Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Pariwisata Berbasis Web di Kabupaten Semarang Artikel Ilmiah Peneliti: Arnest Mahardika (682013062) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Agustus 2017
18
Embed
Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Pariwisata Berbasis ......wawancara adalah DISPORAPAR ingin memiliki aplikasi sistem informasi pariwisata berbasis web yang berguna untuk menyajikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Pariwisata Berbasis Web
di Kabupaten Semarang
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Arnest Mahardika (682013062)
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2017
1. Pendahuluan
Pariwisata pada masa sekarang semakin berkembang dan menjadi daya tarik bagi orang-orang
untuk mendatangi suatu daerah atau negara tertentu. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat-
tempat wisata yang mulai bermunculan di sekitar kita, mulai dari wisata alam maupun wisata buatan
manusia. Pariwisata menjadi salah satu aktor penting untuk pemasukkan daerah, khususnya di
Kabupaten Semarang. Kabupaten Semarang adalah salah satu daerah yang memiliki potensi wisata
yang tinggi. Terletak pada jalur lintas Jogja-Solo-Semarang, atau biasa disebut JOGLOSEMAR,
Kabupaten Semarang memiliki pertumbuhan perekonomian yang tinggi dari segi perindustrian,
pertanian, dan juga pariwisata. Kabupaten Semarang memiliki lebih dari sepuluh objek wisata alam
maupun buatan yang dapat dikunjungi saat berkunjung ke kabupaten ini.
Perencanaan pariwisata menerapkan konsep dasar dan pendekatan yang sama dengan perencaan
pada umumnya, tetapi diadaptasikan ke karakteristik-karakteristik khusus pada sistem kepariwisataan.
Perencanaan adalah mengatur masa depan untuk tujuan yang pasti [1]. Maksud dari kalimat tersebut
adalah perencanaan dilakukan untuk dapat mengetahui apa saja tujuan yang ingin dicapai, dan juga
dapat mengatur hal-hal apa saja yang dapat membantu dalam proses pencapaian tujuan. Banyak hal
yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan pariwisata, seperti keadaan alam, transportasi,
ketersediaan informasi, dll. Kemajuan teknologi dapat membantu proses perencaan dalam aspek
ketersediaan informasi yang berhubungan dengan pariwisata pada era modern tourism ini, salah
satunya dengan menggunakan teknologi web.
Perancangan aplikasi sistem informasi pariwisata Kabupaten Semarang memanfaatkan teknologi
berupa web. Teknologi web menjadi teknologi yang sangat berpengaruh pada aspek perencanaan
perjalanan wisata bagi calon wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu tempat, misalnya website
YogYes.com. Website tersebut menampilkan beberapa profil tempat wisata yang ada di Jogja.
Pengunjung website tersebut dapat membaca dan mengetahui tempat wisata yang bisa dikunjungi di
Jogja dan sekitarnya. Calon wisatawan yang akan berkunjung ke Jogja dapat merencanakan, memilih,
dan memutuskan tempat mana saja yang bisa dikunjungi ketika berada di kota yang memiliki julukan
Kota Gudeg tersebut hanya dengan membuka web melalui komputer ataupun handphone, dengan
adanya web, proses perencanaan perjalanan wisata menjadi lebih mudah dan praktis.
Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan pernyataan diatas sebagai berikut: “Bagaimana
merancang aplikasi sistem informasi berbasis web yang dapat menyediakan media informasi
mengenai potensi wisata dan menyediakan media komunikasi bagi wisatawan di Kabupaten
Semarang?” Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk merancang dan membuat
aplikasi sistem informasi berbasis web yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi mengenai
tempat wisata dan menyediakan media layanan interaksi untuk wisatawan dan masyarakat. Manfaat
dari penilitian ini adalah diharapkan aplikasi sistem informasi berbasis web ini dapat membantu
masyarakat dan calon wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Semarang untuk dapat menilai
dan mendiskusikan mengenai tempat wisata di Kabupaten Semarang, sekaligus untuk
mempromosikan potensi wisata yang ada di Kabupaten Semarang kepada wisatawan domestik dan
juga wisatawan mancanegara.
