Top Banner
ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA USAHA KONVEKSI (Studi Kasus Pada Toko Lavender Tahun 2016) OLEH RILANDO SYAHRIYAR NIM 1211000082 PERBANAS INSTITUTE INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI 2017
81

PERBANAS INSTITUTE

Feb 06, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBANAS INSTITUTE

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PADA USAHA KONVEKSI

(Studi Kasus Pada Toko Lavender Tahun 2016)

OLEH

RILANDO SYAHRIYAR

NIM 1211000082

PERBANAS

INSTITUTE

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

PERBANAS

JAKARTA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

2017

Page 2: PERBANAS INSTITUTE

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PADA USAHA KONVEKSI

(Studi Kasus Pada Toko Lavender Tahun 2016)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

RILANDO SYAHRIYAR

NIM 1211000082

PERBANAS

INSTITUTE

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

PERBANAS

JAKARTA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

2017

Page 3: PERBANAS INSTITUTE

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

P E R B A N A S

JAKARTA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PADA USAHA KONVEKSI

(Studi Kasus Pada Toko Lavender Tahun 2016)

Oleh

Nama : Rilando Syahriyar

NIM : 1211000082

Program Studi : S1 Akuntansi

Telah disetujui untuk diujikan

Jakarta, 9 Maret 2017

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Akuntansi, Dosen Pembimbing Skripsi

Jasman, SE., Ak., M.B.A Tiolina Pardede, SE.,Ak.,M.M.M.

Page 4: PERBANAS INSTITUTE

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

P E R B A N A S

JAKARTA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PADA USAHA KONVEKSI

(Studi Kasus Pada Toko Lavender Tahun 2016)

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Skripsi

pada

Hari : ……………………………………

Tanggal : ……………………………………

Waktu : ……………………………………

Oleh

Nama : Rilando Syahriyar

NIM : 1211000082

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS

Tim Penguji Skripsi

Ketua Sidang : ………………………………………………………….

Anggota : ………………………………………………………….

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Akuntansi,

Jasman, S.E., Ak., MBA

Page 5: PERBANAS INSTITUTE

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

P E R B A N A S

JAKARTA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya

Jakarta, 8 Maret 2017

Penyusun,

Rilando Syahriyar

1211000082

Page 6: PERBANAS INSTITUTE

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Rilando Syahriyar

NIM : 1211000082

Program Studi : S1 Akuntansi

Judul : Analisis Biaya Relevan Dalam Pengambilan

Keputusan Pada Usaha Konveksi (Studi Kasus

Pada Toko Lavender Tahun 2016)

Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini

merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di

kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan

terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan tata tertib di ABFII Institute

Perbanas.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada

unsur paksaan.

Jakarta, 9 Maret 2017

Penulis

Rilando Syahriyar

1211000082

Page 7: PERBANAS INSTITUTE

i

ABSTRAK

Rilando Syahriyar, 1211000082. ANALISIS BIAYA RELEVAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHA KONVEKSI (Studi Kasus Pada Toko

Lavender Tahun 2016). Skripsi. Jakarta: Asian Banking Finance and Informatics

Institute Perbanas. April 2017.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah pesanan khusus

dapat diterima atau tidak dengan menggunakan analisis biaya relevan. sedangkan

metode pemisahan analisis semi variabel kedalam biaya tetap dan biaya variabel,

dengan menggunakan metode regresi kuadrat terkecil dan analisis biaya relevan

pemilihan alternatif dengan pesanan khusus atau tanpa pesanan khusus, dimana

variabel yang digunakan adalah margin kontribusi. Hasil pembahasan dan analisis

berdasarkan perhitungan biaya relevan, menunjukan bahwa Toko Lavender belum

melakukan analisis biaya relevan secara tepat. Dari analisis biaya relevan, khususnya

keputusan menerima atau menolak pesanan khusus mampu menunjukan bahwa dari

alternatif yang diusulkan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Kata Kunci : Biaya Relevan, Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.

Page 8: PERBANAS INSTITUTE

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan Pada Usaha Konveksi”

dengan baik sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Perbanas Institute.

Alhamdulillah atas izin Allah SWT peneliti telah menyelesaikan skripsi

ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa

adanya doa, bimbingan, dukungan, dan bantuan baik secara moral maupun materil

dari banyak pihak yang turut membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tidak lupa

peneliti haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW untuk rahmat

alam semesta.

2. Kedua orang tua saya Sukardi dan Romlah serta kakak saya Andri

Wicaksono yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, dukungan,

semangat, dan motivasi kepada penulis dengan tulus dan ikhlas. Berkat

kalian penulis dapat menyelesaikan studi sampai jenjang perguruan tinggi.

3. Ibu Tiolina Pardede, Se.,Ak.,M.M. Selaku dosen pembimbing penulis

yang telah menyediakan waktu, ilmu, dan pikirannya untuk memberikan

Page 9: PERBANAS INSTITUTE

ii

arahan dan bimbingan kepada penulis dan selalu sabar menghadapi penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

4. Mas Guntoro terima kasih telah memberikan sedikit waktu untuk

diwawancara dan banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini.

5. Bapak Jasman., S.E.,Ak., MBA. CA, selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi Perbanas Institute Jakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen Perbanas Institute yang telah memberikan ilmu

kepada penulis selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah

diberikan dapat bermanfaat dan berkah untuk penulis di masa depan.

7. Sahabat terbaik saya dari kecil sampai sekarang yang selalu ada menemani

keadaan susah maupun senang, Muhammad Jaya Ibrahim.

8. Vitto, Taka, Aiy, Gupi, Zay, Kiting, Komeng, Caling, Jarot, Moudy, Fajri,

Adam, Iqbal, Azza, Adel, Fitrah, Fira, Indah, Shintya, dan Wika terima

kasih untuk semua kehangatan kebersamaan keluarga besmen 6 selama

perkuliahan.

9. Andi, Waily, Debit, Gusti, Rafli, Gede, Yola, Mutia, Tari, Essa, Sae, Lilis,

Sanda, Dinda dan Indera terima kasih sudah setia jadi temen akun b dari

semester satu.

10. Salliria Aulia Noviany terima kasih karena sudah sangat membantu belajar

dalam ujian komprehensif.

11. Asya Fajrian terima kasih karena sudah membantu dalam pengerjaan

skripsi dari awal hingga akhir.

Page 10: PERBANAS INSTITUTE

iii

12. Ucok, Jemmy, Alvio, Gatot, Damar, Ridho, Ucup, Rangga, Tian, Mecin,

Botak, Nunes, Hasan, terima kasih sudah menemani setiap malamnya

walaupun kelakuan random dan bacotan kalian menyakitkan tapi kalian

luar biasa.

13. Teman-teman ABFII Institute Perbanas Jakarta angkatan 2012 yang

menjadi teman seperjuangan perkuliahan penulis.

14. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu yang telah

membantu secara langsung maupun tidak langsung selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 08 Maret 2017

(Rilando Syahriyar)

NIM : 1211000082

Page 11: PERBANAS INSTITUTE

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ...... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN................................... 5

2.1 Kajian Teori ....................................................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Biaya....................................................................................... 5

2.1.2 Perilaku Biaya........................................................................................... 9

2.1.2.1 Biaya Tetap.................................................................................. 10

2.1.2.2 Biaya Variabel............................................................................. 11

2.1.2.3 Biaya Semi Variabel................................................................... 13

2.1.3 Pengertian Biaya Relevan......................................................................... 15

2.1.4 Manfaat Penggunaan Biaya Relevan........................................................ 19

2.1.5 Aplikasi Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan.......................... 22

2.2 Penelitian Sebelumnya ...................................................................................... 27

Page 12: PERBANAS INSTITUTE

xii

2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 30

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................... 30

3.2 Objek Penelitian................................................................................................. 30

3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 31

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 32

3.5 Metode Analisis Data ........................................................................................ 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 35

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................................ 35

4.1.1 Lokasi Objek Penelitian ........................................................................... 35

4.1.2 Profil Perusahaan..................................................................................... . 35

4.1.3 Struktur Organisasi................................................................................... 36

4.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab...................................................................... 37

4.1.5 Proses Produksi......................................................................................... 38

4.2 Analisis Data ...................................................................................................... 42

4.2.1 Analisis Biaya Relevan ............................................................................ 42

4.2.2 Pengambilan Keputusan Pesanan Khusus................................................ 61

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................... 62

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 62

5.2 Rekomendasi / Saran.......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PERBANAS INSTITUTE

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kapasitas Produksi Sprei dan Sarung Bantal Tahun 2016........................... 44

Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2016.............................................. 47

Tabel 4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2016............................................. 49

Tabel 4.4 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Tahun 2016.................... 51

Tabel 4.5 Regresi Volume Produksi Dengan Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Aktiva Tetap Tahun 2016............................................................................. 52

Tabel 4.6 Kalkulasi Biaya Produksi Tahun 2016........................................................ 55

Tabel 4.7 Rekapitulasi Biaya Relevan dan Tidak Relevan Untuk Pengambilan

Keputusan Dalam Pesanan Khusus Tahun 2016.......................................... 57

Tabel 4.8 Volume Penjualan Sprei dan Sarung Bantal................................................ 58

Tabel 4.9 Analisis Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputus............................. 59

Tabel 4.10 Perhitungan Laba Rugi Atas Pesanan Khusus........................................... 60

Page 14: PERBANAS INSTITUTE

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 29

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan..................................................... 36

Gambar 4.2 Proses Produksi Sprei dan Sarung Bantal Toko Lavender ........... 42

Page 15: PERBANAS INSTITUTE

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam mengoperasikan suatu bisnis khususnya konveksi, maka

manajemen sering dihadapkan pada suatu pilihan atau alternatif dari aktivitasnya.

Untuk dapat memilih salah satu alternatif, maka manajemen membutuhkan

informasi tentang biaya. Dimana informasi tersebut dapat membantu manajemen

dalam menentukan salah satu dari beberapa alternatif yang paling menguntungkan

bagi perusahaan.

Informasi biaya sangat dibutuhkan untuk memantau fungsi dalam bisnis

yang menyangkut keputusan terhadap pilihan dari beberapa macam alternatif.

Untuk dapat memilih sebuah alternatif, manajemen sering mengalami

ketidakpastian. Maka dari itu, manajemen membutuhkan informasi mengenai

biaya agar dapat mengurangi ketidakpastian tersebut, sehingga manajemen dapat

Page 16: PERBANAS INSTITUTE

2

menentukan pilihan yang baik. Salah satu informasi penting untuk perencanaan

dan pengambilan keputusan adalah mengenai informasi analisis biaya relevan

(Sugiri, 2001).

Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang (future cost) yang

berbeda besarnya pada berbagai alternatif (Sugiri, 2001). Semua keputusan selalu

berhubungan dengan masa yang akan datang, maka dari itu hanya biaya masa

depan yang relevan bagi sebuah keputusan menolak atau menerima pesanan

khusus.

Usaha konveksi Toko Lavender adalah sebuah usaha kecil menengah yang

beroperasi di bidang produksi sprei dan sarung bantal, dimana dalam menjalankan

usahanya, sering mendapat pesanan khusus dari konsumen, karena adanya

pesanan khusus tersebut, maka perusahaan perlu menerapkan biaya relevan untuk

menentukan apakah pesanan khusus dapat diterima atau ditolak. Biaya relevan

sering juga disebut dengan biaya differensial yaitu biaya yang berbeda-beda,

akibat adanya tingkat produksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan

biaya tetap (Prawironegoro dan Purwanti, 2009:259).

