PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN 1 – 5 MELALUI TEKNIK HIAS BAJU PADA ANAK KELOMPOK A2 TK ISLAM TARBIYATUL BANIN 22 TINGKIR LOR SALATIGATAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: LENNY PAKARTININGTYAS NIM: 11614004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019
126
Embed
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5259/1/Skripsi lenny baru.pdf · peningkatan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1 – 5
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP BILANGAN 1 – 5 MELALUI TEKNIK HIAS BAJU
PADA ANAK KELOMPOK A2 TK ISLAM TARBIYATUL
BANIN 22 TINGKIR LOR SALATIGATAHUN PELAJARAN
2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
LENNY PAKARTININGTYAS
NIM: 11614004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
78
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP BILANGAN 1 – 5 MELALUI TEKNIK HIAS BAJU
PADA ANAK KELOMPOK A2 TK ISLAM TARBIYATUL
BANIN 22 TINGKIR LOR SALATIGATAHUN PELAJARAN
2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
LENNY PAKARTININGTYAS
NIM: 11614004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
78
78
78
78
78
78
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya, Slamet Arifin dan Fitriah Darmawati yang telah
mendidik dan memeberikan dorongan baik materiil maupun spiritual, memberi
semangat dan setia menemani menyelesaikan skripsi hingga larut malam.
2. Semua Guru TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga, yang sudah
memberi ijin dan membantu penelitian.
3. Keluarga besarku yang dengan ikhlas mendo’akan dan mendukungku untuk
menyelesaikan skripsi.
4. Richo Adi Saputro yang menjadi penyemangat, memberikan motivasi dan
mengajarkanku untuk berani melakukan berbagai hal baru.
5. Keluarga besar PIAUD 2014 yang sedang berjuang bersama menyelesaikan
skripsi.
6. Saudara dan teman-temanku tercinta, Dewi Rahma, Annisa, Uswatun, Winda,
Indah, Rusdiana, Mami, Datur, Riska, Lestari, Maulina, yang tidak pernah
lelah menyemangatiku untuk segera menyelesaikan skripsi.
78
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Esa, Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan Syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik, sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarga , sahabat, serta para pengikut lainnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan, ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan
tenaganya untuk memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak
awal proses penyusunan dan penulisan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
berkenan, ikhlas dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan yang berguna
sejak awal semester perkuliahan sampai akhir semester perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
menyelesaikan skripsi ini.
78
7. Ibu Siti Munawwiroh selaku kepala TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor
Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.
78
ABSTRAK
Ningtyas, Lenny. 2019. Peningkatanan Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan
1-5 Melalui Teknik Hias Baju Pada Anak Kelompok A2 TK Islam
Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019.Skripsi.Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: pemahaman konsep, konsep 1-5, teknik hias baju.
Menciptakan inovasi pembelajaran menggunakan media dan teknik
yang menarik sangat perlu dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses
pemahaman konsep 1-5 anak masih rendah. Anak belum dapat membilang
dengan benar, belum menguasai konsep angka 1-5. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti di kelompok A2 TK Islam Tarbiyatul
Banin 22 Tingkir Lor Salatiga, peneliti menemukan beberapa masalah
dalam pembelajaran konsep 1-5, ini terjadi karena media yang digunakan
biasa dipakai sehingga kurang menarik minat anak, penggunaan metode
dan tehnik yang tidak tepat, banyaknya anak yang kurang konsentrasi,
kurangnya kemampuan guru mengkondisikan anak saat pembelajaran.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman konsep 1-5 di
kelompok A2 TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga tahun
pelajaran 2018/2019, melalui teknik hias baju.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Subjek
penelitian ini adalah anak kelompok A2 di TK Islam Tarbiyatul Banin 22
Tingkir Lor Salatiga yang berjumlah 15 anak terdiri dari 7 anak laki-laki
dan 8 anak perempuan.Instrumen penelitian meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH), lembar observasi anak dan guru,
lembarevaluasi anak. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes,
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik hias baju dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep 1-5 anak kelompokA2 di
TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatigatahun pelajaran
2018/2019. Persentase keberhasilan siklus I terdapat 3 anak yang
mencapai kriteria tuntas dengan pencapaian kelas 64%.Siklus II diperoleh
data 13 anak yang mencapai kriteria tuntas dengan pencapaian kelas 81%.
Hasil data tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman konsep 1-5 anak
mengalami peningkatan melalui teknik hias baju pada anak kelompok A2
TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga dari siklus I ke siklus
II sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu 75%
dari jumlah seluruh anak sudah mencapai rata-rata 81% sehingga
penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II ini.
78
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR LOGO IAIN ................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga untuk melakukan
suatu perbuatan. Sedangkan menurut Robbins, kemampuan merupakan
kesanggupan bawaan sejak lahir, merupakan hasil latihan praktik.
Menurut Akhmat Sudrajat setiap individu memiliki kecakapan yang
berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan inilah yang
mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut.
Dari beberapa definisi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan sesuatu.
78
b. Pemahaman Konsep
Pemahaman dalam kamus besar bahasa indonesia adalah proses
perbuatan, cara memahami atau memahamkan. Menurut Mulyasa (2005
: 78) pemahaman adalah pendalaman kognitif dan afektif yang dimiliki
oleh individu. Sedangkan menurut Rusman (2010 : 139) menyatakan
bahwa pemahaman merupakan proses individu menerima dan
memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang didapat
melalui perhatian. Selanjutnya untuk konsep diartikan sebagai
rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit.
Seperti kognitif sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau cara
berpikir . Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah
suatu proses individu dalam menerima serta memahami suatu ide atau
rancangan secara abstrak.
c. Pemahaman konsep 1-5
Pada usi 3-4 dan 5-6 tahun anak mulai memasuki masa
prasekolah yang merupakan masa persiapan untuk memasuki
pendidikan formal di Sekolah Dasar. Menurut Montesori pada masa ini
ditandai dengan peka terhadap segala hal dan stimulus-stimulus yang
diberikan dan yang diterima menurut panca indra anak.
Pemahaman Konsep bilangan penting bagi anak karena pada usia
4-5 tahun merupakan masa belajar matematika. Dalam tahap ini anak
mulai belajar matematika sederhana, misalnya menyebutkan bilangan,
78
menghitung urutan bilangan, dan penguasaan jumlah kecil dari benda-
benda(Sujiono,2011:28).
Mengenai perkembangan kognitif piaget berpendapat bahwa
perkembangan kognitif anak terdiri dari empat tahapan , yaitu :
1. Tahap Sensori Motor (dimulai sejak lahir sampai kurang lebih 2
tahun)
2. Tahap Praoperasional (dimulai sejak 2 tahun hingga 6 atau 7 tahun)
3. Tahap Operasi Konkret (dimulai sejak 6 atau 7 tahun hingga kurang
lebih usia 11 atau 12 tahun)
4. Tahap Operasi Formal (dimulai sejak usia 11 atau 12 tahun hingga
dewasa)
Menurut teori piaget, usia anak pra sekolah, masuk dalam tahap
perkembangan praoprasional, dalam tahap ini apa yang sebelumnya
telah diperoleh anak dikembangkan kembali dalam bentuk representasi
mental yaitu anak mentransfer gagasan tentang objek, hubungan, sebab-
akibat, ruangan dan waktu kedalam perantara baru dan pada tahap ini
anak dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah lewat dan
merangkai pengalaman pengalamannya. Pengenalan konsep angka 1-5
dalam tahap ini dapat dilakukan dengan dengan menggunakan
permainan simbolik dan diperlukan kemampuan pendidik dalam
berkata-kata, misalnya anak dikenalkan konsep “lebih banyak, lebih
sedikit” anak dikenalkan langsung pada proses
78
pembelajarannya dengan benda konkret dengan begitu pemahaman
anak akan terbentuk.