2. Kajian Pustaka dan Teori
Penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan memiliki tujuan penelitian untuk merancang aplikasi
sistem informasi yang dapat membantu wisatawan menentukan wisata yang dikunjungi serta
membantu transaksi pelaporan data tiket, data pengunjung, data perawatan pada tempat obyek wisata
Kabupaten Semarang dengan cara memberikan alternatif dan kemudahan kepada user dan wisatawan
dalam mengakses informasi melalui website. Perancangan sistem informasi dilakukan dengan cara
mendefinisikan masalah, merancang konsep, kemudian mengimplementasikannya ke dalam
pengkodean bahasa pemrograman. Aplikasi sistem informasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa
pemprograman PHP yang digunakan administrator untuk mengolah data-data yang dibutuhkan dalam
memanipulasi data dan mengunggah laporan obyek wisata dalam menggunakan sistem informasi ini
melalui website. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebuah sistem informasi yang dapat
dimanfaatkan wisatawan untuk mengakses berbagai macam informasi wisata serta bagi Dinas
Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (DISPORAPAR) Bagian Pariwisata Sub. Bidang Promosi
Informasi, Pemasaran dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Obyek Wisata Kabupaten
Semarang dapat meningkatkan kualitas pelayanan obyek wisata [2].
Penelitian lainnya memiliki tujuan penelitian untuk merancang sistem informasi terintegrasi yang
dapat membantu wisatawan menentukan hotel, penginapan, tempat makan, penerjemah bahasa, dan
fitur lainnya untuk memudahkan wisatawan yang mengunjungi lokasi wisata di Fiji merasa nyaman
melalui website dan aplikasi berbasis android. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebuah sistem
informasi berbasis android yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mengatur perjalanan mereka,
dan juga aplikasi dapat diandalkan untuk wisatawan selama berada di Fiji. Salah satu fitur yang
menarik dari aplikasi ini adalah penerjemah bahasa, karena setiap wisatawan mancanegara yang
bertamasya keluarga sering mengalami kendala berkomunikasi dengan warga setempat, sehingga fitur
ini sangat berguna untuk wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Fiji. [3]
Ide yang didapatkan berdasarkan kedua penelitian diatas untuk merancang aplikasi sistem
informasi pariwisata berbasis web adalah aplikasi yang memiliki fitur untuk menyediakan media bagi
pengunjung tempat wisata dan masyarakat sekitar untuk memberikan tinjauan, kritik, ataupun saran
mengenai tempat wisata tersebut yang dapat berguna untuk menjadikan potensi wisata Kabupaten
Semarang menjadi lebih baik. Pengguna dapat memberikan masukan kepada DISPORAPAR dengan
cara menyampaikan apa yang dirasakan selama di lokasi wisata yang ada di Kabupaten Semarang ke
dalam fitur yang disediakan dalam web tersebut. Pengguna dapat juga berkomunikasi dengan
pengguna lain dalam media tersebut, dan juga dapat mencari dan melihat lokasi wisata apa saja yang
ditawarkan di web tersebut.
Teknologi informasi pada sektor pariwisata dimanfaatkan ke dalam bentuk electronic tourism (e-
tourism). E-tourism adalah pemanfaatan teknologi dan komunikasi secara maksimal dalam
manajemen pariwisata sehingga kinerja industri pariwisata lebih efektif dan efisien. E-tourism
membantu keseluruhan dari proses bisnis dalam pariwisata serta mengambil keuntungan dari internet
untuk berinteraksi dengan semua pemangku kepentingan dan pelanggan. E-tourism menggambarkan
digitalisasi dari semua proses dan rantai nilai di dalam pariwisata, perjalanan, keramahtamahan, dan
industri katering. Pada tingkat taktis, e-tourism memasukkan e-commerce, e-procurement, dan juga
semua fungsi ICT yang diperkuat. ICT merupakan kependekan dari Information and Communication
Technologies. ICT mencakup seluruh rangkaian elektronik yang memfasilitasi operasi dan manajemen
strategi organisasi dengan memungkinkan mereka untuk mengatur informasi, fungsi, dan proses-
proses mereka sebaik mungkin untuk berkomunikasi secara interaktif dengan pemegang saham
mereka untuk mencapai tujuan mereka. ICT memasukkan kombinasi dari perangkat keras, perangkat
lunak, alat telekomunikasi, netware, groupware, dan humanware [4]. Netware adalah sistem
informasi jaringan yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Novell, Inc. [5]. Groupware adalah
aplikasi yang dibuat untuk mendukung kolaborasi bersama antar sekelompok pengguna dalam suatu
lingkungan tertentu [6]. Humanware adalah orang terlibat dalam di dalam mengoperasikan serta
mengatur sistem komputer. E-tourism mengaplikasikan ICT untuk memaksimalkan keefektifan dan
keefisienan dari organisasi pariwisata, sehingga ICT mengubah seluruh rantai nilai dan hubungan
strategi dari organisasi pariwisata dengan semua pemegang saham mereka. E-tourism juga dapat
menentukan daya saing dari semua tujuan dan organisasi perjalanan wisata [4].
