PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS III MI. NURUL AZMAN BOGOR Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh PENY NOVALIA NIM 1812018300238 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) PROGRAM DUAL MODES SYSTEM (DMS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1438
160
Embed
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING DI KELAS III MI. NURUL AZMAN
BOGOR
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
PENY NOVALIA
NIM 1812018300238
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
PROGRAM DUAL MODES SYSTEM (DMS)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1438
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Peny Novalia (NIM: 1812018300238). Peningkatkan Hasil Belajar
Matematika Materi Perkalian Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Di Kelas III MI. Nurul Azman Bogor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar Matematika materi perkalian melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada
siswa kelas III MI. Nurul Azman Bogor pada Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri dari dua siklus dan empat tahap setiap siklus meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tahap tersebut merupakan
siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah
yang sama dan difokuskan pada Model pembelajaran Inkuiri. Adapun subjek pada
penelitian ini adalah siswa kelas III MI. Nurul Azman Bogor, yang terdiri dari 30
siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan
observasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan tes
berupa soal yang dilaksanakan pada akhir siklus dokumentasi selama proses
pembelajaran berlangsung.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
Matematika siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada setiap siklusnya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Pada siklus
I hasil belajar siswa baru mencapai 10% dari 30 siswa hanya 6 siswa yang tuntas.
Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan hasil belajar
mencapai ketuntasan 83%. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas III
di MI. Nurul Azman Bogor.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Hal pertama penulis sampaikan adalah rasa puji syukur yang mendalam
sepenuhnya kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat, Taufik, Hidayah-Nya
penulis mampun penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawar serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad. SAW.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatkan Hasil
Belajar Matematika Materi Perkalian Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Di Kelas III MI. Nurul Azman Bogor” ini disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesainya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak. Dengan penuh rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
penulis Ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan/Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Erdiana Latip, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan/Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Lia Kurniawati. M.Pd selaku pembimbing yang telah sabar meluangkan
waktunya guna memberikan bimbingan, petunjuk dan dorongan yang sangat
berharga kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
dan pengalamannya serta mensupport selama masa perkuliahan.
6. Staf FITK dan Staf Jurusan PGMI DMS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberi fasilitas dan kemudahan dalam pembuatan surat-surat
yang dibutuhkan oleh penulis.
ix
7. Bapak/Ibu Guru MI Nurul Azman, Kecamatan Gunung Putri Kabupaten
Bogor. terutama Bapak Hoerudin. S.Pd.I yang telah memberikan waktu,
kesempatan, bantuan, motivasi, dan sebagai kolaborator dalam penelitian ini.
8. Kedua orang tua (Ibu Neneng Siti Mariam dan Alm. Bapak Bibit Rahadjo)
yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh rasa kasih
sayang dan doa-doanya yang lirih terus terpanjatkan dari bibir tulusnya tanpa
penulis ketahui.
9. Suamiku tercinta (Wahyu Wahyana) yang telah membantu materil maupun
moril semoga senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
10. Si cantik yang soleh tercinta anakkku (Kenzie Bahirah Millano) senantiasa
menemaniku berkarya. Semoga Allah Swt memberikan limpahan kasih
sayang, rahmat, kesejahteraan dan keselamatan.
11. Kepada adik-adik yang secara tidak langsung telah memberi motivasi,
dorongan/ support untuk tetap terus berkarya.
12. Siswa kelas III MI Nurul Azman Kecamatan Gunung Putri,Bogor.
13. Kepada seluruh sahabat, rekan seperjuangan angkatan 2012 PGMI DMS UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kelas D 3.16 “Sukses Mulia”, yang
telah membagi rasa, cita serta berbagai pengalaman berharga.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan PTK ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis senantiasa
menantikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga PTK ini menjadi
kotribusi yang positif dan menambah wawasan pendidikan serta referensi bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 20 Juli 2016
Penulis
Peny Novalia
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................................................... 4
C. Pembatasan Fokus Penelitian .............................................................................. 4
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoritis ..................................................................................................... 7
1. Belajar dan Hasil Belajar Matematika ............................................................ 7
a. Pengertian Belajar ...................................................................................... 7
b. Tipe-Tipe Belajar ....................................................................................... 9
c. Teori-Teori Belajar .................................................................................... 9
d. Definisi Hasil Belajar Matematika........................................................... 11
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar ................. 11
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39
Tabel 3.3 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ...................................................... 41
Tabel 3.4 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa .................................................... 42
Tabel 4.1 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I ...................................................... 52
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siklus I ......................................................................... 52
Tabel 4.3 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II ..................................................... 61
Tabel 4.4 Prestasi Belajar Siklus II ........................................................................ 61
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ........................................ 62 Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siklus I dan Siklus II Menggunakan Model
Inkuiri ....................................................................................................................... 63 Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II Menggunakan Model
Suharsimi (2009) mengatakan bahwa analisis data penelitian ada dua
macam yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.38 Deskriptif
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa angka, sedangkan
deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa informasi
berbentuk kalimat. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan
atau observasi, dokumentasi dan tes untuk mengungkap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Perkalian Dan Pembagian Siswa Kelas III MI. Nurul
Azman Bogor. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif.
1. Tes Hasil Belajar
Adapun langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus
adalah:
a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan analisis deskriptf yaitu analisis yang hanya menggunakan
paparan/sederhana.
b. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Tingkat
keberhasilan berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 x100%
Tabel 3.3 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Nilai Siswa Kategori Hasil Belajar
85-100
70-84
55-69
46-54
0-45
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
Tes hasil belajar siswa yang diperoleh pada akhir siklus dihitung
kemudian dipersentase dan dihitung skor rata-rata kelasnya. Kemudian hasil
data tes dan observasi disajikan secara deskriptif. Rumus untuk menghitung
rata-rata (mean) yaitu sebagai berikut:39
38 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 262 39 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. 18, h. 109.
42
Mean = ΣX
N
Keterangan:
Mean : rata-rata nilai
Σ : tanda jumlah
X : nilai mentah yang dimiliki subjek
N : banyaknya subjek yang memiliki nilai
Sedangkan untuk menghitung presentase siswa yang tuntas KKM
digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase = Jumlah siswa yang tuntas
jumlah siswa X 100%
2. Data Lembar Observasi
Dari data hasil observasi guru dan siswa diolah secara kualitatif . Skor
rata-rata guru dan siswa akan dibagi menjadi empat kategori , yaitu sangat
baik, baik, cukup dan kurang seperti klasifikasi pada tabel.
Tabel 3.4 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa
Skor Kategori
4 Sangat Baik (SB)
3 Baik (B)
2 Cukup (C)
1 Kurang (K)
Analisis dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan saat pertemuan ketika
proses belajar mengajar berlangsung data observasi yang telah diperoleh dari
peneliti dan satu pengamat lainnya juga dihitung persentasenya.
Presentase = Skor total yang digunakan X 100%
Skor Ideal
100% = bilangan tetap (rumus presentase)
Adapun kriteria pengujian
76-100% : Sangat Baik
51-75% : Baik
26-50% : Cukup
0-25% : Kurang
43
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan
berdasarkan analisis refleksi pada siklus yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui kebersasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun
strategi-strategi perbaikan siklus berikutnya. Siklus ini terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Prosedur pelaksanaan perbaikan , apabila
tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar
siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada
siklus II sebagai perbaikan pembelajaran.
Perencanaan pada siklus II adalah mempersiapkan RPP
mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi guru dan siswa,
serta soal-soal tes. Pada perencanaan ini dilakukan perbaikan dari hasil refleksi
di siklus I untuk memperbaiki pembelajaran. Setelah tahap perencanaan
matang , maka dilanjutkan ke tahap pelaksanaan dengan memberikan kembali
tindakan pada siswa melalui pembelajaran Inkuiri. Peneliti berkolaborasi
dengan kolaborator untuk menilai dan mengamati peneliti selaku pengajar dan
aktivitas siswa, serta bersama-sama melakukan refleksi. Penelitian berakhir
apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menggunakan
model Inkuiri untuk peningkatan hasil belajar Matematika siswa.
44
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISA DATA, dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Dari hasil pengamatan penulis, diketahui bahwa selama ini proses
pembelajaran Matematika yang diajarkan di kelas III masih lebih banyak
konvensional, seperti ceramah dan diskusi biasa saja tanpa mengacu
pemahaman maupun keterampilan siswa, sehingga berpusat pada keaktifan
guru saja.
Potensi yang ada pada siswa, seperti memberi kepercayaan bertukar
informasi dalam kelompok, memberikan peluang pada siswa untuk aktif dan
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, serta menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi siswa, masih belum terlihat dalam pembelajaran
menggunakan metode konvensional.
1. Deskripsi MI. Nurul Azman Bogor
Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal yang
sistematis, berstruktur, bertingkat, dan berjenjang. Tujuan Pendidikan Dasar
adalah meletakan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Mengacu kepada tujuan
pendidikan dasar tersebut maka tujuan pendidikan MI. Nurul Azman Bogor
ditingkatkan kedalam Visi dan Misi.
Kondisi fisik MI. Nurul Azman Bogor, sebagai sekolah yang
digunakan tempat penelitian mempunyai kondisi yang baik untuk
menyelenggarakan pendidikan, ditunjang halaman yang cukup luas, bersih, dan
bangunan cukup memadai, walaupun hanya 4 ruangan, namun memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar maksimal. Aktivitas belajar dibagi
kelas pagi dan kelas siang, kelas IA, IB, II, III masuk pagi dan kelas IV, V, VI
masuk siang.
Pendidikan keagamaan dan akhlak memberikan peluang yang baik
untuk berkembang. MI. Nurul Azman yang berada dilingkungan cukup
45
religius yang berdekatan dengan bangunan masjid yang merupakan pusat
kegiatan keagamaan. Kesehatan di MI. Nurul Azman berkembang dengan baik,
sarana yang menunjang dalam kegiatan ini seperti WC dan UKS terpelihara
dengan baik. Kantin sekolah yang diawasi oleh sekolah memungkinkan kepada
siswa untuk membeli makanan yang terjamin kesehatannya, serta memperkecil
kemungkinan pada siswa membeli makanan diluar sekolah. Halaman yang luas
selain sebagai arena bermain ketika istirahat juga sarana latihan ekskul seperti
latihan Rebana, Pramuka, Olahraga, Senam, Latihan Upacara, dan lain
sebagainya.
2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I
Seperti yang di kemukakan pada Bab sebelumnya, bahwa peneliti
berorientasi pada model Inkuiri, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III MI. Nurul
Azman, kecamatan Gunung Putri, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu :
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas dan subjek penelitian. Subjek penelitian adalah siswa
kelas III MI. Nurul Azman
2) Menyiapkan secara matang pokok bahasan dengan empat sub materi, yaitu
perkalian, sifat perkalian, perkalian susun panjang dan susun pendek
disesuaikan dengan SK, KD dan Indikator.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika materi
perkalian dan pembagian dengan mengintergrasikan model pembelajaran
inkuiri.
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan aktifitas siswa dalam penggunaan
bahan ajar untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika
digunakan model pembelajaran Inkuiri
5) Membuat lembar tugas tiap-tiap kelompok.
6) Menyiapkan sumber belajar (buku Paket Matematika kelas III)
7) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran
8) Membuat lembar soal mandiri
46
9) Membuat lembar soal tes akhir untuk mengetahui prestasi belajar siswa
setelah menggunakan model pembelajaran Inkuiri pada siklus I.
10) Menyiapkan alat dokumentasi.
11) Menyusun jadwal penelitian Siklus I:
Penelitian siklus I dilakukan 2 pertemuan, yaitu :
1) Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, tangggal 5 oktober 2015
pada jam I, II, dan III dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
2) Pertemuan kedua dilakukan pada hari Kamis, tanggal 8 Oktober 2015 pada
jam I, II, dan III dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pertemuan ke-1
Hari, Tanggal : Senin, 5 Oktober 2015
Jam Pelajaran : 1, 2 dan 3 (3x35 menit)
Pukul : 07.30-09.15 WIB
Materi : Perkalian
Pelaksanaan tindakan ini yaitu melaksanakan skenario pembelajaran
seperti yang telah direncanakan yaitu model pembelajaran dengan model
inkuiri Terbimbing.
Pertemuan ini dihadiri 30 siswa siswa kelas III. Semua siswa hadir
tidak ada yang izin. Ketika peneliti masuk siswa belum terkondisikan dengan
baik, mereka menanyakan akan belajar apa hari ini ketika peneliti menyiapkan
alat peraga lainnya.
Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap pelaksanaan penerapan
model Pembelajaran Inkuiri adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran di awali dengan berdo’a, dilanjutkan guru mengecek
kehadiran siswa, lalu mengenalkan kolaborator sebagai mitra selama
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
Selanjutnya guru melakukan Apersepsi dengan ice breaking tepuk
semangat.
47
Kemudian guru menyampaikan peta konsep materi yang akan
dipelajari dan menyampaikan sub materi yang akan dipelajari yaitu
perkalian dan sifat perkalian, selanjutnya guru menginformasikan perihal
metode yang akan digunakan adalah model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Sebelum menyajikan materi, guru terlebih dahulu membentuk
siswa dalam 5 kelompok yang anggotanya terdiri dari 6 orang dengan
menggunakan kocokan, dan siswa maju satu persatu untuk mengambil no
kocokan sesuai dengan deretan tempat duduk masing-masing. Dalam
pembagian kelompok ini, kondisi pembelajaran menjadi kurang kondusif,
karena semua siswa merasa kaget dengan pembagian kelompok tersebut,
mereka terbiasa berkelompok dengan pembagian kelompok pilihan mereka
masing-masing. Mereka pun dapat menerima pembagian kelompok tersebut
walau dengan terpaksa.
Guru meminta siswa untuk membaca buku matematika hal 13 Bab
II Judul Operasi Hitung Bilangan (bagian II), setelah itu, guru baru memulai
pengajaran menjelaskan materi dengan media gambar.
Setelah penyajian materi selesai, guru membagikan Lembar Kerja
Kelompok (LKK) dimana lembar tersebut berisi pertanyaan seputar materi
yang harus dijawab siswa dengan cara berdiskusi dan bekerjasama dan
langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing serta kertas HVS. Siswa
mulai mengerjakan tugas yang diberikan dengan seksama dan saling
berkomunikasi untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan. Tahap dalam
pembelajaran inkuiri:
a) Tahap menyajikan masalah, guru memberikan masalah untuk menarik
minat siswa berupa soal teka-teki melalui media gambar yang
ditayangkan pada papan tulis. Soal berupa teka teki angka.
b) Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan dan menuangkannya dalam coretan masing-masing siswa pada
kerta HVS dalam kelompok. Dalam menyusun hipotesis ini terdapat
48
banyak dugaan dan pemahaman pemikiran yang beraneka ragam. Akan
tetapi masih ada siswa yang kurang aktif dalam diskusi dan belum berani
menyatakan pendapatnya. Selain itu ada juga siswa yang merasa dirinya
pintar, sehingga hanya mau mengerjakan tugas tersebut sendiri tanpa
mau berdiskusi dengan kelompoknya. Bersamaan dengan itu guru
membimbing dan mengarahkan yang dimaksud hipotesis/ dugaan berupa
jawaban sementara yang mendekati dengan materi dengan berkeliling.
Bersamaan dengan itu, guru membimbing masing-masing kelompok
untuk menilai proses belajar siswa meliputi keaktifan, keberanian dan
kerjasama.
c) Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis dari pertanyaan-pertanyaan. Tiap kelompok
menginventarisasi/mencatat subkonsep atau alternatif jawaban hasil
diskusi. Namun sayangnya jawaban atau data yang dikumpulkan masih
kurang memuaskan, karena terdapat beberapa jawaban yang asal-asalan.
Guru mencatat hipotesis tiap kelompok dan menganalisa secara bersama
mana data yang mendekati dengan materi.
d) Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan, meski jawaban tidak sesuai dengan
petunjuk dan jawaban. Guru membimbing kembali apakah hasil dari
diskusi tersebut telah yakin benar sesuai dengan materi, jika kelompok
yakin maka siswa dituntut membuat kesimpulan. Guru mencatat di papan
dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru kemudian guru menilai hasil
kerja kelompok.
e) guru mereview materi yang telah dipelajari dan meluruskan kesalah
pahaman yang terjadi. Guru memberikan pemahaman tentang materi jika
masih terjadi kesalahan maka pemahaman siswa tersebut dibetulkan
dengan apa yang mereka baca pada buku paket sebelum pembelajaran
dimulai.
f) Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran siswa dilakukan
oleh kolaborator.
49
Hasil kerja kelompok yang terbaik diminta untuk membuat
kesimpulan dari materi hari ini.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan selama 10 menit untuk melakukan
perenungan kegiatan pembelajaran pada hari ini. Siswa menyebutkan hal-
hal yang telah mereka dipelajari dan kesulitan yang mereka hadapi.
Terdapat beberapa kesulitan yang mereka ungkapkan, seperti teman dalam
kelompok yang tidak mau aktif dan banyaknya jawaban yang harus dijawab
dalam LKK serta terdapat siswa yang masih bingung dengan materi yang
yang dipelajari hari ini. Guru memberi semangat kepada siswa dan bertepuk
tangan bersama-sama. Selanjutnya guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan guru memberikan reward
kepada kelompok yang terbaik untuk memacu kepada siswa yang lain
supaya lebih baik lagi dalam mengerjakan tugasnya yang harus dipelajari di
rumah untuk mendalami materi hari ini dan membaca sub materi
selanjutnya mengenai sifat perkalian, setelah selesai pembelajaran ditutup
dengan doa dan memberi salam kepada siswa.
Pertemuan ke-2
Hari, Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2015
Jam pelajaran : 1, 2, dan 3 (3x35 menit)
Pukul : 07.30-09.15 WIB
Materi : Sifat Operasi Perkalian
Pada pertemuan ini sama pada pertemuan pertama dihadiri 30 siswa
siswa kelas III. Semua siswa hadir tidak ada yang izin. Ketika peneliti masuk
siswa belum terkondisikan dengan baik, mereka menanyakan akan belajar apa
hari ini ketika peneliti menyiapkan alat peraga. Dilanjutkan dengan mengulas
kembali sedikit pokok bahasan pelajaran sebelumnya. Kali ini, siswa mulai
memperhatikan penjelasan guru dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.
Pada saat menerapkan Model Inkuiri siswa sudah lebih faham, serta dalam
mengelompokkan siswa mencari teman satu kelompoknya, peneliti tidak perlu
50
menyuruh-nyuruh lagi, siswa langsung mencari teman satu kelompok dan
membentuk kelompok.
Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap pelaksanaan penerapan
model Pembelajaran Inkuiri pertemuan ke-2 ini pun sama dengan pertemuan
sebelumnya, adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
Melakukan do’a bersama dilanjutkan mengabsen siswa peneliti
menyebutkan materi yang akan dipelajari yaitu mengenai sifat operasi
perkalian dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbimg, siswa
terlihat sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran Inkuiri. Untuk
lebih memotivasi siswa, guru melakukan ice breaking dengan mengajak
siswa untuk bernyanyi “Sifat Operasi Hitung (naik-naik ke puncak
Gunung)”. Sebagian besar siswa ikut bernyanyi dan mereka pun menjadi
lebih bersemangat. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator yang akan dipelajari yaitu menerangkan materi sifat operasi
perkalian. Guru menginformasikan tentang pembelajaran dan model yang
digunakan pada pembelajaran yaitu masih dengan model inkuiri
Terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan ini sama dengan pertemuan pertama
hanya saja sebelum memulai pengajaran, siswa diminta duduk dalam
kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan pertama. Masing-masing
kelompok tampak lebih siap dari pada pertemuan sebelumnya. Guru
meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan hasil temuannya. Seperti
pada pembelajaran pertemuan sebelumnya, masih banyak siswa yang belum
aktif memberikan pendapatnya. Guru membimbing setiap kelompok agar
mereka dapat mengeluarkan pendapatnya baik melalui lisan ataupun tulisan.
Tahap dalam pembelajaran inkuiri:
a) Tahap ini guru langsung memberikan LKK dan kertas HVS, dilanjutkan
dengan guru menyajikan masalah melalui media gambar yang
ditayangkan pada papan tulis. Agar siswa memahami jawaban yang
51
ditanyakan, maka masing-masing siswa diminta untuk membaca materi
dalam buku paket.
b) Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan dan menuangkannya dalam coretan masing-masing siswa
dalam kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan
hasil temuannya. Guru berkeliling mengamati kegiatan siswa dalam
diskusi dan sesekali memberi membimbing setiap kelompok agar mereka
dapat mengeluarkan pendapatnya baik melalui lisan ataupun tulisan.
c) Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis kelompoknya dari pertanyaan-pertanyaan. Tiap
kelompok menginventarisasi/mencatat sub konsep atau alternatif jawaban
hasil diskusi. Guru berkeliling dan memberikan bimbingan serta
mengingatkan kembali cara/langkah dalam membuat dugaan, apakah
sudah sesuai dengan materi, serta menilai proses belajar siswa.
d) Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan. Guru membantu siswa membuat
kesimpulan yang benar. Guru meminta siswa perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Hanya ada 2 perwakilan
kelompok yang berani maju ke depan kelas. Mereka masih terlihat malu
dan gugup ketika berada di depan kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, karena pandangan semua siswa tertuju padanya.
Dengan bimbingan guru akhirnya siswa dapat berbicara di depan kelas
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan 10 menit untuk mereview materi yang
telah dipelajari dan meluruskan kesalah pahaman yang terjadi. Siswa
menyebutkan secara lisan hal-hal yang telah mereka pelajari dan kesulitan
yang mereka alami. Siswa mengungkapkan bahwa materi pada pertemuan
kedua ini lebih mudah dipahami dan tidak terlalu membingungkan
dibandingkan materi pada pertemuan pertama, selain masing-masing
anggota kelompok juga sudah lebih kompak daripada pertemuan
sebelumnya. Guru memberikan tugas terstruktur yang berupa tugas rumah
52
kepada siswa untuk dikerjakan bersama kelompoknya masing-masing untuk
mendalami materi pada pertemuan pertama dan kedua, setelah selesai
pembelajaran ditutup dengan do’a dan memberi salam kepada siswa.
Setelah selasai dilaksanakan proses pembelajaran dengan model
inkuiri terbimbing langkah terakhir dalam siklus ini adalah siswa diberikan
ulangan akhir siklus I (soal tes siklus I).
Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dapat
dilihat dari analisis tes formatif, tabel, grafik dan daftar nilai sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I
Jumlah
Siswa
Nilai yang Diperoleh Jumlah
Nilai
Rata
Rata 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
30 - - 1 8 5 10 3 3 - - 1650 55
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Presentase
Belum Tuntas <70 24 80 %
Tuntas ≥70 6 20 %
Gambar 4.1 Grafik Prestasi Belajar Siklus I
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap observasi ini, kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dilakukan oleh dua orang
observer, yaitu guru kelas III sendiri dan guru kelas lain (kolaborator).
Pencatatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada model
inkuiri terbimbing meliputi aktivitas guru dan siswa. Selain itu juga
kolaborator melakukan dokumentasi berupa foto-foto. Setelah data terkumpul,
0
5
10
15
20
25
Belum Tuntas Tuntas
24
6
ketuntasan
53
dilakukan rekapitulasi terhadap hasil pencatatan pelaksanaan pembelajaran
melalui model inkuiri.
Hasil pengamatan dengan menggunakan model inkuiri pada silkus I
diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa
kekurangan dalam tahapan tiap-tiap pertemuan. Beberapa kejadian yang
terjadi pada proses pembelajaran antara lain:
a.) Keantusiasan siswa dalam mendengarkan penjelasan materi oleh guru
cukup baik. Namun ternyata masih banyak beberapa siswa yang asik
berbicara dengan temannya ketika guru sedang menjelaskan materi.
Keseriusan siswa membaca buku terkait materi masih rendah. Masih
banyak siswa yang hanya melihat-lihat gambar. Selain itu beberapa siswa
lebih banyak bercanda dan berbicara dengan temannya.
b.) Keberanian siswa berkemampuan rendah belum terlihat dalam
menyampaikan pendapat ketika diskusi dalam kelompok, sedangkan
siswa berkemampuan tinggi dan sedang terlihat berani dalam
mengeluarkan pendapatnya.
c.) Kekompakan dalam kelompok sudah cukup baik hubungan kerjasama
antar siswa sudah terlihat adanya saling mengisi antara siswa
berkemampuan tinggi dan sedang dengan siswa berkemampuan rendah,
walaupun masih ada beberapa kelompok yang terlihat ketidak kompakan
hubungan antara anggotanya. Hal tersebut membuat diskusi berjalan
lambat , sehingga banyak waktu yang terbuang untuk hal-hal yang
kurang efektif.
d.) Kemampuan kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan guru pada tahap menganalisa dan mengumpulkan data masih
kurang baik. Siswa yang berkemampuan tinggi cenderung ingin
menyelesaikan sendiri tanpa diskusi, sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah hanya diam saja dalam diskusi. Sehingga terlihat
kesenjangan antar siswa.
54
d. Refleksi (Reflecting)
Gambaran umum pelaksanaan siklus I yang merupakan siklus awal
diperoleh data bahwa hasil akhir mengalami peningkatan dibanding sebelum
memakai model pembelajaran innkuiri terbimbing walaupun belum maksimal,
masih banyak siswa yang proses belajarnya kurang optimal, sehingga perlu
adanya perbaikan-perbaikan.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong
kategori baik, tetapi dari siswa perlu ditingkatkan lagi keaktifannya. Dari hasil
observasi terdapat kelebihan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, masih
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan pencapaian indikator
yang harus dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1) Peneliti dan kolaborator masih menemukan beberapa siswa yang mengalami
kesulitan memahami materi . Hal ini sangat tampa ketika membuat hipotesis
dan kesimpulan. Tindakan selanjutnya peneliti akan memfokuskan
penyajian materi agar materi yang disampaikan tidak keluar dari
pembahasan dan siswa lebih mudah memahami.
2) Keseriusan siswa membaca dan memahami materi yang berasal dari sumber
buku masih sangat rendah, karena siswa hanya asik melihat-lihat saja dan
bercanda dengan teman. Suasana seperti ini akan ditindak lanjuti dengan
peningkatan pengawasan peneliti dan mangawasi siswa ketika diminta
untuk membaca buku terkait materi yang dipelajari.
3) Keaktifan siswa keseluruhan belum sepenuhnya aktif dalam tugas
kelompok, karena dari beberapa siswa cenderung mengandalkan temannya
yang lebih menguasai materi untuk menyelesaikan tugas. Suasana seperti ini
akan ditindak lanjuti peneliti untuk lebih memotivasi dan meningkatkan
peraturan untuk memperketat pelaksanaan diskusi agar siswa sepenuhnya
aktif dalam kelompok dan fokus terhadap pembahasan diskusi.
4) Siswa masih belum berani mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi. Hal
tersebut berhubungan dengan pemahaman siswa yang kurang, sehingga
timbul ketidak percayaan diri. Suasana seperti ini akan ditindak lanjuti
55
dengan memberi kesempatan kepada siswa lebih banyak bertanya mengenai
materi.
5) Kerjasama dan kekompakan dalam kelompok dirasa masih sangat kurang,
apa lagi terjadi perang mulut antar siswa. Suasana seperti ini akan
ditindaklanjuti peneliti dengan menukar anggota kelompok berdasarkan
kemampuan yang heterogen dari hubungan baik antar siswa.
6) Pembelajaran siklus I berdasarkan RPP, hanya saja menurut peneliti pada
tahan nipotesis dan kesimpulan dirasa masih kurang waktunya. Sehingga
perlu ditambah satu jam lagi (1x35 menit) agar siswa dapat menikmati
proses pembelajaran dan memahami materi Perkalian yang tentunya
diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, peneliti mengakui bahwa
siklus I belum mencapai hasil yang maksimal dan harus dilanjutkan ke siklus II
agar hasil belajar seluruh siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM). Dari 30 siswa, hanya 6 siswa yang nilainya mencapai KKM 70.
Sedangkan 24 siswa lainnya memperoleh nilai dibawah KKM.
Meski demikian, siswa mulai melakukan pembelajaran yang
diharapkan peneliti yakni aktif, berani, bekerjasama, dan saling berinteraksi
untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama dalam berdiskusi
3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil reflesi pada siklus I, maka proses pembelajaran
dilanjutkan ke siklus II dengan merancang perbaikan yang lebih menekankan
pada hal-hal yang belum terlaksana pada siklus I.
Dalam siklus II materi yang dibahas lanjutan dari materi siklus I,
tetapi bukan pengulangan materi siklus I. Uraian tiap tahapan siklusnya adalah:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas dan subjek penelitian siswa kelas II MI. Nurul Azman
Bogor.
2) Menyiapkan secara matang pokok bahasan. Membuat perbaikan bahan ajar
dengan pendekatan inkuiri terbimbing, berdasarkan hasil refleksi dari siklus
I bersama dengan kolaborator.
56
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika materi
Perkalian dengan mengintergrasikan model pembelajaran inkuiri seperti
pada siklus I tetapi pada siklus II menyelesaikan soal cerita
4) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dalam penggunaan bahan ajar.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
6) Menyiapkan perlengkapan untuk menunjang pembelajaran.
7) Menyiapkan soal tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
melakukan siklus II.
8) Menyiapkan alat dokumentasi.
9) Menyusun jadwal penelitian siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan dengan 2 pertemua, yaitu:
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015 pada
jam I, II, dan III dengan alokasi waktu 3x35 menit.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 19 Oktober 2015 pada jam I,
II, dan III dengan alokasi waktu 3x35 menit.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pertemuan ke-1
Hari, Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015
Jam Pelajaran : 1, 2, dan 3 (3x35 menit)
Meteri : melakukan perkalian dengan cara susun panjang
1). Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran diawali dengan berdo’a. Kemudian guru mengecek
kehadiran siswa dan memperkenalkan kolaborator. Guru melakukan
apersepsi dan memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus I agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, serta
tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil pada
pembelajaran siklus I.
Kemudian guru menyampaikan sub materi yang akan dipelajari
yaitu perkalian susun panjang. Selanjutnya guru menginformasikan tujuan
pembelajaran dan menginformasikan kembali penggunaan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing (10 menit).
57
2). Kegiatan Inti
Sebelum menyajikan materi, guru mengorganisasikan siswa ke
dalam 5 kelompok, dimana 1 kelompok terdiri dari 6 orang dengan
kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok ini tentunya berbeda
dengan pembentukan kelompok sebelumnya pada siklus I. Siswa tampak
lebih senang dengan kelompok yang baru, namun ada beberapa siswa yang
murung.
Guru meminta masing-masing siswa untuk membuka buku dan
membacanya dengan sub materi perkalian susun panjang. Hal ini bertujuan
agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan membaca
terlebih dahulu secara mandiri. Guru melakukan pengawasan agar seluruh
siswa aktif dalam membaca buku.
Selanjutnya guru menginformasikan memulai pada tahap
pembelajaran inkuiri:
a). Guru membagi Lembar Kerja Kelompok (LKK) pada tiap-tiap kelompok,
dimana lembar tersebut berisi petunjuk/ langkah-langkah serta
pertanyaan seputar materi yang harus dijawab siswa dengan cara
berdiskusi atau bekerjasama dalam kelompok.
b). Tahap menyajikan masalah, peneliti memberikan masalah berupa soal
cerita, untuk menarik minat siswa. Disini siswa mulai bertanya-tanya
dengan masalah baru yang berupa soal cerita. Guru memberikan
informasi bahwa soal cerita maupun angka cara penyelesainya sama.
c). Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan. Siswa mulai mengerjakan tugas yang diberikan dengan
seksama dan saling berinteraksi untuk dapat menjawab pertanyaan. Guru
meningkatkan pengawasan agar diskusi dapat berjalan lebih baik
dibandingan dengan siklus I. Bantuan individual diberikan kepada siswa
yang mengalami masalah dalam penguasaan materi.
d). Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis dari pertanyaan-pertanyaan. Siswa yang
berkemampuan tinggi sudah mulai membuka diri untuk mendengarkan
58
pendapat temannya, sehingga siswa berkemampuan rendah pun tampak
berani dan percaya diri dalam mengikuti diskusi dan berusahan untuk
menemukan jawaban. Pada saat siswa berdiskusi guru berkeliling untuk
menilai proses belajar siswa.
e). Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan. Pengalaman hasil tes siklus I sangat
memberikan tanggung jawab kepada siswa dalam memperhatikan dan
mendengarkan materi yang disampaikan. Guru meninjau cara kerja
siswa, dan sesaat membantu siswa yang menghadapi kesulitan.
f). Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran siswa
3). Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan 10 menit melakukan perenungan
kegitan pembelajaran pada hari ini. Siswa mengaku lebih senang dengan
kelompok yang sekarang, karena semua anggota dalam kelompok mau lebih
kompak dan mau bekerjasama untuk menyelesaikan tugas. Selanjutnya guru
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok untuk mendalami materi hari
ini dan membaca sub materi selanjutnya mengenai melakukan perkalian
dengan cara susun pendek. Menutup dengan doa dan memberi salam.
Pertemuan ke-2
Hari, Tanggal : Senin, 19 Oktober 2015
Jam Pelajaran : 1, 2, dan 3 (3x35 menit)
Materi : Melakukan perkalian dengan cara susun pendek
1). Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran diawali dengan berdo’a. Kemudian guru mengecek
kehadiran siswa dan memperkenalkan kolaborator. Guru melakukan
apersepsi dan memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus I agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, serta
tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil pada
pembelajaran siklus I.
59
Kemudian guru menyampaikan sub materi yang akan dipelajari
yaitu perkalian susun panjang dan susun pendek. Selanjutnya guru
menginformasikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan kembali
penggunaan model pembelajaran inkuiri Terbimbing (10 menit).
2). Kegiatan Inti
Pada pertemuan ini sama pada pertemuan pertama dihadiri 30
siswa siswa kelas III. Semua siswa hadir tidak ada yang izin. Ketika peneliti
masuk siswa belum terkondisikan dengan baik, mereka menanyakan akan
belajar apa hari ini ketika peneliti menyiapkan alat peraga. Dilanjutkan
dengan mengulas kembali sedikit pokok bahasan pelajaran sebelumnya.
Kali ini siswa mulai memperhatikan penjelasan guru dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya. Pada saat menerapkan Model Inkuiri siswa sudah
lebih faham, serta dalam mengelompokkan siswa mencari teman satu
kelompoknya, peneliti tidak perlu menyuruh-nyuruh lagi, siswa langsung
mencari teman satu kelompok dan membentuk kelompok.
Guru meminta masing-masing siswa untuk membuka buku dan
membacanya dengan sub materi perkalian susun panjang dan susun pendek.
Hal ini bertujuan agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
dengan membaca terlebih dahulu secara mandiri. Guru melakukan
pengaawasan agar seluruh siswa aktif dalam membaca buku.
Selanjutnya guru menginformasikan memulai pada tahap
pembelajaran inkuiri:
a). Guru membagi Lembar Kerja Kelompok (LKK) pada tiap-tiap kelompok,
dimana lembar tersebut berisi petunjuk/ langkah-langkah serta
pertanyaan seputar materi yang harus dijawab Siswa dengan cara
berdiskusi atau bekerjasama dalam kelompok.
b). Tahap menyajikan masalah, peneliti memberikan masalah berupa soal
cerita, untuk menarik minat siswa. Siswa sudah mulai terbiasa dengan
soal cerita. Guru membimbing siswa yang masih mengalami
kebingungan.
60
c). Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan. Siswa mulai mengerjakan tugas yang diberikan dengan
seksama dan saling berinteraksi untuk dapat menjawab pertanyaan.
Tanpa diperinta siswa sudah ada yang langsung membuat hipotesis/
dugaan. Guru meningkatkan pengawasan agar diskusi dapat berjalan
lebih baik dibandingan dengan siklus I. Bantuan individual diberikan
kepada siswa yang mengalami masalah dalam penguasaan materi.
d). Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis dari pertanyaan-pertanyaan. Siswa yang
berkemampuan tinggi sudah mulai membuka diri untuk mendengarkan
pendapat temannya, sehingga siswa berkemampuan rendah pun tampak
berani dan percaya diri dalam mengikuti diskusi dan berusahan untuk
menemukan jawaban. Pada saat siswa berdiskusi guru berkeliling untuk
menilai proses belajar siswa.
e). Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan. Guru meninjau cara kerja siswa, dan
sesaat membantu siswa yang menghadapi kesulitan.
f). Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran siswa
3). Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan 10 menit melakukan perenungan
kegitan pembelajaran pada hari ini. Siswa mengaku lebih senang dengan
kelompok yang sekarang, karena semua anggota dalam kelompok mau lebih
kompak dan mau bekerjasama untuk menyelesaikan tugas. Selanjutnya guru
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok untuk mendalami materi hari
ini dan membaca sub materi selanjutnya mengenai pembagian. Menutup
dengan doa dan memberi salam.
Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II dapat
dilihat dari analisis tes formatif, tabel, grafik dan daftar nilai sebagai
berikut:
61
Tabel 4.3 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II
Jumlah
Siswa
Nilai yang Diperoleh Jumlah
Nilai
Rata
Rata 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
30 - - - - - 5 6 10 9 - 2330 78
Tabel 4.4 Prestasi Belajar Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Prosentase
Belum Tuntas <70 5 17 %
Tuntas >70 25 83 %
Gambar 4.2 Grafik Prestasi Belajar Siklus II
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada siklus II kegiatan obsevasi pelaksanaan pembelajaran melalui
model inkuiri juga dilakukan oleh satu observer. Keterlaksanaan pembelajaran
telah banyak mengalami peningkatan dan dapat digolongkan ke dalam kriteria
baik. Setelah dilaksanakan tindakan siklus II, dari 30 siswa kelas III MI. Nurul
Azman, hanya 5 siswa yang masih memperoleh nilai di bawah KKM.
Sebanyak 25 siswa lainnya sudah dapat mencapai nilai KKM atau 83% tuntas.
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, di peroleh deskripsi bahwa
menggunakan model inkuiri kemampuan siswa kelas III Semester I Tahun
Pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran Matematika perkalian terjadi
peningkatan pemahaman, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi perbaikan
pembelajaran Siklus I, dengan kelompok pula siswa bersemangat, siswa yang
kurang aktif dalam diskusi kelompok, menjadi lebih aktif.
0
5
10
15
20
25
Belum Tuntas Tuntas
5
25
ketuntasan
62
Gambaran umum pelaksanaan siklus II ini sudah baik sudah ada
peningkatan. Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan model
inkuiri mengalami peningkatan yang baik dibanding siklus I.
B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,
yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Penelitian tindakan kelas ini memperoleh data kuantitatif berupa hasil
belajar Matematika yang menunjukkan adanya peningkatan pada setiap
siklusnya. Peningkatan tersebut mencakup pada perolehan nilai hasil belajar
baik secara individu masing-masing maupun rata-rata keseluruhan, selain itu
juga mencakup peningkatan persentasi keberhasilan siswa dalam mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Nilai tes hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada siklus I terdapat 6 siswa yang nilainya
mencapai KKM dan 24 siswa yang nilainya mendapatkan nilai dibawah KKM.
Pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar dengan 25 siswa nilainya
mencapai KKM. Hanya 5 siswa yang masih belum dapat mencapai KKM.
Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil belajar siswa selama
penelitian tindakan kelas ini berlangsung :
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Matematika Kelas III (KKM 70)
NO Statistik Siklus I Siklus II
1. Nilai Terendah 30 60
2. Nilai Tertinggi 80 90
3. Tuntas 6 siswa 25 siswa
4. Belum Tuntas 24 siswa 5 siswa
5. Rata-rata 55 78
6. Persentase Keberhasilan 20 % 83 %
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I ketuntasan yang
didapat siswa 20 % sedang yang belum tuntas 80 %. Dan pada proses
perbaikan pembelajaran Siklus II dilakukan perbaikan atas kekurangan pada
siklus I ternyata pada perbaikan pembelajaran ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa dengan hasil belajar mencapai ketuntasan 83 %.
63
Gambar 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Dari hasil aktivitas guru dan siswa, maka didapatkan data pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siklus I dan Siklus II Menggunakan Model
Inkuiri
No Instrumen Siklus
I Keterangan
Siklus
II Ket
1 Tes Siswa 55
Nilai Rata-rata
Kurang
KKM
Tidak Tercapai
78
Nilai rata-rata
Tinggi
KKM
Tercapai
2 Lembar Observasi Kesiapan
Menerima Pelajaran 43% Baik 68% Baik Sekali
3 Lembar Observasi KBM 55,26% Baik 81,80% Baik Sekali
4 Observasi aktivitas Guru 42,50% Baik 70% Baik Sekali
Pada siklus I aktivitas siswa secara keseluruhan daam proses
pembelajaran matematika yang mewakili aspek penilaian keaktifan, keberanian
dan kerjasama perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar
siswa masih terlihat pasif, tidak ikut berperan aktif dalam diskusi, tidak
percaya diri, dan belum dapat bekerjasama dengan baik dalam mengikuti
proses pembelajaran Matematika. Siklus II siswa lebih tertib, hal ini didasari
pengorganisasian kelompok yang lebih baik dari siklus I. Hal
tersebutmenimbulkan kekompakan siswa, sehingga siswa antusias dalam
mendengarkan penjelasan guru dan berusaha untuk membentuk rasa saling
bergantung, kerjasama dan nyaman dalam kelompok. Siswa sudah dapat
membuka diri untuk aktif ikut serta dalam berdiskusi.
30
60
80
90
55
78
20% 83%0
20
40
60
80
100
Siklus I Siklus II
nilai terendah nilai tertinggi rata-rata presentase
64
Kebiasaan siswa memilih teman kelompoknya sendiri tanpa
pengorganisasian dari guru membuat siswa menjadi tidak siap dan enggan
menerima kelompok yang dibentuk aleh guru berdasarkan kemampuan yang
heterogen. Penggunaan gambar dalam menjelaskan materi dinilai sangat baik
karena siswa tampak antusias melihat gambar-gambar yang ditampilkan terkait
materi dan tentunya menjadi cara membantu siswa memahami materi.
Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa membuat siswa malas untuk
bertanya.
Guru masih bingung untukmengatus siswa agar tenang dalam
pembelajaran, sehingga ketika sudah siap, siswa menjadi tidak bisa diatur dan
sangat sulit diminta duduk tenang dalam kelompok masing-masing. Dalam
memandu jalannya metode inkuiri, guru dinilai cukup baik, namun sangat
disayangkan membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang ditetapkan.
Pada siklus II guru lebih memahami siswa dengan pembentukan
kelompok selain berdasarkan kemampuan heterogen, juga didasarkan
kekompakan hubungan antar siswa. Ketika siswa nyaman dengan
kelompoknya maka yang dilihat adalah siswa lebih mengerti satu sama lain dan
berusaha kompak untuk aktif berdiskusi serta merasa bergantungan satu sama
lain. Guru terlihat lebih fokus dan menguasai kelas dalam tahap pengajaran
serta peningkatan pengawasan dan bimbingan pada diskusi kelompok. Dengan
meningkatnya aktivitas guru hasil belajar matematika siswa melalui
pembelajaran model inkuiri terbimbing pun mengalami peningkatan , seluruh
siswa mendapat nilai mencapai KKM bahkan melampaui KKM sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini merupakan pembahasan yang
mengarah pada hasil observasi selama penelitian. Proses kegiatan belajar
mengajar yang baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus menentukan model-model yang akan
digunakan dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan guru. Misalnya saja pada mata pelajaran Matematika pada materi
65
perkalian sangat cocok digunakan Model Inkuiri Terbimbing. Proses
pembelajaran dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar yang
tinggi sehingga proses pembelajaran dapat bekualitas, baik segi kognitif,
afektif dan psikomotor.
Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan tahapan penelitian kelas,
yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat aktivitas dan hasil belajar siswa yang dilakukan dua siklus.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus I diperoleh hasil
belajar siswa yang masih harus ditingkatkan lagi, karena masih ada siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Pada Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa karena upaya
perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan menggunakan media
pembelajaran power point. Pada siklus satu skor nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa sebesar 55 dan mengalami peningkatan menjadi 78 pada
siklus kedua. Peningkatan skor nilai kemampuan hasil belajar matematika
siswa dari siklus satu ke siklus kedua juga dapat diketahui dari banyaknya
siswa yang memperoleh skor nilai dibawah dan diatas rata-rata, skor nilai
median dan modus hasil belajar matematika siswa pada masing-masing siklus
sesuai dengan jumlah data siswa saat dilakukannya tes.
Model pembelajaran Inkuiri dilakukan dengan langkah-langkah dan
cara kerja yang lebih baik pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus
pertama, siswa dimotivasi untuk lebih aktif dalam mengerjakan tugas, diajak
berani presentasi, saling bertanya dan saling membantu antar siswa. Setelah
siswa melakukan diskusi kemudian mereka mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
Selama penelitian berlangsung menggunakan Model Inkuiri setiap
siklusnya ada beberapa kelemahan dari Model Inkuiri yang peneliti temui
yaitu: 1). membutuhkan persiapan dan media berupa Alat peraga sebelum
66
kegiatan berlangsung, 2) apabila guru kurang bisa mengendalikan kelas maka
suasana kelas akan menjadi gaduh.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II Menggunakan
Model Inkuiri
No Instrumen SI Ket SII Ket
1 Tes Siswa 55
Nilai Rata-rata
Kurang
KKM
Tidak Tercapai
78
Nilai rata-rata Tinggi
KKM
Tercapai
2
Lembar
Observasi
Kesiapan
Menerima
Pelajaran
43 % Baik 68% Baik Sekali
3 Lembar
Observasi KBM 55,26% Baik 81,8% Baik Sekali
4
Pedoman
Wawancara
Siswa
47,36% Cukup 98% Baik Sekali
5 Observasi
aktivitas Guru 42,50 % Baik 70 % Baik Sekali
6 Pedoman
Wawancara Guru
Pada siklus I guru melakukan model
Inkuiri.
Siswa kesulitan mengikuti
pembelajaran materi Perkalian dengan
menggunakan peta konsep yang dibuat
guru.
Guru mengalami kesulitan
menyampaikan karena beberapa siswa
diantaranya selalu gaduh tak terarah di
kelas
Nilai rata-rata siswa tidak memuaskan
diantaranya masih ada 24 siswa yang
nilainya dibawah KKM
Pada siklus II Penerapan
Model Inkuiri membuat
siswa lebih cepat paham,
menarik, dan
menyenangkan.
Model Inkuiri sesuai
untuk pelajaran
Matematika khususnya
pada materi perkalian.
Siswa dan guru sudah
mengenal Model Inkuiri
karena sudah terbiasa
menggunakan Model
Inkuiri.
Nilai rata-rata siswa
seluruhnya sudah diatas
KKM setelah
menggunakan Model
Inkuiri
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat dikatakan bahwa
pembelajaran siklus II telah memperbaiki kelemahan yang terjadipada siklus I.
Perbaikan dan perubahan tersebut memiliki dampak positif bagi siswa terutama
hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika di
kelas. Dari hasil inilah penelitian tindakan kelas melalui model pembelajarn
inkuiri terbimbing sudah dapat dikatakan berhasil dengan meningkatnya hasil
belajar matematika siswa kelas III di MI. Nurul Azman Bogor.
67
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
materi perkalian dan pembagian siswa kelas III MI Nurul Azman Bogor.
Hal tersebut dibuktikan dari beberapa hasil pada siklus I yaitu sebagai
berikut; nilai rata-rata kelas meningkat 55 hanya 20% dari siswa yang ada.
Kemudian pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 78,
nilai tersebut sudah mencapai KKM dan telah mencapai kriteria
keberhasilan dimana siswa memperoleh nilai 70. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas III MI Nurul
Azman Bogor.
2. Model Inkuiri juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal tersebut
dibuktikan dari kesiapan menerima pelajaran pada siklus I hanya 43%
meningkat menjadi 68% pada Siklus II, ini membuktikan bahwa aktivitas
siswa kelas III MI Nurul Azman Bogor mata pelajaran Matematika materi
perkalian dan pembagian meningkat, dari tidak siap menjadi siap, dari tidak
suka berkelompok dan berdiskusi menjadi suka.
B. Implikasi
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan:
a. Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya
b. Sebagai bahan pertimbangan penerapan proses pembelajaran
c. Sebagai gambaran dan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-
langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran Matematika
68
2. Implikasi Praktis, dapat diterapkan pada proses pembelajaran Matematika di
MI. Nurul Azman, bahwa hasil belajar pada pembelajaran Matematika dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran Inkuiri
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Guru:
a. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam
pembelajaran Matematika yang disesuaikan dengan materi pelajaran,
agar proses belajar mengajar lebih menarik dan menyenangkan.
b. Guru menggunakan model pembelajarn yang kreatif dan inovatif, agar
memudahkan siswa menyerap meteri yang diajarkan dan suasana kelas
menjadi bersemangat.
c. Guru yang sudah memahami model pembelajaran inkuiri dapat membagi
pengetahuannya kepada guru yang lain, sehingga guru di sekolah tersebut
dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri.
2. Bagi Siswa, hendaknya dapat saling menghargai pendapat orang lain,
belajar mengeluarkan pendapat dan juga dapat bekerjasama dengan dengan
baik, agar dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan pada materi yang
diajarkan.
3. Bagi Sekolah:
a. Sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru untuk selalu
mengembangkan pembelajaran yang berkualitas salah satunya dengan
menerapkan model pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran.
b. Sekolah diharapkan memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pembelajaran yang berkualitas.
c. Sebagai dasar pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan
dinamis dalam upaya pencapaian Standar Proses Pembelajaran.
4. Bagi Peneliti lain, hasil Penelitian ini dapat dijadikan masukan pengalaman
atau dukungan pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk
mengembangkan model dan media pembelajaran.
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007.
Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Diva Pers, Cet. 1, 2013.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. 4, 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. 4, 2010.
Herman, Tatang, dkk. Pendidikan Matematika I. Bandung, Cet. 1, 2007.
Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Cet. 6, 2014.
Masitoh. dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.