Page 1
i
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN
DI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI CABEAN
KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh:
Tri Novita Sari
115-14-009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
Page 3
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr.Hj. Lilik Sriyanti,M.Si
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Tri Novita Sari
Kepada:
Yth. Dekan FTIKIAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadaan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Tri Novita Sari
NIM : 115-14-009
Fakultas : TarbiyahdanIlmuKeguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul :Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari, Cabean,
Kec Sidomukti, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Salatiga, 13 April 2018
Pembimbing
Dr.Hj. Lilik Sriyanti,M.Si
NIP. 19660814 199103 2003
Page 4
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JalanLingkar Salatiga KM.2 Telepon(0298) 6031364KodePos 50716Salatiga Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: [email protected]
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN
SKRIPSI
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari, Cabean, Kec Sidomukti, Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
Disusun oleh:
TRI NOVITA SARI
NIM: 11514009
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 04 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guma memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman,S.Ag,M.Pd
Sekretaris : Dr. Hj Lilik Sriyanti,M.Si
Penguji I : Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd
Penguji II : Dr. Budiyono Saputro,M.Pd
Salatiga, 09 Juli 2018
Dekan
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1002
Page 5
v
DEKLARASI
DAN
PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Tri Novita Sari
Nim : 115-14-009
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi ini saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan dari
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan
IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat penulis untuk dapat dimaklumi
Salatiga,10 April 2018
Penulis
Tri Novita Sari
115-14-009
Page 6
vi
MOTTO
Pemimpin terbesar belum tentu orang yang melakukan hal terbesar, Dia adalah
salah satu orang untuk menemukan hal-hal besar. (Ronald Reagen)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta, bapak dan ibu yang tidak pernah lelah untuk
memberikan dukungan baik moral, material maupun spiritual dan tak
bosan untuk mengingatkan skripsiku.
2. My sister’s tersayang Nonik Mulyaningsih dan Heppy Ratna Sari,
walaupun kadang sering berantem kalau lagi pas kumpul, tetapi kita selalu
memberikan warna yang tak bisa tergantikan, maafkan adikmu yang selalu
menyusahkanmu.
3. Keponakanku tersayang Aliqa Jazila Kalani yang selalu menghibur dan
memberikan semangat,
4. My sweetheart calon imamku yang masih dirahasiakan sama allah dan
yang selalu mendoakan, cinta serta semangatnya
5. Dosen pembimbing skripsiku Dr Hj Lilik Sriyanti, M.Si, terimakasih
dukungan, semangatnya dan saran-saran. Akhirnya selesai juga skripsi ini.
6. Untuk keluarga besar Suto semito dan Keluarga besar karto semito yang
selalu memberikan semangat dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
selesai.
Page 7
vii
7. My best friend’s yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya (ella
dan diyah), yang tak pernah absen untuk memberikan dukungan untuk
segera menyelesaikan skripsiku dan gak pernah bosen ngingetin skripsi.
8. Teman seperjuangan alumni SMP Negeri 4 Sragen (Afreanna, Cecilia,
Topik dan Supriyanto), serta sahabatku alumni MA Negeri 1 Sragen (Fitri,
Ayuk, Wardah, Fatma,Zainab, Hemas,Wulan)
9. Buat PGMI angkatan 2014, PGMI Konsentrasi IPA, teman-teman PPL
(Defi, Indri, Ana, Desita, Mariza, Arina, Faizin,Fatma, Yulia,Umi) dan
teman teman KKN hore (Niken, Ina, Sholehah, Aziz, Yusuf, Abdul, Mita,
Amalia, ) makasih buat kenangan dan tawa kalian
10. Buat Kost KGB Ibu Muji Sawiji dan Bapak Suyatno, beserta anggota kost
KGB (Rohma, Ulfiyah, Soffi, Hana, Nava, Endah, Chamidah, mb Nurul,
mb Eka) terimakasih dukungan serta bantuannya.
11. Seluruh Dosen IAIN Salatiga beserta staffnya terimakasih untuk ilmu,
pengalaman dan bantuan yang kalian berikan
12. Semua pihak yang sudah membantu, tidak mungkin ditulis semua.
Akhirnya aku terbebas dari hisapan lumpur skripsi.
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penulisan skripsi dengan judul “Peran Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di MI Maa’arif NU
Mangunsari, Cabean, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana
pendidikan dalam bidang Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
tanpa adanya bantuan dari pihak.Untuk itu, penulis menyampaikan uacapan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan
3. Ibu Peni Susapti, M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrash
Ibtidaiyah
4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan
sabar dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk
memberikanpengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini
sampai dapat terselesaikan.
Page 9
ix
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu selama
perkuliahan, bagian akademik dan staff perpustakaan yang telah
memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
6. Ibu Susriana Wahyu Ika Lestari, M.PdI selaku kepala sekolah madrasah
ibtidaiyah Nahdathul Ulama Ma’arif Mangunsari yang telah memberikan
izin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data sehingga
skripsi ini dapat penulis selesaikan.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan secara moral,
material, spiritual serta senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya
cita-cita.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebut satu-persatu.
Akhirnya penulis hanya dapat berdoa semoga semua amal baik dan
bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu dalam
dunia pendidikan.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Salatiga,10 April 2018
Penulis
Tri Novita Sari
Nim 115-14-009
Page 10
x
DAFTAR ISI
Sampul ..................................................................................................................... i
LembarBerlogo IAIN Salatiga ............................................................................. ii
PersetujuanPembimbing ..................................................................................... iii
PengesahanKelulusan .......................................................................................... iv
Deklarasi dan Pernyataan Kesediaan Publikasi ................................................. v
Motto danPersembahan....................................................................................... vi
Kata Pengantar................................................................................................... viii
Daftar Isi ................................................................................................................. x
DaftarTabel ......................................................................................................... xiii
DaftarLampiran ................................................................................................. xiv
Abstrak .................................................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ............................................................................................. 1
B. FokusMasalah .............................................................................................. 6
C. TujuanMasalah ............................................................................................ 6
D. KegunaanMasalah ........................................................................................ 7
E. PenegasanIstilah .......................................................................................... 8
F. SistematikaPenulisan ................................................................................. 13
Page 11
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI ............................................................................. 15
1. Kepemimpinan
a. PengertianKepemimpinan ............................................... 15
b. Sifat-sifatKepemimpinan ............................................... 18
c. FungsiKepemimpinan ..................................................... 20
d. PerananPemimpin ........................................................... 23
e. PerspektifdanPengembanganKepemimpinan .................. 24
f. MetodeKepemimpinan .................................................... 25
g. Gaya Kepemimpinan ....................................................... 27
h. Faktor yang mempengaruhiperilakupemimpin ............... 29
i. Pendekatandan Model Kepemimpinan ........................... 31
2. KepalaSekolah............................................................................. 33
3. KualitasPendidikan ..................................................................... 39
a. PengertianKualitasPendidikan ......................................... 39
b. Usaha MeningkatkanKualitasPendidikan ........................ 42
c. Kinerja Guru dalamMeningkatkanKualitasPendidikan ... 43
d. KompetensidalamMeningkatkanKualitasPendidikan ...... 45
e. IndikatorKualitasPendidikan ........................................... 47
B. KAJIAN TERDAHULU
1. KepemimpinanKepalaSekolah .................................................... 49
2. KualitasPendidikan ..................................................................... 51
Page 12
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian ......................................................................................... 54
B. LokasiPenelitian ...................................................................................... 57
C. Waktupenelitian ...................................................................................... 58
D. Sumber Data ............................................................................................ 58
E. ProsedurPenelitian ................................................................................... 61
F. Analisis Data ........................................................................................... 64
G. PengecekanKeabsahan Data .................................................................... 68
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. Paparan Data .............................................................................................. 73
B. Analisis Data .............................................................................................. 92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 133
B. Saran ......................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 137
LAMPIRAN
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
3.1 TabelAnalisis Data dan Model Interaktif .......................................................... 68
3.2 TabelTriagulasiSumber Data ............................................................................. 70
3.3 TabelTriagulasiSumberTeknik .......................................................................... 70
3.4 TabelTriagulasiSumberWaktu ........................................................................... 72
4.1 TabelJumlah Guru danTenagaPendidik MI Ma’arif NU Mangunsari .............. 79
4.2 TabelJumlahPendidikdanTenagaKependidik .................................................... 81
4.3 TabelKualifikasiPendidikanBerdasarkanSertifikasi .......................................... 82
4.4 TabelSiswadanRombel di MI Ma’arif NU Mangunsari .................................... 83
4.5 TabelStrukturdanBaganOrganisasi MI Ma’arif NU Mangunsari ...................... 84
4.6 TabelKoleksiPerpustakaan MI Ma’arif NU Mangunsari .................................. 85
4.7 TabelPeralatanPendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari ............................... 85
4.8 Tabel Media Pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari .................................. 86
4.9 TabelPerabotSekolah di MI Ma’arif NU Mangunsari ....................................... 87
4.10 TabelPrasarana di MI Ma’arif NU Mangunsari .............................................. 88
4.11 TabelRuanganPokok di MI Ma’arif NU Mangunsari ..................................... 88
4.12 TabelRuanganPenunjang di MI Ma’arif NU Mangunsari ............................... 89
4.13 TabelJadwalEkstrakulikuler MI Ma’arifMangunsari ...................................... 89
4.14 TabelPrestasiAkademik ................................................................................... 90
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kode Penelitian..................................................................................
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ..............................................
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru ...............................................................
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Penjaga Sekolah .............................................
Lampiran 5 Transkip Wawancara Kepala Sekolah ...............................................
Lampiran 6 Transkip Wawancara Guru ................................................................
Lampiran 7 Transkip Wawancara Penjaga Sekolah..............................................
Lampiran 8 Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian .............................................
Lampiran 9 Surat Tugas Pembimbing...................................................................
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................
Lampiran 11 Surat Telah Melakukan Penelitian ...................................................
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Skripsi ..............................................................
Lampiran 13 Daftar Surat Keterangan Kegiatan ...................................................
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup .....................................................................
Page 15
xv
ABSTRAK
Sari, Tri, Novita. 2018.Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di MI Ma’arif NU Mangunsari Tahun
Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Pembimbing : Dr. Hj. Lilik Sriyanti,M.Si
Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kualitas Pendidikan
Tujuan diadakan karena peneliti ingin mengetahui tentang peran
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di MI
Ma’arif NU Mangunsari Cabean, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018.Permasalahan yang muncul dan ingin dijawab oleh peneliti adalah
Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
dan bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah menghadapi kendala dalam
menjalankan tugasnya.
Metode penelitiannya inimenggunakan pendekatan kualitatif.Subyek
penelitian adalah kepala sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari.Analisis data model
interaktif yang diperoleh dari data lapangan, reduksi data, penyajian data,
verifikasi.Pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan triagulasi yang
meliputi 3 sumber data hasil observasi, data hasil wawancara, data hasil
dokumentasi.
Berdasarkan hasilpenelitian,Kepala sekolah di MI Ma’arif NU
Mangunsari:1).Sebagai educator, kepala sekolah mengajarkan teladan yang baik;
2).Manager, kepala sekolah melaksanakan program jangka panjang dan jangka
pendek. Memberikan dorongan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan,
pelatihan serta workshop; 3).Administrator, kepala sekolah memiliki kemampuan
untuk mengelola kurikulum, sehingga MI Ma’arif NU Mangunsari sekolah
pertama yang menggunakan Kurukulum 2013 dan sebagai pelopor kurikulum
2013 di Kota Salatiga; 4).Supervisor, kepala sekolah melaksanakan supervisi
akademik secara formal dua kali dalam satu semester dan secara nonformal dua
kali dalam dua minggu untuk mengevaluasi guru dalam menguasai kompetensi;
5).Sebagai Leader, kepala sekolah mampu menggerakkan seluruh komponen
sekolah, termasuk juga dalam menjalin hubungan baik dengan semua warga dan
mampu berkomunikasi dengan baik dengansemua masyarakat,baik didalam
sekolah dan di luar sekolah,kepemimpinan kepala sekolah juga menggunakan
pendidikan berbasis modern, mengalami kemajuan yang sangat pesat;
6).Motivator, Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada para guru agar
senantiasa meningkatkan pengetahuan dan kompetensi diri, juga kepada para
peserta didiknya. Kendala yang dimiliki sarana dan prasarana tidak seimbang,
karena terbatasnya ruangan, tidak semua SDM bisa melaksanakan tugas sesuai
dengan perintah. Solusi yang diberikan kepala sekolah untuk mengatasi kendala
tersebut dengan memberikan bimbingan dan pelatihan untuk menambah wawasan.
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang strategis dengan jaman yang semakin maju
ini, keunggulan suatu bangsa tidak lagi mengandalkan kekayaan alam melainkan pada
keunggulan sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia (SDM)
ditentukan dengan kualitas pendidikan, tolak ukur dari kualitas pendidikan didasarkan
pada kondisi output dan outcome yang memenuhi syarat dalam menghadapi tuntutan
jaman. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan harus ditunjang dengan komponen
pendidikan yang memadai. Komponen-komponen tersebut menjadi masukan (input)
untuk proses sehingga menghasilkan keluaran (output) dan (outcome) dampak yang
unggul.
Contoh Keberhasilan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1 yang terlihat
seperti sekarang ini adalah tidak lain disebabkan oleh beberapa faktor untuk mencapai
keberhasilan yang dicapai pada saat ini yaitu Kesungguhan dan kedisipinan yang
dijunjung tinggi oleh kepala sekolah beserta staff yang ada di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 1 Malang, serta dukungan dari orang tua murid dan lingkungan pendidikan
sekitarnya yang ada disekitar sekolahan yang disalurkan melalui majelis-majelis yang
ada di Madrasah. Ridho dari Allah SWT yang melihat kemajuan yang sedemikian
pesat ini pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1 yang akan terus berbenah untuk
melayani masyarakat yang berminat akan menyekolahkan putra-putinya yang akan
bersekolah pada Madrasah ibtidaiyah Negeri Malang 1.
Target mengembangkan Sumber daya manusia (SDM) yaitu meningkatkan
kinerja guru dan karyawan, serta kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi
Page 17
2
informasi daam pembelajaran (instructional tecnology ) dan meningkatkan
kemampuan guru dan karyawan dalam membaca al-Quran. Adapun target pada
bidang sarana dan prasarana yaitu terpenuhinya media pembelajaran yang standart,
terciptanya lingkungan madrasah yang aman dan nyaman serta mendukung pada
proses pembelajaran, tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang standart serta
tertatanya sumber informasi pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1. Dalam
bidang keuangan dan kepegawaian Madarasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1 juga
memiliki target yang mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan akuntabel
dan meningkatkan sumber pendanaan madrasah selain dari anggaran negara (APBN /
APBD) dan meningkatkan kesejahteraan warga madrasah.
Lembaga pendidikan Agama Islam maka dengan semangat desentralisasi
pendidikan yang semakin menguat sekolah menjadi leluasa mengelola sumber daya
yang ada sehingga kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Berkaitan dengan hal
tersebut, tujuan pendidikan dapat tercapai apabila semua komponen pendidikan
memenuhi persyaratan. Dari beberapa komponen pendidikan yang paling berperan
adalah kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu sarana, suatu instrumen atau
alat, untuk membuat sekelompok orang-orang mau mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditentukan Purwanto(2016 : 30). Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin
antara lain : Sederhana, suka menolong, sabar dalam menstabilkan emosi, percaya
diri, jujur, adil dan dapat dipercaya, dan Sebagai bentuk kepemimpinan kepala
sekolah dapat memberikan petunjuk, layanan dan pengarahan kepada guru-guru
sebagaimana seruan firman Allah surat As-Sajdah/24.
Page 18
3
Artinya :”Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah kami selama mereka bersabar . (As-Sajdah :24). Kepala
sekolah yang profesional adalah yang mampu mengelola dan mengembangkan secara
komprehensif (menyeluruh) , oleh karena itu kepala sekolah mempunyai peran sangat
penting dan strategi-strategi peningkatan mutu. Sehingga dapat menghasilkan output
dan outcome yang berkualitas. Profesional kepala sekolah akan menunjukkan kualitas
dan kinerja sekolah”.
Ketercapaian tujuan lembaga pendidikan sekolah sangat bergantung dari
kecakapan dan kebijakan kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan. Kepala sekolah merupakan pejabat profesional dalam mengelola semua
sumber, organisasi dan bekerjasama dengan komite sekolah, masyarakat, lembaga-
lembaga lain serta stakeholder yang ada. Kepemimpinan sekolah dalam
mengembangkan dan mengelola sekolah harus memahami kebutuhan sekolah yang
dipimpin termasuk kebutuhan guru, peserta didik dan semua warga sekolah. Kepala
sekolah yang profesional akan selalu memberi motivasi seluruh komponen sekolah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga kompetensi warga sekolah dapat
meningkat dan berkembang dengan baik. Kepala sekolah dan guru sebagai tenaga
kependidikan yang profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan
metode akan tetapi mampu memotivasi peserta didik untuk memiliki keterampilan
dan wawasan luas terhadap pendidikan.
Hari (2009:18) mengatakan bahwa banyak faktor penghambat tercapainya
kualitas kepemimpinan kepala sekolah jika dilihat dari rendahnya kinerja kepala
sekolah. Berdasarkan pengalaman empirik menunjukkan bahwa rata-rata kepala
sekolah kurang memiliki kemampuan akademik, kurang memiliki motivasi diri,
kurang semangat dan disiplin kerja, serta memiliki wawasan pendidikan yang sempit.
Page 19
4
Fenomena ini disebabkan oleh faktor proses penyaringan kurang memenuhi
kompetensi. Kurang prosedural, kurang transparan, banyak nuansa/ muatan , tidak
kompetitif serta faktor-faktor internal dan eksternal kepala sekolah dapat menjadi
penghambat tumbuh kembangnya menjadi kepala sekolah yang profesional.
Rendahnya profesional, rendahnya produktivitas kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan kinerja guru.
Peneliti tertarik melakukan penelitian di MI Ma’arif NU Mangunsari ada
beberapa hal yang ingin saya ketahui. Dimana sekolah ini merupakan sekolah swasta
di daerah pedesaan yang pembelajaran yang pertama kali menggunakan Kurikulum
2013 dan kemajuan dalam pendidikannya mengalami peningkatan yang sangt pesat,
metode dalam pembelajaran menggunakan cara yang unik, seperti setiap materi
pembelajaran guru menggunakan metode bernyanyi yang dihubungkan dengan materi
yang akan dipelajari. Disisi lain kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya
mampu menggerakkan para guru, murid dan warga sekolah untuk selalu
meningkatkan kemampuannya sehingga hasil prestasi akademik dan non akademik
sangat menonjol.
MI Ma’arif NU Mangunsari disamping mengembangkan kurikulum Nasional
juga mengembangkan kurikulum muatan lokal Propinsi, muatan lokal Kota /
kabupaten, muatan lokal sekolah masih ditambah kurikulum berbasis agama menjadi
ciri khas sekolah. Kondisi jumlah siswa banyak yang kapasitas setiap ruangan antara
25 – 30 siswa dengan semua kelas pararel membuat proses pembelajaran yang cukup
menantang. Adapun standar maksimal tiap kelas 25 anak, sedangkan jumlah
seluruhnya ada 416 siswa. Jumlah siswa yang demikian besar untuk tingkat pedesaan
dan berasal dari berbagai daerah di salatiga.
Page 20
5
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengetahui bagaimana
kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya, maka penulis memilih judul “
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas
pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari Cabean Kec. Sidomukti Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2017 / 2018.”
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari, Cabean,
Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
2. Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah Mangunsari dalam menghadapi
kendala dalam menjalankan tugasnya di MI Ma’arif NU Mangunsari, Cabean,
Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Namun
secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendapatkan data yang empiris mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam
melaksanakan fungsinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MI Ma’arif
NU Mangunsari, Cabean, Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Mengetahui kendala dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari, Cabean, Kec. Sidomukti Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
Page 21
6
D. Kegunaan Masalah
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh penelitian ini, kegunaan yang
hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang berharga bagi
perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi para penelitian lainnya
untuk melakukan penelitian yang sejenis secara lebih luas dan mendalam
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bagi penelitian di bidang
pendidikan khususnya dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan
2. Manfaat praktis
a. Bagi jajaran Kemenag maupun instansi yang terkait, penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan kajian dalam menentukan kebijakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam kepemimpinan kepala
sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
b. Bagi para guru, penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan
dapat dijadikan pertimbangan serta koreksi diri dalam melaksanakan tugasnya
secara profesional
c. Penelitian ini dapat dijadikan respon positif bagi kepala sekolah
d. Bagi kepala sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan
kepemimpinan khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan
e. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat dapat diaplikasikan gagasan
maupun ide yang dimiliki guna meningkatkan proses pembelajaran khususnya
Page 22
7
dalam mengimplementasikan kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
E. Penegasan Istilah
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Maman Ukas (2004 : 268) “ Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu
untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat
membantu pencapaian suatu yang dimaksud dan tujuan.” Kepemimpinan menurut
Sutisna , (dalam Rohiat, 2008:14) : Kemampuan untuk mencptakan perubahan
yang paling efektif dalam perilaku-kelompok bagi yang lain dia adalah proses
mempengaruhi kegiatan- kegiatan kelompok kearah penetapan tujuan dan
pencapaian tujuan
Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh
sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci menjadi seorang
manajer yang efektif ,Wahjosumijo,(2007:104). Kepemimpinan menurut Prajudi
Atmosudirjo sebagai berikut :
a. Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian
(personality) seseorang yang mendatangkan keinginana pada kelompok orang-
orang untuk mencontohnya atau mengikuti atau yang memancarkan suatu
pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa
sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang
dikehendaki
b. Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai penyebab dari pada kegiatan –
kegiatan , proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap
Page 23
8
mental/ fisik dari pada kelompok orang-orang , baik dalam hubungan
organisasi formal maupun informal
c. Kepemimpinan adalah suatu seni (art) , kesanggupan (ability) atau teknik
(technique) untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi
formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi informal
mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya membuat mereka
begitu antusias atau semangat untuk mengikuti atau bahkan mungkin
berkorban untuknya.
d. Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk persuasi suatu seni
pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation
dan motivasi yang tepat sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja
sama dan membanting tulang untuk memahami mencapai segala apa yang
menjadi tujuan-tujuan organisasi
e. Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu sarana, suatu instrumen
atau alat , untuk membuat sekelompok orang-orang mau mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditentukan. Didalam hal ini, kepemimpinan dipandang
sebagai dinamika suatu organisasi yang membuat orang-orang bergerak ,
bergiat, berdaya upaya secara “kesatuan organisasi ” untuk mencapai tujuan
tujuan organisasi N Purwanto , (2016 : 30)
2. Kepala Sekolah
Menurut Usman (dalam Priansa, 2014 : 34) menyatakan bahwa kepala sekolah
sebagai manager dituntut mengorganisir seluruh sumber daya sekolah
menggunkaan prinsip “TEAMWORK, yang mengandung pengertian adanya rasa
kebersamaan (together), pandai merasakan (empathy), saling membantu (assist),
Page 24
9
saling penuh kedewasaan (maturity), saling mematuhi (willingness), saling teratur
(organization), saling menghormati (respect), dan saling berbaik hati (kindness).
Menurut Mulyasa (2004:98), Kepala sekolah harus mampu melaksanakan
pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor (EMAS).
Dalam perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader,
inovator, motivator dan enterpreneur disekolahknya. Dengan demikian dalam
paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu
berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivasi (EMASLIM).
3. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan sebagai salah satu indikator untuk melihat produktivitas
dan erat hubungannya dengan masalah pengelolaan atau manajemen pada sekolah,
Hal ini dapat dikaitkan dengan pernyataan “ Kegagalan kualitas suatu organisasi
disebabkan oleh kelemahan manajemen, Salis( 2011:29).Pendidikan adalah
sebuah proses untuk mengubah jati diri seseorang peserta didik untuk lebih maju.
Lestyarti (2012:3).
Menurut Ahmad D. Rimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang
dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Menurut Ki Hajar
Dewantara, pendidikan yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
Wibowo(2012:17-18).
Page 25
10
Secara etimologis, menurut Echols dan Shadily sebagaimana yang dikutip
Suyadi (2013:5) mendefinisikan kata karakter (Inggris: character) berasal dari
bahasa Yunani, eharrasein yang berarti “to engrave” . Kata “to engrave” itu
sendiri dapat diterjemahkan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau
menggoreskan. Arti sama dengan istilah “karakter” dalam bahasa Inggris
(character) yang juga berarti mengukir, melukis, memahatkan, atau
menggoreskan. Menurut Suyanto, pendidikan bertujuan melahirkan insan cerdas
dan berkarakter kuat, itu juga pernah dikatakan Marthin Luther King, yakni;
Intelligence plus character…that is the good of true education (kecerdasan yang
berkarakter…adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya). Karena itu
pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive),
Kualitas pendidikan adalah kemampuan pendidikan (sekolah) dalam
memperdayakan sumber-sumber yang ada untuk meningkatkan kualiatas atau
kemampuan belajar seoptimal mungkin. Kualiatas pendidikan mengandung makna
derajad (tingkat) maupun jasa, baik yang tangible maupun intangible. Dalam
konteks pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam “proses pendidikan” yang
bermutu terlibat input, seperti bahan ajar (kognitif, afektif maupun psikomotorik.).
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini memuat suatu kerangka pemikiran yang
akan dituangkan dalam lima bab yang disusun secara sistematis. Dalam rangka untuk
mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini,
maka penulis akan memaparkan sistematika penulisan sebagai berikut :
Page 26
11
BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini meliputi latar belakang masalah, fokus
masalah, tujuan masalah, kegunaan masalah, kajian teori terdahulu, dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, dalam landasan teori dan kajian terdahulu dan
membahas tentang landasan teori yang terdiri dari sub-sub pokok bahasan memuat
tentang :
Kepemimpinan kepala sekolah, dimana didalamnya memuat tentang pengertian
proses kepemimpinan dan sebagainya.
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang terdiri dari Pengertian
kepemimpinan,pengertian kepala sekolah, dimensi kepemimpinan, tugas kepala
sekolah, peranan kepala sekolah, faktor-faktor perilaku kepemimpinan dan
sebagainya.
2. Kualitas pendidikan, dimana didalamnya memuat tentang pengertian kualitas,
pengertian pendidikan,usaha meningkatkan kualitas pendidikan, kinerja guru
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kompetensi meningkatkan
pendidikan, indikator kualitas, stategi peningkatan kualitas, peningkatan
kualitas pendidikan dan sebagainya.
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini memuat tentang Jenis
penelitian, lokasi penelitian,waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan
data, analisi data, pengecekan keabsahan data.
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS, dalam bab ini muat tentang
paparan data dan analisis data dari penelitian di MI Ma’arif NU Mangunsari.
BAB V PENUTUP Dalam bab ini dibahas tentang kesimpulan dari penelitian
serta saran dari peneliti untuk kepala sekolah Madrasah ibtidaiyah Ma’arif NU
Mangunsari.
Page 27
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah salah satu faktor penting dalam suatu organisasi,
keberhasilan maupun kegagalan suatu organisasi banyak dipengaruhi oleh
pemimpin organisasi tersebut. Kepemimpinan berasal dari kata “leader” dan
“leadership”. Pemimpin adalah orang yang paling berorientasi hasil, dimana
hasil tersebut akan diperoleh jika pemimpin mengetahui apa yang diinginkannya.
Sedang kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok
menuju pencapaian sasaran.
Kepemimpinan dalam islam disebut “imamah”. Imamah dari kata
“imam”yang artinya pemimpin atau kedua, dalam organisasi atau lembaga.
Imamah juga disebut khalifah atau penguasa dan pemimpin tertinggi dari rakyat.
Imam juga berarti pedoman. Al-quran karena merupakan pedoman bagi umat
manusia, disebut juga imam. Rasulullah saw,dapat juga disebut imam karena
beliau juga digunakan untuk orang yang mengatur kemaslahatan sesuatu, untuk
memimpin pasukan atau fungsi lainnya (Aminuddin 2005: 209).
Didalam al-quran imamah disebut dengan imam atau imamah
(pemimpin). Allah swt, berfirman surat Al-baqarah 30:
Page 28
13
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Pendapat diatas kepemimpinan adalah suatu teknik untuk mempengaruhi
orang lain agar melakukan tindakan dan perbuatan yang diinginkan oleh
pemimpin. Sebagai seorang pemimpin harus memiliki cara bagaimana bisa
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Masing-
masing orang mempunyai cara tersendiri dalam kepemimpinannya, tetapi bisa
jadi walaupun latar belakang pemimpin tersebut sama, akan tetapi cara dan
gayanya berbeda, maka tampilannya dari kepemimpinannya akan berbeda pula.
Kepemimpinan menurut Prajudi Atmosudirjo (dalam Purwanto,
2016: 30) sebagai berikut :
1) Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian
(personality) seseorang yang mendatangkan keinginana pada kelompok
orang-orang untuk mencontohnya atau mengikuti atau yang memancarkan
suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian
rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang
dikehendaki
Page 29
14
2) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai penyebab dari pada kegiatan –
kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap
mental/ fisik dari pada kelompok orang-orang , baik dalam hubungan
organisasi formal maupun informal
3) Kepemimpinan adalah suatu seni (art) , kesanggupan (ability) atau teknik
(technique) untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi
formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi informal
mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya membuat mereka
begitu antusias atau semangat untuk mengikuti atau bahkan mungkin
berkorban untuknya.
4) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk persuasi suatu seni
pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation
dan motivasi yang tepat sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja
sama dan membanting tulang untuk memahami mencapai segala apa yang
menjadi tujuan-tujuan organisasi
5) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu sarana, suatu instrumen
atau alat , untuk membuat sekelompok orang-orang mau mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditentukan. Didalam hal ini, kepemimpinan dipandang
sebagai dinamika suatu organisasi yang membuat orang-orang bergerak ,
bergiat, berdaya upaya secara “kesatuan organisasi ” untuk mencapai tujuan
tujuan organisasi
Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus
dapat memberikan contoh kepada bawahannya agar tujuan yang akan dicapai
hasilnya dapat semaksimal mungkin. Dan pemimpin dapat diartikan sebagai
Page 30
15
sekelompok organisasi yang ingin mencapai tujuan yang telah ditentukan
bersama.
b. Sifat-sifat kepemimpinan yang baik
Sifat-sifat seorang pemimpin secara umum akan diuraikan sebagai
berikut:
1) Rendah hati dan sederhana
Seorang pemimpin pendidikan hendaknya jangan mempunyai sikap sombong
atau merasa lebih mengetahui dari pada yang lain. Ia hendaknya lebih banyak
mendengarkan dan bertanya daripada berkata dan menyuruh. Kelebihan pada
pengetahuan atau kelebihan kesanggupan yang dimilikinya hendaknya
dipergunakan untuk membantu yan lain atau anak buahnya bukan untuk
dipamerkan dan dijadikan kebanggaan.
2) Bersifat suka menolong
Pemimpin hendaknya selalu siap untuk membantu anggota-anggota tanpa
diminta bantuannya, akan tetapi bantuan yang diberikan jangan sampai
dirasakan sebagai paksaan sehingga orang yang memerlukan bantuan justru
menolaknya meskipun ia sangat membutuhkan.
3) Sabar dalam memiliki kestabilan emosi
Seorang pemimpin pendidikan memiliki sifat yang sabar. Jangan lekas
merasa kecewa dan memperlihatkan kekecewaannya dalam menghadapi
kegagalan atau kesukaran, dan sebaliknya, jangan lekasa merasa bangga atau
sombong jika kelompoknya berhasil. Sifat ini akan membrikan perasaan
aman kepada anggota-anggotanya . Sebagaimana yang dijelaskan dalam
firman Allah surat Al-baqarah 45 sebagai berikut :
Page 31
16
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
4) Percaya diri pada diri sendiri
Seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada
anggota-anggotanya ; percaya bahwa mereka akan dapat melaksanakan
tugasnya sebaik mungkin. Kepercayaan diri pemimpin hanya akan timbul
atau ada pada diri seorang pemimpin yang mempunyai kepercayaan
sepenuhnya kepada diri sendiri ; percaya kepada kesanggupan sendiri.
5) Jujur, adil, dan dapat dipercaya
Sikap percaya kepada diri sendiri pada anggota-anggotanya kelompok,
karena adanya kepercayaan kepada pemimpinya, mereka akan menjalankan
semua kewajibannya dengan rasa patuh dan tanggung jawab. Untuk
menimbulkan sikap patuh dengan demikian, pemimpin harus patuh pula
kepada diri sendiri: selalu menepati janji , tidak lekas mengubah haluan, hati-
hati dalam mengambil keputusan dan teliti dalam melaksanakannya.
c. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan menurut Priansa, (2014 : 164) bahwa :
1) Perencana
a) Perencana
Mencari semua informasi yang tersedia untuk kepentingan sekolah dan
peserta didik ;
Page 32
17
b) Mendefinisikan tugas yang harus diemban oleh guru dan peserta didik
terkait dengan proses pembelajaran
c) Perencanaan maksud atau tujuan yang ingin dicapai oleh guru dan
peserta dalam proses pembelajaran
d) Perencanaan yang dapat dilaksanakn dengan baik oleh peserta didiknya
sehingga tujuannya dari pembelajaran tercapai efektif.
2) Pemrakarsa
a) Memberikan masukan kepada guru lainnya, staff administrasi maupun
pegawai lainnya yang ada di sekolah mengnai sasaran dan rencanakan
sekolah
b) Menjelaskan mengapa sekolah menetapkan sasaran tujuan yang
penting untuk dicapai
c) Membagi tugas kepada guru laiinya, staff administrasi dan pegawai
yang ada di sekolah
3) Pengendali
a) Memelihara hubungan antar guru, staff administrasi dan pegawai
lainnya yang ada di sekolah
b) Mempengaruhi tempo berbagai program dan kegiatan yang
berlangsung di sekolah
c) Memastikan semua tindakan yang diambil dalam upaya mencapai visi
sekolah
d) Mendorong guru lainnya, staff administrasi, dan pegawai lainnya untuk
memberikan saran terkait pengembangan sekolah.
4) Pendukung
Page 33
18
a) Memberikan dukungan bagi guru lainnya, staff administrasi dan
pegawai lainnya dalam membangun sekolah
b) Memberikan semangat kepada guru lainnya, staff administrasi,
pegawai lainnya yang ada di sekolah ini
c) Menyelesaikan perselisishan atau meminta pihak lainnya untuk dapat
menyelsaikan segala permasalahan yang ada dan timbul dilingkungan
sekolah.
5) Penginformasi
a) Menjelaskan tugas dan rencana sekolah kepada guru lainnya, staff
administrasi maupun kepegawaian sekolah
b) Memberi informasi yang tepat bagi yang membutuhkan
c) Menerima informasi dari pihak lain
d) Membuat ringkasan atas usulan dan gagasan berupa informasi yang
rasional
6) Pengevaluasi
a) Mengevaluasi kelayakan gagasan
b) Menguji konsekuensi dari solusi yang diusulkan
c) Mengevaluasi kinerja guru
d) Membantu kelompok tertentu mengevaluasi sendiri kinerja mereka
berdasarkan standar yang berlaku.
Page 34
19
d. Peranan seorang pemimpin
Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa peranan seorang pemimpin yang
baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam antara lain :
1) Sebagai pelaksana (executive)
Sebagai pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak sendiri
terhadap kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan
bersama
2) Sebagai perencanaan (planner)
Sebagai pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun
perencanaan sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara
ngawur saja, tetapi segala tindakan diperhitungan dan tujuan
3) Sebagai seorang ahli (expert)
Mempunyai keahlian, terutama keahlian yang berhubungan dengan tugas
jabatan kepemimpinan yang dipegangnya
4) Mewakili kelompok dalam tindakannya di luar kelompok (external group
re presentative)
5) Mengawasi hubungan antaranggota kelompok ( controller of internal
relationship)
6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman (purveyor of
reward and punishments)
7) Bertindak sebagai wasit dan penengah ( arbitrator and mediator)
8) Bagian dari kelompok (exemplar)
9) Lambang kelompok (symbol of the group)
10) Pemegang tanggung jawab anggota kelompoknya (surrogate for individual
responsibility)
Page 35
20
11) Sebagai pencipta / memiliki cita-cita (ideologis)
12) Bertindak sebagai seorang ayah (father figure)
13) Tidak Sebagai kambing hitam (scape goat)
Seorang pemimpin haruslah menyadari bahwa dirinya merupakan tempat
melemparkan kesalahan / keburukan yang terjadi di dalam kelompoknya.
Oleh karena itu dia harus mau dan berani turut bertanggung jawab tentang
kesalahan orang / anggota kelompok
e. Perspektif dan pengembangan kepemimpinan
Ada tiga perspektif kepemimpinan menurut sweeny dan Mc Farlin dalam buku
kinerja dan profesionalisme guru Priansa (2014:166)
1) Berfokus kepada pengikut (follower-Centered)
Memusatkan perhatian pada kebutuhan pengikut serta bagaimana respon
mereka terhadap pemimpin
2) Berfokus kepada pemimpin (leader- centered)
Memusatkan perhatian pada sifat, keterampilan dan perilaku pemimpin
3) Berfokus kepada situasi (situation – centered)
Memfokuskan perhatian pada variabel situasi serta pengaruh pada pemimpin.
f. Metode kepemimpinan
Tujuh metode yang mempengaruhi setiap tindakan pemimpin yang sukses,
Yaitu :
1) Memberi perintah
Jika kepala sekolah memberi perintah, maka perintah tersebut hendaknya
disampaikan dengan santunnamun tegas. Kepala sekolah harus mampu
memberikan perintah dengan cara yang tepat.
2) Celaan / pujian
Page 36
21
Celaan harus diberikan secara objektif dan tidak bersifat subjektif, jika tidak
disertai emosi yang negatif (benci, dendam, curiga). Celaan sebaiknya berupa
teguran serta dilakukan dengan rahasia, tidak secara terbuka di muka umum,
sehingga harga diri yang ditegur akan terjaga.
3) Memupuk tingkah laku pribadi yang benar
Kepala sekolah bersifat objektif dan jujur, ia juga harus menjauhkan diri dari
rasa pilih kasih, karena hal tersebut bisa menurunkan moral pemimpin dan
kepala sekolah juga harus memberikan teladan kepada bawahan atau anak
buah.
4) Peka terhadap saran dan nasihat
Seorang pemimpin harus memiliki sifat luwes, terbuka, seta peka terhadap
saran-saran eksternal yang bersifat posistif. Seorang pemimpin juga harus
bisa menghargai pendapat orang lain
5) Memperkuat rasa kesatuan kelompok
Tim kerja merupakan kunci untuk menuju orasional yang sukses. Diawali
mulai unit yang terkecil hingga yang terbesar harus menjadi satu kesatuan
sehingga memiliki satu visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
oleh sekolah.
6) Mengembangkam rasa tanggung jawab
Penyampaian kekuasaan yang disertai dengan pertanggung jawaban akan
mengembangkan rasa kepercayaan serta rasa hormat antara guru, staff
administrasi serta kepegawaian
7) Membuat keputusan yang bernilai dan tepat pada waktunya
Guru perlu memiliki kemampuan cepat dalam meramal berbagai situasi yang
dihadapi . pemimpin harus dapat dipikir logis pada keadaan yang sangat
Page 37
22
gawat dan memutuskan dengan cepat suatu tindakan yang diperlukan untuk
mengambil kesempatan yang ada pada waktunya.
g. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak-gerik atau penampilan yang dipilih
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin. Gaya yang dipai oleh seorang
pemimpin satu dengan yang lainnya berbeda, tergantung pada situasi dan kondisi
kepemimpinanya. Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang konsisten
yang ditunjukkan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain ketika pemimpin
berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.
Secara umum, tiga gaya kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar
adalah gaya kepemimpinan otokratis, demokratis, dan laissez faire
1) Gaya kepemimpinan otokratis
Gaya kepemimpinan otoraktik ini meletakkan kepala sekolah sebagai
kebijakan. Oleh karena itu, guru hanya menerima instruksi saja tidak
diperkenankan membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat.Posisi
tersebut tidak memberikan guru untuk memberikan saran. Tipe
kepemimpinan otokratis dan memandang bahwa kepala sekolah
merupakan segala-galanya sehingga keberhasilan sekolah terletak pada
kepala sekolah.
Ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis antara lain sebagai berikut :
a) Mengandalkan kepada kekuatan/ kekuasaan
b) Menganggap dirinya paling berkuasa
c) Keras dalam mempertahankan prinsip
d) Perintah diberikan secara paksa.
Page 38
23
2) Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis menyajikan ruang kesetaraan dlam
berpendpaat, sehingga kepala sekolah dan guru memiliki hak yang sama
untuk berkontribusi dalam memandang bahwa setiap individu memiliki
harkat dan martabat yang sama sebagai manusia.
Ciri-ciri dari kepemimpinan demokratis
a) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
b) Bersifat terbuka
c) Bawahannya diberikan kesempatan untuk memberi saran dan ide baru
d) Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mefakat
e) Menghargai potensi individu
3) Gaya kepemimpinan laissez faire
Gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan yang mutlak kepada guru.
Semua proses diserahkan kepada guru dan kepala sekolah pasif ,
Ciri-ciri kepemimpinan laissez faire antara lain sebagai berikut:
a) Memberikan kebebasan kepada para bawahan
b) Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c) Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d) Tidak mempunyai wibawa
e) Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik. Priansa (2014: 174)
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan sebagai berikut :
1) Keahlian pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin untuk menjalankan
kepemimpinannya. Termasuk keahlianya dan pengetahuan yang
dimaksud ini ialah latar belakang pendidikan atau ijazah yang
Page 39
24
dimilikinya, sesuai latar belakang pendidikan itu dengan tugas-tugas
kepemimpinanya yang menjadi tanggung jawab : pengalaman kerja
sebagai pemimpin, pengalaman yang telah didorong dia untuk berusaha
memperbaiki dan mengembangkan kecakapan dan keterampilan dalam
memimpin.
2) Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas
jabatannya, perilaku dan sikap seorang yang sedang memimpin anak
buahnya dalam kapal yang sedang tenggelam, tidak sama dengan
perilaku dan sikap seorang pemimpin diskusi di dalam kelas. Perilaku
dan sikap seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya masing-
masing.
3) Sifat-sifat kepribadian pemimpin, secara psikologi manusia itu berbeda-
beda sifat, watak, kepribadiannya, ada yang selalu dapat bersikap dan
bertindak keras dan tegas , tetapi ada pula yang lemah dan kurang
berani. Dengan adanya perbedaan watak dan kepribadiannya akan
menimbulkan perilaku da sikap yang berbeda pula dalam menjalankan
kepemimpinannya.
4) Sifat-sifat kepribadian pengikut atau kelompok yang dipimpinya
seseorang yang memimpin anak-anak kecil, berlainan perilakunya
dengan orang yang memimpin orang-orang yang cerdik pandai.
Demikian pula memimpin orang-orang buta huruf dan buta pengetahuan,
tidak sama dengan cara memimpin orang yang cerdas. Seorang kepala
sekolah yang mempunyai anak-anak buah guru-guru yang pada
umumnya berpendidikan sarjana.
Page 40
25
5) Sangsi-sangsi yang ada ditangan pemimpin. Kekuatan-kekuatan yang
dimiliki atau yang ada dibelakang pemimpin menentukan sikap dan
tingkah laku. Sikap reaksi anggota kelompok dari seorang pemimpin
yang mempunyai wewenang penuh akan lain jika dibandingkan dengan
sikap reaksi anggota kelompok dari seorang pemimpin yang tidak atau
kurang wewenang.
i. Pendekatan dan Model Kepemimpinan
Tiga pendekatan / teori kepemimpinan yaitu pendekatan sifat, pendekatan
perilaku, dan pendekatan situasional berikut uraian dari pendekatan diatas
sebagai berikut :
1) Pendekatan sifat-sifat
Bahwa keberhasilan atau kegagalan seseorang karena bawaan atau
keturunan. Jadi menurut pendekatan sifat, seseorang pemimpin karena
sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Seperti yang dikatakan thierauf:
“ the hereditary approach states that leaders are born and not made-
tath leaders do not acquare the ability to lead, but inherit it.”
Artinya pendekatan keturunan menyatakan bahwa pemimpin adalah
dilahirkan bukan dibuat bahwa pemimpin tidak dapat memperoleh
kemampuan untuk memimpin tetapi mewarisi.
2) Pendekatan perilaku
Pendekatan Perilaku (behavioral approach) merupakan pendekatan yang
berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin
ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh
pemimpin yang bersangkutan. Sikap dan gaya kepemimpinan itu
nampak dalam kegiatan sehari-hari , dalam hal bagaimana cara
Page 41
26
pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara
menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil
keputusan.
3) Pendekatan situasional
Pendekatan atau teori kepemimpinan ini dikembangkan oleh Hersey dan
Blanchard berdasarkan teori-teori kepemimpinan sebelumnya.
Pendekatan situasional biasanya disebut juga dengan pendekatan
kontingensi. Pendekatan ini berasumsi bahwa keberhasilan
kepemimpinan suatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung
pada atau dipengaruhi oleh perilaku sifat-sifat pemimpin saja.Salah satu
faktor yang menunjukkan adanya perbedaan situasi organisasi adalah
tingkat kematangan dan perilaku kelompok atau bawahan. Tinggi-
rendahnya tingkat kematangan kelompok turut menentukan kemana
kecenderungan gaya kepemimpinan seseorang harus diarahkan
Purwanto, (2016 : 31-40 )
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala
Sekolah dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisai atau
sebuah lembaga. Sekolah merupakan sebuah lembaga yang merupakan tempat
menerima dan memberi pelajaran.Jadi kepala sekolah adalah seseorang tenaga
fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi
anatara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.
Page 42
27
Menurut Usman (dalam Priansa, 2014 : 34) menyatakan bahwa kepala sekolah
sebagai manager dituntut mengorganisir seluruh sumber daya sekolah menggunkaan
prinsip “TEAMWORK, yang mengandung pengertian adanya rasa kebersamaan
(together), pandai merasakan (empathy), saling membantu (assist), saling penuh
kedewasaan (maturity), saling mematuhi (willingness), saling teratur (organization),
saling menghormati (respect), dan saling berbaik hati (kindness).
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelanggaraan
kegiatan pendidikan dan administrasi sekolah serta pembinaan tenaga kependidikan,
dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Setiap kepala sekolah dihadapkan dengan tantangan untuk melaksanakan
pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan kesinambungan. Kepala
sekolah juga sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan
kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen
tinggi dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang
baik juga harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program
pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-
keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.Kepribadian kepala
sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat : a.Jujur, b.percaya diri,
c.tanggung jawab, d.berani mengambil resiko, e.berjiwa besar, f.emosi yang stabil, f.
teladan. Sekolah sebagai komponen pendidikan harus mengetahui tugas-tugas yang
Page 43
28
harus dilaksanakan. Menurut Wahjosumidjo yang dikutip dalam buku menjadi kepala
sekolah profesional,Mulyasa (2007:115) tugas-tugas kepala sekolah terdiri dari:
1) Kepala sekolah bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan atas segala
tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh guru,
siswa, staf dan orang tua siswa tidak dapat dilepas dari tanggungjawab kepala
sekolah.
2) Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala
sekolah harus mengukur pemberian tugas secara cepat serta dapat
memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan
kepentingan sekolah.
3) Kepala sekolah harus berfikit secara analitik dan konsepsional, kepala sekolah
harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, serta harus dapat melihat
setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
4) Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah dalam lingkungan
sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya teridi dari manusia yang mempunyai
latar belakang berbeda-beda dan bisa menimbulkan konflik, untuk itu kepala
sekolah harus jadi penengah dalam konflik.
5) Kepala sekolah adalah seorang politisi, kepala sekolah harus dapat membangun
hubungan kerjasama melalui pendekatan perrsuasi dan kesepakatan (compromise).
Peran politisi kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (a) dapat
dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-
masing, (b) terbentuknya alisi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS,BP3
dan sebagainya ; (c) Terciptanya kerjasama (cooperative) dengan berbagai pihak,
sehingga aneka macam aktivis dapat dilaksanakan.
Page 44
29
6) Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam berbagai macam pertemuan
kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinannya.
7) Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit, tidak ada satu
organisasipun yang berjalan mulus tanpa problem. Demilikan pula sebagai suatu
organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi
kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat
menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut. Dalam menjalankan kepemimpinan
kepala sekolah harus memahami akan fungsi dan perannya sebagai pemimpin.
Fungsi dan peran kepala sekolah harus dijalankan dengan baik afar visi dan misi
serta tujuan sekolah tercapai sesusai yang dinginkan.
Menurut Mulyasa (2007:98), Kepala sekolah harus mampu melaksanakan
pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor (EMAS).
Dalam perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator, motivator
dan enterpreneur disekolahknya. Dengan demikian dalam paradigma baru manajemen
pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator,
manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivasi (EMASLIM). Tiga
peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, penulis menguraikan sebaga
berikut:
a) Peranan Hubungan Antar Perorangan
(1) Figurehead : berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah
lambang sekolah
(2) Kepemimpinan (leadership) : Kepala sekolah adalah pemimpin untuk
menggerakan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat
melahirkan etoskerja dan produktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
Page 45
30
(3) Penghubung : Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala
sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah . Sedangkan secara
internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staff, dan siswa.
b) Peranan Informasional
(1) Sebagai monitor : Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap
lingkungan karena kemungkinan adanya informasi yang berpengaruh terhadap
sekolah.
(2) Sebagai disiminator : Kepala sekolah bertanggungjawab untuk
menyebarluaskan dan membegi-bagikan informasi kepada para gur, staff, dan
orang tua murid.
(3) Sebagai Spokesman : Kepala sekolah menyebarkan informasi kepada
lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c) Sebagai Pengambil Keputusan
(1) Enterpreneur : Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan
sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta
melakukan survei untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di
lingkungan sekolah.
(2) Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance Handle) : Kepala sekolah
harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan
situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
(3) Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocter) : Kepala
sekolah bertanggung jawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan
memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
Page 46
31
(4) A negotiator roles : Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan
pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memenuhi kebutuhan
sekolah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi guru dimaksudkan agar proses pendidikan
dapat berjalan efektif dan efesien, oleh karena itu guru dituntut memiliki
kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika
kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis
kompetensi, sebgaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif
kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru harus memiliki kompetensi
bukan suatu yang sederhana , untuk mewujudkan dan meningkatkan
kompetensi guru diperlukan upaya sunggguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya untuk mengoptimalkan peran kepala sekolah.
3. Kualitas Pendidikan
a. Pengertian Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan sebagai salah satu indikator untuk melihat produktivitas
dan erat hubungannya dengan masalah pengelolaan atau manajemen pada sekolah,
Hal ini dapat dikaitkan dengan pernyataan “ Kegagalan kualitas suatu organisasi
disebabkan oleh kelemahan manajemen, Salis,( 2011 : 29).
Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk
mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan. Interaksi
pendidikan berfungsi untuk membantu mengembangkan seluruh potensi ,
kecakapan dan karakteristik peserta didik, baik yang berkenaan dengan segi
intelektual , sosial, afektif, maupun fisik motodik.
Page 47
32
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi
yang bertujuan memberdayakan diri, Soyomukti, (2010 :27). Pendidikan
merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh siapapun , terutama (sebagai
tanggung jawab) negara. Sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dalam kesadaran dan ilmu pengetahuan, pendidikan telah seiring dengan lahirnya
peradaban manusia. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang
mempengaruhi pembentukan berpikir dan bertindak individu . Kurun waktu
kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan perubahan-perubahan cara
berpikir masyarakat juga turut menjadi pembentuk seorang individu, sukmadinata,
(2011 :30)
Hasil kualitas pendidikan ( lulusan) tidak hanya di tentukan oleh seorang guru,
tetapi oleh seluruh guru, juga pihak personalia sekolah ikut serta di dalamnya,
seperti para pembimbing, pengelola, dan staf administrasi . Kualitas total sangat
baik diterapkan dalam bidang pendidikan sebab akan meningkatkan kualitas
pendidikan (kualitas lulusan), sistem ini juga akan menghilangkan image yang
selama ini ada disekolah , bahwa pendidikan dilaksanakan secara rutin , mendidik
atau mengajar adalah penyampaian ilmu. Kualitas dari lulusan semata-mata
menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Dengan menerapkan sistem kualitas yang
baik, semua personaliakan mengetahui dan menyadari tugas, serta peranannya
dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Mereka akan menyadari bahwa
lulusan yang berkualitas dihasilkan oleh proses pendidikan yang berkualitas pula.
Kualitas pendidikan memiliki definisi yang bervariasi . ada beberapa
pendapat yang merumuskan tantang definisi kualitas pendidikan antara lain
Page 48
33
1) Menurut juran kualitas adalah kecocokan penggunaan produk untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan
2) Menurut crobby, kualitas adalah kesesuaian individual terhadap
persyaratan / tuntutan. Dengan mengatakan bahwa “ quality
isconformance to customer requirement”
3) Menurut deming, kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen
4) Menurut feigenbaum, kualitas pendidikan kepuasan pelanggan
sepenuhnya.
Dari definisi diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pengertian
kualitas pendidikan mengandung tiga unsur tiga unsur , yaitu : a)
kesesuaian dengan standart, b) kesesuaian dengan harapan, c) pemenuhan
janji yang diberikan, Engkoswara (2010 : 305).
Kualitas pendidikan adalah kemampuan pendidikan (sekolah) dalam
memperdayakan sumber-sumber yang ada untuk meningkatkan kualiatas
atau kemampuan belajar seoptimal mungkin. Kualiatas pendidikan
mengandung makna derajad (tingkat) maupun jasa, baik yang tangible
maupun intangible. Dalam konteks pendidikan dan hasil pendidikan.
Dalam “proses pendidikan” yang bermutu terlibat input, seperti bahan ajar
(kognitif, afektif maupun psikomotorik.)
b. Usaha meningkatkan kualitas pendidikan
Berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan telah dilaksanakan
dengan berbagai bentuk pembaharuan pendidikan, misalnya diintroduksikan
proyek perintis sekolah pembangunan. Ada beberapa prinsip atau operasional
pembinaan dan pengembangan profesi dari karir disajikan sebagai berikut ;
Page 49
34
1) Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dan
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan
secara keilmuan
2) Relevan, dimana rumusan berorientasi pada tugas pokok dan fungsi
sebagai pendidik profesional, yakni memiliki kompetensi kepribadian,
sosial, profesional dan pedagogik.
3) Sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara
kompetensi dan indikator
5) Aktual dan konstektual yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat
mengikuti perkembangan iptek
6) Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai
dengan keutuhan dan perkembangan, Danim, (2010 : 29 )
c. Kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Guru sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk
itu dalam menyelenggarakan pendidikan maka guru perlu memahami prinsip-
prinsip penyelenggaraan pendidikan seperti termuat dalam UU No 20 tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada pasal 4, yaitu 1). pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan keadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural
dan kemajuan bangsa ; 2) .Pendidikan diselenggarakan secara sebagai satu
kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multi ; 3) Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan peserta
Page 50
35
didik yang berlangsung sepanjang hayat ; 4) Pendidikan diselenggarakan
dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran ; 5) Pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat; 6) Pendidikan diselenggarakan
dengan pemberdayaan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian kualitas pendidikan Priansa, (2014 : 48).
Bahwa kualitas pendidikan sangat tergantung padakeberadaan guru yang
berkualitas, yaitu guru yang profesional, sejahtera dalam kemapanan ekonomi,
serta bermartabat dalam keilmuan dan keteladanan. Oleh karena itu keberadaan
guru yang berkualis merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik
pendidikan yang berkualitas.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan difokuskan pada proses
pendidikan. Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta didik. Proses
pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar yang
membentuk kualitas pendidikan.Pemikiran tentang kualitas pendidikan dapat
ditemukan jenis perspektif sesuai dengan sudut pandang . Beberapa ahli melihat
kualiats pendidikan dari segi perspektif, yaitu perspektif ekonomi , sosiologi, dan
administrasi pendidikan, masing-masing diuraikan sebagai berikut :
(1) Ekonomi
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mempunyai kontribusi
tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan secara langsung
dapat memenuhi angkatan kerja di berbagai sektor ekonomi. Dengan bekerja
lulusan pendidikan, pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang.
(2) Sosiologi
Page 51
36
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang bermanfaat terhadap
seluruh masyarakat, seperti mobilitas sosial, perkembangan budaya
pertumbuhan kesejahteraan dan pembebasan kebodohan. Kualitas pendidikan
mengacu pada proses pendidikan yang berkualiatas terlibat berbagai input
seperti bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi(
bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan
administrasi dan sarana prasana, dan sumber daya lainnya
(3) Administrasi Pendidikan
Peningkatan kualitas sekolah melalui manajemen kualitas adalah proses
koordinasi sumber daya yang ada di sekolah melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
d. Kompetensi Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru
mengemban tugas profesional yang menuntut untuk dipenuhinya kompetensi
guru yang merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban serta tanggungjawab dan layak.kemampuan atau kompetensi yang
harus dimiliki guru mencakup empat macam sebagaimana termasuk dalam UU
RI NO 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat (1), yaitu :
Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud pasal 8 meliputi kompetensi
sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Adapaun empat kompetensi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kompetensi Kepribadian
Menurut kunandar didalam bukunya menjelaskan bahwa, kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan yang
Page 52
37
mantap, stabil, dewasa, arif dan wibawa menjadi teladan bagi peserta didik
dan berakhlak mulia.
2) Kompetensi Pedagogik
Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid di kelas
maupun di luar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang
memerlukan perhatian, terampil, dan sikap utama untuk menghadapi
kehidupannya dimasa depan. Menurut Badan Standart Nasional
Pendidikan, yang dimaksud dengan kompetensi Pedagogik adalah
kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi ; a). Pemahaman
wawsan atau landasan Kependidikan ; b). Pemahaman tentang Peserta
didik ; c). Pengembangan Kurikulum/silabus; d). Perancangan
Pembelajaran ; e). Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
f). Evaluasi hasil belajar dan g). Pengembangan Peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
3) Kompetensi Profesional
Tugas guru ialah mengajrkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak
sekedar mengetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi memahami
secara luas dan mendalam, karena itu, murid juga harus belajar untuk
memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya.
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat.
e. Indikator Kualitas Pendidikan
Page 53
38
Kualitas sekolah yang tinggi terbentuk atas sejumlah indikator penting,
dimana indikator tersebut dikontribusikan oleh harapan / cita-cita atau semangat
peserta didik yang tinggi ; tata tertib dan disiplin; pengorganisasian kurikulum
serta penghargaan. Antara lain indikator adalah :
1) Dukungan orang tua
2) Kinerja pendidik
3) Komitmen peserta didik
4) Kepemimpinan sekolah
5) Mutu pembelajaran
6) Manajemen sumber daya
7) Kenyamanan sekolah.
Merujuk pada pemikiran Edward Salis mengidentifikasikan 13 ciri-ciri sekolah
berkualitas, yaitu :
(a) Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eskternal
(b) Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul dengan
komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
(c) Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari
berbagai kerusakan psikologis yang sangat sulit memeperbaiki
(d) Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas baik di tingkat pimpinan, tenaga
akademik, maupun tenaga administratatif.
(e) Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk
mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat
benar pada masa berikutnya.
(f) Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk
jangka pendek maupun jangka menengah maupun jangka panjang.
Page 54
39
(g) Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai
dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
(h) Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan
kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
(i) Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah
kerja secara vertikal dan horizontal.
(j) Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
(k) Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang dicapai sebagai jalan untuk
memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
(l) Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
(m) Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu
keharusan.
Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kontibusi / cita-cita dari peserta didik yang
sangat tinggi, maka dari cita-cita dari peserta didik yang tinggi dibutuhkan dari
dukungan dari orang tua, kinerja peserta didik, dan komitmen dari diri peserta didik,
juga kepala sekolah memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
B. Kajian Terdahulu
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengertian dan persepsi dalam
memahami beberapa istilah yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini, maka
peneliti menuliskan istilah-istilah kata kunci sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Samidjo (dalam Susanto, 2016: 20) menyatakan bahwa kepala sekolah adalah
tenaga fungsional guru yang mendapatkan tambahan tugas sebagai kepala sekolah
Page 55
40
yang diberikan tugas untuk memimpin sekolah di mana diselenggarakan proses
belajar mengajar.Sebagai kepala sekolah yang profesional diperlukan persyaratan-
persyaratan khusus, sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan maka,
kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan
kompetensi guru-guru terutama dalam kegiatan belajar mengajar. kepemimpinan
kepala sekolah yaitu seseorang pemimpin yang tidak hanya aktif berkecimpung
dalam dunia pendidikan akan tetapi sosialisasi kedudukan yang sama seperti yang
lainnya, sebab tidak hanya makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Satuan
pendidikan, menduduki dua jabatan penting untuk bisa menjamin kelangsungan
proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan oleh peraturan perundang-
undangan. Pertama, kepala sekolah adalah pemimpin formal disekolah secara
keseluruhan , kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal disekolahnya. anwar
(dalam Susanto, 2016 : 22).
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
merupakan tenaga fungsional guru yang memiliki tugas tambahan menjadi
pemimpin pada lingkungan sekolah. Tentunya untuk menjadi kepala sekolah yang
profesional ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi sebagai kepala sekolah
yang profesional diantaranya yaitu : seorang kepala sekolah harus bertanggung
jawab dalam menjalankan tugasnya agar mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Kualitas Pendidikan
Gaffar, (dalam Hari 2009:37) menyatakan bahwa kualitas pendidikan sebagai
salah satu indikator untuk melihat produktivitas dan erat hubungannya dengan
masalah pengelolaan atau manajemen pada sekolah. Sekolah sebagai lembaga
sebuah organisasi dalam memperbaiki kualitas harus melihat seluruh aspek
komponen sekolah. Sehingga seluruh komponen sekolah bertanggungjawab
Page 56
41
terhadap tugas dan fungsinya masing-masing. Pendidikan nasional yang
berkualitas diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Merujuk pada pemikiran Edward Sallis, (dalam Hari 2009 : 35)
mengidentifikasi 13 ciri-ciri sekolah berkualitas yaitu:
a. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
b. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul ,dengan
komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
c. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar
dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya..
d. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan,
tenaga akademik, maupun tenaga administratif.
e. sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk
mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk
berbuat benar pada masa berikutnya
f. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik
untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
g. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang
sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
h. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu
menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara
berkualitas.Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang,
termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal.
Page 57
42
i. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
j. Sekolah memnadang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai
jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
k. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
l. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu
keharusan
Kesimpulan dari pemaparan diatas kualitas pendidikan merupakan suatu
produktivitas / layanan jasa untuk menjadikan konsumen menjadi puas dengan apa
yang diinginkan. Tidak hanya kepala sekolah saja yang memiliki tugas
meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi didalam sekolah semua warga sekolah
memiliki tanggung jawab dan fungsi masing-masing dalam meningkatkan
kualitasnya.
Page 58
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan field research. Penulis mengumpulkan
data dari lapangan dengan mengadakaan penelitian secara langsung di lapangan
untuk mencari berbagai masalah yang relevansinya dengan penelitian ini, dalam
buku metodologi penelitian kualitatif, Moleong (2009:3). Penelitian ini peneliti
menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, didalam buku penelitian dan inovasi
pendidikan, Slameto, (2015:72). Dari sinilah peneliti kualitatif bersifat generating
theory bukan hypothesis testing, sehingga teori yang dihasilkan berupa teory
subtantif. Oleh karena itu, analisis isi pada penelitian kualitatif memerlukan
analisis, objektivitas, sistematik dan sistemik sehingga akan diperolah ketepatan
dalam menginterpretasikannya.Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena
beberapa alasan. Pertama untuk menanggulangi banyaknnya informasi yang
hilang seperti, yang dialami oleh penelitian kualitatif, sehingga inti dari penelitian
tersebut atau konsep yang ada dalam data dapat diungkap.Kedua, untuk
menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang diungkap sesuai dengan
masalah dan hipotesis yang disusun sebelumnya. Ketiga, untuk menanggulangi
kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran
hipotesis.
2. Kehadiran Peneliti
Page 59
44
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer, dimana peneliti
melakukan survei langsung ketempat lokasi dan meneliti cara kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan kualiatas pendidikan.Untuk mendapatkan
data yang valid dan obyektif, maka kehadiran peneliti di lapangan dalam
penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti sebagai pengamat
langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang akan diteliti sangat menentukan hasil
peneltian. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri
sekaligus sebagai pengumpul data. Sedangkan instrumen-instrumen yang lain
merupakan instrumen pendukung. Adapun tujuan kehadiran peneliti di lapangan
adalah untuk mengamati secara langsung keadaan atau kegiatan yang terjadi di
sekolah, sekaligus mencari data lain berupa hasil wawancara maupun dokumentasi
yang terkait dengan penelitian ini.
3. Setting Peneliti
Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Mangunsari
yang terletak di Dusun Cabean Desa Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota
Salatiga. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Mangunsari letaknya didalam desa
namun memiliki letak yang strategis dan mudah untuk dijangkau dari seluruh
penjuru Salatiga khususnya desa Mangunsari. Di samping itu Madrasah Ibtidaiyah
Mangunsari merupakan salah satu dari Madrasah Ibtidaiyah swasta tetapi
memiliki kemajuan yang sangat bagus dalam kualitas pendidikannya dan sangat
mengutamakan kualitasnya, Madrasah ibtidaiyah Ma’arif NU Mangunsari juga
sebagai rujukan salah satu Madrasah favorit di Kota Salatiga.
4. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sumber tempat peneliti memperoleh keterangan atau
data penelitian, Mulyasa, ( 2013: 54), dimana kepala sekolah menjadi subyeknya
Page 60
45
dan kualitas pendidikan tersebut menjadi objek dari penelitian.Untuk menentukan
subyek penelitian supaya dapat menjaring informasi yang memadai agar
menemukan suatu pendapat mengenai bagaimana kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, maka semua informasi akan digali
langsung dari semua warga sekolah seperti kepala sekolah, guru, staff karyawan,
siswa-siswi, satpam dan penjaga sekolah, dengan menggunakan metode interview
atau wawancara, dan dokumentasi. Dengan cara sebagai berikut : setelah syarat
administratif terpenuhi untuk melakukan penelitian, Maka peneliti akan
menghubungi kepala sekolah sebagai key informant. Selanjutnya kita
menghubungi dan mencari informasi kepada guru dan semua warga sekolah yang
dapat menambah informasi / agar mendapatkan data-data yang dibutuhkan peneliti
pada Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Mangunsari.
B. Lokasi Penelitian
MI NU Ma’arif Mangunsari terletak di Jl. Abdul Syukur no 3A desa Mangunsari
kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Letak MI Ma’arif NU Mangusari strategis
karena berada di tengah komplek perumahan warga, yang dapat dijangkau
menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Selain itu, lingkungan sekitar MI
Ma’arif NU Mangunsari sangat kondusif karena tidak berada d tengah kota. Sehingga,
mendukung untuk proses belajar mengajar untuk anak usia sekolah dasar.
Sekolah ini berada di atas tanah seluas 1169 m2, dengan luas bangunan 633 m2, dan
sisanya digunakan untuk tempat bermain/ upacara (halaman), tempat parkir serta
tanaman lumbung. MI Ma’arif NU Mangunsari mempunyai 2 ruangan, yaitu ruangan
pokok dan ruangan penunjang. Adapun pokok MI Ma’arif NU Mangunsari
diantaranya adalah 12 ruang kelas / belajar ukuran 6 x 7 m, I ruangan kepala sekolah
ukuran 3 x 4 m, serta 1 ruang guru ukuran 7 x 6 m. Adapun 1 ruangan perpustakaan
Page 61
46
ukuran 7 x 6 m, 1 ruang UKS ukuran 2 x 2 m, 2 WC/ kamar mandi guru, 6 WC/
kamar mandi murid. Untuk kegiatan beribadah, warga sekolah ini menempati mushola
yang ada di MI Ma’arif NU Mangunsari. Setiap ruangan yang ada dilingkungan MI
Ma’arif NU Mangunsari baik di dalam maupun di luarnya dihiasi dengan kata-kata
mutiara, semboyan serta media pembelajaran yang sesuai. Di samping itu, madrasah
ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa sarana kebersihan, sarana olahraga,
dan multimedia yang memadai.
Adapun profil MI Ma’arif NU Mangunsari adalah sebagai berikut :
Nama Sekolah : MI Ma’arif NU
Alamat : Mangunsari
Jalan : Abdul Syukir no 3A
Desa / Kelurahan : Mangunsari
Kecamatan : Sidomukti
Kabupaten / Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Kode pos : 50721
No telepon / Hp : (0298)328782
Mulai operasional : Tahun 1965
Luas Tanah : 1169 m2
Luas Bangunan : 633 m2
Status Tanah : Wakaf
Status Bangunan : Milik Sendiri
Terakreditasi : A
C. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari 20 maret 2018 sampai dengan 2 april 2018.
Page 62
47
D. Sumber Data
Sumber Data digali dalam penelitian ini meliputi :
1. Sumber Data Utama (Primer) yaitu sumber data yang diambil peneliti baik
berupa kata-kata dan tindakan melalui :
a. Observasi
Observasi dilakukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data tentang
kepemimpinan kepala sekolah, kualitas pendidikannya . Dengan melakukan
observasi maka peneliti akan mendapatkan data yang lebih banyak lagi yang
ada di MI Ma’arif NU Mangunsari, dan sebelum kita melakukan wawancara
terlebih dahulu kita mensurvei / mengobservasi agar saat kita melakukan
wawancara tidak kurang informasi yang peneliti perlukan.Observasi juga akan
menambah wawasan dan keadaan secara langsung tempat peneliti yang akan
digunakan untuk melakukan penelitian.Dalam wawancara tersebut peneliti
tidak hanya mewawancarai kepala sekolah saja tetapi mewawancarai warga
sekolah seperti (Guru,staff sekolah, dan satpam ataupun sumber yang bisa
diwawancarai guna agar mendapatkan informasi dan data yang valid yang
dibutuhkan peneliti). Peneliti juga akan mengumpulkan informasi yang telah
diterima dari semua warga sekolah tersebut guna mendapatkan informasi
tentang bagaimana kepemimpinan kepala sekolah, dan bagaimana kualitas
pendidikan pada MI Ma’arif NU Mangunsari, bagaimana guru dalam
meningkatkan prestasi dan melaksanakan tugasnya.
b. Wawancara
Wawancara digunakan penelitian ini untuk memperoleh data yang valid dari
narasumber, adapun jenis data yang didapat merupakan data deskriftif dimana
peneliti melakukan penelitian tentang peran kepemimpinan kepala sekolah
Page 63
48
dalam meningkatkan kualitas, sehingga model penelitian kualitatif dengan
deskripsi dirasa lebih tepat untuk menggambarkan keadaan suatu masyarakat
atau suatu keadaan.
2. Sumber Data Tambahan (Sekunder) yaitu sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, sumber data sekunder melalui dengan cara:
a. Buku referensi
Buku referensi sebagai sumber data dalam penelitian ini sebagai bukti
bahwa dalam penelitian, peneliti menggunakan kaidah penelitian, tanpa
adanya plagiasi dari karya orang lain.
b. Dokumen
Dokumen yakni sebuah tulisan yang memuat sebuah informasi, biasanya
dokumen memuat informasi baik yang ditulis tangan, atau dengan
memakai media elektronik. Dokumen dibutuhkan peneliti agar menambah
informasi yang dibutuhkan dan menggali informasi yang dibutuhkan
peneliti guna untuk menambah data-data agar lebih valid. Sumber data
sekunder untuk menggali data tentang peran kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan dokumen-
dokumen atau sumber tertulis lainnya kaitannya dengan kebutuhan
penelitian, seperti internet, majalah, serta buku-buku yang berkaitan
dengan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Metode penelitian sangat penting untuk sampai pada tujuan yang akan dicapai.
Metode adalah suatu cara yang dapat dipakai sebagai alat untuk memperoleh data
yang benar-benar valid. Pengumpulan data merupakan hasil dari data informasi yang
Page 64
49
diperoleh dari prngumpulan data baik metode wawancara pengamatan dan
dokumentasi data yang terkumpul masih berupa data yang mentah yang belum diolah,
Sehinnga masih perlu dipilih data yang penting dan tidak. Dalam penelitian ini yang
digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian adalah :
1. Observasi non partisipan
Observasi yaitu suatu metode yang digunakan dengan cara pengamatan,
pencacatan data secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang akan
diteliti.Observasi ini dimaksudkan untuk melihat kondisi tempat penelitian dan
aktivitas yang terjadi disana secara langsung. Dalam observasi non partisipan
peneliti tidak terlibat langsung dengan orang yang sedang diamati dan hanya
sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat menganalisis dan selanjutnya
dapat membuat kesimpulan tentang obyek yang diteliti Sugiyono,( 2011:145).
Pada observasi non partisipan peneliti akan meneliti tentang bagaimana
kepemimpinan kepala sekolah, kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikannya dan bagaimana kinerja pada guru yang di jadikan sebagai
bawahan yang diberi tugas untuk menjadi pendidik yang memiliki kinerja yang
bagus dan bagaimana seorang kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas
pendidikannya yang dipimpin. Dalam penelitian tersebut maka yang akan
diwawancarai disini yaitu kepala sekolah, guru-guru, staff karyawan, siswa-siswi,
satpam, bahkan penjaga sekolah pada Madrasaha Ibtidaiyah Ma’arif NU
Mangunsari yang dijadikan sebagai sumber informasi yang valid guna
memperolah data-data pada kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Mangunsari.
2. Wawancara / Inteview
Page 65
50
Wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari informan (terwawancara). Wawancara berhadap-
hadapan face-to-face interview dengan partisipan mewawancarai narasumber
secara langsung. Wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-
pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructure) dan bersifat terbuka
(openended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari
narasumber Slameto,( 2015 : 239-240)
Wawancara pada penelitian tersebut semua warga sekolah bisa diikut sertakan
dalam wawancara yaitu kepala sekolah dan serta guru-guru maupun staff
karyawan, satpam maupun penjaga sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU
Mangunsari, Tetapi pada wawancara ini yang paling berperan banyak yaitu kepala
sekolah dan guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Mangunsari. Siswa-
siswa, staff karyawan, stapam maupun penjaga sekolah juga bisa menjadi sumber
informasi pada kepemimpinan kepala sekolah serta bagaimana cara kerja pada
sekolahan tersebut.
3. Dokumentasi
Menurut Esterberg dalam Samiaji Sarosa (2012:61) dokumen adalah segala
sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang
dimaksud adalah segala catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (soft
copy). Menurut Sukmadinata (2008:221) studi dokumenter (documentary study)
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,maupun elektronik.
Dokumentasi yakni mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku,
surat kabar, notulen, agenda dan sebagainnya (Arikunto,2010:274). Dokumentasi
dalam penelitian ini diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari
Page 66
51
lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis
lainnya seperti internet, majalah, dan buku-buku dan dokumen untuk lebih
memperkuat data dari penelitian maka peneliti juga memberikan dokumentasi
berupa dokumen-dokemen yang dibutuhkan di MI Ma’arif NU Mangunsari,
dokemen yang dibutuhkan seperti dokumen prestasi, dokumen sekolah, dokumen
jumlah fasilitas sekolah, dokumen sarana dan prasana di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif NU Mangunsari.
F. Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2009:248)
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu dengan wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resi, gambar, foto, dan
sebagainya. (Moleong, 2009:247) Menurut Nasution sesungguhnya analisis data yang
sudah dilakukan saat peneliti melakukan pengenalan dan perumusan masalah, saat
pengumpulan data di lapangan hingga sampai pembuatan laporan penelitian. Analisis
data kualitatif dilakukan sejak grand tour observation hingga laporan penelitian
dibuat. (Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho, 2014: 15). Analisis data kualitatif
dilakukan sejak grand tour observationhingga laporan penelitian dibuat. Adapun
analisis yang digunakan untuk menganalisa data kualitatif diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Memperoleh data dari lapangan dengan melakukan survei lapangan, wawancara,
serta dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data
Page 67
52
atau alat pengukur. Kalau alat pengambilan data cukup reliable dan valid, maka
datanya juga cukup reliable dan valid (Isni Ariyanti,2010).
b. Reduksi Data
Reduksi data dimaknai sebagai proses memilah dan memilih, menyederhanakan
data yang terkait dengan kepentingan penelitian saja, abstraksi dan transformasi
data-data kasar dari (field notes) catatan lapangan. Reduksi data perlu dilakukan
karena ketika peneliti semakin lama di kancah penelitian akan semakin banyak
data atau catatan lapangan (field note) yang peneliti kumpulkan. Tahap dari
reduksi adalah memilah dan memilih data yang pokok, fokus pada hal-hal yang
penting, mengelompokkan data sesuai dengan tema, membuat ringkasan, memberi
kode, membagi data dalam partisi-partisi dan akhirnya dianalisis sehingga terlihat
pola-pola. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya atau mencari
kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Maka dalam peneliti ini data yang
diperoleh dari informan kunci dan informan pelengkap disusun secara sistematis
agar memperoleh gambaran dengan tujuan peneliti. Data yang diperoleh dari
lapangan jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan
rinci. Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok
memfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya.Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta
mencarinya bila diperlukan Sugiyono, (2006 : 277-278).
c. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data ini berupaya menghindarkan data yang bertumpuk-tumpuk.
Laporan tebal dan sulitnya ditangani. Dengan sendirinya sukar pula melihat
Page 68
53
gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Dengan
demikian peneliti diusahakan menguasai data. Penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk uraian singkat bagan dan sejenisnya, tetapi yang paling sering
digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data , maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, Merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan berdasarkan apa yang dipahami Sugiyono,( 2006 : 280)
d. Kesimpulan dan Verifikasi
Mengambil kesimpulan dan verifikasi ini bermula dari usaha peneliti untuk
mencari makna dari data yang dikumpulkannya. Untuk itu mencari pola, tema,
hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul.Data yang sudah dipolakan
difokuskan dan disusun secara sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang
kemudian disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk mempereloh
kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukan data baru sebagai penguji
terhadap kesimpulan awal. Langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles
dan Huberman adalah melakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan pola-pola yang sudah tergambarkan dalam penyajian data, terdapat
hubungan kausal atau interaktif antara data dan didukung dengan teori-teori yang
sesuai, peneliti kemudian mendapatkan sebuah gambaran utuh tentang fenomena
yang kita teliti dan kemudian kita dapat menyimpulkan fenomena tersebut sebagai
temuan baru, maka peneltian sudah dianggap selesai.
Page 69
54
Gambar 3.1 Analisis data Model Interktif
Komponen-Komponen Analisis Data Sumber: Miles dan Huberman dalam
Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho (2014: 16)
G. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data ini dilakukan agar memperoleh hasil yang valid tetap
dapat dipercaya oleh semua pihak. Teknik yang digunakan untuk mengecekan
keabsahan data dalam penelitian ini adalah melakukan pengecekan keabsahan data,
teknik yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah teknik triangulasi. Menuru Anis
Fuad dan Kandung Sapto Nugroho (2014:19) triangulasi merupakan bentuk validasi
silang. Triangulasi melakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
Data Collection Data Display
Data Reduction
Conclusion:
Drawing/Verifyin
Page 70
55
cara, dan berbagai waktu. Menurut Sugiyono dalam Anis Fuad dan Kandung Sapto
Nugroho (2014:19) setidaknya ada 3 bentuk triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Dalam hal ini peneliti menggunakan
triangulasi teknik dalam mengecek keabsahan data. Menurut Anis Fuad dan Kandung
Sapto Nugroho (2014:20), triangulasi teknik dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data dari ketiga teknik
tersebut dibandingkan adakah konsistensi, jika berbeda dijadikan catatan dan
dilakukan pengecekan selanjutnya mengapa data bisa berbeda. Di bawah ini adalah
skema triangulasi teknik:
1. Triagulasi Sumber
Triagulasi sumber untuk menguji data yang dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari ketiga sumber tersebut,
tidak dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskrisikan,
dikategorisasikan, mana yang dipandang yang sama, yang berbeda, dan mana
spesifik dari ketiga sumber data. Data telah dianalisis oleh penelitian sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutkan dimintakan kesepakatan (member
check ) dengan ketiga sumber data tersebut, Siswanto & Suyanto, (2017:178)
Page 71
56
Gambar 3.2 Skema tragulasi Sumber Data
Sumber: Siswanto dan suyanto (2017:178)
2. Triagulasi Teknik
Tragulasi teknik untuk menguji data yang dilakukan dengan cara cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Bila dengan ketiga
teknik pengujian kredibilitas datatersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandang yang berbeda-
beda,Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho (2014:20).
Gambar 3.3 Triagulasi Teknik Pengumpulan Data
Sumber: Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho (2014:20)
Wawancara Mendalam
Atasan Teman
Bawahan
Observasi
Dokumentasi
Page 72
57
Proses triangulasi teknik yang digunakan peneliti meliputi 3 sumber data yaitu data
hasil observasi, data hasil wawancara, dan data hasil dokumentasi. Adapun tahapan-
tahapan yang dilakukan peneliti yakni langkah pertama membandingkan hasil
wawancara dari kepala sekolah, guru, dan siswa dengan hasil pengmatan di
lingkungan MI Ma’arif NU Mangunsari serta pengamatan di dalam kelas ketika
proses pembelajaran. Langkah kedua adalah membandingkan hasil wawancara antara
informan satu dengan informan lainnya, misal informasi dari guru kelas dibandingkan
informasi dari kepala sekolah dan penjaga Sekolah. Langkah ketiga adalah
membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang dimiliki oleh MI
Ma’arif NU Mangunsari, misalnya keterangan dari guru bahwa kepemimpinan kepala
sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat baik. Peneliti melihat
dokumen untuk menguji kebenaran tersebut.
3. Triagulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di pagi hari saat narasumber masih segar, belum banyak
masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk
itu dalamrangka pengujian kredibelitas dapat dilakukan dengan melakukan
wawancara mendalam, observasi atau teknik yang lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya,Siswanto &
Suyanto,(2017:179)
Page 73
58
Gambar 3.4 Triagulasi Waktu
Siang Sore
Pagi
Page 74
59
BAB IV
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Gambaran umum MI Ma’arif NU Mangunsari
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Mangunsari Salatiga merupakan
sebuah lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Lembaga Ma’arif
Cabang Salatiga. Nama sekolah ini berasal dari bahasa arab yang seacar
bahasa berarti sekolah dasar. Sebagaimana lembaga pendidikan islam lainnya,
MI Ma’arif NU Mangunsari memberikan perhatian yang lebih terhadap
pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum lainnya.
Latar belakang dari berdirinya MI Ma’arif NU Mangunsari Salatiga
adalah adanya keinginan dan kebutuhan dari masyarakat Mangunsari dan
sekitarnya akan adanya sekolah di lingkungan mereka. Pada saat itu, sekolah
di daerah tersebut masih sangat sedikit jumlahnya. Melihat Fenomena
tersebut, beberapa tokoh agama yang mempunyai tanggung jawab dan merasa
kewajiban untuk mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan agama
dan umum, berinisiatif untuk memprakarsai berdirinya sebuah lembaga
pendidikan islam. Harapan itu terelisasikan dengan berdirinya MI Ma’arif
NU Mangunsari pada tangga 15 Januari 1969. Pada awal berdirinya , kegiatan
belajar mengajar di MI Ma’arif NU mangunsari harus melaksanakan dirumah-
rumah warga karena belum memiliki bangunan sendiri. Kini, di usianya yang
sudah sekitar 50 Tahun, MI Ma’arif NU Mangunsari Saltiga telah
berkembang menjadi salah satu sekolah yang diminati oleh masyarakat di
Salatiga.
Page 75
60
Lembaga ini memandang pendidikan sebagai modal asasi bagi setiap
orang dalam menjalani hidup sebagai Khalifah fil ardli. Sebagian orang boleh
beranggapan bahwa pendidikan bukanlah segalanya. Namun perlu disadari
bahwa segala sesuatu berasal dari pendidikan.
2. Letak Geografis MI Ma’arif NU Mangunsari
MI Ma’arif NU Mangunsari terletak di Jl. Abdul Syukur no 3A desa
Mnagunsari kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Letak MI Ma’arif NU
Mangusari strategis karena berada di tengah komplek perumahan warga, yang
dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Selain itu,
lingkungan sekitar MI Ma’arif NU Mangunsari sangat kondusif karena tidak
berada d tengah kota. Sehingga, mendukung untuk proses belajar mengajar
untuk anak usia sekolah dasar.
Sekolah ini berada di atas tanah seluas 1169 m2, dengan luas bangunan
633 m2, dan sisanya digunakan untuk tempat bermain/ upacara (halaman),
tempat parkir serta tanaman lumbung. MI Ma’arif NU Mangunsari
mempunyai 2 ruangan, yaitu ruangan pokok dan ruangan penunjang. Adapun
pokok MI Ma’arif NU Mangunsari diantaranya adalah 12 ruang kelas / belajar
ukuran 6 x 7 m, I ruangan kepala sekolah ukuran 3 x 4 m, serta 1 ruang guru
ukuran 7 x 6 m. Adapun 1 ruangan perpustakaan ukuran 7 x 6 m, 1 ruang
UKS ukuran 2 x 2 m, 2 WC/ kamar mandi guru, 6 WC/ kamar mandi murid.
Untuk kegiatan beribadah, warga sekolah ini menempati mushola yang ada di
MI Ma’arif NU Mangunsari. Setiap ruangan yang ada dilingkungan MI
Ma’arif NU Mangunsari baik di dalam maupun di luarnya dihiasi dengan kata-
kata mutiara, semboyan serta media pembelajaran yang sesuai. Di samping itu,
Page 76
61
madrasah ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa sarana kebersihan,
sarana olahraga, dan multimedia yang memadai.
3. Identitas Sekolah
Adapun profil MI Ma’arif NU Mangunsari adalah sebagai berikut:
Nama Sekolah : MI Ma’arif NU
Alamat : Mangunsari
- Jalan : Abdul Syukir no 3A
- Desa / Kelurahan : Mangunsari
- Kecamatan : Sidomukti
- Kabupaten / Kota : Salatiga
- Provinsi : Jawa Tengah
- Kode pos : 50721
- No telepon / Hp : (0298)328782
Mulai operasional : Tahun 1965
Luas Tanah : 1169 m2
Luas Bangunan : 633 m2
Status Tanah : Wakaf
Status Bangunan : Milik Sendiri
Terakreditasi : A
4. Visi dan Misi dan Tujuan MI Ma’arif NU Mangunsari
Setiap madrasah ataupun sekolah memiliki visi dan misi serta tujuan,
begigitu juga dengan MI Ma’arif NU Mangunsari. Adapun visi, misi, dan
tujuan MI Ma’arif NU Mangunsari adalah sebagai berikut :
1. Visi MI Ma’arif NU Mangunsari
Page 77
62
“Terwujudnya warga madrasah yang cerdas, religius dan berakhakul karimah
baik secara individu maupun sosial
a. Uraian Visi (3C-4K-5S)
1) Cerdas Secara Intelektual dalam prestasi Akademik.
2) Cerdas Secara Emosional dalam Perilaku
3) Cerdas Secara Spritual dalam Motivasi dan Aktivitas
4) Berkarakter Kemandirian
5) Berkarakter Percaya Diri, Disiplin dan Jujur
6) Berkarakter Peka dan Tanggung jawab
7) Berkarakter Teliti dan Sabar
8) Sholeh Ritual : Dasar Tauhid Kokoh berpola Ikhsan
9) Sholeh Ritual : Disiplin dalam Beribadah
10) Sholeh Personal Toleran : Ikhlas dan Sabar
11) Sholeh Sosial : Berakhlak Mulia dan
12) Sholeh Sosial : Sahaja Sopan dan Santun
b. Indikator Visi
1) Unggul dalam pencapaian target daya serap kurikulum
2) Unggul dalam lomba akademik maupun non akademik
3) Unggul dalam membaca tulis Al-Qur’an
4) Unggul dalam kedisiplinan beribadah
5) Unggul dalam kesiapan kecapakan hidup
6) Unggul dalam pembentukan watak dan sikap kepribadian tercermin dalam
perilaku keseharian.
7) Unggul dalam pembentukan watak dan sikap kepribadian tercermin dalam
perilaku keseharian.
Page 78
63
8) Mampu menjadi rujukan bagi standar layanan pendidikan dasar.
c. MI Ma’arif NU Mangunsari Belajar Enjoy Sepanjang Hayat”
Rincian Misi :“Menanamkan Kesadaran prinsip hidup Belajar Spenjang Hayat.
1) pendidikan. Mengembangkan model pembelajaran yang ENJOY (Efektif,
Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islamy).
2) Memantik potensi dasar siswa secara Multi kecerdasan.
3) Menumbuhkan wawasan patriotisme Kebangsaan.
4) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi Nilai Islamiyah,
Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme
5) Mengembangkan potensi masyarakat peduli pendidikan.
6) Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung proses
d. Tujuan Madrasah
1) Tujuan Umum : Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan Khusus MI Ma’arif NU Mangunsari :
a. Menanamkan esadaran prinsip hidup belajar sepanjang hayat.
b. Mengembangkan pembelajaran yang ENJOY (Efektif, Nyaman,
Jelas, Obyektif, Islamy).
c. Mengembangkan potensi dasar peserta didik secara terpadu baik
kecerdasannya, Keagamaannya, akhlakul karimahnya.
d. Menanamkan wawasan Nasional religius patriotime kebangsaan.
e. Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi nilai
islamiyah, budaya lokal yang baik serta nasionalisme.
f. Mengembangkan potensi masyarakat peduli pendidikan.
Page 79
64
g. Mengembangkan tata lingkungan yang menunjang proses
pendidikan.(Sumber : Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun
2017/ 2018 ).
5. Jumlah Guru dan Tenaga pendukung MI NU Ma’arif Mangunsari
Tabel 4.1
Nama Guru MI NU Ma’arif Mangunsari
No Nama / NIP Jabatan Mengajar
Kelas
1 Susriana Wahyu IL,M.PdI Kepala
Madrasah
B Indonesia
IIIB, AA
(IIIB & VI)
2 Ismiyati , S.Pd II
3 Dra. Nurul Aini V
4 Fathur Ghufron, S.PdI III
5 Siti Nasiroh S.Ag II
6 Siti Nurkholifah III
7 AchmadSabiqul Umam,
S.Ag
SKI (III-VI,)
AA(IV-V),
QH (V)
