KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
1.
Mengatur Posisi Pasien A. Posisi Fowler Posisi fowler dengan
sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi serta membantu
eliminasi urine dan usus.
1) Pengertian Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala
dan dada dinaikkan setinggi 452) Tujuan a. Untuk membantu mengatasi
masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler b. Untuk melakukan
aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi) 3) Peralatan
a. Tempat tidur b. Bantal kecil c. Gulungan handuk d. Bantalan kaki
e. Sarung tangan (bila diperlukan)
4) Prosedur kerja a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung
tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme. b.
Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
Mencegah klien melorot kebawah pada saat kepala dianaikkan. c.
Naikkan kepala bed 45 sampai 60 sesuai kebutuhan. (semi fowler
15-45, fowler tinggi 60) d. Letakkan bantal kecil dibawah punggung
pada kurva lumbal jika ada celah disana. Bantal akan mencegah kurva
lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal. e. Letakkan bantal
kecil dibawah kepala klien. Bantal akan menyangnya kurva cervikal
dari columna vertebra. Sebagai alternatif kepala klien dapat
diletakkan diatas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah
kepala akan menyebabkan fleksi kontraktur dari leher. f. Letakkan
bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan
landasan yang, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan
akibat dari adanya hiper ekstensi lutut, membantu klien supaya
tidak melorot ke bawah. g. Pastikan tidak ada pada area popliteal
dan lulut dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada
persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut membantu supaya klien
tidak melorot kebawah. h. Letakkan bantal atau gulungan handuk
dibawah paha klien. Bila ekstremitas bawah pasien mengalami
paralisa atau tidak mampu mengontrol ekstremitas bawah, gunakan
gulungan trokhanter selain tambahan bantal dibawah panggulnya.
Mencegah hiperekstensi dari lutut dan oklusi arteri popliteal yang
disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan trokhanter
mencegah eksternal rotasi dari pinggul. i. Topang telapak kaki
dengan menggunakan footboart. Mencegah plantar fleksi. j. Letakkan
bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien memiliki
kelemahan pada kedua lengan tersebut. Mencegah dislokasi bahu
kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak disangga,
meningkatkan sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam
vena, menurunkan edema pada lengan dan tangan, mencegah kontraktur
fleksi pergelangan tangan
k. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan l. Dokumentasikan
tindakan yang telah dilakukan
B. Posisi Sim
1. Pengertian Posisi sims atau disebut juga posisi semi pronasi
adalah posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara
posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini lengan bawah ada di
belakang tubuh klien, sementara lengan atas didepan tubuh klien. 2.
Tujuan a. Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak
sadar. b. Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar
pada klien yang mengalami paralisis c. Untuk mempermudahkan
pemeriksaan dan perawatan pada area perineal d. Untuk tindakan
pemberian enema 3. Peralatan a. Tempat tidur b. Bantal kecil c.
Gulungan handuk d. Sarung tangan (bila diperlukan) 4. Prosedur
kerja a. mikroorganisme. b. Baringkan klien terlentang mendatar
ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang
tepat.
c. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian
berbaring pada abdomen d. Letakkan bantal dibawah kepala klien.
Mempertahankan kelurusan yang tepat dan mencegah fleksi lateral
leher. e. Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi f.
Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus
melebihi dari tangan sampai sikunya. Mencegah rotasi internal bahu.
g. Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga
tungkai setinggi pinggul. Mencegah rotasi interna pinggul dan
adduksi tungkai. Mencegah tekanan pada lutut dan pergelangan kaki
pada kasur. h. Letakkan support device (kantung pasir) dibawah
telapak kaki klien.
Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi. Menurunkan resiko
foot-drop. i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan j.
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
C. Posisi Trendelenburg
1. Pengertian Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. 2. Tujuan Posisi
ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak. 3.
Pelaksanaan Posisi tidur trendelenburg dilaksanakan pada : Pasien
dalam keadaan syok. Pasien dengan tekanan darah rendah Pembedahan
di daerah perut
Pemeriksaan tertentu, misalnya, bronchoscopy.
4. Persiapan alat-alat Alat-alat yang disiapkan untuk
melaksanakan posisi tidur ini adalah : Dua potong balok yang sama
tinggi untuk meninggikan bagian kaki tempat tidur atau ada tempat
tidur yang bias dinaikkan bagian kakinya. 5. Cara bekerja Cara
melaksanakan posisi tidur trendelenburg ini adalah sebagai berikut
: a. Memberi tahu pasien b. Mencuci tangan c. Mengangkat bantal d.
Memasang balok pada kedua kaki tempat tidur, di bagian kaki pasien
atau menaikkan pada bagian kaki bila ada tempat tidur yang bisa
diatur. e. Merapikan pasien f. Mencuci tangan.
D. Posisi Dorsal Recumbent
1. Pengertian Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut
fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. 2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta
proses persalinan.
3. Indikasi : a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan
pemeriksaan genetalia b. Untuk persalinan
4. Alat dan bahan : a. b. Tempat tidur Selimut
5. Cara kerja : a. b. c. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah dibuka
Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat
tidur dan renggangkan kedua kaki d. Pasang selimut.
E. Posisi Terlentang (Supinasi)
1. Pengertian Posisi terlentang adalah posisi dimana klien
berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
menggunakan bantal. 2. Tujuan a. Untuk klien post operasi dengan
menggunakan anastesi spinal. b. Untuk mengatasi masalah yang timbul
akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat. 3. Peralatan a.
Tempat tidur b. Bantal angi c. Gulungan handuk d. Footboard e.
Sarung tangan (bila diperlukan)
4. Prosedur kerja a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung
tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme. b.
Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat. c. Letakkan bantal
dibawah kepala, leher dan bahu klien. Mempertahankan body alignment
yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical.
d. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika
ada celah disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah
terjadinya fleksi lumbal. e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai
dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan
fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari adanya hiperektensi lutut
dan tekanan pada tumit. f. Topang telapak kaki klien dengan
menggunakan footboard. Mempertahankan telapak kaki dorsofleksi,
mengurangi resiko foot-droop. g. Jika klien tidak sadar atau
mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan
dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
Posisi ini mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan.
Bantal tidak diberikan pada lengan atas karena dapat menyebabkan
fleksi bahu. h. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan i.
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
F. Posisi Lateral (Side Lying)
1. Pengertian Posisi lateral adalah posisi dimana klien
berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh
kesamping.
2. Tujuan a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment
punggung yang baik b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat c.
Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit. 3. Peralatan
a. Tempat tidur b. Bantal angin c. Gulungan handuk d. Sarung tangan
(bila diperlukan) 4. Prosedur kerja a. Cuci tangan dengan
menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi
mikroorganisme. b. Baringkan klien terlentang ditengah tempat
tidur. Memberikan kemudahan akses bagi klien dan menghilangkan
pengubahan posisi klien tanpa melawan gaya gravitasi. c. Gulingkan
klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk posisi yang
tepat d. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien.
Mempertahankan body aligment, mencegah fleksi lateral dan
ketidaknyamanan pada otot-otot leher. e. Fleksikan bahu bawah dan
posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang pada bahu
tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan langsung pada sendi
bahu. f. Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal
rotasi dan adduksi dari bahu serta penekanan pada dada. g. Letakkan
bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas berfungsi
secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal rotasi dari
paha dan adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung dari kaki
atas terhadap kaki bawah. h. Letakkan bantal, guling dibelakang
punggung klien untuk menstabilkan posisi. Memperlancar kesejajaran
vertebra. Juga menjaga klien dari terguling ke belakang dan
mencegah rotasi tulang belakang. i. Lepaskan sarung tangan dan cuci
tangan j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
2. Mengubah Posisi Pasien Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur
ke Kursi Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
A. Pengertian Adalah memindahkan pasien yang mengalami
ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau
tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua
atau tiga orang perawat. B. Tujuan Memindahkan pasien antar ruangan
untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah
ruangan, dll.) C. Persiapan 1. Persiapan Alat : Brankar dan
handscun atau sarung tangan (jika perlu) 2. Persiapan Pasien :
Pasien berada di tempat tidur Jelaskan prosedur kepada pasien
3. Persiapan Tempat : Atur posisi tempat tidur pada posisi datar
dari bagian kepala sampai kaki, kunci semua roda bed Letakkan
berangkar secara parallel di samping tempat tidur, kunci semua roda
berangkar D. Pelaksanaan 1. 2. 3. Atur brankar dalam posisi
terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur Naikkan
posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari berangkar Posisikan
pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan
dan prevacy 4. 5. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat
tidur/pasie Minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan
dan meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada
6.
Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama
meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan leher, perawat
kedua di bawah pinggul, dan perawat ke tiga di bawah kaki pasie
7.
Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan
pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan intruksi kemudian
angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan
ke brankar
8.
Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar berangkar atau
kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh pasien.
E. Evaluasi 1. dokumentasikan hasil tindaka 2. pastikan posisi
pasien berada pada posisi yang paling aman 3. mencuci tangan
3. Membantu Pasien Bergeser ke Tempat Tidur
(1) Tubuh posisi untuk bergerak dan mengangkat. (2) Untuk
memindahkan pasien dari Anda, biarkan lengan memegang slide pasien
di permukaan jauh dari Anda saat Anda menggeser berat badan Anda ke
depan dari belakang ke kaki depan. (3) Untuk mengangkat pasien,
pertama memindahkan pasien ke arah Anda. Hal ini membuat pusat
berat berdekatan siku Menjaga dekat dengan tubuh Anda,. meluruskan
Anda lutut untuk menyamakan berat di kedua kaki. Mendukung berat
badan pasien terhadap dada saat Anda menggeser berat badan Anda ke
belakang.
(4) Untuk menurunkan pasien ke permukaan tempat tidur,
melenturkan lutut untuk menurunkan tubuh untuk kerja tingkat.
TEKNIK DALAM MOVING PASIEN BED. Persiapan Sebelum Pasien Pindah.
Prinsip-prinsip mekanika tubuh harus digunakan ketika membantu atau
memindahkan pasien. poin penting yang harus diselesaikan sebelum
memulai prosedur meliputi: (1) Lihat perintah petugas medis dan
perawatan kartu rencana keperawatan di memesan untuk menentukan
pembatasan gerakan pasien dan tahu apa pasien harus didorong untuk
melakukan. Jelaskan kepada pasien, bagaimana ia dapat membantu
dalam prosedur. (2) (3) Memperoleh peralatan dan bantuan yang
diperlukan sebelum pindah pasien. Pastikan bahwa roda tempat tidur
terkunci, dan mulai dengan tingkat tidur (Kecuali kontraindikasi).
(4) Pindah Pasien Up di Bed. Ada kecenderungan untuk kasur dan
pasien menyelinap turun ketika kepala tempat tidur telah diangkat.
(5) Turunkan kepala rel ke posisi tingkat dan bergerak ke atas
kasur sebelum reposisi pasien, sebagai bebas ruang di bagian kaki
tempat tidur diperlukan untuk menyesuaikan tempat tidur.
4. Masase Bayi a. Pijat Punggung Pijat pada bagian punggung
adalah pijat yang harus dilakukan pertama untuk melanjutkan pijat
ke tubuh lainnya. Caranya dengan meletakkan tangan di punggung
bergantian dari tangan kanan dan dilanjutkan oleh tangan kiri
(selang-seling). Pijat punggung yang dilakukan pada bayi akan
membuat tulang punggung bayi menjadi lebih kuat dan bisa cepat bisa
duduk. Ulangi pijat pada punggung bayi itu sebanyak 10 kali. b.
Perut Pijat perut dilakukan dengan mengugunakan pijatan I Love U.
Gunakan 2 atau 3 jari, yang membentuk huruf I-L-U dari arah bayi.
Bila dari posisi kita membentuk huruf IL U terbalik. Tahapan
memijat perut dapat dilakukan dengan cara, urut perut bayi bagian
kiri di mulai dari bagian bawah hingga ke bawah (I). Cara yang
kedua lakukan urut secara melintang dari perut kanan bayi ke kiri
perut bayi, kemudian turun ke bawah
(huruf L) . Selanjutnya urut dari kanan bawah bayi, naik ke
kanan perut atas bayi, dengan cara melengkung membentuk U dan turun
lagi ke kiri perut bayi. Semua gerakan berakhir di perut kiri bayi.
c. Pijat Dada Pijat dada yang dilakukan pada bayi dengan cara
menggunakan telapak tangan terbuka ke tengah dada bayi, dada
dipijat secara lembut dan perlahan tanpa di tekan sekeras mungkin
karena itu berbahaya untuk pernafasan pada bayi. Lalu geser
diagonal ke bagian dada kanan atas, kemudian kembali ke tengah, dan
geser ke kiri atas, kembali ke tengah. Kiri bawah, kembali ke
tengah, kanan bawah, kembali ke tengah. d. Paha dan Betis Bayi yang
akan di pijat pada bagian paha dan betis di baringkan. Anda bisa
memulainya dengan memegang kedua paha bayi dengan kedua tangan
anda. Putar dari dalam ke luar sambil bergerak turun menuju betis.
Kembali ke atas dengan gerakan sama. Ulangi pijatan pada betis dan
paha ini sebanyak 8 kali. e. Tangan Pijat yang dilakukan pada
bagian tangan bayi dilakukan dengan cara memijatnya dari pangkal
lengan, lalu turun ke tangan. Setelah melakukan pijatan tersebut,
anda kembali memijat mulai dari tangan. Pijat sedikit demi sedikit
jari-jari bayi dan kembali pijat ke pangkal lengan. f. Pijat Kaki
Pijat telapak kaki dari arah tumit ke jari kaki. Remas jari satu
persatu. Pijat punggung kaki, dari mata kaki sampai ke jari kaki.
g. Wajah Cara yang terakhir yaitu memijat wajah bayi. Memijat wajah
bayi sangat banyak manfaatnya. Cara memulainya ialah pijatlah dari
tengah bagian dahi dan alis menuju ke samping kiri. Kemudian dari
tengah lagi menuju samping kanan.
Itulah cara pijat bayi yang benar. Anda bisa mempraktekkan tips
sehat ini untuk si buah hati. Selamat mencoba