BAB I PENDAHULUAN Keadaan stres oksidatif akhir-akhir ini makin banyak diteliti karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, antara lain preeklamsi pada ibu hamil. Preeklamsi dan eklamsi merupakan penyakit pada ibu hamil yang ditandai oleh trias gejala yaitu hipertensi, proteinuri, dan edem, serta akan sembuh dengan sendirinya setelah dilahirkannya janin dan plasenta. Santosa S, Delima ER, dkk. Peran F2-Isoprostan dan Nitrik Oksida Sebagai Penanda Stres Oksidatif dan Disfungsi Endotel Pada Penderita Preeklamsi. JKM. Vol. 7 No. 1 Juli 2007: 47-54 Preeklamsia diklasifikasikan menjadi jenis ringan dan berat dan pada keadaan ekstrim dapat mengakibatkan kegagalan hati dan ginjal, koagulopati intravaskuler, dan kelainan sistem saraf pusat, termasuk kejang. Karena satu-satunya obat adalah persalinan, preeklampsia dikaitkan dengan kematian ibu dan morbiditas bayi yang tinggi. Di Amerika Serikat,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
Keadaan stres oksidatif akhir-akhir ini makin banyak diteliti karena dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit, antara lain preeklamsi pada ibu hamil.
Preeklamsi dan eklamsi merupakan penyakit pada ibu hamil yang ditandai oleh
trias gejala yaitu hipertensi, proteinuri, dan edem, serta akan sembuh dengan
sendirinya setelah dilahirkannya janin dan plasenta.
Santosa S, Delima ER, dkk. Peran F2-Isoprostan dan Nitrik Oksida Sebagai Penanda Stres Oksidatif dan Disfungsi Endotel Pada Penderita Preeklamsi. JKM. Vol. 7 No. 1 Juli 2007: 47-54
Preeklamsia diklasifikasikan menjadi jenis ringan dan berat dan pada
keadaan ekstrim dapat mengakibatkan kegagalan hati dan ginjal, koagulopati
intravaskuler, dan kelainan sistem saraf pusat, termasuk kejang. Karena satu-
satunya obat adalah persalinan, preeklampsia dikaitkan dengan kematian ibu dan
morbiditas bayi yang tinggi. Di Amerika Serikat, preeklampsia diyakini
bertanggung jawab atas 15% dari kelahiran prematur dan 17,6% dari kematian
ibu. Di seluruh dunia, preeklampsia dan eklampsia diperkirakan akan bertanggung
jawab untuk sekitar 14% dari kematian ibu per tahun (50.000-75.000).
1. Goldenberg RL, Rouse DJ. Prevention of premature birth. N Engl J Med. Jul 30 1998;339(5):313-20. [Medline].
2. WHO, 2004. Bethesda, MD. Global Burden of Disease for the Year 2001 by World Bank Region, for Use in Disease Control Priorities in Developing Countries, National Institutes of Health: WHO. Make every mother and child count. World Health Report, 2005, Geneva:World Health Organization, 2005. 2nd ed.
Preeklampsi ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum kehamilan 20 minggu bila
terjadi penyakit trofoblastik.
b. Etologi
Tidak diketahui dengan pasti. Zweifel (1916) : Preeklampsia, the
desease of theories. Faktor-faktor predisposisi terjadinya HDK :
1. Primigravida atau nullipara, terutama pad a umur reproduksi
ekstrim., yaitu teenager dan umur 35 tahun ke atas.
2. Multigravida dengan kondisi klinis :
Kehamilan ganda dan hidrops fetalis
Penyakit vaskular termasuk hipertensi esensial kronik dan
diabetes melitus
Penyakit-penyakit ginjal
3. Hiperplasentosis :
Mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrop fetalis, bayi besar dan
diabetes melitus.
4. Riwayat keluarga pernah mengalami preeklampsia atau eklampsia
5. Obesitas dan hidramnion
6. Gizi yang kurang dan anemia
7. Kasus-kasus dengan kadar asam urat tinggi, defisiensi kalsiurn,
defisiensi asam lemak tak jenuh dan kurang antioksidan.
c. Patofisiologi
Belum diketahui dengan pasti. Proses iskemik uteroplasenter yang
menyebabkan yasospasmus arteriole/kapiler secara umum sehingga
menimbulkan kelainan patologis pada organ-organ vital, antara lain hati,
ginjal, otak, paru dan jantung.
d. Gejala Klinik
Kenaikan tekanan darah sistolik > 30 mmHg atau diastolik > 15
mrnHg (dari tekanan darah sebelum hamil) pada keharnilan 20 minggu
atau lebih, atau slstolik > 140 mmHg « 160 mrnHg) dan diastolik 90
mmHg « 110 mmHg), ditambah :
Protein urine:
> 0,3 g/lt dalam 24 jam atau secara kualitatif(++)
Edema pada :
o Pretibial
o Dinding perut
o Lumbosakral Wajah/tangan, atau
o Kenaikan berat badan:
> 500 glminggu ~ > 2000 glbulan
> 13 kg selama kehamilan
e. Penatalaksanaan
Rawat jalan
o Banyak istirahat (baring/tidur miring)
o Makan cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak dan
garam
o Sedatif ringan : fenobarbital 3 x 30 mg/peroral 7 hari, atau
diazepam 3 x 2 rng 7 hari
o Roborantia (vitamin dan mineral)
o Pemeriksaan laboratorium ;
- Hb, Ht, Trombosit
- Asam urat darah
- Urine lengkap
- Fungsi hati dan ginjal
o Tidak boleh diberikan diuretikum atau antihipertensi .
o Periksa ulang 1 x 1 minggu
Penderita baru dirawat :
o Setelah 2 rninggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan
adanya perbaikan gejala-gejala preeklampsi.
o Kenaikan berat badan ibu ~ 1 kg perminggu selama 2 kali
berturut- turut.
o Timbulnya salah satu atau lebih tanda-tanda preeklamsi berat
Evaluasi
o Untuk ibu
Pemeriksaan fisik yang diperlukan ;
- Pitting edema pagi hari bangun tidur BB tiap pagi hari
bangun tidur
- Tentukan indeks Gestosis tiap 12 jam pada pagi dan!
hari.
- TD tiap 6 jam (kecuali tidur)
- Urine tiap 3 jam dan dijumlahkan dalam 24 jam (tidak
usah kateter menetap)
Pemeriksaan laboratorium
Konsultasi dengan bagian lain (Bagian mata, jan tung, dan
lain- lain)
o Untuk plasenta secara teoritis diperlukan pemeriksaan
hormon plasenta ; lactogen dan estriol.
o Untuk janin
Fetal well-being: USG, KTG dan Amnioskopi
Fetal maturity: USG, Amniosentesis
o Persalinan
Penderita preeklampsi ringan yang mencapai normotensif
selama perawatan persalinan yang ditunggu sampai 40
minggu. Lewat TP dilakukan induksi partus.
Penderita preeklampsi ringan yang tekanan darahnya tu
selama perawatan, tetapi belum rnencapai normotensif,
termir kehamilan dilakukan pada keharnilan 37 minggu
Cara persalinan
- Spontan
- Bila perlu memperpendek kala II (vaccum dan
forceps)
f. Komplikasi
Komplikasi tidak selalu ada.
g. Tindak Lanjut
Sebelum lahir : kontrol di poliklinik lebih sering
Sesudah lahir : kontrol poli laktasi 1 minggu postpartum
h. Prognosis
Dubia ad bonam
1.2 PREEKLAMPSI BERAT
a. Definisi
Suatu .komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensl 160/110 mmHg disertai proteinuria dan edema, pada kehamilan
20 minggu atau lebih.
b. Gejala Klinis
Diagnosis
Preeklampsi be rat bila terdapat satu atau lebih gejala/tanda berikut ini:
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolik > 110 mmHg
b. Proteinuria> 5 g/24 jam atau kualitatif (++++)
c. Oliguria, jumlah produksi urin 500 mI/24 jam yang disertai
kenaikan kadar kreatinin darah
d. Gangguan visus dan serebral
e. Nyeri epigastrium
f. Edema paru atau sianosis
g. Pertumbuhan janin intrauterine terhambat
h. Adanya sindroma HELLP (H: Hemolysin, EL : Elevated Liver
enzymes, LP ..Low Platelet count).
Impending eklampsia
Bila preeklampsia berat disertai gejaJa berikut ini :
Nyeri kepala hebat
Gangguan visual
Muntah-muntah
Nyeri epigastrium
TD naik secara progresif
c. Penatalaksanaan
Perawatan aktif
Indikasi, bila didapatkan satu atau lebih keadaan ini :
o Ibu
Kehamilan > 37 minggu
Adanya tanda impending eklampsia
Perawatan konservatif gagal :
- 6 jam setelah pengobatan medisinal terjadi kenaikan TD
- 24 jam setelah pengobatan medisinal gejaJa tidak berubah
o Janin
Adanya tanda-tanda gawat janin
Adanya pertumbuhanjanin terhambat dalam rahim
o Laboratorium
Adanya sindroma HELLP
Pengobatan medisinal
o Segera MRS
o Tirah baring miring ke sisi kiri
o Infus 05%: RL 2: 1 (100 -125 ml/jam)
o Antasida
o Diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
o Obat-obatan anti kejang : sulfat magnesikus/SM/MgS04
Dosis await 8 g SM (20 ml 40%) : 4 g bokong kanan & 4 g
bokong kiri
Dosis ulangan, tiap 4 jam : 4 g SM (10 cc 40%) im
Syarat-syarat pemberian sulfas magnesikus :
- Tersedia kalsium glukonas 1 g - 10 ml 10% iv pelan (3
menit)
- Refleks patella (+) kuat
- Pernafasan > 16 x/menit, tanpa tanda-tanda distress
pernafasan
- Produksi urin > 100 ml dalam 4 jam sebelumnya (0,5/kg
bb/jam)
Dihentikan bila :
- adanya tanda-tanda intoksikasi
- setelah 24 jam paska persalinan
- 6 jam paska persalinan normotensif
Mencegah komplikasi
- Diuretika diberikan atas indikasi :
o Edema paru
o Payah jantung kongestif
o Edema anasarka
o Kelainan fungsi ginjal (bila faktor prerenal sudah
diatasi), yang dipakai furosemid (Lasix 40 mg im)
- Antihipertensi diberikan atas indikasi :
Tekanan arah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 100
mmHg
Preparat antihipertensi ;
o Clonidine (Catapres) 1 ampul = 0,15 rng/ml'
1 ampul + 10 ml NaCl fisiologis/aquadest, masukkan 5
ml iv pelan (5 menit) 5 menit kemudian TD diukur,
bila tidak turun berikan sisanya (5 ml iv pelan 5 menit),
pemberian dapat diulangi tiap 4 jam sampai TD
normotensif.
o Serapasil
1 mg + 1 0 ml NaCl flslologis/aquadest, masukkan 2,5
ml iv pelan 5 menit TD diukur lagi, bila tidak turun
berikan lagi 2,5 ml iv pelan, dan seterusnya sarnpai TD
yang diinginkan tercapai.
o Hidralazin (Apresolin), 1 ampul = 20 mg
1 ampul diencerkan iv pelan melalui karet infus
dapat diulangi setelah 20 - 30 menit.
- Kardiotonika atas indikasi :
Adanya tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan
Cedilanid digitalisasi cepat sebaiknya kerja sarna dengan
penyakit jantung.
- Lain-lain
o Antipiretika atas indikasi suhu rektal > 38,50C
Xylomidon 2 ml dan atau kompres dingin/alkohol
o Antibiotika kalau ada indikasi
o Analgetika atas indikasi kesakitan/gelisah 50 - 75
mg petidin, < 2 jam sebelumjanin lahir.
- Pengobatan obstetric
Cara pengakhiran kehamilan/persalinan
o Belum inpartu
Induksi persalinan
niotomi
Drip oksitosin dengan syarat skor Bishop
SC bila:
Syarat drip oksitosin tidak terpenuhi
12 jam sejak drip oksitosin belum masuk fase aktif
Pada primigravida cenderung SC
o Inpartu
Kala I:
Fase Iaten tunggu 6 jam fase laten SC
Fase aktif'(amnioiomi, drip pitosin)
Kala II:
Tindakan dipercepat sesuai dengan syarat yang
terpenuhi
- Perawatan konservatif
Indikasi perawatan konservatif Q Kehamilan < 37
minggu
- Keadaanjanin baik
- Tak ada impending ekJampsia
Pengobatan medisinal
- Diberikan 20 g SM 40% im sebagai dosis awal,
dilanjutkan 10 g setiap 4 jam
- Bila ada perbaikan atau tetap diteruskan 24 jam
- Apabila setelah 24 jam ada tanda-tande perbaikan
maka pengobatan diteruskan sebagai berikut :
Diberikan tablet diazepam 3 x 5 mg p.o atau
luminal 3 x 30 - 60mg p.o
Obat-obatan antihipertensi oral diberikan
apabila tekanan darah masih 160/110 mmHg
atau lebih
Obat-obatan diuretika hanya diberikan atas
indikasi
d. Komplikasi
lbu
o CVD
o Gagal jantung
o Gagal ginjal
o Solusio plasenta
Anak
o IUGR
o Gawat janin
o Janin mati
o HELLP syndrome
e. Tindak Lanjut
Perawatan di rumah sakit
Setelah melahirkan kontrol di Poliklinik Laktasi
f. Prognosis
Dubia
Tergantung indeks gestosis, makin tinggi indeks gestosis makin
jelek prognosisnya.
2. EKLAMSIA
a. Definisi
Eklampsia merupakan kasus akut, pada penderita preeklampsia, yang
disertai dengan kejang dan atau koma. Sebelumnya wanita tersebut
menunjukkan gejala-gejala preeklampsia (kejang-kejang timbulnya bukan
akibat kelainan neurologik).