Perusahaan harus memperhatikan setiap pengambilan keputusan yang

telah dibuat atas menerima atau menolak pesanan khusus, perusahaan harus

memperhatikan harga beli dari setiap bahan baku yang sering mengalami harga

yang tidak stabil, agar bisa menetapkan harga jual setiap lembar sprei dan sarung

bantal. Maka dari itu perusahaan menerima pesanan khusus apabila harga jual per

lembar sprei dan sarung bantal harus lebih besar dari biaya variabel per lembar

serta kapasitas persediaan masih ada, sedangkan pesanan khusus yang ditolak

Page 17: PERBANAS INSTITUTE

3

apabila harga jual dibawah dari biaya variabel per lembar dan kapasitas

persediaan bahan baku yang digunakan tidak mencukupi.

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan di atas maka peneliti

memberi judul penelitian ini: “Analisis Penerapan Biaya Relevan Dalam

Pengambilan Keputusan pada Usaha Konveksi”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana perhitungan biaya relevan dalam pengambilan keputusan pada

Toko Lavender?

2. Bagaimana hasil analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan

Toko Lavender?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perhitungan biaya relevan yang dilakukan oleh

perusahaan konveksi.

2. Untuk menganalisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan pada

usaha konveksi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan.

Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak manajemen perusahaan mengenai

biaya relevan agar dapat dijadikan sebagai alternatif dan alat pengambilan

keputusan.

Page 18: PERBANAS INSTITUTE

4

2. Bagi Peneliti.

Dapat menambah wawasan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu

yang telah diperoleh di bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di

perusahaan.

3. Bagi Akademik.

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hal menambah

pengetahuan terutama yang berkaitan dengan biaya relevan.

Page 19: PERBANAS INSTITUTE

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Biaya

Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua

hal: (1) perencanaan, yang meliputi penentuan tujuan langkah-langkah untuk

mencapai tujuan tersebut, dan (2) pengawasan, yang meliputi langkah-langkah

yang harus diambil atau yang harus dilakukan untuk menjamin tercapainya tujuan.

Dalam hubungannya dengan tanggung jawab manajemen dalam perencanaan dan

pengawasan, manajer memerlukan informasi tentang perusahaannya. Ditinjau dari

titik pandang akuntansi, informasi yang diperlukan oleh manajer adalah biaya

yang terjadi pada perusahaan tersebut.

Untuk mempelajari akuntansi manajemen, terlebih dahulu memahami arti

dari cost (yang juga disebut biaya atau sama dengan sebutan biaya atau harga

Page 20: PERBANAS INSTITUTE

6

perolehan) dan terminologi cost yang terkait. Pembebanan biaya pada produk,

atau jasa, atau objeknya untuk kepentingan manajemen merupakan tujuan utama

sistem informasi manajemen. Sasarannya adalah meningkatkan ketelitian

pembebanan, informasi biaya produksi, dan tingkat kualitas sehingga dapat

digunakan sebagai dasar membuat keputusan yang lebih baik.

Pada umumnya telah disepakati bahwa biaya merupakan bagian dari cost,

yang dikorbankan untuk menghasilkan pendapatan. Menurut FASB dalam SFAC

dikutip oleh Muqodim (2005:142) memberikan pengertian biaya sebagai berikut:

“Biaya adalah aliran keluaran atau penggunaan aktiva, atau terjadinya utang

(kombinasi di antara keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan

jasa atau pelaksanaan kegiatan utama suatu perusahaan.”

Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk

barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau di masa

mendatang bagi organisasi (Simamora, 1999:36).

Disebut setara kas karena aset non kas dapat ditukar untuk barang atau jasa

yang diinginkan. Misalnya, untuk menukar peralatan dengan bahan baku yang

digunakan dalam produksi. Pengertian di atas secara konsep, biaya lebih

merupakan penurunan aktiva dari pada kenaikan utang. Pemanfaatan aktiva (using

up to assets) hanya dapat dikatakan sebagai biaya kalau pemanfaatan tersebut

berhubungan langsung dengan penyerahan produk dan bukan berhubungan

dengan proses pengolahan produk atau potensi jasa. Harga pokok produksi baru

diakui sebagai biaya dalam periode penjualan produk dan bukannya dalam

Page 21: PERBANAS INSTITUTE

7

periode “cost” dari aktiva atau biaya produksi tersebut dikonsumsi untuk

menghasilkan produk tersebut.

Pengertian biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas

yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

manfaat saat sekarang atau di masa akan datang bagi organisasi (Kholmi dan

Yuningsih, 2002:7).

Berikut ini pengertian biaya dikemukakan oleh Sunarto (2004:2) bahwa

biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau

dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.

Selanjutnya pengertian biaya dikemukakan oleh Prawironegoro dan

Purwanti (2009:19) bahwa: “Biaya merupakan pengorbanan untuk memperoleh

harta, sedangkan beban merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan.

Keduanya merupakan pengorbanan, namun tujuannya berbeda”.

Dalam dunia bisnis, semua akivitas dapat diukur dengan satuan uang yang

lazim disebut biaya. Aktivitas itu merupakan pengorbanan waktu, tenaga dan

pikiran, material untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan bisnis adalah laba.

Oleh sebab itu setiap aktivitas harus diperhitungkan secara benefit cost ratio

(perhitungan keuntungan dan pengorbanan).

Mursyidi (2008:14) menyatakan bahwa: ”Biaya diartikan sebagai suatu

pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan

datang.”

Page 22: PERBANAS INSTITUTE

8

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, terdapat 4 (empat) unsur

pokok, yaitu :

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi

b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi

d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Istilah biaya dalam akuntansi, didefinisikan sebagai pengorbanan yang

dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa, pengorbanan mungkin diukur

dalam kas, aktiva yang ditransfer, jasa yang diberikan dan lain-lain, hal ini

diperkuat oleh pendapat Witjaksono (2006:6) mengemukakan bahwa: “Biaya

adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Berdasarkan dari definisi-definisi di atas tentang biaya maka digunakan

akumulasi data biaya untuk keperluan penilaian persediaan dan untuk penyusunan

laporan-laporan keuangan di mana data biaya jenis ini bersumber pada buku-buku

dan catatan perusahaan. Tetapi, untuk keperluan perencanaan analisis dan

pengambilan keputusan, sering berhadapan dengan masa depan dan berusaha

menghitung biaya terselubung (imputed cost), biaya diferensial, biaya kesempatan

(opportunity cost) yang harus didasarkan pada sesuatu yang lain dari biaya masa

lampau. Oleh sebab itu merupakan persyaratan dasar bahwa biaya harus diartikan

dalam hubungannya dengan tujuan dan keperluan penggunaannya sehingga suatu

permintaan akan data biaya harus disertai dengan penjelasan mengenai tujuan dan

Page 23: PERBANAS INSTITUTE

9

keperluan penggunaannya, karena data biaya yang sama belum tentu dapat

memenuhi semua tujuan dan keperluan.

2.1.2 Perilaku Biaya

Pemahaman mengenai bagaimana biaya-biaya berubah menurut

perubahan-perubahan aktivitas bisnis sangatlah bermanfaat bagi manajer jika

volume penjualan diharapkan meningkat, maka manajemen menaksir biaya

keluaran yang menanjak tinggi, untuk membuat estimasi seperti itu, manajemen

perusahaan perlu mengetahui jenis biaya yang terlibat dan bagaimana biaya

tersebut berperilaku manakala aktivitas berubah. Perilaku biaya berarti bagaimana

biaya akan bereaksi terhadap perubahan yang berlangsung pada tingkat aktivitas

bisnis, dimana pemahaman mengenai perilaku biaya merupakan kunci dari sebuah

keputusan dalam sebuah perusahaan. Manajer-manajer yang memahami

bagaimana biaya berperilaku akan lebih mampu berprediksi berapa besarnya biaya

pada berbagai situasi operasi bisnis.

Menurut Mulyadi (2005:456) pada umumnya pola perilaku biaya diartikan

sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan.

Berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,

biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel, dan biaya

semi variabel.

Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2009:7) bahwa: “Perilaku biaya

dapat diartikan sebagai perubahan biaya yang terjadi akibat perubahan dari

aktivitas bisnis”.

Page 24: PERBANAS INSTITUTE

10

Perilaku biaya merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi

dalam beberapa pengambilan keputusan. Manajer yang handal harus mampu

memahami tentang perilaku biaya dengan baik sehingga bisa mengambil

keputusan secara cepat, tepat, dan akurat. Manajer yang tidak mampu memahami

tentang perilaku biaya tentu akan mengalami kendala dalam pengambilan

keputusan, terutama yang berhubungan dengan produk, perencanaan,

pengendalian biaya, dan mengevaluasi kinerja.

Pada umumnya dikenal dua perilaku biaya, yakni biaya tetap dan biaya

variabel dan juga dikenal pula perilaku biaya lainnya, yakni biaya campuran atau

biaya semi variabel. Struktur biaya perusahaan sangatlah signifikan dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat dipengaruhi oleh jumlah relatif biaya tetap

atau biaya variabel yang ada dalam perusahaan.

2.1.2.1 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang secara total jumlahnya tetap sama,

bagaimanapun perubahan tingkat aktivitas. Biaya tetap dalam periode, jumlahnya

tetap (tidak mengalami perubahan). Konsekuensinya, walaupun tingkat aktivitas

turun atau naik, maka jumlah biaya tetap secara total selalu sama, kecuali

dipengaruhi oleh faktor eksternal, misalnya perubahan harga. Biaya sewa

merupakan contoh yang tepat, kalau perusahaan menyewa sebuah mesin seharga

Rp. 100.000.000,00 per bulan, maka jumlah biaya sewa akan tetap sebesar Rp.

100.000.000,00 walaupun perusahaan memproduksi 1000 unit maupun 10 unit

dalam satu bulan. Kenyataanya, walaupun biaya tetap secara total tidak

dipengaruhin oleh tingkat aktivitas, namun menimbulkan kesulitan dalam

Page 25: PERBANAS INSTITUTE

11

menentukan biaya tetap per unit produksi, karena biaya tetap per unit akan

tergantung jumlah produk yang dihasilkan. Saat produksi naik, maka biaya tetap

per unit rata-rata akan turun karena total biaya tetap dibebankan pada seluruh

produk yang dihasilkan, sebaliknya, saat jumlah produksi turun, makan biaya

tetap per unit rata-rata akan naik.

Secara singkat karakteristik biaya tetap dapat diuraikan satu persatu:

a. Secara total jumlahnya tetap dalam jarak waktu yang relevan, tidak

dipengaruhi oleh perubahan tingkat aktivitas.

b. Secara unit berubah-ubah, dalam arti bahwa biaya per unit akan turun

apabila tingkat aktivitas naik, sebaliknya biaya per unit akan naik apabila

tingkat aktivitasnya turun.

c. Pembebanan kepada suatu obyek yang dibiayai menggunakan keputusan

manajemen atau periode alokasi tertentu.

d. Pengawasan terjadinya atau penggunaannya menjadi tanggung jawab

(terkendali) bagi manajemen puncak.

