Top Banner
Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan Olahraga PERAN EMOSI DALAM PENGAJARAN PENDlDlKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Oleh: Setyo Nugroho Faknltas Ilmn Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Abstract This analysis is performed to give a description concerning the role of emotions in teaching ofphysical education and sport. Description early with definition of emotion expressed with results from the perception ofsome happening and described also as a state of physiological and psychological imbalance. Fear, love; and rage are the three "classical" emotions. Emotional arousal is necessary for peak pertormance, however, it is conceded that too much emotional stimulation tend to interfere with the early stages of motor learning. Emotions are involved in any situation, not only in sports situation. The right kind and the approproate amount of emotional arousal can truly help a student to reach peaks of achievement, which would not have been possible without it. Measuring success and failure by the number of wins and losses parameter representing inadvisable action, because too many frustration and too many failures can be debilitating and disorganizing. The true measure of success for a student must be his achievement in term of his potentials and the degree ofself-fulfillment achieved through participation. Key words: Emotions, anxiety, stress, tension, peak performance Pendahuluan S tudi emosi diliputi dengan problema dan kesulitan. Salah satu'kesulitan yang dihadapi adalah digunakannya definisi yangjauh dari persetujuan universal. Hal tersebut ditunjukkan oleh Joseph Oxendine dengan pemyataan 481
23

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Oct 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan Olahraga

PERAN EMOSI DALAM PENGAJARANPENDlDlKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

Oleh: Setyo NugrohoFaknltas Ilmn Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

This analysis is performed to give a description concerning the role ofemotions in teaching ofphysical education and sport. Description early withdefinition ofemotion expressed with results from the perception ofsomehappening and described also as a state of physiological and psychologicalimbalance. Fear, love; and rage are the three "classical"emotions. Emotionalarousal is necessary for peak pertormance, however, it is conceded that toomuch emotional stimulation tend to interfere with the early stages ofmotorlearning. Emotions are involved in any situation, not only in sports situation.The right kind and the approproate amount ofemotional arousal can trulyhelp a student to reach peaks ofachievement, which would not have beenpossible without it. Measuring success and failure by the number ofwinsand losses parameter representing inadvisable action, because too manyfrustration and too many failures can be debilitating and disorganizing. Thetrue measure ofsuccess for a student must be his achievement in term ofhispotentials and the degree ofself-fulfillment achieved through participation.

Key words: Emotions, anxiety, stress, tension, peak performance

Pendahuluan

Studi emosi diliputi dengan problema dan kesulitan. Salah satu'kesulitanyang dihadapi adalah digunakannya definisi yangjauh dari persetujuan

universal. Hal tersebut ditunjukkan oleh Joseph Oxendine dengan pemyataan

481

Page 2: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

CakrawaJa Pendidikan, November 2004. Th. XXIfI. No.3

one difficult problem in analizing the arousal performance question isthat ofdefining and catagorizing human emotion (Suinn Richard M.,1980: 103). Permasalahan lain dalam studi tentang emosi, sepeni: berbagaiteori yang dipresentasikan mendapat perlawanan dan penolakan, sedangkanhasil eksperimental yang dilakukan lerhadap binatang hanyadapal diterapkansecara terbatas pada manusia. Tingkat atau intensitas emosi manusia sangatbervariasi, bahkan cara mengklasifikasikannya perlu mendapalkanpertimbangan secara hati-hati. Hampir seluruh perilaku manusia merupakanhasil campuran dari berbagai bentuk emosi.

Sementara informasi yang bersumber dari laporan instrospektif tidakseluruhnya reliabel. Pengukuran emosi yang valid dan reliabel hingga kinimasih sangat terbatas. Kualitas dan intensilas emosi diantara individu sangatberbeda, dan begitu pula pengaruhnya terhadap perilaku. Akhirnya dapatdinyatakan b<jhwa emosi adalah suatu fenomena internal yang lidak dapaldinyatakan secarajelas (intangible), yang sulit untuk diteliti secara ilmiahdan diekspresikan dengan kala-kala..

Pentingnya Emosi

Emosi sangat penting dalam pendidikan jasmani dan olahraga.Pembangkitan emosional diperlukan untuk meraih kineIja puncak. Namundemikian, perasaan frustrasi dan kecewa merupakan keadaan yang tidakdapat dihindari dalam aktivitas olahraga, khususnya pada olahraga kompetitifDemikian pula, perasaan cemas atau stres, dan rasa senang atau gembira,merupakan salah satu bagian dari aktivitas tersebut.

Dorongan emosi umumnya akan mengelilingi pelaku kegiatan danperistiwa itu merupakan bagian hampir di setiap situasi olahraga. Perasaangusar bercampur takut dapat meningkatkan semangat pesera didik yangbertanding, khususnya dalam aktivitas "body contact". Demikianjuga,sorak-sorai penonton, suara musik dalam pertandingan, teriakan penjajamakanan, dukungan orang tua dan kawan-kawan, akan menambah aura'dorongan dan stimulasi resp0I:! emosional bagi pelaku yang terlibat.

Emosi bisa muncul setiap saat dan terlibat di setiap situasi. Keadaanemosional tidakhanyamuncul dalam suasana keolahragaan saja, tetapi dapat

482

Page 3: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan O/ahraga

terlibat dalam suasana lain, seperti: dalam suasana kehidupan yang sehat,pengembangkan ekspresi diri, kepemimpinan suatu organisasi, dan dalampengembangan nilai.

Pemikiran dan keputusan dipengaruhi perasaan dan sikap mentalindividu. Emosi memberikan kesempumaan terhadap keputusan yangdilakukan; tetapijika keberadaannya terlalu tinggi akan menyebabkanperilaku menjadi kurang rasional. Ekspresi emosional merupakan kekuatanberasal dari sistem syarafdan sistem endokrin. Dari sumber ini, pengaruhmenyebar ke seluruh tubuh dan selanjutnya mempengaruhi manusia secarakeseluruhan. Dalam produksi emosi terdapat proses peleburan terhadapsemua pengalaman perasaan yang kompleks dan pola perilaku menetappada diri individu, dan perilaku menetap yang dimaksudkan merupakanwarisan dari apa yang telah dipelajari (Tussing, dalam Frost, 1971 :39).

Emosi

Sebelum analisis dilakukan, perlu mendefinisikan terminologi emosi yangdigunakan, dan menunjukkan apakah permasalahan yang dimaksudkan telahtermanifestasikan dalam karya ini.

Webster s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the EnglishLanguage menyatakan emosi sebagai anystrong agitation ofthefillingsactuatedby experiencing love, hate,fear, etc., and usually accompaniedby certain physiological changes, as increasedheartbeat, respiration,or the like, and often overt manifestation, as crying, shaking, etc.(1989: 467). Frost (1971: 39) menyatakan emosi merupakan hasil persepsipeserta didik terhadap suatu kejadian. Perasaan dan sensasi mengikutipersepsi sebagai proses fisiologis. Untuk menentukan mana lebih dahuludiahtarakeduanyasulit dilakukan, karena keberhasilan dalam suatu peristiwadapat menekan atau menghalangi perilaku fisiologis maupun sifat emosionalyang diobservasi dan dirasakan.

