LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSI TINGGI: KOLABORASI STAKEHOLDER Disusun Oleh : NAMA : KBP. Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H NDH : 18 INSTANSI : POLRI PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLVII LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020
93
Embed
PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · memungkinkan dampak negatif atau kerugian dari adanya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN GANGGUAN
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 10
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
pencegahan dan penanganan kejahatan yang berintensitas tinggi
9. Terlaksananya pelatihan pasukan dengan kurikulum baru.
10. Tersusun SOP pelibatan Gegana dalam pencegahan dan penanganan
kejahatan yang berintensitas tinggi
11. Terlaksananya sosialisasi peraturan DanKorbrimob Polri tentang standar
pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi.ke
satuan brimob Polda.
12. Tersusunnya MoU antara Polri, Kodam dan Pemda terkait pelibatan
Gegana dalam pencegahan dan penanganan kejahatan yang berintensitas
tinggi pada semua Polda
13. Tersedianya laporan hasil anev pelaksanaan peraturan DanKorbrimob Polri
tentang standar pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi secara kolaboratif
F. 0utput Kunci (Key Project Deliverables)
Kriteria keberhasilan yang menjadi output kunci dari proyek perubahan
ini disajikan dalam tabel berikut.
No Output Deskripsi
Jangka Pendek
1 Dokumen yang memuat data kejahatan berintensitas tinggi dan kejahatan berpotensi kontijensi.
Dokumen yang memuat informasi tentang data kejahatan berintensitas tinggi dan berpotensi kontijensi
2 Standar Standar Pencegahan dan Penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi secara kolaboratif
Dokumen yang akan menjadi payung hukum brimob dalam pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi.
3 Laporan pelaksanaan Tactical Floor Game (TFG) dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi
Dokumen yang memuat pelaksanaan pelatihan dan simulasi Tactical Floor Game (TFG) dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 11
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
No Output Deskripsi
4 kurikulum pelatihan terpadu Korbrimob Polri terkait pencegahan dan penanganan kejahatan yang berintensitas tinggi
Dokumen yang memuat petunjuk umum dan silabus mata pelajaran pelatihan terpadu yang sudah disempurnakan
Jangka Menengah
1 surat edaran Mendagri kepada Gubernur di seluruh Indonesia terkait penanganan terpadu gangguan keamanan berintensitas tinggi
Dokumen yang memuat perintah Mendagri kepada para Gubernur di seluruh Indonesia untuk melibatkan Polri dalam persiapan dan pengamanan pilkada serentak 2020.
2 MoU antara Polri, Kodam dan Pemda terkait pelibatan Gegana dalam pencegahan dan penanganan kejahatan yang berintensitas tinggi di DKI Jakarta
Dokumen yang memuat petunjuk umum dan silabus mata pelajaran pelatihan terpadu yang sudah disempurnakan
3 Peraturan DanKorbrimob Polri Dokumen yang memuat draf peraturan Korbrimob Polri yang telah dibahas dan mendapatkan masukan dari Divkum Polri
4 Pengesahan peraturan DanKorbrimob Polri
Dokumen yang memuat peraturan Korbrimob Polri yang sudah dapat digunakan sebagai dasar kegaitan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi
Jangka Panjang
1 Laporan melaksanakan pelatihan pasukan dengan kurikulum baru,
Dokumen yang memuat proposal, sprint, jadwal kegiatan, daftar hadir dan laporan pelaksanaan kegiatan dan loporan administrasi
2 Laporan sosialisasi peraturan DanKorbrimob Polri tentang pengerahan pasukan brimob dalam pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi ke satuan
Dokumen yang memuat sprinti, jadwal, materi dan laporan hasil sosialisasi peraturan DanKorbrimob Polri tentang pengerahan pasukan brimob dalam pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 12
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
No Output Deskripsi
brimob Polda tinggi di satuan brimob Polda
3 Laporan anev pelaksanaan peraturan DanKorbrimob Polri di lapangan
Laporan yang memuat pendahuluan, proses dan metode anev, pelaksanaan anev dan hasil anev serta sprint pelaksana anev
Outcomes
Jika proyek perubahan yang ada dalam jangka pendek, menengah, dan panjang terlaksana, maka kolaborasi Korbrimob Polri dengan stakeholder akan berjalan optimal dan pencegahan serta penanganan gangguan keamanan berintensitas besar dapat berjalan efektif.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 13
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan
Proyek perubahan yang akan dilakukan dibagi dalam 3 tahapan, yaitu
jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam setiap tahapan tersebut,
terdapat beberapa kegiatan dan target output yang ingin dihasilkan. Tahapan
jangka pendek dilaksanakan selama masa off campus. Tahapan jangka
menengah dilaksanakan sejak selesai pendidikan sampai dengan durasi waktu
1 tahun. Sementara itu untuk tahapan jangka panjang dilaksanakan dalam
waktu dua tahun. Rincian kegiatan pada milestone jangka pendek, menengah
dan panjang, disajikan dalam tabel di bawah ini.
PENTAHAPAN (MILESTONES)
NO TAHAP UTAMA OUTPUT WAKTU
Jangka Pendek
1 Pembentukan Tim Efektif dan pemetaan kekuatan stakeholders.
Surat perintah tim efektif dan notulen serta dokumentasi rapat tim efektif.
M2 Sept. 2020
2 Komunikasi dengan stakeholders internal.
Surat dukungan Proper. M2 – M3 Sept. 2020
3 Komunikasi dengan stakeholders eksternal.
Surat dukungan Proper M3 – M4 Sept. 2020
4 Pengumpulan Data Kejahatan intensitas tinggi dan Pemetaan data kejahatan berpotensi kontijensi
Data tentang Kejahatan intensitas tinggi dan Pemetaan data kejahatan berpotensi kontijensi
M1 - M2 Okt. 2020
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 14
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
PENTAHAPAN (MILESTONES)
5 Penyusunan Standar Pencegahan dan Penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi secara kolaboratif
Undangan, daftar hadir, dokumen Standar Pencegahan dan Penanganan
M3 – M4 Okt. 2020
6 Pelaksanaan Tactical Floor Game (TFG) dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi
1 Terbitnya surat edaran Mendagri terkait penanganan terpadu gangguan keamanan berintensitas tinggi
Dokumen surat edaran Mendagri terkait penanganan terpadu gangguan keamanan berintensitas tinggi
Jan. 2021
2 Tersusunnya MoU antara Polri, Kodam dan Pemda terkait pelibatan Gegana dalam pencegahan dan penanganan kejahatan yang berintensitas tinggi di DKI Jakarta
Dokumen MoU Peb. 2021
3 Pelatihan pasukan dengan kurikulum baru
Sprint, laporan pelaksanaan pelatihan
Maret – Mei 2021
4 Tersusun SOP pelibatan Gegana dalam pencegahan dan penanganan kejahatan yang berintensitas tinggi
Dokumen SOP pelibatan Gegana dalam pencegahan dan penanganan kejahatan berintensitas tinggi
Juni 2021
Jangka Panjang
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 15
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
PENTAHAPAN (MILESTONES)
1 melakukan sosialisasi peraturan DanKorbrimob Polri standar pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi.ke satuan brimob Polda
Sprint, materi sosialisasi, undangan, daftar hadir, laporan kegiatan
Juli – Agustus
2021
2 Tersusunnya MoU antara Polri, Kodam dan Pemda terkait pelibatan Gegana dalam pencegahan dan penanganan kejahatan yang berintensitas tinggi pada semua Polda
Mou Sept. – Okt. 2021
3 melakukan anev pelaksanaan peraturan DanKorbrimob Polri di lapangan
Sprint, laporan anev Nop. 2021
B. Tata Kelola Proyek Perubahan
Jabatan dalam Proper Deskripsi
Mentor :
Brigjen Pol. Reza Arif Dewanto,
S.I.K.
Komandan Pasukan Gegana
Korbrimob Polri
berperan melakukan supervisi terhadap
project leader dan objek yang menjadi proyek
perubahan.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 16
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Jabatan dalam Proper Deskripsi
Coach :
Ir. Ambar Rahayu, MNS
memberikan arahan dan masukan terhadap
rancangan dan pelaksanaan proyek
perubahan.
Project leader :
Drs. Dadang Rahardja, SH., MH.
sebagai koordinator proper yang memimpin
dan mengarahkan tim efektif untuk bekerja
optimal guna menyelesaikan seluruh tahapan
proper
Pokja I bertugas menyusun dokumen-dokumen
proper serta laporan proper
Pokja II Bertugas menyiapkan dokumen administrasi
seperti surat, peraturan serta
mengorganisasikan kegiatan pokja.
Stakeholders eksternal dan
internal
berperan aktif mendukung Brimob dalam
pelaksanaan tugassnya
C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi stakeholders internal dan
eksternal. Pengertian stakeholders adalah semua pihak di dalam masyarakat,
baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang memiliki
hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi atau perusahaan dan
isu atau permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholders dalam
kegiatan proyek perubahan ini sangat diperlukan untuk membantu
mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut. Diperlukan analisis yang
cermat untuk mengidentifikasi stakeholders dalam sebuah proyek perubahan,
karena mereka akan membawa manfaat sebagai berikut:
1. Berbagai masukan stakeholders dapat menguatkan betapa pentingnya
merancang sebuah proyek perubahan di Korbrimob Polri;
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 17
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
2. Sumber daya yang dimiliki stakeholders dapat dimanfaatkan karena
mereka mendukung proyek perubahan yang telah dirancang;
3. Dapat mengantisipasi kemungkinan adanya reaksi orang lain terhadap
proyek perubahan, sehingga dapat merancang strategi komunikasi yang
baik;
4. Identifikasi stakeholders yang tepat dapat memudahkan project leader
mengkomunikasikan tujuan dan manfaat dari proyek perubahan yang
telah dirancang; dan
5. Memudahkan pelibatan stakeholders secara aktif dalam sebuah kolaborasi
untuk melakukan perubahan, karena memiliki persinggungan kepentingan
yang saling menguntungkan.
