iv PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF DEMING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) SAADATUL INSANIAH 1113018200060 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
45
Embed
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
iv
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT
PERSPEKTIF DEMING
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
SAADATUL INSANIAH
1113018200060
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
iv
iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT
PERSPEKTIF DEMING. yang disusun oleh: Saadatul Insaniah, NIM
1113018200060, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui
bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada
sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
Jakarta, 28 Juli 2020
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd
NIP. 19661009 199303 1 004
iv
v
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF
DEMING
Abstrak
As published by US News in the 2020 Best Countries for Education survey.
Indonesia is ranked 70th out of 93 participating countries as the best education
provider. In the previous two years, the Program for International Student
Assessment (PISA) which constitutes as a program to measure student knowledge
in subjects such as mathematics, science, and reading disclosed the results of
PISA 2018 in which Indonesia ranked 13th out of a total of 15 countries in Asia
and ranked 5th from 10 Southeast Asian countries that took the test. Even though
there is a slim progress compared to the previous year, the results of the survey
still prove that the quality of education in Indonesia is still underperforming. It
becomes a big homework for educational institutions to improve their educational
system due to higher appeals and demands for schools with better quality. As
stated by several quality planning experts, especially Edward Deming, the
objective of such quality improvements is to attain the better quality of education
and produce the best output. The best output or high-quality graduates are not
only hold better values in the community and state development process, but they
will also appeal to the stakeholders to choose such schools over any other schools.
In the efforts to attain this objective, it is prominent to continuously improving the
quality of education in which the process required the quality perspectives of
experts. Thus, as such will be discussed in this paper the concept of quality
according to Edward Deming and its relevance in improving the quality of
education
Disebutkan oleh US News dalam survey The 2020 Best Countries for Education.
Negara Indonesia berada pada urutan ke 70 dari 93 Negara yang berpartisipasi
sebagai Negara penyelenggara pendidikan terbaik. Pada dua tahun sebelumnya,
Programme for International Student Assessment (PISA) sebagai program untuk
menakar pengetahuan siswa dalam bidang matematika, sains, dan membaca, hasil
PISA 2018, Indonesia berada di peringkat ke-13 dari total 15 negara di Asia dan
peringkat ke-5 dari 10 Negara Asia Tenggara yang mengikuti tes. Meskipun ada
sedikit kemajuan dari tahun sebelumnya namun hasil survey tersebut masih
membuktikan rendahnya tingkat mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini tentunya
menjadi PR bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas, karena
sekolah yang bermutu tentu akan memiliki banyak peminat dibandingkan yang
tidak bermutu. mengingat tujuan mutu yang dikemukakan oleh beberapa ahli
perencanaan mutu khususnya Edward Deming yaitu agar kulitas pendidikan
menjadi lebih baik dan menghasilkan output terbaik. Output terbaik atau lulusan
yang berkualitas tidak hanya memiliki nilai tinggi dalam lingkungan masyarakat
vi
iv
dan proses pembangunan negara namun lulusan yang berkualitas akan menarik minat
stakeholder untuk memilih sekolah tersebut dibanding sekolah lain. Untuk mewujudkan
hal tersebut perlunya peningkatan mutu dalam pendidikan dan dalam prosesnya
dibutuhkan perspektif perspektif mutu para ahli seperti yang akan dibahas dalam tulisan
ini mengenai konsep mutu menurut Edward Deming dan relevansinya dalam penigkatan
mutu pendidikan.
vii
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر� �سم الله الر�
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta, segala pujian yang terbaik
atas seluruh nikmat-Nya, keagungan-Nya, serta kemulian-Nya. Atas segala rahmat,
anugrah, serta karunia jasmani dan rohani, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat diselesaikan dengan
baik. Tak luput pula Shalawat serta Salam yang senantiasa saya panjatkan kepada
Junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing ummatnya dari zaman
zahiliyyah yang penuh dengan kegelapan hingga ke zaman yang terang dan dipenuhinya
ilmu penegetahuan.
Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada program Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak rasa terima kasih sebesar besarnya kepada semua pihak yang
telah ikut membantu langsung maupun tidak langsung dalam membuat skripsi ini,
khususnya kepada:
1. Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pemberi Rahmat,
Ridho, Karunia, sehat jasmani dan rohani serta ilmu yang bermanfaat sehingga
penulis bisa sampai pada tahap ini dan menyelesaikan tugas akhir atau skripsi
dengan baik dan benar
2. Ibu, bapak serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik segi
moral, pengetahuan, motivasi, materi sehingga penulis tidak berhenti memiliki
tekad untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
beserta para staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dosen Drs. Mu’arif M.Pd. selaku ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
iv
5. Bapak Dosen Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku pembimbing atas waktu, tenaga,
pemikiran, saran dan motivasi. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat
dan keberkahan bagi bapak beserta keluarga.
6. Ibu Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan memberi saran baik dibidang Akademik maupun hal hal
lain sejak hari pertama sampai akhir perkuliahan
7. Para dosen program studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan
wawasan imu pengetahuan kepada penulis hingga mendapatkan gelar sarjana.
8. Para sahabat Titin, Diana serta seluruh keluarga besar MP 13 yang telah
memberikan dukungan saran, motivasi serta masukan yang berharga sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk penulis menjadi lebih baik dimasa depan.
Penulis berharap skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis namun juga pihak
pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 27 Juli 2020
Saadatul Insaniah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. ii
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI…...……………………………………………….... x
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Maslah........................................................,,…... 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 3
BAB II : KAJIAN TEORITIK…………………………............................. 4
A. Landasan teori ……………………………............................. 4
B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 10
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN………………............................ 11
A. Metode ………….…………………………............................ 11
B. Objek dan Waktu Penelitian .................................................... 13
C. Metode Penulisan………….................................................. 14
BAB IV : PEMBAHASAN PENELITIAN……………............................. 16
A. Konsep Deming ……………………………...........................16
B. Pendekatan Manajemen Mutu Pendidikan................................ 17
C. Penghambat Peningkatan Mutu…………............................... 23
D. Penyebab Kegagalan Mutu.................................................... 25
BAB V: PENUTUP……………………………………............................ 27
A. Kesimpulan …………………………….................................. 27
ix
iv
DAFTAR PUSTAKA……………….……………………................................. 31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia sudah menjadi topic
yang tidak asing. Dalam peringkat pendidikan dunia tahun 2018 yang disusun
oleh Programme Internationa Student Assesment (PISA) posisi negara
Indonesia merupakan posisi yang dibilang tertinggal dari Negara tetangga
seperti Malaysia dan Brunei. Dengan hasil yang mengecewakan ini tentulah
Negara memberi bebab lebih kepada lembaga lembaga pendidikan untuk
melaksanakan perbaikan dengan tuntutan yang tidak hanya memperbaiki
peringkat kualitas pendidikan Indonesia namun juga mengahrapkan kemajuan
bangsa kedepannya.
Tuntutan dunia pendidikan pada era globalisasi ini memacu berbagai
lembaga pendidikan untuk lebih bersaing secara kompetitif. Salah satu cara
menghadapi persaingan ini, pendidikan dituntut untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas baik dalam hal pelayanan, kualitas produk, maupun
keefektifan dan keefisienan agar tujuan pendidikan tercapai.1 Mutu
merupakan sesuatu yang dianggap salah satu bagian penting, karena mutu
pada dasarnya menunjukkan keunggulan suatu produk dibandingkan dengan
produk lainnya. Peningkatan mutu merupakan usaha dari setiap lembaga-
lembaga penghasil produk tidak hanya barang tetapi juga produk jasa.2
Edward Sallis pada Total Quality Management In Education mengungkapkan
“quality is at the top of most agendas and improving quality is probably the
most important task facing any institution. However, despite its importance,
many people find quality an enigmatic concept. It is perplexing to define and
1 Hasyim Asy’ari, Evaluasi Program Pelatihan Guru di Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan dan Keagamaan Kementrian Agama Republik Indonesia, (TADBIR : Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 1, Mei 2020) 2 Muhammad Fadhi, Peningkatan Mutu Pendidikan, (TADBIR : Jurnal Studi Manajemen
Pendidikan vol. 1, no 02, 2017)
2
often difficult to measure”. Mutu adalah bagian penting dari seluruh agenda
dalam organisasi dan meningkatkan mutu mungkin merupakan tugas yang
paling penting yang dihadapi institusi manapun. namun banyak orang yang
menganggap kualitas merupakan konsep yang membingungkan, rumit untuk
ditetapkan serta sulit diukur.3
Sistem manajemen mutu memang awal mulanya hanya terjadi pada
lingkup perusahaan barang maupun jasa, karna ketatnya persaingan antara
perusahaan satu dengan yang lain untuk mendapat konsumen sebanyak
mungkin dengan segala sumber daya yang ada. Namun karena semakin
selektifnya konsumen dalam memilih barang/jasa maka perusahaan mulai
menerapkan sistem manajemen mutu seperti definisi salah satu ahli yang
dikenal dengan the father of quality evolution. mutu sebagai pengembangan
yang terus menerus dari suatu sistem yang stabil. Definisi itu menekankan
pada dua hal yaitu yang pertama Semua sistem (administrasi, desain,
produksi, dan penjualan) harus stabil. Hal itu memerlukan pengukuran yang
diambil dari atribut mutu di seluruh perusahaan dan dipantau setiap waktu.
