Top Banner
PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) TERHADAP PENGAWASAN NOTARIS DALAM PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS (Studi Kasus di Wonogiri) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Program Magister Kenotariatan OLEH : WAHYUNINGSIH NIM : S.351208047 POGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
135

PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

Feb 13, 2018

Download

Documents

vodung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) TERHADAPPENGAWASAN NOTARIS DALAM PELAKSANAAN

TUGAS JABATAN NOTARIS(Studi Kasus di Wonogiri)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister

Program Magister Kenotariatan

OLEH :

WAHYUNINGSIHNIM : S.351208047

POGRAM MAGISTER KENOTARIATANFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2016

Page 2: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

ii

Page 3: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

iii

Page 4: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

iv

Page 5: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

v

MOTTO

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka

dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah

tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri, Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

sesuatu kaum , maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada

pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar Rad : 11).

Page 6: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillahir Robbil ‘Alamin, segala Puji bagi Allah

penguasa alam semesta, karya tesis ini penulis persembahkan dengan ikhlas hati

kepada :

- Suamiku WIGNYO RATNOMO yang senantiasa mendukung, memberikan

cinta, doa, dan semangat untuk terus maju.

- Anak-anakku DAFFA WAHYU BRAMANTYA dan DAVIN WAHYU

RADITYA, kalian menjadi sumber inspirasi dan semangat yang luar biasa

untuk mama.

- Almarhum Ayahanda SUKIRNO tercinta, yang telah berjuang untukku

sampai akhir hayatnya.

- Ibunda TURSINI tersayang, kasihmu sepanjang jalan, tidak pernah kering

akan doa dan harapan.

- Adikku ISWAHYUDI, yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

Page 7: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhananahu

wa ta’ala atas segala limpahan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penulis

memperoleh kekuatan untuk menyelesaikan tesis yang berjudul PERANAN

IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) TERHADAP PENGAWASAN NOTARIS

DALAM PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS (Studi Kasus di

Wonogiri).

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh derajad Magister (S2) dalam progam studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan berbagai puhak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr, Ravik Karsidi,M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bapak Prof.Dr.M. Furqon Hidayatullah.M.Pd, selaku Direktur Program Pasca

sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Prof.Dr. Supanto,S.H.M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Burhanudin Harahap,S.H.,M.H.,M.SI.,Ph.D., selaku Kepala Program

Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan banyak bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik dan lancer..

5. Segenap Dosen Pengajar Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan ilmu kepada Penulis .

6. Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan waktu untuk memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan serta

memberikan koreksi-koreksi yang sangat bermanfaat sampai terlesainya

penyusunan tesis ini.

Page 8: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

viii

7. Bapak Toto Susmono Hadi,S.H.,M.H., selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk mendampingi dan memberikan bimbingan dengan

penuh kesabaran sampai terselesainya penyusunan tesis ini.

8. Bapak Dr. HARI PURWADI,SH,MHum, selaku dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan masukan yang berguna untuk sempurnanya tesis ini.

9. Bapak Dr. Djoko Wahyu Winarno,SH.MS , selaku Dosen Penguji yang telah

dengan sabar memberikan ilmu yang sangat berguna untuk sempurnanya tesis ini.

10. Karyawan dan Staf Pengelola Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan segala

membantu selama penulis menyusun tesis dan mengikuti perkuliahan.

11. Karyawan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan guna selesainya tesis ini.

12. Ibu Noor Saptanti,S.H.M.H., Notaris Wonogiri, Selaku Ketua Majelis Pengawas

Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, yang telah memberikan ilmu dan

kesempatan untuk penulis menyelesaikan tesis ini.

13. Bapak Budi Hartoyo, SH, Notaris Wonogiri selaku Anggota Majelis Pengawas

Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, yang telah memberikan ilmu yang banyak

dan bermanfaat untuk bisa memperoleh data-data yang diperlukan oleh penulis

untuk menyelesaikan tesis ini.

14. Bapak Firdaus, SH. MKN,Notaris Wonogiri selaku Ketua Ikatan Notaris

Indonesia (INI), Kabupaten Wonogiri, yang telah telah memberikan ilmu,

pengalaman, ijin dan kesempatan untuk bisa memperoleh data-data yang

diperlukan oleh penulis untuk terlesainya tesis ini.

15. Ibu Ruth Sri Hadi Astuti,SH, Notaris Wonogiri, selaku Anggota Dewan

Kehormatan Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, yang telah memberikan ilmu,

pengalaman dan kesempatan untuk memperoleh data-data yang diperlukan guna

terselesainya tesis ini.

16. Rekan-rekan Kelas A dan B Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan Tahun 2012, yang telah

memberikan semangat, perhatian dan persahabatan selama penulis menjalani

kuliah di kampus..

Page 9: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

ix

17. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas

dukungan dan doa selama penulis menempuh kuliah dan dakam menyelesaikan

tesis ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Barokah Nya atas kebaikan serta

bantuan yang diberikan kepada penulis.

Mengingat keterbatasan kemampuan, Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan tesis ini masih masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat Penulis harapkan.Semoga

penulisan tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik untuk penulisan hukum,

maupun akademisi dan pembaca umum .

Surakarta, 20 Juni 2016

Penulis

WAHYUNINGSIH

Page 10: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS .............................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

MOTTO ………………………………………………………………….. v

PERSEMBAHAN ………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xiii

ASBTRAK ....................................................................................................... xiv

ASBTRACT..................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ........................................................................ 9

1. Tinjauan Umum Tentang Notaris....................................... 9

2. Tinjauan Umum Tentang Organisasi Profesi Notaris ........ 25

3. Tinjauan Umum Tentang Kode Etik Notaris ..................... 28

4. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan Notaris .................. 31

5. Teori Implementasi Hukum ............................................... 36

6. Teori Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat .……. 41

B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 45

C. Penelitian yang Relevan .......................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ..................................................................... 51

Page 11: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

xi

B. Jenis Penelitian ........................................................................ 53

C. Sifat Penelitian.......................................................................... 53

D. Pendekatan Penelitian............................................................... 54

E. Jenis Data.................................................................................. 54

F. Sumber Data ............................................................................. 55

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 56

H. Validitas Data ........................................................................... 57

I. Teknik Analisis Data ................................................................ 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 61

B. Pembahasan ............................................................................. 74

1. Bentuk Pelanggaran Kode Etik Notaris yang Selama Ini

Dilakukan Oleh Notaris Wonogiri ..................................... 74

2. Penerapan Sanksi Terhadap Pelanggaran Kode Etik

Notaris, Oleh Notaris Wonogiri ......................................... 101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 114

B. Saran ....................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 12: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 1 : Teori Bekerjanya hukum dalam masyarakat ……………….. 42

2. Gambar 2 : Kerangka Pemikiran ………………………………………… 46

3. Gambar 3 : Teknik Analisis Data ………………………………………… 60

Page 13: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian di Kantor Notaris Firdaus SH,MKN, Ketua INI Wonogiri.

2. Kode Etik Notaris .

Page 14: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

xiv

ABSTRAK

Wahyuningsih. NIM : S.351208047. PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA(INI)TERHADAP PENGAWASAN NOTARIS DALAM PELAKSANAANTUGAS JABATAN NOTARIS (Stusi Kasus di Wonogiri), 2016. Program MagisterKenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian dan penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui bentukpelanggaran Kode Etik Notaris dilakukan Notaris dan penerapan sanksi terhadappelanggaran Kode Etik Notaris, oleh Notaris dalam pelaksanaan tugas jabatanNotaris di Kabupaten Wonogiri.

Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian hukum inimenggunakan metode pendekatan empiris, bersifat deskriptif. Teknik pengumpulandata yang di gunakan adalah data primer dengan wawancara langsung terhadapnarasumber dan data sekunder adalah dokumen yang terkait dengan permasalahanyang diteliti oleh penulis.

Hasil penelitian menyatakan pelanggaran kode etik notaris wilayah KabupatenWonogiri yaitu adanya notaris adalah adanya pembuatan akta yang tidak sesuaidengan Undang-Undang Jabatan Notaris, seperti tidak membacakan akta, tidak tandatangan di hadapan Notaris, membuka kantor lebih dari satu, plang nama Notaristerpampang akan tetapi kosong, dan membuat salinan akta tidak sesuai denganminuta. Selain beberapa pelanggaran kode etik yang lainnya yaitu akta yang telahterlebih dahulu dipersiapkan oleh notaris lain sehingga notaris yang bersangkutantinggal menandatangani. Pelanggaran kode etik notaris lainnya adalahpenandatanganan akta yang tidak dilakukan di hadapan notaris, pembuatan akta diluar wilayah jabatan, ditemukannya notaris yang membuat papan nama melebihiukuran yang telah ditentukan, adanya persaingan tarif yang tidak sehat, dimanaterdapat notaris yang memasang tarif yang sangat rendah untuk mendapatkan klien.Terkait sanksi yang diberikan adalah memberikan teguran, peringatan atau schorzingdari keanggotaan Perkumpulan.

Kata kunci : Ikatan Notaris Indonesia, Pengawasan Notaris, Kode Etik Notaris

Page 15: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

xv

ABSTRACT

Wahyuningsih. NIM: S.351208047. ROLE OF THE BUNCH NOTARY INDONESIA(INI) ON SUPERVISION IN THE IMPLEMENTATION OF DUTY TITLE NOTARY(Case Study in Wobogiri) 2016. Program Notary Law Faculty, University of MarchSurakarta.

The aim of research and writing of this thesis is to find forms of abuse carriedNotary Notary Code and imposition of sanctions for violations of the Code of Notary,the Notary in the discharge of office .

The method used to achieve the objectives of this legal research using empiricalapproach, descriptive. Data collection techniques used are primary data directly tothe informant interviews and secondary data are documents related to the problemsstudied by the author.

The results stated violations of the code of conduct notary district of Wonogirinamely the notary is the deed that is not in accordance with the Law on Notary, suchas not read the deed, not the signature before the Notary, opened an office more of asignboard Notary name emblazoned but empty, and make copies of the deed does notcorrespond to the minutes. In addition to some other code violations that deed thathas previously been prepared by another notary so stay signing of the notary.Violations of the code of conduct notary another is signing a deed that is not done inthe presence of a notary, deed outside the office, finding notaries who make the signexceeds the specified size, the tariff competition is not healthy, where there is anotary who put up a very low rate to get clients. Related to the sanction is to give areprimand, warning or schorzing from the membership of the Association.

Keywords: Indonesian Notary Association, Monitoring Notary, Notary Code

Page 16: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan

teknologi lembaga Notaris di Indonesia saat ini turut berkembang dengan

cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan akan jasa Notaris

adalah untuk membantu masyarakat dalam memberikan pelayanan hukum di

dalam pembuatan akta tertulis yang terjamin kepastian serta jaminan

hukumnya.

Sebagai pejabat umum Notaris dituntut untuk menjalankan tugasnya

dengan sebaik-baiknya. Menjadi Notaris harus mempunyai etika yang baik

dalam arti tidak menjatuhkan teman seprofesinya namun juga dituntut

menguasai hukumnya dan tidak hanya mencari keuntungan semata. Notaris

harus selalu mengacu pada ketentuan dalam peraturan perundangan yaitu

UU Nomor : 30 tahun 2004 jo UU Nomor : 4 tahun 2014 dan Kode Etik

Notaris. Hal ini karena selain jabatan sebagai pejabat umum, notaris adalah

merupakan salah satu profesi hukum sehingga sangat perlu memperhatikan

apa yang disebut sebagai perilaku profesi. Notaris diharapkan memiliki

integritas moral yang mantap, bersikap jujur terhadap klien maupun diri

sendiri, sadar akan batas-batas kewenangan nya dan tidak bertindak semata-

mata berdasarkan pertimbangan uang.1

Kewajiban Notaris selain menjaga sikap, perilaku, perbuatan atau

tindakan, juga berkewajiban memelihara citra serta wibawa lembaga notariat

dan menjunjung tinggi harkat dan martabat notaris, tidak melakukan yang

sebaliknya sehingga dapat menurunkan citra, wibawa maupun harkat dan

martabat notaris. Seorang notaris yang melakukan profesinya harus

1Liliana Tedjosaputro, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, Aneka Ilmu,Semarang, hal. 93.

Page 17: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

2

berperilaku profesional, berkepribadian baik dan menjunjung tinggi martabat

kehormatan notaris dan berkewajiban menghormati rekan dan saling menjaga

dan membela kehormatan nama baik korps atau organisasi. Sebagai notaris, ia

bertanggung jawab terhadap profesi yang dilakukannya, dalam hal ini kode

etik profesi.2

Notaris dalam memberikan pelayanan profesional selain bertanggung

jawab kepada diri sendiri juga kepada masyarakat. Notaris yang bertanggung

jawab kepada diri sendiri, diartikan bahwa dia bekerja karena integritas

moral, intelektual dan profesional sebagai bagian dari kehidupannya.

Pemberian layanan profesional notaris selalu mempertahankan cita-cita luhur

profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban hati nuraninya, bukan karena sekedar

hobi belaka. Bertanggungjawab kepada masyarakat, artinya kesediaan

memberikan pelayanan sebaik mungkin tanpa membedakan antara pelayanan

bayaran dan pelayanan cuma-cuma serta menghasilkan layanan yang bermutu,

yang berdampak positif bagi masyarakat. Pelayanan yang diberikan tidak

semata- mata bermotif mencari keuntungan, melainkan juga pengabdian

kepada sesama manusia. Bertanggungjawab juga berani menanggung segala

resiko yang timbul akibat dari pelayanannya itu. Kelalaian dalam

melaksanakan profesi menimbulkan dampak yang membahayakan atau

mungkin merugikan diri sendiri, orang lain dan berdosa kepada Tuhan.3

Terus bertambahnya jumlah Notaris dalam suatu wilayah

menimbulkan permasalahan baru karena jumlahnya sudah tidak sesuai dengan

permintaan pasar dan berakibat pasar menjadi jenuh dan berbuntut pada

dampak yang kurang sehat. Terjadi perebutan klien yang ujung-ujungnya

seorang Notaris bisa mengesampingkan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan etika profesi.

Kenyataan tersebut merupakan tantangan yang cukup kuat di bidang

pengawasan. Jumlah Notaris yang banyak menurut sebagian kalangan dapat

2Ignatius Ridwan Widyadharma, 1994, Hukum Profesi tentang Profesi Hukum,Ananta, Semarang, hal. 133-134.

3 Abdulkadir Muhammad, 1992, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, hal. 60

Page 18: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

3

dianggap sebagai suatu keberhasilan, karena memudahkan masyarakat

mendapat pelayanan hukum dari Kantor Notaris, namun demikian pada sisi

lain peningkatan jumlah Notaris semakin besar kemungkinan terjadinya

berbagai pelanggaran.

Dalam hal ini, peran organisasi diperlukan agar persoalan tidak

berlarut-larut. Ikatan Notaris Indonesia (INI) adalah organisasi yang berbentuk

perkumpulan yang berbadan hukum sebagai organisasi profesi jabatan Notaris

bagi segenap Notaris di seluruh Indonesia, bercita-cita untuk menjaga dan

membina keseluruhan martabat dan jabatan Notaris.

Pada Pra Kongres Ikatan Notaris Indonesia, pada tanggal 13 Juli 2005

di Makasar, Sulawesi Selatan. Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia dalam

sambutannya menyatakan bahwa Ikatan Notaris Indonesia (INI) dapat menjadi

organisasi yang semakin solid, dengan melakukan konsolidasi dan

menegakkan Kode Etik Notaris dalam upaya pembinaan terhadap anggota-

anggotanya sehingga senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kepada

masyarakat.4

Pengawasan terhadap Notaris selain dilakukan oleh Majelis Pengawas

yang terdiri dari 3 (tiga) unsur yakni unsur Akademisi, Pemerintah, dan

Organisasi Notaris yakni Ikatan Notaris Indonesia yang disingkat dengan

I.N.I., juga dilakukan oleh Dewan Kehormatan Notaris yang juga berada di

bawah INI. Pengawasan dari Majelis Pengawas bertujuan agar para Notaris

harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-

Undang Jabatan Notaris untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya.

Sedangkan pengawasan oleh organisasi Notaris dalam hal ini Dewan

Kehormatan Notaris terfokus pada pelaksanaan Kode Etik Notaris.

Produk profesi Notaris adalah akta otentik yang digunakan pada

hukum pembuktian. Pengangkatan Notaris bukan untuk kepentingan Notaris

4 www.http:///majalah.depkumham.go.id

Page 19: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

4

itu sendiri tetapi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya, sehingga

bersifat altruistik.5

Sebagai pembuat akta otentik tentu saja profesi ini dibutuhkan Notaris-

Notaris professional dan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dalam

memperoleh kepastian hukum. Lulus magister Kenotariatan dan lulus ujian

Kode etik adalah syarat utama untuk menjadi seorang Notaris. Meski ujian

kode etik ini menjadi syarat untuk menjadi seorang Notaris, namun hal ini

tidak dapat dijadikan jaminan bahwa Notaris melaksanakan pekerjaannya

sesuai dengan kode etik profesinya.

Selain dari akta otentik yang dibuat oleh Notaris, menurut Cita

Astungkoro Sukmawirawan dalam Viktor M. Situmorang, terdapat akta lain

yang disebut sebagai akta di bawah tangan, yaitu akta yang sengaja dibuat

oleh para pihak untuk pembuktian tanpa bantuan dari seorang pejabat pembuat

akta. Dengan kata lain, akta di di bawah tangan adalah akta yang dimaksudkan

oleh para pihak sebagai alat bukti, tetapi tidak dibuat oleh atau di hadapan

pejabat umum.6

Pengaturan mengenai kode etik notaris diperlukan sebagai pegangan

notaris dalam melaksanakan jabatannya. Sebab seorang notaris dalam

menjalankan jabatannya akan mendapat banyak tantangan seperti ingin cepat

memperoleh uang atau untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, hal tersebut

akan berpengaruh terhadap setiap akta yang dibuatnya dan juga berpengaruh

terhadap masyarakat yang menggunakan jasa notaris.7

Akibat dari tidak dipatuhinya Kode etik Notaris tersebut menyebabkan

timbul penyimpangan-penyimpangan dilakukan oleh Notaris dan berakibat

akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi Notaris.

Penyimpangan tersebut antara lain menarik biaya akta yang lebih rendah dari

5 Liliana Tedjosaputra, Etika Profesi dan Profesi Hukum, Aneka Ilmu, Semarang, 2003,hlm 38.

6Viktor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 1993. Grosse Akta dalamPembuktian dan Eksekusi, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 36

7Didi Santoso, 2009, Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Akta Yang MemuatDua Perbuatan Hukum (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1440.K/PDT/1996), ProgramStudi Magister Kenotariatan Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, hal. 37.

Page 20: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

5

kesepakatan yang dibuat antara Notaris sendiri, melakukan promosi dengan

pengiriman karangan bunga atau cindera mata mencantumkan jabatan Notaris

kepada pihak-pihak tertentu, memasang papan nama yang tidak sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan, mempunyai bukti kependudukan lebih dari satu.

Guna mencegah terjadinya penyimpangan tersebut tentu saja dibutuhkan

pengawasan oleh organisasi Notaris itu sendiri.

Sulhan, Syamsul Bachri, Wiwie Heryani dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa pertama, Bentuk pelanggaran kode etik yang dilakukan

oleh notaris terdiri dari publikasi/promosi diri, pemasangan papan nama,

kantor Perwakilan, penetapan Honorarium disebabkan karena implikasi

pemberian sanksi terhadap notaris yang melakukan pelanggaran kode etik

tidak memberikan efek jera dan juga karena implikasi dari sanksi yang

diberikan kepada notaris hanya berdampak pada keanggotaannya dalam Ikatan

Notaris Indonesia dan tidak berdampak sama sekali terhadap pelaksanaan

jabatannya sebagai notaris. Kedua, Urgensi penerapan sanksi perdata, sanksi

administrasi dan sanksi etika terhadap notaris yang melakukan pelanggaran

Kode Etik Notaris sangat penting sebagai upaya untuk terwujudnya

profesionalisme notaris, karena hanya dengan penerapan sanksi yang tegas

akan memberikan efek secara langsung kepada notaris sehingga tidak lagi

melakukan pelanggaran terhadap kode etik.8

Selain beberapa pelanggaran oleh notaris di atas, juga terdapat

beberapa pelanggaran lainnya yang mungkinkan dilakukan oleh notaris.

Notaris dimungkinkan melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas

jabatannya. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang dilakukan Notaris di

Banten: (1) tidak membacakan akta, (2) tidak tanda tangan di hadapan Notaris,

(3) tidak berada di wilayah kerja yang ditentukan, (4) membuka kantor lebih

dari satu, (5) plang nama Notaris terpampang tetapi kosong, (6) pindah alamat

kantor tetapi tidak melapor, (7) membuat salinan akta tidak sesuai dengan

8Sulhan, Syamsul Bachri, Wiwie Heryani. 2013. Pelaksanaan Kode Etik DalamMenjalankan Jabatan Notaris, Jurnal. Program Kenotariatan, Fakultas Hukum, UniversitasHasanuddin, Makassar

Page 21: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

6

minuta. Pencegahan dalam rangka penegakan hukum: (1) pembinaan (2)

koordinasi dan kerjasama, (3) pengawasan yang kontinu, (4) seleksi yang

lebih baik; (5) pengawasan dengan tujuan preventif, dan (6) lembaga

independen.9

Penulis mengamati ternyata di Wonogiri dari 21 (duapuluh satu)

Notaris yang ada, 10 (sepuluh) Notaris telah melakukan pelanggaran dengan

memasang papan nama dengan ukuran yang terlalu besar dari ketentuan yang

telah ada dan tercantum dalam Kode Etik Notaris.

Dengan demikian perlu diteliti keberadaan organisasi Notaris dalam

hal ini adalah Dewan Kohormatan Daerah Notaris Ikatan Notaris Indonesia

dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik oleh Notaris.

Berdasarkan kondisi sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar

belakang masalah tersebut di atas, maka penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian tentang Pengawasan yang dilakukan Ikatan Notaris

Indonesia (INI) dalam pelaksanaan tugas jabatan Notaris, dalam penulisan

judul “ PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) TERHADAP

PENGAWASAN NOTARIS DALAM PELAKSANAAN TUGAS JABATAN

NOTARIS (Studi Kasus di Wonogiri)“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, penulis merasa

tertarik untuk membuat makalah tentang bentuk pengawasan oleh Organisasi

Notaris dalam hal ini Ikatan Notaris Indonesia (INI) terhadap Notaris dalam

pelaksanaan tugas jabatan Notaris sesuai dengan Kode Etik Notaris.

1. Apa sajakah pelanggaran Kode Etik Notaris yang selama ini dilakukan

oleh Notaris ?

2. Apa sajakah penerapan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik Notaris,

oleh Notaris dalam pelaksanaan tugas jabatan Notaris ?

9 Endang Purwaningsih, 2014. Bentuk Pelanggaran Hukum Notaris Di Wilayah ProvinsiBanten Dan Penegakan Hukumnya, Jurnal. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum UniversitasYARSI, Jakarta

Page 22: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian pokok dari ilmu pengetahuan yang

bertujuan untuk lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping juga

merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik dari segi

teoritis maupun praktis.

Setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Demikian juga

penelitian ini mempunyai tujuan obyektif dan tujuan subyektif yaitu sebagai

berikut :

1. Tujuan Obyektif.

Tujuan Obyektif Penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis pelanggaran Kode etik Notaris yang dilakukan

oleh Notaris .

b. Untuk menganalisis penerapan sanksinya terhadap pelanggaran Kode

Etik oleh Notaris .

2. Tujuan Subyektif.

Tujuan Subyektif Penelitian ini adalah :

a. Untuk memperoleh data sebagai bahan penyusunan penulisan hukum

sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan wajib bagi setiap

mahasiswa dalam meraih gelar Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran bagi ilmu

pengetahuan di bidang ilmu hukum khususnya kenotariatan.

c. Untuk menambah, memperluas dan pengembangkan pengetahuan

peneliti dalam masalah kenotariatan khususnya mengenai peranan

Ikatan Notaris Indonesia (INI) terhadap pengawasan notaris dalam

pelaksanaan tugas jabatan notaris sesuai Kode Etik Notaris.

Page 23: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

8

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang dapat diperoleh yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah :

a. Hasil penelitian ini akan bermanfaat pada pengembangan Teori

Sosiologi Hukum khususnya berkenaan dengan Kode Etik Notaris.

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi

mahasiswa, dosen serta pembaca yang lainnya yang tertarik dalam

dunia kenotariatan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a. Memberikan jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti.

b. Mengembangkan penalaran serta membentuk pola piker yang dinamis

sekaligus menerapkan ilmu yang diperoleh.

c. Diharapkan penulisan ini dapat menjadi dasar bahan kajian lebih lanjut

oleh para akedemisi lainnya.

Page 24: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Notaris

a. Pengertian Notaris

Notaries berasal dari perkataan “notaries” yakni nama yang

diberikan pada orang-orang Romawi dimana tugasnya menjalankan

pekerjaan menulis pada masa itu. Ada pendapat dari Notodisoerjo yang

mengatakan bahwa notaries itu berasal dari perkataan “nota literaria”

berarti tanda (letter mark atau karakter) yang mengatakan sesuatu

perkataan10.

Djuhad Mahja mengemukakan berdasarkan sejarah, notaris

adalah seorang pejabat Negara (pejabat umum) yang dapat diangkat

oleh Negara untuk melakukan tugas-tugas Negara dalam pelayanan

hukum kepada masyarakat demi tercapainya kepastian hukum sebagai

pejabat pembuat akta otentik dalam hal keperdataan. 11

Pengertian notaris dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2014 tentang Perubahan UUJN, yang menyatakan bahwa "Notaris

adalah pejabat umum yang bcrwenang untuk membuat akta autentik

dan kewenangan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-

undang ini atau berdasarkan Undang-undang lainnya.

Sjaifurrachman dan Habib Adjie, menyatakan bahwa notaris

adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat

akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang

10 R.Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia,. PT. Raja Grafindo, Jakartahal 13

11 Djuhad Mahja, 2005. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,Jakarta, Durat Bahagia hal 60.

Page 25: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

10

diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan

dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin

kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse,

salinan dan kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh

suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada

pejabat atau orang lain.12

Colenbrunder menyatakan bahwa notaris adalah pejabat yang

berwenang untuk atas permintaan mereka yang menyuruhnya mencatat

semua yang dialami dalam suatu akta dan menyaksikan (comtuleert)

dalam akta tentang keadaan sesuatu barang yang ditunjukkan

kepadanya oleh kliennya.13

Matome M. Ratiba menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

notaris yaitu : “Notary is a qualified attorneys which is admitted by the

court and is an officer of the court in both his office as notary and

attorney and as notary he enjoys special privileges.”14 Dalam

terjemahan bebasnya yaitu Notaris adalah pengacara yang

berkualifikasi yang diakui oleh pengadilan dan petugas pengadilan

baik di kantor sebagai notaris dan pengacara dan sebagai notaris ia

menikmati hak-hak istimewa. Sebagai pejabat umum Notaris diangkat

oleh Negara berdasarkan Undang-undang dan sebelum menjalankan

tugasnya Notaris terlebih dahulu diambil sumpahnya untuk selalu

menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Walaupun diangkat oleh Negara Notaris tidak memperoleh gaji dari

pemerintah.Istilah pejabat umum (openbare ambtenaar) diberikan oleh

Soebekti dan Tjitrosudibio yang ditempatkan dalam Buku IV Kitab

12Sjaifurrachman dan Habib Adjie, 2011. Aspek Pertanggungjawaban Notaris DalamPerbuatan Akta, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, hal. 100

13Van Voeve, 1998, Engelbrecht De Wetboeken wetten en Veroordeningen, Benevens deGrondwet van de Republiek Indonesie, Ichtiar Baru, Jakarta, hal. 882.

14Matome M. Ratiba, 2013, Convecaying Law For Paralegals And Law Students,bookboon, USA, hal. 28

Page 26: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

11

undang-undang Hukum Perdata tentang Pembuktian dan Daluwarsa..15

Pejabat umum dan konteks Buku IV Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata merupakan pejabat yang diotoritasi oleh undang-undang untuk

membuat akta autentik sebagai salah satu instrument pembuktian yang

sah di pengadilan. Pejabat umum di sini menunjukkan pada jabatan

yang menjadi sub sistem hukum pembuktian dan sub sistem peradilan.

Penegasan Notaris sebagai pejabat umum terdapat dalam Pasal 1

angka 1 Undang-undang Nomor : 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor : 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

Disebutkan bahwa “ Notaris adalah pejabat umum yang berwenang

untuk membuat akta autentik dan kewenangan lainnya sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang ini dan undang-undang lainnya.”

Selain itu Notaris juga sebagai profesi, karena didalamnya

mengandung arti suatu pekerjaan dengan keahlian khusus yang

menuntut pengetahuan luas dan tanggung jawab, diabdikan dan

mendapat pengakuan masyarakat serta mempunyai kode etik.16

b. Sejarah Notaris

Keberadaan Notaris di Indonesia sudah dikenal sejak zaman Belanda

ketika menjajah Indonesia. Dalam perkembangannya hukum Notariat

yang diberlakukan di Belanda selanjutnya menjadi dasar peraturan

perundang-undangan Notariat yang diberlakukan di Indonesia.17

Tanggal 27 Agustus 1620, dibawah Pemerintah Belanda

seseorang yang pertama kali diangkat sebagai notaris adalah Meichior

Kerchem. Sesudah pengangkatan yang dilakukan oleh Gubernur

Jendral Jan Pieterszoon Coen tersebut kemudian jumlah notaris dalam

Kota Jakarta ditambah, dan berhubung kebutuhan akan jasa notaris itu

sangat dibutuhkan yaitu tidak hanya dalam Kota Jakarta saja

15 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio,1999. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, EdisiRevisi, Burgerlijk Wetboek, Diterjemahkan. PT. Pradnya Paramita, Jakarta, hal 475.

16 LilianaTedjosaputra, 1995 Etika Profesi Notaris Dalam Penegakan Hukum Pidana,Bigraf Publishing, Yogyakarta, hal 53.

17Tan Thong Kie, 2000, Studi Notariat & Serba-serbi Praktek Notaris, Buku I,Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal. 15.

Page 27: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

12

melainkan juga di luar Kota Jakarta maka selanjutnya diangkat

notaris-notaris oleh penguasa-penguasa setempat. Dengan demikian

mulailah notaris berkembang di wilayah Indonesia.18

Kelompok pelajar pada zaman Romawi kuno yang berprofesi

sebagai “Scribae” mempunyai tugas untuk mencatat berupa nota dan

minuta dari berbagai catatan kegiatan atau keputusan yang disimpan

dan dikeluarkan salinannya, baik menyangkut hubungan privat

maupun publik.19

Tugas penulisan pada saat itu tidak hanya dikerjakan oleh

tabelliones melainkan ada pejabat yang dikenal sebagai tabularii.

Tabularii merupakan pejabat yang memiliki tugas administrasi yakni

memegang dan mengerjakan buku-buku keuangan serta mengadakan

pengawasan atas administrasi dan magistrat kota. Tabularii juga

bertugas menyimpan surat-surat dan diberi wewenang untuk membuat

akta. Berbeda dengan tabelliones dan notarius, tabularii telah

memiliki sifat ambtelijk karenanya memiliki hak untuk menyatakan

secara tertulis bahwa perbuatan-perbuatan hukum yang ada dari para

pihak membutuhkan jasanya.20

Mengenai kekuatan eksekusi akta notaris tidak dijumpai dalam

perundang-undangan hukum Belanda Kuno (Oud Nederlands) hingga

berlakunya undang-undang Perancis yang dinamakan Ventose Wet

(Undang-Undang Nomor 25 Ventose Tahun XI) yaitu sekitar 1803

yang mengatur tentang Loi organique du Notariat. Ventose Wet

kemudian diberlakukan di negara-negara yang menjadi jajahan

Perancis termasuk Belanda. Dengan amanat (decreet) Raja tertanggal 8

November 1810, Ventose Wet yang memuat peraturan tentang Notariat

18 Ibid.,hal. 1619A. A. Andi Prajitno, 2010. Pengetahuan Praktis Tentang Apa dan Siapa Notaris di

Indonesia, Putra Media Nusantara, Surabaya, hal. 9.20Abdul Ghofur Anshori, 2009, Filfasat Hukum, Gadjah Mada University Press,.

Yogyakarta, hal. 7

Page 28: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

13

diberlakukan di Belanda. Ketentuan ini menjadi landasan hukum

pemberlakuan hukum Perancis tentang notariat di Belanda.21

Belanda mengadopsi sistem kenotariatan bergaya Latin yang

dianut Perancis. Melalui Dekrit Kaisar tertanggal 8 Nopember 1810

dan tanggal 1 Maret 1811 berlakulah undang-undang kenotariatan

Perancis di Belanda.22 Peraturan buatan Perancis ini (25 Ventose an XI

(16 Maret 1803)) sekaligus menjadi peraturan umum pertama yang

mengatur kenotariatan di Belanda.23

Setelah Belanda lepas dari kekuasaan Perancis pada tahun

1813, Peraturan buatan Perancis tersebut tetap digunakan sampai tahun

1842, yakni pada saat Belanda mengeluarkan Undang-Undang tanggal

19 Juli 1842 (Nederland Staatblad Nomor 20) tentang Jabatan

Notaris.24 Peraturan Undang-Undang Jabatan Notaris atau Wet op het

Notarisambt (Notariswet) pada dasarnya tetap mengacu pada undang-

undang buatan Perancis sebelumnya (Ventosewet) dengan penyem-

purnaan pada beberapa pasal, misalnya tentang penggolongan notaris,

dewan pengawas, masa magang, dan proses teknis pembuatan akta.25

c. Profesi Notaris

Jabatan Notaris hakikatnya adalah sebagai pejabat umum

(private notary) yang ditugaskan oleh kekuasaan umum untuk

melayani kebutuhan masyarakat akan alat bukti otentik yang

memberikan kepastian hubungan hukum keperdataan. Jadi, sepanjang

alat bukti otentik tetap diperlukan oleh sistem hukum Negara maka

jabatan Notaris akan tetap diperlukan eksistensinya ditengah

masyarakat.26

21Ibid., hal. 922B. Duinkerken, 1988. Notariaat in Overgangstijd 1796-1642, Kluwer-Deventer, hal. 43.23Ibid.,24 Pengurus Ikatan Notaris Indonesia, 2009. 100 Tahun Ikatan Notaris Indonesia Jati Diri

Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang dan di Masa Mendatang, Cetakan kedua, Ikrar Mandiriabadi,Jakarta, hal. 47.

25Ibid.,26Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani, 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris,

Dunia Cerdas, Jakarta, hlm. 4

Page 29: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

14

Notaris merupakan salah satu profesi yang mempunyai

karateristik tersendiri dibandingkan profesi lain seperti : Advokat,

Jaksa, Arbirter dan Hakim. Dimana tugas notaris adalah membantu

orang-orang yang mempunyai masalah hukum. Untuk itu, agar dapat

menjalankan profesi tersebut, maka seseorang harus memiliki keahlian

khusus sebagai salah satu prasyarat untuk menjadi professional dalam

profesi tersebut.29

Kedudukan Notaris sebagai pejabat umum merupakan suatu

jabatan terhormat yang diberikan oleh negara secara atributif melalui

undangundang kepada seseorang yang dipercayainya. Sebagai pejabat

umum, Notaris diangkat oleh Menteri Hukm dan HAM, hal tersebut

berdasarkan pasal 2 UUJN. Dengan diangkatnya seorang Notaris maka

Notaris dapat menjalankan tugasnya dengan bebas, tanpa dipengaruhi

badan eksekutif dan badan lainnya dan dapat bertindak netral dan

independen.27

Tugas Notaris adalah untuk melaksanakan sebagian fungsi

publik dari negara dan bekerja untuk pelayanan kepentingan umum

khususnya dalam bidang hukum perdata, serta untuk mencegah

terjadinya suatu persoalan antara pihak-pihak tertentu, walaupun

Notaris bukan merupakan pegawai negeri yang menerima gaji dari

Negara.28 Pelayanan kepentingan umum tersebut adalah dalam arti

bidang pelayanan pembuatan akta dan tugas-tugas lain yang

dibebankan kepada Notaris, yang melekat pada predikat sebagai

pejabat umum dalam ruang lingkup tugas dan kewenangan Notaris.

Akta notaris yang diterbitkan oleh notaris memberikan kepastian

hukum bagi masyarakat.29

Notaris perlu memperhatikan “perilaku jabatan” yang

menunjukkan tingkat profesionalitas seseorang pada pekerjaannya.

27 Ibid., hal. 628Grace Giovani, Notaris: kedudukan, fungsi dan peranannya, http://notarisgracegiovani.

com, diakses tanggal 21 Maret 2016, pukul 14.24 WIB.29 Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani, Op.Cit., hlm. 6

Page 30: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

15

Perilaku idealnya yang harus dimiliki oleh seorang Notaris, adalah

sebagai berikut :

1) Dalam menjalankan tugas profesinya. Seorang Notaris harusmempunyai integritas moral yang mantap. Dalam hal ini, segalapertimbangan moral harus menjadi landasan dalam pelaksanaantugas profesinya. Walaupun akan memperoleh imbalan jasa yangtinggi, namun sesuatu yang bertentangan dengan moral harusdihindarkan.

2) Seorang Notaris harus jujur, tidak hanya pada kliennya, tetapi jugapada diri sendiri. Ia juga harus mengetahui akan batas-bataskemampuannya, tidak memberi janji-janji, sekedar untukmenyenangkan kliennya, atau agar si klien tetap mau memakaijasanya. Kesemuanya itu merupakan suatu ukuran tersendiritentang kadar kejujuran intelektual seorang Notaris.

3) Seorang Notaris harus menyadari akan batas-bataskewenangannya. Ia harus mentaati ketentuan-ketentuan hukumyang berlaku, Tentang seberapa jauh ia dapat bertindak dan apayang boleh serta apa yang tidak boleh dilakukan. Adalahbertentangan dengan perilaku profesional, apabila seorang Notaristernyata berdomisili dan bertempat tinggal tidak ditempatkedudukannya sebagai Notaris. Atau memasang papan danmempunyai kantor di tempat kedudukannya, tetapi tempattinggalnya dilain tempat. Seorang Notaris juga dilarang untukmenjalankan jabatannya di luar daerah jabatannya. Apabilaketentuan tersebut dilanggar, maka akta yang bersangkutan akankehilangan daya otentiknya.

4) Sekalipun keahliannya dapat dimanfaatkan sebagai upaya yanglugas untuk mendapatkan uang, Namun dalam menjalankan tugasprofesinya seorang Notaris harus dapat menciptakan alat buktiformal yang menjamin kepastian hukum tanpa mengesampingkanrasa keadilan yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman.30

Seseorang yang diangkat sebagai Notaris, bekerja untuk

kepentingan masyarakat yang dilayaninya. Agar dapat menjalankan

tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangannya dengan baik

dan benar. Seorang Notaris haruslah berupaya sedapat mungkin

meningkatkan kualitas dirinya.

Baik itu melalui pendidikan untuk memantapkan pengetahuan

dan pemahamannya. Maupun dengan meningkatkan pendalamannya

30Nico Winanto, 2003. TanggungJawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Centre forDocumentation and Studies of Busines Law (CDSBL), Yogyakarta, hal. 37-39.

Page 31: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

16

terhadap ilmu pengetahuannya Akta Otentik hasil pencatatan yang

dibuat oleh atau dihadapan Notaris, mempunyai kekuatan pembuktian

yang sempurna. Catatan ini dapat menentukan secara jelas hak dan

kewajiban, menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan pula

menghindari terjadinya sengketa.

Pada hakikatnya, Akta otentik memuat kebenaran formal,

sesuai dengan apa yang diberitahukan para pihak. Notaris

berkewajiban untuk memasukkan, bahwa apa yang termuat dalam akta

itu sungguhsungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak para

pihak, yaitu dengan memperjelas isi dan membacakannya. Notaris juga

berkewajiban memberikan akses terhadap informasi mengenai

peraturan perundang-undangan yang terkait bagi para pihak

penandatangan akta. Agar para pihak dapat menentukan dengan bebas

untuk menyetujui atau tidak menyetujui isi akta yang akan

ditandatanganinya.

d. Tugas dan Wewenang Notaris.

Undang Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris

pasal 1 ayat 1 yang dinyatakan bahwa: Notaris adalah pejabat umum

yang berwenang untuk membuat akta autentik dan kewenangan

lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini dan undang

undang lainnya. Pada Pasal 1868 KUHPerdata dinyatakan “ Suatu akta

otentik ialah akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-

undang dibuat oleh atau dihadapkan pegawai-pegawai umum yang

berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya”. Semua produk

akta Notaris adalah sebagai alat bukti sempurna sesuai di dalam Pasal

1870 KUHPerdata bahwa “Suatu akta otentik memberikan di antara

para pihak beserta ahli waris-ahli warisnya atau orang-orang yang

mendapat hak dari mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa

yang dimuat di dalamnya”.

Menurut Pasal 15 Ayat 2 Undang-undang Nomor : 2 tahun

2014 tentang Jabatan Notaris, bahwa selain untuk membuat akta-akta

Page 32: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

17

autentik, Notaris juga ditugaskan untuk melakukan pendaftaran dan

mengesahkan surat-surat atau akta yang dibuat dibawah tangan

Seorang notaris wajib bertindak jujur, seksama dan tidak

memihak. Kejujuran merupakan hal yang penting karena jika seorang

notaris bertindak dengan ketidakjujuran maka akan banyak kejadian

yang merugikan klien bahkan akan menurunkan ketidakpercayaan

klien terhadap notaris tersebut, dan keseksamaan bertindak merupakan

salah satu hal yang juga harus selalu dilakukan seorang notaris.31

Menurut Lubis Suhrawadi karena tugas yang diemban Notaris

adalah tugas yang seharusnya merupakan tugas pemerintah, maka hasil

pekerjaan Notaris mempunyai akibat hukum yakni Notaris dibebani

sebagian kekuasaan Negara dan memberikan pada aktanya kekuatan

autentik dan eksekutorial.32

Tan Thong Kie, menyatakan bahwa “figur seorang Notaris

harus merupakan figure yang keterangannya dapat diandalkan dan

dipercaya, serta tanda tangannya dan segelnya (capnya) memberi

jaminan bukti kuat”.33

Kewenangan Notaris di atur dalam Bab III bagian pertama

Pasal 15 Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 tentang jabatan

Notaris, kemudian dirubah dalam Pasal I angka 6 Undang-undang

Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang jabatan

Notaris berbunyi sebagai berikut :

Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) pasal 15 diubah sehingga berbunyi

sebagai berikut :

Pasal 15

(1) Notaris berwenang membuat akta uatentik mengenai semua

perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh

peraturan perundang-undangan dan atau yang dikehendaki oleh

31Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, 2009, Ke Notaris, Raih Asa, Sukses,Jakarta, hal. 41.

32 Lubis Suhrawadi, 1993 Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika Jakarta, hal 3533Tan Thong Kie, 2000, Studi notariat dan serba-serbi praktek notariat buku I, PT.

Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta

Page 33: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

18

yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta uatentik

menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,

memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu

sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau

dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan

oleh Undang-undang.

(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) Notaris

berwenang pula :

a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal

surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.

b. Membukukan surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam

buku khusus.

c. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan

yang memuat uraian sebagaimana di tulis dan digambarkan

dalam surat yang bersangkutan.

d. Melakukan pengesahan kecocokan fotocopi dengan surat

aslinya.

e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan

pembuatan akta.

f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan atau.

g. Membuat Akta Risalah lelang.

(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) Notaris mempunyai kewenangan lain yang di atur dalam

peraturan perundang-undangan.

Notaris mempunyai tempat kedudukan di daerah kabupaten

atau kota, dan wilayah kewenangan Notaris meliputi seluruh wilayah

provinsi dari tempat kedudukannya. Dalam mendirikan kantor Notaris

tidak diperkenankan mendirikan lebih dari satu kantor.

Pengertian terhadap kata tanggung jawab menurut kamus

Departemen Pendidikan Nasional diartikan sebagai keadaan wajib

menanggung segala sesuatunya, kalau ada sesuatu hal boleh dituntut,

Page 34: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

19

dipermasalahkan, diperkarakan, dan sebagainya.34 Menurut O.P.

Simorangkir, tanggung jawab adalah kewajiban menanggung atau

memikul segala-galanya yang menjadi tugas, dengan segala dilihat

dari pada tindakan yang baik maupun yang buruk.35

Dalam hal tindakan atau perbuatan yang baik, maka tanggung

jawab berarti menjalankan kewajiban atau perbuatan-perbuatan itu

dengan baik, adapun dalam hal tindakan atau perbuatan yang buruk,

maka tanggung jawab berarti memikul akibat tindakan atau perbuatan

yang buruk.36

Purwahid Patrik menjelaskan, tanggung jawab berarti orang

harus menanggung untuk menjawab terhadap segala perbuatan nya

atau segala yang menjadi kewajiban dan dibawah pengawasannya

beserta segala akibatnya.37

Mengenai bentuk tanggung jawab Notaris, Abdul Kadir

Muhammad mengatakan bahwa bentuk-bentuk tanggung jawab

Notaris dapat diberi pengertian sebagai berikut :

1) Notaris dituntut melakukan pembuatan akta dengan baik dan benar

artinya akta yang dibuat itu memenuhi kehendak hukum dan

permintaan pihak yang berkepentingan karena jabatannya.

2) Notaris dituntut menghasilkan akta yang bermutu artinya akta yang

dibuatnya itu sesuai dengan aturan hukum dan kehendak pihak

yang berkepentingan dalam arti sebenarnya bukan mengada-ada.

Notaris harus menjelaskan kepada pihak berkepentingan kebenaran

isi dan prosedur akta yang dibuatnya itu.

34 Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar BahasaIndonesia, Edisi ke-4, Gramedia Pustaka Utama, hal.1398

35 O.P. Simorangkir, 1998. Etika Jabatan, Aksara Persada Indonesia, hal. 102.36Ibid37Purwahid Patrik, Perkembangan Tanggung Gugat Resiko dalam Melawan Hukum,

Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang,hal. 8

Page 35: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

20

3) Berdampak positif artinya siapapun akan mengakui akta Notaris

mempunyai kekuatan bukti sempurna.38

Menurut Simon, pertanggungjawaban adalah suatu perbuatan

yang oleh hukum diancam dengan hukuman, bertentangan dengan

hukum, dilakukan oleh seorang yang bersalah dan orang itu dianggap

bertanggungjawab atas perbuatannya.39

Menurut Moeljatno, pertanggungjawaban pidana dinamakan

criminal liability atau responsibility untuk dapat dipidananya

seseorang selain dari pada melakukan perbuatan pidana orang itu juga

harus mempunyai kesalahan, atau pertanggungjawaban pidana tidak

cukup dengan dilakukannya perbuatan pidana saja, akan tetapi

disamping itu harus ada kesalahan, atau sikap batin yang dapat

dicela.40

e. Dasar Hukum Notaris

Pelayanan hukum yang diberikan oleh notaris kepada

masyarakat diatur dalam Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia/

Peraturan Jabatan Notaris di Indonesia (Stb, 1860 Nomor 3),

diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris dan disempurnakan lagi dengan Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2014.

Keberadaan notaris, secara etis yuridis, diatur dalam rambu-

rambu Undang-Undang Peraturan Jabatan Notaris (Staatsblad 1860-3)

berdasarkan Staatsblad 1855-1879 tentang Burgerlijk Wetboek

(KUHPerdata/Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), terutama Buku

Keempat dalam Pasal-Pasal sebelumnya, yang secara sistematis

merangkum suatu pola ketentuan alat bukti berupa tulisan sebagai

berikut:

38Abdulkadir Muhammad, 2001. Etika Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.93-94

39Simon dalam Muladi dan Dwidja Priyatno, 2010. Pertanggungjawaban PidanaKorporasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 61.

40 Moeljatno, 2008. Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 43

Page 36: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

21

1) Bahwa barang siapa mendalilkan peristiwa di mana ia

mendasarkan suatu hak, wajib baginya membuktikan peristiwa itu;

dan sebaliknya terhadap bantahan atas hak orang lain (1865 KUH

Perdata);

2) Bahwa salah satu alat bukti ialah tulisan dalam bentuk otentik dan

di bawah tangan. Tulisan otentik ialah suatu akta yang dibuat

sebagaimana ditentukan oleh undang-undang; dibuat oleh atau di

hadapan pejabat umum yang berwenang; di tempat mana akta itu

dibuat (1866-1868 KUH Perdata);

3) Bahwa notaris adalah pejabat umum satu-satunya yang berwenang

membuat akta otentik... (Pasal 1 Stb. 1860-3).

Ketentuan tersebut menunjukkan alat bukti tertulis yang dibuat

otentik oleh atau di hadapan notaris berada dalam wilayah hukum

perdata (pribadi/privat). Ini berbeda dengan istilah ”barang bukti”

dalam hukum pidana atau ”dokumen surat” dalam hukum administrasi

negara ataupun hukum tata usaha negara yang biasa disebut dengan

surat keputusan (beschikking), yang termasuk dalam wilayah hukum

publik. Alat bukti tertulis otentik yang dibuat notaris berbeda maksud

tujuan dan dasar hukumnya dengan surat keputusan yang dibuat oleh

badan atau pejabat tata usaha negara dalam melaksanakan fungsi untuk

menyelenggarakan urusan pemerintahan, baik di pusat maupun di

daerah.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014, sebagai produk hukum

nasional, dan secara substantif Undang-Undang tentang Jabatan

Notaris yang baru tersebut juga berorientasi kepada sebagian besar

ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Jabatan Notaris (Staatblaad

1860:3), dan karena itu kajian dalam penulisan ini tetap mengaju

kepada Undang-Undang No. 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris dan

dengan membandingkanan pada Peraturan Jabatan Notaris (Staatblad

1860:3).

Page 37: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

22

Aturan hukum Jabatan Notaris di Indonesia, dari pertama kali

banyak mengalami perubahan dan bermacam-macam. Dari beberapa

aturan hukum yang ada, kemudian dimasukkan ke dalam satu aturan

hukum yaitu Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang perubahan

atas Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

Misalnya tentang pengawasan, pengangkatan dan pemberhentian

Notaris. Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004

tentang Jabatan Notaris maka telah terjadi unifikasi hukum dalam

pengaturan Notaris di Indonesia dan Undang-undang Nomor 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris merupakan hukum tertulis sebagai alat

ukur bagi keabsahan Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya.41

f. Hak dan Kewajiban Notaris

Kewajiban Notaris di atur dalam Bab III Bagian Pertama

Pasal 16 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang jabatan

Notaris, kemudian dirubah dalam Pasal I angka 7 Undang Undang

Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang jabatan

Notaris, sebagai berikut :

Ketentuan Pasal 16 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 16

(1) Dalam menjalankan jabatannya Notaris wajib :

a. Bertindak amanah,jujur,saksama,mandiri,tidak berpihak dan

menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan

hukum.

b. Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya

sebagai bagian dari Protokol Notaris.

c. Melekatkan Surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada

minuta akta.

d. Mengeluarkan grosse akta, salina akta, atau kutipan akta

berdasarkan Minuta akta.

41Habib Adjie, 2011, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris sebagai PejabatPublik, Refika Aditama, Bandung, hal. 38

Page 38: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

23

e. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam

Undang-undang ini keculai ada alasan untuk menolaknya.

f. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yng dibuatnya dan

segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai

dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang

menentukan lain.

g. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi

buku yang memuat tidak lebih dari 50 (limapulu) akta dan jika

jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut

dapat dijilid menjadi labih dari satu buku, dan mencatat jumlah

Minuta akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul

setiap buku.

h. Membuat daftar dari akta Protes terhadap tidak dibayar atau

tidak diterimanya surat berharga.

i. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut

urutan waktu pembuatan Akta setiap bulan.

j. Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf i

atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke pusat daftar

wasiat pada kementrian yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum dalam waktu 5 (lima) hari pada

minggu pertama setiap bulan berikutnya.

k. Mencatat dalam Repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat

setiap akhir bulan.

l. Mempunyai cap atau stempel yang memuat lambing Negara

Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya

dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang

bersangkutan.

m. Membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh

paling sedikit 2 (dua) orang saksi atau 4 (empat) orang saksi

khusus untuk pembuatan akta wasiat dibawah tangan dan

Page 39: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

24

ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap,saksi dan

Notaris, dan

n. Menerima magang calon Notaris.

Sedangkan larangan Notaris di atur dalam Bab III bagian

Pertama pasal 17 Undang-undang Nomor : 30 tahun 2004 tentang

jabatan Notaris, kemudian dirubah dalam Pasal I angka 9 Undang-

undang Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang undang

Jabatan Notaris sebagai berikut:

Ketentuan Pasal 17 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 17

(1) Notaris dilarang :

a. Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya.

b. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari

kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah.

c. Merangkap sebagai pegawai negeri.

d. Merangkap jabatan sebagai Pejabat Negara.

e. Merangkap jabatan sebagai advokad.

f. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan

usaha milik Negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha

swasta.

g. Merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat akta Tanah

dan/atau Pejabat lelang Kelas II di luar tempat kedudukan

Notaris.

h. Menjadi Notaris Pengganti.

i. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma

agama, kesusilaan atau kepatutan yang dapat mempengaruhi

kehormatan dan martabat jabatan Notaris.

Agar senantiasa dapat memberikan pelayanan kepada

masyarakat Notaris setiap saat maka seorang Notaris tidak dapat

diperkenankan meninggalkan tugasnya dalam keadaan apapun

terkecuali terlebih dulu Notaris yang bersangkutan mengajukan hak

Page 40: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

25

cuti dan menunjuk notaris pengganti, diatur dalam Pasal 25 sampai

dengan Pasal 32 Undang-Undang Nomor. 30 Tahun 2004.

Menurut Kohar, Notaris berkewajiban untuk merahasiakan isi

aktanya bahkan wajib merahasiakan semua pembicaraan-pembicaraan

para langganannya pada waktu diadakan persiapan-persiapan untuk

membuat akta.42

2. Tinjauan Umum Tentang Organisasi Profesi Notaris

Perhimpunan para Notaris di Indonesia yang dinamakan “Ikatan

Notaris Indonesia” disingkat “I.N.I” merupakan kelanjutan dari “de

Nederlandsch-Indishe Notarieele Vereeninging” didirikan di Batavia

(Jakarta) pada tanggal 1 Juli 1908 (menurut anggaran dasar ex Penetapan

Menteri Kehakiman tanggal 4 Desember 1958 no. J.A5/117/6).

Vereeniging ini berhubungan erat dengan “broaederrschap van Candidaat

Notarissen dan “Broaderschap der Notarissen” di Negara Belanda, dan

diakui sebagai badan hukum (rechtspersoon) dengan Gouvernements

Besluit (Penetapan Pemerintah) tanggal 5 September 1908 Nomor. 9.43

Dari dahulu hingga sekarang Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I)

merupakan satu-satunya wadah bagi para Notaris di seluruh wilayah

kesatuan Republik Indonesia yang diakui. Munculnya organisasi-

organisasi serupa seperti A.N.I (Asosiasi Notaris Indonesia), PERNORI

(Perhimpunan Notaris Reformasi Indonesia), H.N.I (Himpunan Notaris

Indonesia). Akibat adanya ketidakpuasan kinerja Ikatan Notaris Indonesia

(I.N.I). melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

No. M-01.HT.03.02 tahun 2003 dinyatakan bahwa Ikatan Notaris Indonesi

(I.N.I) adalah satu-satunya wadah perhimpunan Notaris yang dikukuhkan.

Ikatan Notaris Indonesia (INI) merupakan satu-satunya Organisasi

Notaris yang diatur dalam Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris Pasal 82 dan 83, kemudian dirubah dalam Undang-

42 Kohar A. 1983.”Notaris, Dalam Praktek Hukum”. Alumni. Bandung, hlm 2943ibid, hlm 269

Page 41: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

26

undang Nomor : 2 tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang Jabatan

Notaris Pasal I angka 41 berbunyi sebagai berikut :

(1) Notaris berhimpun dalam satu wadah Organisasi notaris.

(2) Wadah Organisasi Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

Ikatan Notaris Indonesia.

(3) Organisasi Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

satu-satunya wadah profesi notaris yang bebas dan mandiri yang

dibentuk dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas

profesi Notaris.

(4) Ketentuan mengenai tujuan,tugas,wewenang,tata kerja dan susunan

organisasi ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Organisasi Notaris.

(5) Ketentuan mengenai penetapan, pembinaan dan pengawasan

Organisasi Notaris di atur dengan Peraturan Menteri.

Tujuan dari Ikatan Notaris Indonesia terdapat dalam Pasal 7

Anggaran Dasar INI adalah :

1. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan serta mengupayakan

terwujudnya kepastian hukum.

2. Memajukan dan mengembangkan ilmu hukum pada umumnya dan

ilmu serta Pengetahuan dalam bidang Notariat pada khususnya.

3. Menjaga keluhuran martabat serta meningkatkan mutu Notaris selaku

Pejabat Umum dalam rangka pengabdiannya kepada Tuhan Yang

Maha Esa, Bangsa dan Negara.

4. Memupuk dan mempererat hubungan selaturahmi dan rasa

persaudaraan serta rasa kekeluargaan antara sesama anggota untuk

mewujudkan persatuan dan kesatuan serta kesejahteraan segenap

anggotanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka INI melakukan usaha-

usaha yang terdapat dalam Pasal 8 Anggaran Dasar INI yaitu :

1. Melakukan kegiatan untuk menumbuhkan kesadaran rasa turut

memiliki Perkumpulan yang bertanggung jawab, guna terciptanya rasa

Page 42: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

27

kebersamaan di antara sesama anggota dalam rangka meningkatkan

peranan, manfaat, fungsi dan mutu perkumpulan.

2. Melakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu dan kemampuan

anggota di dalam menjalankan jabatan dan profesinya secara

Profesional, guna menjaga dan mempertahankan keluhuran martabat

jabatan Notaris.

3. Menjunjung tinggi serta menjaga kehormatan profesi jabatan Notaris,

meningkatkan fungsi dan peranya serta meningkatan mutu ilmu

kenotariatan dengan jalan menyelenggarakan pertemuan ilmiah,

ceramah, seminar dan sejenisnya serta penerbitan tulisan karya ilmiah.

4. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan, keberadaan, peranan,

fungsi dan kedudukan lembaga Notaris di Indonesia sesuai dengan

harkat dan martabat profesi jabatan Notaris.

5. Mengadakan, memupuk serta membina dan meningkatkan kerjasama

dengan badan, lembaga, dan norganisasi lain, baik di dalam maupun

dari luar negeri yang mempunyai tujuan yang sama atau hampir sama

dengan Perkumpulan termasuk dengan lembaga pendidikan atau

instansi yang terkait dan yang mempunyai hubungan dengan lembaga

kenotariatan.

6. Mengadakan dan menyelenggarakan pendidikan Notaris, serta

berperan aktif dalam mempersiapkan lahirnya calon Notaris yang

Profesional, berdedikasi tinggi, berbudi luhur, berwawasan dan

berilmu pengetahuan luas dan memiliki integrasi moral serta memiliki

akhlak yang baik.

7. Melakukan usaha lain sepanjang tidak bertentangan dengan asas,

pedoman dan tujuan.

Susunan dan alat perlengkapan Organisasi Notaris Indonesia

tercantum pada Bab V Pasal 10 dalam Anggaran Dasar INI diantaranya:

a. Rapat Anggota terdiri dari:

Konggres/konggres Luar Biasa

Konferensi Wilayah/Konferensi Wilayah Luar Biasa

Page 43: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

28

Konferensi Daerah/Konferensi Daerah Luar Biasa

b. Kepengurusan

Pengurus Pusat

Pengurus Wilayah dan

Pengurus Daerah

c. Dewan Kehormatan

Dewan Kehormatan Pusat

Dewan Kehormatan Wilayah

Dewan Kehormatan Daerah

3. Tinjauan Umum Tentang Kode Etik Notaris

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno Ethos yang berarti adat

kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang baik. Menurut Bertens Etika dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Etika dipakai dalam arti Nilai-nilai dan norma-norma moral yang

menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam

mengatur tingkah lakunya. Arti ini disebut juga sebagai “system nilai”

dalam hidup manusia perseorangan atau hidup manusia perseorangan

atau hidup bermasyarakat. Misalnya Etika orang Jawa, Etika agama

Budha.

b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di

sini adalah kode etik misalnya Kode Etik Advokad, Kode Etik Notaris

Indonesia.

c. Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti

etika disini sama dengan Filsafat moral.44

Menurut pendapat Liliana Tedjosaputra Etika profesi adalah

keseluruhan tuntutan moral yang terkena pada pelaksanaan suatu profesi,

sehingga etika profesi memperhatikan masalah ideal dan praktek-praktek

yang berkembang karena adanya tanggung jawab dan hak-hak istimewa

yang melekat pada profesi tersebut, yang merupakan ekspresi dari usaha

44 Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006,Hlm 14

Page 44: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

29

untuk menjelaskan keadaan yang belum jelas dan masih samar-samar

dan merupakan penerapan nilai-nilai moral yang umum dalam bidang

khusus yang lebih dikonkretkan lagi dalam Kode Etik.45

Ada dua konsep etika profesi hukum yang saat ini cukup

mendominasi dalam menghadapi modernisasi atau proses pergeseran dari

hukum ‘klasik’ menuju hukum ‘modern’ seperti telah penulis ungkapkan

di atas tadi. Kebetulan, dua konsep tersebut lahir dari ahli-ahli teori hukum

di Amerika. Meski begitu, bukan berarti dua konsep ini memiliki

pandangan yang sejalan. Justru sebaliknya, masing-masing konsep

dimaksud justru telah memilih dua kutub berseberangan dalam

menghadapi modernisasi.46

Konsep yang pertama adalah konsep yang diutarakan oleh Anthony

Kronman dalam bukunya The Lost Lawyer (1993). Kronman

menggambarkan seorang profesional hukum yang ideal sebagai seorang

lawyer statesman. Profesional hukum tersebut harus memiliki tiga elemen

pokok berikut ini: kecakapan teknis yuridis, sifat yang terpuji, serta

kebijaksanaan yang membumi (phronesis). Dilihat dari karakter-karakter

tersebut, profesional hukum yang ideal di mata Kronman, tak lain dari

profesional hukum yang lahir di tengah budaya hukum ‘klasik’. Memang

itu yang dimaksudkan Kronman, yaitu nostalgia pada figur phronimos

atau ‘sang bijak’ ala Aristoteles.47

Konsep kedua menurut Posner, profesi hukum tak lain dari sebuah

kartel atau sindikat yang berusaha melindungi anggotanya dari pengaruh

eksternal, yaitu pengaruh pasar dan regulasi pemerintah, serta pengaruh

internal, yaitu persaingan antar sesama mereka. Seorang profesional

45 Liliana Tedjosaputro, 1995.Etika Profesi Notaris Dalam Penegakan Hukum Pidana,Yogyakarta : Bayu Grafika, Hal. 9.

46 www.hukumonline.com. Etika Profesi Hukum di Era Perubahan, Imam Nasima,Mahasiswa pascasarjana hukum perusahaan Universitas Utrecht, aktif di dalam IndonesianLaw Society Utrecht.

47A.M. Hol dan M.A. Loth dalam “Iudex mediator; naar een herwardering van dejuridische professie”, Nederlands Tijdschrijft voor Rechtsfilosofie & Rechtstheorie 2001/1, hal. 9-57. Alih bahasa Imam Nasima, Mahasiswa pascasarjana hukum perusahaan Universitas Utrecht,aktif di dalam Indonesian Law Society Utrecht.

Page 45: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

30

hukum yang ideal adalah seorang sociaal engineer.48 Dia harus lebih

terorientasi pada penelitian empiris, sebagaimana ilmuwan-ilmuwan pada

umumnya, serta harus lepas dari kemampuan yuridis ‘klasik’ yang

menitikberatkan pada interpretasi teks dan argumentasi praktis.

Setelah melihat dua konsep ideal tersebut, tentu kita berpikir

bahwa modernisasi telah membawa kita pada satu kondisi yang dilematis.

Ibarat makan buah simalakama, apabila kita ikuti konsep nostalgia

Kronman, telah terbukti bahwa ‘sang bijak’ belum tentu bijak, sedang

apabila kita ikuti konsep teknokrasi Posner kita akan jatuh ke dalam

pragmatisme yang bukan tidak mungkin membuat hukum rimba kembali

berlaku (mungkin bukan lagi berupa kekuatan okol atau kekuasaan, namun

berupa kekuatan kapital).

Etika profesi merupakan etika dari semua pekerjaan/profesi

seperti pengacara, hakim, akuntan, Notaris, dan lain-lain. Istilah "kode"

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "tanda"," sandi",

dan sebagainya. Jadi "Kode Etik Notaris" merupakan etika yang berkaitan

erat dengan peraturan Jabatan Notaris, dan tentunya yang

bersangkutan dengan Profesi Notaris dan fungsi Notariat itu sendiri.

Para ahli sering mengatakan bahwa suatu kelompok manusia yang

bermartabat tinggi tentu diharap sukarela tunduk pada Etika Profesi yang

tidak dapat dipaksakan.

Kode Etik Notaris meliputi :

a. Etika kepribadian notaris,b. Etika melakukan tugas jabatan,c. Etika pelayanan terhadap klien,d. Etika hubungan sesama rekan notarise. Etika pengawasan terhadap Notaris.49

48www.hukumonline.com. Etika Profesi Hukum di Era Perubahan, Imam Nasima,Mahasiswa pascasarjana hukum perusahaan Universitas Utrecht, aktif di dalam IndonesianLaw Society Utrecht.

49Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006,Hlm 89

Page 46: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

31

Etika Notaris di atur dalam Kode Etik Notaris yang di tetapkan di

Bandung pada tanggal 27 Januari 2005. Dalam Bab I Pasal 1 angka 2

Kode etik Notaris disebutkan definisi Kode Etik Notaris adalah seluruh

kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia

yang selanjutnya akan disebut Perkumpulan berdasarkan keputusan

Konggres Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang

berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota

perkumpulan dan semua orang yang menjalankan jabatan sebagi Notaris,

termasuk didalamnya para Pejabat Sementara,Notaris Pengganti dan

Notaris Pengganti Khusus.

Kode etik yang terbaru adalah Kode Etik yang ditetapkan dalam

Konggres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia (INI) di Banten pada

tanggal 30 Mei 2015 .

Dalam melakukan tugasnya Notaris harus bertanggung jawab

artinya :

a. Notaris dituntut melakukan pembuatan akta dengan baik danbenar. Artinya akta yang dibuat itu memenuhi kehendak hukumdan permintaan pihak berkepentingan karena jabatannya.

b. Notaris dituntut menghasilkan akta yang bermutu. Artinya aktayang dibuatnya itu sesuai dengan aturan hukum dan kehendakpihak yang berkepentingan dalam arti sebenarnya, bukanmengada-ada. Notaris harus menjelaskan kepada pihakberkepentingan kebenaran isi dan prosedur akta yang dibuatnyaitu.

c. Berdampak positif artinya siapapun akan mengakui akta notarisitu mempunyai kekuatan bukti sempurna. 50

4. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan Notaris

Dalam melakukan pekerjaannya seorang Notaris harus mengikuti

rambu-rambu agar tidak melenceng dan berakibat melakukan pelanggaran-

pelanggaran terhadap Undang-undang Jabatan Notaris. Kontrol dari

pemerintah terhadap profesi Notaris diemban oleh Majelis Pengawas

Notaris yang terdapat ditingkat kebupaten propinsi dan pusat. Adanya

50 Ibid, hlm 94

Page 47: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

32

suatu mekanisme pengawasan sangat diperlukan agar pelaksanaan norma

hukum dan kode etik profesi notaris tersebut berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Sedangkan Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik

Notaris dilakukan oleh Dewan Kehormatan Notaris yang terdapat di

bawah Ikatan Notaris Indonesia.

Pengawasan merupakan tindakan atau proses kegiatan untuk

mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk kemudian

dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan-

kesalahan itu, begitu pula menjaga agar pelaksanaannya tidak berbeda

dengan rencana yang ditetapkan.51

Pengawasan merupakan salah satu prinsip dari 4 (empat) prinsip

fungsi manajemen.52

Prinsip-prinsip tersebut meliputi perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), memimpin (leading) dan pengawasan

(controlling).

George dan Jones menyatakan bahwa “controlling is evaluating

how well an organization is achieving its goals and taking actions to

maintain or improve performance.”53

Dari pengertian tersebut pengawasan dapat dimaknai sebagai

kegiatan menilai seberapa baik sebuah organisasi berhasil mencapai

tujuan-tujuannya dan mengambil tindakan untuk mempertahankan atau

mengembangkan kemampuan bekerja.

Mengutip kembali pandangan Moekijat :

“Pengawasan berarti kemampuan untuk menjuruskan danmemberikan motivasi serta mengetahui apa yang sesungguhnyatelah dilakukan dibandingkan dengan apa yang harus dilakukan.Pengawasan mengandung perbuatan standar untuk mengadakanperbandingan dan standar mengandung pengukuran pekerjaan.”54

51 Djati Juliarsa dan John Suprianto, 1988. Manajemen Umum, BPPT, Yogyakarta, hlm101.

52 Jenifer M. George, Gareth R. Jones, 2006. Contemporary Management , hlm 8.53 Ibid., hlm 12.54 Moekijat, 1989. Tanya Jawab Asas-asas Manajemen, CV Mandar Maju, Bandung, hlm

57.

Page 48: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

33

Sebagian berpendapat : “pengawasan adalah proses pengamatan

dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar segala

sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.”55

Pengawasan merupakan salah satu aspek penegakan hukum.

Dengan pengawasan diharapkan tidak terjadi pelanggaran, sebagaimana

pandangan Abdulkadir Muhammad yang menyatakan :

“Penegakan hukum dapat dirumuskan sebagai uasahamelaksanakan hukum sebagaimana mestinya, mengawasipelaksanaannya agar tidak terjadi pelanggaran, dan jika terjadipelanggaran memulihkan hukum yang dilanggar itu supayaditegakkan kembali.”56

Penegakan hukum menurut Satjipto Rahardjo :

“Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkankeinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebutsebagai keinginan-keinginan hukum di sini tidak lain adalahpikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskandalam peraturan-peraturan hukum itu. Perumusan pikiran pembuathukum yang dituangkan dalam peraturan hukum akan turutmenentukan bagaimana penegakan hukum itu dijalankan.”57

Menurut Suryono Soekanto :

“Penegakan hukum merupakan kegiatan menyerasikan hubungannilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah atau pandangan-pandangan denagan nilai yang mantap dan mengejawantah dansikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untukmenciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaianpergaulan hidup.”58

Penegakan hukum dapat disimpulkan dari pandangan-pandangan

tersebut bahwa merupakan suatu proses untuk mewujudkan cita-cita

55 Sondang P. Siagian, 1995. Filsafat Administrasi, PT. Gramedia, Jakarta, hlm 135.56 Abdulkadir Muhammad, 2007. Etika Profesi Hukum,PT Citra Aditya Bakti,Bandung,

hlm 115.57 Satjipto Rahardjo, 1983. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, CV.

Sinar Baru, Bandung, hlm 24.58 Soerjono Soekanto, 1983. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, CV.

Rajawali, Jakarta, hlm 2.

Page 49: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

34

hukum menjadi kenyataan, yang bertujuan untuk mencapai kedamaian

pergaulan hidup. Melalui penegakan hukum, hukum menjadi kenyataan.59

Pengawasan terhadap Notaris mengarah pada penegakan aturan-

aturan hukum yang membatasi ruang lingkup jabatan Notaris. Tujuan

pengawasan terhadap para Notaris ialah agar para Notaris sedapat

mungkin memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh

undang-undang dan kode etik Notaris demi kepentingan masyarakat umum

yang dilayaninya.60

Mekanisme pengawasan terhadap profesi Notaris diatur secara

ideal dalam peraturan perundang-undangan dan menjadi bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari realitas sosial masyarakat hukum yang berhubungan

langsung dengan profesi ini. Pengawasan merupakan salah satu aspek

penegakan hukum yang harus selalu diperhatikan dan dilaksanakan dalam

lingkungan penegak hukum termasuk pengawasan terhadap Notaris.

Penegakan hukum selalu melibatkan manusia-manusia didalamnya,

dengan demikian akan melibatkan tingkah laku manusia juga. Oleh karena

itu hukum baru dapat dilaksanakan secara efektif apabila diikuti dengan

pengawasan atau mekanisme kontrol yang kuat dari pihak yang ditunjuk

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian profesi

hukum yang dijalankan tetap pada koridor etika profesi dan sesuai dengan

pelaksanaan jabatannya, sehingga kepercayaan masyarakat sebagai

pengguna jasa Notaris akan tetap terjaga.

Pengawasan dimaksud merupakan kegiatan yang bersifat preventif

dan kuratif. Bersifat Preventif mengandung makna suatu proses

pembinaan, sedangkan bersifat kuratif mengandung makna melakukan

penjatuhan sanksi terhadap Notaris dalam pelaksanaan jabatannya apabila

terbukti melakukan pelanggaran terhadap Undang undang Nomor 30

tahun 2004 tentang Jabatan Notaris beserta Perubahannya Undang-undang

Nomor 2 tahun 2014 dan pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris.

59 Liliana Tedjosaputra, Etika Profesi Notaris Dalam Penegakan Hukum Pidana, op. cit.,hlm 61.

60 GHS Lumban Tobing, op. cit., hlm 124.

Page 50: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

35

Ruang lingkup pengawasan ini lebih luas daripada ruang lingkup

pengawasan kepada Notaris yang dilakukan oleh Majelis Pengawas

Daerah sebagaimana telah diatur dengan jelas dan tegas dalam Undang-

Undang Jabatan Notaris.

Pengawasan terhadap pelaksanaan Kode Etik Notaris dilakukan

oleh Dewan Kehormatan Notaris yang berada di bawah Ikatan Notaris

Indonesia (INI) . Dewan Kehormatan Notaris tersebut bertugas untuk :

a. Melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pembenahan anggota

dalam menjunjung tinggi kode etik;

b. Memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pelanggaran

ketentuan kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai

kaitan dengan kepentingan masyarakat secara langsung;

c. Memberikan saran dan pendapat kepada Majelis Pengawas atas dugaan

pelanggaran Kode Etik dan jabatan Notaris.

Fungsi Pembinaan ditujukan agar yang diawasi yaitu Notaris selalu

diingatkan untuk selalu memahami dan oleh karena itu karena mematuhi

aturan baik yang hanya tercantum dan di atur dalam Kode Etik Notaris

maupun ketentuan dalam Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Semua itu dilandasi oleh Undang-undang atau Makna Sumpah Jabatan

yang diucapkan dan disaksikan oleh saksi dunia yaitu Pejabat Pelaksana

Sumpah dan para saksi yang khusus didatangkan untuk itu.

Tidak lupa bahwa sumpah jabatan Notaris tersebut juga disaksikan

oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Mengetahui dan Maha

Mengawasi. Dalam suasana empati ini diharapkan Notaris sudah

mempunyai sistim pertahanan diri untuk menangkal segala godaan dan

iming-iming yang menggiurkan untuk menangkal segala sesuatu hal yang

dapat membuat jatuhnya kehormatan dan martabat Notaris.

Fungsi Pengawasan kepada Notaris ditujukan agar dalam

menjalankan jabatannya Notaris senantiasa mematuhi ketentuan-ketentuan

Perundang-undangan yang berlaku, dan Kode Etik Notaris karena bila

seorang Notaris terbukti melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi.

Page 51: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

36

Maksud dan tujuan diadakannya Pengawasan terhadap tugas

jabatan Notaris adalah untuk memberikan arah dan tuntunan bagi Para

Notaris dalam menjalankan tugasnya san jabatan profesinya sebagai

pejabat umum guna meningkatkan profesionalisme dan kualitas kerja

sehingga dapat memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum

bagi masyarakat pengguna jasa Notaris.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor : 30 tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris serta Undang Undang Nomor : 2 tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-undang jabatan Notaris, merupakan perlindungan

hukum bagi Notaris sebagai pejabat umum yakni perilaku Notaris dan

pelaksanaan jabatan Notaris harus sesuai dengan Undang undang Jabatan

Notaris tersebut dan Kode Etik Notaris. Perwakilan dari Ikatan Notaris

Indonesia (INI) melakukan pengawasan terhadap Notaris melalui Majelis

Pengawas Notaris dan Dewan Kehormatan Notaris.

Seorang Notaris adalah manusia yang dianggap lebih mengetahui

hukum sehingga dalam menjalankan tugas jabatannya hendaknya Notaris

selalu menambah wawasan keilmuan di bidang hukum, mengedepankan

prinsip kehati-hatian dalam mengambil suatu keputusan, selain yang

paling pokok adalah melaksanakan Undang Undang Jabatan Notaris dan

Kode Etik Notaris.

5. Teori Implementasi Hukum

Dalam bukunya Solichin Abdul Wahab, Daniel Mazmanian dan

Paul A. Sabatier yang mengembangkan Frame Work for Implementation

Analysis” memberikan pengertian tentang implementasi sebagai berikut :

“Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalambentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting ataukeputusan badan peradilan. Lazimnya keputusan tersebutmengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkansecara tegas tujuan / sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai carauntuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasi. Prosesini berlangsung setelah melalui sejumlah tertentu, biasanya diawalidengan tahapan pengesahan undang-undang, kemudian outputkebijaksanaan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan

Page 52: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

37

atau instansi pelaksana, kesediaan dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok sasaran, dampaknyata baik yang dikehendaki atau tidak dari output tersebut,dampak keputusan sebagai dipersiapkan oleh badan-badan yangmengambil keputusan, dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting(atau upaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan) terhadapundang-undang atau peraturan yang bersangkutan.61

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa

implementasi merupakan proses pelaksanaan keputusan biasanya dalam

bentuk Undang-undang untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

Dalam bukunya Achmad Ali, Lawrence Meir Friedman

menerangkan ada 3 (tiga) unsur system hukum (three elements of legal

system) yang mempengaruhi bekerjanya hukum yaitu :

a. Struktur hukum (legal structure)

Bahwa struktur adalah kerangka atau rangkanya, bagian yang

tetap bertahan, bagian yang memberi semacam bentuk dan batasan

terhadap keseluruhan. Jelasnya struktur bagiakan foto diam yang

menghentikan gerak (a kind of still photograph, which freezes the

action). 62

Komponen struktur adalah kelembagaan yang diciptakan oleh

sistem hukum itu dengan berbagai macam fungsi dalam rangka

mendukung bekerjanya sistem tersebut. Komponen ini dimungkinkan

untuk melihat bagaimana sistem hukum itu memberikan pelayanan

terhadap penggarapan badan hukum secara teratur.63

b. Substansi hukum (legal substance)

Komponen kedua adalah substansi hukum adalah aturan,

norma dan perilaku-perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem

itu. Substansi juga diartikan produk yang dihasilkan oleh orang yang

berada dalam system itu, meliputi keputusan yang mereka keluarkan,

61 Solichin Abdul Wahab, 1991. Teori Implementasi, Jakarta, Raja Grafindo, hal 54-55.62 Ahmad Ali, 1996. Menguak Tabir Hukum, Candra Pratama, Jakarta, hal 8263 Esmi Warrasih, 2005.Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, PT.Suryandaru Utama

Semarang, hal 30.

Page 53: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

38

aturan baru yang mereka susun. Substansi mencakup living law

(hukum yang hidup) dan bukan hanya aturan-aturan yang ada dalam

kitab undang-undang atau law books.

Menurut Esmi Warassih : komponen substantive yaitu sebagai

output dari system hukum yang berupa peraturan-peraturan,

keputusan-keputusan yang digunakan baik oleh pihak yang mengatur

ataupun pihak yang diatur.64

c. Kultur hukum (legal culture).

Lawrence Meir Friedman menjelaskan kultur hukum adalah

sikap manusia terhadap hukum dan system hukum, berupa

kepercayaan, nilai-nilai, pemikiran serta harapannya. Pemikiran dan

pendapat ini sedikit banyak menjadi penentu jalannya proses hukum.

Jadi dengan kata lain kultur hukum adalah suasana pikiran social dan

kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan,

dihindari atau disalahguna kan. Tanpa kultur hukum maka system

hukum itu sendiri menjadi tidak berdaya menjalankan fungsinya

dalam masyarakat. Komponen kultur yaitu yang terdiri dari nilai-nilai

dan sikap-sikap yang mempengaruhi bekerjanya hukum atau yang

menurutnya disebut sebagai kultur hukum. Kultur hukum inilah yang

berfungsi sebagai jabatan yang menghubungkan antara peraturan

hukum dengan tingkah laku hukum seluruh warga masyarakat. 65

Lawrence Meir Friedman menggambarkan bahwa sebuah

penelitian dapat menjawab atau menemukan ketiga unsur system

hukum berupa :

1) Struktur hukum diibaratkan sebagai mesin

2) Substansi hukum diibaratkan produk yang dihasilkan atau apa

yang dikerjakan mesin tersebut.

64 Ibid, hal 3065 Ibid, hal 30

Page 54: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

39

3) Kultur hukum adalah apa atau siapa sajalah yang memutuskan

untuk menghidupkan atau mematikan mesin tersebut serta

memutuskan bagaimana mesin itu digunakan

Dalam bukunya Esmi Warrasih, Fuller berpendapat, sebagai

suatu system, hukum harus memenuhi 8 (delapan) asas atau Principles

of Legality atau delapan prinsip legalitas sebagai berikut :

1) Sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan, artinya iatidak boleh mengandung sekedar keputusan-keputusan yangbersifat ad hoc

2) Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan3) Peraturan tidak boleh berlaku surut4) Peraturan-peraturan disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti5) Suatu system tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang

bertentangan satu sama lain6) Peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa

yang dilakukan.7) Peraturan tidak boleh sering diubah-ubah8) Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan

pelaksanaannya sehari-hari 66

Dalam bukunya Esmi Warrasih pula, Paul dan Dias mengajukan 5

(lima) syarat yang harus dipenuhi untuk mengefektif kan system hukum,

yaitu sebagai berikut :

1) Mudah tidaknya makna aturan-aturan hukum itu untukditangkap dan dipahami

2) Luas tidaknya kalangan di dalam masyarakat yang mengetahuiisi aturan-aturan hukum yang bersangkutan

3) Efisiensi dan efektif tidaknya mobilisasi aturan-aturan hukum4) Adanya mekanisme penyelesaian sengketa yang tidak hanya

mudah dijangkau dan dimasuki setiap warga masyarakat,melainkan juga harus cukup efektif dalam menyelesaikansengketa-sengketa

5) Adanya anggapan dan pengakuan yang merata di kalanganwarga masyarakat bahwa aturan-aturan dan pranata-pranatahukum itu memang sesungguhnya berdaya kemampuan yangefektif 67

66 Ibid,hal 367 Ibid, hal 3

Page 55: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

40

Selanjutnya sebelum memahami bagaimana fungsi hukum, ada

baiknya dipahami terlebih dahulu bidang pekerjaan hukum. Dalam

bukunya Satjipto Raharjo, Hoebel menunjukkan sekurang-kurangnya ada

4 (empat) bidang pekerjaan yang dilakukan oleh hukum, sebagai berikut :

1) Untuk merumuskan hubungan-hubungan anggota masyarakat,untuk menentukan perbuatan-perbuatan apa yang dibolehkandan yang tidak, dengan tujuan mempertahankan paling tidakintegrasi minimal dari kegiatan-kegiatan orang-orang dankelompok-kelompok dalam masyarakat

2) Fungsi kedua mengalir dari keharusan untuk menjinakkankekuatan mentah dan mengarahkan kekuatan yang demikian itukepada pemeliharaan tatanan. Fungsi kedua ini meliputipengalokasian kekuasaan dan penegasan tentang siapa bolehmenggunakan paksaan untuk sebagai suatu hak priveles yangdiakui secara social, bersama-sama dengan pemilihan bentuk-bentuk sanksi fisik yang paling efektif digunakan mencapaitujuan-tujuan sosial dari hukum.

3) Ketiga adalah penyelesaian sengketa yang timbul dalammasyarakat

4) Akhirnya, melakukan perumusan kembali hubungan-hubunganantara orang-orang dan kelompok-kelompok manakala kondisikehidupan berubah.

Fungsi ini dijalankan untuk mempertahankan kemampuan

beradaptasi. 68 Selain dari empat pekerjaan hukum tersebut di atas, secara

sosiologis dapat dilihat adanya 2 (dua) fungsi utama hukum yaitu :

a. Kontrol Sosial (Social Control)

Adakala fungsi hukum untuk mempengaruhi warga masyarakat agar

bertingkah laku sejalan dengan apa yang telah digariskan sebagai

aturan hukum, termasuk nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Termasuk dalam kontrol sosial ini :

1) Perbuatan norma-norma hukum, baik yang memberikan

peruntukan maupun yang menentukan hubungan antara orang

dengan orang. Penyelesaian sengketa di dalam masyarakat

2) Menjamin kelangsungan kehidupan masyarakat, yaitu dalam hal

terjadi perubahan-perubahan sosial

68 Satjipto Rahardjo, Op cit, hal 37

Page 56: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

41

b. Rekayasa Sosial (Social Engineering)

1) Adalah penggunaan hukum secara sadar untuk mencapai suatu

tertib atau keadaan sosial sebagaimana yang dikehendaki oleh

pembuat hukum

2) Berbeda dengan fungsi control sosial yang lebih praktis yaitu untuk

kepentingan waktu sekarang, maka fungsi rekayasa sosial dari

hukum lebih mengarah pada pembahasan sikap dan perilaku

masyarakat di masa yang akan datang sesuai keinginan dengan

keinginan pembuat peraturan,69

Kiranya dapat dikatakan bahwa kaidah-kaidah hukum sebagai alat

untuk mengubah masyarakat mempunyai peranan penting terutama dalam

perubahan-perubahan yang dikehendaki (intended change) atau

perubahan-perubahan yang direncanakan (planed change). Dengan

perubahan-perubahan yang dikehendaki dan direncanakan dimaksudkan

sebagai suatu perubahan yang dikehendaki dan direncanakan oleh warga –

warga masyarakat yang berperan sebagai pelopor masyarakat.

6. Teori Bekerjanya Hukum dalam Masyarakat

Dalam teorinya, Chambiis dan Seidman mengatakan bahwa “peran

dari kekuatan sosial selain berpengaruh pada rakyat sebagian sasaran yang

diatur untuk hukum tetapi juga berpengaruh pada lembaga-lembaga

hukum. Seidman melukiskan model bekerjanya hukum di masyarakat

dalam bagan sebagai berikut :

69 Ibid, hal 38

Page 57: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

42

Gambar 1

Bagan Teori Robert Seidman dan Chamblis

dalam Law, Order and Power

Berdasarkan gambar bagan tersebut maka dapat diberikan

keterangan sebagai berikut :

a. Semua peraturan hukum memberi pengertian tentang bagaimana

seorang pemegang peranan itu harus bertindak

b. Bagaimana pemegang peranan tersebut akan melakukan tindakan

sebagai suatu respon atas peraturan hukum yang merupakan fungsi

peraturan-peraturan hukum yang ditujukan kepadanya, sanksi-

sanksinya. Aktivitas dari lembaga pelaksana dan keseluruhan

kompleks kekuatan sosial politik dan lain-lain mengenai dirinya

c. Bagaimana lembaga-lembaga pelaksana tersebut akan bertindak

sebagai respon terhadap peraturan hukum yang merupakan fungsi

peraturan hukum yang ditujukan kepada mereka, sanksi-sanksinya dan

Faktor-faktor sosialdan personal lainnya

Lembaga PembuatPeraturan

Lembaga PenerapanPeraturan

PemegangPeran

NormaUmpan Balik

Nor

ma

Aktivitas penerapanUmpan Balik

UmpanBalik

Faktor-faktor sosial danpersonal lainnya

Page 58: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

43

keseluruhan kompleks peraturan sosial, politik serta lainnya mengenai

diri mereka sendiri juga termasuk umpan balik (feedback) yang datang

dari pemegang peranan

d. Bagaimana pembuat peraturan atau akan bertindak, hal ini merupakan

fungsi peraturan yang mengatur tingkah laku mereka, sanksi-

sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik, ideologis

dan lain-lainnya yang menyangkut mereka juga termasuk umpan balik

yang datang dari pemegang serta birokrasi.70

Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

setiap anggota masyarakat memegang peranan yang diharapkan dari

mereka baik untuk norma-norma hukum maupun oleh kekuatan-kekuatan

di luar hukum.

Dalam menentukan mengenai bagaimana seorang pemegang

peranan akan bertindak digunakan faktor kritis, yaitu norma-norma yang

diharapkan akan ditaati oleh pemegang peranan, kekuatan-kekuatan sosial

dan personal yang bekerja pada pemegang peranan dan kegiatan lembaga

penerapan sanksi.

Bagi studi hukum dalam masyarakat, maka yang penting adalah

tentang hal berlakunya hukum secara sosiologis, yang intinya adalah

efektivitas hukum. Studi efektivitas hukum merupakan suatu kegiatan

yang memperlihatkan suatu strategi perumusan masalah yang bersifat

umum, yaitu suatu perbandingan realitas hukum dengan ideal hukum.

Secara khusus terlihat jenjang antara hukum dalam tindakan (law in

action) dengan hukum dalam teori (law in theory), atau dengan perkataan

lain, kegiatan ini akan memperlihatkan kaitan antara law in books dan law

in action.

Alat yang digunakan untuk mengukur hukum mungkin suatu

Undang-undang yang tujuannya agak lebih jelas dilihat, atau suatu

keputusan pengadilan yang jelas menyatakan suatu kebijaksanaan khusus.

70Chamblis William J Seidman, 1971. Law Order and Power Reading, Mass,Affison-Wesley, hal 12

Page 59: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

44

Dalam studi implementasi hukum, tema pokoknya adalah menelaah

apakah hukum itu berlaku, dan untuk mengetahui berlakunya hukum

dilakukan dengan membandingkan antara ideal hukum (kaidah yang

dirumuskan dalam undang-undang atau keputusan hakim) dengan realitas

hukum. Realitas hukum yang dimaksud adalah hukum dalam tindakan,

yaitu bagaimana mewujudkannya hukum itu sebagai perilaku. Sedang

yang dimaksud hukum dalam pernyataan tersebut adalah hukum sebagai

kaidah, dan dalam studi implementasi hukum pernyataan kaidah hukum

dapat mengacu pada hukum substansi (hukum material) dan hukum tata

cara (hukum formal). Dalam studi implementasi hukum apabila hukum itu

berlaku, maka dalam masyarakat dikenali adanya perilaku hukum, yaitu

perilaku sesuai dengan hukum atau setiap perilaku yang dipengaruhi oleh

kaidah, peraturan atau keputusan.

Hukum sebagaimana dimaksud dalam masyarakat ialah berupa

kaidah yang dirumuskan dalam bentuk Undang-Undang atau keputusan

hakim. Undang-undang sebagai produk hukum yang dikeluarkan oleh

pemerinyah dalam proses pembuatannya, yaitu tata cara mulai dari

perencanaan (rancangan), pembahasan, pengesahan atau penetapan sampai

dengan pengundangan produk hukum tersebut, harus sesuai aturan dan

pejabat manakah yang berwenang merancang, membahas, mengesahkan,

menetapkan dan mengundangkan peraturan tersebut. Sebagai contoh

dalam proses pembuatan undang-undang. Undang-undang dirancang oleh

Presiden dan DPR, kemudian dibahas dalam siding DPR, lalu disahkan

oleh Presiden dan pada akhirnya diundangkan dalam lembaran Negara

oleh sekretaris Negara,

Dalam pembuatan suatu peratutan perlu diperhatikan adanya

landasan-landasan sebagai berikut :

a. Landasan Filosofis, yaitu dasar filsafat, pandangan atau ide yang

menjadi dasar cita-cita untuk menuangkan hasrat dan kebijaksanaan

(pemerintahan) ke dalam suatu rencana atau draft peraturan Negara.

Page 60: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

45

Misalnya di Indonesia, Pancasila menjadi dasar filsafat perundang-

undangan

b. Landasan Yuridis. Landasan yuridisnya yaitu ketentuan hukum yang

menjadi dasar hukum (rechtgrond) bagi pembuatan suatu peraturan.

Misalnya UUD 1945 menjadi landasan yuridis bagi pembuatan

undang-undang organik, selanjutnya undang-undang menjadi landasan

yuridis bagi PP, SK, Presiden, Perda dan lain-lain. Landasan yuridis ini

sendiri dibagi lagi menjadi dua macam yaitu : (1) landasan yuridis dari

segi formal, yaitu landasan yuridis yang memberi kewenangan bagi

instansi tertentu untuk membuat peraturan tertentu. Misalnya Pasal 5

ayat 1 UUD 1945 menjadi landasan yuridis dari segi formal bagi

presiden untuk membuat RUU, (2) landasan yuridis dari segi material,

yaitu landasan yuridis untuk segi isi (materi), yakni dasar hukum untuk

mengatur hal-hal tertentu. Misalnya Pasal 18 UUD 1945 menjadi

landasan yuridis dari segi material untuk membuat undang-undang

organic mengenai pemerintah daerah.

c. Landasan Politis. Landasan politisnya ialah garis kebijaksanaan politik

yang menjadi dasar selanjutnya bagi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan

pengarahan ketatalaksanaan pemerintahan Negara

B. Kerangka Pemikiran

Untuk lebih jelasnya dalam kerangka pemikiran dapat penulis

gambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Page 61: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

46

Gambar 2 : Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Masyarakat memerlukan adanya ukuran, patokan, norma yang

mencerminkan adanya kepastian hukum. Salah satu produk hukum yang

diangan-angan dapat memberikan suatu kepastian hukum di era reformasi ini

adalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang

undang Jabatan Notaris dilahirkan dengan tujuan agar supaya Notaris, sebagai

suatu jabatan yang memberikan pelayanan hukum bagi masyarakat sudah

sepantasnya diberi perlindungan dan jaminan hukum. Mengingat peranan dari

kewenangan notaris sangat penting bagi lalu lintas kehidupan masyarakat.

Norma yang digunakan oleh Notaris di dalam melaksanakan tugas jabatannya

adalah Kode Etik notaris. Pelaksanaan Pengawasan terhadap pelaksanaan

Kode Etik tersebut oleh Dewan Kehormatan Notaris Pusat didelegasikan ke

Peraturan Perundang-undanganJabatan Notaris :1. Undang-undang Nomor 30 tahun

2004.tentang Jabatan Notaris2. Undang-undang Nomor 2 Tahun

2014 tentang Perubahan atasUndang Undang jabatan Notaris

3. Kode Etik Notaris

Lembaga Penerap Sanksi DewanKehormatan Daerah Ikatan Notaris

Indonesia Kabupaten Wonogiri

Notaris

NormaImplementasi Hukum

Norma

Aktivitas

Kekuatan SosialBudaya Hukum

u

m

Page 62: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

47

daerah yaitu kepada antara lain Dewan Kehormatan Daerah Notaris

Kabupaten Wonogiri, yang bisa juga disebut sebagai Lembaga Penerap

Sanksi karena selain melakukan pengawasan preventif juga represif. yang

kelembagaannya berada di bawah Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten

Wonogiri,

Menurut Chamblis dan Seidman, efektivitas pelaksanaan fungsi

pembinaan dan pengawasan oleh Dewan Kehormatan Daerah Notaris

Kabupaten Wonogiri, ditentukan oleh peraturan mengenai perundang-

undangan mengenai notaris dan kekuatan sosial serta personal. Kekuatan

sosial ini pararel dengan budaya hukum.

C. Penelitian yang Relevan

Beberapa peneliti terdahulu yang melakukan penelitian dengan topik

hak tanggungan, yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Judul : Implementasi Sanksi Kode Etik dalam Jabatan Notaris di

Kota Tanjung Pinang

Penulis : Mondry Pahera, SH.

Tahun : 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Sanksi

Kode Etik Notaris yang dikeluarkan oleh Dewan Kehormatan Daerah

Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) terhadap Notaris yang melakukan

pelanggaran Kode Etik dalam melaksanakan jabatan Notaris dan peran

Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I), sebagai Organisasi Profesi dalam

menerapkan Kode Etik Notaris di kota Tanjungpinang. Penelitian ini

termasuk jenis penelitian hukum yuridis empiris yang bersifat deskriptif

analitis. Hasil penelitian menyatakan bahwa Implementasi sanksi Kode Etik

Notaris yang dikeluarkan oleh Dewan Kehormatan Daerah Ikatan Notaris

Indonesia (I.N.I), di Kota Tanjungpinang hanya sebatas teguran lisan saja.

Hal ini lebih diartikan bahwa Dewan Kehormatan sebagai bentuk

pembinaan terhadap Notaris dalam menjalankan jabatannya, Tidak ada

tindakan lebih lanjut dari Dewan Kehormatan Daerah Ikatan Notaris

Page 63: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

48

Indonesia (I.N.I) Kota Tanjungpinang atas penerapan sanksi tersebut.

Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Notaris dalam menjalankan

jabatannya di Kota Tanjungpinang antara lain adalah memasang papan

nama melebihi ukuran yang telah ditentukan; melakukan publikasi atau

promosi diri dengan mencantumkan nama dan jabatannya serta

mempengaruhi klien Notaris lain juga adanya persaingan honorarium.

Peran Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I), sebagai Organisasi Profesi Notaris

dalam menerapkan Kode Etik Notaris, adalah melalui upaya pembinaan

yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan sebagai pengawas atas

pelaksanaan Kode Etik Notaris. Untuk pembinaan lainnya yang dilakukan

oleh Majelis Kehormatan, dilakukan pada tiap pertemuan (rutin) yang

diadakan tiap 6 bulan dalam acara up-grading & refreshing nasional.

Salah satu materi pada acara tersebut, adalah menambah wawasan para

Notaris berdasarkan ketentuan yang berlaku, juga mengenai perilaku

Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya. Perbedaan dengan

penelitian yang penulis laksanakan lakukan adalah mengenai waktu dan

tempat penelitian, dimana penelitian penulis laksanakan di wilayah

Kabupaten Wonogiri.

2. Judul : Perbandingan Peranan Dewan Kehormatan dengan Majelis

Pengawas Notaris dalam Menjalankan Pengawasan setelah

berlakunya UU Nomor 30 tahun 2004.

Penulis : T. Muzakkar.

Tahun : 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengawas melakukan

Pengawasan bagi Notaris dalam pelaksanaan tugasnya sebelum

berlakunya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris dan manfaat pengawasan bagi Notaris dalam pelaksanaan

tugasnya serta perbandingan peranan Dewan kehormatan dengan Majelis

Pengawas Notaris dalam melakukan pengawasan setelah dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004. Penelitian ini termasuk jenis

penelitian hukum yuridis empiris yang bersifat deskriptif analitis. Hasil

Page 64: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

49

penelitian menyebutkan bahwa pengawasan yang dilakukan terhadap notaris

sebelum keluarnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 yaitu

dilakukan oleh Pengadilan Negeri namun dengan keluarnya undang-

undang tersebut maka fungsi pengawasan dilakukan oleh sebuah badan

yang bernama Majelis Pengawas Notaris Yang terdiri dari 3 (tiga) unsur

yaitu pemerintah, ahli/ akademisi dan notaris. Manfaat yang diperoleh

terhadap pengawasan yang dilakukan oleh Majelis Pengawas yaitu :

Notaris mampu untuk meningkatkan kemampuan profesioanlismenya

dalam menjalankan tugas dan jabatannya, Notaris sedapat mungkin,

memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan baginya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang ada, Notaris mampu

berperan untuk terciptanya suatu kepastian hukum melalui akta otentik

yang dibuatnya demi kepentingan masyarakat, Notaris menyadari bahwa

tugas yang di bebankan kepadanya adalah untuk kepentingan para pihak.

Perbedaan peranan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan

Dan Majelis Pengawas Notaris yaitu dimana pengawasan yang dilakukan

oleh Dewan Kehormatan hanya mengenai pelanggaran kode etik dan

tidak menyangkut orang lain hanya notaris itu sendiri sedangkan Majelis

Pengawas Notaris memiliki ruang lingkup pengawasan dalam

pelanggaran yang menyangkut Undang-Undang dan pelanggaran jabatan

notaris. Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan bahwa

penulis tidak melakukan pembandingan antara dewan kehormatan dan

majelis, penulis hanya fokus terhadap peran organisasi kenotarisan di

wilayah kerja kabupaten Wonogiri.

3. Judul : Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi Notaris

oleh Dewan Kehormatan Ikatan Notaris Indonesia di

Kabupaten Tangerang.

Penulis : Sulistiyono.

Tahun : 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelanggaran kode etik apa saja

yang dilakukan oleh notaris di Kabupaten Tangerang dan bagaimana

Page 65: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

50

pelaksanaan sanksi yang dijatuhkan Dewan Kehormatan Ikatan Notaris

Indonesia sebagai organisasi profesi dapat mengikat terhadap Notaris

yang melanggar kode etik. Penelitian ini merupakan pendekatan yuridis-

empiris. Pendekatan yuridis digunakan untuk menganalisis berbagai

peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan sanksi kode

etik terhadap pelanggaran jabatan oleh notaris.

Pelanggaran kode etik yang terjadi antara lain adalah : pembuatan akta

yang telah terlebih dahulu dipersiapkan oleh notaris lain sehingga notaris

yang bersangkutan tinggal menandatangani, penandatangan akta yang

tidak dilakukan dihadapan notaris, membuat akta di luar wilayah

jabatannya, ketentuan mengenai pemasangan papan nama di depan atau di

lingkungan kantor notaris serta notaris yang membuat papan nama

melebihi ukuran yang telah ditentukan, persaingan tarif yang tidak sehat,

melakukan publikasi atau promosi diri dengan mencantumkan nama dan

jabatannya. Pelaksanaan sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Kehormatan

Ikatan Notaris lndonesia Kabupaten Tangerang sebagai organisasi protesi

terhadap Notaris yang melanggar kode etik di Kabapaten Tangerang,

adalah: teguran, peringatan dan pemberhentian dari keanggotaan

perkumpulan. Namun sanksi tersebut di atas termasuk sanksi pemecatan

yang diberikan terhadap Notaris yang melakukan pelanggaran kade etik

bukanlah berupa pemecatan dari jabatan Notaris melainkan pemecatan

dari kaanggotaan Ikatan Notaris Indonesia sehingga walaupun Notaris

yang bersangkutan telah terbukti melakukan pelanggaran kode etik,

Notaris tersebut masih dapat membuat akta dan menjalankan kewenangan

lainnya sebagai Notaris, sehingga sanksi tersebut terkesan kurang

mempunyai daya mengikat bagi Notaris yang melakukan pelanggaran

kode etik. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

lokasi dan waktu penelitian.

Page 66: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

51

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara yang utama yang digunakan untuk mencapai

suatu tujuan, untuk mencapai tingkat ketelitian, jumlah dan jenis yang dihadapi.

Akan tetapi, dengan mengadakan klarifikasi yang berdasarkan pada pengalaman,

dapat ditentukan teratur dan terpikirnya alur yang runtut dan baik untuk mencapai

maksud.71

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa

dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.72

Penelitian dapat diartikan pula suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan

dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, gejala atau hipotesa, usaha mana

dilakukan dengan metode ilmiah.73

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

adalah cara yang teratur dan terpikir secara runtut dan baik dengan menggunakan

metode ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan maupun guna

menguji kebenaran maupun ketidakbenaran dari suatu pengetahuan, gejala dan

hipotesa. Untuk dapat memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung-

jawabkan secara keilmuan maka diperlukan metode penelitian yang dapat dijadi-

kan pedoman dalam melakukan penelitian.

Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji menyatakan bahwa “penelitian

merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun

teknologi”. Hal demikian disebabkan penelitian bertujuan untuk mengungkapkan

kebenaran sistematis, metodologi dan konsisten. Dengan melalui proses

penelitian tersebut diadakan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah

dikumpulkan dan diolah.74

71 Winarno Surakhmad, 1990. Pengamtar Penelitian Ilmiah, Transito Yogyakarta, hal131,

72 Soerjono Sukanto,Op Cit, hal 4273 Sutrisno Hadi, 1989. Metodologi Penelitian Hukum,Uns Press Surakarta, hal 474 Sorjono Sukanto dan Sri Mamudji, 1985. Penelitian Hukum Normatif,CV Rajawali

Jakarta, hal 1

Page 67: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

52

Dilihat dari sifatnya penelitian ini termasuk penelitian diagnostik yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai sebab – sebab

terjadinya suatu gejala atau beberapa gejala.75

Dalam mempelajari hukum, tentunya tidak boleh lepas dari 5 (lima)

konsep hukum yang menurut Soetandyo Wignjosoebroto seperti dikembangkan

oleh Setiono adalah sebagai berikut :

1. Hukum adalah asas kebenaran dalam keadilan yang bersifat kodrati danberlaku universal

2. Hukum adalah norma-norma positif di dalam system perundang-undangan hukum nasional

3. Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim inconcreto dantersistematisasi sebagai judge made law

4. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksissebagai variable sosial yang empiris

5. Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosialsebagaimana tampak dalam interaksi antara mereka 76

Konsep Hukum dalam penelitian ini adalah konsep yang kelima. Hukum

adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial sebagaimana

tampak dalam interaksi antara mereka. Berdasarkan konsep hukum tersebut diatas

penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten

Wonogiri.

Landasan pemilihan lokasi adalah :

1. Layak untuk diteliti dikarenakan banyaknya pelanggaran Kode Etik Notaris

yang terjadi di wilayah Wonogiri yang dilakukan oleh Notaris tetapi tidak

ada pelaporan dan tindak lanjut baik oleh Dewan Kehormatan Daerah

notaris maupun kepada Majelis Pengawas Daerah Notaris Wonogiri.

2. Dapat dilakukan pembandingan literatur yang satu dengan literatur lainnya

75 Johny Ibrahim, 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum,Banyu MediaPublishing Jawa Timur, hal 57

76 Setiono, 2002. Pemahaman Terhadap MetodePenelitian Hukum,(Diktat) Surakarta,Program Studi Ilmu Hukum pasca Sarjana UNS, hal 20

Page 68: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

53

Selain di tempat tersebut di atas, lokasi penelitian juga dilakukan di

tempat-tempat dimana dapat ditemukan (diperoleh) data sekunder yang

berhubungan dengan penelitian ini.

B. Jenis Penelitian

Mengacu pada judul dan perumusan masalah, maka penelitian ini

termasuk dalam jenis penelitian yuridis empiris, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan meneliti data sekunder pada awalnya untuk kemudian

dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap

masyarakat.77

Penelitian hukum empiris dilakukan dengan cara meneliti dilapangan

yang merupakan data primer, dalam hal ini pendekatan tersebut digunakan

untuk menganalisis secara kualitatif tentang tanggung jawab notaris dalam hal

terjadi pelangaran etika profesi dan akibat hukum jika terjadi pelanggaran

kode etik oleh Notaris.

Dalam melakukan pendekatan yuridis empiris ini, metode yang

digunakan adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan karena beberapa

pertimbangkan yaitu : pertama, menyesuaikan metode ini lebih mudah apabila

berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara

langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga metode

ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.78

C. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Jenis penelitian dipandang dari

tujuannya, menurut Soerjono Soekanto dibedakan menjadi :

1. Penelitian fact-finding yaitu penelitian dengan menemukan fakta-fakta di lapangan

2. Penelitian problem-identification yaitu penelitian dengan mencaripermasalahan yang ada

77 Soerjono Sukanto , Metode Penelitian Hukum,UI Press Jakarta, hal 7678 Lexy J. Moleong, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, hal. 5.

Page 69: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

54

3. Penelitian problem-solution yaitu penelitian untuk mencari solusiatas suatu permasalahan.79

Berdasarkan pada pengelompokan jenis penelitian menurut Soerjono

Soekanto, maka penelitian ini bersifat penelitian fact-finding yang hanya

menjelaskan secara lengkap dan sistematis keadaan obyek yang diteliti

berdasarkan data-data, analisis dan interpretasi atau dengan kata lain

penelitian ini hanya berusaha menemukan fakta-fakta di lapangan.

D. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalkan perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.80

E. Jenis Data

Data yang dikumpulkan terutama merupakan data pokok yaitu data

yang paling relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Namun untuk

kelengkapan dan keutuhan dari masalah yang diteliti, maka akan

disempurnakan dengan penggunaan data pelengkap yang berguna untuk

melengkapi data pokok. Penelitian ini menggunakan jenis data Primer dan

data Sekunder :

1. Data primer, yaitu pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti

dan dapat memberikan sejumlah data atau keterangan. Penulis

memperoleh data primer dari Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI)

Kabupaten Wonogiri, Ketua dan Anggota Dewan Kehormatan daerah

Notaris Wonogiri serta Ketua dan Anggota Majelis Pengawas Daerah

Notaris Wonogiri..

79 Ibid, hal 5080Lexy Maleong, 2006. Metode Penelitian Kwalitatif,Edisi Revisi,PT.Remaja Rosdakarya

Bandung, hal 6

Page 70: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

55

2. Data sekunder, adalah data yang berasal dari data-data yang sudah tersedia

misalnya, dokumen resmi, surat perjanjian atau buku-buku. Data sekunder

dapat berupa bahan hukum Primer, Sekunder maupun Tertier81

Adapun yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini adalah

meliputi buku-buku kepustakaan, laporan, buku harian, arsip-arsip, dan

lainnya terkait dengan Pengawasan oleh INI dalam hal ini adalah Dewan

Kehormatan Daerah Notaris kabupaten Wonogiri.

F. Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian hukum ini terdiri dari :

1. Data Primer

Sumber Data Primer adalah sumber yang diperoleh secara

langsung dari lapangan yang meliputi keterangan atau data hasil

wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dengan

Pengawasan Notaris Daerah. Data Primer merupakan data yang diperoleh

secara langsung melalui penelitian di lapangan, berupa sejumlah

informasi, keterangan serta hal yang berhubungan dengan obyek

penelitian. Adapun data tentang penelitian diperoleh dari Ketua Ikatan

Notaris Indonesia (INI) Wonogiri, Ketua dan Anggota Dewan

Kehormatan Daerah Wonogiri, Ketua dan Anggota Majelis Pengawas

Daerah Notaris Wonogiri, serta beberapa Notaris di Wonogiri.

2. Data Sekunder

Sumber Data Sekunder merupakan sumber data yang didapatkan

secara tidak langsung berupa keterangan yang mendukung data primer.

Sumber data sekunder merupakan pendapat para ahli, dokumen-dokumen,

tulisan-tulisan dalam buku ilmiah, dan literature-literatur serta peraturan-

peraturan perundang-undangan yang terkait

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi :

a. Bahan-bahan Hukum Primer

1) UUD 1945

81 Setiono, Loc Cit, hal 6

Page 71: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

56

2) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

3) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Undang-undang Jabatan Notaris

4) Kode Etik Notaris.

5) Laporan berkala Ikatan Notaris Indonesia Wonogiri

6) Laporan berkala Dewan Kehormatan daerah Wonogiri

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang erat hubungannya

dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan

memahami bahan hukum primer adalah :

1) Hasil penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan Kode Etik

Notaris

2) Buku-buku Kenotariatan

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan

informasi tentang bahan hukum primer dan bahan sekunder,

misalnya : Kamus Hukum

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang akan dipergunakan dalam penelitian

ini adalah dengan metode interview (wawancara) dan studi pustaka. Lebih

jelasnya sebagai berikut :

1. Wawancara

Dalam studi lapangan ini penulis melaksanakan kegiatan

wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara

mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dengan

bercakap-cakap secara langsung. Diantaranya dengan Ketua Ikatan Notaris

Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri, Dewan Kehormatan Daerah Notaris

Kabupaten Wonogiri,serta beberapa Notaris di Wonogiri.

Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan

tentang kehidupan manusia serta pendapat-pendapat mereka.82

82 Burhan Ashofa, 2004. Metode Penelitian Hukum, PT Rineka Cipta,Jakarta, hal 95

Page 72: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

57

Secara umum ada dua jenis teknik wawancara, yaitu wawancara

terpimpin (terstruktur) dan wawancara dengan teknik bebas (tidak

terstruktur) yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing).83

Dalam wawancana ini dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi

langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya data

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna memperoleh data

baik lisan maupun tulisan atas sejumlah data yang diperlukan.

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode campuran, dengan menggabungkan metode terpimpin (terstruktur)

dengan metode bebas (tidak terstruktur) dengan cara, penulis membuat

pedoman wawancara dengan pengembangan secara bebas sebanyak

mungkin sesuai kebutuhan data yang ingin diperoleh. Metode wawancara

ini dilakukan dalam rangka memperoleh data primer serta pendapat-

pendapat dari para pihak yang berkaitan dengan Pelaksanaan Kode Etik

Notaris di Wonogiri.

Wawancara dilakukan dengan pihak terkait yang meliputi : ketua

Ikatan Notaris Kabupaten Wonogiri, Dewan Kehormatan Daerah Notaris

Kabupaten Wonogiri, serta beberapa Notaris di Wonogiri.

2. Studi Pustaka

Dalam studi ini penulis mengumpulkan data dengan cara

membaca, memahami dan mengumpulkan bahan-bahan Hukum yang akan

diteliti, yaitu dengan membuat lembar dokumen yang berfungsi untuk

mencatat informasi atau data dari bahan-bahan Hukum yang diteliti yang

berkaitan dengan masalah penelitian yang sudah dirumuskan terhadap :

a. Buku – buku literatur

b. Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang ada hubungannya

dengan penelitian ini

c. Dokumen pendukung lainnya.

83 HB Sutopo, 2002. Metode Penelitian Kualitatif, UNS Press, Surakarta, hal 58.

Page 73: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

58

H. Validitas Data

Untuk memperoleh derajat validitas tinggi, dilakukan dengan teknik

triangulasi, recheck dan peerdebriefing. Triangulasi dilakukan dengan cara

cross chek data yang dikumpulkan dari berbagai sumber data (informan,

tempat/ peristiwa, dokumen / arsip) mengenai masalah yang sama. Sedangkan

teknik recheck dilakukan dengan menguji hasil data wawancara dari informan

yang telah dimintai keterangan, untuk memperkaya, dan memantapkan bahwa

data hasil penelitian terbukti kesahihannya. Selanjutnya teknik validitas

dengan menggunakan model peerdebriefing ditempuh dengan cara

mendiskusikan hasil penelitian dengan berbagai personel, yang didasarkan

atas kemampuan pengetahuan yang serupa. Dengan demikian akan

memantapkan hasil yang telah diuji dengan argumentasi yang logis, sehingga

diperoleh data yang benar-benar diinginkan atau valid.

I. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dengan lengkap dari lapangan harus

dianalisis. Dalam tahap analisis data, data yang telah terkumpul diolah dan

dimanfaatkan sehingga dapat dipergunakan untuk menjawab persoalan

penelitian.

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

karena data yang diperoleh bukan angka atau yang akan diangkakan secara

statistik. Menurut Soerjono Soekanto, analisis data kualitatif adalah suatu cara

analisis yang menghasilkan data diskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan

oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, yang

diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.84

Dalam operasionalisasinya, peneliti membatasi permasalahan yang

diteliti dan juga membatasi pada pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu

dijawab dalam penelitian. Dari hasil penelitian tersebut data yang sudah

diperoleh disusun sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian

data tersebut diolah dalam bentuk sajian data. Setelah pengolahan data selesai,

84 Soerjono Sukanto, Loc Cit, hal 154

Page 74: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

59

peneliti melakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi berdasarkan semua

hal yang terdapat dalam reduksi data maupun sajian datanya.

Model analisis kualitatif yang digunakan adalah model analisis

interaktif yaitu model analisis data yang dilaksanakan dengan menggunakan

tiga tahap / komponen berupa reduksi data, sajian data serta penarikan

kesimpulan / verifikasi dalam suatu proses siklus antara tahap-tahap tersebut

sehingga data terkumpul akan berhubungan satu dengan lainnya secara

otomatis.85

Dalam penelitian ini proses analisis sudah dilakukan sejak proses

pengumpulan data masih berlangsung. Peneliti terus bergerak diantara tiga

komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama proses data terus

berlangsung. Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti bergerak

diantara tiga komponen analisis dengan menggunakan waktu penelitian yang

masih tersisa.

Mengingat data yang ada dalam penelitian ini bersifat kualitatif maka

akan dianalisis dengan teknik interaktif. Analisis interaktif (interaktif model of

analisis) yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu

mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Selain ini

dilakukan suatu proses siklus antara tahap-tahap tersebut sehingga data yang

terkumpul dan berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis.86

Tiga tahap tersebut adalah :

a) Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan penelitian dapat

dilakukan.

b) Penyajian Data

Penyajian Data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian yang

85 HB Sutopo, Op Cit, hal 86.86 Ibid,hal 230

Page 75: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

60

dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah

sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang diteliti. Selain

berbentuk narasi, sajian data juga bisa meliputi berbagai jenis matrik,

gambar / skema, jaringan kerja kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung

narasinya.

c) Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses

pengumpulan data berakhir. Kesimpulan perlu diverifikasi agar cukup

mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. 87

Agar lebih jelas proses/siklus kegiatan dari analisis tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut : 88

Gambar 1Teknik Analisis Data

87 Ibid, hal 114 - 11688 Ibid, hal 87

Pengumpulan Data

Penyajian DataReduksi Data

Penarikan Kesimpulan

Page 76: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Ikatan Notaris Indonesia

Awal Berdirinya Ikatan Notaris Indonesia dimulai sejak masa

pemerintahan Hindia Belanda. Semakin berkembangnya peran notaris dan

bertambahnya jumlah notaris mendorong para notaris di Indonesia

mendirikan suatu organisasi perkumpulan bagi para notaris Indonesia.

Perkumpulan yang didirikan pada awalnya hanya ditujukan bagi

ajang pertemuan dan bersilaturahmi antara para notaris yang menjadi

anggotanya. Pada waktu itu perkumpulan satu-satunya bagi notaris

Indonesia adalah 'de-Nederlandsch-Indische Notarieële Verëeniging', yang

didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 1 Juli 1908 (menurut

anggaran dasar ex Menteri Kehakiman pada tanggal 4 Desember 1958 No.

J.A. 5/117/6).

Verëeniging ini berhubungan erat dengan 'Broederschap van

Candidaat-Notarissen in Nederland en zijne Koloniën' dan 'Broederschap

der Notarissen' di Negeri Belanda, dan diakui sebagai badan hukum

(rechtspersoon) dengan Gouvernements Besluit (Penetapan Pemerintah)

tanggal 5 September 1908 Nomor 9. Mula-mula sebagai para pengurus

perkumpulan ini adalah beberapa orang notaris berkebangsaan Belanda

yaitu L.M. Van Sluijters, E.H. Carpentir Alting, H.G. Denis, H.W. Roebey

dan W. an Der Meer. Anggota perkumpulan tersebut pada waktu itu adalah

para notaris dan calon notaris Indonesia (pada waktu itu Nederlandsch

Indië).

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, maka para notaris

Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan lama tersebut, dengan

diwakili oleh seorang pengurus selaku ketuanya, yaitu Notaris Eliza

Pondaag, lalu mengajukan permohonan kepada Pemerintah c.q. Menteri

Page 77: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

62

Kehakiman Republik Indonesia dengan suratnya tanggal 17 November

1958 untuk mengubah anggaran dasar (statuten) perkumpulan itu.

Maka dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia

tanggal 4 Desember 1958 No. J.A. 5/117/6 perubahan anggaran dasar

perkumpulan dinyatakan telah sah dan sejak hari diumumkannya anggaran

dasar tersebut dalam Tambahan Berita Negara Indonesia tanggal 6 Maret

1959 Nomor 19, nama perkumpulan 'Nederlandsch-Indische Notarieële

Verëeniging' berubah menjadi Ikatan Notaris Indonesia (INI) yang

mempunyai tempat kedudukan di Jakarta dan hingga saat ini masih

merupakan satu-satunya perkumpulan bagi notaris di Indonesia.

Hal ini juga dikuatkan oleh PUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor 009-014/PUU-III/2005

tanggal 13 September 2005 atas perkara: "Pengujian Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

Terhadap Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945",

yang menyatakan bahwa IKATAN NOTARIS INDONESIA adalah

organisasi Notaris yang berbentuk perkumpulan berbadan hukum dan

merupakan wadah tunggal bagi Notaris di seluruh Indonesia. Ikatan

Notaris Indonesia (INI) menjadi anggota ke–66 dari Organisasi Notaris

Latin International (International Union of Latin Notaries - UINL) pada

tanggal 30 Mei 1997 di Santo Dominggo, Dominica.

2. Visi dan Misi

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Ikatan Notaris Indonesia

mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan untuk menumbuhkan kesadaran rasa turut

memiliki Perkumpulan yang bertanggung jawab, guna terciptanya rasa

kebersamaan di antara sesama anggota dalam rangka meningkatkan

peranan, manfaat, fungsi dan mutu Perkumpulan.

b. Melakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu dan kemampuan

anggota di dalam menjalankan jabatan dan profesinya secara

Page 78: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

63

profesional, guna menjaga dan mempertahankan keluhuran martabat

jabatan Notaris.

c. Menjunjung tinggi serta menjaga kehormatan profesi jabatan Notaris,

meningkatkan fungsi dan perannya serta meningkatkan mutu ilmu

kenotariatan dengan jalan menyelenggarakan pertemuan ilmiah,

ceramah, seminar dan sejenisnya serta penerbitan tulisan karya

ilmiah.

d. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan, keberadaan, peranan,

fungsi dan kedudukan lembaga Notaris di Indonesia sesuai dengan

harkat dan martabat profesi jabatan Notaris.

e. Mengadakan, memupuk serta membina dan meningkatkan kerja-sama

dengan badan, lembaga dan organisasi lain, baik di dalam maupun

dari luar negeri yang mempunyai tujuan yang sama atau hampir sama

dengan Perkumpulan termasuk dengan lembaga pendidikan atau

instansi yang terkait dan yang mempunyai hubungan dengan lembaga

kenotariatan.

f. Mengadakan dan menyelenggarakan pendidikan Notaris, serta

berperan aktif dalam mempersiapkan lahirnya calon Notaris yang

profesional, berdedikasi tinggi, berbudi luhur, berwawasan dan

berilmu pengetahuan luas dan memiliki integritas moral serta memiliki

akhlak yang baik.

g. Melakukan usaha lain sepanjang tidak bertentangan dengan asas,

pedoman dan tujuan Perkumpulan.

3. Ketentuan dan Ketetapan Ikatan Notaris Wonogiri Terkait Kode Etik

Notaris

Penerapan Kode Etik Notaris di wilayah Kabupaten Wonogiri

didasarkan pada ketentuan terbaru, seperti yang telah ditetapkan oleh

Ikatan Notaris Indonesia yaitu Ikatan Notaris Indonesia disingkat INI

adalah Perkumpulan/organisasi bagi para Notaris, berdiri semenjak tanggal

1 Juli 1908, diakui sebagai Badan Hukum (rechtspersoon) berdasarkan

Gouvernements Besluit (Penetapan Pemerintah) tanggal 5 September 1908

Page 79: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

64

Nomor 9, merupakan satu-satunya wadah pemersatu bagi semua dan setiap

orang yang memangku dan menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat

umum di Indonesia, sebagaimana hal itu telah diakui dan mendapat

pengesahan dari Pemerintah berdasarkan Anggaran Dasar Perkumpulan

Notaris yang telah mendapatkan Penetapan Menteri Kehakiman tertanggal

4 Desember 1958 Nomor J.A.5/117/6 dan diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia tanggal 6 Maret 1959 Nomor 19, Tambahan

Berita Negara Republik Indonesia Nomor 6, dan perubahan anggaran

dasar yang terakhir telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan

tanggal 12 Januari 2009 Nomor AHU-03.AH.01.07.Tahun 2009, oleh

karena itu sebagai dan merupakan organisasi Notaris sebagaimana yang

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris yang diundangkan berdasarkan Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4432 serta mulai berlaku pada tanggal 6 Oktober 2004,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun

2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5491 (selanjutnya

disebut "Undang-Undang Jabatan Notaris").

Kode Etik Notaris dan untuk selanjutnya akan disebut Kode Etik

adalah kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris

Indonesia yang selanjutnya akan disebut "Perkumpulan" berdasarkan

keputusan Kongres Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur

dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan

yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota

Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai

Notaris, termasuk di dalamnya para Pejabat Sementara Notaris, Notaris

Pengganti pada saat menjalankan jabatan.

Page 80: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

65

Dewan Kehormatan adalah alat perlengkapan Perkumpulan yang

dibentuk dan berfungsi menegakkan Kode Etik, harkat dan martabat

notaris, yang bersifat mandiri dan bebas dari keberpihakan, dalam

menjalankan tugas dan kewenangannya dalam Perkumpulan.

Kode Etik berlaku bagi seluruh anggota Perkumpulan maupun

orang lain (selama yang bersangkutan menjalankan jabatan Notaris), baik

dalam pelaksanaan jabatan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Ketentuan yang ditetapkan Ikatan Notaris Indonesia (INI) bahwa :

-seorang notaris haruslah memiliki moral,akhlak serta kepribadian yang

baik; menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat Jabatan

Notaris; menjaga dan membela kehormatan Perkumpulan; berperilaku

jujur, mandiri, tidak berpihak, amanah, seksama, penuh rasa tanggung

jawab, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan

Notaris; Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian profesi yang telah

dimiliki tidak terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan;

Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara;

Memberikan jasa pembuatan akta dan kewenangan lainnya untuk

masyarakat yang tidak mampu tanpa memungut honorarium; Menetapkan

satu kantor di tempat kedudukan dan kantor tersebut merupakan satu-

satunya kantor bagi Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas

jabatan sehari-hari; Memasang 1 (satu) papan nama di depan/di

lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran yaitu 100 cm x 40 cm, 150

cm x 60 cm atau 200 cm x 80 cm, yang memuat:

a. Nama lengkap dan gelaryang sah;

b. Tanggal dan nomor Surat Keputusan pengangkatan yang terakhir

sebagai Notaris;

c. Tempat kedudukan;

d. Alamat kantor dan nomor telepon/fax.

Dasar papan nama berwarna putih dengan huruf berwarna hitam

dan tulisan di atas papan nama harus jelas dan mudah dibaca. Kecuali di

Page 81: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

66

lingkungan kantor tersebut tidak dimungkinkan untuk pemasangan papan

nama dimaksud;

Selain beberapa persyaratan di atas, notaris yang menjadi anggota

Ikatan Notaris Indonesia (INI) diwajibkan untuk : hadir, mengikuti dan

berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh

Perkumpulan; menghormati, mematuhi, melaksanakan Peraturan-peraturan

dan Keputusan-keputusan Perkumpulan;- Membayar uang iuran

Perkumpulan secara tertib; Membayar uang duka untuk membantu ahli

waris teman sejawat yang meninggal dunia; - Melaksanakan dan mematuhi

semua ketentuan tentang honorarium yang ditetapkan Perkumpulan; -

Menjalankan jabatan Notaris di kantornya, kecuali karena alasan-alasan

tertentu; - Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam

melaksanakan tugas jabatan dan kegiatan sehari-hari serta saling

memperlakukan rekan sejawat secara baik, saling menghormati, saling

menghargai, saling membantu serta selalu berusaha menjalin komunikasi

dan tali silaturahim; Memperlakukan setiap klien yang datang dengan

baik, tidak membedakan status ekonomi dan/atau status sosialnya;

Membuat akta dalam jumlah batas kewajaran untuk menjalankan peraturan

perundang- undangan, khususnya Undang-Undang tentang Jabatan Notaris

dan Kode Etik.

Ikatan Notaris Indonesia (INI) juga menerapkan adanya larangan

terhadap notaris yang menjadi anggotanya. Adapun beberapa larangan

tersebut, diantaranya adalah ; Mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, baik

kantor cabang ataupun kantor perwakilan; Memasang papan nama

dan/atau tulisan yang berbunyi "Notaris/Kantor Notaris" di luar

lingkungan kantor; Melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri

maupun secara bersama-sama, dengan mencantumkan nama dan

jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan/atau elektronik, dalam

bentuk: iklan; ucapan selamat; ucapan belasungkawa; ucapan terima kasih;

kegiatan pemasaran; egiatan sponsor, baik dalam bidang sosial,

keagamaan, maupun olah raga.

Page 82: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

67

Notaris juga dilarang untuk bekerja sama dengan biro

jasa/orang/Badan Hukum yang pada hakekatnya bertindak sebagai

perantara untuk mencari atau mendapatkan klien; menandatangani akta

yang proses pembuatannya telah dipersiapkan oleh pihak lain;

mengirimkan minuta kepada klien untuk ditandatangani. Selain itu

anggota Ikatan Notaris Indonesia (INI) juga dilarang berusaha atau

berupaya dengan jalan apapun, agar seseorang berpindah dari Notaris lain

kepadanya, baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien yang

bersangkutan maupun melalui perantaraan orang lain; melakukan

pemaksaan kepada klien dengan cara menahan dokumen-dokumen yang

telah diserahkan dan/atau melakukan tekanan psikologis dengan maksud

agar klien tersebut tetap membuat akta padanya; melakukan usaha-usaha,

baik langsung maupun tidak langsung yang menjurus ke arah timbulnya

persaingan yang tidak sehat dengan sesama rekan Notaris; menetapkan

honorarium yang harus dibayar oleh klien dalam jumlah yang lebih rendah

dari honorarium yang telah ditetapkan Perkumpulan; mempekerjakan

dengan sengaja orang yang masih berstatus karyawan kantor Notaris lain

tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Notaris yang bersangkutan,

termasuk menerima pekerjaan dari karyawan kantor Notaris lain;

menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan Notaris atau akta yang

dibuat olehnya. Dalam hal seorang Notaris menghadapi dan/atau

menemukan suatu akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang ternyata di

dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yang serius dan/atau

membahayakan klien, maka Notaris tersebut wajib memberitahukan

kepada rekan sejawat yang bersangkutan atas kesalahan yang dibuatnya

dengan cara yang tidak bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah

timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap klien yang bersangkutan

ataupun rekan sejawat tersebut.

Selain itu notaris juga dilarang melakukan Kewajiban dan

melakukan Pelanggaran terhadap Larangan sebagaimana dimaksud dalam

Kode Etik dengan menggunakan media elektronik, termasuk namun tidak

Page 83: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

68

terbatas dengan menggunakan internet dan media sosial; membentuk

kelompok sesama rekan sejawat yang bersifat eksklusif dengan tujuan

untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi menutup

kemungkinan bagi Notaris lain untuk berpartisipasi; menggunakan dan

mencantumkan gelar yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku; membuat akta melebihi batas kewajaran yang

batas jumlahnya ditentukan oleh Dewan Kehormatan; Mengikuti

pelelangan untuk mendapatkan pekerjaan/pembuatan akta.

Adanya notaris anggota Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten

Wonogiri yang melanggar ketentuan di atas, akan mendapatkan sanksi

berupa teguran; peringatan; pemberhentian sementara dari keanggotaan

perkumpulan; pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan

perkumpulan; pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan

perkumpulan.

Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota

yang melanggar Kode Etik disesuaikan dengan kuantitas dan kualitas

pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut.

Dewan Kehormatan Pusat berwenang untuk memutuskan dan

menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota

biasa (dari Notaris aktif) Perkumpulan, terhadap pelanggaran norma susila

atau perilaku yang merendahkan harkat dan martabat notaris, atau

perbuatan yang dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap

notaris.

Sebagai upaya untuk mencegah adanya notaris yang melakukan

pelanggaran terhadap kode etik yang telah ditetapkan, maka Ikatan Notaris

Indonesia (INI) Wonogiri melakukan pengawasan atas pelaksanaan Kode

Etik, dengan berdasarkan pada beberapa ketentuan sebagai berikut :

a. Pemeriksaan dan Penjatuhan Sanksi

1) Fakta Dugaan Pelanggaran Pasal 8 Kode Etik

Page 84: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

69

a) Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Wonogiri dapat

mencari fakta atas dugaan Pelanggaran Kode Etik oleh anggota

Perkumpulan atas prakarsa sendiri atau setelah menerima

pengaduan secara tertulis dari anggota Perkumpulan atau orang

lain disertai bukti-bukti yang meyakinkan bahwa telah terjadi

dugaan Pelanggaran Kode Etik oleh anggota Perkumpulan.

b) Pelanggaran ataupun penerimaan pengaduan yang terlebih

dahulu diperiksa oleh satu Dewan Kehormatan, tidak boleh

lagi diperiksa oleh Dewan Kehormatan lainnya.

b. Pemeriksaan dan Penjatuhan Sanksi Pada Tingkat Pertama

1) Dewan Kehormatan Daerah setelah menemukan fakta dugaan

Pelanggaran Kode Etik sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 di

atas, selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja

Dewan Kehormatan yang memeriksa wajib memanggil secara

tertulis anggota yang bersangkutan untuk memastikan terjadinya

Pelanggaran Kode Etik oleh anggota perkumpulan dan

memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk

memberikan penjelasan dan pembelaan. Pemanggilan tersebut

dikirimkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja

sebelum tanggal pemeriksaan.

2) Dalam hal anggota yang dipanggil tidak hadir pada tanggal yang

telah ditentukan, maka Dewan Kehormatan yang memeriksa akan

memanggil kembali untuk yang kedua kali selambat-lambatnya

dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pemanggilan

pertama.

3) Dalam hal anggota yang dipanggil tidak hadir pada pemanggilan

kedua, maka Dewan Kehormatan yang memeriksa akan memanggil

kembali untuk yang ketiga kali selambat- lambatnya dalam waktu

14 (empat belas) hari kerja setelah pemanggilan kedua.

4) Apabila setelah pemanggilan ketiga ternyata masih juga tidak

hadir, maka Dewan Kehormatan yang memeriksa tetap bersidang

Page 85: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

70

dan menentukan keputusan dan/atau penjatuhan sanksi

sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Kode Etik.

5) Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dibuat berita acara

pemeriksaan yang ditandatangani oleh anggota yang bersangkutan

dan Dewan Kehormatan yang memeriksa. Dalam hal anggota yang

bersangkutan tidak bersedia menandatangani berita acara

pemeriksaan, maka berita acara pemeriksaan cukup ditandatangani

oleh Dewan Kehormatan yang memeriksa.

6) Dewan Kehormatan yang memeriksa, selambat-lambatnya dalam

waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal sidang terakhir,

diwajibkan untuk mengambil keputusan atas hasil pemeriksaan

tersebut sekaligus menentukan sanksi terhadap pelanggarnya

apabila terbukti ada pelanggaran sebagaimana diatur dalam

ketentuan Pasal 6 Kode Etik yang dituangkan dalam Surat

Keputusan.

7) Apabila anggota yang bersangkutan tidak terbukti melakukan

Pelanggaran, maka anggota tersebut dipulihkan namanya dengan

Surat Keputusan Dewan Kehormatan yang memeriksa.

8) Dewan Kehormatan yang memeriksa wajib mengirimkan Surat

Keputusan tersebut kepada anggota yang diperiksa dengan surat

tercatat dan tembusannya kepada Pengurus Pusat, Dewan

Kehormatan Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan Kehormatan

Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan Kehormatan Daerah.

Dalam hal keputusan Sanksi diputuskan oleh dan dalam

Kongres, wajib diberitahukan oleh Kongres kepada anggota yang

diperiksa dengan surat tercatat dan tembusannya kepada Pengurus

Pusat,DewanKehormatan Pusat,Pengurus Wilayah,Dewan Kehormatan

Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan Kehormatan Daerah.

Pemeriksaan dan pengambilan keputusan sidang, Dewan

Kehormatan yang memeriksa harus: tetap menghormati dan

Page 86: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

71

menjunjung tinggi martabat anggota yang bersangkutan; selalu

menjaga suasana kekeluargaan; merahasiakan segala hal yang

ditemukannya, sidang pemeriksaan dilakukan secara tertutup,

sedangkan pembacaan keputusan dilakukan secara terbuka, sidang

Dewan Kehormatan yang memeriksa sah jika dihadiri oleh lebih dari

1/2 (satu per dua) jumlah anggota. Apabila pada pembukaan sidang

jumlah korum tidak tercapai, maka sidang diundur selama 30 (tiga

puluh) menit. Apabila setelah pengunduran waktu tersebut korum

belum juga tercapai, maka sidang dianggap sah dan dapat mengambil

keputusan yang sah, setiap anggota Dewan Kehormatan yang

memeriksa mempunyai hak untuk mengeluarkan satu suara dan apabila

pada tingkat kepengurusan Daerah belum dibentuk Dewan

Kehormatan Daerah, maka tugas dan kewenangan Dewan Kehormatan

Daerah dilimpahkan kepada Dewan Kehormatan Wilayah.

c. Pemeriksaan Dan Penjatuhan Sanksi Pada Tingkat Banding

Beberapa ketentuan yang diberlakukan oleh Ikatan Notaris

Indonesia (INI) dalam pemerintahan dan penjatuhan sanksi pada

tingkat banding, yaitu :

1) Permohonan banding dilakukan oleh anggota yang bersangkutan

dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, setelah tanggal penerimaan

Surat Keputusan penjatuhan sanksi dari Dewan Kehormatan

Daerah/Dewan Kehormatan Wilayah.

2) Permohonan banding dikirim dengan surat tercatat atau dikirim

langsung oleh anggota yang bersangkutan kepada Dewan

Kehormatan Pusat dan tembusannya kepada Pengurus Pusat,

Pengurus Wilayah, Dewan Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah

dan Dewan Kehormatan Daerah.

3) Dewan Kehormatan yang memutus sanksi selambat-lambatnya

dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima surat

tembusan permohonan banding wajib mengirim semua salinan/foto

copy berkas pemeriksaan kepada Dewan Kehormatan Pusat.

Page 87: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

72

4) Setelah menerima permohonan banding, Dewan Kehormatan Pusat

wajib memanggil anggota yang mengajukan banding, selambat-

lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah

menerima permohonan tersebut untuk didengar keterangannya dan

diberi kesempatan untuk membela diri dalam sidang Dewan

Kehormatan Pusat.

5) Dewan Kehormatan Pusat wajib memutuskan permohonan banding

selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah

anggota yang bersangkutan diperiksa pada sidang terakhir.

6) Apabila anggota yang dipanggil tidak hadir, maka Dewan

Kehormatan Pusat tetap akan memutuskan dalam waktu yang

ditentukan pada ayat (5) di atas.

7) Dewan Kehormatan Pusat wajib mengirimkan Surat Keputusan

tersebut kepada anggota yang diperiksa dengan surat tercatat dan

tembusannya kepada Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan

Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan Kehormatan

Daerah, selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari

kerja setelah tanggal Surat Keputusan.

8) Dalam hal permohonan banding diajukan kepada Kongres, maka

permohonan banding dilakukan oleh anggota yang bersangkutan

dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum Kongres

diselenggarakan.

9) Permohonan banding dikirim dengan surat tercatat atau dikirim

langsung oleh anggota yang bersangkutan kepada Presidium

Kongres melalui Sekretariat Pengurus Pusat dan tembusannya

kepada Pengurus Pusat, Dewan Kehormatan Pusat, Pengurus

Wilayah, Dewan Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan

Dewan Kehormatan Daerah.

10) Dewan Kehormatan yang memutus sanksi selambat-lambatnya

dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima surat

tembusan permohonan banding wajib mengirim semua salinan/foto

Page 88: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

73

copy berkas pemeriksaan kepada Presidium Kongres melalui

Sekretariat Pengurus Pusat.

11) Kongres wajib mengagendakan pemeriksaan terhadap anggota

yang mengajukan banding untuk didengar keterangannya dan

diberi kesempatan untuk membela diri dalam Kongres.

12) Kongres wajib memutuskan permohonan banding dalam Kongres

tersebut.

13) Apabila anggota yang mengajukan banding tidak hadir dalam

Kongres, maka Kongres tetap akan memutuskan permohonan

banding tersebut.

14) Kongres melalui Dewan Kehormatan Pusat wajib mengirimkan

Surat Keputusan tersebut kepada anggota yang diperiksa dengan

surat tercatat dan tembusannya kepada Pengurus Pusat, Pengurus

Wilayah, Dewan Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan

Dewan Kehormatan Daerah.

15) Keputusan sanksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1)

mempunyai kekuatan hukum tetap dalam hal :

a) Anggota dikenakan sanksi berupa teguran dan peringatan;

b) Anggota dikenakan sanksi berupa pemberhentian sementara

atau pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian dengan

tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan, menerima

putusan tersebut dan tidak mengajukan banding dalam waktu

yang telah ditentukan;

c) Dewan Kehormatan Pusat/Kongres telah mengeluarkan

keputusan sanksi tingkat banding.

Ketentuan dan tata cara pemeriksaan atas dugaan pelanggaran

yang dilakukan oleh Anggota dan orang lain (yang sedang dalam

menjalankan jabatan Notaris), akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Dewan Kehormatan Pusat.

Pengenaan Sanksi terhadap Pelanggaran Kode Etik pada Pasal

3 dan Pasal 4 akan diatur dalam Peraturan Dewan Kehormatan Pusat.

Page 89: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

74

Tanpa mengurangi ketentuan yang mengatur tentang prosedur

atau tata cara maupun penjatuhan sanksi, maka terhadap anggota

Perkumpulan yang telah melanggar Undang- Undang Jabatan Notaris

dan dikenakan sanksi pemberhentian dengan hormat atau

pemberhentian dengan tidak hormat sebagai Notaris oleh instansi yang

berwenang, maka anggota yang bersangkutan berakhir keanggotaannya

dalam Perkumpulan.

Pengenaan sanksi pemberhentian sementara atau pemberhenti-

an dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak hormat dari

keanggotaan Perkumpulan terhadap Pelanggaran sebagaimana

dimaksud dalam pasal 6 di atas wajib diberitahukan oleh Pengurus

Pusat kepada Majelis Pengawas Daerah dan tembusannya disampaikan

kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

B. Pembahasan

1. Bentuk Pelanggaran Kode Etik Notaris yang Selama Ini Dilakukan Oleh

Notaris-notaris Wonogiri

Di Wonogiri sampai dengan saat ini sudah terdapat 21 (duapuluh

satu) notaris yang membuka kantornya di wilayah tersebut. Dengan

agenda pertemuan rutin anggota INI Wonogiri setiap bulan minggu kedua.

Untuk menghindari berbagai pelanggaran kode etik yang dilakukan

oleh Notaris, maka seorang notaris haruslah benar-benar memahami apa

yang menjadi tugas dan kewajibannya. Sebagai satu-satunya pejabat

umum yang berwenang untuk membuat akta otentik, maka pemahaman

notaris terhadap akta itu sendiri haruslah benar-benar dipahami, sehingga

akta yang telah dikeluarkan notaris tersebut tidak menimbulkan

pertentangan hukum di kemudian hari.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh semua anggota Ikatan

Notaris Indonesia (INI) Wonogiri. Menyatakan bahwa akta notaris adalah

dokumen resmi yang dikeluarkan oleh notaris yang tujuannya adalah

Page 90: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

75

sebagai alat pembuktian yang sah, mengikat dan mutlak, atas suatu

perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak di dalam akta tersebut.89

Akta yang dikeluarkan oleh notaris merupakan akta otentik yang

digunakan pada hukum pembuktian. Dakam proses dan prosedurnya harus

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Terkait permasalahan

tersebut dinyatakan bahwa suatu akta notaris harus memenuhi persyaratan

yang disyaratkan oleh ketentuan pasal 1868, dimana sifat dari aturan

tersebut adalah kumulatif, jadi secara keseluruhan harus terpenuhi, akta-

akta yang dibuat jika tidak memenuhi aturan yang terdapat dalam pasal

tersebut adalah bukan akta otentik.90

Tetapi dalam pelaksanaan lapangan, masih sering dijumpai adanya

akta yang tidak otentik atau dibawah tangan. Akta di bawah tangan bisa

dibuat sedemikian rupa atas dasar kesepakatan para pihak, tanggalnya bisa

dibuat kapan saja.91

Untuk menjalankan jabatannya sebagai pejabat umum, notaris

harus senantiasa berpedoman pada Undang-Undang Jabatan Notaris dan

Kode Etik Notaris. Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014

tentang Jabatan Notaris, dapat diketahui tugas dan kewenangan seorang

notaris yaitu membuat akta otentik. Disamping itu, notaris juga

memberikan nasehat hukum dan penjelasan mengenai peraturan

perundang-undangan kepada pihak-pihak yang menghadapi kepadanya

berkaitan dengan pembuatan suatu akta.

Menurut GHS Lumban Tobing pada hakekatnya notaris hanya

“mengkonstatir” atau “merekam” secara tertulis dari perbuatan hukum

pihak-pihak yang berkepentingan.92

89Hasil Wawancara dengan RUTH SRI HADI ASTUTI, SH., Notaris Wonogiri, DewanKehormatan Daerah Notaris , Kabupaten Wonogiri, tanggal 22 April 2016

90 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

91Hasil Wawancara dengan Budi Hartoyo, SH, Notaris/PPAT Wonogiri MajelisPengawas Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, tanggal 24 Maret 2016

92 GHS. Lumban Tobing, 1983. Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, hal. 38

Page 91: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

76

Tujuan pembuatan akta notaris oleh para pihak yang

berkepentingan agar perbuatan hukum yang dilakukannya dapat

dituangkan dalam suatu akta otentik yang merupakan alat bukti yang kuat

dan sempurna.93 Untuk itu proses pembuatan akta harus melalui prosedur

yang telah ditetapkan, akta yang dibuat harus memenuhi ketentuan Pasal

1868 KUHPerdata dan sesuai dengan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris, yang mengatur tentang bentuk akta

notaris, terdiri atas awal akta, badan akta dan akhir/penutup akta.

Pelaksanaan tugas jabatan notaris sebagai pejabat umum yang telah

disahkan untuk mengabdi dan taat pada hukum diwujudkan lewat

kepatuhan pada norma dan etika. Seorang Notaris harus memiliki

kemampuan profesional tinggi dengan memperhatikan norma hukum yang

dilandasi dengan integritas moral, keluhuran martabat dan etika profesi

sehingga kepercayaan terhadap jabatan notaris tetap terjaga. Sudah

sewajarnya bila dari masyarakat muncul harapan dan tuntutan bahwa

pengembanan dan pelaksanaan profesi notaris selalu dijalankan dan taat

pada norma hukum dan etika profesi. Tuntutan ini menjadi faktor penentu

untuk mempertahankan citranya sebagai pejabat umum.

Perilaku yang profesional dari notaris lebih dititikberatkan pada

kemampuan dari seorang notaris itu secara kemampuan/skill, profesional

notaris terletak pada produk-produk akta yang dibuatnya, dapat

mengakomodir keinginan para pihak yang membuatnya, memenuhi syarat-

syarat dalam pembautan akta, memiliki kekuatan pembuatan yang kuat,

pendek kata akta yang dibuat oleh notaris itu mampu menjadi alat butkti

yang sempurna saat diperlukan sebagai alat bukti. Sedangkan moral

akhlak, atitude notaris adalah sikap mental yang harus dimiliki notaris

dalam rangka menunjang sisi profesionalnya tadi. Sebuah profesional

tanpa akhlak akan menjadi notaris yang terlalu “money oriented” dalam

menjalankan tugasnya. Perlu diingat bahwa notaris adalah pejabat umum

93 Hasil Wawancara dengan Budi Hartoyo, SH, Notaris/PPAT Wonogiri MajelisPengawas Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, tanggal 24 Maret 2016

Page 92: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

77

yang diangkat dan diberhentikan oleh negara, sehingga harus memberikan

pelayanan yang baik kepada semua lapisan masyarakat tanpa membeda-

bedakan strata atau golongan tertentu (bukan mengatas dasarkan karena

pertimbangan uang semata).94

Notaris dalam pelaksanaan jabatannya harus dikontrol dengan kode

etik notaris. Dalam hal ini ada beberapa pertimbangan yuridis yang harus

perhatikan, antara lain :

a. Notaris adalah pejabat publik yang bertugas untuk melaksanakan

jabatan publik

b. Notaris dalam menjalankan tugasnya tidak boleh mencemarkan nama

baik dari korps pengemban profesi hukum.

c. Notaris dalam menjalankan tugasnya tidak mencemarkan nama baik

dari lembaga Notariat.

d. Karena Notaris bekerja dengan menerapkan hukum di dalam produk

yang dihasilkannya, kode etik ini diharapkan senantiasa mengingat

untuk menjunjung tinggi keluhuran dari tugas dan martabat

jabatannya, serta menjalankan tugas dengan memenuhi persyaratan

yang ditentukan oleh perundang-undangan.95

Perilaku profesionalisme dalam diri seorang notaris sangatlah

perlu, dimana perilaku profesional disini tidak hanya terhadap sisi

pekerjaan sebagai seorang notaris secara tersendiri tetapi juga mengkaji

hal-hal yang berkenaan tentang kepribadian notaris tersebut. Disini sangat

dihindari adanya sisi-sisi persaingan yang tidak sehat antar rekan,

menjelek-jelekan sesama rekan, menjaga kesatuan antara sesama anggota

ikatan atau rekan profesi.96

Pendapat senada disampaikan oleh Budi Hartoyo, SH yang

menyatakan bahwa selain etika profesi, seorang notaris diharuskan pula

94 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

95 Hasil Wawancara dengan Budi Hartoyo, SH, Notaris/PPAT Wonogiri MajelisPengawas Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, tanggal 24 Maret 2016

96 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

Page 93: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

78

memiliki prilaku profesional (professional behavior).97

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab notaris pada prinsipnya

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu ketentuan kode

etik notaris terbaru yang disahkan pada Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris

Indonesia di Banten pada tahun 2015.

Penerapan Kode Etik Notaris di wilayah Kabupaten Wonogiri

didasarkan pada ketentuan terbaru, bahwa seorang notaris haruslah

memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik; menghormati dan

menjunjung tinggi harkat dan martabat Jabatan Notaris; menjaga dan

membela kehormatan Perkumpulan; berperilaku jujur, mandiri, tidak

berpihak, amanah, seksama, penuh rasa tanggung jawab, berdasarkan

peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan Notaris;

Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian profesi yang telah dimiliki

tidak terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan;

Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara;

Memberikan jasa pembuatan akta dan kewenangan lainnya untuk

masyarakat yang tidak mampu tanpa memungut honorarium; Menetapkan

satu kantor di tempat kedudukan dan kantor tersebut merupakan satu-

satunya kantor bagi Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas

jabatan sehari-hari; Memasang 1 (satu) papan nama di depan/di

lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran yaitu 100 cm x 40 cm, 150

cm x 60 cm atau 200 cm x 80 cm, yang memuat: nama lengkap dan

gelaryang sah; tanggal dan nomor surat keputusan pengangkatan yang

terakhir sebagai notaris; tempat kedudukan; alamat kantor dan nomor

telepon/fax. Dasar papan nama berwarna putih dengan huruf berwarna

hitam dan tulisan di atas papan nama harus jelas dan mudah dibaca.

Kecuali di lingkungan kantor tersebut tidak dimungkinkan untuk

pemasangan papan nama dimaksud;

97 Hasil Wawancara dengan Budi Hartoyo, SH, Notaris/PPAT Wonogiri MajelisPengawas Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, tanggal 24 Maret 2016

Page 94: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

79

Notaris yang menjadi anggota Ikatan Notaris Indonesia (INI)

Kabupaten Wonogiri diwajibkan untuk hadir, mengikuti dan berpartisipasi

aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan;

menghormati, mematuhi, melaksana kan peraturan dan keputusan

perkumpulan; Membayar uang iuran Perkumpulan secara tertib;

Membayar uang duka untuk membantu ahli waris teman sejawat yang

meninggal dunia; Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan tentang

honorarium yang ditetapkan Perkumpulan; Menjalankan jabatan Notaris di

kantornya, kecuali karena alasan-alasan tertentu; Menciptakan suasana

kekeluargaan dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas jabatan dan

kegiatan sehari-hari serta saling memperlakukan rekan sejawat secara baik,

saling menghormati, saling menghargai, saling membantu serta selalu

berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim; Memperlakukan setiap

klien yang datang dengan baik, tidak membedakan status ekonomi

dan/atau status sosialnya; Membuat akta dalam jumlah batas kewajaran

untuk menjalankan peraturan perundang- undangan, khususnya Undang-

Undang tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik.

Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri juga

menerapkan adanya larangan terhadap notaris yang menjadi anggotanya.

Adapun beberapa larangan tersebut, diantaranya adalah Mempunyai lebih

dari 1 (satu) kantor, baik kantor cabang ataupun kantor perwakilan;

Memasang papan nama dan/atau tulisan yang berbunyi "Notaris/Kantor

Notaris" di luar lingkungan kantor; Melakukan publikasi atau promosi diri,

baik sendiri maupun secara bersama-sama, dengan mencantumkan nama

dan jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan/atau elektronik,

dalam bentuk: iklan; ucapan selamat; ucapan belasungkawa; ucapan terima

kasih; kegiatan pemasaran; egiatan sponsor, baik dalam bidang sosial,

keagamaan, maupun olah raga.

Notaris juga dilarang untuk bekerja sama dengan biro

jasa/orang/Badan Hukum yang pada hakekatnya bertindak sebagai

perantara untuk mencari atau mendapatkan klien; menandatangani akta

Page 95: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

80

yang proses pembuatannya telah dipersiapkan oleh pihak lain;

mengirimkan minuta kepada klien untuk ditandatangani. Selain itu

anggota Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri juga dilarang

berusaha atau berupaya dengan jalan apapun, agar seseorang berpindah

dari Notaris lain kepadanya, baik upaya itu ditujukan langsung kepada

klien yang bersangkutan maupun melalui perantaraan orang lain;

melakukan pemaksaan kepada klien dengan cara menahan dokumen-

dokumen yang telah diserahkan dan/atau melakukan tekanan psikologis

dengan maksud agar klien tersebut tetap membuat akta padanya;

melakukan usaha-usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang

menjurus ke arah timbulnya persaingan yang tidak sehat dengan sesama

rekan Notaris; menetapkan honorarium yang harus dibayar oleh klien

dalam jumlah yang lebih rendah dari honorarium yang telah ditetapkan

Perkumpulan; mempekerjakan dengan sengaja orang yang masih berstatus

karyawan kantor Notaris lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari

Notaris yang bersangkutan, termasuk menerima pekerjaan dari karyawan

kantor Notaris lain; menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan Notaris

atau akta yang dibuat olehnya. Dalam hal seorang Notaris menghadapi

dan/atau menemukan suatu akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang

ternyata di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yang serius dan/atau

membahayakan klien, maka Notaris tersebut wajib memberitahukan

kepada rekan sejawat yang bersangkutan atas kesalahan yang dibuatnya

dengan cara yang tidak bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah

timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap klien yang bersangkutan

ataupun rekan sejawat tersebut.

Selain itu notaris juga dilarang melakukan Kewajiban dan

melakukan Pelanggaran terhadap Larangan sebagaimana dimaksud dalam

Kode Etik dengan menggunakan media elektronik, termasuk namun tidak

terbatas dengan menggunakan internet dan media sosial; membentuk

kelompok sesama rekan sejawat yang bersifat eksklusif dengan tujuan

untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi menutup

Page 96: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

81

kemungkinan bagi Notaris lain untuk berpartisipasi; menggunakan dan

mencantumkan gelar yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku; membuat akta melebihi batas kewajaran yang

batas jumlahnya ditentukan oleh Dewan Kehormatan; Mengikuti

pelelangan untuk mendapatkan pekerjaan/pembuatan akta.

Adanya notaris anggota Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten

Wonogiri yang melanggar ketentuan di atas, akan mendapatkan sanksi

berupa teguran; peringatan; pemberhentian sementara dari keanggotaan

perkumpulan; pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan

perkumpulan; pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan

perkumpulan.

Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota

yang melanggar Kode Etik disesuaikan dengan kuantitas dan kualitas

pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut.

Dewan Kehormatan Pusat berwenang untuk memutuskan dan

menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota

biasa (dari Notaris aktif) Perkumpulan, terhadap pelanggaran norma susila

atau perilaku yang merendahkan harkat dan martabat notaris, atau

perbuatan yang dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap

notaris.

Upaya mencegah adanya notaris yang melakukan pelanggaran

terhadap kode etik yang telah ditetapkan, maka INI Kabupaten Wonogiri

melakukan pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik, dengan berdasarkan

pada beberapa ketentuan sebagai berikut :

a. Pemeriksaan dan Penjatuhan Sanksi

Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Wonogiri dapat

mencari fakta atas dugaan Pelanggaran Kode Etik oleh anggota

Perkumpulan atas prakarsa sendiri atau setelah menerima pengaduan

secara tertulis dari anggota Perkumpulan atau orang lain disertai bukti-

bukti yang meyakinkan bahwa telah terjadi dugaan Pelanggaran Kode

Etik oleh anggota Perkumpulan.

Page 97: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

82

Pelanggaran ataupun penerimaan pengaduan yang terlebih

dahulu diperiksa oleh satu Dewan Kehormatan, tidak boleh lagi

diperiksa oleh Dewan Kehormatan lainnya.

b. Pemeriksaan dan Penjatuhan Sanksi Pada Tingkat Pertama

Dewan Kehormatan Daerah Kabuaten Wonogiri setelah

menemukan fakta dugaan Pelanggaran Kode Etik, selambat-lambatnya

dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja Dewan Kehormatan yang

memeriksa wajib memanggil secara tertulis anggota yang bersangkutan

untuk memastikan terjadinya Pelanggaran Kode Etik oleh anggota

perkumpulan dan memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan

untuk memberikan penjelasan dan pembelaan. Pemanggilan tersebut

dikirimkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sebelum

tanggal pemeriksaan.

Dalam hal anggota yang dipanggil tidak hadir pada tanggal

yang telah ditentukan, maka Dewan Kehormatan yang memeriksa akan

memanggil kembali untuk yang kedua kali selambat-lambatnya dalam

waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pemanggilan pertama.

Dalam hal anggota yang dipanggil tidak hadir pada

pemanggilan kedua, maka Dewan Kehormatan yang memeriksa akan

memanggil kembali untuk yang ketiga kali selambat- lambatnya dalam

waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pemanggilan kedua.

Apabila setelah pemanggilan ketiga ternyata masih juga tidak hadir,

maka Dewan Kehormatan yang memeriksa tetap bersidang dan

menentukan keputusan dan/atau penjatuhan sanksi sebagaimana diatur

dalam Pasal 6 Kode Etik.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dibuat berita acara

pemeriksaan yang ditandatangani oleh anggota yang bersangkutan dan

Dewan Kehormatan yang memeriksa. Dalam hal anggota yang

bersangkutan tidak bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan,

maka berita acara pemeriksaan cukup ditandatangani oleh Dewan

Kehormatan yang memeriksa.

Page 98: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

83

Dewan Kehormatan yang memeriksa, selambat-lambatnya

dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal sidang terakhir,

diwajibkan untuk mengambil keputusan atas hasil pemeriksaan

tersebut sekaligus menentukan sanksi terhadap pelanggarnya apabila

terbukti ada pelanggaran sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 6

Kode Etik yang dituangkan dalam Surat Keputusan. Apabila anggota

yang bersangkutan tidak terbukti melakukan Pelanggaran, maka

anggota tersebut dipulihkan namanya dengan Surat Keputusan Dewan

Kehormatan yang memeriksa.

Dewan Kehormatan yang memeriksa wajib mengirimkan Surat

Keputusan tersebut kepada anggota yang diperiksa dengan surat

tercatat dan tembusannya kepada Pengurus Pusat, Dewan Kehormatan

Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan Kehormatan Wilayah, Pengurus

Daerah dan Dewan Kehormatan Daerah.

Dalam hal keputusan Sanksi diputuskan oleh dan dalam

Kongres, wajib diberitahukan oleh Kongres kepada anggota yang

diperiksa dengan surat tercatat dan tembusannya kepada Pengurus

Pusat, Dewan Kehormatan Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan

Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan Kehormatan

Daerah.

Pemeriksaan dan pengambilan keputusan sidang, Dewan

Kehormatan yang memeriksa harus: tetap menghormati dan

menjunjung tinggi martabat anggota yang bersangkutan; selalu

menjaga suasana kekeluargaan; merahasiakan segala hal yang

ditemukannya, sidang pemeriksaan dilakukan secara tertutup,

sedangkan pembacaan keputusan dilakukan secara terbuka, sidang

Dewan Kehormatan yang memeriksa sah jika dihadiri oleh lebih dari

1/2 (satu per dua) jumlah anggota. Apabila pada pembukaan sidang

jumlah korum tidak tercapai, maka sidang diundur selama 30 (tiga

puluh) menit. Apabila setelah pengunduran waktu tersebut korum

belum juga tercapai, maka sidang dianggap sah dan dapat mengambil

Page 99: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

84

keputusan yang sah, setiap anggota Dewan Kehormatan yang

memeriksa mempunyai hak untuk mengeluarkan satu suara dan apabila

pada tingkat kepengurusan Daerah belum dibentuk Dewan

Kehormatan Daerah, maka tugas dan kewenangan Dewan Kehormatan

Daerah dilimpahkan kepada Dewan Kehormatan Wilayah.

c. Pemeriksaan Dan Penjatuhan Sanksi Pada Tingkat Banding

Beberapa ketentuan yang diberlakukan oleh INI Kabupaten

Wonogiri dalam pemerintahan dan penjatuhan sanksi pada tingkat

banding, bahwa permohonan banding dilakukan oleh anggota yang

bersangkutan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, setelah tanggal

penerimaan Surat Keputusan penjatuhan sanksi dari Dewan

Kehormatan Daerah/Dewan Kehormatan Wilayah. Permohonan

banding dikirim dengan surat tercatat atau dikirim langsung oleh

anggota yang bersangkutan kepada Dewan Kehormatan Pusat dan

tembusannya kepada Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan

Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan Kehormatan

Daerah.

Dewan Kehormatan yang memutus sanksi selambat-lambatnya

dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima surat

tembusan permohonan banding wajib mengirim semua salinan/foto

copy berkas pemeriksaan kepada Dewan Kehormatan Pusat.

Setelah menerima permohonan banding, Dewan Kehormatan

Pusat wajib memanggil anggota yang mengajukan banding, selambat-

lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima

permohonan tersebut untuk didengar keterangannya dan diberi

kesempatan untuk membela diri dalam sidang Dewan Kehormatan

Pusat. Dewan Kehormatan Pusat wajib memutuskan permohonan

banding selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja

setelah anggota yang bersangkutan diperiksa pada sidang terakhir.

Apabila anggota yang dipanggil tidak hadir, maka Dewan Kehormatan

Page 100: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

85

Pusat tetap akan memutuskan dalam waktu yang ditentukan pada ayat

(5) di atas.

Dewan Kehormatan Pusat wajib mengirimkan Surat Keputusan

tersebut kepada anggota yang diperiksa dengan surat tercatat dan

tembusannya kepada Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan

Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan Kehormatan

Daerah, selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja

setelah tanggal Surat Keputusan. Dalam hal permohonan banding

diajukan kepada Kongres, maka permohonan banding dilakukan oleh

anggota yang bersangkutan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja

sebelum Kongres diselenggarakan.

Permohonan banding dikirim dengan surat tercatat atau dikirim

langsung oleh anggota yang bersangkutan kepada Presidium Kongres

melalui Sekretariat Pengurus Pusat dan tembusannya kepada Pengurus

Pusat, Dewan Kehormatan Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan

Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan Kehormatan

Daerah. Dewan Kehormatan yang memutus sanksi selambat-lambatnya

dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima surat

tembusan permohonan banding wajib mengirim semua salinan/foto

copy berkas pemeriksaan kepada Presidium Kongres melalui

Sekretariat Pengurus Pusat.

Kongres wajib mengagendakan pemeriksaan terhadap anggota

yang mengajukan banding untuk didengar keterangannya dan diberi

kesempatan untuk membela diri dalam Kongres. Kongres wajib

memutuskan permohonan banding dalam Kongres tersebut. Apabila

anggota yang mengajukan banding tidak hadir dalam Kongres, maka

Kongres tetap akan memutuskan permohonan banding tersebut.

Kongres melalui Dewan Kehormatan Pusat wajib mengirimkan Surat

Keputusan tersebut kepada anggota yang diperiksa dengan surat

tercatat dan tembusannya kepada Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah,

Page 101: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

86

Dewan Kehormatan Wilayah, Pengurus Daerah dan Dewan

Kehormatan Daerah.

Keputusan sanksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1)

mempunyai kekuatan hukum tetap dalam hal :

1) Anggota dikenakan sanksi berupa teguran dan peringatan;

2) Anggota dikenakan sanksi berupa pemberhentian sementara atau

pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak

hormat dari keanggotaan Perkumpulan, menerima putusan tersebut

dan tidak mengajukan banding dalam waktu yang telah ditentukan;

3) Dewan Kehormatan Pusat/Kongres telah mengeluarkan keputusan

sanksi tingkat banding.

Ketentuan dan tata cara pemeriksaan atas dugaan pelanggaran

yang dilakukan oleh Anggota dan orang lain (yang sedang dalam

menjalankan jabatan Notaris), akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Dewan Kehormatan Pusat. Pengenaan Sanksi terhadap Pelanggaran

Kode Etik pada Pasal 3 dan Pasal 4 akan diatur dalam Peraturan

Dewan Kehormatan Pusat. Tanpa mengurangi ketentuan yang

mengatur tentang prosedur atau tata cara maupun penjatuhan sanksi,

maka terhadap anggota Perkumpulan yang telah melanggar Undang-

Undang Jabatan Notaris dan dikenakan sanksi pemberhentian dengan

hormat atau pemberhentian dengan tidak hormat sebagai Notaris oleh

instansi yang berwenang, maka anggota yang bersangkutan berakhir

keanggotaannya dalam Perkumpulan.

Pengenaan sanksi pemberhentian sementara atau pemberhenti-

an dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak hormat dari

keanggotaan Perkumpulan terhadap Pelanggaran sebagaimana

dimaksud dalam pasal 6 di atas wajib diberitahukan oleh Pengurus

Pusat kepada Majelis Pengawas Daerah dan tembusannya disampaikan

kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis bentuk pelanggaran kode

etik oleh notaris di wilayah Kabupaten Wonogiri, yaitu :

Page 102: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

87

a. Notaris Tidak Membacakan Akta (1 Notaris).

Adanya kasus pelanggaran kode etik notaris di wilayah

Kabupaten Wonogiri yaitu tidak membacakan akta di hadapan para

penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan

ditandatangani pada saat itu juga oleh para penghadap. Mencermati

permasalahan ini, perlu diperhatikan syarat formil pembuatan akta

antara lain:

1) Dibuat di hadapan pejabat yang berwenang yaitu di hadapan

Notaris;

2) Dihadiri oleh para pihak;

3) Kedua belah pihak dikenal atau dikenalkan kepada notaris;

4) Dihadiri oleh dua orang saksi;

5) Menyebut identitas Notaris, penghadap dan para saksi;

6) Menyebut tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dibuatnya akta;

7) Notaris membacakan akta di hadapan penghadap dan saksi-saksi;

8) Ditandatangani oleh semua pihak, saksi, dan Notaris;

9) Penegasan pembacaan, penerjemahan, dan penandatangan pada

penutup akta; dan

10) Mengenai kedudukan Notaris di daerah kabupaten atau kota.

Apabila salah satu saja syarat tersebut tidak terpenuhi, maka

akan mengakibatkan akta Notaris yang bersangkutan cacat formil,

akibatnya akta tersebut kehilangan kekuatan pembuktian sempurnanya,

dan hanya menjadi akta di bawah tangan.

Merujuk dan sependapat dengan Tan Thong Kie.98 yang

menyatakan bahwa terdapat kebiasaan di kalangan Notaris yang tidak

lagi membaca aktanya sehingga akta itu menjadi akta di bawah tangan.

Di dalam akta ia menulis bahwa akta itu “telah dibacakan oleh saya,

Notaris”, padahal ia tidak membacanya. Ia berbohong dan dengan itu

98Tan Thong Kie, 2007, Studi Notariat Serba Serbi Praktek Notaris, Ikhtiar Baru, Jakarta,hlm. 634.

Page 103: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

88

membuat pemalsuan akta. Apalagi banyak Notaris membiarkan para

penghadap menandatangani akta di hadapan asistennya, sehingga

keterangan Notaris itu ”telah berhadapan dengan para penghadap”

perlu diragukan pula. Bahwa dengan tidak membaca akta dan tidak

melihat siapa yang menandatangani akta, Notaris yang berbuat

demikian menurunkan martabat pekerjaan dan jabatannya yang mulia

itu. Seharusnya Notaris yang tidak membacakan akta diberikan sanksi

yang bisa mengakibatkan efek jera, karena apabila hanya diberikan

teguran lisan ataupun tertulis, kemungkinan akan mengulangi lagi.

b. Para Pihak Tidak Tandatangan di Hadapan Notaris (1 Notaris)

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dampak jumlah

Notaris yang tiap tahun meningkat, demikian juga di wilayah

Kabupaten Wonogiri, dapat mengakibatkan persaingan yang tidak

sehat. Notaris yang berperilaku baik dan melaksanakan tugas

jabatannya secara profesional menjadi tersisih seiring bermunculannya

Notaris baru yang sering melakukan pelanggaran. Kasus Notaris yang

para pihaknya tidak bertanda tangan di hadapannya sekaligus Notaris

tidak membacakan akta di hadapannya juga sering terjadi di wilayah

Kabupaten Wonogiri ini, hanya saja kemungkinan hanya sedikit yang

diketahui/dilaporkan dan ditindaklanjuti. Praktek Notaris yang

demikian sebenarnya tidak hanya melanggar sumpahnya tetapi bahkan

bisa dikategorikan dengan Notaris tidak beriktikad baik dan sengaja

ingin membuat akta palsu, yang mengarah pada perbuatan tindak

pidana dan dapat diajukan ke pengadilan, namun dalam kenyataannya

sulit dilakukan karena pada umumnya orang yang membutuhkan jasa

Notaris tidak mengetahui dan bersikap tidak peduli atas praktek-

praktek tersebut.

Pelanggaran kode etik Notaris di Kabupaten Wonogiri, telah

dilakukan pemeriksaan terhadap Notaris tersebut dan berkas laporan

dari kuasa hukumnya, ditemukan fakta-fakta bahwa Notaris tersebut

Page 104: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

89

telah membuat akta kuasa menjual di mana para pihak baik pemberi

kuasa maupun penerima kuasa tidak menandatangani akta tersebut di

hadapan Notaris. Mengacu pada Pasal 16 dan 17 UUJN, seharusnya

Notaris bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga

kepentingan pihak yang terkait dalam pembuatan hukum. Oleh karena

itu perbuatan Notaris tersebut telah mengakibatkan kerugian orang

berupa peralihan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

R. Subekti menyatakan secara umum adanya tanda tangan dari

para penghadap diperlukan dalam suatu akta Notaris. 99

Hal ini menandakan para penghadap tersebut telah menyetujui

apa yang terdapat atau yang diperjanjikan oleh kedua belah pihak,

yaitu para penghadap itu sendiri. Membubuhi tanda tangan harus

mempunyai arti sebagai melihat (membaca) dan menyetujui apa yang

ditulis. Dimana seharusnya menurut penulis, dalam melaksanakan

tugas jabatan, Notaris harus mematuhi UUJN dan Kode Etik Notaris.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

merupakan pengganti Notaris Reglement Stb. 1860 nomor 3 Peraturan

Jabatan Notaris (PJN) mengandung muatan hukum materiil dan hukum

formil. Hukum materiil menyangkut ketentuan tentang kedudukan dan

fungsi Notaris, seperti pada Pasal 1, demikian pula dengan pengawasan

terhadap Notaris dan apa yang dibuatnya. Hukum formil tidak kurang

pentingnya, misalnya sebagai alat pembuktian yang otentik harus

dipenuhi semua ketentuan yang diperlukan agar suatu akta notaris

mempunyai bentuk yang sah. Jika tidak dipenuhi ketentuan-ketentuan

itu akan menyebabkan sifat otentiknya.

Terkait akta yang dibuat Notaris, penandatanganan suatu akta

harus dilakukan sesuai dengan tempat atau kedudukan dan wilayah

kerja Notaris, sesuai dengan Pasal 18 ayat (1) dan (2) Undang-Undang

Jabatan Notaris, yang berbunyi: Notaris mempunyai tempat kedudukan

99R. Subekti, 2008, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, hlm. 35

Page 105: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

90

di daerah kabupaten atau kota, dan Notaris mempunyai wilayah jabatan

meliputi seluruh wilayah provinsi dari tempat kedudukannya.

Secara formil dalam pelaksanaan tugas jabatannya, Notaris seharusnya:

1) Melakukan pengenalan terhadap penghadap berdasarkan

identitasnya diperlihatkan kepada Notaris.

2) Menanyakan dan mencermati kehen- dak para pihak,

3) Memeriksa bukti surat yang berkaitan dengan keinginan para

pihak.

4) Memberikan saran dan membuatkan minuta untuk memenuhi

keinginan para pihak tersebut.

5) Memenuhi segala teknik adiministratif pembuatan akta seperti

pembacaan, penandatanganan, memberikan salin- an, dan

pemberkasan untuk Minuta;

6) Melakukan kewajiban lain yang berkaitan dengan pelaksanaan

jabatan notaris; dan

7) Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan UUJN, kecuali

ada alasan untuk menolaknya.

Notaris juga harus melihat identitas penghadap, apakah ia mewakili

diri sendiri pribadi, atau mewakili badan atau institusi tertentu.

c. Notaris Tidak Berada di Wilayah Kerja (1 Notaris)

Pasal 18 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris

menentukan bahwa Notaris harus berkedudukan di daerah kabupaten

atau kota. Setiap Notaris sesuai dengan keinginannya mempunyai

tempat dan kedudukan, dan berkantor di kabupaten atau kota

sebagaimana dalam Pasal 19 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2014 tentang

Jabatan Notaris. Pasal tersebut menjelaskan bahwa Notaris dalam

menjalankan tugasnya tidak hanya berada di tempat kedudukannya,

karena Notaris mempunyai wilayah jabatan seluruh provinsi. Hal ini

dijalankan dengan ketentuan bahwa Notaris ketika menjalankan tugas

jabatannya yakni membuat akta di luar tempat kedudukannya, maka

Page 106: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

91

Notaris tersebut harus berada di tempat akta harus dibuat, dan pada

akhir akta harus disebutkan tempat (kota atau kabupaten) pembuatan

atau penyelesaian akta. Menjalankan tugas jabatan di luar tempat

kedudukan Notaris dalam wilayah jabatan satu provinsi tidak

merupakan suatu pelangaran.

Notaris membuat akta di luar wilayah jabatannya akan tetapi

yang bersangkutan mencantumkan dalam akta tersebut seolah-olah

dilakukan dalam wilayah hukum kewenangannya, atau seolah-olah

dilakukan di tempat kedudukan dari Notaris tersebut melanggar Pasal

17 huruf (a) UUJN, Notaris dilarang untuk menjalankan jabatannya di

luar daerah jabatannya. Akan tetapi dimungkinkan seorang Notaris

membuat akta di luar wilayah jabatannya, antara lain: Pasal 942 jo. 397

KUH Perdata yaitu penyerahan surat rahasia untuk dibuka oleh harta

peninggalan di dalam daerah tempat wasiat itu dibuka, dan Pasal 157,

159, 161 KUH Perdata, yaitu ada kemungkinan notaris menjalankan

jabatannya di luar wilayahnya apabila Notaris tersebut baik dalam

perkara perdata maupun dalam perkara pidana harus menyerahkan

minuta aktanya dan membuat salinan dari akta itu untuk protokolnya.

d. Notaris Membuka Kantor Lebih dari Ketentuan (1 Notaris)

Makin ketatnya persaingan antar Notaris di suatu wilayah yang

sama memungkinkan oknum Notaris berbuat membuka kantor cabang

dengan cara, setiap cabang dalam waktu yang bersamaan,

melangsungkan dan memproduksi akta Notaris yang seolah-olah ke

semua akta tersebut dibuat di hadapan Notaris melanggar pasal 19

UUJN. Persaingan sesama Notaris disebabkan karena makin

banyaknya jumlah Notaris dalam suatu wilayah bisa saja makin ketat

dan menjurus pada persaingan yang tidak sehat. Hal ini bisa ditandai

dari upaya ‘jemput bola’ sehingga klien didatangi langsung oleh

pegawai Notaris, dengan menawarkan tarif yang mungkin di bawah

standar dan promosi via media elektronik/cetak. Sependapat dengan

Page 107: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

92

Arie Siswanto100 menegaskan bahwa untuk dapat dikualifikasi sebagai

tindak persaingan, harus memenuhi 3 (tiga)unsur yakni: perjuangan,

diperebutkan 2 (dua) orang atau lebih, dan terhadap obyek yang sama,

maka penulis menyimpulkan bahwa saat ini memang sudah pada taraf

persaingan antar rekan Notaris.

Seharusnya perilaku tersebut tidak perlu terjadi jika Notaris

saling menjaga diri, harkat dan martabatnya dijunjung tinggi. Penulis

juga sependapat dengan Liliana Tedjasaputra101 bahwa sekalipun

keahlian seorang Notaris bisa dimanfaatkan sebagai upaya

mendapatkan klien, namun dalam menjalankan tugas profesinya

Notaris tidak semata-mata didorong oleh keinginan atau pertimbangan

uang. Seorang Notaris profesional harus tetap berpegang teguh pada

rasa keadilan yang hakiki, tidak terpengaruh oleh jumlah uang, dan

tidak semata-mata membuat alat bukti formal untuk mengejar adanya

kepastian hukum dengan mengabaikan rasa keadilan.

Kode etik Notaris menyebutkan bahwa Notaris dalam

menjalankan jabatannya dilarang mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor

baik kantor cabang atau perwakilan. Bahkan memasang papan nama di

luar lingkungan kantor sebagai upaya promosi pun dilarang. Notaris

dituntut keahlian dan keterampilannya dalam pelaksanaan tugas

jabatannya, namun kepribadian yang baik berdasarkan sikap mandiri

dan tidak memihak harus diutamakan. Sikap bebas atau mandiri serta

jujur, berani berbuat sesuai hati nurani sangatlah penting supaya

Notaris tidak memihak pada salah satu pihak yang menguntungkannya

secara finansial atau yang membayar Notaris tersebut. Persaingan antar

Notaris ataupun wilayah kerja yang mungkin saja sepi bisa saja

memicu terjadinya pelanggaran Notaris, sehingga Notaris ingin

memperluas jaringan dengan membuka 2 (dua) kantor, bahkan masih

100 Arie Siswanto, 2002. Hukum Persaingan Usaha, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm.13.101 Liliana Tedjasaputra, 2003, Etika Profesi dan Profesi Hukum, Aneka Ilmu, Semarang,

hlm. 86

Page 108: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

93

ditambah dengan pelanggaran lain yakni tidak membacakan akta.

Kasus (seorang Notaris memiliki dua kantor) yang telah diberikan

teguran tertulis hingga teguran kedua. Memang benar pembinaan dan

pengawasan Notaris perlu dilakukan pemeriksaan protokol Notaris

oleh Majelis Pengawas Daerah Notaris setempat; ternyata adanya

pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf d jo. Pasal 19

ayat (1), Undang- Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris,

sehingga bersangkutan diberikan pembinaan dalam bentuk sanksi.

e. Permasalahan PlangNama dan PindahAlamat Tidak Melapor(1Notaris)

Pelanggaran kode etik notaris yang terjadi adalah adanya plang

nama dan pindah alamat tanpa melapor. Seharusnya Notaris yang

beriktikad baik, akan melaporkan kepindahannya, dan tidak memasang

plang nama yang mengelabui masyarakat, bahkan jelas dapat dinilai

membuka kantor lebih dari ketentuan yang berlaku. Tindakan Notaris

ini sangat tidak terpuji dan melanggar kode etik, perlu diberikan sanksi

yang tegas agar tidak menjadi preseden bagi Notaris lain. Jika

dilakukan pembiaran, maka dimungkinkan akan banyak plang nama

Notaris diberbagai tempat sebagai ‘calo sertifikat’ karena sebenarnya

kantor yang terpampang plang nama tersebut hanya kosong, hanya

sedikit berkas untuk mengelabui seakan-akan benar merupakan kantor,

dan hanya ditunggui oleh satu karyawan saja.

Persaingan antar rekan Notaris yang tidak sehat semakin

menjurus pada persaingan usaha tidak sehat antar rekan Notaris.

Mereka pro aktif turun ke pasar mendatangi klien, menawarkan jasa,

melakukan negosiasi honor dan melakukan peri- katan layaknya

pebisnis pada umumnya. Penulis sangat sependapat dengan P.

Nicolai102 pengawasan merupakan langkah preventif untuk

memaksakan kepatuhan. Penegakan hukum tidak boleh hanya

dilakukan setengah-setengah, akan tetapi harus ber- kesinambungan,

102 Ridwan H.R., 2002, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Press, Jakarta, hlm. 311

Page 109: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

94

baik preventif dan represif.

f. Notaris Membuat Salinan Akta Tidak Sesuai dengan Minuta (1Notaris)

Pelanggaran kode etik notaris selanjutnya adalah adanya

Notaris membuat salinan akta tidak sesuai dengan minuta akta. Pasal

16 dan 17 UUJN menentukan kewajiban dan larangan Notaris yaitu di

antaranya bekerja secara seksama, mandiri, tidak berpihak, dan

menjaga kepentingan pihak yang melakukan perbuatan hukum. Ketika

seorang Notaris membuat salinan akta, Notaris harus mencocokkan

dengan minuta aslinya, sesuai dengan kompetensinya, agar akta tidak

kehilangan otentitasnya. Apabila dalam prakteknya, Notaris tidak

membuat salinan akta tersebut sesuai dengan aslinya, maka Notaris

tersebut telah melanggar kewenangan dan telah menyebabkan Minuta

yang dibuatnya mengandung keterangan palsu. Selain dalam

pembuatan salinan, dalam hal pembuatan Minuta pun Notaris harus

berhati-hati jangan sampai mengandung keterangan palsu, jika tidak

maka Notaris harus bertanggung jawab secara hukum. Bentuk

tanggungjawab hukum Notaris adalah tanggung jawab terhadap hukum

perdata, hukum pidana, UUJN, dan Kode Etik Notaris. Selain itu,

seorang Notaris selaku pejabat umum, juga harus bertanggungjawab

atas kebenaran materiil atas Minuta yang dibuatnya, seorang Notaris

harus menjamin bahwa minuta yang dibuatnya merupakan suatu

Minuta yang otentik.

Sependapat dengan Wahyudi Sulistia Nugroho103 yang

menjelaskan bahwa dalam pembuatan akta yang dilakukan Notaris,

setiap kata yang dibuat dalam akta harus terjamin otentisitasnya. Oleh

karena itu, dalam proses pembuatan dan pemenuhan persyaratan

pembuatan akta diperlukan tingkat kecermatan yang memadai.

Pada kasus ini telah dilakukan pemeriksaan dan berkas laporan

103 Wahyudi Sulistia Nugroho, ”Pembatalan Akta Notaris oleh Hakim”, ADIL JurnalHukum, Vol. 1, No. 3, Desember 2010, hlm. 288

Page 110: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

95

dari kuasa hukum menemukan fakta-fakta bahwa notaris telah

membuat akta kuasa menjual dimana para pihak baik pemberi maupun

penerima kuasa tidak menandatangani akta di hadapan notaris tersebut.

Notaris dinilai tidak bertindak jujur, saksama, mandiri,

berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam

pembuatan hukum. Pelanggaran lainnya adalah Terlapor membuat

salinan akta tidak sesuai dengan minuta akta, Notaris juga tidak

membacakan akta di hadapan para penghadap dengan dihadiri oleh

paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga

oleh para penghadap. Jadi menurut penulis, Notaris tersebut telah

melanggar Pasal 16 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2014 tentang Jabatan Notaris yaitu tidak bertindak jujur, saksama,

mandiri, berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam

pembuatan hukum. Selain itu telah melanggar Pasal 16 ayat (1) huruf c

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yaitu

membuat salinan akta tidak sesuai dengan minuta akta. Selain itu,

Notaris tersebut telah melanggar Pasal 16 ayat (1) huruf i Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yaitu Terlapor

tidak membacakan akta di hadapan para penghadap dengan dihadiri

oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu

juga oleh para penghadap. Notaris tersebut melanggar Pasal 39 ayat

(2), Pasal 40 ayat (1), Pasal 44 ayat (1), Pasal 54 Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, pelanggaran

sebagaimana tersebut pada butir 3, 4, dan 5 dapat dikenai saksi dengan

ketentuan sesuai dengan Pasal 85 Undang- undang Nomor 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris, pasal 84 Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Sudah sepatutnya MPW

berdasarkan Pasal 73 ayat (1) huruf e Undang- Undang Nomor 30

Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris memberikan sanksi berupa

teguran lisan atau teguran tertulis. Selain itu berdasarkan Pasal 73 ayat

Page 111: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

96

(1) huruf f Majelis Pengawas Wilayah berdasar hasil pemeriksaan,

berwenang mengusulkan pemberian sanksi terhadap Notaris terhadap

Majelis Pengawas Pusat berupa pemberhentian sementara 3(tiga) bulan

sampai dengan 6(enam) bulan sampai pemberhentian tidak hormat.

Dengan banyaknya jumlah Notaris di Kabupaten Wonogiri,

telah memunculkan beberapa kasus terkait pelanggaran kode etik

notaris. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebanyakan

terhadap pelanggaran tersebut telah diberikan teguran lesan, dan

namun demikian ada juga notaris yang diusulkan pemberhentian

sementara, dikarenakan bentuk pelanggarannya tergolong cukup berat.

Permasalahan Notaris tersebut dinilai cukup berat, karena selain telah

membuat akta kuasa menjual yang para pihak baik pemberi kuasa

maupun penerima kuasa tidak menandatangani akta tersebut di

hadapan Notaris terlapor, tidak bertindak jujur, saksama, mandiri,

berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam

pembuatan hukum, yang bersangkutan juga membuat salinan akta

tidak sesuai dengan minuta akta, serta tidak membacakan akta di

hadapan para penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua)

orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh para penghadap.

Mengingat tanggungjawab dan kepercayaan yang besar dan

berat di pundak Notaris tersebut,maka Notaris perlu dibina dan di

awasi,yang semuanya bertujuan untuk mengangkat keluhuran martabat

jabatan Notaris. Notaris dituntut untuk patuh terhadap peraturan

perundangan dan tidak melakukan kesalahan atau pun perbuatan

tercela di masyarakat. Kode Etik dijadikan panduan ataupun tolok ukur

bagi perilaku tersebut. Dengan mengikuti pendapat Habieb Adjie104

bahwa Notaris sebagai jabatan kepercayaan wajib untuk menyimpan

rahasia mengenai akta yang dibuatnya dan keterangan/pernyataan para

104 Habieb Adjie, 2008, Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris sebagaiPejabat Publik, Rafika Aditama, Bandung, hlm. 78.

Page 112: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

97

pihak yang diperoleh dalam pembuatan akta, kecuali undang-undang

memerintahkannya untuk membuka rahasia dan memberikan

keterangan/pernyataan tersebut kepada pihak yang memintanya.

Notaris dalam hal ini berperan penting dalam pengarsipan dokumen

penting, misalnya transaksi para pihak. Jadi seharusnya Notaris selalu

menjaga kewibawaannya, baik dalam nejalankan jabatannya maupun

ketika berperilaku dalam masyarakat.

Notaris sebagai profesional yang sekaligus pejabat umum yang

melayani kepentingan masyarakat, seharusnya memegang teguh

amanah yang telah dipercayakan oleh para pihak kepadanya. Merujuk

dan sependapat dengan Habieb Adjie105 pelaksanaan tugas Notaris

sebagai jabatan kepercayaan dimulai ketika calon Notaris disumpah

atau mengucapkan janji berdasarkan agama masing-masing sebagai

Notaris. Sumpah atau janji sebagai Notaris mengandung makna yang

sangat dalam yang harus dijalankan dan mengikat selama menjalankan

tugas jabatan sebagai Notaris. Sumpah atau janji tersebut mengandung

dua hal yang harus dipahami yaitu: Notaris wajib bertanggungjawab

kepada Tuhan, karena sumpah atau janji yang diucapkan berdasarkan

agama masing-masing artinya segala sesuatu yang dilakukan Notaris

dalam menjalankan tugas jabatannya akan diminta

pertanggungjawabannya dalam bentuk yang dikehendaki Tuhan dan

Notaris wajib bertanggungjawab kepada Negara dan masyarakat,

artinya Negara telah memberi kepercayaan untuk menjalankan sebagai

tugas negara dalam bidang hukum perdata, yaitu dalam pembuatan alat

bukti berupa akta yang mempunyai kekuatan pembuktian sempurna

dan kepada masyarakat yang telah percaya bahwa Notaris mampu

memformulasikan kehendaknya ke dalam bentuk akta Notaris, dan

percaya bahwa Notaris mampu menyimpan (merahasiakan) segala

keterangan atau ucapan yang diberikan di hadapan Notaris.

105 Ibid., hlm. 184-185.

Page 113: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

98

Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri telah

berusaha untuk menginventarisasi penyimpangan tugas profesi Notaris,

dari bentuk pelanggaran dengan membuka cabang yang mungkin untuk

produksi akta, maupun kasus yang melanggar lainnya yang lebih

kompleks. Menurut penulis, jika memang Kode Etik dilaksanakan

untuk menegakkan UUJN dan menjaga keluhuran martabat jabatan

Notaris, maka seharusnya penerapan sanksi Kode Etik ini lebih

dipertegas, jangan hanya dikeluarkan dari keanggotaan Ikatan Notaris

Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri. Karena bisa saja secara rasional,

Notaris akan tetap berpraktek sebagaimana biasa tanpa harus menjadi

anggota Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri.

Pembinaan dan pengawasan Notaris akan dapat berhasil baik

jika pihak yang melakukan pembinaan dan pengawasan itu pun

menguasai dan memahami bidang kerja Notaris dan ketentuan

hukumnya. Ikatan Notaris Indonesia (INI) pun harus terdiri atas

anggota yang menjunjung tinggi profesionalisme dan keahlian

berdasarkan kepakaran/senioritas atau rekam jejak yang baik dalam

bidang kenotariatan. UUJN sebenarnya telah mewadahi hal ini dalam

Pasal 67 bahwa pengawasan Notaris dilakukan oleh Menteri.

Pembinaan notaris memang telah dilakukan oleh Ikatan Notaris

Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri melalui kegiatan ilmiah seminar,

pelatihan dan pertemuan lainnya untuk sosialisasi dan peningkatan

keilmuan. Pengawasan terhadap Notaris dilakukan terhadap pekerjaan

Notaris, meliputi pengawasan atas diri perilaku Notaris serta

pengawasan administratif. Pekerjaan Notaris diawasi dengan cara

memeriksa akta-akta Notaris serta Repertorium dan Klapper untuk

diteliti apakah melanggar UUJN atau tidak.

Selain itu tuntutan moral dan kecerdasan serta kehati-hatian

(cermat) harus selalu diperhatikan oleh Notaris, sehingga akta otentik

yang dibuatnya benar- benar dapat menjamin kepastian hukum.

Page 114: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

99

Mengikuti pendapat Suhrawadi bahwa dibutuhkan kepastian hukum

terhadap produk Notaris oleh karena itu pelayanan yang diberikan oleh

Notaris harus benar-benar memiliki nilai dan bobot yang dapat

diandalkan.106 Dengan demikian Notaris dituntut keahliannya dan

kecermatannya serta dibekali moral yang kuat agar berperilaku

menjaga harkat jabatannya. Untuk itu perlu diimbangi dengan

pengawasan oleh instansi yang telah ditunjuk oleh UUJN.

Regulasi yang lebih menjamin kepastian hukum perlu

pembinaan dan pengawasan dalam rangka penegakan hukum terhadap

pelanggaran kode etik oleh notaris, dengan melakukan pemeriksaan

atas laporan masyarakat sehingga dapat dilanjutkan pemeriksaan oleh

INI Kabupaten Wonogiri.

Secara pribadi notaris bertanggung jawab atas mutu pelayanan jasa

yang diberikannya. Antara notaris sebagai pengemban profesi dengan

kliennya terjadi hubungan personal antar subyek, yang secara formal-

yuridis kedudukannya sama. Walaupun demikian, substansi hubungan

antara notaris dengan klien secara sosio-psikologis terdapat ketidak

seimbangan. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya klien tidak

mempunyai pilihan lain kecuali memberikan kepercayaan kepada Notaris

tersebut dengan harapan pengemban profesi tersebut akan memberikan

pelayanan profesionalnya secara bermutu dan bermartabat.107

Karena pelayanan yang dilakukan notaris termasuk pada fungsi

kemasyarakatan yang langsung berkaitan dengan nilai dasar yang

menentukan derajat kemasyarakatan yang langsung berkaitan dengan nilai

dasar yang menentukan derajat perwujudan martabat manusia, maka

sesungguhnya notaris itu memerlukan pengawasan masyarakat. Tetapi,

masyarakat pada umumnya, tidak memiliki kompetensi teknikal untuk

dapat menilai dan melakukan pengawasan yang efektif terhadap notaris.

106 Suhrawadi K. Lubis, 1994, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 33.107Hasil wawancara dengan Budi Hartoyo, SH. Notaris/PPAT, MPND Wonogiri, 24

Maret 2016

Page 115: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

100

Sehubungan dengan nilai dan kepentingan yang terlibat didalamnya, maka

notaris dalam melaksanakan jabatannya dijiwai sikap etis tertentu yaitu

yang dijiwai etika profesi notaris.

Menurut penulis dikarenakan notaris merupakan profesi yang

menjalankan sebagian kekuasaan negara di bidang hukum privat dan

mempunyai peran penting dalam membuat akta otentik yang mempunyai

kekuatan pembuktian sempurna dan oleh karena jabatan notaris

merupakan jabatan kepercayaan, maka seorang notaris harus mempunyai

perilaku yang baik. Perilaku notaris yang baik dapat diperoleh dengan

berlandaskan pada kode etik notaris. Dengan demikian, maka kode etik

notaris mengatur mengenai hal-hal yang harus ditaati oleh seorang notaris

dalam menjalankan jabatannya dan juga di luar menjalankan jabatannya.

Sebagai etika profesi, kode etik notaris yang merupakan sikap etis sebagai

bagian integral dan sikap hidup dalam menjalani profesi notaris, hanya

notaris sendiri yang dapat atau yang paling mengetahui tentang apakah

perilakunya dalam mengemban profesi notaris memenuhi tuntutan etika

profesinya atau tidak. Kepatuhan pada etika profesi notaris sangat

bergantung pada akhlak notaris yang bersangkutan. Kalangan notaris itu

sendiri membutuhkan adanya pedoman obyektif yang lebih kongkrit pada

perilaku profesionalnya. Karena itu, dari dalam lingkungan para notaris itu

sendiri dimunculkan seperangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang

harus dipatuhi dalam mengemban profesi notaris.

Untuk dapat meminilisir pelanggaran terhadap kode etik menurut

penulis diperlukan sosialisasi dan pengawasan yang dilakukan secara terus

menerus dan berkesinambungan oleh Ikatan Notaris Indonesia. Selain hal

tersebut diperlukan pengaturan yang tegas dalam pelaksanaannya tentang

tata cara pengangkatan notaris, khususnya tentang penerapan formasi

notaris, sehingga tidak menimbulkan peningkatan jumlah notaris dalam

suatu wilayah yang tidak sesuai dengan kebutuhan, hal ini menurut penulis

sangat berpengaruh dalam menekan terjadinya pelanggaran kode etik

khususnya persaingan yang tidak sehat antara sesama notaris.

Page 116: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

101

2. Penerapan Sanksi Terhadap Pelanggaran Kode Etik Notaris, oleh Notaris

Wonogiri

Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) Kabupaten Wonogiri dalam

upayanya menjaga kehormatan dan keluhuran martabat jabatan notaris,

mempunyai kode etik notaris yang ditetapkan oleh kongres dan merupakan

kaidah moral yang wajib ditaati oleh setiap anggota yang berdedikasi

tinggi dan loyal terhadap perkumpulan, berkepribadian baik, arif dan

bijaksana, sehingga dapat menjadi panutan bagi anggota dan diangkat oleh

kongres untuk masa jabatan yang sama dengan masa jabatan

kepengurusan.

Adanya pelanggaran kode notaris, upaya yang dilakukan INI

Kabupaten Wonogiri adalah dengan menjaga kesatuan dan persatuan

notaris dan menjalankan pekerjaan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang

ada dan mempunyai sikap moral yang baik.108

Terkait penerapan sanksi terhadap Notaris yang melanggar Kode

Etik, Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri menyerahkan

kepada Dewan Kehormatan berwenang melakukan pemeriksaan atas

pelanggaran terhadap kode etik dan menjatuhkan sanksi kepada

pelanggarnya sesuai dengan kewenangannya dan bertugas untuk :

a. Melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pembenahan anggota

dalam menjunjung tinggi kode etik;

b. Memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pelanggaran

ketentuan kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai

masyarakat secara Iangsung;

c. Memberikan saran dan pendapat kepada majelis pengawas atas dugaan

pelanggaran kode etik dan jabatan notaris.109

108 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

109 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

Page 117: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

102

Dewan Kehormatan Daerah merupakan badan yang bersifat

otonom di dalam mengambil keputusan yang mempunyai tugas dan

kewajiban untuk memberikan bimbingan dari melakukan pengawasan

dalam pelaksanaan serta pentaatan kode etik oleh para anggota

perkumpulan di daerah masing-masing. Dalam rangka menjalankan tugas

dan kewajibannya Dewan Kehormatan Daerah berwenang untuk :

a. Memberikan dan menyampaikan usul dan saran yang ada

hubungannya dengan kode etik dan pembinaan rasa kebersamaan

profesi (corpsgeest) kepada Pengurus Daerah;

b. Memberikan peringatan, baik secara tertulis maupun dengan lisan

secara langsung kepada para anggota di daerah masing-masing yang

melakukan pelanggaran atau melakukan perbuatan yang tidak sesuai

dengan kode etik atau bertentangan dengan rasa kebersamaan profesi;

c. Memberitahukan tentang pelanggaran tersebut kepada Pengurus

Daerah, Pengurus Wilayah, Dewan Kehormatan Wilayah, Pengurus

Pusat dan Dewan Kehormatan Pusat;

d. Mengusulkan kepada Pengurus Pusat melalui Dewan Kehormatan

Wilayah dan Dewan Kehormatan Pusat untuk pemberhentian

sementara (schorsing) anggota perkumpulan yang melakukan

pelanggaran terhadap kode etik.110

Bagi Notaris yang melakukan pelanggaran kode etik, Dewan

Kehormatan berkoordinasi dengan Majelis Pengawas berwenang

melakukan pemeriksaan atas pelanggaran tersebut dan dapat menjatuhkan

sanksi kepada pelanggarnya, sanksi yang dikenakan terhadap anggota

Ikatan Notaris Indonesia yang melakukan pelanggaran kode etik dapat

berupa :

a. Teguran;

b. Peringatan;

c. Schorzing (pemecatan) dari keanggotaan Perkumpulan;

110 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

Page 118: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

103

d. Onzetting (pemecatan) dari keanggotaan Perkumpulan;

e. Pemberhentian dengan tidak hormat dari keangotaan Perkumpulan.111

Apabila ada anggota yang diduga melakukan pelanggaran terhadap

kode etik, baik dugaan tersebut berasal dari pengetahuan Dewan

Kehormatan Daerah sendiri maupun karena laporan dari Pengurus Daerah

ataupun pihak lain kepada Dewan Kehormatan Daerah, maka selambat-

lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja Dewan Kehormatan Daerah

wajib segera mengambil tindakan dengan mengadakan sidang Dewan

Kehormatan Daerah untuk membicarakan dugaan terhadap pelanggaran

tersebut. Hasil sidang Dewan Kehormatan Daerah ternyata ada dugaan

kuat terhadap pelanggaran kode etik, maka dalam waktu 7 (tujuh) hari

kerja setelah tanggal sidang tersebut, Dewan Kehormatan Daerah

berkewajiban memanggil anggota yang diduga melanggar tersebut dengan

surat tercatat atau dengan ekspedisi, untuk keterangannya dan diberi

kesempatan untuk membela diri. Dewan Kehormatan Daerah baru akan

menentukan putusannya mengenai terbukti ada tidaknya pelanggaran kode

etik serta penjatuhan sanksi terhadap pelanggarnya (apabila terbukti),

setelah mendengar keterangannya dan pembelaan diri dari anggota yang

bersangkutan dalam sidang Dewan Kehormatan Daerah.

Penentuan dapat dilakukan oleh Dewan Kehormatan Daerah, baik

dalam sidang itu maupun dalam sidang lainnya, sepanjang penentuan

keputusan melanggar atau tidak melanggar tersebut, dilakukan selambat-

lambatnya dalam waktu limabelas hari kerja, setelah tanggal sidang

Dewan Kehormatan Daerah di mana Notaris tersebut telah didengar

keterangan dan/atau pembelaannya. Bila dalam putusan sidang Dewan

Kehormatan Daerah dinyatakan terbukti ada pelanggaran terhadap kode

etik, maka sidang sekaligus menentukan sanksi terhadap pelanggarnya.

Dalam hal anggota yang dipanggil tidak datang atau tidak memberi kabar

apapun dalam waktu tujuh hari kerja setelah dipanggii, maka Dewan

111 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

Page 119: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

104

Kehormatan Daerah akan mengulangi panggilannya sebanyak dua kali

dengan jarak waktu tujuh hari kerja, untuk setiap panggilan. Dalam waktu

tujuh hari kerja, setelah panggilan ke tiga ternyata masih juga tidak datang

atau tidak memberi kabar dengan alasan apapun, maka Dewan

Kehormatan Daerah akan tetap bersidang untuk membicarakan

pelanggaran yang diduga dilakukan oleh anggota yang dipanggil itu dan

menentukan putusannya.

Terhadap sanksi pemberhentian sementara (schorsing) atau

pemecatan (onzetting) dari keanggotaan perkumpulan diputuskan, Dewan

Kehormatan Daerah wajib berkonsultasi terlebih dahulu dengan Pengurus

Daerahnya. Putusan sidang Dewan Kehormatan Daerah wajib dikirim oleh

Dewan Kehormatan Daerah kepada anggota yang melanggar dengan surat

tercatat atau dengan ekspedisi dan tembusannya kepada Pengurus Cabang,

Pengurus Daerah, Pengurus Pusat dan Dewan Kehormatan Pusat,

semuanya itu dalam waktu tujuh hari kerja, setelah dijatuhkan putusan

oleh sidang Dewan Kehormatan Daerah.

Apabila pada tingkat kepengurusan daerah belum dibentuk Dewan

Kehormatan Daerah, maka Dewan Kehormatan Wilayah berkewajiban dan

mempunyai wewenang untuk menjalankan kewajiban serta kewenangan

Dewan Kehormatan Daerah dalam rangka penegakan kode etik atau

melimpahkan tugas kewajiban dan kewenangan Dewan Kehormatan

Daerah kepada kewenangan Dewan Kehormatan Daerah terdekat dari

tempat kedudukan atau tempat tinggal anggota yang melanggar kode etik

tersebut. Hal tersebut berlaku pula apabila Dewan Kehormatan Daerah

tidak sanggup menyelesaikan atau memutuskan permasalahan yang

dihadapinya.

Putusan yang berisi penjatuhan sanksi pemecatan sementara

(schorsing) atau pemecatan (onzetting) dari keanggotaan perkumpulan

dapat diajukan/dimohonkan banding kepada Dewan Kehormatam

Wilayah. Permohonan untuk naik banding wajib dilakukan oleh anggota

yang bersangkutan dalam waktu tiga puluh hari kerja, setelah tanggal

Page 120: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

105

penerimaan surat putusan penjatuhan sanksi dari Dewan Kehormatan

Daerah. Permohonan naik banding dikirim dengan surat tercatat atau

dikirim langsung oleh anggota yang bersangkutan kepada Dewan

Kehormatan Wilayah dan tembusannya kepada Dewan Kehormatan Pusat,

Pengurus Wilayah, dan Pengurus Daerah.112

Dewan Kehormatan Daerah dalam waktu tujuh hari setelah

menerima surat tembusan permohonan banding wajib mengirim semua

salinan/foto copy berkas pemeriksaan kepada Dewan Kehormatan Pusat.

Setelah menerima permohonan banding, Dewan Kehormatan

Wilayah wajib memanggil anggota yang naik banding, selambat-

lambatnya dalam waktu tujuh hari kerja, setelah menerima permohonan

tersebut. Anggota yang mengajukan banding dipanggil untuk didengar

keterangannya dan diberi kesempatan untuk membela diri dalam sidang

Dewan Kehormatan Wilayah.

Dewan Kehormatan Wilayah wajib memberi putusan dalam tingkat

banding melalui sidangnya, dalam waktu tiga puluh hari kerja, setelah

anggota yang bersangkutan didengar keterangannya dan diberi kesempatan

untuk membela diri. Apabila anggota yang dipanggil tidak datang dan

tidak memberi kabar dengan alasan yang sah melalui surat tercatat, maka

sidang Dewan Kehormatan Wilayah, tetap akan memberi putusan dalam

waktu yang ditentukan.

Dewan Kehormatan Wilayah wajib mengirimkan putusannya

kepada anggota yang minta banding dengan surat tercatat atau dengan

ekspedisi an tembusannya kepada Dewan Kehormatan Daerah, Pengurus

Wilayah, Pengurus Daerah dan Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia

Pusat, semuanya itu dalam waktu tujuh hari kerja setelah sidang Dewan

Kehormatan Wilayah menjatuhkan keputusannya atas banding tersebut.

Apabila pemeriksaan dan penjatuhan sanksi dalam tingkat pertama telah

dilakukan oleh Dewan Kehormatan Wilayah, berhubung pada tingkat

112 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

Page 121: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

106

kepengurusan daerah yang bersangkutan belum dibentuk Dewan

Kehormatan Daerah, maka keputusan Dewan Kehormatan Wilayah

tersebut merupakan keputusan tingkat banding.

Putusan yang berisi penjatuhan sanksi pemecatan sernentara

(schorsing) atau pemecatan (onzetting) dari keanggotaan perkumpulan

yang dilakukan oleh putusan yang berisi penjatuhan sanksi pemecatan

(schorsing) atau pemecatan (onzetting) dari keanggotaan perkumpulan

yang putusan yang berisi penjatuhan sanksi pemecatan sernentara

(schorsing) atau pemecatan (onzetting) dari keanggotaan perkumpulan

yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Wilayah dapat diajukan/

dimohonkan pemeriksaan pada tingkat terakhir kepada Dewan

Kehormatan Pusat.

Putusan yang ditetapkan oleh Dewan Kehormatan Daerah, Dewan

Kehormatan Wilayah maupun yang ditetapkan oleh Dewan Kehormatan

Pusat dilaksanakan oleh Pengurus Daerah. Pengurus Daerah wajib

mencatat dalam buku anggota perkumpulan yang ada pada Pengurus

Daerah atas setiap keputusan yang telah ditetapkan oleh Dewan

Kehormatan Daerah, Dewan Kehormatan Wilayah dan/atau Dewan

Kehormatan Pusat mengenai kasus kode etik berikut nama anggota yang

bersangkutan. Selanjutnya nama Notaris tersebut, kasus dan keputusan

Dewan Kehormatan Daerah, Dewan Kehormatan Wiayah dari/atau Dewan

Kehormatan Pusat diumumkan dalam media notariat yang terbit setelah

pencatatan dalam buku anggota perkumpulan tersebut.

Penjatuhan sanksi-sanki sebagaimana terurai di atas terhadap

anggota yang melanggar kode etik disesuaikan dengan kuantitas dan

kualitas pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut.

Dewan Kehormatan merupakan alat perlengkapan perkumpulan

yang berwenang melakukan pemeriksaan atas segala pelanggaran terhadap

kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai kaitan dengan

kepentingan masyarakat secara langsung dan menjatuhkan sanksi kepada

pelanggarnya sesuai dengan kewenangannya.

Page 122: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

107

Seorang anggota Ikatan Notaris Indonesia dapat diberhentikan

sementara keanggotaannya oleh Pengurus Pusat atau usul Dewan

Kehormatan Pusat, Dewan Kehormatan Wilayah atau Dewan Kehormatan

Daerah melalui Dewan Kehormatan Pusat, karena melakukan salah satu

atau lebih perbuatan di bawah ini :

a. Melakukan perbuatan yang merupakan pelanggaran berat terhadap

ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, kode etik dan

keputusan yang sah dari perkumpulan;

b. Melakukan perbuatan yang mencemarkan, merugikan atau

merendahkan nama baik perkumpulan;

c. Menyalahgunakan nama perkurnpulan untuk kepentingan pribadi.

Apabila anggota yang diberhentikan sementara berdasarkan

keputusan kongres dinyatakan bersalah, maka anggota yang bersangkutan

dapat dipecat untuk seterusnya dari keanggotaan perkumpulan.

Berdasarkan keputusan kongres, Pengurus Pusat membuat keputusan

pemecatan bagi anggota yang bersangkutan dan keputusan tersebut

dilaporkan oleh Pengurus Pusat kepada menteri yang membidangi jabatan

notaris, Majelis Pengawas Pusat, Majelis Pengawas Wilayah dan Majelis

Pengawas Daerah serta instansi lainnya yang menurut pertimbangan

Pengurus Pusat perlu mendapat laporan.

Namun sanksi pemecatan yang diberikan terhadap notaris yang

melakukan pelanggaran kode etik bukanlah berupa pemecatan dari jabatan

Notaris melainkan pemecatan dari keanggotaan Ikatan Notaris Indonesia

sehingga walaupun notaris yang bersangkutan telah terbukti melakukan

pelanggaran kode etik, notaris tersebut masih dapat membuat akta dan

menjalankan kewenangan lainnya sebagai notaris, dengan demikian sanksi

berupa pemecatan dari keanggotaan perkumpulan tentunya tidak

berdampak pada jabatan seorang notaris yang telah melakukan

pelanggaran kode etik, misalnya seorang notaris diduga melakukan

pelanggaran kode etik berupa perbuatan yang merupakan pelanggaran

berat terhadap ketentuan anggaran dasar, kode etik dan keputusan yang

Page 123: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

108

sah dari perkumpulan, yaitu menandatangani akta yang proses pembuatan

minutanya telah dipersiapkan oleh pihak lain, kemudian notaris tersebut

dijatuhi sanksi pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan

Ikatan Notaris Indonesia, notaris tersebut masih tetap dapat membuat akta

dan menjalankan jabatannya sebagai notaris, karena sanksi tersebut

bukanlah berarti secara serta merta notaris tersebut diberhentikan dari

jabatannya, karena hanya menteri yang berwenang untuk memecat notaris

dari jabatannya dengan mendengarkan laporan dari Majelis Pengawas.

Contoh lainnya adalah seorang Notaris yang dijatuhi sanksi pemecatan

dari perkumpulan notaris karena melakukan pelanggaran kode etik dengan

mempekerjakan dengan sengaja orang yang masih berstatus karyawan

notaris lain, ia masih saja dapat menjalankan jabatannya, sehingga sanksi

tersebut terkesan kurang mempunyai daya mengikat bagi notaris yang

melakukan pelanggaran kode etik serta kurang memberikan Efek Jera

(Deterrence Effect) kepada setiap pelaku pelanggaran.

Selain pemberian sanksi kepada notaris yang melakukan

pelanggaran kode etik, INI Kabupaten Wonogiri juga melakukan

berberapa upaya sebagai bentuk pencegahan agar notaris yang menjadi

anggotanya bekerja sesuai dengan kode etik yang berlaku.

Penegakan hukum bisa dilakukan secara preventif maupun secara

represif. Secara preventif dapat dilakukan dengan regulasi guna menjamin

kepastian hukum dan pengawasan, sedangkan secara represif yakni dengan

memberikan hukuman/sanksi.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa upaya pencegahan

pelanggaran kode etik notaris di Kabupaten Wonogiri dapat dilakukan

dengan beberapa langkah, yaitu Pembinaan oleh Institusi Terkait

a. Pembinaan oleh Institusi Terkait

Sistem hukum terdapat tiga komponen penting yang saling

mempengaruhi, yaitu: struktur hukum (legal structure), substansi

Page 124: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

109

hukum (legal substance), dan budaya hukum (legal culture).113

Struktur menyangkut aparat penegak hukum, kemudian substansi

meliputi perangkat perundang-undangan, dan budaya hukum

merupakan hukum yang hidup yang dianut dalam suatu masyarakat.

Struktur dari sistem hukum terdiri dari lembaga hukum yang ada

dimaksudkan untuk menjalankan perangkat hukum yang ada,

sedangkan substansi hukum adalah aturan, norma dan pola perilaku

nyata manusia yang berada dalam sistem itu, menyangkut peraturan

perundang-undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang

mengikat dan menjadi pedoman bagi aparat penegak hukum sehingga

menghasilkan suatu produk, mencakup keputusan yang mereka

keluarkan, aturan baru yang mereka susun. Budaya hukum

sering tercermin dalam kesadaran hukum itu sebagai suatu keseluruhan

yang mencakup pengetahuan tentang hukum, berlakunya fungsi

hukum, dan kepatuhan kepada hukum.

Untuk mendukung teori Friedmann tersebut, perlu dilakukan

penegakan hukum yang konsisten. Merujuk pada pendapat Soerjono

Soekanto114 bahwa faktor-faktor penegakan hukum terdiri atas: faktor

hukumnya sendiri, faktor penegak hukumnya, faktor sarana dan

fasilitas penegakan hukum, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan;

kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan erat, oleh karenanya

merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolok

ukur efektivitas penegakan hukum.

Ikatan Notaris Indonesia (INI) Kabupaten Wonogiri

menjelaskan penegakan hukum yang bersifat preventif melalui upaya

pencegahan pelanggaran hukum oleh Notaris yang telah dilakukan dan

akan terus dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap Notaris, yaitu dengan cara: pemeriksaan protokol

113Lawrence M. Friedman, 1969, The Legal System: A Social Science Perspective, Russel Soge Foundation,

New York, hlm.16114

Soerjono Soekanto, 2011, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo, Jakarta,hlm. 8-9.

Page 125: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

110

Notaris tahunan/berkala; dan sosialisasi UU Jabatan Notaris No. 2

Tahun 2014 dan aturan pelaksanaannya.115

Selama ini telah dilakukan pembinaan oleh instansi terkait

Kementrian Hukum dan HAM, Pengurus INI, Dewan Kehormatan dan

Majelis Pengawas melalui kegiatan rutin, kegiatan ilmiah, pengayaan

materi keilmuan yang relevan dengan bidang kerja Notaris dan

sosialisasi peraturan perundangan.

b. Koordinasi dan Kerjasama antara Notaris dan Ikatan Notaris

Indonesaia (INI)

Perlu dibenahi kerjasama yang telah dilakukan selama ini agar

koordinasi dan kerjasama yang baik makin ditingkatkan berdasarkan

silahturahim yang saling membutuhkan antara Notaris dan INI sebagai

pemersatu. Antara Notaris, Pengurus INI, Kementrian Hukum dan

HAM, Dewan Kehormatan dan Majelis Pengawas melalui kegiatan

ilmiah dan silahturahmi harus bisa memupuk rasa solidaritas profesi

yang lebih baik, menjunjung perilaku yang sesuai dengan Kode Etik

dan bekerja sama secara mutualisme dalam pengayaan materi

keilmuan yang relevan dengan bidang kerja Notaris.116

Koordinasi dan kerjasama tidak hanya sebatas urusan

menyelesaikan pembuatan akta, lebih dari itu berkaitan dengan

pengawasan terhadap Notaris mengingat permasalahannya berintikan

SDM dan pengawasan, maka perlu dipersiapkan alur sejak

rekruitmen Notaris (dari pendidikan dan ujian kompetensi, maupun

izin praktek) hingga menjadi Notaris dan berpraktek sehari-hari dengan

regulasi (bisa dengan peraturan organik di bawah UUJN) yang tepat

dan tegas. Maksudnya UUJN, Kode Etik dan pengawasannya

harus berjalan sinergi dan saling mendukung dengan INI. Dalam

rangka peningkatan mutu Sumber Daya Manusia, Notaris seharusnya

115 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

116 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

Page 126: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

111

lebih berusaha untuk terus belajar, agar senantiasa dapat mengikuti

perkembangan global, dimulai pada saat seleksi pendidikan,

rekruitmen dan saat berpraktek menjadi Notaris. Ini dilakukan

dengan pelbagai cara ilmiah yang relevan dalam pembentukan profesi

yang menjunjung tinggi profesionalitasnya sesuai Kode Etik Notaris,

misalnya peningkatan mutu dan kinerja, pendidikan dan seleksi yang

lebih baik dengan syarat izin praktek dan magang yang lebih rigid.

c. Pengawasan yang Kontinu

Upaya menjaga agar Notaris menegakkan tugas jabatan mulia

tersebut, maka dilakukan pengawasan. Pengawasan seharusnya lebih

difokuskan dengan tujuan upaya preventif pelanggaran dan sebagai

rambu efektivitas penegakan hukum yang lebih menjamin kepastian

hukum. Pengawasan bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran

yang merugikan masyarakat. Seharusnya menurut penulis tujuan

pengawasan bukan hanya untuk pencegahan akan timbulnya

pelanggaran, akan tetapi juga untuk mendukung penerapan UUJN

menuju kepastian hukum, secara moral juga mendukung efektifitas

Kode Etik, dan secara represif juga untuk memberi rambu-rambu akan

adanya hukuman/sanksi, bahwa perilaku, etik, dan pelaksanaan jabatan

Notaris selalu dinilai dan diawasi oleh masyarakat melalui Majelis

Pengawas dan Dewan Kehormatan.117

Merujuk Pasal 67-76 UUJN, Pengawasan atas Notaris

dilakukan oleh Menteri melalui Majelis Pengawas, baik tingkat MPD,

MPW maupun MPP. Pengawasan tersebut meliputi perilaku Notaris

dan pelaksanaan jabatan Notaris. Demikian jika merujuk Kode Etik

Notaris utamanya tentang Tata Cara Penegakan Kode Etik, maka

dalam Pasal 7 tentang Pengawasan, pengawasan atas pelaksanaan

Kode Etik dilakukan oleh Pengurus INI dan Dewan Kehormatan.

Dewan Kehormatan (Pasal 8 Kode Etik) merupakan alat perlengkapan

117 Hasil Wawancara dengan Budi Hartoyo, SH, Notaris/PPAT Wonogiri MajelisPengawas Daerah Notaris Kabupaten Wonogiri, tanggal 24 Maret 2016

Page 127: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

112

perkumpulan yang berwenang melakukan pemeriksaan atas

pelanggaran Kode Etik dan menjatuhkan sanksi kepada pelanggarnya

sesuai dengan kewenangan masing-masing.118

d. Perlunya Lembaga Pengawas yang Lebih Independen dan Profesional

Guna mendukung kinerja Notaris agar lebih profesional dalam

menjaga harkat martabatnya melaksanakan tugas jabatannya, tentu

diperlukan peran lembaga yang lebih mandiri dan tidak berpihak, yang

untuk menilai dan memeriksa serta mengawasi pelaksanaan tugas

jabatan Notaris, mengingat pengawasan yang dilakukan terhadap

Notaris, terkait UUJN dan Kode Etik, dilakukan oleh Majelis

Pengawas (yang di dalamnya terdapat tiga Notaris sewilayah

kerja/sejawat) dan Dewan Kehormatan serta Pengurus INI Kabupaten

Wonogiri. Lembaga independen ini haruslah profesional yang

menguasai kenotariatan dengan baik, atau pun profesi yang telah

menyelesaikan studi notariat, senior dalam bidang ilmu notariat, akan

tetapi tidak berpraktek sebagai Notaris.

Adanya berbagai upaya preventif tersebut diharapkan dapat

meminimalisir adanya notaris yang melakukan pelanggaran kode etik

dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

Maraknya pelanggaran Kode Etik Notaris yang selama ini

dilakukan oleh Notaris di wilayah Wonogiri, menunjukkan lemahnya

penegakan hukum yang diberlakukan. Menurut analisis penulis,

berdasarkan hasil penelitian, mengenai berbagai bentuk pelanggaran Kode

Etik Notaris dan penerapan sanksi yang diberlakukan INI Kabupaten

Wonogiri apabila dikaitkan dengan teori Lawrence M. Friedman,

menunjukkan bahwa secara institusi, keberadaan INI kurang dapat

memberikan taringnya dalam penegakan hukum terkait adanya

pelanggaran kode etik yang dilakukan anggotanya. Secara preventif INI

Kabupaten Wonogiri berupaya mencegah terjadinya pelanggaran kode etik

118 Hasil Wawancara dengan Firdaus, SH. MKN, Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI),Kabupaten Wonogiri, tanggal 28 Maret 2016

Page 128: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

113

Notaris yang telah dilakukan dan akan terus dilakukan adalah dengan

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Notaris, yaitu dengan

melakukan pemeriksaan protokol Notaris secara berkala dan

melaksanakan sosialisasi UU Jabatan Notaris No. 2 Tahun 2014 dan

aturan pelaksanaannya.

Perlu dibenahi kerjasama yang telah dilakukan selama ini agar

koordinasi dan kerjasama yang baik makin ditingkatkan berdasarkan

silahturahim yang saling membutuhkan antara Notaris dan INI sebagai

pemersatu. Antara Notaris, Pengurus INI, Kementrian Hukum dan HAM,

Dewan Kehormatan dan Majelis Pengawas melalui kegiatan ilmiah dan

silahturahmi harus bisa memupuk rasa solidaritas profesi yang lebih baik,

menjunjung perilaku yang sesuai dengan Kode Etik dan bekerja sama

secara mutualisme dalam pengayaan materi keilmuan yang relevan dengan

bidang kerja Notaris.

INI melakukan pengawasan sebagai upaya menjaga agar Notaris

tidak melakukan pelanggaran kode etik. Pengawasan oleh INI telah

dilaksanakan dengan lebih difokuskan dengan tujuan mencegah

pelanggaran dan sebagai rambu efektivitas penegakan hukum yang lebih

menjamin kepastian hukum. Namun demikian tujuan pengawasan ini

sebenarnya bukan hanya untuk pencegahan akan timbulnya pelanggaran,

akan tetapi juga untuk mendukung penerapan UUJN menuju kepastian

hukum, secara moral juga mendukung efektifitas Kode Etik, dan secara

represif juga untuk memberi rambu-rambu akan adanya hukuman/sanksi,

bahwa perilaku, etik, dan pelaksanaan jabatan Notaris selalu dinilai dan

diawasi oleh masyarakat melalui Majelis Pengawas dan Dewan

Kehormatan.

Page 129: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

114

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari hasil penelitian dan

pembahasan di atas dari Notaris-notaris di Wonogiri adalah sebagai berikut:

1. Bentuk pelanggaran kode etik notaris yaitu adanya notaris yang dalam

pembuatan akta yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Jabatan

Notaris, seperti tidak membacakan akta , tidak tanda tangan di hadapan

Notaris, berada di luar wilayah kerja yang telah ditentukan, papan nama

Notaris tidak sesuai dengan ketentuan. Pelanggaran kode etik yang

lainnya yaitu akta yang telah terlebih dahulu dipersiapkan oleh notaris lain

sehingga notaris yang bersangkutan tinggal menandatangani. Pelanggaran

kode etik notaris lainnya adalah penandatanganan akta yang tidak

dilakukan di hadapan notaris, pembuatan akta di luar wilayah jabatan,

ditemukannya notaris yang membuat papan nama melebihi ukuran yang

telah ditentukan, adanya persaingan tarif yang tidak sehat, dimana terdapat

notaris yang memasang tarif yang sangat rendah untuk mendapatkan klien.

2. Pelaksanaan sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Kehormatan Daerah

Ikatan Notaris Indonesia (INI) Wonogiri sebagai organisasi profesi

terhadap Notaris yang melanggar kode etik di Wonogiri sampai saat ini

adalah memberikan teguran lisan. Adanya sanksi mulai dari sanksi teguran

lisan sampai pada sanksi pemecatan tidak hormat dari perkumpulan

tersebut diharapkan dapat memberikan efek jera (Deterrence effect)

kepada Notaris yang melakukan pelanggaran. Namun pada prinsipnya

Ikatan Notaris Indonesia (INI) menyerahkan sepenuhnya adanya notaris

yang melanggar kode etik pada hasil putusan Dewan Kehormatan Notaris

dan Majelis Pengawas Daerah Notaris. Sanksi pemecatan yang diberikan

terhadap notaris yang melakukan pelanggaran kode etik bukanlah berupa

pemecatan dari jabatan notaris melainkan pemecatan dari keanggotaan

Page 130: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

115

Ikatan Notaris Indonesia sehingga walaupun notaris yang bersangkutan

telah terbukti melakukan pelanggaran kode etik, notaris tersebut masih

dapat membuat akta dan menjalankan kewenangan lainnya sebagai notaris,

sehingga sanksi tersebut terkesan kurang mempunyai daya mengikat bagi

notaris yang melakukan pelanggaran kode etik.

Upaya Ikatan Notaris Indonesia (INI) Wonogiri dalam

meminimalisir adanya notaris yang melakukan pelanggaran kode etik

adalah dengan melakukan pembinaan oleh instansi terkait Kementrian

Hukum dan Hak Azasi Manusia, Pengurus Ikatan Notaris Indonesia (INI),

Dewan Kehormatan Notaris dan Majelis Pengawas Notaris; dan sosialisasi

peraturan perundangan; koordinasi dan kerjasama yang baik dalam

peningkatan mutu dan kinerja antara Notaris dan Ikatan Notaris Indonesia

(INI) sebagai pemersatu; dan pengawasan yang kontinu baik dari

rekruitmen hingga Notaris berpraktik (secara periodik terhadap protokol

maupun produk Notaris); sekaligus pengawasan dengan tujuan upaya

preventif dan sebagai rambu efektivitas penegakan hukum yang lebih

menjamin kepastian hukum; dan diperlukan lembaga independen yang

lebih mandiri untuk menilai dan memeriksa serta mengawasi pelaksanaan

tugas jabatan Notaris. Walalupun dalam prakteknya banyak kendala akan

tetapi INI (Ikatan Notaris Indonesia) Wonogiri didalam pertemuan

anggotanya setiap bulan selalu menyisipkan upaya-upaya untuk

mengingatkan kembali akan arti pentingnya Kode Etik Notaris.

B. Saran

Saran penulis agar notaris- notaris bekerja sesuai dengan kode etik

Notaris yaitu :

1. Notaris dalam pelaksanaan profesinya harus berpegang teguh kepada

peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang –undang

Jabatan Notaris dan mentaati Kode Etik Notaris yang telah disepakati

Page 131: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

116

bersama, hal ini sangat penting untuk menghindari pelanggaran kode

etik.

2. Perlunya ketegasan dan pengawasan dari Dewan Kehormatan Daerah

Notaris dalam pemberian sanksi yang dijatuhkan, agar benar-benar

mengikat dan dipatuhi oleh Notaris yang melanggar dan menimbulkan

efek jera (deterrence effect) bagi pelaku pelanggaran.

3. Menindaklanjuti setiap kasus yang muncul dengan meneruskan kasus-

kasus pelanggaran kode etik kepada Majelis Pengawas Notaris untuk

dapat ditindak lanjuti apabila hal tersebut melanggar Undang-Undang

Jabatan Notaris maupun Kode etik Notaris, mengingat sanksi yang

dijatuhkan oleh Majelis Pengawas Notaris adalah bersifat memaksa,

mengikat dan dapat mempengaruhi jabatan notaris.

4. Perlu adanya upaya pemberdayaan maksimal mengenai fungsi Dewan

Kehormatan Daerah Notaris Wonogiri karena selama ini belum

bekerja secara maksimal sesuai fungsinya.

5. Menghilangkan budaya ewuh pekewuh untuk mengingatkan teman

sejawat, apabila ada teman notaris yang terindikasi melakukan

pelanggaran.

Page 132: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

DAFTAR PUSTAKA

A. A. Andi Prajitno, 2010. Pengetahuan Praktis Tentang Apa dan Siapa Notarisdi Indonesia, Putra Media Nusantara, Surabaya

A.M. Hol dan M.A. Loth dalam “Iudex mediator; naar een herwarderingvan de juridische professie”, Nederlands Tijdschrijft voorRechtsfilosofie & Rechtstheorie 2001/1, hal. 9-57. Alih bahasa ImamNasima, Mahasiswa pascasarjana hukum perusahaan Universitas Utrecht,aktif di dalam Indonesian Law Society Utrecht.

Abdul Ghofur Anshori, 2009, Filfasat Hukum, Gadjah Mada University Press,.Yogyakarta

Abdulkadir Muhammad, 1992, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung

Abdulkadir Muhammad, 2007. Etika Profesi Hukum,PT Citra Aditya Bakti,Bandung

Ahmad Ali, 1996. Menguak Tabir Hukum, Candra Pratama, Jakarta

Arie Siswanto, 2002. Hukum Persaingan Usaha, Ghalia Indonesia, Jakarta

B. Duinkerken, 1988. Notariaat in Overgangstijd 1796-1642, Kluwer-Deventer

Burhan Ashofa, 2004. Metode Penelitian Hukum, PT Rineka Cipta, Jakarta

Chamblis William J Seidman, 1971. Law Order and Power Reading, Mass,Affison-Wesley

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar BahasaIndonesia, Edisi ke-4, Gramedia Pustaka Utama

Didi Santoso, 2009, Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Akta YangMemuat Dua Perbuatan Hukum (Analisis Putusan Mahkamah AgungNomor 1440.K/PDT/1996), Program Studi Magister Kenotariatan PascaSarjana Universitas Diponegoro, Semarang

Djati Juliarsa dan John Suprianto, 1988. Manajemen Umum, BPPT, Yogyakarta

Djuhad Mahja, 2005. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang JabatanNotaris, Jakarta, Durat Bahagia

Endang Purwaningsih, 2014. Bentuk Pelanggaran Hukum Notaris Di WilayahProvinsi Banten Dan Penegakan Hukumnya, Jurnal. Bagian HukumBisnis, Fakultas Hukum Universitas YARSI, Jakarta

Esmi Warrasih, 2005.Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, PT.SuryandaruUtama Semarang

GHS. Lumban Tobing, 1983. Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta

Page 133: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

1

Grace Giovani, Notaris: kedudukan, fungsi dan peranannya,http://notarisgracegiovani. com, diakses tanggal 21 Maret 2016, pukul14.24 WIB.

Habib Adjie, 2011, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris sebagaiPejabat Publik, Refika Aditama, Bandung

Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani, 2013. Prinsip-Prinsip Dasar ProfesiNotaris, Dunia Cerdas, Jakarta

HB Sutopo, 2002. Metode Penelitian Kualitatif, UNS Press, Surakarta

Ignatius Ridwan Widyadharma, 1994, Hukum Profesi tentang Profesi Hukum,Ananta, Semarang

Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, 2009, Ke Notaris, Raih Asa, Sukses,Jakarta

Jenifer M. George, Gareth R. Jones, 2006. Contemporary Management

Johny Ibrahim, 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum,Banyu MediaPublishing Jawa Timur

Kohar A. 1983.”Notaris, Dalam Praktek Hukum”. Alumni. Bandung

Lexy Maleong, 2006. Metode Penelitian Kwalitatif,Edisi Revisi,PT.RemajaRosdakarya Bandung

LilianaTedjosaputra, 1995 Etika Profesi Notaris Dalam Penegakan HukumPidana, Bigraf Publishing, Yogyakarta, hal 53.

Liliana Tedjosaputra, 2003. Etika Profesi dan Profesi Hukum, Aneka Ilmu,Semarang

Lawrence M. Friedman, 1969, The Legal System: A Social Science Perspective,Russel Soge Foundation, New York

Lubis Suhrawadi, 1993 Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika Jakarta

Matome M. Ratiba, 2013, Convecaying Law For Paralegals And Law Students,bookboon, USA

Moekijat, 1989. Tanya Jawab Asas-asas Manajemen, CV Mandar Maju, Bandung

Moeljatno, 2008. Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta

Nico Winanto, 2003. TanggungJawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Centre forDocumentation and Studies of Busines Law (CDSBL), Yogyakarta

O.P. Simorangkir, 1998. Etika Jabatan, Aksara Persada Indonesia

Pengurus Ikatan Notaris Indonesia, 2009. 100 Tahun Ikatan Notaris IndonesiaJati Diri Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang dan di Masa Mendatang,Cetakan kedua, Ikrar Mandiriabadi, Jakarta

Page 134: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

2

Purwahid Patrik, Perkembangan Tanggung Gugat Resiko dalam MelawanHukum, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap pada Fakultas HukumUniversitas Diponegoro, Semarang

Ridwan H.R., 2002, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Press, Jakarta

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio,1999. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,Edisi Revisi, Burgerlijk Wetboek, Diterjemahkan. PT. Pradnya Paramita,Jakarta

R. Subekti, 2008, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta

R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia,. PT. Raja Grafindo,Jakarta

Satjipto Rahardjo, 1983. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis,CV. Sinar Baru, Bandung

Setiono, 2002. Pemahaman Terhadap MetodePenelitian Hukum, (Diktat)Surakarta, Program Studi Ilmu Hukum pasca Sarjana UNS

Simon dalam Muladi dan Dwidja Priyatno, 2010. Pertanggungjawaban PidanaKorporasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Sjaifurrachman dan Habib Adjie, 2011. Aspek Pertanggungjawaban NotarisDalam Perbuatan Akta, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung

Soerjono Soekanto, 1983. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,CV. Rajawali, Jakarta

Soerjono Sukanto dan Sri Mamudji, 1985. Penelitian Hukum Normatif,CVRajawali Jakarta

Solichin Abdul Wahab, 1991. Teori Implementasi, Jakarta, Raja Grafindo

Sondang P. Siagian, 1995. Filsafat Administrasi, PT. Gramedia, Jakarta

Sulhan, Syamsul Bachri, Wiwie Heryani. 2013. Pelaksanaan Kode Etik DalamMenjalankan Jabatan Notaris, Jurnal. Program Kenotariatan, FakultasHukum, Universitas Hasanuddin, Makassar

Sutrisno Hadi, 1989. Metodologi Penelitian Hukum,Uns Press Surakarta

Suhrawadi K. Lubis, 1994, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta

Tan Thong Kie, 2007, Studi Notariat Serba Serbi Praktek Notaris, Ikhtiar Baru,Jakarta

Van Voeve, 1998, Engelbrecht De Wetboeken wetten en Veroordeningen,Benevens de Grondwet van de Republiek Indonesie, Ichtiar Baru, Jakarta

Viktor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 1993. Grosse Akta dalamPembuktian dan Eksekusi, Jakarta: Rineka Cipta

Page 135: PERANAN IKATAN NOTARIS INDONESIA (INI) …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S351208047_bab2.pdf · TESIS Untuk Memenuhi ... Bapak Prof.Dr.Adi Sulistiyono,S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing

3

Wahyudi Sulistia Nugroho, ”Pembatalan Akta Notaris oleh Hakim”, ADIL JurnalHukum, Vol. 1, No. 3, Desember 2010

Winarno Surakhmad, 1990. Pengamtar Penelitian Ilmiah, Transito Yogyakarta,hal 131,

www.http:///majalah.depkumham.go.id

www.hukumonline.com. Etika Profesi Hukum di Era Perubahan, ImamNasima, Mahasiswa pascasarjana hukum perusahaan UniversitasUtrecht, aktif di dalam Indonesian Law Society Utrecht.

www.hukumonline.com. Etika Profesi Hukum di Era Perubahan, ImamNasima, Mahasiswa pascasarjana hukum perusahaan UniversitasUtrecht, aktif di dalam Indonesian Law Society Utrecht.