Top Banner
PERILAKU ORGANISASI Tugas Kelompok Nama Kelompok KP A: Mella Carissa Gunawan (3132067) Arif Setiawan Senjaya (3132030)
50

PENUGASAN 1,2,3&4

Apr 09, 2016

Download

Documents

Vincentius Noel

Test
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENUGASAN 1,2,3&4

PERILAKU ORGANISASI

Tugas Kelompok

Nama Kelompok KP A:Mella Carissa Gunawan (3132067)

Arif Setiawan Senjaya (3132030)

Michelle Sutjiadi Sono (3132016)

Meryl Natasya Lesmono (3132257)

Page 2: PENUGASAN 1,2,3&4

PENUGASAN 1

1. Company profile

Objek: Hotel Sahid Gunawangsa Jalan Menur Pumpungan no.62, Jawa Timur 60118,

Indonesia

Status: Hotel Berbintang 3

Jumlah Karyawan: 172

Jam Kerja: Shift 1 (8.00 -17.00), Shift 2 (17.00-24.00), Shift 3 (24.00-8.00).

Fasilitas Hotel:

a) 170 Rooms yang terdiri atas:

42 Deluxe Room

Check-in 12:00 - 24:00 - Check-out 10:00Tipe Kamar Deluxe Room - Double Kapasitas Ruangan 1 - 2 OrangMenginap minimal 1 MalamDengan sarapan Fasilitas Spesial: Bath Bathtub, Toilet, Non Smoking Room, Internet Access Fitur Kamar:

o Room size 18 m2o Air Conditionero Flat screen televisiono Telephoneo Seating Area

Page 3: PENUGASAN 1,2,3&4

o Wardrobeo Desko In room safeo En-suite Bathroom & showero Bathroom Amenitieso Hot and Cold Water

65 Deluxe Business King Bed

Check-in 12:00 - 24:00 - Check-out 10:00Tipe Kamar Deluxe Business King - Double Kapasitas Ruangan 1 - 2 OrangMenginap minimal 1 MalamDengan sarapan Fasilitas Spesial: Bath Bathtub, Toilet, Non Smoking Room, Internet Access Fitur Kamar:

o Luas kamar 30 m2o Air Conditionero Televisi layar dataro Telepono Area tempat duduko Lemari pakaiano Mejao Brankaso Kamar mandi pribadi & showero Perlengkapan mandi

Page 4: PENUGASAN 1,2,3&4

o Air panas dan dingin

39 Deluxe Bussines Twin Bed

Check-in 12:00 - 24:00 - Check-out 10:00Tipe Kamar Deluxe Business Twin - Twin Kapasitas Ruangan 1 - 2 OrangMenginap minimal 1 MalamDengan sarapan Fasilitas Spesial: Bath Bathtub, Toilet, Non Smoking Room, Internet Access Fitur Kamar:

o Luas kamar 30 m2o Air Conditionero Televisi layar dataro Telepono Area tempat duduko Lemari pakaiano Mejao Brankaso Kamar mandi pribadi & showero Perlengkapan mandio Air panas dan dingin

24 Deluxe Business Family

Page 5: PENUGASAN 1,2,3&4

Check-in 12:00 - 24:00 - Check-out 10:00Tipe Kamar Deluxe Family - Lainnya Kapasitas Ruangan 1 - 2 OrangMenginap minimal 1 MalamDengan sarapan Fasilitas Spesial: Bath Bathtub, Toilet, Non Smoking Room, Internet Access Fitur Kamar:

o Luas kamar 30 m2o Air Conditionero Televisi layar dataro Telepono Area tempat duduko Lemari pakaiano Mejao Brankaso Kamar mandi pribadi & showero Perlengkapan mandi o Air panas dan dingin

b) Meeting Rooms yang terdiri atas:

LOTUS MEETING ROOM (20 x 5 meter)

Page 6: PENUGASAN 1,2,3&4

Style: Classroom

Table: 23 Meeting Tables, 1 Head Tables

Compositions: 3 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 72 Chair

Style: U-SHAPE

Table: 15 Meeting Tables, 1 Head Tables

Compositions: 3 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 48 Chair

Page 7: PENUGASAN 1,2,3&4

Style: Round Table

Table: 8 Meeting Tables, 1 Head Tables

Compositions: 7 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 59 Chair

Style: Theatre

Table: 1 Head Tables

Page 8: PENUGASAN 1,2,3&4

Compositions: 3 Chair/Table, 140 Chair

Capacity: 143 Chair

JASMINE I or II MEETING ROOM (10 x 5 meter)

Style: Classroom

Table: 10 Meeting Tables, 1 Head Table

Compositions: 3 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 33 Chair

Style: U-SHAPE

Table: 7 Meeting Tables, 1 Head Table

Page 9: PENUGASAN 1,2,3&4

Compositions: 3 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 24 Chair

Style: Round Table

Table: 4 Round Tables, 1 Head Table

Compositions: 7 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 31 Chair

Page 10: PENUGASAN 1,2,3&4

Style: Theatre

Table: 1 Head Table

Compositions: 3 Chair/Table, 60 Chair

Capacity: 63 Chair

ROSE MEETING ROOM (10 x 5 meter)

Style: Classroom Standar

Table: 10 Meeting Tables, 1 Head Table

Compositions: 3 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 33 Chair

Page 11: PENUGASAN 1,2,3&4

Style: U- SHAPE

Table: 7 Meeting Tables, 1 Head Table

Compositions: 3 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 24 Chair

Style: Round Table

Table: 6 Round Tables, 1 Head Table

Compositions: 7 Chair/Table, 3 Chair

Capacity: 45 Chair

Page 12: PENUGASAN 1,2,3&4

Style: Theatre

Table: 1 Head Table

Compositions: 3 Chair/Table, 80 Chair

Capacity: 83 Chair

Meeting Facilities and Benefit (Dimiliki oleh semua meeting room)

Flip Chart

Projector

Whiteboard

Mic and Sound

Free Wifi

Candies

Mineral Water

c) Swimming Pools

d) Bouganville Lounge

e) Orchid Restaurant

f) Parkiran bisa memuat sampai 150 mobil (dalam lokasi yang berbeda disekitar hotel)

g) My Gym

Segmen Konsumen: Keluarga, turis, pembisnis, dan pembicara.

Vendor:

1) Sriwijaya Air

2) Nam Air

Dengan menunjukkan boarding pass akan mendapatkan harga special:

Deluxe Room: Rp 600.000,- nett menjadi Rp 258.888

Deluxe Business King Room: Rp 780.000,- nett menjadi Rp 458.888

Deluxe Business Twin Room: Rp 780.000,- nett menjadi Rp 458.888

Deluxe Business Family Room: Rp 870.000,- nett menjadi Rp 558.888

2. Vision Statement

Page 13: PENUGASAN 1,2,3&4

Menjadi hotel berbintang tiga pilihan utama bagi keluarga dan pembisnis di Surabaya.

3. Mission Statement

o Mampu menyediakan fasilitas yang terbaik, bersih, dan nyaman.

o Menyediakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman serta pemberian

kompensasi yang disesuaikan dengan kinerja mereka.

o Membangun hubungan kerja sama bisnis yang saling menguntungkan dan

berkelanjutan sesuai dengan kontrak bisnis dan etika yang berlaku.

o Memberikan layanan yang prima sesuai dengan kontrak bisnis yang disepakat

tanpa melanggar etika yang berlaku.