Gambar 1. Konsep E-tourism [4]
E-tourism tergabung bersama dengan tiga dispilin khusus, yaitu bisnis, informasi, dan
pariwisata. Bisnis terdiri dari beberapa bagian, yaitu manajemen, pemasaran, keuangan, sumber
daya manusia, dan usaha. Informasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu sistem informasi, ICT, dan
telekomunikasi. Pariwisata terdiri dari beberapa bagian pula, yaitu transportasi, perjalanan,
keramahtamahan, waktu luang, dan warisan budaya. Gambar 1 menjelaskan bahwa e-tourism
terletak pada bagian tengah dari gabungan ketiga lingkaran disiplin. E-tourism menggabungkan
ketiga hal tersebut untuk membantu organisasi pariwisata mencapai tujuan bisnisnya [4].
Model View Controller adalah sebuah metode untuk membuat sebuah aplikasi dengan
memisahkan data (model) dari tampilan (view) dan cara bagaimana memprosesnya (controller).
MVC pertama kali dipublikasikan oleh peneliti XEROX PARC yang bekerja dalam perusahaan
pembuatan bahasa pemrograman Smalltalk, lebih tepatnya diciptakan oleh seorang programmer
yang bernama Trygve Reenskug pada tahun 1979 [7]. Konsep MVC pada saat ini semakin
populer digunakan oleh programmer karena kemudahannya dalam proses perawatan aplikasi.
Gambar 2. Konsep Model View Controller [7]
Gambaran konsep MVC terdapat pada gambar 2. Gambar tersebut memiliki tiga komponen
penting, yaitu model, view, controller. Model mewakili struktur data yang berisi fungsi-fungsi
yang membantu pengguna dalam melakukan pengolahan data di dalam aplikasi, misalnya
memasukkan data ke dalam database, melakukan penghapusan data, memperbarui data, dll. View
merupakan bagian dari aplikasi yang dapat dilihat oleh pengguna, dapat disebut juga tampilan
aplikasi, dan Controller merupakan jembatan yang menghubungkan antar model dan view.
Controller bertugas untuk menerima perintah yang dimasukan oleh pengguna melalui view,
mengirimkan fungsi-fungsi yang akan di proses oleh model, lalu model mengirimkan hasil olahan
data ke controller, lalu memberikan hasil olahannya ke view sehingga dapat dimanfaatkan oleh
pengguna.
3. Metodologi Penelitian
Gambar 3. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian divisualisasikan pada gambar 3. Tahap pertama adalah mengidentifikasi
masalah dan tinjauan masalah. Pengidentifikasian masalah dan melakukan tinjauan pustaka telah
dilakukan penelitian dan pengamatan secara langsung ke beberapa lokasi wisata di Kabupaten
Semarang dan juga melakukan kunjungan ke kantor DISPORAPAR Kabupaten Semarang untuk
melakukan beberapa pengamatan. Selain itu, telah dilakukan wawancara untuk mendapatkan
informasi apa saja yang dibutuhkan oleh DISPORAPAR. Setelah melakukan wawancara, hasil ada
wawancara adalah DISPORAPAR ingin memiliki aplikasi sistem informasi pariwisata berbasis web
yang berguna untuk menyajikan profil wisata yang ada di Kabupaten Semarang, dan juga terdapat
media komunikasi untuk menampung ulasan yang diberikan oleh pengunjung ataupun masyarakat
supaya dapat menjadi masukan bagi DISPORAPAR untuk memberikan kualitas pariwisata yang
terbaik. Tinjauan pustaka yang digunakan adalah teori E-tourism dan Model View Controller (MVC)
serta beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Tahapan kedua yaitu rancangan penelitian, dimana tahapan ini merupakan tahapan untuk
merancang keseluruhan tahapan yang akan dilakukan. Proses yang dilakukan adalah menetapkan
berapa lama waktu dibutuhkan untuk menyelesaikan aplikasi, membuat model aplikasi, dan
menentukan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dan pengolahan data yang telah didapatkan.
Tahapan ketiga yaitu pengumpulan data. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa profil tempat wisata yang berada di Kabupaten Semarang yang bersifat
data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara langsung dengan pihak
DISPORAPAR, sedangkan data-data sekunder didapatkan dari brosur yang dikeluarkan oleh
DISPORAPAR yang bisa diambil di kantor tersebut. Bukan hanya itu saja, data sekunder juga
dikumpulkan dari internet dan juga buku untuk melengkapi dan menanggulangi terjadinya kerancuan
data. Proses pengumpulan data selanjutnya penulis melakukan observasi ke kantor DISPORAPAR. Di
kantor tersebut dapat dilihat bahwa teknologi komputer sudah cukup memadai untuk internal kantor.
Teknologi tersebut cukup memadai untuk menggunakan teknologi web yang akan di rancang, oleh
karena hal tersebut pemanfaatan web ini akan dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan baiknya
pemanfaatan teknologi di kantor tersebut. Kunjungan ke DISPORAPAR Kabupaten Semarang juga
telah dilakukan untuk melakukan wawancara kepada Kepala Dinas perihal apa saja yang dibutuhkan
dalam aplikasi sistem informasi dan juga untuk mendapatkan data profil mengenai objek-objek wisata
di Kabupaten Semarang.
Perancangan aplikasi sistem informasi pariwisata berbasis web ini menggunakan model Waterfall,
dan dirancang menggunakan Unified Modeling Language yang terdiri dari use case, activity diagram,
dan class diagram. Perancangan aplikasi sistem informasi pariwisata berbasis web yang dilakukan
penulis menggunakan model Waterfall. Model Waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis,
berurutan dalam membangun perangkat lunak [8]. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam model
Waterfall terdapat pada gambar 4.
Gambar 4. Model Waterfall [8]
Tahapan communication yang tertera pada gambar 4, dilakukan analisis terhadap apa saja yang
dibutuhkan pada aplikasi yang akan dibuat. Analisis dan pengumupulan data dapat dilakukan dengan
cara melakukan wawancara kepada pengguna secara langsung dan dapat melalui jurnal, buku, ataupun
internet. Tahapan ini merupakan tahap penting karena dalam tahapan ini penulis dapat berkomunikasi
secara langsung dan dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada aplikasi ketika sudah selesai
dikerjakan dan dapat memberikan manfaat.
Tahapan selanjutnya adalah tahapan perencanaan. Tahapan ini menghasilkan dokumen yang
dibutuhkan dalam proses sebelumnya, yang disebut user requirement. Dokumen tersebut berisi daftar
kebutuhan apa saja yang dibutuhkan pengguna dalam pembuatan aplikasi, dan juga terdapat rencana
apa saja yang akan dilakukan dalam proses pembuatan aplikasi.
Tahapan pemodelan dilakukan untuk merancang model aplikasi yang akan dihasilkan. Tahapan
ini berisi proses merancang struktur data, arsitektur aplikasi, representasi tampilan aplikasi, dan
prosedur algoritma dalam aplikasi. Tahapan ini menghasilkan dokumen yang disebut software
requirement.
Tahapan ini merupakan tahapan pembangunan aplikasi dengan cara coding atau pengkodean.
Pengkodean adalah proses penerjemahan desain yang sudah dibuat ke dalam bahasa yang bisa
dikenali komputer, setelah pengkodean selesai dikerjakan, maka dilakukan proses pengujian aplikasi
yang sudah dibuat untuk mengetahui apakah aplikasi masih memiliki kendala yang terjadi selama
proses pembuatannya dan dapat segera diperbaiki.
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan aplikasi. Aplikasi sudah dapat
digunakan oleh pengguna apabila tahapan-tahapan sebelumnya yang telah dilakukan pada aplikasi
sudah tidak memiliki kendala, setelah aplikasi sudah digunakan, dilakukan pemeliharaan secara
berkala kepada aplikasi tersebut.
Unified Modeling Language atau disingkat UML adalah bahasa standar untuk membuat
rancangan perangkat lunak [9]. Menurut pakar lain, UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau
perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek. Kesimpulan yang dapat diambil mengenai
UML adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk memvisualisasikan desain sistem yang akan
dirancang. UML dikembangkan oleh Grady Booch, Ivar Jacobson, dan James Rumbaugh di Rational
Software pada tahun 1994 sampai tahun 1995.
4. Hasil dan Pembahasan
Gambar 5. Use Case
Use case diagram adalah urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait [10].
Gambar 5 memvisualisasikan secara ringkas siapa saja yang menggunakan sistem dan apa saja yang
akan dilakukan dalam sistem. 3 aktor menjadi pengguna sistem yang divisualisasikan dalam gambar
4, yaitu Admin, Dinas, dan Pengguna. Aktor Admin memiliki asosiasi pada profil tempat wisata, yang
memiliki dependensi untuk memasukkan profil tempat wisata baru, mengubah profil tempat wisata,
dan menghapus profil tempat wisata dalam database. Aktor Pengguna memiliki asosiasi untuk
melihat profil tempat wisata, dan juga mendaftar dan memiliki akun dalam web sistem informasi ini
untuk memberikan ulasan pada tempat wisata yang telah dikunjungi, sedangkan aktor Dinas tidak
jauh beda dengan asosiasi Pengguna, Dinas dapat melihat profil wisata yang ditampilkan dalam web
sistem informasi ini dan juga mendaftar dan memiliki akun juga ingin memberikan ulasan terhadap
suatu tempat wisata. Dinas memiliki hak yang sama dengan Pengguna dalam hal mengisi ulasan.
Admin bertugas untuk mengubah, memasukkan, dan menghapus profil tempat wisata pada web.
Gambar 6. Activity Diagram - Memasukkan Profil Wisata
Activity diagram pada gambar 6 menggambarkan mengenai proses memasukkan profil wisata
baru ke dalam database. Proses yang dilakukan pertama adalah admin mengisikan profil yang terdiri
dari nama tempat wisata, lokasi wisata, daya tarik yang dimiliki, dan juga beberapa deskripsi
pendukung, dan menyertakan foto tempat wisata, setelah lengkap terisi, profil di simpan ke dalam
database, kemudian sistem menampilkan hasil yang telah dimasukkan oleh admin.
Gambar 7. Activity Diagram - Pendaftaran Sebagai Pengguna
Gambar 7 merupakan gambar activity diagram untuk menggambarkan proses pendaftaran sebagai
pengguna di aplikasi ini. Pendaftaran pengguna bertujuan untuk memudahkan pengguna untuk
memberikan ulasan, kritik, dan saran mengenai suatu lokasi wisata, dan juga untuk memudahkan
admin untuk mengontrol siapa saja yang bisa memberikan ulasan, kritik, dan saran agar tidak dapat
disalahgunakan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. Tahap pertamanya yaitu memasukkan
data diri, pengguna dapat memasukkan nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat e-mail, kata
sandi, dan juga foto profil. Data diri pengguna tersimpan pada database dan registrasi berhasil.
Pengguna dapat login ke dalam web sebagai anggota dan juga dapat memberikan tinjauan, kritik dan
saran.
Gambar 8. Activity Diagram – Mengisi Ulasan
Activity diagram pada gambar 8 menggambarkan tentang proses untuk mengisi ulasan atau
tinjauan, kritik, dan saran. Tahap pertama, pengguna yang sudah mendaftar sebagai anggota wajib
untuk melakukan login ke dalam web, setelah berhasil, web akan menampilkan data-data mengenai
lokasi wisata yang tersimpan dalam database. Tahap selanjutnya, pengguna membuka halaman web
yang berisi tentang lokasi wisata yang akan diberikan tinjauan, kritik, ataupun saran. Sistem
menyimpan dan menampilkan hasil tinjauan apabila pengguna selesai mengetik dan menyimpan hasil
ulasan yang telah dibuat, dan tahap terakhir adalah pengguna dapat melihat hasil ulasannya yang
sudah tersimpan ke dalam database.
Gambar 9. Activity Diagram - Melihat Ulasan
Activity diagram pada gambar 9 menggambarkan tentang proses untuk melihat hasil tinjauan yang
sudah disimpan di database aplikasi. Pengguna tidak perlu mendaftar sebagai anggota untuk melihat
ulasan, namun jika ingin memberikan tinjauan, pengguna diharuskan untuk mendaftar sebagai
anggota. Tahap pertama, pengguna dapat membuka web, kemudian sistem akan menampilkan profil-
profil tempat wisata yang sudah tersimpan dalam database, kemudian sistem sekaligus menampilkan
tinjauan yang sudah pernah dimasukkan oleh pengguna lain, kemudian pengguna yang sedang
mengunjungi web dapat membaca apa saja yang pengguna pikirkan mengenai suatu lokasi wisata.
Gambar 10. Class Diagram
Class Diagram menjelaskan mengenai kelas dan atribut yang terjadi di dalam proses bekerjanya
web. Setiap kelas memiliki relasi yang terhubung dengan kelas lain, sehingga memudahkan proses
untuk berbagi data. Kelas dalam class diagram pada gambar 10 dibagi menjadi tiga, yaitu boundary,
controller, dan entity. Kelas Profil Wisata memiliki atribut Alamat, Foto, ID Tempat Wisata, Kontak,
Nama, dan Tanggal Input. Kelas Pengguna memiliki atribut Alamat, Email, Foto, ID User, Jenis
Kelamin, dan Nama. Kelas Review memiliki atribut Foto Review jika pengguna ingin memberikan
foto mengenai apa yang menjadi kendala di suatu lokasi, ID Review, Isi Review, dan Tanggal review
diunggah. Entitas Kelola Review memiliki atribut Alamat lokasi wisata, Foto, ID Review, ID Tempat
Wisata, ID User, Kontak, Nama, dan Tanggal. Entitas Profil Wisata memiliki atribut Alamat, Foto, ID
Tempat Wisata, Kontak, Nama, dan Tanggal. Entitas Pengguna memiliki atribut Alamat, Email, Foto,
ID User, Jenis Kelamin, dan Nama. Entitas Review memiliki atribut Foto Review, ID Review, dan
Tanggal.
Gambar 11. Halaman utama aplikasi
Halaman utama aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 11. Pengunjung dapat melihat sebagian
informasi mengenai DISPORAPAR dan dapat dilanjutkan mengenai informasi lengkapnya pada
tombol yang tersedia. Menuju kebawah halaman utama, terdapat informasi mengenai kategori-
kategori wisata yang ada di Kabupaten Semarang, antara lain Kategori Alam, Kategori Buatan,
Kategori Budaya, dan Kategori Religi.
Gambar 12. Formulir Untuk Menambahkan Profil WIsata Baru
Gambar 12 memvisualisasikan formulir untuk menambahkan profil wisata baru ke database dan
nantinya akan ditampilkan dalam web. Formulir tersebut hanya dapat dilakukan oleh Admin yang
sebelumnya sudah melakukan login pada halaman login khusus Admin. Formulir tersebut terdapat
text area untuk memasukkan nama tempat wisata dan deskripsi mengenai tempat wisata tersebut, lalu
ada dropdown untuk memilih kategori tempat wisata yang aka ditambahkan, dan juga dapat
menunggah gambar untuk memperindah profil wisata yang ditampilkan pada web.