BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup. Kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas (potter dan perry, 2005 : 1470). Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat dan tidur, maka perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang mempengaruhi, dan kebiasaan tidur klien. Klien membutuhkan suatu pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi mereka dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka. Intervensi keperawatan dapat menjadi efektif dalam mengatasi gangguan tidur jangka pendek dan jangka panjang (potter dan perry, 2005 : 1470). Satu teori fungsi tidur adalah berhubungan dengan penyembuhan. Memperoleh kualitas tidur terbaik adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang sakit. Perawat memperhatikan klien yang seringkali mengalami gangguan tidur yang ada sebelumnya dan klien yang mengalami masalah tidur karena penyakit atau hospitalisasi. Kadang-kadang, klien mencari pelayanan kesehatan karena mereka 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan
yang baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup. Tiap individu
membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan
fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup. Kemampuan
untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam
aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas (potter dan
perry, 2005 : 1470).
Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah
tujuan penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan
istirahat dan tidur, maka perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur,
faktor yang mempengaruhi, dan kebiasaan tidur klien. Klien membutuhkan
suatu pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi mereka
dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka.
Intervensi keperawatan dapat menjadi efektif dalam mengatasi gangguan
tidur jangka pendek dan jangka panjang (potter dan perry, 2005 : 1470).
Satu teori fungsi tidur adalah berhubungan dengan penyembuhan.
Memperoleh kualitas tidur terbaik adalah penting untuk peningkatan
kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang sakit. Perawat
memperhatikan klien yang seringkali mengalami gangguan tidur yang ada
sebelumnya dan klien yang mengalami masalah tidur karena penyakit atau
hospitalisasi. Kadang-kadang, klien mencari pelayanan kesehatan karena
mereka mempunyai masalah tidur yang mungkin telah hilang tanpa
disadari untuk beberapa tahun. Klien yang sakit seringkali membutuhkan
lebih banyak tidur dan istirahat dari pada klien yang sehat. Akan tetapi sifat
alamiah dari penyakit yang mencegah klien untuk mendapatkan istirahat
dan tidur yang cukup. Lingkungan institusi, rumah sakit atau fasilitas
perawatan jangka panjang dan aktivitas petugas pelayanan kesehatan
dapat menyebabkan sulittidur (potter danpery, 2005 : 1470).
1
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mendapat penambahan pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada kebutuhan istirahat dan tidur
2. Tujuan khusus
Setelah presentasi tentang asuhan keperawatan dan menyusun
makalah ini, maka penulis mampu:
a. Membandingkan karakteristik istirahat dan tidur
b. Menguraikan tahap-tahap siklus tidur yang normal
c. Menjelaskan fungsi tidur
d. Mengidentifikasi faktor-faktor secara normal meningkatkan dan
mengganggu tidur mengidentifikasi diagnosis keperawatan sesuai
untuk klien yang mengalami perubahan tidur
e. Mengidentifikasi intervensi keperawatan yang dirancang untuk
meningkatkan siklus tidur normal untuk klien semua usia
f. Menguraikan cara-cara mengevaluasi terapi tidur
C. Sistematika penulisan
Agar hasil penulisan dapat dengan mudah dipahami dan di mengerti
maka pokok masalah yang terdapat dalam makalah ini dibagi menjadi dalam
beberapa bab yang sistematiknya adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
A. Latar belakang,
B. Tujuan penulisan,
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan pustaka
A. Pengertian tidur,
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur,
C. Gangguan tidur,
D. Indikasi dan kontraindikasi dari tidur,
2
E. Persiapan alat, pasien, lingkungan,
F. Pelaksanaan, dan
G. Evaluasi.
BAB III : Asuhan keperawatan
A. Pengkajian,
B. Diagnosa keperawatan,
C. Perencanaan,
D. Implementasi dan
E. Evaluasi
BAB IV : Penutup
A. Kesimpulan dan
B. Saran.
3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus
dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh
baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki
makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat
berartisuatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas
dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan
aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa
dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat (perry & potter,2006).
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur
dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran
yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan
respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,
kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa
tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat
meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan
aktivitas sehari-hari (perry & potter, 2006).
B. Fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang
otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing
Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel
khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran;
memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta
emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,
sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR
(Tarwoto, Wartonah, 2003).
C. Jenis-jenis Tidur
Berdasarkan proses tidur terdapat dua jenis tidur, yaitu:
1. Tidur NREM
4
Jenis tidur yang disebabkan menurunnya kegiatan di dalam sistem
pengaktivasi retikularis atau disebut dengan tidur gelombang lambat
karena gelombang otaknya sangat lambat atau disebut tidur NREM.
a). Tidur gelombang lambat (Slow wave sleep)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam.Isrirahat penuh,
dengan gelombang otak yang lebih lambat, tidur nyenyak. Ciri-ciri
tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan
gelombang delta. Ciri lainnya berada dalam keadaan istirahat penuh,
tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola
mata melambat, mimpi berkurang, metabolisme turun.
Perubahan selama proses NREM tampak melalui
elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada
pada setiap tahap tidur NREM, yaitu:
Jenis-jenis gelombang :
1). Gelombang Alfa
Mata tertutup dan relaks, gelombang Alfa akan muncul, dan
akan menghilang sesaat kita membuka mata
2). Gelombang Beta
Merupakan gelombang dominan pada keadaan jaga
terutama bila mata terbuka. Pada keadaan tidur REM juga muncul
gelombang Beta.
3). Gelombang Teta,
Pada keadaan normal orang dewasa gelombang teta muncul
pada keadaan tidur (stadium 1, 2, 3, 4).
4). Gelombang Delta,
Pada keadaan normal orang dewasa gelombang Delta
muncul pada keadaan tidur (stadium 2, 3, 4)
Tahapan tidur jenis NREM
1). Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur
dengan ciri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan
lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping
5
ke samping, frekuensi Nadi dan napas sedikit menurun, dapat
bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.
2). Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh
terus menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya
menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun.
Temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung
pendek dan berakhir 10-15 menit
3). Tahap III
Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan
frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan
adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sulit untuk bangun.
4). Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri
kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, dan
sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung
menurun, dan tonus otot menurun.
2. Tidur paradoks /tidur REM (rapid eye movement)
Jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat
abnormra dari dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak
tertekan secara disebut dengan jenis tidur paradoks atau tidur REM
(rapid eye moverment).
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang
terjadi selama 5- 20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode
pertama terjadi 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang
sangat lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini
tidak ada.
Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
a). Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b). Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak
c). Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan
inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
d). Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
e). Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
6
f). Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak teratur,
tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster
meningkat, dan metabolisme meningkat.
Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi
D. Siklus sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang
berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan
dengan faktor lingkungan (misalnya; cahaya, kegelapan, gravitasi dan
stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah
ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini,