Page 1
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
DARING DI ERA PANDEMI COVID 19
MADRASAH IBTIDAIYAH KURNIA
KOTA JAMBI
SKRIPSI
SAPTO PANGESTU
NIM.204172725
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
Page 2
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
DARING DI ERA PANDEMI COVID 19
MADRASAH IBTIDAIYAH KURNIA
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S1) dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
SAPTO PANGESTU
NIM.204172725
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
Page 3
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
NOTA DINAS
Kode Dokumen
Kode Formulir Berlaku Tgl
No Revisi
Tgl Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS- 05-01
R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Sapto Pangestu
NIM : 204172725
Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Diera
Pandemi Covid 19 Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan Guru Kelas
Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat
segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, April 2021
Mengetahui
Pembimbing I
Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
NIP. 19670090719970320003
iii
Page 4
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
NOTA DINAS
Kode Dokumen
Kode Formulir Berlaku Tgl
No Revisi
Tgl Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS- 05-01
R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Sapto Pangestu
NIM : 204172725
Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Diera
Pandemi Covid 19 Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan Guru Kelas
Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat
segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, April 2021
Mengetahui
Pembimbing II
Fauzan Azim M.Pd.I
NIDN 2024079101
Page 5
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemdian hari ditemukkan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, Mei 2020
Sapto Pangestu
NIM.204172725
Page 8
PERSEMBAHAN
Kutundukan kepalaku ku ucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT, karena atas
ridhanyalah karya kecil ini dapat terselesaikan. Shalawat selalu kuhaturkan untuk
baginda Nabi Muhammad SAW semoga dihari kiamat kelak mendapat
syafaatnya.
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Ayahanda Yatni dan ibunda Kuriyah serta adikku Prayoga Aji Pangestu.
Bersama kalian terima kasih ya Allah SWT atas nikmat ukhuwah yang kami
rasakan hingga hari ini Amiin
Allah itu maha mendengar berdoalah maka doamu akan dikabulkan
(INSYAALLAH)
Page 9
MOTTO
ن ا ف ر س ع لا ع م ا ر س ي
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)
Page 10
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Alhandulillah puji syukur kepada allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kita rahmat dan hidayah nya dan berkat ridhanya hingga skripsi
ini dapat dirampungkan. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang sama sama kita nantikan syafaatnya di yaumil qiama
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari pihak yang memberikan motovasi baik
moral maupun materil, untuk itu melalu kolom ini pemulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof.Dr.H.Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil Rektor I , Dr. As’ad Isma,
M. Pd selaku Wakil Rektor II , dan Dr. Bahrul Ulum, S. Ag., MA selaku
Wakil rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadlilah selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat,
M. Pd.I selaku Wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, S. Ag. M. Ag selaku
Wakil Deakan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Ikhtiati, M.Pd dan ibu Nasyariah Siregar, M.Pd selaku Ketua Prodi
dan Sekertaris Jurusan jurusan PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
6. Segenap Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
7. Ibu Dr. Minnah EL-Widdah, M.Ag selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dengan sabar dan penuh keikhlasan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Ibu Fauzan Azim, M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan penulis
Page 11
dengan sabar dan penuh keikhlasan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
9. Bapak Muhammad Fauzan, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Mi Kurnia Kota
Jambi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di
Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Kota Jambi serta telah menyempatkan waktu
untuk melakukan wawancara.
10. Ibu Aryuna Marianti dan Ibu Desi Aryami selaku guru kelas di Mi Kurna
Kota Jambi yang telah membantu dan bekerja sama dalam melakukan
penelitian.
11. Untuk keluarga dan kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa
dan selalu memberi semangat sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
12. Untuk teman teman seluruh prodi PGMI terkhusus untuk teman teman
PGMI D yang selalu kompak dan selalu memberi suport.
13. Untuk semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan skripsi
ini saya ucapkan terima kasih
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi, Mei 2021
Penulis
Sapto Pangestu
Nim. 204172725
Page 12
ABSTRAK
Nama : Sapto Pangestu
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Daring Diera Pandemi Covid 19
Madrasah Itidaiyah Kurnia Kota Jambi
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya kepala sekolah memiliki peran
kepemimpinan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran
khususnya diera pandemi covid 19. Keberhasilan serta kegagalan sekolah sangat
ditentukan oleh peran kepala sekolah dalam memimpin dan membina perangkat
sekolahnya. Akan tetapi berdasarakan observasi penulis di Mi Kurnia Kota Jambi
kepala sekolah sudah menjalankan kepemimpinan sesuai dengan semestinya.
Kepala sekolah sudah memberikan intruksi dan juga fasilitas kepada guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pembelajaran daring diera
pandemi covid 19. Kinerja kepala sekolah cukup baik dalam menangani masalah
ini meskipun ada beberapa kendala dalam penerepannya seperti jaringan internet
siswa yang tidak stabil itu dikarenakan tidak semua daerah tempat tinggal
memiliki daya jaringan yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran daring diera pandemi covid 19. Penelitian yang digunakan yaitu
penelitian kualitatatif. Pengumpulan data menggunakan tekhnik wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan kepala sekolah sudah
memberikan peran yang sangat signifikan dalam peningkatan kualitas
pembelajaran daring. Seperti memberikan fasilitas berupa komputer kepada guru
untuk membuat dan memberikan materi secara daring kepada siswa. Memberikan
fasilitas berupa wifi dan juga memberikan fasilitas berupa kuota internet kepada
siswa agar memudahkan mereka dalam mengikuti pembelajaran daring.
Kata Kunci: Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah, Peningkatan Kualitas
Pembelajaran
Page 13
ABSTRAC
Name : Sapto Pnagestu
Program Study : Madrasah Ibtidaiyah Education (PGMI)
Title : The Role of Principal Leadership to Improve the Quality
Of Online Learning During the Pandemic Covid 19
Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Jambi City
In carrying out its roles and functions, the principal has a very important
leadership role in improving the quality of learning, especially in the era of the
Covid 19 pandemic. The success and failure of schools is largely determined by
the role of the principal in leading and fostering school equipment. However,
based on the author's observations at Mi Kurnia Jambi City the principal has
carried out the leadership accordingly. The school principal has provided
instructions and facilities to the teacher in improving the quality of learning,
especially online learning in the era of the Covid 19 pandemic. just have the same
grid power. This study aims to determine the role of the principal's leadership in
improving the quality of online learning in the era of the Covid 19 pandemic. The
research used is qualitative research. Collecting data using interview techniques,
observation, and documentation. The results showed that the principal has played
a very significant role in improving the quality of online learning. Such as
providing facilities in the form of computers to teachers to create and provide
materials online to students. Providing facilities in the form of wifi and also
providing facilities in the form of internet quotas to students to make it easier for
them to take part in online learning.
Keywords: The Role of Principal Leadership, Improving The Quality of Learning
Page 14
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
NOTA DINAS 1 ........................................................................................................... ii
NOTA DINAS 2 .......................................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................. v
PENGESAHAN ........................................................................................................... v
PLAGIASI .................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii
MOTTO ...................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................................. xii
ABSTRAC ................................................................................................................. xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 7
A. Kerangka Teori................................................................................................... 7
1. Pengertian Kepemimpinan ............................................................................. 7
2. Teori Kepemimpinan ...................................................................................... 9
3. Tipe-Tipe Kepemimpinan ............................................................................ 14
4. Pengertian Kepala Madrasah ........................................................................ 15
5. Syarat-Syarat Kepala Madrasah Sebagai Pemimpin .................................... 18
6. Kepemimpinan KepalaMadrasah ................................................................. 19
7. Pembelajaran ................................................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 34
Page 15
DAFTAR ISI
A. Pendekatan dan Desain Penelitian .................................................................. 34
B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................................... 34
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 35
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 36
F. Teknik pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 37
G. Jadwal Penelitian .............................................................................................. 39
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 40
A. Temuan Umum................................................................................................. 40
1. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 40
2. Identitas Madrasah Ibtidaiyah Kurnia .......................................................... 41
3. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Kurnia .................................................. 41
4. Struktur Organisasi ....................................................................................... 42
5. Data Guru ..................................................................................................... 43
6. Data Siswa .................................................................................................... 44
7. Sarana dan Prasarana .................................................................................... 47
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .................................................................... 49
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 58
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 58
B. Saran ................................................................................................................. 59
C. Penutup ............................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 61
Lampiran 1 ............................................................................................................... 64
Lampiran 2 ............................................................................................................... 68
Lampiran 3 ............................................................................................................... 73
Lampiran 4 ............................................................................................................... 77
Lampiran 5 ............................................................................................................... 82
Lampiran 6 ............................................................................................................... 84
Lampiran 7 ............................................................................................................... 86
Page 16
DAFTAR ISI
Lampiran 8 ............................................................................................................... 86
Lampiran 9 ............................................................................................................... 87
Lampiran 10 ............................................................................................................. 89
Page 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam undang-undang Sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003
Bab I pasal 1 menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar yang
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuasaan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, ahlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
(Undang-Undang Sisdiknas, 2011:3).
Didalam islam juga membahas tentang pendidikan. Al-Qur’an sangat
menghargai ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu pengetahuan. Al-
Qur’an berkali-kali menjelaskan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan,
niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Al-Qur’an
memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan sebagaimana firman
Allah dalam QS al-Taubah: 122 disebutkan :
Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya
pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara
mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahun agama mereka dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali
agar mereka dapat menjaga dirinya (QS al-Taubah: 122).
Page 18
Kepemimpinan merupakan satu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan oleh manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan pada
hakekatnya adalah kepengikutan (followership) kemauan orang lain atau
bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan
seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan
terbentuk apabila tidak ada bawahan. Keberhasilan suatu sekolah pada
hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektifitas penampilan seorang kepala
madrasah. Yukl mengkategorikan keberhasilan kepala madrasah selalu
ditekankan pada tiga keahlian dasar yang perlu dimiliki, yaitu: keahlian
teknik, keahlian interpersonal, dan keahlian konseptual (Rohmat, 2010: 84).
Kepemimpinan bisa diartikan sebagai sebuah proses untuk
mempengaruhi orang lain agar mampu memahami serta menyetujui apa yang
harus dilakukan sekaligus bagaimana melakukannya, termasuk pula proses
memfasilitasi upaya individu atau kelompok dalam memenuhi tujuan bersama
(Gary Yukl, 2009:26).
Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai
tempat pedidikan formal bagi masyarakat.. Salah satu kekuatan yang dapat
menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan atau pun sekolah untuk
mencapai tujuannya adalah kekuatan kepala sekolah. Kepala madrasah adalah
seorang guru yang diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah atau
madrasah untuk memimpin dan mengelola sekolah atau madrasah dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan (Peraturan Menteri pendidikan
Nasional, no 28 tahun 2010). Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau
usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing
mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak
lain yang terkait, untuk bekerja/berperan serta guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Eko Djatmiko, 2006:19-30). Oleh karena itu, kepala sekolah
dituntut keaktifannya terhadap bawahan yang dapat dilihat dari tugas dan
tanggung jawabnya.
Kepala madrasah merupakan sumber semangat bagi para guru, staf
dan siswa. Oleh karena itu kepala madrasah harus selalu membangkitkan
Page 19
semangat, percaya diri terhadap para guru, staf, dan siswa sehingga mereka
menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara
bertanggungjawab ke arah tercapainya tujuan sekolah.
Dalam upaya meningkatkan mutu sekolah maka kepala madrasah
mempunyai peranan penting yaitu sebagai mana dijelaskan dalam pasal 12
ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana (E. Mulyasa, 2005:24-25).
Tugas dan peran kepala sekolah adalah meningkatkan profesionalitas
kerja guru, sebab keefektifan organisasi sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala madrasah. Berjalannya roda organisasi yang kondusif
dan nyaman tak lepas dari kemampuan kepala madrasah dalam merencanakan,
mengendalikan, menggerakkan guru dan staf dalam organisasi sekolah yang
merupakan tugas utama kepala sekolah (Musyakkir Summiati, Andi Rasyid
Pananrangi, And Burhanuddin Bahruddin, 2018:60-61). Oleh karena itu,
dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah, maka disini kepala sekolah
telah memiliki tanggung jawab untuk memajukan kualitas sekolah, seperti
meningkatkan kualitas peserta didik, dan menjadikan guru yang profesional
dalam proses belajar mengajar di kelas, dll. Dalam melaksanakan tanggung
jawab dari kepemimpinan kepala sekolah tersebut, tentunya dibutuhkan suatu
usaha agar dapat mencapai hasil yang diinginkan. Berkaitan dengan usaha
tersebut, maka kepala sekolah dituntut untuk memiliki leadership
skills,managerial skills, dan learning skills.
Kepala madrasah adalah orang yang memegang peran penting dalam
meningkatkan mutu dan kualitas suatu sekolah. Kepala madrasah yang baik
akan selalu memotivasi, mengarahkan, dan mengawasi para bawahannya agar
dapat mengerjakan tugas dan perintah yang diberikan dengan baik demi
tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung kepada kecakapan
dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala madrasah yang merupakan
Page 20
pemimpin pendidikan di sekolah. Kepala madrasah adalah seorang pejabat
yang professional dalam organisasi sekolah. Kepala madrasah bertugas
mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam
mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan
kepala madrasah pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah
dilakukan karena sesuai dengan fungsinya. Kepala madrasah memahami
kebutuhan sekolah yang dipimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya
bertumpu pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah
dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan berhasil
(Suparman, 2019:7).
Di awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan virus Covid 19 yang
berasal dari Wuhan, China. Virus Covid-19, berdampak pada dunia ekonomi,
tidak hanya itu virus ini berdampak pada pendidikan juga. Dengan munculnya
virus corona ini, kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara
normal di sekolah kini sistem pembelajaran diubah dengan pembelajaran
daring yang dilakukan dirumah. Dengan bantuan media dan alat
telekomunikasi. Dengan adanya kejadian ini, peran kepemimpinan kepala
madrasah sangat dibutuhkan untuk memimpin sekolah agar proses
pembelajaran tetap berjalan ditengah pandemi Covid 19.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan di Mi Kurnia Kota
Jambi, kepala madrasah sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya
cukup baik, seperti berkomunikasi secara terbuka dengan para guru untuk
membuat kebijakan melaksanakan pembelajaran secara daring ditengah
pandemi Covid 19, membimbing dan mengarahkan guru melaksanakan
pembelajaran secara daring, membimbing guru tentang cara mempelajari
problem yang dialami siswa dalam pembelajaran daring agar tercipta kualitas
pembelajaran yang baik dan tentunya akan menghasilkan hasil yang efektif
Keberhasilan kualitas pembelajaran peserta didik dalam proses belajar
mengajar tentunya tidak terlepas dari peran kepeimpinan kepala madrasah dan
juga tenaga pendidik. Karena dengan kualitas pembelajaran yang baik ini akan
memberikan hal postitv bagi peserta didik terutama prestasi yang ditandai
Page 21
dengan adanya lulusan yang berkualitas, sehingga dapat diterima dengan baik
oleh masyarakat sekitar. Keberhasilan dalam menerapkan kualitas
pembelajaran menandakan bahwa tujuan pembelajaran dan tujuan lembaga
pendidikan telah tercapai dan tercapainya tujuan tersebut akan meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan dan hal itu akan berpengaruh terhadap kualitas
peserta didik.
Berdasarkan paparan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui “ PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DIERA PANDEMI
COVID 19 “
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini berfokus pada “Bagaimana
Peran Kepemimpinan Kepala Mdrasah Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Diera Pandemi Covid 19 “ ?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peran kepeimpinan kepala madrasah untuk meningkatkan
pembelajaran daring diera pandemi covid 19?
