PERAN KEPRAMUKAAN DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT KEPEMIMPINAN SISWA DI SMP CITRA NUSANTARA Oleh ROMLI NIM. 102018224110 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
163
Embed
PERAN KEPRAMUKAAN DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3716/1/ROMLI... · peran kepramukaan dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa di smp
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERAN KEPRAMUKAAN DALAM
MENGEMBANGKAN BAKAT KEPEMIMPINAN SISWA
DI SMP CITRA NUSANTARA
Oleh
ROMLI
NIM. 102018224110
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PERAN KEPRAMUKAAN DALAM MENGEMBANGKAN
BAKAT KEPEMIMPINAN SISWA DI SMP CITRA NUSANTARA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Romli NIM 102018224110
Dibawah Bimbingan
Dra. Rossatria, M.Ag NIP. 19470717 1966 08 2 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERAN KEPRAMUKAAN DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT KEPEMIMPINAN SISWA DI SMP CITRA NUSANTARA.
Telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 02 September 2010.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Jakarta, Nopember 2010
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia ( Ketua Jurusan ) Tanggal Tanda tangan
Tabel 23 Yang didapat setelah mengikuti kegiatan pramuka…………....55
Tabel 24 Menjadi pemimpin diskusi…………………………………….56
Tabel 25 Mampu menjadi pemimpin upacara ……………………….....56
Tabel 26 Mampu menyelesaikan tugas dengan baik.....………………....57
Tabel 27 Kemampuan menjadi ketua kelas.……………………………..58
Tabel 28 Kemampuan dalam menghadapi masalah………………… ….58
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Struktur Organisasi Yayasan Islam Nurul Kamal…...................40
2. Bagan Struktur Kepramukaan SMP Citra Nusantara………………….45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dengan jelas memberikan arahan dan kebijakan pembangunan di bidang
pendidikan, bahwa "Pendidikan Nasional adalah bagian yang tak terpisahkan
dari Pembangunan Nasional" 1 . Oleh karena itu, Pendidikan Nasional
dilakukan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta dalam arti
terbuka bagi seluruh rakyat dan diseluruh tanah air, menyeluruh dalam arti
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, terpadu dalam arti tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa. Pendidikan yang
bersifat semesta, menyeluruh dan terpadu mempunyai peranan dalam
meningkatkan kualitas manusia dan sekaligus sebagai pembentuk manusia
Indonesia seutuhnya dan pendukung pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, masyarakat diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan negara. Sehingga
diharapkan pendidikan nasional mampu memberikan peluang dalam ilmu
pengetahuan, teknologi serta keterampilan dan kemahiran lainnya disamping 1 UU Sisdiknas No 20 Th 2003 pasal 1 ayat 3. h. 10
2
keharusan membangun kepribadian yang tak lain adalah manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Allah Yang Maha Kuasa.
Kita pernah mengalami krisis kepemimpinan secara nasional, setelah
tragedi Semanggi pada tahun 1998 pemimpin yang korup, tirani, dan
cenderung menyalahgunakan kekuasaan ( abuse a power ) Negara Indonesia
rontok dihantam badai krisis besar yang berkepanjangan, dikala itu kita sulit
untuk mencari sosok pemimpin yang benar-benar akomodatif, responsive dan
bertanggung jawab. Hal tersebut terjadi karena kita tidak menyediakn sebuah
sistem yang integral dalam menciptakan seorang pemimpin.
Sejatinya pendidikan bukanlah sesuatu yang kaku yang hanya
mengajarkan tentang ilmu-ilmu logika dan eksak, akan tetapi didalam
pendidikan haruslah memuat sebuah pendidikan karakter kepemimpinan,
upaya konstruksi pendidikan yang bersifat holistic sangat dibutuhkan untuk
setiap negara tak terkecuali Indonesia. Indonesia yang majemuk dan memliki
berbagai ciri khas dari setiap daerah harus di akomodasi kepentingan-
kepentingan setiap daerah, oleh sebab itu di butuhkan sosok pemimpin yang
cerdas, berwibawa dan berkarakter.
Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu kebetulan atau hanya bakat
yang dibawa sejak lahir atau sesuatu yang turun dari langit an sich akan tetapi
menciptakan seorang pemimpin butuh suatu sistem dan regulasi pendidikan
yang terpadu, integral dan universal yang mengarah pada penciptaan sosok-
sosok pemimpin yang handal.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas bab II mengenai dasar, fungsi dan tujuan dalam pasal tiga dinyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Terlepas dari itu semua, dalam kehidupan suatu bangsa termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia, pendidikan mempunyai peranan dan strategi 2 UU Sisdiknas…, Pasal 3 h. 12
3
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa Indonesia. Bahkan
pada pembukaan UUD 45 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
pembentukan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini menuntut adanya penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin
perkembangan dan kelangsungan pendidikan bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi tuntutan situasi zaman dan pebangunan nasional, serta
dalam rangka otonomi pendidikan, sistem pendidikan harus bisa dilaksanakan
secara tepat guna dan berhasil dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang dan
tingkat pendidikan. Keberadaan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan
tersebut dimaksudkan untuk dapat berkinerja secara efektif dan efisien.
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang memusatkan kegiatannya kepada
pendidikan dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan pendidikan secara
efektif dan efesien, sehingga dapat meningkatkan kwalitas pendidikan di
sekolah tersebut.
Pendidikan di sekolah yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi
untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan
ilmu pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan untuk
menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam
masyarakat dikatagorikan sebagai pendidikan formal. Pada dasarnya lembaga
sekolah terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di bidang
pembelajaran. Kebutuhan masyarakat tentang pembelajaran semakin hari
semakin banyak. Oleh karena itu, sekolah pada dasarnya menyiapkan dan
membekali peserta didik untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Pendidikan di sekolah dalam rangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya
para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian
pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang
disesuaikan dengan system penetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat. 3 Semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan yang
3 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,(Jakarta: PT Imerial Bahakti Utama, 2007), cet ke-2 h. 270
4
diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur
serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan di sekolah terbagi menjadi dua bagian, kegiatan intra kulikuler
dan kegiatan ekstra kulikuler. Kegiatan intrakulikuler dilaksanakan pada jam
sekolah berlangsung, sedangkan kegiatan ekstra kulikuler dilaksanakan di luar
jam pelajaran sekolah.4 Kedua kegiatan tersebut sama pentingnya dan saling
melengkapi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kegiatan ekstra
kulikuler artinya kegiatan yang ada di luar program yang tertentu dalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.5 Kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah banyak jenisnya antara lain lain : Pramuka, PMR,
Olah Raga, Kesenian, Agama dan lain-lain. Pramuka salah satu jenis
ekstrakulikuler yang sangat penting.
Pendidikan kepramukaan merupakan subsistem pendidikan nasional yang
mempunyai peranan penting bagi terwujudnya tujuan pendidikan nasional
seperti tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu: "mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbadan
sehat, yang memilki ilmu serta wawasan yang luas, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab selain itu,
tujuan gerakan pramuka melengkapi tujuan pendidikan nasional".6 Gerakan
pramuka juga merupakan wadah pembinaan generasi muda yang sangat
potensial dengan prinsip dasar metodik kepramukaan
Pada hakekatnya pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan di lakukan di alam
terbuka.7
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan di Indonesia bersumber dari
gagasa Baden Powell namun pelaksanaanya mengalami proses akulturasi dan
4 Lemdikacab, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar (Ponorogo: tth), h 12 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th), cet., ke-7, h. 291 6 UU Sisdiknas, Undang-Undang No 20 th 2003, Pasal 3 h. 12 7 Kwarda Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta: 2000), h. 15
5
proses penyesuaian dengan keadaan dan kebutuhan di Indonesia. Kegiatan
kpramukaaan diarahkan untuk pembinaan watak, kepribadian, taqwa, kepada
Tuhan Yang Maha Esa, cinta tanah air, mengamalkan pancasila, paham
sejarah perjuangan bangsa, mandiri, bertanggungjawab, disiplin, terampil dan
cakap, sasaran pendidikan kpramukaan antara lain memiliki kepribadian dan
kepemimpinan yang berjiwa pancasila.
Gerakan kepramukaan merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif
menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan, situasi dan kondisi, masyarakat sekarang.
Pendidikan kepramukaan sangatlah penting namun pada kenyataaannya
masih banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan pramuka dan
menganggap kegiatan pramuka tidak penting. Hal ini tercermin dari
kurangnya perhatian dari sekolah terhadap kegiatan pramuka itu sendiri.
Misalnya, jadwal pramuka yang terkadang tumpang tindih dengan kegiatan
ektrakurikuler lainya, regenerasi dari setiap tingkatan yang tidak sitematis
serta pelatihnya tidak diperhatikan dan tidak diprogramkan dengan baik, Hal
ini mengakibatkan potensi dan bakat yang ada pada siswa tidak berkembang
secara optimal.
Sedangkan perkembangan kegiatan kepramukaan di SMP Citra Nusantara
sekarang ini berjalan dengan terencana, hal ini terlihat dari program-program
kerja gerakan pramuka yang setiap minggu dilaksanakan. Begitu juga
program-program yang bersifat jangka panjang seperti perkajum, kegiatan
halang rintang, serta kegiatan kenaikan tingkat selalu diikuti, walaupun masih
ada kekurangan.
Berdasarkan urian di atas penulis tertarik untuk meneliti peran serta
kegiatan kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa.
Skripsi ini berjudul : Peran kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat
Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara Bekasi”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kegiatan ekstrakulikuler mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh
karena itu agar penelitian ini terfokus pada suatu masalah, maka penulis
membatasi permasalahan pada : kegiatan ekstrakulikuler khusus kepramukaan
penggalang dalam hal kedisiplinan dan koordinasi setiap anggota dalam
pembinaan dan pengembangan bakat kepemimipinan siswa pda SMP Citra
Nusantara di Bekasi.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana Peran Kepramukaan dalam
Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara”
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa
di sekolah SMP Citra Nusantra
Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
A. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang konprehensif mengenai kepramukaan di sekolah SMP
Citra Nusantara, lebih lanjut lagi hasil penelitian ini dapat di kembangkan
dalam pramuka sebagai sebuah wahana pendidikan bagi bakat dan
kepemimipinan.
B. Manfaat Praktis
1. Menambah khazanah perpustakan sekolah SMP Citra Nusantara
2. Dapat digunakan bagi penelitian lebih lanjut
3..Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi
sekolah SMP Citra Nusantara mengenai pramuka
7
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Bakat Kepemimpinan
1. Bakat Kepemimpinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat artinya adalah dasar
(Kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang di bawa sejak lahir.1
Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru mengemukakan bahwa
“ Bakat (aptitude)adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 2 Sedangkan
Dra. Enung Fatimah , M.M. dalam bukunya Psikologi Perkembangan
Peserta Anak Didik berpendapat bahwa "Bakat adalah kemampuan
khusus yang dibawa atau dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapatkan rangsangan
dan latihan secara tepat. Sebaliknya bakat tersebut tidak akan berkembang
jika lingkungan tidak memberikan kesempatan, dalam arti tidak ada
rangsangan dan latihan yang baik. 3 Dalam buku yang sama Bingham
mendefinisikan bakat sebagai “ An optitude…as a condition or set
characteristics regarded as symptomatic af an individual’s abalitiy to
acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set
responses such as the ability to speak a language, to produce music etc.
“ Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang
1 Depdibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) cet., ke-3, h. 93 2 Muhibbin Syah., Psikologi pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2010 ), cet ke-15 h. 133 3 Dra. Enung Fatimah, M.M.,Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 34
9
dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau
seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebaginya.4
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan bakat adalah segala kemampuan atau kecakapan khusus yang
sudah ada dan menyatu dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan
terkait dengan struktur otak, artinya bakat yang ada pada seseorang dapat
dikembangkan jika ia dapat memfungsikan otaknya secara seimbang dan
optimal. Keberadaan bakat tidak dapat dijelaskan secara eksak dan
dipandang dari satu sisi,melainkan harus dilihat secara utuh.
Perkembangan bakat sangat ditentukan oleh lingkungan, budaya dan
kebutuhan dimana si anak itu hidup. Contoh : kemampuan anak untuk
bermusik atau memainkan gitar, kemampuan ini bisa berkembang apabila
ada keinginan anak itu untuk bermain/belajar gitar didukung dengan
teman-temannya yang juga bisa bermain gitar
Setiap anak memiliki bakat yang berbeda, namun tidak semua anak
mengetahui dan menyadari akan bakat yang dimilikinya tersebut, sehingga
terkadang mereka tidak peduli dengan potensi yang dimilikinya itu karena
menganggap potensinya itu bukanlah hal yang penting untuk di
kembangkan. Oleh karena itu dalam hal ini peranan orang tua maupun
guru sangatlah penting. Mereka harus dapat memberikan perhatian yang
lebih sehingga mereka dapat melihat, menemukan dan memahami bakat
dan potensi yang muncul dan terlihat pada anak dengan memberikan
motivasi agar anak itu mau dan tertarik untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya.
