perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK GREY LOKAL PADA PERUSAHAAN PT. PRIMISSIMA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ahli Madya Manajemen Industri Oleh : DINI PANGASTUTI F3507076 PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
104
Embed
PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA …/Peramalan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK GREY LOKAL
PADA PERUSAHAAN PT. PRIMISSIMA YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ahli Madya Manajemen Industri
Oleh :
DINI PANGASTUTI
F3507076
PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN INDUSTRI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
MOTTO
Jangan pernah menuntut perubahan dari orang lain sebelum kita mampu
mengubah diri sendiri kearah yang lebih baik (Penulis)
Bermimpi tanpa mau melakukan sesuatu untuk membuat mimpi menjadi
kenyataan ,menggiring kita kepada kehidupan yang tidak pernah
menghasilkan buah (Penulis)
Kesuksesan tidak di lihat dari hasil akhir tetapi dari perjuangannya
(Penulis)
Orang-orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena
mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka
lebih suka bekera dan mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk
Tabel III.5 Tingkat Kesalahan Peramalan ....................................... 72
Tabel III.6 Perhitungan Persediaan Grey Lokal P.P Konstan .......... 76
Tabel III.7 Perhitungan Persediaan Grey Lokal P.P Bergelombang 79
Tabel III.8 Perhitungan Persediaan Grey Lokal P.P Moderat .......... 81
Tabel III.9 Rekapitulasi Total Incremental Cost .............................. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
Gambar I.1 Kerangka Pemikiran ...................................................... 5
Gambar II.1 Pola Produksi ……………………………………………… 18
Gambar III.1 Proses Produksi Spinning ............................................. 46
Gambar III.2 Proses produksi Weaving .............................................. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Magang Kerja
Lampiran 2 Layout pabrik PT Primissima Yogyakarta
Lampiran 3 Struktur Organisasi PT Primissima Yogyakarta
Lampiran 4 Perhitungan Peramalan dengan POM FOR
Windows
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
“PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK GREY LOKAL PADA PERUSAHAAN PT.PRIMISSIMA
YOGYAKARTA”
Dini Pangastuti
F3507076
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ramalan penjualan tahun 2010 produk grey lokal di PT. Primissima Yogyakarta. Mengetahui pola produksi apakah yang sesuai untuk produk grey lokal di PT Primissima Yogyakarta. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Trend Linier dengan metode Least Square dan analisis incremental cost yang terdiri dari biaya simpan, biaya lembur, biaya perputaran tenaga kerja dan biaya sub kontrak. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa hasil ramalan penjualan tahun 2010 produk grey lokal di PT Primissima Yogyakarta adalah sebesar 69.829.278 meter dimana ramalan penjualan pada triwulan I tahun 2010 sebesar 16.409.880 meter, triwulan II tahun 2010 sebesar 17.981.039 meter, triwulan III tahun 2010 sebesar 17.282.746 meter dan pada triwulan IV tahun 2010 sebesar 17.806.466 meter dan untuk analisis incremental cost dari masing-masing pola produksi dapat diketahui pada pola produksi konstan total incremental cost sebesar 596.203.860, pada pola produksi bergelombang total incremental cost sebesar 262.902.900 dan pada pola produksi moderat total incremental cost sebesar 837.951.420. Pola produksi yang optimal untuk produk grey lokal di PT Primissima Yogyakarta adalah pola produksi bergelombang karena pola produksi ini menghasilkan biaya tambahan paling sedikit sebesar Rp 262.902.900 yang ditimbulkan dari biaya simpan dan lembur.Saran yang diajukan untuk PT Primissima Yogyakarta adalah untuk dapat menggunakan ramalan penjualan dengan metode Trend Linier metode Least Square karena dengan menggunakan metode ini jumlah MFE (Mean Forecast Error) = 0,1 masih diterima dari batas 5% yang menjadi dasar membuat suatu prediksi.