2.1.2.2 Biaya Variabel

Setiap aktivitas mempunyai input dan output, dimana input aktivitas

adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas untuk memproduksi

outputnya. Input aktivitas adalah faktor yang memungkinkan aktivitas

dilaksanakan dan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori seperti material,

energy, labor and capital, sedangkan output aktivitas adalah hasil atau produk

dari aktivitas tersebut. Perilaku biaya menjelaskan bagaimana biaya-biaya atau

input aktivitas berubah dalam kaitannya dengan perubahan output aktivitas.

Page 26: PERBANAS INSTITUTE

12

Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan

perubahan tingkat aktivitas output secara proporsional atau sebanding, misalnya

biaya bahan baku yang digunakan dalam satu periode akan berubah secara total

sesuai dengan jumlah barang yang diproduksi (output aktivitas). Biaya variabel

secara total naik turun sesuai dengan perubahan aktivitas, namun biaya variabel

per unit selalu konstan (tetap). Banyak contoh biaya variabel dalam suatu

perusahaan, misalnya untuk perusahaan pengolahan, biaya variabel terdiri dari

biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan beberapa biaya

overhead pabrik. Biaya variabel pada perusahaan perdagangan meliputi harga

pokok produk yang dijual, komisi salesman dan biaya penagihan.

Biaya akan dikatakan variabel kalau biaya tersebut dihubungkan dengan

sesuatu yang dibiayai, dimana sesuatu yang dibiayai itu merupakan dasar aktivitas

yaitu suatu kegiatan yang menjadi faktor penyebab atau yang mempengaruhi

biaya variabel. Dua faktor yang pada umumnya digunakan sebagai dasar aktivitas

yaitu unit yang diproduksi dan unit yang terjual, namun sebenarnya masih banyak

dasar aktivitas lain yang dapat digunakan.

Secara ringkas karakteristik biaya variabel adalah sebagai berikut:

a. Secara total berubah-ubah sesuai, sebanding langsung atau proforsional

dengan perubahan tingkat aktivitas.

b. Mudah dan praktis untuk dibebankan secara teliti pada obyek yang

dibiayai dengan cara yang ekonomis menguntungkan.

c. Secara unit akan tetap konstan (jumlahnya tetap) walaupun tingkat

aktivitasnya berubah-ubah.

Page 27: PERBANAS INSTITUTE

13

2.1.2.2 Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung unsur-unsur biaya

variabel dan tetap. Biaya semi variabel terjadi karena hubungan jumlah biaya

dengan basis aktivitas serta memiliki unsur yang konstan (atau tetap) terhadap

volume aktivitas. Sebagian dari biaya campuran ini berubah seiringnya dengan

volume atau pemakaian dan sebagian lagi berperilaku tetap selama periode

tertentu. Contoh biaya campuran adalah biaya telepon dan gaji wiraniaga.

Sebagian dari biaya telepon harus dibayar pelanggan berperilaku tetap yakni biaya

abonemen, sedangkan bagian lainnya berperilaku variabel karena tergantung pada

banyaknya pemakaian pulsa telepon. Unsur biaya tetap dan campuran

menunjukan biaya minimal untuk memperoleh jasa, sedangkan unsur variabelnya

berasal dari perubahan aktivitas.

Karakteristik biaya semi variabel adalah sebagai berikut:

a. Biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan

volume kegiatan atau kapasitas, semakin tinggi volume kegiatan semakin

besar biaya dan semakin rendah volume kegiatan semakin kecil biayanya,

tetapi tingkat perubahan biaya tersebut tidak sebanding dengan tingkat

perubahan volume kegiatan.

b. Biaya satuan atau unit cost biaya semi variabel akan semakin kecil dengan

semakin tingginya volume kegiatan dan sebaliknya biaya per unit akan

semakin besar dengan semakin rendahnya volume kegiatan.

Page 28: PERBANAS INSTITUTE

14

2.1.2.3.1 Pemisahan Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel harus dipisahkan antara unsur atau komponen tetap

dan komponen variabel untuk tujuan perencanaan dan pengawasan maupun untuk

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan biaya. Secara umum ada tiga

pendekatan dalam menentukan pola perilaku biaya tersebut, menurut Bustami

(2009:12) yaitu:

a. Pendekatan intuisi, merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi

manajemen. Intuisi tersebut bisa didasari atas surat-surat keputusan,

kontrak-kontrak kerja dengan pihak lain dan sebagainya.

b. Pendekatan analisis engineering merupakan pendekatan yang didasari

pada hubungan fisik antara input dengan output.

c. Pendekatan analisis data biaya masa lalu dengan metode-metode yaitu

metode titik tertinggi dan terendah, metode kuadrat terkecil dan metode

biaya cadangan.

Tiga metode pertama dengan analisis data masa lalu diperlakukan

anggapan adanya hubungan biaya yang bersifat linier. Adapun review lambang

dalam persamaan garis lurus adalah :

Y = a + b (X)

Keterangan :

Y = Total biaya aktivitas

a = Komponen biaya tetap

b = Biaya variabel per unit aktivitas

X = Ukuran output aktivitas

Page 29: PERBANAS INSTITUTE

15

2.1.3 Pengertian Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya kedepan yang berbeda di antara alternatif.

Definisinya sama untuk biaya atau pendapatan, sehingga untuk membuat lebih

mudah, bahasan akan dipusatkan pada biaya relevan, dengan pengertian bahwa

prinsip yang sama digunakan pada pendapatan. Semua keputusan yang

berhubungan dengan yang akan datang, namun hanya biaya mendatang dapat

relevan terhadap keputusan. Meskipun demikian, untuk menjadi relevan, suatu

biaya tidak hanya menjadi biaya mendatang, tetapi biaya tersebut harus berbeda

antara satu alternatif dengan alternatif lainnya. Jika biaya mendatang sama untuk

satu alternatif, ia tidak mempunyai dampak terhadap keputusan. Biaya demikian

merupakan biaya tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya relevan

dan tidak relevan adalah keahlian pengambilan keputusan yang penting.

Biaya relevan seringkali dikenal dengan biaya marginal atau biaya

tambahan (incremental). Istilah biaya marginal digunakan secara luas oleh ahli-

ahli ekonomi. Sedangkan para insinyur pada umumnya berbicara mengenai biaya

inkremental untuk tambahan biaya yang dikeluarkan apabila suatu proyek atau

suatu pelaksanaan pekerjaan diperluas di luar tujuan yang ditetapkan semula.

Biaya relevan adalah biaya yang diperkirakan nantinya akan muncul, yang

berbeda di antara berbagai alternatf (Witjaksono, 2006:16).

Salah satu tugas atau fungsi utama dalam sistem informasi manajemen

adalah menyediakan atau memberikan informasi pendapatan dan biaya relevan

yang dapat digunakan sebagai dasar keputusan dan melakukan tindakan bagi para

Page 30: PERBANAS INSTITUTE

16

pemakainya. Walaupun ada berbagai macam tindakan yang memungkinkan untuk

dilakukan oleh para pemakai, namun tindakan yang terpenting adalah pembuatan

keputusan. Keputusan manajemen ada yang bersifat rutin yang frekuensinya

tinggi dan ada yg tidak rutin baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Fungsi utama dari seorang manajer adalah membuat perencanaan

mengenai kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang. Perencanaan pada

dasarnya adalah pengambilan keputusan, karena perencanaan tersebut dilakukan

dengan cara memilih berbagai alternatif yang ada yang dapat memaksimalkan

keuntungan perusahaan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat maka

manajer memerlukan informasi yang tepat pula. Kalau keputusan tersebut akan

mengakibatkan perubahan pendapatan dan perubahan biaya maka manajer harus

mendapatkan informasi tentang pendapatan dan biaya differensial untuk

meramalkan pengaruhnya biaya tersebut terhadap laba perusahaan.

Pada keputusan yang hanya mengakibatkan perubahan biaya, maka

keputusan yang paling menguntungkan adalah keputusan yang mengakibatkan

biaya yang paling rendah. Untuk mengetahui biaya yang paling rendah dari

berbagai alternatif maka dalam proses pengambilan keputusan adalah

membandingkan biaya dari berbagai alternatif. Karena biaya merupakan faktor

yang penting, bahkan boleh dikatakan sebagai faktor kunci dalam pengambilan

keputusan, akuntansi manajemen harus menyajikan informasi biaya relevan

dengan keputusan yang akan diambil oleh manajer. Masalahnya adalah bahwa

beberapa biaya relevan yang berhubungan dengan suatu alternatif. Tidak ada

aturan umum untuk membedakan antara biaya relevan atau biaya tidak relevan

Page 31: PERBANAS INSTITUTE

17

terhadap suatu keputusan. Relevansi biaya terhadap suatu keputusan tergantung

keadaan atau kondisi saat diambilnya keputusan.

Walaupun tidak ada aturan umum untuk membedakan antara biaya relevan

dengan biaya tidak relevan terhadap suatu keputusan, namun dapat dikatakan

biaya relevan sebagai informasi yang akan mempengaruhi atau mengubah hasil

dari suatu proses pengambilan keputusan (Munawir, 2002:498).

Biaya yang berbeda antara alternatif yang satu dengan yang lain, dan

relevan tidaknya suatu biaya tergantung pada keputusan yang akan diambil.

Mungkin suatu jenis biaya didalam keputusan yang lain. Biaya relevan merupakan

semua biaya yang akan mempengaruhi suatu pengambilan keputusan dan karena

itu harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian

biaya relevan mempunyai dua ciri atau karakteristik yaitu :

a. Biaya tersebut akan terjadi dengan diambilnya suatu alternatif sehingga

merupakan biaya masa yang akan datang (future cost).

b. Biaya tersebut harus berbeda diantara berbagai alternatif yang ada.

Dalam membuat keputusan, manajer membandingkan alternatif-alternatif

yang ada di depannya. Setiap alternatif sudah tentu mengandung biaya-biaya yang

perlu dibandingnkan dengan biaya-biaya alternatif lainnya. Biaya diferensial

(differential cost) yang sering pula disebut sebagai biaya inkremental (incremental

cost) adalah perbedaan jumlah biaya di antara dua alternatif. “Biaya relevan

adalah biaya yang patut dipertimbangkan untuk suatu pengambilan keputusan.

Page 32: PERBANAS INSTITUTE

18

Biaya dikatakan tidak relevan bila biaya tersebut jumlahnya sama pada pilihan

yang berbeda (Sunarto, 2004:4).”

Untuk mengidentifikasi bahwa biaya tersebut relevan atau tidak dalam

suatu keputusan, maka pendekatan manajer dalam menganalisis biaya perlu

melakukan langkah-langkah menurut Samryn (2006 : 281) sebagai berikut:

1. Kumpulkan semua biaya yang akan terjadi yang berkaitan dengan tiap

alternatif yang dipertimbangkan.

2. Eliminasi biaya-biaya yang merupakan biaya tenggelam.

3. Eliminasi biaya-biaya yang tidak berbeda di antara berbagai alternatif.

4. Buat keputusan berdasarkan biaya yang tersisa. Biaya ini akan menjadi

biaya relevan atau biaya yang terhindarkan, oleh karena itu relevan

dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan yang akan diambil.