Menurut (Sujiono, 2011: 2.6) ciri anak pada usia ini, yaitu anak
dapat mengembangkan ketrampilan bahasa, menggambar, egois, tidak
bisa mengerti penalaran abstrak atau logika. Sehingga dalam pengenalan
konsep angka 1-5
d. Mengenal Konsep Bilangan 1-5
Pada tahap ini pengenalan konsep bilangan dimulai dari konsep
mudah dan sederhana menuju konsep yang agak sulit. Salah satu konsep
matematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan
kepekaan bilangan, peka terhadap bilangan berati bukan hanya sekedar
menghitung namun mempunyai rasa pemahaman terhadapa angka.
Ketika kepekaan terhadapa bilangan anak mulai berkembang,
mereka menjadi semakin tertarik pada kegiatan hitung menghitung, dan
menjadi landasan bagi pekerjaan dini anak dengan bilangan (Permainan
Matematika dan Sains, 2013: 4).
Pengenalan bilangan pada anak bisa dilakukan dengan
menggunakan benda-benda konkret, dengan begitu anak mendapat
pengalaman langsung sehingga daya nalar anak lebih berkembang, apa
yang dipelajari akan mudah diserap dan diingat. Misalnya dengan
dikenalkan konsep banyak sedikit, sama tidak sama dengan
menyesuaikan tema pembelajaran contohnya tema pakaian bisa
78
menggunakan pakaian langsung, kancing baju warna warni, penjepit
baju. Selain itu dalam tahap pengenalan ini penting dilakukan
pengulangan dan membuat variasi kegiatan agar anak tidak jenuh,
seperti permainan membedakan jumlah benda, menempel kancing baju
sesuai jumlah yang diminta, dengan begitu anak akan merasa senang
dalam pembelajaran, dan lebih menarik perhatian anak sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dan pemahaman konsep bilangan anak dapat
tertanam lebih lama.
e. Tahap Mengenal Lambang Bilangan 1-5
Pembelajaran matematika dan angka untuk anak dapat dibangun
pada saat usia mereka tiga tahun. Penerapan pembelajaran pada tahap ini
dilakukan dengan metode bermain yang bervariasi untuk konsep
lambang bilangan yang diperkenalkan. Untuk usia anak balita,
permainan sederhana dapat dilakukan dengan menghitung jari
tangannya, selain itu kita dapat memanfaatkan segala sesuatu di dalam
lingkungan anak, merangsang kesadaran anak terhadap angka yang
dapat dilakukan dengan hal-hal yang disukai anak karena pada usia tiga
tahun minat anak terhadap angka sangat besar.
Menurut (Metode Pengajaran Montessori,1999:12) pada awalnya
secara intelektual anak tidak mengerti konsep-konsep angka, tetapi anak
sedang menuju dalam tahap pemahaman kuantitas-kuantitas. Maka dari
78
itu di usia tiga tahun pertama anak, kita sudah bisa mengenalkan konsep
angka pada anak, karena angka merupakan dasar matematika.
Pengenalan bilangan penting bagi anak sebagaimana
dikemukakan oleh Gesel dan Amaratuda (dalam Westy Sumanto) bahwa
pada usia 4-5 tahun merupakan masa belajar matematika, dalam tahap
ini anak sudah mulai belajar matematika sederhana, anak sudah bisa
dibimbing untuk belajar menuliskan angka / lambang bilangan tanpa
harus memaksa.
Pada dasarnya setiap anak / individu berbeda antara satu dengan
yang lainnya, setiap individu mempunyai cara yang berbeda untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap dan juga keterampilannya.
Pendidik disekolah dan orang tua harus memahami setiap anak
mempunyai sisi menonjol dari aspek perkembangan pengetahuannya,
bila sisi tersebut diasah secara optimal bukan tidak mungkin hal itu akan
menjadi salah satu kecerdasan yang dimiliki anak.
Anak adalah makhluk yang unik dalam belajar, anak mempunyai
karakteristik yang berbeda dari belajarnya orang dewasa. Karakteristik
anak usia Taman Kanak-kanak yang dimaksud adalah unik, egosentrik,
aktif dan energik, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, esploratif dan
berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, spontan, mudah frustasi, urang
pertimbangan dalam melakukan sesuatu, mempunyai daya perhatian
78
yang masih pendek, semangat belajar dari pengalaman-pengalaman
langsung.
Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap
anak mempunyai dasar pekembangan dan potensi yang berbeda,
sehingga dalam tahap pengenalan dan pengembangan konsep bilangan
pada anak dapat dilakukan dengan membuat variasi kegiatan sebagai
stimulus dalam merangsang pemahaman dan potensi kecerdasan logika
matematis anak namun dengan tetap memperhatian karakteristik anak.
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengenalan lambang
bilangan 1-5 pada anak diantaranya : bernyanyi tentang angka,
mengenal konsep berhitung sederhana, pengenalan angka melalui
mengamati dan meraba testur bentuk angka 1-5, menjiplak, menempel
dan memasangkan anga sesuai jumlahnya. Selain itu guru dapat
meminta anak membantu menghitung benda, memilih dan
mengelompokan benda sesuai jumlah yang diminta, yang perlu diingat
adalah kegiatan harus sesuai dengan tema pembelajaran agar
pembelajaran menjadi lebih terarah dan tujuan npembelajaran dapat
tercapai dengan optimal.
2. Kegiatan Bermain Bagi Anak
a. Bermain Bagi Anak
Masa kanak-kanak salah satunya dikenal dengan masa
bermain. Hampir sebagian waktu anak adalah bermain, bahkan saat
anak beraktivitas, contohnya membangun balok warna warni,
78
menirukan sesuatu yang dilihat, bernyanyi, menggali tanah. Bermain
dapat berupa bergerak, seperti berlari, melempar bola, memanjat, dan
kegiatan berpikir seperti menyusun puzle, mengingat kata-kata dalam
lagu.
Menurut Herington dan Parke, yang dikutip oleh
Muslikatoen (1999) disebutkan bahwa bermain mempunyai fungsi
untuk perkembangan kognitif anak dan memungkinkan anak untuk
lebih mudah memecahkan masalah yang dihadapi. Melalui bermain
wawasan anak lebih terbuka dan dengan hal ini dapat mendukung
perkembangan anak dalam memahami suatu konsep.
Bermain mempunyai arti yang sangat penting dalam
kehidupan anak, bahkan dapat dikatakan setiap anak yang sehat selalu
mempunyai dorongan untuk bermain, dan dapat dipastikan bahwa anak
yang tidak bermain pada umumnya dalam keadaan sakit. Anak
mempunyai kebutuhan kebutuhan yang mendasar baik jasmaniah dan
rohaniah yang sebagian besar dapat dipenuhi melalui bermain, baik
bermain sendiri ataupun bermain dengan teman. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa bermain merupakan kebutuhan anak
(Montolulu,2012: 12)
Bermain mempunyai nilai pedagogis yang besar bagi
perkembangan aspek pribadi anak, karena dalam permainan anak dapat
menemukankesenangan sehingga apapun yang diajarkan dapat mudah
78
diterima oleh anak. H. Sunyoto (1999) menjelaskan bahwa kegiatan
bermain dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
Bermain Bebas
Dalam permainan ini anak bebas memilih jenis permainan tanpa
arahan dari guru dan kegiatan permainan berpusat pada
kesenangan anak. Beberapa aspek yang dapat dikembangkan
melalui permainan bebas diantaranya : aspek inteletual, aspek
sosial, aspek emosional.
