PENYEDI BENIH SUM (VUB) M B DI BALAI PENGKA BADAN PENEL LAPORAN AKHIR IAAN DAN PENYEBARLU MBER VARIETAS UNGGU MELALUI UNIT PENGELOL BENIH SUMBER (UPBS) I PROVINSI BENGKULU WAHYU WIBAWA AJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LITIAN DAN PENGEMBANGAN P 2015 No. Kode : 1801.025. UASAN UL BARU LAAN BENGKULU PERTANIAN .017/Lapkhir/2015
61
Embed
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASAN BENIH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2015/...ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
WAHYU WIBAWA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
No. Kode : 1801.025.017/Lapkhir/2015
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
WAHYU WIBAWA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
No. Kode : 1801.025.017/Lapkhir/2015
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
WAHYU WIBAWA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
No. Kode : 1801.025.017/Lapkhir/2015
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
Wahyu WibawaHarwi Kusnadi
Lina IvantiTri Wahyuni
YahumriWaluyo
Rahmat OktaviaYanharSyafi’i
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat
karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun 2015 Kegiatan penyediaan dan
penyebarluasan benih sumberVarietas Unggul Baru (VUB) melalui Unit
Pengeloaan Benih Sumber (UPBS)BPTP Bengkuludapat diselesaikan. Laporan ini
dibuat sebagai salah satu pertanggungjawaban terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan selama tahun 2015.
Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2015 meliputi : 1) Menyusun basis
data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di
Provinsi Bengkulu. 2) Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem
sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu)
serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke
BPSB bagi petani kooperator. 3) Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik
lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di
Provinsi Bengkulu. 4) Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di
Provinsi Bengkulu.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas
arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan BPTP
Bengkulu yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran sehingga
kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Desember 2015
Penanggung Jawab,
Dr. Wahyu Wibawa, MPNIP. 196904271998031001
iii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Penyediaan Benih Sumber VarietasUnggul Baru (VUB) melalui UnitPengeloaan Benih Sumber (UPBS) diProvinsi Bengkulu.
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 381194. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 20155. Status Kegiatan (L/B) : L (lanjutan)6. Penanggung Jawab
a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MPb. Pangkat/Golongan : Penata Tingkat 1/IIIdc. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda
7. Lokasi : Provinsi Bengkulu8. Agroekosistem : Lahan sawah dan lahan rawa9. Tahun Mulai : 201110. Tahun Selesai : 201611. Output Tahunan : 1. Informasi dan basis data kebutuhan
benih, varietas, kelas benih, dansebaran varietas unggul padi diProvinsi Bengkulu.
2. Benih sumber padi untukagroekosistem sawah, rawa danladang sebanyak 13,70 ton dengankelas benih SS (label ungu) sertamemfasilitasi proses sertifikasi benihtanaman pangan strategis (padi) keBPSB bagi petani kooperator.
3. Peningkatan jumlah pengguna VUByang diproduksi oleh UPBS.
4. Diperoleh umpan balik kinerjalembaga perbenihan di ProvinsiBengkulu.
12. Output Akhir : 1. Harmonisasi dan sinergi dari lembagaperbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalampenyediaan benih unggul yangberkualitas bagi petani pengguna diProvinsi Bengkulu.
2. VUB berkualitas yang spesifik lokasidipahami dan diadopsi secara masifoleh petani dalam upaya peningkatanproduktivitas dan produksi tanaman.
3. Data base yang akurat tentangkebutuhan benih, lembagaperbenihan daerah (BBI, BBU,penangkar), penyebaran benih, danpeta pengembangan VUB spesifiklokasi di Provinsi Bengkulu.
iv
4. UPBS menjadi lembaga penyediabenih sumber (logistik) yang mandiri,profesional dan mampu berkolaborasiaktif serta sinergis dengan lembagaperbenihan daerah.
13. Biaya : Rp. 179.570.000,00 (Seratus tujuhpuluh sembilan juta lima ratus tujuhpuluh ribu rupiah).
KATA PENGANTAR.................................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iiiDAFTAR ISI.............................................................................................. vDAFTAR TABEL......................................................................................... viDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viiRINGKASAN ............................................................................................ viiiSUMMARY................................................................................................ xii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 11.1 Latar Belakang............................................................................ 11.2 Dasar Pertimbangan.................................................................... 21.3 Tujuan ....................................................................................... 31.4 Keluaran yang Diharapkan ........................................................... 41.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak .................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
III. PROSEDUR PELAKSANAAN.................................................................. 93.1 Pendekatan/Kerangka Pemikiran .................................................... 93.2 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................... 93.3 Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan. .................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 154.1 Koordinasi Internal dan Antar Institusi........................................... 154.2 Penyusunan Basis Data Perbenihan di Provinsi Bengkulu ................. 164.3 Identifikasi Kegiatan, Sarana dan Prasarana, Kelembagaan dan
Kinerja Lembaga Perbenihan Daerah (BBI, BBU)............................. 184.4 Produksi Benih Stock Seed (SS) .................................................... 194.5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi Melalui
berbagai Media dan Metode Penyampaian Informasi Teknologidi Provinsi Bengkulu . ................................................................... 29
4.6. Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar ........................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 32
Halaman1. Data Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015................. 16
2. Kebutuhan Benih bedasarkan jumlah luas tanam VUB di ProvinsiBengkulu Tahun 2015......................................................................... 17
3. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu ....................... 20
4. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA.2015 di Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma .............. 22
5. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, KabupatenSeluma ............................................................................................. 23
6. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA.2015 diKabupaten Bengkulu Utara.................................................................. 24
7. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015di Kabupaten Rejang Lebong .............................................................. 24
8. Komponen PTT dan teknologi yang diterapkan pada kegiatanPenangkaran UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 ........................................ 26
1. Judul : Penyediaan dan Penyebarluasan Benih SumberVarietas Unggul Baru (VUB) melalui UnitPengeloaan Benih Sumber (UPBS) di ProvinsiBengkulu
2. Unit kerja : BPTP Bengkulu3. Lokasi : Provinsi Bengkulu4. Agroekosistem : Lahan Sawah, Lahan Rawa, dan Ladang5. Status (L/B) : Lanjutan6. Tujuan : Tahun 2015:
1. Menyusun basis data kebutuhan benih,varietas, kelas benih, dan sebaran varietasunggul padi di Provinsi Bengkulu.
2. Memproduksi benih sumber padi untukagroekosistem sawah, rawa dan ladangsebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS(label ungu) serta memfasilitasi prosessertifikasi benih tanaman pangan strategis(padi) ke BPSB bagi petani kooperator.
3. Mempercepat proses penyebaran VUB spesifiklokasi melalui berbagai media dan metodepenyampaian informasi teknologi di ProvinsiBengkulu.
4. Memperoleh umpan balik kinerja lembagaperbenihan di Provinsi Bengkulu
Akhir kegiatan :1. Menciptakan harmonisasi dan sinergi dari
lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalammenyediakan benih unggul yang berkualitasbagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
2. Petani memahami dan mengadopsipenggunaan VUB berkualitas yang spesifiklokasi dalam upaya peningkatan produktivitasdan produksi tanaman pangan strategis(padi).
3. Menyusun basis data yang akurat tentangkebutuhan benih, lembaga perbenihandaerah (BBI, BBU, penangkar), penyebaranbenih, dan peta pengembangan VUB spesifiklokasi di Provinsi Bengkulu.
4. Menjadikan UPBS sebagai lembagaperbenihan yang mandiri, profesional danmampu berkolaborasi aktif serta sinergisdengan lembaga perbenihan daerah.
ix
7. Keluaran : Tahun 2015 :1. Informasi dan basis data kebutuhan benih,
varietas, kelas benih, dan sebaran varietasunggul padi di Provinsi Bengkulu.
2. Benih sumber padi untuk agroekosistemsawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 tondengan kelas benih SS (label ungu) sertamemfasilitasi proses sertifikasi benihtanaman pangan strategis (padi) ke BPSBbagi petani kooperator.
3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yangdiproduksi oleh UPBS.4. Diperoleh umpan balik kinerja lembagaperbenihan di Provinsi Bengkulu.
Akhir kegiatan :1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga
perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalampenyediaan benih unggul yang berkualitasbagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahamidan diadopsi secara masif oleh petani dalamupaya peningkatan produktivitas danproduksi tanaman pangan strategis (padi).
3. Data base yang akurat tentang kebutuhanbenih, lembaga perbenihan daerah (BBI,BBU, penangkar), penyebaran benih, danpeta pengembangan VUB spesifik lokasi diProvinsi Bengkulu.
4. UPBS menjadi lembaga perbenihan yangmandiri, profesional dan mampuberkolaborasi aktif serta sinergis denganlembaga perbenihan daerah.
8. Hasil/pencapaian : 1. Pada tahun 2012 telah tersebar 17.962 kgbenih padi yang dihasilkan oleh UPBS BPTPBengkulu.
2. Pada tahun 2013 telah diproduksi benihsumber varietas unggul baru padi (Inpari,Inpara dan Inpago) 33,5 ton, jagung 1,95tondan kedelai 0,40 ton.
3. Alternatif rekomendasi peningkatan kinerjalembaga perbenihan.
4. Peta terintegrasi (overlay) dari lokasipenangkar, lembaga perbenihan danpenyebaran VUB padi.
9. Prakiraan Manfaat : 1. Tersedia informasi yang akurat mengenaikebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktuproduksi dan penyebaran VUB di ProvinsiBengkulu.
2. Lembaga perbenihan di daerah termasuk
x
petani penangkar mendapatkan benih sumbersecara tepat jumlah, varietas, mutu, waktu,lokasi dan harga.
3. Petani dan lembaga perbenihan daerahmendapatkan bimbingan teknis budidaya,prosesing benih, dan bahkan dapatmenyaksikan langsung keunggulan varietasyang dikembangkan melalui berbagai kegiatandiseminasi (penangkaran, temu lapang, panenraya).
4. Petani menghargai dan memahamipanjangnya proses untuk menghasilkan benihunggul berkualitas dan pentingnyapenggunaan VUB spesifik lokasi.
5. Petani mendapatkan varietas adaptif yangsudah teruji dengan potensi hasil tinggi dantoleran terhadap berbagai cekamanlingkungan biotik dan abiotik, sebagai upayauntuk mengurangi resiko kegagalan dalamusaha tani.
6. Benih yang spesifik agroekosistem (dataranrendah, dataran tinggi, lahan kering, lahanrawa, lahan masam, lahan alkalis, lahansawah irigasi, tadah hujan) dapat disediakansecara tepat, sehingga para pengguna/petanimempunyai banyak pilihan atau alternatif VUBspesifik lokasi.
7. Lembaga perbenihan di daerah dapatmelakukan pembenahan secara internal dalamrangka menjalankan tugas dan fungsi sebagailembaga penyedia benih berkualitas untukmasyarakat tani di Provinsi Bengkulu.
10. Prakiraan Dampak : Adopsi terhadap benih berkualitas yangspesifik lokasi berdampak pada peningkatanproduksi dan produktivitas tanaman padi diProvinsiBengkulu. Peningkatan tersebut akanmenyebabkan meningkatnya pendapatanpetani. Peningkatan produktivitas dan produksipadi dapat mendukung dan mewujudkanswasembada dan swasembada padiberkelanjutan di Provinsi Bengkulu.