Istilah biaya relevan seringkali disamakan dengan biaya diferensial. Hal

ini tidak benar. Istilah relevan mempunyai pengertian berhubungan dengan

sesuatu. Suatu biaya disebut biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan

tujuan perekayasaan biaya tersebut. Jika manajemen bermaksud mengetahui kos

produk yang diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia mengumpulkan biaya

produksi sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk produksi dalam bulan yang

bersangkutan. Biaya produksi sesungguhnya tersebut merupakan biaya relevan

karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pengumpulan informasi

tersebut. Menurut definisinya, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi

yang dinilai dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang secara potensial akan

terjadi, untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian tidak ada satupun biaya

Page 33: PERBANAS INSTITUTE

19

yang tidak relevan, karena setiap biaya memang direkayasa untuk memenuhi

tujuan tertentu.

Dalam pemilihan alternatif, hanya biaya yang relevan saja yang harus

dipertimbangkan. Adapun definisi biaya relevan menurut Ahmad (2007:119)

yaitu: ” Biaya relevan dimaksud adalah semua biaya yang akan terjadi sehingga

biaya dan pendapatan pada masa datang, kecuali Unavoidable Cost, yaitu

meliputi: sunk cost dan biaya yang tidak berbeda ”.

Seluruh keputusan berhubungan dengan masa yang akan datang, oleh

karena itu, hanya biaya masa mendatang saja yang relevan bagi sebuah keputusan.

Untuk dapat disebut relevan, sebuah biaya tidak hanya berhubungan dengan masa

yang akan datang, namun juga biaya tersebut harus berbeda dari satu alternatif

lain. Jika biaya masa mendatang jumlahnya sama besar pada berbagai alternatif,

maka biaya tersebut tidak memiliki akibat pada keputusan. Biaya jenis ini dikenal

dengan istilah biaya tidak relevan (irrelevant cost).

2.1.4 Manfaat Penggunaan Biaya Relevan

Dalam pengambilan keputusan yang hanya menyangkut dua macam

alternatif, alternatif pertama diperlakukan sebagai status quo, sedangkan alternatif

yang lain adalah sebagai usulan. Alternatif usulan mempunyai biaya diferensial

yang lebih rendah dibanding dengan biaya diferensial alternatif status quo, maka

alternatif usulan dapat diterima dengan anggapan informasi non kuantitatif tidak

berlawanan dengan manfaat penghematan biaya tersebut. Contoh keputusan yang

memerlukan biaya diferensial adalah perubahan metode, perencanaan kegiatan,

Page 34: PERBANAS INSTITUTE

20

membuat atau membeli dan kuantitas yang dipesan. Contoh keputusan yang

memerlukan informasi baik biaya relevan maupun pendapatan relevan adalah

analisis penawaran/ permintaan/ harga, penetapan harga kontribusi, penghentian

produksi suatu produk, penambahan jasa, penjualan atau pengolahan lebih lanjut,

pemilihan berbagai taktik pemasaran.

Pada prinsipnya semua biaya dapat dihindarkan, kecuali biaya tenggelam

(sunk cost) atau biaya masa lalu, dan biaya yang akan datang yang tidak berbeda

dalam beberapa alternatif. Biaya tenggelam adalah biaya yang terjadi pada masa

lalu (historical cost) yang tak dapat dihindarkan oleh manajer dengan tindakan

apapun. Oleh karena itu biaya tenggelam atau biaya masa lalu tidak relevan untuk

masa yang akan datang dan tak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan

keputusan.

Mengambil keputusan yang bersifat taktis atau bersifat jangka pendek

merupakan pekerjaan utama yang dilakukan manajemen setiap waktu. Pekerjaan

ini dilakukan dalam setiap tahap operasi perusahaan baik dibidang perencanaan

maupun pengendalian. Pengambilan keputusan dapat menyangkut tentang berapa

produk yang harus dijual perusahaan, bagaimana menetapkan harga jual produk

perusahaan yang pantas dan dapat bersaing, berapa kapasitas produksi yang harus

digunakan dan berapa banyak sumber daya yang perlu dikorbankan untuk

mendukung produksi tersebut dan bagaimana distribusi barang tersebut agar

sampai ditangan konsumen dengan tepat waktu. Kesulitan yang dihadapi

manajemen adalah adanya berbagai alternatif yang dapat dilakukan dengan

sejumlah kekurangan atau kelebihan yang ada pada setiap alternatif. Manajemen

Page 35: PERBANAS INSTITUTE

21

boleh jadi dihadapkan pada alternatif yang sama-sama benar atau bahkan sama-

sama salah.

Dalam setiap pengambilan keputusan yang bersifat taktis, faktor biaya dan

manfaat seringkali menjadi faktor penentu untuk memutuskan apakah suatu

alternatif akan dijalankan atau tidak. Biaya dan manfaat suatu alternatif harus

saling dibandingkan dengan biaya atau manfaat alternatif lain. Dalam hubungan

ini, akan lebih difokuskan pada biaya yang relevan yang perlu dipertimbangkan

dalam memutuskan alternatif yang terbaik bagi manajemen. Faktor manfaat atau

pendapatan bukannya tidak penting, akan tetapi faktor biaya seharusnya

didahulukan dan relatif lebih mungkin disiasati oleh manajemen daripada faktor

pendapatan. Jika perusahaan dapat menghasilkan produk atau jasa dengan waktu

yang tepat, biaya yang murah dan kualitas yang bersaing, masalah pendapatan

tentu akan datang dengan sendirinya.

Mengambil keputusan yang bersifat taktis dapat diartikan sebagai suatu

upaya untuk memilih alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada

dengan tujuan yang bersifat jangka pendek atau sasaran yang bersifat antara

(bukan sasaran tembak yang sebenarnya). Menerima pesanan khusus dengan

harga di bawah normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur agar laba

perusahaan meningkat tahun ini merupakan salah satu contoh keputusan yang

bersifat taktis. Keputusan yang bersifat taktis walaupun bersifat jangka pendek,

tetapi harus disadari bahwa keputusan tersebut mempunyai konsekuensi yang

bersifat jangka panjang. Membeli spare part dari luar boleh jadi menurunkan

Page 36: PERBANAS INSTITUTE

22

biaya perusahaan, tapi untuk jangka panjang dapat membawa konsekuensi

ketergantungan perusahaan pada supplier.

Biaya relevan digunakan dalam pembuatan keputusan taktis (Hansen dan

Mowen, 2000:505). Namun dalam membuat keputusan ini, pembuat keputusan

harus selalu menjaga keputusan didalam kerangka etis. Sayangnya, banyak

manajer mempunyai pandangan kebalikannya. Sebagai alasan untuk masalah ini

adalah tekanan yang besar untuk melakukan yang banyak dirasakan para manajer.

Sering individual yang bukan pelaksana puncak mungkin merasa dapat

diberhentikan atau diturunkan. Dalam kondisi seperti ini, godaan sering besar

untuk terlibat dalam perilaku yang dapat dipertanyakan.

2.1.5 Aplikasi Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan

Ada sejumlah contoh untuk menjelaskan penggunaan biaya relevan dalam

pengambilan keputusan yang bersifat taktis seperti membuat atau membeli

komponen dari luar, melanjutkan atau meneruskan suatu segmen atau produk,

menerima pesanan khusus di bawah harga normal, memproses produk bersama

lebih lanjut atau menjualnya pada saat pemisahan dan sebagainya.

Menurut Hariadi (2002:564) aplikasi biaya relevan dalam pengambilan

keputusan adalah:

1. Keputusan membuat atau membeli.

2. Biaya kesempatan.

3. Keputusan meneruskan atau menghentikan.

Page 37: PERBANAS INSTITUTE

23

4. Keputusan meneruskan atau menghentikan dengan akibat saling berkait.

5. Harga jual khusus.

Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan di bawah ini:

1. Keputusan membuat atau membeli

Para manajer di perusahaan sering dihadapkan pada keputusan untuk

membuat sendiri atau membeli dari luar salah satu komponen bahan baku atau

penolong produksi. Dalam proses produksi yang kompleks seperti sekarang ini,

sebuah proses produksi dari hulu ke hilir. Di samping faktor ekonomis juga boleh

jadi masalah kecepatan waktu penyelesaian dan faktor nonteknis lainnya

seringkali menjadi pertimbangan bagi seorang produsen dalam upaya memuaskan

konsumen. Perusahaan otomotif dan komputer merupakan contoh produsen yang

hampir semua sparepartnya merupakan kontribusi dari pabrik-pabrik kecil yang

terintegrasi secara vertikal atau horizontal.

2. Biaya kesempatan

Jika fasilitas yang digunakan untuk memproduksi komponen listrik

menganggur, maka perusahaan seharusnya melanjutkan usahanya sendiri dalam

memproduksi komponen dan tawaran supplier ditolak. Namun jika fasilitas yang

menganggur tersebut dapat digunakan untuk memproduksi komponen lain yang

menguntungkan, maka dapat dikatakan bahwa ruangan tersebut mempunyai biaya

kesempatan yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan menolak atau

menerima tawaran supplier.

Page 38: PERBANAS INSTITUTE

24

Biaya kesempatan merupakan biaya yang tidak dicatat dalam perusahaan

dan tidak mencerminkan pengeluaran kas yang sesungguhnya. Biaya ini lebih

menjelaskan tentang manfaat ekonomis yang hilang karena memilih kesempatan

yang lain.

3. Keputusan Meneruskan atau Menghentikan

Manajemen sering dihadapkan pada pilihan yang sulit untuk menutup atau

tetap meneruskan suatu segmen tertentu yang dianggap mengalami kerugian.

Pilihan yang sulit ini timbul karena boleh jadi dengan adanya penciutan usaha,

perusahaan terpaksa harus memberhentikan karyawannya atau dengan penutupan

usaha dapat pula mempengaruhi usaha lain yang masih menguntungkan. Laporan

segmen atas dasar variabel costing sangat bermanfaat memberikan informasi yang

tepat untuk menutup atau meneruskan suatu usaha perusahaan. Kontribusi margin

dan laba per segmen merupakan dua hal penting yang menjadi pertimbangan

utama dalam pengambilan keputusan ini, di samping faktor-faktor kualitatif yang

perlu juga mendapat perhatian.

4. Keputusan Meneruskan atau Menghentikan Dengan Akibat Saling Berkait

Keputusan menutup produk penghapus dapat saja dibatalkan jika menurut

bagian pemasaran, penutupan tersebut akan mempengaruhi omset penjualan potlot

dan ballpoint misalnya masing-masing turun 10 % oleh karena banyak pembeli

yang membeli dalam satu paket sehingga jika penghapus tersebut tidak diproduksi

lagi maka sebagian pembeli potlot dan ballpoint akan mengalihkan pembeliannya

pada pabrik lain yang menjual dalam satu kesatuan.

Page 39: PERBANAS INSTITUTE

25

5. Harga Jual Khusus

Dalam menentukan harga jual pada konsumen, biasanya ada suatu aturan

main yang harus diikuti yaitu tidak boleh ada diskriminasi harga untuk produk

tertentu pada sejumlah konsumen yang saling bersaing dalam pasar yang sama.

