Page 1
PENINGKATAN PENGETAHUAN OBAT PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2 TANPA KOMPLIKASI MELALUI HOME PHARMACY CARE DI
KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Veronica Erlinda Kristyowati
NIM : 148114025
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
PENINGKATAN PENGETAHUAN OBAT PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2 TANPA KOMPLIKASI MELALUI HOME PHARMACY CARE DI
KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Veronica Erlinda Kristyowati
NIM : 148114025
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan
penyertaanNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan
Pengetahuan Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Tanpa Komplikasi Melalui
Home Pharmacy Care Di Kota Yogyakarta” demi memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) pada Program Studi Farmasi Universitas Sanata.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi
yang selalu membimbing, memberikan motivasi, dan perhatian dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Para pasien dari Puskesmas Umbulharjo 1 dan Apotek Panasea sebagai
responden yang telah berperan dan bersedia meluangkan waktunya dalam
penelitian ini.
3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. dan Bapak Christianus Heru
Setiawan, M.Sc., Apt.selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan
saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Mbak Christina Ari Listiyani, S.Farm., Apt. dan Mbak Antonia Vidya
Kartika, S.Farm., Apt. selaku apoteker pendamping penelitian yang telah
meluangkan waktu, memberi masukan, serta informasi dalam menunjang
penelitian ini.
5. Mbak Indri selaku APA Apotek Panasea dan Mbak Putri selaku Apoteker
Puskesmas Umbulharjo 1 yang telah memberikan izin, bantuan, dan
dukungan dalam pengambilan data.
6. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan
secara finansial dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.
8. Tim skripsi Home Pharmacy Care, Thomas Aji Puspito dan Agnes Chyntia
Silalahi yang telah mendampingi, memberi masukan, dan semangat dari
awal hingga akhir penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
viii
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) adalah salah satu sindrom kelainan metabolik dengan
karakteristik hiperglikemik yang membutuhkan penatalaksanaan dalam jangka
panjang. Kurangnya pengetahuan tentang obat dapat menyebabkan kegagalan
terapi pada pasien diabetes. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan
pasien adalah dengan home pharmacy care. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang obat pada pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi
di Kota Yogyakarta sehingga dapat menurunkan tingkat kegagalan terapi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan one
group pretest posttest dengan responden 5 orang pasien DM tipe 2. Peningkatan
pengetahuan dilihat berdasarkan perubahan nilai pretest ke posttest yang telah
dibuat dan ditunjang oleh wawancara serta refleksi diri peneliti. Pada taraf
kepercayaan 95% melalui uji T berpasangan, didapatkan hasil berupa perubahan
yang bermakna dari nilai tersebut (p = 0,005). Nilai dari pretest ke posttest
meningkat dengan nilai pasien 1; 2; 3; 4; dan 5 secara berurutan adalah 5; 10; 15;
15; dan 9 poin. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode
home pharmacy care dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pasien
secara signifikan, namun outcome yang didapatkan pasien tidak semuanya menjadi
lebih baik.
Kata kunci: home pharmacy care, pengetahuan, diabetes melitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
ix
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is one of the metabolic syndrome abnormalities with
hyperglycemic characteristics that require long-term management. Lack of
knowledge about medicine can lead to treatment failure in diabetic patients. One
method to improve patient knowledge is through home pharmacy care. This study
aims to improve the knowledge of the medicine in patients with type 2 diabetes
without complications in the Yogyakarta to reduce the failure of therapy. This study
is a quasi-experimental with one group pretest posttest design with 5 patients of
type 2 diabetes. Knowledge improvement are seen based on the change of pretest
to posttest score which has been made and supported by interview and self-
reflection of the researcher. At 95% confidence level through paired T test, the
result is a significant change of the value (p = 0,005). The value from pretest to
posttest increases with the score of patient 1; 2; 3; 4; and 5 respectively are 5; 10;
15; 15; and 9 points. Based on the results of the study, it can be concluded that home
pharmacy care method can be used to increase patient's knowledge significantly,
but the outcomes that patients get aren’t all getting better.
Keywords: home pharmacy care, knowledge, diabetes mellitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... v
PRAKATA .............................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................. viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................ 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 3
KESIMPULAN ....................................................................................... 16
SARAN ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 17
LAMPIRAN ............................................................................................ 19
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................ 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik pasien ................................................................... 5
Tabel II. Peningkatan pengetahuan pasien per dimensi .......................... 6
Tabel III. Efek samping obat diabetes..................................................... 78
Tabel IV. Interaksi obat diabetes ............................................................ 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil nilai pretest dan posttest tiap pasien ............................ 6
Gambar 2. Hasil pengukuran kadar gula darah sewaktu pasien.............. 15
Gambar 3. Lokasi penyuntikan insulin ................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical clearance ................................................................ 19
Lampiran 2. Surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan .......................... 20
Lampiran 3. Surat perizinan dari Dinas Perizinan ................................. 21
Lampiran 4. Sertifikat lisensi SPSS dari CE&BU UGM ....................... 23
Lampiran 5. Uji konstruk kuesioner ...................................................... 24
Lampiran 6. Uji pemahaman bahasa kuesioner ..................................... 29
Lampiran 7. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner .............................. 33
Lampiran 8. Persetujuan keikutsertaan responden ................................. 37
Lampiran 9. Hasil pretest ....................................................................... 42
Lampiran 10. Hasil posttest.................................................................... 47
Lampiran 11. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest .................. 52
Lampiran 12. Uji T berpasangan data pretest dan posttest .................... 53
Lampiran 13. Hasil wawancara .............................................................. 54
Lampiran 14. Hasil refleksi diri ............................................................. 65
Lampiran 15. Panduan home pharmacy care ......................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
1
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) adalah salah satu sindrom kelainan metabolik yang
memiliki karakteristik yaitu hiperglikemik dan merupakan salah satu penyakit
kronik yang cukup banyak diderita oleh masyarakat. Angka kejadian diabetes
semakin meningkat, dimana Indonesia sendiri menempati peringkat ke-5 di dunia
dengan perkiraan 9,1 juta orang didiagnosis sebagai penyandang DM dan
cenderung pada DM tipe 2 (Soelistijo et al, 2015). Sedangkan prevalensi tertinggi
penyakit diabetes yang terdiagnosis dokter menurut provinsi di Indonesia adalah DI
Yogyakarta yaitu sejumlah 2,6% (BPPK, 2013).
Penatalaksanaan diabetes tidaklah dilakukan dalam jangka waktu yang
singkat sehingga terkadang dapat terjadi masalah-masalah terkait terapi yang
dialami pasien diabetes. Pada penatalaksanaan diabetes diperlukan juga kepatuhan
pasien, karena ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah
satu penyebab kegagalan terapi. Kegagalan terapi sering disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya (Wijaya et al, 2015).
Pada pasien yang pengetahuannya kurang, cenderung tidak patuh meminum obat
karena mereka tidak menyadari bahwa diabetes adalah penyakit dengan
konsekuensi yang serius, dan konsekuensi akan berkurang dengan partisipasi aktif
dari pasien. Semakin tinggi pengetahuan pasien mengenai penyakit serta obatnya,
maka kepatuhan pasien untuk menjalankan terapinya juga akan lebih baik (Husnah,
Zufry, dan Maisura, 2014).
Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan pasien adalah dengan
layanan residensial atau home pharmacy care. Pelaksanaan home pharmacy care
diketahui dapat meningkatkan kualitas hidup pasien (Nurfauzi, Iwo, Murwiningsih,
2016). Home pharmacy care adalah layanan kefarmasian yang dilakukan oleh
apoteker dengan cara melakukan kunjungan ke rumah pasien dengan tujuan umum
untuk mencapai keberhasilan terapi obat (Binfarkes, 2008). Namun demikian masih
banyak apoteker yang tidak melaksanakan layanan kefarmasian ini, walaupun
menurut Permenkes No. 73 tahun 2016 layanan ini merupakan standar kefarmasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
2
di apotek. Selain itu, ketiadaan metode pelaksanaan home pharmacy care juga
semakin mempersulit apoteker untuk melaksanakan pelayanan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk membuat metode home
pharmacy care dan melihat pengaruh home pharmacy care terhadap pengetahuan
mengenai obat diabetes pada pasien diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi di
Kota Yogyakarta. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan pasien mengenai pengobatan DM sehingga dapat menurunkan tingkat
kegagalan terapi penyakit DM.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan
one group pretest posttest. Sebagai responden adalah 5 pasien diabetes melitus di
Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta yang merupakan pasien dari Puskesmas
Umbulharjo 1 atau Apotek Panasea. Kriteria inklusi yaitu pasien diabetes melitus
tipe 2 tanpa komplikasi, berusia 40 – 70 tahun, memiliki latar belakang minimal
SMA dan bukan dari bidang kesehatan. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu
diabetes gestasional, serta responden yang tidak mengikuti kegiatan secara
menyeluruh.
Sampling dilakukan secara non-random atau non probability, dimana
pengambilan sampel tidak secara acak. Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling. Perhitungan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan karena hanya
berdasarkan orang-orang yang bersedia mengikuti penelitian, yang dibuktikan
dengan penandatanganan inform concent.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta pada
bulan November hingga Desember 2017. Perlakuan yang diberikan kepada
responden berupa pelayanan kefarmasian di rumah atau home pharmacy care.
Responden diberi edukasi sebanyak satu kali seminggu selama tiga minggu
berturut-turut. Pada pertemuan pertama reponden diberi pretest, sedangkan posttest
diberikan seminggu setelah pertemuan ketiga dilaksanakan.
Instrumen penelitian berupa: (1) metode atau panduan home pharmacy
care yang dibuat oleh peneliti, yang berisikan materi home pharmacy care dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
3
panduan wawancara yang telah diuji validitas konstruknya, serta (2) kuesioner
mengenai pengetahuan pengobatan pasien diabetes yang telah melewati uji validitas
konstruk, uji pemahaman bahasa, uji validitas, dan uji reliabilitas. Uji validitas dan
reliabilitas dilakukan oleh Clinical Epidemiology & Biostatics Unit (CE&BU),
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Dinyatakan valid bila koefisien
korelasi lebih dari 0,3 dan dinyatakan reliabel bila nilai Cronbach’s Alpha lebih
dari 0,6 (Dahlan, 2014). Selain metode home pharmacy care, digunakan juga (3)
glukometer yang telah terkalibrasi sebagai instrumen penelitian. Glukometer
sendiri merupakan alat medis untuk mengukur kadar gula darah secara kuantitatif
dimana dapat digunakan dirumah. Pada pasien diabetes, glukometer digunakan
untuk memonitor kadar gula darah dan hasilnya dapat digunakan untuk
menyesuaikan terapi, mengetahui bila kadar gula darah terlalu tinggi atau rendah,
serta memahami bagaimana diet dan olehraga dapat mengubah kadar gula darah
(FDA, 2016).
Data yang didapatkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif berasal dari kuesioner pretest dan posttest yang dinilai menggunakan
skala Likert. Data nilai kuesioner kemudian diuji normalitasnya menggunakan
metode Shapiro-Wilk dimana data dikatakan terdistribusi normal bilai nilai
signifikansi lebih dari 0,05. Setelah itu dilakukan uji T berpasangan untuk melihat
apakah terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest.
Dikatakan signifikan bila nilai p yang didapatkan kurang dari 0,05 (Dahlan, 2014).
Selain itu, data kuantitatif juga didapatkan dari pengukuran kadar gula darah
sewaktu, sebelum dan setelah perlakuan dalam bentuk diagram. Data kualitatif
didapatkan dari hasil wawancara kepada responden yang disusun dalam bentuk teks
naratif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner, materi, dan panduan wawancara yang telah dibuat diuji
konstruknya oleh ahli. Terdapat perbaikan dari uji konstruk kuesioner seperti yang
tertera pada lampiran 5, sedangkan materi dan panduan wawancara yang telah diuji
konstruknya tidak mengalami perubahan. Setelah kuesioner lulus uji konstruk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
4
maka dilakukan uji pemahaman bahasa kuesioner oleh 2 pasien diabetes yang
karakteristiknya mirip dengan responden yang akan dilibatkan. Dari hasil uji
pemahaman bahasa, kata “hipoglikemi” dari pernyataan kuesioner tidak dipahami
oleh pasien, sehingga kata tersebut diberi keterangan “kadar gula darah dibawah
batas normal”. Setelah bahasa diperbaiki, kuesioner yang sudah dirandom diuji
validitas dan reliabilitasnya kepada 30 orang. Hasilnya 4 butir kuesioner yaitu
pernytaan nomor 1,5,9, dan 12 memiliki nilai koefisien korelasi kurang dari 0,3,
namun seluruh pernyataan kuesioner dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,827. Menurut Dahlan (2014) validitas diterima bila nilai koefisien
korelasi lebih dari 0,3 dan nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. Butir kuesioner
yang tidak valid kemudian dihapus dengan pertimbangan masih ada pernyataan
yang dimensi dan katagorinya sama. Setelah butir kuesioner yang tidak valid
dihapuskan, seluruh butir kuesioner dinyatakan valid dan reliabel dengan nilai
koefisien korelasi seluruh butir kuesioner lebih dari 0,3 dan nilai Cronbach’s Alpha
yang meningkat menjadi 0,847.