11. Prosedur : Kegiatan Produksi Benih/UPBS dilaksanakan di10 Kabupaten/Kota ProvinsiBengkulu melaluipenangkaran benih di lahan petani penangkardengan pengawalan teknologi sesuai dengankondisi spesifik lokasi.Kegiatan akandilaksanakan pada bulan Januari–Desember2015.Kegiatan Produksi Benih/UPBS meliputipersiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.Persiapan kegiatan meliputi penyusunan dan
xi
perbaikan rencana kegiatan (RODHP dan juklak)dan koordinasi. Pelaksanaan kegiatan meliputi:(a) Pertemuan internal dan antar institusi(dinas/instansi terkait di pusat dan daerah),(b)Menyusun basis data perbenihan di ProvinsiBengkulu (c).Identifikasi kegiatan dan kinerjalembaga perbenihan daerah (BBI dan BBU)(d).Produksi benih/pelaksanaan penangkaran dilahan petani penangkar, prosesing, sertifikasi,penyimpanan dan distribusi benih (e)Meningkatkan kapasitas (pengetahuan danketerampilan) petugas, penangkar, dan petanidalam upaya perubahan sikap dan perilaku (f).pelaporan kegiatan. Adapun parameter yangdiamati meliputi: (1) Basis data dan Petapenyebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu,(2) Kinerja UPBS, lembaga perbenihan daerahdan peran petani penangkar dalam memenuhikebutuhan benih sumber di Provinsi Bengkulu,(3) Produksi benih sumber padi, (4) Jumlahbenih yang produksi dan disalurkan oleh UPBSBPTP Bengkulu, dan (5) Jumlah penangkar yangdibina.
12. Jangka Waktu : 6 tahun (2011 -2016).13. Biaya : Rp. 179.570.000,00 (Seratus tujuh puluh
sembilan juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah).
xii
SUMMARY
1. Title : Supplyingand Distribution of Breeding Seed forNew Improved Varieties by Management UnitforBreeding Seed in BengkuluProvince.
1. Develop database seed needed, varieties,seed class, and distribution of high yieldingvarieties of rice in the province of Bengkulu.
2. Producing rice seed source for agroecosystemfields, swamps and fields as much as 13.70tons with seed class SS (purple label) andfacilitate the certification process of strategicfood crop seeds for farmers to BPSBcooperators.
3. Accelerate the deployment site-specific VUBthrough a variety of media and methods ofdelivery of information technology in theprovince of Bengkulu.
4. Obtain feedback breeding institutionperformance in Bengkulu
And of activity :1. To create harmonize dan sinergy of breeding
institution (UPBS, BBI), BBU, UPTD, andbreeders) and in supplying high quality ofsupperior seed for farmers in BengkuluProvince.
2. Farmers understand and adopt using highspecific locations quality VUB in an effort toincrease productivity and production ofstrategic food crops (rice).
3. Develop accurate data base on with seedneeded, regional breeding institution, (BBI,BBU, penangkar), spreading seed and map ofdeveloping new improved varieties havingsite-specific in Bengkulu Province.
4. To make UPBS as self and profesionalbreeding seed supplyer that able to colaboratewith regional breeding institution.
7. Output : On 2015 :1. Informations of seed needed, varieties, seed
class, distribution of high yielding varieties ofrice in the Bengkulu Province.
2. The seed source for agro-ecosystem paddyfields, swamps and fields as much as 13.70tons with seed class SS (purple label) and
xiii
facilitate the certification process of strategicfood crop seeds (rice) to BPSB for farmercooperators.
3. Increasing the number of users VUB producedby UPBS.
4. Retrieved performance feedback seedinstitutions in the province of Bengkulu.
End of activity :1. Harmonize dan sinergy of breeding institution
(UPBS, BBI, BBU, UPTD, and breeders) and insupplying high quality of supperior seed forfarmers in the province of Bengkulu users.
2. VUBspecific quality massively understood andadopted by farmers in an effort to increaseproductivity and production of strategic foodcrops (rice).
3. The data base that is accurate about the needsof the seed, seedling institute area (BBI, BBU,breeder), seed dispersal, and maps VUBdevelopment of specific locations in theprovince of Bengkulu.
4. Germination UPBS be independent institutions,professional and able to collaborate activelyand synergistically with local seed institutions.
8. Result/Achievement : 1. On 2012 UPBS had produced and distributed17.962 kg of rice breeding seed.
2. On 2013 UPBS had produced new improvedvarieties of rice (Inpari, Inpara, Inpago), corn,and soybean.
3. Recommandation for increasing performanceof regional breeding seed institution.
4. Integrated map of breeding location, regionalbreeding institution, and spreading newimproved varieties of breeding seed.
9. Expected benefit : 1. Aviability of acurate informations conected withseed needed, varieties, seed class and period ofseed production, and spreading new improvedvarieties in Bengkulu Province.
2. Regional breeding institutions included breederscan get breeding seed easely in exactly volume,variety, time, site, price and quality.
3. Farmersandregional breeding institution getguidance in cultivation and seed proccessingand than they can see supperiorty of developedvarieties directly on the field through variousdisemination activities.
4. Farmersgetadaptive varieties having highpotencial yield and tolerant for manykinds ofextreem environment.
5. Specific agroecosystem of seeds/varieties can
xiv
be supplied fastly and axactly.6. Regional breeding institution can do internal
improvement as an effort to do duty andfanction as high quality of breeding institutionin Bengkulu Province.
7. Farmers appreciate and understand thecomplexity proccess to produce improved seedhaving good quality and they aware thatplanting or using new improved varieties isimportant thing to increase rice production.
8. Seed having specific agroecosystem (low latitu,high latitu, dry land, swamp, acid soil, alcalicsoil) can be supplied exactly, sothat farmersand breeders have many choiice in using newimproved varieties.
10. Expected Impact : Adoption for supperior seed has impact inincreasing rice productivity and production inBengkulu Province. The increasing of productivitywill cause increasing of farmersincome. Thiscondition will support rice self suficient.
11. Procedure : UPBS activities will be conducted in BengkuluProvince. Seed production will be conducted onfarmers field with controling quality from AIATand certification institute. UPBS activities consistof preparation, execution and evaluation. Thepreparation incluted activities of arrangment ofproposal (RODHP and Guidance) andcoordination. The excecution activities consists ofa). Coordination between internal and externalinstitution. b). Seed production. c). Assistance forbreeders. d). Reporting and evaluation. .
Jumlah 71.931 1.798,28Sumber : * Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu (2015), ** Hasil Olah Data
18
Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 disajikan pada
Tabel 2.Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 mencapai
1.798,28 ton. Kebutuhan benih di Kabupaten Kepahiang tertinggi mencapai
572.03 tondibandingkan Kabupaten yang lain karena luas tanam padi juga
tertinggi. Sebaliknya Kabupaten Kaur membutuhkan benih dalam jumlah yang
terendah dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu sesuai
dengan luas tanam yang terendah.
4.3. Identifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dankinerja lembaga perbenihan daerah (BBI; BBU)
Hasil survei terhadap lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu
menunjukkan bahwa masih terdapat 3 kabupaten yang tidak memiliki lembaga
perbenihan, terdiri atas Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Utara, dan
Kabupaten Bengkulu Tengah. Ditinjau dari aspek produktivitas, Kabupaten
Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma merupakan daerah sentra produksi padi
di Provinsi Bengkulu. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan perbenihan
belum menjadi prioritas di Provinsi Bengkulu.
Keragaan lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. Disajikan pada Tabel
3. Ditinjau dari segi agroekosistem ketinggian tempat, lembaga perbenihan
berada pada ketinggian 14-628 m di atas permukaan laut termasuk dalam
kategori dataran rendah-menengah. Penguasaan lahan oleh lembaga perbenihan
berkisar antara 1,5-8 ha. Penguasaan lahan yang paling luas yakni Balai Benih
Pembantu di Kota Bengkulu dengan luas lahan sekitar 8 ha. Didukung dengan
penguasaan lahan tersebut, lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu mampu
memproduksi sebanyak 13.33 ton benih. Sementara itu, produksi benih tertinggi
dicapai oleh Balai Benih Padi dan Palawija Kabupaten Lebong dengan jumlah
produksi sebanyak 15.50 ton.
Ditinjau dari aspek kelembagaan, penamaan lembaga perbenihan di tiap
kabupaten masih beragam, demikian juga dengan struktur kelembagaan
lembaga perbenihan. Selain itu, lembaga perbenihan juga didukung dengan
jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas. Jumlah SDM yang
menjalankan operasional lembaga perbenihan berkisar antara 1-13 orang. Hal ini
karena anggaran yang dimiliki oleh lembaga perbenihan terbatas.
Anggaran yang terbatas juga menjadi kendala bagi operasional lembaga
perbenihan di Provinsi Bengkulu. Hal ini terlihat dari sarana infrastruktur yang
19
dimiliki oleh lembaga perbenihan yang belum memadai. Tidak hanya bangunan
dan saluran air irigasi yang sudah banyak rusak, peralatan prosesing yang
dikuasai oleh lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu juga terbatas. Prosesing
benih juga terkendala dengan kompetensi SDM yang terbatas, sehingga perlu
adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM.
Kondisi lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu tersebut pada satu sisi
menjadi hambatan dalam penyediaan benih di Provinsi Bengkulu. Namun, di sisi
lain, hal ini menjadi peluang bagi UPBS BPTP Bengkulu untuk meningkatkan
peranannya sebagai penyedia benih di Provinsi Bengkulu. Peluang untuk
mempromosikan VUB semakin terbuka. Didukung dengan sarana dan SDM yang
memadai, UPBS diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya secara
berkelanjutan.
4.4. Produksi Benih Stock Seed (SS)
4.4.1. Penentuan lokasi dan petani kooperator
Lokasi penangkaran UPBS BPTP Bengkulu berada di Kabupaten Bengkulu
Utara, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Seluma. Beberapa hal yang
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi diantaranya adalah: kemudahan akses
ke lokasi produksi (kondisi jalan) dan kondisi fisik lahan. Lahan untuk produksi
benih sebaiknya adalah lahan bera atau bekas pertanaman varietas yang sama
atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda nyata, kondisi
lahan subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik serta bebas dari
sisa-sisa tanaman/varietas lain. Isolasi jarak minimal antara 2 varietas yang
berbeda adalah 3 meter. Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu
pembungaan yang berbeda bagi pertanaman produksi benih dari varietas yang
umurnya relatif sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam sekitar 4 minggu.
20
`Tabel 3. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu
LembagaPerbenihan
Lokasi Sawah(Ha)
Produksi/Tahun(Ton)
Sdm Kelembagaan Permasalahan
Balai BenihInduk (DinasPertanianProvinsi)
KepahiangS03.37.284;E102.33.395Elevasi 574 m
2.00 5.58 13 Eselon III - Bangunan banyak yang sudah rusak- Peralatan prosesing benih padi terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal
Balai BenihInduk
Mukomuko 2.00 0 1 Masih di bawahKabid.Pertanian
- SDM sangat terbatas- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Sistem pengganggaran belum jelas- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi
Balai BenihPadi danPalawija
LebongS. 03.08.280E. 102.14.578Elevation 360 m
5.54 15.50 7 Eselon IV - SDM sangat terbatas- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat terbatas- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Anggaran terbatas
Balai BenihPadi danPalawija
Rejang LebongS.03.27.112E.102.29.803Elevation 628 m
3.00 0 7 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas
Balai BenihPembantu
Kota BengkuluS.03.27.111E.102.29.804Elevation 42 m
8.00 13.33 9 Masih di bawahKabid.Pertanian
- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Sistem pengganggaran belum jelas- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi- Anggaran tidak tersedia
Balai BenihPembantu
BengkuluSelatanS.03.09.593E.102.10.131Elevation 36 m
5.00 2.50 3 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas- SDM Terbatas
Balai BenihUtama Padi
KaurS.04. 26.734E 102.54.305Elevation 14 m
1.5 1.50 3 Masih di bawahKabid.Pertanian
- Peralatan prosesing terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas
21
BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan (KP), sehingga untuk
produksi benih sumber dilakukan kerjasama dengan petani penangkar.
Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan UPBS, ada dua cara kerjasama dengan
petani kooperator yaitu dengan cara bagi hasil dan sewa lahan. Produksi benih
melalui mekanisme kerjasama bagi hasil dengan petani/penangkar dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
(1) Melakukan identifikasi calon petani/penangkar dan identifikasi lahan calon
lokasi produksi yang bersedia bekerjasama (bermitra), pada tahapan ini ada
beberapa hal yang perlu dicermati, diantaranya adalah calon petani/penangkar
bersifat inovatif, kreatif, bersedia menerima dan menerapkan informasi teknologi.
(2) Menyusun perjanjian atau kontrak, yang mengatur lingkup kegiatan, lokasi,
kontribusi masing-masing pihak dan sistem bagi hasil. Perjanjian mencantumkan
lingkup kegiatan, waktu, lokasi, dan teknis kegiatan.
Namun demikian, baik sistem bagi hasil maupun sewa lahan belum bisa
dilakukan di Provinsi Bengkulu. Hal ini karena sistem bagi sulit menemukan
kesepakatan, sementara sistem sewa lahan belum bisa dilakukan karena
sebagian besar petani menginginkan biaya sewa yang cukup tinggi, mencapai
Rp. 25.000.000,00/tahun, sehingga sistem kerjasama yang memungkinkan untuk
diterapkan adalah sistem investasi. Sistem investasi merupakan sistem kerjasama
dengan perjanjian bahwa petani memberikan hasil panen padi dalam bentuk
gabah atau calon benih kepada pihak UPBS BPTP Bengkulu sebesar biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi benih di lahan petani kooperator/penangkar.
Harga gabah disesuaikan dengan harga gabah pada waktu panenPenentuan
lokasi penangkaran kegiatan UPBS dilakukan berdasarkan hasil koordinasi
dengan instansi yang terkait. Lokasi penangkaran di Kabupaten Seluma, yang
direkomendasikan oleh petugas BPSB Kabupaten Seluma. Setelah dilakukan
survei lokasi, ditetapkan dua lokasi penangkaran di Kabupaten Seluma
yakniKelompok Penangkar Sakaian Indah Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil dan
Kelompok Penangkar Tunas Harapan, di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma
Selatan Kabupaten Seluma sebagai kelompok penangkar kooperator. Hal ini
karena kedua lokasi tersebut memenuhi kriteria sebagai lokasi penangkaran.
Kriteria tersebut antara lain: a ) lokasi strategis dan dipinggir jalan lintas Provinsi
Bengkulu-Kabupaten Seluma, b) petani dan petugas kooperatif, c) merupakan
22
kawasan/hamparan sawah yang berpengairan irigasi teknis, d) mendapatkan
rekomendasi dari petugas dan DP3 Kabupaten Seluma.
Selanjutnya, dilakukan pertemuan dengan calon petani kooperator
(kelompok penangkar) yang berjumlah 9 orang dengan lahan penangkaran
seluas 5 ha. Hasil pertemuanmenunjukkan bahwa pada prinsipnya petani
bersedia menjadi petani kooperator dan sanggup mengikuti ketentuan yang
diprasyaratkan oleh BPTP dengan sistem kerjasama investasi yang
ditawarkan.Varietas padi yang digunakan yakni Inpari 6, Inpara 2, dan Inpara 4.
Kebutuhan benih ditetapkan berdasarkan luasan lahan tiap petani dan
pendistribusian jumlah serta jenis varietas disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di DesaTaba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma.
Sementara itu, pertemuan juga dilakukan dengan calon penangkar
kooperator Kelompok Tunas Harapan di Desa Rimbo Kedui yang berjumlah 5
orang dengan luas lahan penangkaran seluas 4.75 ha. Berbeda dengan
penangkaran di Kelompok Sakaian Indah, kegiatan penangkaran di Kelompok
Tunas Harapan ini menggunakan VUB Inpari 18 (Tabel 5).
23
Tabel 5. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di DesaRimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma.
Penentuan lokasi di Kabupaten Bengkulu Utara diawali dengansurvei yang
dilaksanakansentra pertanaman padi di Kabupaten Bengkulu Utara yakni di Desa
Tebing Kaning dan Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya. Lebih lanjut survei
dilakukan pada kelompok petani penangkar yang sebelumnya berpengalaman
melakukan penangkaran padi. Berdasarkan hasil survei tersebut kemudian
ditetapkan kedua lokasi sentra padi di Kabupaten Bengkulu Utara tersebut
sebagai lokasi penangkaran karena memenuhi kriteria lokasi penangkaran yakni
strategis, terletak di pinggir jalan,mudah dijangkau, memiliki sarana irigasi yang
memadai, bukan merupakan daerah endemis hama dan penyakit utama padi
serta petani yang kooperatif.
Sebelum dilakukan pertanaman, dilakukan pertemuan dengan calon
petani kooperator untuk menjelaskan tentang sistem kerjasama investasi.
Selanjutnya, pertanaman dilakukan pada lahan milik kelompok tani Penangkar
Mandiri seluas 6.75 ha, dengan anggota petani penangkar sebanyak 11 orang.
VUByang digunakan adalah Inpari 30 dengan kelas benih Foundation Seed (FS)
label putih. Kabupaten Bengkulu Utara disajikan pada Tabel 6.
24
Tabel 6. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 diKabupaten Bengkulu Utara
Pelaksanaan kegiatan di lapangan diawali dengan persiapan lahan dengan
melakukan pengolahan tanah dengan menggunakan hand tractor. Pengolahan
tanah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (maximum tillage) yakni
dengan melakukan pembajakan yang pertama, lalu digenangi selama 2 hari,
kemudian dikeringkan selama 7 hari. Setelah itu, lahan dibajak lagi lalu
digenangi selama 2 hari kemudian dikeringkan lagi. Selanjutnya, tanah digaru
untuk melumpurkan dan meratakan tanah.
b. Lahan yang telah diratakan kemudian disemprot dengan herbisida pratumbuh
dan dibiarkan selama 7-10 hari untuk menekan pertumbuhan gulma.
2. Persemaian
Persemaian padi dilakukan dengan teknik persemaian basah dengan
rekomendasi tahapan sebagai berikut:
a. Tanah diolah dengan cara dicangkul atau dibajak dan dibiarkan dalam kondisi
macak-macak selama minimal 2 hari, kemudian dibiarkan mengering sampai 7
hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Setelah itu, tanah diolah
kembali dan pengolahan ini sekaligus bertujuan membersihkan lahan dari
tanaman padi yang tumbuh.
b. Dibuat bedengan dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang yang
disesuaikan dengan ukuran petak sawah.
c. Luas lahan untuk persemaian adalah 2-4% dari luas areal lahan atau 200-400
m2 per hektarlahan.
d. Persemaian dipupuk dengan Urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 15
gram/m2.
e. Benih lalu direndam selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam
sebelum ditaburkan di persemaian.
f. Benih yang sudah mulai berkecambah kemudian ditabur dengan kerapatan
25-50 g/m3 atau 0.5-1 kg benih per 20 m2 lahan.
