Page 1
PERBANDINGAN LARUTAN GULA DAN LARUTAN
GARAM TERHADAP TEKANAN OSMOSIS PADA
MENTIMUN (Cucu mis sativus)
Karya Tulis Ilmiah
Disusun untuk memenuhi salah satu
Persyaratan kelulusan
Oleh:
RAUDHAFILHAQ ALFITRAH
171810060
SMA AL MUSLIM
Jalan Raya Setu, Kp. Bahagia, Telp. (021) 88335907
Faksimile (021) 88331167, 88362227
TAMBUN-BEKASI
2019
Page 2
ii
MOTO
Bapak saya pernah bilang,
“Bila engkau berjuang tapi kau tersenyum, itu tanda kau berjuang
di jalan yang tepat”.
Page 3
iii
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum W. W.
Puji syukur marilah sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah
S.W.T. karena atas berkat rahmat, hidayat, dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Tujuan dari penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai bahan penelitian dan sebagai salah
satu syarat kelulusan di SMA Al Muslim.
Sehubungan dengan tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini penulis
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
kali ini saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya adalah:
1. Ibu Dra. Reni Nurhidayati, selaku Kepala SMA Al Muslim yang dalam
kesibukannya tetap meluangkan waktu untuk memberikan arahan
umum tentang pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Siti Mugi Rahayu, M.Pd., selaku Wakil Kepala SMA Al Muslim di
bidang kurikulum yang dalam kesibukannya tetap meluangkan waktu
untuk membantu memberikan arahan kepada penulis.
3. Ibu Wahyu Amanah, S. Pd.I., selaku pembimbing dalam mengerjakan
Karya Tulis Ilmiah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini sampai selesai.
4. Ibu Isdar Dayani, S. T., selaku guru kimia yang telah membantu penulis
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Atut Siti Wahyuni S.S., selaku penyanggah yang telah memberikan
arahan dalam pembuatuan Karya Tulis Ini.
Page 4
iv
6. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan doa bagi penulis
agar dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Segenap dewan guru SMA Al Muslim yang telah membantu dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman yang telah memberikan ide dan semangat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak memiliki
kekurangan, sehingga saya menerima kritik dan saran guna menghasilkan
Karya Tulis Ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Wassalammualaikum W. W.
Bekasi, 21 Agustus 2019
Raudhafiilhaq Alfitrah
Page 5
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
MOTO .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ..................................... 4
A. Kajian Pustaka ................................................................ 4
B. Hipotesis ......................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 12
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ..................... 12
B. Definisi Operasional......................................................... 12
C. Populasi dan Sampel ....................................................... 12
D. Instrumen dan Bahan Penelitian ...................................... 12
E. Cara Penelitian ................................................................ 12
F. Tempat dan Waktu .......................................................... 13
G. Analisis Hasil ................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 14
A. Hasil Penelitian ............................................................... 14
Page 6
vi
B. Pembahasan .................................................................. 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 16
A. Kesimpulan .................................................................... 16
B. Saran ............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................. 18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 22
Page 7
vii
PERBANDINGAN LARUTAN GULA DAN LARUTAN GARAM
TERHADAP TEKANAN OSMOSIS PADA MENTIMUN
(Cucu mis sativus)
RAUDHAFILHAQ ALFITRAH
XII IPA 2
171810060
ABSTRAK
Larutan gula dan larutan garam adalah larutan yang memiliki sifat yang berbeda,
mulai dari kandungan, kemampuan, reaksi ionisasi, derajat ionisasi dan hasil iju coba
gelembung (uji nyala). Walaupun memiliki sifat yang berbeda. Persamaan kedua larutan
ini adalah dapat terjadi peristiwa tekanan osmosis. Tujuan dari penelitian ini adalah
Memahami dan mempelajari lebih lanjut mengenai tekanan osomosis terutama pada
larutan gula dan larutan garam. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental
deskriptif, yaitu Cara penelitian dengan menguji langsung objek dan mendata hasilnya lalu
mendeskripsikan hasilnya. Mentimun yang dimasukan kedalam larutan gula, setelah
dibandingkan dengan berat awal ternyata mengalami penurunan berat. Hal ini dikarenakan
mentimun memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari konsentrasi larutan yang lebih tinggi.