2. Apa saja faktor penghambat dalam penerapan pembelajaran daring?
3. Upaya apa yang dilakukan kepala madrasah dan guru untuk
menanggulangi faktor penghambat dalam penerapan pembelajaran daring?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan
kepala madrasah di Mi Kurnia Kota Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala
madrasah di Mi Kurnia Kota Jambi
b. Sebagai wawasan bagi penulis dalam bidang pendidikan dalam kaitannya
dengan peran kepala madrasah.
Page 22
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara Praktis maupun
Teoritis:
1. Secara Teoritis
a. Dijadikan sebagai bahan kajian pertimbangan dan tindak lamjut
se.belum menentukan kebijakan yang berkenaan dengan
kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas
pemebelajaran.
b. Memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan keilmuan
khususnya dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Secara Praktis
Bagi peneliti berguna untuk menambah wawasan pengetahuan ,dan
keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan kepemimpinanyang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Page 23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk memengaruhi seseorang untuk
mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu. Untuk itu, kepemimpinan
membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk memengaruhi pihak
lain dan dalam mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam arti yang lebih luas, kepemimpinan atau leadership adalah
kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi
perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat
berlangsung tanpa harus terikat oleh aturan-aturan yang ada. Apabila
kepemimpinan dibatasi oleh tata aturan birokrasi, atau dikaitkan dengan suatu
orginisasi tertentu hal tersebut dinamakan manajemen (Nurhayati, 2012. Vol.2
:77).
Menurut Kadarusman (2012) kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga,
yaitu: (1) Self Leadership; (2) Team Leadership; dan (3) Organizational
Leadership. Self Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri
agar jangan sampai gagal menjalani hidup. Team Leadership diartikan sebagai
memimpin orang lain. Pemimpinnya dikenal dengan istilah team leader
(pemimpin kelompok) yang memahami apa yang menjadi tanggung jawab
kepemimpinannya, menyelami kondisi bawahannya, kesediaannya untuk
meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang
dipikulnya, serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya
mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi tertinggi.
Sedangkan organizational leadership dilihat dalam konteks suatu
organisasi yang dipimpin oleh organizational leader (pemimpin organisasi)
yang mampu memahami nafas bisnis perusahaan yang dipimpinnya,
membangun visi dan misi pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur
dengan tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta komitmen yang
Page 24
tinggi untuk menjadikan perusahaan yang dipimpinnya sebagai pembawa
berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional
(Media Komunikasi FIS, 2013:2)
Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan
para anggota kelompok. Jadi dasarnya kepemimpinan merupakan cara seorang
pemimpin mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja
efektif sesuai aturan bekerja. Selain kepemimpinan dari seorang pemimpin
untuk memberikan arahan kepada bawahan, hal penting lainnya adalah
motivasi yang menjadi pendorong atau yang menggerakan pegawai, supaya
dapat bekerja sama secara produktif dan mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Organisasi bukan saja mengharapkan pegawai mampu, cakap dan
terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan
untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan
pegawai tidak berarti bagi perusahaan jika mereka tidak bekerja dengan baik.
Kecanggihan peralatan yang didukung pegawai yang terampil dan berkualitas
memberi manfaat yang besar bagi organisasi sesuai tuntutan perkembangan
keadaan (Jurnal EMBA, 2015: 849-862).
Kepemimpinan seorang pemimpin dan motivasi yang diberikan oleh
pemimpin kepada bawahannya sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahan
dalam hal ini adalah pegawai. Kinerja yang baik dari bawahan dapat diperoleh
dari kedua hal tersebut dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
dan suatu hal penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di
dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan
perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup
pekerjaannya. Situasi atau kondisi kerja dari pegawai dalam menjalanan tugas-
tugas yang dibebankan kepada setiap pegawai sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya, terutama dalam menyelesaikan pekerjaan yang
Page 25
dibebankan pada mereka akan terpengaruh oleh kondisi dalam tempat mereka
melakukan pekerjaan itu.
Menurut Hoy dan Miskel, bebapa definisi kepemimpinan dari berbagai
buku adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat/watak
seseorang yang memiliki kekuatan lebih, biasanya bersifat normative,
menurut bukunya Amitai Etzioni.
b. Kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru
untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah
tujuan-tujuan dan sasaran organisasi, menurut bukunya James Lipham
c. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu
kelompok yang diorgansasi menuju kepada penentuan dan pencapaian
tujuan, menurut bukunya Ralph M. Stogdill.
d. Kepemimpinan yang terjadi didalam kelompok dua orang atau lebih, dan
pada umumnya melibatkan pemberian pengaruh terhadap tingkah laku
anggota kelompok dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
kelompok, menurut bukunya Robert J. House dan Marry L. Batz (M.
Ngalim Purwanto, 2003:26-27).
2. Teori Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain (Anterior Jurnal, 2016: 90 –
103):
a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Teori ini menyebutkan bahwa pemimpin itu dilahirkan (given) bukan
dilatih, dibentuk, disiapkan atau diasah dengan training-training yang keras.
Teori kepemimpinan sifat berkembang dan populer pertama kali di Negeri
Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan,
bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan sebutan “The
Greatma Theory”
Page 26
Peter G. Northouse menyimpulkan sifat-sifat yang melekat pada diri
seorang pemimpin yang melakukan kepemimpinan (menurut pendekatan sifat)
adalah sifat-sifat berikut:
1) Intelijensi – Pemimpin cenderung punya intelijensi dalam hal kemampuan
bicara, menafsir, dan bernalar yang lebih kuat ketimbang yang bukan
pemimpin.
2) Kepercayaan Diri – Kepercayaan diri adalah keyakinan akan kompetensi
dan keahlian yang dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan
diri.
3) Determinasi – Determinasi adalah hasrat menyelesaikan pekerjaan yang
meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung
menyetir.
4) Integritas – Integritas adalah kualitas kujujuran dan dapat dipercaya.
Integritas membuat seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk
diberi kepercayaan oleh para pengikutnya.
5) Sosiabilitas – Sosiabilitas adalah kecenderungan pemimpin untuk menjalin
hubungan yang menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan sosiabilitas
cenderung bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, dan diplomatis. Mereka
sensitif terhadap kebutuhan orang lain dan menunjukkan perhatian atas
kehidupan mereka.
b. Teori Kepemimpinan Situasi
Pendekatan ini dikembangkan oleh Paul Hersey and Kenneth H.
Blanchard tahun 1969 berdasarkan Teori Gaya Manajemen Tiga Dimensi
karya William J. Reddin tahun 1967. Pendekatan kepemimpinan Situasional
fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik. Premis
dari pendekatan ini adalah perbedaan situasi membutuhkan gaya
kepemimpinan yang berbeda.
Dari cara pandang ini, seorang pemimpin agar efektif harus mampu
menyesuaikan gaya mereka terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah.
Pendekatan kepemimpinan situasional menekankan bahwa kepemimpinan
terdiri atas dimensi arahan dan dimensi dukungan. Setiap dimensi harus
Page 27
diterapkan secara tepat dengan memperhatikan situasi yang berkembang.
Guna menentukan apa yang dibutuhkan oleh situasi khusus, pemimpin harus
mengevaluasi pekerja mereka dan menilai seberapa kompeten dan besar
komitmen pekerja atas pekerjaan yang diberikan.
c. Teori Kelompok
Gaya ini lebih menekankan pada upaya memberi tekanan seimbang,
baik pada pekerjaan ataupun hubungan antar personal. Gaya ini mendorong
derajat partisipasi dan kerja tim yang tinggi di dalam organisasi sehingga
mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja agar mereka tetap merasa terlibat
dan punya komitmen kuat dalam pekerjaannya. Kata yang dapat
menggambarkan pemimpin yang menerapkan gaya manajemen tim adalah:
menstimulir, partisipatif, penentu tindakan, pembuka isu, penjelas prioritas,
pembuat terobosan, bersikap terbuka, dan penikmat pekerjaan. Agar tujuan
kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan
seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh
Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah;
1) Directing; Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit
dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan
tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu
penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over communicating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan
pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin
memberikan aturan–aturan dan proses yang detil kepada bawahan.
Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah
dikerjakan.
Page 28
2) Coaching; Gaya ini dikenal dengan gaya Pemberitahu. Gaya pemimpin
yang selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta
mengawasi pekerjaan dari jarak dekat. Gaya Pemberitahu membantu untuk
memastikan pekerja yang baru untuk menghasilkan kinerja yang
maksimal, dan akan menyediakan fundasi solid bagi kepuasan dan
kesuksesan mereka di masa datang Pemimpin tidak hanyamemberikan
detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa
sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan
juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila
staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi
suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka
untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun
hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
3) Supporting; Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu
upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin
tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan
bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik
– teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih
dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk
berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan
keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai
peningkatan kinerja.
4) Delegating; Gaya Pendelegasi adalah gaya pemimpin yang cenderung
mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan
pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala pekerja ada pada tingkat
kesiapan tertinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif
karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk
mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya.
Dalam pembahasan lain disebutkan pula teori kepemimpinan
adalah sebagai berikut (Media Komunikasi FIS, 2013:2) :
Page 29
a. Teori Karakter
Robbins (2003) menyebutkan ada 20 telaah yang berbeda
mengidentifikasi hampir 80 karakter kepemimpinan, tetapi hanya 5 dari
karakter tersebut yang dijumpai bersama oleh 4 penyelidikan. Dinyatakan
juga bahwa pencarian untuk mengidentifikasi seperangkat karakter yang
membedakan pemimpin dan pengikut dan antara pemimpin yang efektif
dan tidak efektif, banyak yang gagal. Hal tersebut menimbulkan sikap
sedikit optimis untuk yakin menemukan karakter-karakter yang konsisten
dan unik yang berlaku secara universal pada semua pemimpin yang
efektif.
Menurut Krause (2000), pemimpin yang efektif adalah orang yang
mempersatukan semua orang dalam menghadapi tantangan,
menggabungkan ke dalam kesatuan-kesatuan yang erat, mengembangkan
strategi untuk mengatasi tantangan, dan berhasil melaksanakan strategi
tersebut Ada suatu riset yang menyatakan bahwa ambisi dan energi, hasrat
untuk memimpin, kejujuran dan integritas, percaya diri, kecerdasan, dan
pengentahuan yang relevan terhadap pekerjaan merupakan enam karakter
yang cenderung dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.
Riset lainnya menyatakan bahwa sifat pemantauan diri yang tinggi
(sangat luwes dalam menyesuaikan perilaku pada situasi yang berlainan),
mempunyai kemungkinan yang lebih besar muncul sebagai pemimpin
kelompok daripada pemantauan dirinya rendah. Secara keseluruhan
Robbins (2003) berpendapat bahwa penemuan dari riset yang ada selama
setengah abad lebih mendorong untuk diambilnya kesimpulan bahwa
beberapa karakter meningkatkan kemungkinan sukses sebagai pemimpin,
tetapi tidak satu pun karakter tersebut menjamin sukses.
b. Teori Perilaku
Perbedaan yang paling mendasar antara teori karakter dan teori
perilaku adalah terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika teori
karakter yang benar, maka pada dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir.
Page 30
Sedangkan jika teori perilaku yang benar, maka kepemimpinan bisa
diajarkan atau ditanamkan.
c. Teori Kemungkinan
Teori ini mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif
bergantung pada padanan yang sesuai antara gaya pemimpin dan sampai
sejauh mana situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada si
pemimpin. Oleh karena itu, Fiedler berupaya untuk dapat mengidentifikasi
gaya kepemimpinan yang merupakan kunci sukses seseorang untuk
memimpin. Untuk dapat mengidentifikasi gaya kepemimpinan, Fiedler
menggunakan LPC (Least Preferred Co-worker).
3. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Sangat sulit merumuskan daftar tipe pribadi secara detail yang dimiliki
oleh manajer yang sesuai dengan segala pekerjaan setiap oranisasi, serta
lingkungan kerja. Sulit pula untuk diilustrasikan suatu penjumlahan dan
masterrailis seorang manajer yang berlaku untuk segala kondisi.
G,R Terry (1960) seorang pengembang ilmu manajemen
mengemukakan tipe kepemimpinan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan Pribadi
Seorang manajer dalam melasanakan tidakannya selalu dilakukan
dengan cara kontak pribadi. Instruksi yang disampaikan secara oral ataupun
secara pribadi disampaikan oleh manajer yang bersangkutan. Tipe
kepemimpinan ini sering dianut oleh perusahaan kecil karena kompleksitas
bawahan maupun kegiatannya sangatlah kecil. Akibatnya, pelaksanaanya
selain mudah juga sangat efektif dan memang biasa dilakukan tanpa
mengalami prosedural yang berbelit.
b. Kepemimpinan Nonpribadi
Segala peraturan dan kebijakan yang berlaku pada perusahaan melalui
bawahannya atau menggunakan media nonpribadi, baik rencana, instruksi,
maupun program penyediannya. Pada tipe ini, program pendelegasaian
kekuasaan sangatlah berperan dan harus di diaplikasikan.
Page 31
c. Kepemimpinan Otoriter
Manajer yang bertipe otoriter biasanya bekerja secara
sungguhsungguh, teliti dan cermat,. Manajer bekerja menurut peraturan
kebijakan yang berlaku dengan ketat. Meskipun agak kaku dan segala
instruksinya harus dipatuhi oleh para bawahan, para bawahan tidak berhak
mengomentarinya. Karn manajer beranggapan bahwa dialah yang bertindak
sebagai pengemudi yang akan bertanggung jawab atas segala sesuatu
kompleksitas organisasi (H.B Siswanto, 2005:158)
d. Kepemimpinan Kharismatis
Hingga masa terkini, para pakar manajemen belum berhasil
menemukan sebabsebab mengapa seorang pemimpin memiliki charisma. Tipe
pemimpin seperti ini memiliki daya tarik yang sangat besar, dan karenanya
memiliki pengikut yang sangat besar. Kebanyakan pengikut menjelaskan
alasan subjektif mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini. Karena
kurangnya pemimpin kharismatis, sering dikatakan bahwa pemimpin seperti
ini diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural pwers) kekayaan, umur,
kesehatan, profil pendidikan, dan sebagainya, tidak dapat digunakan sebagai
criteria pemimpin kharismatis.
e. Kepemimpinan Laissez Faire
Maksud dari tipe ini, yaitu pemimpin yang selalu memberikan
kebebasan yang tinggi bagi bawahannya (Burhanuddin, 1994:99)
4. Pengertian Kepala Madrasah
Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau pemimpin dalam suatu
organisasi atau suatu lembaga. Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan
yang berfungsi sebagai tempat pedidikan formal bagi masyarakat. Kepala
sekolah adalah seorang guru yang diberikan tugas tambahan sebagai kepala
sekolah atau madrasah untuk memimpin dan mengelola sekolah atau
madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Kepemimpinan
kepala madrasah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf, siswa,
Page 32
orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait, untuk bekerja/berperan serta guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam upaya meningkatkan mutu sekolah maka kepala madrasah
mempunyai peranan penting yaitu sebagai mana dijelaskan dalam pasal 12
ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana.