26
3. Tanam
Teknis budidaya padi pada lahan UPBS/perbenihan dilakukan dengan
pendekatan 2 komponen teknologi utama yaitu Teknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) dan Kalender Tanam (Katam). Komponen PTT dan teknologi yang
diterapkan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Komponen PTT dan teknologi yang diterapkan pada kegiatanpenangkaran UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015
No Komponen PTT Teknologi Yang Diterapkan1 Varietas Unggul Baru Inpari 6, Inpara 2 dan Inpara 42 Bibit bermutu dan sehat Kelas benih BS dan FS (label kuning
dan putih)3 Pengaturan cara tanam (jajar
legowo)Legowo 2:1 dengan jarak tanam (20cm – 40 cm) x 10 cm.
4 Penggunaan bibit muda Umur kurang dari 21 hari setelahsemai
5 Jumlah bibit per lubang 1-3 batang6 Pemupukan berimbang dan
efisien menggunakan PUTSdan Rekomendasi Katam
NPK Phonska 350 kg/ha dan Urea 100kg/ha
7 Pengendalian hama danpenyakit tanaman
Terpadu
8 Pengolahan Tanah Olah tanah sempurna (maximumtillage)
9 Pengelolaan air Berselang (intermitten)10 Penanganan panen dan
pascapanenTepat waktu dan segera dirontok
Pengaturan cara tanam dilakukan dengan menggunakan alat caplak yaitu
caplak roda legowo 2:1.Penerapan sistem jajar legowo 2:1 pada lahan kegiatan
UPBS di Desa Taba Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma baru pertama kali
diperkenalkan. Penggunaan alat caplak roda dan penanaman dengan sistem jajar
legowo diawali dengan demonstrasi langsung oleh anggota tim kegiatan UPBS.
Secara umum, petani merespon dengan baik sistem tanam jajar legowo dan
penggunaan caplak roda tersebut. Hal ini karena penggunaan caplak roda lebih
memudahkan petani dalam mempersiapkan lahan penanaman padi.
Sementara itu, penanaman padi pada lokasi penangkaran UPBS di
Kabupaten Rejang Lebong dilakukan pada saat umur bibit 15-21 hari setelah
semai.Jumlah benih yang disemai sebanyak 3-4 batang per lubang tanaman
penanaman. Benih kemudian ditanam dengan sistem tanam jajar legowo 4 :1.
27
Sistem legowo memberikan kesempatan yang sama pada setiap tanaman untuk
memperoleh sinar matahari.
Berbeda dengan lokasi penangkaran UPBS di lokasi yang lain, di
Kabupaten Bengkulu Utara, petani penangkar pada umumnya belum
menggunakan jajar legowo pada sistem pertanamannya. Salah satu
penyebabnya adalah petani menganggap cara bertanam tersebut sulit untuk
dilaksanakan. Selain itu, petani juga belum memahami manfaat dari penggunaan
jajar legowo.Manfaat yang didapat oleh petani pada penggunaan sistem tanam
jajar legowo antara lain : semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian
pinggir yang biasanya memberi hasil yang lebih tinggi (efek tanaman pinggir).
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan pertanaman padi meliputi pemupukan, pengendalian gulma,
pengairan dan pengendalian hama/penyakit. Pemupukan dibagi menjadi tiga
tahap yakni pemupukan pertama, pemupukan kedua, dan pemupukan ketiga.
Rekomendasi dosis pemupukan ditentukan berdasarkan hasil analisis tanah awal
dan pendekatan Kalender Tanam (Katam).
Budidaya tanaman padi pada kegiatan penangkaran padi di Kabupaten
Seluma meliputi penyemaian, penanaman, pemupukan, roughing, dan panen.
Pemupukan dilaksanakan sebanyak dua tahap, dengan dosis yang sesuai dengan
rekomendasi. Selain itu, juga dilakukan pengamatan terhadap serangan hama.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hama yang terdapat pada tanaman
padi kelompok penangkar kooperator adalah hama keong mas yang menyerang
pada awal musim tanam. Permasalahan ini sudah diatasi dengan penggunaan
insektisida dan pengaturan air.
Kegiatan penangkaran padi pada lokasi pertanaman di Kabupaten Rejang
Lebong dilakukan sampai tanaman berumur 25- 45 hari setelah tanam. Kegiatan
pemeliharaan yang sudah dilakukan setelahpenanaman atara lain dan
pemupukan dan pengaturan air (intermitten). Namun, karena kondisi kekeringan
yang panjang, penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong mengalami
kegagalan panen.
Pemeliharaan tanaman padi pada lokasi penangkaran di Kabupaten
Bengkulu Utara, dilakukan sampai pada tahap roughing. Berdasarkan hasil
pengamatan OPT,terlihat bahwa tanaman terkena hawar daun, kresek, dan blast
28
daun pada usia 28 hari setelah tanam. Namun, pada umurpertanaman 40 hari
setelah tanam, serangan telah berkurang. Saran yang diberikan kepada petani
adalah untuk mengurangi penggunaan urea, serta menerapkan sistem pengairan
intermitten (genang-kering) sehingga kelembaban yang di bawah tanaman dapat
berkurang.
5. Panen dan Prosesing Benih
Pemanenan dilakukan pada saat penangkaran benih lolos pemeriksaan
lapangan oleh petugas BPSB di lapangan sebagai salah satu rangkaian dari
proses sertifikasi benih. Panen dilakukan pada saat biji telah masak secara
fisiologis yang ditandai dengan warna malai yang sudah menguning 90-95%.
Selain itu, beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan sebelum proses panen
berlangsung yakni : 1) memisahkan malai sisa roughing dari areal tanam, 2)
membersihkan peralatan yang digunakan untuk panen, 3) memisahkan dua baris
tanaman yang paling pinggir dengan tanaman lainnya. Kegiatan tersebut
dilakukan untuk menjaga kemurnian benih agar tidak tercampur dengan varietas
lain.
Hasil panen (calon benih) kemudian dikemas dalam karung, selanjutnya
dijemur untuk menurunkan kadar airnya. Calon benih yang telah dijemur lalu
dibersihkan dan dipilah untuk memisahkan kotoran berupa tanah, kotoran
burung, jerami dan batang padi dari calon benih. Hasil panen yang sudah
diproses (Tabel 9) kemudian diuji mutunya di laboratorium pengujian mutu
BPSB. Parameter pengujian mutu benih meliputi kadar air, benih murni, benih
varietas lain, kotoran benih, dan daya tumbuh. Persyaratan mutu benih mengacu
pada standar mutu benih. VUB dengan kelas label ungu harus memenuhi kadar
air maksimal 13%, benih murni 98%, kotoran benih maksimal 1 %, adanya benih
dari varietas lain maksimal 0.1%, dan daya tumbuh minimal 80%.
Tabel 9. Hasil prosesing calon benih produksi UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015
Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa VUB padi yang dihasilkan oleh
UPBS BPTP Bengkulu sebagian besar telah didistribusikan baik secara komersil
maupun bantuan kepada stakeholder. Berdasarkan data tersebut, dapat
diketahui bahwa dari sejumlah 2.965 kg VUB yang telah didistribusikan secara
komersil, minat stakeholder terhadap VUB Inpari 30 cukup tinggi yang ditandai
30
dengan banyaknya permintaan varietas ini dibandingkan dengan varietas yang
lain. Hal ini karena VUB Inpari 30 merupakan sub 1 Ciherang, sementara varietas
Ciherang termasuk VUB yang diminati oleh petani.
4.5.2. Pencetakan Bahan Informasi
Selain dilakukan sosialisasi tentang ketersediaan benih melalui website,
juga dilakukan sosialisasi melalui bahan informasi cetak seperti leaflet. Informasi
yang terdapat di dalam leaflet mencakup informasi tentang deskripsi VUB padi,
teknologi pengelolaan tanaman terpadu, teknologi pengendalian hama penyakit,
dan teknologi produksi benih VUB padi. Bahan cetakan tersebut digunakan
sebagai bahan informasi bagi stakeholder dan disebarkan melalui kegiatan temu
lapang, pameran, dan disebarkan kepada pengunjung ruang display.
4.5.3. Pemberian bantuan benihkepadastakeholder
Pemberian bantuan benih kepada stakeholder dilakukan
melaluidisplay/demplot kegiatan diseminasi dan kegiatan pengkajian. Melalui
kegiatan tersebut juga dilakukan promosi bersama Dinas Pertanian Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Bengkulu dalam bentuk tanam atau panen bersama. Sejauh
ini, telah didistribusikan benih bantuan sebanyak 663 kg melaluidisplay kegiatan
Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai yang
berlokasi di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu
Selatan, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten
Mukomuko.kegiatan Pengkajian Mekanisasi Pertanian di Lahan Sawah yang
berlokasi di Kabupaten Bengkulu Utara.
Selain itu, benih juga didistribusikan kepada petani kooperator Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Penyuluh di Kota Bengkulu serta Kegiatan Pendampingan
Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu. Pemberian benih bantuan juga dilakukan
kepada kelompok petani Tunas Harapan di Kota Bengkulu.
4.5.4. Pameran dan Temu lapang hasil kegiatan penangkaran VUB
Peranan UPBS di BPTP Bengkulu, tidak hanya sebagai produsen benih
tetapi sekaligus sebagai media diseminasi. Proses adopsi VUB spesifik lokasi
dipercepat melalui pembinaan petani penangkar, promosi, sosialisasi dan
distribusi benih. Salah satu, kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh UPBS
pada tahun 2015 adalah menampilkan display dan pameran VUB padi pada
31
kegiatan PEDA-KTNA ke XV di Kabupaten Kepahiang.Selain itu juga dilaksanakan
kegiatan Temu Lapang Panen Bersama di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma
Selatan, Kabupaten Seluma dan Temu Lapang Hasil Kegiatan Penangkaran di
Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma yang dihadiri oleh instansi
terkait, petugas lapang, dan kelompok penangkar.
4.6. Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar
Kinerja UPBS pada tahun 2015 diantaranya telah bekerjasama sekaligus
melakukan diseminasi teknologi PTT terhadap dengan empat kelompok petani
penangkar yang terdapat di Kabupaten Seluma, Kabupaten Rejang Lebong, dan
Kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah total keseluruhan petani penangkar
kooperator sebanyak 32 orang. Selain itu, UPBS juga telah berupaya
mengoptimalkan kerjasama dan membangun sinergi dengan lembaga perbenihan
dimulai dari BPSB dan BBI/BBU.
Ditinjau dari aspek produktivitas, UPBS BPTP Bengkulu bekerjasama
dengan kelompok petani penangkar telah memproduksi benih sebanyak 7.65 ton
dengan kelas benih SS. VUB yang dihasilkan adalah Inpari 30 sebanyak 3.1 ton
dari hasil penangkaran di Kabupaten Bengkulu Utara. Sementara itu, hasil yang
diperoleh dari penangkaran padi di Kabupaten Seluma adalah sebanyak 4.75 ton
yang terdiri atas 1.64 ton varietas Inpari 6, 0.37 ton varietas Inpara 2, Inpara 4
sebanyak 0.59 ton, dan varietas Inpari 18 sebanyak 1.95 ton dengan kelas benih
SS. Terdapat selisih target produksi benih SS sebanyak 5.85 ton VUB yang tidak
tercapai.
32
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Sebaran penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) padi di Provinsi Bengkulu
didominasi oleh penggunaan VUB Cigeulis dan Mekongga. Peluang
penyediaan untuk meningkatkan penggunaan VUB masih terbuka.
2. Produksi benih UPBS BPTP Bengkulu pada Tahun 2015 sebanyak 7.65 ton
(kelas benih SS).
3. Proses percepatan penyebaran VUB spesifik lokasi pada Tahun 2015 telah
dilakukan melaluipencetakan bahan informasi, pemberian bantuan benih
kepada stakeholder, pameran dan temu lapang hasil kegiatan penangkaran
VUB.
4. Kinerja kelembagaan di Provinsi Bengkulu masih mengalami keterbatasan
dari aspek sarana dan prasarana, anggaran operasional, serta SDM.
5.2. Saran
Produksi benih UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 tidak mencapai target yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu dirasionalisasi target produksi benih UPNS
BPTP Bengkulu pada tahun 2016.
33
KINERJA HASIL DISEMINASI
Kinerja UPBS BPTP Bengkulu pada tahun 2015 diantaranya telah
memproduksi benih SS sebanyak 7.65 ton, telah mendistribusikan Varietas
Unggul Baru (VUB) kepada stakeholder yang terdiri atas benih Inpari 13, Inpari
10, Inpari 15, Inpara 2, Inpara 6, dan Inpari 30 dengan total distribusi sebanyak
3.628 kg berupa 2.965 kg benih komersiil dan 663kg benih bantuan. Melalui
kegiatan penangkaran, telah didiseminasikan teknologi PTT termasuk
penggunaan VUB Inpari 30 pada kelompok Penangkar Mandiri di Kelurahan
Kemumu, Kabupaten Bengkulu Utara, VUB Inpari 16 pada kelompok petani
penangkar di Desa Lubuk Kembang, Kabupaten Rejang Lebong, dan VUB Inpari
6, Inpara 2, dan Inpara 4 pada kelompok penangkar Sakaian Indah di Desa
Taba, serta VUB Inpari 18 pada kelompok Tunas Harapan di Kabupaten Seluma
dengan total keseluruhan jumlah petani penangkar sebanyak 32 orang.
UPBS BPTP Bengkulu telah melakukan pemutakhiran data stok, produksi,
dan distribusi benih VUB padi melalui website, serta mencetak dan
menyebarluaskanbahan leaflet sebanyak 800 eksemplar (10 judul). Upaya untuk
mempercepat penggunaaan VUB padi juga dilakukan dengan cara promosi
bersama instansi terkait melalui kegiatan Temu Lapang Panen Bersama di Desa
Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan dan kegiatan Temu lapang hasil
kegiatan penangkaran varietas unggul padi serta pameran.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Antisipasi Kekeringan Ini Langkah Balitbangtan.http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id [25 September 2015].
Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang PertanianNomor 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang Unit Pengelola Benih Sumber.Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013. PetunjukPelaksanaan UPBS. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan TeknologiPertanian. Bogor.
Badan Pusat StatistikPropinsi Bengkulu. 2014. Produksi Padi dan Palawija ProvinsiBengkulu Tahun 2014.http://bengkulu.bps.go.id. [25 September 2015].
Daradjat, A.A., Agus S., A.K. Makarim, A. Hasanuddin. 2008. Padi-InovasiTeknologi Produksi. Buku 2. LIPI Press. Jakarta.
Dinas Pertanian Propinsi Bengkulu. 2014. Data Sebaran Varietas Unggul Baru(VUB) Padi, Jagung, dan Kedelai Tahun 2014. Bengkulu.
Gardner, F.P. 1985. Physiology of Crop Plants. The Iowa State University Press.
Haryanto, T.A.D. 2014. Membangun Teknologi Peningkatan Produksi Padi AdaptifPerubahan Iklim Global Berbasis Sinergitas Lintas Sektor : Contoh Kasus diUNSOED. Prosiding Seminar Nasional 2013 (Inovasi Teknologi Padi AdaptifPerubahan Iklim Global Mendukung Surplus 10 Juta Ton Beras Tahun2014). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. KementerianPertanian. Hal. : 1-8.
Iswari, K. 2012. Kesiapan Teknologi Panen dan Pascapanen dalam MenekanKehilangan Hasil dan Meningkatkan Mutu Beras. Jurnal Badan LitbangPertanian.
Nugraha, U.S, Sri Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar. 2007. Perbenihandi Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian Padi Tahun 2007. Balai BesarPenelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.
Rentha, T. 2007. Identifikasi Perilaku, Produksi dan Pendapatan Usahatani PadiSawah Irigasi Teknis Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pupuk di DesaBedilan Kecamatan Belitang OKU Timur. Universitas Sriwijaya.Palembang.
Soejadi, Udin, S.N., dan Rasam. 2001. Evaluasi Mutu Benih Beberapa GenotipePadi Selama Penyimpanan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman PanganVol. 20 (3) : 17-22.
Sudarwati, S., M. Purnamasari, dan T. Munawarah. 2014. Evaluasi PreferensiPetani Terhadap Kualitas Hasil Beberapa Varietas Unggul Padi Sawah diKabupaten Kuta Kartanegara Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Nasional2013 (Inovasi Teknologi Padi Adaptif Perubahan Iklim Global MendukungSurplus 10 Juta Ton Beras Tahun 2014). Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Hal : 97-109
Wahyuni, S. 2011. Teknik Produksi Benih Sumber Padi. Makalah disampaikandalam Workshop Evaluasi Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2001 dan
35
Koordinasi UPBS 2012 tanggal 28-29 November 2011. Balai BesarPenelitian Tanaman Padi.
Dewayani, W., Arafah, Nasrudin, R., Andi, D. 2013. Efek Jenis KemasanTerhadap Kualitas Gabah dan Beras Varietas Cigeulis. Jurnal Pengkajiandan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol. 16 (1) : 8-19.
Wibawa, W., Yahumri, Yesmawati, Y. Oktavia, S. Rosmanah, Nurmegawati,J. Firison, T. Rahman, T. Wahyuni, B. Honorita, dan T. Hidayat. 2012.Laporan Akhir Tahun Kegiatan, Balai Pengkajian Teknologi PertanianBengkulu. Bengkulu: Kementerian Pertanian.
36
ANALISIS RISIKO
Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang mungkin
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan
mengenal risiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi
ataupun cara penanganan risiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel
11 dan 12)
Tabel 11. Daftar risiko pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS tahun 2015.