-
PENINGKATAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI
METODE PEMBELAJARAN KARYAWISATA PADA SISWA
KELAS VII SMP ISLAM RUHAMA CIRENDEU, TANGERANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keguruan dan Keguruan untuk
Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
Disusun Oleh:
Hasna Puspita Sari
1112013000044
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
-
「
|
LEMBAR PENGESAHAN PEⅣ IBIIⅦBING SKRIPSI
PENINGKATAN ⅣIENULIS KARANGAN DESKRIPSI ⅣIELALUI
PIETODE KARYAV/1SATA PADA SISWA KELAS VⅡ
SⅣIPISLAM RUⅡ AMA CIRENDEU,TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dittukan kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Mclnenuhi
Persyaratall dalam Mcmperolch Gelar Sttana PCndidikan(S.Pd.)
Olch
Hasna Puspita Sari
ll12013000044
Dosen Pembimbing
Dra.Mahl■udah Fitrivah ZA,M.Pd.
NIP.196402121997032001
JURUSAN PENDIDIKAN BAⅡ ASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTASILⅣ IU TARBIYAⅡ DAN KEGURUAN
UIN SYARIF ⅡIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
-
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN卜IUNAQASAH
Skripsi berjudul Peningkatan Menulis Karangan Deslcripsi melalui
Metode
Pembelajaran Karyawisata pada Siswa Kelas t/II SMP Islam Ruhama
Cirendeu,
Tangerang Selatan disusun oleh Hasna Puspita Sari, Nomor Induk
Mahasiswa
111201300a044, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus
dalam ujian Munaqasah
pada 29 April 2019, dihadapan dewan penguji. oleh karena itu,
penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana (S.Pd.) dalam bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra
lndonesia.
Jakarta;
Panitia Ujian Ⅳlinaqasah
NIlei 201 9
Ketua Panitia(Ketua Jllrusan/Studi)
Dr.Makvun Subuki,M.HlmNIP。 198003052009011015
Sckretaris(Sckretaris Jurusan/Prodi)
Toto Edidarmo,MANIP.197602252008011020
P鈍劇 iINur Svamsivahn M.PdNIP.198310212015032002
PenguJl II
Dro El宙 Susanti,M.PdNIP.196808012008012016
Tanggal
9.t rr4ei !0!9
Tanda Tangan
lダ MCι わり
4.¨ .里グ..夕り4仏Mengetahui,
tas Tarbiyah dan Keguruan
103191998032001
祖…Ⅲ.卸≦尋生
-
KEDIENTERIAN AGAMA
硼 JAKARTAFITKユ 7r″ 力4冽α2ν♭%o″″′わイ′2ルあ″のた
耳ORPI(FR)
No.Dokumcll : FITK‐ FR‐AKD‐089
Tgl.Tcrbit : l Marct 2010
No Rcvisi: : ol
Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
Hasna Puspita San
」akarta,22 Agustus 1993
1112013000044
Pcndidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
"Peningkatan Menulis Karangan Deskripsi melalui
Metode Pembelajaran Karyawisata pada Siswa
kelas ViI SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang
Dosen Pembimbing
Sclatan Tallun Pelaaran 2018/2019''
:Dra.Ⅳ Ialll■ludah FitHyah,zA,M.Pd.
dengan ini menyaiakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar
hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang
saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian
Munaqasyah.
Jakarla, 29 April 2019Mahasislva Ybs.
Hasna Pusfiia SariNIⅣI。 111201300044
-
i
ABSTRAK
Hasna Puspita Sari. NIM 1112013000044. Skripsi. Peningkatan
Menulis
Karangan Deskripsi melalui Metode Pembelajaran Karyawisata pada
Siswa
Kelas VII SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2018/2019. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019. Pembimbing Dra. Mahmudah Fitriyah,
ZA, M.
Pd.
Penelitian ini berisi tentang peningkatan menulis teks deskripsi
melalui
metode pembelajaran Karyawisata pada siswa kelas VII materi.
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
peningkatan menulis
karangan deskripsi melalui metode karyawisata pada siswa kelas
VII SMP Islam
Ruhama Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Penelitian
ini
menggunakan metode penelitian kualitatif yang didesain melalui
penelitian
tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
tes, observasi,
wawancara, angket dan foto dokumentasi. Data dalam penelitian
ini diperoleh dari
mengamati sikap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator
menulis karangan
deskripsi. Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti
selama
pembelajaran, catatan lapanagan, dan hasil tes belajar menulis
karangan deskripsi
siswa.
Hasil dari penelitian ini membuktikan metode Karyawisata
dapat
meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi. Hal ini
dapat dilihat dari
perolehan rata-rata yang terus meningkat yaitu 60,8 pada
pratindakan, 73,03 pada
siklus I, dan 81,3 pada siklus II. Selain itu, peningkatan
proses pembelajaran
menulis deskripsi terlihat pada meningkatnya pertisipasi siswa
dalam mengikuti
pembelajaran. Ketertarikan siswa terhadap metode karyawisata
membuat siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: karangan deskripsi, karyawisata, pembelajaran
menulis
-
ii
ABSTRACT
Hasna Puspita Sari. NIM 1112013000044. Thesis. Improving
Writimg
Essay's Skill through field trip learning method of 7th grader
Ruhama
Islamic Junior High School Cirendeu, Tangerang Selatan.
Department of
indonesian Education Language and Literature. Faculty of Sciense
and
Teaching of MT. State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2019.
Supervisor. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
The study is about improving writimg essay's skill through field
trip
learning method of 7th grader. The aim of this study is to
describe how the filed
trip method could improve fhe skill of writing essay of 7th
grader Junior high
school student. The study use qualitative method with design of
class action
research. The data collected through test, observation,
interview, questionnaire,
and documentation photograph. The data analyzed in observing
students activity
behaviour included in indicator of writing descriptive
essay.
The result shows the use of field trip method could improve the
process of
learning and the skill of writing descriptive essay on 7th
grader of Ruhama
Islamic Junior high school. The result provide confirmatory
evidence that
students’ average of learning outcome always increases, 60,1 for
pretest, 73,3 for
the first cycle then 81,3 for the second cycle. Morover, the
improvement in
writing descriptive essay also could be seen through the
improvement of student's
participation in learning.
Keyword: descriptive essay, field trip, study of writing.
-
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT., atas segala rahmat dan
karunia-Nya
kepada penulis, akhirnya buah dari perjuangan degan penuh
kesabaran telah
terselesaikan. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Saw., keluarga, para sahabat, dan pengikutnya
sampai akhir
zaman.
Penyusunan skripsi ini tidak lain guna memenuhi syarat
menyandang gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini bukan
hanya karya penulis semata, sebab di belakangnya begitu banyak
pendukung yang
turut membantu penulisan ini hingga titik di halaman terakhir.
Oleh karena itu,
penulis sangat berterima kasih kepada:
1. Allah SWT., Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kenikmatan
tak terhingga kepada penulis.
2. Dr. Sururin, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. Selaku dosen pembimbing
skripsi
yang penuh keikhlasan dalam membimbing dan memotovasi
penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen penasihat akademik
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah berbagi pengetahuan
seluas-luasnya
selama penulis menempuh studi.
-
iv
7. Ayah Ali Mukti Siregar dan Mamah Mursinah. Orang tua yang
selalu
berjuang, bekerja keras, berdoa tiada henti, dan memberikan
yang
terbaik kepada penulis.
8. Adik-adik tersayang Siti Muftiah, Nur Aisyah Jamil, Raudhah
Rifa
Athaya Siregar. Terima kasih selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Pendamping hidup Edi Samsudin. Terima kasih selalu
mengobarkan
semangat, memberikan dukungan baik moril maupun materil yang
tak
terhingga kepada penulis.
10. Sahabat sejati, sahabat seperjuangan Ciputat yang tak pernah
lelah
memberikan semangat perjuangan dalam menyelesaikan skripsi
ini,
Titih Sundari, Bernika Liana, Auflina Husna, Siti Sarah Ismiani,
Haiza
Hazrina, Anis Rozanah, dan Saadah Abadiyyah.
11. Terima kasih untuk sahabat seperjuangan skripsi, Puji Ayu
Lestari, Fitri
Puspita Dewi, Yayah Nur Asyani, yang selalu saling
menyemangati
dalam menyelesaikan skripsi.
12. Terima kasih untuk keluarga besar SMP Islam Ruhama, terutama
Priska
Amaliani, Ardita Agung Asriani, Lailani Kasyfi Amania, Arif
Rahman
yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan kepada
penulis.
13. Teman-teman mahasiswa PBSI angkatan 2012 yang tidak
dapat
disebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari
sempurna, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang berguna
untuk perbaikan laporan. Penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi
penulis khususnya serta pihak yang membutuhkan umumnya.
Jakarta, 29 April 2019
Penulis,
Hasna Puspita Sari
-
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK
.......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
......................................................................................
iii
DAFTAR ISI
...................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
...........................................................................
1
A. Latar Belakang
..............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah
.....................................................................
4
C. Batasan Masalah
...........................................................................