Kata kunci : peramalan, Trend Linier dengan metode Least Square
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
“SALE FORECASTING TO DETERMINE THE OPTIMUM PRODUCTION PATTERN OF LOCAL GREY PRODUCT IN PT. PRIMISSIMA YOGYAKARTA
COMPANY”
Dini Pangastuti
F3507076
The objective of research is to find out the 2010 sale forecasting of local grey product in PT. Primissima Yogyakarta. It also aims to find out which production pattern is appropriate for the local grey product in PT. Primissima Yogyakarta. The analysis technique used in this research was Trend Linear with Least Square method and incremental cost analysis consisting of inventory cost, overtime cost, labor rotation cost and sub contract cost. From the result of analysis, it can be found that the result of 2010 sale forecasting for the local grey product in PT. Primissima Yogyakarta is 69,827,278 meters in which the sale forecasting for the first quarter of 2010 is 16,409,880 meters, second quarter is 17,981,039 meters, third quarter is 17,287,746 meters and fourth quarter is 17,806,466 meters; and for incremental cost of each production pattern, it can be found that in the constant production pattern the total incremental cost is 596,203,860, in fluctuated production pattern, the total incremental cost is 262,902,900 and in moderate production pattern, the total incremental cost is 837,951,420. The optimum production for local grey product in PT. Primissima Yogyakarta is the fluctuated production pattern because this production pattern incurs the least incremental cost of Rp. 262,902,900 generated from the inventory and overtime costs. The recommendation given to PT. Primissima Yogyakarta is to be able to use the sale forecasting with Trend Linear method with Least Square because by using this method, the MFE (Mean Forecast Error) value = 0.1 is still acceptable from 5% limit underlying a prediction making.
Keyword : Forcasting, Trend Linier with Least Square Method
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam era globalisasi saat ini, persaingan di dunia bisnis untuk
memenuhi permintaan dari konsumen semakin ketat.Tidak hanya dari
dalam negeri tetapi dari luar negeri, oleh karena itu perusahaan harus
siap apabila tidak mau tertinggal, oleh karena itu manager harus
mempunyai kemampuan dalam merencanakan suatu produksi. Sama
dengan industri-industri lainnya, industri tekstil juga mengalami
perkembangan dan perubahan-perubahan.
Adapun sasaran atau tujuan dari perusahaan adalah untuk
menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan yang telah di
tetapkan baik jumlah, kualitas, waktu, maupun mutunya dengan teknik
yang tepat di harapkan perusahaan dapat mencapai sasaran dan
tujuan yaitu dengan terjaminnya kelangsungan hidupnya dan
berkembang melalui keuntungan yang diperolehnya (Assauri, 1999:1-2).
Suatu perusahaan akan berkembang apabila mampu
mengantisipasi permintaan, maka peramalan penjualan menjadi
sangat penting karena dari ramalan ini akan di ketahui pola penjualan
sehingga perusahaan dapat mengatur proses produksinya dan juga
dapat menentukan pola produksi yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Penentuan pola produksi yang tepat akan sangat membantu
manager dalam merencanakan produksi, merencanakan kebutuhan
bahan baku dan merencanakan kebutuhan sumber daya manusia.
Pada umumnya pola produksi di bagi menjadi 3 yaitu: Pola produksi
konstan, pola produksi moderat dan pola produksi bergelombang, akan
tetapi suatu perusahaan tidak dapat focus pada satu pola produksi dan
setiap perusahaan akan di hadapkan akan pada pola produksi yang
selalu berubah-ubah setiap periodenya.
Pola produksi konstan akan diterapkan suatu perusahaan apabila
jumlah produksinya setiap periode sama atau naik sehingga kelebihan
dan kekurangan akan dipenuhi dari persediaan dan sub-kontrak.
Pola produksi bergelombang diterapkan pada perusahaan apabila
jumlah dari produksi setiap periodenya tidak sama. Perusahaan akan
menerapkan pola produksi moderat apabila produksi dan
persediaannya berfluktasi bersama-sama.
Suatu perusahaan akan sangat terbantu dengan penerapan pola
produksi karena selain dapat mengetahui penggunaan komponen dari
produksi juga akan dapat meminimalkan biaya tambahan yang perlu
dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan produksinya.
Setiap perusahaan dalam menerapkan pola produksinya belum
tentu sama karena banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor
itu di antaranya adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1. Pola Biaya
2. Pola Penjualan
3. Kapasitas Produksi
PT Pabrik Cambrics Primissima atau dikenal dengan nama PT
Primissima adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
tekstil. Salah satu produksi yang paling besar diperusahaan ini adalah
kain Grey. PT Primissima sampai saat ini belum pernah menggunakan
peramalan dengan menggunakan Trend Linier dengan Metode Least
Square, yang memiliki volume penjualan dari tahun ke tahun, sehingga
mengantarkan PT Primissima pada kondisi penjualan masa depan
yang penuh dengan ketidakpastian. Untuk itu PT Primissima perlu
melakukan suatu peramalan penjualan guna menentukan pola
produksi yang sesuai untuk PT Primissima dalam kegiatan
produksinya, sehingga dapat memperkecil resiko krugiaan dengan
pemilihan metode peramalan yang tepat.
Dari uraian latarbelakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui pola
produksi apakah yang sesuai untuk PT. PRIMISSIMA YOGYAKARTA
dalam kegiatan produksinya, maka dalam penulisan tugas akhir ini
penulis mengambil judul:
“PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK GREY LOKAL PADA PERUSAHAAN
PT.PRIMISSIMA YOGYAKARTA”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut di atas rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Berapakah ramalan penjualan tahun 2010 produk grey lokal di
PT. Primissima Yogyakarta ?
2. Pola produksi apakah yang sesuai untuk produk grey lokal di
PT. Primissima Yogyakarta ?
C. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah dalam analisis, maka penelitian hanya pada
produk grey lokal.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ramalan penjualan tahun 2010 produk grey
lokal.
2. Untuk mengetahui pola produksi apakah yang sesuai untuk
produk grey lokal.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
terutama dalam menentukan pola produksi
2. Bagi Penulis
Dapat mengapllikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku
kuliah ke dalam dunia usaha yang nyata
3. Bagi Pembaca
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya tentang pola produksi.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar I.1
Kerangka Pemikiran
Data penjualan Produk grey lokal 2005-2009
Biaya tambahan
Penentuan pola produksi
Pola produksi optimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
G. METODE PENELITIAN
1. Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada saat kegiatan magang kerja di PT
Primissima yang berlokasi di JL Magelang Km 15, Desa Medari,
Kecamatan Triharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2. Sumber Data
a) Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan
kegiatan wawancara dengan karyawan PT. PRIMISSIMA.
b) Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dengan secara tidak langsung.
3. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi
Data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan secara
langsung.
b) Wawancara
Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak-
pihak yang terkait.
c) Studi Pustaka
Data yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku yang
terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Analisis Data
Agar sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka perlu
adanya analisis data adapun langkah-langkah tersebut adalah:
a) Peramalan Penjualan Tahunan
Untuk membuat peramalan penjualan tahunan digunakan trend
Linier dengan metode kuadrat terkecil (Least Square Method)
dengan rumus:
Y = a + bx
Di mana nilai a dan b diperoleh dengan rumus:
dan
Keterangan :
Y : Nilai Trend atau forecast
a : Bilangan konstan
b : Slope atau koefisian kecondongan garis trend
x : Mewakili tahun atau waktu
b) Peramalan Penjualan Triwulan
Peramalan Penjualan triwulan dapat di hitung dengan rumus:
Keterangan:
IT : Indeks Musim Tahunan
X : Nilai Trend atau forecast penjualan tahunan
∑x : Rata-rata dari rata-rata penjualan triwulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dan untuk mencari penjualan triwulan dapat di cari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
TW : Ramalan penjualan triwulan
Y : Nilai trend atau forecast penjualan tahunan
IT : Indeks musim triwulan
c) Tingkat kesalahan peramalan
1) MAD ( Mean Absolute Deviation ) atau rata-rata deviasi
mutlak.
Diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
MAD = ∑ = ∑│ │
Keterangan:
At = Penjualan pada periode t
Ft = Ramalan pada periode t
N = Jumlah periode
2) MSE ( Mean Square Error ) atau rata-rata kuadrat kesalahan
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
MSE = ∑
Keterangan:
At = Penjualan pada periode t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Ft = Ramalan pada periode t
N = Jumlah periode
3) MFE ( Mean Forecast Error ) atau rata-rata kesalahan
peramalan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
MFE = ∑ = ∑
Keterangan :
At = Penjualan pada periode t
Ft = Ramalan pada periode t
N = Jumlah periode
d) Analisis Pola Biaya
Untuk mencari pola produksi optimal perusahaan harus
melakukan analisis biaya dari biaya tambahan (incremental
cost), adapun unsur dari biaya tersebut adalah:
1) Biaya Simpan
Yang di maksudkan dengan biaya simpan disini adalah biaya
tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
menyimpan hasil-hasil dari produksi yang tidak laku atau
belum laku terjual hal ini terjadi pada saat jumlah produksi
meningkat lebih tinggi dari jumlah penjualan sehingga
terdapat sisa produksi yang harus di simpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Biaya Perputaran Tenaga Kerja
Adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
sehubungan dengan adanya penarikan atau pengeluaran
tenaga kerja
3) Biaya lembur
Yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan
mengalami kekurangan produksi atau jumlah produksi
melebihi dari kapasitas produksi maksimal yang dimiliki
perusahaan
4) Biaya Sub kontrak
Adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila
kapasitas maksimal dari suatu perusahaan tidak mampu
untuk memenuhi volume produksi yang di inginkan dan
kekurangan tersebut di penuhi dengan melakukan sub
kontrak dengan perusahaan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI
Sebelum membahas pengertian dari manajemen produksi, terlebih
dahulu melihat pengertian dari manajemen dan pengertian dari
produksi.
Manajemen mengandung pengertian ilmu dan seni merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkordinasikan, serta
mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Swastha dan Sukotjo, 1997: 82).
Sedangakan produksi dalam arti luas mengandung pengertian segala
kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran
(output) tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan
produk tersebut dan pengertian produksi dalam arti sempit adalah
sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun
barang maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku
cadang atau spare parts (Assauri, 1999: 11)
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengantar agar
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang / jasa.
(Assauri, 1998: 7)
Pengertian lain dari menajemen produksi adalah usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(atau sering disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi
bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan jasa
(Handoko 1994: 3).
B. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI
Proses menurut Assauri (1998: 65) mengandung pengertian cara,
metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga
kerja, mesin, bahan baku, dan dana) yang ada dirubah untuk
memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi kegiatan yang dapat
menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru(Ahyari,
1994: 6)
Menurut Assauri (1998:65) proses produksi mengandung
pengertian suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-
bahan dan dana) yang ada.
Pengertian lainnya dari proses produksi adalah sebagai suatu
kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan
untuk menghasilkan produk yang berguna (Yamit, 1998: 116)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
C. JENIS-JENIS PROSES PRODUKSI
Menurut Ahyari (1994: 66 – 93) jenis-jenis dari proses produksi
dapat dilihat berdasarkan:
1. Berdasarkan sifat
Menurut Ahyari berdasarkan sifatnya proses produksi dibedakan
menjadi :
a) Proses produksi terus-menerus
Proses produksi ini dilakukan berdasarkan jumlah pesanan
yang diterima oleh perusahaan maka jumlah produksinya yang
dihasilkan cenderung sedikit karena kegiatan produksinya
hanya berdasarkan jumlah pesanan yang diterima
b) Proses produksi terus-menerus
Proses produksi jenis ini dilakukan berdasarkan jumlah
ramalan yang dibuat oleh perusahaan artinya kegiatan
produksinya tidak berdasar pada jumlah pesanan yang
diterima tetapi pada ramalan penjualan yang dibuat.
2. Berdasarkan wujud proses produksinya
Menurut Ahyari berdasarkan wujudnya proses produksi dibedakan
menjadi:
a) Proses kimiawi
Adalah proses produksi yang menggunakan sifat-sifat kimia
atau menitik beratkan pada senyawa-senyawa kimia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b) Proses perubahan bentuk
Adalah proses produksi yang menitik beratkan pada
perubahan bentuk dari masukan (input) menjadi keluaran
(output).
c) Proses assembling
Adalah proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan-pemindahan tempat dari barang ataupun
manusia.
d) Proses jasa administrasi
Adalah proses produksi yang memberikan data atau informasi
kepada perusahaan.
