lalu lintas
(traffic flow), Arus lalu-lintas terjadi karena adanya kebutuhaan
masyarakat untuk melakukan pergerakan dari suatu tempat ke tempat
yang lain.selain itu arus lalulintas juga timbul karena adanya
interaksi antara pengemudi, kendaraan dan jalan. Tidak ada arus
lalu lintas yang sama bahkan pada keadaan yang serupa sehingga
harus pada suatu ruas jalan tertentu bervariasi.
Arus lalu-Iintas bertambah pesat terjadi dikarenakan sebagaimana
berikut ini:1. Pertambahan jumlah pendudukPertambahan jumlah
penduduk perkotaan diperkirakan semakin besar karena pertumbuhan
angka kelahiran yang meningkat serta ditambah dengan arus
urbanisasi dari desa ke kota.2. Perkembangan ekonomiPerkembangan
ekonomi merupakan sebab utama bertambah pesatnya arus lalu lintas.
Kecenderungan meningkatnya daya beli masyarakat bertambah pula
angka perjalanan, baik dengan jarak tempuh yang dekat maupun dengan
jarak tempuh yang jauh.
2.5 Tata Guna Lahan.Perencanaan tata guna lahan sesungguhnya
dapat dipandang dalam dua konteks. Pertama, perencanaan tata guna
lahan mencakup seluruh bentuk perencanaan. Sebagai contoh,
perencanaan transportasi dapat dianggap sebagai salah satu bentuk
perencanaan tata guna lahan karena perencanaan transportasi
sebenarnya adalah perencanaan terhadap sebagian lahan yang akan
digunakan untuk transportasi. Kedua, perencanaan tata guna lahan
adalah disiplin ilmu tersendiri yang memiliki seperangkat teori dan
praktek.
Gambar 2.2 Persentase Distribusi Enam Tata Guna Lahan
Berdasarkan Jarak dari Pusat KotaSumber : C. Jotin Khisty dan B.
Kent Lall, 20052.6 Lembaga-Lembaga KeselamatanAda beberapa lembaga
yang bertanggung jawab terhadap kecelakaan dan keselamatan lalu
lintas yaitu:1. POLRI unit lantas2. DISHUB/DLLAJ3. Dinas
PU/Kimpraswil4. Perusahaan Asuransi Jiwa
2.7 Rambu dan Marka Jalaninformasi yang berupa rambu dan marka
yang berupa marka jalan merupakan hal yang diperlukan dalam
tugas-tugas mengemudi. Rambu dan marka jalan sangat penting sebagai
jalan untuk menganjurkan, memperingatkan dan mengontrol pengemudi
serta pemakai jalan lainnya. Rambu-rambu dan marka jalan tersebut
harus efektif dalam lingkungannya, baik di atas maupun di luar
jalan, siang dan malam, secara menerus pada berbagai kondisi
cuaca.2.7.1 Rambu-RambuRambu-rambu lalu lintas adalah salah satu
alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang,
huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya. yang
digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah, dan
petunjuk bagi pemakai jalan.Pengelompokan rambu berdasarkan jenis
pesan yang disampaikan, rambu-rambu lalu lintas dapat dikelompokan
sebagai berikut:1. PerintahYaitu bentuk pengaturan yang jelas dan
tegas tanpa ada interpretasi lain yang wajib dilaksanakan oleh
pengguna jalan. Karena sifatnya perintah, maka tidak benar bila ada
berbagai tambahan yang membuka peluang munculnya interpretasi lain.
Misalnya: rambu belok kiri yang disertai kalimat belok kiri boleh
terus adalah bentuk yang keliru. Penggunaan kata boleh dan terus
mengandung makna ganda dan dengan demikian mengurangi makna
perintah menjadi makna pilihan. Yang benar adalah belok kiri
langsung. Dengan demikian, pelanggar atas perintah ini dapat
dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.2. LaranganYaitu bentuk pengaturan yang dengan tegas
melarang para pengguna jalan untuk melakukan hal-hal tertentu,
tidak ada pilihan lain kecuali tidak boleh dilakukan. Rambu
larangan berbentuk lingkaran dengan warna dasar putih dan lambang
atau tulisan berwarna hitam atau merah. Rambu larangan khusus
berbentuk segi delapan sama sisi.3. PeringatanMenunjukkan
kemungkinan adanya bahaya di jalan yang akan dilalui. Rambu
peringatan berbentuk bujur sangkar berwarna dasar kuning dengan
lambang atau tulisan berwarna hitam. Rambu pemberi jalan berbentuk
segitiga sama sisi dengan titik sudutnya ditumpulkan.4.
PetunjukYaitu memberi petunjuk mengenai jurusan, keadaan jalan,
situasi, kota berikutnya, keberadaan fasilitas, dan lain-lain.
Rambu petunjuk berbentuk persegi panjang. Keterangan tambahan dapat
dipasang di bawah rambu utama dengan maksud melengkapi informasi
tentang pesan yang tertera pada rambu utama.Persyaratan Bentuk dan
Warna Bentuk dan warna digunakan untuk membedakan antara
kategori-kategori rambu yang berbeda, di mana dapat:a. Meningkatkan
kemudahan pengenalan bagi pengemudib. Membuat pengemudi dapat lebih
cepat untuk bereaksic. Menciptakan reaksi-reaksi standar terhadap
situasi-situasi yang standar Secara khusus bentuk dan warna yang
digunakan pada perambuan lalu lintas:a. Warna1) Merah menunjukkan
bahaya.2) Kuning menunjukkan peringatan.3) Biru menunjukkan aman
(perintah).4) Hijau menunjukkan informasi umum.b. Bentuk1) Bulat
menunjukkan larangan,2) Segi empat pada sumbu diagonal menunjukkan
peringatan bahaya dan petunjuk.c. Ukuran HurufKemudahan membaca
ditentukan oleh ukuran huruf, dan lebar dari ketebalan huruf.Rasio
(perbandingan) tinggi : lebar biasanya antara 1 : 1 dan 2:1. Rasio
tinggi: lebar ketebalan huruf biasanya antara 9:1 dan 5:1.2.7.2
Marka JalanMarka Jalan adalah suatu tanda yang barada di permukaan
atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda
yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta
lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan/ menuntun
pengemudi selama perjalanan.Jenis-Jenis Marka Jalan:a. Marka
Membujur.1) Garis utuh, berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan
untuk melintasi garis tersebut.2) Garis putus-putus, merupakan
pembatas lajur yang berfungsi mengarahkan lalu lintas dan atau
memperingatkan akan ada marka membujur yang berupa garis utuh di
depan.
3) Garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan Garis
putus-putus, menyatakan bahwa kendaraan yang berada sisi garis utuh
dilarang melintasi garis ganda tersebut, sedangkan kendaraan yang
berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda
tersebut.4) Garis ganda yang terdiri dari dua garis utuh,
dinyatakan bahwa kendaraan dilarang melintasi garis ganda
tersebut.b. Marka SerongMarka serong berupa garis utuh dilarang
dilintasi kendaraan dan untuk menyatakan pemberitahuan awal atau
akhir pemisahan jalan, pengarah lalu lintas dan pulau lalu lintas,
sedang marka serong yang dibatasi dengan rangka garis utuh
digunakan untuk menyatakan daerah yang tidak boleh dimasuki
kendaraan dan sebagai pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu
lintas. Tetapi marka serong yang dibatasi dengan garis putus-putus
digunakan untuk menyatakan kendaraan tidak boleh memasuki daerah
tersebut sampai mendapat kepastian selamat.c. Marka LambangMarka
lambang berupa panah, segi tiga atau tulisan digunakan untuk
mengulangi maksud dari rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberi
tahu pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu lalu lintas.
Marka lambang seperti dinyatakan di atas digunakan khusus untuk
menyatakan pemberhentian mobil, bus untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang, di samping itu pula menyatakan pemisahan arus lalu
lintas sebelum mendekati persimpangan yang ada tanda lambangnya
berbentuk panah.d. Marka LainnyaMarka lainnya diantaranya adalah
marka untuk penyeberangan pejalan kaki yang dinyatakan dengan Zebra
Cross yaitu Marka berupa garis-garis utuh yang membujur tersusun
melintang jalur lalu lintas dan marka berupa dua garis utuh
melintang jalur lalu lintas sedang untuk menyatakan tempat
penyeberangan sepeda dipergunakan dua garis putus-putus berbentuk
bujur sangkar atau belah ketupat dan paku jalan yang memantulkan
cahaya dapat disebut dengan marka lainnya.Fasilitas Pendukung Marka
Jalan dibagi menjadi 3 yaitu:a. Paku Jalan (Road Studi) dapat dari
logam plastik atau keramik. Paku jalan terutama digunakan sebagai
tanda garis tengah jalan Chevron, karena dapat mengganggu
kestabilan pengendara sepeda motor jika dipasang pada lokasilokasi
yang lain maka paku jalan ini tidak boleh menonjol 15 milimeter di
atas permukaan jalan apabila dilengkapi dengan reflektor maksimal
tingginya adalah 40 milimeter di atas permukaan jalan. Alat
pemantul (rejlector) agar dapat terlihat pada malam hari. Paku
jalan ini biasanya digunakan pada marka garis membujur sebagai
batas pemisah lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan
jalan.b. Delineator Dibuat dari bahan plastik atau fiberglass,
digunakan sebagai tanda pembatas tepi jalan biasanya berbentuk
lempengan tiang-tiang dan mempergunakan cat berwarna merah atau
putih yang memantulkan cahaya saat terkena cahaya lampu kendaraan
di malam hari.c. Traffic Cones merupakan alat pengendali lalu
lintas yang bersifat sementara yang berbentuk kerucut berwarna
merah dan dilengkapi dengan alat pemantul cahaya (reflector).