Untuk mengenal dan mengetahui anak yang berbakat harus mengetahui
terlebih dahulu ciri-ciri anak tersebut. Menurut Dra.Enung Fatimah, M.M.
di antara ciri-ciri anak yang berbakat itu adalah :
a. Memiliki potensi yang besar b. Dari segi fisik memiliki keunggulan c. Mempunyai perkembangan pola pikir yang cepat
4 Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan …, h 70-71
10
d. Mampu menghubungkan permasalahan secara komprehensif dan juga mengaplikasikan konsep-konsep yang kompleks dalam situasi yang konkret
e. Terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan f. Suka bekerja secara independent dan membutuhkan kebebasan
dalam betinadak g. Mempunyai cara yang baru dalam mengerjakan sesuatu dan
mempunyai intens untuk berkreasi h. Dan selalu berprestasi 5
Setelah mengetahui ciri-ciri diatas, tugas orang tua dan guru yang
selanjutnya adalah memberikan motivasi dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan anak atau siswa berkembang optimal sesuai taraf
kebakatannya. Selain harus diketahui oleh orang tua dan guru, ciri-ciri di
atas juga dapat diamati dan dipahami lembaga-lembaga lain yang bergerak
dalam bidang pendidikan karena dengan memahai ciri-ciri tersebut usaha
untuk membina dan mengembangkan bakat yang di miliki anak atau siswa
dapat dilakukan lebih proporsional.
Kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari
kata pim.pin yang artinya membimbing atau menuntun6
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau
tujuan tertentu.
Suatu kepemimpinan akan terwujud apabila memiliki unsur-unsur
yang membentuk komponen tersebut menurut Soekarno Indrafahrudi
dalam bukunya Pengantar Kepemimpinan Pendidikan unsur
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
- Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak. - Orang-orang yang mendapat pengaruh orang lain di satu pihak. - Adanya maksud atau tujuan yang hendak di capai.
5 Dra. Enung Fatimah M.M. Psikologi Perkembangan …, h. 75-77 6 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003). Cet ke-3 h. 874
11
- Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud dan tujuan itu.7
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak,
membimbing mengarahkan, menggerakkan, orang lain untuk berbuat itu
terlihat di dalam proses kepemimpinan yang terjadi dalam hubungan antar
manusia, antara satu individu dengan individu yang lain, maupun antara
individu dengan kelompok individu yan terorganisir secara temporer atau
permanen dalam suatu wadah yang disebut organisasi, lembaga atau
bentuk group lain.8
Drs Mardjin Syam dalam bukunya “ Kepemimpinan dalam
Organisasi” menjelaskan : " Kepemimpinan adalah proses pemberian
bimbingan (pimpinan) atau orang-orang yang terorganisir dalam organisasi
formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan."9
Dengan kesimpulan lain dari bakat kememimpinan adalah kemampuan
memimpin seseorang yang diproyeksikan ke dalam bentuk-bentuk
kegiatan atau proses mempengaruhi, membimbing, menggerakkan, dan
mengarahkan orang lain sehingga mereka mau berbuat dan bertanggung
jawab. Perbuatan itu merupakan sumbangan bagi pencapaian tujuan
tertentu baik yang ditetapkan oleh pemimpin sendiri atau pun yang di
tetapkan secara bersama di dalam proses group.10
Bakat yang terdapat pada diri seseorang mempunyai pengaruh yang
besar terhadap proses dan hasil belajar orang tersebut. Hampir tidak ada
orang yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan
bakat memperbesar kemungkinan keberhasilan usaha tersebut. Oleh
karenanya untuk menyekolahkan anaknya pada suatu sekolah atau jurusan
keahlian tertentu tanpa lebih dahulu mengetahui bakat yang dimiliki
Pemaksaan kehendak terhahap seorang anak atau siswa, serta
ketidaksadarannya terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan
keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya tentu akan berpengaruh
buruk terhadap kinerja akademik atau presatasi belajarnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat kepemimpinan Siswa
Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja tanpa ada
sebuah usaha untuk menjadi seorang pemimpin, Sehubungan dengan hal di
atas, maka ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
bakat kepemimpinan seseorang, faktor-faktor itu adalah :
a. Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecendrungan dan gairah
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 11
Seseorang yang menyadari keberadaan bakat kepemimpinan yang
ada pada dirinya, akan dengan mudah mengembangkan bakatnya
jika orang tersebut tidak mempunyai minat untuk mengembangkan
bakat kepemimpinannya, maka bakatnya itu tidak akan
berkembang melainkan akan terpendam dalam dirinya.
b. Waktu
Artinya, jika seseorang sadar akan bakat kepemimpinannya dan ia
mempunyai minat untuk mengembangkan bakatnya tersebut maka
dia pun perlu meluangkan waktu untuk terus berlatih dan
mengasah kemampuannya itu.
c. Keseriusan
Agar bakat kepemimpinan yang dimiliki dapat berkembang,
diperlukan latihan-latihan dan dalam melaksanakan latihan-latihan
tersebut diperlukan keseriusan, tidak malas-malasan, enggan
ataupun cepat merasa bosan, karena sifat malas, enggan serta cepat
bosan hanya akan menghambat perkembangan bakat seseorang.
11 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet., Ke3, h. 166
13
d. Motivasi
Adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.12
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Motivasi Instrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal
dari dalam siswa sendiri yang mendorongnya melakukan
kegiatan belajar.
2. Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar.13
Dengan demikian agar bakat kepemimpinan yang ada pada anak
atau siswa dapat berkembang ia harus memiliki motivasi untuk
mengembangkan bakatnya, selain itu diperlukan juga motivasi dari
luar seperti guru, orang tua, maupun teman-temannya.
e. Keadaan Ekonomi
Ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bakat
kepemimpinan orang tersebut, contoh seseorang yang memiliki
bakat dibidang seni rupa, ia ingin sekali mengembangkan bakatnya
dengan cara bersekolah disekolah khusus seni rupa, namun ternyata
untuk sekolah di tempat tersebut memerlukan biaya yang tidak
sedikit, bagi seseorang yang berekonomi tinggi hal tersebut tidak
menjadi masalah, namun bagi seseorang yang berekonomi rendah
hal ini akan menjadi masalah bahkan penghalang yang besar bagi
dirinya.
f. Sarana dan prasarana
Hal ini juga sangat mendukung perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang, dengan adanya sarana dan prasarana
maka kegiatan latihan akan lebih terkontrol dan berjalan baik.14
12 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi ..., h 148 13 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi …, h 149-151
14
Demikianlah beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang. Semua faktor-faktor diatas dapat dikembangkan
dengan baik jika semua yang terkait baik orang tua, guru, dan siswa
maupun lembaga pendidikan dapat saling bekerjasama. Orang tua dan
guru harus dapat melihat dan menemukan bakat yang terpendam dalam
diri anak atau siswa. Hal ini dapat dilakukana dengan memberi perhatian
yang lebih kepada anak atau siswa. Memberi perhatian yang lebih bukan
memanjakan anak, tetapi memperhatikan segala perbuatan dan tingkah
laku serta kebiasaan anak, yang mencerminkan satu kemampuan tertentu.
Setelah mengetahui bakat kepemimpinan anak, tugas selanjutnya adalah
memberikan motivasi kepada anak atau siswa agar mereka mau dan
tertarik untuk mengembangkan bakat yang di milikinya.
Selain itu anak harus mampu memotivasi dirinya serta serius dan
bersunguh-sungguh dalam mengasah bakat dan kemampuan yang
dimilikinya. Sedangkan tugas lembaga pendidikan adalah menyediakan
sarana dan prasarana baika berupa tempat, peralatan, maupun guru atau
pelatih khusus yang ahli di bidangnya yang sesuai dengan bakat anak
tanpa harus dipungut biaya yang mahal.
Kerjasama yang baik antara siswa, guru, orang tua, serta lembaga-
lembaga pendidikan insya Allah upaya untuk mengembangkan bakat
kepemimpinan siswa akan berjalan dengan baik.
Menurut pendapat Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, dikatakan yang
termasuk lingkungan pendidikan itu ada tiga yaitu :
1. lingkungan keluarga
2. lingkungan sekolah
3. lingkungan masyarakat15
14 Iswatun “Kepramukaan Dalam Kepemimpinan Siswa.”, Skripsi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2000), h. 17-19, t.d 15 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1995), h. 123
15
Ketiga lingkungan pendidikan tersebut diatas berperan penting
terhadap perkembangan bakat anak. Keluarga sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama harus dapat memberikan perhatian yang lebih
terhadap prilaku dan tindakan yang dilakukan anak harus menjurus kearah
bakat yang dimilikinya. Setelah bakat anak diketahui yang harus dilakukan
adalah tidak memaksakan kehendak kepada anak untuk menekuni bidang
keterampilan yang tidak sesuai dengan bakatnya, tidak melarang anak
untuk berkreatifitas, serta memberikan motivasi kepada anak agar ia mau
bersemangat dalam menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan
bakatnya.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempunyai
peranan penting dalam upaya mengembangkan bakat anak, seperti yang
kita ketahui bahwa dalam lingkungan masyarakat banyak sekali kegiatan-
kegiatan maupun organisasi-organisasi kepemudaan seperti karang taruna,
ikatan remaja mesjid, klub-klub olah raga, dan lain-lain. Jika seseorang
anak memiliki bakat kepemimpinan atau organisasi atau mungkin berolah
raga, maka sebagai orang tua kita tidak boleh melarang anak untuk ikut
serta dalam kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat tersebut.
Selain kedua lingkungan pendidikan diatas, yang juga memiliki
peranan yang besar terhadap perkembangan bakat anak adalah sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus bisa menyediakan
bermacam-macam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai
macam kegiatan belajar, sehingga para siswa memperoleh pengalaman
pendidikan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan
kearah suatu tujuan yang dicita-citakan.
Agar bakat yang ada pada setiap pelajar dapat berkembang dan
tersalurkan maka sekolah harus menyelenggarkan suatu kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan berbagai macam bakat yang dimiliki
pelajar. Dan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler merupakan solusi terbaik
untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki oleh setiap
pelajar. Berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler dapat dilaksanakan dan
16
dikembangkan disekolah dan disesuikan dengan keberagaman bakat yang
ada pada pelajar disekolah tersebut.
Sebenarnya banyak sekali yang diberikan dalam kegiatan
ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas pelajar atau untuk
meningkatkan sumber daya manusia. Setiap pelajar mempunyai
keberagaman potensi dan kecerdasan. Ini semua akan berkembang dengan
baik apabila mendapatkan tempat, arahan serta dukungan dari semua pihak
yang terkait.
Seorang siswa yang tidak pandai dalam bidang matematika, mungkin
saja pandai dalam bidang kepemimpinan atau pintar dalam berorganisasai,
mampu untuk bertanggung jawab, memberikan kepercayaan, dan lain-lain.
Untuk pelajar seperta itu ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam
memimpin dengan cara mengikuti kegiatan berorganisasi lain yang ada
disekolah.
Seorang siswa yang pandai berbicara dan berceramah, kemampuannya
dapat dikembangkan lebih baik lagi disalurkan melalui suatu kegiatan
ekstrakulikuler seperti diskusi pelajar maupun kegiatan rohis disekolah.
Ada juga siswa yang suka memainkan alat musik atau rebana serta
memiliki suara yang merdu dan enak didengar. Kegiatan ekstrakulikuler
yang dapat diikuti oleh siswa tersebut seperti kegiatan band, qosidah,
paduan suara pelajar, atau mungkin bagi siswa yang gemar melantunkan
ayat-ayat al Quran dengan suara yang merdu, sekolah dapat memberikan
fasilitas untuk mengembangkan bakat tersebut dengan Qiraat atau Jamiatul
Qurro.
Kegiatan pramuka termasuk salah satu kegiatan ektrakurikuler yang
dapat membina perkembangan bakat para siswa sangat koheren. Bakat
yang ada pada diri siswa akan dapat disalurkan dan berkembang dengan
baik jika ia mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai. Dengan
memberikan pendidikan instrakulikuler saja belum cukup, melainkan
harus dilengkapi dengan pendidikan ekstrakulikuler. Karena memang
idealnya sekolah harus menyelengarakan pendidikan intrakulikuler dan
17
ekstrakulikuler agar kegiatan yang ada disekolah dapat berjalan dengan
baik dan lancar, maka sekolah perlu memberikan perhatian dan
pengelolaan yang maksimal, serta mendorong dan menempatkan kegiatan
pendidikan ekstrakulikuler sama penting dan seimbang dengan pendidikan
intrakulikuler, terutama dalam upaya pengembangan potensi dan bakat
yang dimiliki siswa.
3. Usaha Mengembangkan Bakat Kepemimpinan .
Organisasi kepanduan salah satu pendidikan non formal atau ektra
kurikuler mempunyai peranan penting dalam proses mentransformasi
bakat kepemimpinan siswa, pramuka juga merupakan wahana penting dan
medium yang efektif untuk mengajarkan dan mensosialisasikan niliai-nilai
dalam menanamkan instrumen untuk memupuk mental kepemimpinan.
Pramuka mengisyaratkan pengembangan kepemimpinan berikut ini
1. Memahami pemahaman konstruktif atas objek-objek Non verbal secara berstruktur dalam rangka equilibrium yang koheren, konsitensi dengan dunia realitas
2. Mampu berfikir resposif 3. Mampu mengenal simbol-simbol verbal
4. Bertanggung jawab tentang diri sendiri dan orang lain sehingga mampu menyelaraskan kepentingan individual dengan bertanggung jawab.