Berdasarkan kelompoknya, stakeholders dalam proyek perubahan ini
terdiri dari internal dan eksternal.
NO STAKEHOLDERS
INTERNAL KETERKAITAN DENGAN PROPER
1 Pas Pelopor Korbrimob Polri
Unit kerja yang menyelenggarakan latihan Brimob baik yang bersifat pembinaan kemampuan yang berupa latihan rutin maupun latihan pra operasi serta latihan gabungan
2 Sat Intel Korbrimob Polri
Unit kerja yang menganalisis dan mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas operasional kesatuan dalam upaya mendeteksi dan mengidentifikasi sumber gangguan, pengawasan, penyelenggaraan, upaya pengungkapan jaringan gangguan Kamtibmas
3 Satlat Korbrimob Polri Unit kerja yang menyelenggarakan latihan Brimob baik yang bersifat pembinaan kemampuan yang berupa latihan rutin maupun latihan pra operasi serta latihan gabungan
4 Bag Ops. Korbrimob Polri
Unit kerja yang membina dan menyelenggarakan fungsi manajemen bidang operasional termasuk pelatihan kesatuan dan pelatihan pra operasi, koordinasi dan Kerjasama, penyiapan satuan-
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 18
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
NO STAKEHOLDERS
INTERNAL KETERKAITAN DENGAN PROPER
satuan Brimob yang ditugas secara terpusat serta operasi kontijensi.
5 Bag Sarpras Korbrimob Polri
Unit kerja yang membina dan menyelenggarakan fungsi manajemen bidang sarpras yang meliputi perbekalan umum, peralatan, fasilitas dan jasa konstruksi, angkutan, pemeliharaan, perbaikan
6 Sat Brimob Polda Satuan Pelaksana Utama Polda yang berada di bawah Kapolda yang bertugas melaksanakan kegiatan penanggulangan terhadap gangguan keamanan berintensitas tinggi, terorisme, huru-hara / kerusuhan massa, kejahatan terorganisir bersenjata api atau bahan peledak termasuk penyelamatan dan pertolongan (SAR) akibat bencana maupun gangguan lainnya bersama unsur pelaksana dalam negeri, sesuai perintah Kapolda atau permintaan mendesak dari satuan fungsi / kewilayahan
7 Pusdik Brimob Penyelenggara Pendidikan pembentukan dan pengembangan anggota Brimob
NO STAKEHOLDER
EKSTERNAL KETERKAITAN DENGAN PROPER
1 Densus 88 Satuan kerja pelaksana tugas dalam penanganan teroris
2 Sops Polri Satuan kerja yang mengatur kegiatan operasi kepolisian pada tingkat Mabes
3 Divhubinter Polri Satuan kerja yang mengelola Kerjasama pasukan perdamaian di bawah kendali PBB
4 Itwasum Polri Satuan kerja yang menjadi pengawas internal kinerja Polri
5 DPR RI Instansi yang memiliki kewenangan dalam aspek legislasi, anggaran, dan pengawasan kinerja Polri
6 BNPT Instansi yang menangani terorisme secara nasional
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 19
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
NO STAKEHOLDER
EKSTERNAL KETERKAITAN DENGAN PROPER
7 KPK Instansi yang banyak melibatkan personil brimob dalam proses penangkapan tersangka mau pengawalan tersangka kasus korupsi yang ditangani KPK
8 Komisi Pemilihan Umum
Instansi yang banyak melibatkan personil brimob dalam rangkaian tahapan Pemilu
9 Asops Panglima TNI Mitra kerja Polri dalam pengerahan pasukan untuk mengatasi kondisi tertentu yang berpotensi mengancam keamanan dan ketahanan negara secara fisik
10 Kompolnas Instansi pemerintah yang melakukan pengawasan terhadap kinerja Polri
11 Komnas HAM Lembaga yang sering menyuarakan tentang penegakan HAM dalam pelaksanaan tugas Polri yang terkait dengan masyarakat luas.
12 Indonesian Police Watch (IPW)
Lembaga swasta yang sering mengkritisi kinerja Polri
13 STIK PTIK Satuan kerja yang melakukan kajian terhadap ilmu dan praktek kepolisian dari prespektif keilmuan.
14 Akademisi Kelompok yang melakukan pengamatan dan pengkajian tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas peran dan fungsi Polri
15 Masyarakat Sebagai pihak yang menjadi mitra atau sasaran dari program Polri
16 Paspamres Satuan kerja yang menjadi mitra dalam pengamanan kegiatan-kegiatan kepala negara
17 Pam obvit Satuan kerja yang memiliki tugas pokok pengamanan objek vital
Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholders dapat dibagi
menjadi 4 (empat) kriteria, yaitu:
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 20
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
1. Stakeholder Promoters, yaitu stakeholders atau orang-orang yang
memiliki kepentingan besar terhadap proyek perubahan dan juga
memiliki kekuatan besar untuk membantu keberhasilan pelaksanaan
proyek perubahan dimaksud.
2. Stakeholder Latents, yaitu stakeholders atau orang-orang yang tidak
memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam proyek perubahan,
tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi proyek perubahan
jika mereka menjadi tertarik.
3. Stakeholder Defenders, yaitu stakeholders atau orang-orang memiliki
kepentingan pribadi dan menyuarakan dukungannya dalam komunitas,
tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi proyek perubahan.
4. Stakeholder Apathetics, yaitu stakeholders atau orang-orang yang
kurang memiliki kepentingan dan kekuatan bahkan mungkin tidak
mengetahui adanya proyek perubahan.
Keempat kriteria stakeholders tersebut dapat digambarkan dalam
matriks kuadran sebagai berikut:
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 21
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Merujuk pada matriks kuadran di atas, maka dapat dilakukan identifikasi
dan pemetaan stakeholders yang terkait dengan proyek perubahan, sebagai
berikut:
1. Stakeholder Promoters, meliputi: Pas Pelopor Korbrimob Polri, Sat Intel
Korbrimob Polri, Sat Brimob Polda, Sops Kapolri, Bag Ops Korbrimob Polri,
dan Bag Sarpras Korbrimob Polri
2. Stakeholder Latents, meliputi: Itwasum, DPR RI, Komnas HAM, dan
Mitra stakeholder yang terkait proyek perubahan tersebut dapat
digambarkan dalam matriks kuadran di halaman berikut.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 22
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya
NO POTENSI KENDALA STRATEGI MENGATASI
1 Situasi pandemi covid-19 membatasi pergerakan project leader dalam berkomunikasi dengan beberapa stakeholders internal dan eksternal.
Melakukan komunikasi melalui media Zoom, WA video call dan platfom media lainnya.
2 Waktu pelaksanaan proyek perubahan dengan target jangka pendek terbatas, yaitu kurang dari 3 (tiga) bulan.
Mematuhi jadwal kerja tim efektif yang telah ditetapkan secara disiplin serta berhitung cermat terkait target-target untuk proyek perubahan khususnya untuk capaian target jangka pendek.
3 Kesibukan project leader sebagai Dansat Bantek Pasukan Gegana
Melakukan pendelegasian pekerjaan kepada pejabat terkait dan secara
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 23
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
NO POTENSI KENDALA STRATEGI MENGATASI
Korbrimob Polri yang harus siaga memberikan bantuan teknis terkait banyaknya demo dan masa kampanye pilkada serentak 2020
periodik meminta laporan perkembangannya.
4 Personel yang terlibat dalam tim efektif juga memiliki tugas-tugas rutin yang harus dilaksanakan, sehingga ada kemungkinan jadwal pelaksanaan proyek perubahan akan mengalami keterlambatan pelaksanaan.
Membagi tim kerja secara bergantian, sehingga tugas rutin mereka bisa berjalan efektif.
5 Kemungkinan mutasi/rotasi pimpinan dan staf yang terlibat dalam proyek perubahan
Meminta staf yang terkena mutasi/ rotasi untuk tetap membantu dengan cara komunikasi dengan media IT
E. Faktor Pendukung Keberhasilan
Faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan proyek
perubahan secara tepat sasaran dan tepat waktu sebagai berikut:
1. Adanya produk hukum dalam bentuk UU, PP, peraturan kapolri dan
dokumen hukum lainnya terkait dengan pencegahan dan penanganan
gangguan keamanan, antara lain:
a. UU No. 2/2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. UU No. 7/2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial
c. UU No 5 / 20t8 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 15 Tahun 2003
Tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 20022 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang
d. Perkap No. 7/2009 Tentang Sistem Laporan Gangguan Keamanan
Dan Ketertiban Masyarakat
e. Perkap Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penanganan Penjinakan Bom
2. Adanya program prioritas Kapolri yang menekankan pada pemantapan
harkamtibmas
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 24
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
3. Terjalinnya kolaborasi antara Korbrimob Polri dengan satuan kerja di
lingkungan Polri maupun dengan TNI, kementerian/Lembaga dan
berbagai kelompok masyarakat
4. Adanya komitmen dan dukungan Korbrimob Polri melalui arahan dan
petunjuk, sehingga pelaksanaan Proper dapat tercapai sesuai dengan
tujuan, waktu, dan target yang telah ditentukan.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 25
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan
Setelah rancangan proyek perubahan disetujui project leader segera
melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam milestone
jangka pendek. Uraian aktivitas dari milestone jangka pendek disajikan di
bawah ini.
1. Rapat Tim Efektif
Pembentukan tim efektif didasarkan atas surat perintah yang
ditandatangani oleh Dankor Brimob , selanjutnya dalam melakukan
aktivitasnya project leader melakukan serangkaian rapat. Rapat tim efektif
pertama kali dilaksanakan pada tanggal 3 September 2020 dengan
agenda penjelasan proyek perubahan kepada anggota tim efektif dan
meminta bantuan mereka untuk berkontribusi secara optimal dalam
pelaksanaan proyek perubahan. Dokumentasi kegiatan rapat tim efektif
yang dilaksanakan disajikan pada gambar berikut.
Dokumentasi Rapat Awal Tim Efektif
2. Kolaborasi dengan Stakeholder Internal
Kolaborasi dengan stakeholder internal dilakukan dengan cara
bertemu langsung dengan pejabat terkait di lingkungan Korbrimob
Polri. Hal ini dimungkinkan karena dalam masa pandemi covid 19
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 26
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
semua pimpinan dan anggota Korbrimob Polri tetap masuk bekerja
seperti biasa. Terdapat sedikit kendala dalam pelaksanaannya yaitu
waktu untuk bertemu karena semua pejabat memiliki kesibukan
yang sangat tinggi. Informasi tentang kolaborasi dengan
stakeholder internal dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
a. Satuan Intel Brimob
Komunikasi dengan satuan Intel Korbrimob Polri dilaksanakan pada
tanggal 6 Nopember 2020 di kantor Dansat Intel Korbrimob Polri yang
berlokasi di Mako Korbrimob Polri Kelapa Dua Depok Jawa Barat .
Pejabat yang ditemui adalah KBP. Toni Kristianto, S.I.K. yang
menjabat sebagai Komandan Satuan Intel Korbrimob Polri.
Dalam pertemuan tersebut, Project Leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan mengapa judul proyek
perubahan terkait dengan litpers calon pegawai BIN.
Dalam pertemuan tersebut, Dansat Intel Korbrimob Polri menjelaskan
bahwa Satuan Intel Korbrimob Polri bertugas ..
Bagintel bertugas menganalisis dan mengevaluasi hasil pelaksanaan
tugas operasional kesatuan dalam upaya mendeteksi dan
mengidentifikasi sumber gangguan, pengawasan, penyelenggaraan,
upaya pengungkapan jaringan gangguan Kamtibmas
Dalam melaksanakan tugas Satuan Intel Korbrimob Polri
menyelenggarakan fungsi:
1) pembinaan fungsi intelijen dalam bidang keamanan, termasuk
kegiatan lain yang menjadi tugas Bagintel dalam lingkungan
Korbrimob Polri;
2) pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 27
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini
(early warning), serta pemberdayaan seluruh personel dalam
mengemban fungsi intelijen
3) pengumpulan, penyimpanan dan pemutakhiran biodata tokoh
formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, atau
pemerintah, maupun para pelaku tindak pidana atau pelanggaran
hukum lainnya (separatisme dan terorisme);
4) pelaksanaan dokumentasi dan analisis perkembangan lingkungan
strategi, serta penyusunan produk intelijen untuk kepentingan
pimpinan dan untuk mendukung kegiatan operasional intelijen;
Di samping itu, satuan Intelijen juga melakukan penyusunan
perkiraan intelijen keamanan dan penyajian hasil Analisis Daerah
Operasi (ADO) dan setiap perkembangan yang perlu mendapat
perhatian pimpinan
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Dansat Intel Korbrimob
Polri dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Dansat Intel Korbrimob Polri ditunjukkan dengan kesediaan Dansat Intel Korbrimob Polri untuk terlibat dalam pelaksanaan standar pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi dalam proses deteksi dini, peringatan dini, dan cegah dini.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 28
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
b. Bagian Perencanaan Korbrimob Polri
Komunikasi dengan Bagian Perencanaan Korbrimob Polri
dilaksanakan pada tanggal 23 September 2020 di kantor Bagian
Perencanaan Korbrimob Polri yang berlokasi di Kawasan Pejaten
Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah KBP. Drs. Rudy Harianto, M.Si..
yang menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan Korbrimob
Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Kepala Bagian Perencanaan Korbrimob Polri menjelaskan bahwa
sarpras, personalia, kinerja, serta mengelola dan melaksanakan
pelayanan ketatausahaan dan urusan dalam serta menyelenggarakan
perencanaan strategi pembangunan dan pengembangan kekuatan
Satuan-Satuan fungsi Brimob dalam melaksanakan tugas, Bagren
menyelenggarakan fungsi:
1) penyusunan rencana jangka sedang dan jangka pendek antara
lain Renstra, Rancangan Renja, Renja, RKA-KL, dan DIPA.
2) pelaksanaan pemeliharaan, perawatan, serta administrasi
personel dan pembinaan pelatihan;
3) pengelolaan sarpras dan penyusunan laporan SIMAK-BMN;
4) penyusunan LRA dan pembuatan laporan akuntabilitas kinerja
satker dalam bentuk LAKIP meliputi analisis target pencapaian
pelaksanaan kinerja, program dan anggaran
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 29
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Bagian Perencanaan
Korbrimob Polri dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Bagian Perencanaan Korbrimob Polri ditunjukkan dengan kesediaan mendukung pelaksanaan proyek perubahan sesuai dengan tupoksinya di bidang penyusunan rencana dan penganggaran.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
c. Bagian Operasional Korbrimob Polri
Komunikasi dengan Bagian Operasional Korbrimob Polri
dilaksanakan pada tanggal 25 September 2020 di Mako Korbrimob
Polri Kelapa Dua Depok Jawa Barat . Pejabat yang ditemui adalah
KBP. Pradah Pinunjul, S.I.K.. MM. yang menjabat sebagai Kepala
Bagian Operasional Korbrimob Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Dalam pertemuan tersebut, kepada project leader dijelaskan bahwa
bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi manajemen bidang
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 30
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
operasional termasuk pelatihan kesatuan dan pelatihan pra operasi,
koordinasi dan kerjasama dalam rangka operasi kepolisian dalam
Substansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Bagian Operasional
Korbrimob Polri dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Bagian Operasional Korbrimob Polri ditunjukkan dengan kesediaannya mendukung pelaksanaan proyek perubahan dalam penyiapan personil dan pelatihan personil brimob.
DOKUMENTASI
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 31
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
d. Bagian SDM Korbrimob Polri
Komunikasi dengan Bagian SDM Korbrimob Polri dilaksanakan pada
tanggal 25 September 2020 di Mako Korbrimob Polri Kelapa Dua
Depok Jawa Barat. Pejabat yang ditemui adalah KBP. Anang
Sumpena, SH. yang menjabat sebagai Kepala Bagian SDM
Korbrimob Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Dalam kesempatan tersebut, kepada project leader dijelaskan bahwa
Bag SDM bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
manajemen bidang personel yang meliputi penggunaan, perawatan,
pemisahan dan penyaluran personel, termasuk psikologi kepolisian
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 32
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
dan upaya peningkatan kesejahteraan personel. Dalam melaksanakan
tugas, Bag SDM menyelenggara-kan fungsi:
1) pembinaan dan penyelenggaraan fungsi manajemen bidang personel;
2) pengendalian, pembinaan dan pelatihan tugas personel Korbrimob Polri; dan
3) pelaksanaan manajemen pembinaan karier personel antara lain mutasi, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan, dan kepangkatan
Dalam struktur Bag SDM terdapat Subbagbindiklat, yang bertugas
membuat usulan pendidikan dan menyelenggarakan manajemen
pelatihan personel. Dengan demikian rencana kegiatan pelatihan
yang akan dilaksanakan pada milestone jangka menengah dapat
dikomunikasikan dengan Bag SDM.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Bagian SDM Korbrimob
Polri dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Bagian SDM Korbrimob Polri ditunjukkan dengan kesediaan Kepala Bagian SDM Korbrimob Polri untuk mendukung
mendukung pelaksanaan pelatihan karena struktur Bag SDM terdapat Subbagbindiklat, yang bertugas membuat usulan pendidikan dan menyelenggarakan manajemen pelatihan personel
DOKUMENTASI PERTEMUAN
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 33
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
e. Bagian Logistik Korbrimob Polri
Komunikasi dengan Bagian Logistik Korbrimob Polri dilaksanakan
pada tanggal 24 September 2020 di Mako Korbrimob Polri Kelapa Dua
Depok Jawa Barat. Pejabat yang ditemui adalah KBP. H. Agustri
Heriyanto, S.I.K yang menjabat sebagai Kepala Bagian Logistik
Korbrimob Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Kepada project leader dijelaskan bahwa bertugas membina dan
menyelenggarakan fungsi manajemen bidang sarpras yang meliputi
perbekalan umum, peralatan, fasilitas dan jasa konstruksi, angkutan,
pemeliharaan, perbaikan, inventory dan pergudangan. Dalam
melaksanakan tugas, Bag Logistik menyelenggarakan fungsi:
1) pembinaan peralatan, pemeliharaan dan perawatan;
2) perbekalan dan pendistribusian; dan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 34
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
3) pembinaan fasilitas, jasa dan konstruksi termasuk inventory.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Bagian Logistik
Korbrimob Polri dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Bagian Logistik ditunjukkan kesediaan untuk memberikan dukungan logistik dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
3. Kolaborasi dengan Stakeholder Eksternal
Komunikasi dengan stakeholder eksternal dilaksanakan dengan
melakukan kunjungan ke kantor stakeholder atau di tempat yang
ditentukan, namun dengan tetap memperhatikan protocol Kesehatan.
