PERAN MGMP DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PAI SMA DI KABUPATEN TEGAL S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh: SITI AROFAH NIM: 3103229 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
71
Embed
PERAN MGMP DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · PROFESIONALISME GURU PAI SMA DI KABUPATEN TEGAL. Skripsi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERAN MGMP DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PAI SMA
DI KABUPATEN TEGAL
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
SITI AROFAH NIM: 3103229
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2008
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus, pada tanggal :
17 Januari 2008
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Tahun Akademik 2007 / 2008.
Semarang, 17 Januari 2008 Ketua Sidang Sekretaris Sidang Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. Dra. Siti Mariam, M.Pd. NIP. 150 267 028 NIP. 150 257 372 Penguji Penguji Drs. H. Raharjo, M.Ed. St. Drs. Mursid, M.Ag. NIP. 150 246 873 NIP. 150 318 583
Pembimbing
Drs. Ridwan, M.Ag. NIP. 150 282 132
iii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.
Hal : Naskah Skripsi
a.n sdr. Siti Arofah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
saya kirimkan naskah skripsi saudara/i :
Nama : Siti Arofah
NIM : 3103229
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : Peran MGMP dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru
PAI SMA di Kabupaten Tegal
Dengan ini mohon agar skripsi saudara/i tersebut dapat dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 9 Januari 2008
Pembimbing I
Drs. Ridwan, M.Ag. NIP. 150282132
iv
ABSTRAK Siti Arofah (3103229). PERAN MGMP DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PAI SMA DI KABUPATEN TEGAL. Skripsi. Semarang Fakultas Tarbiyah, Jurusan PAI IAIN Walisongo, 2008.
Penelitian ini bertujuan 1.)untuk mengetahui bagaimana profesionalisme guru di MGMP PAI SMA kabupaten tegal, 2.)untuk mengetahui bagaimana peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI SMA di kabupaten tegal.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, merupakan penelitian yang menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari organisasi dan perilaku yang diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara holistic (menyeluruh). data penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan deskriptif analysis, yaitu analisis data yang ditunjukkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif, dengan menggunakan cara berfikir induktif. Berfikir induktif adalah cara menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang bersifat empiris kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme guru PAI SMA di kabupaten Tegal dapat dikatakan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa hal seperti: pertama, adanya komitmen dari para guru pada pekerjaannya dengan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri sebagai guru Pendidikan Agama Islam. Kedua, menguasai secara mendalam bahan atau materi yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa. Ketiga, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas. Keempat, belajar dari pengalaman dirinya maupun orang lain.
Kemudian dari penelitian ini juga diketahui peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI SMA di Kabupaten Tegal antara lain: a. Dalam peningkatan efektifitas pembelajaran yaitu membahas dan memilih metode PAI yang efektif dan efisien, pembahasan tentang pendalaman dan pengembangan materi pai, menentukan dan menetapkan cara-cara evaluasi PAI, mewajibkan setiap anggota MGMP untuk membuat dan menyerahkan perangkat pembelajaran (Protan, Promes, RPP dan KKM). B. Dalam peningkatan kreatifitas dan skill(keahlian) guru PAI yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan penggunaan metode dan perangkat pembelajaran, menyusun bahan ajar untuk siswa dalam bentuk LKS, menyusun kisi-kisi soal ujian dan semester, membahas dan mengkaji buku PAI. C. Dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan Pendidikan Agama Islam yaitu mengadakan in house training (IHT), mengadakan study banding di sekolah atau lembaga pendidikan yang lebih maju, mengadakan bedah buku dan seminar, mengidentifikasi masalah dan cara memecahkan masalah, menentukan cara pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan PAI di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diharapkan organisasi MGMP PAI tingkat SMA di Kabupaten Tegal mendapat dukungan dan bantuan dari semua elemen masyarakat sehingga peran MGMP PAI ini dapat berjalan baik dan lancar.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat
dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 9 Januari 2008
Deklarator
Siti Arofah NIM: 3103229
vi
MOTTO
اذا وسد األمر اىل غري اهله : قال رسول اهللا صلعم : عن أىب هريرة رضى اهللا عنه قال)رواه البحارى. (فانتظر الساعة
Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda: Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. (HR. Bukhari)1
1.Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Mughirah, Bardizbah Al Bukhari Al Ja’fi, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar-Al kutb Al Ilmiyah,1992), Juz I, hlm 26
vii
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan skripsi ini teruntuk:
Ayahanda Daklan (Alm) dan Ibunda Umroh
Teruntuk tunanganku tercinta “ Mas Aris”
Buat keluarga besar “asy-syifa” dan sahabat-sahabatku seperti: Mba Izza,
Mbak Umdah, Eni, Elok, Muji dan Hani.
viii
KATA PENGANTAR
الرحيم الرمحن اهللا بسم
Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, bahwa
atas segala taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “PERAN MGMP DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU PAI SMA DI KABUPATEN TEGAL” disusun
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu(S1)
fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
saran-saran dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar M.Ed. Dekan fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang
telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Bapak Ridwan M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk
mengoreksi dan mengarahkan penulis disela-sela kesibukan mengajar
3. Bapak Hadi Subchan, S.Ag segenap pengurus serta anggota MGMP PAI SMA
kabupaten Tegal yang telah membantu penulis dalam penelitian ini
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan dan karyawati di lingkungan
fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang yang telah membekali berbagai
ilmu pengetahuan dan pemahaman sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini
5. Ayahanda Daklan (Alm) dan Ibunda Umroh yang selalu ananda cintai, iringan
do’a dan restumu membuat semangat dalam melangkah untuk menggapai cita-
cita
6. Keluarga besar “kos ASY-SYIFA” yang telah menemani dan memberikan
motivasi kepada penulis
ix
Dan kepada semua pihak yang tak mampu penulis sebutkan satu persatu
karena terbatasnya ruang. Penulis berharap dan berdo’a semoga budi baik mereka
menjadi amal saleh dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya,
namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya penulis
dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Semarang, 9 Januari 2008
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. iv
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Penegasan Istilah ..................................................................... 3
C. Perumusan Masalah ................................................................ 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5
E. Telaah Pustaka ........................................................................ 6
F. Metodologi Penelitian ............................................................. 7
BAB II : PROFESIONALISE GURU DAN MGMP PAI SMA
A. Profesionalisme guru .............................................................. 11
1. Pengertian profesionalisme guru ..................................... 11
hlm.5. 2 Sulistiyo, Seminar Sertifikasi Guru Antara Profesionalisme dan Komersialisme,
(Semarang: Seminar Regional Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo, 2007).