5. Interaksi dengan orang lain dan kepedulian sampai dalam pergaulan hidup dan pengabdian masyarakat
Hugh Marlow dalam bukunya Memanajemeni Perubahan dan
Merencana Masa Depan menjelaskan " seorang pemipimpin tidak cukup
hanya memiliki hati atau karakter saja tetapi juga harus juga memiliki
serangkain “ metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif " 16 . Banyak sekali pemimpin ynag mempunyai karakter dan
integritas, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif
karena tidak memiliki metode yang baik ada beberapa hal penting dalam
metode kepemimpinan:
16 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, ( PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982). h 54-55
18
Seperti diketahui Gerakan Kepramukaan membangun karakter bangsa
melalui penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dan pelatihan
keterampilan dalam regu-regu kecil yang dinamis. Secara bertahap
ditanamkan nilai-nilai luhur bahwa setiap anggota mempunyai kesempatan,
tanggung jawab, dan kewajiban yang sama. Bagi anggota muda dan
remaja, utamanya sebagai latihan untuk hidupnya di masa depan, harus
berani, mampu dan sanggup tampil sebagai pemimpin regunya dengan
penuh tanggung jawab
Seorang pemimpin regu, biar dalam wujud kecil dan sederhana, harus
mampu menciptakan visi dan misi bersama ( shared vision ) yang
dijadikan cita-cita dan andalan regu dan kelompoknya. Namun demikian,
pada setiap kegiatan dalam Gerakan kepramukaan, latihan kepemimpinan
dengan konsep ilmiah itu tidak diajarkan dalam bentuk teori dan hapalan
falsafah yang rumit dan memusingkan kepala, tetapi dikembangkan antar
anggota dalam kelompok dengan santai dan ceria. Pertanda cara belajar
dengan ceria ini menjadi daya tarik tersendiri dalam gerakan pramuka atau
Gerakan Kepanduan diseluruh dunia. Kalau gerakan anak muda dengan
pendekatan ceria ini hilang digantikan dengan pendekatan kaku yang
membosankan, hampir pasti Gerakan Pramuka akan ditinggalkan oleh
anak muda
B. Kepramukaan
1. Sejarah kepramukaan
Sejarah pendidikan kepramukaan tidak terlepas dari pengalaman hidup
penemunya yaitu Lord Boden Powell. Ia dilahirkan di Paddington,
London tanggal 22 Februari 1857. Ayahnya seorang professor geometri
pada Universitas Oxford bernama H.G. Boden Powell yang meninggal
saat ia masih kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya. Henrieta Grace Smith,
seorang wanita yang memiliki cita-cita bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden Powell berkata tentang ibunya pada 1933 ”Rahasia keberhasilan
saya adalah ibu saya”.
19
Pengalamannya sebagai anggota pasukan Inggris di India dan Afrika
Selatan memiliki andil besar dalam penemuan kepanduan (kepramukaan)
antara lain :
a. Masa kecil, kakaknya mengajarkan keterampilan berlayar,
berenang, berkemah, olah raga dan keterampilan lain padanya
b. Ia tinggal bersama ayahnya sejak kecil, pembinaan watak
didapatkan dari ibunya.
c. Ia disenangi temanya karena selalu riang gembira, suka humor,
cerdas, gemar musik, seni drama, mengarang dan melukis.
d. Ketika bertugas di Resimen 13 kavaleri ia berhasil mengikuti
jejak kuda yang hilang dan ia temukan di puncak gunung.
Itulah awal perhatian dari keterampilan mencarai jejak
e. Pengalaman yang unik dan berbahaya ketika ia dikepung
bangsa Boer (Afrika Selatan) selama 127 hari namun mampu
bertahan dan juga merupakan bekal kepramukaan dikemudian
hari.
Pengalaman Boden Powell kemudian dibukukan dengan judul “Aids to
Scouting” berisi pentujuk cara melaksanakan tugas penelitian dengan baik
bagi anggota tentara muda Inggris. Lalu Boden Powell diminta melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang diceritakan
dalam bukunya. Pada tahun 1908 Boden Powell mengemukakan gagasan
tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak dan remaja yang dituang
dakam buku “Scouting for Boys”. Kemudian atas dorongan adiknya
Agnes Boden Powell, ia mendirikan organisasi kepanduan putri yang di
beri nama “ Girl Guides’.17
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan, sebagaimana
dikembangkan Boden Powell sejak awal bertujuan sebagi sarana
pembentukan watak peserta didik, agar menjadi manusia yang tangguh dan
tahan banting dari kesulitan kehidupan. Pada tahun 1920 di London
17 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka 1993) h. 19-21
20
diadakan Internasional jambore I dan pada kesempatan ini Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Setelah 9 tahun kemudian,
tepatnya pada tahun 1992 Baden Powell dianugrahi gelar bangsawan oleh
raja Inggris atas jasa-jasanya dibidang pendidikan. Dan sejak saat itu ia
berhak memakai gelar Lord di depan namanya : Lord Boden Powell.18
Di Indonesia sendiri gerakan kepanduan di mulai tahun 1912 organisasi
kepanduan di Indonesia didirikan oleh Belanda disebut dengan Pandu atau
Padvinder, pendirinya adalah Jhon Smith. Pada mulanya hanya untuk anak
anak bangsa kulit putih saja. Akan tetapi dengan semakin meningkatnya
kegiatan pergerakan nasional meningkat pula perkembangan gerakan
kepanduan di Indonesia yang dijadikan wadah pembentukan kader serta
tempat memupuk bakat-bakat kepemimpinan bangsa sekaligus memupuk
rasa nasionalisme dan kebangsaan. Maka tanggal 13 September 1928
lahirlah Kepanduan Bangsa Indonesia, kemudian tanggal 28 Desember
1945 berubah menjadi Pandu Rakyat Indonesia. Dengan bantuan Perdana
Menteri Juanda berhasil ditetapkan Keputusan Presiden RI No 238 tentang
Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di wilayah
RI yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan
pemuda-pemudi Indonesia.
Dalam Anggaran Dasar Pramuka sejak kelahirnnya ditetapkan
berasaskan pancasila yang mempunyai tujuan mendidik anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip dasar metodik kpramukaan dimana
pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan Nasional,
kebutuhan regional masing-masing daerah bahkan juga diserasikan dengan
keadaan dan kebuthan lokal di desa masing-masing. Gerakan pramuka
memegang peranan penting dalam rangka pembinaan generasi muda
pembentukan kader-kader pembangunan bangsa yang berkualitas tinggi,
berbudi luhur serta ikut melaksanakan pembangunan nasional.19
18 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 19 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25
21
2. Pengertian dan Tugas Pokok Kepramukaan
a. Pengertian Kepramukaan
Pengertian kepramukaan seperti disebutkan dalam buku yang berjudul
BPS OUT Look, Boden Powell sebagai pendiri organisasi kepramukaan
memberi pengertian kepramukaan sebagai berikut :
“Scouting is not science to be solemly, not is it a collection of doctrins and
texs. No. it is a jolly game in the doors, and younger brothers picking up
health and happiness, handicraft and fullness.”Artinya : Kepramukaan
bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula
merupakan suatu kumpulan dari ajaran-jaran dan naskah-naskah buku.
Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam
terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama
mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.20
Menurut buku yang lain “Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga
“kepramukaan adalah suatu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan alam terbuka dengan prinsip dasar
metodik kepramukaan yang sasaran akhir adalah pendidikan watak”.21
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kepramukaan adalah suatau proses pendidikan dalam bentuk
kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda dibawah
tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan diluar jangkuan keluarga
dan diluar lingkungan sekolah untuk mengembangkan bakat dan
kepribadian.
Pendidikan didalam gerakan pramuka diartikan secara luas sebagai
suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber
daya atau potensi anak didik baik sebagai individu maupun sebagai
20 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Badan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan, (Jakarta : Kwarnas Gerakan Pramuka, 1980), h. 21 21 Kwartir Daerah DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda DKI Jakarta, 2000), h. 15
22
anggota masyarakat, tujuannya menjadikan mereka sebagai manusia
mandiri, peduli bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan
norma masyarakat.22
Dalam bidang pendidikan, kita mengenal adanya pendidikan formal
dan pendidikan non formal dimana kegiatan kepramukaan termasuk salah
satu diantaranya. Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu
pendidikan non formal yan merupakan pelengkap bagi pendidikan
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga tertutama dalam
usaha mengingkatkan disiplin, keterampilan, rasa persaudaraan, bakti pada
masyarakat, pembentukan watak dan pengembangan bakat. Pendidikan
kepramukaan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh
kedua lingkungan pendidikan diatas. Melalui kepramukaan peserta didik
menemukan dunia lain diluar ruangan kelas, saling bertukar pendapat,
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik secara terus
menerus dan berkesinambungan terlibat dalam proses pendidikan.23
b. Tugas Pokok Kepramukaan
Setiap anggota gerakan kepramukaan harus memahami dan menghayati
tugas pokok gerakan pramuka agar setiap komponen terlibat dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Seperti yang telah di sebutkan dalam buku Bahan Serahan Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan bahwa "tugas pokok
kepramukaan adalah sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda
Indonesia dalam upaya membentuk kader pembangunan bangsa.
2) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan selalu
memperhatikan keadaan dan kemampuan peserta didiknya.
3) 3.1. Gerakan kepramukaan berkewajibkan untuk melaksanakan eka
prasetya pancakarsa.
22 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 15 23 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 17
23
3.2. karena kepramukaan bersifat nasional maka gerak dan
kegiatan gerakan pramuka harus disesuaikan dengan kepentingan
nasional.
4) Gerakan pramuka hidup dan bergerak ditengah masyarakat dan
berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna
bagi masyarakat. Oleh karenanya gerakan pramuka harus
memperhatikan keadaan, kemampuan, adat dan harapan orang tua
dan masyarakat.
5) Pelaksanaan gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar metodik
kepramukaan. Peserta didik mendapat pembinaan dalam satuan
sesuai dengan usia dan kegiatannya. 24
Gerakan kepramukaan mempunyai sasaran yang ingin dicapai antara
lain adalah lahirnya tunas-tunas bangsa yang : kuat keyakinan
beragamanya, tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa pancasila, sehat,
segar dan kuat jasmaninya, cerdas tangkas dan terampil, berpengalaman
luas dan dalam, berjiwa kepemimpinan dan patriot, berkesadaran nasional
dan peka terhadap perubahan lingkungan dan berpengalaman banyak.25
3.Tujuan dan Landasan
a. Tujuan pendidikan kepramukaan
Sebagai “wadah” pendidikan luar sekolah ditegaskan dalam Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka bahwa gerakan pramuka didirikan dengan
maksud memberi wadah pembinaan generasi muda yang menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kpramukaan yang diserasikan dengan
keadaan, kepentingan, perkembangan dan kebutuhan bangsa serta
masyarakat Indonesia.
Gerakan pramuka mempunyai maksud dan tujuan untuk membina dan
mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar kelak menjadi :
1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, tinggi
mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, 24 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, ( Jakarta : Kwarnas ). H. 25-26 25 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka …, h. 26
24
tinggi kecerdasan dan keterampilannya, serta kuat dan sehat
jasmaninya.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia
dan patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri serta mampu dalam pembangunan
bangsa dan Negara. Tujuan strategis kepramukaan adalah kader
bangsa sekaligus kader pambangunan yang bermoral
pancasila.26
b. Landasan pendidikan kepramukaan
Pendidikan pramuka sebagai sebuah organisasi gerakan siswa
mempunyai tiga landasan hukum sebagai berikut :
1) Landasan idiil
Landasan idiil gerakan pramuka adalah pancasila sesuai dengan
Kepres RI No 238/1961 diganti dengan Kepres RI No 46/1984.
2) Landasan konstitusional dan struktur
1) Undang-undang Dasar 1945
2). Kepres RI No 238/1961jo Kepres No 46/1984
3) Undang-undang lain yang relevan
4) Landasan Konsepsional
1) Hakekat gerakan pramuka
2) Tujuan gerakan pramuka
3) Kedudukan dan peran majlis pembimbing
4) Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia
5) Asas pembangunan Nasional
26 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat dasar, (Jakarta : Kwarnas ), h . 43
25
5) Landasan oprasional
1) Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan
2) Keputusan munas gerakan pramuka
3) Keputusan Kwartir nasional gerakan pramuka.27
4. Program Kegiatan Pramuka
a. Motto gerakan pramuka.
Gerakan Kepramukaan mempunyai motto tersendiri sebagai sebuah
motivasi dan ruh, sebagai sebuah motto haruslah ditransformasikan dan di
wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun mottonya adalah:
Satya kudarmakan, Darmaku kubaktikan Dan ini adalah motto organisasi pendidikan karena itu motto gerakan pramuka bukan diajarkan untuk dihapalkan tetapi pendidikan melalui kpramukaan agar setiap anggota gerakan pramuka baik peserta didik maupun anggota dewasa, secara sukarela dan atas kesadaran pribadinya serta terdorong oleh rasa tanggung jawab moralnya, kepedulian dan hidupnya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat sudah sepatutnya mendarmakan satyanya atau janjinya, selanjutnya membaktikan darmanya itu sebagai reaksi pengalaman kode kehormatan pramuka.28
b. Program kegiatan pramuka
Kegiatan dalam kepramukaan, sebagai bentuk proses pendidikan
merupakan totalitas apa yang dilakukan peserta didik dalam keperamukaan.
Bagaimana (metode) melakukannya, mengapa dilakukan (tujuan).
Kesemuanya itu merupakan proses pendidikan total peserta didik.
Kegiatan sebagai program kegiatan peserta didik (prodik) harus modern
artinya sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi kaum
muda dan masyarakat lingkungannya, bermanfaat baik bagi peserta didik
maupun masyarakat berdasarkan prinsip dasar metodik kepramukaan.
Apa yang dilakukan peserta didik, metode yang diterapkan dan tujuan
yang mau di capai merupakan tiga bagian terpadu prodik. Kalau ketiga
27 Kwarnas Gerakan Pramuka …., h. 37-38 28 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda 2000), h. 44
26
bagian itu tidak imbang atau salah satu bagian tidak ada maka tidak efektif.
Apa yang dilakukan peserta didik berupa kegiatan merupakan faktor
penting yang menarik peserta didik untuk mengikuti kegiatan. Kegiatan itu
merupakan pengalaman dalam kepramukaan yang memberi kesempatan
pada peserta didik memperolah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
ditetapkan sebagai sasaran kegiatan.