Hal tersebut mengakibatkan air dalam mentimun mengalami pengurangan sehingga
beratnya menjadi berkurang dari berat semula.
Page 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifat koligatif larutan didefinisikan sebagai sifat fisik larutan yang
hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak
tergantung pada jenis partikelnya. Adanya zat pelarut di dalam pelarut,
menyebabkan perubahan sifat fisik pelarut dan larutan tersebut. Sifat
fisik yang mengalami perubahan misalnya, penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosis.
Keempat sifat fisik tersebut merupakan bagian dari sifat koligatif larutan.
Tekanan osmosis sangat berperan bagi makhluk hidup, seperti
pada tumbuhan, tekanan osmosis merupakan mekanisme utama dalam
pengangkutan air dari akar ke bagian atas tumbuhan dan kemampuan
daun menyerap air dari batang. Pada umumnya, banyak orang yang
berpikir peristiwa ini hanya peristiwa penyerapan biasa. Namun,
peristiwa osmosis lekat dengan proses metabolisme pada makhluk
hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Bagi manusia dan hewan,
peristiwa osmosis terjadi pada sel darah merah, dimana sel darah merah
dapat menyerap cairan yang memiliki konsentrasi lebih rendah yang
dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan, seperti air mineral
yang diminum oleh manusia atau hewan, dapat langsung diserap oleh
sel darah merah di dalam tubuh manusia atau hewan tersebut.
Peristiwa osmosis yang dapat diamati di alam ini, misalnya pada
percobaan yang dilakukan pada mentimun. Mentimun yang direndam di
larutan gula dan larutan garam selama beberapa waktu, dapat terserap
oleh mentimun dengan ditandai adanya perubahan massa mentimun
antara sebelum dan sesudah direndam di dalam larutan gula dan larutan
garam. Larutan gula dan larutan garam adalah larutan yang memiliki
Page 9
2
sifat yang berbeda, meliputi kemampuan reaksi ionisasi, derajat ionisasi
dan hasil uji coba gelembung melalui uji nyala. Walaupun kedua larutan
ini memiliki sifat yang berbeda, namun kedua larutan ini memiliki
persamaan, dimana kedua larutan ini dapat terjadi peristiwa tekanan
osmosis.
Aplikasi dari peristiwa osmosis sangat penting bagi kehidupan
mausia karena banyak terjadi di sekitar manusia. Oleh karenanya,
disusunlah sebuah karya tulis ilmiah dengan judul “Perbandingan
Larutan Gula dan Garam Terhadap Tekanan Osmosis Pada Mentimun”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ilimah ini adalah,
bagaimanakah perbandingan tekanan osmosis pada mentimun dengan
menggunakan larutan gula dan larutan garam?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Memahami dan mempelajari lebih lanjut mengenai tekanan osomosis
terutama pada larutan gula dan larutan garam.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui tekanan osmosis pada mentimun dengan
menggunakan larutan gula.
b. Mengetahui tekanan osmosis pada mentimun dengan
menggunakan larutan garam.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, diantaranya:
1. Dapat memahami dan mempelajari lebih lanjut mengenai tekanan
osmosis terutama pada larutan gula dan larutan garam.
Page 10
3
2. Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca bahwa tekanan
osmosis perlu dipahami sebagai bagian dari metabolisme tubuh.
Page 11
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Tekanan Osmosis
Banyak proses kimia dan biologi bergantung pada aliran
molekul pelarut secara selektif melewati membran berpori dari
larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Gerakan bersih molekul
pelarut melewati membran semi permeabel dari pelarut murni atau
dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat disebut osmosis.
