-
KATA PENGANTAR
Dengan Rasa Syukur atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa alas Berkat
clan Karunia-
Nya sehingga Penyiisunan Rencana Aksi Kegiatan Sekretaiiat
Direktorat Jenderal
Pencegalian dan Pengendalian Penyakit tahun 2020-2024 ini dapat
diselesaikan.
Penyiisunan Rencana Aksi Kegiatan ini beitujuan iintuk
Meningkatkan Pelayanan
Kekarantinaan di pintu masiik negara/ dengan menjabarkan tiijuan
dan sasaran sti'ategis, arah
kebijakan dan strategi, target kinerja dan kegiatan.
Sebagai buku Rencana Aksi Kegiatan pertama untuk tahun RPJMN
2020-2024, kami
merasakan biikii ini masih nieiniliki banyak kekurangan karena
diikungan data yang belum
memadai terutama data-data yang digunakan sebagai balian
analisis situasi, prioritas
progi'ain/ kegiatan, dan upaya rencana aksi. Selanjutnya kedepan
akan terus disempumakan
dan disesuaikan dengan perkembangan kegiatan dipintii masuk
negara/ Diharapkan program
dan kegiatan dalam RAK tahim 2020-2024 dapat dijadikan dasar dan
acuan dalam
melaksanakan upaya mencegah masuk keliianiya penyakit/. Bagi
kepala seksi dibawah
Satuan kerja, diharapkan RAK 2020-2024 dapat digunakan sebagai
acuan dalam menyiisun
Rencana Kerja dan Sasaran Kerja Pegawai.
Akhiraya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah beiproses
bersama dan mendukung tersusunnya Rencana Aksi Kegiatan (RAK)
2020-2024 ini, semoga
buku ini menjadi dokumen bersama dan dijadikan acuan dalam
pelaksanaan Dukungan
Manajemen semoga bennanfaat bagi kita semua.
Lhokseumawe, 31 Agustus 2020Kepala Siib. Tata Usaha
NIP. 196808241^034'001
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana
Pembaiigunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga merupakan
periode pembangunan
jangka menengah yang sangat penting dan strategis. RPJMN
2020-2024 akan memenganilii
pencapaian target pembangunan dalam RPJPN, di mana pendapatan
perkapita Indonesia akan
mencapai tingkat kesejalrteraan setara dengan negara-negara
berpenghasilan menengah atas
{Upper-Middle Income Country) yang memiliki kondisi
infrastruktur, kualitas siunber daya
manusia, pelayanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih
baik.
Sejalan dengan Visi Presiden Republik Indonesia Taliim
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan
Gotong - Royong, dimana peningkatan kualitas manusia Indonesia
menjadi prioritas utama
dengan dukungan pembangunan kesehatan yang terarah, terukur,
merata dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
2020-2024 yaitu
Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat tersebut, dibutuhkan
program
kesehatan yang bersifat preventif dan promotif salah satunya
adalali Program Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (P2P), berbagai kegiatan dilakukan
untuk mendukmrg pencegahan
dan pengendalian penyakit, di pintu masuk negara dilakukan upaya
kekarantinaan
Undang undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangiman
Nasional mengamanatkan bahwa Kementerian/Lembaga menyusun
Rencana Strategi
(Renstra). Selanjutnya menijuk kepada Keputusan Menteri
Kesehatan nomor 21 taliun 2020
tentang Rencana Strategik Kementerian Kesehatan Tahim 2020-2024
bahwa tingkat Eselon I
menjabarkan dalam Rencana Aksi Program (RAP) dan Eselon II atau
satuan kerja
menjabarkan Rencana Aksi Kegiatan (RAK).