8 M Turis Niagawan, SH VI
9 Fauziah, M.Ag I
10 Dian Mariani, S.Pd VI
11 Arifatul Farida, S.Pd V
12 Tri Handayani, S.Pd I
13 Khoriyatun Ni’mah, S.PdI IV
Page 80
65
14 Syafi’ilAbthohi, S.PdI IV
15 Sarah Ariyani F,S.PdI III
16 Abdul Ghoni, S.PdI QH (1-IV)&
VI
17 Habib Ali Luthfi, S.PdI Tata Usaha
18 Taufiqurrahman, S.PdI.
19 Ali Ashadi Komputer
20 Yunus Satpam
21 Supriyati Kebersihan
22 Ani Muslihah, S.Pd.I
23 Rosidiana Ma’rufah S.Pd
24 Ahmad Nur Fajri,
S,Pd.Kom
Sumber : Profil MI NU Ma’arif Mangunsari tahun 2017 / 2018
6. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2
Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Status/
Jabatan
Tingkat Pendidikan Terakhir
<SLTP SLTA D2 D3 S1 S2 S3
1 Kepala - - - - - 1 -
Page 81
66
sekolah
2 Guru
PNS
- - - - 5 3 -
3 Guru
Wiyata
- - - - 11 2 -
4 Karyawan - 3 - - - - -
5 Penjaga
sekolah
- 1 - - - - -
*) Sarjana Pendidikan
Sumber : Profil MI NU Ma’arif Mangunsari tahun 2017 / 2018
7. Kualifikasi pendidikan berdasarkan sertifikasi
Tabel 4.3
Kualifikasi Pendidikan Berdasarkan Tingkat Kompetensi / Sertifikasi
No Status / Jabatan Jumlah personil yang Lulus Sertifikasi
Jumlah Tahun
1 Kepala Sekolah 1 2013
2 Guru PNS 1 2012
4 2013
3 Guru Wiyata 1 2011
1 2012
1 2013
Page 82
67
Sumber : Profil MI NU Ma’arif Mangunsari tahun 2017/ 2018
8. Jumlah siswa dan rombel belajar
Tabel 4.4
Jumlah siswa dan Rombel di MI Ma’arif NU Mangunsari
Kelas Pararel jumlah
1 A
85
71
71
61
69
59
B
C
2 A
B
C
3
A
B
C
4 A
B
5 A
B
C
6 A
B
Jumlah total 416 siswa
Sumber : Profil MI NU Ma’arif Mangunsari tahun 2017/ 2018
Page 83
68
9. Struktur organisasi MI Ma’arif NU Mangunsari
Tabel 4. 5
Struktur dan Bagan Organisasi MI Ma’arif NU Mangunsari
Penasehat
Kantor kementrian dan agama kota salatiga
Lembaga ma’arif NU kota salatiga
Kepala Madrasah
Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I
KOORDINATOR BIDANG
KURUKULUM
Fauziyah,M.Ag
KESISWAAN
Khoiriyatun
Ni’mah, S.Pd.I
KEUANGAN
Fathul Ghufron,
S.Pd.I
SARANA
PRASARANA
Syafi’il Abtoghi,
S.Pd.I
GURU DAN KARYAWAN
Page 84
69
10. Koleksi perpustaaan MI Ma’arif NU Mangunsari
Tabel 4.6
Koleksi Perpustakaan MI Ma’arif NU Mangunsari
No Jenis Koleksi Jumlah Satuan
1 Buku teks Utama 850 Examplar
2 Buku bacaan 2000 Examplar
3 Buku Referensi 400 Examplar
11. Peralatan pendidikan MI Ma’arif Mangunsari
Tabel 4.7
Peralatan PendidikanMI Ma’arif NU Mangunsari
NO Jenis peralatan Jumlah Satuan Kondisi
1 Alat peraga IPA - - -
2 IPS 5 Set Cukup
3 Matematika 2 Unit Rusak
5 Bahasa Indonesia 4 Unit Rusak
6 Bahasa Inggris 2 Unit Rusak
7 IPB Al-Quran 4 Unit Baik
8 KIT IPA 4 Unit Baik
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
12. Media pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari
Page 85
70
Tabel 4.8
Media PendidikanMI Ma’arif NU Mangunsari
NO Jenis Media Jumlah Satuan Kondisi
1 Perangkat komputer 12 Unit 8 rusak
4 baik
2 Printer 3 Unit 1 Cukup
2 baik
3 LCD 3 Unit Baik
4 Projector - Unit -
5 Layar 1 Unit Baik
6 Televisi 1 Unit Baik
7 Laptop 2 Unit Rusak
8 DVD Player 1 Unit Baik
9 Sound System 1 Unit Cukup
10 CD Keping-Interaktif - - -
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
Page 86
71
13. Perabot sekolah
Tabel 4.9
Perabot Sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari
NO Jenis Perabotan Jumlah Satuan Kondisi
1 Meja/kursi kepala sekolah 1 Set Baik
2 Meja/ kursi guru 17 Set Baik
3 Meja siswa 300 Buah Cukup
4 Kursi siswa 350 Buah Cukup
5 Meja komputer 2 Buah Cukup
Baik
6 Lemari kelas 13 Buah Cukup
7 Rak buku perpustakaan 6 Buah Baik
8 Papan Tulis/ white board 14 Buah 10 Baik
4 Rusak
9 Papan Data Kantor 1 Unit Cukup
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
Page 87
72
14. Prasarana di MI Ma’arif NU Mangunsari
Tabel 4.10
Prasarana MI Ma’arif NU Mangunsari
No Jenis Keberadaan fungsinya
1 Instalasi air Baik
2 Jaringan listrik Baik
3 Jaringan telepon Baik
4 Internet Baik
5 Akses Jalan Baik
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
15. Ruangan Pokok
Tabel 4.11
Ruangan Pokok MI Ma’arif NU Mangunsari
No Nama ruangan Jumlah
Satuan Kondisi
1 Ruangan kelas /
belajar
12 (6 x 7m) M2
Baik
2 Ruang kepala
sekolah
3 x4 m M2 Baik
3 Ruangan guru 7 x 6 m M2 Baik
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
Page 88
73
16. Ruang Penunjang
Tabel 4.12
Ruangan PenunjangMI Ma’arif NU Mangunsari
No Nama ruangan Ukuran Satuan Kondisi
1 Ruang perpustakaan 7 x 6 m M2
Baik
2 UKS 2 x 2 m M2 Baik
3 WC Guru 2 (2x 3) m M2 Baik
4 WC Murid 6 (2 x 2) m M2 Baik
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
17. Jadwal Ekstrakulikuler
Tabel 4.13
Jadwal Ekstrakurikuler MI Ma’arif NU Mangunsari
Hari Waktu Ekskul Pemandu Keterangan
Kamis 13.00- 14.00 Khot &
Kaligrafi
Fatkhul
ghufron,S.Pd.I
Kelas III
Jumat 13.00 – 14.00 Rebana
Khoriyatun
Nimah S.Pd.I
Kelas III, IV, V
Sabtu 10.00 – 12.00 Pramuka
- Dra. Nurul -
Aini, S.Pd. I
- Ismiyati,S.Ag
- Niagawan
Kelas III- VI
Sabtu 10.00 – 12.00 Drumband Lukman.S.Pd Kelas IV – V
Page 89
74
Sabtu 10.00 – 12.00 Melukis
Kak Ajik Kelas I
Sabtu 10.00 – 12.00 Menari
- Kelas II
18. Data prestasi MI Ma’arif NU Mangunsari
Tabel 4.15
Prestasi Akademik
No Prestasi Tahun Tingkat
1 . Juara I Adzan 2017
kecamatan
2 Juara II TIKI Putri 2017
kecamatan
3 Juara III TIKI Putra 2017
kecamatan
4 Juara II MTQ Putri 2017
kecamatan
5 Juara III MTQ Putra 2017
kecamatan
6 Juara II Cerita Islami Putra 2017
kecamatan
7 Juara II Cerita Islami Putri 2017
kecamatan
8 Juara II Pidato Putri 2017
kecamatan
8 Juara III Pidato Putra 2017 kecamatan
Page 90
75
10 Juara II Tartil Putra 2017
kecamatan
11 Juara II Khot Putri 2017
kecamatan
12 Juara II Sholat Putri 2017
kecamatan
13 Juara III Macapat Putri 2017
kecamatan
14 Juara I Cerita Islami 2017
Kota salatiga
15 Juara II Cerita Islami Putri 2017
Kota salatiga
16 Juara II TIKI Putri 2017
Kota salatiga
17 Juara II TIKI Putra 2017
Kota salatiga
18 Juara III Pidato Putri 2017
Kota salatiga
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
B. Analisis Data
1. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah di MI Ma’arif NU
Mangunsari sudah menjalankan tugas seorang kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di MI Ma’arif Mangunsari sesuatu tugas pokoknya sebagai
seorang pemimpin yaitu terkait dengan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin dalam
Page 91
76
meningkatkan kualitas pendidikan, sebagiamana tercantum pada pembahasan yang
sudah ditulis bab II tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di MI Ma’arif NU Mangunsari, maka teori tersebut sangat relevan
apabila diaplikasikan pada setiap satuan pendidikan dan dari siti pula peneliti dapat
mengetahui sisi-sisi yang dapat dibenahi. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I Selaku
kepala sekolah di MI Ma;arif Mangunsari :
“ Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya kepala sekolah membuat
program tersendiri, ada dua program yang dibuat oleh kepala sekolah bersama
teamnya, yang pertama program jangka pendek, program dibuat dengan 4 bulan
sekali. Program kedua yaitu program jangka panjang yaitu program yang dirancang 1
tahun sekali / program yang dirancang setiap tahunnya yang telah dibuat dengan
anggota teamnya yaitu melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan
pengurus yayasan serta warga sekolah dan staff karyawan di MI Ma’arif Mangunsari
guna membahas tentang program atau rancangan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan disekolah ini”.(W/SWIL/KS/ 20-03-18)
Dalam mengimplementasikan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan, tentunya harus dibuat rancangan terlebih dahulu dan ditetapka
program-program yang ada di sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari. Sekolah ini
merupakan MI dubawah naungan Kementrian Agama, sehingga untuk tidak lepas dari
aturan-aturan yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah beserta jajarananya.
Kepala sekolah menumbuhkan semangat kerja ,tanggung jawab dan
membangun ide-ide kreatif dengan cara berikut yang di sampaikan oleh ibu kepala
sekolah Susriana Wahyu Ika Lestari yaitu
“Semangat kerja guru sebenarnya itu muncul dari hati guru itu sendiri, dan
keinginan guru setiap individu itu sendiri yang memberikan semangat dan
motivasi dalam diri, apabila mereka sadar dengan tanggung jawabnya menjadi
seorang pendidik, kepala sekolah hanya memberikan dorongan dari belakang /
menyuport/ memberikan dukungan agar mereka berkerja dengan semangatdan
sesuai tugas yang diberikan dari kepala sekolah . Kepala sekolah memberikan
reward kepada guru tetapi bukan finansial yaitu non materiil agar guru lebih
Page 92
77
semangat lagi dalam memberikan pelayanan kepada siswa disekolah maupun
masyarakat yang membutuhkan. Kepala sekolah selalu memberikan pujian kepada
guru yang memiliki prestasi dalam melaksanakan tugasnya, dan akan memberikan
suport kepada guru yang yang belum mencapai hasil yang baik dalam
melaksanakan tugasnya”. (W/ SWIL / 20-03-18)
Menumbuhkan semangat kerja guru, kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin yaitu kepala sekolah menanamkan pada diri guru bahwa tugas yang
harus dilaksanakan bukan suatu paksaan tetapi kewajiban seorang pendidikan,
maka harus melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah juga akan
memberikan apresiasi kepada guru apabila melaksanakan tugasnya dengan baik,
meskipun dalam memberikan apresiasi bukan berupa materiil tetapi itu juga bisa
membuat semangat kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas yang
diamanahkan dari kepala sekolah. Kepala sekolah tidak akan memaksa apabila
guru keberatan dalam tugasnya, dalam membagian tugasnya kepala sekolah
memberikan tugas sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap guru.
Pemaparan diatas bahwasanya kepala sekolah selalu memberikan motivasi
agar guru menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas yang harus dilaksanakan,
kepala sekolah juga tidak akan memberikan tugas yang tidak sesuai potensi yang
dimiliki oleh seorang guru. Kepala sekolah memberikan pujian kepada guru yang
telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan maksimal. Memberikan dukungan
kepada guru yang lainnya agar lebih semangat lagi.
Langkah-langkah kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
yang dipaparkan oleh ibu Susriana Wahyu Ika Lestari berikut pemaparannya:
“Meningkatkan kualitas pendidikan memang sudah menjdi tugas saya, tetapi
kepala sekolah tidak bekerja secara individu melainkan dengan kelompok yang
sudah dibagi team yang telah dibuat oleh koordinator, dalam memajukan kualitas
maka guru sudah dibagi sesuai dengan tugas yang harus dilaksanakan agar
memudahkan dalam melaksanakan tugasnya. Melaksanakan tugasnya sesuai
dengan pedoman yang telah dibuat untuk acuan dalam bekerja dan mendapatkan
hasil yang diinginkan. “(W/SWIL/KS/20-03-18)
Page 93
78
langkah yang diambil kepala sekolah sangat bagus, karena kapala sekolah
tidak memberatkan anak buahnya untuk melaksanakan tugasnya apabila guru
berat untuk melaksanakan, kepala sekolah menggali potensi yang dimiliki guru,
kemudian diberi tugas dengan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh guru
tersebut. Selain kepala sekolah tidak memaksakan kehendak, kepala sekolah juga
sudah membuat kerja team yang membuat guru mudah dalam melaksanakan tugas
yang diberikan dari kepala sekolah.
Dalam meningkatkan kualitas yang baik, kepala sekolah selalu mengawasi
kinerja guru dan mengontrol setiap KBM berlangsung, paparan yang disampaikan
oleh ibu Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I berikut pemaparannya :
“Setiap hari selalu mengontrol bagaimana kinerja guru, dan akan ada evaluasi
yang dilakukan kepala sekolah setiap satu minggu sekali,guna mengevaluasi guru
dan mengoreksi bersama apa saja yang belum terlaksana program meningkatkan
kualitas pendidikan. Kepala sekolah selalu memberikan pesan/ amanat dalam
kegiatan evaluasi agar sekolah yang dia pimpin tidak kalah dengan sekolah yang
lainnya. Kepala sekolah menekankan bahwa prestasi yang dimiliki prestasi
akademik maupun non akademik bagaimana caranya kita sebagai seorang
pendidik harus bisa meningkatkan kualitas pendidikan itu. Evaluasi dilakukan
baik individu maupun secara bersama, kepala sekolah selalu mengontol guru
dalam proses pembelajaran tiap hari, tetapi secara formal kepala sekolah
melakukan supervisi guru sebanyak 2 kali dalam satu semester. Kepala sekolah
tidak hanya mengawasi kinerja guru saja, tetapi pengawasan administrasi guru
juga dilakukan tiga bulan sekali guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik,
dengan adanya pengawasan akademik kepala sekolah dapat memperoleh data-data
dan tugas yang dilaksanakan guru sudah sejauh mana, Kepala sekolah selalu
mengupayakan administrasi sekolah agar selalu lengkap dan tidak ada yang
menjanggal jika ada supervisi dari dinas.” (W/ SWIL /KS/ 20-03-18)
Adanya supervisi yang diadakan kepala sekolah, kepala sekolah bisa menilai
sejauh mana tugas yang sudah dilaksanakan oleh guru yang juga berperan dalam
meningkatkan kualiatas pendidikan.kepala sekolah di MI Ma’arif Mangunsari
juga rutin dalam mengontrol kinerja guru dan juga selalu memberikan evaluasi
terhadap individu guru maupun kerja kelompok guru. Evaluasi dilakukan agar
kepala sekolah mengerti tugas yang diberikan kepada guru dikerjakan tanpa ada
Page 94
79
masalah / kejanggalan. Dengan diadakan supervisi untuk guru maka akan
membuat guru lebih teliti dan tertib dalam administrasi sekolah.
Berdasarkan pemaparan diatas pentingnya dilakukan evaluasi guru dan
supervisi guru untuk mengetahui sejauh mana guru menjalankan tugasnya, apabila
guru kesulitan dalam menjalankan tugasnya maka kepala sekolah juga akan
memberikan masukan bagaimana mengatasi masalah agar dapat terpecahkan.
Dengan adanya evaluasi tersebut setiap guru bisa mengetahui kekurangan masing-
masing guru, dengan adanya team yang telah dibuat oleh team koordinator, tugas
dilaksanakan bersama tidak dengan individu dikarenakan MI Ma’arif Mangunsari
memiliki kelas pararel sejumlah 16 kelas.
Apresiasi kepala sekolah yang diberikan guru untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik:
“ Apresiasi kepada guru, tetapi kepala sekolah dalam memberikan reward
berupa non materiil, dimana reward tersebut dapat menumbuhkan semangat lagi
dalam menjalankan tugasnya sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih
maksimal lagi. Dengan motivasi baru guru juga akan senang melaksanakan tugas
yang diberikan dari kepada sekolah sehingga hasilnya cukup baik .” (W/ SWIL /
KS/20-03-18)
Dalam menjalankan tugas dan guru telah mencapai tujuan yang diinginkan,
kepala memberikan reward berupa pujian agar lebih semangat lagi dalam
melaksanakan tugas dan guru yang lain akan ikut termotivasi sehingga banyak
guru yang berprestasi dan akan menghasilkan kualitas yang baik dalam pekerjaan
yang telah diberikan dari kepala sekolah. Meskipun demikian walaupun kepala
sekolah memberikan reward bukan berupa materiil, guru juga akan bangga dengan
hasil kerjanya yang telah mencapai tujuan yang diinginkan.
Berikut pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila seorang pemimpin
selalu menghargai hasil kerja anak buahnya guru atau staff karyawan, mereka
akan bangga dengan hasil yang diraihnya, rewadr diberikan bukan berupa mateiil
Page 95
80
tetapi juga akan berpengaruh pada hasil kerja seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya agar mencapai hasil yang maksimal.
Pemberian layanan kepada siswa yang berkebutuhan khusus , antara lain
dengan cara berikut pemaparan dari kepala sekolah ibu Susriana Wahyu Ika
Lestari yaitu :
“ Dalam memberikan layanan kepada anak yang berkebutuhan khusus,
sekolah ini memberikan layanan khusus dan memiliki strategi tersendiri dalam
penangannya. Anak berkebutuhan diberikan bimbingan secara khusus dalam
proses pembelajaran yang berlangsung, agar tidak ketinggalan materi pada saat
KBM berlangsung. Guru juga membedakan dari segi materi yang disampaikan,
dengan teman yang lainnya”. (W/ SWIL / KS/ 20-3-18)
Anak yang berkebutuhan khusus memang memerlukan bimbingan yang
khusus dan perhatian yang khusus agar siswa tersebut tidak ketinggalan materi
yang disampaikan oleh guru, anak yang berkebutuhan khusus harus di bimbing
dengan mengarahkan dan mengajarinya dengan sabar dan terampil. Dalam
pemberian layanan kepada anak yang berkebutuhan khusus perlu adanya
bimbingan khusus dari guru, misal apabila anak tersebut belum bisa dengan materi
yang disampaikan dan belum bisa membacanya, itu sebagai tugas guru untuk
mengajarinya agar dia paham dan tidak tertinggal dengan teman yang lainnya,
dengan diberikan bimbingan khusus anak tersebut akan bisa mengikuti teman-
temannya, tetapi dibutuhkan kesabaran dalam membimbingnya.
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memberikan
layanan kepada anak berkebutuhan khusus perlu bimbingan dan perhatian yang
khusus, karena agar tidak tertinggal dengan teman-temannya yang lainnya. Jika
anak belum lagi paham dengan penjelasan yang dijelaskan oleh guru, maka guru
harus memiliki strategi bagaimana anak tersebut dapat paham dan tidak tertinggal
dengan yang lain. Anak berkebutuhan khusus orang tua juga memiliki peran
Page 96
81
penting dalam mendidiknya dan sabar dalam mengajarinya dan selalu
memberikan semangat agar dia lebih semangat lagi dalam belajarnya.
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan,antara lain
sebagai berikut yang dipaparkan oleh kepala sekolah MI Ma’arif Mangunsari :
“ strategi yang dimiliki kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dengan cara menyajikan layanan pendidikan dengan baik, agar
masyarakat tertarik untuk menyekolahkan putra-putri ke sekolah ini, apabila
sekolah ini memiliki layanan pendidikan dengan baik dan memiliki kualitas output
yang unggul, dengan sendirinya masyarakat akan memberikan kepercayaan bahwa
sekolah tersebut memiliki kualitas yang baik dan anaknya layak untuk di
sekolahkan disekolahan yang unggul. Pada saat penerimaan siswa baru di sekolah
ini selalu menolak siswa yang kapasitasnya sudah dibatasi dikarenakan kapasitas
kelas yang sudah terbatas dan tidak bisa menambah lagi. Outcome yang akan
masuk sekolah ini memberikan observasi kepada siswa untuk menggali
kemampuan yang dimilikinya dan diberikan seleksi kepada siswa
baru.”(W/SWIL/KS/20-03-18)
Setiap sekolah memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik masyarakat agar
menyekolahkan anaknya pada sekolah tersebut, tetapi untk menarik daya tarik
masyarakat harus dibutuhkan kualitas yang unggul yang dimiliki sekolah tersebut,
sehingga orang tua murid memberikan kepercayaan kepada sekolah tersebut.
Sekolah harus memiliki model yang berbeda seperti sekolah yang lainnya, karena
memiliki kualitas yang lebih unggul, dan prestasi yang diraih cukup banyak dan
yang sangat penting output dari sekolah tersebut dapat masuk sekolah kejenjang
selanjutnya masuk sekolah yang favorit.
Kepemimpinan kepala sekolah di MI Ma’arif NU Mangunsari menurut
penelitian yang dilakukan dengan wawancara tersebut sesuai dengan teori yang
telah dikemukakan pada bab II oleh peneliti yaitu tugas dan fungsi kepemimpinan
kepala sekolah
Page 97
82
a. Perencana
1) Perencana
Mencari semua informasi yang tersedia untuk kepentingan sekolah dan
peserta didik ;
2) Mendefinisikan tugas yang harus diemban oleh guru dan peserta
didik terkait dengan proses pembelajaran
3) Perencanaan maksud atau tujuan yang ingin dicapai oleh guru dan
peserta dalam proses pembelajaran
4) Perencanaan yang dapat dilaksanakn dengan baik oleh peserta
didiknya sehingga tujuannya dari pembelajaran tercapai efektif.
b. Pemrakarsa
1) Memberikan masukan kepada guru lainnya, staff administrasi
maupun pegawai lainnya yang ada di sekolah mengnai sasaran dan
rencanakan sekolah
2) Menjelaskan mengapa sekolah menetapkan sasaran tujuan yang
penting untuk dicapai
3) Membagi tugas kepada guru laiinya, staff administrasi dan pegawai
yang ada di sekolah
c. Pengendali
1) Memelihara hubungan antar guru, staff administrasi dan pegawai
lainnya yang ada di sekolah
2) Mempengaruhi tempo berbagai program dan kegiatan yang
berlangsung di sekolah
3) Memastikan semua tindakan yang diambil dalam upaya mencapai
visi sekolah
Page 98
83
4) Mendorong guru lainnya, staff administrasi, dan pegawai lainnya
untuk memberikan saran terkait pengembangan sekolah.
d. Pendukung
1) Memberikan dukungan bagi guru lainnya, staff administrasi dan
pegawai lainnya dalam membangun sekolah
2) Memberikan semangat kepada guru lainnya, staff administrasi,
pegawai lainnya yang ada di sekolah ini
3) Menyelesaikan perselisishan atau meminta pihak lainnya untuk
dapat menyelsaikan segala permasalahan yang ada dan timbul
dilingkungan sekolah.
e. Penginformasi
1) Menjelaskan tugas dan rencana sekolah kepada guru lainnya, staff
administrasi maupun kepegawaian sekolah
2) Memberi informasi yang tepat bagi yang membutuhkan
3) Menerima informasi dari pihak lain
4) Membuat ringkasan atas usulan dan gagasan berupa informasi yang
rasional
f. Pengevaluasi
1) Mengevaluasi kelayakan gagasan
2) Menguji konsekuensi dari solusi yang diusulkan
3) Mengevaluasi kinerja guru
7) Membantu kelompok tertentu mengevaluasi sendiri kinerja mereka
berdasarkan standar yang berlaku
e) Perencana
Page 99
84
Mencari semua informasi yang tersedia untuk kepentingan sekolah dan
peserta didik ;
f) Mendefinisikan tugas yang harus diemban oleh guru dan peserta didik
terkait dengan proses pembelajaran
g) Perencanaan maksud atau tujuan yang ingin dicapai oleh guru dan
peserta dalam proses pembelajaran
h) Perencanaan yang dapat dilaksanakn dengan baik oleh peserta didiknya
sehingga tujuannya dari pembelajaran tercapai efektif.
8) Pemrakarsa
d) Memberikan masukan kepada guru lainnya, staff administrasi maupun
pegawai lainnya yang ada di sekolah mengnai sasaran dan rencanakan
sekolah
e) Menjelaskan mengapa sekolah menetapkan sasaran tujuan yang
penting untuk dicapai
f) Membagi tugas kepada guru laiinya, staff administrasi dan pegawai
yang ada di sekolah
9) Pengendali
e) Memelihara hubungan antar guru, staff administrasi dan pegawai
lainnya yang ada di sekolah
f) Mempengaruhi tempo berbagai program dan kegiatan yang
berlangsung di sekolah
g) Memastikan semua tindakan yang diambil dalam upaya mencapai visi
sekolah
h) Mendorong guru lainnya, staff administrasi, dan pegawai lainnya untuk
memberikan saran terkait pengembangan sekolah.
Page 100
85
10) Pendukung
d) Memberikan dukungan bagi guru lainnya, staff administrasi dan
pegawai lainnya dalam membangun sekolah
e) Memberikan semangat kepada guru lainnya, staff administrasi,
pegawai lainnya yang ada di sekolah ini
f) Menyelesaikan perselisishan atau meminta pihak lainnya untuk dapat
menyelsaikan segala permasalahan yang ada dan timbul dilingkungan
sekolah.
11) Penginformasi
e) Menjelaskan tugas dan rencana sekolah kepada guru lainnya, staff
administrasi maupun kepegawaian sekolah
f) Memberi informasi yang tepat bagi yang membutuhkan
g) Menerima informasi dari pihak lain
h) Membuat ringkasan atas usulan dan gagasan berupa informasi yang
rasional
12) Pengevaluasi
e) Mengevaluasi kelayakan gagasan
f) Menguji konsekuensi dari solusi yang diusulkan
g) Mengevaluasi kinerja guru
h) Membantu kelompok tertentu mengevaluasi sendiri kinerja mereka
berdasarkan standar yang berlaku.
Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa peranan seorang pemimpin yang
baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam antara lain :
a) Sebagai pelaksana (executive)
Page 101
86
Sebagai pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak sendiri
terhadap kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan
bersama
b) Sebagai perencanaan (planner)
Sebagai pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun
perencanaan sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara
ngawur saja, tetapi segala tindakan diperhitungan dan tujuan
c) Sebagai seorang ahli (expert)
Mempunyai keahlian, terutama keahlian yang berhubungan dengan tugas
jabatan kepemimpinan yang dipegangnya
d) Mewakili kelompok dalam tindakannya di luar kelompok (external
group re presentative)
e) Mengawasi hubungan antaranggota kelompok ( controller of internal
relationship)
f) Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman (purveyor of
reward and punishments)
g) Bertindak sebagai wasit dan penengah ( arbitrator and mediator)
h) Bagian dari kelompok (exemplar)
i) Lambang kelompok (symbol of the group)
j) Pemegang tanggung jawab anggota kelompoknya (surrogate for
individual responsibility)
k) Sebagai pencipta / memiliki cita-cita (ideologis)
l) Bertindak sebagai seorang ayah (father figure)
m) Tidak Sebagai kambing hitam (scape goat)
Page 102
87
Seorang pemimpin haruslah menyadari bahwa dirinya merupakan tempat
melemparkan kesalahan / keburukan yang terjadi di dalam kelompoknya.
Oleh karena itu dia harus mau dan berani turut bertanggung jawab tentang
kesalahan orang / anggota kelompok
Tujuh metode yang mempengaruhi setiap tindakan pemimpin yang sukses,
Yaitu :
a) Memberi perintah
Jika kepala sekolah memberi perintah, maka perintah tersebut hendaknya
disampaikan dengan santunnamun tegas. Kepala sekolah harus mampu
memberikan perintah dengan cara yang tepat.
b) Celaan / pujian
Celaan harus diberikan secara objektif dan tidak bersifat subjektif, jika tidak
disertai emosi yang negatif (benci, dendam, curiga). Celaan sebaiknya berupa
teguran serta dilakukan dengan rahasia, tidak secara terbuka di muka umum,
sehingga harga diri yang ditegur akan terjaga.
c) Memupuk tingkah laku pribadi yang benar
Kepala sekolah bersifat objektif dan jujur, ia juga harus menjauhkan diri dari
rasa pilih kasih, karena hal tersebut bisa menurunkan moral pemimpin dan
kepala sekolah juga harus memberikan teladan kepada bawahan atau anak
buah.
d) Peka terhadap saran dan nasihat
Seorang pemimpin harus memiliki sifat luwes, terbuka, seta peka terhadap
saran-saran eksternal yang bersifat posistif. Seorang pemimpin juga harus
bisa menghargai pendapat orang lain
e) Memperkuat rasa kesatuan kelompok
Page 103
88
Tim kerja merupakan kunci untuk menuju orasional yang sukses. Diawali
mulai unit yang terkecil hingga yang terbesar harus menjadi satu kesatuan
sehingga memiliki satu visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
oleh sekolah.
f) Mengembangkam rasa tanggung jawab
Penyampaian kekuasaan yang disertai dengan pertanggung jawaban akan
mengembangkan rasa kepercayaan serta rasa hormat antara guru, staff
administrasi serta kepegawaian
g) Membuat keputusan yang bernilai dan tepat pada waktunya
Guru perlu memiliki kemampuan cepat dalam meramal berbagai situasi yang
dihadapi . pemimpin harus dapat dipikir logis pada keadaan yang sangat
gawat dan memutuskan dengan cepat suatu tindakan yang diperlukan untuk
mengambil kesempatan yang ada pada waktunya.
2. Kendala Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi meningkatkan kualitas
pendidikan diantaranya yaitu yang disampaikan oleh SWIL sebagai berikut :
“Faktor yang pertama yaitu siswa, kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sangat
mempengaruhi hasil dari kualitas output, dari kecerdasan disini orang tua juga ikut
berperan dalam yang mempengaruhi hasil belajar siswa, apabila orang tua siswa
selalu mendukung siswa untuk lebih maju maka hasilnya akan maksimal dan
sesuai yang diharapkan. Bukan hanya siswa, kinerja guru sangat berperan penting
dalam meningkatkan kualitas di sekolah ini, karena dari kinerja guru yang baik
maka akan dihasilkan kualitas yang unggul, yang ketiga sarana prasara yang
diperlukan untuk memberikan layanan pendidikan, jika sarana prasaranakurang
memaadai juga akan menghambat kinerja dari guru sendiri, pembiayaan, apabila
dalam meningkatkan pendidikan pembiayaan juga sangat di butuhkan,karena di
sekolah ini swasta maka siswa tetap membayar untuk sarana pembiayaan
walaupun sudah mendapatkan dana BOS dari pemerintah, dan yang terakhir
adalah bagaimana SDM disini bisa membuat kenyamana semua warga sekolah
berada dilingkungan sekolah, maka harus bisa menciptakan suasana yang nyaman
disekolah, (W/ SWIL/ 20-03-18 )
Page 104
89
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan meningkatkan kualitas pendidikan,
ada beberapa faktor diantaranya faktor kecerdasan yang dimiliki oleh siswa yang
akan berdampak output, faktor dari dukungan orang tua juga sangat berperan
dalam meningkatkan kualitas kecerdasan yang dimiliki siswa, karena orang tualah
yang berperan mendidik anak bukan hanya guru saja, guru hanya sebagai
perantara dalam menyampaikan tugas-tugasnya, orang tualah sebenarnya yang
memiliki peran dalam mendidik, kemudian faktor sarana dan prasarana, apabila
sarana kurang memadai kadang menjadi kendala seorang guru dalam proses
pembelajaran, pembelajaran juga sangat perlu menggunakan sarana dan prasarana
yang memadai, karena jika sarana dan prasarana memadai maka akan
memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan siswa mudah menerima
materi yang disampaikan.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa bukan hanya kepala
sekolah saja yang mempengaruhi kualitas pendidikan, tetapi disini guru dan siswa
juga berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kualitas pendidikan yang
baik maka dibutuhkan kerja secara team dan tidak individu dalam melaksanakan
kerjanya. Sarana dan prasarana juga dibutuhkan karena apabila proses
pembelajaran tidak memadai makan juga akan membuat guru harus pandai-pandai
dalam mengajarkan kepada siswa.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka kepala sekolah mengarahkan
dan memberikan saran kepada guru dalam hal penggunaan metode serta model
pembelajaran yang pas. Berikut pemaparan dari kepala sekolah ibu Susriana
sebagai berikut :
“ Memberikan arahan saran pada saat rapat/ saat diadakan pertemuan akan
dilakukan secara sharing dan diskusi sebagaimana bisa memecahkan masalah
yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan tidak hanya
kepala sekolah yang memberikan masukan tetapi semua guru yang lain juga
Page 105
90
berperan memberikan masukan bagaimana menggunakan metode yang tepat
dengan model pembelajaran secara bersama-sama.” (W/SWIL/KS/20-03-18)
Kepala sekolah dalam mengarahkan guru mencari model dan metode
pembelajaran yang tepat, guru juga diikut sertakan dalam pemilihan model serta
metode yang cocok untuk siswa-siswa yang didiknya.karena dalam menentukan
metode dan model guru yang lebih paham bagaimana yang cocok untuk kelas
yang di ampunya. Maka disini kepala sekolah selalu mengajka guru untuk
berdisikusi bersama dan memberikan saran serta masukan agar mendpat model
dan metode yang pas untuk siswa yang diajarnya.
Evaluasi kinerja guru yang diberikan kepala sekolah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang baik, berikut pemaparan dari kepala sekolah ibu
Susriana Wahyu Ika Lestari sebagai berikut :
“ Memberikan evaluasi terhadap kinerja guru memang dibutuhkan untuk
proses pembelajaran dan tugas yang diberikan kepada guru untuk dilaksanakan
dengan baik, apabila dalam melaksanakan tugasnya guru menemui kendala, maka
kepala sekolah mengajak berdiskusi atau sharing untuk menemukan kendala yang
dihadapi dalam melaksanakan tugasnya itu, untuk melaksanakan tugasnya agar
mencapai hasil yang maksimal kepala sekolah memberikan masukan dan saran
agar menemukan cara yang lebih baik dan solusi yang tepat”. (W/ SWIL / 20-03-
18)
Implementasi yang diberikan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
dalam meningkatkan kualitas pendidika dengan memberikan evaluasi terhadap
guru, apabila guru menemukan kendala dalam pembelajaran / tugas yang
diberikan dari kepala sekolah maka diperlukan untuk evaluasi untuk memberikan
saran kepada guru. Evaluasi bertujuan untuk memecahkan maslalah dan mencari
solusi agar tercapainya hasil yang baik, maka diperlukan adanya evaluasi terhadap
guru beserta staff karyawan.
Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan antara yang
telah dipaparkan oleh kepala sekolah MI Ma’arif Mangunsari sebagai berikut :
Page 106
91
“Sumber daya manusia adalah sebagai kendala untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, bahwasanya SDM yang dimiliki setiap manusia itu berbeda masing-
masing, Di MI ini semua SDM belum semua sesuai yang diharapakan oleh kepala
sekolah, ada beberapa guru apabila kepala sekolah memberikan tugasnya ada yang
langsung paham apa yang disampaikan kepala sekolah, dan ada juga guru yang
sudah dijelaskan tetapi masih belum bisa menerima penjelasan, maka kepala
sekolah akan mengarahkan dan memberikan tugas sesuai potensi yang dimiliki
oleh guru tersebut, agar tidak menyulitkan dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
sekolah biasanya dalam memberikan tugasnya selalu mengevaluasi dengan tugas
yang pernah diberikan, apabila tugas tersebut cocok untuk diberikan maka kepala
sekolah akan memberikan tugas yang sama,agar tidak ada kendala dalam
melaksanakan tugasnya untuk mencapai kualitas yang baik. “(W/ SWILL / 20-03-
18)
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi kendalanya
diperlukan sumber daya manusia yang baik, agar dalam melaksanakan tugasnya
mencapai tujuan yang maksimal dan hasil yang memuaskan. Sumber daya
manusia sangat diperlukn dalam meningkatkan kualiatas pendidikan, karena
perannya cukup penting pada dampak kualitas yang akan dicapai. Maka dari itu
kepala sekolah, memiliki strategi agar tugas yang dilaksanakan oleh guru tidak
menyulitkan dalam melaksanakannya, kepala sekolah memberikan tugas sesuai
dengan potensi yang dimilikinya, sehingga itutidak memberatkan kepala sekolah
dan guru dalam mlaksanakan tugasnya untuk mencapai kualitas pendidikan yang
baik.
Sarana dan prasana yang dimiliki di MI Ma’arif Mangunsari, yang telah
dipaparkan oleh ibu kepala sekolah, berikut pemaparannya :
“ Sarana dan prasana yang dimiliki di sekolah ini kurang memadai,
dikarenakan tempat dan kapasitas tidak seimbang, tetapi ruangan yang dimiliki
sekolah ini sudah cukup. Sarana dan prasarana yang dimiliki sudah memadai
tetapi masih perlunya penambahan sarana dan prasarana lagi, tetapi tempatnya
sudah tidak cukup untuk menambahnya dikarenakan bangunan yang sudah tidak
bisa ditambah lagi dan juga tidak bisa untuk ditingkat, sarana dan prasaran yang
kurang memadai dikarenakan tidak seimbang antara kapasitas siswa dan sarana
prasarana yang dibutuhkan kurang singkron.”(W/ SWILL / 20-03-18)
Sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru
dan siswa, karena saran dan prasarana yang juga berperan dalam meningkatkan
Page 107
92
kualitas pendidikan, apabila sarana dan prasaranya kurang memadai juga sebagai
kendala dalam pembelajaran. Sarana dan prasarana dibutuhkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan siswa dalam menerima
materi yang telah diberikan oleh guru. Jika sarana dan prasarana yang dibutuhkan
juga mempengaruhi proses pembelajaran yang berlangsung.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa sarpras dalam
meningkatkan kualitas yang baik sangat dibutuhkan, karena untuk menunjang
siswa dan guru dan mempermudah keduanya saat proses pembelajaran
berlangsung. Apabila sarpras kurang memadai terkadang menjadi kendala seorang
guru harus pandai-pandai dalam menyampaikan materi dan membuat media
pembeljaraan agar mempermudah siswa menerima materi yang telah disampaikan
oleh guru.
3. Peran kepemimpinan kepala sekolah menurut guru
Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh ibu Ani Muslihah, S.Pd Selaku guru di MI Ma;arif NU Mangunsari :
Pendapat guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan sebagai berikut :
“Kepemimpinan kepala sekolah baik, karena kepala sekolah sudah
melaksanakan tugasnya dan fungsinya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah
disini sudah memiliki program khusus untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah selalu memberikan masukan saran
maupun kritikan yang bersifat membangun pada guru dan staff karyawan dan
warga sekolah dan memberikan evaluasi kepada guru baik secara individu
maupun secara bersama-sama agar mencapai tujuan yang diinginkan. Tetapi guru
di sekolah ini terkadang merasa lelah, karena tugas dan kegiatan di sekolah ini
semangat padat yang harus dilaksanakan, dan diakui oleh guru disini bahwa
kepala sekolah disiplin dalam masalah tugas yang sudah diamanahkan kepada
guru dan harus bagaimana tugas-tugas itu terselesikan dengan baik agar tercapai
tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam
Page 108
93
melaksanakan tugasnya walaupun sangat menguras tenaga guru disini tetap
semangat dalam mengemban tugas dari kepala sekolah, kepala sekolah
memberikan tugas tambahan dikarenakan kurangnya tenaga administratif yang
harus dihandle tugasnya , maka guru juga berperan sebagai tenaga administratif
dan pendidik.” (W / AM/ 22-03-18 )
Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
maka kepala sekolah harus menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin di
sekolah dan wajib mengemban tugasnya dengan baik, disiplin, bertanggung jawab
dan melaksanakan peranan sebagai seorang pemimpin dan dapat mengambil
keputusan dengan baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada di
sekolah. Seorang pemimpin juga harus memiliki sikap yang ramah dan pandai.
berkomunikasi terhadap warga sekolah guru, staff maupun siswa dan warga yang
ada di sekolah. Dengan demikian seorang pemimpin kepala sekolah harus
menghargai kinerja guru dan memiliki strategi tersendiri agar masyarakat
memberikan kepercayaan kepada sekolah yang dipimpin , mampu mendidik
siswa-siswa menjadi lebih baik. Kepemimpinan kepala sekolah juga berpengaruh
tidak hanya dengan kualitasnya saja, tetapi masyarakat akan menilai bagaimana
kepemimpinan yang dipimpin untuk anak buahnya / guru beserta karyawan staff
di sekolah.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa bukan hanya kepala
sekolah yang memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pendidikan tetapi
semua warga sekolah termasuk murid, guru, staff karyawan. Keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah tidak dilihat dari hasilnya saja tetapi sikap kepala
sekolah yang ramah dan mudah berkomukasi juga berpengaruh.
Guru diberikan bimbingan kepada kepala sekolah, menurut pemaparan dari
ibu Ani Muslihah, S.Pd guru di MI Ma’arif NU Mangunsari sebagai berikut :
“ kepala sekolah sering memberikan bimbingan kepada guru-guru dan staff
karyawan yang ada di sekolah, karena kepala sekolah memiliki keinginan dalam
Page 109
94
meningkatkan pendidikan, semua warga sekolah juga berperan agar tercapai
tujuan yang diinginkan. Bukan hanya kepala sekolah saja yang meningkatkan
kualitas pendidikn tetapi semua guru dan staf, bimbingan diberikan kepala sekolah
secara individu maupun secara team.” (W / AM/ 22-03-18)
Kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru beserta staff karyawan,
untuk mencapai kualitas yang baik maka kepala sekolah, guru beserta karyawan
perlu adanya bimbingan secara individu dan secara team yang sudah dibentuk
oleh koordinator, dengan diberikan bimbingan maka guru beserta staff akan
mudah dalam melaksanakan tugas yang diberikan dari kepala sekolah.
Guru diberi motivasi untuk meningkatkan kinerja guru, hasil dari wawancara
yang dijawab oleh guru MI Ma’arif NU Mangunsari sebagai berikut :
“ Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah selalu memberikan pujian
kepada guru yang memiliki prestasi, walaupun tidak dengan materi yang diberikan
tetapi dengan non materiil, itu bisa membuat guru lebih semangat dalam
melaksanakan tugasnya dan lebih bertanggung jawab dalam tugas yang telah
diberikan kepala sekolah. Kepala sekolah dalam memberikan penugasan dengan
sesuai potensi yang dimiliki oleh guru, agar tidak menjadi beban guru dan
memberatkan guru, serta kepala sekolah memberikan kepercayaan bahwa guru
bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.”(W / AM/ GK/ 22-03-18)
Menumbuhkan semangat kinerja guru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan maka kepala sekolah selalu memberikan pujian terhadap guru yang
berprestasi, bukan hanya kepada guru yang berprestasi saja , kepala sekolah juga
memberikan dukungan kepada guru yangvlain agar lebih semangat lagi dalam
menjalankan tugasnya. Meskipun kepala sekolah memberikan pujian tidak berupa
materi, bagi guru sudah cukup puas apabila kinerjanya mendapatkan prestasi dan
tujuan yang diinginkan telah tercapai.
Menurut pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
memberikan sanjungan kepada guru, maka guru akanlebih semangat lagi dalam
menjalankan tugasnya dan meskipun pujian yang diberikan kepala sekolah buka
Page 110
95
materiil, tetap dapat menumbuhkan semangat kerja dan melaksanakan tugas yang
lainnya dengan penuh rasa semangat.
Implementasi yang dilakukan kepala sekolah selalu memberikan contoh
dengan datang tepat waktu, berikut pemaparan dari ibu Ani Maslihah sebagai
berikut :
“ Kepala sekolah selalu memberikan contoh kepada guru-guru maupun staff
karyawan, bahwa disiplin dalam mengelola waktu itu diperlukan dan latih dari
hal-hal yang terkecil. Kepala sekolah juga menunjukkan sikap bahwa gaya
kepemimpinan kepala sekolah akan ditiru oleh guru, apabila kepala sekolah
datang terlambat maka guru juga akan terlambat dan terbiasa menyia-nyiakan
waktu.”(W / AM/ GK/ 22-03-18)
Kepala sekolah dalam memberikan contoh misal dengan datang tapat waktu
itu suatu keharusan yang harus di berikan kepala sekolah, karena gaya dari kepala
sekolah akan di tiru oleh anak buahnya. Seorang pemimpin adalah sebagai suri
tauladan yang diikuti oleh anak buahnya, maka apabila kepala sekolah disiplin
dalam menggunakan waktu maka guru-guru beseta staff akan mengikuti dengan
sendirinya tanpa ada paksaan dari pimpinan. Bukan hanya sebagai contoh datang
tepat waktu, kepala sekolah juga sebagai pemimpin sekolah, sebagai pengambil
keputusan, dan bertanggung jawab dar segala sesuatu yang berhubungan dengan
sekolah.
Komunikasi kepala sekolah terhadap semua warga sekolah dan lingkungan
sekolah, dari hasil wawancara ibu Ani Muslihah memaparkan bahwa sebagai
berikut :
“Hubungan dan komunikasi kepala sekolah sangat baik dengan warga sekolah
maupun lingkungan sekolah, karena kepala sekolah sebelum menjabat menjadi
seorang kepala sekolah, beliau juga menjadi guru biasa dan memiliki sikap yang
ramah terhadap sesama rekan guru, siswa maupun staff karyawan disini. Kepala
sekolah juga memiliki antusias yang tinggi untuk menjalin silahturahmi dengan
warga sekitar sekolah. Karena komunikasi dengan baik dalam meningkatkan
kualitas disini juga diperlukan dengan berkomunikasi dengan warga sekitar.
Kepala sekolah juga tidak membatasi diri atau ada jarak antara guru dan kepala
Page 111
96
sekolah, kepala sekolah menganggap dirinya juga seorang guru yang diberikan
tugas tambahan menjadi pemimpin kepala sekolah.”(W / AM/ GK/ 22-03-18)
Komunikasi kepala sekolah dengan warga sekolah sangat dibutuhkan, karena
komunikasi yang baik awal dari dilihat orang bahwasanya kita bijaksana dalam
berbicara. Komunikasi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah, karena apabila komunikasi kepala sekolah dengan guru
harmonis maka akan lebih solid lagi dalam melaksanakan tugas secara bersama-
sama. Kepala sekolah juga memiliki peranan dalam hubungan bermasyarakat,
peranan dalam penghubung kepentingan dengan masyarakat maupun warga
sekolah, serta diluar maupun didalam lingkunganpun kepala sekolah juga
memiliki peran untuk menjaga silahturahmi bersama dengan warga masyarakat.
Menurut pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah
dalam berkomukasi baikpun sangat diperlukan oleh seorang pemimpin, kepala
sekolah juga harus dapat berkomukasi dengan baik dengan guru dan staff, siswa
maupun warga disekitar sekolah. Kepala sekolah juga tidak ada jarak antara
pemimpin dengan anak buah, seorang kepala sekolah juga seorang guru namun
yang diberikan tugas tambahan untuk menjadi pemimpin di sekolah tersebut.
Dalam memecahkan masalah guru diikut sertakan kepala sekolah untuk
menyesaikannya.berdasarkan pemaparan dari guru MI Ma’arif Mangunsari
sebagai berikut:
“ Guru juga berperan dalam memecahkan masalah, bukan hanya kepala
sekolah saja yang memiliki peran dalam hal tersebut, guru juga diikut sertakan
untuk memecahkan masalah, dikarenakan kepala sekolah tidak bisa bekerja
sendiri tanpa bantuan kepala sekolah dan staff karyawan. Guru juga diikut
sertakan dalam berbagai hal penting seperti misalnya MGMP, KKG, Seminar,
maupun workshop guna untuk menambah wawsan guru dan kepala sekolah.(E/
AM/ GK/ 22-03-18)
Seorang pemimpin Tidak dapat bekerja secara individu, kepala sekolah dalam
memecahkan masalah, juga membutuhkan peran guru beserta karyawan lain untuk
Page 112
97
menyelesaikan. Setiap masalah yang dihadapi kepala sekolah selalu meminta
saran kepada guru-guru agar dapat terselesaikan dengan baik, walaupun kepala
sekolah memiliki peran sebagai mengambil keputusan bukan berarti dalam
mengambil keputusan kepala sekolah tidak membutuhkan guru untuk
membantunya. Bukan hanya untuk memecahkan maslah saja, tetapi guru juga
diikut setakan dalam kegiatan diluar sekolah guna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dan kemudian dikembangkan lagi dan di implementasikan dalam
kegiatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Kendala dalam meningkatkan kualitas pendidikan menurut guru
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu pekerjaan
tidak dapat terselesikan dengan baik tanpa adanya campur tangan dari orang lain,
begitu juga dengan kepala sekolah bahwa tidak dapat bekerja dengan maksimal
tanpa adanya bantuan dari guru dan karyawan
Kepala sekolah memberikan empati kepada guru yang menghadapi masalah,
berikut pemaparan dari ibu Ani Muslihah selaku guru MI Ma’arif NU
Mangunsari:
“ Kepala sekolah akan membantu guru yang sedang membutuhkan bantuan karena
masalah dalam melaksanakan tugasnya, dan kepala sekolah memberikan rasa
empati terhadap anak buahnya, karena kepala sekolah juga tidak bisa kerja dengan
sendiri tanpa bantuan guru-guru beserta karyawan yang lain. Kepala sekolah juga
berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi guru.”(W/ AM/GK/ 22-03-
18)
Melaksanakan tugas merupakan tugas bersama-sama antara kepala sekolah,
guru beserta staff untuk menyelesaikan bersama, kerja dalam team sangat
diperlukan dan kekompakan juga dibutuhkan. Apabila ada masalah dalam
pekerjaan yang harus diselesaikan tetapi ada kendala untuk menyelesaikannya,
antara kepala sekolah dan guru harus saling menguatkan dan membantu agar
Page 113
98
masalah yang dihadapi dapat terselesaikan. Tugas yang diberikan guru apabila
sudah dilaksanakan, tetapi kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk
membantu menyelesaikan.
Berdasarkan kesimpulan diatas adalah bahwa kita sebagai makhluk sosial
tidak bisa mengerjakan apapun tanpa bantuan orang lain, maka dari itu guru dan
kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya harus saling membantu, apabila ada
masalah diselesaikan dengan baik. Apabila guru memerlukan bantuan kepala
sekolah, kepala sekolah juga membantu dalam menyelesaikan masalah dan
mencari solusinya.
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan pengayaan dan
remidial bagi siswa yang belum tuntas KKMnya, pemaparan menurut guru di MI
Ma’arif NU Mangunsari, berikut pemaparannya :
“ Siswa yang sudah mencapai KKM akan diberikan pengayaan, agar materi
yang diberikan dari guru dapat diterima dengan baik, sehingga dapat mengikuti
materi yang akan disampaikan guru diwaktu yang akan datang. Pengayaan
berguna untuk membangun menambah wawasan siswa agar menambah
pengetahuan yang lain, dengan diberikan pengayaan maka siswa akan mudah
mengikuti materi yang akan diberikan diwaktu yang akan datang. Sedangkan
remidial diperuntukkan siswa yang belum memenuhi syarat tuntas KKMnya,
dengan begitu dengan diberikan remidial siswa akan mencapai KKM yang sudah
ditentukan oleh pihak sekolah, dengan adanya remidial juga membuat lebih
paham lagi, siswa mengulang materi yang membuat nilainya tidak tuntas,dengan
begitu siswa akan menjadi paham lagi.”(W/ AM/GK/ 22-03-18)
Dengan adanya pengayaan dan remidial sangat dibutuhkan bagi siswa yang
sudah tuntas KKMnya dan yang belum tentu KKMnya diberikan pengulangan
materi yang belum paham untuk membuat siswa agar lebih paham, sedangkan
pengayaan dibuat untuk menambah wawasan materi dan pengetahuan sehingga
saat materi yang telah disampaikan siswa akan sudah paham dan lebih paham lagi.
Tetapi bagi siswa yang yang KKMnya masih kurang tetap diberikan pengulangan
materi yang belum paham, untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang baik
Page 114
99
guru juga harus memiliki strategi agar siswa-siswinya paham dengan apa yang
telah disampaikan.
Disimpulkan bahwa diperlukan adanya remidial dan pengayaan guna
mengetahui sejauh mana kemampuan yang dicapai siswa dan memberikan
pemahaman kembali kepada siswa yang belum memiliki KKM yang belum tuntas
dan mendorong untuk lebih semangat lagi dalam belajarnya. Pengayaan
diperlukan juga untuk mengukur sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa
tersebut. Dengan adanya pengayaan dan remidial maka guru dapat mengukur
sejauh mana siswa dapat menerima materi yang telah disampaikan, dan guru juga
bisa memiliki strategi yang digunakan serta model dan metode yang pas untuk
memberikan materi yang akan disampaikan.
Peneliti menemukan temuan yang sesuai dengan teori yang dikemukakan
peneliti pada bab II pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia
berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri, Soyomukti, (2010
:27). Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh siapapun ,
terutama (sebagai tanggung jawab) negara. Sebuah upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dalam kesadaran dan ilmu pengetahuan, pendidikan telah
seiring dengan lahirnya peradaban manusia. Pendidikan adalah segala sesuatu
dalam kehidupan yang mempengaruhi pembentukan berpikir dan bertindak
individu . Kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan
perubahan-perubahan cara berpikir masyarakat juga turut menjadi pembentuk
seorang individu, sukmadinata, (2011 :30)
Hasil kualitas pendidikan ( lulusan) tidak hanya di tentukan oleh seorang guru,
tetapi oleh seluruh guru, juga pihak personalia sekolah ikut serta di dalamnya,
seperti para pembimbing, pengelola, dan staf administrasi . Kualitas total sangat
Page 115
100
baik diterapkan dalam bidang pendidikan sebab akan meningkatkan kualitas
pendidikan (kualitas lulusan), sistem ini juga akan menghilangkan image yang
selama ini ada disekolah , bahwa pendidikan dilaksanakan secara rutin , mendidik
atau mengajar adalah penyampaian ilmu. Kualitas dari lulusan semata-mata
menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Dengan menerapkan sistem kualitas yang
baik, semua personaliakan mengetahui dan menyadari tugas, serta peranannya
dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Mereka akan menyadari bahwa
lulusan yang berkualitas dihasilkan oleh proses pendidikan yang berkualitas pula.
Kualitas pendidikan memiliki definisi yang bervariasi . ada beberapa
pendapat yang merumuskan tantang definisi kualitas pendidikan antara lain :
1) Menurut juran kualitas adalah kecocokan penggunaan produk untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan
2) Menurut crobby, kualitas adalah kesesuaian individual terhadap
persyaratan / tuntutan. Dengan mengatakan bahwa “ quality
isconformance to customer requirement”
3) Menurut deming, kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen
4) Menurut feigenbaum, kualitas pendidikan kepuasan pelanggan
sepenuhnya.
5. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
menurut Penjaga Sekolah
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan penjaga sekolah yang membahas
tentang Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
di MI Ma’arif NU Mangunsari, wawancara dilakukan dengan bapak Yunus selaku
Page 116
101
penjaga sekolah dan merangkap menjadi satpam di MI Ma’arif NU Mangunsari,
berikut pemaparan dari bapak yunus selaku penjaga sekolah dan satpam:
“Kepemimpinan yang dipimpin kepala sekolah disini sederhana saja, arti
sederhana yaitu tidak terlalu jelek juga tidak terlalu bagus. Sedang-sedang saja
dalam meningkatkan pendidikan. Tetapi kepala sekolah sangat disiplin dalam
segala hal dan bertanggung jawab serta dapat mengambil keputusan dengan tidak
tergesa-gesa dipikirkan dengan matang” (W/ Y/ PS /02-04-18).
Penjelasan yang diberikan oleh penjaga sekolah yang sekaligus menjadi
satpam mengatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah disini biasa aja, tetapi
dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab diutamakan oleh kepala sekolah.
Apabila ada guru dan staff datang dengan terlambat kepala sekolah akan mencoba
mancari tahu dan sebelum menegur agar kepala sekolah selalu mengajak diskusi
terlebih dahulu, artinya kepala sekolah tidak memberikan teguran didepan umum,
tetapi secara individu diruangan kepala sekolah.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di MI Ma’arif NU
Mangunsari biasa saja, tetapi tertib dan disiplin dan bertanggung jawab dengan
tugas yang dilaksanakan, agar mencapai tujuan yang diinginkan. Kepala sekolah
juga tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dan memikirnya dan
mengajak diskusi guru-guru terlebih dahulu.
Kepala sekolah memberikan evaluasi kepada warga sekolah, berikut
pemaparan dari bapak yunus selaku penjaga sekolah “ dijelaskan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah yang dijelaskan oleh penjaga sekolah bahwa biasa
saja, namun dalam hal memberikan evaluasi kerja guru beserta karyawan sekolah
selalu diperhatikan oleh kepala sekolah, kepala sekolah memberikan evaluasi
kepada bawahannya guna untuk mengoreksi sejauh mana tugas yang telah
dilaksanakan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan yang ingin dicapai.
Evaluasi sangat penting diberikan kepada guru beserta karyawan karena dapat
mengetahui tugas-tugas yang dilaksanakan dengan baik dan dapat mengerti dan
mengoreksi diri dari pekerjaan yang kemarin dan selanjutnya.(W/ Y/ PS).
Page 117
102
Evaluasi dalam kerja memang perlu untuk diperlukan guna mengetahui sejauh
mana tugas yang telah dilaksanakan dan kendala apa yang dibutuhkan dalam
melaksanakan tugas tersebut. Dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepala
sekolah tentunya berpengaruh pada kualitas pendidikan, karena dengan adanya
evaluasi dari kepala sekolah maka akan memudahkan kerja guru dan beserta
karyawan untuk melaksanakan tugasnya agar mencapai tujuan yang diinginkan
Bagaimana kepala sekolah dalam berkomunikasi kepada warga sekolah dan sekitar
lingkungan sekolah ?
“Komunikasi kepala sekolah sangat baik dengan warga sekolah maupun lingkungan
sekolah, kepala sekolah juga memiliki antusias yang tinggi untuk menjalin
silahturahmi dengan warga sekitar sekolah,(W/Y/PS/02-04-18)
Kepala sekolah juga memiliki peranan dalam hubungan bermasyarakat, peranan
dalam penghubung kepentingan dengan masyarakat maupun warga sekolah, serta
diluar maupun didalam lingkunganpun kepala sekolah juga memiliki peran untuk
menjaga silahturahmi bersama dengan warga masyarakat.
Menurut pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah dalam
berkomukasi baikpun sangat diperlukan oleh seorang pemimpin, kepala sekolah juga
harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan guru dan staff, siswa maupun warga
disekitar sekolah.
Apakah kepala sekolah memberikan contoh kepada guru agar datang tepat waktu ?
Kepala sekolah memberikan datang tepat waktu, karena disini membiasakan dengan
5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun), jadi ibu Susriana sebagai pemimpin di MI
ini memberikan contoh datang tertib,(W/Y/PS/02-04-18)
Kepala sekolah selalu memberikan contoh untuk datang tepat waktu, karena di MI
Ma’arif Mangunsari membiasakan guru dan siswa dengan setiap pagi dengan
menggunakan 5S yaitu memberikan senyum kepada warga sekolah, Sapa dengan
menyapa setiap pagi pada saat berangkat sekolah, salam, setiap bertemu dengan
Page 118
103
kepala sekolah dan guru maka memberikan salam atau dengan teman-temannya,
Sopan, kita terhadap semua warga sekolah baik tua maupun muda harus saling
menghormati, Santun, menghargai orang disekitar kita.
C. Pembahasan
1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan,
Kepala sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari dilihat dari aspek pendidikan,
pengalaman kerja, pengalaman jabatan dan penilaian kinerja kepala sekolah
menunjukkan kemampuan saling mendukung dalam menjalankan tugasnya
sebagai kepala sekolah. Pendidikan formal tertinggi kepala sekolah MI Ma’arif
NU Mangunsari adalah Magister Pendidikan sehingga secara akademis sesuai
dengan bidang pendidikan dan dapat menunjang kemampuannya dalam
menjalankan tugas sebagai manager di sekolah. Kepala sekolah MI Ma’arif NU
Mangunsari dalam melaksanakan kepemimpinannya selalu mempertimbangkan
alternatif agar tidak terjadi hal-hal yang negatif. Oleh karena itu kepala sekolah
MI Ma’arif NU Mangunsari memenuhi aspek kompetensi, yaitu kepribadian,
sosial, manajer, supervisi dan kewirausahaan. Kompetensi tersebut merupakan
kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik. Sekolah sebagai
suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat
memperdayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan
misi sekolah. Disini tampak peranan kepala sekolah bukan hanya sebagai
akumulator yang mengumpulkan aneka ragam potensi penata usaha, guru,
karyawan dan peserta didik, melainkan konseptor manager yang
bertanggungjawab pada kontribusi masing-masing demi efektivitas dan efesiensi
kelangsung pendidikan.
Page 119
104
Berdasarkan dari paparan diatas maka kepala sekolah memiliki peran
sebagai berikut:
a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) yaitu kegiatan belajar mengajar
merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan
pengembangan utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah MI Ma’arif NU
Mangunsari menunjukkan komitmen yang tinggi dan fokus terhadap kurikulum
dan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah akan memperhatikan tingkat
kompetensi yang dimiliki guru, sekaligus mendorong agar para guru secara terus
menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan efektif dan efesien. Kepala sekolah di MI Ma’arif NU
Mangunsari senantiasa memberikan teladan yang baik, berkaitan dengan ini
kepala sekolas dapat menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif dan kreatif,
sehingga mendorong seluruh tenaga pendidik untuk menerapkan model-model
pembelajaran yang menarik.
b. Kepala sekolah sebagai manajer, dalam melaksanakan sebagai manajer kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerjasama/kooperatif, fungsinya membuat program kerja
sekolah untuk jangka pendek (4 bulan) dan jangka panjang (1 tahun) melibatkan
guru, komite sekolah, pengawas, pengurus yayasan dan komite sekolah.dalam
mengelola tenaga kependidikan, kepala sekolah juga melaksanakan kegiatan
pemeliharaan kegiatan pengembangan profesi para guru dengan memberikan
kesempatan luas kepada guru untuk melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik dilaksanakan
disekolah maupun kegiatan pendidikan di luar sekolah.Kepala sekolah juga
Page 120
105
memberikan dorongan terhadap guru-guru agar melanjutkan kependidikannya
kejenjang selanjutnya agar bertambahnya wawasan pengetahuan.
c. Kepala sekolah sebagai administrator, secara spesifik kepala sekolah harus
memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,sehingga di MI Ma’arif NU
Mangunsari sekolah yang pertama kali menggunakan kurikulum 2013 dan sebagai
pelopor agar sekolah yang lain menggunakan kurikulum 2013. Mengelola
administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, kearsipan,dan
administrasi keuangan. Kepala sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari mewajibkan
kepada para guru untuk membuat administrasi pembelajaran, kesiswaan, dan kelas
serta mengecek secara rutin administrasi guru. Sehingga guru dalam
melaksanakan tugas administrasi tertib dan baik.
d. Kepala sekolah sebagai Supervisor, pengawasan dan pengendalian ini merupakan
kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah
ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif
untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan
dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Kepala sekolah sebagai
supervisor harus mewujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan
program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. Dari hasil supervisi
ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan,
selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru
dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Implementasi fungsi sebagai
supervisor Kepala sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari dalam melakukan
supervisi pada guru setiap satu semester dua kali secara formal, dan melakukan
Page 121
106
evaluasi non formal dilakukan dua minggu sekali dan membuat program dan
jadwal supervisi dengan baik, serta menggunakan berbagai instrumen supervisi
dan melakukan tindak lanjut hasil temuan supervisinya serta melaporkan hasil
supervisi kepada stakeholder yang ada guna evaluasi dan pembinaan selanjutnya.
e. Kepala sekolah sebagai Leader (Pemimpin) dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya
kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan yang ada. Etos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala
sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada kondisi sekolah.
melaksanakan fungsinya sebagai leader, mampu menggerakkan seluruh komponen
sekolah termasuk juga dalam menjalin hubungan baik dengan semua warga dan
mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua masyarakat, baik di dalam
sekolah dan di luar sekolah. Terbukti kemimpinan kepala sekolah memiliki relasi
yang cukup banyak dan bekerja sama dengan lembaga lain.
f. Kepala sekolah sebagai Motivator, Sebagai kepala sekolah, Kepala sekolah MI
Ma’arif NU Mangunsari selalu memberikan motivasi kepada para guru agar
senantiasa meningkatkan pengetahuan dan kompetensi diri, juga kepada para
peserta didiknya, dengan bukti banyaknya prestasi akademik dan non
akademik.Kepala sekolah Di MI Ma’arif NU Mangunsari juga memberikan
motivasi agar dalam meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah memberikan
dorongan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, peneliti mendapatkan data
wawancara beberapa catatan positif yang dapat disimpulkan yaitu bahwa :
seorang kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin baik itu
sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan
Motivator dapat berjalan dengan baik dan berhasil baik perlu disertai dengan
Page 122
107
tekad, semangat, kompetensi/kemampuan diri, serta suatu keberanian untuk
menggunakan kekuatan, menghadapi hambatan, memanfaatkan peluang,dan
menghadapi tantangan, disamping itu harus memiliki kemampuan untuk menjalin
hubungan dengan stakeholder yang ada.
2. Kendala dan cara mengatasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Kepala sekolah dapat mengetahui bagaimana proses, pengerjaan dan
pelaksanaan sebuah program sesuai rencana, cara, hasil dan waktu penyelesaian
dapat dipantau agar memperoleh informasi perkembangan yang aktual. Antisipasi
bisa dilakukan terhadap hal-hal yang tak sesuai dengan rencana. Maka sekolah
sebagai lembaga sebuah organisasi dalam memperbaiki kualitas yang harus
melihat seluruh aspek komponen sekolah. Sehingga seluruh komponen sekolah
bertanggungjawab terhadap tugas dan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu
kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinanya harus mampu untuk
melakukan penilaian atau evaluasi, dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian
rencana dengan realitas, melalui eksplorasi pertanyaan pertanyaan. Sehingga
apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan yang direncanakan? Adakah perbaikan
yang dapat dilakukan? Pada tahap ini kepala sekolah dapat memberikan Apresiasi
kepada mereka yang berprestasi dan pembinaan bagi mereka yang gagal atau
kurang berprestasi. Supervisi kepala sekolah merupakan jawaban untuk semua
itu. Sebagai seorang manajer / pemimpin kepala sekolah bertanggung jawab dan
yakin bahwa kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekolah adalah menggarap rencana
yang benar dan mengerjakan rencana dengan benar.
Page 123
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah diuraikan penelitian tentang
peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di MI
Ma’arif NU Mangunsari dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. Kepala sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari dalam menjalankan
kepemimpinannya telah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Kepala
sekolah sebagai educator (pendidik) yaitu Kepala sekolah di MI Ma’arif NU
Mangunsari senantiasa memberikan teladan yang baik, berkaitan dengan ini
kepala sekolah dapat menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif dan
kreatif, sehingga mendorong seluruh tenaga pendidik untuk menerapkan model-
model pembelajaran yang menarik. Kepala sekolah sebagai manajer, dalam
melaksanakan sebagai manajer kepala sekolah membuat program kerja sekolah
untuk jangka pendek (4 bulan) dan jangka panjang (1 tahun) melibatkan guru,
komite sekolah, pengawas, pengurus yayasan dan komite sekolah.dalam
mengelola tenaga kependidikan.Kepala sekolah sebagai administrator, secara
spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola
kurikulum,sehingga di MI Ma’arif NU Mangunsari sekolah yang pertama kali
menggunakan kurikulum 2013 dan sebagai pelopor agar sekolah yang lain
menggunakan kurikulum 2013. Mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personalia,kearsipan,dan administrasi keuangan. Kepala sekolah
mewajibkan kepada para guru untuk membuat administrasi pembelajaran,
Page 124
109
kesiswaan, dan kelas serta mengecek secara rutin administrasi guru.
Implementasi fungsi sebagai supervisor Kepala sekolah MI Ma’arif NU
Mangunsari dalam melakukan supervisi pada guru setiap satu semester dua kali
secara formal, dan melakukan evaluasi non formal dilakukan dua minggu sekali
dan membuat program dan jadwal supervisi dengan baik, serta menggunakan
berbagai instrumen supervisi dan melakukan tindak lanjut hasil temuan
supervisinya serta melaporkan hasil supervisi.Kepala sekolah sebagai Leader
(Pemimpin) dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala
sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan
fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Etos kerja guru
lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada kondisi sekolah. melaksanakan fungsinya sebagai leader,
mampu menggerakkan seluruh komponen sekolah termasuk juga dalam menjalin
hubungan baik dengan semua warga dan mampu berkomunikasi dengan baik
dengan semua masyarakat, baik di dalam sekolah dan di luar sekolah. Terbukti
kemimpinan kepala sekolah memiliki relasi yang cukup banyak dan bekerja sama
dengan lembaga lain. Kepala sekolah sebagai Motivator, Sebagai kepala sekolah,
Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada para guru agar senantiasa
meningkatkan pengetahuan dan kompetensi diri, juga kepada para peserta
didiknya, dengan bukti banyaknya prestasi akademik dan non akademik.Kepala
sekolah juga memberikan motivasi agar dalam meningkatkan kompetensi guru,
kepala sekolah memberikan dorongan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
S2.
2. Mengatasi berbagai kendala-kendala yang ada, Kepala sekolah di MI Ma’arif
NU Mangunsari dengan memberikan bimbingan kepada guru beserta staff
Page 125
110
karyawan dan mengadakan koordinasi, mengadakan pelatihan, diklat serta
penataran dan workshop guna memperluas wawasan yang luas dan menambah
pengetahuan, untuk menghadapi kendala dalam meningkatkan pendidikan tidak
hanya dengan yang dipaparkan diatas kepala sekolah juga mengadakan rapat
bersama komite serta memberikan pengarahan kepada guru dan staff karyawan,
dengan hal tersebut maka tidak akan mengganggu program yang sudah dirancang
atau dibuat oleh sekolah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Agar kepala sekolah atau calon kepala sekolah selalu meningkatkan pengetahuan
melalui diklat, penataran-penataran maupun kursus, sehingga mampu mendorong
komponen sekolah yang dapat mewujudkan visi dan misi dan sekolah
2. Kepala sekolah atau calon kepala sekolah senantiasa mengikuti seminar,
lokakarya maupun workshop sehingga kualitas pendidikan di sekolah dapat
meningkat sejalan dengan tuntutan dan perkembangan zaman dari masyarakat
3. Kepala sekolah atau calon kepala sekolah diberikan pembekalan kepemimpinan,
sehingga siap untuk memimpin, mengelola dan menggerakan sumber daya
sekolah dengan baik
4. Semua guru beserta karyawan diharapkan benar-benar mampu memberikan
teladan yang baik kepada peserta didik, baik dari segi ucapan maupun tindakan
untuk meningkatnya kualitas pendidikan di sekolah
5. Perekrutan kepala sekolah hendaknya melalui proses dan berdasarkan kompetensi,
sehingga dapat mencetak kepala sekolah yang memiliki kualitas yang bagus dan
memiliki kompetensi yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah
Page 126
111
DAFTAR PUSTAKA
Ambar T Sulistiyani. 2008. Kepemimpinan Profesional. Jogjakarta : Gava Media
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur suatu penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Aminuddin. 2005. Pendidikan Agama Islam. Bogor : Ghalia Indonesia
Danim, Sudarman. 2010. Profesional dan Etika Profesi Guru.Bandung : Alfabeta
Engkoswara. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Fuad, Anis dan Nugroho, Kandung Sapto. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Kusnandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta : Rajagravindo persada.
Moleong, J Lexy. 2009. Merodologi Penelitin Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakary
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mulyasa.E. 2013.Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Mulyasa. E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugraha. Walid. Maulana. 2016. Peran Komite Sekolah terhadap Peningkatan Mutu
Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sepakung Kec Banyubiru kab
Semarang. IAIN Salatiga
Prayitno. Eko. 2017. Supervisi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru SMK
Miftahul Huda Kec Limbangan Kab Kendal .IAIN Salatiga
Priansa, Donni, J . 2014. Kinerja Prefesionalisme Guru. Bandung : CV Alfabeta
Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2017/2018
Purwanto, Ngalim.. 2016. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Sallis, Edward. 2005 Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta, IRCso
Page 127
112
Slameto. 2015. Metode Penelitian dan Inovasi pendidikan. Salatiga : Satya Wacana
University Press
Sudjana, Nana. 2013. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung ; Alfabeta,
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susanto. Feri. 2016. Peran Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Tugas Pengawasan
Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PAI (Studi kasus di SMP Negeri 1 dan SMP
Negeri 2 Dan SMP Negeri 4 Bunta, Kab Bangkai, Sulawesi Tengah). IAIN Salatiga
Suyanto & Siswanto 2017. Metode Penelitian Kombinasi kualitatif & kuantitatif pada
penelitian tindakan. Klaten: BOSSSCRIPT
Umiarso & Imam Gojali. 2011. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.
Jogjakarta : IRCiSoD
Wahjosumijdo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Page 129
KODE PENELITIAN
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH dalam MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI TAHUN
PELAJARAN 2017 / 2018
1. Responden
No Nama
Kode
1 Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I
SWIL
2 Ani Muslihah, S.Pd
AM
3 Yunus
Y
2. Metode Penelitian
Metode penelitian
Kode
Wawancara
W
Observasi
O
Dokumentasi
D
3. Media Penyimpanan Data
Media
Kode
Rekaman
R
Foto
T
File
F
Page 130
4. Kategori
Kategori Kode
Kepemimpinan kepala sekolah
KKS
Kepala sekolah meningkatkan kualitas
pendidikan
KSMKS
Kendala yang dihadapi meningkatkan
kualitas pendidikan
KMKP
Page 131
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH dalam MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKANDI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI TAHUN
PELAJARAN 2017 / 2018
Kode Responden : SWIL
Kode Data : W / SWIL / R1
Hari / Tanggal : Senin, 20 Maret 2018
Tempat : MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 08.00 – 09.30
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang dilakukan kepala sekolah terkait dengan tugas dan fungsinya sebagai
pemimpin dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru ?
2. Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan dan
kinerja guru ?
3. Bagaimana cara menumbuhkan semangat kerja, tanggung jawab dan membangun
ide-ide kreatif untuk memajukan sekolah ini ?
4. Bagaimana langkah kepala sekolah dalam memajukan kualitas pendidikan di
sekolah?
5. Apakah kepala sekolah selalu mengawasi, mengontol dan mengoreksi kinerja guru di
sekolah ini ?
6. Apakah kepala sekolah selalu mengarahkan dan memberi saran untuk mencari
model dan metode pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di sekolah ini ?
7. Bagaimana cara kepala sekolah memberikan apresiasi kepada guru yang
melaksanakan tugas dengan baik ?
Page 132
8. Apakah saat diadakan evaluasi kinerja guru kepala sekolah selalu memberikan
kritikan dan saran kepada guru ?
9. Kendala apa yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan ?
10. Bagaimana memberikan layanan pada anak berkebutuhan khusus? Agar dapat
mengikut proses pembelajaran dengan lancar ?
11. Apakah kepala sekolah selalu menegur guru yang kurang tertib dalam menjalankan
tugasnya?
12. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah memadai ?
13. Apakah kepala sekolah memiliki strategi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah ini ?
14. Bagaimana cara kepala sekolah menyakinkan bahwa bawahannya dapat
menjalankan tugasnya ?
Page 133
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH dalam MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI TAHUN
PELAJARAN 2017 / 2018
Kode Responden : AM
Kode Data : W / AM / R2
Hari/ Tanggal : Selasa, 21 Maret 2018
Tempat :MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 10.00 – 12.00
Daftar Pertanyaan : 1. Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepala sekolah di sekolah ini
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru?
2. Apakah kepala sekolah selalu memberikan bimbingan kepada guru-guru di
sekolah ini ?
3. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dalam
kinerjanya?
4. Bagaimana kepala sekolah cara kepala sekolah memberikan apresiasi kepada
guru yang berprestasi ?