Stakeholder eksternal yang ditemui dan diminta kesediaan untuk
mendukung dan terlibat dalam proper ini. Hasil pertemuan dan
dokumentasi pertemuan dengan stakeholder eksternal disajikan berikut
ini.
a. Komisi III DPR RI
Komunikasi dengan Komisi III DPR RI dilaksanakan pada tanggal 9
Nopember 2020 di Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah Herman Hery
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 35
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
selaku Ketua Komisi III dari Fraksi PDIP daerah pemilihan Nusa
Tenggara Timur.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Kolaborasi perlu dibangun karena Komisi III DPR RI adalah mitra kerja
dari Polri. Oleh karena itu beberapa kebijakan yang dilaksanakan oleh
Polri perlu dikonsultasikan dengan DPR.
Selanjutnya Herman Hery menjelaskan bahwa Komisi III DPR RI
mempunyai ruang lingkup tugas di bidang: hukum, hak asasi manusia,
dan keamanan. Secara umum tugas DPR adalah di bidang legislative,
penganggaran dan pengawasan. Dalam bidang pembentukan
undang-undang, Komisi III DPR RI mempunyai tugas mengadakan
persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan
Rancangan Undang-Undang yang termasuk dalam ruang lingkup
tugas Komisi III DPR RI.
Dalam pelaksanaan fungsi pembentukan undang-undang, Komisi III
DPR RI menerima partisipasi masyarakat untuk memberikan masukan
terhadap RUU yang sedang dirumuskan dan dibahas oleh Komisi III
DPR RI. Masyarakat dapat memberikan masukan secara tertulis
maupun secara langsung melalui Rapat Dengar Pendapat Umum
(RDPU) dengan Komisi III DPR RI. Disamping itu, dalam merumuskan
dan membahas RUU, Komisi III DPR RI juga meminta masukan dari
Pakar/Akademisi/Pejabat Pemerintah melalui RDPU/RDP maupun
melalui Kunjungan Kerja.
Dalam bidang anggaran, Komisi III DPR RI mempunyai tugas:
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 36
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
1) Mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan
RAPBN yang meliputi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) serta
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL)
dalam ruang lingkup tugas Komisi III DPR RI dan usulan Anggota
mengenai program pembangunan daerah pemilihan bersama
dengan Pemerintah.
2) Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan
RAPBN serta mengusulkan perubahan RKAKL yang termasuk
dalam ruang lingkup tugas Komisi III DPR RI dan usulan Anggota
mengenai program pembangunan daerah pemilihan bersama
dengan Pemerintah.
3) Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan
program Kementerian/Lembaga (KL) yang menjadi Mitra Kerja
Komisi III DPR RI.
4) Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan RAPBN dan
menyampaikan hasil pembahasan RAPBN, RKAKL, dan alokasi
anggaran untuk fungsi dan program KL yang menjadi Mitra Kerja
Komisi III DPR RI kepada Badan Anggaran untuk disinkronisasi.
5) Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan
program KL yang menjadi Mitra Kerja Komisi III DPR RI
berdasarkan hasil sinkronisasi alokasi anggaran KL oleh Badan
Anggaran
6) Menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran hasil pembahasan
Komisi III DPR RI dengan Mitra Kerja Komisi III DPR RI untuk
bahan akhir penetapan APBN
7) Membahas dan menetapkan alokasi anggaran per program yang
bersifat tahunan dan tahun jamak yang menjadi Mitra Komisi III
DPR RI
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 37
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
8) mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan
pelaksanaan APBN; dan
9) membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang
berkaitan dengan ruang lingkup tugas Komisi III DPR RI.
Sementara itu dalam bidang pengawasan, Komisi III DPR RI
mempunyai tugas:
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,
termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk
dalam ruang lingkup tugas Komisi III DPR RI
2) Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang
berkaitan dengan ruang lingkup tugas Komisi III DPR RI
3) Memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencana kerja
pemeriksaan tahunan, hambatan pemeriksaan, serta penyajian
dan kualitas laporan berkaitan dengan ruang lingkup tugas Komisi
III DPR RI
4) Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah
5) Membahas dan menindaklanjuti usulan DPD; dan
6) Menjalin hubungan luar negeri, baik dengan institusi negara
maupun swasta, sesuai dengan bidang tugas setiap komisi dan
dikoordinasikan oleh Badan Kerjasama Antar-Parlemen.
Substansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Komisi III DPR RI dan
dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Komisi III DPR RI ditunjukkan dengan ada penjelasan bahwa Polri adalah mitra kerja Komisi III DPR RI, sehingga DPR memiliki kepentingan untuk Polri bisa melakukan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 38
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
b. Polda Sulawesi Selatan
Komunikasi dengan Polda Sulawesi Selatan dilaksanakan pada
tanggal 20 Oktober 2020 di Mapolda Sulawesi Selatan yang berlokasi
di Makassar. Pejabat yang ditemui adalah Irjen. Pol. Drs.
H. Merdisyam, M.Si yang menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Sementara itu, narasumber melaksanakan tugas pokok Polri yaitu: (a)
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat; dan (b) melaksanakan tugas-tugas
Polri lainnya dalam daerah hukum Polda, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Polda menyelenggarakan fungsi:
1) pemberian pelayanan kepolisian dalam bentuk penerimaan dan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 39
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
penanganan laporan atau pengaduan, permintaan bantuan atau
pertolongan, dan pelayanan surat-surat izin atau keterangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) pelaksanaan intelijen keamanan guna pencegahan gangguan dan
pemeliharaan keamanan dalam negeri;
3) penyelidikan, penyidikan, identifikasi, koordinasi dan
pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), serta
pengawasan proses penyidikan;
4) pelaksanaan pengamanan objek vital;
5) pelaksanaan lalu lintas kepolisian, yang meliputi registrasi dan
identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan
hukum lalu lintas, pembinaan keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas;
6) pelaksanaan kepolisian perairan dan udara, yang meliputi
kegiatan patroli perairan dan udara, pembinaan masyarakat
perairan dan potensi dirgantara serta penegakan hukum di
perairan;
7) pembinaan masyarakat, yang meliputi Perpolisian Masyarakat
(Polmas), pembinaan pengamanan swakarsa, menumbuh
kembangkan peran serta masyarakat dalam bidang keamanan
dan ketertiban, pembinaan teknis dan pengawasan kepolisian
khusus serta satuan pengamanan; dan
8) pelaksanaan fungsi-fungsi lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, samapta kepolisian dan Satwa
kepolisian
Dalam struktur Polda, terdapat Biro Operasional (Roops) bertugas
membantu Kapolda dalam bidang pengkajian strategis, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian manajemen
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 40
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
operasi kepolisian, kegiatan kepolisian terpadu dan kerja sama
lembaga pemerintah atau lembaga nonpemerintah pada tingkat Polda
pelaksanaan pengendalian, pengawasan dan pembinaan operasi
kepolisian, kegiatan kepolisian terpadu dalam bentuk asistensi,
supervisi dan dukungan administrasi atas pelaksanaan operasi
kepolisian, kegiatan kepolisian terpadu tingkat kewilayahan;
pelaksanaan kerja sama dan koordinasi dengan lembaga
pemerintah/lembaga nonpemerintah tingkat Provinsi serta
pengawasan dan mengoordinasikan pelaksanaan kerja sama yang
dijalin antara Polda dan mitranya serta pengelolaan informasi dan
dokumentasi.
Salah satu situasi yang borpetensi adanya gangguan keamanan
berinstensitas tinggi adalah pelaksanaan Pilkada serentak 2020.
Adapun sejumlah daerah di Sulsel yang akan melangsung-
kan Pilkada yakni Kota Makassar, Kabupaten Barru, Bulukumba,
Gowa, Kepulauan Selayar, Luwu Timur, Luwu Utara, Maros,
Pangkajene Kepulauan, Soppeng, Tana Toraja, dan Toraja Utara.
Untuk menghadapi situasi itu, Polda Sulses nantinya pola
pengamanan akan disesuaikan dengan kondisi keamanan dan
ketertiban masyarakat (kamtibamas) merujuk dari laporan masing-
masing Polres. Sementara masih dikoordinasikan dengan
penyelenggara pemilihan umum di tiap-tiap daerah. Kemudian di situ
nanti akan disusun jumlah personel backup baik dari Polda, maupun
dengan rayonisasi yang dibuat di daerah yang menyelenggarakan
pilkada. Selanjutnya konsentrasi pengamanan akan dititik beratkan di
tiap-tiap TPS yang dikhawatirkan rawan menimbulkan persoalan
harus diperketat. Karena eskalasinya di tiap TPS juga akan berbeda.
Polda Sulses juga menjamin pola pengamanan tahapan pelaksanaan
pilkada tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 41
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Dikarenakan kondisi pandemi COVID-19 yang masih terjadi di
beberapa wilayah termasuk daerah penyelenggara Pilkada,
maka semuanya menyesuaikan protokol kesehatan COVID 19. Semua
personel yang bertugas wajib pakai masker. Mereka juga disiapkan
untuk mengawasi penerapan protokol oleh masyarakat di wilayah
penugasan.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Polda Sulawesi Selatan
dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Polda Sulawesi Selatan ditunjukkan dengan kesediaan untuk menindaklanjuti pelaksanaan proper dalam tahapan pelaksanaan di tingkat daerah yang melibatkan kerjasama dengan Pemda provinsi dan Kodam Hasanuddin.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
c. Asisten Kapolri bidang Operasional (Asops Kapolri)
Komunikasi dengan Asops Kapolri dilaksanakan pada tanggal 4
Nopember 2020 di Mabes Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah
Irjen Pol Drs. Imam Sugianto M.Si. yang menjabat sebagai Asops
Kapolri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 42
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Dalam pertemuan dengan project leader, dijelaskan bahwa Asops
Kapolri bertugas membantu Kapolri dalam bidang perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian operasi kepolisian,
termasuk pelaksanaan kerjasama Kementerian Lembaga serta
menindaklanjuti pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan program khusus Pemerintah yang berkaitan dengan
Polri.