Bermain Terpimpin
Dalam permaianan ini pola bermain mengikuti arahan dari guru,
karena anak tidak seedar bermain tetapi tanpa disadari mereka
sedang melaksanakan materi pembelajaran yang telah
direncanakan oleh guru.
Bermain Peran (Role Playing)
Anak dibimbiung untuk merencanakan tokoh atau benda disekitar
anak dengan tujuan mengembangkan daya imajinasi, melatih anak
berbicara, dalam kaitanya pembelajaran konsep matematika guru
dapat mengajak untuk bermain poeran penjual dan pembeli.
b. Manfaat Bermain Bagi Perkembangan Kognitif
Kegiatan bermainternyata mempunyai manfaat yang sangat
besar bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. beberapa ahli peneliti
mengungkapkan bahwa bermain mengandung nilai-nilai yang sangat
78
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa pendapat
para ahli tentang nilai bermain adalah sebagai berikut :
i.Vygotsky (1976) melihat bermain memiliki peranan langsung dalam
perkembangan kecerdasan kognitif anak, yaitu dengan cara bermain
simbolis. Bermain simbolis memiliki bagian yang menenntukan
dalam perkembangan berpikir abstrak.
ii.Bermain memberi anak-anak kesempatan untuk menguji tubuhnya,
melihat seberapa baik anggota tubuhnya berfungsi, membantu
mereka merasa percaya diri secara fisik, merasa aman, dan
mempunyai keyakinan diri. (Athey,1984 dan Hendrick, 1986)
iii. Barnett dan Storm (1981) menemukan adanya bukti psikologis
keterkaitan bermain dengan penurunan atau pengurangan kecemasan
dan kegelisahan anak. (Bermain dan Permainan Anak: 2012: 1.14)
Bermain dapat mengembangkan aspek kognitif, emosional,
moral dan fisik anak secara optimal. Selain itu juga bermanfaat untuk
menyalurkan keinginan, rasa ingin tahu, imajinasi dan kreatifitas.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dapat dijadikan media dalam
proses berpikir karena dapat menunjang perkembangan intelektual,
memberikan kesempatan anak untuk dapat bereksplorasi dan
memperoleh pengetahuan dari pengalaman langsung.
Menurut (Montolulu, 2012: 1.16) mengungkapkan bahwa
melalui kegiatan bermain anak juga memperoleh banyak latihan untuk
mengamati sendiri, membandingkan, menyimpulkan, sehingga lama
78
kelamaan anak dapat menemukan cara-cara sendiri dalam memecahkan
/ menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Untuk anak usia taman
kanak-kanak makna bermain dapat diterapkan dengan pendekatan
belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar
3. Teknik Hias Baju
Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi, dalam proses
tersebut guru bertindak sebagai komunikator (Communicator) yang bertugas
menyampaikan pesan pembelajaran kepada penerima pesan ( communicant
), yaitu siswa atau anak. Dalam proses komunikasi pembelajaran, agar pesan
pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh anak diperlukan sarana
penyalur pesan yang disebut media pembelajaran.
Peran media dalam komunikasi pembelajaran dii Taman Kanak-
kanak sangat penting, mengingat salah satu prinsip pembelajaran di TK
adalah anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata (konkret).
Prinsip kekonkretan tersebut menunjukkan perlunya penggunaan media
sebagai penyalur / penyampai pesan dari guru kepada anak didik agar pesan
/ informasi dapat diterima dan diserap baik oleh anak. Dengan demikian
diharapkan dapat terjadi perubahan berupa kemampuan-kemampuan dalam
hal pengetahuan, sikap, dan juga ketrampilan ( Media dan Sumber Belajar,
2013: 4.3 ). Disamping media salah satu hal yang juga perlu diperhatikan
adalah teknik dalam pembelajaran, teknik berkaitan dengan metode, media
dan juga strategi.
78
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
banyak membutuhkan teknik tersendiri dan secara teknisnya akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah dalam kelas yang siswanya sedikit.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik diartikan sebagai
metode atau sistem dalam mengerjakan sesuatu, cara membuat atau
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Menurut Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa teknik adalah jalan, alat, atau
media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik
kearah tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat diartikan bahwa teknik
pembelajaran merupakan situasi proses pembelajaran yang digunakan
berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara,
tahapan, atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5
dengan teknik hias baju.
Teknik hias baju adalah suatu teknik yang memanfaatkan /
menggunakan media kertas yang dibentuk pola baju berukuran besar yang
dijadikan sebagai papan dasar yang dilengkapi dengan hiasan bunga-bunga,
penjepit baju, kantong dari kertas warna , kancing baju, dan kartu angka 1-5.
78
Teknik hias baju akan lebih efektif apabila dilakukan dengan metode
bermain. Dengan menggunakan hias baju dapat membantu anak dalam
belajar mengenal lambang bilangan, mengurutkan benda berdasarkan besar
kecil, mengenal konsep banyak sedikit, serta memasangkan benda sesuai
lambang bilangan.
B. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang relevan dengan yang peneliti lakukan adalah:
a. Penelitian yang dilakukan Wykke Safitri (2017)menunjukkan bawa
kemampuan mengenal lambang bilangan dapat meningkat dengan
media kartu angka. Adapun proses pembelajarannya anak diajak
bercerita dan tanya jawab tentang angka 1-10, anak diberikan tugas
dan diberi kesempatan untuk melakukan permainan dengan kartu
angka yang menarik untuk anak dalam mengenal lambang bilangan.
Hasil penelitian meningkat secara bertahap, hal ini dapat dilihat dari
data hasil observasi pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. Rata-rata
perolehan persentase pada Prasiklus yaitu 40%, meningkat di Siklus
I dengan persentase sebesar 65% dan meningkat mencapai 87% pada
Siklus II.
b. Penelitian diambil dari Iswanti (2014) dengan hasil bahwa anak
diharapkan mampumengenal bilangan, menyebutkan dan
menunjukkan bilangan 1-10, mengetahui konsep banyak sedikit,
menghubungkan jumlah dengan lambang bilangan, Penelitian ini
78
menggunakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian
yaitu anak kelompok A di TK Abdhu Sallam Banjarmasin yang
berjumlah 15 anak. Analisis data penelitian menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Hasil penelian ini dikatan berhasil karena
indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah mencapai lebih
71%. Peningkatan pemahaman konsep bilangan anak pada prasiklus
sebesar 45,5%, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi
70,1%. Selanjutnya pada siklus II menjadi88,4%. Maka dapat
disimpulkan bahwa melalui permainan memasangkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep bilangan anak kelompok A TK
Abdhu Sallam Banjarmasin.
c. Penelitian dariEli Misyati (2013)menunjukkan bahwa bermain kartu
angka bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
mengenal lambang bilangan 1-10. Adapun proses pembelajarannya
pertama anak diajarkan untuk mengenal konsep angka kemudian
dilanjutkan mengenal lambang bilangan. Pada Siklus I anak diajak
bermain dengan cara memasangkan benda-benda konkret dengan
kartu gambar dan kartu angka yang disediakan. Pada Siklus II
pembelajaran dilakukan dengan bermain peran, kartu angka dan
kartu gambar digunakan sebagai uang untuk berperan menjadi
penjual dan pembeli, selanjutnya untuk memantapkan pengenalan
lambang bilangan guru menyediakan kartu angka sensorik yang
angkanya dibuat timbul, agar anak dapat membedakan angka dengan
78
cara meraba. Hasil penelitian ini dikatakan berhasil karena
meningkat secara bertahap, hal ini dapat dilihat dari pencapaian Pra
Siklus 17%, Siklus I 50% dan Siklus II 83%.
2. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan 3
peneliti terdahulu
a. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yang pertama yaitu Wykke Safitri terletak
pada media yang digunakan dan konsep pengembangan bilangan
yang dilakukan. Meskipun sama-sama fokus terhadap
pengembangan bilangan, peneliti wykke Safitri fokus
mengembangkan konsep bilangan 1-10 dan menggunakan media
kartu angka sedangkan peneliti menggunakan teknik hias baju
dengan fokus pengembangan bilangan 1-5.
b. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yang kedua yaitu Iswanti terletak pada media
dan fokus pengembangan yang dilakukan. Meskipun sama-sama
mengembangkan aspek pemahaman bilangan, namun dalam
penelitian iswanti menggunakan permainan memasangkan benda
dan fokus pada pengembangan konsep bilangan 1-10. Sementara
peneliti menggunakan teknik hias baju dan lebih fokus dalam
pengembangan konsep bilangan 1-5.
78
c. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh Eli Misyati terletak pada media dan fokus
pengembangan. Eli Misyati menggunakan kartu angka bergambar
dan metode bermain peran dengan fokus penelitian bilangan 1-10,
sementara peneliti menggunakan teknik hias baju dalam
pengembangan konsep bilangan dan fokus pada pengembangan
bilangan 1-5.
78
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah yang didapat peneliti dari wawancara
kepada Kepala Sekolah TK Islam Tarbiyatul Banin 22 adalah sebagai
berikut:
a. Nama Sekolah : TK Islam Tarbiyatul Banin 22
b. Nomor Statistik : 022 0362 04 013
c. Alamat : Jl. KH Asy Ari No.10 Tingkir Lor
d. Kode Pos : 50746
e. Provinsi : Jawa Tengah
f. Telepone : 085740625881
g. Status Sekolah : Swasta
h. Akreditasi : A (Tahun 2008)
i. Jumlah Peserta Didik : 87
j. Jumlah rombel : 5
k. Tahun Pendirian Sekolah : 1997
2. Letak Geografik TK Islam Tarbiyatul Banin 22
78
Lembaga pendidikan Tk Islam Tarbiyatul Banin 22 tepatnya berada
di Dsn Kriyan, Rt: 08 Rw: 01, Jln Kh Asy’ari No.10, Desa Tingkir Lor,
Kec. Tingkir, Kota Salatiga,
3. Visi dan Misi TK Islam Tarbiyatul Banin 22
a. Visi
Membentuk anak yang berakhlakul karimah, cerdas, terampil, mandiri yang
islami.
b. Misi
1. Membiasakan anak berperilaku baik, sopan, santun dengan
keteladanan
2. Melaksanakan pembelajaran yang kreatif aktif inovatif dengan
memadukan kurikulum pemerintah dan yayasan
3. Membiasakan anak belajar sendiri tanpa ditunggu orang tua
4. Melaksanakan pembelajaran agama dengan pembiasaan dan
kegiatan praktek
4. Data Guru dan Siswa Kelompok A
Adapun nama-nama guru di TK Islam Tarbiyatul Banin 22 terlihat
pada tabel dibawah ini
Tabel 3.1. Data Guru Tk Islam Tarbiyatul Banin 22
No Nama Tanggal Lahir Jabatan
1
Siti Munawwiroh
Kab. Semarang 9 September
1953
Kepala Sekolah
78
2
Nurul Djannah
Kab. Semarang 12 Desember
1969
Guru Kelompok A1
3 Siti Asyiyah Sragen 23 Maret 1968 Guru Kelompok B2
4 Sulistyanti Kab. Semarang 15 April 1990 TU
5 Wahyu Ernawati Salatiga 16 Juni 1971 Guru Kelompok B3
6 Wardatun Hidayati Salatiga 13 Juni 1968 Guru Kelompok A2
7 Nafa’ana Maulida Salatiga 14 Juli 1997 Guru Kelompok B1
Tabel 3.2. Data Anak Kelompok A2 TK Islam Tarbiyatul Banin 22
No Nama Anak Jenis Kelamin
1. Davan Khrisna Wijaya L
2. Muhammad Haidar Awar Setiawan L
3. Walad Syarif Muhammad L
4. Amidana Amira Dzakiyya Fashiha P
5. Nadin Anggi Wardana P
6. Ahsanti Ilyata Milla P
7. Albabul Lathof Muhammad L
8. Delisa Safana Ardinnaim P
9. Muhammad Arindra Zulfa L
10. Amailen Dwi Faiha P
11. Fayra Asadiya Zahida P
12. Adzkia Safiya Putrina P
78
13. Zuri Irfana Sauri L
14. Hiya Milladunka Rahma P
15. Muhammad Wildan Ilhamullah L
Jumlah 7 8
5. Struktur Organisasi
Adapun Struktur organisasi di Tk Islam Tarbiyatul Banin 22 terlihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Guru
(Sumber : Dokumentasi TK Islam Tarbiyatul Banin 22 )
Ketua Yayasan
Drs.KH Affandi. Hdw
Kepala Sekolah
Siti Munawwiroh
Kepala Komite
Suali
Dewan Guru Kelas B
Kelas B1
Nafa’ana Maulida
Kelas B2
Asyiyah
Kelas B3
Wahyu Ernawati
Dewan Guru Kelas A
Kelas A1
Nurul Djannah
Kelas A2
Wardatun Hidayati
78
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I, dan siklus II. Rincian
pelaksanaan dalam tiap siklus adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Penelitian Pra Siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara
dengan kepala sekolah, guru kelas A2, dan anak kelompok A2 di TK Islam
Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga. Dari wawancara tersebut didapatkan
data hasil pra siklus dimana kemampuan pemahaman anak tentang konsep
bilangan masih sangat kurang, rata-rata anak sudah bisa membilang namun
dengan hafalan saja. Anak belum mengetahui konsep bilangan, hal tersebut
dapat dibuktikan pada saat guru memberikan pemberian tugas tentang konsep
bilangan seperti membedakan jumlah banyak sedikit, membilang sesuai jumlah
benda, kemampuan pemahaman anak belum terbentuk, dan rata-rata anak
merasa bosan karena pembelajaran kurang menarik.Berdasarkan hasil diskusi
dan wawancara peneliti dan kolaborator (guru kelas) Sepakat untuk
meningkatkan kemampuan pemahamn konsep bilangan 1-5 anak dengan Tenik
Hias Baju. Peneliti dan kolaborator untuk melaksanakan tindakan Siklus I pada
hari Senin-Selasa (3- 4 September 2018) dan Siklus II pada Rabu-Kamis ( 13-
14 September 2018).
Tindakan yang akan dilakukan yaitu melaksanakan kegiatan
pembelajaran meningkatan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5, dari
hasil wawancara peneliti dengan kolaborator, selama ini pembelajaran
78
pengenalan konsep bilangan di Tk Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor
sudah dilakukan, namun belum mencapai hasil yang optimal karena rata-rata
usia anak masih 4 tahun dan dalam pembelajaran anak masih belum bisa fokus,
masih mengandalkan majalah sehingga anak cepat jenuh bahkan minat anak
kurang, guru sudah melakukan variasi kegiatan dan penggunaan APE,
nyanyian, namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan harapan. Sebelumnya
guru belum pernah menggunakan teknik hias baju dalam pengenalan konsep
bilangan pada anak.