Program kegiatan peserta didik meliputi semua aktifitas yang diikuti
peserta didik dalam perkemahan, penjelajahan pengabdian masyarakat
yang kesemuanya itu harus menarik dan menantang kaum muda. Prodik
dilaksanakan sesuai dengan golongan peserta didik dan kepentingan
kebutuhan sistuasi dan kondisi kaum muda dan masyarakatnya. Sasaran
melalui prodik adalah ketahanan mental atau moral fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual peserta didik sehingga akhirnya menjadi
pribadi yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan teguh pada
kebenaran. 29
Setiap anggota pramuka wajib mengetahui dan menguasi berbagai
teknik kepramukaan agar mereka mampu bertahan hidup dalam keadaan
darurat dialam terbuka. Bahkan jika dibutuhkan pramuka harus menolong
orang lain yang sedang tertimpa musibah sehingga mereka bukan hanya
berguna bagi diri sendiri melainkan juga bagi masyarakat.
Pengetahuan keterampilan kepramukaan meliputi.
a. simpul dan ikatan mcamnya antara lain : simpul mati, simpul
kelompoknya. Kebanggaan kelompoknya adalah kebanggaan
dirinya, kesiapan atau kesediaan remaja untuk menerima
pengaruh kelompoknya sangat tinggi. Pembina pramuka
penggalang tugas utamanya memberi dukungan kepada peserta
32
didiknya dalam upaya mereka memahami, menghayati, makna
gerakan pramuka, sehingga mereka bersiap dan bersedia untuk
mendarmakan satyanya dan membaktikan darmanya secara
sukarela dengan kesadarannya.33 Pramuka penggalang ada 3
tingkatan :
a. Penggalang Ramu
b. Penggalang Rakit
c. Penggalang Terap
3) Pramuka penegak atau Pandega lebih kritis dan penuh
perhitungan, dan mengutamakan kebebasan bergerak dengan
penuh tangtangan, dan mengutamakan kebebasan bergerak
yang penuh dengan tangtangan, mereka melibatkan diri penuh
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatannya.
Kiasan dalam bentuk tema lebih sesuai bagi mereka. tema
kegiatan mereka dibuat oleh mereka sendiri, mereka memegang
teguh tema yang dibuat bersama serta disepakati bersama.
c. Metode kepramukaan
Metode kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari prinsip dasar
kepramukaan. Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
diterapkan secara terpadu. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode
kepramukaan pramuka. Metode kepramukaan merupakan suatu sistem
yang terdiri atas 8 unsur : Sistem berkelompok, Belajar sambil melakukan,
Sistem tanda kecakapan, Sistem among, Sistem satuan terpisah, Alam
terbuka, Kegiatan menantang mengandung pendidikan, dan Kode
kehormatan pramuka. Yang mana merupakan subsistem terpadu dan
terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik
dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan
gerakan pramuka, metode kepramukaan itu efektif dan efisien bila:
33 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, (Jakarta : 2000), h.46
33
a. kedelapan unsur diterapkan terpadu dalam setiap kegiatan
b. setiap unsur berfungsi
c. setiap unsur ada dan kuat
Pada seminar kepanduan nasional Indonesia di Tugu Jawa Barat
tanggal 21-24 Januari telah di rumuskan PDMPK (Prinsip Dasar Metodik
Pendidikan Kepramukaan) atas dasar prinsip Lord Boden Powell.
PDMPK tertulis dalam anggaran dasar kepramukaan sedunia Bab IV
sebagai berikut :
a. Prinsip kesukarelaan
b. Prinsip kode kehormatan
c. Sistem beregu
d. Sistem satuan terpisah
e. Sistem tanda kecakapan
f. Kegiatan menarik yang mengandung kegiatan
g. Penyesuaian dengan perkembangan jasmani dan rohani anak
h. Keprasahajaan hidup
i. Prinsip swadaya. 34
Prinsip dasar kepramukaan perlu ditanamkan pada peserta didik secara
efektif dan efesien melalui kegiatan yang memotivasi peserta didik untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya benar-benar
menjadi bagian dari cara hidup peserta didik. Perinsip Dasar Kepramukaan
bukan diajarkan, bukan diinstuksikan tetapi dididikkan untuk dijadikan
oleh peserta didik sebagai Imtaq (iman dan taqwa). Proses pendidikannya
adalah :
a. Dalam setiap kegiatan, prinsip dasar kepramukaan harus diterapkan
dirasakan peserta didik, dilakukan peserta didik secara sadar tanpa
ada paksaan
34 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,(Surabaya : PT Terbit terang ) h 78-85
34
b. Harus ada yang pantas ditiru oleh pserta didik dalam menerapkan
prinsip dasar metodik kepramukaan sebagai norma dalam
kehidupan.
c. Menciptakan/mengusahakan adanya lingkungan yang kondusif
untuk penerapan prinsip dasar kepramukaan.
Penyelenggaraan proses pembinaan itu dilaksanakan sebanyak-
banyaknya dengan peraktik dan secara praktis dengan menggunakan cara
sebagai berikut :
a. Learning by doing : belajar dengan praktik (sambil mengerjakan)
b. Doing to live : usaha menghasilkan kebutuhan hidup
c. Living to service : hidup untuk berbakti dan mengabdi
d. Learning by teaching : belajar sambil mengajar.35
35 M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, (Jakarta : kedai kwarnas), cet., ke -3 h. 5
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Citra Nusantara Bekasi. Adapun waktu
penelitian selama empat bulan terhitung mulai tanggal 20 Desember 2009 sampai
Maret 2010.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Terdapat dua jenis populasi dalam penelitian ini
1. Populasi target : dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Citra
Nusantara yang berjumlah 242 siswa
2. Populasi terjangkau : adalah seluruh siswa yang ikut aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler kepramukaan sebanyak 80 siswa penggalang dari kelas 7
dan kelas 8
b. Sample
Dari populasi diatas penulis mengambil sampel 50 % dari populasi
terjangkau berjumlah 40 orang, sampel diambil secara acak (Random
Sampling)
D. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dalam
hal ini penulis mendeskripsikan data dengan memberikan gambaran (lukisan )
37
secara rinci, sistematis, aktual, dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat, serta
hubungan fenomena yang diteliti.1
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Riset Pustaka (library research)
Model penelitian kepustakaan yang penulis lakukan adalah dengan cara
meneliti dan mempelajari buku-buku literatur, artikel dan dokumen dengan
maksud untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
kerangka teori sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini.
b. Riset lapangan( Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data secara
langsung dari objek penelitian, Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagi berikut :
1) Observasi : yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data tentang gambaran
umum sekolah sesuai dengan pembahasan skripsi ini.
2. Studi Dokumentasi : dilakukan untuk memperoleh data sejarah Pramuka
di SMP Citra Nusantara Bekasi dan data-data penelitian lainnya sesuai
dengan masalah yang penulis teliti mengenai kepramukaan.
3) Wawancara : metode ini dilakukan terhadap kakak Pembina pramuka
untuk mendapatkan informasi tentang frekuensi latihan, metode
pengajaran, materi yang diberikan dll yang ada hubungannya dengan
masalah kepramukaan.
4) Angket: metode ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang berisi
pertanyaan kepada responden ( anggota Pramuka) yang ditemui langsung
dilapangan.
1 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian,(Jakarta; Bina Aksara, 1983) hal 139
38
F. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum data yang terkumpul dianalisis secara cermat, penulis mengadakan
dua tahap penganalisaan. Pertama yaitu : data yang sudah terkumpul diolah
terlebih dahulu. Kemudian yang kedua, dianalisis untuk mengungkap pokok
masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh untuk diambil kesimpulan.
Dalam pengolahaan data, penulis menggunakan cara sebagai berikut :
a. editing atau ferivikasi.
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis, penulis
segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai
nomor terakhir.
b.Tabulating
Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang
terdapat dalam angket kedalam stub. Kemudian setelah data diolah, maka
penulis selanjutnya melakukan analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif
dengan persentase,2 adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis data ini
adalah : Rumus Persentase
P = F X 100%
N
P = adalah presentase yang dicari
F = adalah frekuensi jawaban
N = adalah jumlah jawaban subjek / sample yang diolah.
Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, maka analisa data bisa dilakukan,
yaitu dengan cara menginterprestasikan data berdasarkan pengamatan peniliti di
lapangan dan landasan teori-teori yang sudah ada.
2 Moh Nasir, Ph.D. Metode penelitian,(Jakarta : PT Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 415
39
Adapun teknik penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini
berdasarkan pada buku pedoman skripsi “Pedoman Penulisan Skripsi” yang
diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Jakarta.
40
Tabel .1
KISI-KISI INSTRUMEN
No Variabel Dimensi Indikator Butir
1
2.
Kepramukaan Pengembangan Bakat kepemimpinan
-Partisipasi dalam kegiatan ektrakulikuler kepramukaan -Motivasi siswa mengikuti kegiatan kepramukaan -Aspek-aspek kepemimpinan siswa
-Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan -Kerjasama siswa dengan Pembina pramuka -Pelatihan yang maksimal dalam proses pengembangan bakat kepemimpinan -Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan -Kolektiv dan kolegial kelompok dan regu kepramukaan -Dasar-dasar pengembangan bakat kepemimpinan dan berorganisasi -Skil individu, kelompok dalam observasi dan
Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar, Jakarta:
Kwarnas Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka tingkat Lanjutan, Jakarta:
Kwarnas Kwarda DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, Jakarta: Kwarda
Jakarta Lemdikacab Ponorogo, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar, Ponorogo: Kwarda
Ponorogo Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda
Karya, Cet 14, 2009 Moh Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghallia Indonesia, Cet 3, 1988 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Rosda Karya,
Cet 2, 2007 Riyanto Luys et.al, Pegangan Lengkap Gerakan Peramuka, Surabaya: Terbit
Alda, 1984 Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka dalam Membangun
Watak dan Bangsa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1993
M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, Jakarta: Kedai Kwarnas, Cet 3, 1994 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara, 1983 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet 2, 2008 Sentosa Sembiring, Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:Nuansa Aulia, Cet 1,
2008 Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Teoritis, Bandung:
Cet 1, 2007
Petunjuk pengisian angket
1. Jawablah setiap pertanyaan pada lembar berikut ini sesuai dengan kegiatan
kepramukaan yang kalian yang ikuti
2. tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah
3. pengisian angket ini semata-mata untuk kepentingan penelitian dan tidak
berpengaruh terhadap nilai kalian
1. Apa motivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuk
a. belajar berorganisasi
b. mengembangkan bakat kepemimpinan
c. mencari teman
d. coba-coba
2. Apakah kamu selalu hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
a. selalu hadir
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Sejak kapan kamu aktif di kegiatan kepramukaan
a. sejak SD
b. sejak sekolah di SMP Citra Nusantara
c. sejak kelas 8 SMP Citra Nusantara
d. sejak kelas 9 SMP Citra Nusantara
4. Atas keinginan siapa kamu aktif dalam kegiatan kepramukaan
a. keinginan sendiri
b. diajak teman
c. disuruh guru
d. di perintah orang tua
5. Bagaimana sikap orang tua kamu terhadap kegiatan kepramukaan yang kamu ikuti
a. sangat mendukung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendunkung
6. bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan kepramukaan
a. sangat senang
b. senang
c. kurang senang
d. tidak senang
7. Apakah kegiatan kepramukaan yang kmu ikuti mengganggu kegiatan belajar
a. sangat mengganggu
b. mengganggu
c. kurang mengganggu
d. tidak mengganggu
8. Bagaimana prestasi belajar kamu selama mengikuti kegiatan kepramukaan
a. sangat meningkat
b. meningkat
c. kurang meningkat
d. tidak meningkat
9. Apakah ikut aktif dalam kegiatan kepramukaan meningkatkan minat
belajar kepemimpinan kamu
a. ya
b. kurang
c. kadang-kadang
d. tidak sama sekali
10. Setelah mengikuti kegiatan kepramukaan apakah bakat yang kamu miliki
tersalurkan
a. sangat tersalurkan
b. tersalurkan
c. kurang tersalurkan
d. tidak tersalurkan
11. Setujukah kamu bahwa kegiatan kepramukaan merupakan wadah
pengembangan bakat kepemimpinan
a. sangat setuju
b. setuju
c. kurang setuju
d. tidak setuju
12. Apakah kegitan kepramukaan memberikan kamu latihan dasar
kepemimipinan
a. ya
b. kurang
c. kadang-kadang
d. tidak sama sekalai
13. Apakah Pembina yang menyampaikan materi berkompetensi dalam
bidang kepramukaan
a. sangat berkompetensi
b. berkompetensi
c. kurang berkompetensi
d. tidak sama sekali
14. Dengan mengikuti kegiatan kepramukaan apakah bakat kepemimpinan
yang kamu miliki berkembang
a. sangat berkembang
b. berkembang
c. kurang berkembang
d. tidak berkembang
15. Apakah materi dan metode penyampaian sesuai dengan prinsip dasar
metodik kepramukaan
a. sangat sesuai
b. sesuai
c. kurang sesuai
d. tidak sama sekali
16. Apakah dala m kegiatan kepramukaan diajarkan dasar-dasar berorganisasi
a. ya
b. kuarang
c. kadang-kadang
d. tidak sama sekali
17. Selama ini apa yang kamu dapatkan dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan
a. tambah teman
b. dasar-dasar berorganisasi
c. dasar-dasar kepemimpinan
d. tidak tahu sama sekali
18. Setelah mengikuti kegiatan kepramukaan apakah kamu mampu memimpin
diskusi
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak sama sekali
19. Mampukah kamu jika terpilih menjadi pemimpin upacara
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak mampu
e.
20. Ketika diberi tugas oleh guru/kakak Pembina apakah kamu akan
bertanggungjawab menyelesaikan juga itu
a. sangat bertanggungjawab
b. bertanggungjawab
c. kurang bertanggungjawab
d. tidak bertanggungjawab
21. Mampukah kamu menjadi ketua kelas
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak sama sekali
22. Mampukah kamu dalam menghadapi / memutuskan masalah yang kamu
hadapi sendiri dengan bijaksana
a. sangat mampu
b. mampu
c. kurang mampu
d. tidak sama sekali
Tabel .1 KISI-KISI INSTRUMEN
No Variabel Dimensi Indikator Butir
1 2
Kepemimpinan
Mengembangkan bakat kepemimpinan siswa
- Partisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan - Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Aspek-aspek kepemimpinan siswa
-Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Kerjasama siswa dengan Pembina pramuka -Pelatihan maksimal dalam proses mengembangkan bakat kepemimpinan -Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan -Kolektiv dan kolegial kelompok dan regu kepramukaan -Dasar-dasar mengembangkan bakat kepemimpinan dan berorganisasi -Skill individu, kelompok dalam observasi dan pengamatan
Seluruh referensi yang gunakan dalam penelitian skripsi berjudul " Peran
Kepramukaan dalam Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP
Citra Nusantara Bekasi" yang di susun oleh Romli Nomor Induk Mahasiswa
102018224110 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam jurusan Kependidikan
Islam, telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada
tanggal…………………..
Jakarta, Agustus
2010
Mengetahui
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. Rossatria , M.Ag
NIP. 19470717 1966 08 2 001
DAFTAR REFERENSI
NO No
footnote
Halaman
skripsi
Halaman referensi Paraf pembimbing
1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
8
9
10
11
1
2
3
4
4
4
4
8
8
8
9
10
11
11
11
11
UU Sisdiknas No 20 Th 2003 pasal 1 ayat 3. h. 10 UU Sisdiknas…, Pasal 3 h. 12 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan AplikasiPendidikan,(Jakarta: PT Imerial Bahakti Utama, 2007), cet ke-2 h. 270 Lemdikacab, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar (Ponorogo: tth), h 12 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th), cet., ke-7, h. 291 UU Sisdiknas, undang-undang No 20 th 2003, Pasal 3 h. 12 Kwarda Gerakan Pramuka, Panduan Praktis membina pramuka Siaga, (Jakarta: 2000), h. 15 Muhibbin Syah., Psikologi pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2010 ), cet ke-15 h. 133 Dra. Enung Fatimah, M.M.,Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 34 Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan …, h 70-71 Dra. Enung Fatimah , M.M. Psikologi Perkembangan …h. 74 Dra. Enung Fatimah M.M. Psikologi Perkembangan …, h. 75-77 Soekarno Indrafachrudi, et-al,
15
16
17
18
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
23
24
25
12
13
14
15
16
17
18
14
15
16
17
18
19
20
12
13
13
13
14
17
19
19
20
21
21
21
22
22
23
23
24
Pengantar Kepemimipinan Pendidikan,(Jakarta : PT Alda, 1984 ) cet-ke 4 h. 7 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar ..., h. 8 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h. 9 Soekarno Indrafachrudi, et-al, Pengantar…, h.13 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet., Ke3, h. 166 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi ..., h 148 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi …, h 149-151 Iswatun “Kepramukaan Dalam Kepemimpinan Siswa.”, Skripsi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2000), h. 17-19, t.d M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1995), h. 123 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, ( PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982). h 54-55 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka 1993) h. 19-21 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25
26
26
27
28
29
30
31
32
33
34
21
22
23
23
24
25
26
26
27
28
29
30
31
32
25
25
27
28
30
31
32
36
38
34
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Badan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan, (Jakarta : Kwarnas Gerakan Pramuka, 1980), h. 21 Kwartir Daerah DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda DKI Jakarta, 2000), h. 15 Kwartir Daerah DKI Jakarta, …, h. 15 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 17 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, ( Jakarta : Kwarnas ). H. 25-26 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka …, h. 26 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat dasar, (Jakarta : Kwarnas ), h . 43 Kwarnas Gerakan Pramuka …., h. 37-38 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda 2000), h. 44 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka …, h. 21-22 Lendikacab , Bahan Serahan Kursus mahir Dasar ( Ponorogo: 2001), h. 95 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka , Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar,
33
34
(Kwarnas : Jakarta ), h. 27 Lendikacab Ponorogo, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar, ( Ponorogo : 2001) h. 27-28 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, (Jakarta : 2000), h.46 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,(Surabaya : PT Terbit terang ) h 78-85 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian,(Jakarta; Bina Aksara, 1983) hal 139 Moh Nasir, Ph.D. Metode penelitian,(Jakarta : PT Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 415 M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, (Jakarta : kedai kwarnas), cet., ke -3 h. 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dengan jelas memberikan arahan dan kebijakan pembangunan di bidang
pendidikan, bahwa "Pendidikan Nasional adalah bagian yang tak terpisahkan
dari Pembangunan Nasional" 1 . Oleh karena itu, Pendidikan Nasional
dilakukan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta dalam arti
terbuka bagi seluruh rakyat dan diseluruh tanah air, menyeluruh dalam arti
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, terpadu dalam arti tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa. Pendidikan yang
bersifat semesta, menyeluruh dan terpadu mempunyai peranan dalam
meningkatkan kualitas manusia dan sekaligus sebagai pembentuk manusia
Indonesia seutuhnya dan pendukung pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, masyarakat diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan negara. Sehingga
diharapkan pendidikan nasional mampu memberikan peluang dalam ilmu
pengetahuan, teknologi serta keterampilan dan kemahiran lainnya disamping
1 UU Sisdiknas No 20 Th 2003 pasal 1 ayat 3. h. 10
1
2
keharusan membangun kepribadian yang tak lain adalah manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Allah Yang Maha Kuasa.
Kita pernah mengalami krisis kepemimpinan secara nasional, setelah
tragedi Semanggi pada tahun 1998 pemimpin yang korup, tirani, dan
cenderung menyalahgunakan kekuasaan ( abuse a power ) Negara Indonesia
rontok dihantam badai krisis besar yang berkepanjangan, dikala itu kita sulit
untuk mencari sosok pemimpin yang benar-benar akomodatif, responsive dan
bertanggung jawab. Hal tersebut terjadi karena kita tidak menyediakn sebuah
sistem yang integral dalam menciptakan seorang pemimpin.
Sejatinya pendidikan bukanlah sesuatu yang kaku yang hanya
mengajarkan tentang ilmu-ilmu logika dan eksak, akan tetapi didalam
pendidikan haruslah memuat sebuah pendidikan karakter kepemimpinan,
upaya konstruksi pendidikan yang bersifat holistic sangat dibutuhkan untuk
setiap negara tak terkecuali Indonesia. Indonesia yang majemuk dan memliki
berbagai ciri khas dari setiap daerah harus di akomodasi kepentingan-
kepentingan setiap daerah, oleh sebab itu di butuhkan sosok pemimpin yang
cerdas, berwibawa dan berkarakter.
Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu kebetulan atau hanya bakat
yang dibawa sejak lahir atau sesuatu yang turun dari langit an sich akan tetapi
menciptakan seorang pemimpin butuh suatu sistem dan regulasi pendidikan
yang terpadu, integral dan universal yang mengarah pada penciptaan sosok-
sosok pemimpin yang handal.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas bab II mengenai dasar, fungsi dan tujuan dalam pasal tiga dinyatakan bahwa "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Terlepas dari itu semua, dalam kehidupan suatu bangsa termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia, pendidikan mempunyai peranan dan strategi 2 UU Sisdiknas…, Pasal 3 h. 12
3
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa Indonesia. Bahkan
pada pembukaan UUD 45 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
pembentukan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini menuntut adanya penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin
perkembangan dan kelangsungan pendidikan bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi tuntutan situasi zaman dan pebangunan nasional, serta
dalam rangka otonomi pendidikan, sistem pendidikan harus bisa dilaksanakan
secara tepat guna dan berhasil dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang dan
tingkat pendidikan. Keberadaan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan
tersebut dimaksudkan untuk dapat berkinerja secara efektif dan efisien.
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang memusatkan kegiatannya kepada
pendidikan dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan pendidikan secara
efektif dan efesien, sehingga dapat meningkatkan kwalitas pendidikan di
sekolah tersebut.
Pendidikan di sekolah yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi
untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan
ilmu pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan untuk
menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam
masyarakat dikatagorikan sebagai pendidikan formal. Pada dasarnya lembaga
sekolah terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di bidang
pembelajaran. Kebutuhan masyarakat tentang pembelajaran semakin hari
semakin banyak. Oleh karena itu, sekolah pada dasarnya menyiapkan dan
membekali peserta didik untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Pendidikan di sekolah dalam rangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya
para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian
pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang
disesuaikan dengan system penetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat. 3 Semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan yang
3 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,(Jakarta: PT Imerial Bahakti Utama, 2007), cet ke-2 h. 270
4
diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur
serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan di sekolah terbagi menjadi dua bagian, kegiatan intra kulikuler
dan kegiatan ekstra kulikuler. Kegiatan intrakulikuler dilaksanakan pada jam
sekolah berlangsung, sedangkan kegiatan ekstra kulikuler dilaksanakan di luar
jam pelajaran sekolah.4 Kedua kegiatan tersebut sama pentingnya dan saling
melengkapi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kegiatan ekstra
kulikuler artinya kegiatan yang ada di luar program yang tertentu dalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. 5 Kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah banyak jenisnya antara lain lain : Pramuka, PMR,
Olah Raga, Kesenian, Agama dan lain-lain. Pramuka salah satu jenis
ekstrakulikuler yang sangat penting.
Pendidikan kepramukaan merupakan subsistem pendidikan nasional yang
mempunyai peranan penting bagi terwujudnya tujuan pendidikan nasional
seperti tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu: "mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbadan
sehat, yang memilki ilmu serta wawasan yang luas, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab selain itu,
tujuan gerakan pramuka melengkapi tujuan pendidikan nasional".6 Gerakan
pramuka juga merupakan wadah pembinaan generasi muda yang sangat
potensial dengan prinsip dasar metodik kepramukaan
Pada hakekatnya pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan di lakukan di alam
terbuka.7
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan di Indonesia bersumber dari
gagasa Baden Powell namun pelaksanaanya mengalami proses akulturasi dan
4 Lemdikacab, Bahan Serahan Kursus Mahir Dasar (Ponorogo: tth), h 12 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th), cet., ke-7, h. 291 6 UU Sisdiknas, Undang-Undang No 20 th 2003, Pasal 3 h. 12 7 Kwarda Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta: 2000), h. 15
5
proses penyesuaian dengan keadaan dan kebutuhan di Indonesia. Kegiatan
kpramukaaan diarahkan untuk pembinaan watak, kepribadian, taqwa, kepada
Tuhan Yang Maha Esa, cinta tanah air, mengamalkan pancasila, paham
sejarah perjuangan bangsa, mandiri, bertanggungjawab, disiplin, terampil dan
cakap, sasaran pendidikan kpramukaan antara lain memiliki kepribadian dan
kepemimpinan yang berjiwa pancasila.
Gerakan kepramukaan merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif
menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan, situasi dan kondisi, masyarakat sekarang.
Pendidikan kepramukaan sangatlah penting namun pada kenyataaannya
masih banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan pramuka dan
menganggap kegiatan pramuka tidak penting. Hal ini tercermin dari
kurangnya perhatian dari sekolah terhadap kegiatan pramuka itu sendiri.
Misalnya, jadwal pramuka yang terkadang tumpang tindih dengan kegiatan
ektrakurikuler lainya, regenerasi dari setiap tingkatan yang tidak sitematis
serta pelatihnya tidak diperhatikan dan tidak diprogramkan dengan baik, Hal
ini mengakibatkan potensi dan bakat yang ada pada siswa tidak berkembang
secara optimal.
Sedangkan perkembangan kegiatan kepramukaan di SMP Citra Nusantara
sekarang ini berjalan dengan terencana, hal ini terlihat dari program-program
kerja gerakan pramuka yang setiap minggu dilaksanakan. Begitu juga
program-program yang bersifat jangka panjang seperti perkajum, kegiatan
halang rintang, serta kegiatan kenaikan tingkat selalu diikuti, walaupun masih
ada kekurangan.
Berdasarkan urian di atas penulis tertarik untuk meneliti peran serta
kegiatan kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa.
Skripsi ini berjudul : Peran kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat
Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara Bekasi”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kegiatan ekstrakulikuler mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh
karena itu agar penelitian ini terfokus pada suatu masalah, maka penulis
membatasi permasalahan pada : kegiatan ekstrakulikuler khusus kepramukaan
penggalang dalam hal kedisiplinan dan koordinasi setiap anggota dalam
pembinaan dan pengembangan bakat kepemimipinan siswa pda SMP Citra
Nusantara di Bekasi.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana Peran Kepramukaan dalam
Mengembangkan Bakat Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara”
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran kepramukaan dalam pengembangan bakat kepemimpinan siswa
di sekolah SMP Citra Nusantra
Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
A. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang konprehensif mengenai kepramukaan di sekolah SMP
Citra Nusantara, lebih lanjut lagi hasil penelitian ini dapat di kembangkan
dalam pramuka sebagai sebuah wahana pendidikan bagi bakat dan
kepemimipinan.
B. Manfaat Praktis
1. Menambah khazanah perpustakan sekolah SMP Citra Nusantara
2. Dapat digunakan bagi penelitian lebih lanjut
3..Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi
sekolah SMP Citra Nusantara mengenai pramuka
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Bakat Kepemimpinan
1. Bakat Kepemimpinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat artinya adalah dasar
(Kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang di bawa sejak lahir.8
Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru mengemukakan bahwa
“ Bakat (aptitude)adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 9 Sedangkan
Dra. Enung Fatimah , M.M. dalam bukunya Psikologi Perkembangan
Peserta Anak Didik berpendapat bahwa "Bakat adalah kemampuan
khusus yang dibawa atau dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapatkan rangsangan
dan latihan secara tepat. Sebaliknya bakat tersebut tidak akan berkembang
jika lingkungan tidak memberikan kesempatan, dalam arti tidak ada
rangsangan dan latihan yang baik. 10 Dalam buku yang sama Bingham
mendefinisikan bakat sebagai “ An optitude…as a condition or set
characteristics regarded as symptomatic af an individual’s abalitiy to
acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set
8 Depdibud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) cet., ke-3, h. 93 9 Muhibbin Syah., Psikologi pendidikan , (Bandung: Rosda Karya, 2010 ), cet ke-15 h. 133 10 Dra. Enung Fatimah, M.M.,Psikologi Perkembangan Peserta Anak Didik , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 34
7
8
responses such as the ability to speak a language, to produce music etc.
“ Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang
dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau
seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebaginya.11
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan bakat adalah segala kemampuan atau kecakapan khusus yang
sudah ada dan menyatu dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan
terkait dengan struktur otak, artinya bakat yang ada pada seseorang dapat
dikembangkan jika ia dapat memfungsikan otaknya secara seimbang dan
optimal. Keberadaan bakat tidak dapat dijelaskan secara eksak dan
dipandang dari satu sisi,melainkan harus dilihat secara utuh.
Perkembangan bakat sangat ditentukan oleh lingkungan, budaya dan
kebutuhan dimana si anak itu hidup. Contoh : kemampuan anak untuk
bermusik atau memainkan gitar, kemampuan ini bisa berkembang apabila
ada keinginan anak itu untuk bermain/belajar gitar didukung dengan
teman-temannya yang juga bisa bermain gitar
Setiap anak memiliki bakat yang berbeda, namun tidak semua anak
mengetahui dan menyadari akan bakat yang dimilikinya tersebut, sehingga
terkadang mereka tidak peduli dengan potensi yang dimilikinya itu karena
menganggap potensinya itu bukanlah hal yang penting untuk di
kembangkan. Oleh karena itu dalam hal ini peranan orang tua maupun
guru sangatlah penting. Mereka harus dapat memberikan perhatian yang
lebih sehingga mereka dapat melihat, menemukan dan memahami bakat
dan potensi yang muncul dan terlihat pada anak dengan memberikan
motivasi agar anak itu mau dan tertarik untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya.
Untuk mengenal dan mengetahui anak yang berbakat harus mengetahui
terlebih dahulu ciri-ciri anak tersebut. Menurut Dra.Enung Fatimah, M.M.
di antara ciri-ciri anak yang berbakat itu adalah :
a. Memiliki potensi yang besar 11 Dra. Enung Fatimah, M.M. Psikologi perkembangan …, h 70-71
9
b. Dari segi fisik memiliki keunggulan c. Mempunyai perkembangan pola pikir yang cepat d. Mampu menghubungkan permasalahan secara komprehensif dan
juga mengaplikasikan konsep-konsep yang kompleks dalam situasi yang konkret
e. Terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan f. Suka bekerja secara independent dan membutuhkan kebebasan
dalam betinadak g. Mempunyai cara yang baru dalam mengerjakan sesuatu dan
mempunyai intens untuk berkreasi h. Dan selalu berprestasi 12
Setelah mengetahui ciri-ciri diatas, tugas orang tua dan guru yang
selanjutnya adalah memberikan motivasi dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan anak atau siswa berkembang optimal sesuai taraf
kebakatannya. Selain harus diketahui oleh orang tua dan guru, ciri-ciri di
atas juga dapat diamati dan dipahami lembaga-lembaga lain yang bergerak
dalam bidang pendidikan karena dengan memahai ciri-ciri tersebut usaha
untuk membina dan mengembangkan bakat yang di miliki anak atau siswa
dapat dilakukan lebih proporsional.
Kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari
kata pim.pin yang artinya membimbing atau menuntun13
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau
tujuan tertentu.
Suatu kepemimpinan akan terwujud apabila memiliki unsur-unsur
yang membentuk komponen tersebut menurut Soekarno Indrafahrudi
dalam bukunya Pengantar Kepemimpinan Pendidikan unsur
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
- Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak. - Orang-orang yang mendapat pengaruh orang lain di satu pihak.
12 Dra. Enung Fatimah M.M. Psikologi Perkembangan …, h. 75-77 13 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003). Cet ke-3 h. 874
10
- Adanya maksud atau tujuan yang hendak di capai. - Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan
untuk mencapai maksud dan tujuan itu.14 Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak,
membimbing mengarahkan, menggerakkan, orang lain untuk berbuat itu
terlihat di dalam proses kepemimpinan yang terjadi dalam hubungan antar
manusia, antara satu individu dengan individu yang lain, maupun antara
individu dengan kelompok individu yan terorganisir secara temporer atau
permanen dalam suatu wadah yang disebut organisasi, lembaga atau
bentuk group lain.15
Drs Mardjin Syam dalam bukunya “ Kepemimpinan dalam
Organisasi” menjelaskan : " Kepemimpinan adalah proses pemberian
bimbingan (pimpinan) atau orang-orang yang terorganisir dalam organisasi
formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan."16
Dengan kesimpulan lain dari bakat kememimpinan adalah kemampuan
memimpin seseorang yang diproyeksikan ke dalam bentuk-bentuk
kegiatan atau proses mempengaruhi, membimbing, menggerakkan, dan
mengarahkan orang lain sehingga mereka mau berbuat dan bertanggung
jawab. Perbuatan itu merupakan sumbangan bagi pencapaian tujuan
tertentu baik yang ditetapkan oleh pemimpin sendiri atau pun yang di
tetapkan secara bersama di dalam proses group.17
Bakat yang terdapat pada diri seseorang mempunyai pengaruh yang
besar terhadap proses dan hasil belajar orang tersebut. Hampir tidak ada
orang yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan
bakat memperbesar kemungkinan keberhasilan usaha tersebut. Oleh
karenanya untuk menyekolahkan anaknya pada suatu sekolah atau jurusan
keahlian tertentu tanpa lebih dahulu mengetahui bakat yang dimiliki
Pemaksaan kehendak terhahap seorang anak atau siswa, serta
ketidaksadarannya terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan
keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya tentu akan berpengaruh
buruk terhadap kinerja akademik atau presatasi belajarnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat kepemimpinan Siswa
Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja tanpa ada
sebuah usaha untuk menjadi seorang pemimpin, Sehubungan dengan hal di
atas, maka ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
bakat kepemimpinan seseorang, faktor-faktor itu adalah :
a. Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecendrungan dan gairah
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 18
Seseorang yang menyadari keberadaan bakat kepemimpinan yang
ada pada dirinya, akan dengan mudah mengembangkan bakatnya
jika orang tersebut tidak mempunyai minat untuk mengembangkan
bakat kepemimpinannya, maka bakatnya itu tidak akan
berkembang melainkan akan terpendam dalam dirinya.
b. Waktu
Artinya, jika seseorang sadar akan bakat kepemimpinannya dan ia
mempunyai minat untuk mengembangkan bakatnya tersebut maka
dia pun perlu meluangkan waktu untuk terus berlatih dan
mengasah kemampuannya itu.
c. Keseriusan
Agar bakat kepemimpinan yang dimiliki dapat berkembang,
diperlukan latihan-latihan dan dalam melaksanakan latihan-latihan
tersebut diperlukan keseriusan, tidak malas-malasan, enggan
ataupun cepat merasa bosan, karena sifat malas, enggan serta cepat
bosan hanya akan menghambat perkembangan bakat seseorang.
18 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet., Ke3, h. 166
12
d. Motivasi
Adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.19
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Motivasi Instrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal
dari dalam siswa sendiri yang mendorongnya melakukan
kegiatan belajar.
2. Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar.20
Dengan demikian agar bakat kepemimpinan yang ada pada anak
atau siswa dapat berkembang ia harus memiliki motivasi untuk
mengembangkan bakatnya, selain itu diperlukan juga motivasi dari
luar seperti guru, orang tua, maupun teman-temannya.
e. Keadaan Ekonomi
Ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bakat
kepemimpinan orang tersebut, contoh seseorang yang memiliki
bakat dibidang seni rupa, ia ingin sekali mengembangkan bakatnya
dengan cara bersekolah disekolah khusus seni rupa, namun ternyata
untuk sekolah di tempat tersebut memerlukan biaya yang tidak
sedikit, bagi seseorang yang berekonomi tinggi hal tersebut tidak
menjadi masalah, namun bagi seseorang yang berekonomi rendah
hal ini akan menjadi masalah bahkan penghalang yang besar bagi
dirinya.
f. Sarana dan prasarana
Hal ini juga sangat mendukung perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang, dengan adanya sarana dan prasarana
maka kegiatan latihan akan lebih terkontrol dan berjalan baik.21
19 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi ..., h 148 20 Drs Syaiful Bahri Djamarah.,Psikologi …, h 149-151
13
Demikianlah beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat
kepemimpinan seseorang. Semua faktor-faktor diatas dapat dikembangkan
dengan baik jika semua yang terkait baik orang tua, guru, dan siswa
maupun lembaga pendidikan dapat saling bekerjasama. Orang tua dan
guru harus dapat melihat dan menemukan bakat yang terpendam dalam
diri anak atau siswa. Hal ini dapat dilakukana dengan memberi perhatian
yang lebih kepada anak atau siswa. Memberi perhatian yang lebih bukan
memanjakan anak, tetapi memperhatikan segala perbuatan dan tingkah
laku serta kebiasaan anak, yang mencerminkan satu kemampuan tertentu.
Setelah mengetahui bakat kepemimpinan anak, tugas selanjutnya adalah
memberikan motivasi kepada anak atau siswa agar mereka mau dan
tertarik untuk mengembangkan bakat yang di milikinya.
Selain itu anak harus mampu memotivasi dirinya serta serius dan
bersunguh-sungguh dalam mengasah bakat dan kemampuan yang
dimilikinya. Sedangkan tugas lembaga pendidikan adalah menyediakan
sarana dan prasarana baika berupa tempat, peralatan, maupun guru atau
pelatih khusus yang ahli di bidangnya yang sesuai dengan bakat anak
tanpa harus dipungut biaya yang mahal.
Kerjasama yang baik antara siswa, guru, orang tua, serta lembaga-
lembaga pendidikan insya Allah upaya untuk mengembangkan bakat
kepemimpinan siswa akan berjalan dengan baik.
Menurut pendapat Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, dikatakan yang
termasuk lingkungan pendidikan itu ada tiga yaitu :
1. lingkungan keluarga
2. lingkungan sekolah
3. lingkungan masyarakat22
21 Iswatun “Kepramukaan Dalam Kepemimpinan Siswa.”, Skripsi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2000), h. 17-19, t.d 22 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1995), h. 123
14
Ketiga lingkungan pendidikan tersebut diatas berperan penting
terhadap perkembangan bakat anak. Keluarga sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama harus dapat memberikan perhatian yang lebih
terhadap prilaku dan tindakan yang dilakukan anak harus menjurus kearah
bakat yang dimilikinya. Setelah bakat anak diketahui yang harus dilakukan
adalah tidak memaksakan kehendak kepada anak untuk menekuni bidang
keterampilan yang tidak sesuai dengan bakatnya, tidak melarang anak
untuk berkreatifitas, serta memberikan motivasi kepada anak agar ia mau
bersemangat dalam menekuni suatu bidang tertentu yang sesuai dengan
bakatnya.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempunyai
peranan penting dalam upaya mengembangkan bakat anak, seperti yang
kita ketahui bahwa dalam lingkungan masyarakat banyak sekali kegiatan-
kegiatan maupun organisasi-organisasi kepemudaan seperti karang taruna,
ikatan remaja mesjid, klub-klub olah raga, dan lain-lain. Jika seseorang
anak memiliki bakat kepemimpinan atau organisasi atau mungkin berolah
raga, maka sebagai orang tua kita tidak boleh melarang anak untuk ikut
serta dalam kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat tersebut.
Selain kedua lingkungan pendidikan diatas, yang juga memiliki
peranan yang besar terhadap perkembangan bakat anak adalah sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus bisa menyediakan
bermacam-macam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai
macam kegiatan belajar, sehingga para siswa memperoleh pengalaman
pendidikan yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan
kearah suatu tujuan yang dicita-citakan.
Agar bakat yang ada pada setiap pelajar dapat berkembang dan
tersalurkan maka sekolah harus menyelenggarkan suatu kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan berbagai macam bakat yang dimiliki
pelajar. Dan kegiatan pendidikan ekstrakulikuler merupakan solusi terbaik
untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki oleh setiap
pelajar. Berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler dapat dilaksanakan dan
15
dikembangkan disekolah dan disesuikan dengan keberagaman bakat yang
ada pada pelajar disekolah tersebut.
Sebenarnya banyak sekali yang diberikan dalam kegiatan
ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas pelajar atau untuk
meningkatkan sumber daya manusia. Setiap pelajar mempunyai
keberagaman potensi dan kecerdasan. Ini semua akan berkembang dengan
baik apabila mendapatkan tempat, arahan serta dukungan dari semua pihak
yang terkait.
Seorang siswa yang tidak pandai dalam bidang matematika, mungkin
saja pandai dalam bidang kepemimpinan atau pintar dalam berorganisasai,
mampu untuk bertanggung jawab, memberikan kepercayaan, dan lain-lain.
Untuk pelajar seperta itu ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam
memimpin dengan cara mengikuti kegiatan berorganisasi lain yang ada
disekolah.
Seorang siswa yang pandai berbicara dan berceramah, kemampuannya
dapat dikembangkan lebih baik lagi disalurkan melalui suatu kegiatan
ekstrakulikuler seperti diskusi pelajar maupun kegiatan rohis disekolah.
Ada juga siswa yang suka memainkan alat musik atau rebana serta
memiliki suara yang merdu dan enak didengar. Kegiatan ekstrakulikuler
yang dapat diikuti oleh siswa tersebut seperti kegiatan band, qosidah,
paduan suara pelajar, atau mungkin bagi siswa yang gemar melantunkan
ayat-ayat al Quran dengan suara yang merdu, sekolah dapat memberikan
fasilitas untuk mengembangkan bakat tersebut dengan Qiraat atau Jamiatul
Qurro.
Kegiatan pramuka termasuk salah satu kegiatan ektrakurikuler yang
dapat membina perkembangan bakat para siswa sangat koheren. Bakat
yang ada pada diri siswa akan dapat disalurkan dan berkembang dengan
baik jika ia mau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai. Dengan
memberikan pendidikan instrakulikuler saja belum cukup, melainkan
harus dilengkapi dengan pendidikan ekstrakulikuler. Karena memang
idealnya sekolah harus menyelengarakan pendidikan intrakulikuler dan
16
ekstrakulikuler agar kegiatan yang ada disekolah dapat berjalan dengan
baik dan lancar, maka sekolah perlu memberikan perhatian dan
pengelolaan yang maksimal, serta mendorong dan menempatkan kegiatan
pendidikan ekstrakulikuler sama penting dan seimbang dengan pendidikan
intrakulikuler, terutama dalam upaya pengembangan potensi dan bakat
yang dimiliki siswa.
3. Usaha Mengembangkan Bakat Kepemimpinan .
Organisasi kepanduan salah satu pendidikan non formal atau ektra
kurikuler mempunyai peranan penting dalam proses mentransformasi
bakat kepemimpinan siswa, pramuka juga merupakan wahana penting dan
medium yang efektif untuk mengajarkan dan mensosialisasikan niliai-nilai
dalam menanamkan instrumen untuk memupuk mental kepemimpinan.
Pramuka mengisyaratkan pengembangan kepemimpinan berikut ini
1. Memahami pemahaman konstruktif atas objek-objek Non verbal secara berstruktur dalam rangka equilibrium yang koheren, konsitensi dengan dunia realitas
2. Mampu berfikir resposif 3. Mampu mengenal simbol-simbol verbal
4. Bertanggung jawab tentang diri sendiri dan orang lain sehingga mampu menyelaraskan kepentingan individual dengan bertanggung jawab.
5. Interaksi dengan orang lain dan kepedulian sampai dalam pergaulan hidup dan pengabdian masyarakat
Hugh Marlow dalam bukunya Memanajemeni Perubahan dan
Merencana Masa Depan menjelaskan " seorang pemipimpin tidak cukup
hanya memiliki hati atau karakter saja tetapi juga harus juga memiliki
serangkain “ metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif " 23 . Banyak sekali pemimpin ynag mempunyai karakter dan
integritas, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif
karena tidak memiliki metode yang baik ada beberapa hal penting dalam
metode kepemimpinan:
23 Hugh Marlow, Manajemeni Perubahan dan Mrencana Masa Depan, ( PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1982). h 54-55
17
Seperti diketahui Gerakan Kepramukaan membangun karakter bangsa
melalui penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dan pelatihan
keterampilan dalam regu-regu kecil yang dinamis. Secara bertahap
ditanamkan nilai-nilai luhur bahwa setiap anggota mempunyai kesempatan,
tanggung jawab, dan kewajiban yang sama. Bagi anggota muda dan
remaja, utamanya sebagai latihan untuk hidupnya di masa depan, harus
berani, mampu dan sanggup tampil sebagai pemimpin regunya dengan
penuh tanggung jawab
Seorang pemimpin regu, biar dalam wujud kecil dan sederhana, harus
mampu menciptakan visi dan misi bersama ( shared vision ) yang
dijadikan cita-cita dan andalan regu dan kelompoknya. Namun demikian,
pada setiap kegiatan dalam Gerakan kepramukaan, latihan kepemimpinan
dengan konsep ilmiah itu tidak diajarkan dalam bentuk teori dan hapalan
falsafah yang rumit dan memusingkan kepala, tetapi dikembangkan antar
anggota dalam kelompok dengan santai dan ceria. Pertanda cara belajar
dengan ceria ini menjadi daya tarik tersendiri dalam gerakan pramuka atau
Gerakan Kepanduan diseluruh dunia. Kalau gerakan anak muda dengan
pendekatan ceria ini hilang digantikan dengan pendekatan kaku yang
membosankan, hampir pasti Gerakan Pramuka akan ditinggalkan oleh
anak muda
B. Kepramukaan
1. Sejarah kepramukaan
Sejarah pendidikan kepramukaan tidak terlepas dari pengalaman hidup
penemunya yaitu Lord Boden Powell. Ia dilahirkan di Paddington,
London tanggal 22 Februari 1857. Ayahnya seorang professor geometri
pada Universitas Oxford bernama H.G. Boden Powell yang meninggal
saat ia masih kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya. Henrieta Grace Smith,
seorang wanita yang memiliki cita-cita bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden Powell berkata tentang ibunya pada 1933 ”Rahasia keberhasilan
saya adalah ibu saya”.
18
Pengalamannya sebagai anggota pasukan Inggris di India dan Afrika
Selatan memiliki andil besar dalam penemuan kepanduan (kepramukaan)
antara lain :
a. Masa kecil, kakaknya mengajarkan keterampilan berlayar,
berenang, berkemah, olah raga dan keterampilan lain padanya
b. Ia tinggal bersama ayahnya sejak kecil, pembinaan watak
didapatkan dari ibunya.
c. Ia disenangi temanya karena selalu riang gembira, suka humor,
cerdas, gemar musik, seni drama, mengarang dan melukis.
d. Ketika bertugas di Resimen 13 kavaleri ia berhasil mengikuti
jejak kuda yang hilang dan ia temukan di puncak gunung.
Itulah awal perhatian dari keterampilan mencarai jejak
e. Pengalaman yang unik dan berbahaya ketika ia dikepung
bangsa Boer (Afrika Selatan) selama 127 hari namun mampu
bertahan dan juga merupakan bekal kepramukaan dikemudian
hari.
Pengalaman Boden Powell kemudian dibukukan dengan judul “Aids to
Scouting” berisi pentujuk cara melaksanakan tugas penelitian dengan baik
bagi anggota tentara muda Inggris. Lalu Boden Powell diminta melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang diceritakan
dalam bukunya. Pada tahun 1908 Boden Powell mengemukakan gagasan
tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak dan remaja yang dituang
dakam buku “Scouting for Boys”. Kemudian atas dorongan adiknya
Agnes Boden Powell, ia mendirikan organisasi kepanduan putri yang di
beri nama “ Girl Guides’.24
Pada dasarnya sistem pendidikan kepramukaan, sebagaimana
dikembangkan Boden Powell sejak awal bertujuan sebagi sarana
pembentukan watak peserta didik, agar menjadi manusia yang tangguh dan
tahan banting dari kesulitan kehidupan. Pada tahun 1920 di London
24 H. Soedarsono Mertoprawiro, Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Pembangunan Watak dan Bangsa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka 1993) h. 19-21
19
diadakan Internasional jambore I dan pada kesempatan ini Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Setelah 9 tahun kemudian,
tepatnya pada tahun 1992 Baden Powell dianugrahi gelar bangsawan oleh
raja Inggris atas jasa-jasanya dibidang pendidikan. Dan sejak saat itu ia
berhak memakai gelar Lord di depan namanya : Lord Boden Powell.25
Di Indonesia sendiri gerakan kepanduan di mulai tahun 1912 organisasi
kepanduan di Indonesia didirikan oleh Belanda disebut dengan Pandu atau
Padvinder, pendirinya adalah Jhon Smith. Pada mulanya hanya untuk anak
anak bangsa kulit putih saja. Akan tetapi dengan semakin meningkatnya
kegiatan pergerakan nasional meningkat pula perkembangan gerakan
kepanduan di Indonesia yang dijadikan wadah pembentukan kader serta
tempat memupuk bakat-bakat kepemimpinan bangsa sekaligus memupuk
rasa nasionalisme dan kebangsaan. Maka tanggal 13 September 1928
lahirlah Kepanduan Bangsa Indonesia, kemudian tanggal 28 Desember
1945 berubah menjadi Pandu Rakyat Indonesia. Dengan bantuan Perdana
Menteri Juanda berhasil ditetapkan Keputusan Presiden RI No 238 tentang
Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di wilayah
RI yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan
pemuda-pemudi Indonesia.
Dalam Anggaran Dasar Pramuka sejak kelahirnnya ditetapkan
berasaskan pancasila yang mempunyai tujuan mendidik anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip dasar metodik kpramukaan dimana
pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan Nasional,
kebutuhan regional masing-masing daerah bahkan juga diserasikan dengan
keadaan dan kebuthan lokal di desa masing-masing. Gerakan pramuka
memegang peranan penting dalam rangka pembinaan generasi muda
pembentukan kader-kader pembangunan bangsa yang berkualitas tinggi,
berbudi luhur serta ikut melaksanakan pembangunan nasional.26
25 H. Soedarsono Mertoprawiro, …, h. 20 26 H. Soedarsono Mertoprawiro…, h. 21-25
20
2. Pengertian dan Tugas Pokok Kepramukaan
a. Pengertian Kepramukaan
Pengertian kepramukaan seperti disebutkan dalam buku yang berjudul
BPS OUT Look, Boden Powell sebagai pendiri organisasi kepramukaan
memberi pengertian kepramukaan sebagai berikut :
“Scouting is not science to be solemly, not is it a collection of doctrins and
texs. No. it is a jolly game in the doors, and younger brothers picking up
health and happiness, handicraft and fullness.”Artinya : Kepramukaan
bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula
merupakan suatu kumpulan dari ajaran-jaran dan naskah-naskah buku.
Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam
terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama
mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.27
Menurut buku yang lain “Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga
“kepramukaan adalah suatu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan alam terbuka dengan prinsip dasar
metodik kepramukaan yang sasaran akhir adalah pendidikan watak”.28
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kepramukaan adalah suatau proses pendidikan dalam bentuk
kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda dibawah
tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan diluar jangkuan keluarga
dan diluar lingkungan sekolah untuk mengembangkan bakat dan
kepribadian.
Pendidikan didalam gerakan pramuka diartikan secara luas sebagai
suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan sumber
daya atau potensi anak didik baik sebagai individu maupun sebagai
27 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Badan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan, (Jakarta : Kwarnas Gerakan Pramuka, 1980), h. 21 28 Kwartir Daerah DKI Jakarta, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda DKI Jakarta, 2000), h. 15
21
anggota masyarakat, tujuannya menjadikan mereka sebagai manusia
mandiri, peduli bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan
norma masyarakat.29
Dalam bidang pendidikan, kita mengenal adanya pendidikan formal
dan pendidikan non formal dimana kegiatan kepramukaan termasuk salah
satu diantaranya. Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu
pendidikan non formal yan merupakan pelengkap bagi pendidikan
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga tertutama dalam
usaha mengingkatkan disiplin, keterampilan, rasa persaudaraan, bakti pada
masyarakat, pembentukan watak dan pengembangan bakat. Pendidikan
kepramukaan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh
kedua lingkungan pendidikan diatas. Melalui kepramukaan peserta didik
menemukan dunia lain diluar ruangan kelas, saling bertukar pendapat,
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik secara terus
menerus dan berkesinambungan terlibat dalam proses pendidikan.30
b. Tugas Pokok Kepramukaan
Setiap anggota gerakan kepramukaan harus memahami dan menghayati
tugas pokok gerakan pramuka agar setiap komponen terlibat dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Seperti yang telah di sebutkan dalam buku Bahan Serahan Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan bahwa "tugas pokok
kepramukaan adalah sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda
Indonesia dalam upaya membentuk kader pembangunan bangsa.
2) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan selalu
memperhatikan keadaan dan kemampuan peserta didiknya.
3) 3.1. Gerakan kepramukaan berkewajibkan untuk melaksanakan eka
prasetya pancakarsa.
29 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 15 30 Kwartir Daerah DKI Jakarta,…, h. 17
22
3.2. karena kepramukaan bersifat nasional maka gerak dan
kegiatan gerakan pramuka harus disesuaikan dengan kepentingan
nasional.
4) Gerakan pramuka hidup dan bergerak ditengah masyarakat dan
berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna
bagi masyarakat. Oleh karenanya gerakan pramuka harus
memperhatikan keadaan, kemampuan, adat dan harapan orang tua
dan masyarakat.
5) Pelaksanaan gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar metodik
kepramukaan. Peserta didik mendapat pembinaan dalam satuan
sesuai dengan usia dan kegiatannya. 31
Gerakan kepramukaan mempunyai sasaran yang ingin dicapai antara
lain adalah lahirnya tunas-tunas bangsa yang : kuat keyakinan
beragamanya, tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa pancasila, sehat,
segar dan kuat jasmaninya, cerdas tangkas dan terampil, berpengalaman
luas dan dalam, berjiwa kepemimpinan dan patriot, berkesadaran nasional
dan peka terhadap perubahan lingkungan dan berpengalaman banyak.32
3.Tujuan dan Landasan
a. Tujuan pendidikan kepramukaan
Sebagai “wadah” pendidikan luar sekolah ditegaskan dalam Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka bahwa gerakan pramuka didirikan dengan
maksud memberi wadah pembinaan generasi muda yang menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kpramukaan yang diserasikan dengan
keadaan, kepentingan, perkembangan dan kebutuhan bangsa serta
masyarakat Indonesia.