3. Berdasarkan keutamaan produksinya
Menurut Ahyari berdasarkan keutamaan produksinya proses
produksi dibedakan menjadi:
a) Proses produksi utama
Proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai
dengan tujuan produksi dari di dirikannya perusahaan yang
bersangkutan atau merupakan inti dari kegiatan-kegiatan
produksi.
b) Proses produksi bukan utama
Adalah kegiatan penunjang bagi perkembangan perusahaan
yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4. Berdasarkan penyelesaian produksinya
Menurut Ahyari berdsasarkan penyelesaian produksinya proses
produksi dibedakan menjadi:
a) Proses produksi type A
Yaitu status type dari proses produksi dimana dalam setiap
tahap proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan
tersebut diperiksa dengan mudah.
b) Proses produksi type B
Yaitu proses produksi dimana dalam penyelesaian proses
produksinya akan terdapat beberapa keterangan dari masing-
masing tahap produksi, pemeriksaan hanya dapat
dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja.
c) Proses produksi type C
Yaitu perusahaan dalam melaksanakan proses produksinya
dengan jalan melaksanakan proses penggabungan atau
pemasangan sehingga menjadi produk perusahaan yang
bersangkutan.
d) Proses produksi type D
Yaitu proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan
dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis
e) Proses produksi type E
Yaitu proses produksi dari perusahaan dagang dan jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
D. PENGERTIAN POLA PRODUKSI
Pola produksi mengandung pengertian distribusi dari produksi
tahunan ke dalam periode yang lebih kecil misalnya bulanan atau
mingguan (Ahyari, 1994:184).
Pola produksi menurut Yamit (1998:77) mengandung pengertian
distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode yang lebih kecil
(seperti bulanan, mingguan,atau unit waktu lainnya) untuk
mengantisipasi rencana penjualan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan Pola produksi
mengandung pengertian yaitu distribusi dari distribusi tahunan ke
dalam periode yang lebih kecil misalkan seperti bulanan, mingguan,
atau unit waktu untuk mengantisipasi rencana pernjualan akan datang.
E. JENIS POLA PRODUKSI Pola produksi dibagi menjadi 3 macam yaitu: Pola produksi
konstan, pola produksi bergelombang dan pola produksi moderat.
(Yamit, 1998: 77-78).
1) Pola produksi konstan
Adalah jumlah produksi yang dihasilkan selalu sama dalam
setiap satuan waktu (Yamit, 1998: 78).
Pola produksi ini bersifat konstan artinya jumlah produksi
yang dihasilkan dari setiap periode akan selalu sama sehingga
kekurangan atau kelebihan produksi akan masuk atau di ambil
dari persediaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Pola produksi bergelombang
Menurut Ahyari (1994:186) yang dimasukkan dengan pola
produksi bergelombang adalah suatu distribusi dari jumlah
produksi selama satu tahun ke dalam jumlah produksi setiap
tahun dimana, jumlah produksi dari bulan ke bualan tersebut
akan selalu berubah mengikuti perubahan tingkat penjualan
dalam perusahaan tersebut.
Pola produksi ini bersifat berubah-ubah dimana jumlah
produksinya mengikuti penjualan, apabila penjualan mengalami
kenaikan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan
mengalami kenaikan begitu pula sebaliknya,apabila penjualan
mengalami penurunan maka jumlah produksi yang dihasilkan
juga akan mengalami penurunan artinya pola produksi jenis ini
sangat dipengaruhi oleh perubahan penjualan
3) Pola produksi moderat
Pola produksi moderat ini mengandung pengertian suatu
distribusi jumlah produksi selama satu tahun ke dalam jumlah
produksi setiap bulan dimana baik jumlah produksinya maupun
jumlah persediaan barang jadi yang ada dalam perusahaan
bersangkutan ini akan berubah-ubah untuk menutup
perubahan-perubahan yang ada didalam penjualan produk
perusahaan tersebut atau dengan kata lain perubahan yang
terjadi dalam penjualan produk perusahaan setiap bulannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
akan bersama-sama ditutup oleh perubahan persediaan
barang jadi dan kegiatan produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan (Ahyari, 1994:186).
Sedangkan menurut Yamit (1998: 78) pola produksi
moderat adalah jumlah produksi dalam periode tertentu konstan
dan dalam periode tertentu mengalami kenaikan untuk
kemudian konstan kembali.
Pola produksi ini disebut juga sebagai produksi dan
persediaan akhirnya tidak tetap artinya jumlah produksi dan
persediaan berfluktasi bersama-sama tetapi fluktasi yang terjadi
Jumlah
C
A
B
Waktu
Gambar II.1.
Pola Produksi Konstan (A), Bergelombang (B) dan Moderat (C)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tidak terlalu tajam dan kenaikan atau penurunan penjualan
tidak berpengaruh pada pola produksi ini.
F. FAKTOR-FAKTOR POLA PRODUKSI
Menurut (Gitosudarmo, 2002: 173-175) faktor-faktor yang
mempengaruhi poal produksi antara lain:
1) Pola penjualan
Produksi pada umumnya berusaha memproduksi barang untuk
dijual. Perusahaan berproduksi adalah untuk memenuhi
kebutuhan penjualan oleh karena itu maka volume penjualan
(pola penjualan) akan mempengaruhi pola produksinya.
2) Pola biaya
Biaya yang harus dikeluarkan oleh karena kebutuhan
perusahaan. Biaya yang diperkirakan disini adalah biaya yang
harus dikeluarkan sebagai akibat dari adanya perubahan-
perubahan dalam produksi.
3) Kapasitas produksi
Merupakan kemampuan perusahaan dalam memproduksi
barang dengan menggunakan seluruh fasilitas produksi.
G. PERAMALAN
Peramalan (forecasting) adalah peramalan (perkiraan) mengenai
sesuatu yang belum terjadi (Subagyo 2002: 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Gitosudarmo (2002: 5) peramalan adalah merupakan
perkiraan terhadap masa depan, apa yang akan terjadi.
Pengertian lain dari peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi
peristiwa-peristiwa masa depan (Render dan Heizer: 2001:46)
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan peramalan mengandung
pengertian yaitu perkiraan seni dan ilmu dalam memprediksi
peristiwa-peristiwa yang belum terjadi maupun yang akan terjadi
terhadap masa depan. Dan jenis-jenis ramalan menurut (Render
dan Heizer: 2001: 47) adalah:
1) Ramalan Ekonomi
Membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat
inflasi, suplai uang permulaan perumahan dan indikator-
indikator perencanaan lain.
2) Ramalan Teknologi
Berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi yang akan
melahirkan produk-produk baru yang mengesankan,
membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3) Ramalan Permintaan
Proyeksi permintaan untuk produk atau jasa perusahaan
peramalan yang baik adalah peramalan yang meminimumkan
tingkat kesalahan atau eror.
Metode yang digunakan untuk dalam membuat peramalan ini
adalah metode Trend Linier dengan metode Leart Square.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Langkah-langkah dalam peramalan metode Trend Linier dengan
metode Least Square menurut (Subagyo:2002:34-36) adalah:
a. Peramalan Penjualan Tahunan
1) Susunlah data sesuai dengan urutan tahunnya dan letakan
nilai X-nya sesuai dengan tahunnya.
2) Hitung nilai XY kemudian carilah jumlah Y, jumlah XY dan
jumlah X2.Carilah a dan b dengan rumus:
dan
Keterangan: a = Bilangan konstan
b = Slope
Y = Nilai Trend
X = Waktu atau tahun
N = Banyaknya data
3) Masukan nilai a dan b pada persamaan linier Y = a+bx.
4) Setelah mengetahui persamaan trendnya maka bisa di
cari nilai trend tiap-tiap tahunnya dengan cara
mensubsitusi nilai x pada tahun-tahun yang di maksud.
b. Peramalan Penjualan Triwulanan
1) Penjualan setiap triwulan di jumlahkan,kemudian di cari
rata-ratanya yang di dapatkan dan rata-rata penjualan
triwulannya.
2) Dengan menggunakan rata-rata penjualan triwulan di cari
rata-ratanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Dapatkan indeks musim dengan membagi poin di atas
dengan menggunakan rumus :
Keterangan: IT = Indeks musim triwulan
X = Rata-rata penjualan per triwulan
∑X =Rata-rata dari rata-rata penjualan per
triwulan.