5
D. Rumusan Masalah
........................................................................
5
E. Tujuan Penelitian
.........................................................................
5
F. Manfaat Penelitian
.......................................................................
5
BAB II KAJIAN TEORETIS
.......................................................................
6
A. Menulis
........................................................................................
6
1. Pengertian Menulis
.................................................................
6
2. Tujuan Menulis
......................................................................
7
3. Fungsi Menulis
......................................................................
8
4. Manfaat Menulis
...................................................................
8
5. Langkah-langkah dalam Menulis
.......................................... 8
B. Karangan Deskripsi
.....................................................................
9
1. Pengertian Karangan Deskripsi
............................................. 9
2. Syarat-syarat Menulis Karangan Deskripsi
........................... 10
3. Macam-macam Karangan Deskripsi
..................................... 11
4. Pendekatan dalam Deskripsi
.................................................. 12
C. Metode Pembelajaran
...................................................................
13
-
vi
1. Pengertian Metode Pembelajaran
.......................................... 13
2. Penggunaan Metode Pembelajaran
........................................ 15
D. Metode Karyawisata
....................................................................
16
E. Penelitian Relevan
.......................................................................
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
..................................................... 21
A. Metodologi Penelitian
..................................................................
21
B. Desain Penelitian
.........................................................................
22
C. Tempat dan Waktu Penelitian
...................................................... 25
D. Populasi dan Sampel
.....................................................................
25
E. Peran dan Posisi Penelitian
.......................................................... 26
F. Tahap Perencanaan Tindakan
...................................................... 26
G. Instrumen Pengumpulan Data
..................................................... 27
H. Teknik Pengumpulan Data
.......................................................... 29
I. Teknik Analisis Data
...................................................................
29
J. Penguji Keabsahan Data
..............................................................
33
BAB IV PEMBAHASAN
...............................................................................
34
A. Deskripsi Data Sekolah
...............................................................
34
1. Sejarah Sekolah
.....................................................................
34
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
............................................. 35
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
............................................ 35
4. Data Siswa
.............................................................................
37
B. Hasil Penelitian
............................................................................
38
1. Pra Tindakan
..........................................................................
38
2. Siklus 1
..................................................................................
42
3. Siklus 2
..................................................................................
49
C. Pembahasan Hasil Penelitian
....................................................... 59
BAB V PENUTUP
.......................................................................................
61
A. Simpulan
......................................................................................
61
B. Saran
.............................................................................................
61
-
vii
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................
63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan suatu
sarana
mengupayakan pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia secara
terarah.
Kemudian, melalui proses pembelajaran bahasa Indonesia
diharapkan siswa
mempunyai kemampuan yang memadai untuk dapat menggunakan
bahasa
Indonesia secara baik dan benar. Pendidikan di Indonesia
menempatkan bahasa
Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di
sekolah. Pembelajaran
bahasa Indonesia harus berisi usaha-usaha yang dapat membawa
serangkaian
keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan
proses-proses yang
mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin
cerah dan jelas
pula jalan pikirannya.
Bahasa Indonesia sebagai pengantar bahasa pendidikan untuk semua
jenjang
dari pendidikan dasar, menengah, hingga pendididkan tinggi di
Indonesia.
Terdapat empat komponen keterampilan bahasa dalam pembelajaran
Bahasa
Indonesia yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan
berbicara, (3)
keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis. Keterampilan
menyimak dan
membaca dikatagorikan sebagai receptive skill, yaitu kemampuan
menerima
segala pengetahuan atau informasi melaui apa yang kita dengar
dan apa yang kita
lihat. Sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis
dikategorikan
sebagai productive skill, yaitu kemampuan yang bisa menghasilkan
atau
memproduksi bahasa baik secara lisan ataupun tulisan. Keempat
keterampilan itu
saling berkaitan satu sama lain.
Dalam praktiknya, menulis dianggap keterampilan yang susah
dipelajari
oleh siswa karena menulis adalah keterampilan bahasa yang
digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan
orang lain,
namun pesan yang ada dalam tulisan tersebut harus tersampaikan
melalui tulisan.
-
2
Selain itu, kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran
dan merangsang keterampilan siswa dalam merangkai kata. Banyak
kegiatan yang
berhubungan erat dengan keterampilan menulis yang harus
diselesaikan oleh
siswa, yaitu membuat catatan, membuat rangkuman, menulis
notulen, menulis
surat, menulis proposal penelitian, menulis rancangan kegiatan,
sampai
kemampuan menulis karangan ilmiah.
Akhaidah mengungkapkan bahwa menulis berarti
mengorganisasikan
gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara
tersurat.1 Dalam
penerapannya banyak orang yang mengalami kesulitan untuk
membiasakan siswa
belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal
pembelajaran yang
terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit.
Guru sebagai
tenaga profesional harus memiliki kemampuan mengaplikasikan
berbagai teori
belajar dalam bidang pelajaran, kemampuan memilih dan menerapkan
metode
pembelajaran yang efektif dan efesien, kemampuan melibatkan
siswa bepartisipasi
aktif dan kemampuan membuat sarana belajar yang menunjang
tercapainya
pendidikan. Belum banyak guru yang menyuguhkan materi pelajaran
dengan cara
yang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar jika murid pada
akhirnya tidak
mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis (mengarang).
Kemampuan menulis para siswa perlu mendapatkan perhatian yang
lebih.
Berdasarkan penagamatan yang dilakukan penulis selama mengajar
di SMP Islam
Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan banyak siswa yang masih
kesulitan untuk
menulis tentang suatu topik tertentu khususnya dalam menulis
teks deskripsi.
Kesulitan-kesulitan itu di antaranya siswa masih memiliki
pemahaman yang
minim tentang keterampilan menulis, siswa masih sulit membedakan
karangan
deskripsi dan karangan narasi, siswa susah mendapatkan ide untuk
menulis,
terbatasnya kemampuan siswa untuk menyusuaikan judul dengan isi
karangan,
terbatasnya kosakata yang dimiliki, penggunaan ejaan dan tanda
baca yang kurang
tepat, kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangakan gagasan
atau ide
yang didapat menjadi suatu bentuk karangan. Selain itu, siswa
juga masih belum
1 Akhaidah Sabarti, et. Al, Menulis, (Jakarta: Depdikbud, 2002),
h.2
-
3
bisa memaksimalkan pengindraan dalam menulis paragraf deskripsi
. Hal inilah
yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran menulis didalam
kelas.
Pembelajaran menulis juga serinng membingungkan siswa karena
pemilihan-pemilihan yang kaku dalam mengajarkan jenis-jenis
paragraf, seperti
narasi, eksposisi, deksripsi, dan argumentasi. Pengkategorian
yang kaku itu
membuat siswa menulis terlau berhati-hati karena takut salah,
tidak sesuai dengan
jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat
salah dapat
mematikan kreativitas siswa untuk menulis.
Proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis
karangan
deskripsi, masih menggunakan metode ceramah. Metode pembelajaran
tersebut
kurang efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis.
Proses
pembelajaran pun kurang efesien. Siswa merasa bosan dan kurang
memperhatikan
guru, dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara
maksimal.
Ketidakefektifan ditandai hasil belajar prestasi belajar mata
pelajaran menulis
karangan yang masih rendah.Selain itu siswa masih kurang bisa
menulis
karangan.
Terkait dengan hambatan-hambatan siswa yang telah dijelaskan
diatas, perlu
adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
yang
dilakukan oleh guru sebagai motivator dan fasilitator. Seorang
guru dituntut untuk
memiliki keterampilan untuk mengemas pembelajaran yang aktif
dan
menyenangkan. Pemilihan strategi, teknik, ataupun media
membelajaran harus
disesuikan dengan materi yang akan disampaikan. Tugas guru
adalah
membelajarkan siswa, bukan mengajar. Guru harus memotivasi siswa
agar aktif
berlatih bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Seorang
guru harus apat
menciptakan suasana dan kondisi agar siswa dapat belajar secara
optimal sehingga
kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.
Tidak dapat dihindari, dalam menulis dibutuhkan adanya
ketelitian,
kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan
kalimat lainnya
ataupun antarparagraf. Sehingga akan membentuk sebuah karangan
yang baik dan
utuh serta mudah dimengerti. Sama seperti menulis karangan
deskripsi, siswa
diminta untuk membuat karangan yang bertujuan untuk memberi
gambaran suatu
-
4
objek, benda, orang, ataupun tempat dengan sedemikian rupa,
sehingga objek
tersebut seolah-olah berada di hadapan para pembaca. Dengan kata
lain, karangan
deskripsi adalah sebuah karangan yang erat kaitaanya dengan
pengalaman
pancaindra yaitu indra pengelihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan
perasaan.
Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk
meningkatkan kemampuan siswa, utamanya menulis karangan
deskripsi dengan
metode karyawisata. Karyawisata dipilih dengan pertimbangan
bahwa SMP Islam
Ruhama memiliki program rutin tahunan study tour dengan tujuan
siswa dapat
belajar ketika berwisata. Karyawisata ini, ditujukan agar siswa
dapat melihat
benda/objek secara langsung sehingga pancaindra mereka dapat
merekam apa
yang mereka lihat, dengar, cium, raba, dan rasa. Melalui
karyawisata, siswa
diharapkan dapat memiliki ide dan kreativitas untuk menuangkan
pengalaman
mereka saat berwisata melalui sebuah karangan deskripsi.