Dan yang kedua Perbaikan yang terus menerus dari berbagai sistem untuk
mengurangi penyimpangan dan lebih memenuhi kebutuhan pelanggan. Dari
pemapara deming tersebut sangatlah jelas bahwa tujuan mutu tidak hanya
memperbaiki kualitas suatu barang/jasa agar memenuhi kepuasan pelanggan
dan tentunya agar tidak tertinggal pada kompetisi individu maupun sekolah di
era globalisasi yang semakin ketat.
Seiring waktu berjalan, konsep perbaikan mutu mulai dikaji dan
diadopsi oleh lembaga pendidikan atau sekolah melihat lembaga pendidikan
juga termasuk dalam perusahaan jasa yang dituntut mengeluarkan output
terbaik kedepannya bukan hanya sekedar untuk kepuasan pelanggan
melainkan output yang berguna bagi masyarakat dan dipercaya dapat
memperbaiki negara pada masa yang akan datang, dan tentunya sesuai prinsip
utama mutu (tercapainya kepuasan pelanggan). jika lembaga pendidikan
3 Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Yogyakarta ; IRCiSoD, 2012),
Cet.16, h.38
3
tersebut mempunyai keluaran terbaik maka konsumen pun akan
lebih tertarik memilih lembaga pendidikan yang bermutu daripada yang tidak
bermutu. Maka dari itu fokus pembahasan ini adalah mengenai
“PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF
DEMING” yang termasuk didalamnya 14 poin peningkatan mutu, 5 poin
penyakin yang menghambat peningkatan mutu dan 2 poin sebab sebab
kegagalan mutu dan penerapannya dalam pendidikan
B. Rumusan Masalah
Dengan bertitik tolak atas paparan latar belakang sebelumnya, amaka
rumusan masalah yang diperoleh sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan konsep konsep mutu Deming dalam lembaga
pendidikan?
2. Apakah perspektif deming ada pengaruhnya terhadap peningkatan mutu
pendidikan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dalakukannya penelitian ini yaitu bertitik pada rumusan
masalah yang dibuat yaitu (1) untuk mengetahui bagaiamana penerapan
konsep dari teori Deming dalam lembaga pendidikan, (2) untuk
mengetahui relevansi perspekktif mutu Deming dalam peningkatan mutu
pendidikan.
Kegunaan penelitian ini agar dapat mengetahui lebih jelas
penerapan konsep mutu yang digagas oleh Edward Deming terhadap
lembaga pendidikan dan relevansinya terhadap peningkatan mutu. Selain
itu juga penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan
peningkatan mutu menurut perspektif Deming secara tertulis kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan khususnya untuk Program Studi
Manajemen Pendidikan.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Landasan Teori
1. Mutu
Apakah yang dimaksud dengan mutu? banyak ahli yang
mengemukakan definisi mutu dengan perspektif masing masing. Tentu
kita tidak asing dengan 3 ahli dalam bidang mutu seperti deming, Crosby
dan juran.