2
Tuntutan tentang pentingnya profesionalisme juga diterangkan oleh
Rasulullah dalam haditsnya yang berbunyi:
اذا وسد األمر اىل غري : قال رسول اهللا صلعم : عن أىب هريرة رضى اهللا عنه قال )رواه البحارى. (اهله فانتظر الساعة
Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda: Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. (HR. Bukhari)3.
Profesional harus dipandang sebagai sumber proses yang terus
menerus. Dalam proses ini, Pendidikan pra jabatan (Pre-Service Education)
pendidikan dalam jabatan termasuk penataran (In Service Training),
pembinaan dari organisasi Profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat
terhadap profesi keguruan, Penegakan kode etik profesi, sertifikasi,
peningkatan kualitas calon guru, besar kecilnya gaji / imbalan, dan lain-lain
secara bersama-sama menentukan profesionalisme guru.4
Sistem pembinaan profesional dilakukan melalui gugus-gugus, PKG
(Pemantapan Kerja Guru), KKG (Kelompok Kerja Guru), MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan sejenisnya sistem ini telah
dikembangkan mulai tingkat SD hingga SMA. Ini merupakan langkah inovatif
dalam membina profesionalisme guru dan sebagai upaya untuk
mengkompensasi kekurangan pada dua cara diatas (pendidikan dalam jabatan
dan pelatihan dalam jabatan). Studi yang pernah dilakukan mengungkapkan
bahwa pelatihan dalam pra jabatan mampu meningkatkan kemampuan para
guru. Tetapi itu saja tidak cukup. Karena perlu ada sarana yang
memungkinkan terjadinya kolaborasi antara para guru untuk berbagai
pengalaman.5 Dalam hal ini Arief Rahman mengatakan bahwa
3 Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Mughirah, Bardizbah Al
Bukhari Al Ja’fi, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar-Al kutb Al Ilmiyah,1992), Juz I, hlm. 26. 4 Dedi Supriyadi, Mengangkat Citra Dan Martabat Guru, (Yogyakarta : Adi Cipta Karya
Nusa, 1999), Cet.II, hlm. 180. 5 Ibid, hlm.191.
3
memperdayakan MGMP adalah sebuah keniscayaan sebagai suatu wadah
profesionalisme guru akan menjadi satu barometer keberhasilan pendidikan
menengah dan dunia pendidikan umumnya.6
Pada pokoknya profesionalisme guru berdampak pada kualitas
pendidikan, dan banyak cara atau alternatifnya untuk meningkatkan
profesionalisme guru, yaitu salah satunya melalui sistem pembinaan
profesionalisme seperti KKG (kelompok kerja guru), atau yang sekarang
dikenal dengan istilah MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).
Maka berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
penulis ingin meneliti tentang peran MGMP dalam meningkatkan
profesionalisme guru PAI dengan obyek penelitian di MGMP PAI tingkat
SMA di kabupaten Tegal dalam rangka mengetahui peranan MGMP PAI
SMA di kabupaten Tegal apakah sudah cukup efektif dan efisien bagi upaya
peningkatan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam.
B. Penegasan Istilah
Untuk lebih memudahkan dalam memahami dan menghindari
kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul skripsi ini, maka penulis
merasa perlu mengemukakan makna dan maksud kata-kata dalam judul
tersebut agar dapat dipahami secara kongkrit dan lebih operasional. Penjelasan
istilah tersebut sebagai berikut :
1. Peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme.
Peran dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah : tindakan yang
dimainkan seseorang.7 Tapi yang dimaksud peran disini adalah : suatu
tindakan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk mencapai tujuan
MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) adalah suatu forum atau
wadah profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah
kabupaten / kota / kecamatan / sanggar / gugus sekolah.8
Meningkatkan berarti proses, cara, (usaha, kegiatan, dan
sebagainya).9
Profesionalisme adalah : mutu, kualitas dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.10
2. Guru pendidikan agama Islam.
Guru pendidikan agama Islam adalah tenaga pendidik yang dengan
sadar dan terencana menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dari /atau latihan.11
Dalam penelitian ini, penulis memberi batasan bahwa guru agama
Islam yang dimaksud adalah guru mata pelajaran / bidang studi Pendidikan
Agama Islam yang ada di sekolah menengah atas yang tergabung dalam
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam
kabupaten Tegal.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Menurut Undang-undang No.20 tentang Sisdiknas Tahun 2003
pasal 18 ayat 1 dan 2 berbunyi:
1) Pendidikan menengah atas merupakan lanjutan pendidikan dasar
2) Pendidikan menengah atas terdiri atas pendidikan menengah umum
dan pendidikan menengah kejuruan12
Jadi sekolah menengah atas adalah salah satu bentuk lembaga
pendidikan menengah atas yang menjadi alternatif setelah peserta didik
menyelesaikan pendidikan dasarnya.
8 Arief Achmad, loc.cit. 9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op,cit., hlm. 99. 10 Ibid, hlm. 807. 11 Departemen Agama RI, Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum,
(Jakarta: Depag, 2004), hlm. 2. 12 Benny Susetyo, Politik Pendidikan Penguasa, (Yogyakarta : LKiS, 2005), hlm. 180.