4. Goal Statement

Meningkatkan brand awareness hotel

Meningkatkan loyalitas konsumen

Meningkatkan kinerja SDM

Menurunkan omset hotel.

5. Key Performance Indicator (KPI)

KPI Target IDE

Jumlah Konsumen Baru

Meningkatkan jumlah konsumen baru tiap tahun sampai 10% dari jumlah konsumen tiap tahun.

Promosi melalui radio

Jumlah PelangganMeningkatkan konsumen dari 30.000 pengunjung menjadi 40.000 pengunjung.

 Membership

Jumlah Komplain Meniadakan adanya komplain. Evaluasi SDM per minggu

ProfitMeningkatkan profit hotel menjadi 20% dari profit setahun seblemunya.

Menambah vendor

6. a. Pemilihan Desain dan Struktur Organisasi

Organization Design: Mechanistic dan Organic

Ciri-ciri hotel yang merupakan gabungan dari mechanistic dan organic:

Page 14: PENUGASAN 1,2,3&4

Memiliki tall structure dan flat structure

Memiliki aturan yang ketat (sesuai dengan SPO) tetapi SDM juga diberikan

wewenang untuk mengambil keputusan pada kondisi tertentu.

Merupakan gabungan antara individual job dan teamwork.

Organization Structure: Functional Grouping

b. Gambar Bagan Organisasi

Page 15: PENUGASAN 1,2,3&4

PENUGASAN 2

1.

a. Span of Control

b. Formalization (Rule and Policy) dan Standardization

IDE Rules/Policy Standardization

Promosi melalui radio

1. Mengikuti aturan yang sudah ditetapkan.

Aturan mengenai informasi yang boleh siarkan dalam radio yang sudah tercantum dalam UU No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran

2. Penyiaran dilaksanakan sesering mungkin. Penyiaran untuk promosi dilakukan

6 kali dalam sehari.

3. Masa kontrak kerja penyiaran radio.

Masa kontrak kerja disesuaikan dengan peraturan dari siaran radio.

Page 16: PENUGASAN 1,2,3&4

Membership untuk fasilitas hotel bagi pelanggan lama.

1. Berlaku untuk pelanggan yang telah menginap.

Pelanggan telah menginap sebanyak 6 kali dalam 6 bulan.

2. Masa berlaku kartu. 1. Masa berlaku mencapai 1 tahun.2. Bisa dilakukan perpanjangan.

3. Manfaat membership.

1. Pelanggan mampu mendapatkan diskon jika ingin menginap di Deluxe Business Family Room.

2. Pelanggan diberikan diskon saat ingin menggunakan salah satu meeting room yang tersedia.

3. Pelanggan mampu membuat membership untuk kolam renang dengan harga yang sudah di diskon.

4. Pelanggan mampu membuat membership untuk gym dengan harga yang sudah di diskon.

5. Pelanggan diberikan satu voucher gratis untuk penggunaan SPA walaupun tidak menginap.

4. Berlaku untuk pemegang kartu.

1. Tidak boleh dialihkan.2. Jika ingin mendapatkan manfaat

membership maka kartu harus dibawah.

Evaluasi SDM

1. Periode pelaksanaan evaluasi SDM.

Evaluasi kinerja SDM dilakukan setiap minggu oleh masing-masing manajer.

2. Pemberian sanksi.

1. Bagi SDM yang mendapatkan nilai evaluasi buruk akan diberi peringatan.

2. Jika peringatan sudah diberikan 3 kali maka SDM dipecat.

3. Perekrutan SDM

Jika terjadi pemecatan maka masing-masing manajer harus melakukan perekrutan SDM baru dan evalusi SDM baru sesuai standar bidang mereka.

Menambah Vendor

1. Membuat kontrak1. Kontrak kerja bisnis harus

bermeterai.2. Krontak kerja harus mengikuti

etika yang sedang berlaku.

2. Masa berlaku1. Kontrak kerja berlaku sampai 1

tahun.2. Bisa dilakukan perpanjangan.

3. Memberikan layanan prima 1. Penggunaan listrik harus

Page 17: PENUGASAN 1,2,3&4

disesuaikan dengan kebutuhan yang berhubungan dengan aktivitas vendor.

2. Kebutuhan lain yang diperlukan oleh vendor akan penuhi oleh pihak hotel tetapi harus sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan aktivitas dari vendor tersebut.

c. Specialization (Vertical and Horizontal)

Jenis Specialization Jabatan atau Jenis Pekerjaan Deskripsi

Horizontal Specialization

Accountant1. Membuat laporan neraca dan

saldo selama satu periode (1 tahun).

2. Pembuatan laporan pembukuan.

Front Desk

1. Dapat berbahasa asing.2. Mampu melakukan tugas yang

berbeda bersamaan, seperti menjawab telepon, mencari kamar yang available, dan mampu mencatat informasi tambahan yang diberikan melalui telepon tersebut dengan teliti tanpa membuat kesalahan (Multitasking).

3. Mampu menghadapi konsumen yang sedang mengeluh.

Cashier

1. Bisa mengoperasikan komputer.2. Menghitung uang dengan teliti.3. Memasukan data registrasi ke

dalam komputer agar semua fungsi dapat melihat data konsumen.

Vertical Specialization

Front Office Manager 1. Membuat laporan bulanan tentang daftar tamu, tingkat hunian, dan mencatat perkembangan hotel.

2. Memastikan semua SDM dibawah pengawasannya tidak melakukan kesalahan yang fatal.

3. Melakukan perekrutan, penyeleksian, penempatan, pelatihan, dan pengevaluasian

Page 18: PENUGASAN 1,2,3&4

SDM untuk fungsi Front Office.

d. Decision Making (Centralization or Decentralization)

Tipe Decision Making Jabatan Jenis Keputusan

Centralization Front Office Manager

1. Keputusan standar kinerja yang harus dimiliki oleh SDM dalam fungsi Front Office.

2. Keputusan prosedur menangani konsumen.

3. Keputusan prosedur menangani keluhan konsumen.

4. Keputusan pembuatan laporan-laporan.

5. Keputusan sanksi yang diberikan.

e. Interdependency (Functional and Workflow). Make it details (Pooled, Sequential, and

Reciprocal)

Tipe Sifat ketergantungan Jabatan yang terkait Deskripsi

Functional

Pooled

Front office Manager dengan Accountant

Accountant membuat format pembukuan sesuai dengan format dari Front Office Manager.

Front Office Manager dengan Front Desk

Front Desk mengikuti prosedur menangani konsumen sesuai dengan prosedur yang dijelaskan oleh Front Office Manager.

Front Office Manager dengan Cashier

Cashier membuat data registrasi sesuai dengan format dari Front Office Manager.

Sequential

Accountant dengan Cashier

Accountant mendapatkan data registrasi dan data transkasi pembayaran dari Cashier.

Front Desk dengan Cashier

Cashier mendapatkan data reservasi dari Front Desk.

WorkflowSequential Cashier dengan Stock

Buyer Worker

Cashier membayar kepada supplier berdasarkan data Stock Buyer Worker.