Emosi digambarkanjuga sebagai keadaan fisioiogis danpsikologis yangtidak seimbang. Dalam ketidakseimbangan ini organisme manusia biasanyaberupaya mencari bentuk equilibrium. Sistem syaraf, endokrin, sirkulasi,digestivus dan sistem-sistem lainnya terlibat dalam menghasilkan

483

Page 4: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawala Pendidikan..November 2004. Th. XXIII. No. 3

keseimbangan ini. Dengan demikian, situasi yang mengawali respon fisiologisterbentuk kerriudian diikuti oleh sensasi atau perasaan. dan pada saatbersamaan menggerakkan mekanismetubuh, untuk mempersiapkan tindakanatau menyebabkan kembali ke keadaan setimbang.

Karena terminologi yang ada belum dapat membedakan secara tegas,barangkali pendekatan yang paling bermantaat menurut Pargman (SuinnRichard M., 1980: 90-98) adalah menggambarkan emosi dengan dasartingkat pembangkitanatau aktivasi. Dengan cara ini keadaan emosional dapatditempatkan secara kontinum dari aktivasi tertinggi sampai yang terendah,seperti: kegairahan, kesiagaan dan perhatian , rileks, mengantuk, tidursekejap, tidur nyenyak. pingsan. dan kematian

Ada tiga bentuk emosi klasik, yaitu: rasa gusar, rasa takut, dan rasacinta. Selain itu terdapat berbagai macam bentuk emosi lain, seperti: nisacemburu, benci, muak, sedih, bebas, putus asa, kegembiraan yang h.lar biasa,kagum. harapan, sedih hati, seg~n. dan lain lain. Beberapa diantara bentukemosi di atas saling berhubungan satu dengan lainnya, dan untuk kepentingananalisis yang lebih baik, bentuk emosi yang ada perlu dikategorisasikan.Sudah barang tentu, semua hal yang bersangkut paut dengan permasalahanemosi tidak dapat dikupas secara tuntas dalam karya ini. Karena karya inidirencanakan bukan untuk mengkaji berbagai teori emosi secara rinci. tetapilebih dimaksudkan untuk menyajikan pemikiran tentang perasaan danperilaku emosional peserta didik, pelatih dan guru, dan menunjukkanbagaimana tenomena tersebut terlibat dalam berbagai pemikiran dan perilakumereka.

Manifestasi Fisiologis

Jika organisme manusia memerlukan upaya di luar kebiasaan, mendapatancaman bahaya, dan mengalami situasi darurat, maka kelenjar adrenalinakan terstimulasi dan mengeluarkan sejumlah adrenalin dan noradrenalin.Hormon ini menguatkan aksi sistem syarafsimpatik, dan menghasilkansejumlah respon fisiologis yang mempersiapkan organisme untuk melakukanaktivitas jasmani yang berat. Aktivitas bisa diwujudkan dalam bentukmenyerang, bertahan, berlari, mengejar, mengangkat, dan lain-lain.

484

Page 5: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Frost (1971 : 41) menyimpulkan ringkasan peristiwa organisme manusiayang merupakim hasil aksi sistemsympatho-adrenalin, seperti berikut.

1. Volume sekuncup dan jumlahdarah yang mampu dipompa dalamjantung meningkat 10-25 persen.

2. Detakjantung dan tekanan darah meningkat dengan segera. yangdiikuti dengan penurunan, seperti mekanisme lain pada awalbekerja.

3. Terjadi vasodilatasi pada otot rangka dan arteri koroner.4. Pemisahan sel darah merah dalam limpa meningkat dan

memperoleh keuntungan dalam pemanfaatan oksigen.5. Respirasi menjadi lebih dalam dan otot tenggorokan mengalami

relaksasi yang memungkffikan terjadinya peningkatan persediaanoksigen ke jaringan.

6. Mengembangkan aksi ot~tdan menurunkan tingkatkelelahan yangmenyebabkan pening!<atan persediaan darah dan kontraksi lebihbesar.

7. Meningkatkan kadar gula dalam darah dengan membebaskancadangan dalam hati.

8. Penyusutan waktu pembekuan darah.9. Pelangsiran darah dari daerah abdominal dan hati menuju otot

rangka danjantung.10. Dilatasi pupil mata dan kerapkali menyebabkan bola mata

menonjol.II. Kulit mengalami vasokontriksi yang menyebabkan muka pucal.12. Terjadi kontraksi otot halus dalam kulit menyebabkan tegaknya

buluroma.13. Telapak tangan, bagian atas dahi, dan bawah hidung berkeringal.14. Kegelisahan, kecemasan kerapkali meningkatkan aktivitas

lambung.IS. Terjadi serangan sensasi terhadap lambung, yang bisa

menyebabkan hambatan turunnyagelombang nonnal dan mengaturgelombang yang balik.

485

Page 6: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawa/a Pendidikan, November 2004, Th. XXIIJ, No. 3

Sejurnlahpenelitian yangada menyatakanminimal ada satukemungkinanuntuk menjelaskan respon rasa gusar, rasa eemas, dan rasa taku!. Manusiabisamengarahkan kemarahannya kepada diri sendiri amupun kepada individudi luar dirinya. Dalam kasus terakhir, para peneliti menunjukkan bahwasimtom depresi dan keeemasan mempunyai kemiripan denganrespon fisiologis .yang dihasilkan oleh rasa takut, sehingga dihipotesiskan bahwa adrenalinmaupun noradrenalin yang dikeluarkan medulla adrenalin kemungkinantergantung padaketepatan stimulasi hypothalamus. Dua substansi di atasmempunyaipengaruh fisiologis berbeda, adrenalin menghasilkan respon samadengan depresi dan keeemasan, sedangkan noradrenalin memberikan responsarna dengan rasa marah yang diarahkan ke luar.

Barangkali kesimpulan signifikan yang bisa ditank dari penjelasan diatas menyatakan bahwa faktor-faktor psikologis yang melibatkan emosi.berhubunganerat dengan proses fi~ioJogis, dan untuk memahami fenomenaemosional tersebut tidaklah munWGn tanpa melibatkan pengetahuan tentangmekanisme tindakan dalam melakukan penlaku tertentu.