5
Jadi maksud penulis dengan penelitian ini adalah suatu kegiatan untuk
melakukan kajian ilmiah atau penelitian untuk mendapatkan informasi tentang
peranan dan upaya MGMP dalam peningkatan profesionalisme guru
Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah atas kabupaten Tegal.
C. Perumusan Masalah
Berangkat dari kerangka berfikir dan latar belakang diatas, maka di
rumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana profesionalisme guru PAI di MGMP PAI SMA kabupaten
Tegal?
2. Bagaimana peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme guru
Pendidikan Agama Islam SMA di kabupaten Tegal?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan:
1. Untuk mengetahui profesionalisme guru PAI di MGMP PAI SMA
kabupaten Tegal
2. Untuk mengetahui peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme
guru Pendidikan Agama Islam SMA di kabupaten Tegal.
Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
antara lain :
1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang peranan MGMP dalam
meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam SMA di
kabupaten Tegal.
2. Memberikan informasi dan dijadikan rujukan yang berguna bagi para
praktisi pendidikan terutama guru-guru Pendidikan Agama Islam yang
tergabung dalam MGMP Pendidikan Agama Islam SMA sehingga di
harapkan guru-guru Pendidikan Agama Islam tersebut lebih profesional
dalam pekerjaannya.
6
3. Untuk menambah khasanah intelektual bagi mahasiswa Fakultas Tarbiyah
dan mahasiswa IAIN Walisongo pada umumnya.
E. Kajian Pustaka
Kajian dan penelitian tentang upaya peningkatan profesionalisme guru
telah banyak di lakukan baik oleh pakar pendidikan hingga para praktisi
pendidikan sendiri, akan tetapi banyak sekali cara atau alternatif dalam
peningkatan profesionalisme guru, dalam penelitian ini penulis akan
membahas tentang peranan MGMP dalam peningkatan profesionalisme guru
Pendidikan Agama Islam.
Untuk lebih memperjelas gambaran tentang alur penelitian ini, berikut
ini merupakan ilustrasi dari beberapa penelitian yang ada korelasinya dengan
tema penelitian skripsi ini yaitu :
Pertama, skripsi saudara Ma’aruf yang berjudul “Pengaruh Kelompok
Kerja Guru Terhadap Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SD”
(Studi Kasus Di Kabupaten Wonosobo). Skripsi ini membahas tentang
aktifitas Kelompok Kerja Guru (KKG) yang mempunyai pengaruh positif
terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam SD di kabupaten
Wonosobo.
Kedua, skripsi Nelly Hidayanti (3101243)2005 yang berjudul “Upaya
Peningkatan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di MAN
Kendal”. Dalam skripsi ini diteliti mengenai kompetensi profesional oleh guru
Pendidikan Agama Islam dan upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah
terutama pihak guru itu sendiri dalam meningkatkan guru profesional guru
Pendidikan Agama Islam di MAN Kendal. Skripsi ini sebagai pembanding
dalam penelitian penulis karena tema yang hampir sama akan tetapi obyek
penelitian ini lebih spesifik di sekolah.
Ketiga, karya Dedi Supriadi yang berjudul mengangkat citra dan
martabat guru. Yang diterbitkan oleh Adi Citra Karya Nusa Yogyakarta 1999.
7
yang didalamnya membahas tentang fenomena yang di alami guru dan upaya
meningkatkan kinerja pendidikan nasional.
Keempat, skripsi Jauhar Insiyya (3101348) 2006, yang berjudul Studi
tentang Peningkatan Mutu Profesi Guru PAI MGMP PAI SMP kabupaten
Kendal Tahun 2004-2005. Penelitian ini tentang problem yang dihadapi
MGMP dalam peningkatan mutu profesi guru PAI SMP di kabupaten Kendal
serta solusinya.
Penelitian yang peneliti lakukan kali ini berbeda dengan penelitian
lain sebelumnya karena dalam hal ini peneliti lebih menekankan tentang
bagaimana peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI
SMA di kabupaten Tegal.
F. Metodologi Penelitian
Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pendekatan
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian skripsi ini adalah
pendekatan kualitatif, pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
organisasi dan perilaku yang di amati dan diarahkan pada latar alamiah
dan individu tersebut secara holistic (menyeluruh).13
2. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian
Penentuan fokus penelitian (initial focus for inquiry) yaitu dengan
memilih fokus atau pokok permasalahan yang dipilih untuk diteliti dan
bagaimana memfokuskannya; masalah mula-mula sangat umum,
kemudian spesifik.14 Sedangkan membuat lingkup berarti penelitian telah
Dalam kamus besar bahasa Indonesia profesionalisme adalah mutu
dan tindak tanduk suatu profesi atau orang yang profesional.1
Profesionalisme dari kata profesi yang berarti suatu pekerjaan atau
jabatan dalam suatu hirarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu
serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku
terhadap masyarakat.2
Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif.3 Jadi, profesi adalah suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu
pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh
sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan
pelatihan secara khusus.
Istilah profesionalisme sebenarnya memiliki banyak makna
sebagaimana yang dikemukakan sebagai berikut:
Profesionalisme menurut Geist:
Professionalism are specialist and expert inside their fields; their expertise is not intended to be necessarily transferable to other areas, consequently them claim no special wisdom or sagacity outside their specialties.4
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi 3, hlm. 207. 2 H.A.R Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 86. 3 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Teacher Profesional, and Academic Press, Dissertation of The Ohio State University, http:www.054edu.com.
12
Profesionalisme adalah seorang spesialis dan pakar atau ahli dalam bidangnya, konsekuensinya mereka mengklaim bukan orang yang spesial, bijak atau cerdik dibidang selain keahlian mereka
Sedangkan Profesional menurut Robert F. Mc Nergney dan Carol
Carrier adalah :
The education profession is vested by the public with a trust and responsibility requiring the highest ideals of professional service.5
Profesi pendidikan ditetapkan oleh masyarakat melalui kepercayaan dan tanggung jawab yang memerlukan idealisme tertinggi dari pelayanan profesional.