4) Untuk mencari penjualan triwulannya diperoleh dengan
mengalikan ramalan penjualan yang akan datang yang
telah di bagi empat dengan rumus :
Keterangan: TW = Peramalan penjualan triwulan
Y = Nilai trend penjualan triwulan
IT = Indeks musim triwulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
PEMBAHASAN
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT.PRIMISSIMA
1. Sejarah Perusahaan
Sejarah berdiri dan berkembangnya perusahaan dan saat
Negara kita masih kekurangan bahan baku, untuk pembuatan
kain batik halus sejak jaman penjajahan sampai berkisar awal di
canangkannya 5 (lima) tahun tahap I. Pemerintah RI
memenuhinya dengan import dari Negara-negara Benalux, India,
Cina, dan jepang. Namun lambat laun kebutuhan semakin tinggi
dan dirasakan biaya import semakin tinggi pula, sementara
pemerintah perlu menghemat devisa guna membiayai
pembangunan-pembangunan yang mutlak diperlukan untuk
memperbaiki kualitas hidup bangsa Indonesia. Maka pemerintah
mulaii berfikir untuk memenuhi kebutuhan itu dengan cara
memproduksi dan tercetuslah suatu gagasan untuk mendirikan
perusahaan yang memproduksi kain mori dengan kualitas halus
identik dengan kain mori cap “sen” pada saat itu. Pemerintah RI
mengadakan kerjasama dengan perusahaan swasta nasional
yaitu gabungan koperasi batik Indonesia pada tanggal 22 juni
1991 . Berdirilah pabrik cambric berkualitas halus dengan nama
PT. Primissima, berdasarkan akta notaris R. Surojo
Wongsowidjojo SH,no 31 tahun 1971 di Jakarta. Modal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dimiliki PT. Primissima terdiri atas grant dari kerajaan negeri
Belanda kepada Pemerintah RI dalam bentuk mesin yang nilai
mesin-mesin tersebut merupakan saham pemerintah RI c.q
Departemen Keuangan RI.
Pada saat didirikan PT. Primissima berkapasitas 9.072 mata
pintal terdiri mesin-mesin buatan Rieter Swiss,dan 180mesin
tenun lengkapdengan mesin –mesinpersiapan dan grey finishing
buatan Belgia dan Jerman. Setelah diresmikan oleh Menteri Ekuin
Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang didampingi Menteri
perindustrian M.Yusuf pada tanggal 2 Februari 1972,pabrik ini
mulai berproduksi dengan kapasitas 4juta yard per tahun . Tahun
demi tahun permintaan konsumen bertambah disamping juga
kapasitas mesin-mesin persiapan pre-sppiningmasih belum
maksimal, maka pada tahun 1974 PT. Primissima mengadakan
perluasan tahap I, dengan tambahan mesin pemintalan 22 mesin
atau 11.088 mata pintal 192 mesin tenun merk sama. Perluasan
ini selesai tanggal 7 agustus 1976 dan diresmikan Presiden RI
Bapak Jendral Soeharto. Perluasan tahap I disebut pabrik II dan
mampu meningkatkan produksinya 8.250.000 yard per tahun.
Mengingat saham pemerintah RI diatas 50% maka status
PT. Primissima adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tahun-tahun berikutnya setelah tahun 1992 pencapaian mutu
ekspor cenderung turun, terutama produk pabrik yang paling lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(pabrik I). juga dirasakan konsumen mulai meminta prioduk-
produk kain dari mesin-mesin tenun, di samping produksinya bias
tinggi juga lebar kain yang diproses bias lebih variasi serta
pencapaian ekspor lebih tinggi.Bertambahnya kebutuhan akan
tekstil dan adanya sambutan positif dari konsumen terhadap
produk yang di hasilkan,menuntut PT. Primissima lebih
meningkatkan kualitas dan kuantitas.
2. Lokasi Perusahaan
Pabrik sebagai tempat dan fungsi teknis perusahaan berada
dan sangat penting untuk direncanakan. Pemilihan lokasi ini tidak
akan berdiri sebagai suatu permasalahan sendiri, melainkan akan
terkait dengan beberapa proses produksi diperusahaan tersebut.
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi lokasi pabrik. Menurut
Ahyari (1990:224) secara teoritis seluruh faktor pemilihan lokasi
pabrik dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Faktor utama
Merupakan faktor-faktor yang diperlukan oleh seluruh industri
yang ada. Adapun faktor-faktor utama tersebut adalah:
1). Lokasi
2). Letak pasar produk perusahaan
3). Fasilitas Transportasi
4). Tersedianya Tenaga Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Faktor bukan utama
1). Rencana masa depan perusahaan
2). Kemungkinan perluasan perusahaan
3). Kemungkinan perluasan kota
4). Fasilitas pelayanan mesin dan peralatan mesin
5). Fasilitas pembelanjaan perusahaan
6). Terdapatnya persediaan air
7). Perumahaan dan fasilitas-fasilitas lainnya
8). Biaya tanah dan gedung
9). Peraturan daerah setempat
10). Iklim
11). Keadaan tanah
12). Keadaan lingkungan
Dari berdirinya sampai dengan sekarang PT.Primissima berlokasi di
daerah Medari Kabupaten Sleman ± 10 km dari kota Yogyakarta.
PT Primissima mempunyai areal tanah seluas 73.738 m yang
terbagi atas 34.513 m untuk bangunan dan 41.032 m untuk garasi,
jalan dan tanah lapang dan terdapat 6 bangunan utama yaitu:
1). Bangunan Produksi (terdapat 2 buah pabrik produksi).
a). Pabrik I : Bagian spinning
b). Pabrik II : Bagian weaving
2). Bangunan serba guna
3). Bangunan aktifitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4). Bangunan penunjang
5). Bangunan gudang
6). Lapangan utama
Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
1). Letaknya berada di dekat jalan besar antara Yogyakarta dan
Magelang sehingga mudah untuk menyalurkan atau
mendistribusikan produknya ke konsumen- konsumen yang
berada di luar kota Yogyakarta
2). Tanah disekitar perusahaan sangat luas sehingga sangat
memungkinkan bagi perusahaan untuk mengadakan perluasan
perusahaan,yaitu dengan memanfaatkan areal tanah yang
belum digunakan
3). Letaknya yang berada di pedesaan diharapkan dapat
memperoleh tenaga kerja dari warga desa sekitar lokasi
perusahaan
4). Membantu program pemerintah untuk menyediakan lapangan
kerja bagi masyarakat yang masih menganggur dan mata
pencaharian yang baru bagi masyarakat sekitar
5). Biaya tenaga kerja relative rendah dibanding daerah- daerah
lain
3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
a. VISI
Visi perusahaan adalah menjadikan PT.Primissima sebagai
produsen tekstil halus terkemuka di Indonesia yang produknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
memiliki daya cipta nilai tinggi dan mampu bersaing di dalam
pasar global.
b. MISI
1).Sebagai agen pembangunan yang berwawasan bisnis,
berperan aktif dalam bidang industri tekstil dan menyediakan
bahan baku bagi industri pembatikan
2).Sebagai unit ekonomi yang dapat memberikan kontribusi bagi
penerimaan Negara serta pemegang saham lainnya.
3).Menunjang program Pemerintah dalam peningkatan ekspor
non-migas.
c. Tujuan dari PT. Primissima Yogyakarta adalah:
1). Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
Negara terutama dalam meningkatkan eksport nonmigas.
2). Menyelenggarakan kegiatan usaha yang dapat dapat
mendorong perkembangan sektor wisata dan sektor koperasi.
3). Meningkatkan kenerja perusahaan di segala sektor untuk
memperoleh keuntungan yang optimal.
4. Personalia
a. Jumlah Karyawan
Dalam perekrutan tenaga kerja, PT. Primissima merekrut
karyawan dengan pendidikan minimal D3 untuk staf kantor,
minimal SMK untuk bagian mesin, dan minimal SMA untuk bagian
selain yang di atas. Saat ini PT. Primissima mempunyai jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
tenaga kerja sebanyak 1.236 orang karyawan. Berikut ini adalah
rincian karyawan menurut bagian masing-masing:
Data Karyawan PT. Primissima
Tahun 2009
1). Bagian Spinning = 416 orang 2). Bagian Weaving = 586 orang 3). Bagian Teknik Umum = 86 orang 4). Bagian PPK = 16 orang 5). Bagian Personalia = 37 orang 6). Bagian Sekertariat = 54 orang 7). Bagian Keuangan = 11 orang 8). Bagian Komersial = 42 orang 9). Bagian SPI = 8 orang Sumber: Departemen HRD PT. Primissima Ditambah dengan direksi yang berjumlah 4 orang dan komisaris
berjumlah 5 orang sehingga seluruhnya ada 1.247 orang.
b. Jam Kerja
a) Bagian produksi dan satpam
Bagian ini dibagi menjadi ke dalam empat grup dan tiga shift