Sedangkan, tekanan osmosis (𝜋) suatu larutan adalah tekanan yang
diperlukan untuk menghentikan osmosis atau dapat juga dijabarkan
sebagai tekanan luar yang diberikan pada larutan untuk
menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui
membran semi permeabel.1 Membran semi permeabel adalah
selaput yang hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul pelarut ,yaitu
air, tetapi tidak dapat dilalui oleh molekul-molekul zat terlarut seperti,
gula dan garam,
Jadi secara umum, tekanan osmosis suatu larutan dapat
berupa tekanan hidrostatis yang terbentuk dalam larutan atau
tekanan luar yang diberikan pada larutan untuk menghentikan
osmosis. Untuk memahami tekanan osmosis, dapat dijelaskan
seperti tampak pada gambar 1.1 di bawah ini. Pada gambar terlihat
ada tiga tabung berbentuk U yang terisi air bersih (A) dan suatu
larutan (B), Keduanya dipisahkan oleh membran semi permeabel,
dimana hanya dapat dilalui oleh molekul air saja.
1 https://www.ilmukimia.org/2016/02/tekanan-osmosis.html
Page 12
5
Gambar 1.1. proses tekanan osmosis dengan dengan semi
permeabel
2. Faktor Terjadinya Tekanan Osmosis
Terjadinya tekanan osmosis, dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada
garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
b. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang
tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang
rendah seperti lipid.
c. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat
jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan
adalah lebih besar.
d. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar
songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding
dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu
membran yang tipis adalah lebih cepat.
Page 13
6
e. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan
akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan
dengan suhu yang rendah.2
3. Rumus Tekanan Osmosis
π = M . R . T
Keterangan:
π = tekanan osmotik (atm)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm mol/ K)
M = konsentrasi larutan (mol/L)
T = suhu (K)
Nilai tekanan osmosis (𝜋) dari suatu larutan dapat dihitung
menggunakan persamaan van’t Hoff, yang identik dengan hukum
gas ideal. Berikut adalah rumusan tekanan osmosis untuk zat
merupakan larutan non-elektrolit.
𝜋 𝑣 = 𝑛𝑅𝑇
𝜋 = (𝑛
𝑉) 𝑅 𝑇
𝜋 = 𝑀 𝑅 𝑇
𝜋 = 𝑀𝑅 𝑇 I
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa nilai tekanan
osmosis hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan yang dinyatakan dengan kemolaran larutan.
2 https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/13132/Tekanan-Osmosis-Pengertian-Rumus-Proses-Terjadi-dan-Contohnya
Page 14
7
4. Aplikasi Tekanan Osmosis
a. Tekanan osmosis dalam membran sel darah merah
Peristiwa osmosis memainkan peranan yang sangat penting
pada tubuh makhluk hidup, seperti manusia dan hewan.3 Hal ini
terjadi pada membran sel darah merah. Apakah yang terjadi jika
sel darah merah dimasukkan ke dalam suatu larutan hipertonik
(larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan zat
terlarut), maka akan terjadi yang disebut dengan krenasi, yaitu
reaksi sebuah larutan setelah larutan tersebut dimasukkan ke
dalam larutan hipertonik. Air yang terdapat dalam sel darah
merah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan
rusak. Sebaliknya, jika meletakkan sel darah merah dalam suatu
larutan yang bersifat hipotonik (larutan yang memiliki konsentrasi
rendah) maka sel darah merah akan mengembang dan akhirnya
pecah. Air dari larutan di sekitar sel darah merah akan ditarik
masuk ke dalam sel dan proses ini disebut hemolysis (peristiwa
pecahnya sel darah merah)
b. Tekanan Osmosis dalam Industri Makanan
Indusri makanan ringan dalam skala rumah tangga maupun
pabrik sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada
pengawetan selai dan jeli. Gula dalam jumlah yang banyak
ternyata penting dalam proses pengawetan karena gula
membantu membunuh bakteri yang dapat mengakibatkan
botulisme, yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh racun dari
bakteri Clostridium botulinum. Apabila sel bakteri berada dalam
larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung
untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat.