Tetapi, aturan ini tentu tidak berlaku jika diterapkan pada konsumen yang tidak

saling bersaing satu sama lain dan perusahaan dapat menetapkan harga penawaran

yang berbeda-beda untuk berbagai konsumen pada pasar yang sama. Harga jual

khusus ini sebenarnya diterapkan pada konsumen yang berani menawar dengan

harga di bawah normal dan dengan syarat tertentu serta perlu dipertimbangkan

jika kapasitas produksi perusahaan belum maksimum.

Analisis biaya relevan dapat memberikan manfaat dalam penyelesaian

berbagai macam persoalan manajerial. Jenis persoalan atau keputusan yang

biasanya memperoleh dukungan dari informasi biaya relevan ini adalah keputusan

untuk membuat sendiri atau membeli sebuah komponen, tetap membuat atau

menghentikan sebuah lini produk, menerima atau menolak pesanan khusus

dengan harga lebih rendah dari harga reguler, mengolah lebih lanjut produk

bersama atau menjualnya pada titik pemisahan produk.

Menurut Krismiaji (2002:245) bahwa kadang-kadang perusahaan perlu

melakukan diskriminasi harga untuk memperoleh keuntungan maksimum atau

untuk menekan kerugian. Namun kebijakan ini hanya dilakukan pada kondisi

khusus, yaitu jika perusahaan memiliki kapasitas menganggur, maka perusahaan

dalam kondisi yang tidak optimal, karena perusahaan mengeluarkan biaya tetap

Page 40: PERBANAS INSTITUTE

26

dalam jumlah banyak, sementara perolehan pendapatannya tidak proposional

dengan biaya tetap tersebut. Untuk mengurangi kerugian ini, perusahaan dapat

memanfaatkannya dengan menerima pesanan khusus. Dengan kata lain, pesanan

khusus biasanya diterima untuk memanfaatkan fasilitas yang masih menganggur.

Selain itu, perusahaan hanya melayani pesanan khusus ini untuk para pelanggan

tertentu saja karena harga yang ditetapkan untuk pesanan khusus ini biasanya di

bawah harga pasar. Jika pesanan ini tidak dibatasi, maka kebijakan diskriminasi

harga ini justru akan merusak pasar reguler.

Syarat yang harus dipenuhi agar suatu pesanan khusus dapat diterima,

menurut Supriyono (2002:311) adalah:

1. Kapasitas produksi perusahaan masih ada yang menganggur.

2. Adanya pemisahan pasar antara penjualan biasa dengan penjualan untuk

melayani pesanan khusus.

Pemanfaatan kapasitas menganggur dengan memenuhi pesanan khusus

mengakibatkan peningkatan biaya variabel, sementara biaya tetap tidak ikut

terpengaruh atau tidak berubah oleh keputusan menerima atau menolak keputusan

khusus tersebut, sedangkan yang dimaksud dengan pemisahan pasar adalah

pemisahan antara penjualan biasa dengan penjualan untuk memenuhi pesanan

khusus. Adapun tujuan dari pemisahan ini agar harga jual dalam penjualan normal

tidak rusak atau turun akibat harga jual pesanan khusus yang lebih rendah.

Page 41: PERBANAS INSTITUTE

27

2.2 Penelitian Sebelumnya

Adapun beberapa orang yang sudah melakukan penelitian ini :

1. Sutarti (2007) dengan penelitian mengenai penerapan biaya relevan dalam

menerima atau menolak pesanan khusus pada UD. Sejati Mulia yang

bertujuan untuk mengetahui analisis penerapan biaya relevan dalam

menerima atau menolak pesanan khusus. Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode penelitian deskriptif, yang menunjukan bahwa

perusahaan belum melakukan analisis biaya relevan secara tepat. Terdapat

persamaan dengan penelitian ini yaitu pada tujuan dilakukannya penelitian

dan metode analisis yang digunakan adalah metode regresi kuadrat

terkecil. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada waktu penelitian dan

objek penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di

bidang produksi tepung beras yang berlokasi di Surabaya.

2. Ibrahim (2012) dengan penelitian mengenai penerapan biaya relevan

dalam menerima atau menolak pesanan khusus pada PT. BS Polymer yang

bertujuan untuk mengetahui analisis penerapan biaya relevan dalam

menerima atau menolak pesanan khusus. Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode penelitian deskriptif, yang menunjukkan bahwa

perusahaan belum melakukan analisis biaya relevan secara tepat. Terdapat

persamaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada tujuan dilakukannya

penelitan dan metode analisis yang digunakan adalah metode regresi

Page 42: PERBANAS INSTITUTE

28

kuadrat terkecil. Objek penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang

bergerak dibidang produksi kantong semen yang berlokasi di Makasar.

3. Octavianus (2014) dengan penelitian mengenai penerapan biaya relevan

dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus

pada UD. Sinar Sakti yang bertujuan untuk mengetahui pengambilan

keputusan atas menerima atau menolak pesanan khusus dengan

menggunakan analisis biaya relevan. Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode penelitian deskriptif ini menunjukan bahwa

perusahaan belum melakukan analisis biaya relevan secara tepat. Terdapat

persamaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada tujuannya dilakukan

penelitian, sedangkan perbedaannya terletak pada metode analisis dan

objek penelitian. Dimana peneltian ini tidak menggunakan metode analisis

regresi kuadrat terkecil untuk pemisahan biaya semi variabelnya dan objek

penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang

industri mebel.

4. Rahmat Hidayat (2013) dengan penelitian mengenai penerapan biaya

relevan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan

khusus pada UD. Rezky Bakery yang bertujuan untuk mengetahui

pengambilan keputusan atas menerima atau menolak pesanan khusus

dengan menggunakan analisis biaya relevan. Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode penelitian deskriptif ini menunjukan bahwa

perusahaan belum melakukan analisis biaya relevan secara tepat. Terdapat

persamaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada tujuannya dilakukan

Page 43: PERBANAS INSTITUTE

29

penelitian, sedangkan perbedaannya terletak pada metode analisis dan

objek penelitian. Dimana penelitian ini tidak menggunakan metode

analisis regresi kuadrat terkecil untuk memisahkan biaya semi variabelnya

dan objek penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di

bidang produksi roti.

2.3 Kerangka Pemikiran

Alur pikir yang disusun berdasarkan sistematika, analisis dan alat analisis

yang digunakan dengan merumuskannya pada bagan kerangka pikir:

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran

Toko

Lavender

Perhitungan Biaya

Relevan

Menerima pesanan khusus Menolak pesanan khusus

Rekomendasi

Page 44: PERBANAS INSTITUTE

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu metode yang berfungsi untuk mendeskriptifkan atau memberi

gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data yang telah terkumpul sehingga

dapat membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010). Dengan

metode ini, dapat diketahui pengukuran kinerja yang cocok untuk usaha konveksi

Toko Lavender.

3.2 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini merupakan usaha kecil menengah yang

bergerak dibidang konveksi, yaitu Toko Lavender. Oleh karena itu diperlukan

adanya suatu metode perhitungan biaya relevan yang tepat untuk diterapkan pada

Page 45: PERBANAS INSTITUTE

31

usaha ini agar mendapatkan suatu keputusan yang baik pada usaha ini. Toko

Lavender dinilai cocok sebagai objek penelitian karena merupakan salah satu

usaha kecil menengah yang berkembang cukup pesat di bidang konveksi. Selain

itu lokasi yang berdekatan dengan si peneliti, memudahkan peneliti untuk

melakukan proses pengumpulan data penelitian.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Data kualitatif berbentuk opini yang diperoleh dari owner Toko Lavender

berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, proses produksi

dan informasi lainnya yang berhubungan dengan biaya relevan.

2. Data Kuantitatif, berupa data yang berhubungan dengan penerapan biaya

relevan dalam pengambilan keputusan seperti harga jual, jumlah produksi,

pendapatan perusahaan serta data lainnya yang berhubungan dengan

pembahasan skripsi.

Untuk mendukung hasil yang akan diperoleh, penelitian ini menggunakan

data primer dan data sekunder.

1. Data primer yang didapat yaitu berupa pengamatan langsung dan

wawancara dengan pimpinan dan karyawan perusahaan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

2. Data sekunder yang didapat yaitu berupa data keuangan perusahaan, dan

dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan

dijadikan acuan oleh penulis.

Page 46: PERBANAS INSTITUTE

32

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi,

1. Wawancara

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpulan data maupun

peneliti terhadap narasumber atau sumber data (Sugiyono, 2010). Sasaran

dalam melakukan tanya jawab akan dilakukan kepada owner Toko

Lavender.

2. Observasi

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian.

3. Dokumentasi

Metode ini merupakan teknik pengumpulan bahan-bahan tertulis berupa

data dari Toko Lavender.

3.5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah:

1. Analisis pemisahan biaya semi variabel kedalam biaya tetap dan biaya

variabel, dengan menggunakan metode regresi kuadrat terkecil (least

square regression method) sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono

(2009:237) dengan rumus:

Page 47: PERBANAS INSTITUTE

33

Y = a + b (X)

Dimana:

Y = Total biaya semi variabel

X = Tingkat aktivitas (variabel bebas)

a = Total biaya tetap

b = Total biaya variabel per unit aktivitas

untuk menentukan parameter a dan b dapat digunakan persamaan sebagai

berikut:

𝑏 =n ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

n ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2

𝑎 =∑ 𝑌 − 𝑏(∑ 𝑋)

𝑛

2. Analisis pemilihan Alternatif biaya relevan dengan pesanan khusus dan

tanpa pesanan khusus, dimana variabel yang digunakan adalah

contribution margin, dengan rumus Sugiri (2006:106) :

Penjualan XXX

Biaya Variabel XXX

Marjin Kontribusi XXX

Biaya Tetap XXX

Laba bersih sebelum pajak XXX

Page 48: PERBANAS INSTITUTE

34

Kriteria dalam pengambilan keputusan menurut (Supriyono, 2005:264):

1. Jika pendapatan relevan per unit pesanan khusus > Biaya relevan per unit

pesanan khusus, maka pesanan khusus diterima.

2. Jika pendapatan relevan per unit pesanan khusus < Biaya relevan per unit

pesanan khusus, maka pesanan khusus ditolak.

Page 49: PERBANAS INSTITUTE

35

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Lokasi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Toko Lavender yang berlokasi di Jalan KH.

Wahid Hasim Ruko, Cipadu Jaya, Larangan, Kota Tangerang, Banten, Indonesia.

4.1.2 Profil Perusahaan

Toko Lavender merupakan usaha kecil menengah di bidang konveksi yang

berada di daerah Cipadu Jaya. Berawal dari keingintahuan sang istri di bidang

usaha, sehingga pada bulan juni 2015 Guntoro Djamaan bersama dengan sang istri

membuat sebuah usaha di kawasan Cipadu Jaya. Melihat perkembangan usaha

yang semakin lama semakin meningkat Guntoro Djamaan berinisiatif untuk

mengembangkan usahanya yang bergerak di bidang konveksi sampai saat ini.

Page 50: PERBANAS INSTITUTE

36

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan

pembagian dari berbagai tingkatan aktivitas yang saling berkaitan satu sama lain.

Struktur organisasi juga menunjukkan tingkat spesialisasi dari aktivitas.

Struktur aktivitas organisasi pada usaha konveksi ini dapat dilihat pada

gambar berikut:

GAMBAR 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

TOKO LAVENDER

Sumber : Toko Lavender

Pimpinan

Administrasi dan

Keuangan

Bagian

Penjualan

Bagian

Produksi

Bagian

Pembelian

Kontrol

Bagian Persediaan dan

Bahan Baku

Page 51: PERBANAS INSTITUTE

37

4.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi usaha “Toko

Lavender” dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pimpinan

Pimpinan perusahaan bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan

perusahaan, baik yang bersifat input (urusan keuangan, pembelian,

produksi, penjualan, dll) maupun yang bersifat output (menyangkut urusan

lain yang berhubungan dengan pemerintah).

2. Administrasi dan Keuangan

Bagian administrasi bertugas mencatat, membukukan serta mengarsipkan

semua transaksi penerimaan maupun pengeluaran, melakukan pembayaran

dan mempertanggung jawabkannya kepada pemimpin perusahaan.

3. Bagian Pembelian

Bagian ini bertugas melakukan pembelian dan pengadaan persediaan

terhadap bahan-bahan yang akan digunakan oleh bagian produksi. Bagian

ini juga bertanggung jawab atas bagian stock.

4. Bagian Produksi

Bagian ini berfungsi untuk mengolah bahan baku yang akan digunakan

untuk memproduksi sprei dan sarung bantal, setelah menerima bahannya

dari pembelian. Bagian ini bertugas untuk mengolah bahan baku mulai

dari awal sampai produk tersebut layak untuk dipasarkan. Bagian produksi

mempunyai tanggung jawab penuh atas produk yang jadi dan siap untuk

dipasarkan.

Page 52: PERBANAS INSTITUTE

38

5. Bagian Penjualan

Bagian ini bertugas untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan yaitu

sprei dan sarung bantal lalu hasil dari penjualan produk akan dilaporkan ke

pemimpin perusahaan.

4.1.5 Proses Produksi

Proses produksi berperan penting dalam suatu usaha industri yang

mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi dan

aktivitas tersebut dilakukan oleh sekelompok manusia atau mesin.

Penulis akan mengemukakan cara pembuatan sprei dan sarung bantal,

terlebih dahulu dijelaskan bahan baku dan peralatan yang akan digunakan untuk

proses produksi.

1. Bahan baku

Bahan Baku yang digunakan untuk memproduksi sprei dan sarung bantal,

antara lain:

a. Kain

Kain merupakan bahan yang paling utama dalam pembuatan sprei dan

sarung bantal.

b. Tali Kur

Tali kur adalah tali yang biasanya digunakan untuk pinggiran bantal

agar terlihat cantik.

Page 53: PERBANAS INSTITUTE

39

c. Karet Elastis

Karet Elastis dipasang untuk setiap sudut sprei agar lebih mudah

dipasangkan ke Spring Bed.

d. Benang

Benang untuk menyatukan bahan baku yang akan dijadikan sprei dan

sarung bantal.

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk memproduksi sprei dan sarung bantal,

antara lain:

a. Meteran

Alat ini untuk mengukur bahan kain yang nantinya akan dibuat

menjadi sprei dan sarung bantal.

b. Gunting

Alat ini digunakan untuk memotong bahan dan membuat lubang

kancing yang sudah diukur menggunakan meteran.

c. Setrika Pakaian

Setrika pakaian untuk mamanaskan bagian tepi dan sisi utama dari

kain setelah kain selesai gunting.

d. Jarum dan Benang

Jarum digunakan untuk menjahit bahan yang telah disetrika. Jarum

yang digunakan yaitu jenis tusuk jelujur (tusuk sementara).

Page 54: PERBANAS INSTITUTE

40

e. Mesin Jahit

Mesin jahit digunakan untuk penyelesaian jahitan yang telah selesai

dirapikan oleh jarum dan benang.

Semua peralatan yang diuraikan di atas adalah alat yang digunakan untuk

melakukan pembuatan sprei dan sarung bantal, sebelum digunakan alat-alat

tersebut terlebih dahulu dicek kelayakan pakainya, agar terhindar dari kesalahan

dalam melakukan produksi.

Dengan menggunakan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang telah

dijelaskan di atas maka proses produksi usaha konveksi Toko Lavender dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Proses Pertama

Bahan kain yang akan digunakan terlebih dahulu diukur menggunakan

meteran sesuai dengan pesanan yang sudah ditentukan.

2. Proses Kedua

Setelah kain diukur menggunakan meteran lalu kain tersebut dipotong

menggunakan gunting.

3. Proses Ketiga

Setelah kain dipotong, lalu kain tersebut dipanaskan bagian tepi dan sisi

utama dari kain menggunakan setrika pakaian, waktu pemanasan

tergantung pada kain yang ingin diproduksi.

Page 55: PERBANAS INSTITUTE

41

4. Proses Keempat

Setelah kain dipanaskan, lalu kain tersebut dijahit dan disambungkan

menggunakan jarum dan benang agar jahitan rapi, cara menjahit dengan

jarum dan benang bisa dimulai dari kanan ke kiri.

5. Proses Kelima

Setelah bagian tepi kain digabung sudah merekat menggunakan jarum dan

benang, lalu kain dijahit menggunakan mesin jahit. Sebelum memulai

dengan mesin jahit terlebih dahulu kain dijepit menggunakan jepitan

pakaian agar pada saat menjahit dengan mesin jahit, dan jahitan pun tidak

bergeser.

6. Proses Terakhir

Setelah kain selesai dijahit, lalu kain yang sudah menjadi sprei dan sarung

bantal akan dimasukan kedalam plastik dan dilakukan pengepakan.

Page 56: PERBANAS INSTITUTE

42

GAMBAR 4.2

PROSES PRODUKSI SPREI DAN SARUNG BANTAL

TOKO LAVENDER

Sumber : Toko Lavender

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Biaya Relevan

Sehubungan dengan kegiatan usaha produksi sprei dan sarung bantal yang

dilakukan oleh usaha konveksi ini, maka yang menjadi titik pokok dalam

pembahasan ini adalah analisis biaya relevan pada usaha konveksi di Toko

Lavender. Dalam upaya memperoleh laba yang optimal dari hasil produksinya,

Proses Pertama Meteran

Proses Pertama Gunting

Proses Ketiga Setrika Pakaian

Proses Keempat Jarum dan Benang

Jarum dan Benang

Jarum dan Benang

Proses Kelima Mesin Jahit

Proses Terakhir Pengepakan dan Siap

Untuk Dijual

Page 57: PERBANAS INSTITUTE

43

maka pihak pemilik usaha perlu mengelola kegiatan produksinya secara efisien

dan efektif, khususnya yang berkaitan dengan proses produksi sprei dan sarung

bantal, sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan.

Usaha konveksi ini merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi

sprei dan sarung bantal. Dalam menjalani aktivitasnya agar dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas, perusahaan perlu melakukan kalkulasi terhadap biaya

produksi dalam melakukan proses produksi. Namun dalam hal penelitian ini

penerapan biaya relevanlah yang menjadi pokok pembahasan, di mana dengan

menentukan penerapan biaya relevan maka perusahaan dapat lebih mudah

melakukan pengambilan keputusan apakah pesanan khusus diterima atau ditolak.

Dalam hubungan dengan uraian tersebut di atas, terlebih dahulu akan

disajikan data kapasitas produksi sprei dan sarung bantal khususnya pada usaha

konveksi Toko Lavender yang dapat disajikan melalui tabel 4.1 yaitu sebagai

berikut :

Page 58: PERBANAS INSTITUTE

44

TABEL 4.1

KAPASITAS PRODUKSI SPREI DAN SARUNG BANTAL

TAHUN 2016

Bulan

Kapasitas

Produksi Normal

(A)

Kapasitas

Sesungguhnya

(B)

Kapasitas

menganggur

(A-B)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

700

700

700

700

700

700

700

700

700

700

700

700

683

695

674

685

692

683

684

691

682

678

663

674

17

5

26

15

8

17

16

9

18

22

37

26

Total 8.400 8.184 216

Sumber: Toko Lavender

Tabel di atas menunjukan bahwa kapasitas produksi normal sprei dan

sarung bantal pada tahun 2016 adalah sebanyak 8.400 unit, sedangkan kapasitas

Page 59: PERBANAS INSTITUTE

45

sesungguhnya sebanyak 8.184 unit, sehingga terjadi kapasitas menganggur (idle

capasity) sebanyak 216 unit atau sebesar 2,6% yang dapat dijadikan pesanan

khusus.

Pada tahun yang sama (2016), Toko Lavender mendapat pesanan khusus

untuk sprei dan sarung bantal dari Hotel Santika sebanyak 35 unit dengan harga

jual pesanan adalah sebesar Rp.175.000 per unit. Hal ini mendorong pihak

manajemen perusahaan untuk melakukan suatu perhitungan apakah pesanan

dengan harga jual tersebut diterima atau ditolak karena harga jual pesanan di

bawah harga normal.

Sebagai catatan bahwa untuk menganalisis pesanan khusus apakah dapat

diterima atau ditolak maka beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Perusahaan memiliki kapasitas menganggur sebesar 216 unit.

2. Hanya biaya variabel saja yang diperhitungkan dalam menentukan harga

pokok produksi pesanan khusus, sedangkan biaya tetap diabaikan karena

sudah disubsidi dari penjualan regulernya.

3. Pesanan khusus menguntungkan apabila pendapatan tambahannya lebih

besar dari biaya tambahan dalam kisaran kapasitas menganggur yang ada.

Dari data yang tersedia, maka besarnya biaya variabel yang dikeluarkan

oleh Toko Lavender dalam melakukan produksi sprei dan sarung bantal tahun

2016 adalah sebagai berikut:

Page 60: PERBANAS INSTITUTE

46

a. Kain

Untuk memproduksi 1 unit sprei dan sarung bantal menurut perhitungan

bagian produksi membutuhkan kain sebesar 5 m kain, sehingga dalam

memproduksi sprei dan sarung bantal sebanyak 8.184 unit maka

dibutuhkan kain sebesar 40.920 m. Dengan demikian maka pembelian kain

sebanyak 40.920 m x Rp.13.000 = Rp.531.960.000.

b. Tali kur

Untuk memproduksi 1 unit sprei dan sarung bantal membutuhkan tali kur

sebesar 11 m, sehingga dalam memproduksi sprei dan sarung bantal

sebanyak 8.184 unit maka dibutuhkan tali kur sebesar 90.024 m. Dengan

demikian maka pembelian tali kur sebanyak 90.024 m x Rp.900 =

Rp.81.021.600.

c. Karet elastis

Untuk memproduksi 1 unit sprei dan sarung bantal membutuhkan karet

elastis sebesar 11 m, sehingga dalam memproduksi sprei dan sarung bantal

sebanyak 8.184 unit maka dibutuhkan karet elastis sebesar 90.024 m.

Dengan demikian maka pembelian karet elastis sebanyak 90.024 m x

Rp.2000 = Rp.180.048.000.

d. Benang

Untuk memproduksi 1 unit sprei dan sarung bantal membutuhkan benang

sebesar 0,08 pack, sehingga dalam memproduksi sprei dan sarung bantal

sebanyak 8.184 unit maka dibutuhkan benang sebesar 667 pack. Dengan

Page 61: PERBANAS INSTITUTE

47

demikian maka pembelian benang sebanyak 667 pack x Rp.25.000 =

Rp.16.675.000.

