Page 1
PENYIMPANGAN PADA FUNGSI OPERASIONAL
MSDM DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT INDO
VENEER UTAMA SOLO DAN PT PINAKO ROTARY
PERMAI KARANGJATI
Oleh :
WIDYAWATI PERDANA
NIM: 212012606
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Eknomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
Page 6
v
ABSTRACT
The research examine irregularities on human resources management operating
function in production department PT Indo Veneer Utama Solo and PT Pinko
Rotary Permai Karangjati. The research purposes to knowing the HRM
operational function ever deviate, knowing form of irregularities of HRM
operational function, knowing the reasons company received deviations, and
knowing the improving reasons and efforts to prevent deviations. The research
concept to know of irregularities HRM operational function, form of irregularities
HRM operational function, and efforts to prevent deviations. The research used
descriptive qualitative researchby interviews the subject of production manager
department. These result shows irregularities on human resources management
operating function covering recruitment and selection, the development of
employees, compensation, safety and health work, industrial relations, and
dismissal of employees. It is concluded that many irregularities occurred in the
two companies are either from outside the company and from the company.
Suggestion of this research is the stuff repairs to irregularities occurred as
welfare officer working in the both companies.
Keyword: Irregularities; HRM operating function
Page 7
vi
SARIPATI
Penelitian ini membahas tentang penyimpangan pada fungsi opersional MSDM di
departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinko Rotary Permai
Karangjati. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui fungsi opersional MSDM
yang pernah menyimpang, mengetahui bentuk penyimpangan terkait dengan
fungsi operasional MSDM, mengetahui alasan perusahaan menerima
penyimpangan yang terjadi, dan mengetahui alasan dalam memperbaiki dan upaya
mencegah penyimpangan tersebut. Konsep dalam penelitian ini adalah
penyimpangan fungsi opersional MSDM yang terjadi, bentuk penyimpangan yang
terjadi, upaya dan pencegahan penyimpangan yang terjadi di PT Indo Veneer
Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai Karangjati. Metode dalam penelitian
ini adalah kualitatif deskriptif dengan wawancara kepada manajer departemen
produksi dan beberapa pegawai di departemen produksi di PT Indo Veneer Utama
Solo dan PT Pinako Rotary Permai Karangjati. Hasil penelitian menunjukan
adanya penyimpangan pada fungsi opersional MSDM meliputi rekrutmen dan
seleksi, pengembangan pegawai, kompensasi, keselamatan dan kesahatan kerja,
hubungan industrial, dan pemberhentian pegawai. Kesimpulan penelitian ini
adalah banyak penyimpangan yang terjadi di kedua perusahaan ini baik itu berasal
dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan. Saran penelitian ini adalah hal-
hal perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai peningkatan
kesejahteraan pegawai yang bekerja di kedua perusahaan ini.
Kata kunci : Penyimpangan, Fungsi Opersional MSDM
Page 8
vii
KATA PENGANTAR
Penyimpangan sering terjadi dimana pun berada, baik di lingkungan
keluarga, lingkungan sosial, maupun di lingkungan kerja. Di perusahaan banyak
terjadi penyimpangan pada fungsi operasional MSDM mencakup rekrutmen dan
seleksi, pengembangan pegawai, kompensasi, keselamatan dan kesehatan kerja,
hubungan industrial, dan pemberhentian pegawai. Banyak pembertiaan atas
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di perusahaan. Banyak pula pegawai
yang dirugikan atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Penelitian tentang
kasus ini sangat jarang ditemukan, hal ini menarik diteliti lebih lanjut untuk
memberi gambaran atas bentuk penyimpangan yang seperti apa yang terjadi,
alasan perusahaan menerima penyimpangan, dan upaya apa yang dilakukan
perusahaan untuk mencegah penyimpangan.
Dalam penulisan tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik
dari aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan
karena keterbatasan yang dimiliki penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna sehingga
tidak terlepas dari bantuan pembimbingan serta dukungan dari berbagai pihak
demi perbaikan tugas akhir ini.
Salatiga, 13 Juli 2016
Widyawati Perdana
Page 9
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulisan tugas akhir ini tidak menjadi sempurna tanpa dukungan dari
berbagai pihak oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adik yang telah banyak memberikan
bantuan dan dukungan.
2. Bapak Johnson Dongoran SE., MBA, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat membuat
penyusunan tugas akhir ini.
3. Dr. Roos Kities Andadari SE., ME., Ph.D. selaku wali studi
4. Albert Kristian NAN SE., MM. Selaku Ketua Program Studi Manajeman
Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Universitas Kristen Satya Wacana.
5. Prof. Christantius Dwiatmadja SE., ME., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis di Universitas Kristen Satya Wacana.
6. Segenap dosen dan seluruh staf Prgoram Studi Manajeman Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah
membantu proses penulisan tugas ahir ini
7. Pimpinan PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai
Karangjati Kepala Bagian Departemen Produksi serta seluruh staf yang
telah membantu memberikan segala informasi yang penulis butuhkan
dalam penyusunan tugas akhir ini.
8. Seluruh teman-teman dan sahabatku yang telah memberikan saran dan
masukannya.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan tugas akhir
ini, yang tidak dapat disebutkan, penulis mengucapkan terimakasih yang terdalam.
Semoga tugas akhir ini dapat menjadi bermanfaat bagi kepentingan kita bersama.
Salatiga, 13 Juli 2016
Penulis
Page 10
ix
DAFTAR ISI
PENYIMPANGAN PADA FUNGSI OPERASIONAL MSDM DI
DEPARTEMEN PRODUKSI PT INDO VENEER UTAMA SOLO DAN PT
PINAKO ROTARY PERMAI KARANGJATI........................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN KERTAS KERJA..................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
SARIPATI................................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
PENDAHULUAN..................................................................................................1
Masalah dan Persoalan Penelitian..................................................................2
Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
Fungsi Operasional MSDM yang Pernah Menyimpang.................................8
Bentuk-Bentuk Penyimpangan Pada Fungsi Opersional MSDM.................10
Alasan Manajeman Menerima Penyimpangan Pada Fungsi Opersional
MSDM..........................................................................................................12
Rangkuman Jawaban Teoritis Di Atas.........................................................13
Page 11
x
Upaya Manajeman Mencegah Penyimpangan Pada Fungsi Operasional
MSDM..........................................................................................................19
METODE PENELITIAN.......................................................................................27
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................29
Rekrutmen dan Seleksi.................................................................................29
Pengembangan Pegawai...............................................................................30
Kompensasi..................................................................................................32
Keselamatan dan Kesehatan Kerja...............................................................33
Hubungan Industrial.....................................................................................35
Pemberhentian..............................................................................................37
KESIMPULAN.....................................................................................................38
Implikasi Teoritis..........................................................................................39
Implikasi Terapan.........................................................................................40
Kelemahan dan Penelitian Mendatang.........................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
LAMPIRAN...........................................................................................................45
Hasil Wawancara dengan Asisten Manajer Operasional di PT Indo Veneer
Utama Solo ................................................................................................45
Hasil Wawancara dengan Kepala Produksi di PT Pinako Rotary Permai
Karangjati...................................................................................................46
Page 12
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Fungsi-Fungsi Opersional MSDM...........................................................6
Tabel 2.1 Rangkuman Penyimpangan Fungsi Opersional MSDM........................14
Tabel 2.2 Upaya Mencegah Penyimpangan Oleh Perusahaan...............................21
Tabel 4.1 Fungsi Opersional Rekrutmen dan Seleksi............................................29
Tabel 4.2 Fungsi Opersional Pengembangan Pegawai..........................................30
Tabel 4.3 Fungsi Operasional Kompensasi............................................................32
Tabel 4.4 Fungsi Opersional Keselamatan dan Kesehatan Kerja..........................33
Tabel 4.5 Fungsi Opersional Hubungan Industrial................................................35
Tabel 4.6 Fungsi Opersional Pemberhentian.........................................................37
Page 13
1
PENDAHULUAN
Manusia yang hidup bermasyarakat mempunyai aturan yang berlaku di
dalamnya, aturan tersebut dinamakan nilai dan norma sosial. Nilai dan norma
ini merupakan seperangkat aturan untuk dipatuhi sehubungan dengan
diterimanya seseorang dalam suatu masyarakat. Apabila tidak mematuhi
aturan tersebut maka akan dianggap menyimpang. Di dalam masyarakat
masalah penyimpangan tetap saja ada, seolah tidak ada tindakan yang
menanganinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat akan buruknya perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya
sosialisasi tentang penyimpangan sosial. Horton dalam Fauzi (1996-2013: 1)
mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan
sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Lingkup MSDM sangat luas, terutama pada fungsi-fungsi MSDM. Di
lingkup MSDM ini banyak isu-isu penyimpangan yang terjadi, terutama pada
fungsi operasional MSDM. Isu yang banyak terjadi di bidang MSDM yaitu
pada fungsi operasional pengadaan karyawan, karena pada fungsi opersional
ini banyak melibatkan orang luar dan orang dalam perusahaan, sehingga
penyimpangan dapat terjadi pada fungsi operasional ini. Umar (2005: 3)
menyatakan bahwa fungsi opersional MSDM meliputi: pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan
kerja.