Terkait dengan Pilkada Serentak Asops Kapolri menyatakan siap
mengamankan dan melakukan penegakan hukum untuk
mensukseskan Pilkada serentak 2020. Pimpinan berjanji melakukan
supervisi secara langsung untuk mengecek anggotanya yang
ditugaskan bergabung ke sentra Gakkumdu Pilkada 2020. Sebagai
pimpinan Polri, pihaknya komitmen mengggerakkan seluruh
kemampuan demi terlaksananya Pilkada Serentak 2020 berjalan
aman, tertib dan lancar. Upaya ini diwudjukan dalam
penandatanganan peraturan bersama antara Bawaslu, Kejaksaan
Agung, dan Polri di Kantor Bawaslu pada bulan Juli 2020.
Polri berjanji akan terjun langsung ke lapangan untuk mengawasi
anggotanya yang tergabung dalam sentra Gakkumdu. Langkah ini
menurut perlu dilakukan untuk memastikan semua kinerja yang
dilakukan dalam upaya penegakan hukum oleh jajaran Polri berjalan
dengan baik dan maksimal. Di samping itu juga ada penekana dari
Kapolri yang meminta jajarannya untuk ikut memantau
perkembangan terbaru terhadap kinerja sentra Gakkumdu dalam
pelaksanaan Pilkada Serentak 2020. Asops Kapolri secara periodik
diminta melaporkan kepada Kapolrisetiap perkembangan yang terjadi
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 43
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
di lapangan. Kegiatan penandatanganan peraturan bersama antara
Bawaslu, Kejaksaan Agung, dan Polri merupakan momentum ini
sangat penting untuk memberikan gambaran bahwa alat negara
harus selalu siap dalam keadaan apapun.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Asops Kapolri dan
dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Asops Kapolri ditunjukkan dengan kesediaan Asops Kapolri mendukung proyek perubahan ini dengan melibatkan brimob
dalam tim terkait dengan pengamanan Pilkada serentak dan pelaksanaan tugas lain yang menjadi tanggung jawab Asops Kapolri.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
d. Pemda Provinsi DKI Jakarta
Komunikasi dengan Pemda Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan pada
tanggal 23 Nopember 2020 di kantor Pemda Provinsi DKI Jakarta.
Pejabat yang ditemui adalah Anies R. Baswedan, Ph.D yang menjabat
sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 44
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Kepada project leader dijelaskan bahwa gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat mempunyai tugas:
1) mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
tugas pembantuan di daerah kabupaten/kota;
2) melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap
penyelenggaraan pemerintah daerah kabupaten/kota yang ada di
wilayahnya;
3) memberdayakan dan memfasilitasi daerah kabupaten/ kota di
wilayahnya;
4) melakukan evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah
kabupaten/kota tentang rencana pembangunan jangka panjang
daerah, anggaran pendapatan dan belanja daerah, perubahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah, tata
ruang daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah;
5) melakukan pengawasan terhadap peraturan daerah
kabupaten/kota; dan
6) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan.
DKI jakarta sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat ekonomi
Indonesia seringkali menjadi sasaran demonstrasi, terutama buruh
dan mahasiswa. Hal ini disebabkan kantor pemerintah pusat yang
membuat kebijakan semua berada di Jakarta. sementara itu,
kedutaan besar negara sahabat juga banyak berada di Jakarta dan
pusat bisnis yang berkembang di berbagai sudut ibu kota, dan yang
terutama adalah kantor serta kediaman Presiden dan Wakil Presiden
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 45
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
juga berada di jakarta. hal ini tentu membutuhkan pengamanan yang
terbaik untuk pimpinan negara maupun seluruh perangkat
pemerintahan tingkat pusat. Banyak kejadian demonstrasi besar,
kejahatan narkoba, tawuran kelompok masyarakat serta pengeboman
terjadi di Jakarta. oleh karena itu kerjasama dengan Polri dalam
pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas
tinggi menjadi sangat penting.
Kepolisian dengan Pihak Pemerintah Daerah untuk menjalin kerja
sama diatur dalam Pasal 42 UU No. 2 Tahun 2002, yang menentukan:
(1) Hubungan dan kerja sama Kepolisian Negara Republik Indonesia
dengan badan, lembaga, serta instansi di dalam dan di luar negeri
didasarkan atas sendisendi hubungan fungsional, saling
menghormati, saling membantu, mengutamakan kepentingan umum,
serta memperhatikan hierarki. (2) Hubungan dan kerja sama di dalam
negeri dilakukan terutama dengan unsur-unsur pemerintah daerah,
penegak hukum, badan, lembaga, instansi lain, serta masyarakat
dengan mengembangkan asas partisipasi dan subsidiaritas
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Pemda Provinsi DKI
Jakarta dan dokumentasinya disajikan di halaman berikut.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Pemda Provinsi DKI Jakarta ditunjukkan keinginan untuk melibatkan Brimob dalam penangangan kejadian demonstrasi besar, kejahatan narkoba, tawuran kelompok masyarakat serta pengeboman terjadi di Jakarta. oleh karena itu kerjasama dengan Polri dalam pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi menjadi sangat penting.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 46
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
e. Kodam Jaya
Komunikasi dengan Kodam Jaya dilaksanakan pada tanggal 16
Nopember 2020 di kantor Kodam Jaya yang berlokasi di Jalan Mayjen
Sutoyo Jakarta Timur. Pejabat yang ditemui adalah Mayor Jenderal
TNI Dudung Abdurachman SE MM, yang menjabat sebagai Panglima
Kodam Jaya.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Kepada project leader dijelaskan bahwa misi Kodam Jayakarta adalah
menegakkan kadaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara sesuai dasar
tanggung jawab yang meliputi DKI, Tangerang, Bekasi dan Depok.
Jakarta Raya sebagai pusat kegiatan Pemerintah dan swasta
merupakan daya tarik bagi berbagai lapisan masyarakat dengan
menempuh perjuangan hidup yang beraneka ragam, tidak jarang
menimbulkan berbagai masalah yang harus dihadapi Pemerintah.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 47
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Bilamana masalah itu sampai menimbulkan goncangan-goncangan
terhadap masyarakat, efeknya akan terasa pula di daerah-daerah,
karena itulah Kodam Jaya selalu bahu-membahu bersama-sama
satuan-satuan lainnya untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan
dan kesiap-siagaan guna mengatasi masalah-masalah yang dapat
mengganggu stabilitas Nasional di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan sekitarnya.
Untuk mewujudkan pelaksanaan tugas pokok Kodam Jaya dalam
rangka menciptakan stabilitas keamanan diwilayah Ibukota, Kodam
Jaya memiliki satuan-satuan pelaksana yang meliputi :
1) Satuan Kewilayahan
2) Satuan Tempur dan Satuan Bantuan Tempur
3) Satuan Pendidikan
4) Badan Pelaksana Kodam Jaya
Satuan Kewilayahan di Kodam Jaya terdiri dari 2 Korem dan 1 Kodim
BS dengan pembagian wilayah sebagai berikut : Korem 051
Wijayakarta adalah Komando Pelaksana Kodam Jaya yang bersifat
kewilayahan dan dapat merupakan Sub Kompartemen Strategis,
dengan tupok menyelenggarakan pembinaan kesiapan oprasional
komandonya, pembinaan teritorial dan menyelenggarakan operasi
pertahanan keamanan sesuai Renhan Kodam Jaya, Pelayanan
Bantuan Administrasi terhadap Satuan/Badan/Komando yang berada
didalamnya serta menyelenggarakan fungsi kegarnizunan TNI di
wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bekasi dan Depok. Wilayah
teritorialnya meliputi 4 Kodim yaitu Kodim 0504 Jakarta Selatan.
Kodim 0505 Jakarta Timur. Kodim 0507 Bekasi. dan Kodim 0508
Depok.
Korem 052 Wijayakrama adalah Komando Pelaksana Kodam Jaya
yang bersifat kewilayahan dan dapat merupakan sub Kompartemen
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 48
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
strategis, dengan tugas pokok menyelenggarakan operasi pertahanan
keamanan sesuai Renhankam Kodam Jaya, Pelayanan Bantuan
Adminstrasi terhadap Satuan/Badan/Komando yang berada
didalamnya serta menyelenggarakan fungsi kegarnizunan TNI di
wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Tangerang. Satuan ini berdiri
pada tanggal 28 Oktober 1998, berkedudukan di Jl. Boulevard
Diponegoro Lippo Karawaci Tangerang
Satuan BS Kodim 0501 Jakarta Pusat adalah Kodim yang berdiri
sendiri (BS) merupakan salah satu satuan kewilayahan yang
mempersiapkan aspek kondisi sosial, geografi dan demografi wilayah
sehingga dapat melaksanakan fungsi pembinaan territorial yang
diupayakan secara bersama-sama dengan komponen masyarakat.
Kantor Makodimnya terletak di area PRJ, Kemayoran Jakarta Pusat,
membawahi 8 Koramil.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Kodam Jaya dan
dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Kodam Jaya ditunjukkan dalam kerjasama dalam penanganan kasus gangguan keamanan termasuk dalam pengamanaan pimpinan negara dan perwakilan negara sahabat. Di samping itu, Kodam juga memiliki perangkat organisasi sampai pada tingkat kabupaten/ kota sampai dengan kecamatan yang bisa bekerjasama dalam mengantisipasi munculnya gangguan keamanan berintensitas tinggi.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 49
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
f. Polda Metro Jaya
Komunikasi dengan Polda Metro Jaya dilaksanakan pada tanggal 14
Oktober 2020 di kantor Polda Metro Jakarta. Pejabat yang ditemui
adalah Irjen. Pol. Drs. Nana Sujana, M.Myang menjabat sebagai
Kapolda Metro Jaya Masa jabatan 7 Januari 2020 – 16 November
2020. Selain itu, project leader juga bertemu dengan Kapolda Metro
Jaya yang baru yaitu Irjen. Pol. Dr. Drs. H. Muhammad Fadil Imran,
M.Si. di sela-sela kesibukan beliau sebagai pejabat baru Kapolda
Metro Jaya
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain judul proyek perubahan, alasan
pemilihan judul, tahapan pelaksanaan proyek, dan hal apa yang
diharapkan dari Polda Metro Jaya terkait dengan proses kolaborasi
dalam pelaksanaan proyek perubahan ini untuk jangka pendek,
menengah maupun Panjang.
Sementara itu, kepada project leader dijelaskan bahwa Polda
melaksanakan tugas pokok Polri yaitu : (a) memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat; dan
(b) melaksanakan tugas-tugas Polri lainnya dalam daerah hukum
Polda, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
POLDA Metro Jaya mencatat terjadi peningkatan gangguan keamanan
dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sebesar 48%. Upaya Polda
Metro Jaya dalam menjaga situasi kamtibmas di tengah pandemi
covid-19 tersebut dilakukan dalam Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan
(KRYD). Hal itu didasarkan pada perintah Kapolri Jenderal Idham Azis
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 50
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
melalui Surat Telegram Nomor STR/252/V/OPS.2/2020 Tanggal 28
Mei 2020 tentang pelaksanaan KRYD pascaberkahirnya Operasi
Ketupat 2020. Dari 65 kasus yang tercatat pada Rabu kemarin, 62 di
antaranya adalah kasus kejahatan. Sedangkan 3 kasus lainnya adalah
gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban umum. Dari 62 kasus
kejahtan, 59 adalah kejahatan konvensional, dan 3 kasus kejahatan
transnasional. Apabila didasarkan pada lokus kejadian, maka
penangan kasus terbanyak dilakukan oleh Polda Metro Jaya dengan
43 kasus. Sementara itu, Polresto Depok menangani 5 kasus, Polresto
Jakarta Utara 4 kasus, Polresto Bekasi 3 Kasus, Polresto Pusat 2
kasus. Sedangkan untuk Polresto Jakarta Barat, Jakarta Selatan,
Tangerang Kota, Tangerang Selatan, dan Bekasi Kota masing-masing
menangani 1 kasus.
di lingkungan Polda Metro Jaya, terdapat satuan brimob yang
merupakan bagian integral Polri juga memiliki tugas pokok dan fungsi
untuk melaksanakan dan menggerakkan kekuatan Brimob dalam
bahan kimia, biologi dan radioaktif yang pelaksanaan tugas Brimob
tersebut dilandaskan atas fungsi Brimob Polri sebagai satuan
pamungkas Polri (Striking Force) yang memiliki kemampuan spesifik
penanggulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi.
Kemudian penyelamatan masyarakat yang didukung oleh personel
terlatih dan memiliki kepemimpinan yang solid, peralatan dan
perlengkapan dengan teknologi modern. Sedangkan peran Brimob
Polri dalam organisasi adalah melakukan maneuver, baik secara
individual atau dalam kelompok dengan daya gerak, daya tembak dan
daya sergap untuk membatasi ruang gerak, melumpuhkan,
menangkap para pelaku kejahatan beserta saksi dan barang bukti
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 51
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
dengan cara : membantu, melengkapi, melindungi, memperkuat dan
menggantikan satuan kepolisian yang ada.
Brimob Polri ditugaskan menjaga keamanan dalam negeri dari
ancaman kejahatan yang berintensitas tinggi. Keberhasilan Korps
Brimob Polri dalam menanggulangi ancaman Kamtibmas di Indonesia,
tidak terlepas adanya dukungan dari masyarakat bangsa dan negara
yang menginginkan rasa aman dan nyaman tercipta di negeri ini.
Korps Brimob Polri juga memiliki kemampuan Search and Rescue
(SAR) yang digunakan dalam tugas-tugas kemanusiaan dalam
membantu dan mengevakuasi korban bencana alam yang terjadi di
Indonesia
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Polda Metro Jaya dan
dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Polda Metro Jaya dengan Korps Brimob Polri terkait dengan melaksanakan dan menggerakkan kekuatan Brimob Polri dalam menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif yang pelaksanaan tugas Brimob tersebut dilandaskan atas fungsi Brimob Polri sebagai satuan pamungkas Polri (Striking Force) yang memiliki kemampuan spesifik penanggulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi
DOKUMENTASI PERTEMUAN
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 52
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
g. Ditjen Otda Kemendagri
Komunikasi dengan Ditjen Otda Kemendagri dilaksanakan pada 11
Nopember 2020 di kantor Ditjen Otda Kemendagri Jakart. Pejabat
yang ditemui adalah Dr. Akmal Malik yang menjabat wakil Dirjen Otda
Kemendagri
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan otonomi
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
menyelenggarakan fungsi:
1) perumusan kebijakan di bidang penataan daerah, otonomi khusus dan
daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah, kepegawaian
pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
2) pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang penataan daerah,
otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan
daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum
daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah;
3) pelaksanaan fasilitasi sekretariat Dewan Pertimbangan Otonomi
Daerah;
4) pelaksanaan pembinaan umum di bidang penataan daerah, otonomi
khusus dan daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah,
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 53
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah;
5) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan daerah,
otonomi khusus dan daerah istimewa, pembinaan kepala daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan
daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk hukum
daerah, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah;
6) pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penataan
daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi kepala
daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum
kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan
produk hukum daerah, evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah, dan fasilitasi sekretariat Dewan Pertimbangan Otonomi
Daerah;
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebutkan empat peran dari
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam penyelenggaraan
pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020 ini. Pertama
adalah menyediakan ketersediaan anggaran dalam pelaksanaan
pemilihan umum (pemilu). Kedua, memberikan data penduduk
potensial pemilih pemilu (DP4) kepada Komisi Pemilihan Umum
(KPU). Hal ini sudah dilakukan oleh Kemendagri pada 23 Januari 2020
lalu. Hasilnya, jumlah DP4 yang diserahkan oleh Kemendagri ada
sebanyak 105.396.460 jiwa yang terdiri atas 52.778.939 laki-laki dan
52.617.521 perempuan. Jumlah DP4 ini, merupakan akumulasi dari
jumlah penduduk yang berpotensi sebagai pemilih dan tersebar di 270
daerah. Ketiga, menjaga stabilitas politik dan keamanan. Tito
memaparkan, pihaknya akan bekerja sama secara pararel dengan TNI
dan Polri untuk menjaga situasi dan keamanan selama masa pemilu.
Tugas Kemendagri memastikan stabilitas politik tetap berjalan. Kalau
politik berjalan stabil, maka tidak akan terdampak pada pemilu.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 54
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Keempat, Kemendagri akan menjaga netralitas dari Aparatur Sipil
Negara (ASN).
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Ditjen Otda Kemendagri
dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Ditjen Otda Kemendagri terkait dengan penciptaan situasi keamanan dalam pilkada serentak, karena kegiatan pilkada berisiko munculnya gangguan keamanan dari mulai proses awal pendaftaran sampai dengan setelah pilkada dilakukan, terutama ketika ada pihak yang tidak menerima hasil pilkada tersebut.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
h. Densus 88 Anti Teror
Komunikasi dengan Densus 88 Anti Teror dilaksanakan pada tanggal
10 Nopember 2020 di Mabes Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui
adalah Irjen pol. Martinus Hukom, S.I.K., M.Si yang menjabat
sebagai Kadensus 88 Anti Teror.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 55
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Densus 88 AT Polri bertugas menyelenggarakan fungsi intelijen,
pencegahan, investigasi, penindakan, dan bantuan operasional dalam
rangka penyelidikan dan penyidikan tindak pidana terorisme. Dalam
melaksanakan tugas, Densus 88 AT Polri menyelenggarakan fungsi
penanggulangan dan pemberantasan tindak pidana terorisme,
meliputi:
1) perumusan dan pengembangan sistem dan metode termasuk
peraturan yang berkaitan dengan pencegahan, penyelidikan,
penyidikan dan penindakan tindak pidana terorisme;
2) pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan guna
memberikan dukungan teknis, mendata kasus bom (database bom)
serta melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga atau
instansi terkait di dalam dan di luar negeri
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Densus 88 Anti Teror dan
dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Densus 88 Anti Teror ditunjukkan dengan komitmen untuk bekerjasama dalam penanganan terorisme. Densus 88 menangani pelaku terorisme sedangkan pihak brimob dalam penanganan kasus seperti penjinakan bom.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
i. Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri
Komunikasi dengan Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri
dilaksanakan pada tanggal 4 Nopmber 2020 di Mabes Polri Jakarta.
Pejabat yang ditemui adalah yang menjabat sebagai Direktur Tindak
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 58
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Pidana Tertentu Bareskrim Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
Dittipidter bertugas melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak
pidana tertentu, yaiatu:
1) Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana tertentu yang
berkaitan dengan sumber daya energi listrik, tenaga kerja,
lingkungan hidup, pariwisata pos dan telekomunikasi dan sumber
daya alam;
2) perumusan kebijakan penyelidikan dan penyidikan;
3) perumusan dan pengembangan sistem dan metode, serta
peraturan yang berkaitan dengan penyelidikan dan penyidikan
tindak pidana tertentu;
4) perencanaan kebutuhan personel meliputi pengajuan saran,
pertimbangan penempatan, pembinaan karier dan pembinaan
kemampuan personel;
Di dalam struktur organisasi Direktorat Tipiter terdapat:
1) Subdit I, menangani tindak pidana perlindungan tanaman dan
satwa liar, dan perlindungan benda dan situs purbakala;
2) Subdit II, menangani tindak pidana sumber daya energi dan
listrik;
3) Subdit III, menangani tindak pidana lingkungan hidup dan
kehutanan;
4) Subdit IV, menangani tindak pidana kelautan perikanan,
pariwisata, pos dan telekomunikasi;
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 59
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
5) Subdit V, menangani tindak pidana sumber daya alam, mineral,
batubara, minyak dan gas;
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan dan dokumentasinya
disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Direktur Tipiter Bareskrim ditunjukkan dengan komitmen untuk bekerjasama dalam penanganan kasus tindak pidana yang melibatkan masyarakat seperti masalah mineral, batubara, dan tindak pidana tertentu lainnya.
DOKUMENTASI PERTEMUAN
j. DPRD Provinsi DKI Jakarta
Komunikasi dengan DPRD Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan pada
tanggal 8 Nopember 2020 di Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah
Kombes Pol. yang menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan judul proyek perubahan
terkait dengan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi dan harapan akan dukungan stakeholder agar
proyek perubahan dapat terlaksana dengan lancar dan efektif.
DPRD provinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 60
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
provinsi.
DPRD Provinsi DKI Jakarta memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Selain itu DPRD Provinsi DKI Jakarta juga memberikan
pertimbangan terhadap calon wali kota/bupati yang diajukan oleh
Gubernur. DPRD provinsi mempunyai wewenang dan tugas:
1) membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur;
2) membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan
daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah
provinsi yang diajukan oleh gubernur;
3) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;
4) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur
dan/atau wakil gubernur kepada Presiden melalui Menteri Dalam
Negeri untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau
pemberhentian;
5) memilih wakil gubernur dalam hal terjadi kekosongan jabatan
wakil gubernur;
6) memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah
daerah provinsi terhadap rencana perjanjian internasional di
daerah;
7) memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama
internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi;
8) meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;
9) memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan
daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani
masyarakat dan daerah;
10) mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 61
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
ketentuan peraturan perundangundangan; dan
Kantor DPRD DKI Jakarta merupakan salah satu instansi yang
dijadikan sasaran demo oleh berbagai pihak. Misalnya pada tanggal 5
Oktober 2020, DPRD didemo oleh ejumlah wanita pekerja hiburan
malam akan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan dan Gedung DPRD DKI Jakarta . Mereka
menuntut agar DPRD DKI menggelar hak angket terkait
kebijakan pembatasan sosial berskala besar. tuntutannya adalah
meminta Pemprov DKI Jakarta mencabut aturan PSBB, meminta agar
Pemprov DKI menerapkan new normal dan kembali membuka tempat
usaha. Demo lain juga terkait dengan upaya buruh serta penolakan
UU Omnibus Law yang melibatkan banyak demonstran.
Demonstrasi yang dilakukan seringkali menutup akses jalan anggota
DPRD untuk bisa masuk ke kantor yang berlokasi di jalan Kebon Sirih,
berdampingan dengan kantor Gubernur DKI. Oleh karena ini DPRD
sangat mendukung proyek perubahan, sehingga kemungkinan
adanya gangguan keamanan berintensitas tinggi dapat diantisipasi.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan DPRD Provinsi DKI
Jakarta dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan DPRD Provinsi DKI Jakarta ditunjukkan dengan
komitmen mendorong pemda provinsi DKI Jakarta bekerjasama secara intens dengan Polri dalam pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi yang rawan terjadi di Jakarta.
Kejahatan berdampak kontijensi adalah kejahatan yang dapat
mengganggu aspek-aspek keamanan, politik, sosial, dan ekonomi serta
meresahkan masyarakat yang terjadi secara mendadak, dan sulit
diprediksi. Contoh kejahatan ini misalnya anarkisme, premanisme, konflik
komunal yang dilatarbelakangi oleh isu kesukuan, agama, ras, dan antar
golongan, serta kejahatan lainnya. Data yang disajikan adalah data tahun
2016 sampai dengan semester pertama tahun 2020.
4. Penyusunan Standar Pencegahan Dan Penanganan Gangguan Keamanan
Berintensitas Tinggi.
Kegiatan rapat Penyusunan Standar Pencegahan Dan Penanganan
Gangguan Keamanan Berintensitas Tinggi dilakukan untuk menyusun
peraturan Komandan Korps Brimob tentang Standar Pencegahan Dan
Penanganan Gangguan Keamanan Berintensitas Tinggi secara kolaborati.
5. Pelaksanaan Simulasi Tactical Floor Game
Pelaksanaan simulasi dan Pelatihan dilakukan Untuk menyiapkan
kemampuan personel dalam pelaksanaan tugas tersebut maka dipandang
perlu dilaksanakan pelatihan peralatan Tactical Floor Game (TFG) personel
Korps Brimob Polri. simulasi dilakukan dengan menggunakan IT (berbasis
IT) Manual. kedua model ini saling melengkapi
6. Penyusunan Kurikulum Pelatihan tim Kolaborasi Penanganan Gangguan
Keamanan Berintensitas Tinggi
Dalam upaya menghasilkan anggota Brimob yang mampu melaksanakan
standar pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 71
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
tinggi secara kolaboratif. Untuk itu perlu disusun kurikulum Pelatihan.
Dalam kurikulum yang disusun terdapat lima bagian materi yaitu:
1) Pelatihan Breaching (Penerobosan)
2) Latihan Lat Pra Ops Combat Intelijen
3) Rencana Latihan Sniper
4) Pelatihan Wanteror Dasa
Selain produk yang masuk dalam milestone jangka pendek, di masa
laboratorium kepemimpinan ini dilaksanakan, juga dihasilkan dua produk yang
direncanakan dibuat pada milestone jangka menengah, yaitu:
1. Penerbitan Surat Edaran Kemendagri
Dalam upaya mendukung pencegahan dan penanganan gangguan
keamanan berintensitas tinggi khususnya untuk menghadapi Pilkada
serentak, project leader telah menjalin komunikasi yang intens dengan
Ditjen Otda Kemendagri. Hasil dari komunikasi tersebut, pada tanggal 15
Nopember 2020, Dirjen Otonomi Daera mengeluarkan surat yang
ditujukan kepda Gubernur di seluruh Indonesia tentang Kondusifitas
Pelaksanaan Pilkada Serentak tahun 2020 yang intinya adalah melakukan
koordinasi dengan aparat hukum yaitu Polri dan TNI dalam rangka
pengamanan pilkada serentak
2. MoU antara Gubernur, Kapolda dan Pangdam
Kegiatan lain dari milestone jangka menengah yang berhasil dilaksanakan
di jangka pendek adalah pembuatan Mou antara Gubernur DKI Jakarta,
Pangdam Jayakarta dan Kapolda Metro Jaya. Substansi MoU adalah
pelibatan pasukan gegana Korbrimob dalam penanganan kejahatan dan
berkadar dan berintensitas tinggi khususnya kerusuhan massal, ancaman
bom, terorisme, kimia, biologi dan radio aktif di DKI Jakarta.
Penandatanganan Mou dilakukan secara desk to desk karena kesibukan
semua pihak terkait dengan situasi pandemi sehingga membatasi untuk
pertemuan secara fisik. Pada saat laporan ini dibuat, MoU sudah
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 72
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
ditandatangani oleh Pangdam Jayakarta dan Kapolda Metro Jaya,
sedangkan di gubernur DKI masih proses yang dilakukan oleh Biro Hukum
Pemrov DKI jakarta
C. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan
Serangkaian teknik komunikasi digunakan dalam proyek perubahan ini
secara garis besar adalah menentukan tujuan bersama dengan stakeholders,
menentukan pesan kunci (key message), dan menentukan sarana (channel)
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Konsultatif yaitu meminta saran dan masukan dari mentor untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Canalizing yaitu melakukan komunikasi secara mendalam dengan tujuan
dapat mempengaruhi stakeholder/komunikan untuk dapat mengikuti
kemauan komunikator.
3. Koordinatif yaitu melakukan komunikasi secara berkesinambungan untuk
memperlancar jalannya penyusunan proper.
4. Informatif yaitu menginformasikan segala perkembangan yang terjadi
dalam suatu penyusunan proper.
5. Edukatif yaitu memberikan pengetahuan tentang tugas yang akan
dilaksanakan untuk menunjang kelancaran penyusunan proper
Lima strategi di atas digunakan dalam rangka mengupayakan agar
Stakeholder Latents, Apathethics, dan Defender dapat bergerak dan bergeser
menjadi Stakeholder yang Promotors. Berdasarkan hasil komunikasi dan
kolaborasi yang dilakukan, terjadi perubahan posisi stakeholder dalam
kuadran, dengan rincian sebagai berikut:
1. DPR RI dari Latens bergeser ke menjadi Promoters. Hal ini terjadi karena
DPR RI menginginkan Polri dapat melakukan pencegahan dan
penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi secara efektif
sehingga proses pembangunan dan pelaksanaan pemerintahan berjalan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 73
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
lancar.
2. Bag SDM Korbrimob pindah dari Latens menjadi Promoters. Hal ini karena
bagian SDM yang memiliki kewenangan terkait pengelolaan SDM Brimob.