Berdasarkan hasil di atas maka selanjutnya dapat disajikan biaya bahan

baku dalam memproduksi sebagai berikut:

TABEL 4.2

BIAYA BAHAN BAKU LANGSUNG

TAHUN 2016

No

Nama Barang

Jumlah Bahan

Baku (m)

(A)

Harga Bahan Baku

Permeter (Rp)

(B)

Total (Rp)

(A x B)

1

2

3

4

Kain

Tali Kur

Karet Elastis

Benang

40.920

90.024

90.024

667 Pack

13.000

900

2.000

25.000/Pack

531.960.000

81.021.600

180.048.000

16.675.000

Jumlah 809.704.600

Sumber: Toko Lavender

Adapun biaya bahan penolong yang dikeluarkan dalam tahun 2016 dalam

menyempurnakan proses produksi sebesar Rp.24.291.000.

Berikut kalkulasi biaya tenaga kerja langsung dalam melakukan produksi

sprei dan sarung bantal pada tahun 2016:

Page 62: PERBANAS INSTITUTE

48

1. Bagian Pemotongan dan Penjahitan

Jumlah jam kerja bagian pemotongan dan penjahitan dalam memproduksi

sprei dan sarung bantal dalam setahun yaitu 2.112 jam kerja, di mana jam

kerja untuk hari senin sampai jum’at yaitu 8 jam dan 4 jam di hari sabtu

dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang dan biaya tenaga kerja

langsungnya sebesar Rp.115.200.000 (2.112 jam x 3 orang x Rp.18.182).

2. Bagian Penjahitan dengan Mesin

Jumlah jam kerja bagian penjahitan dengan mesin dalam memproduksi

sprei dan sarung bantal dalam setahun yaitu 2.112 jam kerja, di mana jam

kerja untuk hari senin sampai jum’at yaitu 8 jam dan 4 jam di hari sabtu

dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang dan biaya tenaga kerja

langsungnya sebesar Rp.115.200.000 (2.112 jam x 3 orang x Rp.18.182).

3. Bagian Pengemasan

Jumlah jam kerja bagian pengemasan dalam memproduksi sprei dan

sarung bantal dalam setahun yaitu 2.112 jam kerja, di mana jam kerja

untuk hari senin senin sampai jum’at yaitu 8 jam dan 4 jam di hari sabtu

dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 2 orang dan biaya tenaga kerja

langsungnya sebesar Rp.67.200.000 (2.112 jam x 2 orang x Rp.15.910).

Dari hasil perhitungan di atas, maka akan disajikan biaya tenaga kerja

langsung yang dapat dilihat melalui tabel berikut:

Page 63: PERBANAS INSTITUTE

49

TABEL 4.3

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

TAHUN 2016

No

Jenis Tenaga

Kerja

Jumlah Jam

Kerja

(A)

Jumlah

Tenaga Kerja

(B)

Upah Kerja

(Rp)

(C)

Biaya Tenaga

Kerja Langsung

(Rp)

(A x B x C)

1

2

3

Bagian Pemotongan

dan Penjahitan

Bagian Penjahitan

dengan Mesin

Bagian Pengemasan

2.112 jam

2.112 jam

2.112 jam

3

3

2

18.182

18.182

15.910

155.200.000

155.200.000

67.200.000

Jumlah 2.112 jam 8 297.600.000

Sumber: Toko Lavender

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah gaji yang diberikan kepada

karyawan tetap yang tidak berhubungan langsung dengan produksi. Besarnya

biaya tidak kerja langsung adalah Rp.42.000.000.

Biaya listrik merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

menjalankan mesin dan melakukan aktivitas lainnya. Besarnya biaya listrik yang

dikeluarkan adalah Rp.6.211.000 untuk biaya variabel dan Rp.1.342.000 untuk

biaya tetap.

Page 64: PERBANAS INSTITUTE

50

Biaya perlengkapan kantor merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk pembelian kertas, tinta, alat tulis, dan lain-lain. Besarnya biaya ini adalah

Rp.4.680.000.

Biaya promosi merupakan biaya yang dikeluaran perusahaan untuk

mempromosikan produknya kepada masyarakat. Besarnya biaya ini adalah

Rp.22.357.500.

Biaya telepon adalah biaya yang dikeluarkan selama kegiatan produksi

berlangsung. Besarnya biaya ini adalah Rp.10.350.000 untuk biaya variabel dan

Rp.510.000 untuk biaya tetap.

Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah salah satu biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan. Biaya pemeliharaan dari Toko Lavender terdiri dari: bangunan,

mesin, peralatan pabrik, dan lain-lain. Biaya ini termasuk kategori biaya semi

variabel, karena biaya ini belum dipisahkan maka perlu dilakukan pemisahan

kedalam biaya tetap dan biaya variabel dengan dasar pertimbangan jumlah

produksi. Berikut akan disajikan tabel biaya yang ada didalam biaya reparasi dan

pemeliharaan sebagai berikut:

Page 65: PERBANAS INSTITUTE

51

TABEL 4.4

BIAYA REPARASI DAN PEMELIHARAAN AKTIVA TETAP

TAHUN 2016

Bulan

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap (Rp)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

97.000

98.000

98.000

90.000

90.000

96.000

80.000

87.000

88.000

95.000

87.000

93.000

Total 1.099.000

Sumber: Toko Lavender

Berdasarkan data mengenai biaya reparasi dan pemeliharaan tetap, maka

dapat dilakukan pemisahan biaya semi variabel dengan menggunakan metode

Page 66: PERBANAS INSTITUTE

52

kuadrat terkecil sehingga biaya semi variabel akan terpisah menjadi komponen

biaya variabel dan biaya tetap, berikut adalah tabel yang akan ditampilkan:

TABEL 4.5

REGRESI VOLUME PRODUKSI DENGAN BIAYA REPARASI DAN

PEMELIHARAAN AKTIVA TETAP

TAHUN 2016

Bulan

Volume

Produksi (X)

Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan Aktiva Tetap (Y)

(Rp)

XY

(Rp)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

683

695

674

685

692

683

684

691

682

683

663

674

97.000

98.000

98.000

90.000

90.000

96.000

80.000

87.000

88.000

95.000

87.000

93.000

466.489

483.025

454.276

469.225

478.864

466.489

467.856

477.481

465.124

459.684

439.569

454.276

66.251.000

68.110.000

66.052.000

61.650.000

62.280.000

65.568.000

54.720.000

60.117.000

60.016.000

64.410.000

57.681.000

62.682.000

Total 8.184 1.099.000 5.582.358 749.537.000

Sumber: Hasil olahan data

Page 67: PERBANAS INSTITUTE

53

Berdasarkan tabel di atas besarnya biaya variabel per unit (b) dapat ditentukan

melalui rumus sebagai berikut:

𝑏 =n ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

n ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2

𝑏 =12(749.537.000) − (8.184)(1.099.000)

12(5.582.358) − (8.184)²

𝑏 =8.994.444.000 − 8.994.216.000

66.988.296 − 66.977.856

𝑏 = 22 per pack

Sedangkan nilai a dapat ditentukan melalui dengan perhitungan berikut:

𝑎 =∑ 𝑌 − 𝑏(∑ 𝑋)

𝑛

𝑎 =1.099.000 − 22(8.184)

12

𝑎 =1.099.000 − 180.048

12

𝑎 = 76.579

Dengan demikian maka persamaan trend linier adalah:

Y = 76.579 + 22 (X)

Kemudian pemisahan biaya semi variabel dapat ditentukan sebagai

berikut:

Page 68: PERBANAS INSTITUTE

54

Biaya Tetap (a) = Rp. 76.579 x 12 bulan

= Rp. 918.950

Biaya Variabel (b) = Rp. 22 x 8184

= Rp. 180.050

Total Biaya (a+b) = Rp. 918.950 + Rp. 180.050

= Rp. 1.099.000

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, sebelum menentukan biaya relevan,

terlebih dahulu disajikan perhitungan biaya produksi sebagai berikut:

Page 69: PERBANAS INSTITUTE

55

TABEL 4.6

KALKUKASI BIAYA PRODUKSI

TAHUN 2016

Jenis Biaya Produksi

Biaya Produksi

Total Biaya

(Rp) Perhitungan

Per unit

(Rp)

Biaya Variabel

a. Biaya Bahan Baku

b. Biaya Tenaga Kerja

Langsung

c. Biaya Bahan Penolong

d. Biaya Listrik

e. Biaya Umum Pabrik

Lainnya

f. Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan Aktiva Tetap

g. Biaya Telepon

Total Biaya Variabel

Biaya Tetap

a. Biaya Listrik

b. Biaya Tenaga Kerja Tak

Langsung

c. Biaya Umum dan Pabrik

Lainnya

d. Biaya Pemeliharaan dan

Aktiva Tetap

809.704.600

297.600.000

24.291.000

6.211.000

18.700.000

180.050

10.350.000

(809.704.600/8.184)

(297.600.000/8.184)

(24.291.000/8.184)

(6.211.000/8.184)

(18.700.000/8.184)

(180.050/8.184)

(10.350.000/8.184)

(1.342.000/8.184)

(42.000.000/8.184)

(40.000.000/8.184)

(918.950/8.184)

98.937

36.364

2.968

759

2.285

22

1.265

1.167.036.650 142.600

1.342.000

42.000.000

40.000.000

918.950

164

5.132

4.888

112

Total Biaya Tetap 84.260.950 10.296

Total Biaya Produksi 1.251.297.600 152.897

Sumber: Hasil olahan data

Page 70: PERBANAS INSTITUTE

56

Biaya-biaya yang dianggap relevan dengan pesanan khusus (jumlah

pesanan khusus x per unit) adalah sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Baku (35 unit x Rp.98.937) = Rp.3.462.795.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (35 unit x Rp.36.364) = Rp.1.272.740.

3. Biaya Bahan Penolong (35 unit x Rp.2.968) = Rp103.880.

4. Biaya Listrik (35 unit x Rp.759) = Rp.26.565

5. Biaya Umum Pabrik Lainnya (35 unit x Rp.2.285) = Rp.79.975.

6. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap (35 unit x Rp.22) = Rp.770

7. Biaya Telepon (35 unit x Rp.1.265) = Rp.44.275.

Setelah dilakukan identifikasi dan analisis biaya-biaya yang telah

diuraikan di atas maka selanjutnya akan disajikan dalam tabel biaya relevan dan

biaya tidak relevan sebagai berikut:

Page 71: PERBANAS INSTITUTE

57

TABEL 4.7

REKAPITULASI BIAYA RELEVAN DAN TIDAK RELEVAN UNTUK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PESANAN KHUSUS

TAHUN 2016

No

Jenis Biaya

Relevan Tanpa

Pesanan

(Rp)

Relevan Dengan

Pesanan Khusus

(Rp)

Tidak

Relevan

(Rp)

1

2

3

4

5

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Pabrik

a. Biaya Bahan Penolong

b. Tenaga Kerja Tidak

Langsung

c. Biaya Listrik

• Variabel

• Tetap

d. Biaya Umum Pabrik

Lainnya

• Variabel

• Tetap

e. Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan Aktiva Tetap

• Variabel

• Tetap

Biaya Administrasi dan umum

a. Biaya Telepon

• Variabel

• Tetap

b. Biaya Perlengkapan Kantor

c. Biaya Gaji Admin

Biaya Penjualan

a. Biaya Gaji Kasir

b. Biaya Promosi

809.704.600

297.600.000

24.291.000

-

6.211.000

-

18.700.000

-

180.050

-

10.350.000

-

-

-

-

-

3.462.795

1.272.740

103.880

-

26.565

-

79.975

-

770

-

44.275

-

-

-

-

-

-

-

-

42.000.000

-

1.342.000

-

40.000.000

-

918.950

-

510.000

4.680.000

42.000.000

36.000.000

22.357.500

Jumlah 1.167.036.650 4.990.964 169.688.450

Sumber: Hasil olahan data

Berdasarkan tabel di atas, biaya relevan tanpa pesanan yang diperoleh

yaitu sebesar Rp.1.167.036.650 dan biaya relevan dengan pesanan khusus adalah

Page 72: PERBANAS INSTITUTE

58

sebesar Rp.4.990.964 sedangkan biaya tidak relevan yang diperoleh sebesar

Rp.169.688.450.