Secara umum peranan kepala madrasah dalam melaksanakan tugasnya
adalah sebagai berikut:
a. Kepala Madrasah Sebagai Pejabat Formal
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-
orang tanpa didasarkan atas pertimbanganpertimbangan. Siapapun yang
diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta
persyaratanpersyaratan tertentu seperti; latar belakang pendidikan,
pengalaman, usia, pangkat dan integritas.
b. Kepala Madrasah Sebagai Manajer
Kepala sekolah sebagai seorang manajer, perencana, organisator,
pemimpin dan seorang pengendali sekolah yang dia pimpin. Hal itu
berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yang ada, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengendalian (controlling). Selanjutnya tentang peranan kepala sekolah
sebagai manajer pendidikan di sekolahnya masing-masing, mencakup
tujuh kegian yaitu mengadakan prediksi, melakukan inovasi, menciptakan
strategi atau kebijakan, mengadakan perencanaan, menemukan sumber-
sumber pendidikan, menyediakan fasilitas dan melakukan pengendalian.
c. Kepala Madrasah Sebagai Pemimpin
Kepemimpinan merupakan satu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif
merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi
kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain
Page 33
atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang
menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain pemimpin
tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.
Menurut Koontz (1980) kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus
mampu:
1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas
masing-masing.
2) Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan siswa
serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi
kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
d. Kepala Madrasah Sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor maksudnya adalah melakukan kegiatan
membimbing guru agar bekerja dengan benar dalam mendidik dan
mengajar siswanya. Dalam garis besarnya ada tiga macam supervisi yaitu
supervisi kelompok, supervisi individual dan supervisi klinis.
Dalam supervisi kelompok, supervisi akan membina sejumlah guru
sekaligus. Teknik supervisi pada umumnya seperti teknik penataran,
ceramah, diskusi atau pemberian pengarahan terhadap guru yang dibina.
Sedangkan supervisi individual adalah dengan menggunankan teknik
kunjungan sekolah dan sumber-sumber belajar lainnya serta pertemuan
ilmiah yang diikuti oleh seseorang guru yang di kirim ketempat atau
kepertemuan tertentu. Sementara itu supervisi klinis diberlakukan bagi
guru-guru yang sangat lemah dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
memperbaiki performanya, tidak cukup dilakukan satu atau dua kali
supervisi, melainkan dibutuhkan serentetan supervisi untuk memperbaiki
satu persatu kelemahannya.
e. Kepala Madrasah Sebagai Administrator
Pada administrasi di sekolah, kepala sekolah memiliki peran sebagai ketua
administrasi atau disebut juga sebagai administrator. Maka dalam
menangani kegiatan-kegiatan sekolah yang bersifat rutin merupakan tugas
Page 34
kepala sekolah sebagai seorang administrator. Kegiatan-kegiatan rutin
sekolah itu terdiri dari mengendalikan struktur organisasi, melaksanakan
administrasi substantif, dan melakukan evaluasi serta pengawasan.
f. Kepala Madarasah Sebagai Pendidik
Pendidik seperti diketahui adalah orang yang mendidik. Sedangkan
mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapar diartikan proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.17
Kepala sekolah sebagai seorang pendidik, ia harus mampu menanamkan,
memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai yaitu
mental, moral, fisik, dan artistik.
g. Kepala Madrasah Sebagai Staff
Disamping peranannya sebagai pejabat formal yang mempunyai
kewenangan dalam pengambilan keputusan dan memberikan intruksi atau
perintah, kepala sekolah berperan pula sebagai seorang staf. Karena
keberadaan kepala sekolah di dalam lingkungan organisasi. yang lebih luas
atau di luar sekolah berada di bawah kepemimpinan pejabat lain, baik
langsung maupun tidak langsung (subordinated), yang berperan sebagai
atasan kepala sekolah. Oleh sebab itu sebagai bawahan, seorang kepala
sekolah juga melakukan tuga-tugas sebagai staf. Artinya, seseorang yang
bertugas membantu atasan dalam proses pengelolaan organisasi yang
mengandung arti dapat memberikan saran, pendapat, pertimbangan serta
nasihat dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan, pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, pengkoordinasian kegiatan operasional
dan melakukan penilaian.
5. Syarat-Syarat Kepala Madrasah Sebagai Pemimpin
Peraturan menteri pendidikan nasional (PERMENDIKNAS) no. 13
tahun 2007 tentang standar kepala sekolah menjelaskan bahwa kepala
madrasah harus memiliki dimensi kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi dan social (Undang-undang SISDIKNAS, 2011:21)
Page 35
Pendapat dari Wahyu Sumidjo mengatakan bahwa syarat untuk
menjadi pemimpin kepala madrasah adalah sebagai berikut:
a. Kepala madrasah atau pemimpin seharusnya mempunyai kemampuan
yang lebih tinggi daripada orang-orang yang dipimpinnya, terutama dalam
melaksanakan kepemimpinan dibidang pendidikan.
b. Kepala madrasah harus mempunyai kesiapan dan pembinaan yang mantap
(Wahyu Sumidjo, 1985:81)
Syarat teknis lainnya yang dibutuhkan oleh seorang kepala madrasah
untuk menjadi pemimpin adalah:
a. Memiliki kecerdasan dan intelegensi yang cukup baik.
b. Memiliki harga diri, percaya diri dan keterlibatan dengan dunia
pendidikan.
c. Cakap bergaul dan ramah tamah.
d. Kreatif penuh inisiatif dan memiliki hasrat untuk maju dan berkembang
atas usaha sendiri.
e. Memiliki keahlian dan keterampilan dibidangnya termasuk keahlian
mengkomunikasikannya kepada anak didik.
f. Suka menolong memberi petunjuk akan tetapi dapat pula menghukum
secara tegas dan bijaksana.
g. Memiliki keseimbangan emosional dan kesetiaan yang tiinggi.
h. Berani mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
i. Memiliki kemampuan mengorganisasikan dengan pengaruh dan
berwibawa tinggi.
j. Jujur, rendah hati, sederhana, dapat dipercaya, disiplin, bijaksana dan
selalu berlaku adil.
k. Berpengetahuan dan berpandangan luas serta memiliki jasmani dan rohani
yang sehat (Dirjen Dikdasmen, 1997:166-167)
6. Kepemimpinan Kepala Madrasah
Menurut Syafaruddin, kepemimpinan pendidikan adalah proses
mempengaruhi semua personil yang mendukung pelaksanaan aktivitas belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan disekolah. Peran
Page 36
kepemimpinan lembaga pendidikan dilaksanakan oleh rektor, direktur, kepala
sekolah/ madrasah, dan pimpinan pesantren (Syarifuddin, 2002:56)
Diharapkan dengan adanya kepemimpinan dalam pendidikan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
a. Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan Kepala Madrasah
Kepala madrasah sebagai pemimpin dituntut memiliki berbagai hal seperti
ciri-ciri kepemimpinan oleh (Murniati, 2008: 123) yaitu:
1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Imajinasi yang kuat.
3) Emosi yang stabil.
4) Mampu hidup dalam menghadapi kegagalan.
5) Berpikir terbuka.
6) Rendah hati (bukan berarti rendah diri).
7) Mempunyai pemikiran yang sabar dan tekun.
8) Disiplin.
9) Memperhitungkan efektivitas dan efisiensi.
10) Mamiliki rasa humor dan berjiwa seni.
b. Pentingnya Kepemimpinan Kepala Madrasah
Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala madrasah
dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara
efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini,
perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan
menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap
para guru, baik secara individu maupun sebagai kelompok. Perilaku
instrumental kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan
secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru,
sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang
positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga
sekolah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan
sekolah.
Page 37
Kepemimpinan kepala madrasah yang efektif antara lain dapat dianalisis
dalam kriteria sebagai berikut ini:
1) Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta
seluruh warga sekolah lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran
yang berkualitas, lancar, dan produktif.
2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat
sasaran.
3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka
mewujudkan visi dan misi sekolah serta tujuan pendidikan.
4) Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan pendidik dan tenaga kependidikan disekolah.
5) Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim dan manajemen sekolah.
6) Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif,
dan akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Indikator Kepemimpinan kepala madrasah efektif
Kepala madrasah yang efektif sedikitnya harus mengetahui, menyadari,
dan memahami tiga hal:
1) mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan disekolah.
2) apa yang harus dilakukan untuk meningkakan mutu dan produktivitas
sekolah.
3) bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi
yang tinggi.
Terdapat indikator-indikator kepemimpinan kepala madrasah yang efektif
sebagai berikut:
1) Menerapkan pendekatan kepemimpinan partisiptif teruama dalam
proses pengambilan keputusan.
2) Memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis, lugas, dan terbuka.
3) Menyiapkan waktu untuk berkomunikasi secara terbuka dengan para
guru, peserta didik, dan warga sekolah lainnya.
Page 38
4) Menekankan kepada guru dan seluruh warga sekolah untuk memenuhi
norma-norma pembelajaran dengan disiplin yang tinggi.
5) Memantau kemajuan belajar peserta didik melalui guru sesering
mungkin berdasarkan data prestasi belajar.
6) Menyelenggarakan pertemuan secara aktif, berkala dan
berkesinambungan dengan komite sekolah, guru, dan warga sekolah
lainnya mengenai topik-topik yang memerlukan perhatian.
7) Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah
masalah kerja, dan bersedia memberikan bantua secara proporsional
dan profesional.
8) Mengalokasikan dana yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan
program pembelajaran sesuai prioritas dan peruntukannya.
9) Melakukan berbagai kunjunga kelas untuk mengamati kegiatan
pembelajaran secara langsung.
d. Peranan Pemimpin dalam Pendidikan
Menurut Sallis, ada beberapa peranan utama pemimpin pendidikan
dalam mengembangkan mutu, yaitu:
1) Memiliki visi yang jelas mengenai mutu terpadu bagi organisasinya.
2) Memiliki komitmen yang jelas terhadap perbaikan mutu.
3) Mengkomunikasikan pesan mutu.
4) Menjamin bahwa kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan dan
pekerjaan organisasi.
5) Menjamin tersedia nya saluran yang cukup untuk menampung
suarasuara pelanggan.
6) Memimpin peranan staf.
7) Bersikap hati-hati untuk tidak menyalahkan orang lain ketika masalah
muncul tanpa melihat bukti karena banyak problema muncul dari
kebijakan lembaga dan bukan dari kesalahan staf.
8) Mengarahkan inovasi dalam organisasi.
9) Memiliki sikap teguh untuk mengeluarkan penyimpangan dari budaya
organisasi.
Page 39
Dari ketiga sembilan poin diatas diharapakn seorang pemimpin dapat
menjalankannya dengan baik agar tercipta mutu pendidikan yang baik pula.
e. Peranan Kepala Madrasah sebagai Pemimpin Pendidikan
Pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh kepala madrasah
merupakan faktor yang mempengaruhi kepemimpinanya. Disamping itu
pendegelasian tanggung jawab supervisi kepadanya, kesadaran terhadap
fungsinya sebagai pemimpin pendidikan serta waktu yang dapat dipakai oleh
kepala sekolah untuk menjalankan fungsi supervisi, adalah merupakan faktor-
faktor yang sangat mempengaruhi kesempatan kepala madrasah untuk
mengembangkan kepemimpinannya.
Orang yang memegang jabatan kepala madrasah adalah pemimpin
pendidikan. Penelitian Blumberg dan Greefield (1980) dalam Arifin
(2008:10) menemukan bahwa karakteristik kepala sekolah yang efektik
terklasifikasi dalam delapan tipologi yaitu kepala sekolah: organisator (the
organizer), pengakrobat berdasar nilai (the value based), penolong sejati
(the authentic helper), perantara (the broker), humanis (the humanist),
katalis (the catalyst), rasionalis (the rasionalist), dan politikus (the
polotication).
Kepala madrasah bekerja bukan hanya mengembangkan namun sebagai
pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus mampu menggunakan proses-
proses demokrasiatas dasar kualitas sumbangannya (Soetopo, 2010:68).
Dengan demikian maka kepala sekolah bertindak sebagai konsultan bagi
guru-guru yang dapat membantu memecahkan masalah mereka.
7. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran sangat erat dikaitkan dengan proses belajar. Belajar
adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola baru yang
berupa kecakapan sikap kebiasaan (Ngalim Purwanto, 1996: 85). Belajar pada
hakikatnya merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan yang terjadi pada
individu sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman interaksi
dengan lingkungannya (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007:329).
Page 40
Belajar dalam pengertian yang lain yaitu suatu upaya untuk menguasai sesuatu
yang baru. Konsep ini mengandung dua hal: pertama; usaha untuk menguasai,
Hal ini bermakna menguasai sesuatu dalam belajar, kedua; sesuatu yang baru
dalam hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar (Prayitno, 2009: 201).
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat
belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran ( Oemar Hamalik, 2002:
56).Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.
Kegiatan pembelajaran akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan
dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses
belajar bersifat individual dan konstektual. Artinya proses belajar terjadi
dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya
(Abdul Majid, 2014:15).
Pembelajaran menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang apa
yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi, tentang apa yang
dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati
serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa. Untuk itu pembelajaran
efektif sangat diperlukan agar tercapai pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Pembelajaran efektif adalah proses belajar mengajar yang
bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana
proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik,
kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan
perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (Esti
Wuryani Djiwandono, 2002: 226-227).
Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap
demokratis bagi siswa. pembelajaran efektif juga dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa
untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan
memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara
Page 41
belajarnya sendiri. Di dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran
yang efektif maka perlu dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang
diinginkan tercapai yaitu dengan cara belajar efektif. Untuk meningkatkan
cara belajar yang efektif perlu adanya bimbingan dari guru.
Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana
memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat
penting untuk mengetahui ciri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif
dapat diketahui dengan ciri sebagai berikut:
1) Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental
ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya,
kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari
pelajaran, membuat peta dan lainlain.
2) Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan
kelas menjadi hidup.
3) Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi
seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4) Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan
yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa,
memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai
pendapat orang lain.
5) Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6) Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk
mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar
pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak
menggantungkan pada diri orang lain.
7) Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul,
mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai
perbaikan.
Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi
yang strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti
Page 42
proses pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang baik,
hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan
kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan,
keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi eksternal
yaitu kondisi yang ada di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah,
penerangan serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar
yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya ruang
belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi
belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana
yang diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap. Keberhasilan dalam
proses pembelajaran di kelas memang tidak semata tergantung guru, tetapi
melibatkan banyak faktor, diantaranya keaktifan siswa, tersedianya fasilitas
belajar, kenyamanan dan keamanan ruangan kelas dan beberapa faktor
lainnya, kendati memang keberadaan guru merupakan faktor penentu dalam
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif. Dalam mewujudkan kondisi
pembelajaran yang efektif, maka perlu dilakukan langkahlangkah berikut ini:
1) Melibatkan Siswa secara Aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau
belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam
beberapa hal, antara lain : Aktivitas visual, seperti membaca, menulis,
melakukan eksprimen, Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab,
Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan pengarahan guru, Aktivitas gerak, seperti melakukan
praktek di tempat praktek dan Aktivitas menulis, seperti mengarang,
membuat surat, membuat karya tulis dsb.
2) Menarik minat dan perhatian Siswa
Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.
Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat
seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa
Page 43
dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan
siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan
siswa merupakan pembelajaran yang diminati.
3) Membangkitkan Motivasi Siswa
Motivasi adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang
dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah
suatu proses untuk menggiatkan motifmotif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru
adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar.
4) Memberikan pelayanan individu Siswa
Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah
kurangnya pemahaman guru tentang perbedaan individu antar siswa. Guru
sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa dalam suatu kelas
dapat menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan indiviadual mereka
dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Disinilah sebenarnya perlunya
keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat
diserap oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini
pulalah perlu adanya pelayanan individu siswa.
5) Menyiapkan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran
Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru
ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri
siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu
akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila
siswa merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya.
Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai (Milan Rianto, 2007: 1). Untuk meningkatkan cara belajar
yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran dapat
berjalan dengan optimal dan seefektif mungkin.
Page 44
Mengajar adalah membimbing siswa agar mereka mengalami proses
belajar. Dalam belajar para siswa menghendaki hasil belajar yang efektif:
Demi tuntutan tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang
efektif pula. Mengajar efektif adalah mengajar yang dapat membawa
belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus
mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang dimaksudkan
hanya dapat tejadi apabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip
mengajar, diantaranya sebagai berikut:
a) Konteks
Situasi problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya
dinyatakan dalam kerangka konteks yang dianggap penting dan memaksa
bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi peserta yang aktif, justru karena
tujuan itu sendiri.
b) Proses
Proses pembelajaran perlu diorganisasikan dengan bahan be1ajar.
Di samping itu pembelajaran yang penuh makna dan dektit harus
diorganisasikan di sekitar suatu fokus. Pengajaran akan berhasil dengan
menggunakan fokalisasi, sehingga mutu pembelajaran lebih meningkat.
c) Sosialisasi
Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sarna dalarn kerja
kelornpok, diskusi dan sebagainya. Mereka bertanggung jawab bersama
dalam proses pepemecahan masalah.
d) Individualisasi
Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru memperhatikan taraf
kesanggupan siswa dan merangsangnya untuk menentukan bagi dirinya
sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya.
e) Urutan
Belajar sebagai gejala tersendiri dan pada mengorganisasikannya
dengan tetap berdasarkan prinsip konteks, fokalisasi, sosialisasi, dan
individualisasi. Namun demikian, guru juga harus mempertimbangkan
Page 45
efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara tepat menurut
waktu atau urutannya.
f) Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar
siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses
belajar itu.
b. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan
jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran daring
adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet
(Kuntarto, E. (2017). Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring
memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau
telepon adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan
untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Ali Sadikin, 2020,
Vol, 6 : 216)
Pembelajaran daring merupakan salah satu cara menanggulangi
masalah pendidikan tentang penyelenggaraan pembelajaran. Definisi
pembelajaran Daring adalah metode belajar yang menggunakan model
interaktif berbasis Internet dan Learning Manajemen System (LMS). Seperti
menggunakan Zoom, Geogle Meet, Geogle Drive, dansebagainya. Kegiatan
daring diantaranya Webinar, kelas online, seluruh kegiatan dilakukan
menggunakan jaringan internet dan komputer Hasibuan, Simarmata, dan
Sudirman, 2019 dalam (Andasia Malyana, Vol, 2 :71).
Page 46
c. Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan
layanan Google Classroom, Edmodo, dan Whatsap.
Dibawah ini beberapa aplikasi yang bisa digunakan sebagai media
pembelajaran jarak jauh:
1. Google Classroom
Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan
terciptanya ruang kelas di dunia maya. Selain itu, google classroom bisa
menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan menilai tugas-tugas yang
dikumpulkan (Herman dalam Hammi, 2017). Dengan demikian, aplikasi ini
dapat membantu memudahkan Dosen dan Mahasiswa dalam melaksanakan
proses belajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena baik
Mahasiswa maupun Dosen dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan
tugas, menilai tugas di rumah atau dimanapun tanpa terikat batas waktu atau
jam pelajaran (Nirfayanti, Vol, 2 : 51)
Google classroom sesungguhnya dirancang untuk mempermudah
interaksi Dosen dan Mahasiswa dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan
kesempatan kepada para Dosen untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan yang
dimilikinya kepada Mahasiswa. Dosen memliki keleluasaan waktu untuk
membagikan kajian keilmuan dan memberikan tugas mandiri kepada
Mahasiswa selain itu, Dosen juga dapat membuka ruang diskusi bagi para
Mahasiswa secara online. Namun demikian, terdapat syarat mutlak dalam
mengaplikasikan google classroom yaitu membutuhkan akses internet yang
mumpuni.
2. Edmodo
Menurut Gatot (2013 : 3) Edmodo adalah platform media sosial yang
sering digambarkan seperti Facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih
banyak lagi sesuai kebutuhan. Edmodo merupakan media yang menarik bagi
guru dan peserta didik dengan elemen sosial yang menyerupaiFacebook.
Seorang guru dapat dengan mudah mengelola sebuah sistem yang
Page 47
menyediakan fitur terbaik dan praktis, sehingga guru selalu terhubung dengan
peserta didik dan mengatur aktivitas peserta didik dengan mudah. Kegiatan
pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan fitur yang tersedia pada
media Edmodo yakni content sharing atau berbagi materi pelajaran,
penugasan, kuis, polling serta memungkinkan adanya kegiatan diskusi pada
fitur komentar (Putri Rahmawati Santhy, Vol, 11 :112)
3. Whatssap
Aplikasi WhatsApp ini merupakan satu aplikasi pesanan ringkas
berasaskan internet yang diperkenalkan pada 24 Februari tahun 2009 oleh dua
orang bekas pekerja Yahoo Inc. yaitu Brian Acton dan Jan Koum. Acton dan
Koum telah membangunkan aplikasi karena menyadari bahwa aplikasi
WhatsApp merupakan aplikasi yang mampu untuk menjadi medium manusia
masa kini berkomunikasi dan berinteraksi selain sebagai medium
menyebarkan maklumat (Afnibar, Vol 11:75)
Whatsapp sebagai salah satu media sosial saat ini banyak yang
menggunakan untuk kepentingan bersosialisasi maupun sebagai penyampaian
pesan baik oleh individu maupun kelompok (Peneliti Madya Balai Pengkajian
dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika, Vol 6 :2). Dalam proses
pembelajaran, whatssap digunakan untuk memberi informasi berupa file untuk
dikerjakan oleh peserta didik.
d. Kelebihan Pembelajaran Daring
1. Waktu dan tempat lebih efektiv
2. Siswa tidak bergantung pada guru, tapi bisa belajar melalui internet.
3. Otomatis siswa bisa menguasasi dunia teknologi yang terus mengalami
perkembangan.
4. Menumbuhkan keasadaran bahwa gadget tidak hanya bisa digunakan
untuk bermain game tetapi bisa untuk belajar.
e. Kekurangan Pembelajaran Daring
1. Sulit mengontrol siswa yang serius mengikuti pelajaran dan yang
tidak.
2. Tidak semua siswa mempunyai gadget.
Page 48
3. Faktor jaringan internet.
f. Faktor Penghambat Pembelajaran Daring
Faktor penghambat dari pembelajaran daring ialah guru tidak bisa
menjelaskan secara maksimal karna perubahan cara dan sistem pembelajaran.
Butuh waktu untuk beradaptasi bagi guru, orang tua maupun peserta didik.
Guru, orang tua dan peserta didik sendiri, terbasa dengan budaya interaksi
secara langsung seperti bercanda dengan teman dan melakukan metode
pembelajaran yang bervariasi, maka peserta didik harus beradaptasi dan
menerima perubahan baru yang secara langsung akan berpengaruh terhadap
kemampuan dan daya serap peserta didik Purwanto, 2020 dalam (Rahmawati,
Rosita Novi, Vol 1 : 145).
B. Study Relevan
Sepanjang yang peneliti ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian
sebelumnya yang mengangkat tema menyerupai tentang isi dalam penelitian
ini, yaitu:
Skripsi yang ditulis oleh Nadia Nabilla Rosya tahun 2018. Program
studi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru”. Perbedaan hasil penelitian ini denga penelitian beliau adalah
penelitian saya membahas tentang peran bagaimana seorang kepala
meningkatkan kualitas pembelajaran diera pandemi covid 19 dan hal-hal apa
saja yang sudah dilakukan kepala sekolah untuk meningkatk mutu kualitas
pembelajaran. Sedangkan penelitian beliau membahas tentang bagaimana
peran seorang kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru.
Skripsi yang ditulis Tri Novita Sari tahun 2018 Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Iain Salatiga “Peran Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Mningkatkn Kualitas Pendidikan”. Hasil penelitiannya
adalah membahas apa saja peran yang sudah dilakukan kepala sekolah untuk
meningktkan kualitas pendidikan dan program-program apa saja yang sudah
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sedangkan penelitian penulis membahas tentang peran bagaimana seorang
Page 49
kepala meningkatkan kualitas pembelajaran diera pandemi covid 19 dan hal-
hal apa saja yang sudah dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu
kualitas pembelajaran.
Skripsi yang ditulis oleh Esca Yulianti tahun 2020. Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Pendidikan Karakter”. Hasil penelitiannya adalah membahas
tentang peran apa yang sudah dilakukan kepala sekolah dalam membuat siswa
mempunyai integritas dan karakter yang kuat dalam dunia pendidikan.
Sedangkan penelitian penulis membahas tentang peran bagaimana seorang
kepala meningkatkan kualitas pembelajaran diera pandemi covid 19 dan hal-
hal apa saja yang sudah dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu
kualitas pembelajaran.
Page 50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Menurut jenisnya, penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu suatu
penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai
suatuunit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang
terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit social tersebut. Atau
dengan kata lain penelitian ini bertujuan mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu social individu,
kelompok, lembaga, dan masyarakat.
Menurut jenisnya, penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu suatu
penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai suatu
unit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang
terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit social tersebut. Atau
dengan kata lain penelitian ini bertujuan mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu social individu,
kelompok, lembaga, dan masyarakat.
B. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kepal madrasah Mi Kurnia Kota Jambi.
Alasan mendasar yang mendasari penelitian ini karena peneliti ingin
mengetahui peran apa yang sudah dilakukan oleh kepala madrasah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di era pandemi covid19.
1. Setting Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian proposal ini adalah sekolah
Mi Kurnia Kota Jambi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ditujukan kepada Kepala Madrasah dan para
Guru MI Kurnia Kota Jambi.
Page 51
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung selama proses
penelitian dari sumbernya. Data primer yang diperoleh adalah:
1) Hasil wawancara dengan kepala madrasah tentang penerapan
pembelajaran daring di MI Kurnia Kota Jambi.
2) Hasl wawancara dengan para guru tentang peningkatan kualitas
pembelajaran di era pandemi covid 19.
b. Data Skunder
1) Sejarah dan geografis MI Kurnia Kota Jambi.
2) Visi dan Misi MI Kurnia Kota Jambi.
3) Sarana dan Prasarana yang mendukung penerapan pembelajaran
online.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek data dari mana data ini
diperoleh. Sumber data yaitu kata-kata berupa tindakan, yang didapat melalui
wawancara, sumber data peristiwa yang didapat melalui obervasi, dan sumber
data dari dokumen yang didapat dari instansi terkait. Menurut Lofland dan
Lofland sumber data utama dalam penlitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen danlain-lain (Lexi J.
Muleong, 2009: 157).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Langkah-
langkah pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu:
1) Observasi
Obervasi adalah teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
aktivitas yang terjadi selama penelitian berlangsung. Observasi adalah metode
dasar dalammemperoleh data penelitian kualitatif. Observasi dalam hal ini
Page 52
lebih umum, dibandingkan dengan observasi terstruktur dan tersitematis
sebagaimana yang digunakan pada penelitian kuantitatif. Tujuan dari
penelitian kualitatif adalah memahami perilaku subyek secara apa adanya.
Observasi (pengamatan) menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Sugiyono
“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pembagian proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan (Sugiyono, 2011: 145)
2) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara
digunakan sebagai apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2009: 317).
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, 50gambar hidup, sketsa dan
lain-lain.
E. Teknik Analisis Data
Suatu langkah yang penting setelah pengumpulan data adalah analisis
data, sebab dengan analisis data akan mendapatkan gambaran yang jelas
dengan keadaan objek dan hasil studi. Cara analisis data yang dikemukakan
adalah mengartikan hasil obserasi, wawancara, yang diperoleh dalam
penelitian, dan dokumentasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian.
Adapun langkah-langkah yang diterapkan peneliti dalam menganalisis
data yaitu reduksi data, paparan atau penyajian data dan penarikan kesimpulan
yang dilakukan selama dan sesudah penelitian.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pembinaan, pemusatan, perhatian,
pentransformasian data kasar di lapangan. Mereduksi data berarti merangkum,
Page 53
memilih hal-hal yang focus, penting dalam penelitian,dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti pengumpulan data selanjutnya. Proses ini berlangsung
dari awal hingga akhir penelitian dilaksanakan. Fungsinya untk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi sehingga interprestasi bila ditarik yang disesuaikan dengan
data-data relevan atau data yang cocok dengan tujuan pengambilan data di
lapangan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan, yang
disajikan antara lain dalam bentuk teks naratif, matrik, jaringan, dan bagan.
Tujuannya untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan bagian ketiga dari kegiatan analisis data.
Kegiatan ini terutama dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap hasil
analisis, menjelaskan pola urutan, dan mencari hubungan 52 diantara dimensi-
dimensi yang diuraikan46. Jadi walaupun data disajikan dalam bahasa yang
dapat dipahami, hal itu tidak berarti analisis data telah berakhir melainkan
masih harus ditarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dituangkan dalam
bentk pernyataan singkat sebagai temuan penelitian berdasarkan data yang
telah dikumpulkan supaya mudah dipahami maknanya.
F. Teknik pemeriksaan Keabsahan Data
Uji keabsahan dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan realibitas. Dalam penelitian ini, peneliti mengecek keabsahan
data menggunakan teknik:
1. Perpanjangan Pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih di anggap
orang asing, ,masih di curigai, ,sehingga informasi yang di berikan belum
lengkap, tidak mendalam,dan mungkin masih ada yang di rahasiakan. Dengan
Page 54
perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang
telah di berikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak.
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data
penelitian ini, sebaiknya di fokuskan pada pengujian terhadap data yang telah
di peroleh, apakah data yang di peroleh itu setelah dicek kembali kelapangan
benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan
data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan
dapat diakhiri.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti dan sistematis.
3. Triangulasi
Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multi metode yang
dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan data dan menganalisis data. Ide
dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik
sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut
pandang. Dijelaskan oleh Deni Adriana bahwa peneliti menggunakan
triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam
pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
terhadap objek penelitian.
Page 55
G. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tanggal dan Bulan
November
7
0 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
8 9 1
1 Observasi
2 Pengajuan Judul
3 Pembuatan
Proposal
2 Revisi pertama
3 Revisi kedua
Page 56
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidiyah Kurnia Kota Jambi yang
beralamat di Jl. Asparagus IV RT. 04 Kelurahan Beliung, Kecamatan Kota
Baru Jambi.
Masjid Kurnia yang ada sekarang dibangun atas swadaya masyarakat
pada awal krisis moniter (Krismon) pada tahun 1977. Keberhasilan masyarakat
membangun sebuah tempat ibadah berupa Masjid yang cukup megah tersebut
dalam masa yang relatif singkat yaitu dalam waktu 4 (empat) tahun telah
berhasil membangun Masjid seperti keadaan sekarang ini. Keberhasilan
masyarakat tersebut makin terbukti dengan dibangunnya sarana pendidikan
agama yaitu Madrasah Kurnia pada tahun 2003. Keberhasilan masyarakat
membangun Masjid dan Madrasah Kurnia tersebut hanya dalam waktu 11
(sebelas) tahun.
Madrasah Ibtidaiyah Kurnia mulai dicetuskan pada tahun 2014,
sebelumnya gedung Madrasah Kurnia ini sudah digunakan untuk kegiatan
Madrasah Diniyah Kurnia pada sore harinya, karena antusias masyarakat
sekitar Masjid Kurnia dan Madrasah Kurnia tinggi akan pendidikan agama,
maka sebagian guru Madrasah Diniyah Kurnia mengusulkan untuk membuat
Madrasah Ibtidaiyah Kurnia yang kegiatannya pada sore hari. Setelah rapat
majlis guru dan pengurus Masjid Kurnia yang dilaksanakan pada tanggal 18
juni 2014 digedung Madrasah Kurnia, maka dibentuklah pengurusan struktur
di Madrasah Ibtidaiyah Kurnia sebagai berikut:
Sekretaris :Ahmad Fikri, S. Pd. I
Bendahara :Ayeb Rojali
Wali Kelas1 :Sri Rahayu, S. Pd. I
Majlis Guru :Muhammad Fauzan, S. Pd. I
:Ulfah, S. H. I
Page 57
:Muhammad Raihan, S. Sy
Ditahun ajaran pertama 2014/2015 Madrasah Ibtidaiyah Kurnia
mendapatkan 6 orang siswa yang terdiri dari 2 orang siswa perempuan dan 4
orang siswa laki-laki. Dan sampai hari ini perkembangan di Madrasah
Ibtidaiyah Kurnia selalu meningkat disetiap tahun ajaran baru.
2. Identitas Madrasah Ibtidaiyah Kurnia
Nama Madrasah : MI Kurnia Kota Jambi
Alamat Madrasah : Jl. Asparagus IV RT. 04 Kelurahan
Beliung, Kecamatan Kota Baru Jambi
Kelurahan : Beliung
Kecamatan : Kota Baru
Kota : Jambi
Provinsi : Jambi
Status Kepemilikan : Yayasan Pendidikan
Tahun Berdiri 2014
Status Sekolah : Swasta
Jenjang Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah
Waktu Belajar : Pagi Hari
Status Bangunan : Milik Sendiri
3. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Kurnia
a. Visi
Membentuk generasi muslim yang memiliki karakter keislaman,
berilmu, dan beramal sholeh, berakhlakul-karimah, terampil, kreatif,
mandiri, bertanggung jawab, serta cinta tanah air dan menjalankan faham
aswaja.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang
mengedepankan peningkatan kualitas guru dan siswa dalam
bidang IPTEK dan IMTAQ.
Page 58
2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlakul karimah
yang sesuai dengan ajaran islam daam kehidupan sehari-hari.
3) Membina dan mengembangkan potensi kompetitif siswa sehingga
mampu terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman,
inovatif dan mandiri, dalam bidang sosial keagamaan, budaya,
berbangsa, dan bernegara.
4) Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan bertanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan
keluarga, madrasah, maupun masyarakat.
5) Menerapkan manajemen berbasis madrasah.
4. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH IBTIDAYAH
KURNIA PERIODE 2019 – 2023
Page 59
5. Data Guru
NAMA NAMA MAJLIS GURU MADRASAH IBTIDAIYAH KURNIA
TAHUN 2020/2023:
NO NAMA NIP GOL PENDIDIKAN
TERKAHIR KET
1. H.Muhammad.Fauzan,S.
Pd.I
SI Kepala sekolah
2. Fani Khairunnisa,S.Pd SI Guru kelas
3. Rizki Fitri Astuti S.Pd SI Guru kelas
4. Sus Yanti,S.Pd SI Guru kelas
5. Sri Rahayu,S.Pd.I SI Guru kelas
6. Desi Maya Sari, S.Pd SI Guru kelas
7. Ayuna Marianti, S.Pd Guru Kelas
8. H.Ahmad Fikri,M.Pd S2 Guru maple
9. Kemas Muhammad
Firdaus , S.Pd.I
- - SI Guru maple
10. Ali Manda, S.Pd - - SI Guru maple
11. Ulfah, S.H.I - - SI Guru maple
12. Haris,S.Pd.I SI Guru maple
13. Akbar Kurniallah, S.Pd - - SI Guru maple
Daftar nama guru wali kelas
NO KELAS NAMA
1 I Fani Khairunnisa,S.Pd
2 II Rizki Fitri Astuti,S.Pd
3 III Sus Yanti,S.Pd
4 IV Sri Rahayu,S.Pd.I
5 V Desi Maya Sari, S.Pd
6 VI Ayuna Marianti, S.Pd
Page 60
6. Data Siswa
No. Nama Kelas
1 Abizar 1
2 Afidenaya Siregar 1
3 Anindya Annisa Mughnie 1
4 Annisa Hana Shidqiyah 1
5 Arjuna Gus Bilal Ghony 1
6 Keysha Ramadhani 1
7 Khansa Nabihah Yudha 1
8 Liyana Zairah 1
9 Muhammad Al Fairo Ramadan 1
10 Muhammad Fathir As-Sabiel 1
11 Muhammad Nur Ahsan 1
12 Muhammad Shiddiq Azzhahir 1
13 Naurah Aaqilah Khairunnisaa 1
14 Nurul Fatihatul 1
15 Samsul Arifin 1
16 Sayyida Fatimah Suci Az Zahra Rizal 1
17 Syafira Nur Anzaina 1
18 Widya Agatha Syafina 1
19 Yumna Rizqillah Wibowo 1
20 Alysha Syadillah 2
21 Abdul Hanan 2
22 Afelya Nayla Ferrisa 2
23 Dheya Nayla Putri 2
24 Faiza Zahwatul Ilmi 2
25 Fathan Al Maisar 2
26 Fauzi Ibni Fahmi 2
27 Hanindya Zafira 2
28 Jasmin Raisha Kamila 2
Page 61
29 Jodi Afrilio 2
30 M Afif Faizul Arham 2
31 M.Firmansyah 2
32 M.Sani Ramadhan 2
33 Marisa Aqila 2
34 Merzyla Antika 2
35 Mozza Thalitha Idori 2
36 Nayza Vrisca Wanata 2
37 Nizam Al Fikri 2
38 Putri Alya Safiqa 2
39 Rangga Maulana. P 2
40 Zahira Afifah 2
41 Zetira Queenza 2
42 Afiq Jazlan Harahap 3
43 Alya Diva Nirmala 3
44 Angger 3
45 Annisa Riyana 3
46 Defris Iskandar 3
47 Giras Bana Bagaskoro 3
48 Jagad Mulia Kurniawan 3
49 Kayla Fanyla 3
50 Khansa Nadhif Syatria 3
51 Khotimah Olivia . S 3
52 M.Arkan Putra 3
53 M.Ikram 3
54 M.Rizki 3
55 M.Subhan Al-Zikri 3
56 M.Syahiran Syahram 3
57 Muhammad Rasya 3
58 Natasya Putri Sania 3
Page 62
59 Nayla Nahwa Ramadhani 3
60 Nur Alya Gus Riani 3
61 Nur Mahadi 3
62 Pelysia Jasmin 3
63 Putri Ariyani 3
64 Raditya 3
65 Reski Anan 3
66 Saifuddin Ghozali 3
67 Salwa Putri 3
68 Suci. R Siregar 3
69 Urzuana Zahra Aulia 3
70 Vivi Nur Azizah 3
71 Riko Aditya 4
72 Ade Kurniawan 4
73 Aisyah Dwi Rahma 4
74 Alemir 4
75 Ja’far Sulton . K 4
76 M Ilham 4
77 Noval Ibnu Rahim 4
78 Raditia Khadafi 4
79 Rafa Ar Rozak Amril 4
80 Rafiq Zabran 4
81 Raka Aditya P W 4
82 Rini Khairunnisa 4
83 Roby Gading Ariansyah 4
84 Sahila Aisyah Rafa 4
85 Tiara Azkia 4
86 Zahratun Subha 4
87 Bagas Bagus Maullanah 5
88 Clarenza Evelyn 5
Page 63
89 Dara Puspita Beby . A 5
90 Fathi Aulia Yudha 5
91 M. Daffa Al Hayyu 5
92 M.Faruq Al Kahfi 5
93 M.Teguh Pratama 5
94 Muhammad Revaldi 5
95 Mutiara Azahara 5
96 Nayla Thalita Azri 5
97 Neyla Afifatunisa 5
98 Rasyid Khairunnas 5
99 Revan Pratama 5
100 Sakinah Tri Mawarni 5
101 Zahra Aulia Sabrina 5
102 Aura Kasih Marcela 6
103 Lisya Puspita 6
104 M. Afif Fadilah 6
105 M. Jezen Jeki Purnawan 6
106 M. Rafli Tri Fadli Syakur 6
107 Rido Wibowo 6
108 Syahdina Ulfah 6
7. Sarana dan Prasarana
Keadaan Sarana dan Prasarana
No Sarana Jumlah Keadaan
1 Ruang Kantor 1 Baik
2 Ruang Belajar 6 Baik
3 Toilet 4 Baik
4 Ruang Perpustakaan 1 Baik
5 Ruang UKS 1 Baik
6 Meja dan Kursi 116 Baik
Page 64
a. Ruang Guru dan Kepala Madrasah
Ruang guru digunakan sebagai tempat kerja para guru, tempat istirahat
seusai mengajar, tempat rapat guru, dan lain sebagainya. Ruang guru menjadi
satu dengan ruang kepala madrasah karena supaya memudahkan berinteraksi
antara guru dan juga kepala sekolah. Kondisi ruang tersebut cukup baik. Posisi
ruangan ini berada di sebelah ujung Selatan.
b. Ruang Belajar
Mi Kurnia mempunyai 6 kelas ruangan belajar mulai dari kelas 1-6.
Kondisi ruang kelas cukup bagus sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk belajar mengajar. Di dalam ruangan kelas terdapat meja, kursi, almari,
serta dilengkapi dengan hiasan dinding. Selain hiasan dinding banyak juga
terdapat hasil karya siswa yang dipajang didalam lokal tersebut.
c. Kamar Mandi
Mi Kurnia memiliki 4 kamar mandi, dengan rincian 3 kamar mandi
untuk laki-laki dan 1 kamar mandi untuk wanita. Kondisi masing-masing
kamar mandi cukup.
d. Ruang Perpustakaan
Didalam ruangan tersebut terdpat banyak sekali buku yang bisa
digunakan siswa sebagai bahan bacaan. Selain itu terdapat kursi, meja dan
juga kipas angin yang dapat membuat siswa membaca lebih nyaman dalam
ruangan tersebut. Kondisi ruangan perpustakaan dalam kondisi baik dan siap
pakai.
e. UKS
Unit Kesehatan Sekolah (UKS) terletak di samping ruangan kelas 2
dan bersebelahan dengan kantin sekolah. Ruangan UKS ini digunakan untuk
memberi pertolongan pada anak yang mengalami kecelakaan atau sakit ringan
seperti jatuh, pusing, sakit perut dan lain sebagainya. Di rungan ini terdapat 1
tempat tidur, kotak P3K yang lengkap dengan isinya serta terdapat meja dan
kursi.
Page 65
f. Tempat Ibadah
Tempat ibadah yang tersedia adalah masjid. Hal ini dikarebakan
mayoritas siswa beraga islam. Kondisi masjid sendiri rapi dan bagus sehingga
nyaman dipakai untuk beribadah.
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Temuan Khusus
Setelah pemaparan yang sudah dipaparkan diatas berkenaan penemuan
umum yang peneliti temukan di MI Kurnia Kota Jambi, untuk itu peneliti
akan memaparkan temuan khusus yang didapat saat melakukan penelitian di
MI Kurnia Kota Jambi yang telah peneliti kumpulkan. Penelitian ini
memfokuskan pada peran kepemimpinan kepala madrasah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran daring diera pandemi covid 19.
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menggerakkan
pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapakan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Dalam hal ini kepemimpinan kepala madrasah sangat
diperlukan untuk menunjang terlaksananya pembelajaran yang efektif dan
efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya dibutuhkan peran dan
koordinasi yang baik antara kepala sekolah dan guru agar peningkatan kualitas
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Kepala madrasah senantiasa
dituntut peran dan kefektifannya agar terwujudnya visi dan misi sekolah sesuai
dengan yang diinginkan. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat
tergantung pada kepemimpinan kepala madrasah.
Pentingnya kepemimpinan kepala madrasah ini lebih ditekankan
supaya dapat menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai
tuntutan masyarakatdan perkembangan kebutuhan zaman, khususnya
kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi, budaya dan seni. Untuk itu
kepemimpinan kepala madrasah lebih ditekankan lagi, terutama dalam
kaitannya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan.
Dalam desentralisasi pendidikan yang menekankan pada manajemen berbasis
sekolah, kepala sekolah memiliki otonomi yang tinggi dalam memajukan dan
mengembangkan sekolahnya.
Page 66
Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, kepala
madrasah sebagai pemimpin tingkat sekolah memiliki peran penting dalam
mewujudkan sekolah efektif, dan pembelajaran yang berkualitas.
Kepemimpinan kepala madrasah yang efektif antara lain dapat dianlisis
berdasarkan kriteria berikut:
a. Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh
warga lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,
lancar dan produktiv.
b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat
sasaran.
c. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masayarakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan
misi sekolah serta tujuan pendidikan.
d. Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai tingkat
kedewasaan pendidikan dan tenaga kependidikan lain di sekolah.
e. Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.
f. Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif dan
akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dari peran yang dilakukan oleh kepala madrasah penulis dapat
dipahami bahwa sangat penting peran kepemimpinan yang dilakukan kepala
madrasah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Mi Kurnia Kota
Jambi, dikarenakan baik buruknya kualitas lembaga kualitas pendidikan
ditentukan dari seorang pemimpin dan tenaga pendidik yang memiliki kinerja
yang baik dalam mendidik siswa-siswi disekolah tersebut.
Berdasarkan hasil obersvasi dan wawancara dengan kepala madrasah
Mi Kurnia, bapak Muhammad Fauzan, beliau sudah menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan baik. Kepala madrasah sudah membimbing dan
mengarahkan dengan baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
terutama pada saat pembelajaran daring diera pandemi covid 19.
Page 67
1. Bagaimana peran kepemimpinan kepala madrasah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran daring
Pada bab ini penulis akan membahas tentang pengolahan data yang
diperoleh selama penelitian berlangsung. Data tersebut peneliti dapatkan dari
wawancara yang dilakukan bersama kepala madrasah, guru, dan juga siswa Mi
Kurnia Kota Jambi. Selain melakukan wawancara penliti juga melakukan
observasi yang berkenaan tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran daring, serta mengambil dokumentasi untuk melengkapi
data-data tentang penelitian.
Seperti wawancara yang peneliti lakukan bersama kepala madrasah Mi
Kurnia Kota Jambi berkenaan dengan peran kepala madrasah dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran daring, berikut kutipan wawancara nya
“Usaha yang saya lakukan untuk menunjang pembelajaran secara
daring ini kalau untuk guru kita beri fasilitas komputer tujuannya
adalah untuk mempermudah membuat materi secara daring dan juga
untuk membagikan materi kepada murid supaya lebih mudah. Selain
itu kita juga berikan fasilitas berupa wifi supaya ketika memberikan
materi dari sekolah ke para siswa melalui Whatsaap tidak terhambat.
Untuk siswa nya sendiri, alhamdulilah kita dapat bantuan kuota
kemarin dari operator XL yaitu kerjasama antara Kemenag dan juga
XL. Dari bantuan itu saya optimalkan dan saya bagikan keseluruh
siswa agar dapat digunakan untuk mempermudah dalam pembelajaran
yang dilakukan secara daring ini (Muhammad Fuzan S.Pd,I tanggal 18
Maret 2021 pukul 09:47) “
Selain memberikan fasilitas berupa komputer dan wifi kepala madrasah
juga turut mengambil peran dalam melakukan pengawasan pada saat proses
pembelajaran daring berlangsung. Seperti kutipan wawancara berikut ini
“Untuk pengawasan yang saya lakukan dalam pembelajaran secara
daring ini adalah saya ikut masuk digrup wa dan saya ikut aktif
didalamnya. Perkelas kan ada grup wa nya untuk pembelajaran daring
Page 68
dari kelas 1-6. Jadi saya memantau mana guru yang belum
memberikan tugas dan mana siswa yang mengumpulkan tugas jadi
akan saya beri intruksi dari grup tersebut. Alhamdulilah selama daring
ini guru-guru cukup aktif dan antusias dalam memberikan pelajaran
secara daring. Meskipun ada beberapa siswa yang kadang terlembat
dalam mengumpulkan tugas ya kita maklumi karna mungkin faktor
sinyal dan juga handphone yang terkadang diapakai orang tuanya
(Muhammad Fuzan S.Pd,I tanggal 18 Maret 2021 pukul 09:55)”
Hal ini juga diperkuat dengan wawancara dengan salah satu guru Mi
Kurnia bahwasanya kepala madrasah sangat berperan aktif dalam memberikan
intruksi pada saat penerapan pembelajaran daring. Seperti kutipan wawancara
berikut ini
“Iya pak kepsek selalu aktif memberikan intruksi agar proses
pembelajaran daring dapat terlaksana secara efektif. Selain itu beliau
juga memberikan fasilitas wifi dan juga komputer untuk para guru
membuat materi dan juga membagikan materi pembelajaran digrup
(Aryuna Marianti tanggal 18 Maret 2021 pukul 10:30)”
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru lainnya terkait peran
apa yang telah dilakukan kepala madrasah selama pembelajaran daring.
Berikut kutipan wawancaranya.
“ terkait peran yang dilakukan kepala madrasah selama pembelajaran
daring itu cukup aktif menurut saya. Selain selalu memberikan
semangat san suport kepada para guru dan siswa. kepala madrasah juga
memberikan fasilitas berupa komputer dan juga wifi untuk
mempermudah proses pembelajaran daring. Selain itu untuk siswa juga
diberikan fasilitas berupa kuota internet agar mereka tetap aktif
mengikuti pembelajaran daring” (Desi Mayasari tanggal 18 Maret
2021 pukul 10:40)
Page 69
Selain para guru peneliti juga melakukan wawancara dengan
beberapa murid di Mi Kurnia. Berikut kutipan wawancara dengan salah
satu siswa di Mi Kurnia
“ pak kepala madrasah pernah memberikan kuota internet
yaitu berupa kartu XL. Tujuannya supaya kita tetap
mengikuti pembelajaran daring” ( Revan Pratama tanggal
21 Maret pukul 09:00)
Selain beberapa peran yang telah dipaparkan diatas. Masih banyak
peran yang dilakukan seorang kepala madrasah diantaranya adalah:
Peran kepala madrasah sebagai manajer diantaranya membuat
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Seperti
membuat perencanaan pembelajaran, melakukan inovasi dan juga
melakukan pengendalian. Berikut kutipan wawancaranya dengan kepala
madrasah Mi kurnia.
“iya terkait peran sebagai manager saya selaku kepala
madrasah memang melakukan perencanaan dalam hal ini
perencaan pembelajaran tentang bagaimana peningkatan
pembelajaran daring. Saya melakukan perencanaan lalu
saya diskusikan dengan para guru. Untuk inovasi
pembelajaran terutama pembelajaran daring ini agar tetap
berjalan dengan baik yaitu tadi saya berikan fasilitas agar
pembelajaran tetap berjalan sesuai tujuannya. Untuk
pengendalian yang saya lakukan saya selalu
menginstruksikan kepada guru agar tetap semangat dan
aktif dalam memberikan materi pembelajarb daring”
Selain sebagai manager peran kepala madrasah sebagai pendidik
juga sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Sebagai pendidik kepala
sekolah harus mampu menanamkan paling tidak empat macam nilai yaitu
mental, moral, fisik dan artistik. Dalam hal ini mental dan moral sangat
dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Page 70
Berikut kutipan wawancara dengan kepala madrasah terkait peran beliau
sebagai seorang pendidik.
“jadi hal yang saya lakukan terkait peran sebagai pendidik lebih
saya tanamkan kemental dan juga moral. Penanaman mental dan
moral sangat penting sejak dini karna untuk membentuk
karakteristik siswa untuk kedepannya. Penanaman mental dan
moral ini juga saya instruksikan kepada para guru agar para guru
juga menerapkan apa yang saya terapkan kepada siswa. Karna guru
lebih sering berinteraksi dengan siswa ketimbang saya ketika jam
pelajaran berlangsung”
Berdasarkan kutipan wawancara peneliti bersama narasumber
dengan hasil obervasi dapat dikatakan bahwa kepala madrasah sudah
melaksanakan peran nya secara optimal. Namun dalam penerapan
pembelajaran daring ini tentunya ditemukan kendala-kendala. Untuk peran
kepala madrasah untuk memberikan solusi sangat diperlukan dan juga
peran seorang guru dalam membimbing dapat mengotimalkan kendala
tersebut agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Apa saja faktor penghambat dalam penerapan pembelajaran daring.
Seperti dijelaskan diatas walaupun kepala madrasah sudah melakukan
perannya dengan baik dalam penerapan pembelajaran daring tentunya ada
kendala-kendala pada saat pembelajaran berlangsung. Kendala itu bisa terjadi
karna faktor sinyal dan juga setiap siswa tidak memiliki handphone tersendiri
ketika pembelajaran berlangsungn karna harus bergantian dengan orang
tuanya. Apalagi jika ada orang tuanya yang sibuk bekerja seharian diluar
rumah itu salah satu kendala utama dalam penerapan pembelajaran daring ini.
Seperti wawancara dengan kepala madrasah tentang apa saja kendala
yang dihadapi saat pembelajaran daring, berikut kutipan wawancaranya.
“Jadi ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam penerapan
pembelajaran daring ini. Diantaranya adalah tidak setiap siswa-siswi
itu memiliki handphone sendiri untuk mengikuti saat pelajaran
Page 71
berlangsung. Ya itu tadi, mereka harus bergantian dengan orang
tuanya. Ditambah orang tua nya yang sibuk bekerja disiank hari jadi
ketika dimalam hari mereka baru bisa mengerjakan atau
mengumpulkan tugasnya (Muhammad Fauzan S.PD,i tanggal 18 Maret
2021 Pukul 10:05)
Hal yang sama juga disampaikan guru kelas 6 ibu Aryuna Marianti
S.Pd, berikut kutipan wawancaranya.
"Pembelajaran daring memang menjadi solusi yang tepat mengingat
pandemi yang sekarang ini terjadi. Tapi yaitu itu tadi pasti ada kendala
ketika pembelajaran berlangsung. Terkadang fakyor sinyal yang jelek,
ram hp yang tidak suport sehingga waktu kita para guru membagikan
materi daring memalui grup wa kadang tidak masuk. Selain itu setiap
siswa juga tidak memiliki hp sendiri. Sehingga harus bergantung
kepada orang tuanya. Ditambah orang tua yang sibuk berkerja disiank
hari sehingga memungkinkan siswa tidak bisa mengikuti pelajaran
secara tepat waktu. Namun kita daro pihak sekolah selalu memberikan
tenggang waktu untuk pengiriman terkait mereka siswa-siswi yang
telat mengirimkan tugasnya (Aryuna Marianti Spdi tanggal 18 Maret
Pukul 10:40)
Berdasarkan kutipan wawancara dengan narasumber dan juga hasil
obervasi yang peneliti lakukan kepala madrasah dan juga para guru sudah
memberikan yang terbaik supaya kualitas pembelajaran dapat meningkat
ditengah pandemi. Namun dibalik itu semua tentu pasti ada kendala-kendala
yang ditemukan seperti yang sudah dipaparkan diatas. Disinilah peran pihak
sekolah sangan dibutuhkan untuk mengoptimalkan kendala tersebut agar
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tentunya peran kepala
madrasah dan guru sangat dibutuhkan dalam mengatasi berbagai kendala
tersebut.
Page 72
3. Upaya yang dilakukan kepala madrasah dan guru untuk
menanggulangi faktor penghambat dalam penerapan pembelajaran
daring
Seperti dijelaskan diatas dalam penerapannya pembelajaran daring
memang terdapat kendala-kendala ketika pembelajaran berlangsung. Namun
pihak sekolah sudah melakukan upaya-upaya agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Seperti kutipan wawancara dengan kepala madrasah terkait upaya apa
yang beliau lakukan ketika menghadapi kendalan tersebut, berikut kutipan
wawancaranya
“jadi upaya yang saya lakukan saya menginstruksikan kepada para
guru terkait kendala tersebut. Jadi saya menyuruh mereka untuk
melakukan kunjungan kerumah siswa yang mengalami kendala.
Biasanya mereka ini terkendala kuota atau pun sinyal jadi kita beri
keringanan berupa tenggang waktu untuk pengumpulan tugas dan juga
mereka saya suruh orang tuanya untuk mengumpulkan tugas secara
ofline kesekolah”
Upaya tersebut cukup efektif dalam menangani kendala tersebut.
Selain mendapat respon positiv dari orang tua hal ini juga sedikit meringankan
beban orang tua yang sibuk berkerja mencari kebutuhan ekonomi. Selain peran
kepala sekolah para guru juga turut ambil peran dalam menangani kendala
tersebut. Seperti kutipan wawancara dengan salah satu guru , berikut kutipan
wawancaranya.
“sesuai dengan intruksi kepala madrasah jadi kita emang turun
kelapangan terkait kendala tersebut. Kita mengunjungi rumah siswa
yang mengalami kendala tersebut. Jadi kita tanyakan apa kendala nya
lalu kita beri solusi bagaimana baiknya agar anak-anak mereka tetap
antusias dalam mengikuti pelajaran daring.
Page 73
Berdasarkan pemaparan diatas upaya-upaya yang dilakukan guru dan
juga kepala sekolah cukup efektif dalam menangani kendala yang ada. Ini
berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa mereka menjawab sesuai
dengan yang peneliti tanyakan kepada kepala madrasah dan juga guru.
Page 74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait peran kepala
madrasah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran daring di Mi Kurnia
Kota Jambi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwasanya sebagai seorang pemimpin kepala sekolah sudah melakukan
tugasnya dengan baik khususnya dalam hal meningkatkan kualitas
pembelajaran terutama saat pembelajaran daring. Hal ini terlihat dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah langsung dan juga beberapa guru di Mi
Kurnia. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa
sebagai bukti bahwa kepala sekolah sudah melakukan tugasnya dengan
baik. Dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran daring kepala sekolah
melakukan hal- hal, contohnya untuk guru kepala sekolah memfasilitasi
dengan memberikan alat yaitu komputer untuk mempermudah guru dalam
membuat dan juga memberikan materi daring. Selain itu juga
mempermudah guru dalam membuat rpp dalam pembelajaran daring.
Selain komputer kepala sekolah juga memberikan akses berupa jaringan
wifi gunanya untuk mempermudah guru khususnya dalam membagikan
materi daring kepada siswa ssat pembelajaran daring diterapkan. Selain
guru kepala sekolah juga membagikan fasilitas berupa kuota internet
kepada siswa-siswi agar dapat digunakan untuk mengikuti pembelajaran
daring. Terlepas dari semua itu kontrol dan juga intruksi dari kepala
sekolah sangat penting terhadap para guru agar pembelajaran daring dapat
terlaksana secara efektif dan efisien.
2. Kendala yang ditemui pada saat penerapan pembelajaran daring ini adalah
kurangnya kontrol guru terhadap siswa karna tidak bisa bertemu bertatap
muka secara langsung hal ini mengakibatkan siswa tidak bisa bertanya
tentang apa yang menjadi kesulitan siswa. Selain itu sinyal juga menjadi
faktor pengahalang dalam penerapan pembelajaran daring karna tidak
Page 75
semua daerah tempat tinggal siswa memliki daya sinyal yang sama. Jika
itu terjadi maka pembelajaran akan terhenti atau akan berulang diesok hari.
3. Dengan kendala-kendala diatas tentunya pihak sekolah sudah menyiapakan
berbagai cara untuk menanggulangi keadaan tersebut. Misalnya dengan
melakukan kunjungan kerumah salah satu siswa yang mengalami kendala
tersebut untuk mengecek bagaimana apakah materi yang disamapaikan
sudah sampai ke siswa tersebut atau belum. Selain itu pihak sekolah juga
memberikan tenggang waktu untuk pengumpulan tugas siswa. Jika ada
siswa yang mengalami kendala tersebut. Semua itu dilakukan agar
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti peneliti memberikan saran saran
sebagai berikut:
1. Kepala Madrasah
Kepada Kepala Madrasah dalam meningkatkan kepemimpinannya
lebih ditingkatkan lagi agar peran-peran yang dijalani oleh seorang kepala
madrasah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran daring dapat berjalan
secara maksimal dengan secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
yang sudah di tetapkan secara bersama-sama.
2. Guru
Dalam penerapan pembelajaran daring sebisa mungkin membuat
materi daring secara singkat, padat dan jelas sehingga mudah dipahami siswa.
3. Kepada Siswa
Diharapkan siswa dapat mengikuti pelajaran daring dengan senang hati
agar mudah memahami materi yang disamapaikan guru.
4. Kepada Orang Tua Siswa
Diharapkan orang tua dapat memberikan dukungan penuh dengan
memberikan semangat dan juga memfasilitasi agar siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran.
Page 76
C. Penutup
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis ucapkan kepada
Allah SWT. Shalawat seiring salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW. Dengan doa orang tua dan teman teman sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini meskipun jauh dari kata sempurna.
Penulis menyadari bahwasannya dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari kelemahan dan kesalahan. Kekurangan tersebut merupakan
karena terbatasnya ilmu penulis, namun jika ada yang dapat diambil bagusnya
maka itu berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
saran yang membangun agar mampu menjadikan penulis menjadi lebih baik
kedepannya.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada pihak pihak yang telah
ikut andil membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis berdoa kepada
Allah semoga membalas semua kebaikan pihak pihak yang telah memberikan
dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan meskipun masih jauh dari
kata sempurna. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk
penulis sendiri dan untuk orang lain pada umumnya Amin Ya Rabbal Alamin
Page 77
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003
H.B Siswanto,. Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2005
Burhanuddin, Analisis Administasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 1994
Tim Penyusun, Undang-undang SISDIKNAS, Jakarta:Redaksi Sinar Grafika,
2011
Dirjen Dikdasmen, Penyelenggara Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta:
Depdikbud, 1997
Syarifuddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Konsep, Strategi, dan
Aplikasi, Jakarta: Grafindo, 2002
Murniati, Manajemen Strajejik: Peran Kepala Sekolah dalam Perberdayaan.
Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2008
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung:Alfabeta, 2011
Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya Ofset.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan Remaja,Bandung: Remaja Rosda
Karya,2015
Page 78
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis,
Yogyakarta:SUKA-Press, 2014
Jurnal:
Nurhayati, Tati. 2012. Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi
Kerja : Vol.1 No.2
Sadikin, Ali. 2020. “Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19” dalam
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 6 No. 2
Malyana, Andasia. 2020. “Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dan Luring
Dengan Metode Bimbingan Berkelanjutan Pada Guru Sekolah Dasar
Di Teluk Betung Utara Bandar Lampung” dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar Indonesia Vol. 2 No. 1
Nirfayanti, Nurbaeti. 2019. “Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom
Dalam Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa” dalam
Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika Vol 2 No 1.
Putri Rahmawati Santhy, dkk. 2017. “Penggunaan Media Pembelajaran Edmodo
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Pemasaran Di Smk Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017” dalam Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial Vol 11 No 1.
Afnibar, Dyla Fajhriani. N. 2020. “Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media
Komunikasi Antara Dosen Dan Mahasiswa Dalam Menunjang Kegiatan
Belajar” dalam Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 11 No 1
Peneliti Madya Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
(BPPKI), 2017. “Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Dan
Page 79
Kepuasan Dalam Penyampaian Pesan Dikalangan Tokoh Masyarakat ”
dalam
Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika Vol 6 No. 3.
Rahmawati, Rosita Novi, dkk. 2020. “Analisis Pembelajaran Daring Saat Pandemi
Di Madrasah Ibtidaiyah” dalam Journal of Primary Education Vol 1 No 2.
Yudiaatmaja, Fridayana. 2013. Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya :
Vol.12 No. 2
Solikin, Asep. 2017. Pemimpin Yang Melayani Dalam Membangun Bangsa
Yang Mandiri Vol.16 No.2
Salutondok, Yohanis. 2015. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kondisi Kerja
Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Sekertariat DPRD Kota
Sorong dalam Jurnal Emba Vol. 3 No. 3
Page 80
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Instrumen yang utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia
atau peneliti. Sebagai instrumen utama, peneliti dapat dibantu dengan
pedoman penelitian atau alat- alat dokumentasi dalam proses pengumpulan
data di lapangan. Berikut ini adalah beberapa instrumen yang digunakan
peneliti:
A. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi dari
Responden dan informan dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini
terdiri dari kepala sekolah, dan guru wali kelas Madrasah Ibtidaiyah Kurnia
Kota Jambi. Responden dalam penelitian ini antara lain kepala sekolah, ,
guru, dan siswa Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Kota Jambi. Pedoman wawancara
yang digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Kisi kisi pedoman wawancara
Aspek yang
dikaji
Indikator yang dicari Sumber data
Peran
kepemimpinan
kepala sekolah
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
daring di Mi
Kurnia Kota
Jambi
1) Pelaksanaan pembelajaran daring
yang menggunakan handphone
sebagai sarana pembelajaran
2) Peran apa saja yang dilakukan
kepala sekolah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3) Upaya apa yang dilakukan untuk
mengatasi faktor penghambat
pembelajaran daring
1) Kepala
sekolah
2) Guru /
wali kelas
3) Siswa
Page 81
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1. Kepala Madrasah
1) Nama bapak siapa dan sudah berapa lama menjabat menjadi kepala
madrasah?
2) Bagimana sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Kota
Jambi?
3) Berapa luas bangunan Mi Kurnia?
4) Sebagai kepala sekolah kepemimpinan seperti apa yag dibutuhkan
di Mi Kurnia
5) Sebagai kepala sekolah fungsi dan tanggung jawab apa yang harus
dijalankan di Mi Kurnia
6) bagaimana cara bapak menyikapi setiap aspirasi bawahanbapak
baik yang bersifat saran maupun kritikan?
7) Berapa jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Kota Jambi?
8) Latar penddikan guru di Madrasah Ibtidaiyah Kurnia Kota Jambi
ini dari mana saja pak ?
9) Ada berapa guru yang mengajar di MI Kurnia Kota Jambi pak?
10) Apa yang bapak ketahui tentang pembelajaran daring?
11) Bagaimana proses belajar mengajar pada saat pandemi ini pak?
12) Apakah ada arahan khusus yang bapak berikan kepada guru guru
disini berkenaan proses belajar mengajar?
13) Usaha-usaha apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan
pembelajaran secara daring?
14) Bagaimana bentuk pengawasan kepala sekolah dalam
meningkatkan pembelajaran secara daring?
15) Apa saja kendala dalam pembelajaran daring?
Page 82
2. Guru
1) Nama ibu siapa dan mengajar kelas berapa?
2) Sudah berapa lama ibu mengajar di MI Kurnia ini bu?
3) Bagimana menurut ibu tentang pembelajaran daring saat ini?
4) Apa yang ibu lakukan sebelum melaksanakan pembelajaran secara
daring?
5) Apakah ada metode khusus dalam penerapan pembelajaran secara
daring?
6) Jenis evaluasi apa yang dilakukan dalam pembelajaran secara
daring?
7) Apakah kepala sekolah sudah menjalankan perannya secara aktif
dalam peningkatan kualitas pembelajaran daring?
3. Siswa
1) Nama adik siapa dan sekarang kelas berapa ?
2) Bagaimana pendapat adik tentang pembelajaran daring?
3) Apakah yang dilakukan guru ketika pembelajaran daring
dilakukan?
4) Apakah dari pihak sekolah pernah memberikan fasilitas berupa
kuota internet?
5) Apakah pihak sekolah pernah melakukan kunjungan kerumah pada
saat pembelajaran daring?
6) Mana yang lebih menyenangkan pembelajaran daring atau
pembelajaran secara tatap muka?
B. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berupa butir-butir pertanyaan secara garis besar
terhadap hal- hal yang akan diobservasi, kemudian diperinci dan
dikembangkan selama pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk
mendapatkan data yang fleksibel, lengkap, dan akurat. Berikut adalah
pedoman observasi yang digunakan peneliti di lapangan :
Table 2 kisi kisi pedoman observasi
Page 83
Peran kepemimpinan
kepala sekolah untuk
meningkatkan
kualitas pembelajara
daring
Kegiatan
1) Mengamati aspek fisik sekolah,
sepertigedung, sarana prasarana, kelas,
ruang guru, toilet, masjid, dan lainnya
2) Mengamati pelaksanaan pembelajaran
daring
3) Mengamati peran kepala sekolah dalam
meigkatkan kualitas pembelajaran daring
C. Pedoman Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian initerdiri dari dokumen
peneliti(pribadi)dan dokumen sekolah yang dapat berupa dokumen tertulis
maupun dokumen tidak tertulis. Berikut ini adalah pedoman dokumentasi
yang digunakan peneliti di lapangan :
Table 3 Pedoman Dokumentasi
Aspek yang dicari Indikator
Dokumen tertulis
1) Profil Sekolah
a. Visi misi sekolah
b. Struktur Organisasi sekolah
c. Data pendidik, kepegawaian, dan
siswa
d. Prestasi sekolah
2) Arsip kegiatan pembelajaran daring
a. Catatan/ notulen rapat
b. Laporan pembealjaran daring
Dokumen tidak tertulis
1) Bangunan Sekolah
2) Kondisi saat pelaksanaan pembelajaran
daring
3) Sarana prasarana penunjang pembelajaran
daring
Page 84
Lampiran 2
Transkip wawancara
Informan
Nama : Muhammad Fauzan, S.Pd.I
Jabatan : Kepala Sekolah MI Kurnia Kota Jambi
Hari, tanggal, jam : Senin, 18 Maret 2021, 08:00
Peneliti : assalamualaikum pak
Informan : waalaikumussalam
Peneliti : saya yang ingin melakukuan riset di sisni pak
Informan : oh iya yang minggu kemarin antar surat ya?
Peneliti : iya pak betul
Informan : ada yang bisa bapak bantu ?
Peneliti : begini pak jika tidak keberatan saya ingi melakukan
wawancara bersama bapak!
Informan : oh boleh, boleh
Peneliti : baik pak terima kasih bisa langsung kita mulai?
Informan : boleh silahkan
Peneliti : sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak karena
bapak sudah mau meluangkan waktu untuk melakukan
wawancara .
Informan : iya nak sama sama
Page 85
Peneliti : baik pak untuk yang pertama bapak boleh perkenalkan
dulu nama bapak dan sudah berapa lama menjabat menjadi
kepala sekolah di MI Kurnia Kota Jambi?
Informan : nama bapak Muhammad Fauzan, S.Pd.I, biasa dipanggil
pak fauzan. Saya menjabat sebagai kepala sekolah disini
sejak 2018 menggantikan kepala sekolah sebelumnya yaitu
Bu Ayu.
Peneliti : bagaimana sejarah berdirinya MIN Kota Jambi ini pak?
Informan : kalau untuk detailnya nanti bisa dilihat di WEB tapi akan
bapak ceritakan singkatnya bagaimana berdirinya MI
Kurnia Kota Jambi. MI Kurnia Kota Jambi ini awalnya
dilokasi tersebut berdiri bangunan masjid. Seiring
berkembangnya waktu masyarakat dan pengelola membuat
sebuah rencana yaitu mendirikan Madrasah sebagai tempat
belajar untuk anak-anak. Madarasah ini sebelumnya hanya
beroperasi pada sore hari sebagai Madarasah Diniyah
namun karna kurang efektif pembelajaran disore hari maka
para pengurus melakukan raoat sehigga terbentuk lah
Madarash Ibtidaiyah Kurnia samapai sekarang ini.Nanti
secara detail nya dapat dilihat di web ya di sana lengkap
dari sejara sampai pergantian kepala sekolah.
Peneliti : berapa luas keseluruhan MIN Kota Jambi ini pak?
Informan : saya kira untuk keseluruhan luas nya sekitar 50 an tumbuk
lah.
Peneliti : Sebagai kepala sekolah kepemimpinan seperti apa yag
dibutuhkan di Mi Kurnia?
Informan : kalo untuk saya kepeimpinan yang dibutuhkan sekarang di
Mi Kurnia ini adalah kepemimpina yang merangkul.
Page 86
Istilahnya seperti sekarang ini ada beberapa guru yang
susah untuk diajak untuk kerja sama. Ya untuk saya sebagai
kepala sekolah harus mendengarkan aspirasi dari mereka
agar tercipta sebuah kondisi yang harmonis dengan begitu
akan tercipta kerja sama yang solid antar guru dan juga
dengan kepala sekolah.
Peneliti : Sebagai kepala sekolah fungsi dan tanggung jawab apa
yang harus dijalankan di Mi Kurnia?
Informan : fungsinya yang pertama kita sebagai kepala sekolah harus
bisa memenej dan merencanakan bagaimana kedepannya
Mi ini. Terutama kita mengatur dari sistemnya terus tata
tertibnya dan juga jaminan mutu dari profesionalitas guru
itu kita yang yang harus berperan aktif dalam memberikan
kontribusi kepada mereka.
Peneliti : Sebagai pemimpin, bagaimana cara bapak menyikapi
setiap aspirasi bawahan bpk baik yang bersifat saran
maupun kritikan?
Informan : untuk aspirasi berupa saran maupun kritikan dari guru
yang pertama kita dengarkan sesudah itu kita diskusikan
bersama. Karna saya menyadari tidak semua hal yang saya
lakukan itu benar. Untuk itu saya juga meminta saran dan
kritik dari mereka setelah itu kita musyawarahkan untuk
mencari jalan keluarnya.
Peneliti : berpa jumlah keseluruhan guru di MIN Kota Jambi ini
pak?
Informan : kalau gurunya ada 13 orang itu sudah termasuk guru kelas
dan juga guru mapel.
Page 87
Peneliti : latar pendidikan guru yang mengajar di MIN Kota Jambi
ini dari mana saja pak?
Informan : kalau untuk guru itu mayoritas banyak yang dari Uin
Jambi. Ada juga yang dari Unja dan ada juga yang dari
lulusan pondok pesntren drari Pulau Jawa.
Peneliti : kalau untuk siswanya pak keseluruhan jumlahnya berapa?
Informan : siswanya disisni kalau tidak salah 108 menurut data yang
terakhir.
Peneliti : kalau menurut bapak bagaimana tanggapan bapak
terhadap pembelajaran saat ini?
Informan : pembelajaran daring merupakan solusi ya untuk diasaat ini
untuk dimasa masa pandemi ini. Tetapi bagaimanapun
daring itu ada kelemahan yaitu kita tidak bisa langsung
mengukur sejauh mana kemampuan anak bagaimana
perkembangan anak. Itu kita untuk mengukur kemampuan
anak itu sulit yang kedua kesulitannya itu kan ada kuota
pihak gfuru ada kuota pihak murid ada kuota jadi jika salah
satu tifdak punya kuota atau gangguan sinyal jadi tidak
terjadi pembelajaran daring. Ya kalau dikatakan efektif saat
ini ya efektif tetapi akan lebih efektif jika pembelajaran
dilakukan secara langsung.
Peneliti : bagaimana proses belajar mengajar di MI Kurnia saat ini?
Informan : untuk proses pembelajaran saat ini di MI Kurnia lebih
dominan menggunakan aplikasi wa untuk membagikan
materi saat pembelajaran. Mengapa kita pilih whatsap karna
mudah dan semua orang tua siswa dapat mengerti dan
menggunakan aplikasi tersebut.
Page 88
Peneliti : apakah ada arahan arahan yang bapak berikan kepada guru
guru di MIN ini pak?
Informan : yang pertama saya menyarankan pembelajaran daring
menggunakan media aplikasi seperti whatsaap. Saya
menyarakn itu karna mudah diakses oleh siswa. Lalu saya
mengarahkan agar guru tidak memarahi siswa yang belum
mengerti tentang materi pembelajaran yang diberikan
secara daring. Karna kita tahu tidak semua siswa langsung
beradaptasi dengan adanya pembelajaran daring. Selain itu
untuk pengumpulan tugas kita intrusikan kepada guru untuk
memberikan tenggang waktu pengumpulan kepada siswa.
Saya kira itu.
Peneliti : Usaha-usaha apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan
pembelajaran secara daring?
Informan : kalo usha sekarang yang saya lakukan untuk guru kita
pasti memfasilitasi alat seperti komputer dan alhamdulilah
kemarin dapat bantuan komputer dan itu bisa kita gunakan
untuk mempermudah materi secara daring. Selain itu kita
juga berikan fasilitas berupa wifi untuk mempermudah
akses internetnya. Selain utnuk siswa nya kita berikan
kuota internet. Alhamdulilah kemarin dapat bantuan dari
operatot Xl dan langsung kita bagikan kepada siswa untuk
membantu mereka mengikuti pembelajaran daring.
Peneliti : Bagaimana bentuk pengawasan kepala sekolah dalam
meningkatkan pembelajaran secara daring?
Informan : alhamduliah untuk pengawasan saya ikut masuk digrup
wa setiap kelas. Jadi saya memantau tindakan apa yang
sudah dilakukan guru dalam memberikan materi. Sejauh ini
Page 89
sudah cukup baik namun ada beberapa siswa yang telat
mengumpulkan tugas kita beri tenggang waktu.
Peneliti : Apa saja kendala dalam pembelajaran daring?
Informan : kalo kendala ya tadi. Kalo dari siswa ya gadget dan juga
kuota. Kadang juga bapaknya kerja seharian baru mereka
bisa megang hp dkarnakan gantian dengan orang tuanya.
Jadi guru memberikan materi pagi hari besoknya siswa baru
bisa mengerjakan materi nya. Selain itu faktor sinyal juga
menajdi kendala dalam pembelajara daring ini.
Peneliti : bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran daring?
Informan : peran nya sih cukup aktif ya. Terutama saat daring ini kan
seperti pembelajaran model baru, apa-apa serba online. Pak
kepsek selalu meberikan intruksi dan juga semangat kepada
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran daring.
Seperti untuk guru beliau memberikan fasislitas berupa
komputer untuk membuat materi secara daring. Selain itu
kita juga diberi wifi untuk membgaikan materi secara
daring. Dan untuk siswa beliau juga memberikan kuota
internet.
Peneliti : baiklah pak mungkin itu saja yang ingin saya tanyakan
saya ucapkan terima kasih
Informan : iya sama sama.
Page 90
Lampiran 3
Transkip wawancara
Informan
Nama : Aryuna Marianti, S.Pd.I
Jabatan : guru kels VI.6 MI Kurnia Kota Jambi
Hari, tanggal, jam : senin, 18 maret 2021, 09:04
Peneliti : assalamualaikum ibu
Informan : waalaikumussalam
Peneliti : bisa langsung kita mulai bu?
Informan : bisa
Peneliti : untuk yang pertama boleh ibu kenalakan dulu nama ibu
dan mengajar dikelas berapa?
Informan : boleh, perkenalkan nama ibu Aryuna Marianti, S.Pd.I Dan
ibu mengajar dikelas VI.
Peneliti : sudah berapa lama ibu mengajar di MI Kurnia kota jambi?
Informan : kalo saya sih belum lama disni baru sekitar 3 tahunan.
Peneliti : bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran daring saat
ini?
Informan : kalau menurut ibu tentang pembelajaran daring
sebenarnya lebih enak pembelajaran luring tetapi karena
keadaan yang tidak memungkinkan maka kita harus
melaksanakan pembelajaran daring. Namun jika kita bisa
Page 91
memanfaatkan media media yang sudah ada seperti zoom
metting, power point, dan lain lain itu tidak jadi masalah
tetapi ada juga guru guru yang kurang paham berkaitan IT
maka susah juga. Tetapi jika bisa ya tidak menjadi masalah
karena pembelajaran daring memiliki beberapa kendala
seperti ada anak anak yang tidak punya HP, atau ada juga
siswa yang HP nya kongsian sama orang tuannya, atau juga
jika kita mengirimkan tugas dipagi hari orang tuanya lagi
kerja jadi terpaksa kita tunggu sampai malam, biasanya ibu
batasi sampai besok harinya.
Peneliti : Apa yang ibu lakukan sebelum melaksanakan
pembelajaran secara daring?
Informan : pastinya disiapin dulu materinya. Kalo daring itu gak
kayak pembelajaran biasanya kan dan agak sedikit ribet.
Kita harus video dulu dan itu kita buatnya gk sekali jadi
harus berkali-kali agar bagus dan juga mudah dipahami
siswa. Untuk saya siapin materi, rpp dan juga silabusnya
agar ketika membuat videonya saya tidak kesulitan lagi dan
juga sudah sesuai dengan rppnya.
Peneliti : Didalam melaksanakan pembelajaran, apakah ada metode
khusus dalam penerapan pembelajaran secara daring?
Informan : Kalo metode khusus gak ada dek. Tau dewek lah kalo
daring ada siswa yang punya hp ad yang nggk punya ada
yang gantian dengan orang tuanya. Jadi ngalir aja kita buat
video terus kita bagikan materinya lalu kita kasih intruksi
divideo tersebut.
Peneliti : Jenis evaluasi apa yang ibu lakukan dalam pembelajaran
secara daring?
Page 92
Informan : evaluasi ibu lakukan secara tertulis dengan meminta siswa
mengumpul tugas kesekolah, jadi ibu minta tatap muka
untuk evaluasi saja karna percuma evaluasi secara daring
banyak dari mereka yang belum paham. Jadi ibu minta
tatap muka disekolah dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan.
Peneliti : Apa kesulitan yang dialami siswa selama pembelajaran
daring diterapkan?
Informan : kalo kesulitan sih lebih kearah komunikasi ketika
pembelajara berlangsung. Karna untuk bertnaya itu cukup
susah apalagi kita menggunakan aplikasi whatsap untuk
belajarnya. Jadi terkendala untuk menjawab satu persatu
pertanyaan dari para siswa. Dan itu sangat tidak kondusi
kadang ada yang kembali mengririm pesan jadi chat yang
saya kirim itu tenggelam ditutup chat yang baru.
Peneliti : Upaya apa yang ibu lakukan jika ada materi yang tidak
tersampaikan dengan baik?
Informan : jadi ibu minta tatap muka tapi dengan tetap mematuhi
protokol kesehatan. Itu saja sih apalagi ibu kan ngajar kelas
tinggi kelas 6 jadi mereka lebih mudah daitur.
Peneliti : sebagai pemimpin, apakah kepala sekolah sudah
menjalankan tugasnya dengan baik terkait pembelajaran
daring ini?
Informan : menurut saya pribadi, iya kepala sekolah sudah
menjalankan kepemimpinanya dengan baik. Seperti beliau
melakukan rapat terlebih dahulu dengan para guru untuk
mencari solusi bagaimana pembelajaran daring ini dapat
terlaksana dengan bak selama pandemi covid berlangsung.
Page 93
Beliau juga selalu memberikan suport dan juga intruksi
agar tetap memberikan pelayanan pembelajaran yang baik
kepada siswa.
Peneliti : usaha apa yang dilakukan kepala sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran daring?
Informan : usaha yang dilakukan beliau seperti memberikan kami
para guru fasilitas berupa dua buah komputer, yang
tujuannya adalah supaya mempermudah kita para guru
dalam membuat materi secara daring. Terutama membuat
rpp, silabus secara daring. Selain itu kita juga diberikan
fasislitas berupa wifi, ini kita gunakan untuk membagikan
materi daring kepada siswa melalui grup whatssap. Selain
para guru siswa-siswa disini juga diberikan fasilitas berupa
kuota internet kepada mereka.
Peneliti : baik bu. Mungkin iu saja yang ingin saya tanyakan bu saya
ucapkan terima kasih banyak atas waktunya.
Informan : iya sama sama.
Page 94
Lampiran 4
Transkip Wawancara
Nama : Desi Mayasari, S.Pd.I
Jabatan : guru kels V.5 MI Kurnia Kota Jambi
Hari, tanggal, jam : senin, 18 maret 2021, 09:30
Peneliti : assalamualaikum ibu
Informan : waalaikumussalam
Peneliti : bisa langsung kita mulai bu?
Informan : bisa
Peneliti : untuk yang pertama boleh ibu kenalakan dulu nama ibu
dan mengajar dikelas berapa?
Informan : boleh, perkenalkan nama ibu Desi Mayarasi, S.Pd.I Dan
ibu mengajar dikelas V.
Peneliti : bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran daring saat
ini?
Informan : pembelajaran daring menurut saya lebih rumit namun ada
kemudahan juga. Rumitnya itu ketika menyampaikan ada
saling tanya jawab antar siswa yang membuat tidak
kondusifnya suasna pembelajaran ditambah penerapannya
melauli aplikasi whatsap.
Peneliti : Apa yang ibu lakukan sebelum melaksanakan
pembelajaran secara daring?
Informan : yang ibu lakukan sebelum melakukan pembelajaran secara
daring sama seperti pembelajaran biasanya. Yaitu
Page 95
menyiapkan materi, silabus dan juga rpp. Setelah saya buat
dan saya terapkan secara daring untuk proses
pembelajarannya.
Peneliti : Didalam melaksanakan pembelajaran, apakah ada metode
khusus dalam penerapan pembelajaran secara daring?
Informan : metode khusus yang saya terapkan tidak ada ya. Namun
jika ada kesulitan seperti kemarin itu pelajaran matematika
itu siswa kurang memahami materi yang saya berikan. Jadi
solusi dari saya, saya berikan video penjelasan dari saya
sendiri maupun dari link youtube terkait pelajaran yang
saya berikan. Kalau saya tidak sempat buat saya buat video
langsung saya rekam tangan saya lalu mengerjakan contoh
yang akan saya berikan kepada siswa.
Peneliti : Jenis evaluasi apa yang ibu lakukan dalam pembelajaran
secara daring?
Informan : untuk mengetahui sampai dimana anak memahami apa
yang kita ajarkan gitu kan? Jadi untuk evaluasinya saya
suruh mereka untuk datang mengumpulkan tugasnya
kesekolah. Dan itu lebih efektif dari pada harus mengumpul
secara online melalui whatsaap
Peneliti : Apa kesulitan yang dialami siswa selama pembelajaran
daring diterapkan?
Informan : kesulitan siswa mungkin kalo ada materi yang susah
dipahami itu mereka tidak bisa menanyakan secara
langsung kepada gurunya. Kemudian lagi kendalanya kuota
dan jug jaringan dirumah setiap siswa itu berbeda-beda.
Peneliti : Upaya apa yang ibu lakukan jika ada materi yang tidak
tersampaikan dengan baik?
Page 96
Informan : jika ada yang materi yang tidak tersampaikan dengan
baik. Hal yang saya lakukan adalah dengan mengulang
pelajaran yang telah lalu. Seperti saya menanyakan kepada
siswa melalui grup whatsap. Nah jika ada yang belum lalu
saya jelaskan kembali secara detail melalui video yang saya
buat lalu saya shrare ke mereka.
Peneliti : sebagai pemimpin, apakah kepala sekolah sudah
menjalankan tugasnya dengan baik terkait pembelajaran
daring ini?
Informan : menurut saya sudah. Beliau sudah menjalankan tugasnya
dengan baik. Seperti melakukan rapat koordinasi dengan
para guru terkait pembelajaran daring ini. Jadi beliau
melakukan rapat dengan kita para guru mencari bagaimana
cara agar pembelajaran daring ini dapat terlaksana dengan
baik. Jadi beliau tidak mengambil keputusan sendiri terkait
pembelajaran daring ini. Selain itu beliau juga sering
meberikan semangat melalui grup whatsap tujuannya
adalah supaya anak-anak, orang tua dan guru tetap
semangat mengikuti pembelajaran daring yang diterapkan.
Peneliti : usaha apa yang dilakukan kepala sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran daring?
Informan : kalo untuk guru kita diberikan fasilitas berupa komputer
supaya mempermudah kita mmebuat materi daring dan juga
memebrikan fasilitas wifi agar mudah membagikan materi
daring kepada siswa. Untuk sendiri beliau membagikan
kuota internet kepada para siswa tujuannya agar siswa tetap
dapat mengikuti pembelajaran daring ini.
Peniliti : baik bu. Mungkin iu saja yang ingin saya tanyakan bu
saya ucapkan terima kasih banyak atas waktunya.
Page 97
Informan : iya sama-sama.
Page 98
Lampiran 5
Transkip Wawancara
Nama : Jafar Sultan Kurniawan
Jabatan : siswa kelas IV Mi Kurnia Kota Jambi
Hari, tanggal, jam : Kamis 21 maret 2021, 09:30
Peneliti : Nama adik siapa dan sekarang kelas berapa ?
Informan : nama saya jafar sultan kurniawan kelas 4.
Peneliti : Bagaimana pendapat adik tentang pembelajaran daring?
Informan : pembelajaran daring kurang menyenangkan karena tidak
bisa bertemu teman-teman dan bertatap muka. Lebih enak
disekolah
Peneliti : Apa yang guru lakukan ketika pembelajaran daring
diterapkan?
Informan : guru ngasih materi dulu melalui wa lalu dijelaskan lewat
video.
Peneliti : apakah pihak sekolah pernah memberikan fasilitas berupa
kuota internet?
Informan : pernah pak. Kalo gak salah itu sekali kita dikasih kuota
internet berupa kartu Xl.
Peneliti : mana yang lebih menyenangkan pembelajaran daring atau
pembelajaran tatap muka?
Informan : pembelajaran tatap muka pak, karna lebih seru bertemu
teman-teman dan lebih mudah mengerti apa yang diajarkan
guru.
Page 99
Peneliti : baik mungkin itu saja yang dapat saya tanyakan ke adek
terimakasih atas atas waktunya.
Informan : baik sama-sama pak.
Page 100
Lampiran 6
Transkip Wawancara
Nama : Revan Pratama
Jabatan : siswa kelas V Mi Kurnia Kota Jambi
Hari, tanggal, jam : Kamis 21 maret 2021, 10:00
Peneliti : Nama adik siapa dan sekarang kelas berapa ?
Informan : Nama saya revan pratama kelas 5
Peneliti : Bagaimana pendapat adik tentang pembelajaran daring?
Informan :menurut saya sedikit membosankan karna penjelasannya
sult dipahami lebih senang pembelajaran tatapmuka seperti
biasanya.
Peneliti : Apa yang guru lakukan ketika pembelajaran daring
diterapkan?
Informan : ee pertama diketik dahulu materinya sama ibu guru lalu
dijelaskan melalui video.
Peneliti : apakah pihak sekolah pernah memberikan fasilitas berupa
kuota internet?
Informan : pernah waktu itu guru memberikan kuota internet
tujuannya untuk kita mengikuti pembelajaran.
Peneliti : mana yang lebih menyenangkan pembelajaran daring atau
pembelajaran tatap muka?
Informan : lebih seru tatap muka. Karna dapat bertemu teman-teman
guru dan juga lebih mudah mengerti kalo dijelaskan guru.
Page 101
Peneliti : baik mungkin itu saja yang dapat saya tanyakan ke adek
terimakasih atas atas waktunya.
Informan : baik sama-sama pak.
Page 102
Lampiran 7
Wawancara bersama kepala sekolah Mi Kurnia Kota Jambi
Lampiran 8
Wawancara bersama guru Mi Kurnia Kota Jambi
Page 103
Lampiran 9
Wawancara bersama siswa Mi Kurnia Kota Jambi
Page 105
KEMENTRIAN AGAMA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKUTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku
tgl
No.
Resi
Tgl.Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-02 R-0 -
Nama
NIM
Pembimbing I
Judul Skripsi
Jurusan/Program Studi
: :
:
:
:
Sapto Pangestu
204172725
Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Diera
Pandemi Covid 19 Madrasah Ibtidaiyah Kurnia
Kota Jambi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
No
Tangggal
Konsultasi
Ke-
Materi Bimbingan Tanda
Tangan
Pembimbing
1
15-12-2020
I Penyerahan Surat Penunjukkan Dosen
Pembimbing
2 23-12-2020 II Bimbingan Proposal
3 29-12-2020 III ACC Seminar Proposal
4 16-02-2021 IV ACC Riset dan Pengesahan Judul
5 23-04-2021 V Bimbingan Skripsi
6
29-04-2021
VI Perbaikan BAB 1 dan BAB IV
7
03-05-2021
VII
ACC Skripsi
Jambi, Mei 2021
Dosen Pembimbing I
Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
NIP. 19670090719970320003
Page 106
KEMENTRIAN AGAMA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKUTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku
tgl
No.
Resi
Tgl.Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-02 R-0 -
Nama
NIM
Pembimbing II
Judul Skripsi
Jurusan/Program Studi
: :
:
:
:
Sapto Pangestu
204172725
Fauzan Azim, M.Pd.I
Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Diera
Pandemi Covid 19 Madrasah Ibtidiyah Kurnia Kota
Jambi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
No
Tangggal
Konsultasi
Ke-
Materi Bimbingan
Tanda
Tangan Pembimbing
1
15-12-2020
I Penyerahan Surat
Penunjukkan Dosen Pembimbing
2 20-12-2020 II Bimbingan Proposal
3 25-12-2020 III ACC Seminar Proposal
4 16-02-2021 IV ACC Riset dan Pengesahan Judul
5 09-04-2021 V Bimbingan Skripsi
6
15-04-2021
VI Perbaikan BAB 1 dan BAB IV
7
20-04-2021
VII
ACC Skripsi
Jambi, Mei 2021
Dosen Pembimbing II
Fauzan Azim, M.Pd.I
NIDN. 2024079101
Page 107
Lampiran 8
Curriculum Vitae
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Sapto Pangestu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Kampung Laut, 20 November 1998
Alamat : RT.018 RW.003, Kel. Kampung Laut,
Ke. Kuala Jambi, Kab. Tanjung Jabung
Timur, Jambi.
Pekerjaan : Mahasiswa
Email : [email protected]
No. Kontak : 0857-8920-3473
Pendidikan Formal :
No. Jenjang Pendidikan Tahun Tamat
1. SDN 92/X KAMPUNG LAUT 2009/2010
2. MTS AL-IRSYAD KAMPUNG LAUT 2013/2014
3. MA AL-IRSYAD KAMPUNG LAUT 2013/2015
4. UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020/2021