perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh: SRI WAHYUNINGSIH K7407139 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
102
Embed
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI … · peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe group investigation
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
SRI WAHYUNINGSIH
K7407139
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
SRI WAHYUNINGSIH
K7407139
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Sri Wahyuningsih. K7407139.PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIFTIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran Akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation (GI)pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dan dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) persiapan, (2) penyusunan rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) pengamatan, (5) refleksi, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 3 x 45 menit dan 2 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) partisipasi siswa dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan dari 70 % atau 21 siswa pada siklus I menjadi 84,11% atau 30 siswa pada siklus II. (2) interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif meningkat dari 76,53% atau 25 siswa pada siklus I menjadi 86,92% atau 31 siswa pada siklus II, (3) kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan laporan keuangan (telah mencapai batas KKM) meningkat dari 40% atau 16 siswa pada siklus I menjadi 87,5% atau 35 siswa pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1)Penerapan pendekatan kooperatif tipe Gorup Investigation (GI), (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Sri Wahyuningsih. K7407139. IMPROVED CONTROL OF CONCEPTS IN ACCOUNTING LEARNING THROUGH A COOPERATIVE APPROACHTYPE GROUP INVESTIGATION (GI) IN CLASS X ACCOUNTING 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, April 2011.
The purpose of this research is to know the improve control of concepts in accounting learning through a cooperative approach type Group Investigation (GI) in class X Accounting 1 SMK Negeri 6 Surakarta year of 2010/2011.
This research uses classroom action research approach (classroom action research) using the cycle strategy. The subject of this research is a student of class X Accounting SMK Negeri 6 Surakarta, which consist of 40 students. The object of this action research study on the various activities that occur in the classroom during the learning process.This research is done by collaborating between researchers, classroom teachers and involve student participation. Source of data used in this action research, among others, the informant, place or location, events, and documents or archives. The technique of collecting is done by observing, interviewing, testing, and documenting. The research procedure include stage of: (1) preparation, (2) preparation of action plans, (3) implementation of the action, (4) observations, (5) refleksion, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried out in 3 meetings, allocation of time of each meeting of 3 x 45 minutes and 2 x 45 minutes.
Based on research that has been done, it can be concluded that the improving control of concept in accounting learning (both process and outcome) through a cooperative approach to the type of Group Investigation (GI). This is reflected by several indicators as follows: (1) student participation in class discussions showed an increase of 52.5% or 21 students on the first cycle to 75% or 30 students on the second cycle. (2) students interaction in cooperative groups increased from 62.5% or 25 students on the first cycle to 77.5% or 31 students on the second cycle, (3) the ability of students in solving the problems associated with the financial statements (has reached the limit KKM ) increased from 40% or 16 students on the first cycle to 87.5% or 35 students on the second cycle. This increase occurred after the teacher made some efforts, among others: (1) The implementation of cooperative approaches type Group Investigation (GI), (2) Teachers create lesson plans prior to teaching so that learning activities can take place targeted and programmed, (3) Teacher conduct an evaluation after the implementation of learning to improve the quality of subsequent learning. It can be concluded that through a cooperative approach type Group Investigation (GI) may increase the control of concept in accounting learning both from the process and achievement side.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
”Janganlah seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu,
dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”.
(1 Timotius 4:12)
“Pengalaman bukan apa yang terjadi pada anda, melainkan apa yang anda lakukan
atas apa yang terjadi pada anda.”
(Aldous Huxley)
”Keberhasilan selalu dimulai dengan keberanian untuk melangkah dilakukan
dengan usaha dan disertai dengan doa”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis
dan terima kasih penulis kepada :
™ Ibu dan Bapak tercinta atas perjuangan, doa, dan tuntunan yang selalu diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
™ Adikku Dwi atas bantuannya selama penulis mengerjakan skripsi ini.
™ Kak Otho yang selalu memberi semangat, motivasi, dan selalu ada untukku.
learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran pada individu yang berusia sebaya
dengan berbagai tingkat kemampuan bekerja sama secara berpasangan untuk mencapai
tujuan tertentu. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pencapaian tujuan
dan penguasaan materi tiap anggotanya. Dalam metode pembelajaran kooperatif,
kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih terstruktur dan guru memberikan arahan
yang lebih jelas, dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat
mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Agar pembelajaran
kooperatif dapat terlaksana dengan baik, peserta didik harus bekerja dengan lembar
kerja yang berisi pertanyaan dan tugas yang telah direncanakan. Selama bekerja dalam
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan
guru dan saling membantu sesama teman, salah satu ragam teknik dengan pendekatan
kooperatif adalah tipe Group Investigation (GI).
Pendekatan kooperatif tipe Group Investigation (GI) dikembangkan agar
dalam kegiatan belajar mengajar siswa mampu belajar dari pengalaman sendiri,
mengalami sendiri, menemukan sendiri secara berkelompok. Tipe ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok, dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan
berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih
mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang
salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. Dalam pembelajaran tipe Group
Investigation (GI), interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan
skema mental yang baru.
Tipe Group Investigation (GI) membuat siswa untuk dapat belajar lebih mandiri
bekerjasama dengan anggota kelompok yang lain, selain menuntut keaktifan dan
kerjasama tipe Group Investigation (GI) ini juga memberikan manfaat/pengetahuan
kepada siswa bahwa sumber belajar tidak hanya terpusat dari guru saja. Pusat dari
investigasi kelompok adalah perencanaan kooperatif murid dalam melakukan penyelidikan
terhadap topik yang telah diidentifikasikan. Anggota kelompok mengambil peran dalam
menentukan apa yang akan mereka selidiki, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana
mereka mempresentasikan hasil secara keseluruhan di depan kelas. Kelompok pada
pembelajaran berbasis investigasi kelompok ini merupakan kelompok yang heterogen
baik dari jenis kelamin maupun kemampuannya.
Setiap siswa sebenarnya telah mempunyai satu aset ide dan pengalaman yang
membentuk struktur kognitif, untuk membina siswa dalam menemukan pengetahuan
baruguru sebaiknya memperhatikan struktur kognitif yang ada pada mereka. Oleh karena
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diterima dan
diingat siswa, maka siswa harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi
makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memunculkan ide-
idebaru, memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya
diharapkan siswa dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga
penguasaan konsep materi Akuntansi akan meningkat dan siswa dalam pembelajaran
tidak hanya bersifat menghafal.