Berdasarkan hal
tersebut, penulis memutuskan untuk memilih judul “Peningkatan
Keterampilan
Menulis Karangan Deskripsi melalui Metode Karyawisata pada Siswa
Kelas
VII SMP Islam Ruhama, Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran
2018/2019.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Siswa masih kesulitan dalam membuat karangan deskripsi.
2. Minat siswa dalam membuat karangan deskripsi masih sangat
rendah.
3. Metode dalam pembelajaran menulis masih kurang tepat.
4. Pemanfaatan metode pembelajaran karyawisata yang belum
digunakan
secara maksimal.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi
masalah pada pengaruh metode karyawisata dalam pembelajaran
karya
-
5
menulis karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Islam Ruhama
Cirendeu,
Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2018/2019.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh metode
karyawisata
dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas VII
SMP Islam
Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2018/2019?”
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi
siswa
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode karyawisata
dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan
metode
pembelajaran bahasa Indonesa khususnya menulis karangan
deskripsi.
2. Bagi Siswa
Adanya penelitian ini siswa dapat meningkatkan kemampuan
menulis
karangan deksripsi dan memberikan pengalaman belajara yang
bermakna
bagi siswa dengan menggunakan metode karyawisata.
3. Bagi Sekolah
Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya
peningkatan
kualitas guru dan siswa, sehingga mutu pendidikan di sekolah
dapat
meningkat ke arah yang lebih baik dan maju.
-
6
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Menulis
1. Pengertian Menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa
yang semakin penting untuk dikuasai. Hal ini erat kaitan
dengan
pengabdian budaya industrial yang merupakan salah satu
tuntutan
pembangunan nasional pada masa yang akan datang. Budaya
industrial
menuntut anggota masyarakat memiliki wawasan, sikap, dan
berbagai
kemampuan yang cocok untuk budaya tersebut. Salah satu
kemampuan
yang terpenting adalah kemampuan membaca dan menulis.1
Menurut Suparno dan Yunus menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa
tulis
sebagai alat atau medianya.2
Harmer dalam bukunya yang berjudul How to Teach Writing
menjelaskan bahwa, “Writing is an activity that creates ideas or
opinion in
written form”.3 Pendapat harmer tersebut menjelaskan
bahwamenulis
adalah kegiatan untuk menciptakan gagasan atau pendapat dalam
bentuk
tertulis. Kegiatan ini tentunya tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan
sehari-hari,karena menulis juga merupakan alat komunikasi yang
dapat
mengirimkan pesan penulisnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nunan
yang mengatakan,
Written language serves a range of functions in everyday life
such
as for action, information, and entertainment. For example, it
can
be used in public signs, product labels, manuals, magazines,
1Budinuruanta Y, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran
Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), h.12.2 2Dalman, Keterampilan
Menulis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),h.4
3J. Harmer,How to Teach Writing,(Essex: Pearson Education,
2004), h.29
-
7
books, and film subtitles. The need of English in written
communication has developed significantly in recent years4.
Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa bahasa menulismelayani
berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk
tindakan,
informasi, dan hiburan. Misalnya, dapat digunakan dalam
rambu-rambu
publik, label produk, manual, majalah, buku, dan subtitle film.
Kebutuhan
bahasa Inggris dalam komunikasi tertulis telah berkembang
secara
signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam menulis seseorang mengungkapkan pikiran dan
perasaannya. Setiap orang perlu melakukan kegiatan menulis
secara baik
dan efektif, di samping untuk melatih diri dan juga untuk
menjawab
tantangan modern ini. Mengungkapkan ide dalam bahasa tulis
memang
tidak semudah mengungkpakan ide dengan bahasa lisan. Oleh karena
itu,
Isa Cahyani berpendapat bahwa “Menulis menuntut wawasan
pengetahuan
yang cukup luas dan perhatian sungguh-sungguh secara ulet, tidak
cepat
menyerah apalagi putus asa”.5
Widyamartaya mengungkapkan pengertian menulis sebagai
“keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan
dan
menyampaikan pikiran melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dapat
dipahami tepat seperti maksudkan oleh penulis/pengarang.6
Kemudian M.
Yunus berependapat bahwa “Menulis merupakan suatu aktivitas
menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam betuk lisan atau
kegiatan
memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu ide sambil
menuliskannya.7
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan kegiatan mengungkapkan ide atau perasaan untuk
memberikan
informasi atau pesan kepada pembaca.
4D, Nunan, Language Teaching Methodology: A Textbook for
Teachers, (Sydney: Prentice Hall,
1991)h. 47 5 Isah Cahyani, Bahasa Indonesia Program Peningkatan
Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, (Jakarta: Departemen Agama
Republik Indonesia, 2009),
h.62 6 Ibid, h.62
7M. Yunus, Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.
1.3
-
8
2. Tujuan Menulis
Pendapat tersebut mengatakan bahwa menulis adalah akitifitas
yang kompleks yang memiliki variasi yang luas dengan situasi,
pendengar
dan tujuannya.
Menurut Richard Bullock, menulis bertujuan “untuk
mengeksplorasi
pikiran dan emosi, untuk mengekspresikan diri, untuk menghibur,
dan
menulis untuk catatan peristiwa, untuk membujuk orang lain
untuk
percaya seperti yang kita inginkan.8
Beberapa tujuan menulis diantaranya:
1. Untuk memberitahukan suatu infromasi.
2. Untuk meyakinkan atau mendesak.
3. Untuk menghibur atau menyenangkan.
4. Untuk mengekspresikan perasaan atau emosi yang kuat.
Penjelasan di atas, yangdimaksud dengan tujuan menulis adalah
respon
atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh
oleh
pembacanya. Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa:
Pertama,
tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar
disebut
wacana informatif. Kedua, tulisan yang bertujuan untuk
meyakinkan atau
mendesak disebut persuasif. Ketiga, tulisan yang bertujuan
untuk
menghibur atau menyenangkan disebut tulisan literer. Keempat,
tulisan
yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan atau emosi yang
kuat
disebut wacana ekspresif.9 Jadi, dapat disimpulkan bahwa
tujuan
menulis untuk menginformasikan, meyakinkan, menghibur, dan
mengekspresikan perasaan yang ingin disampaikan penulis
kepada
pembaca dalam bentuk tulisan.
3. Fungsi Menulis
Fungsi bahasa tulis sama dengan fungsi bahasa lisan, bahasa
tulis
digunakan untuk membuat berbagai hal untuk dikerjakan,
menyediakan
8 Richard Bullock, Fiels Duide to Writing, (New York: W.W.
Norton and Company, 2006), h. 3
9 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan
Menulis, (Bandung: Angkasa,
1994), h. 23-24
-
9
informasi, dan untuk menghibur. Dengan menulis akan memudahkan
kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya
tanggap atau merasakan persepsi kita, memecahkan masalah-masalah
yang
kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman dan dapat membantu
kita
menjelaskan pikiran-pikiran kita.
4. Manfaat Menulis
Ada beberapa manfaat dalam menulis, diantaranya:
1. Peningkatan kecerdasan
2. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.
3. Penumbuhan keberanian.
4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan infromasi.
5. Langkah-Langkah dalam Menulis
Langkah-langkah dalam menulis diantaranya:
1. Persiapan :
a. Buat kerangka tulisan.
b. Temukan idiom yang menarik.
c. Temukan kata kunci.
2. Menulis :
a. Ingatkan diri tetap logis.
b. Baca kembali setelah menyelesaikan satu paragraf.
c. Percaya diri akan apa yang telah ditulis.
3. Editing
a. Perhatika kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung.
b. Perhatikan hubungan antara paragraf.
c. Baca esai secara keselurhan.
Berdasarkan uraian di atas, langkah prapenulisan merupakan
tahap
persiapan yang mencakup pembuatan kerangka., pemilihan topik,
dan
menemukan kata kunci. Berdasarkan kerangka itu, maka
pengembangan
menulis pun dimulai. Tahap menulis inilah ide yang
direncanakan
dikembangkan secara bertahap dengan memperhatikan pola
-
10
pengembangan agar tetap logis.Setelah tahap ini selesai, maka
penulis
membaca kembali, memeriksa, dan memperbaiki hasil tulisan
secara
keseluruhan.
B. Karangan Deskripsi
1. Pengertian Karangan Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata Latin describe yang berarti
menulis
tentang, atau membeberkan sesuatu. Sebaliknya kata deskripsi
dapat
diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari kata
peri-merikan
yang berarti menulisan sesuatu hal.10
Sebagai salah satu jenis karangan,
deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan atau memerikan,
menggambarkan
atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki
penghayatan
seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Dalam
karangan
deskripsi dituntut agar objek yang digambarkannya sesuai
dengan
kenyataan yang sebenarnya.
Mark Anderson dan Kathy Anderson mengatakan, “A factual
description describes the part of a particular person, place or
thing.”11
Pendapat tersebut menyatakan bahwa deskripsi menggambarkan
orang,
tempat atau benda tertentu. Dengan kata lain objek dari suatu
teks
deskripsi bisa berupa orang, tempat ataupun benda-benda yang ada
di
sekeliling kita.
Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian
atau detail tentang objek sehingga dapar memberi pengaruh
pada
sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, bagaikan
mereka ikut
melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek
tersebut.
Deskripsi bersifat memaparkan suatu beda, alam, atau manusia
sebagaimana adanya. 12
Menurut kamus kebahasaan dan kesustraan, deskripsi merupakan
salah satu bentuk tulisan yang berisi gambaran mengenai suatu
kejadian
10
Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Flores: Nusa Indah,
1982), h. 93 11
Mark Anderson and Kathy Anderson, Text Types in English 3
(Sydney: Macmillan, 2003), h.26 12
M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), h.
42
-
11
dengan maksud untuk menceritakan daya imajinasi yang dialami
oleh
seorang pengarang.13
Ninik M. Kurtanto mengemukakan bahwa “deskripsi adalah
bentuk
tulisan yang melukiskan objek yang sebenarnya dengan tujuan
untuk
memperluas pengalaman dan pengetahuan pembaca.14
Penggambaran
sesuatu dalam karangan deskripsi membutuhkan kecermatan
pengamatan
dan ketelitian. Hasil pengamatan itu kemudian dituangkan oleh
penulis
dengan menggunakan kata-kata yang kaya akan nuansa dan
bentuk.
Deskripsi merupakan bentuk karangan yang menggambarkan atau
melukiskan sesuatu, benda atau peristiwa. Seorang penulis
deskripsi harus
memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang
sebenarnya
sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang
ciri-ciri, sifat-
sifat, atau hakikat objek yang dideskripsikan itu.
2. Syarat-syarat Menulis Karangan Deskripsi
Syarat-syarat menulis karangan deskripsi, yaitu :
a. Pengarang harus mengetahui objek yang dibicarakan.
b. Pengarang harus berusaha untuk mengemukakan pokok masalah
dengan kata yang jelas.
c. Berusaha untuk mengadakan penyelidikan terhadap objek
yang
dibahas dengan tujuan untuk memberikan gambaran pembaca.
d. Memberikan rincian-rincian dari objek tersebut yang diamati
dan
dirasakan.
e. Deskripsi yang dikemukakan harus secara sistematika dan
sesuai
dengan keadaan pada saat itu.
3. Macam-macam Karangan Deskripsi
Beradasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang diungkapkan
dalam
deskripsi, yaitu :
1) Deskripsi Orang
13
Agung Tri Haryanta, Kamus Kebahasaan dan Kesustraan, (Surakarta,
Aksarra Sinergi Media,
2012), h. 48 14
Ninik M. Kurtanto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir,
(Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2010), h. 231
-
12
Ada beberapa aspek dalam menulis yang mendeskripsikan
seseorang,
yaitu :
a. Deskripsi keadaan fisik
Deskripsi fisik bertujuan memberi gambaran yang
sejelas-jelasnya
tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini banyak
bersifat
objek.
b. Deskripsi keadaan sekitar
Deskripsi keadaan sekitar ialah penggambaran keadaan yang
mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang
aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan,
pikiran,
tempat kediaman, dan kendaraan, yang ikut menggambarkan
watak
seseorang.
c. Deskripsikan watak atau tingkah perbuatan
Mendeskripsikan watak seseorang ini memang paling sulit
dilakukan. Kita harus mampu menafsirkan tabir yang
terkandung
di balik fisik manusia. Dengan kecermatan dan keahlian kita,
kita
harus mampu mengidentifikasikan unsur-unsur dan kepribadian
sang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan jelas unsur-unsur
yang daoat memperlihatkan karakter yang digambarkan.
d. Deskripsi gagasan-gagasan tokoh
Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh
merupakan petunjuk tentang keadaan seseorang pada waktu itu.
2) Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan penting dalam setiap peritiwa.Tidak
ada peristiwa ynag terlepas dari lingkungan dan tempat.Seperti
yang
dikemukakan oleh Suparno bahwa, “jalannya sebuah peristiwa
akan
lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya
peristiwa”.15
15
Suparno, Moh, Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), h.
4.19
-
13
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan
tempat. Pertama, kita bergerak secara teratur menelusuri tempat
itu dan
menyebutkan apa saja yang dilihat. Kedua, dapat memulai
dengan
menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang
paling
menarik perhatian kita.
4. Pendekatan dalam Deskripsi
a. Pendekatan yang Realistis
Dalam pendekatan yang realistis, penulis dituntut seperti
halnya
memotret benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang
dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu
membuat
detail-detail, rincian-rincian secara nyata, tidak dibuat-buat,
dan harus
dirasakan oleh pembacanya sebagai sesuatu yang wajar.
b. Pendekatan yang Impresionistis
Pendekatan secara impresionistis yaitu semacam pendekatan
yang
berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Tujuan
pendekatan
ini yaitu untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca atau
pun
kesan pembaca., karena sifatnya subjektif, maka corak deskripsi
ini
ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan penulisnya.
c. Pendekatan menurut Sikap Penulis
Pendekatan ini sangat tergantung pada sikap penulis terhadap
objek
yang dideskripsikannya. Penulis dapat mengambil salah satu
sikap
berikut ;masa bodoh, bersungguh-sungguh dan cermat,
seenaknya,
atau mengambilkan sikap ironis. Penulis harus menetapkan sikap
yang
akan diterapkannya dalam menulis. Semua detail harus
dipusatkan
untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan.
C. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode (Yunani: methods = jalan, cara), dalam filsafat dan
ilmu
pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu
hal
menurut rencana tertentu. Metode adalah rencana penyajian bahan
yang
-
14
menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan
approach
tertentu.16
Metode berarti cara, dalam pemakaian yang umum metode
diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai
tujuan tertentu. Kata pembelajaran berarti segala upaya yang
dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Jadi,
metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan pelajaran yang
dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa di dalam
upaya untuk
mencapai tujuan.17
Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran.
Apapun pendekatan atau model yang digunakan dalam mengajar,
maka
harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut Nana Sudjana
dala buku
karangan Darwiyan Syah menjelaskan, “metode mengajar ialah cara
yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat
berlangsungnya pelajaran”.18
Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta
didik. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan
efektivitas
dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan
sedikit
ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta
lebih
menekankan interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang
bervariasi
akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.19
Metode khusus berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu
proyek. Dalam hal ini metode adalah suatu cara dan siasat
penyampaian
bahan pembelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran siswa agar
siswa
dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan dengan kata
lain
menguasai bahan pelajaran tersebut.
16
Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia:
Berbagai Pendekatan,
Metode, Teknik, dan Media Pengajaran, (Bandung: Pustaka Setia,
2000), cet. 1, h. 20. 17
Sobri Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Prosfect,
2008), h. 87-88 18
Darwiyah Syah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Diadit
Media, 2009), h. 133. 19
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2009), h. 107
-
15
Menurut Winkel, “pembelajaran sebagai perangkat tindakan
yang
dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik,
dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan
terhadap
rangkaian-rangkaian kejadian yang berlangsung di dalam diri
peserta
didik.20
Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat
disimpulkan
bahwa inti dari pembelajaran itu ialah segala upaya yang
dilakukan oleh
guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa
(peserta didik).
Kemudian dapat disimpulakan dari beberapa pengertian di
atas,
bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang
dilaksanakan guru untuk menyampaikan pelajaran.
2. Penggunaan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam penggunaannya bertujuan untuk
membangkitkan, memupuk, mengembangkan motivasi, gairah
belajar
siswa. Di samping itu juga untuk menghindari timbulnya kebosanan
dalam
belajar juga tercapainya hasil belajar seperti yang dikehendaki.
Berkenaan
dengan hal tersebut, maka ada beberapa prinsip atau syarat yang
perlu
diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar sehingga metode
yang
digunakan bisa mencapai tujuan pendidikan pembelajaran.
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, dalam penggunaan
satuataubeberapa metode, syarat-syarat berikut ini harus
selalu
diperhatikan.
a. Metode mengajar/pembelajaran yang dipergunakan harus
dapat
membangkitkan motif, minat, atau gairah dalam belajar,
b. Metode mengajar/pembelajaran yang dipergunakan harus
dapat
menjamin perkembangan kegiatan perkembangan siswa.
c. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil
karya.
20
Darwiyah Syah, Op Cit, h.31
-
16
d. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat
merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut,
melakukan
eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
e. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat
mendidik
siswa dalam teknik belajar sendiri dam cara memperoleh
pengetahuan
melalui usaha pribadi.
f. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat
mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya
dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
g. Metode mengajar/pembelajaran yang digunakan harus dapat
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap
utama
yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalma
kehidupan sehari-hari.
D. Metode Karyawisata
1. Pengertian Metode Karyawisata
Karyawisata dalam arti metode pembelajaran mempunyai arti
tersendiri yang beberbeda dengan karyawisata dala arti umum.
Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam arti
belajar.21
Karyawisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang
dilakukan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar,
terutama
pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari
kurikulum
sekolah. Meskipun karyaiwsata memiliki banyak hal yang
bersifat
nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai,
terutama
berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia
luar.
Sebelum karyawisata digunakan dan dikembangkan sebagai
metode belajar-mengajar, hal-hal yang perlu dilakukan adalah
a. Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber
belajar-
mengajar;
21
Asep Herry Hermawan, Asra, dan Laksi Dewi., Belajar dan
Pembelajaran SD, (Bandung: UPI
Press, 2007), h.105
-
17
b. Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan
program
sekolah;
c. Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai
pedagogis;
d. Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah
sumber-
sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan
tuntutan kurikulum, jika ya, karyawisata dapat dilaksanakan;
e. Membuat dan mengembangkan program karyawisata secara
logis
dan sistematis;
f. Melaksanakan karyawisata sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, efek instruksional dan pengiring, iklim yang
kondusif;
g. Menganalisis apakah tujuan karyawisata telah tercapai atau
tidak,
apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau
kunjungan,
memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang
telah
membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk
bahan
karyawisata yang akan datang.22
Menurut Conny Semiawasn, metode karyawisata ialah suatu cara
menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung
kepada
objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas.
Penggunaan metode
tertentu didasarkan pada alasan dan pertimbangan yang perlu
diketahui
oleh setiap guru. Umumnya, alasan metode karyawisata ialah
karena objek
yang akan dipelajari hanya ada ditempat di mana objek itu
berada. Selain
itu, pengalaman langsung pada umumnya lebih baik dari pada
pengalaman
tidak langsung.23
Metode karyawisata sering diberi pengertian sebagai suatu
metode
pengajaran yang dilaksanakan sengan cara bertamasya di luar
kelas.
Dalam perjalanan tamasya, ada hal-hal tertentu yang telah
direncanakan
oleh guru untuk didemonstrasikan pada anak didik, di samping
hal-hal
yang secara kebetulan ditemukan di dalam perjalanan tamasya
tersebut.
22
Mulyasa, Op Cit, h. 111-112 23
Conny Setiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta:
Rasindo, 1992), h.79
-
18
1. Metode karyawisata dilakukan:
a. Apabila akan memberi pengertian yang lebih jelas dengan
alat
peraga langsung.
b. Apabila akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap
lingkungan dan tanah air.
c. Apabila akan mendorong anak menghargai lingkungan dengan
baik.
2. Segi positif
a. Memberi kepuasan kepada anak mengenai lingkungan dengan
banyak melihat kenyataan-kenyataan di samping keindahan di
luar
kelas.
b. Anak didik dapat memperoleh tambahan pengalaman melalui
karyawisata, sedangkan guru mendapatkan kesempatan
menerangkan segala sesuatu.
c. Anak didik akan bersifat terbuka, objektif, dan berpandangan
luas
akibat dari pengetahuan yang diperoleh dari luar yang akan
mempertinggi prestasi kepribadiannya.
3. Segi negatif
a. Apabila objek karyawisata tidak cocok untuk mencapai
tujuan.
b. Waktu yang tersedia tidak mencukupi.
c. Pembayaran karyawisata merupakan beban tambahan anak
sehingga memberatkan bagi anak-anak yang orang tuanya tidak
mampu.
4. Saran-saran
a. Rumusan tujuan pengajaran harus jelas sehingga terlihat
wajar
dan tidaknya metode ini gunakan.
b. Selidiki objek yang akan ditinjau dan perhatikan hal-hal
yang
sekiramya akan menjadi kesulitan-kesulitan (antara lain
kendaraan
dan sebagainya).
c. Jelaskan tujuan karyawisata kepada anak-anak dan siapkan
pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.
-
19
E. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian yang
peneliti
ambil pernah dilakukan sebelumnya oleh Esthi Dwi Parihatini,
mahasiswa
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri
Semarangtahun 2015 dengan judul “Keefektifan Metode
Karyawisata
dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas V SD
Negeri
Pegirikan 01 Kabupaten Tegal”. Perbedaan antara penelitian
tersebut
dengan yang diambil oleh peneliti adalah objek penelitiannya,
objek
penelitian Esthi adalah siswa kelas V SD, sedangkan objek yang
peneliti
gunakan adalah siswa kelas VII SMP.
Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Ali Maulana,
Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN
Syarif
Hidayatullah Jakartatahun 2014 dengan judul “Kemampuan
Menulis
Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII
A
MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Depok”. Perbedaan antara
penelitian tersebut dengan penelitian yang diambil oleh peneliti
adalah
dalam media yang digunakan jika Ali Maulana menggunakan teks
wawancara sebagai media menulis karangan deskripsi, penulis
menggunakan metode pembelajaran karyawisata.
Penelitian lain yang terkait adalah penelitian yang dilakukan
oleh
Zairotul Fiqriyah. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah
Ibtidaiyah. UIN Maulana Malik Ibrahim Malangtahun 2015 dengan
judul
“Implementasi Metode Karyawisata dalam Menumbuhkan Interaksi
Sosial
Siswa pada Mata Pelajaran Peradaban Teknologi dan Kebudayaan di
SD
Islam Bani Hasyim Singosari Malang”. Perbedaan dari penelitian
ini
adalah subjek penelitiannya di mana peneliti tersebut membahas
tentang
upaya menumbukan minat terhadap mata pelajaran Peradaban
Teknologi
dan Kebudayaan, sedangkan penulis hanya terfokus pada
penulisan
karangan deskripsi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian
yang peneliti ambil merupakan perkembangan dari penelitian
yang
-
20
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Objek yang peneliti
gunakan
adalah siswa SMP Islam Ruhama, Cirendeu, Tangerang Selatan
tahun
pelajaran 2018/2019 dengan subjek peneletian karangan deskrpsi
siswa
dengan metode karyawisata.
-
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan
penelitian kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian yang
ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran individu secara
individual maupun
kelompok.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakaan
deskripsi
lewat kata-kata. Kajian tidak memanfaatkan perhitungan
angka-angka seperti
pada perspektif kuantitatif.1 Penelitian kualitatif berupaya
menemukan
kaidah-kaidah yang ada dalam realitas yang diamati dengan
melibatkan
pasrtispasi aktif dari partisipan.2
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang
didesain
melalui penelitian tindakan kelas (class room action research)
dan bertujuan
meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks deskripsi dengan
metode
pembalajaran Karyawisata pada siswa kelas VII SMP Islam
Ruhama
Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019.
Pendekatan
deskriptif kualitatif adalah pendekatan yang dimaksudkan
untuk
menggambarkan secara sistematis dan akurat suatu situasi atau
area populasi
tertentu yang bersifat faktual.3 Dengan kata lain, pendekatan
deskriptif
kualitatif adalah pendekatan yang menggambarkan hasil penelitian
melalui
kata-kata yang diuraikan serta sistematis berdasarkan fakta
faktual yang
didasarkan pada realitas yang dialami.
1Swardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan:
Ideologg, Epistimologi dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyana, 2006), h. 85 2Tagor
Pangariban, Paradigma Bahasa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.
14
3Sudarmawan Danim, Riset Keperawatan. Sejarah dan Metodologi,
(Jakarta EGC, 2003), h.52
-
22
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk bersiklus
yang
terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi,
dan refleksi.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian
tindakan
kelas. Fokus penelitian tindakan ini dilaksanakan di kelas.
Desain penelitian
tindakan kelas dipilih karena masalah yang akan dipecahkan
berasal dari
praktik pembelajaran di kelas sebagai upaya memperbaiki
pembelajaran
dengan menggunakan metode karyawisata dalam pembelajaran menulis
teks
deskripsi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono
bahwa
penelitian tindakan kelas memiliki ciri-ciri, yaitu bersifat
kolaboratif, berfokus
pada problem praktis, penekanan pada pengembangan
profesional,
memerlukan adanya struktur proyek yang memungkinkan partisipan
untuk
dapat berkomunikasi.4
Penelitian tindakan kelas ini juga dipilih karena juga sesuai
dengan
karekteristik penelitian yang dilakukan yaitu: (1) masalah
penelitian berasal
dari persoalan yang terjadi dalam praktik pembelajaran di kelas,
yaitu
pembelajaran keterampilan menulis yang kurang maksimal, (2)
adanya
tindakan guna memperbaiki permasalahan pembelajaran, yaitu
penggunaan
metode karyawisata yang diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran
keterampilan menulis teks deskripsi, dan (3) adanya kegiatan
melakukan
evaluasi dan refleksi yang dilakukan peneliti (guru) untuk
setiap siklus
tindakan dalam penelitian.
PTK model Kemmis dan Mc Taggart menggunakan empat komponen
penelitian dalam setiap langkah. Tahapan dalam setiap siklus
penelitian
meliputi 4 tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan
tindakan (acting),
4Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta, 2010. (h. 32)
-
23
tahap pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting).