Menurut W Edward Deming, Mutu ialah kesesuaian dengan
kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah
perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai
dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi
konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam
membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa.4
Menurut Jhosep Juran, Mutu ialah kecocokan penggunaan produk
(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu
(1) teknologi; yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3)
waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika,
yaitu sopan santun.5
Menurut Philip B Crosby, Mutu ialah conformance to requirement,
yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk
memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah
ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi,
dan produk jadi.6
4 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu,
(Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 78 5 Prawirosentono, Suyadi, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadutotal Quality
Management Abad 21 Study Kasus dan Analisis, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm, 5 6 Abdul Hadis, dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: Penerbit
AlfaBeta, 2010), hlm .2
5
Menurut Russel dalam (Purnama, 2006:14-15)
Mutu di deskripsikan atas dua perspektif. Perspektif pertama yaitu
perspektif produsen, menurut perspektif ini mutu dikaitkan dengan
produksi dan biaya. Perspektif kedua yaitu perspektif konsumen yang
artinya mutu produk dikaitkan dengan kualitas dan harga yang ditentukan.
berdasarkan bagan diatas kualitas produk dapat tercipta jika terjadi
kesesuaian antara perspektif produsen dengan perspektif konsumen yang
disebut dengan kesesuaian untuk digunakan (fitness for consumer use).
Sedangkan menurut Garvin (dalam Sower, 1999) terdapat lima perspektif
dalam mendefinisikan mutu
a. Berdasarkan target konsumen “mutu terdiri dari kapasitas untuk
memenuhi kepuasan pelanggan” Edwards C. D. (1968:37). “mutu
adalah kesesuaian dengan penggunaan”7 J.M. Juran (1988) seperti
baju yang dirancang untuk musim dingin serta baju yang dirancang
untuk musim panas.
7 Muhammad Basri, (BUDAYA MUTU DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN Vol. I, No.
2, Oktober 2011)
6
b. Berdasarkan target manufaktur. “Mutu adalah suatu kondisi dimana
produk sesuai dengan spesifikasi desain tertentu” (H.L. Gilmore
1974) “mutu adalah Kesesuaian terhadap persyaratan atau
keunggulan yang dipublikasikannya” seperti jam tahan air, sepatu
yang awet, atau dokter yang ahli.8
c. Berdasarkan target produk. “mutu mengacu pada sekumpulan
barang yang tidak berharga menjadi barang yang berharga” K.B
Leifler (1972)9
d. Berdasarkan target produk “keluasan pengukuran kualitas secara
umum dapat diterima sebagai dimensi daya saing perusahaan”
(Broh, 1982)10
e. Berdasarkan target kerelatifan “mutu sangat subjektif, sulit
digambarkan secara konkrit namun dapat dirasakan”
Dari beberapa tokoh tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa mutu
adalah suatu kebutuhan konsumen terhadap kepuasan pelanggan
sepenuhnya terhadap suatu barang yang di butuhkan. atau mutu merupakan
suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap
sebuah produk.
2. Mutu pendidikan
Dalam konteks pendidikan menurut Rusman (2009) pengertian mutu,
mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses
pendidikan yang bermutu terlibat input, seperti guru, staff, kurikulum,
bahan ajar (kognitif, afektif dan piskomotorik) metodologi, sarana
prasarana dan sumber daya lainnya. Sedangkan Mutu dalam konteks hasil
8 Marita Lailia Rahman, (Model Pemgembangan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif
Philip. B. Crosby) 9 K.B Leifler (ambiguous change in product quality, American economic review, 1972) 10Harianto Respati, (Total Quality Management Dan Daya Saing Perusahaan Sebagai
Antesensenden Kepuasan Pelanggan Menghadapi Perdagangan Bebas CAFTA 2010)
7
pendidikan mengacu pada prestasi kebaikan yang dicapai oleh sekolah
pada setiap kurun tertentu.11
Ruang lingku mutu pendidikan, mutu mengacu pada proses dan hasil
pendidikan. Pada proses pendidikan, mutu pendidikan berkaitan dengan
bahan ajar, metodelogi, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan,
lingkungan dan sebagainya. Sekolah yang berada di daerah kumuh dan
sekolah yang beroperasi di daerah elit, misalnya, meskipun menerima
calon siswa yang sama, tetapi karena kualifikasi guru, kelengkapan sarana
dan prasarana, suasana belajar yang berbeda, pengelolaan tingkat
efesiensinya juga tidak sama, maka proses pendidikan pada sekolah
didaerah elit jauh lebih baik karena faktor ketepatan, kelengkapan dan
efesiensi pengelolaan lebih sempurna. Keunggulan dalam proses
pendidikan dengan sendirinya akan menghasilkan produk yang berbeda12
desakan dan target serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah
beban kerja, (k) Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota
numerik, (l) Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan
karyawan atas keahliannya, (m) Lembagakan aneka program
pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kwalitas
kerja, (n) Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat
melakukan transformasi.30
d. Selain membuat 14 poin acuan peningkatan mutu pendidikan, Deming
juga menjelaskan 5 hal yang akan menghambat peningkatan mutu
pendidkan yaitu (a) Kurang konstannya tujuan. (b) Pola pikir jangka
pendek. (c) Evaluasi prestasi individu. (d) Rotasi kerja yang tinggi. (d)
Manajemen yang menggunakan angka yang tampak. Dan jika 5 poin
29 Prawirosentono, Suyadi, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadutotal Quality
Management Abad 21 Study Kasus dan Analisis, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm, 5 30 Edwards, Deming W, Out Of The Crisis, (Cambridge University Press, 1986), hlm. 158
30
tersebut diperhatikan maka akan mempengaruhi peningkatan mutu
pendidikan
e. Teori deming terakhir yaitu penyebab kegagalan mutu. (a) sebab
Umum terdiri dari desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak
memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur
yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang
kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. (b) sebab
Khusus yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota,
kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang
berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.
f. Dari semua perspektif dan teori Deming dibantu dengan teori ahli mutu
yang lain sangat berguna penerapannya dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan. meskipun semua teori tersebut pada awalnya
hanyalah dibuat untuk manajemen perusahaan namun keputusan
lembaga pendidikan mengadopsi teori dan perspektif ini kedalam
lingkup pendidikan merupakan keputusan yang benar, melihat isi dari
perspektif tersebut berkaitan secara logis dengan sistem manajemen
pendidikan serta peningkatan mutunya.
g. Permasalahan pendidikan di Indonesia tidak hanya berpusat pada ilmu
keguruan saja, namun juga adanya kontribusi ilmu pendidikan lain
seperti salah satunya ilmu ekonomi yang berkaitan dengan ekonomi
pembangunan, akuntasi serta manjemen didalamnya.
h. Dengan perspektif Deming yang berupa “penyelidikan apa yang
diinginkan pelanggan”, dunia pendidikan pun mulai mengadopsi
falsafahnya beberapa dekade kebelakang. Dilihat saat zaman reformasi
peningkatan mutu pendidikan mulai terlihat jelas peningkatnya dilihat
dari masyarakat Indonesia mulai menjunjung tinggi demokrasi serta
menjunjung kemauan dan hak atas pribadi masing masing. Namun
karena kurangnya literatur yang cukup untuk menjelaskan falsafah
tersebut dan belum adanya kepastian proses penerapannya maka
pergerakan tersebut lambat laun menghilang dan peningkatan mutu
31
pendidikan di Indonesia bisa dibilang stagnan jika melihat jarak dan
perubahan pada zaman reformasi hingga saat ini
i. Penerapan konsep ini dalam mutu pendidikan tidaklah mudah karena
dalam perealisasinnya perlu komitmen dikarenakan terjadinya
perubahan kultur mutu yang bukan hanya dengan komitmen palsu,
namun merupakan perjalana, proses serta bagaimana cara berfikir di
lembaga pendidikan, dengan bertolak ukur pada tujuan untuk perbaikan
secara terus menerus di sekolah agar melaksanakan pelayanan terbaik
bagi pelanggan.
j. Standarisasi dari berbagai perlakuan bermutu sangat dibutuhkan untuk
proses evaluasi kerja sama tim agar dapat di jalankan oleh semua stake
holder yang ada di sekolah
32
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Sandy Setiawan (200); “Manajemen Perguruan Tinggi Di Tengah
Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “, “INDONews