Reciprocal Front Desk dengan Front Desk meminta

Page 19: PENUGASAN 1,2,3&4

Housekeeper Executive

Housekeeper Executive untuk menyiapkan kamar yang akan diinap dan Housekeeper Executive akan melaporkan kembali ke Front Desk ketika kamar sudah siap.

2.

Cakupan Symptom Solusi Implementasi

Pembenahan sistem Organisasi

1

Disebabkan tindakan diatas merupakan kerugiaan bagi pihak hotel maka sesuai dengan aturan yang ada mereka dapat dikenakan denda dengan pemotongan gaji sesuai dengan kerusakan yang disebabkan.

Jika terjadi kerusakan pada mesin apapun yang sedang beroperasi dalam hotel maka seorang teknisi akan dipanggil jika dikarenakan sikap acuh dan tak acuh nya membuat mesin bertambah rusak maka gaji mereka akan dipotong untuk pembelian mesin yang baru.

2

Untuk mengurangi peningkatan turn over maka diberikan sistem kompensasi yang mampu memotivasi SDM untuk bertahan.

Kompensasi yang diberikan kepada SDM pihak hotel dapat berupa pemberian uang pensiun, kompensasi pekerja, dan layanan karyawan (disesuaikan dengan kinerja dan prestasi dari masing SDM).

Pembenahan sikap dan perilaku kerja

3 Dengan melakukan pengendalian kualitas.

Disebabkan hotel tidak menghasilkan produk maka tidak terdapat pengimplementasian dari solusi yang telah diberikan.

4

Jika terjadi ketidakadilan dalam perusahaan maka yang harus dilakukan, antara lain:a. Kenali dahulu

masalahnya.b. Mencatatnya.c. Mengetahui peraturan

kantor.d. Meminta pendapat.e. Tetap jaga kesehatan.

Jika SDM merasa adanya ketidakadilan dalam pihak hotel maka SDM yang merasa harus melaporkannya kepada pihak manager masing-masing sesuai fungsi mereka dan meminta bantuan dalam penyelesaian sehingga mampu menurunkan presentasi perkelahian yang disebabkan tindakan ketidakadilan.

Page 20: PENUGASAN 1,2,3&4

LAMPIRAN

Solusi untuk Symptom nomor 1.

Beberapa macam/jenis hukuman disiplin dapat diberikan kepada karyawan/pekerja sekaligus untuk suatu kasus pelanggaran tertentu hanya apabila telah diatur dalam perjanjian kerja (“PK”), peraturan perusahaan (“PP”) atau perjanjian kerja bersama (“PKB”).  

Hal ini secara tersirat diatur dalam Pasal 161 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”):

(1) Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.

(2) Surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masing-masing berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Menurut penjelasan Pasal 161 ayat (2) UUK masing-masing surat peringatan dapat diterbitkan secara tidak berurutan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PK atau PP atau PKB.

Bagi pekerja yang melakukan pelanggaran sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dapat juga dikenakan denda (dalam prakteknya dilakukan dalam bentuk pemotongan upah). Hal ini merujuk pada Pasal 95 ayat (1) UUK:

Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda.

Namun, pengenaan denda terhadap pekerja yang melakukan pelanggaran juga wajib memperhatikan ketentuan dalam Pasal 20 ayat (1) PP No 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah (“PP 8/1981”) yakni denda atas pelanggaran sesuatu hal hanya dapat dilakukan apabila hal itu diatur secara tegas dalam suatu perjanjian tertulis atau peraturan perusahaan (PK atau PP atau PKB).

Page 21: PENUGASAN 1,2,3&4

Lebih jauh dijelaskan dalam Penjelasan Pasal 20 ayat (4) PP 8/1981 bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran dalam hal ini adalah pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban buruh yang telah ditetapkan dalam perjanjian tertulis antara pengusaha dan buruh.

Mengenai demosi (penurunan jabatan) tidak diberikan pengaturannya dalam UUK maupun peraturan perundang-undangan lain terkait dengan ketenagakerjaan. Dengan demikian, pengaturan mengenai demosi ini dapat diatur sendiri di dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Sehingga hal-hal yang terkait dengan pengenaan disiplin terhadap pekerja yang melakukan pelanggaran dan merugikan perusahaan sebenarnya lebih diserahkan kepada pihak pengusaha dan pekerja untuk disepakati bersama dalam bentuk PK atau PP atau PKB.

Dasar hukum:

1.      Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

2.      Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah 

(Sumber: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4d366b251ec9d/sanksi-berurutan)

Solusi untuk Symptom nomor 2.

Kompensasi dan Benefit

Written on 17.43 by Ed's-HRMJika kita memperhatikan beberapa iklan lowongan kerja di beberapa media massa baik cetak maupun elektronik, maka ada beberapa lowongan yang membutuhkan tenaga yang khusus untuk mengelola tentang Kompensasi dan Benefit pada sebuah perusahaan, jadi demikian pentingnya pengelolaan tentang Kompensasi dan Benefit sehingga perusahaan dimaksud memerlukan  tenaga khusus dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak sembarangan yaitu pada level Manajer. Dari pengamatan penulis mengenai perusahaan yang membutuhkan tenaga ini memang merupakan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki karyawan diatas seribu orang dan beragam tugas dan tanggungjawabnya dalam perusahaan serta dengan berbagai level atau tingkatan jabatan, namun tentu saja yang menjadi pertanyaan adalah apa yang melatarbelangkangi dibutuhkannya tenaga ini.

Seperti kita ketahui bersama bahwa mengelola Kompensasi dan Benefit adalah bagian dari pengelolaan Sumber Daya Manusia Perusahaan, Kompensasi adalah imbal jasa yang diberikan oleh perusahaan karena adanya hubungan kegiatan pekerjaan dan imbal jasa ini langsung diterima karyawan sementara Benefit adalah bentuk kompensasi yang tidak langsung diterima karyawan dalam bentuk materi tetapi merupakan fasilitas kesejahteraan. Untuk perusahaan-

Page 22: PENUGASAN 1,2,3&4

perusahaan kecil dan menengah, pengelolaannya dilakukan langsung oleh Manajer HRD sedangkan untuk perusahaan besar, pengelolaannya memang dibuat khusus karena pengelolaan Kompensasi dan Benefit sangat erat kaitannya dengan strategi maupun kebijakan-kebijakan perusahaan. Pemberian Kompensasi kepada karyawan pada dasarnya diawali dari Visi,misi dan strategi unit kerja SDM sebagai pengelola, dan tentu saja bahwa unit kerja SDM membuat Visi,misi dan strategi tentunya juga berdasarkan dari Visi, misi dan strategi perusahaan, sebagai contoh adalah bagaimana para pengelola SDM berupaya mempertahankan seorang karyawan handal dengan memberikan imbal jasa yang sesuai dengan kontribusinya serta memberikan Benefit yang kompetitif, dengan bertahannya tenaga handal di perusahaan tentunya akan membuat target-target perusahaan dapat tercapai.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah sistim kompensasi diperusahaan yaitu :

1. Kompensasi harus memenuhi rasa keadilan bagi setiap karyawan ( Internally Equitable) 2. Mempunyai nilai dalam bersaing dengan nilai pasar tenaga kerja (Externally Competitiveness) 3. Pemberian Kompensasi akan menunjang keberhasilan perusahaan (Performance Driven) 4. Berdasarkan kemampuan perusahaan (Affordable) 5. Memenuhi perundangan yang berlaku (Legally Defensible)6. Setiap orang mudah memahami dan mengerti akan sistim kompensasinya (Explainable)7. Fleksibel terhadap perkembangan bisnis perusahaan (Managable)