Berdasaran hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh data bahwa
sebagian anak kurang tertarik dan bosan belajar angka / bilangan dengan
majalah, rata-rata anak sudah mampu mebilang angka dengan hafalan namun
anak masih belum memahami konsep bilangan. Berdasarkan data pra siklus
anak, hasil belajar kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5 anak
kelompok A2 di TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga adalah
belum ada yang mencapai tuntas. Indikator dalam pembelajaran ini adalah 75%
sehingga perlu dilanjutkan tindakan pada siklus I.
2. Deskripsi Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Sabtu, 01 September
2018. Kegiatan pembelajaran siklus I akan dilakukan 2 kali pada hari
Senin-Selasa ( 03-04 September 2018 ) pukul 07.30 WIB sampai dengan
10.00 WIB. Pada kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan teman
78
sejawat terutama kegiatan yang akan dilakukan pada Siklus I. Hal-hal
yang didiskusikan antara lain:
1) Peneliti menyamakan persepsi dengan kolaborator mengenai
penelitian yang akan dilakukan.
2) Peneliti membuat lembar observasi sebagai instrumen penelitian
pengembangan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5
melalui teknik hias baju.
3) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat yang akan
digunakan untuk kegiatan pengembangan konsep bilangan 1-5.
Adapun tema yang digunakan yaitu Pakaian dan Sub Tema yang
digunakan yaitu Jenis-Jenis Pakaian.
4) Menyiapkan media dan peralatan yang akan digunakan dalam
pembelajaran konsep bilangan 1-5
b. Pelaksanaan (Acting)
1) RPPH Pertama
Kegiatan awal (30 menit), anak-anak berbaris didepan kelas,
kemudian masuk kelas duduk melingkar diatas tikar, berdo’a sebelum
kegiatan dan hafalan surat pendek serta doa memakai dan melepas
pakaian, absensi, pembahasan tentang tema “Pakaian Seragam”.
Dilanjutkan dengan pembahasan kegiatan yang akan dilakukan.
78
Kegiatan inti (60 menit), membilang benda 1-5 dengan kancing
baju, menempel potongan gambar baju sejumlah 2 sesuai warna,
praktik mengancingkan dan melipat baju seragam.
Istirahat (30 menit), anak-anak berdo’a, cuci tangan, makan
bekal kemudian dilanjutkan dengan bermain bebas didalam dan diluar
kelas.
Kegiatan akhir (30 menit), anak-anak menyanyikan lagu
“Seragamku”, mengulas kegiatan yang dilakukan hari ini, guru
menanyakan perasaan anak, dilanjutkan doa penutup, pesan dan salam
2) RPPH Kedua
Kegiatan awal (30 menit), anak-anak berbaris didepan kelas,
kemudian masuk kelas duduk melingkar diatas tikar, berdo’a sebelum
kegiatan, membaca asma’ul khusna, absensi, pembahasan tema tentang
“Pakaian Pesta”. Dilanjutkan dengan pembahasan kegiatan yang akan
dilakukan.
Kegiatan Inti (60 menit), menempel bentuk kancing baju sesuai
urutan angka 1-5, melingkari gambar balon sejumlah 5 menggunakan
crayon, permainan menghias baju pesta dengan cara menempel bentuk
bunga sejumlah 5
Istirahat (30 menit), anak-anak berdo’a, cuci tangan, makan
bekal dilanjutakan bermain bebas didalam dan diluar kelas.
78
Kegiatan akhir (30 menit), anak-anak menyanyikan lagu
“Selamat Ulang tahun”, mengulas kegiatan yang dilakukan hari ini,
guru menanyakan perasaan anak, dilanjutkan doa penutup, pesan dan
salam. .
c. Observasi
Guru melakukan pengamatan ketika anak sedang melakukan
kegiatan. Mengamati aspek perkembangan mengenai kemampuan
pemahaman konsep bilangan 1-5. Observasi pada penelitian ini
menggunakan lembar observasi siswa.
d. Refleksi
Tahap akhir dari siklus pertama ini peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai diantaranya;
1) Sebagian besar siswa mulai tertarik dan fokus dalam kegiatan
pembelajaran, mau mendengarkan dan memperhatikan guru
2) Sebagian siswa aktif dalam proses pembelajaran
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam
pembelajaran namun masih ada beberapa kekurangan dalam
pembelajaran, antara lain:
1) Dalam pembelajaran masih ada siswa yang pasif.
2) Masih ada siswa yang asik bermain dan mengganggu teman
3) Penggunaan waktu yang kurang efesien karena kurangnya
kemampuan guru mengelola dan mengkondisikan anak saat
pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai secara
78
optimal dan rancangan kegiatan tidak berjalan seperti yang
diharapkan.
4) Pengetahuan siswa terhadap bilangan masih sebatas hafalan, belum
paham konsep angka.
5) Beberapa siswa masih perlu bimbingan dari guru
Untuk mengatasi kekurangan sikus I peneliti melakukanide
perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi
kekurangan yang sama, antara lain:
1) Guru lebih terampil dalam mengkondisikan anak
2) Menentukan strategi yang dapat menarik perhatian anak
3) Guru mengelola waktu secara baik
4) Memotivasi anak
3. Deskripsi Penelitian Siklus II
a. Perencanaan ( planning )
Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Sabtu, 08 September
2018. Kegiatan pembelajaran siklus II akan dilakukan 2 kali pada hari
Rabu-Kamis ( 13-14 September 2018 ) pukul 07.30 WIB sampai dengan
10.00 WIB. Pada kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan teman
sejawat terutama kegiatan yang akan dilakukan pada Siklus I. Hal-hal
yang didiskusikan antara lain:
1) Peneliti menyamakan persepsi dengan teman sejawat mengenai
penelitian yang akan dilakukan.
78
2) Peneliti membuat lembar observasi sebagai instrumen penelitian
pengembangan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5
melalui teknik hias baju.
3) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat yang akan digunakan
untuk kegiatan pengembangan konsep bilangan 1-5. Adapun tema
yang digunakan yaitu Pakaian dan Sub Tema yang digunakan yaitu
Jenis-Jenis Pakaian.
4) Menyiapkan media dan peralatan yang akan digunakan dalam
pembelajaran konsep bilangan 1-5
b. Pelaksanaan ( Acting )
1) RPPH Pertama
Kegiatan awal (30 menit), anak-anak berbaris didepan kelas,
kemudian anak diajak menirukan gerakan olahraga sederhana, masuk
kelas duduk melingkar diatas tikar, berdo’a sebelum kegiatan dan
membaca sholawat nariyah, absensi, pembahasan tentang tema
“Pakaian Olahraga”. Dilanjutkan dengan pembahasan kegiatan yang
akan dilakukan.
Kegiatan inti (60 menit), membuat gambar kancing sesuai
dengan angka, membilang banyak benda dengan cara menempel
potongan baju sejumlah bilangan 1-5, menulis huruf “b” dan melingkari
gambar sesuai angka.
78
Istirahat (30 menit), anak-anak berdo’a, cuci tangan, makan
bekal kemudian dilanjutkan dengan bermain bebas didalam dan diluar
kelas.