Banyak pemberitaan atas penyimpangan terutama pada fungsi-fungsi
MSDM, contohnya berita online yang diterbitkan oleh
BANGSAONLINE.com (Kamis, 1 Oktober 2015 01:49 WIB) memberitakan
tentang “Penyimpangan Rekrutmen CPNS di Nganjuk Disorot Tajam Anggota
MPR-RI”. Dalam beritanya Budiono yang merupakan anggota MPR RI
menyampaikan banyaknya praktik praktik percaloan yang dilakukan oknum
yang mengaku bisa menjadikan PNS, juga penyimpangan pejabat daerah
hingga pejabat pusat. Lebih jauh dia menjelaskan, rekayasa dan
Page 14
2
penyimpangan itu di antaranya pemalsuan ijazah maupun praktik percaloan
yang hingga saat ini masih marak di kabupaten Nganjuk. Sementara, kerugian
yang dialami masyarakat adalah tidak mendapatkan pelayanan yang standar
karena PNS hasil rekrutmen yang manipulatif cenderung memiliki
kemampuan rendah. Bahkan, Budiono yang juga mantan Sekretaris Kabupaten
Nganjuk tersebut pernah menemukan, ada PNS berijazah palsu namun
memiliki nilai tes CPNS tertinggi.
Pada kasus penyimpangan pada fungsi operasional MSDM ini, penulis
belum menemukan penelitian terdahulu tentang penyimpangan fungsi
operasional yang terjadi di perusahaan, namun penulis menemukan studi kasus
penyimpangan yang terjadi di perusahaan Meratus Line yang diterbitkan oleh
Rahayu dan Alimudin (2015). Kasus penyimpangan kerja dan keuangan di PT
Meratus Line untuk periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dengan
status pelanggaran berat mencapi lima pelanggaran dimana tiga diantaranya
berakhir di kepolisian (Rahayu dan Alimudin, 2015: 2).
Pada penelitian ini penulis ingin meneliti apakah ada penyimpangan pada
fungsi opersional MSDM di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo
dan PT Pinako Rotary Permai Karangjati serta mencari tahu penyimpangan
apa yang terjadi pada fungsi operasional MSDM di departemen produksi.
Penelitian dilakukan di departemen produksi, karena di departemen produksi
ini karyawan saling bertemu secara langsung satu sama lain, dari situ penulis
ingin mengidentifikasi penyimpangan apa yang terjadi serta mengetahui
penyelesaian yang dilakukan di departemen produksi ketika penyimpangan
terjadi.
Masalah dan Persoalan Penelitian
Dari urian di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
“Penyimpangan pada fungsi operasional MSDM di departemen produksi PT.
Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai Karangjati”. Untuk
Page 15
3
memperjelas masalah penelitian tersebut, dirumuskan persoalan penelitian
sebagai berikut:
1. Apa saja fungsi opersional MSDM yang pernah menyimpang di
departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako
Rotary Permai Karangjati?
2. Bentuk penyimpangan seperti apa terkait dengan fungsi operasional
MSDM pada PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary
Permai Karangjati di departemen produksi?
3. Mengapa perusahaan menerima penyimpangan pada fungsi
operasional MSDM di departemen produksi PT Indo Veneer Utama
Solo dan PT Pinako Rotary Permai Karangjati?
4. Bagaimana perusahaan PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako
Rotary Permai Karangjati memperbaiki dan upaya mencegah
penyimpangan tersebut?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari masalah dan persoalan penelitian di atas, tujuan penelitian,
mencakup:
1. Untuk mengetahui fungsi opersional MSDM yang pernah
menyimpang di departmen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan
PT Pinako Rotary Permai Karangjati.
2. Untuk mengetahui bentuk penyimpangan terkait dengan fungsi
operasional MSDM pada PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako
Rotary Permai Karangjati di departemen produksi kepada pegawai.
3. Untuk mengetahui alasan perusahaan menerima penyimpangan yang
terjadi pada fungsi operasional MSDM di departemen produksi PT
Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai Karangjati.
Page 16
4
4. Untuk mengetahui alasan dalam memperbaiki dan upaya mencegah
penyimpangan tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis. Secara praktis akan diperoleh pengetahuan tentang penyimpangan
fungsi operasional MSDM yang pernah terjadi, bentuk-bentuk
penyimpangan fungsi operasinal MSDM, mengetahui alasan perusahaan
mengapa perusahaan menerima penyimpangan fungsi opersional MSDM,
serta sebagai pertimbangan perusahaan dalam mengoreksi penyimpangan-
penyimpangan yang ada agar tidak terjadi lagi pada pegawai di
departemen produksi PT. Indo Veneer Utama dan PT Pinako Rotary
Permai Karangjati.
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan bahan referensi ataupun
sebagai data pembanding sesuai dengan bidang yang diteliti, memberikan
sumbangan pemikiran, menambah wawasan pengetahuan serta
memberikan bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
bentuk-bentuk toleransi terkain dengan SDM serta perbaikan toleransi
tersebut.
Page 17
5
TINJAUAN PUSTAKA
Jawaban toritis atas keempat persoalan penelitian di jelaskan di bagian
ini, namun akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian tentang penyimpangan.
Ayu Pratiwi (2013:1) menjelaskan bahwa penyimpangan adalah tindakan
yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat, sedangkan Rahayu dan Alimudin (2015:3) berpendapat bahwa
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik
dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Pendapat dari dua orang di atas mempunyai garis besar yang sama
tentang arti penyimpangan, yaitu sikap atau tindakan dari seseorang yang
melanggar ketentuan masyarakat baik itu dari norma dan nilai sosial
masyarakat atau dari keyakinan masyarakat.
Apa yang dimaksud tentang penyimpangan di tempat kerja atau dalam
organisasi? Pendapat Rahayu dan Alimudin (2015:3) menjelaskan bahwa
perilaku penyimpangan kerja adalah perilaku menyimpang yang dilakukan
individu di tempat kerja yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di
tempat kerja. Kemudian Albrencht bersaudara dan Zimbelman (2012)
membagi gejala tindakan penyimpangan kerja menjadi enam jenis, yaitu: (1)
keganjilan akuntansi (2) kelemahan pengendalian internal (3) keganjilan
analisis (4) gaya hidup yang boros (5) kelakuan yang tidak biasa (6) adanya
pengaduan.
Penyimpangan dalam akuntasi dinamakan salah saji, salah saji ini
dibedakan menjadi dua, yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud) yang
membedakan hanyalah tindakan yang mendasarinya apakah disengaja atau
tidak disengaja (Fauzi 2013:1). Inti dari pendapat beberapa orang di atas, yaitu
penyimpangan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah tindakan yang
tidak sesuai atau melanggar dengan peraturan yang sudah dibentuk perusahaan
baik itu disengaja maupun tidak disengaja oleh pegawai dalam fungsi
operasional MSDM.
Page 18
6
Fungsi Operasional MSDM meliputi: pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
(Cushway: 1999 dan Umar: 2005). Sementara Marwansyah (2010: 8)
berpendapat sama dengan Cushway (1999) dan Umar (2005) namun dalam
penjelasannya disampaikan dengan bahasa yang berbeda serta terdapat
penambahan, yaitu: perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi,
pengembangan sumber daya manusia, kompensasi, keselamatan kerja, dan
kesehatan kerja, hubungan industrial, serta penelitian sumber daya manusia.
Hasibuan (2000: 21) menjelaskan fungsi operasional MSDM adalah:
pengadaan (procurement), pengembangan (development), kompensasi
(compensation), integrasi (integration), pemeliharaan (maintenance),
kedisiplinan, dan pemberhentian (separation).
Agar memiliki pemahaman yang sama tentang fungsi operasional
MSDM dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel 1.1 Fungsi-fungsi operasional MSDM
Fungsi-Fungsi Operasional Pengertian
Rekrutmen dan Seleksi Rekrutmen adalah sekumpulan pelamar yang
memenuhi syarat. Seleksi adalah adalah para
calon karyawan yang paling memenuhi syarat
di antara para pelamar. (Marwansyah 2010: 8)
Pengembangan (development) Usaha untuk meningkatkan kemapuan pegawai
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan
melalui pendidikan dan pelatihan. (Hasibuan
2000: 21)
Kompensasi (compensation) Kegiatan pengupahan yang diberikan kepada
pegawai atas dedikasinya kepada perusahaan
tempat ia bekerja. (Hasibuan 2000: 21)
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Keselamatan kerja meliputi upaya untuk
melindungi para pekerja dari cidera akibat
Page 19
7
kecelakaan kerja. Kesehatan kerja adalah
terbebasnya para pekerja dari penyakit dan
terwujudnya kesejahteraaan fisik dan mental
pekerja. (Marwansyah 2010: 8)
Hubungan Industrial Sebuah sistem hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri atas unsur pengusaha,
pekerja/buruh, dan pemerintah. (Marwansyah
2010: 8)
Pemberhentian (separation) Putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh
keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja yang berakhir, pensiun dan sebab-
sebab lainnya. (Hasibuan 2000:21)
Sumber: Hasibuan, Malayu, 2000, Manajeman Sumber Daya Manusia edisi revisi,
Bumi Aksara, Jakarta dan Marwansyah, 2010, Manajeman Sumber Daya Manusia,
Alfabeta, Bandung.
Hampir semua fungsi-fungsi operasional yang dijelaskan di atas
mempunyai isu melakukan penyimpangan di perusahaan, berawal dari pengadaan
pegawai sampai pemutusan kerja pegawai. Dari keempat persoalan penelitian di
atas penulis menemukan berbagai kasus yang terjadi di tempat kerja terkait fungsi
operasional MSDM mulai dari rekrumen dan seleksi pegawai hingga pemutusan
kerja pegawai.
Dari enam kemungkinan penyimpangan yang disampaikan oleh
Albrencht bersaudara dan Zimbelman (2012) yang relevan terjadi: pertama,
kelemahan pengendalian internal. Salah satu tujuan utama dari pengendalian
internal adalah penjagaan aset dalam hal MSDM aset adalah pegawai. Ketika
pengendalian internal lemah, hal ini berarti perusahaan memberikan peluang
penyimpangan di perusahaan (Alberancht dan Zimbelman: 2012). Contohnya,
kekerasa terhadap buruh perempuan di pabrik. Kedua, kelakuan yang tidak biasa.
Ketika orang-orang terlibat dalam kejahatan, mereka dilanda perasaan takut dan
Page 20
8
merasa bersalah. Emosi yang keluar inilah yang akhirnya mengekspresikan
perilaku-perilaku yang tidak biasa dari diri pelakunya (Alberancht dan
Zimbelman: 2012). Ketiga, adanya pengaduan. Orang yang dalam posisi
mendeteksi penyimpangan biasanya dekat dengan sang pelaku. Mereka ini secara
individu biasanya memberikan petunjuk atau aduan terhadap penyimpangan yang
terjadi (Alberancht dan Zimbelman: 2012).
Berikut penulis mengaitkan keempat persoalan penelitian dengan jurnal
penelitian yang telah penulis dapatkan, yaitu:
1. Fungsi operasional MSDM yang pernah menyimpang
Fungsi operasional MSDM rekrutmen dan seleksi pegawai di kantor
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan dan Rumah
Sakit Umum Tabahan Bali.
Amirullah (2009) menjelaskan peran aktor dalam mengimplementasikan
kebijakan rekrutmen calon pegawai negri sipil di Kabupaten Enrekang masih
belum sepenuhnya transparan atau masih dalam skala yang terbatas, batas waktu
pendaftaran yang semestinya 15 hari ternyata hanya 13 hari. Hafiz (2000)
menjelaskan bahwa transpransi adalah keterbukaan dan kejujuran kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah
dalam sumber daya yang di percayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan. Anang Pikukuh Purwoko (2011) mengungkapkan
bahwa selama ini proses pengadaan PNS masih tidak efektif (tepat sasaran), tidak
efisien (dari segi biaya dan waktu), bahkan sebagian diidentifikasikan masih
melakukan praktek-praktek KKN karena kurang transparan dan akuntable. Kurang
jelasnya isi pengumuman mengakibatkan 353 (tiga ratus lima puluh tiga) pelamar
dinyatakan tidak lulus dalam seleksi administrasi (Amirullah, 2009). Pelaksanaan
test akademik, masih bersifat pengetahuan umum tidak ada pemilian test
berdasarkan kualifikasi pendidikan atau jurusan (Amirullah, 2009). Handoko
(2008) mengemukakan dua jenis kesalaan yang sering terjadi selama proses
Page 21
9
penerimaan CPNS, pertama adalah kesalahan administratif yang tidak disengaja
yang diakibatkan oleh buruknya sistem dan rendahnya kualitas panitia. Kedua,
manipulasi yang memang sengaja dilakukan oleh oknum-oknum internal di
instansi-intansi pemerintah. Penempatan calon pegawai negri sipil ke unit kerja,
diantaranya ada yang tidak sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh Bupati Enrekang (Amirullah, 2009). Sofian Effendi dalam
Layanan Publik (2010) menjelaskan setidaknya ada tiga isu strategis yang
berkaitan dengan rekrutmen dan seleksi pegawai di lingkungan birokrasi
pemerinta, yaitu: pertama, perencanaan dan penetapan formasi PNS sering tidak
sesuai dengan kebutuhan masing-masing isntansi. Kedua, adanya perbedaan
standar kelulusan dan kriteria penerimaan dalam proses seleksi CPNS. Ketiga,
adanya kepentingan untuk selalu meningkatkan jumlah PNS setiap tahun. PP
Nomor 78 tahun 2013 dibuat untuk memperbaiki system rekrutmen dan seleksi
CPNS, juga mempertegas Kementrian PAN dan RB. Keterlibatan PAN
(Pendayaan Aparatur Negara) dan RB (Reformasi Birokrasi) mulai dari
perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan CPNS sampai
dengan pengangkatan menjadi PNS.
Rekrutmen dan seleksi pegawai yang selanjutnya terjadi di Rumah Sakit
Umum Tabahan Bali, Darmayanti dan Oktamianti (2014) menjelaskan bahwa
kompetensi perawat di ICU RSU Tabahan Bali kurang dari nilai standar yang
diharapkan, diketahui adanya hubungan antara sistem rekrutmen, sistem
penempatan, dan orientasi serta pengembangan SDM perawat dengan kompetensi
perawat belum ada, sedangkan sistem rekrutmen, orientasi perawat, dan
pengembangan SDM belum berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan. Maltis
(2001) menjelaskan bahwa penarikan pegawai bertujuan menyediakan pegawai
yang cukup agar manajer dapat memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi
yang mereka perlukan. Rekrutmen yang efektif memerlukan tersedianya informasi
yang akurat dan berkesinambungan mengenai jumlah dan kualifikasi individu
yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai pekerjaan dalam organisasi.
Page 22
10
Aktivitas rekrutmen akan myisihkan pelamar yang kurang tepat dan
memfokuskan upayanya pada calon yang akan dipanggil kembali.
Penambahan pegawai baru dapat diambil dari sumber internal dan eksternal
(Anugrah, 2014). Sumber internal merupakan penarikan tenaga kerja dengan
mengambil dari pegawa yang bekerja diperusahaan itu sendiri, dengan kata lain
pegawai kantor mendapatkan kesempatan pertama untuk mengisi lowongan
pekerjaan tersebut. Sumber eksternal merupakan perekrutan tenaga yang
bersumber dari luar perusahaan meliputi: penarikan melalui teman-teman
pegawai, penarikan tenaga kerja melalui badan-badan penempatan tenaga kerja,
penarikan melalui lembaga pendidikan, penarikan melalui iklan, dan melalui
sumber-sumber lain (lingkungan, pertanian, imigran dan imigrasi, dan organisasi
tertentu).
Fungsi operasional MSDM pengembangan pegawai di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan. Nofita (2008) menjelaskan bahwa, ketidaktransparansi dalam
upaya pengembangan pegawai negri sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan yang meliputi penempatan, promosi, pendidikan dan pelatihan.
Ketidaktransparansi dalam pengembangan pegawai ini memperlakukan pegawai
tidak adil dan diskriminasi (Nofita, 2008). Heidjrachman Ranupandojo dan Suad
Hasan (1997:77) menjelaskan bahwa pengembangan sering diartikan denngan
usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi
karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien. Tujuan
diselenggarakannya pengembangan kerja karyawan diarahkan untuk membekali,
meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan (Simamora
2006:276). Martoyo (1992) menjelaskan tujuan pengembangan sumber daya
manusia adalah dapat ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap
karyawan/anggota organisasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai
sasaran-sasaran program ataupun tujuan organisasi. Pelatihan dianggap perlu
apabila suatu organisasi mempunyai problem yang berkaitan dengan pekerjaannya
dalam menentukan suatu pilihan.
Page 23
11
Pelatihan Kerja (Pasal 9) dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan berisi: pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk
membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna
mengingkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Dalam pasal 10,
berisi: (1) Pelatihan kerja dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja
dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, dan (2) Pelatihan
kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu standar
kompetensi kerja.
Fungsi operasional MSDM yang menyimpang terkait kompensasi terjadi
di NIKE Inc. Indonesia. Eka (2012) menjelaskan fakta yang terjadi di NIKE Inc.
Indonesia mengenai upah para buruh yang tidak sebanding dengan harga sepasang
sepatu. Gaji sebulan buruh pabrik PT Hardaya Aneka Shoes Industri (selama ini
memproduksi sepatu NIKE) yang sudah bekerja 10 tahun sebesar Rp 900.000,-
atau sama dengan $97,8 (dengan kurs Rp 9.200/$1) yang berarti mereka hanya
mendapatkan Rp 30.000,-/harinya atau setara dengan $3,3 (Eka, 2012).
Berdasarkan gambaran tersebut, NIKE dipastikan tidak menghargai buruh dengan
sepantasnya, mengingat gaji Rp 900.000,-/bulan bagi buru pabrik yang tinggal di
Tangerang adalah jauh dari cukup kerena harga kebutuhan maupun ongkos
transportasi semakin meningkat (Eka, 2012). Kasus lain yang terjadi di PT
Hardaya Aneka Shoes Industri (HASI) dan PT Naga Sakti Paramashoes (NASA).
Pekerja menuntut pembayaran pesangon yang belum dibayarkan sejak tahun 2007
lalu (Eka, 2012). Habibuan (2008) pemberian kompensasi (balas jasa) bertujuan:
ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas
karyawan, dan pengaruh pemerintahan.
Fungsi operasional MSDM yang menyimpang terkait keselamatan dan
kesehatan kerja di PT Malindo Intitama Jaya Malang, Jawa Timur. Di perusahaan
ini telah memiliki program K3 namun dalam pelaksanaannya kurang diperhatikan
(Kurniawati, Sugiono, Yuniarti, 2014). Terdapat sumber bahaya yang ditemukan
seperti kondisi lingkungan kerja, sikap pekerja, material kerja, lantai basah, panel
listrik, dan pisau pemotong (Kurniawati, Sugiono, Yuniarti, 2014).
Page 24
12
Mangkunegaran (2002) tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu; agar
setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis; agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja
digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin; agar semua hasil produksi dipelihara
keamanannya; agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
pegawai; agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan pertisipasi kerja;
dan agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja; agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
UU No. 13 tahun 2003 paragraf 5 pasal 1 mengatur tentang keselamatan dan
kesehatan kerja, yaitu: setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas: keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
Fungsi operasional MSDM yang menyimpang terkait hubungan
industrial di NIKE Inc. Indonesia. Seorang pekerja yang terpilih menjadi
pemimpin serikat kerja di PT Chang Shin (perusahaan ini telah memproduksi
sepatu NIKE selama setahun) tidak mendapatkan fasilitas apapun untuk
mempimpin serikat pekerja di PT Chang Shin (Eka, 2012). Selanjutnya di Pou
Chen Group Sukabumi Jawa Barat (memproduksi sepatu Converse selama empat
tahun), supervisor Pou Chen Group sangat tidak memperhatikan hak-hak pekerja
(Eka, 2012). Salah satu pekerja mengaku pernah ditendang oleh supervisor karena
salah dalam memotong sol sepatu. Kasus lain masih terjadi di Pou Chen Group
Sukabumi Jawa Barat yang memiliki pekerja 10.000 orang didominasi oleh
perempuan, pada bulan Maret dan April lalu pekerja dipukul hingga lengannya
terluka (Eka, 2012). Kasus penganiayaan pekerja juga terjadi di PT Amara (pabrik
NIKE yang memproduksi sepatu Converse). Para supervisor dengan sengaja
menjemur 6 orang pekerja perempuan mereka di bawah terik matahari karena
mereka gagal menyelesaikan terget 60 lusin sepatu (Eka, 2012). UU No. 13 tahun
2003 paragraf 5 pasal 1 mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu:
setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
Page 25
13
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Eka (2012)
menjelaskan bahwa seluruh pabrik NIKE di Indonesia melakukan pelanggaran
jam kerja, fakta di lapangan menunjukkan bahwa (a) 50% dan 100% buruh NIKE,
jam kerja melebihi yang ditentukan, (b) 25% hingga 50% pabrik NIKE, buruh
bekerja selama 7 hari dalam seminggu, (c) 25% hingga 50% pabrik NIKE, jam
kerja buruh melebihi jam kerja yang diatur secara hukum, (d) 25% hingga 50%
NIKE, pekerja dihukum ketika menolak bekerja lembur. UU No.13 paragraf 4
pasal 78 ketenagakerjaan mangatur hubungan industrial dalam hal waktu kerja,
yaitu: (1) Pengusaha yang memperkerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat: ada
persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan waktu kerja lembur hanya
dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas)
jam dalam 1 (satu) minggu. (2) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar
upah kerja lembur.
Fungsi operasional MSDM yang menyimpang terkait pemberhentian
pegawai di NIKE Inc. Indonesia. PT Hardaya Aneka Shoes Industri (HASI) dan
PT Naga Sakti Paramashoes (NASA), adalah dua pabrik yang selama ini
memproduksi sepatu NIKE. Tanpa alasan yang tidak jelas kedua pabrik ini
memutuskan kontrak, pegawai kedua pabrik tersebut yang berjumlah 14.000
orang gelisah karena meraka terancam di PHK (Eka, 2012). Hasibuan (2001)
menyebutkan beberapa alasan karyawan atau pegawai diberhentikan dari
perusahaan yaitu: undang-undang, keinginan perusahaan, keinginan pegawai,
pensiun, kontrak kerja berakir, meninggal dunia, perushaan likuidasi. Hasibuan
(2001) menjelaskan bahwa usia kerja seorag karyawan untuk setatus kepegawaian
adalah 55 tahun atau seseorang dapat dikenakan pensiun dini, apabila menurut
keterangan dokter, pegawai tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan
umurnya sudah mencapai 50 tahun dengan masa pengalaman kerja minimal 15
tahun.
Page 26
14
2. Bentuk-bentuk penyimpangan pada fungsi operasional MSDM
Bentuk penyimpangan SDM yang telah dijelaskan Amirullah (2009)
terkait rekurtmen dan seleksi pegawai di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan
dalam pelaksanaannya terdapat ketidaktransparan, hal ini akan memunculkan
KKN dalam benak masyarakat. Bentuk penyimpangan lain yang terjadi adalah
ketidaksesuaian dengan prosedur pelaksanaannya, Amirullah (2009) menjelaskan
batas waktu pendaftaran untuk calon pegawai semestinya 15 hari ternyata
ditempuh hanya 13 hari. Bentuk penyimpangan yang lain adalah ketidakjelasan
dalam menyampaikan infomarsi mengakibatkan miss comunication, Amirullah
(2009) menjelaskan terdapat ketidakjelasan dalam seleksi administrasi di
Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan dalam penyampaian pengumuman.
Penempatan calon pegawai negri sipil yang lulus seleksi diantaranya masih ada
yang tidak sesuai formasi yang ditetapkan oleh Bupati Enrekang, menyebabkan
ketidakjelasan prosedur dalam menempatkan pegawai.
Bentuk penyimpangan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Tabahan Bali
adalah ketidaksesuaian persyaratan calon pegawai, Darmayanti dan Oktamianti
(2014) menceritakan bahwa kompetensi teknikal dan kompetensi komunikasi
masih kurang. Bentuk penyimpangan yang lain adalah ketidaksesuaian prosedur
rumah sakit dalam pengadaan tenaga kerja, Darmayanti dan Oktamianti (2014)
menjelaskan bahwa pelaksanaan rekrutmen tenaga perawat tidak melibatkan unit
yang membutuhkan dan pengangkatan tenaga perawat sesuai dengan kebutuhan
unit. Hal tersebut juga disebabkan oleh penempatan tenaga baru di unit layanan
rumah sakit belum berdasarkan keahlian/kompetensi yang dimiliki oleh tenaga
baru karena belum adanya standar penempatan tenaga perawat yang berlaku
(Darmayanti dan Oktamianti, 2014).
Pengembangan pegawai di sekretariat daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terdapat penyimpangan yaitu penyimpangan ketidaksesuaian pada prosedur
pengembangan pegawai, di mana terdapat budaya mendahulukan kerabat dan
pendekatan atau loyalitas yang berlebihan sehingga berpengaruh terhadap sikap
Page 27
15
dan perilaku pimpinan yang berwenang dalam menentukan penempatan, promosi,
pendidikan dan pelatihan serta bentuk pengembangan karir pegawai lainnya hal
tersebut juga memunculkan dugaan suap dalam pengembangan pegawai (Nofita,
2008).
Bentuk penyimpangan yang terjadi di NIKE, Inc. Indonesia merupakan
ketidaksesuaian dalam pemberian upah pegawai, Eka (2012) menceritakan bahwa
gaji yang diterima adalah Rp 900.000,00/bulan mengingat sebagian besar pegawai
yang bekerja tinggal di Tangerang dengan gaji sejumlah itu tidak cukup bagi
pegawai menghidupi hari-hari mereka.
Bentuk penyimpangan yang terjadi d PT Malindo Intitama Jaya Malang
Jawa Timur terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja adalah tidak adanya
pengawasan dalam kegiatan produksi dan lingkungan kerja yang membahayakan
pekerja (Eni, Sugiono, dan Rahmi, 2014).
Bentuk penyimpangan yang terjadi di terkait hubungan industrial di
NIKE, Inc. Indonesia adalah tidak mendapatkan fasilitas untuk serikat pekerja,
Eka (2012) menceritakan bahwa salah seorang pekerja yang terpilih menjadi
pemimpin serikat kerja di PT Chang Shin tidak mendapatkan fasilitas apapun
untuk memimpin serikat pekerja di PT Chang Shin. Bentuk penyimpangan yang
lain adalah pegawai mendapatkan perlakuan yang tidak baik oleh supervisor, Eka
(2012) menjelaskan bahwa salah satu pekerja mengaku pernah ditendangi oleh
supervisor karena salah memotong sol sepatu dan kasus yang sama terjadi di PT
Amara yaitu para supervisor dengan sengaja menjemur 6 orang pegawai wanita
karena gagal menyelesaikan target 60 lusin sepatu. Bentuk penyimpangan yang
lainnya yaitu melakukan pelanggaran jam kerja, Eka (2012) menjelaskan bahwa
seluruh pabrik NIKE di Indonesia melakukan pelanggaran jam kerja.
Bentuk penyimpangan terkait pemberhentian yang terjadi di NIKE, Inc.
Indonesia yaitu di PT Hardayanan Aneka Shoes Industri (HASI) dan PT Naga
Sakti Paramashoes (NASA) adalah ketidakjelasan pemutusan kontrak kerja,
akibatnya empat belasan ribu pegawai terancam PHK (Eka, 2012)
Page 28
16
3. Alasan manajeman menerima penyimpangan pada fungsi operasional
MSDM
Dalam kasus yang terjadi di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan
dalam pengembangan calon pegawai CPNS, alasan yang dimunculkan oleh
perusahaan adalah masalah waktu yang sangat singkat di mana tahap demi tahap
kegiatan harus tepat waktu sesuai dengan jadwal yng telah ditetapkan (Amirullah,
2009). Disamping itu panitia mengalami kerepotann menerima berkas lamaran
karena langsung diverifikasi saat itu juga, seketika lamaran itu dimasukkan ke
sekretariat panitia (Amirullah, 2009). Kasus penyimpangan pengadaan pegawai
yang dialami Rumah Sakit Umum Tabahan Bali memunculkan alasan perusahaan
menerima penyimpangan yaitu belum adanya standar sistem penempatan tenaga
perawat yang sesuai kompetensi perawat, hal ini menyebabkan sistem penempatan
tenaga baru di unit pelayanan rumah sakit tidak sesuai dengan kebutuhan unit
pelayanan rumah sakit (Darmayanti dan Oktamianti, 2013).
Pada kasus pengembangan pegawai yang dilakukan sekretariat daerah
Pesisir Selatan memunculkan alasan bahwa pengembanggan pegawai tersebut
adalah kerabatnya sendiri serta perusahaan telah memberikan loyalitas berlebih
kepada pegawai tersebut, hal ini didasari oleh menjaga hubungan baik kepada
kerabatnya sendiri maka perusahaan mendahulukannya (Nofita, 2008).
Dalam kasus penyimpangan fungsi operasional terkait kompensasi di
NIKE, Inc. Indonesia memunculkan alasan bahwa kebijakan pemerintah yang
berlaku memang sengaja memberlakukan upah rendah demi menarik investor
asing (Eka, 2012).
Kasus penyimpangan terkait keselamatan dan kesehatan kerja di PT
Malindo Intitama Jaya Malang Jawa Timur memunculkan alasan kurang
disiplinnya sikap pekerja dan rendahnya kesadaran dan pengetahuan akan
keselamatan kerja (Kurniawati, Sugiono, dan Yuniarti, 2014).
Page 29
17
Kasus penyimpangan tekait hubungan industrial yang terjadi di NIKE,
Inc. Indonesia memunculkan alasan, kekerasan yang terjadi di pabrik dilakukan
untuk mempertahankan kinerja pabrik tersebut (Eka, 2012).
Penyimpangan terkait pemberhentian yang terjadi di NIKE, Inc. Indonesia.
Alasan yang muncul dari kedua perusahaan tersebut adalah penurunan kualitas
perusahaan, kedua perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja sehingga
melakukan PHK pegawai (Eka, 2012).
Rangkuman Jawaban Teoritis Di Atas
Terkait bentuk-bentuk penyimpangan dan alasan perusahaan menerima
penyimpangan tersebut diringkas pada tabel 2.1 berikut:
Table 2.1 Rangkuman Penyimpangan Fungsi Operasional MSDM
Fungsi
Operasional
MSDM
Bentuk-bentuk
Penyimpangan yang Terjadi
Alasan Perusahaan
Menerima Penyimpangan
Rekrutmen dan
Seleksi
Menyebaran info
lowongan pekerjaan yang
terbatas
Belum menggunakan
multi media seperti
mengiklankan melalui
surat kabar atau koran
Banyaknya pelamar yang
tidak lulus seleksi
administrasi
Belum adanya standar
administrasi yang
berlaku
Tidak ada pemilihan tes
berdasarkan jenis
pendidikan/jurusan
Penenpatan calon
pegawai tidak melihat
jenis pendidikan/jurusan
Rapat penentuan peserta
tes bersifat tertutup dapat
memunculkan isu KKN
Agar tidak adanya
campur tangan dari
pihak yang bukan panitia
penyelenggara
Penempatan pegawai
kurang memperhatikan
prioritas tingkat
kebutuhan akan
pengadaan dari masing-
masing unit kerja
Belum adanya standar
sistem penempatan
pegawai
Kurangnya kompetensi
pengetahuan pegawai
Pengadaaan pegawai
sesuai kebutuhan tidak
Page 30
18
akan pekerjaannya sesuai kompetensi
pegawai
Penempatan pegawai
yang tidak sesuai dengan
keahliannya
Manajeman tidak
memiliki standar (SPO)
dalam penempatan
pegawai sesuai
keahliannya
Penyebaran info
lowongan pekerjaan yang
terbatas
Belum menggunakan
multi media seperti
mengiklankan melalui
surat kabar atau koran
Pengembangan
(development)
Tidak tersedianya
pelatihan untuk pegawai
Manajeman tidak
melakukan perencanaan
untuk memberikan
pelatihan
Pelatihan diutamakan
PNS dari pada Non-PNS
Pegawai PNS
kemungkinan mereka
pindah/berhenti lebih
kecil dari pada pegawai
Non-PNS dan masalah
pengadaan anggaran
pendidikan maupun
rotasi dari tenaga Non-
PNS
Ketidaksesuaian pada
prosedur pengadaan
pegawai
Belum mempunyai
standar dalam prosedur
pengadaan pegawai
Terdapatnya suap Menjaga hubungan baik
kekeluargaan
Kompensasi
(compensation)
Upah yang diterima
pekerja dibawah standar
hidup
Upah rendah demi
menarik investor asing
Pesangon yang belum
dibayarkan perusahaan
kepada pegawai
Standar minimum upah
yang diperlakukan oleh
pemerintah dan berbagai
aturan lain dari
pemerintah
Membayaran upah lembur
yang tidak sebanding
dengan pekerjaan yang
dikerjakan
Keterbatasan sumber
daya dari pihak
kontraktor
Keterlambatan membayar
upah
Penjulanan menurun
Keterlambatan
pembayaran upah karena
pembayaran biaya
Page 31
19
proyek yang belum
dilunasi klien
Perusahaan tidak
mempunyai dana
simpanan untuk menutup
biaya pembayaran upah
pekerja terlebih dahulu
Keselamatan dan
Kesehetan Kerja
Pekerja bertindak tidak
aman
Kurang disiplinnya sikap
pekerja
Rendahnya kesadaran
dan pengetahuan akan
keselamatan kerja
Kurangnya sikap tegas
dari pihak tegas dari
pihak manajeman
Penyediaan alat
perlindungan diri yang
sangat minim sekali
Tumpukan bahan baku
yang overload
Kurangnya pemantauan
terhadap penempatan
bahan baku
Penataan bahan baku
yang tidak teratur
Kurangnya pengaturan
prosedur yang baik
Material kerja berserakan
di jalan
Kurangnya inspeksi dari
pihak manajeman
Kondisi lingkungan kerja
yang tidak baik
Kurangnya perhatian
terhadap kondisi
lingkungan kerja yang
baik
Pemasangan peralatan
yang tidak sempurna
Kurangnya pengecekan
alat
Tutup panel listrik
terbuka
Perhatian dan kepedulian
K3 di daerah masih
rendah
Hubungan
Industrial
Pegawai mendapatkan
perlakuan yang tidak baik
oleh supervisor
Kekerasan yang terjadi
di pabrik dilakukan
untuk mempertahankan
kinerja pabrik tersebut
Melakukan pelanggaran
jam kerja
Perusahaan mengejar
target penjualan
Perusahaan tidak
menfasilitasi karyawan
ketika ingin berorganisasi
melalui serikat pekerja
Anggaran perusahaan
yang terbatas
Tidak mendapatkan hari Kekurangan pekerja di
Page 32
20
libur pabrik
Manajer cenderung
memaksa pekerja
memenuhi target
produksi, tanpa
memberikan fasilitas yang
memadai
Anggaran perusahaan
yang terbatas
Bekerja diatas jam kerja
normal
Perusahaan mengejar
target penjualan
Memperkerjakan anak
dibawah umur
Kekurangan pekerja di
pabrik
Pekerja akan diberi
hukuman jika menolak
lembur
Perusahaan mengejar
target penjualan
Terdapat pelanggaran
perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT)
Ketidak jelasan aturan
penerapan PKWT
Pemberhentian
(separation)
Pemutusan kontrak kerja
tanpa alasan yang jelas
Kualitas SDM menurun
Penurunan kualitas
perusahaan
Kurangnya komunikasi
antara pekerja dengan
perusahaan
Posisi tawar pekerja
rendah
Sumber daya manusia
rendah
PHK
Posisi tawar pekerja
rendah
Sumber daya manusia
rendah
Perselisihan PHK antara
pekerja kontrak dengan
perusahaan dalam sebuah
perjanjian kerja
Bargaining power
rendah
Sumber: berbagai kasus dari beberapa perusahaan di Indonesia dari tahun 2008 sampai
2014
Page 33
21
4. Upaya manajeman menjegah penyimpangan pada fungsi operasional
MSDM
Upaya yang ditempuh oleh Pemerintahan Kabupaten Enrekang dalam
mewujudkan good governance berkitan dengan proses rekrutmen calon pegawai
negri sipil yang meliputi: (a) transparansi, upaya yang ditempuh dalam
mewujudkan prinsip transparansi dapt dilihat melalui keputusan-keputusan Bupati
Enrekang tentan penentuan formasi, dan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan
yang berkaitan dengan analisa kebutuhan pegawai. (b) informasi, hal ini berkaitan
dengan pemberian informasi secara luas kepada masyarakat tentang segala hal
yang berkenan dengan proses rekrutmen dan seleksi. (c) Akuntabilitas
Pemerintahan Kabupaten Enrekang dalam melakukan rekrutmen dan seleksi calon
pegawai negri sipil telah adanya kesungguhan dalam melaksanakan seluruh
rangkaian kegiatan pengadaan pegawai (Amirullah, 2009).
Upaya manajeman RSU Tabahan Bali adalah menyusun ulang standar
yang baku untuk meningkatkan kompetensi perawat sehingga akan menghasilkan
tenaga yang berkompeten dan bekinerja tinggi (Darmayanti dan Oktamianti,
2014).
Upaya yang dilakukan sekretariat daerah Kabupaten Pesisir Selatan
menghapuskan sistem kekerabatan dalam sistem penggembangan karir pegawai
agar tujuan perusahaan bisa tercapai dengan memperhitungkan latar belakang
pendidikan (Nofita, 2008).