Dengan sistim Kompensasi yang dibangun sedemikian rupa dan berdasarkan kepada hal-hal diatas maka tujuan dari pemberian Kompensasi akan tercapai yaitu:

• Memikat karyawan• Mempertahankan karyawan• Memotivasi karyawan

Untuk itu ada hal yang menarik untuk diperhatikan dan menjadi tantangan bagi para pengelola sistim Kompensasi adalah  bagaimana sistim Kompensasi mampu menjaga rasa keadilan (internal Equitable) dalam perusahaan dengan besaran nilai pasar tenaga kerja kerja (Externally Competitiveness), agar terjadi keseimbangan itu maka para pengelola Kompensasi berupaya melakukan maintenance terhadap sistim dan besaran nilai kompensasi yang ada didalam perusahaan. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah mengikuti survey gaji pada lembaga yang dinilai mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi dan lembaga  ini banyak terdapat di Indonesia, dan pada tulisan kali ini tidak terlalu banyak membahas mengenai kompensasi ini karena telah dibahas sebelumnya mengenai gaji atau penghasilan. Namun yang tidak kalah pentingnya juga adalah bagaimana melakukan perencanaan untuk mengelola program  Benefit didalam perusahaan dan dibawah ini akan dijelaskan mengenai hal dimaksud.

Pertimbangan strategik dalam perancangan program benefits

Page 23: PENUGASAN 1,2,3&4

Para pengelola Benefit harus mempertimbangkan dengan hati-hati tentang apa yang ingin mereka capai sehubungan dengan program benefitsnya. Hal ini dikarenakan besarnya anggaran yang harus disediakan perusahaan untuk benefit. Untuk dapat mengungkit dampak dari anggaran yang besar tersebut, para pengelola harus memperhatikan beberapa hal besar dibawah ini :

Rencana strategik bisnis jangka panjang

Pada tahap perkembangan awal, perusahaan umumnya menawarkan gaji dasar dan benefit yang rendah, namun insentifnya besar. Sedangkan pada tahap dewasa, perusahaan akan lebih royal dalam ketiga bentuk kompensasinya. Selain itu, perubahan kondisi seperti downsizing, akuisisi, pemberhentian geografis, dan perubahan dalam laba juga akan berpengaruh dalam hal perubahan kombinasi optimum benefits, yang harus konsisten dengan rencana bisnis perusahaan.

Diversitas dalam angkatan kerja berarti ada diversitas dalam preferensi benefit

Karyawan muda umumnya lebih senang dengan pembayaran langsung daripada program pensiun. Sedangkan karyawan tua akan lebih senang yang sebaliknya. Karyawan yang memiliki serikat mungkin lebih senang dengan benefit yang seragam, sedangkan bagi yang memiliki cacat tubuh atau orangtua tunggal akan senang dengan jam kerja yang fleksibel.

Persyaratan legal

Pemerintah memiliki peran besar dalam mengatur benefits. Sementara perusahaan memfokuskan untuk mengendalikan biaya, pemerintah menginginkan kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi rakyatnya.

Kekompetitifan dari benefits yang ditawarkan

Isu mengenai ini lebih besar dari isu kekompetitifan gaji. Dalam hal gaji, manajemen dan karyawan hanya perlu fokus pada pembayaran langsung, baik tetap maupun variabel. Sedangkan dalam hal benefits, fokus perusahaan adalah pada biaya, sementara karyawan berfokus pada nilai.

Strategi kompensasi total

Sesuai dengan tujuan utama penyusunan kompensasi, yaitu untuk mengintegrasikan gaji, insentif, dan benefit dalam satu paket yang mendorong pencapaian tujuan organisasional, maka benefit yang ditawarkan harus efektif dengan tujuan tersebut. Misalnya, benefit program pensiun saja mungkin tidak berpengaruh banyak bagi kinerja keseharian karena jauhnya jarak antara kinerja dengan waktu benefit diterima.Dalam semua kasus, pertimbangan kecukupan, kesamaan, pengendalian biaya, dan keseimbangan harus menuntun pengambilan keputusan dalam strategi kompensasi total diatas. Ada beberapa komponen kunci dari paket benefits, yaitu:

Page 24: PENUGASAN 1,2,3&4

a. Biaya : berdasarkan survei pada tahun 2000, rata-rata prosentase benefits dari gaji adalah 30%. Jumlah ini bervariasi sesuai ukuran perusahaan. Perusahaan besar umumnya memberi benefits lebih banyak.

b. Benefit kesehatan dan keamanan : termasuk didalamnya berbagai jenis asuransi, tunjangan Kesehatan,pensiun, izin sakit, dana pensiun, dan lain sejenisnya.

1. Asuransi jiwa : Asuransi ini biasanya diperbarui setiap satu tahun dan akan dihentikan apabila karyawan keluar dari perusahaan. Besarnya nilai asuransi umumnya sekitar dua kali gaji tahunan karyawan. Saat ini, asuransi jiwa banyak dipengaruhi oleh program benefit fleksibel. Misalnya, perusahaan membayar sekian untuk asuransi jiwa karyawan, namun ada beberapa paket tambahan yang dapat dipilih karyawan sesuai preferensinya dan nantinya akan dipotong dari gaji.

2. Kompensasi pekerja : yang termasuk didalamnya adalah pembayaran untuk menggantikan upah yang hilang, biaya kesehatan media dan rehabilitasi, dan pelatihan ulang utnuk melakukan pekerjaan yang berbeda. Umumnya di setiap negara ada Undang-Undang yang mengatur mengenai kompensasi ini.

3. Asuransi kecacatan : yaitu mencakup pembayaran atas kematian yang tidak disengaja, serta pembayaran apabila karyawan mendapat kecacatan. Cacat jangka panjang (6 bulan atau lebih) biasanya membayar tidak lebih dari 60% dari gaji dasar karyawan sampai mereka mulai menerima dana pensiun.

4. Tunjangan rumah sakit, operasi, dan maternitas : ini adalah tunjangan yang sangat penting bagi karyawan karena biayanya bisa sangat besar. Tentu saja, sama dengan perusahaan, biaya operasional dari tunjangan ini bisa memberatkan, mengurangi laba, dan mengurangi kekompetitfan perusahaan secara global. Isu-isu kompetitif dari biaya kesehatan ini umumnya parah pada perusahaan dengan jumlah pekerja berusia 40-50 tahun yang banyak, tunjangan kesehatan yang lebih banyak bagi karyawan yang telah pensiun, dan perusahaan dengan produk yang harus bersaing dalam pasar dunia.Apabila perusahaan ingin mengurangi biaya besar yang ditimbulkan dari tunjangan rumah sakit, operasi, dan maternitas diatas, perusahaan dapat melakukan beberapa strategi biaya seperti :

a. Bergabung dengan perusahaan lain untuk membentuk hubungan yang lebih kuat dalam menegosiasikan biaya-biaya rata-rata dengan insurer.

b.  Bekerjasama dengan rumah sakit, insurer, dan pemasok lainnya.