Model PTK
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc
Taggart
dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan dalam setiap
siklus. Jika
dalam satu siklus penelitian, hasil yang diperoleh sudah sesuai
dengan kriteria
keberhasilan yang ditentukan maka penelitian dapat dihentikan.
Jika hasil
yang diperoleh belum mencapai kriteria keberhasilan yang
ditentukan, maka
dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan melakukan revisi
terhadap
langkah yang sudah dilakukan pada siklus sebelumnya. Model
penelitian yang
dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart dapat dilihat pada gambar 1
berikut
ini.
Gambar 3.1 Metode Penelitian Kemmis dan McTaggart
Pelaksanaan setiap tahapan penelitian tindakan kelas model
Kemmis & McTaggart
dapat dijelaskan sebagai berikut.5
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006),
h.132
-
24
1. Tahap Perencanaan (planning).
Tahap perencanaan dilakukan sebelum memberikan tindakan
kepada
siswa. Pada tahap perencanaan ini, peneliti merencanakan
langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan
deskripsi siswa yaitu.
a. Peneliti dan guru kelas mengidentifikasi permasalahan yang
muncul terkait
pembelajaran menulis karangan deskripsi.
b. Merencanakan penerapan metode karyawisata dalam beberapa
siklus untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran menulis karangan
deskripsi.
c. Melakukan tes untuk mengetahui kondisi awal pratindakan.
d. Menyusun skenario pembelajaran dalam RPP.
e. Menyiapkan instrumen berupa lembar observasi, soal tes, dan
pedoman
penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting).
Pada tahap ini, peneliti menerapkan rencana yang telah
disusun
bersama. Peneliti berperan sebagai guru. Proses pembelajaran
menulis
karangan deskripsi dilakukan dengan langkah-langkah sesuai
metode
karyawisata. Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu
dilakukan tahap
pratindakan dengan melakukan pembelajaran biasa yang diakhiri
dengan
melakukan tes menulis karangan deskripsi terhadap siswa.
3. Tahap Pengamatan (observing).
Pada tahap pengamatan, peneliti melakukan pengamatan
terhadap
pelaksanaan pembelajaran. Observasi yang dilakukan peneliti
menggunakan
instrumen berupa lembar observasi untuk mengamati proses
pembelajaran.
Sasaran observasi proses pembelajaran adalah aktivitas guru dan
siswa selama
melaksanakan proses pembelajaran, baik pembelajaran di dalam
kelas maupun
pembelajaran di luar kelas. Observasi terhadap hasil
pembelajaran dilakukan
terhadap hasil tes menulis karangan deskripsi yang dinilai
berdasarkan
pedoman penilaian menulis karangan deskripsi siswa.
-
25
4. Tahap Refleksi (reflecting).
Tahap refleksi merupakan tahapan untuk menganalisis hasil
yang
diperoleh selama melakukan pengamatan terhadap proses dan
hasil
pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti mengkaji hasil yang
diperoleh setelah
melakasanakan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan target
kriteria
keberhasilan penelitian atau belum. Peneliti juga mendiskusikan
kendala yang
muncul dan upaya perbaikan yang akan ditempuh pada siklus
berikutnya.
Tahap ini dijadikan wahana untuk memahami proses, masalah,
kendala, dan
kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Pengaruh penggunaan metode karyawisata terhadap keterampilan
menulis
deskripsi dan persoalan yang timbul akibat penggunaan metode
karyawisata
dipaparkan untuk dijadikan bahan tindak lanjut pada siklus
berikutnya.
C. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Ruhama yang berlokasi
di
JL .Tarumanegara No. 67, Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan.
Adapun penelitian ini dilaksanakan pada 10 Januari s/d 5 Maret
2019 tahun
ajaran 2018/2019.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisi yang terdiri atas objek atau
subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Islam
Ruhama
Cirendeu, Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2018/2019.
6Donald T. Campbell and Julian C. Stanley. Experimental anda
Quasi-Experimental Design for
Research, (Chicago: Handbook of Research on Teaching), h.117
-
26
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang
dimiliki oleh populasi tersebut.7 Sampel penelitian yang
digunakan diambil
dari satu kelas yaitu kelas VII yang berjumlah 28 siswa. Teknik
pengambilan
sampel yang digunakan adalah dengan cara Probability Sampling
yaitu teknik
pengambilan sampel yang dilakukan yang memberikan peluang yang
sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Kemudian teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling,
yaitu
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.8
E. Peran dan Posisi dalam Penelitian
Peran peneliti adalah sebagai perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan.
Peneliti membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan
data,
menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dengan kata lain,
pada
penilaian ini penulis berperan aktif dalam memberikan perlakuan
terhadap
sampel yang dipilih dan mengolah data dari penelitian. Dalam
melakukan
pengamatan, peneliti sebagai observer langsung. Fokus penelitian
berupa
kegiatan pembelajaran untuk materi karangan deskripsi dengan
metode
karyawisata.
F. Tahapan Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, prosedur berlangsung selama dua siklus
yang
setiap siklus terdiri dari tahap perencannaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan
refleksi. Tahap penelitian dimulai dari tahap pra-penelitian.
Adapun kegiatan
pra-penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengobservasi SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang
Selatan
khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII.
7Ibid., 118
8Ibid,. 129
-
27
2. Mengurus surat izin penelitian.
3. Membuat instrumen penelitian.
4. Menghubungi kepala sekolah.
5. Menentukan subjek penelitian.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan
tersebut menjadi sistematis.9 Adapun instrumen yang digunakan
dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang,
tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data
dengan
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia,
misal observasi yang saya lakukan langsung dalam proses belajar
mengajar
di SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan khususnya kelas
VII.
Dalam hal ini peneliti melakukan observasi atau pengamatan pada
waktu
proses pembelajaran berlangsung kemudian peneliti melakukan
pencatatan:
a) keantusiasan siswa ketika metode karyawisata diterapkan,
b)
keaktifansiswa, c) proses ketika siswa mempraktikkan metode
karyawisata.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), observasi menjadi
instrumen
utama yang digunakan untuk mengumpulkan data, Hal ini
disebabkan
karena observasi sebagai proses pengamatan langsung, sehingga
dapat
memantau langsung kegiatan atau prilaku guru dan siswa.
b. Catatan Lapangan
9Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta,
Prestasi Pustaka, 2011) cet, 1, h. 54
-
28
Catatan lapangan digunakan sebagai alat merekam kejadian dan
peristiwa-
peristiwa yang terjadi selama kegiatan tindakan kelas.
c. Tes
Peneliti menggunakan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam
aspek
kognitif khususnya dalam membuat karangan deskripsi.
d. Lembar Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang
harus dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Selain
itu,
peneliti juga melakukan wawancara setelah tindakan diberikan
untuk
mengetahui secara langsung kondidi siswa, presepsi siswa dalam
proses
pembelajaran, termasuk mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi
saat
proses pembelajaran menulis siswa berlangsung. Dalam hal ini
peneliti
melakukukan wawancara dengan: a) salah satu siswa, b) guru
mata
pelajaran bahasa Indonesia, c) kepala sekolah.
e. Penyebaran Angket
Penyebaran angket dilakukan setelah proses pembelajaran.
Penyebaran
angket dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui respon
siswa
terhadap proses pembelajaran. Bentuk angket yang dapat digunakan
berupa
komentar (angket terbuka) ataupun pertanyaan-pertanyaan yang
telah
dilengkapi jawabannya, sehingga siswa tinggal memilih jawaban
yang
sesuai.10
Namun, pada penilitian ini peneliti hanya menggunakan angket
tertutup untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
karyawisata
secara umum.
f. Dokumentasi
10
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011) Cet. 1, h. 62
-
29
Dokumentasi Pengumpulan data yang mencari data mengenai hal-hal
atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah dan
sebagainya. Adapun dokumentasi yang dipakai peneliti adalah: a)
foto
ketika pembelajaran berlangsung, b) transkrip nilai, c) jadwal
kegiatan, d)
skenario pembelajaran.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data adalah dengan mengamati sikap
aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis karangan
deskripsi.
Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama
pembelajaran,
catatan lapanagan, dan hasil tes belajar menulis karangan
deskripsi siswa.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes,
observasi,
wawancara, angket, dan foto dokumentasi.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan
teknik
analisis data menurut Miles dan Huberman mengemukakan tiga
tahapan yang
harus dikerjakan dalam menganalisis data peneltian kualitatif,
yaitu (1)
reduksi data (data reduction); (2) paparan data (data display);
(3) penarikan
kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying). Proses
analisis data
melalui tahap-tahap berikut11
1. Reduksi Data
Setelah data terkumpul, peneliti membaca secara kritis untuk
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan, dan
mengidentifikasi
karangan deskripsi siswa yang dijadikan data dalam
penelitian.
2. Teknik Pemaparan Data
11
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 106
-
30
Teknik selanjutnya ialah pemaparan data. Seluruh data dalam
karangan deskripsi siswa dianalisis dan ditafsirkan maknanya
secara
keseluruhan. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk
uraian.
3. Penarikan Kesimpulan
Teknik terakhir ialah penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan
merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian
berdasarkan hasil
analisis data. Hasil analisis data dalam karangan deskripsi
siswa disusun
sistematis sehingga memudahkan dalam mendeskripsikan objek
yang
ditentukan.
Data-data yang terkumpul dari hasil obervasi, catatan
lapangan,
interview, hasil tes, dan dokumentasi kemudian dilakukan proses
pengolahan
data sesuai dengan tahapan yang dikembangkan oleh Milles dan
Huberman.
Dalam penelitian ini, diperoleh data kuantitatif yaitu pada
hasil tes tertulis
(membuat karangan deskripsi) diawal dan diakhir. Tes awal dan
akhir ini
diberikan sebelum dan sesudah dilaksanakananya tindakan yang
berupa
pembelajaran menulisa kararangan deskripsi menggunakan
metode
karyawisata. Data ini berupa skor keterampilan menulis karangan
deskripsi.
Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul adalah
sebagai
berikut:
a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan
tindakan setiap
siklus dengan teknik analisis deskripsi kualitatif, yaitu
analisis yang
hanya menggunakan paparan sederhana.
b. Menentukan rata-rata dari keseluruhan siswa yang mengikuti
tes.
Penskoran terhadap siswa dalam menulis karangan deskripsi.
Format
penilaian menulis deskripsi siswa, yaitu:
-
31
Tabel 3.1
Penilaian Menulis Deskripsi12
PROFIL PENILAIAN KARANGAN
NAMA:
JUDUL:
SKOR KRITERIA
I
S
I
27-
30
SANGAT BAIK-SEMPURNA: Pendeskripsian
tentang objek sangat lengkap. Pada informasi.
Relevan antara objek dengan karangan.
22-
26
CUKUP-BAIK: Pendeskripsian tentang objek
cukup lengkap. Informasi cukup. Relevan antara
objek dengan karangan walau tak lengkap.
17-
21
SEDANG-CUKUP: Pendeskripsian tentang objek
terbatas. Informasi terbatas. Kurang relevan
antara objek dengan karangan.
13-
16
SANGAT KURANG: Pendeskripsian tentang
objek tidak ada. Informasi tidak ada. Tidak
relevan antara objek dengan karangan.
O
R
G
A
N
18-
20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: Struktur sangat
lengkap. Teratata dengan sangat baik.
14-
17
CUKUP-BAIK: Kurang lengkap. Kurang
teroganisir tetapi ide utama terlihat.
10- SEDANG-CUKUP: Hanya ada satu bagian
12
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2016), h. 479
-
32
I
S
A
S
I
13 struktur. Urutan struktur kurang jelas.
7-9 SANGAT KURANG: Tidak komunikatif. Tidak
terorganisir dengan baik.
B
A
H
A
S
A
18-
20
SANGAT BAIK-SEMPURNA: Gagasan padu.
Makna tegas. Hemat kata
14-
17
CUKUP-BAIK: Gagasan kurang padu. Makna
kurang tegas. Terdapat beberapa kalimat
pemborosan kata.
10-
13
SEDANG-CUKUP: Gagasan kacau, terpotong-
potong. Makna ganda. Terdapat pemborosan kata.
7-9 SANGAT KURANG: Pengetahuan tentang
kosakata rendah.
M
E
K
A
N
I
K
5 SANGAT BAIK-SEMPURNA: Semua penulisan
benar, baik dari awal kalimat atau pun yang
menunjukan sebuah nama.
4 CUKUP-BAIK: Terjadi beberapa kesalahan
penulisan huruf kapital pada awal kalimat dan
penulisan nama.
3 SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan
ejaan. Makna membingungkan atau kabur
2 SANGAT KURANG: Tidak menguasai aturan
penulisan. Terdapat banyak kesalaham ejaan.
Tulisan tidak terbaca. Tidak layak nilai.
-
33
JUMLAH: PENILAI
KOMENTAR
c. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang
diperoleh ditetapkan
dalam nilai dengan rumus:
Selanjutnya dihitung nilai rata-rata keseluruhan siswa yang
digunakan.
J. Pengujian Keabsahan Data
Untuk menentukan keabsahan hasil analisis data, dilakukan
kegiatan
pemeriksaan keabsahan data dengan cara triangulasi data.
Triangulasi data
dilakukan dengan cara me-recheck temuannya dengan jalan
membandingkan
berbagai sumber, metode, atau teori dan memeriksa kembali
keabsahan data
yang telah diperoleh pada kegiatan pencatatan data, reduksi
data, dan
penyajian data. Kegiatan triangulasi ini berlangsung selama
pengumpulan data
dan analisis data. Kegiatan menganalisis dianggap penting untuk
mengetahui
keabsahan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
karena sudah
melibatkan orang lain yang dianggap ahli atau mengetahui
seluk-beluk objek
penelitian.
-
34
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Sekolah
1. Sejarah Sekolah
Lokasi sekolah yang terletak di Desa Cireundeu telah disetujui
oleh
pihak pemerintah daerah setempat, karena lokasi tersebut berada
di
lingkungan yang tidak saja mudah dijangkau tetapi juga berada di
sekitar
perumahan penduduk yang memerlukan jasa pendidikan. Lokasi
bebas
banjir, dan lahan yang telah tersedia mencapai 1,5 ha. Perluasan
di
sekitarnya dimungkinkan karena sesuai dengan master plan
pemerintah
daerah setempat.1
Untuk dapat berperan serta dalam pembangunan nasional,
Yayasan
Pendidikan Islam Ruhama, yang bergerak dibidang pendidikan
umum
danpembinaan kesehatan mental, mendirikan suatu lembaga
pendidikan
yang diharapkan dapatmenampung seluruh kegiatan kependidikan
yangterpadu antara komponen ilmu pengetahuan dan ilmu agama,
sehingga dapat dikembangkan di semua dimensi peserta didik
secara
seimbang, serta menjadi bekal dalam mencapai kehidupan sejahtera
di
dunia dan bahagia di akhirat.2
Sesuai dengan cita-cita pembentukan Yayasan Pendidikan Islam
Ruhama yaitu: “Membantu dan turut serta mensukseskan program
pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan dalam arti
seluas-
luasnya yaitu membentuk manusia yang sehat jasmani, rohani
dan
memiliki keterampilan menuju masyarakat Indonesia yang adil
dan
makmur yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala”, dalam
tahun
ajaran 1986/1987 sebagai awal kegiatan, yayasan membentuk
Lembaga
Pendidikan Islam Ruhama dengan melaksanakan secara
operasional
1 Juhdi Asidi, Wawancara, Ciputat, 1 April 2019.
2Ibid.
-
35
pembangunan sekolah lanjutan tingkat atas yang berbentuk
pendidikan
umum dan memiliki ciri khas.3
2. Visi, Misi dan Tujuan
Sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan lain, SMP Islam
Ruhama mempunyai visi dan misi. Visi dan misi SMP Islam
Ruhama
adalah sebagai berikut:
a. Visi
Unggul dalam penguasaan ilmu-ilmu dasar yang sesuai dengan
jenjang
pendidikannya, yang mana orientasinya adalah pada penguasaan
ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilandasi dengan iman
dan
takwa (IMTAK) dalam rangka melahirkan generasi baru yang
madani.
b. Misi
1) Mendidik siswa sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
yang dilaluinya.
2) Menanamkan wawasan keIslaman dan kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat.
3) Mempraktikkan akhlakul karimahdalam kehidupan
sehari-hari.
4) Mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa sesuai
dengan
jenjang pendidikan.
c. Tujuan
Menciptakan generasi penerus bangsa yang cakap dan terampil
dalam
bidang yang digelutinya dan berakhlakul karimah.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Jumlah guru dan tenaga kependidikan di SMP Islam Ruhama
berjumlah 27 orang, dengan rincian pada tabel berikut:
3Ibid.
-
36
Tabel 4.1
Daftar Nama Guru dan Tenaga Kependidikan
SMP Islam Ruhama
Tahun Pelajaran 2018-20194
No Nama Guru Pend. Jabatan Mata Pelajaran
1 Drs. Juhdi Asidi S1 Kepala Sekolah Fiqih VIII
2 Zulnadri D2 Bendahara Tata Busana, Prakarya
3 Drs. Yusron Syarifudin S1 Wakasek Geografi, PKn IX
4 Drs. Bagus Wiranto S1 Guru Fisika
5 Drs. Ridwanudin S1 Guru Fiqh IX
6 Suhartini, S.Pd S1 Guru Biologi
7 Suedih Ahmad,SE, S.Pd S1 Wakasek Bid
Kesiswaan Ekonomi, Penjaskes
8 Dadang Andrean, S.Pd S1 Wakasek Bid
Kurikulum Matematika VII, IX
9 Agus Muslim, S.Pd S1 Pembina Osis Seni Budaya, Seni Musik,
Akidah Akhlak
10 Dra. Sri Rusmiyati S1 Guru B. Indonesia VIII, IX
11 Mursaid, S.Pd S1 Guru Seni Rupa, Sejarah
12 Zainal Abidin, S.Pd.I S1 Guru Alquran Hadits
13 Muhammad Yamin, S.Pd S1 Guru BP BP
14 Deni Sasmita, S.Si S1 Guru TIK
18 Jojo Subagja S1 Guru, Kepala
Perpustakaan PKn VII, VIII
19 Nani Oding, S.Pd.I S1 Guru Fiqh VII
20 Romina Gustiani, S.Pd S1 Guru B. Inggris VII, English
Conversation VII dan VIII
22 Nurma Ulfah, S.Pd S1 Guru Bahasa Indonesia VII, IX
23 Imam SMA Kepustakaan
24 Sinan Syarifudin MA Tata Usaha
25 Saepul Muiz STM Tata Usaha
26 Saefullah SMP Kebersihan
4Data TU SMP Islam Ruhama.