Dalam format spesifik, Burke (I998: 13) menyatakan stres dan bentukemosi lain, yang teIjadi menjelang kompetisi, dapat mempengaruhi responjantung. Sebelumresponjantung berpengaruh negatif, peningkatan detakjantung menjelang kompetisi dapat dihubungkan dengan kemampuanantisipasi atle!. Frekuensi detakjantung sesaat menjelang kompetisi, telahdikaji oleh Me Ardle dan kawan-kawan (Burke E. R., 1998: 13), yanghasilnya menunjukkan bahwa kompetisi lari denganjarak lebih panjangmempunyai detak jantung lebih rendah. Detakjantung pada nomor-nomorIan 400 meter kira-kira l3D/menit; lari 800 meter 120/menit; dan pada lari3000 meter 110 /menit

Peneliti SwediaAstrand dan Rodhal, mengevaluasi frekuensi detakjantung pemain ski tingkat dunia selama musim kompetisi. Detakjantungpada awal kompetisi 160/menit dan sampai berakhimya lomba detakmaksimum yang dieapai 207/meni!. Namun, jika kegiatan yang sarnadilakukan dalam suasana latihan pada hari berikutnya, maka nilai detakjantung menjadijauh lebih rendah dan intensitas nyata diestimasi kira-kira80% YO, maks. (Burke E. R., 1998: 13-14). Data di atas menunjukkanbahwa delakjantung tidak selalu menjadi indikator yang baikdalam aktivitas

486

Page 7: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan OlBhraga

jasmani, khususnyajika pelaku mengalami kecemasan atau dalam keadaansires. Beban keIja yang rendah sampai sedang dapat menghasilkan intensitaskeIjayang signifIkan.

Bentuk Emosi

Sangat sedikit perasaan manusia yang terbentuk dari "pure emotions".Dalam kenyataan, tidak ada emosi mumi teIjadi dalam kehidupan manusia,namun lebih banyak berupa kombinasi dari berbagai bentuk emosi. Sebagaicontoh, takut bercampur sedih dapat diterangkan sebagai keputusasaan;penerimaan dan takut dapat dipandang sebagai kepatuhan; marah dankegembiraan akan memungkinkan menjadi kebanggaan; penerimaan dankesenangan akan menjadi cinta. Perasaan takut dan antisipasi dapatdi~!;rangkan sebagai kecemasan; dan gabungan antara marah dan takut akan '" 'menjadi rasa bersalah.

Dengan cara yang sarna anaiisis bentuk-bentuk emosi lainnya, seperti:kecemburuan, kebencian, penyesalan, kekecewaan, kesenangan,kedongkolan, harapan, pemujaan, dapat dilakukan. Namun demikian,kompleksitas emosi memerlukan pemikiran lebihjauh, tidak hanya sematamengacu pada kemungkinan melakukan campuran terhadap bentuk-bentukemosi tersebut. Emosi individu dalam berbagai aktivitas mempunyai tingkatintensitas masing-masing. Untukkepentingan tersebut tersedia sejumlahformula untuk mencampur berbagai bentuk emosi mumi menjadi berbagaibentuk perasaan manusia yang tanpa batas.

Aktivitas pendidikanjasmaniyang dilakukan secara alami penuh nuansaemosional. Untuk optimalisasi perkembangan peserta didik, diperlukanpemahaman masalah emosi yang memadai, sehingga pemahaman bukansekedar harapan, tetapi sudah menjadi kebutuhan.

Emosi Sebagai Sumber Power

Kita sering mendengar ada seseorang yang mampu mencapai kinerjaspektakuler di bawah pengaruh emosi yang tinggi. Frost (1971: 43) dalamPsychological Concepts Appliedto Physical Education and Coaching,

487

Page 8: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawa/a Pendidikan. November 2004. Th. XXIfI, No.3

menginfonnasikan sebuah suratkabar yang memuat berita seorang ibu yangmampu mengarigkat sebuah mobil untuk melepaskan anaknya yang beradadi bawahnya. Kinerja tersebut sulit dilakukan dalam situasi normal. Cadanganpower dalam diri individu dapat dilepaskan di bawah kondisi doronganemosional dan situasi darurat, dan juga semua tindakan itu.diawali denganketerlibatan emosional yang dalam.

Sampai titik tertentu eksitasi yang keras akan mempengaruhi orang lainuntuk bergerak lebih cepat, lebih kuat, mempertahankan laju kecepatan dalamwaktu lama, dan bergerak dengan determinasi (Frost. 1971: 43). Semuahal di atas merupakan manifestasi keinginan yang terjadi secara tidaknonnal.Dalam kegiatan olahraga, senng diwamai dengan penstiwa munculnya tim"anak bawang" menjadi yang terbesar, pelari bukan unggulan mampumemecahkan rekor dunia, pegulat dapat menundukkan lawan yangjauhlebih kuat, dan beberapa atlet tertentu mampu melebihi harapannya denganmengaktualisasikan seluruh keterampilan, kecepaian, dan daya tahan yangilirrlliOO. .

Emosional dan Akibatnya

Keterlibatan emosional berlebihan dapat berbahaya. Bentuk emosi,seperti rasa takut, benci, dan cemas dapat merugikan kesehatan mental,terutamaj ika terjadi dalam waktu lama. Rasa bersalah dalam waktu lamadapat membentuk kont1ik, dan konsekuensi yang tidak diinginkan dapatteIjadi, seperti melakukan upaya menarik din dan kegiatan.

Banyak atlet menyesali tindakan yang telah dilakukan dalam keadaanemosional. Pembangkitan emosi berlebihan dapat mengurangi efektivitasproses mental dan menurunkan konsentrasi terhadap tugas yang cepat.Keterlibatan emosional dengan intensitas tinggi dalam waktu lama biasanyadimanifestasikan dengan menurunnya tegangan otot yang pada gilirannya.akan menyebabkan atlet mengalami kelelahan, dan akhimya mengarahkepada "kemandegan" kineIja. Untuk itu atlet yang cenderung melakukanbanyak kesalahan bisa mengundurkan din dari kompetisi, karena atlet yangkurang adekuat dalam kemampuan motorik bisa frustrasi dan membentukfIksasi atau sikap apatis.

488

Page 9: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi dalam Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Dari gambaran singkat di atas dapat dicermati bahwa penilaian awalterhadap siruasl merupakan titik tolak reaksi berantai yang akhimya akanmengakibatkan kondisi pembangkitan emosionat yang berlebihan. Reaksiberantai ini bersama-sama dengan faktor-faktor lain yang terkait denganproses pembangkitan sangat mempengaruhi kinerja yang dihasilkan. Unrukmemperjelas uraian dapat diikuti model hubungan antara pembangkitanemosional dan kinerja yang dikemukakan Landers dan Boutcher (WilliamJ. M., 1993: 172).