-
B. Kondisi Umum
Secara ummn Kantor Kesehatan Pelabualian Kelas III Lhokseumawe
Telah berhasil
mencapai target dan indikator yang ditetapkan, yang memperoleh
penilaian SAKIP dengan
basil 95.44% AA, yang ditingkatkan sarana/prasarananya 140%,
anggaran tanpa blokir pada
DIPA induk tercapai 94,14%, Kantor Kesehatan Kelas lii
Lhokseumawe yang memiliki aset
tanali milik Kemenkes, 75 % Satuan Keija UPT yang memiliki
gedung milik Kemenkes, 100
%, Seratus persen layanan administrasi kepegawaian, 100% layanan
ketatausahaan dan gaji,
98.98 % layanan kerumahtanggaan, pengelolaan BMN 100 % Satker
yang menyusun
Laporan Keuangan yang tepat waktu dan 100 % Satker yang menyusun
Laporan Realisasi
Penggunaan PNBP yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sumber Daya Manusia KKP Kelas III Lhokseumawe sebanyak 55 orang
35 orang
berstatus ASN dan 20 orang Honorer. Dari 35 orang ASN 77,1%
pangkat golongan III, 20%
Golongan II dan 2.9% pangkat golongan IV terdiridari pegawai
Tata Usaha memiliki 9 Seksi
PRL dan KLW berjumlah 14 orang, Seksi Pengendalian Karantina dan
SE sebanyak 10
Sajikan data dalam bentuk narasi jumlah, data perbidang/ seksi,
pendidikan dill
KKP Kelas III Lhokseiunawe sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.
2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Peaibahan Peraturan Menteri
Kesehatan No.
356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan
adalali melaksanakan pencegahan masuk dan keluamya penyakit,
penyakit potensial, wabali,
siuweilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan,
pelayanankesehatan, serta pengamatan terhadap penyakit barn dan
penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabulian, dan lintas batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Kantor Kesehatan
Pelabulian Kelas III
Lhokseumawe menyelenggarakan fungsi sebagai berikut;
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelayanan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas
darat negara
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit bam, dan
penyakit yang mimciil kembah
-
5. Pelaksanaan pengamatan radiasi pengion dan non pengion,
biologi dan kimia
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi
sesiiai penyakit yang
berkaitan dengan lain lintas nasional, regional, dan
intemasional
7. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di
lingkungan bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara
8. Pelaksanaan Pemberian Sertifikat Kesehatan Obat, Makanan,
Kosmetika dan Alat
Kesehatan serta Balian Adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi
persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor
9. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan
muatannya
10. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan
dan lintas batas darat negara
11. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang
kesehatan bandara, pelabulian
dan lintas batas darat negara
12. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan
bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat negara
13. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko
lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan
14. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan handara,
pelabulian, dan lintas batas
darat negara
15. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 111 Lhokseumawe menurut
Peraturan Menteri Kesehatan
R1 No. 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Penihalian Peraturan
Menteri Kesehatan No.
356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan
inasuk dalam klasifikasi Kelas III, yang terdiri dari;
-
C. Potensi dan Permasalahan
Semakin pesatnya perkerabangan transportasi, maka penularan
penyakit juga akan
semakin cepat, sehingga kemungkinan terjadinya Public Health
Emergency of
International Concern (PHEIC) semakin besar. Kasus terkini saat
ini adalali semakin
merebaknya Mers Corona Virus 19 yang ditetapkan sebagai pandemi.
KKP sebagai
petugas kesehatan yang berada di pintu masuk negara hams
memiliki kesiapsiagaan dan
kemampuan dalam detect dan respons penyakit meniilar potensial
wabah dan PHEIC.
Keberadaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe pada
posisi sebagai
pintu masuk (show window) terhadap alat angkut, ABK, crew dan
penumpang melalui
pelabuhan laut serta pesawat, baik melalui Pelabuhan Laut Kmeng
Geukueh, Pelabuhan
Laut Kuala Idi, Pelabulian Laut kuala Langsa, Bandara Rembele
maupiin Bandara
malikussaleh.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dipintu masuk Negara,
Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe.
Berikut mempakan beberapa permasalahan yang masih dialami oleh
Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe.
1. Belum optimalnya pengawasan terhadap alat angkut di pintu
masuk baik pelabuhan
maupun bandara disebabkan karena minimnya jumlah tenaga bila
dibandingkan
dengan banyaknya program kegiatan yang hams dilaksanakan.
2. Belum adanya pemeliharaan secara mtin terhadap peralatan dan
perlengkapan
kekarantinaan (contoh; thermal scanner) diakibatkan karena
keterbatasan teknisi
local yang dapat memperbaiki alat tersebut sehingga hams
mendatangkan teknisi dari
luar daerah bahkan dari pusat.