Proses ini yang disebut krenasi, menyebabkan sel mengerut dan
3 http://aaphilla.blogspot.com/2015/05/aplikasi-tekanan-osmosis-dalam.html
Page 15
8
akhirnya tidak berfungsi lagi. Keasaman alami buah-buahan juga
menghambat pertumbuhan bakteri.
c. Tekanan Osmosis pada Mekansime Transportasi Air dalam Sel
Tumbuhan.
Setiap makhluk hidup disusun dari miliaran sel. Sebagian
besar sel makhluk hidup mengandung air yang disimpan dalam
plasma sel. Sel ini dibungkus oleh selaput tipis yang disebut
membran yang bertugas mengatur secara selektif, keluar
masuknya cairan dari dan ke dalam sel.
Pada dasarnya pengangkutan melalui membran sel dapat
terjadi secara pasif maupun secara aktif. Pengangkutan secara
pasif dilakukan jika mengikuti arah gradien konsentrasi, artinya
larutan yang memilki konsentrasi tinggi menuju larutan yang
memilki konsentrasi rendah. Proses ini terjadi tanpa memerlukan
energi hasil metabolisme. Sedangkan pada proses
pengangkutan secara aktif, memerlukan energi hasil
metabolisme karena prosesnya melawan arah gradient
konsentrasi.
Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses
pengangkutan secara pasif. Osmosis adalah proses perpindahan
partikel air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui
membran semi permeabel. Sedangkan difusi adalah proses
perpindahan partikel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah dengan tenaga yang mendorong masuknya air ke dalam
sel adalah aktifitas molekul, tekanan hidrostatik, dan tekanan
osmosis. Apabila isi sel menyerap larutan, maka terjadilah
tekanan turgor yang menekan membran plasma keluar ke arah
dinding sel.
Proses osmosis sangat berperan dalam proses
penyerapan air dalam tumbuhan. Sedangkan penyerapan
Page 16
9
mineral yang terlarut dalam tanah dilakukan secara difusi,
dimana nanti diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Terjadinya
pengangkutan itu akan menyebabkan tekanan turgor sel,
sehingga mampu membesar dan mempunyai bentuk tertentu.
Osmosis juga memungkinkan terjadinya membuka dan
menutupnya tekanan pada suatu larutan.
Salah satu alasan mengapa tekanan osmosis juga
merupakan mekanisme utama dalam pengangkutan air ke
bagian atas tumbuhan adalah karena daun terus menerus
kehilangan air ke udara. Proses ini disebut transpirasi. Akibat
transpirasi, konsentrsai zat terlarut dalam cairan daun meningkat.
Oleh karena itu, air didorong ke atas melewati batang, cabang,
dan ranting-ranting pohon oleh tekanan osmosis.
5. Larutan gula (C6H12O6)
Glukosa atau gula monosakarida merupakan salah satu
karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi
hewan dan tumbuhan. Glukosa sendiri merupakan salah satu hasil
utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
Bentuk alami glukosa sendiri disebut sebagai dekstrosa,
terutama pada industri pangan. Glukosa merupakan heksosa-
monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa
merupakan aldehida atau yang mengandung gugus CHO.
Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik
sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal
yang penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan
glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak
mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu
protein.
Page 17
10
6. Larutan Garam (NaCl)
Larutan garam merupakan larutan yang didapat dari hasil reaksi
asam dan basa. Garam merupakan suatu senyawa yang terbentuk,
apabila hidrogen dari suatu asam diganti oleh suatu logam. Garam
diberi nama menurut logam dan asam yang membentuknya. Jika
larut, garam membentuk ion di dalam larutan, satu kation dari logam
dan satu anion dari asam.
Sifat-sifat garam, diantaranya:
a. Mampu menghantarkan listrik
b. Tidak mengubah warna lakmus merah maupun biru
c. Jika terbentuk dari asam kuat dan basa lemah, maka garam akan
bersifat asam.
d. Memilki pH 7
7. Mentimun (Cucu mis sativus)
Mentimun atau ketimun (Cucu mis sativus) adalah suku labu-
labuan atau (Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang
menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya
dipanen ketika belum terlalu masak untuk dijadikan sayuran atau
lalapan. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari
seluruh dunia dan memilki kandungan air yang cukup banyak di
dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan bagi tubuh apabila
dikonsumsi.
B. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat diambil hipotesis bahwa
apabila buah mentimun dimasukkan ke dalam larutan gula maupun
larutan garam selama beberapa waktu, maka teksturnya akan berbeda
karena mentimun memiliki kandungan air yang banyak sehingga air
Page 18
11
yang memiliki konsentrasi rendah akan berpindah ke larutan gula atau
larutan garam yang memiliki konsentrasi lebih tinggi.
Page 19
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Percobaan ini menggunakan metode eksperimental deskriptif, yaitu
Cara penelitian dengan menguji langsung objek dan mendata hasilnya
lalu mendeskripsikan hasilnya.
B. Definisi penelitian
Variable Bebas: Larutan gula dan larutan garam
Variabel terikat: Tekanan osmosis
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi: Gula pasir dan garam halus
2. Sampel: Mentimun yang diambil dari lemari es ruang guru SMA Al
Muslim
D. Instrumen dan Bahan Penelitian
1. Mentimun 4. Aquades
2. Garam dapur 5. Gelas ukur 100 ml
3. Gula pasir 6. Neraca Ohaus
E. Cara Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara berikut:
1. Mentimun, aquades, gula pasir, dan garam dapur disiapkan.
Page 20
13
2. Aquades dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 100 ml.
3. Sebanyak 3,42 gr gula pasir dimasukkan ke dalam gelas ukur yang
suda diisi dengan aquades sebanyak 100 ml kemudian diaduk hingga
semua gula larut dan menjadi larutan gula.
4. Mentimun ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang
sudah terdapat larutan gula dan didiamkan selama 24 jam dan gelas
ukur ditutup rapat pada bagian atasnya menggunakan plastik untuk
menghindari penguapan.
5. Aquades dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 100 ml.
6. Garam ditimbang sebanyak 5,85 gr lalu dimasukkan ke dalam gelas
ukur 100 ml, lalu diaduk hingga semua garam larut dan menjadi
larutan garam.
7. Mentimun ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang
sudah terdapat larutan garam dan didiamkan selama 24 jam dan
gelas ukur ditutup rapat pada bagian atasnya menggunakan plastik
untuk menghindari penguapan.
F. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium Kimia SMA Al Muslim
dan waktu peneltian ini dilaksanakan pada tanggal 19 - 20 Agustus
2019.
G. Analisis Hasil
Hasil analisis berdasarkan percobaan di atas, diperoleh hasil yang
menggunakan larutan gula dan larutan garam dalam waktu 24 jam.
Page 21
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian tekanan osmosis pada mentimun dapat dilihat
pada tabel percobaan di bawah ini:
No.
Sampel
Larutan gula 1 m Larutan garam 1 m
Massa
awal
Massa
akhir
Massa
awal
Massa
akhir
1 Mentimun 56,95 21 37,8 13,7
2 Mentimun 38,75 30,4 45,1 14,4
Selisih pada
Massa Akhir
Larutan Gula Larutan Garam
Mentimun 1
(percobaan 1) 35,95 24,1
Mentimun 2
(percobaan 2) 8,35 30,7
jumlah 44,3 54,8
Rata – rata 22,15 27,4
Tabel 4.1. Hasil penelitian tekanan osmosis pada mentimun dalam waktu
24 jam
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan kedua sampel
mentimun memiliki berat awal dan akhir yang berbeda. Pengamatan
yang dilakukan terhadap pertambahan dan pengurangan berat yang
Page 22
15
terjadi pada mentimun setelah dimasukkan ke dalam larutan gula dan
larutan garam diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Mentimun pada larutan gula
Mentimun yang dimasukkan ke dalam larutan gula, setelah
dibandingkan dengan berat awal ternyata mengalami penurunan
berat. Hal ini dikarenakan mentimun memiliki konsentrasi yang lebih
rendah dibandingkan konsentrasi yang dimiliki larutan gula. Hal
tersebut mengakibatkan air yang terkandung di dalam mentimun
mengalami pengurangan sehingga beratnya menjadi berkurang dari
berat semula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa air yang
terkandung di dalam mentimun bergerak menuju larutan gula yang
memiliiki konsentrasi lebih tinggi.
2. Mentimun pada larutan garam
Pada dasarnya mentimun memilki kandungan air yang
banyak. Mentimun yang dimasukkan ke dalam larutan garam,
setelah dibandingkan dengan berat awal ternyata mengalami
penurunan berat. Hal ini dikarenakan mentimun memiliki konsentrasi
yang lebih rendah sehingga air dalam mentimun bergerak menuju
larutan garam yang memilki konsentrasi yang lebih tinggi. Hal
tersebut mengakibatkan air dalam mentimun mengalami
pengurangan sehingga beratnya menjadi berkurang dari berat berat
semula.
Dari keseluruhan praktikum ini, kesalahan yang kemungkinan
terjadi antara lain:
1. Kesalahan dalam meletakan bahan penelitian
2. Adanya larutan yang diganggu oleh hewan
3. Kesalahan lain dari praktikan sendiri
Page 23
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tekanan
osmosis yang lebih tinggi terjadi pada mentimun yang direndam pada
larutan garam. Hal ini dikarenakan larutan garam memilki konsentrasi
lebih tinggi dibandingkan dengan larutan gula.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan tekanan
osmosis pada mentimun dengan metode berbeda supaya mendapatkan
dengan hasil yang lebih akurat.
Page 24
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Pengertian Tekanan Osmosis. Dalam :
https://www.ilmukimia.org/2016/02/tekanan-osmosis.html.
Diakses pada tanggal 1 agustus 2019 pukul 16.00 WIB
Bintang Maulidy. 2019. Pengertian, Rumus, Proses Terjadi, dan
Contohnya. Dalam :
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/13132/Tekanan-
Osmosis-Pengertian-Rumus-Proses-Terjadi-dan-Contohnya.
Diakses pada tanggal 1 agustus 2019 pukul 16.05 WIB
Putri Adelia Surya. 2015. APLIKASI TEKANAN OSMOSIS
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. Dalam :
http://aaphilla.blogspot.com/2015/05/aplikasi-tekanan-osmosis-
dalam.html. Diakses pada tanggal 1 agustus 2019 pukul 17.00
WIB
Page 25
18
LAMPIRAN
Gambar 4.1. Larutan gula dan garutan garam dengan konsentrasi masing-
masing 100 ml pada percobaan pertama
Gambar 4.2. Mentimun yang sudah ditimbang dan dimasukkan ke dalam
larutan gula dan larutan garam pada percobaan pertama
Page 26
19
Gambar 4.3. Mentimun yang direndam di dalam larutan gula dan larutan
garam selama 24 jam pada percobaan pertama
Gambar 4.4. Mentimun yang telah dimasukkan ke dalam larutan gula dan
larutan garam selama 24 jam pada percobaan pertama
Page 27
20
Gambar 4.5. Larutan gula dan garam untuk percobaan kedua
Gambar 4.6. Mentimun yang sudah ditimbang dan dimasukkan ke dalam
larutan gula dan larutan garam pada percobaan kedua
Page 28
21
Gambar 4.7. Mentimun yang direndam di dalam larutan gula dan larutan
garam selama 24 jam pada percobaan kedua
Gambar 4.8. Mentimun yang telah dimasukkan ke dalam larutan gula dan
larutan garam selama 24 jam pada percobaan kedua
Page 29
22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : Raudhafilhaq Alfitrah
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 2002
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Perum. Taman Puri Cendana Blok A2, No.
27, Tambun Selatan, Kab. Bekasi
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : 1. TK Budi Mulia Jakarta Timur
2. SD PBI Soedirman Jakarta Timur
3. SMP Fajar Dunia Bogor
4. SMA Al Muslim Tambun Selatan
Organisasi : OSIS SMA Al Muslim