2.8 Kinerja JalanJalan dapat diartikan sebagai cara kerja atau
hasil kerja dari suatu jalan dalam melavani pergeraskan di jalan
tersebut. Kinerja jalan diukur untuk mengetahui sejauh mana suatu
ruas jalan dapat memberikan pelayanan maksimal terhadap pergerakan
kendaraan.2.8.1 Volume Lalu LintasVolume Lalu lintas adalah hasil
bagi jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dan lamanya
pengamatan.Volume Lalu Lintas rata-rata =
.................(2.1)Tabel 2.2 Emp Untuk Jalan Perkotaan Tak
TerbagiTipe jalanJalan tak terbagiArus lalu lintastotal dua
arah(Kend/jam)emp
HVMC
Lebar jalur lalu-lintas Wc (m) :
6 6
Dua lajur tak-terbagi01,30,50.40
(2/2 U D) 18001,20,350,25
Empat-Lajur tak-terbagi01,30,40
( 4/2 U D) 37001,20,25
Sumber : M KM 19972.8.2 Kecepatan Arus BebasKecepatan arus bebas
kendaraan menurut MKJI 1997 dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut ini.
FV = (FV0 + FVW ) x FFVSF x
FFVCS........................................(2.2)Keterangan :FV=
Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)FV0= Kecepatan arus
bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)FVW= Penyesuaian lebar lajur
lalu lintas efektif (km/jam)FFVSF= Faktor penyesuaian kondisi
hambatan sampingFFVcs= Faktor penyesuaian ukuran kota.Untuk jalan
tak terbagi, analisis kecepatan arus bebas dilakukan pada kedua
arah lalu lintas. Untuk jalan tak terbagi, analisis dilakukan
terpisah pada masing-masing arah lalu lintas, seolah-olah
masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah.2.8.2.1
Kecepatan Arus Bebas Dasar (FV0)Kecepatan arus bebas dasar (FV )
diperoleh dari Tabel 2.3 dengan variabel masukannya adalah tipe
jalan.Tabel 2.3 Kecepatan Arus Bebas DasarTipe jalanKecepatan arus
bebas dasar (F V0) (km/jam)
Kendaraan ringan (LV)Kendaraan berat (HV)( Sepeda motor(MC)Semua
kendaraan (rata-rata)
Enam - lajur terbagi (6/2 D) atau Tiga lajur satu-arah
(3/1)61524857
Empat lajur terbagi (4/2) atau Dua-lajur satu-arah57504755
Empat-lajut tak-terbagi (4/2UD)53464351
Dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD)44404042
Sumber : MKJI1997
2.8.2.2 Penvesuaian Lebar Jalur Lalu lintas Efektif (FV )Menurut
MKJI 1997, penyesuaian jalur lalu lintas efektif merupakan
penyesuaian untuk kecepatan arus bebas dasar sebagai akibat dari
lebar jalur lalu lintas yang ada pada segmen suatu jalan. Variabel
masukan yang digunakan adalah tipe jalan, dan lebar lajur lalu
lintas efektif (W ).Tabel 2.4 Penyesuaian Lalu lintas Efektif (FVW
)Tipe jalanLebar jalur lalu-lintas efekti (Wc) (m)FC w
Empat- lajur terbagi atau jalan satu ; arah
Per Lajur3,003,25 3,50 3,754,000,920.961,001.041,08
Empat-iajur tak- terbagiPer Lajur3,003,25 3,50
3,754,000,910,951,001,051,09
Dua- lajur tak-terbagiTotal dua
arah5678910110,560,871,001,141,251,291,34
Sumber : MKJ1 1997
2.8.2.3 Faktor Penyesuaian Kecepatan untuk Hambatan Samping
(dengan bahu) (FFVSF )Menurut MKJI 1997, faktor penyesuaian
kecepatan arus bebas untuk hambatan samping merupakan laktor
penyesuaian untuk kecepatan arus bebas dasar sebagai akibat adanya
aktivitas samping segmen jalan.Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian
Kecepatan Untuk Hambatan Samping (dengan bahu)Tipe
jalanKelashambatansamping(S FC)Faktor penyesuaian untuk
hambatansamping dan lebar bahu
Lebar bahu efektif rata-rata Ws (m)
0,5 m1.0 m1,5 mI 2 m
Empat lajur terbagiSangat rendah1,021.031.031,04
4/2 DRendah0.98UH)1,02I 1,03
Sedang0.940,971.001.02
Tinggi0,980.930.960,99
Sangat Tinggi0.840.880.920,96
Empat lajur takSangat rendah1,021,031.03104
terbagiRendah0,981,001.021,03
4/2 DSedang0,930,960,991,02
Tinggi0.870.910.940,98
Sangat tinggi0,800.860,900,95
Dua lajur takSangat rendah1.00L011.011.02
terbagiRendah0.960.980.991.00
2/2 UD atau jalanSedang0.900.930,960.99
satu arahTinggi0.820.860.900,95
Sangat tinggi0.730.790.850.91
Sumber : MKJI 19972.8.2.4 Faktor Penyesuaian Kecepatan untuk
Ukuran Kota (FFVes)Menurut MKJI 1997, faktor penyesuaian kecepatan
untuk ukuran kota merupakan faktor penyesuaian arus bebas dasar
yang merupakan akibat dari banyak populasi penduduk suatu
kota.Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kecepatan Untuk Ukuran KotaUkuran
kota (juta penduduk)Faktor penyesuaian untuk ukuran kota