5. Program izin sakit : menyediakan pergantian upah atas ketidakhadiran jangka pendek karyawan akibat sakit. Dalam prakteknya, benefit ini sering disalahgunakan oleh karyawan. Mereka sering memandang bahwa izin sakit adalah hak yang harus digunakan meskipun

Page 25: PENUGASAN 1,2,3&4

mereka tidak sakit. Untuk mengatasinya, perusahaan dapat beralih ke program “managed-disability”.

6. Pensiun : adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur pada intervalnya kepada karyawan yang telah pensiun dan berhak menerimanya. Pensiun swasta jarang ditemui sebelum Perang Dunia II, sebelum adanya peraturan dari National Labor Relations Board dan klarifikasi mengenai perlakuan pajak dari kontribusi perusahaan. Di Amerika saat ini, dana pensiun yang disisihkan perusahaan telah menjadi sumber modal terbesar negara.

7. Keamanan sosial : adalah program perawatan pendapatan. Ini adalah pertahanan terbaik dalam mengatasi ketidaksejahteraan orang-orang tua. Pajak pendapatan yang diperoleh dari pekerja yang masih bekerja didistribusikan untuk membayar benefits bagi mereka yang telah pensiun. Saat ini perbandingan antara mereka yang masih bekerja masih 3:1, namun akibat ekspektasi hidup yang semakin panjang dan peningkatan jumlah pensiunan dari baby boomers, pada tahun 2030 diprediksikan bahwa pajak keamanan sosial hanya akan menutupi 75% dari benefits yang dijanjikan. Meskipun Social Security ini tidak menutupi semua kebutuhan pensiunan (hanya sekitar 45% di US, sisanya dari tabungan pribadi atau dana pensiun), namun sistem ini mungkin harus segera direformasi untuk menangani ketersediaan dana beberapa tahun mendatang.

8. Asuransi pengangguran : Di negara-negara maju, pekerja umumnya memiliki benefit ini. Namun demikian, ada beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi agar pengangguran berhak menerimanya. Syarat-syarat tersebut bervariasi di setiap negara, namun biasanya berupa (1) pekerja harus mampu, mau, dan aktif mencari pekerjaan, (2) pekerja tidak boleh menolak pekerjaan yang sesuai dengannya, (3) bukan menjadi pengangguran akibat perseteruan pekerja, (4) tidak boleh meninggalkan pekerjaan, (5) bukan diberhentikan karena kesalahan dalam pekerjaan, dan (6) harus telah pernah bekerja sebelumnya dan menghasilkan sejumlah uang.Dana yang digunakan untuk benefit ini berasal dari pajak yang ditanggung perusahaan atas klaim dari karyawan maupun tingkat turnover yang tinggi.

9. Pembayaran severance : tidak diwajibkan secara hukum dan banyak perusahaan tidak menawarkannya karena telah ada kompensasi pengangguran. Namun program ini digunakan secara ekstensif oleh perusahaan yang melakukan downsizing. Misalnya, perusahaan memberi tambahan beberapa bulan gaji apabila karyawan setuju untuk pensiun sesuai waktu yang disepakati, contoh lainnya dalam hal takeover, apabila yang diberhentikan adalah setara top manajemen, mereka akan menerima pesangon yang besarnya mencapai 2-3 tahun gaji mereka.

10. Pembayaran atas waktu-waktu tidak bekerja : yang termasuk didalamnya adalah saat liburan, cuti, dan waktu melapor. Karyawan level atas di perusahaan-perusahaan raksasa banyak yang mendapat kebebasan untuk berlibur kapan saja.

Page 26: PENUGASAN 1,2,3&4

11. Layanan karyawan : beberapa contohnya adalah bantuan konseling, layanan makan, mobil perusahaan, fasilitas olah raga, rencana pembelian saham, transportasi, bantuan adopsi, seragam, bantuan hukum, penjagaan anak, bonus natal, fasilitas kredit, jam kerja fleksibel, dan lain sebagainya.

Mengenai program benefit ini sekali lagi sangat tergantung dari keuangan perusahaan namun jika ada kemampuan perusahaan tidak ada salahnya seluruh program benefit diatas bisa kita laksanakan.

(Sumber: http://epsmanajemensdm.blogspot.com/)

Solusi untuk Symptom nomor 3.

PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK CACATOleh : Esti Koco Susilowati (I0309019)

Dewasa ini, teknologi dan komunikasi masyarakat sudah semakin maju dan pesat. Hal ini mendorong suatu perusahaan untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menciptakan suatu produk yang sesuai dengan standar kualitas. Produk dengan standar kualitas yang baik nantinya akan menjadi senjata utama saat bersaing dengan produk dari perusahaan lainnya. Menurut Kholik (2008), kualitas merupakan kunci keberhasilan bagi sebuah industri agar mampu bersaing dan memimpin pasar. Selain itu, produk berkualitas mempunyai karateristik utama yaitu memuaskan pelanggan atau konsumen. Kepuasan konsumen nantinya akan mempengaruhi kelangsung hidup suatu perusahaan.

Kualitas merupakan ukuran tingkat kesesuaian barang atau jasa dengan standar yang telah ditentukan, sehingga kualitas mempunyai sifat seragam karena sudah ditentukan batas kendali atas dan bawahnya. Pendapat Garvin yang dikutip oleh Amitava Mitra menyatakan bahwa ada delapan dimensi dari kualitas yaitu kinerja, bentuk, reliabilitas, kesesuaian, durabilitas, survisabilitas, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan. Akan tetapi, saat ini tidak banyak produk yang diperjual-belikan di pasar mempunyai standar kualitas yang baik. Banyak produsen hanya sekedar memproduksi dengan jumlah massal tetapi tidak memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya. Mereka hanya berpikir caranya memperoleh keuntungan yang banyak tanpa harus mengeluarkan biaya produksi yang besar. Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadinya retur barang apabila barang yang diterima oleh konsumen tidak sesuai dengan standar kualitas mereka.

Retur berasal dari kata return yang berarti kembali. Konsumen dapat melakukan pengembalian barang atau produk yang sudah ia pesan atau ia beli dari produsen dikarenakan adanya suatu produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh mereka. Produk yang tidak sesuai dapat dikatakan sebagai produk cacat. Produk ini mempunyai kriteria yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen merasa tidak puas. Apabila retur barang tidak ditangani lebih serius oleh pihak produsen, produsen tersebut nantinya akan mengalami kerugian

Page 27: PENUGASAN 1,2,3&4

yang begitu besar. Kerugian itu berupa penambahan biaya produksi untuk mengganti barang yang dikembalikan oleh konsumen apabila konsumen menghendaki produk yang baru untuk retur barang mereka. Oleh karena itu, untuk menghindari penambahan biaya produksi sebaiknya produsen memperbaiki proses produksinya agar tidak menghasilkan produk cacat kembali yang merupakan faktor utama terjadinya retur barang.

Produk cacat merupakan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditentukan. Standar kualitas yang baik menurut konsumen adalah produk tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka. Apabila konsumen sudah merasa bahwa produk tersebut tidak dapat digunakan sesuai kebutuhan mereka maka produk tersebut akan dikatakan sebagai produk cacat.

Untuk mengatasi produk cacat yang dihasilkan, produsen hanya dapat melakukan pencegahan terhadap terjadinya cacat produk. Untuk melakukan perbaikan sangat sulit dikarenakan memperbaiki produk yang cacat tetapi tidak pada proses produksinya sama saja akan menambah biaya. Produsen sebaiknya melakukan pencegahan terjadinya produk cacat dengan cara menyelidiki apakah terjadi kesalahan dalam proses produksinya sehingga dapat didapatkan penyebab produk cacat itu terjadi.

Menurut Salam (2008), suatu produk dikatakan cacat apabila produk tersebut tidak aman dalam penggunaannya serta tidak memenuhi syarat – syarat keamanan tertentu. Pengertian cacat juga diatur dalam KUH Perdata, yaitu cacat yang “sungguh-sungguh” bersifat sedemikian rupa yang menyebabkan barang itu “tidak dapat digunakan” dengan sempurna sesuai dengan keperluan yang semestinya dihayati oleh benda itu, atau cacat itu mengakibatkan “berkurangnya manfaat” benda tersebut dari tujuan yang semestinya.

Menurut Jiwa (2009), penyebab suatu produk dikatakan cacat ada tiga kategori, yaitu cacat produk atau manufaktur, cacat desain, dan cacat peringatan atau instruksi. Cacat produk atau manufaktur merupakan cacat yang paling tidak diharapkan oleh konsumen karena cacat jenis ini dapat membahayakan harta benda, kesehatan, atau jiwa konsumen. Cacat desain merupakan salah satu hal yang merugikan bagi konsumen apabila desain dari produk yang digunakan oleh konsumen tidak dipenuhi sebagaimana mestinya. Cacat peringatan atau instruksi adalah cacat produk akibat tidak dilengkapi dengan peringatan-peringatan tertentu atau instruksi penggunaan tertentu. Tanggung jawab atas cacat peringatan ini secara tegas dibebankan kepad produsen, tetapi dengan syarat-syarat tertentu beban tanggung jawab juga dapat dibebankan kepada pelaku usaha lainnya seperti importir produk, distributor, atau pedagang pengecernya.

Produsen harus melakukan suatu tindakan lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan produk cacat tersebut. Produk cacat dapat dikendalikan dengan melalui pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas bukan berarti bahwa kualitas produk yang dikendalikan melainkan mengendalikan proses produksi agar kecacatan produk yang dihasilkan tidak mengalami peningkatan kembali. Pengendalian kualitas itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sebuah perusahaan dengan cara mengurangi faktor kesalahan, cacat produk, kegagalan, dan ketidaksesuaian spesifikasi. (S.P., R. Phenter, dan Safa, Faisal, 2004).

Penanganan produk cacat dalam sebuah perusahaan ternyata tidak hanya terjadi karena kurang maksimalnya kinerja departemen Quality Control. Terkadang masih ada perusahaan yang

Page 28: PENUGASAN 1,2,3&4

tidak memakai jasa departemen Quality Control. Produsen memberikan kepercayaan yang penuh kepada bidang-bidang lain yang erat hubungannya dengan proses produksi sebagai pemeriksa hasil produksi. Cara ini tidak disalahkan tetapi sebaiknya sangat diperlukan adanya departemen Quality Control. Menurut Rasidi dalam artikelnya Konsep Baru Kegunaan Quality Control (2008), quality control adalah profesi inspecting, testing, dan grading yang bertujuan untuk mencari just to the point dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar konsumen merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapatkan keuntungan.

Ketiadaan departemen quality control memang diperbolehkan tetapi sebaiknya perusahaan tersebut melakukan pengendalian kualitas di setiap saat agar produknya tetap berkualitas dan tidak mengalami kecacatan. Pengendalian kualitas ini dilakukan dengan melakukan inspeksi atau peninjauan langsung terhadap produk yang dihasilkan setiap harinya guna meminimalisasi besarnya jumlah cacat, serta melakukan pengujian terhadap produk untuk mengetahui performansi produk yang dihasilkan.

Alat yang digunakan untuk pengendalian kualitas adalah dengan menggunakan metode statistik. Menurut Handoko dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi (1991: 434) menyatakan bahwa pengendalian kualitas statistik merupakan metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisa data hasil pemeriksaan terhadap sampel dalam kegiatan pengawasan kualitas produk. Handoko menambahkan bahwa pengendalian kualitas statistik tidak menciptakan resiko ataupun menghilangkan resiko. Tujuan dari sistem pengendalian ini adalah untuk menunjukkan tingkat reliabilitas sampel dan bagaimana cara mengawasi resiko.

Menurut Juran dalam bukunya Juran’s Quality Control Handbook 4th (1988: 24.2) yang termasuk dalam Pengendalian Kualitas Stastistikal adalah Pengendalian Proses Statistik, diagnostic tools, perencanaan sampling, dan teknik statistikal lainnya. Menurut Besterfield dalam bukunya Quality Control 5th Edition, beberapa teknik dasar pendukung kegiatan pengendalian kualitas adalah diagram pareto, matrix analysis, cause-and-effect diagram, check sheet, histogram, control chart, dan scatter diagram.

Proses produksi yang sudah dikendalikan diharapkan dapat menghasilkan produk dengan tingkat kecacatan rendah dan mempunyai nilai kualitas yang tinggi sehingga tidak mengecewakan konsumen sebagai pengguna produk tersebut. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya apabila suatu produsen dalam pengendalian kualitas tidak hanya fokus pada pencarian penyebab terjadinya cacat produk. Produsen sebaiknya juga mencari cara atau solusi untuk proses pencegahan kerusakan sehingga kualitas produk nantinya tetap meningkat.

Peningkatan kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari produk (barang dan/atau jasa), kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan diantara kinerja aktual dan standar (Gaspersz, 2001: 1).

Page 29: PENUGASAN 1,2,3&4

DAFTAR PUSTAKA

Besterfield, Dale H. 1979. Quality Control Fifth Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Gaspersz, Vincent. 2001. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Handoko, T. Hani. 1991. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.

Jiwa. 22 Oktober 2009. Pengertian Product Liability.

http://jenggoten.blogspot.com/2009/10/pengertian-product-liability.html, [5 November 2011].

Juran, J.M. 1998. Juran’s Quality Control Handbook Fourth Edition. USA: McGraw-Hill Book

Company.

Kholik, Heri M. 2008. Aplikasi DMAIC Dalam Metode Six Sigma dan Eksperimen Shainin Bhote

sebagai Penurunan Persentase Cacat. Jurnal Teknik Industri Volume 9: 117-127.

Mitra, Amitava. 1998. Fundamental of Quality Control and Improvement Second Edition. New

Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Rasidi, Imam. 23 November 2008. Konsep Baru Kegunaan Quality Control.

http://iman2us.blogspot.com/2008/11/quality-control-pengendalian-mutu.html, [6 November

2011]

S.P., R. Phenter dan Safa, Faisal. Identifikasi dan Simulasi Faktor Penyebab Cacat Produk Botol

Kontainer dengan Metode Six Sigma Pada PT Indovasi Plastik Lestari. INESIA Volume 5: 98-

115.

Salam, Abdul. 17 Juli 2008. Cacat Tersembunyi (Latent-defect).

http://staff.blog.ui.ac.id/abdul.salam/2008/07/17/cacat-tersembunyi-latent-defect/.html, [5

November 2011]

(Sumber: http://estikoco.blogspot.com/2012/05/pengendalian-kualitas-pada-produk-cacat.html)

Solusi untuk Symptom nomor 4.