Kegiatan akhir (30 menit), anak-anak menyanyikan lagu “Disini
Senang”, mengulas kegiatan yang dilakukan hari ini, guru menanyakan
perasaan anak, dilanjutkan doa penutup, pesan dan salam
2) RPPH Kedua
Kegiatan awal (30 menit), anak-anak berbaris didepan kelas,
kemudian masuk kelas duduk melingkar diatas tikar, berdo’a sebelum
kegiatan dan membaca hadits dilarang marah, absensi, pembahasan
tentang tema “Pakaian Muslim”. Dilanjutkan dengan pembahasan
kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan inti (60 menit), menulis urutan angka 1-5 dengan
spidol, mewarnai gambar yang jumlahnya lebih banyak dengan
menggunakan crayon, menempel potongan gambar baju sesuai pola
warna kuning merah biru.
Istirahat (30 menit), anak-anak berdo’a, cuci tangan, makan
bekal kemudian dilanjutkan dengan bermain bebas didalam dan diluar
kelas.
Kegiatan akhir (30 menit), mengulas kegiatan yang dilakukan
hari ini, guru menanyakan perasaan anak, dilanjutkan doa penutup,
pesan dan salam
78
c. Observasi
Dari observasi yang dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi, pada siklus II ini terjadi peningkatan dalam kemampuan
pemahaman konsep bilangan 1-5. Siswa sudah memahami tentang
konsep bilangan 1-5, sebagian besar siswa sudah tertarik untuk
menghitung jumlah benda, anak sudah mampu mengetahui konsep
banyak sedikit. Semangat anak dalam mengerjakan tugas semakin
berkembang. Kondisi kelas juga menjadi lebih kondusif dan siswa aktif
dalam mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, dapat
disimpulkanbahwa kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5 pada
siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I, karena semua siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran secara aktif dengan menggunakan teknik
hias baju. Selain itu hasil nilai yang di dapat juga menunjukkan
perubahan hasil yang sangat baik. Siswa terlihat aktif, semangat dan
senang dalam proses pembelajaran, maka tidak diperlukan untuk siklus
selanjutnya.
e. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2008 : 101) instrument penelitian
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan penelitian
untuk mengumpulkan data.
78
No Indikator Siklus I Siklus II
1. Mengetahui konsep banyak dan
sedikit
2. Membilang banyak benda satu sampai
sepuluh
3. Mengenal konsep bilangan
4. Mengenal lambang bilangan
Tabel 3.3 Indikator yang diamati tiap siklus
78
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian
Adapun penilaian pada lembar kerja anak didik menggunakan
skor/angka (kuantitatif) yang akan diolah menjadi data kualitatif dengan
ketentuan sebagai berikut :
No Indikator Kriteria Penilaian Skor
1 Mengetahui konsep
banyak dan sedikit
Jika anak sudah mampu
membedakan konsep banyak-
sedikit pada beberapa
kumpulan benda
3
Jika anak dibantu dan
diberi jawaban teman
dalam membedakan
konsep banyak sedikit
2
Jika anak sama sekali
belum mampu
membedakan konsep banyak-
sedikit, meskipun diulang-
ulang oleh guru
1
78
2 Membilang
banyak benda
satu sampai sepuluh.
Jika anak sudah
mampu membilang benda
dan menunjuk benda
1-10 ataupun sesuai jumlah
yang ditentukan
3
Jika anak sudah cukup lancar
dalam mengurutkan
membilang sesuai jumlah
benda yang ada
2
Jika anak kurang lancar
dalam mengurutkan
membilang jumlah benda
1
3 Mengenal
konsep bilangan
Jika anak sudah mampu
Mengetahui dan
mampu membedakan
konsep bilangan
sesuai penugasan
yang diberikan guru
3
Jika anak kurang paham
dan belum lancar
dalam membedakan
konsep bilangan
sesuai penugasan yang
2
78
diberikan guru
Jika anak sama sekali
belum memahami
konsep bilangan dan
masih memerlukan
bantuan dalam
mengerjakan penugasan
yang diberikan guru
1
4 Mengenal
lambang bilangan
Jika anak sudah mampu
membedakan lambang
bilangan dengan mengurutkan
bilangan
3
Jika anak sudah cukup bisa
membedakan lambang
bilangan dengan
mengurutkan bilangan
2
Jika anak belum lancar dalam
membedakan lambang
bilangan
1
Tabel 4.1 Tabel Rubrik Penilaian
Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan 1-5
78
Dari hasil diskusi peneliti dengan kolaborator dan kepala sekolah, maka
diputuskan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu sebesar
75%. Bila anak mampu mencapai nilai / hasil pencapaian lebih dari 75% pada
siklus II, anak dapat dikatakan sudah berhasil memahami konsep bilangan 1-5
dan sebaliknya apabila hasil pencapaian kurang dari 75% pada Siklus II,
maka anak dikatakan belum mampu menguasai pembelajaran kemampuan
mengenal lambang bilangan.
2. Data Pra Siklus
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama
Indikator Pra Siklus
Mengeta
hui
konsep
banyak
dan
sedikit
Membila
ng
banyak
benda
satu
sampai
sepuluh
Mengenal
konsep
bilangan
Mengenal
lambang
bilangan
Nilai
atau
Skor
1 DKW 1 1 1 1 25
2 MHAS 1 2 2 1 38
3 WSM 1 1 2 1 30
4 AADF 2 1 1 1 30
5 NAW 2 2 2 2 50
6 AIM 1 1 1 1 25
7 ALM 1 2 1 1 30
8 DSA 1 2 1 2 38
9 MAZ 1 2 1 1 30
10 ADF 1 2 2 1 38
78
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 487 X100% = 32,46% Dibulatkan 32%
15
11 FAZ 2 2 1 1 38
12 ASP 1 1 1 1 25
13 ZIS 1 2 1 1 30
14 HMR 1 2 1 1 30
15 MWI 1 1 2 1 30
Jumlah Nilai Total Satu Kelas 487
Keterangan :
Dari tabel tersebut, maka dapat diketahui persentase pencapaian tiap
anak, karena nilainya dibawah KKM/standar keberhasilan yaitu 75%,
maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan
masih memerlukan perbaikan. Sedangkan rata–rata persentase
pencapaian kelas pada saat Pra Siklus yaitu sebesar 32%.
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100 %
Jumlah skor maksimum
Nama A T P = 4X 100% = 25%
16
78
3. Data Hasil Pengamatan Siklus I
b. Hasil Perkembangan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus I
No Nama
Indikator Siklus I
Mengetahui
konsep
banyak dan
sedikit
Membila
ng
banyak
benda
satu
sampai
sepuluh
Mengenal
konsep
bilangan
Mengenal
lambang
bilangan Nilai atau
Skor
1 DKW 2 3 2 3 63
2 MHAS 2 2 3 2 56
3 WSM 1 2 2 2 44
4 AADF 3 2 3 3 69
5 NAW 3 2 4 3 75
6 AIM 3 1 3 2 56
7 ALM 3 3 4 2 75
8 DSA 3 3 3 2 69
9 MAZ 2 3 3 3 69
10 ADF 3 3 4 3 81
11 MAZ 2 1 3 2 50
12 ASP 3 3 2 2 63
13 ZIS 2 3 3 2 63
14 HMR 2 2 3 3 63
15 MWI 3 3 3 2 69
Jumlah Nilai Total Satu Kelas 965
78
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 964 X 100% = 64,33% Dibulatkan 64 %
15
Keterangan :
Dari tabel tersebut, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak,
karena nilainya dibawah KKM/standar keberhasilan yaitu 75%, maka
dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih
memerlukan perbaikan. Sedang rata–rata persentase pencapaian kelas
pada saat Siklus I yaitu sebesar 64%.
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100 %
Jumlah skor maksimum
Nama A T P = 10X 100% = 63%
16
78
c. Hasil Observasi Anak dan Guru
a) Hasil Observasi Anak Siklus I
No Aspek yang
diamati
Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi
yang diberikan guru
Mulai
berkembang
2. Memperhatikan
penjelasan guru
Berkembang
sesuai
harapan
3. Menjawab
pertanyaan yang
diberikan guru
Mulai
berkembang
4. Berani bertanya dan
mengemukakan
pendapat
Mulai
berkembang
5. Mengungkapkan
informasi yang telah
diketahui
Berkembang
sesuai
harapan
6. Mampu
melaksanakan
kegiatan dalam
pembelajaran
dengan baik serta
Mulai
berkembang
78
bertanggung jawab
7. Mengerjakan
evaluasi
Berkembang
sesuai
harapan
Tabel 4.4 Hasil Observasi Anak Siklus I
Keterangan :
BB = Belum Berkembang (1)
MB = Mulai Berkembang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat Baik (4)
b) Hasil Observasi Guru Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
A. Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1. Memeriksa kesiapann siswa
78
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi
(kaitannya dengan materi)
4.. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan
pelajaran yang akan dipelajari
B. Sikap Guru Dalam
Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan
tidak mengganggu perhatian siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran
dengan menggunakan teknik
hias baju
10. Memberikan perhatian yang
sama antar kelompok
C. Penguasaan
Materi Pembelajaran
11. Bahan belajar disajikan
sesuai dengan langkah-langkah
yang direncanakan dalam RPP
78
12. Kejelasan dalam menjelaskan
materi ajar
13. Kejelasan dalam memberikan
contoh dari materi ajar
14. Mampu memberikan variasi
dalam menympaikan materi
tentang konsep bilangan
dengan teknik hias baju
D. Kegiatan Belajar Mengajar
15. Penyajian materi ajar sesuai
dengan tujuan dan indikator yang
telah ditetapkan
16. Mendemonstrasikan langkah-
langkah kegiatan belajar
melalui teknik hias baju
17. Memfasilitasi siswa selama
kegiatan belajar konsep
bilangan melalui teknik hias baju
18. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu yang disediakan
E. Evaluasi Pembelajaran
19. Penilain relevan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
20. Penilaian yang diberikan
sesuai dengan RPP
78
F. Kemampuan Menutup
Kegiatan Pemebelajaran
21. Meninjau kembali materi yang
telah diberikan
22. Memberi kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
Jumlah - 28 24 -
Total 52
Kategori Sedang
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Nilai
4 = Sangat Baik 76 – 100 = Baik
3 = Baik 51 – 75 = Sedang
2 = Cukup 26 – 50 = Kurang
1 = Kurang Baik 01 – 25 = Sanagt Kurang
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II
a. Hasil Perkembangan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel berikut:
78
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 1201X 100% = 80.93% dibulatkan
15
menjadi 81%
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus II
No Nama
Indikator Siklus II
Mengetahui
konsep
banyak dan
sedikit
Membilang
banyak
benda satu
sampai
sepuluh
Mengenal
konsep
bilangan
Mengenal
lambang
bilangan
Nilai
atau
Skor
1 DKW 3 3 4 3 81
2 MHAS 3 3 3 2 69
3 WSM 3 3 4 2 75
4 AADF 4 3 4 3 88
5 NAW 4 4 4 3 94
6 AIM 3 4 4 3 88
7 ALM 4 4 3 3 88
8 DSA 4 4 4 3 94
9 MAZ 4 3 3 3 81
10 ADF 3 3 2 3 69
11 MAZ 3 3 3 3 75
12 ASP 2 4 4 3 81
13 ZIS 3 3 3 3 75
14 HMR 3 2 4 3 75
15 MWI 3 3 4 3 81
Jumlah Nilai Total Satu Kelas 1214
Keterangan:
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
78
Dari tabel tersebut, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak,
karena nilainya dibawah KKM/standar keberhasilan yaitu 75%, maka
dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih
memerlukan perbaikan. Sedang rata–rata persentase pencapaian kelas
pada saat Siklus II yaitu sebesar 81%.
b. Hasil Observasi Anak dan Guru Siklus II
a) Hasil Observasi Anak Siklus II
No Aspek yang diamati Skor Keterangan
1 2 3 4
1. Merespon apersepsi
yang diberikan guru
Berkembang
sesuai
harapan
2. Memperhatikan
penjelasan guru
Berkembang
sesuai
harapan
3. Menjawab
pertanyaan yang
Berkembang
sangat baik
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100 %
Jumlah skor maksimum
Nama A T P = 13X 100% = 81,25% dibulatkan menjadi 81%
16
78
diberikan guru
4. Berani bertanya dan
mengemukakan
pendapat
Mulai
berkembang
5 Mengungkapkan
informasi yang telah
diketahui
Berkembang
sesuai
harapan
6 Mampu
melaksanakan
kegiatan dalam
pembelajaran dengan
baik serta
bertanggung jawab
Berkembang
sesuai
harapan
7 Mengerjakan evaluasi Berkembang
sesuai
harapan
Tabel 4.7 Hasil Observasi Anak Siklus II
Keterangan :
BB = Belum Berkembang (1)
MB = Mulai Berkembang (2)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB = Berkembang Sangat Baik (4)
78
b) Hasil Observasi Guru Siklus II
Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
A. Kemampuan Guru
Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi
(kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan
bahan pelajaran yang
akan dipelajari
B. Sikap Guru Dalam
Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan
tidak mengganggu
perhatian siswa
8. Antusiasme dalam
penampilan
9. Menarik perhatian siswa dalam
78
proses pembelajaran
dengan menggunakan teknik
hias baju
10. Memberikan perhatian yang
sama antar kelompok
C. Penguasaan
Materi Pembelajaran
11. Bahan belajar disajikan
sesuai dengan langkah
-langkah yang
direncanakan dalam RPP
12. Kejelasan dalam
menjelaskan materi ajar
13. Kejelasan dalam
memberikan contoh dari
materi ajar
14. Mampu memberikan
variasi dalam
menympaikan materi
tentang konsep bilangan
dengan teknik hias baju
D. Kegiatan Belajar Mengajar
15. Penyajian materi ajar
sesuai dengan tujuan
78
dan indikator yang
telah ditetapkan
16. Mendemonstrasikan langkah-
langkah kegiatan belajar
melalui teknik hias baju
17. Memfasilitasi siswa
selama kegiatan belajar
konsep bilangan melalui
teknik hias baju
18. Ketepatan dalam
penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
E. Evaluasi Pembelajaran
19. Penilain relevan dengan
tujuan yang telah ditetapkan
20. Penilaian yang diberikan
sesuai dengan RPP
F. Kemampuan
Menutup Kegiatan
Pemebelajaran
21. Meninjau kembali materi
yang telah diberikan
22. Memberi kesempatan
untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
78
Jumlah - - 36 40
Total 76
Kategori Baik
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Nilai
4 = Sangat Baik 76 – 100 = Baik
3 = Baik 51 – 75 = Sedang
2 = Cukup 26 – 50 = Kurang
1 = Kurang Baik 01 – 25 = Sanagt Kurang
B. Pembahasan
1. Ketentuan Hasil AkhirPeningkatan Kemampuan Pemahaman
KonsepBilangan 1-5
Apabila persentase pencapaian anak lebih kecil dari KKM / standar
keberhasilan yaitu 75%, maka anak tersebut dikatakan belum memahami
konsep bilangan 1-5 yang telah diajarkan dan dilambangkan “Belum Tuntas”.
