PERANAN KOMUNIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN SISWA MTS HALIMATUSSA’DIYAH PALOPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh SINAR AHMATIA NIM : 105270009915 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
81
Embed
PERANAN KOMUNIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM … · 2021. 2. 16. · Bimbingan konseling adalah komunikasi antarpribadi atau dalam istilah lain biasa disebut komunikasi antar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERANAN KOMUNIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN SISWA MTS HALIMATUSSA’DIYAH PALOPO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SINAR AHMATIA NIM : 105270009915
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
ABSTRAK
Sinar Ahmatia.105 270 0099 15. 2020 . Peranan Komunikasi Bimbingan Dan Konseling Dalam Pembinaan Siswa Mts. Halimatussa‟diyah Palopo. Di bimbing Abbas dan Meisil B. Wulur.
Penelitian ini membahas tentang peranan komunikasi konseling
dalam pembinaan akhlak siswa Halimatussa‟diyah Palopo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Adapun yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan Komunikasi Konseling dalam pembinaan
akhlak siswa.
2. Bagaimana efektivitas komunikasi konseling dalam pembinaan
pengembangan diri siswa.
3. Apa hambatan Komunikasi konseling dalam pembinaan akhlak
siswa.
Komunikasi Konseling memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembinaan akhlak siswa, dalam pelaksanaanya guru melaksanakan
komunikasi konseling dengan dua cara, yaitu konseling individual dan
klasikal.
Pelaksanaan layanan komunikasi bimbingan dan konseling sudah
efektif walau masih dalam kategori cukup sebab masih banyak hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam mengatasi problem pengembangan diri
siswa binaan.
Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi penghambat komunikasi
konseling, yaitu, faktor internal, faktor eksternal dan sarana prasarana
yang kurang memadai.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa teriring
dalam setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT.
Bingkisan salam dan shalawat kepada kekasih Allah, Nabiullah
Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat yang
senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Tiada jalan tanpa rintangan, tiada
puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan
kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai
dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari uluran
tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan
moril dan materil. Maka melalui kesempatan ini penulis mengucapakan
banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Syekh Dr. (HC) Mohammad ibn Mohammad al-Thayyib Khoory,
selaku Pembina Asia Muslim Charity Foundation (AMCF).
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh
pimpinan dan stafnya.
4. Dr. Abbas, Lc., M.A., selaku ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Sudir koadhi, S.S., M.Pd.I., Selaku sekertaris Prodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
6. Dr. Abbas, Lc., M.A. dan Dr. Meisil B. Wulur, S.Kom.I., M.Kom.I.,
masing-masing sebagai pembimbing I dan II, yang telah
meluangkan waktunya memberikan bimbingan sampai selesai
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
8. Untuk kedua orang tua yang saya cintai dan saya banggakan,
kesuksesan ini tidak bermakna tanpa ridha dan kasih sayang
Ibunda dan Ayahanda. Berkat perjuangan Ibunda dan Ayahanda
dalam mendidik kami serta doa dalam setiap sujud-sujud Ibunda
dan Ayahanda hingga kami mampu menjadi orang yang dapat di
harapakn dan di banggakan.
9. Terkhusus suami tercinta Muh. Sholikhin, S.Pd., M.Pd., yang
senantiasa mendoakan, selalu memberikan dorongan dan
semangat agar bisa menyelesaikan skripsi ini, serta ananda
Zeyaad Fatih Sholihin yang telah menjadi qurratu a’yun..
10. Rekan-rekan sesama mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi
bantuan dan dukungannya.
11. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya
satu persatu.
Adalah sebuah kesadaran dan penulis meminta maaf, dan semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, penulis khususnya serta
segenap pembaca pada umumnya.
Makassar, 16 Rabiul Awal 1442 H
02 November 2020 M
Penulis
SINAR AHMATIA
NIM: 105270009915
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi Konseling ....................................................... 6
B. Strategi Komunikasi ............................................................................. 11
C. Pengertian Bimbingan dan Aktualisasi Diri ......................................... 15
D. Landasan, Fungsi, Tujuan dan Prinsip
Bimbingan dan Konseling................................................................. 21
E. Sifat Bimbingan Pesantren .................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 35
B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................................ 35
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian ................................................ 36
D. Sumber Data ........................................................................................ 38
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 39
F. Teknik Pengumpulan data ................................................................... 40
G. Teknik Analisis Data............................................................................. 41
BAB IVHASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi ..................................................................... 44
1. Sistem Pendidikan ................................................................... 46
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah .................................................. 49
3. Data Siswa MTs.Halimatussa‟diyah Palopo ............................ 50
B. Peranan Komunikasi Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Binaan
d. Konseling mengarahkan tercapainya tujuan klien.
Tujuan konseling bagi klien adalah terselesaikannya masalah
yang dihadapi. Masalah tersebut misalnya kesulitan memilih
jurusan, tidak bisa menghilangkan kesedihan dan hal itu
mengganggu aktivitas sehari-hari, merasa tertekan dalam
keluarga, berkeringat dingin dan gemetar berbicara didepan orang
banyak, merasa rendah diri karena tidak mempunyai teman,
kurang percaya diri dan konflik. Masalah-masalah tersebut
mengganjal atau merisaukan diri klien dan hal tersebut perlu dicari
pemecahannya melaui konseling.
e. Konseling mengarahkan kemandirian klien
Setelah tujuan konseling tercapai atau diperolehnya solusi
masalah yang dihadapi, klien diharapkan dapat mandiri dalam
menyelesaikan masalah selanjutnya.29 Hal ini sebagaimana Allah
berfirman dalam Al-Quran Surah Al-A‟raf: 200-2001:
يط زغنك من الش ا ي ن يع عليم)وإم ( إن الذين ات قوا إذا 222ان ن زغ فاستعذ بالله إنه س
روا فإذا هم مبصرون ) يطان تذك هم طائف من الش (222مس
Terjemahan:
“Dan jika setan datang menggoda-goda, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui (200). Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, merekapun segera ingat
setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis, maupun estetis.
b. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran
layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa
kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang :
1) Motif dan Motivasi
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang
menggerakkan seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang
didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir,
seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang
terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan
atau keterampilan tertentu dan sejenisnya.
2) Pembawaan dan Lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang
membentuk dan mempengaruhi perilaku individu.Pembawaan yaitu segala
sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan,
yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit,
golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian
tertentu.Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang perlu
dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya
bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada.33
3) Perkembangan Individu
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan
berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal)
hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik,
bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.34
4) Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari
psikologi.Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak
akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan
belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat
kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai
sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri
individu.
5) Kepribadian
Menurut pendapat Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner
Lindzey, 2005) bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.Kata kunci dari
pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider dalam
Syamsu Yusuf (2003) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu
33 Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Knselin(Remaja Rosdakarya:2010) h. 38 34Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Knselin(Remaja Rosdakarya:2010) h. 38
proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental
dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan
emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.35
c. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat
memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan
dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap
perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk
lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup.36
d. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional
yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun
prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun
secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode,
Terwujudnya siswa/siswi MTs. Halimatussa‟diyah Palopo yang
menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum serta kecakapan
yang diperlukan untuk masa depan serta mampu beradaptasi dengan
masyarakat dan lingkungannya.
b. Misi Sekolah
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efesien, efektif,
kreatif, inovativ, dan Islami. Sehingga setiap siswa dapat
berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.
2) Membudayakan disiplin dan etos kerja yang produktif dan Islami.
3) Membina dan menciptakan kondisi bagi yang menggunakan bahasa
Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris yang baik.
4) Mewujudkan pendidikan yang bermutu dan menghasilkan prestasi
akedemik dan non akademik.
5) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah, dan nyaman.
6) Melaksanakan pembinaan yang dapat menimbulkan rasa
kekeluargaan, dan kebersamaan kepada warga sekolah.
c. Tujuan Sekolah
1) Mengahsilkan siswa yang berakhlak mulia dan taat beribadah.
2) Menghasilkan siswa yang berdisiplin dalam berbuat.