3. Belum selumh pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Lhokseumawe
khususnya yang bertugas dipintu masuk {point of entry) baik di
pelabuhan ataupun
bandara yang mempunyai kompetensi teknis kekarantinaan dan
surveilans
epidemiologi.
4. Belum selumh pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Lhokseiunawe
mengetaliui dan memaliami peraturan-peraturan yang berlaku baik
secara teknis
ataupun yang berkaitan dengan penegakan hukum yang berhubungan
dengan
kekarantinaan kliususnya yang bertugas pada pintu masuk
pelabuhan dan bandara.
-
5. Belum optimalnya evaluasi terhadap penataan organisasi Kantor
Kesehatan
Pelabuhan melalui tingkat pusat iintiik lebih memfokuskan
kegiatan cegah tangkal.
6. Belum adanya keseragaman tindakan dalam pelaksanaan fumigasi,
disinseksi, dan
disinfeksi, terutama pada pesawat udara pada setiap bandara,
7. Siunber daya manusia belum semuanya mendapatkan
pelatihan.
8. Keterbatasan SDM pada setiap wilayah kerja.
9. Belum semua petugas teknis menduduki jabatan fimgsional
tertentu.
10. Belum disosialisasikannya informasi survey vektor pes belum
kepada lintas sektor
dengan baik.
11. Kasus DBD masdi menjadi masalali kesehatan di beberapa
wilayah keija.
12. Pengetahuan pemilik dan penjamah makanan tentang hygiene
sanitasi makanan
masili perlu ditingkatkan.
13. Kurangnya sosialisasi hasil pengawasan TPM di pelabuhan dan
bandara kepada stake
holder terkait.
-
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, ARAB KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Visi dan Misi
Dalam rangka mencapai terwujudnya Visi Presiden yakni;
“Terwujudnya Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan
Gotong Royong”, maka
telah ditetapkan 9 (sembilan) Misi Presiden 2020-2024, yakni:
Peningkatan Kualitas Manusia
Indonesia, Penguatan Stniktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri
dan Berdaya Saing,
Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, Mencapai Lingkungan
Hidup yang
Berkelanjutan, Keinajuan Budaya yang Mencenninkan Kepribadian
Bangsa, Penegakan
Sistem Hukiim yang Bebas Konipsi, Bermartabat, dan Terpercaya,
Perlindungan bagi
Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Selundi Warga,
Pengelolaan
Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya dan Sinergi
Pemerintah Daerali dalam
Kerangka Negara Kesatuan.
Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, tennasuk
penguatan
stniktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing,
Kementerian Kesehatan telah
menjabarkan Misi Presiden Tahun 2020-2024, melalui Menumnkan
angka kematian ibu dan
bayi, Menmnnkan angka stunting pada balita, Memperbaiki
pengelolaan Jaminan Kesehatan
Nasional dan Meningkatkan kemandirian dan penggimaan produk
farmasi dan alat kesehatan
dalam negeri.
Kantor Kesehatan Pelabulian Kelas III Lhokseumawe sebagai unit
pelaksana teknis
dibawali Direktorat Jenderal Pencegalian dan Pengendalian
penyakit mendukimg pelaksanaan
penjabaran visi misi presiden yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan.
B, Tujuan
Guna mencapai tujuan Kementerian Kesehatan kliususnya Ditjen
pencegahan dan
Pengendalian penyakit dalam Peningkatan pencegahan dan
pengendalian penyakit dan
pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe Memiliki tujuan
startegis
Meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan
Wilayah
-
C. SASARAN STRATEGIS
Dalam mencapai tiijuan Strategis ditetapkan sasaraa strategis,
yaitii ( KKP Kelas III
Lhoksemnawe) meningkatnya faktor resiko penyakit di pintu masuk
yang dikendalikan
sebesar 100%
-
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGAKA REGULASI
Arab kebijakan dan strategi kegiatan KKP Kelas III Lhokseumawe
adalali menduknng
kebijakan dan strategi Ditjen P2P dan Kementerian Kesehatan yang
didukung oleh inovasi
dan pemanfaatn teknologi ditetapkan arah kebijakan KKP Kelas III
Lhokseuinawe sebagai
berikut:
1. Penguatan deteksi dini dan respon terhadap penyakit dan
faktor risiko
2. Penguatan akuntabilatas dalam upaya mewujudkan refonnasi
birokrasi.
3. Penguatan kapasitas dan pengembangan Suinber Daya manusia
4. Penguatan sinergisme, kolaborasi dan integrasi program
5. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan
penyakit
6. Peningkatan perlindungan kelompok berisiko
7. Penatalaksanaan epidemiologi kasus dan pemutusan rantai
penularan
8. Pencegalian dan penanggulangan KLBAVabah termasuk yang
berdimensi intemasional
9. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pencegahan
dan pengendalian
penyakit
10. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat
11. Pelayanan kesehatan jiwa
12. Peningkatan keterpaduan program promotif dan preventif dalam
pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan
13. Arah Kebijakan tersebut didukung melalui 10 strategi
yaitu;
14. Melaksanakan review dan memperkuat aspek legal
15. Melaksanakan advokasi dan sosiahsasi
16. Melaksanakan intensifikasi,akselerasi dan inovasi
program
17. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
18. Memperkuat Jejaring keija dan kemitraan
19. Memperkuat manajemen logistik
20. Meningkatkan Surveilans dan aplikasi teknologi pendukung
(SKDR)
21. Melaksanakan monitoring,evaluasi dan pendampingan teknis
22. Mengembangkan dan memperkuat system pembiayaan program
23. Meningkatkan pengembangan teknologi preventif
-
D STRATEGI
Seperti yang telah ditetapkan di Bab sebeliramya, bahwa KKP
Kelas III
Lhoksemnawe telali menatapkan tujuan strategis yang mendukimg
strategi program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Taliun 2020 - 2024 serta
mengacii pada strategi
Keinenterian Kesehatan yang kemudian dijabarkan melalui strategi
aksi kegiatan sebagai
berikut;
1. Perluasan cakupan deteksi dini penyakit dan factor risiko
2. Peningkatan respon kejadian penyakit dan factor risiko
3. Peningkatan inovasi dalam deteksi dini dan respon penyakit
dan factor risiko
4. Peningkatan komunikasi dan advokasi
5. Penguatan akimtabilitas
6. Peningkatan kapasitas sumber day a manusis
7. Kerjasama lintas sector dan program
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Kelas III Lhokseumawe ditempuh dengan cara:
a. Mengusulkan penambahan tenaga yang dibutuhkan sesuai dengan
standar
ketenagaan dan kebutuhan di lapangan;
b. Menyertakan/mengirim petugas imtuk mengikuti diklat baik
teknis maupun
manajemen.
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas pegawai
sehingga mampu
menjawab tantangan dan pennasalahan yang dihadapi di lapangan
dengan cepat dan
tepat. Disamping itu juga perlu dilakukan pembinaan secara
berkesinambimgan dan
berjenjang dari masing masing pejabat di lingkimgan Kantor
Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Lhokseumawe.
2. Melengkapi sarana dan prasarana
Guna menjamin keberhasilan dan kelancaran dalam operasional
kegiatan, langkah
yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Lhokseumawe
antara lain melengkapi sarana untuk keperluan rutin, keperluan
teknis dan sarana
penunjang dibidang ketata usahaan, pengendalian karantina &
surveilans eidemiologi
dan dibidang pengendalian risiko lingkungan dan kesehatan lintas
sector termasuk
pengendalian vektor.
-
3. Memperbaiki Manajemen Program
Manajemen program menipakan alat penting dalam mencapai sasaran
dan tujuan yang
telah ditetapkan. Manajemen program akan berjalan baik bila
disusun secara
terencana sesuai dengan kebutuhan.
Langkah yang dilakukan dalam perbaikan manajemen program ini
meliputi
penyusunan rencana secara sistematis dan berkelanjutan yang
dibagi berdasarkan
skala waktu (jangka pendek, menegah dan panjang) dan bersifat
bottom up.
Selanjutnya untuk mengetahui dan menilai basil kegiatan akan
diadakan monitoring
dan evaluasi secara berkala. Petunjuk teknis pelaksanaan KKP
Kelas 111
Lhokseumawe menjadi acuan imtuk pelaksanaan kegiatan di wilker.
Semua tugas dan
fimgsi dilaksanakan sesuai dengan standart prosediir operasional
(SPO).
4. Meningkatkan Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi
Dalam rangka mencegah masiik dan keluamya penyakit karantina dan
penyakit
menular berpotensi wabah melalui pelabuhan, maka penerapan
surveilans
epidemiologi yang efektif perlu dilakukan. Penerapan system
surveilans epidemiologi
yang efektif akan sangat bermanfaat dalam melaksanakan system
kewaspadaan dini
dan upaya cegali tangkal terhadap penyakit karantina dan
penyakit menular berpotensi
wabah. Hal ini dimungkinkan bila dilakukan oleh tenaga yang
terampil dibidangnya
dan didukung fasilitas yang memadai.
Langkah yang akan dilakukan dalam mengefektifkan kegiatan
surveilans
epidemiologi adalah dengan melakukan pengamatan dan pengawasan,
mengumpulkan
data secara terns menerus serta melakukan analisis data. Hasil
analisis tersebut
dijadikan bahan rekomendasi dalam mengambil suatu kebijakan dan
tindak lanjutan
yang akan dilakukan terhadap objek yang berpotensi sebagai media
transmisi penyakit
atau masalah kesehatan di wilayah keija.
5. Meningkatkan Pengendalian Risiko Lingkimgan dan Kesehatan
Lintas Wilayali
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan guna
menjaga eksistensi KKP
di masa yang akan datang, agar persepsi masyarakat tetap positif
terhadap keberadaan
KKP. Upaya pengendalian risiko lingkimgan menjadi perhatian
utama Kantor
-
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe mengingat angka
kesakitan tertinggi di
wilayah pelabulian Lhokseumawe disebabkan oleh penyakit yang
berbasis
lingkungan.
6. Mengadakan Koordinasi, Kemitraan Dan Jejaring Kerja
Upaya imtuk mempercepat pencapaian program akan dilakukan dengan
mengadakan
koordinasi lintas program dan lintas sektor guna menyamakan
persepsi dalam
menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang.
7. Melaksanakan Promo si Kesehatan
Untuk bisa dikenal dengan baik oleh masyarakat, maka KKP perlu
melakukan
promosi kesehatan. Promosi ini dilaksanakan melalui pembuatan
brosur dan leaflet,
mengadakan penyuluhan tentang kesehatan, pembuatan buletin yang
berisi tentang
masalah kesehatan dan perkembangan KKP.
8. Memperkuat Instalasi
Untuk mendukung tugas pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Lhokseumawe
perlu memperkuat instalasi yang sudah ada. Langkah yang
dilakukan dalam
memperkuat instalasi adalah dengan menambah peralatan dan bahan
laboratorium dan
klinik sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas.
9. Penerapan Prosedur Kerja Sesuai SPO
Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe dalam
bekeija
senantiasa dituntut melaksanakan tugas dengan mengacu pada
Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan dilaksanakan sesuai SPO dengan petunjuk
teknis pelaksanaan
kegiatan yang disusun oleh KKP Kelas III Lhokseumawe.
E. Kerangka regulasi
Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi sebagai pelaksana
pelayanan.
Sebagai pelaksana pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan
yang bermutu. Dalam
menjalankan peran pemerintah ini tentimya membutuhkan dukimgan
regulasi yang menjadi
landasan dan dasar hukum sehingga tidak salali arah dan
mempunyai aspek perlindungan
yang kuat.
-
Disamping peratiiran penmdang-undangan yang disusun oleh pusat
juga diperliikan
peraturan dalam bentuk Standar Operating Procedur (SOP) yang
dibuat oleh satuan Kerja.
Dukungan regulasi yang baik akan menjamin standar dan mutii
dalain pelayanan.
Saat ini sudah tersedia regulasi, antara lain ;
1). SOP pemeriksaan kapal yach oleh Badan Penguasaan Kawasan
Sabang
2). SOP Surveilaans Epidemiologi di Pelabulian- Bandara
3). SOP Penerbitan ICY
4). SOP Pengawasan Lain Lintas Kapal
5). SOP Penerbitan SSCC - SSCEC
6), SOP Sanitasi Kapal
Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran strategis Program
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dan sasaran strategis KKP Sabang beberapa
kebutuali regulasi yang
dibutuhkan antara lain:
1). Regulasi dalam deteksi dini di pelabuhan
2). Regulasi Peningkatan respon kejadian penyakit dan factor
risiko
-
BABIV
TARGET KINERJA DAN KEGIATAN
Memperhatikan Rencana Aksi Program Direktorat Pencegahan dan
Pengendalan
Penyakit taliun 2020-2024, Tujuan, Arab Kebijakan, Strategi dan
Sasaran Strategis
sebagaunana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka target
kinerja dan kerangka
pendanaan program dan kegiatan KKP Kelas III Lbokseiunawe
2020-2024.
A. Target Kinerja
Target kinerja meaipakan pendaian dari pencapaian program yang
diukur secara
berkala dan dievaliiasi pada akliir tabun 2024. Sasaran kinerja
dibitung secara kimiulatif
selama lima tabun dan berakbir pada tabun 2024.
Tabel.
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan Indikator Sasaran
Strategis RAK KKP Kelas
III Lbokseumawe 2020-2024
No Tujuan Strategis Sasaran Strategis Indikator
Meningkatnya
Pelayanan
Kekarantinaan di
Pintu Masuk Negara
dan Wilayab
Terselenggaranya
pengendalian faktor resiko
dipintu masuk negara
1. Jumlali pemeriksaan
orang, alat angkut, barang
dan lingkungan sesuai
standar kekarantinaan
kesebatan sebesar 83%
2. Persentase faktor risiko
penyakit dipintu masuk
yang dikendalikan pada
orang, alat angkut, barang
dan lingkungan sebesar
90%
3. Indeks Pengendalian
Faktor Risiko di pintu
masuk negara sebesar
67%
4. Nilai kinerja anggaran
Terwujudnya pengendalian
factor resiko di pintu masuk
Negara
-
Meningkatnya tata kelola
manajemen KKP
sebesar 80
5. Nilai Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran 90
6. Kinerja implementasi
WBK satker sebesar 70
7. Persentase Peningkatan
kapasitas ASN sebanyak
20 JPL sebesar 80%
B. Kegiatan
Dalam rangka menjainin tercapainya Tujuan Strategis, Sasaran
Indikator Sasaran Strategis, maka ditetapkan Sasaran Program,
Indikator Kinerja Program,
Sasaran Kegiatan, dan Indikator Kineija Kegiatan Rencana Aksi
kegiatan 2020-2024.
Sasaran Kantor Kesesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe
adalah Meningkatnya
faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan, Untuk
mencapai sasaran basil,
maka kegiatan yang akan dilakukan adalali;
1. Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan
sesuai standar
kekarantinaan kesehatan
Kegiatan yang dilakukan:
a. Pemeriksaaan alat angkut orang, barang dan suplay terbatas di
atas alat angkut
b. Pemeriksaan sanitasi kapal/pesawat
c. Pemeriksaan HAC dan skrining
2. Persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang
dikendalikan pada orang, alat
angkut, barang dan lingkungan
Kegiatan yang dilakukan;
a. Penyelidikan epidemiologi
3. Indeks Pengendalian Faktor Risiko di pintu masuk negara
Kegiatan yang dilkukan
a. Pengawasan kualitas air di kapal dan pesawat
b. Pemeruksaan kualitas air bersih ke laboratorimn
c. Inspeksi TPP di pelabuhan dan bandara
d. Pemeriksaan sampel makanan ke laboratorium
e. Inspeksi gedimg dan bangunan pelabuhan dan bandara
Strategis, dan
-
f. Uji resistensi insektisida
4. Nilaikinerja anggaran
Kegiatan yang dilakukan :
a. Penyusunan rencana program dan recana anggaran
b. Pelaksanaan pementauan dan evaluasi pengelolaan keuangan
dan
perbendaharaan
c. Pengelolaan kepegwaian
d. Pelayanan lunum, nimah tangga dan perlengkapan
e. Kegiatan yang dilakukan
f. Peningkatan kualitas SDM teknis
C. Kerangka Pendanaan
Guna memenuhi kebutuhan pendanaan secara keseluruhan untuk
mencapai target
Sasaran Kegiatan sebagaimana tersebut diatas dapat bersumber
dari APBN baik yang
bersumber dari Rupiah Mumi, Pendapatan Nasional Bukan Pajak
(PNBP), Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri (PHLN), serta sumber/skema lainnya seperti
Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usalia (KPBU) dan Corporate Social Responsibility
(CSR).
-
Pendanaan Bersumber APBN
Tahun 2020-2024
Alokasi ( Dalam ribum Rupiah)TargetSasaran
Program(Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
No2023 20242024 2020 2021 20222020 2021 2022 2023
KKP Sabang8.543.477 8.726.4718.863.553 8.255.321 8.372.877
1.332.1631.268.726100% 118.890 291.768 1.208.311Jumlah
pemeriksaan orang, alatangkut, barang dan lingkungansesuai standar
kekarantinaan
kesehatan
100 % 100% 100% 100%1
998.604998.604 998.604100% 100% 949.122 199.917Persentase faktor
risiko penyakitdipintu masuk yang dikendalikanpada orang, alat
angkut, barang danlingkunganIndeks Pengendalian faktor risikodi
Pintu Masuk Negara
100% 100% 100%2
421.402401.335 401.33585% 90% 180.401 190.91780% 80% 85%3
2.507.8882.388.464 2.388.46485% 85% 90% 515.376 547.00Nilai
kinerja anggaran 80% 80%4
2.388.464 2.507.8882.274.728 2.388.464Nilai indikator kinerja
pelaksanaananggaran
75% 75% 80% 80% 85% 2.274.7285
315.000300.000 300.000 315.000Kinerja implementasi WBK Satker
70% 70% 75% 75% 140.233.70%6
612.883 643.527555.903 583.69855% 60% 65% 70% 71.2657 Presentase
peningkatan KapasitasASN Sebanvak20 JPL
54%
-
BABIV
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP Kelas III Lhoksemnawe Taliim
2020-2024 ini
disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaianupaya KKP
Kelas III Lhoksemnawe dalam kunm waktu lima tahunkedepan. Dengan
demikian, Bidang/
Seksi di KKP III Lhoksemnawe target kinerja yang telah disusun
dan akan dievaluasi pada
pertengahan periode (2022) dan akhir periode 5 tahun (2024)
sesuai ketentuan yang berlaku.
Penyusunan dokumen ini melibatkan semua Bidang/seskidi KKP Kelas
III
Lhoksemnawe. Oleh karena itu kepada semua pihak yang telali
berkontribusi disampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besamya.
Diharapkan melalui penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP
Kelas III
Lhoksemnawe upaya dukungan manajemen memberikan kontribusi yang
bermakna dalam
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit khususnya dan ummnnya
pembangunan kesehatan
untuk menuamkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan akibat
penyakit seita pencapaian
sasaran program berdasarkan komitmen nasional dan
intemasional.
Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan pada
dokumen ini, maka akan
dilakukan penyempmnaan sebagai mana mestinya.
-
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
NPENANGGUNG JAWABSASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJANO
O
653 41 2
Kepala Kantor Kasi PKSEJumlah pemeriksaan orang,barang, alat
angkut danLingkungan
11 Meningkatnya factor
resiko penyakit di pintu
masuk yang dikendalikansebesar 100%
Kasi PRL & UKLW
Kepala Kantor Kasi PKSE
2Kasi PRL & UKLWPresentasi faktor Risiko
yang dikendalikan padaorang, barang, alat angkutdan
lingkungan.
Kasi PKSEKepala Kantor
Kasi PRL & UKLW
Terwiijudnyapengendalianfaktor Risiko di Pintu
Masuk
2 1
Kepala Kantor Kasi PKSE
Indeks Pengendalian faktorrisiko di Pintu Masuk
Negara
Kasi PRL & UKLW
3. 1
Meningkatnya tata kelolaKelola manajemenKKP
Kepala Kantor Kasubbag TU
Nilai kinerja anggaran 80%2.Kasubbag TUKepala Kantor
Nilai indikator kinerjapelaksanaan anggaran 75% Kepala Kantor
Kasubbag TU3.
-
Kinerja implementasi WBKSatker 70% Kasubbag TUKepala
Kantor4,
Presentase pegawai yangdikembangkankompetensinya 54%