Apabila persentase pencapaian anak sama atau lebih dari KKM / standar
keberhasilan yaitu 75%, maka anak tersebut dikatakan telah memahami dan
menguasai konsep bilangan 1-5, dilambangkan “Tuntas”.
78
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM
Pra Siklus
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus yang
didapatkan, hasil persentase pencapaian pemahaman konsep bilangan 1-5
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan KKM
No Nama Persentase
Pencapaian
KKM (%) Status
Pencapaian
1 DKW 25 75 Belum Tuntas
2 MHAS 38 75 Belum Tuntas
3 WSM 30 75 Belum Tuntas
4 AADF 30 75 Belum Tuntas
5 NAW 50 75 Belum Tuntas
6 AIM 25 75 Belum Tuntas
7 ALM 30 75 Belum Tuntas
8 DSA 38 75 Belum Tuntas
9 MAZ 30 75 Belum Tuntas
10 ADF 38 75 Belum Tuntas
11 MAZ 38 75 Belum Tuntas
12 ASP 25 75 Belum Tuntas
13 ZIS 30 75 Belum Tuntas
14 HMR 30 75 Belum Tuntas
78
15 MWI 30 75 Belum Tuntas
Adapun rekapitulasi data pada pra siklus seperti terlihat diatas,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Pra Siklus
No Uraian Hasil Pra Siklus
1 Nilai rata-rata kelas 32%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 0
3 Standar keberhasilan kelas 75%
3. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM
Siklus I
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I yang
dilaksanakan pada hari 3-4 September 2018 didapatkan hasil pencapaian
kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5 sebagai berikut :
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan KKM
No Nama Persentase
Pencapaian
KKM (%) Status
Pencapaian
1 DKW 63 75 Belum Tuntas
2 MHAS 56 75 Belum Tuntas
3 WSM 44 75 Belum Tuntas
4 AADF 69 75 Belum Tuntas
78
5 NAW 75 75 Tuntas
6 AIM 56 75 Belum Tuntas
7 ALM 75 75 Tuntas
8 DSA 69 75 Belum Tuntas
9 MAZ 69 75 Belum Tuntas
10 ADF 81 75 Tuntas
11 MAZ 50 75 Belum Tuntas
12 ASP 63 75 Belum Tuntas
13 ZIS 63 75 Belum Tuntas
14 HMR 63 75 Belum Tuntas
15 MWI 69 75 Belum Tuntas
Adapun rekapitulasi data pada siklus I seperti terlihat diatas, dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Siklus 1
No Uraian Hasil Pra Siklus
1 Nilai rata-rata kelas 64%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 3
3 Standar keberhasilan kelas 75%
78
4. Perbandingam Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM
Siklus II
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II yang
dilaksanakan Hari 13-14 September 2018 didapatkan hasil pencapaian
kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5 sebagai berikut.
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan KKM
No Nama Persentase
Pencapaian
KKM (%) Status
Pencapaian
1 DKW 81 75 Tuntas
2 MHAS 69 75 Belum Tuntas
3 WSM 75 75 Tuntas
4 AADF 88 75 Tuntas
5 NAW 94 75 Tuntas
6 AIM 88 75 Tuntas
7 ALM 88 75 Tuntas
8 DSA 94 75 Tuntas
9 MAZ 81 75 Tuntas
10 ADF 69 75 Belum Tuntas
11 MAZ 75 75 Tuntas
12 ASP 81 75 Tuntas
13 ZIS 75 75 Tuntas
14 HMR 75 75 Tuntas
15 MWI 81 75 Tuntas
78
Adapun rekapitulasi data pada siklus II seperti terlihat diatas, dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Siklus II
No Uraian Hasil Pra Siklus
1 Nilai rata-rata kelas 81%
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 13
3 Standar keberhasilan kelas 75%
Dari tabel diatas bahwa rata-rata penguasaan pemahaman konsep
bilangan 1-5 dalam satu kelas yaitu 81%, diatas KKM/standar keberhasilan
yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 75%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep
bilangan 1-5 dengan sangat baik. Dari data diatas dapat disimpulkan
sebagian besar anak “Tuntas”, hanya ada 2 anak saja yang masih belum
tuntas.
Peningkatan data dari Pra siklus sampai Siklus II, dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
78
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan kemampuan
Pemahaman Konsep Bilangan 1-5
Dari data yang telah di sajikan dapat disimpulkan bahwa dengan teknik
hias baju dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5
pada anak kelompok A TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
peningkatan rata-rata pencapain kelas dari Pra Siklus sebesar 32% meningkat
pada Siklus 1 yang rata-rata pencapaian kelas sebesar 64% dan semakin
meningkat pada Siklus II dimana rata-rata pencapaian kelas 81%.
Jadi teknik hias baju terbukti dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep bilangan 1-5 pada anak kelompok A2 di TK Islam
Tarbiyatul Banin 22 Tingkir Lor Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan
sangat baik, seperti hasil penelitian Dewi Lestari (2014) yang menunjukkan
bahwa dengan permainan kartu angka dan penggunaan media yang nyata
dalam kegiatan membilang dapat meningkatkan kemampuan mengenal
lambang bilangan 1-10 dengan perolehan persentase pra siklus 55,55%,
meningkat pada siklus 1 sebesar 65% dan mencapai 86% pada siklus II.
0%
50%
100%
Pencapaian
Diagram Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Bilangan 1-5
Pra Siklus Siklus I Siklus II
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik hias baju
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bilangan 1-5 anak
kelompok A TK Islam Tarbiyatul Banin 22 Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan kognitif anak terutama
dalam pemahaman konsep 1-5 dapat dilihat dari hasil data observasi
pembelajaran yang diperoleh, yaitu pada Pra Siklus kemampuan pemahaman
konsep bilangan 1-5 rata-rata pencapaian kelas anak didik sebesar 32%
meningkat pada Siklus 1 sebesar 64% dan dilanjutkan pada Siklus II meningkat
sebesar 81% . Total peningkatan yang terjadi dari sebelum tindakan (Pra Siklus)
sampai Siklus II sebesar 49%, yaitu dari 32% menjadi 81% dengan KKM 75 %.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi guru diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan
kreatifitasnya dalam mengajar, yaitu salah satunya melalui teknik hias baju.
2. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya
terutama pemahaman konsep dengan teknik hias baju.
3. Bagi sekolah diharapkan dapat mendukung dan menyediakan sarana
prasarana yang bervariasi dalam proses pembelajaran
78
4. Bagi teman sejawat diharapkan bersedia bekerja sama dan mendukung
untuk upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak terutama dalam
pemahaman konsep bilangan 1-5 dengan teknik hias baju supaya
kemampuan anak dapat berkembang dengan maksimal.
5. Bagi teman sejawat dapat mengembangkan model, media dan kegiatan yang
bervariasi serta menarik untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak
di bidang lain, agar kemampuan anak dapat tercapai sesuai indikator yang
direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Muhammad. 2014. Anak Cerdas dan Bahagia Dengan Pendidikan Positif. Jakarta: PT Mizan Publika. Arikunto, Suharsimi,dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Depdiknas. 2009. Permendiknas No 58 Tahun 2009 Tentang Standar pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan, Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Hainstock, Elisabeth G. 1999. Metode Pengajaran Montessori. Jakarta: PT Pustaka
Delapratas.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Depdikbud.
Montolulu.B.E.T. Dkk. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas