PERAN ILMU KEDOKTERAN FISIK & REHABILITASI DALAM TATALAKSANA NYERI MUSKULOSKELETAL Dr. RACHMAT Z.GOESASI, SpKFR (K) KSM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI FK UNPAD/ RSUP dr. HASAN SADIKIN
PERAN ILMU KEDOKTERAN FISIK & REHABILITASI DALAM
TATALAKSANA NYERI MUSKULOSKELETAL
Dr. RACHMAT Z.GOESASI, SpKFR (K)
KSM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI
FK UNPAD/ RSUP dr. HASAN SADIKIN
PAIN (International Association for the Study of Pain)
• Pengalaman emosi dan sensori yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan potensi/ aktual kerusakan jaringan tubuh. • Nyeri merupakan keluhan subyektif • Mekanisme neurofisiologis dan psikoemosional yang
kompleks Kecemasan dan depresi meningkatkan persepsi nyeri
NYERI DAN TRAUMA• Tipe Nyeri :
Acute:Chronic
• Nyeri akut merupakan • Warning sign • Tanda adanya potensi atau kerusakan
jaringan tubuh• Proteksi mencegah cedera lebih lanjut
• Bila keluhan nyeri menetap (kronis) terjadi pergeseran dari patoanatomical ke implikasi psikososial
KONSEP NYERI SECARA BIOPSYCHOLOGICAL
Biological Factors- Disease activity- Overall physical
condition- Medication intake
Psychological Factors- Pain behavior- Pain coping- Self-efficacy- Helplessness- Cognitive distortion - Personality
Social Factor- Social support- Marital
adjustment/spousal responses
PAIN
Biological, psychological, and social factors are involved when an individual reports pain. (Redrawn from Keefe FJ, Bonk V: Psychosocial assessment of pain in patients having rheumatic disease, Rheum Dis Clin North Am 25:81-103, 1999.)
Program Rehabilitasi
Berdasarkan 3 Fase Penyembuhan (Healing)• Inflammatory• Proliverative/ fibroblastic• Remodelling/maturation
PENANGANAN CEDERA FASE AKUT
PROTECTIONP
RESTR
ICE I
COMPRESSIONC
ELEVATIONE
EFEK SAMPINGIMMOBILISASI
ATROFI OTOT ADHESI JARINGAN
LUNAKKONTRAKTUR
OSTEOPOROSIS
SIKLUS CEDERA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FASE PENYEMBUHAN Local Systemic Extrinsic
Degree of tissue damage Age Medication
Type and size of wound Concurrent illness Humidity
Blood supply Nutritional state Temperature
Amount of stress applied to tissue
Obesity
Presence of swelling Stress
Amount of pain
Stabilization of wound
Tissue Characteristic
Presence of infection
Program IKFR Untuk Fasilitasi Penyembuhan
• KARBOHIDRAT• PROTEIN• LEMAK• MINERAL
NUTRISI
• NSAID• STEROID
FARMAKOLOGI
• COLD THERAPY• THERMOTHERAPY• LASER• SHOCKWAVE
MODALITAS FISIK
EXERCISE• FLEXIBILITY• STRENGTH & ENDURANCE• CARDIOPULMONARY ENDURANCE
Program IKFR Untuk Fasilitasi Penyembuhan
• Static splint• BraceOrthosis
• USG guided injection• Dry needling
Intervention
• Soft tissue mobilization• massage
Manual Therapy
Other Rehab
• Kinesiotaping• Cognitive Behavioral Therapy• Psychological• Functional training
MODALITAS FISIK DALAM IKFR
• Electrical Stimulation• Shortwave diathermi• Microwave diatermi• Infrared• Cold therapy• Counter irritant
Kontrol Nyeri melalui modifikasi transmisi atau persepsi nyeri
Modulasi transmisi pada level Spinal Cord
Mengubah banyaknya nerve conduction
Mengubah pelepasan neurotransmitter central dan perifer
Modifying healing
• Ultrasound Diathermi• Laser• Ultraviolet• Shockwave
Therapy
Gate Control Mechanism
Thermotherapy & Cryotherapy
Thermotherapy• Teknik pemanasan
yang digunakan untuk tujuan terapi
• Digunakan bila tujuannya meningkatkan suhu jaringan tubuh
Cryotherapy • Digunakan pada
fase akut, sesaat setelah cedera.
• Tujuan menurunkan suhu jaringan
EFEK FISIOLOGIS PENDINGINAN JARINGAN
Terapi dingin sebagai
penanganan awal cedera
musculoskeletal
Menurunkan suhu pada area cedera
Penurunan produksi metabolit dan panas karena metabolic (respon hypoxic sekunder)
Membuat vasokonstriksi dan menghambat perdarahan dan
edema
Efek Fisiologis Pendinginan
Digunakan segera setelah injury untuk mengurangi nyeri dan spasme otot
Efek dari penurunan nerve conduction velocity
Stimulasi dingin pada reseptor sensory menyebabkan modulasi nyeri melalui gate control
KONTRAINDIKASI CRYOTHERAPI
Gangguan Sirkulasi
Peripheral vascular disease
Hypersensitif dingin
Anestesi pada kulit
Luka terbuka
Infeksi
Pendinginan terlalu lama akan mengganggu penyembuhan
Aplikasi es selama 20 menit menurunkan blood flow ke otot
Efek aplikasi es akan berkurang dengan peningkatan kedalam jaringan
Lamanya aplikasi es tergantung ketebalan jaringan subkutaneus
Aplikasi Cryotherapy
THERMOTHERAPY – InfraredSuperficial heating (infrared heat) direkomendasikan pada fase subacute untuk mengurangi nyeri melalui efek analgesic.
Modulasi nyeri dengan Gate Control Theory
Pengurangan nyeri untuk fasilitasi latihan
KONTRAINDIKASI THERMOTHERAPY
Kondisi musculoskeletal akut
Gangguan sirkulasi
Peripheral vascular disease
Anestesi pada kulit
Kondisi kulit atau Luka terbuka
APLIKASI INFRARED
• Posisikan pasien 50 cm dari lampu• Letakkan handuk lembab pada area nyeri• Waktu Treatment 15–20 menit• Setiap beberapa menit area terapi (kulit) harus
diperiksa.• Area yang tidak diterapi harus dilindungi
REKOMENDASI LATIHAN PADA KASUS MUSKULOSKELETAL
Low Back PainDuration
Acute< 4 Weeks
Subacute or Chronic
> 4 Weeks
Self-care
Advice to remain active √ √Books, handout √ √Application of superficial heat •
Roger Chou, et all. Diagnosis and Treatment of Low Back Pain: A Joint Clinical Practice Guideline from the American College of Physicians and the American Pain
Society. Ann Intern Med. 2007;147:478-491
Pharmacologic thera
py
Acetaminophen √ √NSAIDs √ √Skeletal muscle relaxants √ Antidepressants (TCA) √ √Benzodiazepines √ √Tramadol, opioids √ √
Nonpharmacologic
therapy
Spinal manipulation √ √Exercise therapy √Massage √Acupuncture √Yoga √Cognitive-behavioral therapy √
Intensive interdisciplinary rehabilitation √*Interventions supported by grade B evidence (at least fair-quality evidence of moderate benefit, or small benefit but no significant harms, costs, or burdens).No intervention was supported by grade A evidence (good-quality evidence of substatial benefit)
TERAPI LATIHAN
Harus memperhatikan keamanan latihan.
Faktor yang harus dipertimbangkan: • Riwayat penyakit• Status kesehatan• Medikasi: Pengaruh terhadap balance dan koordinasi saat
latihan • Lingkungan lokasi latihan
Active Therapeutic Exercise pada penderita nyeri:• Latihan harus bebas nyeri• Mampu mengulang kembali esok hari• Nyeri selama atau sesudah Latihan merupakan tanda latihan terlalu
berat• Durasi, frekuensi dan intensitas perlu diatur ulang/dikurangi
TERAPI LATIHAN -Therapeutic Exercise-• Aerobic conditioning and reconditioning • Muscle performance: strength, power & endurance training
•Range Of Motion (ROM)• Stretching and joint manipulation techiniques• Neuromuskuler control, inhibition and facilitation techniques• Postural control, body mechanics and stabilization exercises• Balance exercise dan agility training• Relaxation exercises• Breathing exercises and ventilatory muscle training• Task-specifik functional training
-Range Of Motion- Lingkup Gerak Sendi
• Lingkup Gerak Sendi merupakan suatu teknik dasar pemeriksaan
• Saat menggerakkan sendi seluruh struktur akan terpengaruh:
(Otot, permukaan sendi, cairan synovial, kapsul sendi, ligament, fascia, pembuluh darah dan saraf)
• Teknik terapi untuk mempertahankan mobilitas jaringan lunak dan sendi, untuk meminimalkan kehilangan fleksibilitas serta terjadinya kontraktur
Range Of Motion Exercise (Lingkup Gerak Sendi)
• Precaution/Kontraindikasi:
Acute tears, Fraktur, Pasca Operasi
• Lakukan setiap gerakan 5-10 repetisi
• Lakukan secara perlahan terutama bila sendi masih bengkak dan sangat nyeri
Gerakan sendi Abduksi- Adduksi Gerakan sendi Fleksi-Ekstensi
Gerakan sendi Rotasi
TIPE LATIHAN - RANGE OF MOTION
• Gerakan oleh kontraksi otot dari sendi.
Active Range Of Motion (ROM):
• Gerakan dibantu secara manual atau mekanik dari gaya luar karena otot penggerak utama perlu dibantu.
Active-assistive (ROM)
• Tidak ada kontraksi otot volunteer. Gerakan dari gaya luar (gravitasi, mesin, individu lain, bagian tubuh lain).
Passive Range Of Motion (ROM)
Indikasi Passive ROMPada area inflamasi akut
Pasca operasi repair otot atau tendon
Pasien tidak mampu bergerak aktif ( comatose, paralisis)
GERAKAN AKTIF AKAN MENGGANGGU PROSES PENYEMBUHAN
TUJUAN PASSIVE ROMMENURUNKAN RISIKO KOMPLIKASI IMOBILISASI
Degenerasi kartilago, terbentuknya adhesi/perlengketan dan kontraktur atau terhambatnya sirkulasi.
Tujuan Spesifik:• Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan lunak• Meminimalkan terjadinya kontraktur• Mempertahankan elastisitas otot• Membantu dinamika sirkulasi dan vaskular• Meningkatkan pergerakan cairan sinovial untuk nutrisi cartilago dan difusi dalam sendi• Menurunkan atau inhibisi nyeri.• Membantu proses penyembuhan setelah cedera atau operasi.• Mempertahankan kesadaran pasien terhadap gerakan
ACTIVE & ACTIVE ASSISTIVE ROM
• Tidak ada inflamasi dan kontraindikasi untuk gerakan aktif• Kontraksi aktif otot mempunyai keuntungan fisiologis • Kontrol volunteer otot berguna untuk motor learning
TUJUAN:• Mempertahankan elastisitas dan kontraktilitas otot• Sensory feedback • Stimulus untuk integritas tulang dan sendi• Meningkatkan sirkulasi dan mencegah pembentukan thrombus• Membangun kemampuan motorik dan koordinasi untuk aktivitas
fungsional
PENUTUP
• Nyeri harus dilihat berdasarkan konsep biopsikososial. • Penanganan nyeri karena adanya patologis
musculoskeletal harus berdasarkan fase penyembuhan (healing phase).• Tatalaksana IKFR pada nyeri muskuloskeletal
menggunakan berbagai macam pendekatan rehabilitasi• Modalitas terapi panas dan dingin serta Latihan
sederhana dapat dilakukan pada tatalaksana klinis sehari