3) Menghasilkan siswa yang mampu dan terampil dalam berbahasa
Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris.
4) Menghasilkan siswa yang bermutu serta prestasi akademik dan non
akademik.
5) Memiliki rasa cinta tanggung jawab terhadap kebersihan, keindahan,
dan kenyamanan sekolah.
6) Menjadi pelopor dan aktivis sosial keagaman.
3. Data siswa MTs. Halimatussa‟diyah Palopo
NO KELAS NAMA
1 IX Ahmad Malik
2 Gim Nastiar Syatar
3 Muh. Fadli
4 Muh. Shah Jihan
5 Muh. Yusuf Takki
6 Pauzal Takki
7 Salman
8 Nursa'ida
9 Rahmatia Palenoan T
10 Syahida
1 VIII Aldi
2 Bagus
3 Hasbullah
4 Hidayat Nur Wahid
5 Kasmin Rampian TD
6 Muh. Fahri
7 Syahrul
8 Andi Siti Latifa
9 Mirayanti BP
10 Sharli Safitri
11 Tiara Tahrim
12 Nur Syamsi
1 VII Afdal
2 Muh. Khairul Alimin
3 Arifin
4 Egi
5 Irsat Fahmi
6 Ilham
7 Mulya Saputra
8 Muh. Ilham
9 Muh. Rizky
10 Rival
11 Muh. Rendi
12 Saiful Hidayat
13 Saputra Aldiansar
14 Wiwid
15 Yusri
16 Amelia Ramadhani
17 Anggun Sucitra
18 Dian Purnama
19 Imelda Saputri
20 Andini Nurul A
Sumber data: TU MTs.Halimatussa’diyah Palopo
B. Peranan Komunikasi Bimbingan dan Konseling Terhadap
SiswaBinaan MTs. Halimatussa’diyah Palopo
Secara umum dapat difahami bahwa pelaksanaan komunikasi
bimbingan dan konseling siswa MTs. Halimatussa‟diyah Palopo adalah
memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa,melalui layanan
bimbingan dan konseling dapat membina, menasehati dan mengarahkan
siswa dalam mengembangkan karakter dan akhlak siswa. Sebagaimana
diungkapkan oleh guru sekaligus Pembina MTs. Halimatussa‟diyah
Palopo Ustadz Amril S.Pd.I, MH, :
“Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembinaan siswa, agar supaya tidak salah dalam mengambil sikap dan keputusan, sehingga program yang dicanangkan bias berjalan dengan baik serta meminimalisir hal-hal yang menghambat dalam proses pembinaan. Komunikasi dalam pembinaan ada dua yaitu antara sesame Pembina dan komunikasi Pembina dengan siswa”.58
Peran guru BK sangat penting dalam mengembangkan karakter
dan akhlak siswa, dengan mengembangkan karakter dan akhlak siswa
58Amril (29).Guru Honorer.Wawancara. Pada Tanggal 06 Februari 2019
akan dibentuk menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan
mudah menyesuaikan diri dan menjadi berhasil dalam pekerjaannya.
Adapun upaya guru BK dalam mengembangkan nilai karakter dan
akhlak siswa adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan konseling individu
Melaksanakan konseling individu merupakan salah satu metode
dalam memberikan bantuan memecahkan permasalahan siswa, yaitu guru
BK memberikan jalan keluar berupa nasehat-nasehat terkait dengan
permasalahan yang dialami siswa dengan bertatap muka langsung secara
perorangan. Metode ini terbilang cukup efektif karena konseli akan lebih
terbuka terhadap konselor dalam mengungkapkan permasalahan yang
ada.
Pelaksanaan konseling individu yang dilakukan di MTs.
Halimatussa‟diyah Palopo memang sebenarnya belum sepenuhnya
berjalan dengan baik dikarenakan guru BK yang bersangkutan bukan
seorang yang ahli atau bisa dikatakan hanya guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang merangkap sebagai guru BK, kurang
faham bagaimana tatacara dalam mengkonseling yang baik secara
Baik, namun dengan pengalaman yang di dapatkan ketika menjadi
pambina santri di pesantren juga sangat membantu dalam melaksanakan
Bimbingan Konseling di Sekolah.
DiMTs. Halimatussa‟diyah Palopo sudah melakanakan konseling
individu ketika siswa mengalami berbagai permasalahan, seperti masalah
pertengkaran sesama siswa karena adanya ketidaksesuaian antara satu
individu dengan individu yang lainnya. Di dalam melaksanakan konseling
individu dengan masalah pertengkaran yang dialami oleh siswa guru BK
memberikan kesadaran kepada siswa tentang apa yang mereka lalukan
adalah satu hal yang salah. Selain memberikan kesadaran kepada
siswa,guru BK juga memberikan arahan kepada siswa bagaimana
tindakan yang seharusnya dilaksanakan ketika terjadi ketidak sesuaian
dengan orang lain.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Ust Sholihin S.Pd, selaku
penanggung jawab kesiswaan sekaligus guru BK MTs. Halimatussa‟diyah
Palopo adalah sebagai berikut :
“Dalam mengambangkan karakter dan akhlak siswa saya melakukan bimbingan secara personal dengan siswa yang bermasalah diruangan saya, seperti misalnya siswa yang sering terlambat masuk kedalam kelas, saya berusaha mencari tau dengan bertanya apa penyebab anak tersebut terlambat masuk ke kelas, kemudian saya memberikan solusi atas permasalahan yang di alami oleh siswa, sehingga siswa tidak terlambat lagi datang ke kelas.”59
Untuk memperkuat data terkait dengan bimbingan personal,
disamping mewawancarai guru BK, peneliti juga mewawancarai siswa
yang bersangkutan yaitu sebagai berikut :
“Guru BK pernah memanggil saya untuk masuk kedalam ruanganya, bertanya terkait penyebab keterlambatan saya datang ke kelas, kemudian meberikan nasehat dan solusi terkait permasalahan yang saya alami, dalam nasehatnya guru BK menyampaikan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang,
59
Sholihin (27), Guru Honorer. Wawancara.Pada Tanggal 06 Februari 2019.
sehingga saya merasa nyaman dalam menceritakan hambatan saya datang ke kelas tepat waktu.”60
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa guru
BK benar mewawancarai siswa yang bermasalah dengan memberikan
bimbingan khusus secara personal. Begitu pula berdasarkan penjelasan
siswa bahwa ketika siswa yang bersangkutan melakukan kesalahan, guru
BK langsung memanggilnya kedalam ruangan dan diberikan bimbingan
berupa nasehat nasehat dengan penyampaian yang penuh kelembutan
dan kasih sayang.
2. Bimbingan klasikal
Bimbingan klasikal di sini adalah bimbingan yang diberikan
langsung oleh guru BK kepada setiap kelas yang di masuki, namun
bimbingan klasikal di MTs. Halimatussa‟diyah Palopo tidak sepenuhkan
dilakukan hanya oleh guru Bk saja, namun pihak sekolah telah besepakat
dengan para guru yang ada di MTs. Halimatussa‟diyah agar setiap guru
mata pelajaran ataupun guru pengganti yang bersangkutan senantiasa
memberikan bimbingan konseling pada saat proses pembelajaran
sedangberlangsung, sehingga bimbingan konseling dilakukan dengan
tidak terjadwal, seperti yang diungkapkan oleh Ust. Sholihin:
“Bimbingan klasikal adalah salah satu cara kami membentuk karakter siswa yang berakhlak, ketika guru memasuki kelas hal pertama yang dilakukan adalah mengajak mereka untuk melakukan hal-hal yang bersifat positif disertai dengan candaaan sehingga siswa tidak merasa tengang dan jenuh dalam menerima pelajaran yang ada, lalu masuk kegiatan inti, guru BK atau yang
60
Tiara Tahrim, (13) siswa kelas VIII.Wawancara, pada tanggal 06 Februari. 2019.
bersangkutan selalu memberikan motivasi dalam melakukan hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dilingkungan sekolah, maupun diluarsekolah. Selain itu juga memberikan informasi mengenai seputar kegiatan yang akan dilakukan pihak sekolah kedepannya sehingga nantinya siswa tidak terjebak kedalam hal-hal yang merugikan.”61
Berdasarakan hasil wawancara yang dilakukan, maka komunikasi
konseling memiliki peranan yang sangat urgen dalam membina akhlak
siswa. Komunikasi yang baik akan membuat siswa dapat merubah
kebiasan kebiasan negative yang ada pada diri siswa.
C. Bagaimana efektifitas komunikasi konseling dalam pengembangan
diri para siswa binaan MTs. Halimatussa’diyah Palopo.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka
dapat disimpulkan efektivitas komunikasi konseling dalam pengembangan
diri para siswa binaan MTs. Halimatussa‟diyah Palopo berikut:
1. Program Bimbingan dan Konseling (BK) di MTs. Halimatussa‟diyah
Palopo belum terorganisir dengan baik. Hal ini terbukti dengan belum
adanya strustur organisasi BK yang disertai dengan perincian tugas
tiap komponen sehingga tiap-tiap komponen tersebut belum
mengetahui dengan jelas tugasnya masing-masing. Jenis layanan
BK MTs. Halimatussa‟diyah Palopo masih bersifat umum yaitu
dengan layanan orientasi belajar, layanan informasi belajar, dan
layanan penempatan belajar. Dan yang seharusnya setiap
komponen mampu memberikan materi bimbingan belajar dengan
61
Sholihin (27), Guru Honorer. Wawancara. Pada Tanggal 06 Februari 2019
peningkatan motivasi belajar siswa, peningkatan keterampilan teknik
belajar efektif dan efesien, pengembangan sikap dan
membudayakan kebiasaan kebiasaan belajar yang baik. Namun
disamping itu pelaksanaan bimbingan dan konseling yang telah
dilaksanakan oleh para pembina yaitu dengan pembinaan disiplin
belajar, pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar,
bimbingan belajar tambahan dengan program kepesantrenan sangat
membantu dalam pengembangan diri para siswa binaan MTs.
Halimatussa‟diyah Palopo.
2. Efektifitas layanan bimbingan dan konseling di MTs.
Halimatussa‟diyah Palopo dalam problem pengembangan diri siswa
binaan dilihat dari 3 aspek efektifitas yaitu aspek tugas dan fungsi,
aspek ketentuan dan aturan, dan aspek tujuan dinilai cukup efektif.
Pelaksanaan layanan komunikasi bimbingan dan konseling dinilai
efektif walau masih dalam kategori cukup sebab masih banyak
hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengatasi problem
pengembangan diri siswa binaan, diantaranya:
a. Kurangnya tenaga pendidik khususnya guru BK,
b. Masih kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya disiplin belajar,
dan
c. Kurangnya partisipasi siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapinya.
Hal ini mengakibatkan pada kurang lancarnya proses bimbingan
yang diberikan oleh guru BK, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
mengatasi masalah yang adapun menjadi lebih lama.
D. Kendala komunikasi bimbingan dan konseling dalam
pengembangan PembinaanMTs. Halimatussa’diyah Palopo
Sebagaimana yang diketahui kendala adalah suatu halangan atau
rintangan yang membuat apa yang kita kerjakan tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Setelah melakukan kegiatan observasi langsung
hingga ketahap wawancara, peneliti menemukan jawaban tentang faktor
apa saja yang menjadi hambatan guru BK dalam membina siswa MTs.
Halimatussa‟diyah Palopo, berikut di antaranya:
1. Faktor internal
Memang tak bisa dipungkiri salah satu penyebab utama sulitnya
dalam membina akhlak siswa adalah sifat malas, sifat malas ini timbul
akibat tidak adanya motivasi dari dalam diri untuk berbuat sesuatu yang
bermanfaat atau lebih produktif bagi dirinya sendiri, sifat malas yang
berkelanjutan ini akan membawa dampak buruk dari kepribadian mereka
dan tidak bisa bertanggung jawab dengan kewajiban mereka sebagai
siswa atau santri. Seperti yang diungkapkan oleh Rahmatia, dia
menuturkan bahwa:
“ saya selalu bersantai-santai tiap kali teman saya bersiap-siap berangkat ke mushollah, sehingga saya selalu masbuk di waktu sholat Fardu, apalagi di waktu sholat subuh di karenakan saya terlambat bangun, bahkan terkadang saya pulang ke asrama tidur sementara proses pembelajaran sedang berjalan. Pembina
seringkali menasehati saya agar tidak bersantai-santai dangan waktu. Karena waktu sangat berharga bagi kita.”.62
Rahmatia selalu bersantai-santai, dan selalu terlambat tidur malam
sehingga keesokan subuhnya terlambat bangun, seharusnya hal seperti
itu biasa diatasi dangan niat yang kuat tidur pada waktu yang telah
ditentukan agar tidak terlambat lagi dan tidak dikatakan sebagai pemalas.
2. Faktor eksternal
Sebagai generasi penerus bangsa, siswa wajib memiliki
kepribadian yang bertanggung jawab serta berakhlak mulia dan semua itu
selalu berawal dari rumah atau didikan pertama orang tua mereka, orang
tua berkewajiban mengarahkan, dibawa arahan dan didikan yang benar
maka hal tersebut sangat mudah untuk diwujudkan, akan tetapi hal
tersebut menjadi sulit terealisasikan jika orang tua mereka tidak
membantu perkembangan anaknya, dan kurangnya komunikasi antara
orang tua dan anak membuat kepribadian mereka jauh dari yang
diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Sholihin :
“Siswa dan siswi Halimatussa‟diyah mayoritas dari keluarga yang tidak mampu dan berlatar belakang keluarga broken home, sehingga hal ini sangat mempengaruhi kepribadian mereka, dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua sedari awal.63
Hal senada juga diungkapkan oleh Ustadz Amril, salah satu
Pembina, membenarkan bahwa:
“ Dalam pembinaan Siswa tentunya terdapat kendala yang muncul begitupun di tempat ini. Salah satu kendala ialah latar belakang
62
Rahmatia (14)siswa kelas IX, Wawancara, Pada Tanggal 8 februai 2019 63
Sholihin (27), Guru Honorer. Wawancara. Pada Tanggal 06 Februari 2019
siswa yang memang dari kalangan dhuafa, yatim, terlantar dan broken home yang sebelum mereka masuk ke tempat ini mereka belum mendapatkan pendidikan agama yang baik bahkan banyak yang liar sehingga membutuhkan kesabaran dalam membina dan kedisiplinan yang ekstra dalam pembinaaan”.64
Keluarga merupakan faktor utama dalam membentuk karakter yang
berakhlak mulia dan memperlihatkannya kepada masyarakat, untuk itu
diperlukan kerjasama antara orang tua dengan murid itu sendiri untuk
saling membantu, mengingatkan dan memberikan arahan agar tidak
mengecewakan diri sendiri dan keluarga. Kemudian juga salah satu faktor
yang sangat besar yaitu dalam proses pencarian jati diri. Dan pasti timbul
keinginan untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan, hasrat
ingin mengikuti trend dan juga agar mendapatkan pengakuan dari teman-
temannya bahwa dirinya merupakan orang yang bebas, sehingga
melupan peraturan dan tata tertib yang ada.Hal ini masih kerap terjadi
dilingkungan MTs. Halimatussa‟diyah Palopo.
3. Sarana dan prasarana BK yang kurang memadai
Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang mendukung
secara langsung atau tidak langsung terhadap kelancaran proses
bimbingan dan konseling, misalnya ruangan bimbingan dan konseling,
ruangan konseling individu,alat-alat pemberian layanan, dan lain-lain.
Setelah peneliti melakukan wawancara di MTs. Halimatussa‟diyah Palopo,
peneliti mendapatkan hasil bahwa sarana dan prasarana penunjang
bimbingan konseling masih belum memadai. Hal inidi buktikan dengan
64 Amril (29),Guru Honorer. Wawancara. Pada Tanggal 06 Februari 2019
tidak adanya ruangan khusus untuk melaksanakan konseling
individu,sedangkan ruangan konseling individu merupakan salah satu
sarana penting sebagai penunjang dalam bimbingan dan konseling.
Dalam mengatasi berbagai kendala-kendala yang ada maka
pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan kerjasama dari
berbagai komponen MTs. Halimatussa‟diyah,baik kerjasama konselor
dengan guru bidang studi, para pembina yang ada, dan dengan siswa
sendiri sebagai peserta dalam pelaskanaan bimbingan dalam
mengembangkan kualitas diri dengan menanamkan akhlakul karimah, dan
pengembangan diri dan konseling. Kerja sama dimaksudkan adalah untuk
terlaksananya bimbingan dan konseling dengan baik,sehingga benar
benar memberikan manfaat bagi MTs. Halimatussa‟diyah itu sendiri,
khususnya bagisiswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Di MTs. Halimatussa‟diyah Palopo sudah melaksanakan konseling
individu ketika siswa mengalami berbagai permasalahan, seperti
masalah pertengkaran sesame siswa karena adanya
ketidaksesuaian antara satu individu dengan individu yang lainnya.
Didalam melaksanakan konseling individu dengan masalah
pertengkaran yang dialami oleh siswa guru BK memberikan
kesadaran kepada siswa tentang apa yang mereka lalukan adalah
satu hal yang salah. Selain memberikan kesadaran kepada siswa,
guru BK juga memberikan arahan kepada siswa bagaimana tindakan
yang seharusnya dilaksanakan ketika terjadi ketidaksesuaian dengan
orang lain.Selain itu juga menerapkan Bimbingan klasikal. Bimbingan
klasikal di sini adalah bimbingan yang diberikan langsung oleh guru
BK kepada setiap kelas yang di masuki.
2. Efektifitas layanan bimbingan dan konseling di MTs.
Halimatussa‟diyah Palopo dalam problem pengembangan diri siswa
binaan dilihat dari 3 aspek efektifitas yaitu aspek tugas dan fungsi,
aspek ketentuan dan aturan, dan aspek tujuan dinilai cukup efektif.
Pelaksanaan layanan komunikasi bimbingan dan konseling dinilai
efektif walau masih dalam kategori cukup sebab masih banyak
hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengatasi problem
pengembangan diri siswa binaan, diantaranya: Kurangnya tenaga
pendidik khususnya guru BK, masih kurangnya kesadaran siswa
tentang pentingnya disiplin belajar, dan Kurangnya partisipasi siswa
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Adapun yang menjadi kendala komunikasi bimbingan dan konseling
dalam pengembangan PembinaanMTs. Halimatussa‟diyah Palopo
ialah: Faktor internal, faktor eksternal, dan saranadan prasarana BK
yang kurang memadai
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan sebagaimana dikemukakan di atas,maka
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah MTs Halimatussa‟diyah Palopo agar
memberikan fasilitas yang lengkap kepada guru BK agar
pelaksanaan bimbingan dan konseling lebihmaksimal dan efektif.
2. Kepada guru BK untuk lebih profesional dalam membantu
menuntaskan masalah siswa serta menjalin kerjasama dengan guru-
guru lainnya dan agar pelaksanaan bimbingan dan konseling lebih
efektif.
3. Kepada siswa apabila mengalami masalah baik bersifat fisik
maupun psikologis agar mengkomunikasikan masalah tersebut
kepadaguru pembimbing. Sehingga masalah yang dialami siswa
bisa segera diatasi dan tidak berlarut-larut.
4. Kepada peneliti lain agar menjadi bahan masukan maupun bahan
perbandingan bagi rekan-rekan yang membahas atau meneliti
pada masalalah yang sama,dan untuk dapat memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik dan diterima kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ainur Rafiq Arif, Keterampilan Komunikasi Konseling(Surabaya: IAIN Pres, 2002).
Arifin, Psikologi Dakwah, (Cet.3, Jakarta: Bumi Aksara; 1994).
Asep Saeful Muhtadi dan Agus ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, (Bandug: Pustaka Setia, 2003).