5. Apakah kepala sekolah memberikan contoh kepada guru agar datang tepat
waktu?
6. Apakah kepemimpinan kepala sekolah selalu membuat guru antusias dalam
menjalankan tugasnya?
7. Apakah kepala sekolah disiplin dan bertanggung jawab dalam suatu masalah /
suatu hal ?
8. Bagaimana kepala sekolah dalam berkomukasi kepada warga sekolah dan sekitar
lingkungan sekolah ?
Page 134
9. Apakah dalam memecahkan masalah guru diikut sertakan dalam menyelesaikan
masalah ?
10. Apakah kepala sekolah memberikan empati kepada guru yang menghadapi
masalah ?
11. Apakah kepala sekolah sudah menjalankan tugas-tugasnya sebagai kepala
sekolah yang baik ?
12. Bagaimana langkah anda untuk memberikan pemahaman materi pelajaran yang
membuat siswa tidak paham ?
13. Apakah anda selalu memberikan pengayaan dan remidial bagi siswa yang belum
memenuhi KKM ?
14. Pada sekolah ini siapa saja yeng berperan meningkatkan kualitas pendidikan
selain kepala sekolah dan guru ?
Page 135
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PENJAGA SEKOLAH
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH dalam MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI TAHUN
PELAJARAN 2017 / 2018
Kode Responden : Y
Kode Data : W / Y / R3
Hari/ Tanggal : Senin, 2 April 2018
Tempat :MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 09.00- 09.30
1. Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepala sekolah di sekolah ini
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru ?
2. Bagaimana kepala sekolah dalam berkomukasi kepada warga sekolah dan sekitar
lingkungan sekolah ?
3. Apakah saat diadakan evaluasi kepala sekolah selalu memberikan kritikan dan saran
kepada guru ?
4. Apakah kepala sekolah disiplin dan bertanggung jawab dalam suatu masalah / suatu
hal ?
5. Apakah kepala sekolah memberikan contoh kepada guru agar datang tepat waktu ?
Page 136
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH dalam MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKANDI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI TAHUN
PELAJARAN 2017 / 2018
Kode Responden : SWIL
Kode Data : W / SWIL / R1
Hari / Tanggal : Senin, 20 Maret 2018
Tempat : MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 08.00 – 09.30
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang dilakukan kepala sekolah terkait dengan tugas dan fungsinya sebagai
pemimpin dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru ?
“ Menjalankan tugas kepemimpinannya kepala sekolah membuat program tersendiri, ada dua program yang dibuat oleh kepala sekolah bersama teamnya, yang pertama program jangka pendek, program dibuat dengan 4 bulan sekali. Program kedua yaitu program jangka panjang yaitu program yang dirancang 1 tahun sekali / program yang dirancang setiap tahunnya yang telah dibuat dengan anggota teamnya yaitu melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan pengurus yayasan serta warga sekolah dan staff karyawan di MI Ma’arif Mangunsari guna membahas tentang program atau rancangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan disekolah ini”.(W/SWIL/KS/ 20-03-18/R1)
2. Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan dan
kinerja guru ?
“Faktor yang pertama yaitu siswa, kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sangat mempengaruhi hasil dari kualitas output, dari kecerdasan disini orang tua juga ikut berperan dalam yang mempengaruhi hasil belajar siswa, apabila orang tua siswa selalu mendukung siswa untuk lebih maju maka hasilnya akan maksimal dan sesuai yang diharapkan. Bukan hanya siswa, kinerja guru sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas di sekolah ini, karena dari kinerja guru yang baik maka akan dihasilkan kualitas yang unggul, yang ketiga sarana prasara yang diperlukan untuk memberikan layanan pendidikan, jika sarana prasaranakurang memaadai juga akan menghambat kinerja dari guru sendiri, pembiayaan, apabila dalam meningkatkan pendidikan pembiayaan juga sangat di butuhkan,karena di sekolah ini swasta maka siswa tetap membayar untuk sarana pembiayaan walaupun sudah mendapatkan dana BOS dari pemerintah, dan yang terakhir adalah bagaimana SDM disini bisa membuat kenyamana semua warga sekolah
Page 137
berada dilingkungan sekolah, maka harus bisa menciptakan suasana yang nyaman disekolah, (W/ SWIL/ 20-03-18 / R1)
3. Bagaimana cara menumbuhkan semangat kerja, tanggung jawab dan membangun
ide-ide kreatif untuk memajukan sekolah ini ?
“Semangat kerja guru sebenarnya itu muncul dari hati guru itu sendiri, dan keinginan guru setiap individu itu sendiri yang memberikan semangat dan motivasi dalam diri, apabila mereka sadar dengan tanggung jawabnya menjadi seorang pendidik, kepala sekolah hanya memberikan dorongan dari belakang / menyuport/ memberikan dukungan agar mereka berkerja dengan semangatdan sesuai tugas yang diberikan dari kepala sekolah . Kepala sekolah memberikan reward kepada guru tetapi bukan finansial yaitu non materiil agar guru lebih semangat lagi dalam memberikan pelayanan kepada siswa disekolah maupun masyarakat yang membutuhkan. Kepala sekolah selalu memberikan pujian kepada guru yang memiliki prestasi dalam melaksanakan tugasnya, dan akan memberikan suport kepada guru yang yang belum mencapai hasil yang baik dalam melaksanakan tugasnya”. (W/ SWIL / 20-03-18/R1)
4. Bagaimana langkah kepala sekolah dalam memajukan kualitas pendidikan di
sekolah?
“Meningkatkan kualitas pendidikan memang sudah menjdi tugas saya, tetapi kepala sekolah tidak bekerja secara individu melainkan dengan kelompok yang sudah dibagi team yang telah dibuat oleh koordinator, dalam memajukan kualitas maka guru sudah dibagi sesuai dengan tugas yang harus dilaksanakan agar memudahkan dalam melaksanakan tugasnya. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan pedoman yang telah dibuat untuk acuan dalam bekerja dan mendapatkan hasil yang diinginkan. “(W/SWIL/KS/20-03-18/R1)
5. Apakah kepala sekolah selalu mengawasi, mengontol dan mengoreksi kinerja guru di
sekolah ini ?
“Setiap hari selalu mengontrol bagaimana kinerja guru, dan akan ada evaluasi yang dilakukan kepala sekolah setiap satu minggu sekali,guna mengevaluasi guru dan mengoreksi bersama apa saja yang belum terlaksana program meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah selalu memberikan pesan/ amanat dalam kegiatan evaluasi agar sekolah yang dia pimpin tidak kalah dengan sekolah yang lainnya. Kepala sekolah menekankan bahwa prestasi yang dimiliki prestasi akademik maupun non akademik bagaimana caranya kita sebagai seorang pendidik harus bisa meningkatkan kualitas pendidikan itu. Evaluasi dilakukan baik individu maupun
Page 138
secara bersama, kepala sekolah selalu mengontol guru dalam proses pembelajaran tiap hari, tetapi secara formal kepala sekolah melakukan supervisi guru sebanyak 2 kali dalam satu semester. Kepala sekolah tidak hanya mengawasi kinerja guru saja, tetapi pengawasan administrasi guru juga dilakukan tiga bulan sekali guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan adanya pengawasan akademik kepala sekolah dapat memperoleh data-data dan tugas yang dilaksanakan guru sudah sejauh mana, Kepala sekolah selalu mengupayakan administrasi sekolah agar selalu lengkap dan tidak ada yang menjanggal jika ada supervisi dari dinas.” (W/ SWIL / 20-03-18/R1)
6. Apakah kepala sekolah selalu mengarahkan dan memberi saran untuk mencari
model dan metode pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di sekolah ini ?
“Memberikan arahan saran pada saat rapat/ saat diadakan pertemuan akan dilakukan secara sharing dan diskusi sebagaimana bisa memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan tidak hanya kepala sekolah yang memberikan masukan tetapi semua guru yang lain juga berperan memberikan masukan bagaimana menggunakan metode yang tepat dengan model pembelajaran secara bersama-sama.” (W/SWIL/KS/20-0318/R1)
7. Bagaimana cara kepala sekolah memberikan apresiasi kepada guru yang
melaksanakan tugas dengan baik ?
“ Apresiasi kepada guru, tetapi kepala sekolah dalam memberikan reward berupa non materiil, dimana reward tersebut dapat menumbuhkan semangat lagi dalam menjalankan tugasnya sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi. Dengan motivasi baru guru juga akan senang melaksanakan tugas yang diberikan dari kepada sekolah sehingga hasilnya cukup baik .” (W/ SWIL / 20-03-18/R1)
8. Apakah saat diadakan evaluasi kinerja guru kepala sekolah selalu memberikan
kritikan dan saran kepada guru ?
“ Memberikan evaluasi terhadap kinerja guru memang dibutuhkan untuk proses pembelajaran dan tugas yang diberikan kepada guru untuk dilaksanakan dengan baik, apabila dalam melaksanakan tugasnya guru menemui kendala, maka kepala sekolah mengajak berdiskusi atau sharing untuk menemukan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya itu, untuk melaksanakan tugasnya agar mencapai hasil yang maksimal kepala sekolah memberikan masukan dan saran agar menemukan cara yang lebih baik dan solusi yang tepat”. (W/ SWIL / 20-03-18/R1)
Page 139
9. Kendala apa yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan ?
“Sumber daya manusia adalah sebagai kendala untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bahwasanya SDM yang dimiliki setiap manusia itu berbeda masing-masing, Di MI ini semua SDM belum semua sesuai yang diharapakan oleh kepala sekolah, ada beberapa guru apabila kepala sekolah memberikan tugasnya ada yang langsung paham apa yang disampaikan kepala sekolah, dan ada juga guru yang sudah dijelaskan tetapi masih belum bisa menerima penjelasan, maka kepala sekolah akan mengarahkan dan memberikan tugas sesuai potensi yang dimiliki oleh guru tersebut, agar tidak menyulitkan dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah biasanya dalam memberikan tugasnya selalu mengevaluasi dengan tugas yang pernah diberikan, apabila tugas tersebut cocok untuk diberikan maka kepala sekolah akan memberikan tugas yang sama,agar tidak ada kendala dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai kualitas yang baik. “(W/ SWILL / 20-03-18/R1)
10. Bagaimana memberikan layanan pada anak berkebutuhan khusus? Agar dapat
mengikut proses pembelajaran dengan lancar ?
“ Memberikan layanan kepada anak yang berkebutuhan khusus, sekolah ini memberikan layanan khusus dan memiliki strategi tersendiri dalam penangannya. Anak berkebutuhan diberikan bimbingan secara khusus dalam proses pembelajaran yang berlangsung, agar tidak ketinggalan materi pada saat KBM berlangsung. Guru juga membedakan dari segi materi yang disampaikan, dengan teman yang lainnya”. (W/ SWIL / 20-3-18/R1)
11. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah memadai ?
“ Sarana dan prasana yang dimiliki di sekolah ini kurang memadai, dikarenakan tempat dan kapasitas tidak seimbang, tetapi ruangan yang dimiliki sekolah ini sudah cukup. Sarana dan prasarana yang dimiliki sudah memadai tetapi masih perlunya penambahan sarana dan prasarana lagi, tetapi tempatnya sudah tidak cukup untuk menambahnya dikarenakan bangunan yang sudah tidak bisa ditambah lagi dan juga tidak bisa untuk ditingkat, sarana dan prasaran yang kurang memadai dikarenakan tidak seimbang antara kapasitas siswa dan sarana prasarana yang dibutuhkan kurang singkron.”(W/ SWILL /KS/ 20-03-18)
12. Apakah kepala sekolah memiliki strategi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah ini ?
Page 140
Kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara menyajikan layanan pendidikan dengan baik, agar masyarakat tertarik untuk menyekolahkan putra-putri ke sekolah ini, apabila sekolah ini memiliki layanan pendidikan dengan baik dan memiliki kualitas output yang unggul, dengan sendirinya masyarakat akan memberikan kepercayaan bahwa sekolah tersebut memiliki kualitas yang baik dan anaknya layak untuk di sekolahkan disekolahan yang unggul. Pada saat penerimaan siswa baru di sekolah ini selalu menolak siswa yang kapasitasnya sudah dibatasi dikarenakan kapasitas kelas yang sudah terbatas dan tidak bisa menambah lagi. Outcome yang akan masuk sekolah ini memberikan observasi kepada siswa untuk menggali kemampuan yang dimilikinya dan diberikan seleksi kepada siswa baru.”(W/SWIL/KS/20-03-18)
Page 141
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH dalam MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI TAHUN
PELAJARAN 2017 / 2018
Kode Responden : AM
Kode Data : W / AM / R2
Hari/ Tanggal : Selasa, 21 Maret 2018
Tempat :MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 10.00 – 12.00
Daftar Pertanyaan : 1. Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepala sekolah di sekolah ini
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru?
“Kepemimpinan kepala sekolah baik, karena kepala sekolah sudah melaksanakan tugasnya dan fungsinya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah disini sudah memiliki program khusus untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah selalu memberikan masukan saran maupun kritikan yang bersifat membangun pada guru dan staff karyawan dan warga sekolah dan memberikan evaluasi kepada guru baik secara individu maupun secara bersama-sama agar mencapai tujuan yang diinginkan. Tetapi guru di sekolah ini terkadang merasa lelah, karena tugas dan kegiatan di sekolah ini semangat padat yang harus dilaksanakan, dan diakui oleh guru disini bahwa kepala sekolah disiplin dalam masalah tugas yang sudah diamanahkan kepada guru dan harus bagaimana tugas-tugas itu terselesikan dengan baik agar tercapai tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya walaupun sangat menguras tenaga guru disini tetap semangat dalam mengemban tugas dari kepala sekolah, kepala sekolah memberikan tugas tambahan dikarenakan kurangnya tenaga administratif yang harus dihandle tugasnya , maka guru juga berperan sebagai tenaga administratif dan pendidik.” (W / AM/ 22-03-18)
2. Apakah kepala sekolah selalu memberikan bimbingan kepada guru-guru di
sekolah ini ?
“ Kepala sekolah sering memberikan bimbingan kepada guru-guru dan staff karyawan yang ada di sekolah, karena kepala sekolah memiliki keinginan dalam meningkatkan pendidikan, semua warga sekolah juga berperan agar tercapai tujuan yang diinginkan. Bukan hanya kepala sekolah saja yang meningkatkan kualitas pendidikn tetapi semua guru dan staf, bimbingan diberikan kepala sekolah secara individu maupun secara team.” (W / AM/ 22-03-18)
Page 142
3. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dalam
kinerjanya?
“ Dalam melaksanakan tugas kepala sekolah selalu memberikan pujian kepada guru yang memiliki prestasi, walaupun tidak dengan materi yang diberikan tetapi dengan non materiil, itu bisa membuat guru lebih semangat dalam melaksanakan tugasnya dan lebih bertanggung jawab dalam tugas yang telah diberikan kepala sekolah. Kepala sekolah dalam memberikan penugasan dengan sesuai potensi yang dimiliki oleh guru, agar tidak menjadi beban guru dan memberatkan guru, serta kepala sekolah memberikan kepercayaan bahwa guru bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.”(W / AM/ GK/ 22-03-18)
4. Bagaimana kepala sekolah cara kepala sekolah memberikan apresiasi kepada
guru yang berprestasi ?
Apresiasi selalu diberikan kepala sekolah, namun reward yang diberikan kepala sekolah berupa non materiil agar tumbuhnya semangat baru dan motivasi dalam melaksanakan tugasnya yang telah dicapai sesuai dengan keinginan/ mencapai tujuan yang diinginkan,(W/AM/GK/22-03-18/R2)
5. Apakah kepala sekolah memberikan contoh kepada guru agar datang tepat
waktu?
“ kepala sekolah selalu memberikan contoh kepada guru-guru maupun staff karyawan, bahwa disiplin dalam mengelola waktu itu diperlukan dan latih dari hal-hal yang terkecil. Kepala sekolah juga menunjukkan sikap bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah akan ditiru oleh guru, apabila kepala sekolah datang terlambat maka guru juga akan terlambat dan terbiasa menyia-nyiakan waktu.”(W / AM/ GK/ 22-03-18/R2)
6. Apakah kepala sekolah disiplin dan bertanggung jawab dalam suatu masalah /
suatu hal ?
“ Guru juga berperan dalam memecahkan masalah, bukan hanya kepala sekolah saja yang memiliki peran dalam hal tersebut, guru juga diikut sertakan untuk memecahkan masalah, dikarenakan kepala sekolah tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan kepala sekolah dan staff karyawan. Guru juga diikut sertakan dalam berbagai hal penting seperti misalnya MGMP, KKG, Seminar, maupun
Page 143
workshop guna untuk menambah wawsan guru dan kepala sekolah.(E/ AM/ GK/ 22-03-18)
7. Bagaimana kepala sekolah dalam berkomukasi kepada warga sekolah dan sekitar
lingkungan sekolah ?
“Hubungan dan komunikasi kepala sekolah sangat baik dengan warga sekolah maupun lingkungan sekolah, karena kepala sekolah sebelum menjabat menjadi seorang kepala sekolah, beliau juga menjadi guru biasa dan memiliki sikap yang ramah terhadap sesama rekan guru, siswa maupun staff karyawan disini. Kepala sekolah juga memiliki antusias yang tinggi untuk menjalin silahturahmi dengan warga sekitar sekolah. Karena komunikasi dengan baik dalam meningkatkan kualitas disini juga diperlukan dengan berkomunikasi dengan warga sekitar. Kepala sekolah juga tidak membatasi diri atau ada jarak antara guru dan kepala sekolah, kepala sekolah menganggap dirinya juga seorang guru yang diberikan tugas tambahan menjadi pemimpin kepala sekolah.”(W / AM/ GK/ 22-03-18)
8. Apakah dalam memecahkan masalah guru diikut sertakan dalam menyelesaikan
masalah ?
“ Guru juga berperan dalam memecahkan masalah, bukan hanya kepala sekolah saja yang memiliki peran dalam hal tersebut, guru juga diikut sertakan untuk memecahkan masalah, dikarenakan kepala sekolah tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan kepala sekolah dan staff karyawan. Guru juga diikut sertakan dalam berbagai hal penting seperti misalnya MGMP, KKG, Seminar, maupun workshop guna untuk menambah wawsan guru dan kepala sekolah.(E/ AM/ GK/ 22-03-18)
9. Apakah kepala sekolah memberikan empati kepada guru yang menghadapi
masalah ?
“ kepala sekolah akan membantu guru yang sedang membutuhkan bantuan karena masalah dalam melaksanakan tugasnya, dan kepala sekolah memberikan rasa empati terhadap anak buahnya, karena kepala sekolah juga tidak bisa kerja dengan sendiri tanpa bantuan guru-guru beserta karyawan yang lain. Kepala sekolah juga berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi guru.”(W/ AM/GK/ 22-03-18)
Page 144
10. Apakah kepala sekolah sudah menjalankan tugas-tugasnya sebagai kepala
sekolah yang baik ?
Kepala sekolah menjalankan tugasnya dengan baikdan tanggung jawab dalam melaksanakan amanahnya. Kepala sekolah memutuskan masalah dengan sikap yang bijaksana dalam segala hal,(W/AM/GK/22-03-18)
11. Apakah anda selalu memberikan pengayaan dan remidial bagi siswa yang belum
memenuhi KKM ?
“ Siswa yang sudah mencapai KKM akan diberikan pengayaan, agar materi yang diberikan dari guru dapat diterima dengan baik, sehingga dapat mengikuti materi yang akan disampaikan guru diwaktu yang akan datang. Pengayaan berguna untuk membangun menambah wawasan siswa agar menambah pengetahuan yang lain, dengan diberikan pengayaan maka siswa akan mudah mengikuti materi yang akan diberikan diwaktu yang akan datang. Sedangkan remidial diperuntukkan siswa yang belum memenuhi syarat tuntas KKMnya, dengan begitu dengan diberikan remidial siswa akan mencapai KKM yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, dengan adanya remidial juga membuat lebih paham lagi, siswa mengulang materi yang membuat nilainya tidak tuntas,dengan begitu siswa akan menjadi paham lagi.”(W/ AM/GK/ 22-03-18)
12. Apakah kepemimpinan kepala sekolah membuat antusias dalam menjalankan
tugasnya?
Kepala sekolah antuasias dalam menjalankan tugasnya , karena guru selalu diikut sertakan dalam berbagai hal oleh kepala sekolah, seperti rapat dan sering diadakan evaluasi terhadap kinerja guru,(W/AM/GK/22-03-18)
Page 145
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PENJAGA SEKOLAH
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH dalam MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MI MA’ARIF NU MANGUNSARI TAHUN
PELAJARAN 2017 / 2018
Kode Responden : Y
Kode Data : W / Y / R3
Hari/ Tanggal : Senin, 2 April 2018
Tempat :MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 09.00- 09.30
1. Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepala sekolah di sekolah ini
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru?
Kepemimpinan yang dipimpin kepala sekolah disini sederhana saja, arti sederhana yaitu tidak terlalu jelek juga tidak terlalu bagus. Sedang-sedang saja dalam meningkatkan pendidikan. Tetapi kepala sekolah sangat disiplin dalam segala hal dan bertanggung jawab serta dapat mengambil keputusan dengan tidak tergesa-gesa dipikirkan dengan matang” (W/ Y/ PS /02-04-18). 2. Bagaimana kepala sekolah dalam berkomunikasi kepada warga sekolah dan
sekitar lingkungan sekolah ?
Komunikasi kepala sekolah sangat baik dengan warga sekolah maupun lingkungan sekolah, kepala sekolah juga memiliki antusias yang tinggi untuk menjalin silahturahmi dengan warga sekitar sekolah,(W/Y/PS/02-04-18)
3. Apakah saat diadakan evaluasi kepala sekolah selalu memberikan kritikan dan
saran kepada guru ?
kepemimpinan kepala sekolah yang dijelaskan oleh penjaga sekolah bahwa biasa saja, namun dalam hal memberikan evaluasi kerja guru beserta karyawan sekolah selalu diperhatikan oleh kepala sekolah, kepala sekolah memberikan evaluasi kepada bawahannya guna untuk mengoreksi sejauh mana tugas yang telah dilaksanakan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan yang ingin dicapai. Evaluasi sangat penting diberikan kepada guru beserta karyawan karena dapat mengetahui tugas-tugas yang dilaksanakan dengan baik dan dapat mengerti dan mengoreksi diri dari pekerjaan yang kemarin dan selanjutnya.(W/ Y/ PS/02-04-18).
Page 146
4. Apakah kepala sekolah disiplin dan bertanggung jawab dalam suatu masalah /
suatu hal ?
Bu Susriana sangat bertanggung jawab dalam melaksanakan masalah, beliau juga tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,(W/Y/PS/02-04-18) 5. Apakah kepala sekolah memberikan contoh kepada guru agar datang tepat
waktu?
Kepala sekolah memberikan datang tepat waktu, karena disini membiasakan dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun), jadi ibu Susriana sebagai pemimpin di MI ini memberikan contoh datang tertib,(W/Y/PS/02-04-18)
Page 147
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Page 148
Gambar 1 dan 2 Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah
Gambar 3 dan 4 Peneliti melakukan wawancara dengan Pak Yunus
Page 149
Gambar 5 dan 6 Peneliti melakukan wawancara dengan Bu Ani
Page 150
Gambar 7 dan 8 Data Guru& siswa
Page 151
Gambar 9 dan 10 Ruangan Guru
Page 152
Gambar 10 Piala yang diperoleh MI Maarif NU Mangunsari
Page 153
Gambar 11 dan 12 Ruang Kepala Sekolah dan Ruang Kelas
Page 154
Gambar 13 dan 14 Halaman sekolah dan Taman Sekolah
Page 163
BIODATA PENULIS
Nama : Tri Novita Sari
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 15 Juni 1995
Alamat : Mungguran Rt 05, Wonokerso, Kedawung, Sragen
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
No Hp : 085 728 414 212
Pendidikan : SD Negeri Bendungan 1 lulus tahun 2008
SMP Negeri 4 Sragen lulus tahun 2011
MA Negeri 1 Sragen lulus tahun 2014
S1 IAIN Salatiga lulus tahun 2018