Upaya yang dilakukan NIKE, Inc. Indonesia adalah kalangan asosiasi
pengusaha sebgai pihak pemberian upah siap dengan konsep upah yang
memadukan antara kompensasi terhadap kerja yang dilakukan oleh pegawai
dalam suatu hubungan kerja dan usaha untuk memberikan kesejahteraan bagi
pegawai (Eka, 2012)
Upaya yang dilakukan PT Malindo Intitama Jaya Malang Jawa Timur,
sebagi berikut: (1) berdasarkan sumber bahaya material kerja maka perlu
Page 34
22
dilakukannya prosedur pemindahan dan penataan material yang menumpuk secara
berlebihan agar meminimalisasi terjadinya ketidakaturan penempatan material
kerja. (2) berdasarkan sumber bahaya kondisi lingkungan kerja maka perlu
dilakukan pengecekan secara rutin terhadap kondisi gedung (Kurniawat, Sugiono,
Yuniarti, 2014).
Upaya yang dilakukan NIKE, Inc. Indonesia adalah (1) fasilitasi pekerja
untuk menyampaikan aspirasi pegawai dan berikan fasilitas agar pegawai dapat
sharing dengan pekerja dari industri asing lain, (2) menghindari hukuman fisik
dengan pekerja, lakukan jika memang pekerjaan mereka membutuhkan kekuatan
fisik, (3) menyusun ulang jam kerja pegawai agar pegawai tidak bekerja melibihi
jam kerja normal (Eka, 2012).
Upaya yang dilakukan NIKE, Inc. Indonesia dalah kasus pemberhentian
pegawai adalahk: (1) peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat
diperlukan disamping kuantitas besar, (2) Komunikasi antara seluruh stakeholders
merupakan kunci kesuksesan utama (Eka, 2012).
Upaya mencegah penyimpangan oleh perusahaan penyelesaian terkait
bentuk penyimpangan fungsi operasional MSDM dapat diringkas pada tabel 2.2
berikut:
Tabel 2.2 Upaya Mencegah Penyimpangan oleh Perusahaan
Fungsi
Operasional
MSDM
Bentuk-bentuk
Penyimpangan yang Terjadi
Upaya Mencegah
Penyimpangan oleh
Perusahaan
Rekrutmen dan
Seleksi
Menyebaran info
lowongan pekerjaan yang
terbatas
Menyebarkan
pengumuman lowongan
pekerjaan disebarkan
melalui multi media,
seperti surat kabar,
internet, atau media
sosial.
Banyaknya pelamar yang
tidak lulus seleksi
administrasi
Membuat standar
administrasi yang
berlaku, misalnya batas
waktu pengajuan
Page 35
23
lamaran 15 hari dan
pengumumannya dibuat
jelas agar mudah
dipahami.
Tidak ada pemilihan tes
berdasarkan jenis
pendidikan/jurusan
Adanya pemilahan test
sesuai dengan kualifikasi
pendidikan dan jurusan
guna mendapatkan
pegawai yang betul-betul
berkualitas.
Rapat penentuan peserta
tes bersifat tertutup dapat
memunculkan isu KKN
Meningkatkan
komitmennya sehingga
penerapan prinsip
tersebut benar-benar
dapat dirasakan oleh
masyarakat mulai dari
pengumuman sampai
proses akhir rekrutmen
dan seleksi.
Penempatan pegawai
kurang memperhatikan
prioritas tingkat
kebutuhan akan
pengadaan dari masing-
masing unit kerja
Menetapkan standar
sistem penempatan
pegawai serta
memprioritaskan
kebutuhan pegawai dari
masing-masing unit.
Kurangnya kompetensi
pengetahuan pegawai
akan pekerjaannya
Membuat stadar baku
untuk meningkatkan
kompetensi pegawai
sehingga akan
menghasilkan tenaga
kerja yang berkompeten
dan berkinerja tinggi.
Penempatan pegawai
yang tidak sesuai dengan
keahliannya
Menetapkan standar
baku SPO dalam
penempatan pegawai
sesuai keahliannya.
Penyebaran info
lowongan pekerjaan yang
terbatas
Menggunakan multi
media seperti surat kabar
untuk mengiklankan.
Pengembangan
(development)
Tidak tersedianya
pelatihan untuk pegawai
Membuat perencanaan
untuk pelatihan pegawai.
Pelatihan diutamakan
PNS dari pada Non-PNS
Membuat perencanaan
pelatihan untuk seluruh
pegawai baik itu PNS
ataupun Non-PNS.
Page 36
24
Ketidaksesuaian pada
prosedur pengadaan
pegawai
Menetapkan standar
baku dalam prosedur
pengadaan pegawai.
Terdapatnya suap
Menghapuskan budaya
mendahulukan kerabat
dan pendekatan/loyalitas
dan memberikan efek
jera kepada pihak yang
melakukannya.
Kompensasi
(compensation)
Upah yang diterima
pekerja dibawah standar
hidup
Adakan peninjauan
kembali dalam
pelaksanaan upah
minimum regional antara
gubernur, organisasi
perusahaan, dan seikat
kerja.
Pesangon yang belum
dibayarkan perusahaan
kepada pegawai
Mengupayakan reduksi
biaya produksi untuk
meningkatkan keutungan
perusahaan sehingga
dapat membayar
pesangon yang belum
dibayarkan kepada
pegawai.
Membayaran upah
lembur yang tidak
sebanding dengan
pekerjaan yang
dikerjakan
Merencanakan ulang
anggaran perusahaan
pada produksi agar
efektif dalam mebagian
upah lembur.
Keterlambatan membayar
upah
Mengupayakan
penjulanan naik
Membuat standar
keterlambatan
pembayaran proyek dari
klien.
Mengupayakan
mempunyai dana
simpanan untuk menutup
pembayaran upak
pekerja.
Keselamatan dan
Kesehetan Kerja Pekerja bertindak tidak
aman
Pelatihan kedisiplinan
pekerja.
Adakan pelatihan untuk
meningkatkan
pengetahuan akan
Page 37
25
keselamat kerja.
Pengawasan yang tegas.
Merencanakan anggaran
dalam penyediaan alat
perlindungan diri.
Tumpukan bahan baku
yang overlood
Adanya pihak yang
memantau dalam
penempatan bahan baku.
Penataan bahan baku
yang tidak teratur
Membuat prosedur
dalam penataan bahan
baku.
Material kerja berserakan
di jalan
Tersedianya orang dalam
menginspeksi.
Kondisi lingkungan kerja
yang tidak baik
Pembekalan dan
pengetahuan terhadap
kondisi lingkungan kerja.
Pemasangan peralatan
yang tidak sempurna
Terdapat pihak dalam
bagian pengecekan alat.
Tutup panel listrik
terbuka
Peninjauan kembali
lingkungan kerja.
Hubungan
Industrial
Pegawai mendapatkan
perlakuan yang tidak baik
oleh supervisor
Menghindari hukuman
fisik dengan pekerja,
lakukan jika memang
pekerjaan mereka
membutuhkan kekuatan
fisik.
Melakukan pelanggaran
jam kerja
Membuat perencanaan
dan peramalan penjualan
agar tidak melakukan
pelanggaran jam kerja.
Perusahaan tidak
menfasilitasi karyawan
ketika ingin berorganisasi
melalui serikat pekerja
Membuat anggaran
dalam menfaasilitasi
karyawan untuk
berorganisasi
Tidak mendapatkan hari
libur
Membuat jadwal bergilir
untuk pegawai ketika
lembur.
Manajer cenderung
memaksa pekerja
memenuhi target
produksi, tanpa
memberikan fasilitas
yang memadai
Membuat anggaran
untuk menfasilitasi
pegawai bekerja disaat
lembur
Bekerja diatas jam kerja
normal
Membuat jadwal kerja
agar tidak melebihi batas
Page 38
26
normal jam kerja
Memperkerjakan anak
dibawah umur
Membuat standar kriteria
usia produktif yaitu 15
tahun ke atas untuk
menjadi pagawai
Pekerja akan diberi
hukuman jika menolak
lembur
Menghapuskan kekerasa
dalam kerja lembur
Terdapat pelanggaran
perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT)
Meninjau ulang dalam
perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT).
Pemberhentian
(separation)
Pemutusan kontrak kerja
tanpa alasan yang jelas
Menjalin komunikasi
yang baik antara pekerja
dengan perusahaan agar
tidak terjadi kesalah
pahaman dalam kontrak
kerja.
PHK
Menjaga profit
perusahaan stabil agar
tidak terjadi pengurangan
pegawai atau PHK
Perselisihan PHK antara
pekerja kontrak dengan
perusahaan dalam sebuah
perjanjian kerja
Meningkatkan
bargaining power.
Sumber: berbagai kasus dari beberapa perusahaan di Indonesia dari tahun 2008 sampai
2014
Page 39
27
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di departemen produksi PT Indo Veneer Utama
Solo dan PT Pinako Rotary Permai. Objek penelitian adalah seluruh pegawai di
departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai.
Di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo terdapat dua bagian, yaitu
Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian Logistik. Kepala Bagian Produksi
terdiri dari dua, yaitu Kasub Bagian Produksi dan Kasub Bagian Teknik. Kasub
Bagian Produksi ada tiga bagian, yaitu Ks. Pembahanan, Ks. Solid Door, dan Ks.
Furniture. Kasub Bagian Teknik hanya ada satu bagian, yaitu teknik itu sendiri.
Pada Kepala Bagian Logistik terdiri satu bagian yaitu, Kasub Bagian Logistik,
terdiri dari dua bagian, yaitu Ks. Pembelian dan Ks. Proses. Keseluruhan jumlah
pegawai ada 113 pegawai.
Di departemen produksi PT Pinako Rotary Permai terdapat dua bagian,
yaitu bagian furniture dan bagian bar code. Di bagian furniture terdiri dari 9
bagian yaitu, bagian sawmill, raw material, roughmill, milling, gudang komponen
dan amplas bulu, assembling, finishing, packing, dan gudang hardware.
Keseluruhan jumlah pegawai ada 134 pegawai.
Data yang dipergunakan adalah data primer berupa penyimpangan yang
terkait dengan SDM di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT
Pinako Rotary Permai. Data diperoleh melalui wawancara dengan manajer
produksi departemen produksi dan beberapa pegawai produksi PT Indo Veneer
Utama Solo dan PT Pinako Rotary Permai.
Data yang diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini dianalisa
dengan menggunakan analisis deskritif kualitatif yaitu dengan cara data yag
diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dideskritifkan secara
menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang
menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian.
Page 40
28
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan
informan. Setelah melakukan wawancara, peneliti membuat transkip hasil
wawancara dengan cara memutar kembali rekaman wawancara kemudian
menuliskan kata- kata yang sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut.
Setelah peneliti menulis hasil wawancara ke dalam transkip, selanjutnya
peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu mengambil data yang
sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang tidak diperlukan
(Prabowo, 2013).
Page 41
29
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana diungkapkan di atas, beberapa
kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah terdapat penyimpangan pada fungsi
operasional MSDM di departemen produksi PT Indo Veneer Utama Solo dan PT
Pinako Rotary Permai meliputi fungsi operasional rekrutmen dan seleksi,
pengembangan pegawai, kompensasi, keselamatan dan kesehatan kerja, hubungan
industrial, dan pemberhentian.
Bentuk penyimpangan yang terjadi di departemn produksi kedua
perusahaan ini berasal dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan.
Penyimpangan dari luar perusahaan seperti pada fungsi opersional rekrutmen dan
seleksi terdapat hubungan teman dekat mempengaruhi diterimanya pegawai di
perusahaan ini. Penyimpangan dari dalam perusahaan seperti pada fungsi
operasional pengembangan pegawai perusahaan tidak tersedianya pelatihan
pegawai, pada fungsi operasional kompensasi gaji yang diterima pegawai berbeda
meski jabatan sama, pada fungsi opersional keselamatan kerja dan kesehatan kerja
perusahaan tidak menyediakan masker dan penutup telinga serta tumpukan kayu
yang tidak tertata, pada fungsi opersional hubungan industrial manajer marah-
marah kepada bawahan, dan pada fungsi operasional pemberhentian pekerja yang
berumur 60 tahun masih dipekerjakan di perusahaan.
Alasan perusahaan menerima penyimpangan bermacam-macam tergantung
bentuk penyimpangan itu sendiri, namun alasan tersebut pada dasarnya masuk
akal atau pantas terkecuali alasan perusahaan pada fungsi opersional
pengembangan pegawai, dirasa tidak masuk akal perusahaan tidak membuat
perencanaan untuk pengembangan pegawai padahal pelatihan pegawai penting
dilakukan agar pegawai mendapatkan pengetahuan tambahan untuk meningkatkan
produktivitas pegawai.
Page 42
30
Upaya perusahaan mencegah penyimpangan adalah untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan agar lebih baik dan sesuai yang dibutuhkan perusahaan.
Pada dasarnya upaya-upaya yang dilakukan perusahaan adalah wujud usaha yang
dilakukan perusahaan untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi dan dicegah
agar tidak terjadi berulang-ulang.
Implikasi Teoritis
Pada bagian ini penulis membandingkan tinjauan pustaka dengan
penemuan di lapangan. Fungsi opersional rekrutmen dan seleksi ditemukan
penyimpagan temuan baru yaitu hubungan teman dekat mempengaruhi
diterimanya pegawai. Alasan perusahaan menerima penyimpangan tersebut adalah
membantu kesejahteraan keluarga. Upaya mencegah penyimpangan tersebut
dengan cara menyeleksi pegawai berdasarkan skill atau kemampuan yang sesuai
dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.
Fungsi opersional pengembangan pegawai ditemukan penyimpangan baru
yaitu tidak tersedianya pelatihan untuk pegawai. Alasan perusahaan menerima
penyimpangan tersebut tidak tersedianya perencanaan untuk pelatihan pegawai.
Upaya perusahaan mencegah penyimpangan adalah menyeleksi pegawai yang
membutuhkan skill yang tinggi pada saat rekrutmen dan seleksi.
Fungsi opersional kompensasi juga ditemukan penyimpangan baru yaitu
gaji yang diterima berbeda padahal pegawai tersebut mempunyai posisi yang
sama. Alasan perusahaan menerima penyimpangan tersebut adalah background
pendidikan yang berbeda. Upaya perusahaan mencegah penyimpangan yang
terjadi adalah perusahaan melakukan penilaian dari segi produktif pegawai.
Pada fungsi opersional keselamatan dan kesehatan kerja ditemukan
penyimpangan sejenis dengan tinjauan pustaka namun di lapangan penulis hanya
menemukan tidak tersedianya alat yang melindungi pegawai bekerja, seperti
masker dan penutup telinga serta ditemukan material-material yang belum tertata
sehingga mengganggu pegawai bekerja. Alasan perusahaan menerima
Page 43
31
penyimpangan tersebut adalah menghemat pengeluaran perusahaan serta tidak ada
bagian yang mengurus penataan bahan baku. Upaya perusahaan mencegah
penyimpangan tersebut adalah setiap pegawai membawa masker dan penutup
telingan sendiri serta sebisa mungkin penataan bahan baku tidak menghalangi
aktivitas pegawai.
Pada fungsi operasional pemberhentian ditemukan penyimpangan baru
yaitu, di lapangan penulis menemukan pegawai yang berusia 60 tahun masih
dipekerjakan karena produktivitas bekerja yang masih bagus. Alasan perusahaan
menerima penyimpangan tersebut adalah pegawai tersebut masih dibutuhkan
perusahaan karena mempunyai kinerja bagus. Upaya untuk mencegah
penyimpangan yang terjadi adalah pegawai yang bersangkutan ditempakan di
bagian pegawas.
Pada hasil temuan di lapangan penulis banyak menemukan penyimpangan
baru. Penyimpangan-penyimpangan tersebut juga diterima perusahaan, namun
perusahaan berupaya agar penyimpangan-penyimpangan tersebut dipandang adil
untuk pegawai dan untuk perusahaan
Implikasi Terapan
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan masukan
penyelesaian pada penyimpangan yang terjadi.
1. Pada penyimpangan fungsi operasional rekrutmen dan seleksi, teman
dekat mempengaruhi diterimanya pegawai di perusahaan. Perusahaan
perlu mengetahui penyimpangan tersebut dan upaya dilakukan
perusahaan untuk mencegah penyimpangan sudah baik yaitu
menyeleksi kemampuan calon pegawai sesuai posisi yang dibutuhkan
perusahaan.
2. Pada penyimpangan fungsi opersional pengembangan pegawai,
perusahaan tidak melakukan perencanaan pengembangan pegawai.
Perusahaan perlu menganggarkan perencanaan pengembangan pegawai
Page 44
32
untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam
bekerja.
3. Penyimpangan yang terjadi di fungsi operasional kompensasi,
pemberian gaji yang tidak sama. Perusahaan perlu merancang ulang
faktor-faktor yang menunjang pemberian gaji untuk pegawainya,
seperti: pendidikan, pengalaman lama bekerja, dan penilaian kinerja.
4. Pada penyimpangan fungsi opersional keselamatan dan kesehatan kerja,
pembagian masker dan penutup telinga yang tidak rata. Jika perusahaan
tidak bisa membagi masker dan penutup telinga dengan rata sesuai
dengan jumlah pegawai, maka perusahaan perlu memberikan biaya
tambahan ke dalam gaji pegawai untuk pembelian masker dan penutup
telinga.
5. Pada penyimpangan fungsi opersional pemberhentian, pekerja yang
berumur 60 tahun masih dipekerjakan. Upaya yang dilakukan
perusahaan terkait penyimpangan ini sudah baik yaitu menempatkannya
sebagai pengawas. Biasanya pegawai yang berumur 50 tahun ke atas
mempunyai pengalaman yang sangat banyak di bidangnya.
Kelemahan dan Penelitian Mendatang
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat dua kelemahan yaitu: pertama,
penulis kesulitan dalam melakukan tanya jawab atau wawancara kepada
responden terkait penyimpangan fungsi opersional MSDM. Kedua, ketika penulis
melakukan tanya jawab atau wawancara kepada staff kantor departemen produksi
jawaban yang didapat kurang jelas dipahami dan terkesan dituptupi, ketika penulis
melakukan tanya jawab ulang kepada staff kantor departemen produksi staff
tersebut enggan menjawab terkait persolan penyimpangan fungsi MSDM.
Page 45
33
Mengingat masih terbatas penelitian tentang penyimpangan fungsi
opersional MSDM, maka diharapkan penelitian mendatang lebih beragam lagi
penyimpangan yang dijumpai agar menjadi koreksi perusahaan untuk menjadi
lebih baik dalam menfasilitasi pegawai yang bekerja. Diduga ada pengaruh
budaya terhadap penyimpangan yang dilakukan di perusahaan dalam fungsi
operasional MSDM. Selain itu, perlu dilakukan penelitian penyimpangan fungsi
opersional SDM diberbagai departemen di suatu organisasi.
Page 46
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul, Hafiz Tanjung, 2000, “Akuntansi, Transparansi, dan Akuntabilitas
Keuangan Publik”, BPFE, UGM.
2. Amirullah, 2009, “Implementasi Kebijakan Rekrutmen Calon Pegawai
Negri Sipil Dalam Perspektif Good Governance (Studi pada Kantor
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang Sulwesi
Selatan)”, Jurnal Ilmu Administrasi Publik Universitas
Brawijaya, Vol. 12 No.3 Juli 2009.
3. Anwar Prabu Mangkunegara, 2002, Manajeman Sumber Daya Manusia,
Bandung, PT Remaja Rosda Karya.
4. Ayu Pratiwi, Noviana, 2013, Perilaku Penyimpang Remaja, 10
November, UNNES.
5. Bangsaonline.com, Pemyimpangan Rekrutmen CPNS di Nganjuk
Disorot Tajam Anggota MPR RI, http://www.bangsaonline.com,
Kamis, 1 Oktober 2015 01:49 WB.
6. Bhavati, Dino Anugeerah, 2014, Sumber Tenaga Kerja Dalam Pengadaan
Kantor, Simalungun.
7. Cushway, Barry, 1999, Human Resource Management, Jakarta: Elex
Media Komputindo.
8. Darmayanti, Ni Nyoman Tri. dan Puput, Oktamianti., 2014, “Analisis
Kompetensi Perawatan Ruang Intensif (Intensive Care Unit)
Rumah Sakait Umum Tabanan 2013”, Jurnal Sumber Daya
Manusia Kesehatan, Vol. 1 No.1 2014.
9. Eka, Noviana S., 2012, “Analisis Kasus Sumber Daya Manusia Pada
NIKE, Inc. di Indonesia (Upah, Jam Kerja, Usia Pegawai, Uang
Lembur, dan Pesangon”, Program Studi Manajeman dan Bisnis
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
10. Fauzi, Muzni, 2013, Membongkar Trik Penyimpangan Penggunaan
Keuangan Negara, Banjarmasin.
11. Hasibuan, Malayu, 2000, Manajeman Sumber Daya Manusia edisi
revisi, Jakarta: PT Bumi Aksara.
12. Hasibuan, Malayu, 2001, Manajeman Sumber Daya Manusia:
Pengertian, Dasar, dan Masalah, Jakarta: PT Gunung Angung.
Page 47
35
13. Hasibuan, Malayu, 2005, Manajeman Sumber Daya Manusia Jakarta:
PT Bumi Aksara.
14. Hasibuan Malayu, 2008, Manajeman Sumber Daya Manusia, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
15. Heidjrachman, Ranupandojo dan Suad Husnan, 1997, Manajeman
Personalia, Yogyakarta: BPFE.
16. Horton, Paul B, 1996, Sosiologi Jilid 1, Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
17. Kurniawati, Eni, Sugiono, dan Yuniarti, Rahmi, 2014, “Analisis Potensi
Kecelakaan Kerja Pada Departemen Produksi Springbed Dengan
Metode Hazard Indentification and Risk Assesment (HIRA)”,
Jurnal Rekayasa dan Manajeman Sistem Industri Universitas
Brawijaya, Vol. 2 No.1 2014.
18. Marwansyah, 2010, Manajeman Sumber Daya Manusia, Bandung:
Alfabeta.
19. Mathis, R. L., 2001, Manajeman Sumber Daya Manusia Buku 1 dan
Buku 2 Terjemahan, Jakarta: Salemba Empat.
20. Nofita, Loli, 2008, Pengembangan Karir Pegawai Negri Sipil (Studi
Kasus Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan), Tesis
pada Program Pascasarjana Universitas Andalas.
21. Prabowo, Aan, 2013, “Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book)
oleh Pemustaka di Perpustakaan SMA Negri 1 Semarang”, Jurnal
Ilmu Perpustakaan, Vol. 2 No. 2 2013.
22. Purwoko, Anang Pikukuh, 2011, Sistem Pengadaan Pegawai Negri Sipil
yang Efektif, Jurnal Kebijakan dan Manajeman PNS Vol. 5 No. 2
November 2011.
23. Rahayu, R. dan Alimudi, A., 2015, Pengaruh Pendidikan, Lingkungan
Keluarga, Pergaulan dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku
Penyimpangan Kerja dan Keuangan, Vol. 1 No. 1 Februari
2015, Universitas Narotama.
24. Simamora, Henry, 2006, Manajeman Sumber Daya Manusia: Strategi
Unggulan Kompetitif, Yogyakarta: BPFE.
25. Steve Albrencht, W., Chad O. Albrencht, Conan C. Albrencht, dan Mark
F. Zimbelman, 2012, Fraud Examination USA: Cengage Learning
South Western College.
26. Susilo, Martoyo, 1992, Manajeman Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE.
Page 48
36
27. Umar, Husein, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
28. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Page 49
37
LAMPIIRAN
Hasil Wawancara dengan Asisten Manajer Operasional di PT Indo Veneer
Utama Solo
1. Rekrutmen dan Seleksi
a. Bentuk penyimpangannya: dari beberapa pegawai yang diterima
merupakan pegawai yang mempunyai hubungan keluarga dengan
pegawai tetap di perusahaan ini. Selain itu, hubungan teman dekat
juga mempengaruhi diterimanya di perusahaan ini.
b. Alasan perusahaan menerima penyimpangan: membantu
kesejahteraan keluarga
c. Upaya mencegahnya: menyeleksi skill atau kemampuan yang
sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.
2. Pengembangan Pegawai
a. Bentuk penyimpangannya: tidak ada
b. Alasan perusahaan menerima penyimpangan: tidak ada
c. Upaya mencegahnya: tidak ada
3. Kompensasi
a. Bentuk penyimpangan: tidak ada
b. Alasan perusahaan menerima penyimpangan: tidak ada
c. Upaya mencegahnya: tidak ada
4. Keselamatan, dan Kesehatan Kerja
a. Bentuk penyimpangan: perusahaan tidak menyediakan penutup
telinga, pembagian masker tidak sesuai dengan jumlah pegawai.
b. Alasannya perusahaan menerima penyimpangan: menghemat
pengeluaran perusahaan
c. Upaya mencegahnya: setiap pegawai membawa masker sendiri dan
penutup telinga diberikan ketika ada kunjungan saja.
5. Hubungan Industrial
Page 50
38
a. Bentuk penyimpangan: asisten manajer operasional marah-marah
di depan pegawai-pegawai lainnya.
b. Alasannya perusahaan menerima penyimpangan: mengejar target
produksi
c. Upaya mencegahnya: para pegawai lainnya berusaha
menyelesaikan target yang di rencanakan.
6. Pemberhentian
a. Bentuk penyimpangan: lebih dari umur 60 tahun masih
dipekerjakan di perusahaan ini.
b. Alasannya: masih dibutuhkan oleh perusahaan karena mempunyai
kinerja yang bagus.
c. Upaya mencegahnya: ditempatkan di dalam kantor tidak di
lapangan.
Hasil Wawancara dengan Kepala Produksi di PT Pinako Rotary Permai
Karangjati (bagian funrniture)
1. Rekrutmen dan Seleksi (sama dengan PT Indo Veneer Utama Solo)
a. Bentuk penyimpangannya: dari beberapa pegawai yang diterima
merupakan pegawai yang mempunyai hubungan keluarga dengan
pegawai tetap di perusahaan ini. Selain itu, hubungan teman dekat
juga mempengaruhi diterimanya di perusahaan ini.
b. Alasan perusahaan menerima penyimpangan: membantu
kesejahteraan keluarga
c. Upaya mencegahnya: menyeleksi skill atau kemampuan yang
sesuai dengan posisi pekerjaan yang dibutuhkan.
2. Pengembangan Pegawai
a. Bentuk penyimpangannya: tidak tersedianya pelatihan untuk
pegawai
b. Alasan perusahaan menerima penyimpangan: perusahaan tidak
membuat perencanaan lagi untuk pelatihan pegawai
Page 51
39
c. Upaya mencegahnya: pegawai yang membutuhkan skill tinggi,
pada saat rekrutmen dan seleksi memang dipilih yang sudah
mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang kayu. Sehingga
perusahaan hanya memberikan isntruksi dari kepala produksi untuk
beradaptasi di perusahaan ini.
3. Kompensasi
a. Bentuk penyimpangan: gaji yang diterima kepala manajer produksi
bagian bar code tidak sama dengan gaji yang diterima kepala
manajer produksi bagian furniture
b. Alasan perusahaan menerima penyimpangan: Kepala manajer
produksi bagian bar code lulusan sekolah perkayuan.
c. Upaya mencegahnya: perusahaan melakukan penilaian dari segi
produktivitas pegawai.
4. Keselamatan, dan Kesehatan Kerja
a. Bentuk penyimpangan:
i. Perusahaan tidak menyediakan penutup telinga, pembagian
masker tidak sesuai dengan jumlah pegawai.
ii. Tumpukan kayu yang tidak tertata
b. Alasannya perusahaan menerima penyimpangan:
i. Menghemat pengeluaran perusahaan
ii. Tidak ada bagian yang mengurusi penepatan bahan baku
c. Upaya mencegahnya:
i. Setiap pegawai membawa masker dan membeli penutup
telinga sendiri.
ii. Sebisa mungkin tumpukan kayu tersebut tidak menghalangi
pegawai beraktivitas.
5. Hubungan Industrial
a. Bentuk penyimpangan: kepala produksi furniture marah-marah di
depan pegawai-pegawai lainnya.
b. Alasannya perusahaan menerima penyimpangan: mengejar target
produksi
Page 52
40
c. Upaya mencegahnya: para pegawai lainnya berusaha
menyelesaikan target yang di rencanakan.
6. Pemberhentian (sama seperti PT Indo Veneer Utama)
a. Bentuk penyimpangan: lebih dari umur 60 tahun masih
dipekerjakan di perusahaan ini.
b. Alasannya: masih dibutuhkan oleh perusahaan karena mempunyai
kinerja yang bagus.
c. Upaya mencegahnya: ditempatkan di dalam kantor tidak di
lapangan.