Perancangan Film Dokumenter Falsafah Permainan Tradisional Jawa “Makna dibalik Dolanan” Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain Peneliti: Yves Christio Dyarenggasto (692011069) Anthony Y.M Tumimomor, S. Kom., M.Cs. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Agustus 2016
22
Embed
Perancangan Film Dokumenter Falsafah Permainan Tradisional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10472/2/T1_692011069_Full... · Jenis-jenis film sesuai dengan cara pembuatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Perancangan Film Dokumenter Falsafah Permainan
Tradisional Jawa “Makna dibalik Dolanan”
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain
Peneliti:
Yves Christio Dyarenggasto (692011069)
Anthony Y.M Tumimomor, S. Kom., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2016
1. Pendahuluan
Perkembangan permainan saat ini sudah sangat beragam dikalangan
masyarakat terutama bagi anak-anak, hal tersebut tidak terlepas dari peranan
teknologi informasi yang menyebabkan permainan saat ini dapat berkembang
begitu luas. Salah satu bentuk permainan saat ini dapat diakses oleh siapa saja
melalui berbagai perangkat mempengaruhi anak-anak menjadi anti sosial
sehingga banyak sekali anak-anak sekarang menjadi lebih egois, tidak mengenal
teman sebayanya dalam satu lingkungan tempat tinggal [1].
Berdasarkan dengan penelitian awal melalui wawancara dengan ahli budaya
Bapak Sudjisno, pembahasan tentang permainan tradisional hanya sebatas tentang
manfaat dan dampak yang ditimbulkan, sedangkan untuk media ilmu pengetahuan
masih belum ada. Serta dijelaskan bahwa permainan rakyat/tradisional sudah
jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat, dengan demikian dapat dibayangkan
bahwa nantinya permainan tradisional ini tidak lagi dapat diketahui bahkan
dimainkan oleh generasi muda, serta menjelaskan bahwa permainan
rakyat/tradisional memiliki falsafah dan makna tertentu didalamnya, namun hal
ini belum banyak diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu,
diperlukan media audio visual untuk memberikan informasi kepada masyarakat
tentang makna dan falsafah yang terkandung didalamnya. Jenis film yang
digunakan adalah film dokumenter yang dirancang agar dapat memberi informasi
kepada masyarakat secara lengkap dan sesuai dengan fakta yang ada [2].
Berdasarkan permasalahan yang ada maka akan dirancang video dokumenter
permainan tradisional yang memberikan informasi mengenai permainan
tradisional, falsafah, dan makna yang ada didalam permainan tradisional, serta
penggunaan teknik sinematografi dalam film, agar nantinya film dokumenter ini
dapat menjadi media ilmu pengetahuan melalui permainan tradisional yang tidak
membosankan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama dengan judul Perancangan Film Dokumenter Tentang
Polusi Emisi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus : Kota Semarang) menggunakan
film dokumenter sebagai media untuk memberi informasi kepada masyarakat
tentang dampak negatif dari polusi emisi akibat kelalaian perawatan dari pemilik
kendaraan bermotor. Salah satu media yang dapat menyampaikan informasi
adalah film, karena melalui film masyarakat tidak hanya mendengar audio tetapi
melihat secara visualisasi dalam bentuk video. Jenis film yang dipilih adalah film
dokumenter yang dirancang karena film dokumenter dapat memberi informasi
kepada masyarakat secara lengkap dan sesuai dengan fakta yang ada [3].
Penelitian kedua dengan judul Peningkatan Motorik Kasar Melalui Permainan
Tradisional Engklek pada Anak Kelompok A di PAUD Terpadu Karya Bakti Ds.
Reksosari Kec. Suruh Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 bertujuan untuk
meningkatkan ketrampilan motorik kasar anak melalui permainan tradisional
engklek pada anak kelompok A di PAUD Terpadu Karya Bakti Ds. Reksosari
Kec. Suruh Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah anak
kelompok A2 PAUD Terpadu Karya Bakti Ds. Reksosari Kec. Suruh Semester II
Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjmlah 13 anak yang terdiri dari 3 anak laki-laki
dan 10 anak perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan
metode dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan motorik kasar anak. Pada siklus I anak yang dapat
melompat dengan satu kaki secara mandiri (BDM) adalah 7 anak (30,77%) dan
meningkat pada siklus II sebanyak 12 anak (92,30%) sehingga penelitian dapat
dikatakan berhasil, terbukti pada siklus II mencapai 92,30%. Hal ini menunjukkan
bahwa permainan tradisional engklek terbukti dapat meningkatkan ketrampilan
motorik kasar anak A2 di PAUD Terpadu Karya Bakti. [4]
Dari penelitian yang ada, perbedaan dari penelitian yang dilakukan, film yang
dirancang tidak hanya mendokumentasikan tentang permainan tradisional tetapi
juga membahas tentang falsafah yang ada dalam permainan tersebut. Selain itu
film dokumenter ini juga menggunakan teknik sinematografi agar menjadi lebih
menarik.
Media Informasi adalah alat untuk mengumpulkan serta menyusun kembali
sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima
informasi, dan merupakan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk
menangkap, memproses, serta menyusun kembali informasi visual [5].
Multimedia merupakan pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pemakai dapat
bernavigasi, berkreasi, berkomunikasi, dan informatif [6].
Film adalah melukis gerak dengan cahaya, agar dapat melukis gerak dengan
cahaya, harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut kamera. Film sebagai
karya seni sering diartikan hasil cipta karya seni yang memiliki kelengkapan dari
beberapa unsur seni untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual [7].
Jenis-jenis film sesuai dengan cara pembuatan dan isinya :
- Film Non Fiksi
Film yang tidak bersifat fiktif atau film yang berdasarkan dengan kejadian
nyata sesui dengan fakta yang ada. Sebagai contoh, untuk film non fiksi
adalah film dokumenter yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah
kejadian alam, flora, fauna maupun manusia.
- Film Fiksi
Film yang bersifat fiktif dan imajinatif. Sedangkan untuk kelompok fiksi,
dalam dunia perfilman mengenal jenis-jenis film yang berupa drama,
suspence atau action, science fiction, horror dan film musikal [8].
Dokumenter adalah film nonfiksi karena dalam pembuatannya film
dokumenter hanya mendokumentasikan kenyataan dan fakta yang ada, dengan
kata lain film dokumenter hanya mempresentasikan kenyataan dan menampilkan
kembali fakta yang ada dalam kehidupan [9].
Jenis-jenis film dokumenter menurut cara pembuatan dan isinya :
- Perbandingan
Dokumenter ini menengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang
atau sesuatu misalnya seperti perbedaan teknologi industri di negara
berkembang dibandingkan dengan negara maju.
- Ilmu Pengetahuan
Genre ini berisi penyampaian informasi mengenai suatu teori, sistem,
berdasarkan ilmu tertentu. Adanya teknologi komputer untuk animasi, hal
ini banyak membantu memperjelas informasi tertentu misalnya informasi
statistik atau gambaran mengenai sistem kerja komponen sebuah produk.
- Dokudrama
Jenis dokumenter ini memliki motivasi komersial karena itu yang
berperan dalam dokudrama ini adalah artis film. Cerita yang disampaikan
merupakan rekonstruksi suatu peristiwa atau potret mengenai seseorang.
Dokumenter jenis ini biasanya tidak sepenuhnya berdasarkan realita
karena dokudrama bertujuan komersial dengan manampilkan profil suatu
produk atau profil sebuah perusahaan untuk kepentingan promosi [10].
Sinematografi adalah ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas
tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut
sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat
mengemban cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi
yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Perbedaannya,
peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi
menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan
gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian
gambar atau dalam sinematografi disebut montase/montage [11]. Jenis shot yang
digunakan dalam sinematografi : long shot , medium close up, medium shot
extreme close up, dan close up. Sedangkan untuk camera angle yang digunakan
antara lain : low angle, eye level, high angle, dan bird eye.
Permainan tradisional sudah jarang ditemui di masyarakat karena faktor
perkembangan zaman yang di dominasi oleh perkembangan teknologi. Permainan
tradisional tidak hanya sekedar sarana untuk bermain bagi anak-anak, namun
digunakan sebagai media penyampaian makna dan nilai-nilai yang mengandung
pesan moral serta merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun
dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada
prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian
bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena
tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat
mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar