PENURUNAN SIFAT (HEREDITAS) KELOMPOK 1 BIOLOGI XII-A-1
PENURUNAN SIFAT
(HEREDITAS)KELOMPOK 1 BIOLOGI XII-A-1
HUKUM MENDEL
Masalah penurunan sifat atau hereditasmendapat perhatian banyak peneliti. Penelitiyang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakanpenelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakansilang.
Hukum mendel 1(Segregation)
hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi
pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua
macam alel; alel resisif dan alel dominan.
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan
dan satu dari tetua betina.
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara
visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selaluterekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk
pada turunannya.
Hukum Mendel II (Asortasi Bebas)
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua
individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata
lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga suatu
tanaman, tidak saling mempengaruhi.
Pola-pola Hereditas
1. Pautan
2. Pindah Silang (crossing over)
3. Pautan Sex
4. Gagal Berpisah (non disjunction)
5. Determinasi sex
Pautan
Pautan/Tautan (linkage) adalah suatukeadaan dimana terdapat banyak gen dalam satu kromosom. Pengertian inibiasanya mengacu pada kromosomtubuh (autosom). Akibatnya bilakromosom memisah dari kromosomhomolognya, gen-gen yang berpautantersebut selalu bersama.
Pindah Silang (crossing over)
Pindah silang (crossing over) merupakan peristiwapertukaran gen karena kromosom homolog saling melilitsaat meiosis. Misalkan suatu genotif AaBb mengalamipindah silang saat pembelahan meiosis akan diperolehgamet sebanyak empat macam, yaitu AB, ab, Ab, danaB. Dua yang pertama (homogamet) disebut kombinasiparental (KP) yangmerupakan hasil peristiwa pautan, dandua yang terakhir (heterogamet) disebut kombinasibaru (KB) atau rekombinan (RK) yang merupakan hasilperistiwa pindahsilang.
Prosentase terbentuknya
kombinasi baru saat terjadi
pindah silang disebut Nilai
Pindah Silang (NPS) yang dapat
dihitung dengan rumus berikut:
Ciri Pindah silang:
- semisal pada AaBb, gamet 4
macam
- jika di test cross hasilnya adalah 1 :
1 : 1 : 1
Pautan Sex
Pautan sex (sex linkage) merupakansuatu keadaan dimana terdapat banyakgen tertentu yang selalu terdapat padakromosom sex. Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat muncul hanyapada jenis kelamin tertentu. Ada dua jenispautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.
P : jantan mata putih X betina mata
merah
XmY XMXM
F1 : XMY : jantan mata merah
XMXm : betina mata merah
P2 : XMY x XMXm
F2 : XMY : jantan mata merah
XmY : jantan mata putih
XMXM : betina mata merah
XMXm : betina mata merah
Gagal Berpisah (non disjunction)
Gagal berpisah (non disjunction)
merupakan kegagalan kromosom
homolog untuk memisahkan diri saat
pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat
gamet yang lebih atau kurang jumlah
kromosomnya.
P : XY x XX (gagal berpisah)
G : X X
Y XX
0
F : XX : betina normal
XY : jantan normal
XXX : betina super (biasanya mati)
XXY : betina (fertil)
XO : jantan (steril)
YO : jantan (lethal)
Determinasi sex
Determinasi sex adalah
cara penentuan jenis
kelamin pada hewan dan
manusia yang
dilambangkan dengan
huruf tertentu.
Gen Lethal
Gen lethal merupakan gen yang
menyebabkan kematian individu yang
memilikinya bila dalam keadaan
homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu
lethal dominan dan lethal resesif.
Lethal dominan menyebabkan
kematian dalam keadaan homozigot
dominan.
p : tikus kuning x tikus kuningKk Kk
F : KK : tikus kuning (lethal)2Kk : tikus kuningkk : normal
Rasio fenotif yang hidup antaratikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuninghomozigot dominan selalu lethal.
Lethal resesif menyebabkan kematian
dalam keadaan homozigot resesif
p : jagung berdaun hijau x jagung berdaun hijauHh Hh
F : HH : berdaun hijau2Hh : berdaun hijauhh : berdaun pucat (albino) – lethal
Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang bergenotif HH dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidakdapat membentuk klorofil.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan semu
hokum
Mendell merupakan
bentuk persilangan
yang menghasilkan
rasio fenotif yang
berbeda dengan dasar
dihibrid menurut hukum
Mendell.
Macam penyimpangan
hukum Mendell adalah
sebagai berikut:
•Polimeri
•Kriptomeri
•Epistasis
•Hipostasis
•Komplementer
•Interaksi alel
Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana
terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter/sifat yang sama.
Polimeri memiliki ciri:
makin banyak gen dominan, maka sifat
karakternya makin kuat.
P :gandum berkulit merah x gandum berkulitputih
M1M1M2M2 m1m1m2m2
F1 : M1m1M2m2 = merah muda
P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2
F2 : 9 M1- M2 – : merah – merah tua sekali
3 M1- m2m2 : merah muda – merah tua
3 m1m1M2 – : merah muda – merah tua
1 m1m1m2m2 : putih
•gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi
sama-sama berpengaruh terhadap
warna merah gandum.
•Semakin banyak gen dominan,
maka semakin merah warnagandum.
• 4M = merah tua sekali
• 3M = merah tua
• 2M = merah
• M = merah muda• m = putih
Rasio fenotif F2 merah : putih = 15 : 1
Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu
faktor tidak tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri,
tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain
yang menyertainya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul
bila ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama
A : ada anthosianin B : protoplasma basa
a : tak ada anthosianin b : protoplasma tidakbasa
P : merah x putih
AAbb aaBB
F1 : AaBb = ungu – warna ungu muncul karenaA dan B berada bersama
P2 : AaBb x AaBb
F2 : 9 A-B- : ungu
3 A-bb : merah
3 aaB- : putih
1 aabb : putih
Rasio fenotif F2 ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatuperistiwa dimana suatu gen dominanmenutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya namun sifatnyasama. Gen yang menutupi disebutepistasis, dan yang ditutupi disebuthipostasis.
P : hitam x kuning
HHkk hhKK
F1 : HhKh = hitam
P2 : HhKk x HhKk
F2 : 9 H-K- : hitam
3 H-kk : hitam
3 hhK- : kuning
1 hhkk : putih
Perhatikan bahwa H dan K berada bersama
dan keduanya dominan. Tetapi karakter
yang muncul adalah hitam. Ini berarti hitam
epistasis (menutupi) terhadap kuning/kuning
hipostasis (ditutupi) terhadap hitam
Rasio fenotif F2 hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1
Komplementer
Komplementer merupakan
bentuk kerjasama dua gen
dominan yang saling melengkapi
untuk memunculkan suatu karakter.
P : bisu tuli x bisu tuli
DDee ddEE
F1 : DdEe = normal
P2 : DdEe X DdEe
F2 : 9 D-E- : normal
3 D-uu : bisu tuli
3 ppE- : bisu tuli
1 ppuu : bisu tuli
D dan E berada bersama bekerjasama
memunculkan karakter normal. Bila
hanya memiliki salah satu gen
dominan D atau E saja, karakter yang
muncul adalah bisu tuli.
Rasio fenotif F2 normal : bisu tuli = 9 : 7
Interaksi alel (Atavisme)
Interaksi alel merupakan suatu
peristiwa dimana muncul suatu
karakter akibat interaksi antar gen
dominan maupun antar gen resesif.