Konsep merupakan suatu kelas atau kategori stimuli/objek yang memiliki ciri-
ciri umum. Menurut Gagne dalam Winkel (2005:362) menyatakan bahwa “Penguasaan
konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual.” Hal tersebut
dikarenakan pengajaran konsep menyajikan usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan
pengalaman belajar manusia, jadi dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan sesuatu
yang sangat luas. Pengajaran konsep mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
memahami materi pelajaran yang dihadapinya, penguasaan konsep sangat membantu
siswa dalam proses belajar terutama saat menghadapi berbagai soal, dengan konsep
yang sudah tertanam dan dikuasai oleh siswa, siswa tidak akan mengalami kesulitan
saat menghadapi soal yang dirubah-rubah.Oleh karena itu, pendekatan kooperatif tipe
Group Investigation (GI) harus diterapkan secara optimal sebagai upaya meningkatkan
penguasaan konsep siswa dalam belajar Akuntansi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian
sebagai berikut:“Peningkatan Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi
Melalui Pendekatan Kooperatif Group Investigation (GI)pada Siswa Kelas X
Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Siswa kelas X Akuntansi 1 kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok proses
pembelajaran mata pelajaran Akuntansi.
2. Sumber belajar yang dimiliki siswa kelas X Akuntansi 1 masih terbatas.
3. Siswa kelas X Akuntansi 1 kurang antusias terhadap mata pelajaran Akuntansi.
4. Model pembelajaran yang diterapkan selama ini belum mampu meningkatkan penguasaan
konsep siswa, sehingga banyak siswa yang belum memenuhi standar nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Akuntansi yaitu 75,00.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka
permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada ”Peningkatan penguasaan
konsepdalam pembelajaran Akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe Group
Investigation(GI) pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011”
Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti serta untukmemperoleh
gambaran dan persepsi yang sama, makadisajikan definisi operasional dari pembatasan
masalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Penguasaan konsep berarti individu mampu menyebutkan kesamaan-kesamaan
dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang
karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan kembali tentang
konsep itu. Penguasaan konsep pada penelitian ini dibatasi pada konsep mengenai
pokok bahasan laporan keuangan untuk perusahaan dagang yang meliputi macam
laporan keuangan, fungsi dari masing-masing macam laporan keuangan, dan cara
penyajian atau penggunaan dari masing-masing laporan keuangan.Yang dinilai
dari proses siswa dalam memahami konsep suatu materi baik melalui partisipasi
siswa dalam diskusi maupun interaksi antarsiswa dalam kelompok dan kemampuan
menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan laporan keuangan (dilihat dari
ketercapaian batas ketuntasan).
2. Group Investigation
Group Investigation merupakan proses penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok yang
terdiri dari beberapa orang, dan selanjutnya kelompok tersebut mengkomunikasikan hasil
perolehan anggotanya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang atau kelompok
lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaranAkuntansi
melalui pendekatan kooperatif Group Investigation (GI) pada siswa kelas X
Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan penguasaan konsep dalam
pembelajaran Akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation
(GI)pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran Akuntansi,
utamanya untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran akuntansi
melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation (GI).
2. Manfaat secara praktis
a. Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan proses pembelajaran yang bervariasi
b. Bagi siswa agar memahami konsep-konsep dalam belajar akuntansi dengan
menerapkan ke dalam situasi dunia nyata, sehingga belajar aktif lebih bermakna.
c. Bagi peneliti merupakan wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diperoleh
di bangku kuliah, serta sebagai upaya pengembangan ilmunya.
d. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi ilmiah
dan motivasi untuk meneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
è
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. HakikatPenguasaanKonsep
a. PengertianKonsep
Secara harafiah konsep berarti mempunyai keuanggulan kecakapan dalam
ilmu pengetahuan. Menurut Dahar dalam Mulyati (2005:53) “Konsep adalah suatu
abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus-stimulus.” Sedangkan Oemar
Hamalik (2003:162) menyatakan bahwa “Suatu konsep adalah suatu kelas atau
kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang
(person).” Konsep merupakan gagasan mengenai materi, pengalaman, peristiwa,
atau ciri-ciri khas suatu obyek yang diabstraksikan secara tetap sehingga memudahkan
manusia untuk mengadakan komunikasi dan berpikir. Oemar Hamalik (2003:162-
163) mengemukakan bahwa ciri-ciri konsep sebagai berikut :
1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep yang stau dengan konsep yang lain. Adanya keragaman antara konsep-konsep sebenarnya ditandai oleh adanya atribut yang berbeda.
2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi yang terdapat pada suatu atribut. Konsep menjadi bermacam-macam karena jumlah nilai yang berbeda. Jika atribut konsep sangat luas, maka konsep tersebut dapat saja diidentifikasi berdasar atribut-atribut lainnya.
3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep lainnya. Semakin kompleks suatu konsep semakin banyak jumlah atributnya dan semakin sulit mempelajarinya. Untuk kemudahan jumlah atribut hendaknya diperkecil dengan cara kombinasi atau mengurangi perhatian terhadap sejumlah atribut yang dinilai tak begitu penting.
4) Kedominan atribut, menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa atribut lebih dominan daripada yang lain. Dominan menunjuk pada konsep sebagian atribut. Konsep dominan memiliki atribut dominan. Jika atributnya nyata, maka lebih mudah menguasai konsep dan jika atributnya tidak nyata maka sulit untuk menguasai suatu konsep. Keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep dapat diketahui dari
beberapa hal, antara lain: siswa dapat menyebutkan konsep, dapat menyatakan
ciri-ciri konsep, dapat memilih dan membedakan antara contoh dari yang bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
konsep, dan dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep. Konsep
perlu untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pengetahuan.
b. PengertianPenguasaanKonsep
Penguasaan merupakan kemampuan untuk memahami serta menerapkan
pengetahuan yang didapat. Berdasarkan pengertian konsep dan penguasaan, maka
dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep berarti individu mampu menyebutkan
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan
informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan
kembali tentang konsep itu.
Menguasai konsep tidak hanya sekedar tahu dan hafal tetapi juga mengerti
dan memahami konsep-konsep itu dan mampu mengaitkan suatu konsep dengan
konsep yang lain. Penguasaan konsep pada siswa tidak dapat berlangsung secara
bersamaan, keberhasilan siswa dapat ditentukan oleh kemampuannya untuk menguasai
konsep dari mata pelajaran yang ada. Penguasaan konsep sangat perlu ditekankan
dalam pembelajaran Akuntansi. Melalui pemahaman konsep, siswa akan mampu
mengerti dan menyelesaikan setiap siklus akuntansi yang harus dikerjakannya
dengan benar. Bahkan, siswa juga dapat membantu temannya yang mengalami
kesulitan dalam belajar materi akuntansi. Pemahaman konsep juga membuat materi
yang rumit menjadi lebih sederhana sehingga tidak menyulitkan proses pembelajaran
para siswa atau dengan kata lain pembelajaran konsep mengurangi kerumitan–
kerumitan yang dihadapi saat mempelajari obyek materi dalam hal ini siklus akuntansi
terkhusus dalam penyajian laporan keuangan. Pemahaman terhadap setiap konsep
materi akuntansi juga akan menjadi salah satu faktor keberhasilan pembelajaran
akuntansi yang ditunjukkan dengan ketuntasan dan ketelitian siswa dalam mengerjakan
soal-soal akuntansi serta pencapaian hasil belajar akuntansi di atas rata-rata KKM
yaitu 75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. HakikatPembelajaranAkuntansi
a. PengertianBelajar
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secarasadar
untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulyati (2005:5) menyatakan
bahwa “Belajar merupakan usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan
diri atau pengubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan
dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.” Usaha sadar tersebut
dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para
siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat
keberhasilan belajar siswa tersebut sesuai prosedur yang ditentukan.
Belajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan tidak dapat
berjalan sendiri yang melibatkan aktivitas fisik dan mental. Proses belajar dipengaruhi
oleh berbagai faktor dan situasi serta kondisi di sekitarnya. Berhasil atau tidaknya
proses belajar siswa sangat tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Slameto (2003:54-71) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor intern Faktor intern merupakan faktor-faktor yang adadalam diri individu yang sedang belajar berupa: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a) Faktor jasmaniah berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan tubuh(sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. b) Faktor Psikologis merupakan faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, motif, bakat, kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang sedang belajar. c) Faktor Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu, dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.a) Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar belakang kebudayaan keluarganya. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat lainnya yang mempengaruhi siswa dalam belajar.
b. PengertianPembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar di-
lakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh peserta
didik/siswa. Menurut Corey (1986) dalam Syaiful Sagala (2009:61) menyatakan
bahwa:
Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:27) menyatakan bahwa “Pem-
belajaran adalah kegiatan guru secara terprogam dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.”
Jadi, berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir
siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
2) Karakteristik Pembelajaran
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu :
(a) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal,
bukan hanya menuntut siswa untuk hanya mendengar atau mencatat, akan
tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(b) Pembelajaran membangun suasana komunikasi yang baik seperti proses
tanyajawab yang secara terus menerus diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang akhirnya kemampuan
berfikir tersebut dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru
yang mereka konstruksi sendiri.
3) Ciri-ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran merupakan tanda-tanda adanya upaya gurumengatur
unsur-unsur dinamis dalam proses belajar, sehingga dapat mengaktifkan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dan tujuan belajar dapat dicapai. Adapun ciri-
ciri pembelajaran tersebut terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses
belajar siswa, antara lain :
(a) Motivasi belajar
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan. Peserta didik harus mempunyai motivasi untuk
mengikuti kegiatan belajar, apabila dalam diri siswa terdapat motivasi yang
kuat, siswa akan menunjukkan minat, aktivitas, dan partisipasinya dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
(b)Bahan belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran berupa informasi berupa
fakta, prinsip, dan konsep. Bahan materi belajar perlu berorientasi pada tujuan
yang akan dicapai siswa dan memperhatikan karakteristik siswa agar
dapatdiminati siswa, agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk
memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dalam belajar.
(c) Alat bantu belajar
Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar agar materi yang dijelaskan mampu diserap dengan mudah oleh
siswa.
(d) Suasana belajar
Suasana belajar perlu diperhatikan agar dapat menimbulkan aktivitas, kegairahan,
dan kegembiraan belajar siswa maka diperlukan adanya komunikasi dua arah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang intim dan hangat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
(e) Kondisi subyek belajar
Kondisi siswa dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam (motivasi) dan faktor
dari luar (segala sesuatu yang ada di luar siswa, termasuk situasi belajar-mengajar),
kondisi siswa juga mempengaruhi partisipasi siswa dalam proses belajar.
4) Menurut Syaiful Sagala (2009:68) ada dua macam tujuan pembelajaran yaitu :
(a) Tujuan jangka panjang atau yang dinamakan tujuan terminal, tujuan ini biasanya merupakan jawaban atas masalah atau kebutuhan yang telah diketahui berdasarkan analisis sebelumnya.
(b) Tujuan jangka pendek atau biasa disebut tujuan instruksional khusus, tujuan ini merupakan hasil pemecahan atau operasionalisasi dari tujuan terminal yang disusun secara hierarkis dalam upaya pencapaian tujuan terminal.
c. PengertianAkuntansi Perkembangan akuntansi dimulai sejak diketemukannya sistem double
entry (pembukuan berpasangan) yang pertama kalinya diperkenalkan di Italia pada
tahun 1494 oleh Luca Paciolo dalam bukunya yang berjudul Summa deArithmatica,
Geometrica, Proportion et Scriptorio pada bagian bab yang berjudul Tractatus de
Computis et Scripturio. Bukunya inilah yang menjadi titik tolak perkembangan
akuntansi sebagai suatu ilmu.
MenurutAmerican Accounting Assosiation seperti yang dikutip dalam
Soemarsono (2004:3) “Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
dan pengomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan
dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi
tersebut”. Sedangkan Haryono Jusup ( 2003 : 4 ) menyatakan bahwa :
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwaakuntansi
merupakan kegiatan penggolongan, pencatatan, pengikhtisaran, peringkasan,
danpenyajian laporan keuangan serta penafsiaran hasil-hasilnya pada suatu unitorganisasi
dan pada suatu periode tertentu. Di tingkat SMK kelas X semester genap ini mata
pelajaran akuntansi yang diajarkan tentang neraca lajur dan penyusunan laporan
keuangan, laporan keuangan berfungsi menyediakan informasi bagi para pemakainya
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan
terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan ekiutas, neraca, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan.
3. PendekatanKooperatif
a. HakikatPendekatanPembelajaran
Pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari
bagian-bagian yang satu dengan bagian yang lainnya berorientasi pada pengalaman-
pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip, atau teori yang
baru tentang suatu bidang ilmu. Syaiful Sagala (2009:68) menyatakan bahwa
“Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional suatu satuan instruksional tertentu.” Jadi,
pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai penjelas untuk mempermudah guru dan
mengajar dan mempermudah siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan
guru, dengan tetap memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Suatu sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan
akan sistem dan pendekatan tersebut untuk menyakinkan :
1) Ada alasan untuk belajar
2) Siswa belum mengetahui apa yang diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan
hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.
Pendekatan pembelajaran tidak terpaku harus menggunakan suatu pendekatan
tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana, artinya memilih pendekatan disesuaikan
dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaanpembelajaran.
Syaiful Sagala (2009:69) menyatakan bahwa ada beberapa perubahan dalam pendekatan
pembelajaran antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan terencana; 2) Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkatan peserta didik; 3) Dalam proses pembelajaran betul-betul menghormati individu peserta didik; 4) Memperhatikan kondisi obyektif individu bertitik tolak pada perkembangan
pribadi peserta didik; 5) Menggunakan metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan
materi pelajaran; 6) Memaparkan konsep masalah dengan penuh disiplin; 7) Menggunakan pengukuran dan evaluasi hasil belajar yang standar untu
mengukur kemajuan belajar; 8) Penggunaan alat-alat Audio Visual dengan memanfaatkan fasilitas maupun
perlengkapan yang tersedia secara optimal.
b. PembelajaranKooperatif
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran
yang membuat siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar secara
individual maupun secara kelompok.Menurut Anita Lie (2004:12) menyatakan
bahwa “Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif merupakan sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.” Sedangkan menurut
Slavin (1985) dalam Isjoni (2007:12) menyatakan bahwa “Model pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen.” Jadi, dalam belajar kooperatif seorang
siswa diharapkan saling membantu, saling mendiskusikan, dan beragumentasi,
untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan
dalam pemahaman masing-masing.
Pendekatan kooperatif merupakan alternatif pilihan dalam mengisi
kelemahan kompetisi, yaitu hanya sebagian siswa yang terlibat dalam kegiatan
belajar di kelas. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
(a) Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan secara bersama.
(b) Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
(c) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
agar dalam setiap kelompokpun terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula.
(d) Penghargaan lebih mengutamakan pada kerja kelompok daripada kerja perorangan (http://www.naskahakademik.net, 23 Desember 2010).
Tujuan utama dari pendekatan kooperatif adalah agar peserta didik
dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain
untukmengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka
secara berkelompok, pendekatan kooperatif juga memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh
dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.Roger dan David Johnson
dalam Anita Lie (2004: 31-35) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok
bisa dianggapcooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada 5
unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran cooperative, yaitu:
(a) Saling ketergantungan positif Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada anggotanya. Untuk
menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
(b)Tanggungjawab perseorangan Setiap anggota dalam kelompok bertanggungjawab untuk melakukan
yang terbaik. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
(c) Tatap muka Setiap anggota kelompok dalam kelompoknya, harus diberi kesempatan
untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan menguntungkan baik bagi anggota maupun kelompoknya. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja.
(d) Komunikasi antar anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat mereka.
(e) Evaluasi proses kelompok Evaluasi proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan
oleh guru agar siswa selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih baik. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2) Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Kooperatif
Suatu pendekatan pembelajaran mempunyai kelebihan maupun kelemahan
masing-masing, dalam penerapannya seorang guru harus pandai dalam memilih
pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan peserta didik agar
tercipta suasana belajar yang nyaman, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk peran
siswa terkhusus bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan
peningkatan hasil belajar yang signifikan. Beberapa keuntungan dari pendekatan
kooperatif, antara lain:
(a) Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran,
(b) Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
(c) Meningkatakan ingatan siswa,
(d) Meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
Pendekatan kooperatif selain memiliki kelebihan seperti yang telah
disebutkan di atas juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
a) Jika ada satu siswa yang tidak aktif dalam kelompok, maka akan menghambat
tujuan pembelajaran.
b) Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompok kurang bisa bekerjasama
dan memahami materi atau penyelesaian tugas.
3) Model-model Pendekatan Kooperatif
Ada beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam cooperative
learning, diantaranya :
(a) Student Teams-Achievement Divisions (STAD)merupakan salah satu pendekatan
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi yang pertama kali menggunakan pendekatan kooperatif. STAD
terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan
individual, dan rekognisi tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(b) Jigsaw.Pendekatankooperatif dengan tipe jigsaw pertama kali dikembangkan
oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan salah satu metode
pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E.
Slavin.Pendekatankooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan anggota kelompok yang lain.
(c) Grup Investigation (Kelompok Investigasi). Dalam metode ini para siswa
dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai
enam anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang
telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-
tugas pribadi dan melakukan kegiatan untuk mempersiapkan laporan kelompok.
(d) Rotating Trio Exchange. Pada model ini kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari 3 orang, kelas di tata sehingga setiap kelompok
dapat melihat kelompok lainnya di kiri dan di kanannya.
(e) Group resume. Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik,
kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-6
orang siswa, kemudian guru memberikan penekanan bahwa mereka adalah
kelompok yang bagus, baik bakat maupun kemampuannya di dalam kelas dan
yang terakhir kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di kelas.
Tidak ada kelas yang sunyi selama proses pembelajaran, karena pembelajaran
dapat dicapai ditengah-tengah percakapan antara siswa. Guru dapat menciptakan
suatu lingkungan kelas yang baru tempat siswa secara rutin dapat saling
membantu satu sama lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4. Pembelajaran Tipe Group Investigation
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation didasari oleh gagasan
John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan
berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata
yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Ibrahim, dkk. (2000:23)
menyatakan bahwa:
Dalam kooperatif tipe Group Investigation guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakatipembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telahdirumuskan dan dalam diskusi kelas diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
Investigasi kelompok adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif, guru
dan siswa bekerja sama membangun pembelajaran. Proses dalam perencanaan bersama
didasarkan pada pengalaman masing-masing siswa, kapasitas, dan kebutuhan. Siswa
aktif berpartisipasi dalam semua aspek, membuat keputusan untuk menetapkan arah
tujuan yang mereka kerjakan. Dalam hal ini kelompok merupakan wahana sosial yang
tepat untuk proses ini. Perencanaan kelompok merupakan salah satu metode untuk
menjamin keterlibatan siswa secara maksimal. Dalam model ini terdapat 3 konsep
utama, yaitu:
a. Penelitian (inquiry) yaitu proses perangsangan siswa dengan menghidupkan
suatu masalah. Dalam proses ini siswa merasa dirinya perlu memberikan reaksi
terhadap masalah yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah ini didapat
dari siswa sendiri atau diberikan oleh guru.
b. Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir namun diperoleh
siswa melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Dinamika kelompok, menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok individu
yang saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama
dengan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman dan saling
dalammenerapkan pendekatan kooperatif tipe (Group Investigation) adalah sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
berikut:
a) Tahap Pengelompokan (Grouping) Tahap pengelompokan merupakan tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: 1) siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.
b) Tahap Perencanaan (Planning) Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: 1) Apa yang mereka pelajari? 2) Bagaimana mereka belajar? 3) Siapa dan melakukan apa? 4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
c) Tahap Penyelidikan (Investigation) Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.
d) Tahap Pengorganisasian (Organizing) Tahap pengorganisasian yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: 1) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakildari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
e) Tahap Presentasi (Presenting) Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:1) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, 2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, 3) pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
f) Tahap evaluasi (evaluating) Tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
Group Investigation merupakan tipe pembelajaran dimana guru hanya berperan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat. Guru membimbing
dan mencerminkan kelompok melalui tiga tahap, antara lain:
1) Tahap pemecahan masalah
2) Tahap pengelolaan kelas
3) Tahap pemaknaan secara perorangan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dwi Rahayu Widyaningsih (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat IPS Ekonomi Melali
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) di SMK Batik 2
Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.” Dari hasil penelitiannya menunjukkan
bahwamelalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di atas standar batas tuntas nilai IPS
Ekonomi dibanding sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation, yaitu terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus I
menjadi 6,79 atau naik 1,13 ada 31 siswa (76%) mendapat nilai > 6,5 dari 75%
target yang direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 7,23
sehingga terjadi peningkatan disbanding siklus I, sebanyak 33 siswa (80%) sudah
mencapai di atas 6,5 dari 75% yang direncanakan.
Dinna Hidayati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar dengan Menggunakan Metode Pembaelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 4 SMA
Negeri 02 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010.” Berdasar penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi,
baik dari segi keaktifan maupun hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya: (1) partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam
diskusi kelas menunjukkan peningkatan, pada siklus I siswa yang aktif sebanyak
11 siswa dengan presentase 47,22%. Pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa
dengan presentase 62,07% dan meningkat lagi menjadi 78,79% atau sebanyak 26
siswa pada siklus III;(2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
diskusi kelas sebanyak 9 siswa atau 38,03% pada siklus I meningkat menjadi 16
siswa atau 54,55% pada siklus II, pada siklus II meningkat lagi menjadi 73,53%
atau sebanyak 25 siswa;(3) dalam interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif
pada siklus I terdapat 13 siswa atau 49,37%, meningkat menjadi 23 siswa atau
71,88% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 83,33% atau
sebanyak 30 siswa; (4) adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa sebanyak
72,50% atau sebanyak 29 siswa pada siklus I menjadi 82,50% atau 33 siswa pada
siklus II, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 95,00% atau sebanyak 38
siswa.
Hobri dan Susanto dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pendekatan
Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman
Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember tentang Volume Tabung”. Penelitian tindakan ini
bertujuan untuk menggambarkan prestasi, kegiatan dan respon dari siswa kelas 3
SMP 8 Jember terhadap ‘Tabung Volume’ dengan menggunakan kelompok model
investigasi dari Cooperative Learning. Data diperoleh dari 4 siswa dengan menggunakan
kwesioner, tes, ceklis dan catatan lapangan dan dianalisis menggunakan Miles-Huberman
yang terdiri dari reduksi, presentasi dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1) model investigasi kelompok Cooperative Learning dapat meningkatkan pemahaman
siswa; 2) ada 7 langkah model investigasi kelompok Cooperative Learning; 3) kerjasama
dan respons siswa terhadap investigasi kelompok positif (Jurnal Pendidikan Dasar,
vol.7, no.2, 2006: 74-83).
Berdasar penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwaper-
samaan antara penelitian yang dilakukan oleh Dwi Rahayu Widayaningsih, Dinna
Hidayati, serta Hobri dan Susanto dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah sama-sama menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dengan tahapan yang sama. Sedangkan perbedaannya terletak pada
variabel yang digunakan dalam penelitian, pada penelitian ini peneliti menggunakan
variabel penguasaan konsep, Dwi Rahayu Widayaningsih menggunakan variabel hasil
belajar, Dinna Hidayati menggunakan variabel prestasi belajar, serta Hobri dan Susanto
menggunakan variabel pemahaman siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Berdasarkan kajian teori yang
telah dikemukakan, penulis dapat membuat kerangka berpikir sebagai berikut. Kegiatan
belajar mengajar dapat dirancang seefektif mungkin agar siswa tidak hanya berinteraksi
dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar melainkan mencakup interaksi dengan
semua sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran
Akuntansi yang bermakna. Dalam pelajaran Akuntansi siswa dituntut untuk memahami
sebuah konsep sehingga diperoleh pemahaman yang bersifat tahan lama dan menguasai
konsep-konsep akuntansi bukan hanya menghafal teori. Model pembelajaran yang
digunakan di SMK Negeri 6 Surakarta saat ini dirasakan kurang memotivasi siswa
dalam pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep,
dan justru membuat suasana kelas menjadi kurang kondusif. Akibatnya para siswa
kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga penguasaan konsep
tentang akuntansi masih lemah. Permasalahan kesulitan atau masih lemahnya dalam
pemahaman konsep ini ditunjukan pula dengan hasil belajar yang belum maksimal.
Seorang pengajar harus mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat
karena penggunaan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran
tetapi juga harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajarannya,
waktu yang tersedia, serta situasi dan kondisi yang memudahkan siswa dalam menerima
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Melalui pendekatan kooperatif siswa lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikannya dengan temannya.
Tipe Group Investigation dipilih karena diyakini dapat membuat situasi
belajar yang lebih efisien dalam suatu kelompok, tipe pembelajaran ini menunjukkan
adanya keseimbangan peran antara guru sebagai salah satu sumber belajar dan peran
aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara individu dan sosial. Diskusi
dalam pendekatan kooperatif tipe Group Investigation akan menjalin komunikasi yang
baik antar siswa dan siswa bebas untuk menyatakan pendapatnya atau saling berbagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
ide, sehingga siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan daya
pikir siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas dan juga didasarkan pada observasi awal di
lapangan yang menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan konsep siswa terhadap
materi Akuntansi menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini juga
berdampak pada nilai yang diperoleh siswa masih berada di bawah batas ketuntasan
yaitu 75.Maka, perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan
konsep siswa yaitu dengan menggunakanpendekatan kooperatif tipe Group
Investigation.Dari penggunaan tipe Group Investigation ini diharapkan siswa memiliki
penguasaan konsep yang lebih kuat dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran agar
hasil belajar yang dicapai dapat maksimal.
Berdasarkan pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,
yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas, serta hasil
penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis bahwa terdapatpeningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaranAkuntansi
melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigationpada siswa kelas X Akuntansi
1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
îé
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. TempatPenelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 6 Surakarta yang dipimpin oleh
Dra. Sri Supartini, MM selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 39 kelas yang
terdiri dari :
ó Kelas X sebanyak 13 kelas, yang terdiri dari 3 kelas jurusan Akuntansi,
3 kelas jurusan Administrasi Perkantoran, 2 kelas jurusan Pemasaran, 3
kelas jurusan Pariwisata, dan 2 kelas jurusan Multimedia.
ó Kelas XI sebanyak 13 kelas, yang terdiri dari 3 kelas jurusan Akuntansi,
3 kelas jurusan Administrasi Perkantoran, 2 kelas jurusan Pemasaran, 3
kelas jurusan Pariwisata, dan 2 kelas jurusan Multimedia.
ó Kelas XII sebanyak 13 kelas, yang terdiri dari 3 kelas jurusan Akuntansi, 3
kelas jurusan Administrasi Perkantoran, 2 kelas jurusan Pemasaran, 3 kelas
jurusan Pariwisata, dan 2 kelas jurusan Multimedia.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah:
a. Menurut penelitian awal yang peneliti lakukan saat melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL), dalam proses pembelajaran akuntansi masih
menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga para siswa
kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi akibatnya mereka
cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari guru, tidak meguasai
konsep materi akuntansi dan hasil belajar akuntansi belum memenuhi KKM
yang ditentukan yaitu 75.
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Bp. Rully Trisno Umoro, S. Pd, yang membantu dalam
pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga kevalidan data
hasil penelitian.
2. WaktuPenelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2010
sampai April 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan
3. Implementasi Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan
Maret 2011
Jenis Kegiatan
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
April 2011
B. Subjek dan Obyek Penelitian
1. SubjekPenelitian
Penelitian ini difokuskan pada kelas X Akuntansi 1, yang mana kelas X
Akuntansi dibagi kedalam tiga kelas yaitu kelas X Akuntansi 1,kelas X Akuntansi 2,
dan kelas X Akuntansi 3. Pada ketiga kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas XAkuntansi 1
dengan jumlah siswa 40 siswa pada semester genap tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. ObjekPenelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri
dari:
a) Pemilihan strategi atau model pembelajaran.
b) Pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang dipilih, yaitu pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation..
c) Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
d) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
e) Hasil proses pembelajaran.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh. Dalam
memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan in-
formasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data yang dipilih dalam
penelitian ini, antara lain:
1) Informan
Pihak yang menjadi informan dalam penelitian tindakan kelas adalah guru mata
pelajaran Akuntansi kelas X Akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi1 tahun ajaran
2010/2011.
2) Tempat atau lokasi
Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang kelas X
Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta.
3) Peristiwa
Sumber data dari peristiwa dapat diperoleh melalui pengamatan pada peristiwa atau
aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung.
Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
Akuntansi.
4) Dokumen atau Arsip
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian
tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dalam penelitian
tindakan kelas ini, yaitu: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
hasil pekerjaan siswa, dalam hal ini siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6
Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
D. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research. Menurut
Susilo (2007:16) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan praktik dan proses pembelajaran”.Suharsimi Arikunto (2008: 2-3) dalam
bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan
Kelas, yaitu:
1. Penelitian –menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan –menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu penelitian yang dilaksanakan guru sebagai alternatif menemukan
cara untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran guna
meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran dalam suatu kelas. Ada beberapa
tujuan dari dilakukannya PTK, antara lain :
1. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses
pembelajaran di kelas.
2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta didik dalam
konteks pembelajaran di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran
secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.
4. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi
sehari-hari.
5. Adanya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian berlangsung (tujuan
penyerta).
Karakteristik atau ciri utama yang membedakan penelitian tindakan kelas
dengan berbagai jenis penelitian lainnya, yaitu :
1. Ditinjau dari segi permasalahannya, karakteristik PTK adalah masalah yang diangkat
dari persoalan yang ada dalam proses pembelajaran di kelas.
2. PTK merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan guru dalam rangka mencari
pemecahan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan cara-cara
ilmiah dan sistematis.
3. Karakteristik yang unik dalam PTK, yaitu adanya rencana tindakan-tindakan
tertentu untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas.
4. Dalam PTK terdapat upaya kolaborasi antar guru dengan teman sejawat (para
guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan
merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.
Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, antara lain: 1.perencanaan
tindakan, 2. pelaksanaan tindakan, 3. pengamatan, dan 4. refleksi yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:16)
Keterangan :
1. Tahap Perencanaan (planning)
Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti menentukantitik
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrument pengamatan sebagai alat bantu peneliti merekam
fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan aadalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif
tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang
dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Kegiatan pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang dilakukan serta dapat dilaksanakan oleh peneliti dan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
guru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data dengan
observasi ini adalah: (a) jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam rangka
implementasi tindakan perbaikan, (b) indikator-indikator yang ditetapkan harus
tergambarkan pada perilaku siswa secara terukur, (c) kesesuaian prosedur pengambilan
data, dan (d) pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia sebagai pemantulan. Refleksi dilakukan untuk mengadakan
evaluasi yang dilakukan guru atau pengamat. Kegiatan refleksi lebih tepat dikenakan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Pada kegiatan
refleksi ini ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh manatindakan
yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara bermakna. Melalui refleksi inilah
maka guru bersama peneliti akan memutuskan langkah selanjutnya, untuk melakukan
siklus lanjutan ataukah berhenti karena sudah mencapai tujuan yang diharapkan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntut yang terus berulang,
dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi. Jadi, siklus itulah yang menjadi suatu
bentuk tindakan nyata yang menjadi salah satu karakteristik khusus sebuah PTK,
dan siklus tersebut diakhiri dengan kegiatan refleksi sebagai bentuk evaluasi terhadap
penerapan siklus sebelumnya apakah tindakan yang dilaksanakan tersebut sudahmencapai
tujuan atau belum dan apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan
dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan
teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan
dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain dengan menggunakan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati secara sistematik gejala-gejala yang muncul dalam hal kegiatan
PTK ini yaitu dengan melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan
pendekatan kooperatif tipe Group Investigation. Fokus observasi ditekankan pada
peran serta siswa dalam kegiatan tanya jawab, keaktifan dalam kelompok, serta
keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah terutama saat presentasi.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara
lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi dari nara sumber. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada
guru mata pelajaran akuntansi dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan yang dihadapi dan untuk memperoleh
informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
akuntansi. Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai dan atas
dasar pengamatan dari setiap siklus yang ada kepada para siswa untuk mengetahui
respon yang muncul terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian
ini. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas
terpimpin dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan
diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi jangan
sampai proses wawancara kehilangan arah.
3. Tes
Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada setiap akhir penyajian
bahan ajar atau akhir siklus, pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa
jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah
sudah memenuhi target yang sudah ditentukan atau belum. Tes yang diadakan
dalam penelitian ini berupa tes tertulis.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari dokumen mengenai keadaan sekolah
secara umum, data siswa, rancangan pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi,
pedoman untuk wawancara, serta lembar skor kelompok dan hasil nilai evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dari setiap siklus. Di samping itu peneliti juga mengambil gambar atau foto dari
kegiatan berlangsungnya penelitian (proses kegiatan belajar mengajar di kelas).
F. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian adalah tata urutan atau langkah-langkah rinci yang
ditempuh untuk melaksanakan penelitian mulai dari awal penelitian sampai akhir
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan dengan teratur
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur penelitian ini terdiri
dari beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran Akuntansi
SMK Negeri 6 Surakarta.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan dalam pem-
belajaran akuntansi di kelas X Akuntansi 1.
c. Penyusunan jadwal penelitian
2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam
tiga kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen-instrumen yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari: RPP, lembar
observasi,pedoman wawancara, serta soal tes untuk siklus I dan siklus II.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai
tindakan di kelas. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan melalui pendekatan
kooperatif tipe Group Investigation (GI), yaitu untuk menumbuhkan minat siswa
dalam pembelajaran akuntansi sehingga penguasaan konsep siswa meningkat. Hal
ini dapat diukur dari tingkat keaktifan siswa dalam diskusi kelas, interaksi antar
siswa dalam kelompok kooperatif, dan ketuntasan hasil belajar siswa. Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tindakan ini dilaksanakan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang
telah direncanakan.
4. Tahap Observasi atau Pengamatan
Tahap observasi merupakan tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti. Kegiatan
observasi/pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui
dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses
pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang
dinyatakan dalam bentuk data.
5. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, kemudian
bersama guru pelaksana mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Dalam hal
ini, guru pelaksana merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja
mengamati kegiatannya dalam tindakan.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan
selama penelitian.
7. ProsesPenelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 1
SMK Negeri 6 Surakarta melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation .
Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai
satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan Tindakan, 2.
Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi, dan 4. Refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya, dalam penelitian ini direncanakan dua siklus.
1. RancanganSiklusI
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan perencanaan
pendekatan kooperatif tipe Group Investigation, yaitu meliputi :
1) Mengumpulkan data awal karakteristik siswa untuk mengidentifikasi siswa
yang tergolong berkemampuan tinggi dan siswa yang tergolong berkemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
rendah berdasar jenis kelamin atau tingkat prestasi menjadi kelompok-kelompok
kecil masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Data diperoleh berdasar
daftar nama siswa kelas X akuntansi 1 dan didasarkan pada perolehan nilai tes
kompetensi dasar pertama.
2) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Pertemuan 1
i. Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk mem-
bangkitkan minat siswa dalam belajar.
ii. Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran, langkah
pembelajaran Group Investigation, dan garis besar materi yang
akan dipelajari pada siklus I yaitu mengenai neraca laju, laporan
laba-rugi, dan neraca dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas.
iii. Guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih berbagai sub
topik dari materi yang akan dipelajari kemudian guru membagi siswa
dalam kelompok heterogen beranggotakan 5 orang, dan membagikan
lembar kerja untuk masing-masing kelompok.
iv. Siswa menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh. Dalam
hal ini guru bertindak sebagai fasilitator, sementara peneliti berkeliling
memantau kegiatan tersebut dan mengadakan tanya jawab terhadap
siswa guna mengetahui seberapa jauh tingkat penguasaan konsep dalam
diri siswa.
v. Kegiatan presentasi dilaksanakan dan semua siswa bebas bertanya dan
mengemukakan ide mengenai hasil investigasi kelompok yang presentasi,
dan guru mengamati jalannya presentasi dan memberikan penilaian
proses.
b) Pertemuan 2
i. Guru mengulas dari hasil presentasi pertemuan sebelumnya, kemudian
kegiatan presentasi dilanjutkan.
ii. Guru mengawasi jalannya kegiatan presentasi dan memberikan penilaian
proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
iii. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil dari kegiatan
investigasi kelomponya kemudian guru bersama siswa menyimpulkan
semua hasil presentasi hari ini dan pertemuan selanjutnya.
iv. Guru memberikan latihan kerja dalam setiap kelompok sebagai latihan
pengayaan materi dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa
untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti. Guru menginformasikan
kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya akan diadakan tes secara
individual guna mengetahui seberapa jauh tingkat penguasaan konsep
siswa dari materi yang sudah dipelajari dalam siklus 1.
c) Pertemuan 3
i. Guru memberikan tes secara individual dan siswa mengerjakan dengan
tertib dan tenang.
ii. Guru mengawasi jalannya tes agar hasil dari tes yang diberikan dapat
mencerminkan kemampuan mereka masing-masing.
iii. Setelah tes selesai dilaksanakan dan lembar jawab siswa dikumpulkan
semua guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang telah dibahas
dan mereview pelaksanaan diskusi, dengan harapan siswa
mampumenganalisis apakah jawaban dan aktivitas mereka sudah sesuai
dengan konsep yang diharapkan dalam siklus I.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran. Beberapa perangkat yang disiapkan
dalam tahap ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi
laporan keuanganmelalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation, soal
tes tertulis dan lembar observasi.
4) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
5) Menetapkan indikator ketercapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 2. Indikator Penguasaan Konsep Siswa
Indikator Penguasaan Konsep
Persentase Target
Capaian Cara Mengukur
Partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan presentasi.
70%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran atau diskusi di kelompok
Interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif
70%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dilihat dari interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran atau diskusi di kelompok
Mampumenyelesaikan persoalan yangberhubungan dengan laporan keuangan.
70%
Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 75 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan (3x45 menit). Pada tahap ini
mengimplementasikan pendekatan kooperatif tipe Group Investigation(GI)
sesuai dengan rencana tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap pelaksanaan tindakan.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil/dampak pelaksanaan
tindakan, yaitu meliputi partisipasi dan interaksi antar siswa dalam kegiatan
pembelajaran atau diskusi di kelompok.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses pembelajaran yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti
untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya dalam siklus II.
2. RancanganSiklusII
Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan
kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana tindakan
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus I. Pelaksanaan
siklus II ini juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan materi yang akan
dipelajari adalah sub pokok bahasan mengenai laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ìï
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. SejarahSingkatSMK Negeri 6 Surakarta
SMK Negeri 6 Surakarta dahulunya bernama SMEA Negeri 3 Surakarta
yang didirikan pada tahun 1966/1967 dengan nama SMEA Kodya Surakarta, karena
dibawah perlindungan Kodya Surakarta. Berdasarkan SK No.103/UUK/3/1968
tertanggal 1 Januari 1968 resmi menjadi SMEA Negeri 3 Surakarta, dengan kepala
sekolah Bpk Marwan yang sekaligus sebagai pendiri dan berlokasi di jalan Urip
Sumoharjo No 56 Surakarta sampai dengan tahun 1976. Sejak tahun 1976 sampai
sekarang, SMK Negeri 6 Surakarta telah mengalami pergantian kepala sekolah
sebagai berikut :
1. Bpk Marwan, menjabat 1 Januari 1968 – 1 Juli 1971
2. Drs. Ramelan, menjabat 1 Juli 1971 – 1 Juni 1972
3. Drs. Wujud Sutomo, menjabat 1 Juni 1972 – 1 April 1976
4. Drs. Slamet Efendi, menjabat 1 April 1976 – 17 Juli 1991
5. Drs. Indrato, menjabat 17 Juli 1991 – 1 November 1992
6. Drs. HM. Walkam, menjabat tahun 1992 – tahun 1996
7. Moectingudin, menjabat tahun 1996 – tahun 1998
8. Drs. Sumarjata Nattali, menjabat tahun 1998 – tahun 2001
9. Dra. Agnes Sri Soerasmini, menjabat selama 5 bulan
10. Dra. Sri Supartini, MM menjabat tahun 2002 – sekarang
SMK Negeri 6 Surakarta merupakan SMK Pembina yang dibangun
dengan bantuan ADB melalui proyek VOCED I pada tahun1997, dan pada bulan
Juli 1997 nama SMEA Negeri 3 Surakarta berubah menjadi SMK Negeri 6
Surakarta. Dengan adanya sarana prasarana yang tersedia, atas kepemimpinan Ibu
Dra. Sri Supartini, M.M maka berkembanglah SMK Negeri 6 Surakarta dan
tepatnya pada bulan Agustus 2005, SMK Negeri 6 Surakarta mendapatkan
penghargaan sertifikat SMM ISO 9001:2000 dari lembaga TUV Jerman untuk
bidang keahlian bisnis manajemen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. KeadaanLingkunganBelajar
SMK Negeri 6 Surakarta berlokasi di Jalan LU Adi Sucipto No 38 Surakarta
cukup strategis karena mudah dijangkau oleh kendaraan umum dari berbagai jurusan
sehingga memudahkan siswa untuk menuju ke sekolah. Secara umum, SMK Negeri 6
Surakarta adalah sekolah yang asri dan bersih. Di setiap sudut bangunan terdapat
taman, pohon rindang, dan juga tempat hijau dan terawat.
Keadaan kelas pada umumnya ditata menurut keahlian, kelas juga dilengkapi
dengan berbagai fasilitas penunjang berupa inventaris kelas seperti whiteboard, meja,
kursi, dan lain-lain. Selain itu, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar disediakan
laboratorium dan perpustakaan. Rasa dan suasana kekeluargaan juga tercipta di sekolah
ini, dengan diterapkan suasana yang hangat dan penuh keakraban dengan saling menyapa
apabila bertemu/berpapasan. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Negeri 6
Surakarta antara lain :
a. Ruang
- Ruang teori - Ruang OSIS
- Ruang praktek - Gudang
- Ruang computer - Masjid
- Ruang kelas - Kamar mandi
- Ruang mesin tik manual - Ruang UKS
- Ruang praktek media pendidikan - Ruang Majelis sekolah
- Ruang lab bahasa inggris - Ruang Aula
- Ruang perpustakaan - Bank mini karina
- Ruang pengadaan mesin cetak - Koperasi sekolah
- Ruang praktek pertokoan (Smart) - Ruang guru
- Ruang BP/BK - Ruang tata usaha
b. Alat Perlengkapan
- Mesin tik elektronik - Printer
- Mesin tik manual - Lab bahasa dan headphone
- Mesin hitung elektronik - Faximile
- Mesin cetak offset - OHP
- Mesin stensil listrik - Proyektor Slide
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
- Mesin fotokopi - Televisi/video
- Mesin potong kertas/buku - Alat musik kulintang
- Mesin jilid - Organ
- Mesin stensil manual - Gamelan
- Computer - Kamera
c. Media pendidikan
- Video - Seperangkat software
- TV - Filling cabinet
- OHP - Tape recorder
- Slide proyektor
d. Perpustakaan
- Berbagai judul buku - Tempat katalog
- Berbagai buku - Key telephone
- Peta Indonesia - Jam dinding
- Mesin ketik - Kursi dan meja
- Rak buku - Seperangkat komputer
- Almari buku - Tempat Koran
3. Tenaga Pengajar, Karyawan, dan Siswa.
a. Tenaga Pengajar di SMK Negeri 6 Surakarta ada 93 orang.
Tabel 3. Tenaga pengajar/guru SMK Negeri 6 Surakarta
Status L P Jumlah 1. Guru tetap 2. Guru tidak tetap
30 9
50 4
80 13
Jumlah 39 54 93
b. Karyawan/TU di SMK Negeri 6 Surakarta ada 22 orang
Tabel 4. Karyawan/TU SMK Negeri 6 Surakarta
Status L P Jumlah 1. Karyawan tetap 2. Karyawan tidak tetap
4 10
2 6
6 16
Jumlah 14 8 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Jumlah siswa di SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2010/2011 dapat diperinci
sebagai berikut :
Tabel 5. Siswa SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2010/2011 No Program Keahlian Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah 1. 2. 3. 4. 5.