3. Bagren Korbrimob bergeser dari Latens menjadi Promoters. Hal ini terjadi
karena pelaksananaan pencegahan dan penanganan gangguan keamanan
berintensitas tinggi membutuhkan dukungan anggaran, sehingga perlu
didukung oleh Bagren dalam
4. Polda Metro Jaya bergeser dari Defender menjadi Promoters. Hal ini
terjadi karena wilayah hukum Polda Metro Jaya sangat rentan dengan
kejadian gangguan keamanan berintensitas tinggi.
5. Polda Sulsel bergeser dari Defenders menjadi Promoters. Hal ini terjadi
karena masyarakat Sulsel seringkali terjadi konflik dan demonstrasi yang
mengganggu ketenangan masyakarat. sehingga mereka membutuhkan
pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi
secara efektif.
6. Kodam Jaya pindah dari Defenders menjadi Promoters. Hal ini terjadi
Kodam Jaya juga terlibat dalam pencegahan dan penanganan gangguan
keamanan berintensitas tinggi
7. Ditjen Otda Kemendagri pindah dari Defenders menjadi Promoters. hal
ini terjadi Ditjen Otda Kemendagri merupakan satuan kerja melakukan
pembinaan dan pengawasan kegiatan Pilkada sehingga membutuhkan
adanya pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas
tinggi sehingga proses demokrasi yang dilaksanakan berjalan lancar.
8. Bareskrim Polri pindah dari Defenders menjadi promoters. Hal ini terjadi
salah satu unit kerja di bareskrim Polri yaitu Direktorat Tipiter
membutuhkan dukungan Brimob dalam penanganan kasus pidana seperti
pertambangan dan sebagainya.
9. Asops Kapolri pindah dari Defenders menjadi promoters. Hal ini terjadi
karene Asops memiliki kewenangan untuk menggunakan pasukan Brimob
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 74
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
dalam upaya mendukung pelaksanaan operasional Polri
10. Densus 88 Anti Teror pindah dari Defenders menjadi Promoters. Hal ini
terjadi Brimob sering bekerjasama dengan Densus 88 dalam penanganan
terorisme khususnya terhadap ancaman pemboman.
11. Gubernur DKI Jakarta pindah dari Defenders menjadi Promoters. hal ini
terjadi karena Gubernur DKI sangat berkepentingan dilakukannya
pencegahan dan penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi
mengingat potensi kondisi itu di Jakarta sangat besar untuk terjadi.
Berdasarkan hasil komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, maka posisi
stakeholder setelah dilakukan kegiatan proyek perubahan, dapat dilihat pada
gambar berikut.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 75
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
D. Upaya Mengatasi Kendala
No Kendala Strategi Mengatasi
1 Situasi pandemi covid-19 membatasi pergerakan project leader dalam berkomunikasi dengan beberapa stakeholders internal dan eksternal.
Melakukan komunikasi melalui media Zoom, WA video call dan platfom media lainnya.
2 Waktu pelaksanaan proyek perubahan dengan target jangka pendek terbatas, yaitu kurang dari 3 (tiga) bulan.
Mematuhi jadwal kerja tim efektif yang telah ditetapkan secara disiplin serta berhitung cermat terkait target-target untuk proyek perubahan khususnya untuk capaian target jangka pendek.
3 Kesibukan project leader sebagai Dansat Bantek Pasukan Gegana Korbrimob Polri yang harus siaga memberikan bantuan teknis terkait banyaknya demo dan masa kampanye pilkada serentak 2020
Melakukan pendelegasian pekerjaan kepada pejabat terkait dan secara periodik meminta laporan perkembangannya.
4 Personel yang terlibat dalam tim efektif juga memiliki tugas-tugas rutin yang harus dilaksanakan, sehingga ada kemungkinan jadwal pelaksanaan proyek perubahan akan mengalami keterlambatan pelaksanaan.
Membagi tim kerja secara bergantian, sehingga tugas rutin mereka bisa berjalan efektif.
5 Kemungkinan mutasi/rotasi pimpinan dan staf yang terlibat dalam proyek perubahan
Meminta staf yang terkena mutasi/ rotasi untuk tetap membantu dengan cara komunikasi dengan media IT
F. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan
Monitoring sangat penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan pelaksanaan proper, terutama progres pembuatan produk dan
penyusunan laporan proper. Instrumen yang digunakan adalah daftar cheklist
yang memuat kegiatan dan realisasi kegiatan. contoh instrumen disajikan di
bawah ini.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 76
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
No STAKEHOLDER YANG DITEMUI
BUKTI YG DIBUTUHKAN REALISASI
PERTEMUAN DENGAN STAKEHOLDER INTERNAL
1 Dansat Intel Korbrimob Polri
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
2 Bagian Perencanaan Korbrimob Polri
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
3 Bagian Operasional Korbrimob Polri
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
4 Bagian SDM Korbrimob Polri
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
5 Bagian Logistik Korbrimob Polri
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
PERTEMUAN DENGAN STAKEHOLDER EKSTERNAL
1 Komisi III DPR RI
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
2 Polda Metro Jaya • foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
3 Polda Sulsel • foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
4 Kodam Jaya • foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
5 Ditjen Otda Kemendagri
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
6 Bareskrim Polri • foto
• Surat dukungan proper
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 77
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
No STAKEHOLDER YANG DITEMUI
BUKTI YG DIBUTUHKAN REALISASI
• Video testimoni dukungan
7 Asops Kapolri • foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
8 Densus 88 Anti Teror
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
9 Gubernur DKI Jakarta
• foto
• Surat dukungan proper
• Video testimoni dukungan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 78
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan proyek perubahan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Brimob merupakan satuan kerja polri yang diberi kewenangan
penanganan gangguan berintensitas tinggi, harus dilibatkan juga dalam
proses pencegahan yang dilakukan secara kolaboratif
2. Optimalisasi peran Brimob dalam pencegahan dan penanganan gangguan
keamanan berintensitas tinggi harus ditopang dengan payung hukum
yang memadai serta kemampuan SDM yang mumpuni serta dukungan
lainnya
3. Proyek perubahan yang dilakukan berjalan efektif karena adanya
kolaborasi yang optimal dengan stakeholder internal dan eksternal serta
tersusunnya produk-produk yang telah direncanakan. Selain produk pada
milestone jangka pendek, juga bisa diselesaikan 2 produk milestone
jangka menengah
B. Rekomendasi
Beberapa saran dapat dirumuskan sebagai langkah tindak lanjut dari
proyek perubahan yang telah dilaksanakan dalam jangka pendek, sebagai
berikut:
1. Hendaknya direncanakan program dan anggaran untuk pelaksanaan
pelatihan kolaborasi dalam pencegahan dan penanganan gangguan
keamanan berintensitas tinggi
2. Dikembangkan kolaborasi dengan seluruh pemda dan kodam di seluruh
indonesia untuk pelaksanaan standar pencegahan dan penanganan
gangguan keamanan berintensitas tinggi
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 79
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
3. Hendaknya segera disusun SOP penerapan standar pencegahan dan
penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi untuk bisa
dilaksanakan dan dilakukan anev hasil penerapan untuk dilakukan
penyempurnaan
C. Lesson Learned
Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I memberi Project
Leader tambahan materi dan wawasan kepemimpinan dalam berorganisasi.
Selama mengikuti Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat
I banyak pelajaran yang dapat dijadikan bahan aktualisasi dari pengembangan
kompetensi sebagai Project Leader, pemahaman materi yang diperoleh yaitu
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Kolaboratif adalah pola pikir kepemimpinan yang
melibatkan orang banyak dan menggabungkan ratio, emosi serta
semangat dalam proses pemecahan masalah. Kepemimpinan ini lebih
merupakan fungsi situasional yang terbagi, melibatkan semua orang
dalam organisasi, daripada hanya posisi dalam hierarki. Kehormatan tim
juga akan dihargai dan dijunjung tinggi sebagai inti komponen yang
menjamin efektifitas jangka panjang. kepemimpinan kolaboratif juga
membangun lingkungan saling percaya, dimana orang dapat menerima
atau menemukan kembali rasa percaya-diri dan mendapat kepercayaan
teman sejawat
2. Sebagai seorang pemimpin di era industri 4.0 perlu mengadopsi
kepemimpinan digital. Kepemimpinan Digital adalah kepemimpinan yang
berpusat pada pendayagunaan instrument digital, agar organisasi lebih
efisien, menawarkan pengembangan hasil dan atau outcome serta
layanan, khususnya yang lebih penting lagi adalah peningkatan layanan
publik. Upaya ini menuntut kepemimpinan yang mampu meningkatkan
kapasitas SDM (talent based), memperbaharui bisnis proses dan
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 80
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
mengembangkan keberagaman dan inovasi dalam organisasi.
3. Upaya pencegahan dan penanganan kejahatan berintensitas tinggi
memerlukan kolaborasi dengan semua pihak. proses kolaborasi itu dimulai
dari upaya mengenali faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya
kejahatan berintensitas tinggi lalu diantisipasi kemungkinannya melalui
kerja intelijen. selanjutnya dalam proses penanganannya tidak saja terkait
dengan penegakan hukum, tetapi lebih dari itu juga tekait dengan upaya
rehabilitasi atau pemulihan manusia maupun lingkungan yang terkena
dampak dari perilaku kejahatan berintensitas tinggi.
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 81
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Lampiran 1. Surat Dukungan Stakeholder Internal
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 82
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 83
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 84
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 85
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 86
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
GANGGUAN KEAMANAN BERINTENSITAS TINGGI
Lampiran 2. Surat Dukungan Stakeholder Eksternal
Drs. Dadang Raharja, S.H., M.H PKN I LAN Angk. LXVII | 87
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN STANDAR PENCEGAHAN DAN PENANGANAN