Profesionalisme itu merujuk pada derajat penampilan seseorang
sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan bangsa suatu profesi,
ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah. Profesionalisme
juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik dan profesinya.6
Profesionalisme merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang.7
Adapun profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai,
tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang
yang menjadi mata pencaharian.8
Dinamika istilah profesional selalu berubah menyesuaikan dengan
perubahan dan pengembangan kurikulum dan pengembangan kurikulum
yang ada, dalam kurikulum 1994 kompetensi guru meliputi kompetensi
pribadi dan kompetensi professional, yang mana kemampuan profesional
ini meliputi menguasai landasan kependidikan, menguasai bahan
5 Robert F. Mc Nergney dan Carol Carrier, Teacher Development, (New York: Macmillan Publishing Co.Inc, 1981), hlm. 31.
6 Dedi Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 1999), Cet.II, hlm. 95.
7 Kunandar, op.cit., hlm. 46. 8 Ibid
13
pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program
pengajaran, menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.9 Sedangkan dalam kurikulum sekarang ini yaitu KTSP atau
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kompetensi profesional termasuk
dalam salah satu dari empat kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang
guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3.
Kompetensi profesional yang dimaksud disini hanya meliputi penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam oleh guru.
Maksud penulis tentang profesionalisme dalam penelitian ini
adalah profesionalisme yang komprehensif yaitu profesionalisme guru
yang dipandang secara keseluruhan baik dari segi kemampuan mengenal
tujuan pendidikan, menguasai prinsip-prinsip psikologi pendidikan dan
yang kaitannya dengan proses pembelajaran.10
Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam
melaksanakan tugasnya sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu
faktor internal yaitu meliputi minat dan bakat, dan faktor eksternal yaitu
berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana dan prasarana seta berbagai
latihan yang dilakukan guru.11
Pengertian guru profesional menurut Agus F. Tamyong
sebagaimana yang dikutip oleh Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru
Profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.12
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 juga di
jelaskan bahwa seorang guru di katakan profesional apabila:
9 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999),
Cet.X, hlm. 16. 10Ibid, hlm. 16-17. 11 Ani M Hasan, “Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pertengahan”,
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan dan akhlak mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dan melaksanakan tugas
keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.13
Profil yang dikehendaki guru adalah guru yang professional yang
memiliki kemampuan professional, personal, dan sosial serta bekerja
sesuai dengan bakatnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Isra’ :
84 yaitu :
)84: االسراء . (ل كل يعمل على شاكلته فربكم أعلم بمن هو أهدى سبيالق
Katakanlah: “tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing (yakni menurut tradisi dan caranya) maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS. Al-Isra’ : 84)14
Menurut Abi Hasan Ibn Muhammad Ibn Habib Mawardi Al
Basyri dalam kitabnya tafsir Al-Mawardi menjelaskan bahwa kata
syaakilah dapat diartikan juga sebagai ketajaman, watak, kebiasaan,
tempat tinggal, kebiasaan dan juga akhlaq.15 Ayat ini menunjukkan bahwa
13 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007), hlm. 228. 14 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 1990),
hlm. 437. 15 Abi Hasan Ibn Muhammad Ibn Habib Mawardi Al Basyri, Tafsir Al-Mawardi, (Beirut
Libanon: Darul Kitab ‘Alamiah, t.t), hlm. 269.
15
setiap manusia memiliki kecenderungan, potensi dan pembawaan yang
berbeda-beda yang menjadi pendorong aktifitasnya.
Kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab seorang guru, ia juga
harus dapat menjalankan tugas sebagai seorang pembimbing dan pengajar
profesional maksudnya yaitu harus sesuai dengan bakat dan kompetensi
yang dimilikinya
2. Persyaratan Profesi
Banyak pekerjaan yang selama ini menyebut diri sebagai suatu
profesi. Sesungguhnya belum secara penuh dapat disebut demikian,
mungkin tingkatannya merupakan “pekerjaan” (vocation). Menyebutnya
sebagai profesi bisa jadi karena kita sudah terbiasa atau karena
ketidakjelasan kriteria yang digunakan.
Dengan berpedoman dengan syarat-syarat suatu profesi maka
pekerjaan keguruan, kewartawanan dan yang lainnya masih merupakan
pekerjaan yang berada pada taraf profesi yang sedang tumbuh (growing
profession) dan belum mencapai suatu profesi dalam arti yang
sesungguhnya.
Adapun syarat-syarat suatu pekerjaan dikatakan profesi yaitu:
a. Pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikasi sosial karena
diperlukan mengabdi kepada masyarakat. Di pihak lain, pengakuan
masyarakat merupakan syarat mutlak bagi suatu profesi, jauh lebih
penting dari pengakuan pemerintah.
b. Profesi menurut ketrampilan tertentu yang di peroleh lewat pendidikan
dan latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga
tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan
(accountable)
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin umum, bukan hanya sekedar
serpihan atau hanya common sense
d. Ada kode etik yang menjadi pedoman prilaku anggotanya beserta
sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik.
16
e. Anggota profesi baik perorangan atau kelompok berhak memperoleh
imbalan finansial atau materiil sebagai konsekuensi dari layanan yang
diberikan kepada masyarakat.16
Pemerintah melalui presiden sudah mencanangkan guru sebagai
profesi pada tanggal 2 Desember 2004 dengan pengembangan guru
sebagai profesi diharapkan mampu :
a. Membentuk, membangun, dan mengelola guru yang memiliki harkat
dan martabat yang tinggi di tengah masyarakat.
b. Meningkatkan kehidupan guru yang sejahtera.
c. Meningkatkan mutu pembelajaran yang mampu mendukung
terwujudnya lulusan yang kompeten, terstandar dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan nasional pada masa
mendatang.17
3. Peningkatan Profesionalisme Guru
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme
guru, antara lain:
a. Meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang
lebih tinggi bagi tenaga pengajar.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005, maka
kualifikasi akademik guru minimal diploma empat (D-IV) atau Sarjana
(S1).
b. Sertifikasi guru
Setiap guru yang hendak mengajar nantinya wajib mempunyai
sertifikat sebagai pengajar yang diperolehnya melalui tes uji
kompetensi guru. Sehingga diharapkan guru akan lebih meningkat
tingkat profesionalismenya.
c. Adanya KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk pendidikan tingkat dasar
atau MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk pendidikan
tingkat menengah yang memungkinkan para guru untuk berbagi
Berangkat dari kesadaran akan tuntutan dan tantangan-tantangan
tersebut maka eksistensi musyawarah guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (MGMP PAI) di kabupaten tegal sangat dibutuhkan oleh segenap guru
pendidikan Islam. Karena sebagai organisasi profesi guru, MGMP Pendidikan
Agama Islam mempunyai tujuan mengembangkan kreatifitas dan inovasi
dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru PAI serta memperluas
wawasan dan pengetahuan guru PAI dalam upaya mewujudkan pembelajaran
yang efektif dan efisien.6
Peranan MGMP Pendidikan Agama Islam di kabupaten Tegal dalam
meningkatkan profesionalisme guru dapat dilihat dari komitmen organisasi
tersebut sebagai wadah kegiatan profesional untuk membina hubungan
kerjasama secara koordinatif dan fungsional antara sesama guru Pendidikan
Agama Islam yang selanjutnya direalisasikan dalam bentuk kegiatan riil
seperti pembahasan mengenai pengembangan kurikulum, proses pembelajaran
(yang meliputi: persiapan mengajar, media pembelajaran, evaluasi) dan yang
lebih penting lagi yaitu mengusahakan terjadinya sharing experience (berbagi
pengalaman) di antara para guru PAI. Jika seorang guru menghadapi masalah
atau persoalan yang berkenaan dengan tugasnya dan tidak dapat diselesaikan
sendiri, ia dapat bertanya dan berdiskusi dengan guru lain. Begitu juga
sebaliknya, jika seorang guru berhasil (success) dalam mendidik siswanya, ia
dapat berbagi pengalaman dengan guru lainnya. Kegiatan lain yang
diselenggarakan oleh MGMP adalah mengadakan seminar, bedah buku dan
studi banding, hal ini terkait dengan peran MGMP PAI SMA di Kabupaten
Tegal sebagai organisasi yang selalu berupaya untuk menambah wawasan dan
kompetensi anggotanya yaitu guru Pendidikan Agama Islam.
Dari berbagai usaha dan kegiatan yang telah diselenggarakan oleh
musyawarah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (MGMP PAI)
untuk meningkatkan profesionalisme guru PAI maka peran yang dijalankan
oleh MGMP PAI tingkat SMA di kabupaten Tegal tergolong cukup baik
karena dengan bergabung dalam wadah MGMP, para guru PAI telah
6 Pedoman MGMP 2004, hlm. 2.
45
menunjukkan ciri-ciri sebagai guru profesional yaitu adanya komitmen pada
pekerjaannya dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri, guru
menguasai secara mendalam bahan atau materi pelajaran yang diajarkannya
serta cara mengajarnya kepada siswa, guru mampu berfikir sistematis tentang
apa yang dilakukannya dan dapat belajar dari pengalaman dirinya maupun
orang lain7. Kemudian yang lebih penting lagi yaitu guru memiliki kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas,
memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.8
Tentunya akan sangat disayangkan apabila MGMP PAI masih
dipandang sebelah mata mengingat perannya yang signifikan dalam
meningkatkan profesionalisme guru. Dalam perjalanannya organisasi MGMP
PAI memerlukan dukungan dan bantuan dari berbagai instansi dan lembaga
terkait seperti: Dinas Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Agama
Islam, lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP), institusi sekolah, dan
stakeholder lainnya. Karena tanpa dukungan dan bantuan dari semua elemen
masyarakat peran MGMP PAI ini tidak akan berjalan baik dan lancar.
C. Kendala dalam Peningkatan Profesionalisme Guru PAI di MGMP PAI
SMA Kabupaten Tegal Serta Solusinya
1. Kendala dalam peningkatan profesionalisme guru PAI di MGMP PAI
SMA kabupaten Tegal antara lain :
a. Kurangnya antusias para guru anggota PAI di MGMP PAI dalam
mengikuti kegiatan MGMP dikarenakan kesibukan dan kerja masing-
masing guru.
Kendala inilah yang dirasa paling berat karena apabila dari awal
tidak ada antusias dan semangat dari guru PAI untuk sama-sama
memajukan MGMP maka musyawarah guru mata pelajaran
7Ani M Hasan, “Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pertengahan”,
Http://www.Pendidikan.Net/Artikel/2003.Html.hlm. 3-4. 8 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 228.
46
pendidikan agama islam (MGMP PAI) tidak mungkin akan dapat
berjalan.
b. Keuangan yang minim dikarenakan terbatasnya sumber dana
mengakibatkan pada terhambatnya kelancaran suatu program kegiatan.
Seperti diketahui bersama bahwa suatu kegiatan tentunya akan
berjalan dengan lancar apabila didukung dari berbagai pihak baik itu
berupa dukungan moril maupun materiil. akan tetapi yang sering
terjadi suatu kegiatan terhambat bahkan seringkali mengalami
kegagalan dikarenakan minimnya pendanaan. Hal yang sama juga
dialami MGMP PAI di kabupaten Tegal. Sumber dana untuk
pelaksanaan kegiatan MGMP sangat terbatas, donatur tetap hanya
datang dari pihak sekolah dan iuran pribadi masing-masing anggota.
Sedangkan dari pihak luar organisasi masih jarang.
c. Stagnasi kepengurusan berakibat pada tidak adanya regenerasi
pengurus dan pembaharuan program kerja.
Di MGMP PAI tingkat SMA kabupaten Tegal, kepengurusan
organisasi dalam tiap periode masih dijabat oleh orang-orang yang
sama, hal ini karena masih banyak orang yang beranggapan bahwa
leadership (sikap dan jiwa kepemimpinan) itu tidak semua orang
memiliki, sehingga menurut mereka hanya orang-orang tertentu yang
pantas untuk menduduki posisi sebagai pengurus, selain itu sebagian
guru mempunyai aktifitas diluar sekolah sehingga mereka keberatan
jika dibebani menjadi pengurus MGMP PAI.
d. Kurang pekanya para guru PAI terhadap pembaharuan kurikulum dan
perkembangan media pembelajaran berbasis informasi teknologi (IT).
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
bagi sebagian guru menjadi “momok” tersendiri. Karena di satu sisi
dengan adanya perkembangan tersebut maka akan memudahkan
transfer knowledge antara guru dengan siswanya akan tetapi disisi lain
membawa tantangan-tantangan baru bagi guru PAI karena dengan
perkembangan IPTEK yang semakin pesat sudah seharusnya seorang
47
guru PAI juga dapat mengimbanginya yaitu dengan cara
mengefektifkan pembelajaran multimedia atau yang berbasis informasi
teknologi ( IT).
2. Solusi dalam mengatasi kendala peningkatan profesionalisme guru PAI di
MGMP PAI SMA kabupaten Tegal
a. Memberikan bimbingan dan pengarahan akan pentingnya mengikuti
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) kepada guru-guru PAI
SMA kabupaten Tegal.
b. Memperbanyak link atau jaringan luar seperti organisasi guru yang
lain, perguruan tinggi, perusahaan, atau Dinas terkait untuk
mendukung setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh MGMP.
c. Pergantian pengurus hendaknya dengan mempertimbangkan
pengalaman dan kompetensi seseorang, sehingga nantinya akan
terjadi perkembangan yang kontinyu dalam organisasi dalam hal ini
MGMP PAI SMA kabupaten Tegal.
d. Meningkatkan kesadaran para guru PAI akan pentingnya “melek”
teknologi sehingga pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak
monoton dan sesuai dengan perkembangan zaman.9
D. Kondisi (Kualitas dan Profesionalisme) Guru PAI Sebelum Mengikuti
MGMP dan Indikator Peningkatan Profesionalisme Guru PAI
1. Kondisi (Kualitas dan Profesionalisme) Guru PAI Sebelum Mengikuti
MGMP
Kualitas dan Profesionalisme Guru PAI SMA di kabupaten Tegal
Sebelum mereka Mengikuti MGMP dapat dilihat dari kondisi sebagai
berikut: Pertama Tidak sedikit para guru yang lebih senang melaksanakan
tugas sebagaimana yang biasa dilakukannya dari waktu ke waktu (inovasi
dalam pembelajaran kurang). Keadaan ini menunjukkan kecenderungan
tingkah laku guru PAI yang lebih mengarah pada cara-cara yang biasa
9 Wawancara dengan Khaerudin sebagai Sekretaris MGMP PAI SMA kabupaten Tegal
pada hari Sabtu tanggal 24 Februari 2007.
48
dilakukannya dalam melaksanakan tugas (bersifat konservatif), mengingat
cara yang dipandang baru menuntut perubahan dalam pola-pola kerja.
Kedua Kurang adanya motivasi untuk selalu meningkatkan kinerja diri
atau profesionalisme. Ketiga Minimnya pengetahuan dan wawasan guru
PAI tentang info atau berita terbaru dunia pendidikan (isu-isu edukatif).
Keempat Kurangnya kreatifitas dan skill (keahlian) guru PAI dalam
mengembangkan materi pelajaran. Kelima Masih banyaknya guru PAI di
lapangan yang belum melengkapi administrasi pembelajaran dan sebagian
para guru PAI terkadang masih menggantungkan silabus yang dibuat oleh
tim MGMP. Keenam Sebagian para guru PAI belum bisa menerima
perubahan dalam pembelajaran, misalnya dalam hal penguasaan teknologi
dan informasi.10
2. Indikator peningkatan profesionalisme guru PAI setelah mengikuti
kegiatan MGMP
Adanya peningkatan profesionalisme guru PAI SMA di kabupaten
Tegal setelah mereka bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
MGMP dapat dilihat dari kondisi sebagai berikut: Pertama, Tumbuhnya
kemauan para guru PAI untuk selalu membenahi kinerjanya sebagai
seorang guru dengan mengikuti perubahan-perubahan positif yang ada.
Kedua, Guru PAI termotivasi untuk menjadi lebih baik karena banyak
bersinggungan dengan orang lain sehingga wawasan menjadi bertambah.
Ketiga, Para guru PAI mengetahui berita atau isu-isu terbaru di dunia
pendidikan karena MGMP adalah sebagai mediator dari dinas pendidikan
nasional dan departemen agama dalam penyampaian kebijakan
pendidikan, perubahan kurikulum, dan lain-lain. Keempat, Dengan adanya
training dan penataran maka kreatifitas dan skill guru PAI akan semakin
tumbuh dan terasah. Dengan demikian, memungkinkan terwujudnya ide-
ide terbaru dan upaya peningkatan profesionalisme secara terus-menerus.
Kelima, Guru PAI setelah mengikuti MGMP menjadi mahir dalam
10 Wawancara dengan Ali Ghozi, S.Ag salah satu pengurus MGMP PAI SMA kabupaten
Tegal pada hari Kamis, 22 Februari 2007.
49
membuat perangkat pembelajaran seperti: rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), portofolio, program semester (promes), program
tahunan (protan) dan lain-lain. Keenam, Adanya kesadaran dan keinginan
untuk dapat menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi
informasi sehingga selain menguasai mata pelajaran, guru PAI juga tidak
gaptek (gagap teknologi).11
11 Ibid
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mendeskripsikan pembahasan secara keseluruhan
sebagaimana terlihat dalam bab-bab sebelumnya, dari pembahasan mengenai
“PERAN MGMP DALAM MENIGKATKAN PROFESIONALISME GURU
PAI SMA DI KABUPATEN TEGAL” maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Profesionalisme guru PAI SMA di MGMP kabupaten Tegal dapat
dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai
berikut:
a. Adanya komitmen dari para guru PAI pada pekerjaannya dengan
selalu berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas diri sebagai guru
Pendidikan Agama Islam.
b. Menguasai secara mendalam bahan atau materi yang diajarkannya
serta cara mengajarnya kepada siswa.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang
sesuai dengan bidang tugas.
d. Dapat belajar dari pengalaman dirinya maupun orang lain.
e. Menguasai berbagai macam metode dan media dalam pembelajaran.
seperti contoh adanya penggunaan multimedia sebagai variasi dalam
proses belajar-mengajar.
2. Peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI SMA di
kabupaten Tegal antara lain:
a. Dalam Peningkatan Efektifitas Pembelajaran
1) Membahas dan memilih metode PAI yang efektif dan efisien.
Kegiatan ini akan memberi manfaat kepada guru PAI dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
2) Pembahasan tentang pendalaman dan pengembangan materi PAI.
3) Menentukan dan menetapkan cara-cara evaluasi PAI.
51
4) Mewajibkan setiap anggota MGMP (guru PAI SMA) untuk
membuat dan menyerahkan perangkat pembelajaran yang telah di
buatnya seperti: silabus, program tahunan (protan), program
semester (promes), rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), dan
KKM (kriteria ketuntasan minimal)
b. Dalam Peningkatan Kreatifitas Dan Skill (Keahlian) Guru PAI
1) Mengadakan pelatihan-pelatihan penggunaan metode atau
perangkat pembelajaran. Pelatihan dilakukan karena biasanya guru
PAI cenderung menerapkan metode pembelajaran yang monoton
atau kurang variatif. Sehingga pada akhirnya akan berdampak pada
pengetahuan, pemahaman dan penghayatan agama oleh siswa
terbatas.
2) Menyusun bahan ajar untuk siswa dalam bentuk LKS, adapun LKS
yang dibuat MGMP PAI SMA di kabupaten Tegal di beri nama
“kiblat”
3) Menyusun kisi-kisi soal ujian dan semester. Setiap guru PAI
anggota MGMP dibebani tugas untuk membuat kisi-kisi soal ujian
menjelang pelaksanaan ujian semester.
4) Membahas dan mengkaji buku PAI (pokok, pelengkap, pedoman,
buku bacaan).
c. Dalam Peningkatan Pengetahuan dan Wawasan Pendidikan Agama
Islam
1) Mengadakan In House Training (IHT) untuk sosialisasi kurikulum
baru, pengembangan kurikulum, metode dan lain-lain.
2) Mengadakan studi banding di sekolah atau lembaga pendidikan
yang lebih maju baik di dalam maupun luar kota. Adapun studi
banding yang pernah dilaksanakan yaitu dengan pondok pesantren
Az-Zaitun Bandung, dan SMA Al-Azhar Jakarta.
3) Mengadakan bedah buku dan seminar. Kegiatan ini biasanya
dilakukan secara insidental, misalnya dalam rangka memperingati
hari-hari besar nasional dan lain sebagainya.
52
4) Mengidentifikasi masalah dan cara memecahkan masalah dengan
telah ditemui dalam proses belajar mengajar.
5) Menentukan cara pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan PAI di
sekolah.
B. Saran-saran
1. Kepada peneliti lain untuk bisa meneliti ulang masalah ini, sebab hasil
penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan semata-mata
keterbatasan pengetahuan dan metodologi penulis, namun demikian
semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Progresifitas suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh kualitas atau
profesionalisme guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam karena ia
mencetak siswa yang berintelektual tinggi sekaligus bermoral baik yang
senantiasa menjalankan syariat agama Islam. Oleh karena itu peningkatan
kualitas atau profesionalisme guru PAI harus terus menerus dilakukan
salah satunya yaitu melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
PAI.
3. Eksistensi MGMP semakin terasa dan dibutuhkan oleh para guru PAI
apabila organisasi ini senantiasa meningkatkan perannya dalam
membentuk guru profesional.
4. Demi kemajuan MGMP dan peningkatan profesionalisme guru PAI, maka
bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak atau instansi-instansi terkait
sangat diperlukan.
C. Penutup
Tiada yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur alhamdulillah
kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis atas
terselesaikannya penulisan skripsi ini. Tidak ketinggalan pula shalawat serta
salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
semoga kita selalu mendapatkan ridho dan ampunan dari Allah rabbil alamin.
53
Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan dan kekhilafan
baik kata-kata, kalimat maupun susunannya. Dan penulis menyadari pula
bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan bahkan masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Namun mudah-mudahan bisa memberikan
kontribusi positif bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirnya disertai dengan ucapan terima kasih kepada Bapak
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk penulis, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan
sumbangsihnya baik tenaga, pikiran dan doa, juga kepada sahabat-sahabat
yang telah membantu dan mendorong penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Tak ada gading yang tak retak merupakan kenyataan yang melekat
pada penulisan skripsi ini. Penulis sangat mengharapkan kritik konstruktif
dari semua pihak, guna perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan
dan kelemahannya. Pada akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat dalam menambah khazanah pemikiran pendidikan islam.
Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT semoga segala
bantuan tersebut mendapatkan balasan dari-Nya. Penulis berharap skripsi yang
sederhana ini dapat bermanfaat, dan semoga kita semua selalu dalam
lindungan-Nya dan senantiasa mendapatkan kebahagiaan baik di dunia
maupun di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA Achmad, Arief, “Memperdayakan MGMP Sebuah Keniscayaan” http = www.
Pikiran rakyat / cetak /2002.
Al Ja’fi, Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Mughirah, Bardizbah Al Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Dar-Al kutb Al Ilmiyah,1992, Juz I.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga MGMP SMA Kabupaten Tegal Bab II, pasal 5 tentang Dasar, Tujuan, Peran dan Fungsi Tegal, MGMP PAI SMA Kabupaten Tegal, 2006.
Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keagamaan, Malang: Kalimasada Press, 1994.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendidikan Praktek, Jakarta : Rineke Cipta, 1998.
Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1990.
Departemen Agama RI, Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum, Jakarta: Depag, 2004.
Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Umum, Jakarta: Departemen Agama, 2004..
Ditjen Dikdasmen Depdikbud, Pedoman MGMP 2004, tt.p: tp, t.t.
Dokumen MGMP PAI SMA Kabupaten Tegal tahun 2007.
Geist J.R., Predictor of Faculty Trust Elementary Schools; Enabling Bureaucracy, Teacher Profesional, and Academic Press, Dissertation of The Ohio State University, http:www.054edu.com
Hasan, Ani M, “Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pertengahan”, Http://Www.Pendidikan.Net/Artikel/2003.Html.1
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.
Ma’arif, Syamsul, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000, Cet.V.
Sulistiyo, Sertifikasi Guru Antara Profesionalisme dan Komersialisme, Semarang: Seminar Regional Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo.,
Supriadi, Dedi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 1999, Cet.II.
Surat Edaran Ditjen Dikdasmen Depdikbud dan Ditjen Binbaga Islam Depag No.5781A/C/U/1993, No.1/01/ED/1444/1993 tentang Pedoman Pelaksanaan MGMP PAI Pada SLTP dan SLTA.
Susetyo, Benny, Politik Pendidikan Penguasa, Yogyakarta : LKiS, 2005.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Tilaar, H.A.R, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 86.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999, Cet.X.
SURAT KETERANGAN RISET
Nama : Siti Arofah
NIM : 3103229
Fakultas : Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Jurusan : Pendidikan Agama Islam ( PAI )
Alamat : Jl. Margoyoso 1 No 7 RT 04 RW IV Tambakaji
Ngaliyan Semarang
Adalah benar-benar telah melaksanakan riset guna menyusun skripsi dengan
judul “PERAN MGMP DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME
GURU PAI SMA DI KABUPATEN TEGAL” selama dua bulan.
Demikian surat keterangan ini dibuat, dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Semarang, 2 Januari 2008
Kepala MGMP
Hadi Subchan, S.Ag
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SMA KABUPATEN TEGAL Sekretariat: SMAN 1 Dukuhwaru Jl. Pramuka Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal Telp. 499243
DAFTAR NAMA GURU ANGGOTA MGMP PAI SMA
KABUPATEN TEGAL
No Nama Alamat Instansi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Hadi Subchan, S.Ag
Drs. Khaerudin
Dra. Nunung S
Imam Subchi, S.Ag
Drs. Somari
Drs. Moh Yahya
Ibnu Khottob, S.Ag
Djumadi, S.Ag
Drs. A. Zaeni
Wahyudi, S.Ag
Komariyah, S.Ag
Dra. Khotimatun
Ali Ghozi, S.Ag
Drs. Mujiharso
Drs. Muhsinin
Dra. Siti Rohimah
M. Rusdi, Amd
Umar Fauzi, S.Ag
Drs. Ahmad Jaelani
Misbahul Mundir
Drs. Sugiharto
Moh. Rosyidi, BA
Siti Rokhanah
Siti Khodijah
Moh. Nawawi Tahyat, BA
Dra. Rosyidah
Siti Wasitoh, S.Ag
SMAN 1 Dukuhwaru
SMAN 3 Slawi
SMAN 1 Kramat
SMAN 1 Pangkah
SMAN 1 Slawi
SMAN 1 Pangkah
SMAN 1 Balapulang
SMA Negeri 1 Slawi
SMA Negeri 2 Slawi
SMA Negeri 2 Slawi
SMA Negeri 3 Slawi
SMA Negeri 1 Slawi
SMA Negeri 1 Balapulang
SMA Negeri 1 Bojong
SMA Negeri 1 Bojong
SMA PGRI Slawi
SMA PGRI Slawi
SMA Ma’arif Lebaksiu
SMA Wahid Hasyim Talang
SMA Hasim As’ari
SMA Penawaja Adiwena
SMA Bakti Praja Adiwerna
SMA Darma Bakti Slawi
SMA Darul Ulil Albab Warurejo
SMA Darul Ulil Albab Warurejo
SMA Muhammadiyah Suradadi
SMA Muhammadiyah Tarub
28
29
30
31
32
33
34
35
Warsito
Amar Ma’ruf
Drs. Baeghowi
Drs. Muhsin
Dra. Syafirin
Agus Kholik, S.Ag
Anisah Fauziyah, S.Ag
A. Nurfadholi, S.Pd.I
SMA Maarif Jatinegara
SMA Muhammadiyah Margasari
SMA Diponegoro Lebaksiu
SMA Maarif Jatinegara
SMA Negeri 1 Kramat
SMA Negeri 1 Margasari
SMA Negeri 1 Pagerbarang
SMA Negeri 1 Warurejo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Siti Arofah
Tempat/Tanggal lahir : Tegal, 3 Maret 1986
Alamat asal : Jl.Maad Gg.Musi Rt 5 Rw V no.1049 Balapulang Wetan
Balapulang-Tegal 52464
Alamat sekarang : Jl.Margoyoso I Rt 4 Rw IV no.7 Tambakaji Ngaliyan
Jenjang pendidikan :
1. MI Tasywiriyah Balapulang Tegal lulus tahun : 1997
2. MTs Tasywiriyah Balapulang Tegal lulus tahun : 2000