-
37
4. Data Siswa
Jumlah siswa-siswi SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang
Selatan tahun pelajaran 2018/2019 dari kelas VII sampai kelas IX
dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Data Siswa
SMP Islam Ruhama5
5Data TU SMP Islam Ruhama.
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
7
VII – 1 L 19
39
117
325
P 20
VII – 2 L 24
39 P 15
VII – 3 L 27
39 P 12
7 L 70
117 P 47
8
VIII – 1 L 19
30
93
P 11
VIII – 2 L 21
32 P 11
VIII – 3 L 21
31 P 10
8 L 61
93 P 32
9
IX – 1 L 11
29
115
P 18
IX – 2 L 10
28 P 18
IX – 3 L 19
30 P 11
IX – 4 L 18
28 P 10
9 L 58
115 P 57
-
38
B. Hasil Penelitian
1. Pratindakan
a. Hasil observasi Pratindakan
Peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
kelas VII SMP Islam Ruhama Cirendeu, Tangerang Selatan tahun
pelajaran 2018/2019 sebagai observasi pratindakan. Peneliti
menanyakan
hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar
khususnya
pembelajaran menulis. Kemudian, guru memberikan penjelasan
mengenai
pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran menulis.
Dalam
kegiatan wawancara ini, peneliti menyiapkan 4 pertanyaan dasar
yaitu: 1)
Apakah siswa kelas VII mempunyai ketertarikan untuk menulis
karangan;
2) Bagaimana proses penyampain materi karangan deskripsi; 3)
Apakah
siswa antusias mengikuti pembelajaran menulis karangan
deskripsi; dan
4) Kendala apa saja yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi.
Pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti mendapat
penjelesan
cukup jelas dari guru yang bersangkutan. Beliau menyebutkan
bahwa
minat siswa untuk menulis masih tergolong sangat rendah. Hanya
ada
beberapa siswa yang mempunyai semangat tinggi untuk membuat
sebuah
karangan. Hal ini dilihat dari beberapa tugas yang diberikan
sebelumnya
yaitu membuat karangan untuk menceritakan pengalaman liburan
semester
ganjil tahun 2019. Sebagian besar siswa menulis karangan itu
secara
singkat dan tidak runtut. Kemudian, beliau menjelaskan lagi
bahwa proses
pembelajaran di dalam kelas masih bersifat konvensional. Hal
ini
disebabkan oleh media pembelajaran yang terbatas. Tidak ada
LCD
ataupun proyektor di dalam kelas, hal ini membuat guru lebih
sering
mengggunakan media cetak atau tulis untuk menerangkan materi
yang
disampaiakan.
Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa hal ini membuat
antusiasme siswa dalam belajar pun kurang, karena mereka adalah
siswa
generazi Z yang erat kaitanya dengan berbagai teknologi dan
internet. Hal
-
39
ini juga menjadi kendala atau hambatan bagi guru dan siswa
(media).
Sedangkan hambatan-hambatan lain di antaranya siswa masih
sulit
membedakan karangan deskripsi dan karangan narasi, siswa
susah
mendapatkan ide untuk menulis, terbatasnya kemampuan siswa
untuk
menyusuaikan judul dengan isi karangan, terbatasnya kosakata
yang
dimiliki, penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat,
kurangnya
kemampuan siswa dalam mengembangakan gagasan atau ide yang
didapat
menjadi suatu bentuk karangan. Selain itu, siswa juga masih
belum bisa
memaksimalkan pengindraan dalam menulis paragraf deskripsi. Hal
ini
yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran menulis di
dalam
kelas.
Selain wawancara, peniliti juga telah mengamati kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan panduan lembar observasi
yang telah
disediakan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran
berlangsung. Kurangnya minat terhadap pembelajaran menulis
karangan
deskripsi membuat sisiwa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
Berikut ini disajikan tabel pengamatan proses pembelajaran
tahap
pratindakan.
Tabel 4.4
Pengamatan Perilaku Siswa Selama Proses Pembelajaran pada
Tahap
Pratindakan
No Aspek yang Dinilai Jumlah Siswa
1 Sikap Peserta didik dalam memperhatikan pelajaran
yang disampaikan 13 Siswa
2 Antusiasme peserta didik dalam bertanya mengenai
materi pembelajaran 2 Siswa
3 Antusiasme peserta didik dalam menjawab pertanyaan
dari pendidik tentang materi pembelajaran 2 Siswa
4 Antusiasme peserta didik dalam mengerjakan tugas 11 Siwa
-
40
Dari tabel yang disajikan dapat diketahui bahwa terdapat 13
siswa yang
memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
keseriusan
mereka mendengarkan penjelasan guru dan membaca teks yang ada
dalam
buku ajar. Sedangkan siswa yang lain tidak begitu memperhatikan
proses
pembelajaran seperti mengobrol, mengerjakan tugas mata pelajaran
lain
ataupun hanya sekedar mencorat-coret/menggambar dibukunya.
Setelah
guru selesai menyampaikan materi kemudian guru menstimulus
siswa
untuk bertanya dengan mengajukan pertanyaan “Apakah anak-anak
sudah
paham? Ada yang mau ditanyakan.” Hanya ada 2 siswa yang
mengacungkan tangan untuk bertanya. Setelah guru menjelaskan apa
yang
ditanyakan siswa, kemudian guru memberi pertanyaan seputar
materi yang
sudah disampaikan. Kemudian, hanya ada 2 siswa yang berhasil
menjawab
pertanyaan guru tersebut dengan baik dan benar. Langkah
selanjutnya,
guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karangan
deskripsi
tentang salah satu tempat wisata yang pernah dikunjungi, hanya
ada 10
siswa yang mencoba menulis dan mengingat kembali tempat
wisata
tersebut.
b. Hasil Penelitian Pratindakan
Pada tahap pratindakan ini, peneliti memberikan pre-test.
Pre-test
dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan
permasalahan
yang diahadapi siswa dalam menulis karangan deskripsi
sebelum
diberikan tindakan. Kemampuan awal siswa dapat diketahui dari
hasil
penilaian terhadap karangan deskripsi siswa yang ditulis pada
tahap pre-
test.
Berdasarkan hasil kegiatan pratindakan ternyata sebagian
besar
nilai siswa belum memenuhi Kriteia Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu
sebesar 75. Dari 28 siswa, hanya ada 3 orang yang nilai
karanagan
deskripsinya di atas KKM. Hasil tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah
ini.
-
41
Tabel 4.5
Nilai Menulis Karangan Deskripsi Pratindakan (pre-test)
No Nama Siswa Nilai
1 Siswa A 53
2 Siswa B 80
3 Siswa C 73
4 Siswa D 46
5 Siswa E 46
6 Siswa F 60
7 Siswa G 53
8 Siswa H 46
9 Siswa I 53
10 Siswa J 60
11 Siswa K 53
12 Siswa L 77
13 Siswa M 57
14 Siswa N 73
15 Siswa O 48
16 Siswa P 52
17 Siswa Q 65
18 Siswa R 54
19 Siswa S 70
20 Siswa T 62
21 Siswa U 62
22 Siswa V 68
23 Siswa W 48
24 Siswa X 55
25 Siswa Y 80
26 Siswa Z 73
27 Siswa AA 68
-
42
28 Siswa AB 70
Rata – rata 60,8
Berdasarkan tabel tersebut, nilai tes tindakan terendah adalah
46
dan nilai 80 berjumlah 2 siswa. Adapun nilai tertinggi adalah 80
dengan
rata-rata 60,8. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat
hanya ada dua
siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Dapat disimpulkan
bahwa
keterampilan menulis siswa pada pratindakan masih tergolong
rendah.
Hasil wawancara, penelitian lapangan, ataupun skor siswa
menumbuktikan
bahwa pembelajaran menulis di kelas VII perlu diberikan tindakan
agar
masalah yang dihadapi dapat diselesaikan sehingga proses
pembelajaran
menulis menjadi lebih bermakna dan memberi peningkatan
terhadap
peningkatan kualitas menulis karangan pada siswa. Oleh karena
itu,
diperlukan metode pembelajaran yang dapat membantu untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Berdasarkan data nilai tes tersebut, dapat diketahui bahwa
nilai
rata- rata tindakan 1 menulis karangan deskripsi adalah 60,8
atau berada
pada penguasaan 60,8%. Berikut adalah perhitungannya.