Contoh yang dibahas, menitai siruasi secara negatifdan memutuskanbahwa kemampuannya tidak memenuhi kebutuhan yang diperlukan untukmenghasilkan kinerja yang diharapkan. Kombinasi antara faktor partisipasidatam aktivitas penting yang sangat berarti dan faktor keraguan terhadapkemampuan diri, merupakan penyebab timbulnya kegelisahan dankekhawatiran. Hal ini biasanya merupakan bag,ian pertama dari prosespembangkitan, yang apabila tidakdihentikan akan mengakibatkan timbulnyareaksi tisiologis seperti yang tertuang dalam model di bawah ini (lihat D. 1­4). Jika respon fisiologis sudah mulai terbentuk, maka dimulai menilaiperasaannya (C. 5). Jika tidak diketahui cara menanggulangi reaksi fisiologis

.--------.---10:';:-.;;P.~,,:;;rt;;-.;;:D;;;;d;;;;kll~r--------..,l. Kelerampilan~. Kcpril'oadianJ. Kcscuar;m jasmani dan

p~iko~ois

4. Pcn¥alam;m pribadi

B.SifuasiOlahraga

I. Kesulitan lUuas~. Kcbuluhan -

C. Penilaianf-----+I Kognitif

Terhadap kehuluhanTerhadap sumberferharlap konsekuensiTerhatlap makna konsekuensiTerhadap teaksi lisik

D. RcsponEmosional atauFisiologis

1. Delak janlun~

~. Kele~an~an Ol<llJ. Gdomban!!. <llak-I. K<lnJuksl k-ulil

E. Perilaku

l. Kinerja m<:>torik~. Pemb. keputusanJ. Persepsi..t. In!:talan l<~(hadap maleri

~all!:t dipelajari

t tModel: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku (Sumber: William J. M.. ApplUed SpartPsychology Perso/lal Growth to Peak Performance. 1993: 172)

489

.,-.

Page 10: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawala Pendidikan. November 2004. Th. XXJ1I. No.3

tersebut, makaakan menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan lebih besar(C. 1-4). Perhatikanjuga bahwa saat kinerja ditampilkan. maka aspek­aspek perilaku peserta didik (lihat E. 1-4) akan kembali pada penilaiankognilif(C. 1-5) yang dapal menimbulkan kegelisahan semakin parah.Seperti dilihat dalam model, proses ini dipengaruhi variabel perbedaanindividu, seperti: tingkal keterampilan, kepribadian. kesegaran jasmani danpsikologis, dan pengalaman pribadi

Frustrasi dan Agresi

ISlilah frustrasi menunjuk pada semua gangguan terhadap respon tujuanatau pemecahan masalah personal. Frustrasi mempunyai bermacam-macamtingkatan. Frustrasi teIjadi dalam kondisi abnormal yang merupakan hasildari adanya hambalan lerhadap l!paya peseI1a didik untuk memenuhikebutuhan, atau berasal dari ~etidakmampuannyauntuk memecahkanmasalah yang dihadapi. Peserta didik yang frustrasi biasanya mempunyaikarakteristik bingung, putus asa, dan jengkeI. Kemarahan dan agresimerupakan respon khas orang fruslrasi:dan intensitasnya cenderungsebanding dengan tingkat fiustrasi yang dialami. Semakin besar hambatanyang dialami, maka semakin kuat pula agresi dan kebutuhan untukmengekspresikan kejengkelannya.

Frustrasi keciI tidak terlalu berbahaya. Jika peserta didik mensikapinyasecara benar, maka fruslrasi pada tahap ini akan membentuk lantanganyang inspiratifdan bersifat pengembangan. Sebaliknya, jika peserta didikmendapatkan tantangan sebelum dirinya siap, alau mendapat kesempatanpekeIjaan yang tidak mampu dilakukan, maka frustrasi dan perasaan gagalyang akan diperolehnya. Keadaan ini akan menghalangi kemajuan danmenjadi perintangdalam pemenuhankebutuhannya.

L. L. Robins (Frost, 1971: 46) menyimpulkan bahwa pemenuhankebutuhan secara penuh tidak mungkin dilakukan,.dan perasaan fmslrasiberkesinambungan yang terjadi secara berangsur-angsur merupakanfenomena kehidupan itu sendiri. Lebih lanjut disimpulkan bahwa rintanganyang tepat bisa menjadi sebuah tantangan bukan formulasi tujuan yang tidakmungkin diraih, dan permasalahan yang dapat dipecahkan melalui upaya-

490

Page 11: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi dalam Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Dlahraga

upayanyatamerupakanbagianpenting dari perkembanganorganismesecaratotaL

Frustrasi bisa teIjadi di semuabidang, tak terkecuali di bidang pendidikanjasmani dan olahraga. Sikap ini bisa teIjadi karena kebutuhan peserta didikuntuk memperoleh perhatian dari para guru tidak terpenuhi, ataupundihasilkan oleh pencapaian kineIja olahraga yang kurang. Respon fiustrasidapat berbentuk sebagai perilaku sosial yang tidak diterima masyarakat,atau aksi-aksi regresiflainnya yang bersifat individual. Frustrasi dapatdisebab- kan oleh disiplin represifatau sikap otoriter yang diberlakukan disekolah maupun di rumah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dapatmemperolehsaluranuntukmelampiaskan kecenderungan agresifuya dalampermainan, seperti; sepakbola, bola tangan, dan aktivitas olahraga lainnya.Aksi agresif, yang 10..rrang disukai dalam komunitas tertentu, kemU!1gkinanbisameraihkeberhasilandalamojahraga,yangpadagilirannyadapatmemacuperkembangan perilaku dan kineIja lainnya.

Permusuhandanperilaku agresiftidak selaluditujukan ke arahpenyebabfiustrasi. Hal ini selalumenjadipertanyaanbagi kita semua, mengapabertindakbodoh dengan menyerang individu ataukelompokyang bertanggungjawab?Individuyang sedang marah mungkin sulit mengetahui secaratepat apa dansiapa penyebab sebenamya, dan tindakannya semata-mata mencari-cariobyekyangpalingtersediauntukdijadikan obyekpelepasan agresinya Untukmemberi ilustrasi terhadap penjelasan ini, penulis membangkitkan kembaliingatannyaterhadap ceritera lucu tentang berbagai pengalaman yang teIjadidi bidangkepelatihan, dalamkonteks ini penulis mengggunakan ilustrasi bolabasket.

Pada saat itu ada seorang atlet berbadan tinggi tetapi agak canggungyang berupaya keras menjadi anggota tim bolabasket, sampai seniornyamelewati tahun-tahun emasnyadi cabang olahraga tersebut.Akhirnyapemaintersebut berhasil dimainkan dalam pertandingan awal babak final. Dalampertandingan, pemaintersebut melakukansatuataudua tembakan yang salah;selanjutnyakehilangan boladalamsuatuperebutan, dan membuatkaki lawantersandung, namunupaya ini tidak mendapatkan pujian dari penonton; tentusaja masih banyak tindakan lain yang dilakukannya sebagai hiburan bagi

491

Page 12: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawa/a Pondidikan. November 2004. Th. XXiii. /10. 3

pendukung tuan rumah. Tindakan selanjutnya pemain tersehut merebut danmenyerang dengan kasar terhadap lawan yang terdekat dengan tinjunya.Tentu saja tindakan ini sangat berlawanan dengan prinsip sportivitas dantidak sesuai dengan perilaku yang ditampilkan sebelumnya. Akhimya, dalamwawancara berikutnya mengungkapkan bahwa dirinya putus asa, karenasudah bertahun-tahun ingin menjadi anggota tim bola basket tetapi terhalangoleh kekakuan tubuhnya. Lebihjauh lagi, perilakunya telah menjadi bahanhinaan dan dijadikan obyek olok-olok orang lain. Sebenamya, dirinya tidakbermaksud menjatuhkan lawannya, tetapi pada saat itu lawan berada didekat sasaran anak mudayang mendapat penghinaan, oleh karena itu telahmenjadi obyek serangan balasan.

Ilustrasi di atas menunjukkan seorang atlet muda dalam keadaan frustrasiyang berubah menjadi marah, berperilaku agresif, bertindak membebaskanketegangannya, dan memilih sasaran respon agresinya, karena dalam upayameraih tujuan yang diharapkan.rnendapatkan hinaan dari lingkungan disekitamya. Hal ini dapat juga dijadikan contoh perilaku yang tidakberorientasi tujuanyang dihasilkan dari sikap frustrasi yang telah terakumulasidalam waktu lama.

John Dollard dan kawan-kawannya (Frost, 1971: 48) menguraikansecara rinci teori "katarsis" tentang agresi. Secara esensial teori inimengatakan bahwajika seorang individu menyerang atau menyalahkanpenyebab !iustrasinya, maka gerakan hati untuk melakukan agresi menjadiberkurang. Pengurangan yang sarna dapat diperoleh pula pada individu yang"memindahkan" agresinya kepada obyek lain. Tindakan agresi yangdilakukan akan memberikan saluran bagi keinginan agresi yang tersimpandalam dirinya.

Partisipasi dalam sepakbola atau melakukan pendakian gunung akanberpengaruh terhadap sikap agresi seseorang. Dollard menyatakan: dalamrangka menghilangkan emosi dan mengurangi kekuatan hasutan terhadaporang lain, ekspresi berbagai bentuk agresi yang tidak membahayakanmasyarakat perlu diberikanjalan agartidak membentuk agresi yang secarasosiallebih berbahaya. Ekspresi dengan bentuk-bentuk agresi tertentu akanmemberi keuntungan bagi masyarakat manapun yang mengijinkannya.

492

Page 13: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi dalam Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pengaturan tujuan dan pemberian tantangan kepada peserta didikharusmenggunakan penilaian yang benar, karena situasi frustrasi dalamjumlahyang memadai dapat menanggulangi dan menstimulasi proses pertumbuhandan perkembangan. Tantangan yang sesuai dapat mengarah kepada upayalebih keras, keinginan lebih tinggi, dan determinasi untuk mencapai tujuan,sekalipun melalui jalan yang berbeda. Namun lain halnya denganpermasalahan yang pelik. Permasalahan ini akan menyebabkan munculnyaperasaan gagal yang mendalam. Perasaan gagal yang mendalam akan diikutitindakan dengan sikap terbalik, seperti: apatis, menarik diri, introversi,ketergantungan berperilaku antisosial, dan agresi.

Kegusaran: Manfaat dan Resikonya

Kegusaran merupakan salah satu bentuk emosi klasil$:. Menurut Fmst(1971: 49) kata gusar ini aga~ sulit didefinisikan, dan kesulitan inimenyebabkan beberapa ahli psikologi mengganti dengan terminologi lain,seperti: agresi, permusuhan, kebencian, dan amukan. Semua peristilahan diatas mempunyai keterkaitan dengan bentuk-bentuk emosi, seperti: kegusaran(wrath), marah (resentment), rasa marah (indignation), marah (ire), dankegeraman (jUry).

Dalam lingkup keolahragaan terminologi kemarahan (anger) barangkalilebih dipahami daripada lainnya. Kata ini digunakan untuk mengidentifJkasiemosi yang terbentuk akibat perasaan luka atau bersalah, perlakuan tidakadil, permainan tidakjujur, atau serangan tanpa alasan. Kemarahan ditandaidengan adanya persiapan organisme untuk bersikap menyerang daripadamenghindar. Kemarahanjuga merupakan reaksi untuk mengganggu, yangdalam pembangkitannya mempunyai berbagai tingkatan.

Masyarakat yang normal dan sehat, berkeinginan menjadi individuyangmempunyai hak, dengan prerogratifuya tidak menyukai campurtangan pihaklain. Dalam konteks olahraga, pada umumnya para atlet mempelajaripermainan dengan landasan aturan-aturan tertentu, dan menentangpelanggaran terhadap Iiak-hak mereka, lebih-lebih jika aturan yangdigunakan dilanggar. Gangguan pihak lain yang tidak berada dalamotoritasnya, biasanya menimbulkan kemarahan lebih besardaripada dilakukan

493

Page 14: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawa/a Pondid/kin, November 2004, Th. XXIII, No. 3

oleh orang tua,guru ataupelatih. Figur otoritas yang "tegas tetapi adil"padaumumnya inembentukkemarahan lebih rendah daTIpada otoritas yang"toleran tetapi berat sebelah" (Frost, 1971: 49).

Kelelahan, rasa lapar, sakit, dan keeemasan eenderung meningkatkankemarahan. Seiring dengan hal tersebut, para guru dan pelatih sebaiknyamempertimbangkan dengan seksama reaksi agresif yang mungkin timbulsetelah peserta didik melewati hari-hari yang melelahkan, menyelesaikantugas yang berat, atau sesudahrnengikuti aktivitasjasmani dan mental dalamwaktu lama. Kemarahan kadang-kadang juga muneul sebagai responterhadap tuntutan yang tidak konsisten; ketidakjujuran, yang sudah nyataatau masih dalarn imaginasi; pematahan harapan; atau melukai kebanggaanindividu.

Pelatih sebaiknya menyediakan waktu khusus untuk memahamipermasalahan ini. Karena frustrasi yang diperoleh peserta didik merupakanakibat dariberbagai sebab, seperti:,kegagalannyamenjadianggota tim, aturandalam latihan menghambat kehidupan pribadinya, hinaan dengan sikappembeberan kelemahan pihak lain, pelanggaran personal dalam olahraga"body contacf', dan lain-lain. Semua hal di atas teIjadi dalam waktu lama,keras, dan dalam bentuk praktek yang melelahkan. Dalam situasi yangberjalan seperti itu perangai peserta didik eenderung meninggi danmembutuhkan kesempatan untuk melepaskan agresi.

Dalamkonteks olahraga, pelatih"dengan cambuknya" dikenalsebagaipembentuk atlet. JikakineIja atletmengalami hambatan, kemarahan pelatihseringkali dialihkankepada obyeklain. Pelatiholahragabiasa dikenal dengantindakannyamenendang bangku, ketikadalam situasi kritis tim asuhannyadinyatakan melakukan pelanggaran; melakukan tindakan yangmencemarkan dan kasar, sesudahtimyang diasulmyamengalamikekalahandalampertandingan menentukan; dan menyalahkan para pengurus ketikatim asuhannya bermain kurang bagus. Keadaan ini biasanya dinyatakansebagaj contoh pengalihan kemarahan. Sementara contoh-contoh di atasrelatifjarang merekapahami secara benar, mengapa melakukan haltersebut.Untuk itu dipedukan solusi dengan memberikan berbagai pemikiran positifyang konstruktifsebagai alat katarsis yang tepat.

494

Page 15: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan O/ahraga

Sehubungan dengan hal di atas, pertanyaan kerapkali muncul. Salahsatlmya menanyakan apakah kemarahan meningkatkan kinerja?Atau apakahkemarahan mempunyai manfaat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perludijelaskan bahwa adrenalin yang dikeluarkan membuat kontraksi otot lebihkuat dan dapat sedikit membantu menanggulangi kelelahan. Pada suatusaat, kemarahan merupakan faktor yang dapat menanggulangi inersia(kelembaman), membantu individu yang mengalami kesulitan melakukankonfrontasi, dan membuat individu siap menjalankan tugas-tugas yang tidakmenyenangkan dirinya.

Dalam konferensi dan wawancara yang dihadiri pelatih dan atletterungkap perlunya pemikiran terhadap fenomena kegusaran Pesertakonferensi, pada umumnya, menyetujui bahwa kemarahan mengurangikonsentrasi terhadap semua tugas yang ada, menghalangi pemikiran yangjemih dan rasional, dan mempersulit individu dalam belajar sesuatu yangbaru. Sedang para atlet melaporkan, ketika dirinya marah lebih mudahterkena tipuan lawan, mudah melakukan kesalahan yang tidak berguna, danbahkan memberikan andil terbesar bagi dirinya untuk dikeluarkan darilapangan pertandingan (Frost, 1971 :50).

Kemarahan dapatmenjadi stimulus terjadinya aksi lebih kuat, namunjika keber-adaannya tidak terkendali dapat berbahaya.Untuk melakukangerakan sederhana yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besardan memerlukan gerakan yang kuat, maka kemarahan pada tingkat tertentumungkin akan membantu, sedangkan untuk melakukan gerakan kompleksyang mengisyaratkan diperlukannya keterampilan motorik, atau pemikiranjemih merupakan hal penting dalam pelaksanaan tugas, maka kemarahanyang terjadi akan merugikan. Beberapa pelatih pada era sekarang, kecualiorang-orang yang menganggap kekalahan merupakan akhir segalanya, selaluberupaya menstimulasi emosi pemainnya sebagai alat motivasional.

Ada bentuk emosi lain yang dekat dengan rasa marah, dikenal denganistilah balas dendam. Jika suatu tim olahraga merasa dipermalukan, biasanyaanggota tim tersebut akan mengingatnya dalam waktu lama, dan rasa maluyang diterima sering menjadi faktor penting yang membentuk determinasidalam persiapan mengikuti pertandingan kembali. Rasa malu seperti itudihasilkan oleh kekalahan yang diterimanya beberapa tahun silam, dan

495

Page 16: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawala Pendidjkan, November 2004. Th. XXIIJ, No. 3

kekalahan dalam permainan nmggal seringkali melekat sebagai memori yangbersifat long-term. Rasa malu atau hinaan sering pula dihasilkan oleh perasaanjengkel terhadap digunakannya taktik yang tidak jujur oleh lawan dalammendapatkan kemenangan. Apapun penyebabnya. hinaan ini merupakankumpulan kemarahan yang tertumpuk dan dapat dijadikan sebagai faktormotivasi yang kuat dalam menggapai keinginan unruk meraih kemenangandan pengembangan determinasi.

Rasa TakutTerhadap Kawan dan Lawan

Semua masyarakat normal mempunyai pengalaman takut terhadap salahsaru bentuk tertentu ataupun bentuk yang lain. Rasa takut terentang dariformat pengertian yang terlemah sampai pada teror yang melumpuhkan.Kebanyakan rasa takut berakar pada tahun"tahun perkembangan individu,tetapi dapat mempengaruhi perilaku dan kepribadian dalam seluruhkehidupannya.

Bentuk rasa takut beraneka macam, seperti rasa takut terhadap air,orang tua, luka lama, kehilangan pekerjaan, perang, kehilangan gengsi dansebagaitiya. Bayijuga mempunyai rasa takut terhadap suara gaduh dankehilangan dukungan, sedangkan anak-anak sering takut binatang, pararemaja takut dikatakan tidak dewasa, orang tua takut kesehatannya, danbeberapa anggota masyarakat yang lebih rua takut terhadap kematian.

Beberapa pelatih olahraga berpengalaman dan dihormati mencakuprasa takut sebagai faktor yang dapat memberikan kontribusi untukmempersiapkan peraihan kinetja; pemfungsian mekanisme fisiologis yangdihubungkan dengan rasa takut sarna halnya mempersiapkan organismeuntuk menghadapi suatu perjuangan. Rasa takut gagaI dan hinaan yangdiperoleh dapat membantu menghasilkan kecemasan yang benar dengankata lain, j ika atlet diminta memberikan komentar tentang perasaan takutyang menghinggapinya, maka mereka akan menjawab bahwa atlet sebaiknyatidak perlu merasa takut terhadap lawannya, meskipun dalam pertandingantidak selalu memperoleh keberhasilan. Lain halnya dengan pernyataanberikut. Seorang pelatih baseball merasa bahwa sikap takut membuat

496

Page 17: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan O/ahraga

kesalahan akan menurunkan kineIjadan menyebabkan para atlet melakukanupayanya dengan sangat hati-hati (Frost,1971 :52). Dari sekelumit penjelasandi atas dapat dipahami bahwa rasa takut mempunyai bentuk beranekamacam, dan masing-masing dapat menjadi faktor yang merugikan ataupunmengunnmgkan.

Pimpinandalambidangolahraga,sepenipimpinandalambidangpekeIjaanlainnya,mempunyairesikodilibatkanuntukmengetahuicara-caramenghadapirasatakut. Saran-saranyangmungkinbisamembantumenghadapi rasa takutyangdikumpulkandariberbagaisumbersepenidisajikandibawahini:

1. Mencoba menemukan dan mengobati penyebab rasa takuttersebut;

2. Mendekati situasi yang menakutkan secara bertahap;3. Menyiapkan para atlet untukmenghadapi situasi tersebut;4. Menguji dan menganalisis alasan ketakutan yang dihadapi;5. Mendorong interaksi kelompokdan menjalin kesetiakawanan;6. Menyatakan bahwa pengalaman mantan pelatih dapat membantu

atlet;7. Mengembangkan kekuatan dan keterampilan atlet;8. Melakukan sesuatu tindakan mengusir rasa takut;9. Kebanyakan rasa takut tidak nampak di awal pertandingan.

Kecemasan, Stres, dan Ketegangan

Kecemasan adalah sebuah keadaan emosional yang kompleks yangditandai dengan rasa takut atau praduga kurang berdasar, yang biasanyadiikuti ketegangan (Frost,1971 :54). Ketegangan berhubungan denganketaatan dan rasa takut, dan seringkali diasosiasikan dengan kegagalan baikyangnyata maupun antisipatif Kecemasan sering bertalian dengan hubunganinterper- sonal dan berbagai situasi sosial. Perasaan ditolak dan tidak amanbiasanya merupakan bagian dari kecemasan

_ Stres adalah suatu keadaan dimana keseimbangan tubuh yang alamiterganggu (Frost,1971:54). Stres disebabkan oleh adanya berbagai ancamanterhadap organisme. Sakit, trauma, panas, dingiIi, dahaga, lelah, merupakan

.'.-497

Page 18: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawala Pendidikan. November 2004. Th. XXJfl. No.3

kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan stres. Pembangkitan emosionaldapat juga menyebabkan stres. Sedang ketegangan mencerrninkan suatukeadaan kesiapan yang ditandai dengan kontraksi parsial otot tertentu yangterjadi secara terus-menerus, perasaan gelisah dan tidak enak badan, dankesiapan untuk mereaksi stimulus yang diterima (Frost,197l:54)..Ketegangan dapat dihasilkan oleh tekanan terhadap organisma, stresemosional, dan tugas-tugas yang terlalu berat.

Kecemasan, stres, ketegangan, dan dorongan emosional semuanyaudalah keadaan deskriptif organisme manusia yang disiapkan untukmelakukan tindakan. Seiring dengan kadar peningkatan dan intensitasmekanisme tisiologis. kecemasan, stres, ketegangan mulai beroperasi,selanjutnya organisma disiapkan untuk bertindak dalam bentuk melarikandiri. mundur, berjuang, atau untuk menyerang. Dalam bahasa percakapandi dunia olahraga dorongan emosional tersebut daRat diistilahkan dengan"keying ZIp" atau "getting ser", utau "psyching up". Persiapanjasmanidan mental yang dilakukan untuk menghadapi pertandingan seharusnyamelibatkan taktor kecemasan, stres, ketegangan, dan dorongan emosional.- - -Tentunya, faktor-faktor tersebut merupakan bagian integral dari motivasiuntuk meraih kineIja·puncak.

Pembangkitan Emosional dan Belajar Gerak

Pada umumnya disepakati bahwa kecemasan dan ketegangan yangterlalu tinggi, atau stimulasi emosional yang terlalu banyak cenderungmengganggu tahapan awal dalam belajar gerak. Peserta didik pemula sui itmelakukan gerakan dengan baik,jika mendapat tekanan terlalu besar atautingkat stres, kecemasan dan ketegangan yang terlalu tinggi. Gangguan itubisa terjadi pada tahap belajar dasar-dasar permainan, seperti dalamsepakbola, atau elemen-elemen wajib dalam nomor palang sejajar, dansebagainya.

Jika keterampilan dan kepercayaan diri peserta didik meningkat, makatoleransi terhadap kecemasan dan stres meningkat pula. Pengalaman yangdimiliki pesertadidikjugacenderung mengurangi kadar stres. Oleh karena

498

Page 19: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Ofahraga

itu, tim vars~vgames, dapat berlatih terus-menerus dan bertanding dengankondisi terbatas, dalam situasi tegang dan penuh tekanan.

Joseph Oxendine (1968: 189) menghubungkan dorongan emosional,belajar gerak, dan kinerja dalam pemyataan sebagai berikut:

1. Dorongan emosional dan motivasi dengan tingkat rata-rata ke atasmembantu belajardan meningkatkan kinerja tugas-tugas motorik.

2. Dorongan emosional yang tinggi menguntungkan kinerja aktivitasmotorik kasar yang melibatkan keeepatan, kekuatan, dayatahan,dan untuk belajar tugas-tugas motorik sederhana

3. Dorongan emosional yang tinggi menggan&,<1l.l kinerjayang melibatkangerakan otot halus, koordinasi. keteguhan hati, konsentrasi, danuntuk belajar tugas-tugas motorik kompleks

Duffy (Frost, 1971: 55)menerangkan fakta-faktadiatas lebih rinei.Berdasarkanhipotesispengujianyangdilakukanterhadapisyaratbelajar.DuflYmenyatakan bahwa belajartugas-tugas motorikkompleks terhalangolehtingkatkeeemasanyangtinggi,sementaraitubelajar tugasmotoriksederhanabisa terdukung. Untuk memberikan respon dalam tugas kompleks periumelakukan seleksi terhadap isyaratyang datang dengan hati-hati, karenadoronganemosionalyangtinggimerintangiprosesbelajarmotorikSebaliknyadalamtugassederhana, isyaratyangtidakrelevan seringdimuneulkan dibawahstimulasiemosionalyangtinggiuntukmempereepatprosesbelajaryangsedangberjalan. Easterbrook(Frosl, 1971:55)jugamenunjukkan bahwajikakeahlianmemerlukanpenggunaanisyarat denganrentangyangluas, makakeeemasanyangtinggi eenderungakan mengurangikualitaskinerja.

Cinta dan Kasih sayang

Konsepkeeintaandankasihsayangmeneakupkesetiaan terhadapanggotakelompok, anggota tim, maupun guru dan pelatih. Konsep kasih sayangmerupakan proposisi dua arah, dimana kedua pihak yang terlibat dapatmemberikankontribusi dansalingdapat menerima,sehinggadapatdimaknaisebagaisuatupenerimaan yangdilakukandengansepenuhhati danmemahamihak-hakindividuuntukmenjadidirinya sendiri(Frost, 1971 :55).

499

Page 20: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawala Pendidikan, November 2004. Th. XXII/. NO.3

Kebutuhanmanusia untukmemperolehperhatian dandicintai merupakankebutuhan yang dominan tetapi sangat kompleks. Kebutuhan tersebut tidakberdiri sebagai variabel tunggal, tetapi mencakup kebutuhan-kebutuhan lain,seperti rasa aman dan harga diri terhadap ternan kelompoknya maupuntigur pemegang otoritas yang berada di atasnya. Rasa percaya diri danpenerimaan diri yang tinggi biasanya melahirkan perasaan kasih sayang.

Peserta didik yang mengetahui dirinya memperoleh kasih sayang dariorang tua, guru, dan pelatihnya, pada umumnya merasa lebih santai danlebih berani daripada peserta didik lain yang merasa dirinya tidak aman.Peserta didik yang memperoleh kasih sayang mempunyai kecenderunganberani mengambil resiko lebih besar, menggali potensi dirinya lebih bebas,tindakannya lebih spontan dan tidak sensitif terhadap kritik, dan padaumumnya menjelma sebagai anakyang tidak agresif(Frost, 1971: 55).

Peserta didik yang kurang mendapatkan perhatian dan rasa cinta dilingkungan keluarga akan meny<;babkan ketaatan yang ekstrem, khususnyaterjadi pada anak-anak usia awal. Seiring dengan permasalahan di atas,pelatih olahraga dan guru pendidikanjasmani hams menunjukkan perhatiandan merealisasikan rasa cintanya demi kesejahteraan setiap anggotakelompok atau tim. Demikian halnya setiap anggota tim hams merasa bahwadirinya sedang dibantu untuk menggapai cita-citanya, di samping itu jugaharus merasa bahwa dirinya diterima dan dipahami secara penuh sebagaiorang dewasa. Oleh karena itu, harus diwujudkan perasaan "semua untuksatu dan satu untuk semua".

Inspirasi dan Pencapaian

Untuk memperoleh "kinerja puncak", semua dimensi organismemanusia harus distimulasi, yang dalam implementasinya memerlukan inspirasi.Dalam kaitan ini bentuk emosi dan motivasi mempunyai peran menentukan.Pembangkitan emosional yang tepat sangat membantu peserta didik dalammeraih kinerja puncak. Tanpa upaya ini sulit meraih kinerja puncak yangdiharapkan, meskipun dinyatakan oleh Frost emosi bukanlah keseluruhanjawaban terhadap permasalahan tersebut, tetapi perlu disadari bahwa emosi

500

Page 21: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga

mempunyai peran penting (Frost, 1971: 57). Untuk mengemban misi di alas,para guru dan pelalih mempunyai kewajiban mengamali peserta didik. danmencoba memberi inspirasi kepadanya. Tidak semua partisipasi mahasiswadalam olahraga menghasilkan keberhasilan. Kekecewaan merupakan halyang tidak bisa dihindarkan bagi siapapun yang terlibal dalam olahragakompetitif Jika salahsatu pihak memenangkan penandingan. maka pihaklain harus rela menerima kekalahan dalam kompetisi yang diikuli.

Mengukur keberhasilan atau kegagalan peserta didik dengan parametermenang.dan kalah merupakan tindakan kurang bijaksana. Perasaan gagalyang mendalam dapat merisau- kan peserta didik. Oleh karena itu, ukurankeberhasilan yang benar sebaiknya harus berada dalam capaian pOlensinyadan untuk memenuhinya melalui partisipasi dalam olahraga. Untuk meraihtujuan disarankan bekerja dengan keras, sedangkan untuk mempertahankantingkat aspirasi yang menantang tetapi realistik diperlukan upaya untukmewujudkannya.lnspirasi yang argumentatifdiperlukan untuk memenuhiproduktivitas kehidupan pada uinumnya, dan secara khusus untuk peraihankinerja puncak di bidang olahraga .

Penutup

Untuk mengakhiri tulisan ini dapat dinyatakan bahwa emosi diperlukandalam pengajaran pendidikanjasmani dan olahraga. Pendidikanjasmaniyang dilakukan secara alami penuh dengan situasi bemuansa emosional.Dalam rangka mengoptimalkan perkem- bangan peserta didik diperlukanpemahaman mendalam terhadap masalah emosi.

Emosi merupakan hasil persepsi individu terhadap suatu kejadian dandigambarkan sebagai ketidakseimbangan antara fisiologis dan psikologis.Ada tiga bentuk emosi klasik, yaitu: rasa gusar, rasa takut, dan rasa cinta.Selain itu terdapat bentuk lain, seperti: rasa cemburu, benci, muak, sedih,bebas, putus asa, kegembiraan, kagum, harapan, dan lain lain.

Kata gusarsulit didefmisikan, dan sering diganti dengan terminologi lain.Kata ini digunakan untuk mengidentifikasi emosi yang terbentuk akibatperasaan luka atau bersalah, perlakuan tidak adil, permainan tidakjujur,

501

Page 22: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Cakrawa/a Pendidikan, November 2004. Th. XXfII. NO.3

atau serangan tanpa alasan. Kemarahan ditandai dengan sikap persiapanmenyerang dan merupakan reaksi untuk mengganggu pihak lain.

Masyarakat nonnal mempunyai pengalaman takut. Pada umumnya rasatakut berakar pada tahun-tahun perkembangan individu namun dapatmempengaruhi perilakudan kepribadiandalam seluruhkehidupannya. Bentukrasa takut beraneka macam, seperti rasa takut terhadap: air, orang tua, lukalama, kehilangan pekerjaan, perang, kehilangan gengsi, suara gaduh,binatang, tidak dewasa, kondisi kesehatan, dan kematian, dan lain-lain.

Konsepkecintaandankasihsayangmencakupkesetiaan terhadapanggotakelompok,anggotatim,gurudanpelatih. Konsepkecintaandankasihsayangmerupakan proposisi dua arah, dimana kedua pihak yang terlibat dapatmemberikankontribusi dansalingdapat menerima.Kebutuhanmanusiauntukmemperolehperhatian dandicintai merupakankebutuhanyang dominan.Kebutuhandimaksudtidakberdirisebagaivariabeltunggal, tetapimencakupkebutuhan-kebutuhan lain,seperti rasaamandanhargadiri.

Pembangkitan emosional yang tepat dan benar diperlukan untuk meraihprestasi puncak, karenaemosi dapat dijadikan sebagai sumberpower. Namundemikian, pada umumnya disepakati bahwa stimulasi emosional yang terlalutinggi cenderung mengganggu tahapan awal belajar gerak. Untuk itu paraguru dan pelatih mempunyai kewajiban melakukan pengamatan dan mencobamemberi inspirasi kepada peserta didiknya dengan tepat. Emosi bisa munculsetiap saat dan terlibat di setiap situasi, artinya keadaan emosi bukannyamuncul dalam suasana keolahragaan saja, tetapi dapat terlibat dalam susanakehidupan yang lain.

Frustrasi dan kekecewaan merupakan keadaan yang tidak dapatdihindari dalam olahraga kompetitif, demikian juga kecemasan, stres dankegembiraan merupakan salah satu bagian dari aktivitas tersebut. Mengukurkeberhasilan atau kegagalan peserta didik semata-mata dengan parametermenang dan kalah merupakan tindakan kurang bijaksana. Karena perasaangagal yang mendalam dapat melemahkan dan merisaukan peserta didik.Ukuran keberhasilan yang benar perlu diupayakan dalam capaian potensipeserta didik dan untuk memenuhinya diperlukan partisipasi dalam suatukegiatan jasmani dan olahraga.

502

Page 23: Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasman; dan …

Peran Emosi da/am Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Daftar Pustaka

Burke, Edmund R. (1998). Precision Heart Rate Training For MaximumFitness andPeiformance. Champaign: Human Kinetics Publishers,inc.

David, Yerkess. (1989). Webster sEncyclopedic Unabridge Dictionaryofthe English Language. New York: Potland House

Frost, Reuben F. (1971). Psychological Concepts Applied to PhysicalEducation and Coaching. Massachusets: Addison-WesleyPublishing Company.

Oxendine, Joseph B. (1968): Psychology ofMotor Learning. New York:Appleton, Century-Croft

Suinn Richard M. (1980). Psychology in Sport Methods andApplications.Minniapolis: Burgess Publishing Company.

William Jean M. (1993). AppliedSport Psychology Personal Growth toPeak Peiformance. Toronto: Mayfield Publishing Company.

503