Sebelum melakukan analisis biaya relevan, maka akan disajikan data

penjualan sebagai berikut:

TABEL 4.8

VOLUME PENJUALAN SPREI DAN SARUNG BANTAL

TAHUN 2016

Bulan

Volume Penjualan Sprei dan Sarung Bantal

(unit)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

679

693

669

678

685

674

682

689

678

674

663

674

Total 8.138

Sumber: Toko Lavender

Page 73: PERBANAS INSTITUTE

59

Untuk lebih jelasnya, analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan

menerima atau menolak pesanan khusus dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4.9

ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TAHUN 2016

Keterangan

Tanpa Pesanan

(Rp)

(A)

Dengan Pesanan

(Rp)

(B)

Selisih

(Rp)

(A-B)

Penjualan

(8.183 x Rp.210.000)

Pesanan Khusus :

Hotel Santika

35 x Rp.175.000

1.708.980.000

-

1.708.980.000

6.125.000

-

6.125.000

Total Penjualan 1.708.980.000 1.715.105.000 6.125.000

Biaya Variabel:

a. Biaya Bahan Baku

b. Biaya Tenaga Kerja

Langsung

c. Biaya Bahan Penolong

d. Biaya Listrik

e. Biaya Telepon

f. Biaya Reparasi dan Aktiva

Tetap

g. Biaya Umum dan Pabrik

Lainnya

809.704.600

297.600.000

24.291.000

6.211.000

10.350.000

180.050

18.700.000

813.167.395

298.872.740

24.394.880

6.237.565

10.394.275

180.820

18.779.975

3.462.795

1.272.740

103.880

26.565

44.275

770

79.975

Total Biaya Variabel 1.167.036.650 1.172.027.650 4.991.000

Contribution Margin 541.943.350 543.077.350 1.134.000

Biaya Tetap

a. Biaya Listrik

b. Biaya Telepon

c. Biaya Tenaga Kerja Tidak

Langsung

d. Biaya Umum Pabrik

Lainnya

e. Biaya Reparasi dan

Pemeliharaan

f. Biaya Perlengkapan

Kantor

g. Biaya Gaji Admin

h. Biaya Gaji Kasir

i. Biaya Promosi

1.342.000

510.000

42.000.000

40.000.000

918.950

4.680.000

42.000.000

36.000.000

22.357.500

1.342.000

510.000

42.000.000

40.000.000

918.950

4.680.000

42.000.000

36.000.000

22.357.500

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Total Biaya Tetap 169.688.450 169.688.450 -

Laba 372.254.900 373.388.900 1.134.000

Sumber: Hasil olahan data

Page 74: PERBANAS INSTITUTE

60

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pesanan khusus

memberikan tambahan kontribusi margin bagi perusahaan sebesar Rp.1.134.000

atau tambahan pendapatan lebih besar dari tambahan biaya yang dikeluarkan,

sehingga pesanan khusus sebaiknya diterima karena akan menambah laba

perusahaan.

Selanjutnya akan disajikan perhitungan laba rugi atas pesanan khusus pada

tabel berikut:

TABEL 4.10

PERHITUNGAN LABA RUGI ATAS PESANAN KHUSUS

HOTEL SANTIKA

TAHUN 2016

Pendapatan Relevan

35 x Rp.175.000 = Rp.6.125.000

Biaya Relevan

35 x Rp.142.600 = Rp.4.991.000

Laba Relevan Rp.1.134.000

Sumber: Hasil olahan data

Berdasarkan data di atas yakni laporan laba rugi atas pesanan khusus sprei

dan sarung bantal dengan penawaran Rp.175.000 per unit dapat diterima, sebab

akan memberikan kontribusi laba yang positif atas pesanan khusus sebesar

Rp.1.134.000.

Page 75: PERBANAS INSTITUTE

61

4.2.2 Pengambilan Keputusan Pesanan Khusus

Pengambilan keputusan mengenai pesanan khusus terjadi apabila

perusahaan memiliki kapasitas produksi yang menganggur dan harga jual pesanan

khusus tersebut berada di bawah harga normal yang ditetapkan oleh perusahaan.

Toko Lavender memiliki kapasitas menganggur pada tahun 2016 sebanyak

216 unit dan pada tahun yang sama ada pesanan khusus sebanyak 35 unit dengan

harga jual Rp.175.000 per unit. Penjualan pesanan khusus tersebut nilainya lebih

besar dari biaya variabel yang diidentifikasi dan dianalisis, yaitu penjualan

pesanan khusus sebesar Rp.6.125.000, sedangkan biaya variabelnya sebesar

Rp.4.911.000.

Jadi, pesanan khusus tersebut dapat diterima karena menghasilkan

kontribusi margin yang positif, sehingga perusahaan memperoleh laba sebesar

Rp.1.134.000 (Rp.6.125.000 – Rp.4.991.000).

Page 76: PERBANAS INSTITUTE

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai analisis perhitungan biaya

relevan dalam pengambilan keputusan suatu pesanan khusus pada Toko Lavender,

maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil perhitungan biaya relevan, Toko Lavender belum

melakukan analisis biaya relevan secara tepat, karena perhitungan harga

pokok produksi Toko Lavender masih menggunakan metode full costing,

yang menyebabkan perusahaan mendapatkan laba lebih sedikit

dibandingkan dengan metode perhitungan biaya relevan.

b. Dari hasil analisis mengenai biaya relevan dalam pengambilan keputusan

pada pesanan khusus menunjukkan bahwa dari alternatif yang diajukan

mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan sebesar Rp.1.134.000.

Page 77: PERBANAS INSTITUTE

63

5.2 Saran

Berdasarkan pada hasil analisis dan kesimpulan yang berkaitan dengan

penelitian tersebut, maka rekomendasi yang diberikan penulis yaitu, agar

perusahaan menerapkan perhitungan biaya relevan dalam memilih alternatif

menolak atau menerima pesanan khusus, dan juga bisa mengetahui seberapa besar

margin laba yang diperoleh perusahaan setelah melakukan perhitungan biaya

relevan.

Page 78: PERBANAS INSTITUTE

63

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kamarrudin, 2007. Akuntansi Manajemen Dasar-Dasar Konsep Biaya

Dan Pengambilan Keputusan, edisi revisi kelima. Penerbit: Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Bustami Bastian, dan Nurlela, 2009. Akuntansi Biaya, Melalui Pendekatan

Manajerial, edisi pertama, Penerbit: Mitra Wacana Media, Jakarta.

Hansen dan Mowen, 2000. Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian, edisi

pertama, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Hariadi, Bambang, 2002. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang, edisi

pertama, Penerbit: BPFE, Yogyakarta.

Ibrahim, 2011. Analisis Biaya Relevan Untuk Pengambilan Keputusan Menerima

Atau Menolak Pesanan Khusus, Makassar: PT. BS Polymer.

Kholmi, Masiyah dan Yuningsih, 2002. Akuntansi Biaya, edisi pertama, cetakan

kedua, Penerbit: Universitas Muhammadiyah, Malang.

Krismiaji, 2002. Dasar-Dasar Akuntansi Manajemen, cetakan pertama, Penerbit:

UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Munawir, S, 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen, edisi pertama, cetakan

pertama, Penerbit: BPFE, Yogyakarta.

Muqodim, 2005. Teori Akuntansi, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit:

Ekonosia, Yogyakarta.

Page 79: PERBANAS INSTITUTE

64

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, edisi kelima, cetakan ketujuh, Penerbit: UPP

STIM YKPN, Yogyakarta.

Mursyidi, 2008. Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama, Penerbit: Refika Aditama,

Bandung.

Octavianus dan Ventje, 2014. Analisis Biaya Relevan Untuk Menerima Atau

Menolak Pesanan Khusus. Manado: UD. Sinar Sakti.

Prawironegoro, Darsono, dan Ari Purwanti. 2009. Akuntansi Manajemen, edisi

ketiga, Penerbit: Mitra Wacana Media, Jakarta.

Rahmat Hidayat, 2013. Analisis Penerapa Biaya Relevan Dalam Menerima Atau

Menolak Pesanan Khusus. Manado: UD. Rezky Bakery.

Samryn, L. 2006. Akuntansi Manajerial : Suatu Pengantar. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Simamora, Hendry, 1999. Akuntansi Manajemen, Penerbit: Salemba Empat,

Jakarta.

Sunarto, 2004. Akuntasi Biaya, edisi revisi, Penerbit: Amus, Yogyakarta.

Supriyono, R. A, 2002. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan

Harga Pokok, edisi kedua, Penerbit: BPFE, Yogyakarta.

Sugiri Slamet, 2006. Akuntansi Manajemen, Penerbit: UUP AMP YKPN,

Yogyakarta.

Page 80: PERBANAS INSTITUTE

65

------------------, 2001. Akuntansi Manajemen, Penerbit: UUP AMP YKPN,

Yogykarta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Penerbit: Alfabeta, Bandung.

------------, 2009. Metode Penelitian Bisnis, cetakan ketujuh, Penerbit: Alfabeta,

Bandung.

Sutarti, 2007. Analisis Biaya Relevan Dalam Menentukan Pengambilan

Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus. Surabaya: UD.

Sejati Mulia.

Witjaksono, Armanto, 2006. Akuntansi Biaya, edisi pertama, cetakan pertama,

Penerbit: Graha Ilmu, Jakarta.

Page 81: PERBANAS INSTITUTE

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : RILANDO SYAHRIYAR

Tempat, Tanggal Lahir : JAKARTA, 21-10-1992

Jenis Kelamin : LAKI-LAKI

Golongan Darah : AB

Alamat : KOMP. TAMAN ASRI BLOK E7 NO.1

RT/RW : 001/001

Kel/Desa : CIPADU JAYA

Kecamatan : LARANGAN

Agama : ISLAM

Status Perkawanin : BELUM KAWIN

Pekerjaan : PELAJAR/MAHASISWA

Kewarganegaraan : WNI

No Tlp : 089503644384

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

S1 : ABFII Perbanas Jakarta, Jurusan Akuntansi 2012-2017

SMA : SMA Negeri 32 Jakarta 2007-2010

SMP : SMP Negeri 161 Jakarta 2004-2007

SD : SD Muhamadiyah 28 Jakarta 1998-2004