Soedarto dkk. Hipertensi dalam Kehamilan dalam: Pedoman Diagnosis dan
Terapi Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi. RSUD Ulin FK Unlam, Banjarmasin; 17-
29
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada preeklampsia yang jenis
kejang tersebut tidak dapat dibuktikan oleh sebab lain, dan biasanya disusul
dengan koma. Kejang berbentuk grand mal, dapat terjadi pada sebelum, saat,
dan setelah persalinan. Pada nulipara kejang dapat timbul setelah 24 jam
pasca pesalinan, bahkan sampai 10 hari pasca persalinan.
Sudhaberata K. Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia dalam: Cermin Dunia Kedokteran No.133 Jakarta 2001; 27-31
b. Etiologi
Penyebab terjadinya preeklampsia-eklampsia sampai sekarang belum
diketahui secara pasti. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan
penyebab kelainan ini sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai “The
Disease of Theory”. Adapun teori tersebut antara lain:7
Ansar DM, Simanjuntak P, Handaya, Sjahid Sofjan. Panduan Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia. Satgas gestosis POGI, Ujung Pandang 1985; 12-20
1. Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada preeklampsia-eklampsia didapatkan adanya kerusakan endotel
vascular sehingga terjadi penurunan produksi prosrasiklin (PGI2) yang pada
kehamilan normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis, yang
kemudia akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi
antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifitas trombosit
menyebabakan pelepasan tromboksan (TA2) dan serotonin, sehingga terjadi
vasospasme dan kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis
Preeklampsia-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan
kadang tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1982)
mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sisitem imun pada
penderita preeklampsia.
Beberapa wanita dengan preeklampsia mempunyai kompleks imun
pada serum.
Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifitas sistem komplemen
pada preeklampsia-eklampsia diikuti dengan proteinuria.
3. Peran faktor genetik
Beberapa bukti yang menunjukan peran faktor genetik pada kejadian
preeklampsia-eklampsia antara lain :
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia
Keturunan ibu penderita preeklampsia-eklampsia mempunyai risiko
lebih tinggi untuk menderita preeklampsia-eklampsia
c. Patofisiologi
Perubahan aliran darah pada uterus dan plasenta adalah patofisiologi
yang terpenting pada preeklampsia-eklampsia dan merupakan penentu hasil
akhir kehamilan yaitu :
Soedarto dkk. Hipertensi dalam Kehamilan dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi. RSUD Ulin FK Unlam, Banjarmasin; 17-29
1. Terjadi iskemik uteroplasenter mengakibatkan ketidakseimbangan antara
massa plasenta yang meningkat dengan aliran perfusi darah sirkulasi
yang berkurang
2. Hipoperfusi uterus menjadi rangsangan produksi renin di uteroplasenta,
mengakibatkan vasokontriksi yang lain, sehingga dapat terjadi tonus
pembuluh darah yang lebih tinggi
3. Oleh karena adanya gangguan sirkulasi uteroplasenter ini, terjadi
penurunan suplai darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke janin.
Akhirnya bervariasi dari gangguan pertumbuhan janin sampai hipoksia
dan kematian dalam kandungan.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh
penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui
sebabnya. Hal ini mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh karena spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
Angsar D. Hipertensi dalam Kehamilan Edisi II. Lab/SMF Obstetri-Ginekologi FK UNAIR, Maret 2003; 1-44
Soedarto dkk. Hipertensi dalam Kehamilan dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi. RSUD Ulin FK Unlam, Banjarmasin; 17-29
Noor S. Magnesium sulphate in the prophylaxis and teatment of eclampsia. Department of Gynaecology, Ayub Medical College, Abbottabad and Lady Reading Hospital Peshawar. Available at: (http://www.ayubmed.edu.pk/JAMC/PAST/16-2/Shehla.htm, diakses tanggal 10 April 2007).
Perawatan eklampsia sebagai suatu penyakit
a. Pada hakekatnya pengobatan yang sangat penting dalam perawatan
penderita eklampsia ialah pengobatan medical dan perawatan suportif.
Tujuan utama dari pengobatan medical eklampsia ialah
1. mencegah dan menghentikan kejang
2. mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi
3. mencapai stabilisasi ibu seoptimal mungkin
4. sehingga dapat melahirkan janin pada saat dan dengan cara yang tepat
Pengobatan medicinal
Obat anti kejang
Obat anti kejang yang menjadi pilihan pertama ialah sulfamagnesikus.
Bila dengan jenis obat ini kejang masih sukar diatasi, maka dapat dipakai obat