CiriCara: Cara Tepat Mengatasi Ketidakadilan di KantorCiriCara.com – Anda merasa diperlakukan tidak adil saat bekerja? Mendapatkan perlakuan tidak adil saat di kantor tentunya membuat Anda tidak nyaman. Ketidakadilan itu bisa saja datang dari atasan Anda. Atasan mungkin memperlakukan Anda berbeda dari rekan kerja lainnya.

Page 30: PENUGASAN 1,2,3&4

Anda yang giat bekerja, selalu membantu teman yang sedang mengalami kesulitan, dan terkadang menjadi orang yang paling terakhir di kantor untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor. Namun, setelah 3 tahun bekerja gaji tak kunjung naik dan bonus pun tak diterima. Pekerjaan malah makin bertambah banyak dan menumpuk.

Jika mendapat perlakuan seperti itu, maka Anda akan bertanya-tanya mengenai penyebabnya. Apakah Anda ddiperlakukan seperti itu? Jika iya, maka ada cara untuk mengatasinya. Berikut cara tepat mengatasi ketidakadilan di kantor:

1. Kenali dahulu masalahnya

Sebelum mengatakan diri Anda diperlakukan tidak adil, kenali dulu masalahnya. Apakah karena bentrok antara kepribadian Anda dan atasan? atau adakah masalah lainnya, seperti rekan kerja yang lebih dekat dengan atasan sehingga dia selalu mendapatkan keuntungan dibandingkan Anda. Untuk mengetahui masalah ini, Anda harus melihat dan bersikap obyektif. Anda tentunya tidak ingin mengangkat masalah yang ternyata hanya berdasar pada kekhawatiran saja. Jika tak yakin, maka Anda bisa bertanya kepada rekan kerja yang berada di posisi netral.

2. Mencatatnya

Untuk mengatasi ketidakadilan itu, selalu catat tindakan yang menurut Anda tidak adil. Hal tersebut tentunya akan mengenali masalah dan mengontrol situasi. Simpan catatan itu dahulu sebelum akhirnya Anda memberitahukan pihak lain yang bersangkutan.

3. Mengetahui peraturan kantor

Jika Anda curiga pada perusahaan karena telah diperlakukan tak adil, maka coba cari tahu aturan kerja di kantor yang berkaitan dengan kasus yang Anda alami. Dengan begitu, Anda jadi bisa mengetahui apakah benar Anda diperlakukan tidak adil atau tidak oleh perusahaan.

4. Meminta pendapat

Ketika merasa diperlakukan tidak adil saat bekerja, Anda juga bisa menceritakannya langsung pada HRD. Selain itu, Anda juga bisa meminta pendapat dari orang-orang terdekat, seperti orangtua, sahabat, atau rekan kerja lain yang bisa dipercaya.

5. Tetap jaga kesehatan

Jangan biarkan situasi kantor membuat Anda stres hingga akhirnya jatuh sakit. Selalu prioritaskan kesehatan Anda dan tetaplah tenang ketika menghadapi setiap masalah yang terjadi di kantor.

(Sumber: http://ciricara.com/2013/03/13/ciricara-cara-tepat-mengatasi-ketidakadilan-di-kantor/)

Page 31: PENUGASAN 1,2,3&4

PENUGASAN 3

1. Menentukan Core Values

Value Deskripsi

Kenyamanan Menciptakan lingkungan kerja yang memberikan rasa nyaman bagi SDM dan tamu.

Keramahan Senantiasa melayani tamu dengan keramahan yang dibalut dalam keanggunan, kehangatan serta keperdulian.

Kualitas Layanan Menjujung tinggi kompetensi SDM demi meningkatkan kualitas layanan.

2. Menentukan 1 Terminal dan 3 Instrumental Values pada 2 unit kerja

Unit Kerja: Maintenance

Terminal Values Instrumental Values Deskripsi/keterangan

Kenyamanan Pelanggan

Ramah

1. Memberikan layanan dengan rasa tulus.

2. Mampu memberikan rasa kehangatan dan kepedulian baik kepada konsumen maupun antara SDM

Responsif

1. Memberikan layanan dengan cepat terutama jika itu merupakan layanan yang mendesak.

2. SDM harus bersikap flexible sehingga dalam situasi apapun mampu memberikan layanan yang dibutuhkan oleh tamu (konsumen).

Integritas

1. Memberikan layanan yang tulus kepada semua tamua (konsumen) tanpa memandang perbedaaan.

2. Berperilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang sesuai terhadap tamu (konsumen) dan kepada sesama SDM.

Unit Kerja: Marketing

Terminal Values Instrumental Values Deskripsi/keterangan

Kreatif1. Menciptakan ide-ide baru untuk strategi

penjualan.2. Menyesuaikan ide-ide strategi penjualan

Page 32: PENUGASAN 1,2,3&4

Peningkatan Jumlah Tamu Baru (konsumen)

dengan kondisi dan situasi hotel.

Tanggung jawab

1. Informasi yang disiarkan harus mampu dipertanggungjawabkan isinya oleh SDM yang bersangkutan.

2. Kesalahan yang terjadi harus di pertanggung jawabkan dan segera diselesaikan oleh SDM yang bersangkutan.

Kejujuran

1. Informasi apapun mengenai hotel harus diinformasikan sesuai dengan situasi dan kondisi dari hotel secara nyata.

2. Promo atau acara event yang diinformasikan harus sesuai dengan atau telah diinformasikan kepada pihak hotel.

3. Metode agar Core Values dapat berjalan dengan baik

Kenyamanan

- Mengingatkan antar SDM bahwa kenyamanan konsumen harus terus dijaga.

- Menempalkan poster yang mengingatkan untuk menjaga kebersihan hotel sehingga

mampu menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan asri bagi konsumen maupun

kepada SDM.

Keramahan

- Memasangkan pin senyum di kantong setiap SDM untuk mengingatkan setiap SDM

untuk terus tersenyum ketika memberikan layanan kepada konsumen.

- Antara satu SDM dengan yang lain harus terus mengingatkan untuk bersikap tulus

terhadap tamu (konsumen).

Kualitas layanan

- Membina dukungan dari semua SDM untuk terus meningkatkan kompetensi dalam

layanan.

- Membuat kotak kritik dan saran sehingga mereka mampu mengevaluasi diri mereka dari

kritik dan saran tamu (konsumen).

- Menciptakan linkungan di mana SDM dari fungsi-fungsi yang berbeda saling membantu

antar sesama untuk meningkatkan kualitas layanan hotel.

Page 33: PENUGASAN 1,2,3&4

PENUGASAN 4

1. Motivasi Kerja

Unit Kerja: Front Office Manager

Nama Jabatan: Front Office Manager

Karakteristik Pekerjaan: Manajerial

Cara memotivasi Tujuan Langkah-langkah konkrit implementasi

Kebebasan untuk mengambil keputusan.

Untuk menunjukkan kepercayaan yang diberikan kepada individu oleh pihak hotel sehingga mereka merasa lebih terhargai dalam lingkungan kerja.

1. Tidak ada kesalahan dalam pencatatan selama ia menjabat menjadi manager.

2. Mampu membimbing bawahannya dengan baik sehingga kesalahan (dalam pencatatan dan menjalankan prosedur) bawahan tidak mencapat lebih dari 3 kali dalam setahun.

Nama Jabatan: Front Desk

Karakteristik Pekerjaan: Administrasi

Cara memotivasi Tujuan Langkah-langkah konkrit implementasiMenyediakan tempat kerja yang nyaman (kursi diganti dengan kursi yang lebih nyaman).

Memberikan tempat kerja yang nyaman bagi SDM sehingga ia mampu memberikan kontribusi yang lebih.

1. Tidak mendapat komplain dari tamu (konsumen) dalam 6 bulan bekerja.

2. Tidak melakukan kesalahan selama 6 bulan.

Nama Jabatan: Cashier

Karakteristik Pekerjaan: Operasional

Cara memotivasi Tujuan Langkah-langkah konkrit implementasiMemberikan bonus berupa alat-alat kerja baru yang mampu mempermudah kerja kasir.

Mempermudah kerja kasir serta menunjukkan rasa penghargaan bagi kinerja kasir

1. Tidak melakukan kesalahan apapun selama 6 bulan (dalam pencacatan).

2. Total uang di kasir dengan pembukuan harus sama (balance) tidak boleh terjadi kesalahan selama 6 bulan kedepan.

Page 34: PENUGASAN 1,2,3&4

3. 2 Kendala dalam menerapkan motivasi

Kebebasan untuk mengambil keputusan

Dengan kebebasan yang diberikan dikuatir akan digunakan semena-mena dan

tidak memberikan kontribusi yang lebih kepada pihak hotel.

Bisa menyebabkan perselisihan antara fungsi karena keputusan yang di ambil

bisa saja memberikan pengaruh yang negatif kepada fungsi yang lain.

Menyediakan tempat kerja yang nyaman.

Setelah kondisi tempat kerja yang diberikan nyaman, pihak front desk akan

mulai teledor lagi karena merasa sudah cukup nyaman tempat kerjanya.

Bila dalam kasus ini front desk terdiri dari 2 orang dan ternyata salah satu dari

mereka mampu memenuhi syarat tetapi yang lainnya tidak maka ketika tamu

(konsumen) membutuhkan layanan mereka, tamu mampu melihat ketidak

konsistenan dalam lingkungan kerja.

Memberikan bonus berupa alat-alat kerja baru yang mampu mempermudah kerja

kasir.

Alat-alat yang diberikan mungkin bisa dipakai untuk alasan lain selain

pekerjaan.

Dikuatirkan ketika alat-alat dirubah pihak cashier tidak dapat

menggunakannya disebabkan teknologi yang berbeda serta lebih canggih.

4. Norma-norma dan masalah yang mungkin dihadapi

a. Norma-norma

Unit Kerja: Maintenance

Norma : Alasan : Langkah-langkah implementasi :Norma Berpakaian1. Tidak menggunakan

pakaian yang ketat.Memudahkan dalam beroperasional, sehingga SDM tidak terganggu dengan pakaiannya dan lebih terfokuskan dalam menjalankan pekerjaanya.

1. Disepakati untuk tidak menggunakan pakaian ketat dalam melakukan pekerjaannya.

Mengurangi kegagalan kerja yang disebabakan oleh pakaian yang tidak sesuai

2. Apabila terdapat pekerja yang melanggar maka pekerja akan diminta untuk mengganti

Page 35: PENUGASAN 1,2,3&4

dengan pekerjaannya.pakaian dengan pakaian yang sudah disediakan oleh pihak hotel.

2. Tidak menggunakan perhiasan ditempat kerja.

Mengurangi kecelakaan kerja, yang disebabkan oleh pengenaan perhiasaan (biasanya dalam bidang yang berhubungan dengan mesin).

1. Disepakati untuk tidak menggunakan perhiasaan apapun yang mampu menghalangi dalam bekerja (menyebabkan kecelakaan kerja).

Adanya resiko kehilangan perhiasaan di mana hotel tidak akan mengganti rugi.

2. Apabila ditemukan ada yang memakai perhiasaan maka harus membayar denda 20.000 dan perhiasaan disimpan oleh pihak hotel hingga SDM selesai kerja.

Norma Pergaulan

1. Tidak melakukan tindakan pelecahan seksual terhadap sesama karyawan maupun terhadap tamu (konsumen).

Melanggar norma-norma yang berlaku serta undang-undang yang diterapkan di Indonesia.

1. Disepakati untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak senonoh ditempat kerja

Mengganggu kegiatan operasional yang berlangsung atay yang dijalani pekerja serta sekililing pekerja

2. Apabila ditemukan tindakan yang tidak senonoh maka karyawan akan segera dipecat.

2. Bertutur kata yang sopan ditempat kerja.

Membuat tamu merasa lebih nyaman, dan merupakan salah satu cara untuk menunjukan keramahan dan kepedulian antar sesama.

1. Disepakati untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan (bukan bahasa gaul) saat berbicara antara sesama maupun ke tamu (konsumen).

Menjaga kerhamonisan antara sesama SDM sehingga tidak terjadi perselisihan.

2. Jika ditemukan seseorang yang menggunakan kata kasar terhadap sesama SDM maupun terhadap konsumen akan diberi denda 25.000 dan disuruh meminta mohon maaf kepada pihak yang bersangkutan.

Norma Kinerja

1. 1.

2.

2. 1.

2.

Norma Alokasi Sumberdaya

Page 36: PENUGASAN 1,2,3&4

1. 1.

2.

2. 1.

2.

b. Masalah yang dihadapi oleh salah satu unit kerja

Unit Kerja: Maintenance

Masalah Rincian Pejelasan atau Fakta/Bukti

Akibat maintenance, ditemukan dalam pencatatan pembukuan secara berkala bahwa fungsi maintenance menggunakan sejumlah uang yang cukup besar untuk menyebabkan kerugian bagi pihak hotel.

Dari pencatatan pembukuan transaksi, pada akhir tahun, rata-rata tiap bulan dalam buku transaksi ditemukan terdapat banyak biaya yang keluar terutama di bagian fungsi maintenance. Ketika dipertanyakan fungsi maintenance menjelaskan bahwa semua dana digunakan untuk perawatan fasilitas hotel. Diperkirkan kerugiaan yang ditanggug oleh pihak hotel sekitar 10 juta setiap bulannya.

Teknik Pengambilan Keputusan Alasan Langkah2 Implementasi1 Nominal Technique Lebih

terstruktur. Tidak

memicu adanya konflik.

- Pimpinan manajer mengutarakan pertanyaan atau masalah pada peserta meeting.

- Pimpinan manajer meminta peserta untuk berbagi pendapat mengenai masalah ini dan solusi yang dianjurkan semuanya dalam selembar kertas.

- Pimpinan kemudian mengumpulan semua kertas.

- Semua yang tertulis dikertas kemudian didiskusikan secara acak sehingga tidak ada yang mengetahui kertas mana milik siapa.

- Semua pendapat yang dikertas di beri peringkat yang paling tinggi untuk pendapat yang paling banyak

Page 37: PENUGASAN 1,2,3&4

dikemukan oleh para peserta. - Pendapat tersebut dicarikan

solusinya bersama.