Gerakan pramuka mempunyai maksud dan tujuan untuk membina dan
mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar kelak menjadi :
1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, tinggi
mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, 31 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, ( Jakarta : Kwarnas ). H. 25-26 32 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka …, h. 26
23
tinggi kecerdasan dan keterampilannya, serta kuat dan sehat
jasmaninya.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia
dan patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri serta mampu dalam pembangunan
bangsa dan Negara. Tujuan strategis kepramukaan adalah kader
bangsa sekaligus kader pambangunan yang bermoral
pancasila.33
b. Landasan pendidikan kepramukaan
Pendidikan pramuka sebagai sebuah organisasi gerakan siswa
mempunyai tiga landasan hukum sebagai berikut :
1) Landasan idiil
Landasan idiil gerakan pramuka adalah pancasila sesuai dengan
Kepres RI No 238/1961 diganti dengan Kepres RI No 46/1984.
2) Landasan konstitusional dan struktur
1) Undang-undang Dasar 1945
2). Kepres RI No 238/1961jo Kepres No 46/1984
3) Undang-undang lain yang relevan
4) Landasan Konsepsional
1) Hakekat gerakan pramuka
2) Tujuan gerakan pramuka
3) Kedudukan dan peran majlis pembimbing
4) Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia
5) Asas pembangunan Nasional
33 Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat dasar, (Jakarta : Kwarnas ), h . 43
24
5) Landasan oprasional
1) Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan
2) Keputusan munas gerakan pramuka
3) Keputusan Kwartir nasional gerakan pramuka.34
4. Program Kegiatan Pramuka
a. Motto gerakan pramuka.
Gerakan Kepramukaan mempunyai motto tersendiri sebagai sebuah
motivasi dan ruh, sebagai sebuah motto haruslah ditransformasikan dan di
wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun mottonya adalah:
Satya kudarmakan, Darmaku kubaktikan Dan ini adalah motto organisasi pendidikan karena itu motto gerakan pramuka bukan diajarkan untuk dihapalkan tetapi pendidikan melalui kpramukaan agar setiap anggota gerakan pramuka baik peserta didik maupun anggota dewasa, secara sukarela dan atas kesadaran pribadinya serta terdorong oleh rasa tanggung jawab moralnya, kepedulian dan hidupnya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat sudah sepatutnya mendarmakan satyanya atau janjinya, selanjutnya membaktikan darmanya itu sebagai reaksi pengalaman kode kehormatan pramuka.35
b. Program kegiatan pramuka
Kegiatan dalam kepramukaan, sebagai bentuk proses pendidikan
merupakan totalitas apa yang dilakukan peserta didik dalam keperamukaan.
Bagaimana (metode) melakukannya, mengapa dilakukan (tujuan).
Kesemuanya itu merupakan proses pendidikan total peserta didik.
Kegiatan sebagai program kegiatan peserta didik (prodik) harus modern
artinya sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi kaum
muda dan masyarakat lingkungannya, bermanfaat baik bagi peserta didik
maupun masyarakat berdasarkan prinsip dasar metodik kepramukaan.
Apa yang dilakukan peserta didik, metode yang diterapkan dan tujuan
yang mau di capai merupakan tiga bagian terpadu prodik. Kalau ketiga
34 Kwarnas Gerakan Pramuka …., h. 37-38 35 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina Pramuka Siaga, (Jakarta : Kwarda 2000), h. 44
25
bagian itu tidak imbang atau salah satu bagian tidak ada maka tidak efektif.
Apa yang dilakukan peserta didik berupa kegiatan merupakan faktor
penting yang menarik peserta didik untuk mengikuti kegiatan. Kegiatan itu
merupakan pengalaman dalam kepramukaan yang memberi kesempatan
pada peserta didik memperolah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
ditetapkan sebagai sasaran kegiatan.
Program kegiatan peserta didik meliputi semua aktifitas yang diikuti
peserta didik dalam perkemahan, penjelajahan pengabdian masyarakat
yang kesemuanya itu harus menarik dan menantang kaum muda. Prodik
dilaksanakan sesuai dengan golongan peserta didik dan kepentingan
kebutuhan sistuasi dan kondisi kaum muda dan masyarakatnya. Sasaran
melalui prodik adalah ketahanan mental atau moral fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual peserta didik sehingga akhirnya menjadi
pribadi yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan teguh pada
kebenaran. 36
Setiap anggota pramuka wajib mengetahui dan menguasi berbagai
teknik kepramukaan agar mereka mampu bertahan hidup dalam keadaan
darurat dialam terbuka. Bahkan jika dibutuhkan pramuka harus menolong
orang lain yang sedang tertimpa musibah sehingga mereka bukan hanya
berguna bagi diri sendiri melainkan juga bagi masyarakat.
Pengetahuan keterampilan kepramukaan meliputi.
a. simpul dan ikatan mcamnya antara lain : simpul mati, simpul
kelompoknya. Kebanggaan kelompoknya adalah kebanggaan
dirinya, kesiapan atau kesediaan remaja untuk menerima
pengaruh kelompoknya sangat tinggi. Pembina pramuka
penggalang tugas utamanya memberi dukungan kepada peserta
31
didiknya dalam upaya mereka memahami, menghayati, makna
gerakan pramuka, sehingga mereka bersiap dan bersedia untuk
mendarmakan satyanya dan membaktikan darmanya secara
sukarela dengan kesadarannya.40 Pramuka penggalang ada 3
tingkatan :
a. Penggalang Ramu
b. Penggalang Rakit
c. Penggalang Terap
3) Pramuka penegak atau Pandega lebih kritis dan penuh
perhitungan, dan mengutamakan kebebasan bergerak dengan
penuh tangtangan, dan mengutamakan kebebasan bergerak
yang penuh dengan tangtangan, mereka melibatkan diri penuh
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatannya.
Kiasan dalam bentuk tema lebih sesuai bagi mereka. tema
kegiatan mereka dibuat oleh mereka sendiri, mereka memegang
teguh tema yang dibuat bersama serta disepakati bersama.
c. Metode kepramukaan
Metode kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari prinsip dasar
kepramukaan. Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
diterapkan secara terpadu. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode
kepramukaan pramuka. Metode kepramukaan merupakan suatu sistem
yang terdiri atas 8 unsur : Sistem berkelompok, Belajar sambil melakukan,
Sistem tanda kecakapan, Sistem among, Sistem satuan terpisah, Alam
terbuka, Kegiatan menantang mengandung pendidikan, dan Kode
kehormatan pramuka. Yang mana merupakan subsistem terpadu dan
terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik
dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan
gerakan pramuka, metode kepramukaan itu efektif dan efisien bila:
40 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Panduan Praktis membina Pramuka Penggalang, (Jakarta : 2000), h.46
32
a. kedelapan unsur diterapkan terpadu dalam setiap kegiatan
b. setiap unsur berfungsi
c. setiap unsur ada dan kuat
Pada seminar kepanduan nasional Indonesia di Tugu Jawa Barat
tanggal 21-24 Januari telah di rumuskan PDMPK (Prinsip Dasar Metodik
Pendidikan Kepramukaan) atas dasar prinsip Lord Boden Powell.
PDMPK tertulis dalam anggaran dasar kepramukaan sedunia Bab IV
sebagai berikut :
a. Prinsip kesukarelaan
b. Prinsip kode kehormatan
c. Sistem beregu
d. Sistem satuan terpisah
e. Sistem tanda kecakapan
f. Kegiatan menarik yang mengandung kegiatan
g. Penyesuaian dengan perkembangan jasmani dan rohani anak
h. Keprasahajaan hidup
i. Prinsip swadaya. 41
Prinsip dasar kepramukaan perlu ditanamkan pada peserta didik secara
efektif dan efesien melalui kegiatan yang memotivasi peserta didik untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya benar-benar
menjadi bagian dari cara hidup peserta didik. Perinsip Dasar Kepramukaan
bukan diajarkan, bukan diinstuksikan tetapi dididikkan untuk dijadikan
oleh peserta didik sebagai Imtaq (iman dan taqwa). Proses pendidikannya
adalah :
a. Dalam setiap kegiatan, prinsip dasar kepramukaan harus diterapkan
dirasakan peserta didik, dilakukan peserta didik secara sadar tanpa
ada paksaan
41 Riyanto Lukys , Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka ,(Surabaya : PT Terbit terang ) h 78-85
33
b. Harus ada yang pantas ditiru oleh pserta didik dalam menerapkan
prinsip dasar metodik kepramukaan sebagai norma dalam
kehidupan.
c. Menciptakan/mengusahakan adanya lingkungan yang kondusif
untuk penerapan prinsip dasar kepramukaan.
Penyelenggaraan proses pembinaan itu dilaksanakan sebanyak-
banyaknya dengan peraktik dan secara praktis dengan menggunakan cara
sebagai berikut :
a. Learning by doing : belajar dengan praktik (sambil mengerjakan)
b. Doing to live : usaha menghasilkan kebutuhan hidup
c. Living to service : hidup untuk berbakti dan mengabdi
d. Learning by teaching : belajar sambil mengajar.42
42 M. Soeparman, Pedoman Kepramukaan, (Jakarta : kedai kwarnas), cet., ke -3 h. 5
34
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Citra Nusantara Bekasi. Adapun waktu
penelitian selama empat bulan terhitung mulai tanggal 20 Desember 2009
sampai Maret 2010.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Terdapat dua jenis populasi dalam penelitian ini
1. Populasi target : dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Citra
Nusantara yang berjumlah 242 siswa
2. Populasi terjangkau : adalah seluruh siswa yang ikut aktif dalam
kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan sebanyak 80 siswa penggalang
dari kelas 7 dan kelas 8
b. Sample
Dari populasi diatas penulis mengambil sampel 50 % dari populasi
terjangkau berjumlah 40 orang, sampel diambil secara acak (Random
Sampling)
C. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
dalam hal ini penulis mendeskripsikan data dengan memberikan gambaran
(lukisan ) secara rinci, sistematis, aktual, dan akurat mengenai faktor-faktor,
sifat, serta hubungan fenomena yang diteliti.43
43 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian,(Jakarta; Bina Aksara, 1983) hal 139
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Riset Pustaka (library research)
Model penelitian kepustakaan yang penulis lakukan adalah dengan cara
meneliti dan mempelajari buku-buku literatur, artikel dan dokumen dengan
maksud untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
kerangka teori sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini.
b. Riset lapangan( Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data
secara langsung dari objek penelitian, Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah sebagi berikut :
1) Observasi : yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data tentang gambaran
umum sekolah sesuai dengan pembahasan skripsi ini.
2) Studi Dokumentasi : dilakukan untuk memperoleh data sejarah
Pramuka di SMP Citra Nusantara Bekasi dan data-data penelitian
lainnya sesuai dengan masalah yang penulis teliti mengenai
kepramukaan.
3) Wawancara : metode ini dilakukan terhadap kakak Pembina pramuka
untuk mendapatkan informasi tentang frekuensi latihan, metode
pengajaran, materi yang diberikan dll yang ada hubungannya dengan
masalah kepramukaan.
4) Angket: metode ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang
berisi pertanyaan kepada responden ( anggota Pramuka) yang ditemui
langsung dilapangan.
E. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum data yang terkumpul dianalisis secara cermat, penulis
mengadakan dua tahap penganalisaan. Pertama yaitu : data yang sudah
terkumpul diolah terlebih dahulu. Kemudian yang kedua, dianalisis untuk
36
mengungkap pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh untuk
diambil kesimpulan.
Dalam pengolahaan data, penulis menggunakan cara sebagai berikut :
a. editing atau ferivikasi.
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,
penulis segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan dari nomor
satu sampai nomor terakhir.
b.Tabulating
Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang
terdapat dalam angket kedalam stub. Kemudian setelah data diolah, maka
penulis selanjutnya melakukan analisis data dengan teknik deskriptif
kualitatif dengan persentase, 44 adapun rumus yang digunakan dalam
menganalisis data ini adalah : Rumus Persentase
P = F X 100%
N
P = adalah presentase yang dicari
F = adalah frekuensi jawaban
N = adalah jumlah jawaban subjek / sample yang diolah.
Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, maka analisa data bisa dilakukan,
yaitu dengan cara menginterprestasikan data berdasarkan pengamatan
peniliti di lapangan dan landasan teori-teori yang sudah ada.
Adapun teknik penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini
berdasarkan pada buku pedoman skripsi “Pedoman Penulisan Skripsi” yang
diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Jakarta.
44 Moh Nasir, Ph.D. Metode penelitian,(Jakarta : PT Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 415
37
37
Tabel .1 KISI-KISI INSTRUMEN
No Variabel Dimensi Indikator Butir
1 2
Kepemimpinan
Mengembangkan bakat kepemimpinan siswa
- Partisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan - Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Aspek-aspek kepemimpinan siswa
-Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan - Kerjasama siswa dengan Pembina pramuka -Pelatihan maksimal dalam proses mengembangkan bakat kepemimpinan -Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan -Kolektiv dan kolegial kelompok dan regu kepramukaan -Dasar-dasar mengembangkan bakat kepemimpinan dan berorganisasi -Skill individu, kelompok dalam observasi dan pengamatan