Top Banner
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Tri Cahyani W., M.Sc., Apt
26

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Dec 04, 2015

Download

Documents

TRI CAHYANI

ppok
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)atauChronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

Tri Cahyani W., M.Sc., Apt

Page 2: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

• Definsi : sekelompok gangguan respirasi kronis & progresif lambat yang ditandai limitasi aliran udara, yang tidak sepenuhnya reversibel.

• Dikenal 2 bentuk utama PPOK :• Bronkitis kronis

Batuk produktif selama setidaknya 3 bulan selama 2 tahun berturut-turut pada pasien dimana penyebab batuk produktif lain sudah disingkirkan

• EmfisemaSuatu penyakit yang ditandai dengan

pembesaran permanen alveolus hingga bronkiolus terminalis, yang diikuti destruksi dinding tanpa didahuli fibrosis sebelumnya.

Page 3: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Bronkitis kronis

Page 4: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Emfisema

Page 5: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Faktor risiko• Genetikemfisema• Paparan lingkungan (asap rokok, debu, polusi udara indoor,

dan outdoor)• Stres oksidatif• Lung growth and development• Gender• Usia• Infeksi saluran napas• Riwayat TB• Status sosioekonomi• Nutrisi

Page 6: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Gejala dan Tanda• Terjadi berselang atau setiap hari,

seringkali terjadi sepanjang hariBatuk kronis

• Semua produksi sputum kronis dapat mengindikasikan adanya PPOK

Produksi sputum secara kronis

• Progresif (makin hari makin buruk• Persisten (terjadi setiap hari)• Memburuk dengan latihan• Memburuk selama ada infeksi saluran

napas

Sesak napas (dyspnea)

• Asap rokok• Debu industri dan kimiawi• Asap yang dihasilkan bahan bakar

Riwayat terpapar faktor risiko

Page 7: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 8: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 9: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 10: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 11: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 12: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 13: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Bronkodilator• Agonis reseptor adrenergik

• Reseptor : Bronkus (β2), jantung (β1), uterus (β2), ginjal (β 1, β2) • non-selektif: Isoproterenol •Selektif β2 :

• Short acting (Aksi cepat dan durasi pendek) : Metaproterenol, terbutaline, salbutamol (albuterol), fenoterol

• Long acting (Aksi lambat dan durasi panjang): formoterol, salmeterol• Bentuk sediaan- Tablet- Inhaler- Nebulizer- Intra vena

• Inhaler lebih disukai dibanding oral karena kerjanya lokal (efek topikal 2-10%) dan efek samping minimal• Efek Samping : tremor, takiaritmia, gangguan metabolik

Page 14: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Antikolinergik

• Bronkodilator alternatif bagi pasien yang tidak bisa mentoleransi Agonis -Adrenergik

• Dikombinasikan dengan Agonis -Adrenergik pada kasus asma akut yang berat

• Ipratropium bromida• Ipratroprium bromida merupakan antagonis reseptor

muskarinik yang menghambat kontraksi otot polos melalui reseptor M3

• Efek bronkodilator lebih lambat dibanding agonis adrenergic• Penggunaan dg kombinasi memiliki efek yg lebih baik dan

panjang di bandingkan penggunaan tunggal masing2 obat.• Ipratropium + 2 agonis asma berat eksaserbasi akut

Page 15: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Metil xantin• Merelaksasikan otot polos dan mencegah pelepasan

mediatorr inflamasi• Perannya berkurang dengan adanya bronkodilator yang lebih

poten obat lini ketiga• Obat-obatnya : Teofilin, teobromin, kafein• Teofilin memiliki indeks terapi sempit dan banyak berinteraksi

dengan obat lain• Kontraindikasi untuk geriatri dan wanita hamil

Page 16: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Teofilin (golongan metil xantin)• Merupakan golongan metilxantin• Penggunaan sbg antiasma menurun• Mekanisme Kerja : menghambat fosfodiesterase (PDEs) dalam

menghidolisis cAMP dan cGMP menjadi AMP dan GMP bronkodilatasi

• Antiinflamasi• Antagonis reseptor adenosine

• Rentang dosis sangat sempit• ES: mual muntah, nyeri kepala, cemas, agitasi, insomnia,

kejang• Hati-hati pada pasien Gangguan jantung

Page 17: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Gol. Xantin

Page 18: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Glucocorticoid/kortikosteroid• Mekanisme kerja : tidak secara langsung merelaksasi otot• polos, Efek antiinflamasi meliputi:

• Modulasi produksi sitokin dan chemokine• Inhibisi eicosanoid• Inhibisi akumulasi basofil, eosinofil dan leukosit lain di

parenkim paru• Menurunkan permeabilitasi kapiler

• Secara umum dibedakan menjadi dua jenis:• Glukokortikoid inhalasi• Glukokortikoid Sistemik• Glukokortikoid Sistemik digunakan untuk asthma

eksaserbasi akut dan berat atau asthma kronis berat.

Page 19: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Glucocorticoid Inhalasi• Glukokortikoid inhalasi target langsung pada jaringan• yang mengalami inflamasi

• Minimal efek samping tanpa menurunkan efek klinis• Digunakan sebagai terapi profilaksis

Penggunaan untuk anak-anak sebaiknya menggunakan spacer

• Contoh :• Beclometasone dipropionate• Triamcinolone acetonide• Budesonide (Pulmicort ®)• Fluticasone propionate• Flunisonide

Page 20: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Glucocorticoid Sistemik• Digunakan pada asma eksaserbasi akut dan asma kronis berat

• Contoh :• Prednisone• Metilprednisolone• Dexametasone

Page 21: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 22: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 23: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 24: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 25: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Page 26: Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Terima Kasih