Edukasi mengenai diabetes dilakukan dengan materi dan panduan
wawancara yang telah dibuat oleh peneliti. Materi yang diberikan didasarkan pada
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Melitus (Binfarkes, 2005) yaitu
mengenai definisi, tanda dan gejala, faktor resiko, kadar gula darah, komplikasi,
jenis obat, cara penyuntikan insulin, penggunaan obat secara rutin, interaksi obat,
efek samping obat, makanan yang diperbolehkan dan yang tidak, serta aktivitas
fisik pasien diabetes seperti yang tertera pada lampiran 15 bagian B.
Seluruh materi tersebut tidak diberikan seluruhnya secara langsung dalam
satu pertemuan, namun dibagi dalam tiga kali pertemuan. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah penerimaan materi sehingga materi yang diberikan dapat benar-
benar dimengerti oleh pasien. Minggu pertama diberikan materi mengenai definisi,
tanda dan gejala, faktor resiko, dan kadar gula darah; minggu kedua pasien diberi
edukasi mengenai komplikasi, makanan yang diperbolehkan dan yang tidak, dan
aktivitas fisik; sedangkan minggu ketiga diisi dengan edukasi mengenai jenis obat,
cara penyuntikan insulin, penggunaan obat secara rutin, interaksi, dan efek samping
obat diabetes. Setiap selesai pemberian materi edukasi, peneliti membuat refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
5
diri yang digunakan untuk menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya, dimana dari hasil refleksi dapat diketahui materi apa saja
yang sudah atau belum disampaikan, materi yang kurang dimengerti, dan kesulitan
dalam melakukan home pharmacy care. Refleksi diri peneliti dapat diterapkan oleh
apoteker yang menjalankan proses home pharmacy care. Selain untuk menentukan
tindak lanjut dari tiap-tiap pertemuan, refleksi juga digunakan sebagai
pembelajaran untuk menghadapi pasien pada pertemuan berikutnya mengingat tiap
pasien memiliki karakter yang berbeda-beda. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Muir et al (2014), diketahui bahwa melalui refleksi, pemberi edukasi dapat
mengidentifikasi kesulitan yang telah dialami dengan membuat perubahan pada
saat menangani pasien maupun prosedur yang ada.
Lima pasien yang dilibatkan memiliki karakteristik seperti yang tertulis
pada tabel I.
Tabel I. Karakteristik pasien
Pasien Usia Pendidikan terakhir Lama menderita diabetes
1 65 SMA 9 tahun
2 57 SMA 2 tahun
3 46 S1 6 bulan
4 49 SMA 2 tahun
5 45 SMA 2 minggu
Kelima pasien diberi perlakuan dan dilihat nilai pretest dan posttestnya.
Hasil uji normalitas menggunakan metode Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data
pretest dan posttest terdistribusi normal dengan nilai signifikansi pretest sebesar
0,179 sedangkan posttest sebesar 0,424. Karena data teristribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji T berpasangan. Dengan taraf kepercayaan 95%, hasil nilai p
yang didapatkan dari uji T adalah sebesar 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna dari pretest ke posttest.
Hasil nilai pretest pasien 1 hingga 5 secara berurutan adalah 51; 43; 45;
46; 43 dan nilai posttest sebesar 56; 53; 60; 61; 52, seperti yang digambarkan pada
gambar 1. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan nilai dari pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
6
ke posttest dengan hasil peningkatan nilai pasien 1; 2; 3; 4; dan 5 secara berurutan
adalah sebanyak 5; 10; 15; 15; dan 9 poin.
Gambar 1. Hasil nilai pretest dan posttest tiap pasien
Tabel II. Peningkatan pengetahuan pasien per dimensi
Pasien Dimensi
Penyakit diabetes Obat diabetes Life style
1 -
2 -
3 -
4 - -
5 -
Pasien 1, 2, 3, dan 5 mengalami peningktan pengetahuan pada dimensi
penyakit diabetes dan obat diabetes. Sedangkan pasien 4 hanya mengalami
peningkatan pengetahuan pada dimensi obat diabetes. Pada dimensi obat DM,
peningkatan terjadi pada katagori cara penggunaan tepatnya pada variabel “Insulin
disuntikkan di bagian pergelangan tangan” dan pada seluruh variabel di katagori
efek samping obat. Materi mengenai bisa tidaknya diabetes disembuhkan diulang
sebanyak 2 kali dengan tujuan untuk mengulang dan mempertegas bahwa diabetes
tidak dapat disembuhkan.
PASIEN 1
Hasil wawancara ditunjukkan dalam lampiran 1, dimana dari hasil
wawancara dengan pasien 1 diketahui bahwa pada minggu pertama pasien 1 sudah
51
43 45 46
43
56
53
60 61
52
P A S I E N 1 P A S I E N 2 P A S I E N 3 P A S I E N 4 P A S I E N 5
Pretest Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
7
mengerti mengenai tanda dan gejala serta nilai kadar gula darah, namun pasien
belum mengerti mengenai faktor resiko dan kesembuhan pasien.
Dulu yang saya rasakan adalah sering merasa lemas, sering
mengantuk, selalu merasa lapar, serta banyak buang air kecil. Kadar
gula darah kalau tadi diukur saya 193 mg/dl berarti masih harus
waspada. Saya yakin diabetes bisa disembuhkan dengan obat-obatan
dan hidup sehat.
Pada minggu kedua, pasien 1 sudah mengetahui pentingnya aktivitas fisik dan
nutrisi bagi pasien diabetes, tetapi belum mengetahui mengenai komplikasi
diabetes. Pasien mengatakan bahwa:
Saya sudah mengurangi penggunaan gula, menghindari makanan dan
minuman yang manis, mengurangi jumlah porsi nasi saat makan, serta
memperbanyak makan buah dan sayuran, selain itu seminggu sekali
saya senam.Saya kurang mengetahui mengenai komplikasi diabetes.
Kemudian untuk minggu ketiga, pasien sudah mengetahui mengenai pilihan
pengobatan, serta cara penggunaan obat diabetes, namun pasien tidak mengetahui
maksud dari interaksi dan efek samping obat. Hal ini ditunjukkan dari pernyataan
pasien yaitu:
Obat diabetes yang saya tahu ada metformin kalau yang diminum,
kemudian saya juga pernah disuntik dengan insulin di bagian lengan
atas. Obat diabetes harus rutin digunakan, walaupun kadang saya
merasa bosan.
Saya jarang pakai obat lain selain metformin, jika saya minum obat
lain apapun itu pasti saya jeda 1-2 jam.
Saya pernah dulu merasa kesemutan pada tangan dan kaki, tapi tidak
terlalu lama, sampai-sampai saya pikir itu stroke.
Pada pasien 1 peningkatan yang didapatkan adalah sebesar 5 poin yaitu
dari angka 51 menjadi 56. Peningkatan yang dominan terjadi pada dimensi yang
membahas mengenai penyakit DM dan obat DM. Pada dimensi penyakit DM,
peningkatan terjadi pada katagori kadar gula darah dengan variabel “Target gula
darah puasa pada pasien diabetes adalah lebih dari 150 mg/dL”. Pasien mengatakan
bahwa sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena target gula darah
puasa seharusnya 80-120 mg/dL. Sedangkan pada dimensi obat diabetes, terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
8
peningkatan pada katagori interaksi dengan variabel “Obat diabetes (glibenklamid)
dapat diminum bersamaan dengan obat ibuprofen”.
PASIEN 2
Materi mengenai kadar gula darah, tanda dan gejala, faktor resiko, dan
komplikasi diberikan sebanyak 2 kali untuk mengingatkan kembali kepada pasien
mengenai informasi tersebut. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa pasien 2
sudah mengerti mengenai definisi DM, tanda dan gejala, kadar gula darah, faktor
resiko, namun pasien mengira diabetes dapat disembuhkan. Gula darah sewaktu
pasien yang terukur pada glukometer adalah 112 mg/dl.
Diabetes itu gula darahnya tinggi mbak, kalau saya tadi sudah lumayan
normal. Saya dulu merasa lemas, mengantuk dan sering lapar tetapi
saya tidak menyadari bahwa gejala-gejala tersebut merupakan gejala
dari penyakit diabetes dan memedulikannya, sampai akhirnya saya
pergi ke puskesmas untuk medical check-up termasuk cek kadar gula
darah karena ingin mencabut gigi. Dari hasil medical check-up
tersebut baru diketahui bahwa saya memiliki kadar gula darah yang
tinggi, tapi saya juga tidak kaget jika terkena diabetes karena orang
tua saya juga terkena diabetes. Diabetes ya pasti bisa disembuhkan
kalau kita mau minum obat teratur, menjaga pola makan, dan rajin
olahraga
Pada kunjungan kedua, dari hasil wawancara pasien sudah mengetahui mengenai
makanan yang diperbolehkan dan yang tidak, pentingnya aktivitas fisik, serta
komplikasi. Pasien menyebutkan bahwa komplikasi yang dapat terjadi berupa luka
yang sulit sembuh hingga menyebabkan amputasi, namun untuk komplikasi yang
lain pasien belum mengerti. Walaupun pasien sudah mengetahui mengenai
makanan yang diperbolehkan dan yang tidak, pasien tidak berusaha mengubah pola
makannya. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dimana pasien mengaku bahwa
masih mengonsumsi makanan yang manis, dan pasien makan nasi dalam jumlah
yang banyak.
Minggu ketiga, pasien sudah mengerti mengenai penggunaan obat secara
rutin, namun untuk jenis obat diabetes, cara penyuntikan insulin, interaksi, dan efek
samping obat belum diketahui oleh pasien. Pasien mengatakan demikian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
9
Obat harus digunakan secara rutin untuk menstabilkan kadar gula
darah. Obat diabetes ada yang diminum dan yang disuntik, tapi saya
kurang paham mengenai yang disuntik.
Pasien 2 mengalami peningkatan nilai sebesar 10 poin, yaitu dari 43
menjadi 53 dimana peningkatan yang dominan terjadi pada dimensi penyakit DM
dan obat DM. Pada dimensi penyakit DM, peningkatan terjadi pada katagori kadar
gula darah yaitu pada variabel “Target gula darah puasa pada pasien diabetes adalah
lebih dari 150 mg/dl”. Pasien menyatakan bahwa:
Target gula darah puasa yang diinginkan bukan lebih dari 150 mg/dl
tetapi seharusnya lebih rendah yaitu 80-120 mg/dl.
Pada dimensi obat DM, pasien 2 mengalami peningkatan pada katagori
cara penggunaan dan interaksi obat yaitu pada variabel “Insulin disuntikkan di
bagian pergelangan tangan” dan “Obat diabetes (glibenklamid) dapat diminum
bersamaan dengan obat ibuprofen”. Pasien juga sudah mengetahui bahwa tidak
semua obat dapat diminum secara bersamaan. Edukasi mengenai kesembuhan
penyakit diabetes diulang sebanyak 2 kali untuk mempertegas bahwa penyakit
diabetes tidak dapat disembuhkan.
PASIEN 3
Dari hasil wawancara minggu pertama, pasien 3 sudah mengerti mengenai
kadar gula darah, tanda dan gejala, dan faktor resiko diabetes, namun pasien belum
mengetahui bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan. Pasien mengatakan bahwa
pernah merasakan gejala diabetes dan memiliki riwayat keluarga diabetes. Kadar
gula darah sewaktu pasien yang terukur adalah 143 mg/dl.
Kadar gula darah sewaktu saya sudah lumayan bagus. Saya dulu sering
buang air kecil, selalu merasa lemas dan mudah lelah, karena itu saya
ke dokter dan malah terdiagnosa diabetes. Padahal saya tidak suka
makan yang manis-manis, mungkin karena saya ada riwayat orang tua
yang diabetes ya mbak. Diabetes bisa disembuhkan asalkan mau
olahraga rutin, ujar pasien.
Pada minggu kedua, pasien telah mengerti mengenai komplikasi berupa luka yang
sulit sembuh, makanan yang diperbolehkan dan yang tidak, serta pentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
10
aktivitas fisik. Sedangkan komplikasi berupa hilangnya pengelihatan, gagal ginjal,
hipertensi, jantung koroner, serta stroke belum diketahui oleh pasien.
Saya tahu kalau diabetes bisa menyebabkan luka yang sulit sembuh,
bisa sampai kakinya dipotong. Saya belum tahu kalau ada komplikasi
yang lain-lain mbak
Minggu ketiga, pasien mengetahui mengenai jenis obat dan penggunaan
obat secara rutin. Sedangkan cara penyuntikan insulin, interaksi dan efek samping
obat belum diketahui oleh pasien. Pasien tidak mengetahui lokasi penyuntikan
insulin karena ia tidak pernah menggunakan insulin sebelumnya, pasien 3 hanya
mengetahui bahwa insulin dapat disuntikkan di bagian lengan atas. Untuk efek
samping obat, pasien belum mengetahui sama sekali, dan setelah dijelaskan pasien
mengaku bahwa selama ini tidak pernah terkena efek samping dari obat diabetes
yang dikonsumsinya.
Peningkatan nilai yang diperoleh pasien 3 adalah sebesar 15 poin, yaitu
dari nilai 45 menjadi 60. Peningkatan yang dominan terjadi pada dimensi penyakit
DM dan obat DM. Pada bagian dimensi penyakit DM, pengetahuan pasien
meningkat pada katagori definisi DM dengan variabel “Tingginya kadar gula darah
merupakan tanda dari penyakit diabetes” dan pada katagori komplikasi dengan
variabel “Diabetes dapat menyebabkan penderitanya mengalami luka yang sulit
sembuh”.
PASIEN 4
Dari hasil wawancara minggu pertama diketahui pasien 4 sudah mengerti
definisi DM, tanda dan gejala, kadar gula darah, dan faktor resiko, namun pasien
tidak mengetahui bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan
Diabetes itu gula darahnya tinggi, seperti saya. Barusan kadar gula
darah saya 215 berarti masih tinggi sekali ya mbak. Saya ada
keturunan diabetes dari orang tua saya. Dulu gejala yang saya rasakan
sering buang air kecil, merasa lapar dan haus terus, kemudian berat
badan saya turun. Diabetes bisa sembuh asal rajin minum obat mbak
Pada minggu kedua, pasien telah mengerti mengenai makanan yang perlu dihindari,
pasien mengaku selama ini telah menjaga pola makan dan lebih memilih-milih
makanan. Untuk komplikasi dan pentingnya aktivitas fisik belum diketahui pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
11
sehingga selama ini pasien juga tidak pernah berolahraga, seperti yang dikatakan
pasien:
Saya tidak pernah olahraga mbak, tetapi kalau pergi yang dekat-dekat
saya jalan kaki.
Hasil wawancara minggu ketiga, pasien sudah mengetahui tentang jenis obat
diabetes, dan penggunaan obat secara rutin. Walaupun pasien sudah mengetahui
bahwa obat digunakan secara rutin, tapi pasien mengaku pernah bosan minum obat
dan terkadang lupa minum obat. Sebaliknya, pasien belum mengetahui mengenai
cara penyuntikan insulin, interaksi, serta efek samping obat. Pasien mengatakan
demikian:
Obat diabetes harus diminum rutin untuk mengontrol gula darah, tapi
saya lama-lama juga bosan, sering lupa minum obat karena sibuk dan
tidak bawa obat saat pergi. Obat diabetes kalau diminum saya tahunya
hanya metformin dan glimepiride, kalau yang disuntikkan insulin mbak,
tapi saya tidak tahu bisa disuntikkan dimana saja.Efek samping dan
interaksi saya belum pernah mendengar mbak.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, pasien 4 mengalami peningkatan
sebesar 15 poin. Peningkatan pengetahuan yang dominan hanya terjadi pada
dimensi obat diabetes dengan katagori interaksi dan efek samping obat yaitu pada
variabel “Metilprednisolon dapat menurunkan efek dari obat diabetes sehingga
tidak boleh diminum secara bersamaan” dan “Akarbosa merupakan obat diabetes
yang memiliki efek samping berupa diare”. Pasien 4 hanya mengalami peningkatan
pada dimensi obat diabetes dikarenakan pada dimensi penyakit diabetes dan life
style telah cukup banyak diketahui oleh pasien 4 sebelumnya. Walaupun begitu,
materi mengenai komplikasi dan pentingnya aktivitas fisik diberikan pada minggu
kedua dan ketiga untuk mengingatkan kembali kepada pasien terkait hal tersebut.
PASIEN 5
Secara keseluruhan pada minggu pertama pasien 5 sudah mengerti
mengenai materi definisi diabetes, kadar gula darah, tanda dan gejala, disisi lain
pasien tidak mengetahui bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan. Pada
pengukuran kadar gula darah sewaktu pasien menunjukkan hasil 296 mg/dl.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
12
Diabetes adalah penyakit gula darah tinggi, kalau kemarin gejala yang
saya rasakan mudah lapar dan haus, sering buang air kecil, dan berat
badan saya tiap hari tambah turun. Barusan diukur tinggi sekali ya
mbak gula darah saya, tapi saya yakin bisa sembuh mbak, soalnya saya
sudah mulai menjaga pola makan.
Pada minggu kedua, pasien sudah mengetahui mengenai komplikasi,
makanan yang diperbolehkan dan yang tidak, serta pentingnya aktivitas fisik.
Pasien 5 dapat menyebutkan bahwa komplikasi dari diabetes adalah jantung
koroner, gagal ginjal, permasalahan pada mata, dan luka yang sulit sembuh. Selain
itu, pasien juga mengaku bahwa sudah mengurangi makanan manis dan akan
meningkatkan aktivitas fisik, seperti yang dikatakan pasien demikian:
Saya paling suka yang manis-manis mbak, seperti es teh, roti ulang
tahun yang banyak krimnya, dan saya kalau makan nasi banyak sekali,
tetapi setelah sayatahu bahwa terkena diabetes, saya langsung tidak
berani makan yang manis-manis mbak. Nasi pasti saya kurangin, dan
saya lebih pilih buah. Kalau olahraga saya suka ikut ssenam tiap
minggu, tapi gara-gara akhir-akhir ini hujan saya jarang berangkat
mbak.
Di pertemuan ketiga, pasien telah mengetahui mengenai jenis obat
diabetes, cara penyuntikan insulin, dan penggunaan obat secara rutin. Pasien dapat
menjelaskan bahwa obat diabetes harus digunakan secara rutin, dimana ada yang
diminum dan ada yang disuntikkan yaitu insulin. Sebelumnya pasien mengaku
pernah menggunakan insulin sehingga sudah mengerti lokasi penyuntikan insulin.
Mengenai efek samping dan interaksi obat, pasien belum mengetahuinya, namun
setelah dijelaskan pasien mengaku terkena efek samping dari metformin dan
terdapat interaksi obat. Pasien bercerita demikian:
Setelah dijelaskan oleh mbak, sepertinya saya terkena efek samping
metformin, karena setelah mengonsumsi metformin saya sering
kesemutan terutama di kaki dan terjadi pada malam hari. Dahulu waktu
saya hanya diberi glibenklamid, saya tidak kesemutan. Kemudian
kemarin waktu saya ke dokter, dokter berkata bahwa gula darah saya
tidak bisa turun karena menggunakan kontrasepsi hormon mbak, tapi
saya sudah cocok dengan kontrasepsi ini.
Pasien 5 mengalami peningkatan pengetahuan dari hasil pretest ke posttest
sebanyak 9 poin. Peningkatan yang dominan terjadi pada dimensi penyakit DM
dan obat DM. Pada dimensi penyakit DM, peningkatan terjadi pada katagori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
13
definisi DM dengan variabel “Tingginya kadar gula darah merupakan tanda dari
penyakit diabetes” dan katagori komplikasi DM yaitu pada variabel “Diabetes dapat
menyebabkan penderitanya mengalami luka yang sulit sembuh”. Pasien 5 sudah
mengetahui bahwa kadar gula darah yang tinggi merupakan tanda penyakit diabetes
dan dapat menyebabkan luka yang sulit sembuh. Sedangkan pada dimensi obat DM,
peningkatan terjadi pada katagori cara penggunaan dengan variabel “Insulin
disuntikkan di bagian pergelangan tangan” serta pada katagori interaksi dengan
variabel “Metilprednisolon dapat menurunkan efek dari obat diabetes sehingga
tidak boleh diminum secara bersamaan”. Pasien sudah mengetahui bila insulin
dapat disuntikkan di bagian perut, paha, pantat, serta lengan bagian atas karena
pasien 5 memiliki pengalaman dalam menggunakan insulin. Sedangkan untuk
interaksi obat belum diketahui oleh pasien. Dari hasil wawancara sebelumnya,
materi mengenai diabetes tidak dapat disembuhkan diulang untuk mengingatkan
kembali kepada pasien.
Peningkatan pengetahuan pada dimensi life style tidak terjadi pada seluruh
pasien. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan pasien mengenai life style yang sudah
baik pada awal pretest atau sebelum diberikan perlakuan. Pada dasarnya seluruh
pasien sudah memahami teori mengenai life style.
Pada proses wawancara, beberapa pasien bertanya hal yang tidak terduga.
Pada minggu pertama pasien 1 bertanya mengenai tanaman herbal yang boleh
digunakan oleh pasien diabetes. Karena pertanyaan tersebut tidak termasuk di
dalam materi sehingga cukup mempersulit peneliti. Pada minggu ketiga pasien 3
bertanya kepada peneliti mengenai pengaruh diabetes terhadap ereksi dan
efektivitas ekstrak kulit manggis untuk menambah stamina tubuh. Untuk
pertanyaan mengenai pengaruh diabetes terhadap ereksi dapat dijawab oleh
peneliti, namun untuk pertanyaan mengenai efektivitas ekstrak kulit manggis,
peneliti cukup kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut, sehingga peneliti
berdiskusi kepada apoteker pendamping penelitian mengenai pertanyaan tersebut.
Menurut peneliti beberapa pertanyaan yang diajukan oleh pasien tidak perlu
ditambahkan atau dimasukkan ke dalam materi karena tidak semua pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
14
membutuhkan informasi tersebut, hanya sedikit pasien yang ingin mengetahui hal
tersebut.
Dalam proses wawancara, dilakukan beberapa perkembangan pertanyaan
oleh peneliti untuk menunjang pemberian materi edukasi kepada pasien sehingga
daftar pertanyaan yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan pelaksanaan karena
mengalami penambahan. Beberapa pertanyaan tambahan yang dominan diberikan
kepada seluruh pasien adalah:
1. Sudah berapa lama pasien terdiagnosis atau menderita diabetes?
2. Bagaimana keseharian pasien?
3. Apakah obat yang selama ini digunakan pasien untuk mengontrol kadar gula
darah?
4. Berapa kali pasien minum obat dalam sehari?
5. Apakah pasien mengonsumsi obat lain selain obat diabetes selama ini?
6. Berapa sering pasien pergi ke puskesmas atau apotek untuk kontrol dan/atau
membeli obat diabetes?
7. Apakah ada keluhan setelah pasien minum obat?
8. Bagaimana keadaan pasien setelah minum obat?
Perkembangan pertanyaan tersebut kemudian ditambahkan ke dalam pertanyaan
wawancara karena dianggap penting untuk menggali informasi kepada pasien,
sehingga diharapkan outcome terapi dapat tercapai. Dengan demikian jumlah
pertanyaan wawancara berkembang dari 15 pertanyaan (sebelum penelitian)
menjadi 23 pertanyaan (setelah penelitian). Peningkatan jumlah pertanyaan
penelitian tidak akan meningkatkan pengetahuan pasien tentang obat karena
sifatnya hanya sebagai penunjang saja, selain itu penambahan pertanyaan juga tidak
akan menambah frekuensi pertemuan untuk melakukan home pharmacy care.
Dari hasil pretest ke posttest, seluruh pasien mengalami peningkatan hasil
yang cukup baik, namun tidak semua pasien mendapatkan outcome terapi yang
sama. Diharapkan setelah pemberian home pharmacy care, kepatuhan pasien akan
penggunaan obat dan menjalankan diet akan meningkat untuk menunjang
keberhasilan terapi (Icwari, Wirasuta, dan Susanti, 2013). Oleh karena itu, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
15
memberikan saran kepada pasien agar selalu patuh menggunakan obat dan
menjalankan diet.
Gambar 2. Hasil pengukuran kadar gula darah sewaktu pasien
Hasil perubahan gula darah sewaktu tiap pasien seperti yang ditampilkan
pada gambar 2. Pada pasien 1 penurunan kadar gula darah sebesar 1 mg/dl, pada
pasien 3 dan pasien 4 sebesar 8 mg/dl. Sedangkan pasien 2 dan 5 terjadi peningkatan
gula darah yaitu sebesar 18 mg/dl dan 32 mg/dl. Peningkatan gula darah pada pasien
2 kemungkinan dikarenakan penurunan dosis obat yang dikonsumsi pasien, dimana
semula glimepiride 1 mg 1x2 tablet menjadi glimepiride 1 mg 1x1 tablet, sehingga
penurunan gula darah tidak sebesar sebelumnya. Selain itu, pasien 2 tidak
menerapkan perubahan pola makan. Beda halnya dengan pasien 2, peningkatan
kadar gula darah pada pasien 5 disebabkan oleh ketidaktahuan pasien 5 yang
mengkonsumsi kopi kemasan yang mengandung gula yang cukup tinggi sehingga
mempengaruhi peningkatan kadar gula darah pasien. Target gula darah sewaktu
yang direkomendasikan yaitu pada kisaran 140-180 mg/dl dan tidak boleh melebihi
180 mg/dl (Soelistijo et al, 2015), oleh sebab itu dpat dikatakan bahwa pasien 1, 4,
dan 5 belum mencapai target terapi.
Penggunaan home pharmacy care telah mampu meningkatkan
pengetahuan obat kepada pasien. Hal ini dikarenakan adanya edukasi yang
diberikan saat home pharmacy care, dimana terbukti bahwa seluruh pasien
mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan home pharmacy care. Hal
ini sejalan dengan penelitian Farsaei et al (2011) yang menyatakan bahwa program
19
3
11
2 14
3
21
5
29
6
19
2
13
0
13
5
20
7
32
8
P A S I E N 1 P A S I E N 2 P A S I E N 3 P A S I E N 4 P A S I E N 5
GDS Awal (mg/dl) GDS Akhir (mg/dl)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
16
edukasi dapat meningkatkan pengetahuan serta motivasi pasien demi mengontrol
gula darah.
Panduan home pharmacy care ini dapat diikuti dan diterapkan oleh
apoteker yang bekerja di apotek. Dalam menjalankan home pharmacy care apoteker
disarankan untuk menyesuaikan edukasi yang akan diberikan dengan kebutuhan
pasien, selain itu durasi pelaksanaan home pharmacy care tiap pertemuan
disarankan tidak terlalu lama sehingga pasien tidak merasa terganggu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian “Peningkatan Pengetahuan Obat Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Tanpa Komplikasi Melalui Home Pharmacy Care di Kota
Yogyakarta”, disimpulkan bahwa metode home pharmacy care yang dibuat dapat
meningkatkan pengetahuan pasien diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi secara
signifikan. Walaupun peningkatan pengetahuan terjadi, namun outcome yang
didapatkan oleh masing-masing pasien tidak semua menjadi lebih baik.
SARAN
Mengingat jumlah responden yang dilibatkan hanya 5 pasien maka hasil
penelitian ini tidak dapat digeneralisir pada populasi yang lebih luas, sehingga
disarankan adanya penelitian dengan jumlah responden yang lebih banyak. Selain
itu, perlu juga dikembangkan penelitian mengenai home pharmacy care dengan
intervensi yang berkelanjutan dan dengan monitoring kadar gula darah yang lebih
sering sehinngga outcome terapi dapat lebih tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
17
DAFTAR PUSTAKA
ADA, 2017. American Diabetes Association Standards of Medical Care in Diabetes
– 2017. American Diabetes Association, 2 (March) 11, 65 – 75.
AgroMedia, Redaksi. Solusi Sehat Mengatasi Diabetes. Ciganjur: PT Agromedia
Pustaka, 16.
Badan POM RI, 2015. Antidiabetik Oral. Pusat Informasi Obat Nasional Badan
Pengawas Obat dan Makanan, http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-6-sistem-
endokrin/61-diabetes/612-antidiabetik-oral diakses 12 April 2017
Binfarkes, 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 12-18, 27, 31, 36, 49, 64 – 65, 68 – 72, 77 –
78.
Binfarkes, 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy
Care). Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 14
BNF, 2015. BNF 70 September 2015 – March 2016. BMJ Group and the Royal
Pharmaceutical Society, 8 (March), 1149 – 1150.
BPPK, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Menteri Kesehatan RI, 88 – 89.
Dahlan, M.S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat. Jakarta: Epidemiologi Indonesia, 33, 64, 92-
105,141, 241-244.
Diabetes Australia, 2014. General Practice Management of Type 2 Diabetes. The
Royal Austalian College of General Practitioners, 2 (March) 10, 12.
Dipiro et al, 2011. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, 8th Ed. New
York: McGraw-Hill, 1256.
Farsaei, S. et al. Effect of Pharmacist-Ied Patient Education on Glycemic Control
of Type 2 Diabetics: a Randomized Controlled Trial. Journal of Research
in Medical Sciences (Online), https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
/PMC3063424/ accessed 22 January 2018.
FDA, 2016. Blood Glucose Monitoring Devices. U.S. Food and Drug
Administration(Online),https://www.fda.gov/MedicalDevices/Productsan
dMedicalProcedures/InVitroDiagnostics/GlucoseTestingDevices/default.
htm accessed 7 January 2018.
Husnah, Zufry, H., dan Maisura, 2014. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Pasien Diabetes Melitus dalam Menjalani Terapi di RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Vol. 14, 65.
Icwari, N.P.W.P., Wirasuta, I.M.A.G., dan Susanti, N.M.P., 2013. Akseptabilitas
Pelayanan Residensial Kefarmasian pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
tanpa Komplikasi. Jurnal Farmasi Udayana, 2.
Kemenkes RI, 2011. Diet Diabetes Melitus. Direktorat Bina Gizi Klinik.
Kemenkes RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 5.
Muir, F. et al, 2014. Taking The Learning Beyond The Individual: How Reflection
Informs Change In Practice. International Journal of Medical Education,
27.
NIDDK, 2013. Your Guide to Diabetes: Type 1 and Type 2. National Institute of
Diabetes and Digestive and Kidney Disease, 5 (March), 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
18
Nurfauzi, Y., Iwo, M.I., Murwiningsih, 2016. Penerapan Pelayanan Kefarmasian
Residensial untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Kota Cilacap. Ikatan Apoteker Indonesia, 176 – 177.
Soelistijo et al, 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 4
(March), 14, 51, 75.
Tjekyan, R.M.S., 2014. Angka Kejadian dan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe
2 di 78 RT Kotamadya Palembang Tahun 2010. MKS, 1 – 10.
Tridjaya, B. et al, 2015. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe
1. Denpasar: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 112.
WHO, 2016. Global Report on Diabetes. World Health Organization Press, 6, 28,
30, 48, 83.
Wijaya et al, 2015. Profil Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus Puskesmas Wilayah
Surabaya Timur dalam Menggunakan Obat dengan Metode Pill Count.
Jurnal Farmasi Komunitas, Vol. 2, 19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
20
Lampiran 2. Surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
21
Lampiran 3. Surat perizinan dari Dinas Perizinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
23
Lampiran 4. Sertifikat lisensi SPSS dari CE&BU UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
24
Lampiran 5. Uji konstruk kuesioner
A. Perbaikan dan masukan dari ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
26
B. Hasil perbaikan kuesioner
Kuesioner Pengetahuan Obat Diabetes
NO No
acak
Jenis Pernyataan STS TS S SS
Penyakit
diabetes
Definisi Diabetes
1 17 + Tingginya kadar gula darah merupakan tanda dari penyakit diabetes
2 9 - Penyakit diabetes dapat disembuhkan
Proses penyakit
3 12 + Diabetes disebabkan karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin
secara efektif
4 15 - Salah satu faktor resiko yang menyebabkan penyakit diabetes adalah
berat badan yang rendah
Kadar gula darah
5 8 + Seseorang dikatakan diabetes ketika gula darah 2 jam setelah makan
lebih dari 200 mg/dL
6 16 - Target gula darah puasa pada pasien diabetes adalah lebih dari 150
mg/dL
Komplikasi
7 3 + Diabetes dapat menyebabkan penderitanya mengalami luka yang sulit
sembuh
8 6 - Diare adalah salah satu komplikasi dari diabetes
Pilihan pengobatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
27
Obat
diabetes
9 5 + Terapi menggunakan obat diabetes dilakukan setelah terapi perubahan
gaya hidup tidak berhasil
10 2 - Insulin merupakan obat diabetes yang digunakan secara oral
Cara penggunaan
11 18 + Obat diabetes digunakan secara rutin
12 7 - Insulin disuntikkan di bagian pergelangan tangan
Interaksi
13 14 + Metilprednisolon dapat menurunkan efek dari obat diabetes sehingga
tidak boleh diminum secara bersamaan
14 11 - Obat diabetes (glibenklamid) dapat diminum bersamaan dengen obat
ibuprofen
ESO
15 19 + Akarbosa merupakan obat diabetes yang memiliki efek samping
berupa diare
16 4 - Hipoglikemia merupakan efek samping obat diabetes yang ditandai
dengan gejala detak jantung menurun
Life
style
Nutrisi
17 10 + Pasien diabetes perlu mengonsumsi buah-buahan
18 13 - Makanan yang manis baik dikonsumsi oleh pasien diabetes secara rutin
Aktifitas fisik
19 20 + Berolahraga merupakan salah satu cara untuk dapat menjaga kadar
gula darah tetap normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
28
20 1 - Aktifitas fisik pasien diabetes perlu dikurangi untuk menunjang
pengobatannya
Keterangan:
STS = Sangat tidak setuju S = Setuju
TS = Tidak setuju SS = Sangat setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
29
Lampiran 6. Uji pemahaman bahasa kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
33
Lampiran 7. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner
A. Uji validitas dan reliabilitas seluruh butir kuesioner
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.827 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 2.80 .551 30
P2 3.37 .556 30
P3 3.47 .507 30
P4 2.43 .774 30
P5 2.97 .669 30
P6 3.07 .640 30
P7 3.13 .730 30
P8 3.13 .507 30
P9 2.73 .450 30
P10 3.20 .610 30
P11 3.17 .531 30
P12 2.57 .774 30
P13 3.37 .718 30
P14 2.70 .915 30
P15 2.67 .711 30
P16 2.77 .626 30
P17 3.33 .661 30
P18 3.37 .615 30
P19 2.93 .828 30
P20 3.30 .794 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
34
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 57.67 40.368 .167 .829
P2 57.10 38.576 .428 .819
P3 57.00 38.483 .493 .817
P4 58.03 36.102 .553 .811
P5 57.50 39.362 .242 .827
P6 57.40 38.317 .394 .820
P7 57.33 37.333 .446 .817
P8 57.33 39.471 .332 .823
P9 57.73 40.202 .252 .826
P10 57.27 38.064 .452 .818
P11 57.30 37.734 .587 .813
P12 57.90 41.197 .005 .841
P13 57.10 36.852 .513 .814
P14 57.77 35.426 .512 .814
P15 57.80 36.510 .562 .811
P16 57.70 38.700 .353 .822
P17 57.13 37.430 .492 .815
P18 57.10 38.576 .378 .821
P19 57.53 35.223 .604 .808
P20 57.17 38.213 .305 .826
B. Uji validitas dan reliabilitas setelah poin-poin yang tidak valid
dihapus
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
35
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.847 16
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P2 3.37 .556 30
P3 3.47 .507 30
P4 2.43 .774 30
P6 3.07 .640 30
P7 3.13 .730 30
P8 3.13 .507 30
P10 3.20 .610 30
P11 3.17 .531 30
P13 3.37 .718 30
P14 2.70 .915 30
P15 2.67 .711 30
P16 2.77 .626 30
P17 3.33 .661 30
P18 3.37 .615 30
P19 2.93 .828 30
P20 3.30 .794 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P2 46.03 32.861 .440 .840
P3 45.93 32.754 .510 .838
P4 46.97 30.378 .586 .831
P6 46.33 32.506 .419 .841
P7 46.27 31.926 .426 .841
P8 46.27 33.926 .303 .846
P10 46.20 32.717 .413 .841
P11 46.23 32.323 .558 .835
P13 46.03 31.137 .539 .834
P14 46.70 30.493 .459 .841
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
36
P15 46.73 30.754 .597 .831
P16 46.63 32.585 .419 .841
P17 46.07 31.789 .503 .837
P18 46.03 32.930 .378 .843
P19 46.47 29.568 .635 .828
P20 46.10 32.369 .329 .847
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
37
Lampiran 8. Persetujuan keikutsertaan responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
42
Lampiran 9. Hasil pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
47
Lampiran 10. Hasil posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
52
Lampiran 11. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest
Descriptives
Test Statistic Std. Error
Nilai Pretest Mean 45.60 1.470
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 41.52
Upper Bound 49.68
5% Trimmed Mean 45.44
Median 45.00
Variance 10.800
Std. Deviation 3.286
Minimum 43
Maximum 51
Range 8
Interquartile Range 6
Skewness 1.434 .913
Kurtosis 2.094 2.000
Posttest Mean 56.40 1.806
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 51.39
Upper Bound 61.41
5% Trimmed Mean 56.39
Median 56.00
Variance 16.300
Std. Deviation 4.037
Minimum 52
Maximum 61
Range 9
Interquartile Range 8
Skewness .123 .913
Kurtosis -2.711 2.000
Tests of Normality
Test
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Pretest .252 5 .200* .845 5 .179
Posttest .214 5 .200* .903 5 .424
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
53
Lampiran 12. Uji T berpasangan data pretest dan posttest
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 45.60 5 3.286 1.470
Posttest 56.40 5 4.037 1.806
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest & Posttest 5 .335 .581
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest - Posttest -10.800 4.266 1.908 -16.097 -5.503 -5.661 4 .005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
54
Lampiran 13. Hasil wawancara
Nama : Pasien 1
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Glagahsari
Tanggal : 11 November 2017
Pasien sudah menderita diabetes mellitus selama 9 tahun (sejak tahun 2008),
sehingga pasien sudah banyak mengerti informasi terkait diabetes mellitus. Pasien
sudah mengerti definisi penyakit DM seperti tanda penyakit DM, namun pasien
tidak mengetahui bila penyakit DM tidak dapat disembuhkan (hanya saja bisa
dikontrol). Pasien juga sudah dapat menyebutkan penyebab dan tanda dan gejala
dari penyakit tersebut secara umum dan menceritakan bahwa pasien mengalami
beberapa gejala dari DM yaitu lemas, sering mengantuk, selalu merasa lapar, serta
banyak buang air kecil. Kadar gula darah sewaktu pasien yang terukur
menggunakan glukometer adalah 193 mg/dl, dari hasil pengukuran tersebut pasien
sudah mengetahui bahwa kadar gula darah pasien masih harus waspadai. Pasien
mengaku kira-kira 1-2 jam sebelum pengukuran gula darah, pasien makan siang.
Dari hasil pretest dan wawancara diketahui bahwa pasien kurang mengerti
mengenai faktor resiko dari DM.
Pasien merasa tertekan karena memiliki penyakit diabetes mellitus, hal ini
menyebabkan pasien memiliki usaha untuk melakukan berbagai cara demi bisa
mengatasi kadar gula darah yang tinggi, oleh karena itu pasien sering mencari
informasi sendiri mengenai obat-obatan baik obat modern maupun obat herbal
maupun tumbuh-tumbuhan untuk DM, serta bagaimana pola hidup untuk mengatasi
DM. Pasien bertanya kepada peneliti mengenai efektifitas daun insulin dan tanaman
okra.
Tanggal : 18 November 2017
Peneliti mengulang beberapa pertanyaan mengenai diabetes yang minggu
sebelumnya telah diberikan untuk lebih mengingatkan informasi tersebut kepada
pasien seperti nilai kadar gula darah, tanda dan gejala, serta faktor resiko yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
55
menyebabkan DM. Pada saat pasien diberi pertanyaan mengenai nilai kadar gula
darah, tanda dan gejala, serta faktor resiko, pasien sudah dapat menjawab
pertanyaan tersebut dengan baik. Selain itu, pasien banyak bercerita mengenai
proses penyakitnya dari awal, bagaimana ia merasakan tanda dan gejala dari DM
dan bagaimana cara pengatasan DM yang selama ini dilakukan oleh pasien. Dari
hasil wawancara juga disebutkan bahwa pasien sudah rutin menggunakan obat
diabetes yaitu metformin.
Pada minggu kedua peneliti memberikan edukasi mengenai komplikasi,
nutrisi, serta aktivitas fisik pasien DM. Dari hasil wawancara yang dilakukan,
diketahui bahwa pasien belum mengerti apa saja komplikasi dari DM, namun
pasien sudah mengetahui mengenai nutrisi dan aktivitas fisik yang dianjurkan untuk
pasien DM. Pasien juga sudah menerapkan pola makan yang cukup baik, yaitu
pasien mengurangi penggunaan gula, menghindari makanan dan minuman yang
manis, mengurangi jumlah porsi nasi saat makan, serta memperbanyak makan buah
dan sayuran. Aktivitas fisik pasien dirasa juga sudah cukup baik, karena pasien
sudah menyempatkan berolahraga yaitu senam setiap seminggu sekali.
Tanggal : 25 November 2017
Pada minggu ketiga, peneliti mengulang kembali materi mengenai
komplikasi diabetes. Pasien sudah dapat menyebutkan berbagai komplikasi dari
diabetes yaitu berupa gagal ginjal, hipertensi, dan stroke. Setelah itu peneliti
memberikan edukasi tentang jenis obat DM, cara penyuntikan insulin, penggunaan
obat secara rutin, interaksi obat, dan efek samping obat. Dari hasil wawancara
pasien sudah mengetahui bila jenis obat DM ada dua yaitu obat yang digunakan
secara oral dan yang disuntikkan. Untuk obat yang digunakan secara oral, pasien
hanya mengetahui metformin karena selama ini pasien tidak pernah mengonsumsi
obat diabetes oral lain selain metformin. Pasien pernah memiliki pengalaman satu
kali menggunakan insulin, dimana insulin disuntikkan di bagian lengan atas pasien.
Dari pengalaman tersebut pasien mengetahui bahwa insulin dapat disuntikkan di
bagian lengan atas, namun pasien tidak mengetahui bagian tubuh lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
56
diperbolehkan untuk penyuntikkan insulin. Pasien sudah mengerti bahwa obat
diabetes harus digunakan secara rutin untuk mengontrol kadar gula darah pasien.
Pasien tidak mengetahui arti dari interaksi obat, sehingga peneliti
menjelaskan terlebih dahulu maksud dari interaksi obat tersebut. Setelah dijelaskan
arti dari interaksi obat, pasien mengaku bahwa bila minum lebih dari satu jenis obat,
pasien memberi jeda sekitar satu hingga dua jam antara obat satu dengan yang
lainnya. Namun penggunaan lebih dari satu obat jarang dilakukan oleh pasien, hal
tersebut dikarenakan pasien tidak memiliki penyakit penyerta dan pasien selama ini
hanya mengonsumsi satu jenis obat saja yaitu metformin.
Selama menggunakan obat, pasien tidak tahu mengenai efek samping obat
diabetes, khusunya metformin yang selama ini dikonsumsinya. Oleh karena itu
peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai kemungkinan-kemungkinan efek
samping yang dapat terjadi pada penggunaan obat diabetes. Setelah diberi informasi
mengenai efek samping dari obat diabetes, pasien mengaku pernah merasakan efek
samping dari metformin yaitu rasa kesemutan pada tangan dan kaki, namun hal
tersebut tidak berlangsung lama. Pasien bercerita bahwa dirinya takut karena
berpikir bahwa rasa kesemutan tersebut merupakan tanda-tanda dari stroke. Selain
efek kesemutan, pasien juga pernah mengalami efek hipoglikemia yang ditandai
dengan rasa gemetar, pusing, lemas, dan detak jantung meningkat.
Nama : Pasien 2
Usia : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Muja Muju
Tanggal : 14 November 2017
Melalui wawancara kepada pasien diketahui bahwa pasien sudah menderita
DM selama dua tahun, dan sudah cukup mengerti mengenai definisi, tanda dan
gejala, faktor resiko serta kadar gula darah yang normal. Pasien dapat menjelaskan
bahwa diabetes merupakan penyakit dengan tanda gula darah yang tinggi. Menurut
pasien, diabetes dapat disembuhkan yaitu dengan cara minum obat yang teratur,
menjaga pola makan seperti mengurangi penggunaan gula dan nasi, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
57
berolahraga. Untuk tanda dan gejala DM, pasien kemudian menceritakan gejala
yang dulu pernah dirasakannya yaitu rasa lemas, mengantuk dan sering lapar namun
pasien tidak menyadari bahwa gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari
penyakit DM dan tidak peduli dengan keadaan tersebut, sampai akhirnya pasien
pergi ke puskesmas untuk medical check-up termasuk cek kadar gula darah karena
ingin mencabut gigi. Dari hasil medical check-up tersebut baru diketahui bahwa
pasien memiliki kadar gula darah yang tinggi.
Pengukuran kadar gula darah sewaktu pasien menunjukkan nilai 112 mg/dl,
dan pasien mengetahui bahwa nilai tersebut sudah baik serta dapat dikatakan
normal. Pada saat pengukuran kadar gula darah, pasien mengaku bahwa belum
makan berat, hanya memakan biskuit 2 potong pada pagi hari. Selain itu, pasien
dapat meyebutkan batas nilai normal kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah
makan. Tidak hanya mengetahui kadar gula darah, pasien juga mengetahui bahwa
faktor keturunan merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan diabetes. Hal
ini dikarenakan bahwa pasien juga memiliki orangtua yang menderita DM.
Tanggal : 21 November 2017
Pada kunjungan kedua pasien diberi edukasi mengenai komplikasi DM,
nutrisi (makanan yang diperbolehkan dan yang tidak), serta pentingnya aktivitas
fisik. Pasien sudah mengetahui komplikasi berupa luka yang sulit sembuh, yang
dapat menjurus ke amputasi dimana pasien biasa menyebutnya dengan sakit gula
basah. Sedangkan untuk komplikasi lainnya, pasien belum mengetahuinya.
Pengetahuan pasien mengenai nutrisi berupa makanan yang diperbolehkan
dan yang tidak serta pentingnya aktivitas fisik sudah dianggap baik. Hal ini
dikarenakan pasien dapat menjelaskan bahwa makanan manis atau yang
mengandung gula tinggi seperti roti manis, soft drink, mangga, dan teh manis tidak
baik dikonsumsi oleh pasien DM. Secara keseluruhan pasien sudah mengerti teori
dari informasi yang disampaikan peneliti, namun pasien tidak menerapkannya. Hal
tersebut diketahui dari istri pasien yang mengatakan bahwa pasien masih
mengonsumsi makanan yang manis, pasien makan nasi dalam jumlah yang banyak,
dan tidak berusaha untuk mengubah pola makan. Untuk aktivitas fisik pasien dirasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
58
sudah cukup baik, karena pasien setiap pagi melakukan olahraga ringan seperti
jalan sehat.
Tanggal : 28 November 2017
Pada minggu ketiga pelaksanaan home care pasien diberikan informasi
mengenai jenis-jenis obat diabetes, cara penyuntikan insulin, penggunaan obat
secara rutin, interaksi, serta efek samping obat diabetes. Saat diberi pertanyaan
mengenai jenis obat diabetes, pasien dapat menjawab dengan baik bahwa terdapat
dua jenis obat untuk diabetes yaitu yang digunakan dengan cara diminum, serta
yang disuntikkan. Namun pasien tidak mengetahu bahwa insulin adalah jenis obat
yang digunakan dengan cara disuntikkan. Untuk obat yang digunakan secara oral,
pasien hanya mengetahui dua macam obat yaitu metformin dan glimepiride karena
obat-obat tersebut selalu diresepkan kepada pasien. Pasien belum mengetahui
tentang cara penggunaan insulin, hal ini dikarenakan pasien tidak pernah
menggunakan insulin sebelumnya. Pasien berpikir bahwa insulin dapat disuntikkan
ke seluruh bagian tubuh.
Pasien mengetahui bahwa obat diabetes harus digunakan secara rutin, dan
pasien dapat menjelaskan bahwa obat diabetes harus diminum secara rutin untuk
menstabilkan atau mengontrol kadar gula darah, bukan untuk menyebuhkan
diabetes. Pasien mengaku bahwa dirinya baru rutin menggunakan obat diabetes
selama 1 bulan terakhir, pasien pernah tidak minum obat secara rutin karena dirinya
merasa bahwa dirinya sehat, tidak ada tanda-tanda maupun gejala bahwa gula
darahnya tinggi hingga pada akhirnya saat melakukan cek gula darah di puskesmas
hasilnya menunjukkan angka 460 mg/dl. Karena gula darah yang sangat tinggi
itulah pasien kemudian baru rajin meminum obat untuk mengontrol gula darahnya.
Efek samping obat diabetes belum diketahui sama sekali oleh pasien.
Setelah dijelaskan oleh peneliti mengenai efek samping obat diabetes, pasien
mengaku bahwa ia pernah mengalami efek hipoglikemia setelah menggunakan obat
glimepiride 1 mg, 1x2 tablet, dimana pasien merasa gemetar, lemas, dan sangat
lapar setelah mengonsumsi obat tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut pasien
kemudian minum teh manis hangat dan makan sedikit bikuit. Efek samping yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
59
dialami pasien tidak terjadi lagi setelah dosis penggunaannya diturunkan oleh
dokter menjadi glimepiride 1 mg, 1x1 tablet. Sama halnya dengan efek samping
obat, pasien juga belum mengetahui informasi mengenai interaksi obat.
Sepengetahuan pasien, semua obat boleh diminum bersamaan dengan obat lain.
Nama : Pasien 3
Usia : 46 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Ponggalan
Tanggal : 19 November 2017
Pada minggu pertama pemberian home care, pasien diketahui menderita
diabetes dalam waktu yang belum terlalu lama yaitu kurang lebih selama 6 bulan
(sejak Juni 2017). Oleh karena itu pasien belum banyak mengetahui informasi
terkait diabetes. Pada pertemuan pertama pasien akan diberi informasi mengenai
definisi diabetes, tanda dan gejala, nilai kadar gula darah, dan faktor resiko dari
diabetes.
Dari hasil pengukuran kadar gula darah menggunakan glukometer,
diketahui nilai gula darah sewaktu pasien adalah 143 mg/dl, dimana pasien
mengaku bahwa saat pengukuran dirinya belum makan. Dari pengukuran tersebut
pasien sudah mengetahui bahwa kadar gula darah sudah mulai menurun. Pasien
tidak mengetahui bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol.
Menurut pasien, diabetes merupakan penyakit yang dapat disembuhkan bila
penderitanya mau berolahraga dengan rutin.
Dari hasil wawancara pasien pernah merasakan gejala klasik dari diabetes
yaitu sering buang air kecil, selalu merasa lemas dan mudah lelah. Karena gejala
yang dirasakan pasien tersebut, kemudian pasien berinisiatif untuk memeriksakan
diri ke dokter dan melakukan cek gula darah, dari hasil pemeriksaan dan hasil
laboratorium tersebut pasien kemudian didiagnosa diabetes mellitus. Menurut
informasi dari pasien, pasien memiliki riwayat keluarga diabetes mellitus dari
orangtua pasien, sehingga hal tersebutlah yang dapat menyebabkan faktor resiko
diabetes mellitus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
60
Tanggal : 26 November 2017
Dari hasil wawancara pada minggu pertama, materi mengenai bisa tidaknya
diabetes disembuhkan kurang diketahui pasien, sehingga peneliti mengulang
sekilas mengenai materi tersebut. Pada saat diberi pertanyaan hal tersebut pasien
sudah dapat menjawab bahwa diabetes hanya bisa distabilkan atau dikontrol.
Setelah melakukan pengulangan materi, peneliti memberikan materi
mengenai komplikasi, makanan yang diperbolehkan dan yang tidak, serta aktivitas
fisik. Secara keseluruhan, pasien sudah mengerti mengenai makanan dan aktivitas
fisik yang perlu dilakukan. Pasien mengaku selama ini tidak pernah mengurangi
porsi makan nasi, dan tidak pernah minum minuman yang manis (karena memang
pasien tidak suka minuman manis). Sedangkan untuk aktivitas fisik pasien, pasien
sudah mengetahui bahwa aktivitas fisik seperti berolahraga penting untuk
dilakukan, namun selama ini pasien belum melakukan perubahan dan peningkatan
aktivitas fisik karena sibuk bekerja setiap hari.
Komplikasi mengenai diabetes mellitus belum banyak diketahui oleh
pasien. Pasien hanya mengetahui bahwa diabetes dapat menyebabkan luka yang
sulit disembuhkan dimana hal tersebut dapat menjurus ke amputasi, namun untuk
komplikasi berupa hilangnya pengelihatan, gagal ginjal, hipertensi, jantung
koroner, serta stroke belum diketahui oleh pasien.
Tanggal : 3 Desember 2017
Pada minggu ketiga pemberian home care pasien diberi edukasi mengenai
jenis obat diabetes, cara penyuntikan insulin, penggunaan obat secara rutin,
interaksi dan efek samping obat. Saat diberi penjelasan mengenai jenis obat
diabetes, pasien sudah mengetahui bahwa obat diabetes terdiri dari dua macam jenis
yaitu yang diminum dan yang disuntikkan berupa insulin. Selama ini pasien sudah
minum obat secara rutin, namun pasien mengaku beberapa hari yang lalu mencoba
tidak minum obat (metformin) selama sehari. Hal itu dilakukan karena pasien
mendapatkan informasi dari temannya bahwa penggunaan metformin dalam jangka
waktu yang tidak baik bagi tubuh. Pasien mengaku dirinya tidak merasakan gejala
apapun, dan merasa tetap sehat walaupun tidak menggunakan obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
61
Pasien belum mengetahui seluruh lokasi penyuntikan insulin di tubuh. Hal
ini dikarenakan pasien belum pernah menggunakan insulin sebelumnya. Pasien
hanya mengetahui bahwa insulin dapat disuntikkan di bagian lengan. Untuk efek
samping dari obat diabetes, belum diketahui sama sekali oleh pasien, dan pasien
tidak pernah mengalami efek samping dari obat diabetes yang selama ini
dikonsumsi. Selain efek samping dari obat diabetes, interaksi obat belum diketahui
juga oleh pasien. Pasien menganggap semua obat dapat diminum secara bersamaan.
Diakhir pertemuan, pasien menanyakan mengenai “apakah diabetes
menyebabkan sulit ereksi?” dan “apakah boleh ekstrak kulit manggis dikonsumsi
pasien diabetes untuk menambah stamina tubuh? Bila boleh, apakah ada interaksi
dengan metformin”
Nama : Pasien 4
Usia : 49 th
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Pandeyan
Tanggal : 15 November 2017
Pada minggu pertama, pasien diberi edukasi mengenai definisi diabetes,
tanda dan gejala, kadar gula darah serta faktor resiko diabetes. Pasien sudah terkena
diabetes selama kurang lebih 2 tahun.
Sebelum pemberian edukasi, dilakukan pengecekan kadar gula darah yang
menunjukkan angka 215 mg/dl. Dari hasil tersebut, pasien sudah mengerti bahwa
gula darah sewaktu pasien tersebut masih tinggi. Pasien menganggap bahwa
penyakit diabetes dapat sembuh asalkan penderitanya rajin mengonsumsi obat
dengan teratur.
Pasien sudah mengetahui faktor resiko dari diabetes adalah keturunan.
Pasien mengaku bahwa ada keturunan diabetes dari orangtuanya. Untuk faktor lain
seperti usia yang lebih dari 40 tahun, hipertensi dan diabetes gestasional belum
diketahui oleh pasien. Untuk tanda dan gejala diabetes, pasien sudah banyak
mengetahui. Pasien dapat menyebutkan bahwa tanda dan gejalanya adalah sering
buang air kecil, selalu merasa lapar dan haus, serta berat badan yang menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
62
Tanggal : 22 November 2017
Pertemuan kedua, pasien diberi edukasi mengenai komplikasi, makanan
serta aktivitas fisik. Untuk komplikasi dari diabetes pasien belum begitu mengerti.
Sebaliknya, pasien sudah banyak mengetahui bahwa makanan yang perlu dihindari
adalah makanan yang banyak mengandung gula. Pasien biasanya menggunakan
gula yang khusus untuk penderita diabetes bila memang sangat ingin makan
makanan yang manis. Pasien beberapa hari yang lalu juga sempat batuk, dan
mengonsumsi obat batuk sirup bebas gula yang didapatkan dari apotek. Kesadaran
pasien untuk mengurangi dan menjaga pola makan sudah sangat baik
Pasien menganggap bahwa aktivitas fisik tidak berpengaruh pada kadar gula
darah, sehinggga pasien tidak pernah berolahraga. Namun pasien mengaku selama
ini sudah cukup banyak pergi dengan berjalan kaki.
Tanggal : 29 November 2017
Pada pertemuan ketiga, pasien diberi tahu mengenai jenis obat diabetes, cara
penyuntikan insulin, penggunaan obat secara rutin, interaksi, dan efek samping
obat. Sebelumnya diulang informasi mengenai komplikasi dan aktivitas fisik,
dimana setelah diulang pasien sudah dapat menyebutkan komplikasi DM dan
pentingnya aktivitas fisik. Untuk jenis obat diabetes pasien sudah mengetahui
bahwa terdapat dua jenis obat diabetes yaitu yang diminum dan yang disuntikkan.
Pasien juga bisa menyebutkan contoh obat yang diminum yaitu metformin dan
glimeprid, sedangkan yang disuntikkan adalah insulin.
Pasien sudah mengerti bahwa obat diabetes harus diminum secara rutin
untuk mengontrol kadar gula darah. Namun pasien mengaku pernah bosan minum
obat dan terkadang kelupaan minum obat karena sibuk dan terkadang lupa tidak
membawa obat saat pergi.
Untuk lokasi penyuntikan insulin, pasien belum mengetahui sama sekali.
Hal ini dikarenakan pasien tidak pernah menggunakan insulin, selama ini pasien
hanya menggunakan obat diabetes oral. Interaksi dan efek samping obat juga belum
pernah didengar oleh pasien sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
63
Nama : Pasien 5
Usia : 45 th
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Jl. Veteran
Tanggal : 15 November 2017
Pasien merupakan pasien diabetes pemula karena baru saja didiagnosa
diabetes mellitus dan baru 2 hari menggunakan obat diabetes. Pada pengukuran
kadar gula darah, gula darah sewaktu pasien sebesar 296 mg/dl. Dari hasil
pengukuran tersebut pasien menyatakan bahwa nilai tersebut masih sangat tinggi.
Pengukuran dilakukan 1,5 jam hingga 2 jam setelah pasien makan malam. Pada
awalnya pasien mengalami tanda dan gejala berupa mudah lapar dan haus, sering
buang air kecil, serta berat badan pasien yang semakin hari semakin menurun.
Pasien mengetahui dan didiagnosa oleh dokter bahwa terkena diabetes karena
pasien beberapa minggu lalu mengalami kecelakaan dan harus operasi, dimana
sebelum operasi pasien di cek kadar gula darahnya, dan diketahui kadar gula darah
pasien mencapai angka 400 mg/dl.
Pasien tidak mengatahui bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan, hanya
saja bisa dikontrol. Pasien sangat berharap bahwa dirinya dapat sembuh karena
dirinya sudah mulai membiasakan diri untuk menjaga pola makan.
Tanggal : 22 November 2017
Secara keseluruhan, pasien sudah mengerti mengenai komplikasi, makanan
yang diperbolehkan dan yang tidak serta aktivitas fisik yang diperlukan bagi pasien
diabetes. Hal ini dikarenakan pasien banyak mencari informasi mengenai diabetes
di internet ataupun buku. Pasien dapat menyebutkan bahwa komplikasi dari
diabetes adalah jantung koroner, gagal ginjal, permasalahan pada mata, dan luka
yang sulit sembuh (pasien biasanya menyebut dengan nama gula basah).
Menurut pengakuan pasien, sejak pasien terdiagnosa diabetes, pasien
langsung mengubah pola makan. Sebelum terdiagnosa diabetes pasien sangat sering
mengonsumsi minuman manis, roti manis, cake, dan makan dalam jumlah porsi
nasi yang banyak. Namun setelah pasien terdiagnoasa diabetes, dirinya mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
64
menahan diri untuk makan dan minum yang manis. Pasien juga sudah mengurangi
porsi nasi serta lebih sering mengonsumsi buah-buahan.
Pasien sudah mengetahui bahwa aktivitas fisik penting untuk menjaga kadar
gula darah. Sejak dahulu pasien gemar mengikuti senam mingguan yang diadakan
di lingkungan rumahnya. Namun akhir-akhir ini pasien jarang mengikuti senam lagi
karena terkendala oleh cuaca.
Tanggal : 29 November 2017
Informasi yang diberikan pada minggu ketiga adalah mengenai jenis obat
diabetes, cara penyuntikan insulin, penggunaan obat secara rutin, interaksi, serta
efek samping obat. Pasien sudah mengetahui bahwa jenis obat diabetes ada dua
yaitu yang digunakan secara oral dan yang disuntikkan yaitu insulin. Pasien
sebelumnya sudah pernah menggunakan insulin selama beberapa hari, oleh karena
itu pasien juga telah mengetahui lokasi-lokasi penyuntikan insulin. Pasien dapat
menyebutkan bahwa insulin dapat disuntik di perut, paha, pantat, serta lengan
bagian atas. Pasien juga mengetahui bahwa lokasi penyuntikan insulin harus
berpindah-pindah, tidak boleh selalu menyuntikkan di lokasi yang sama.
Pasien sudah mengetahui bahwa penggunaan obat diabetes harus secara
rutin, hal ini bertujuan untuk mengontrol gula darah pasien. Pasien kemudian diberi
informasi mengenai efek samping obat diabetes. Setelah mengetahui efek samping
obat diabetes, pasien mengaku bahwa setelah mengonsumsi metformin 2x500 mg,
pasien selalu merasa kesemutan terutama di kaki dan terjadi pada malam hari. Rasa
kesemutan yang terjadi pada pasien sudah dialami sejak awal penggunaan
metformin, namun sebelumnya pasien tidak tahu penyebabnya.
Interaksi obat belum diketahui oleh pasien. Setelah dijelaskan, kemudian
pasien mengaku menggunakan kontrasepsi hormonal dimana kontrasepsi ini dapat
meningkatkan kadar gula darah. Pasien juga bercerita bahwa saat berkonsultasi
dengan dokter, dokter menyarankan pasien untuk mengganti kontrasepsi yang
digunakan. Namun pasien sudah merasa cocok dengan kontrasepsi yang selama ini
digunakan dan takut untuk mengganti jenis kontrasepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
65
Lampiran 14. Hasil refleksi diri
Nama : Pasien 1
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Glagahsari
Tanggal 11 November 2017
Bagaimana proses
wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung aktivitas baik, lancar dan
sifatnya dua arah. Pasien aktif untuk menjawab maupun
bertanya kepada peneliti.
Apa saja
kesulitan-
kesulitan dalam
melakukan
wawancara?
Pasien sering merasa tertekan karena penyakit DM sehingga
peneliti perlu usaha yang keras untuk menenangkan dan
memotivasi pasien. Selain itu, pasien bertanya mengenai
efektifitas daun insulin dan tanaman okra dimana peneliti
kurang memahami tanaman obat.
Pengetahuan apa
saja yang sudah
disampaikan
peneliti kepada
pasien?
Definisi diabetes mellitus
Tanda dan gejala dari penyakit diabetes mellitus
Faktor resiko
Kadar gula darah
Pengetahuan apa
saja yang belum
disampaikan
peneliti kepada
pasien?
Komplikasi
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak
Aktivitas fisik
Apa rencana
tindak lanjut yang
akan dilakukan
peneliti pada
pertemuan
berikutnya?
Pada minggu kunjungan peneliti akan memberi edukasi
terkait komplikasi, pola hidup sehat dan nutrisi yang tepat
bagi pasien diabetes. Selain itu akan diulangi kembali
informasi mengenai faktor resiko dan kesembuhan DM.
Peneliti juga akan menjawab pertanyaan pasien mengenai
efektivitas daun insulin dan tanaman okra untuk mengatasi
diabetes yang pada pertemuan pertama belum dapat
terjawab.
Karena pasien merasa tertekan disebabkan oleh menderita
diabetes, maka peneliti dalam berbicara harus berhati-hati
dan harus lebih memotivasi pasien.
Tanggal 18 November 2017
Bagaimana proses
wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung dengan baik, dan sifatnya
dua arah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
66
Apa saja
kesulitan-
kesulitan dalam
melakukan
wawancara?
Pasien terlalu banyak bercerita mengenai kehidupan
pribadinya saat dilakukan home care sehingga terkadang
pembicaraan keluar dari topik yang seharusnya.
Pengetahuan apa
saja yang sudah
disampaikan
peneliti kepada
pasien?
Komplikasi
Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak
Aktivitas fisik
Pengetahuan apa
saja yang belum
disampaikan
peneliti kepada
pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Apa rencana
tindak lanjut yang
akan dilakukan
peneliti pada
pertemuan
berikutnya?
Pada pertemuan selanjutnya peneliti akan memberikan
edukasi mengenai jenis obat DM, cara penyuntikan insulin,
penggunaan obat aktivitas rutin, interaksi obat, dan efek
samping obat. Selain itu peneliti akan mengulang informasi
mengenai komplikasi dari DM untuk mengingatkan kembali
kepada pasien.
Peneliti harus lebih mengarahkan kembali pembicaraan ke
topic yang seharusnya.
Tanggal 25 November 2017
Bagaimana proses
wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung aktivitas lancar
Apa saja
kesulitan-
kesulitan dalam
melakukan
wawancara?
Pasien terlalu banyak bercerita mengenai kehidupan
pribadinya saat dilakukan home care sehingga terkadang
pembicaraan keluar dari topik yang seharusnya.
Pengetahuan apa
saja yang sudah
disampaikan
peneliti kepada
pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Pengetahuan apa
saja yang belum
disampaikan
peneliti kepada
pasien?
-
Apa rencana
tindak lanjut yang
Melakukan pengukuran gula darah dan posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
67
akan dilakukan
peneliti pada
pertemuan
berikutnya?
Nama : Pasien 2
Usia : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Muja Muju
Tanggal 14 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung dengan
baik, dan terarah.
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien kurang terbuka, dan kurang aktif
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada
pasien?
Definisi DM
Tanda dan gejala
Kadar gula darah
Faktor resiko
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada
pasien?
Komplikasi
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
Aktivitas fisik
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Peneliti akan memberikan edukasi
mengenai komplikasi, nutrisi (makanan
yang diperbolehkan dan yang tidak), dan
aktivitas fisik. Selain itu, peneliti akan
mengulang pertanyaan mengenai bisa
tidaknya diabetes disembuhkan.
Peneliti harus lebih menarik dalam
menyampaikan edukasi.
Tanggal 21 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung dengan
baik, dan terarah.
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien kurang aktif
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Komplikasi
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
68
Aktivitas fisik
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Peneliti akan memberikan edukasi
mengenai jenis obat, cara penyuntikan
insulin, penggunaan obat aktivitas rutin,
interaksi, serta efek samping dari obat.
Peneliti harus lebih interaktif dalam
memberi edukasi.
Tanggal 28 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara dilakukan dengan baik,
sifatnya dua arah.
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien kurang aktif
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
-
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Melakukan pengukuran gula darah dan
post-test
Nama : Pasien 3
Usia : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Ponggalan
Tanggal 19 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Wawancara dilakukan dengan baik dan
terarah
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien tidak dalam kondisi emosional
yang baik, pasien kurang aktif
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Definisi DM
Tanda dan gejala
Kadar gula darah
Faktor resiko
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
Komplikasi
Jenis obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
69
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat rutin
Interaksi
ESO
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
Aktivitas fisik
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Peneliti akan mengulang materi mengenai
bisa tidaknya diabetes disembuhkan.
Selain itu materi baru yang akan diberikan
yaitu mengenai komplikasi, makanan, dan
aktivitas fisik.
Peneliti harus lebih berhati-hati dalam
berbicara, dan melakukan kunjungan
dalam waktu yang cepat.
Tanggal 26 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara dilakukan dengan baik,
dan terarah
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien kurang aktif
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Komplikasi
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
Aktivitas fisik
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Peneliti akan mengedukasi mengenai jenis
obat, cara penyuntikan insulin,
penggunaan obat aktivitas rutin, interaksi
dan efek samping obat.
Peneliti harus lebih interaktif pada pasien.
Tanggal 3 Desember 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Wawancara dilakukan dengan dangat baik
dan terarah.
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien menanyakan hal lain di luar materi
yang diberikan.
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
70
Interaksi
ESO
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
-
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Pertemuan selanjutnya akan dilakukan
pemeriksaan gula darah dan pemberian
posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
71
Nama : Pasien 4
Usia : 49 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Pandeyan
Tanggal 15 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung dengan
baik
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien banyak bercerita mengenai
kehidupan pribadi dan penyakitnya
sehingga pembicaraan tidak sesuai dengan
topik yang seharusnya
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Definisi DM
Tanda dan gejala
Kadar gula darah
Faktor resiko
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
Komplikasi
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
Aktivitas fisik
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Memberikan edukasi mengenai
komplikasi, makanan, dan aktivitas fisik.
Peneliti harus lebih mengarahkan
pembicaraan ke topik yang seharusnya.
Tanggal 22 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung dengan
baik
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
Pasien banyak bercerita mengenai
kehidupan pribadi dan penyakitnya
sehingga pembicaraan tidak sesuai dengan
topik yang seharusnya
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Komplikasi
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
Aktivitas fisik
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
72
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Peneliti akan mengulang informasi
mengenai komplikasi DM dan pentingnya
aktivitas fisik serta memberikan informasi
mengenai jenis obat, cara penyuntikan
insulin, penggunaan obat aktivitas rutin,
interaksi, dan ESO.
Peneliti harus lebih mengarahkan
pembicaraan ke topik yang seharusnya.
Tanggal 29 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Wawancara berlangsung dengan baik
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
-
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
-
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Pertemuan selanjutnya pasien
Nama : Pasien 5
Usia : 45 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Jl. Veteran
Tanggal 15 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung sangat
baik
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
-
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Definisi DM
Tanda dan gejala
Kadar gula darah
Faktor resiko
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
Komplikasi
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
73
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
Aktivitas fisik
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Peneliti akan memberikan informasi
mengenai komplikasi, makanan, dan
aktivitas fisik, serta mengulang materi
mengenai diabetes tidak dapat
disembuhkan.
Tanggal 22 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung dengan
sangat baik
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
-
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Komplikasi
Makanan yang diperbolehkan dan yang
tidak
Aktivitas fisik
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Peneliti akan memberikan informasi
mengenai jenis obat, cara penyuntikan
insulin, penggunaan obat aktivitas rutin,
interaksi, dan ESO
Tanggal 29 November 2017
Bagaimana proses wawancara yang
telah dilakukan?
Proses wawancara berlangsung dengan
sangat baik
Apa saja kesulitan-kesulitan dalam
melakukan wawancara?
-
Pengetahuan apa saja yang sudah
disampaikan peneliti kepada pasien?
Jenis obat
Cara penyuntikan insulin
Penggunaan obat aktivitas rutin
Interaksi
ESO
Pengetahuan apa saja yang belum
disampaikan peneliti kepada pasien?
-
Apa rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
Pertemuan selanjutnya peneliti akan
melakukan pengukuran gula darah, serta
akan diberikan posttest kepada pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
74
Lampiran 15. Panduan home pharmacy care
PANDUAN HOME PHARMACY CARE
UNTUK PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
TANPA KOMPLIKASI
Disusun oleh :
Veronica Erlinda Kristyowati
NIM : 148114025
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
75
A. Prosedur melakukan home pharmacy care
1. Pada minggu pertama akan diisi dengan pretest atau tes awal mengenai
pengetahuan obat DM, pemeriksaan gula darah, wawancara dan
konseling layanan kefarmasian di rumah.
2. Pada minggu kedua dan ketiga akan diisi dengan wawancara dan
konseling layanan kefarmasian di rumah.
3. Pada minggu keempat akan diisi dengan pemeriksaan gula darah dan
posttest atau tes akhir.
4. Diharapkan proses tanya jawab dilakukan dengan sejujurnya.
5. Pemeriksaan gula darah dilakukan menggunakan alat glukometer yang
sudah dikalibrasi. Pemeriksaan gula darah menggunakan glukometer
membutuhkan setetes darah dari ujung jari Bapak/Ibu. Pengambilan
darah dilakukan dengan melukai ujung jari tangan yang telah
dibersihkan dengan alkohol menggunakan jarum lanset.
B. Materi home pharmacy care
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang memiliki karakteristik
hiperglikemik atau kadar gula darah diatas batas normal. Penyakit ini tidak dapat
dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan (AgroMedia, 2009). Kondisi ini
terjadi ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin karena adanya
faktor resiko tertentu (Dipiro et al, 2011; WHO, 2016). Pada orang yang normal,
jika dihitung kadar gula darahnya saat puasa adalah kurang dari 100 mg/dL dan
kadar gula darah 2 jam setelah makan adalah kurang dari 140 mg/dL. Untuk orang
yang kadar gula darah saat puasanya berada dalam rentang 100-125 mg/dL
digolongkan sebagai pra-diabetes yang merupakan faktor resiko untuk diabetes.
Bila gula darah puasa lebih dari atau sama dengan 126 mg/dL dan gula darah 2 jam
setelah makan lebih dari atau sama dengan 200 mg/dL maka baru digolongkan
sebagai diabetes (Binfarkes, 2005).
Diabetes Tipe 2
A. FAKTOR RESIKO
Orang yang memiliki resiko lebih tinggi terkena diabetes melitus
tipe 2 adalah mereka yang memiliki riwayat diabetes pada keluarganya,
berusia lebih dari sama dengan 40 tahun, memiliki tekanan darah yang
tinggi, dan wanita yang menderita diabetes gestasional ketika hamil
(Tjekyan, 2014; ADA, 2017).
B. TANDA DAN GEJALA
Mayoritas dari pasien diabetes tipe 2 tidak mengalami gejala
(asymptomatic), dan beberapa pasien menghubungi tenaga medis ketika
sudah terjadi komplikasi seperti kehilangan pengelihatan dan serangan
jantung (WHO, 2016). Gejala yang dapat timbul dari diabetes tipe 2 yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
76
adanya polyuria, polidipsi, nokturia, pengelihatan kabur, berat badan yang
menurun, kehilangan sensasi (sentuhan, getaran, dingin), dan memiliki luka
yang sulit disembuhkan (Diabetes Australia, 2014).
C. KOMPLIKASI
Hilangnya pengelihatan, gagal ginjal, hipertensi, jantung koroner,
penyakit pada pembuluh darah otak atau stroke, luka yang sulit sembuh
yang dapat menjurus ke amputasi (WHO, 2016).
D. PENGOBATAN
Tujuan terapi diabetes yaitu agar kadar gula darah menjadi normal
dan mencegah atau meminimalkan komplikasi. Target pengobatan diabetes
yaitu kadar glukosa darah puasa sebesar 80-130 mg/dL, kadar glukosa darah
1-2 jam setelah makan <180 mg/dl, kadar HbA1c sebesar <7 mg/dL, dan
dengan tekanan darah sebesar <140/90 mmHg (Soelistijo et al, 2015).
1. Pengobatan tanpa Obat
Intervensi gaya hidup yang intensif dapat mengurangi kejadian
diabetes tipe 2, seperti memilih makanan yang sehat, meningkatkan
aktivitas fisik, mengontrol tekanan darah, mengontrol kadar kolesterol
(NIDDK, 2013). Pasien diabetes juga disarankan untuk menghindari
konsumsi makanan atau minuman yang manis, manisan buah, keju, susu
full cream, dan soft drink (Kemenkes RI, 2011).
2. Pengobatan dengan Obat
Intervensi gaya hidup dalam penatalaksanaan diabetes tipe 2 adalah
hal yang penting, namun terkadang hal tersebut tidak cukup untuk
mengontrol gula darah pasien sehingga perlu digunakan obat diabetes.
Obat diabetes harus diminum secara rutin, teratur dan tidak dapat
dihentikan secara mendadak walaupun gula darah sudah mulai menurun.
Obat diabetes terdiri atas 2 jenis yaitu oral (diminum) dan injeksi
(disuntikkan). Contoh obat diabetes oral adalah:
a. Golongan sulfonylurea : Glibenklamid dan Glimepirid
b. Golongan biguanid : Metformin
c. Inhibitor α-glukoksidase : Akarbosa, Miglitol
d. Meglitinida: Rapaglinide, Nateglinide
e. Tiazolidindion: Pioglitazone, Troglitazone
f. DPP-4 inhibitor: Sitagliptin, Linagliptin
(Badan POM RI, 2015).
Sedangkan untuk obat diabetes injeksi adalah insulin. Tipe insulin
dibedakan menjadi 4 berdasarkan mula kerja (onset) dan masa kerjanya
(durasi) yaitu:
a. Insulin masa kerja singkat (short-acting/insulin), disebut juga
insulin regular, dengan onset 0,5 jam dan durasi 6-8 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
77
b. Insulin masa kerja sedang (intermediate-acting), dengan onset 1-
2 jam dan durasi 18-24 jam
c. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat, memiliki
onset 0,5 jam dan durasi 18-24 jam
d. Masa kerja panjang (long-acting insulin), dengan onset 4-6 jam
dan durasi 24-36 jam
(Binfarkes, 2005).
Pemberian insulin dilakukan dengan cara disuntikkan secara
subkutan atau dibawah kulit. Insulin disuntikkan pada lokasi tertentu
dimana penyerapannya terjadi paling cepat yaitu di perut, dilanjutkan
pada lengan, paha bahian atas dan pantat, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3 (Binfarkes, 2005).
Obat untuk diabetes harus diminum secara rutin dan terus-menerus,
oleh karena itu efek samping obat sebaiknya diperhatikan. Efek
samping obat diabetes pada umunya berupa hipoglikemia yang ditandai
oleh rasa pusing, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pandangan
menjadi gelap, keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai
hilang kesadaran. Beberapa contoh efek samping obat lainnya
ditunjukkan pada tabel III. Selain efek samping obat, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah interaksi obat yang terjadi pada terapi diabetes
karena adanya interaksi tersebut dapat menyebabkan terapi yang
didapatkan tidak dapat tercapai secara maksimal. Contoh interaksi obat
yang terjadi ditunjukkan pada tabel IV.
Gambar 3. Lokasi penyuntikan insulin
(Tridjaya et al, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
78
Tabel III. Efek Samping Obat Diabetes
Golongan /
Nama Obat
ESO
Sulfonilurea Ringan dan jarang, contohnya gangguan GI (mual, muntah, diare,
dan konstipasi), gangguan fungsi hati, reaksi hipersensitifitas
(biasanya terjadi pada minggu ke 6-8 terapi)
Biguanid Anoreksia, mual, muntah, diare, nyeri perut, rasa logam, asidosis
laktat, penurunan penyerapan vitamin B12, eritema, pruritus,
urtikaria, dan hepatitis
Repaglinida Nyeri perut, diare, konstipasi, mual, muntah, reaksi
hipersensitifitas
Pioglitazon Gangguan pengelihatan, ISPA, berat badan meningkat
Linagliptin Hipoglikemi pada pemberian bersama dengan metformin dan
sulfonylurea
Akarbosa Flatulensi, tinja lunak, diare, perut kembung dan nyeri, reaksi pada
kulit dan fungsi hati yang tidak normal
(Badan POM RI, 2015).
Tabel IV. Interaksi Obat Diabetes
Nama obat Interaksi
Anabolik steroid Meningkatkan efek hipoglikemik pada obat
antidiabetic
NSAID (ibuprofen) Meningkatkan efek sulfonylurea
Digoxin Acarbose menurunkan konsentrasi plasma dari digoxin
Neomycin Meningkatkan efek hipoglikemik dari acarbose
Ketotifen Jumlah trombosit ditekan ketika metformin diberikan
dengan ketotifen
Kortikosteroid
(metilprednisolon,
dexamethasone)
Efek hipoglikemik dari antidiabetik berubah menjadi
antagonis oleh kortikosteroid
Kontrasepsi oral Meningkatkan kadar gula darah sehingga dosis
antidiabetik oral harus ditingkatkan
Estrogen Meningkatkan kadar gula darah sehingga dosis
antidiabetik oral harus ditingkatkan
(BNF, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
79
C. Kuesioner home pharmacy care
1. Kuesioner pretest
Kuesioner Pengetahuan Obat Diabetes
Nama / inisial :
Alamat :
NO Pernyataan STS TS S SS
1 Insulin merupakan obat diabetes yang
digunakan secara oral
2 Diabetes dapat menyebabkan penderitanya
mengalami luka yang sulit sembuh
3
Hipoglikemia (kadar gula darah dibawah batas
normal) merupakan efek samping obat diabetes
yang ditandai dengan gejala detak jantung
menurun
4 Diare adalah salah satu komplikasi dari diabetes
5 Insulin disuntikkan di bagian pergelangan
tangan
6 Seseorang dikatakan diabetes ketika gula darah
2 jam setelah makan lebih dari 200 mg/dL
7 Pasien diabetes perlu mengonsumsi buah-
buahan
8 Obat diabetes (glibenklamid) dapat diminum
bersamaan dengan obat ibuprofen
9 Makanan yang manis baik dikonsumsi oleh
pasien diabetes secara rutin
10
Metilprednisolon dapat menurunkan efek dari
obat diabetes sehingga tidak boleh diminum
secara bersamaan
11
Salah satu faktor resiko yang menyebabkan
penyakit diabetes adalah berat badan yang
rendah
12 Target gula darah puasa pada pasien diabetes
adalah lebih dari 150 mg/dL
13 Tingginya kadar gula darah merupakan tanda
dari penyakit diabetes
14 Obat diabetes digunakan secara rutin
15 Akarbosa merupakan obat diabetes yang
memiliki efek samping berupa diare
16 Berolahraga merupakan salah satu cara untuk
dapat menjaga kadar gula darah tetap normal
Keterangan:
STS = Sangat tidak setuju S = Setuju
TS = Tidak setuju SS = Sangat setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
80
2. Kuesioner posttest
Kuesioner Pengetahuan Obat Diabetes
Nama / inisial :
Alamat :
NO Pernyataan STS TS S SS
1 Berolahraga merupakan salah satu cara untuk
dapat menjaga kadar gula darah tetap normal
2 Pasien diabetes perlu mengonsumsi buah-
buahan
3
Hipoglikemia (kadar gula darah dibawah batas
normal) merupakan efek samping obat diabetes
yang ditandai dengan gejala detak jantung
menurun
4 Seseorang dikatakan diabetes ketika gula darah
2 jam setelah makan lebih dari 200 mg/dL
5 Obat diabetes (glibenklamid) dapat diminum
bersamaan dengan obat ibuprofen
6
Metilprednisolon dapat menurunkan efek dari
obat diabetes sehingga tidak boleh diminum
secara bersamaan
7
Salah satu faktor resiko yang menyebabkan
penyakit diabetes adalah berat badan yang
rendah
8 Makanan yang manis baik dikonsumsi oleh
pasien diabetes secara rutin
9 Insulin merupakan obat diabetes yang
digunakan secara oral
10 Insulin disuntikkan di bagian pergelangan
tangan
11 Obat diabetes digunakan secara rutin
12 Target gula darah puasa pada pasien diabetes
adalah lebih dari 150 mg/dL
13 Akarbosa merupakan obat diabetes yang
memiliki efek samping berupa diare
14 Diabetes dapat menyebabkan penderitanya
mengalami luka yang sulit sembuh
15 Tingginya kadar gula darah merupakan tanda
dari penyakit diabetes
16 Diare adalah salah satu komplikasi dari diabetes
Keterangan:
STS = Sangat tidak setuju S = Setuju
TS = Tidak setuju SS = Sangat setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
81
D. Daftar pertanyaan wawancara
1. Apakah tanda dari penyakit diabetes?
2. Apakah penyakit diabetes dapat sembuh?
3. Apakah penyebab dari diabetes?
4. Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan diabetes?
5. Berapakah kadar gula darah pasien saat ini? Apakah normal dengan angka
tersebut?
6. Apa saja komplikasi dari diabetes?
7. Kapan pengobatan dengan obat diabetes harus dilakukan?
8. Apa saja jenis obat diabetes?
9. Apakah obat diabetes harus diminum secara rutin?
10. Dibagian tubuh mana saja insulin dapat disuntikkan?
11. Apakah obat diabetes dapat diminumm bersamaan dengan obat lain?
12. Apakah terdapat efek samping yang dirasakan pasien ketika menggunakan
obat diabetes?
13. Apakah hipoglikemia itu? Bagaimana cara mengetahui bahwa pasien
sedang dalam keadaan hipoglikemia?
14. Apa saja makanan yang perlu dikonsumsi dan yang perlu dihindari oleh
pasien diabetes?
15. Apakah aktifitas fisik berpengaruh terhadap kadar gula darah?
16. Sudah berapa lama pasien terdiagnosis atau menderita diabetes?
17. Bagaimana keseharian pasien?
18. Apakah obat yang selama ini digunakan pasien untuk mengontrol kadar
gula darah?
19. Berapa kali pasien minum obat dalam sehari?
20. Apakah pasien mengonsumsi obat lain selain obat diabetes selama ini?
21. Berapa sering pasien pergi ke puskesmas atau apotek untuk kontrol
dan/atau membeli obat diabetes?
22. Apakah ada keluhan setelah pasien minum obat?
23. Bagaimana keadaan pasien setelah minum obat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
82
E. Tindak lanjut (pertanyaan refleksi pribadi peneliti)
1. Bagaimana proses wawancara yang telah dilakukan?
2. Apa saja kesulitan-kesulitan dalam melakukan wawancara?
3. Pengetahuan apa yang sudah disampaikan peneliti kepada pasien?
4. Pengetahuan apa yang belum disampaikan peneliti kepada pasien?
5. Apa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan peneliti pada pertemuan
berikutnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
83
BIOGRAFI PENULIS
Skripsi yang berjudul “Peningkatan Pengetahuan Obat Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Tanpa Komplikasi Melalui Home
Pharmacy Care Di Kota Yogyakarta” ditulis oleh Veronica
Erlinda Kristyowati. Penulis merupakan putri kedua dari Kris
Artanto dan Setyowati, yang lahir di Salatiga pada tanggal 29
Januari 1997. Pendidikan formal yang ditempuh penulis
dimulai dari SD Kristen 3 Eben Haezer Salatiga (2002 –
2008), dilanjutkan ke SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga
(2008 – 2011), SMA Kristen 1 Salatiga (2011 – 2014). Penulis
melanjutkan pendidikan sarjana pada tahun 2014 di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Saat menempuh kuliah, penulis juga aktif mengikuti
organisasi seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (2015 – 2016) dan
ditempatkan pada divisi Quality Control.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI