Top Banner
PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Disusun oleh : Tara Shabilla NIM : 16.I1.0131 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019
48

PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

Dec 21, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN

FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD

CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Disusun oleh :

Tara Shabilla

NIM : 16.I1.0131

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2019

Page 2: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

ii

Page 3: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat melaksanakan kerja praktek periode Januari-Februari 2019

di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle dan dapat menyelesaikan

laporan kerja praktek yang berjudul “PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM

DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT.

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE SEMARANG” dengan

baik. Penyelesaian Laporan Kerja praktek ini dilakukan untuk syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini, Penulis tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MScselaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

2. Ibu Meiliana, S. Gz, M.S. selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah

membantu Penulis dalam penyusunan proposal dan pelaksanaan Kerja Praktek.

3. Ibu Dr. A. Rika Pratiwi. Msi. selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan Kerja

Praktek yang telah meluangkan waktu untuk memberi saran dan memberi dukungan

kepada Penulis.

4. Bapak Adi Wiratno selaku HRD yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

dapat melakukan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Semarang.

5. Bapak Despan Rajagukguk selaku BPDQCM yang telah membimbing dan

memberikan kesempatan pada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

6. Bapak Boshido Bening selaku QC Process Supervisor yang telah membimbing dan

menerima Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

Page 4: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

iv

7. Bapak Priyanto, Mas Dharu, Bapak Amal, Bapak Widi, Mas Andy, Bu Ambar, Mas

Radit, Bapak Ardito selaku QC RM, QC Process, QC seasoning dan QC Finished

Good yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan mengenai pengawasan

mutu bahan baku, seasoning, proses produksi, hingga produk jadi.

8. Mas Arief, Mas Didin, Bapak Aris, Bapak Usman, Bapak Rochmat selaku QC Analis

laboratorium yang telah membimbing dan mengajarkan Penulis tentang metode

analisis selama Kerja Praktek.

9. Seluruh karyawan QC PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Semarang yang telah membantu dan memberikan pengetahuan kepada Penulis

selama kegiatan Kerja Praktek.

10. Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan serta motivasi sehingga

Penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek dengan baik.

11. Dinda Ayu Pratiwi dan Brigitta Eka Wulan selaku teman Kerja Praktek Penulis,

yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada Penulis sehingga

Kegiatan dan pembuatan Laporan Kerja Praktek dapat berjalan dengan baik.

12. Semua Pihak yang telah membantu Penulis selama kegiatan Kerja Praktek maupun

saat pembuatan Laporan Kerja Praktek yang Penulis tidak dapat sebutkan satu per

satu.

Demikian pula Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari kata

sempurna. Segalakritik dansaran yang membangun sangat diharapkan demi kebaikan

penulis di masa mendatang. Akhir kata, Penulis berharap semoga Laporan Kerja

Praktek ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang pada umumnya bagi

mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata.

Semarang, 7 Maret 2019

Penulis,

Tara Shabilla

Page 5: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

1. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................................. 1

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek................................................................... 2

1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan .......................................................................... 2

2. PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................................... 3

2.1. Lokasi dan Sejarah Perusahaan .......................................................................... 3

2.2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ........................................................................ 3

2.3. Logo Perusahaan ................................................................................................ 4

2.4. Struktur Organisasi ............................................................................................. 4

3. SPESIFIKASI PRODUK .......................................................................................... 7

3.1. Produk yang Dihasilkan ..................................................................................... 7

4. PROSES PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU .......................................... 10

4.1. Bahan Baku ...................................................................................................... 10

4.2. Proses Produksi ................................................................................................ 11

4.3. Pengawasan Mutu ............................................................................................. 13

5. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 19

5.1. Prinsip Kerja Alat Rotary Evaporator .............................................................. 19

5.2. Pengolahan limbah laboratorium dengan alat Rotary Evaporator .................... 20

6. PENUTUP ............................................................................................................... 29

6.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 29

6.2. Saran ................................................................................................................. 29

7. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 30

8. LAMPIRAN ............................................................................................................ 33

8.1. Perhitungan................................................................................................................. 33

Page 6: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

vi

8. 2. Plagscan ............................................................................................................... 39

8.3. Kartu Bimbingan .......................................................................................................... 39

8.4. Absensi Kerja Praktek .................................................................................................. 40

Page 7: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Lama Proses PermunianLimbah Laboratorium Menggunakan

Parameter Suhu ............................................................................................................... 22

Tabel 2. Hasil Uji Lama Proses PermunianLimbah Laboratorium Menggunakan

Parameter Tekanan ......................................................................................................... 23

Tabel 3. Hasil uji lama proses permunianLimbah Laboratorium menggunakan parameter

kecepatan ........................................................................................................................ 23

Tabel 4. Hasil Uji FFA Menggunakan Isopropanol Murni ............................................ 24

Tabel 5. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 45°C, 140

mmBar, 70 rpm ............................................................................................................... 25

Tabel 6. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 50°C, 140

mmBar, 70 rpm ............................................................................................................... 25

Tabel 7. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 140

mmBar, 70 rpm ............................................................................................................... 25

Tabel 8. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 135

mmBar, 70 rpm ............................................................................................................... 26

Tabel 9. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 145

mmBar, 70 rpm ............................................................................................................... 26

Tabel 10. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 135

mmBar, 75 rpm ............................................................................................................... 26

Tabel 11. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 135

mmBar, 80 rpm ............................................................................................................... 27

Tabel 12. Hasil perbandingan uji FFA menggunakan isopropanol murni dan daur ulang

....................................................................................................................................... .27

Page 8: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi NoodleSemarang. ....... 4

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

NoodleSemarang ............................................................................................................... 5

Gambar 3.Varian Rasa Produk Indomie ........................................................................... 7

Gambar 4. Varian Rasa Produk Supermi .......................................................................... 7

Gambar 5. Varian Rasa Produk Sarimi ............................................................................ 8

Gambar 6. Varian Rasa Produk Mie Sakura ..................................................................... 8

Gambar 8. Varian Rasa Produk Pop Mie ......................................................................... 9

Gambar 9. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam ...................................................................... 9

Gambar 10. Alat Rotary Evaporator ............................................................................... 21

Page 9: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan teknologi berbagai bidang kehidupan berkembang sangat

pesat, terutama pada bidang pangan. Perkembangan pada bidang pangan salah satunya

dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup yaitu makanan cepat saji atau makanan instan.

Contoh makanan cepat saji yang digemari masyarakat adalah mie instan. PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang merupakan industri yang bergerak

pada bidang khususnya mie instan. Mie merupakan produk yang terbuat dari bahan

tepung terigu yang berbentuk tipis dan panjang. Mie instan yang di hasilkan oleh PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang memiliki varian bentuk,

rasa dan merk.

Pada kerja praktek ini, penulis memfokuskan pada “Pengolahan Limbah Laboratorium

Dari Pengujian FFA Dengan Alat Rotary Evaporator Di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang”. Selain memproduksi mie instan, PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang juga memproduksi limbah

laboratorium yang berasal dari pengujian FFA (Free Fatty Acid) yang dilakukan untuk

menjamin mutu mie instan. Pengujian FFA (Free Fatty Acid) menggunakan berbagai

larutan, salah satunya yaitu isopropanol atau isopropil alkohol (IPA). Limbah

laboratorium yang dihasilkan dari pengujian FFA (Free Fatty Acid) di PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang akan diproses melalui pengolahan

dengan alat Rotary Evaporator untuk mendapatkan larutan isopropanol yang murni

kembali. Sehingga dengan adanya proses ini, mampu mengurangi limbah yang terbuang

kelingkungan dengan cara menggunakan kembali larutan isopropanol dari hasil proses

untuk pengujian FFA (Free Fatty Acid) di laboratorium dan akan mengurangi biaya

yang dikeluarkan untuk membeli larutan isopropanol yang harganya relatif mahal.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dilakukannya Kerja Praktekadalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah laboratorium menggunakan alat

Rotary Evaporator di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Semarang.

Page 10: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

2

b. Untuk mengetahui hasil dari proses pengolahan limbah laboratorium menggunakan

alat Rotary Evaporator yang memiliki waktu proses paling cepat berdasarkan

parameter yang digunakan.

c. Untuk mengetahui hasil dari proses pengolahan limbah laboratorium menggunakan

alat Rotary Evaporator yang memiliki kemurnian paling tinggi dengan uji FFA.

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek

Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan dan menguji secara langsung di

lapangan, diskusi, serta didukung dengan studi pustaka dari berbagai sumber. Kegiatan

– kegiatan yang berlangsung selama kerja praktek adalah sebagai berikut :

a. Pengenalan perusahaan dan mengetahui proses pembuatan mie instan.

b. Membahas mengenai topik dan laporan yang akan dikerjakan dengan pembimbing

lapangan

c. Pengamatan dan pengujian secara langsung “Pengolahan Limbah Laboratorium

Dengan Alat Rotary Evaporator Di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Semarang”

d. Mengumpulkan data dari pengamatan yang telah dilakukan.

1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Penulis melakukan Kerja Praktek selama 30 hari di PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Divisi Noodle Semarang yang berlokasi di Jalan Tambak Aji II nomor 8, Ngaliyan,

Semarang.Kerja praktek dimulai pada hari Rabu, 6 Februari 2019 hingga hari Jumat, 8

Maret 2019. Jam kerja yang berlaku adalah hari Senin hingga Jumat 7 jam dan hari

Sabtu 5 jam.

Page 11: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

3

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Lokasi dan Sejarah Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang merupakan salah satu

perusahaan mie instan yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh

Salim Group. Pada awalnya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

didirikan di Jakarta dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang

berdiri pada tanggal 27 April 1970 yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan

minuman. Pada tanggal 1 Maret 1994, PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan

anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood group bergabung menjadi sebuah

perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang khusus bergerak di

bidang pengolahan mie instan. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2009, PT. Indofood

Sukses Makmur, Tbk berganti nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle merupakan divisi terbesar di

Indofood dan pabriknya tersebar di 17 kota salah satunya adalah kota Semarang. PT.

Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk divisi Noodle Semarang berada di Jl. Tambak Aji

II No. 8, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Madya Semarang. Produk

yang dihasilkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle antara lain

mie instan dengan merk Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, dan Mi Telur Cap

3 Ayam dalam berbagai macam rasa.

Karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle Semarang

berjumlah ±800 orang. Waktu kerja adalah 6 hari seminggu dengan jam kerja 7 jam

sehari dan terdapat 3 shift. Bagi pekerja kantor adalah 5 hari kerja seminggu selama 8

jam perharinya.

2.2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan

Visi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Divisi NoodleSemarang adalah menjadi

produsen barang-barang konsumsi yang terkemuka. Sedangkan misi yang dimiliki

adalah senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan

merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi, menyediakan produk

berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan, senantiasa meningkatkan kompetensi

karyawan, proses produksi, dan teknologi, memberikan kontribusi bagi kesejahteraan

masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan, dan meningkatkan stakeholders’ value

Page 12: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

4

secara berkesinambungan. Sedangkan nilai perusahaan yang dimiliki oleh PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk, Divisi Noodle Semarang adalah “Dengan disiplin sebagai

falsafah hidup, kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas dan

kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dengan secara bersama-sama

membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan”.

2.3. Logo Perusahaan

Dapat dilihat pada Gambar 1.Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Semarang menggunakan dua warna dasar, yaitu merah dan biru. Warna merah

melambangkan semangat dan biru melambangkan geografis Indonesia sebagai negara

kepulauan.

Gambar 1. Logo PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi NoodleSemarang

Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

2.4. Struktur Organisasi

Dapat dilihat pada Bagan 1.Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Noodle Divison Semarang.

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Semarang

Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Branch

Manager

Branch Human Resources Manager

Purchasing Officer

Factory Manager

PPIC Supervisor

Teknik Supervisor

Production Supervisor

Warehouse Supervisor

BPDQC Manager

Finance & Accounting Manager

Area Sales & Promotion Manager

Page 13: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

5

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle Semarang dipimpin oleh

Branch Manager yang bertugas memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan

perusahaan untuk mencapai kinerja yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk

yang berkualitas tinggi dan bermutu baik. Branch Manager tersebut membawahi enam

kepala departemen, yaitu:

Branch Human Resources Manager (BHRM)

BHRM memimpin departemen Human Resources bertugas untuk merencanakan,

mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan terkait sumber

daya manusia.

Purchasing Officer

Purchasing Officer memimpin departemen Purchasing bertugas untuk melakukan

pengadaan barang-barang yang diperlukan oleh masing-masing departemen.

Factory Manager

Seorang FM memimpin departemen Manufacturing bertugas merencanakan,

mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan manufacturing yang

meliputi:

a. Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Dipimpin oleh PPIC Supervisor yang bertugas untuk merencanakan jadwal produksi

berdasarkan Confirmed Weeldy Order (CWO) dan mengendalikan kesediaan raw

material dan finished goods.

b. Teknik

Dipimpin oleh Teknik Supervisor bertugas merencakan, mengkoordinasi, dan

mengendalikan kegiatan di bagian teknik untuk perbaikan dan perawatan mesin

sehingga dapat menjamin kelancaran operasional mesin produksi.

c. Production

Dipimpin oleh Production Coordinator yang membawahi tiga production shift

supervisor bertugas merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan aktivitas

produksi sesuai persyaratan standar yang telah ditetapkan serta menjaga kelancaran

proses produksi dengan efektif dan efisien.

Page 14: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

6

d.Warehouse

Dipimpin oleh seorang Warehouse Supervisor bertugas untuk merencanakan,

mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan pergudangan.

Branch Process Development and Quality Control Manager (BPDQCM)

BPDQCM memimpin departemen PDQC bertugas untuk mengendalikan mutu

(Incoming Quality Control, Process Quality Control, Outgoing Quality Control), dan

Market Audit.

Finance & Accounting Manager (FAM)

FAM memimpin departemen Finance & Accounting, bertugas untuk merencanakan dan

mengendalikan semua kegiatan keuangan, menyajikan laporan dan analisis keuangan.

Area Sales & Promotion Manager (ASPM)

ASPM memimpin departemen Marketting, bertugas untuk merencanakan dan

mengkoordinir strategi kegiatan promosi dan penjualan terhadap semua produk yang

dihasilkan.

Page 15: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

7

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Produk yang Dihasilkan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle mempunyai produk mie instan

dengan banyak varian rasa dan merk, yaitu :

Indomie

Indomie populer pertama kali pada tahun 1972, yaitu Indomie Kuah dengan rasa Kaldu

Ayam. Penjualan produk Indomie semakin meningkat dan dikeluarkan varian rasa baru

dari tahun ke tahun yaitu salah satunya Indomie Kuah rasa Kari Ayam, Indomie mi

goreng dan beberapa varian rasa produk Indomie dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Varian Rasa Produk Indomie

Supermi

Supermi diproduksi pertama kali pada tahun 1968. Kemudian pada tahun 1976 Supermi

mengeluarkan varian rasa Kaldu Ayam.Pada tahun 2008, Supermi membuat varian baru

yaitu supermi Go dengan iga macam rasa yaitu GoBang, GoSo, dan GoKar. Pada tahun

2013, Supermi meluncurkan varian baru yaitu Supermi Rasa Ayam Spesial. Beberapa

varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Varian Rasa Produk Supermi

Page 16: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

8

Sarimi

Sarimi diproduksi pertama kali pada tahun 1982 dan pada tahun 2012 Sarimi membuat

maskot dan kemasan baru. Sarimi terbagi menjadi 2 pilihan yakni isi 1 (single) dan isi 2

dan mempunyai varian rasa yaitu : Sarimi Isi 2 Mi Goreng Rasa Ayam Kecap, Sarimi

Isi 2 Rasa Soto, Sarimi Isi 2 Rasa Kari Spesial, dan Beberapa varian rasa produk Sarimi

lainnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Varian Rasa Produk Sarimi

Mie Sakura

Mie Sakura terdiri dari mie goreng dan mie kuah. Mie Sakura mempunyai varian rasa

yaitu Sakura rasa Ayam Kecap Pedas, Sakura rasa Soto Ayam, Sakura Mi Goreng,

Sakura rasa Baso Sapi, Saura rasa Ayam Bawang, Sakura rasa Ayam Spesial, Sakura

rasa Sup Ayam, dan Sakura rasa Kaldu Ayam. Varian rasa produk Mie Sakura dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Varian Rasa Produk Mie Sakura

Pop Mie

Pop Mie diproduksi pertama kali pada tahun 1987. Pop Mie merupakan jenis mie instan

yang dikemas dalam bentuk cup. Pop Mie mengeluarkan 2 pilihan porsi yaitu porsi mini

dan porsi jumbo.Pop Mie memilki varian rasa yaituPop Mie goreng spesial,Pop Mie

goreng pedas, Pop Mie goreng rasa sosis spesial, Pop Mie goreng rasa sosis bakar

pedas, Pop Mie rasa Ayam Spesial, Pop Mie rasa ayam bawang (spesial), Pop Mie rasa

Page 17: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

9

baso (spesial), Pop Mie rasa ayam, Pop Mie rasa baso, Pop Mie rasa soto ayam, Pop

Mie rasa kari ayam, dan Pop Mie mini rasa Soto Mie. Beberapa varian rasa produk Pop

Mie dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Mie

Mie Telur Cap 3 Ayam

Mie Telur Cap 3 Ayam merupakan produk yang mudah diolah sebagai masakan utama

produk ini dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet. Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi

menjadi dua pilihan yaitu Mie Telur Cap 3 Ayam Mie Keriting dan Mie Telur Cap 3

Ayam Mie Bulat.Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 8. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

Page 18: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

10

4. PROSES PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU

4.1. Bahan Baku

Untuk melakukan suatu proses produksi pembuatan produk mie instan maka diperlukan

bahan baku tertentu. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang dalam pembuatan mie instan adalah sebagai

berikut :

Tepung terigu

Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam pembuatan mie instan, karena

Menurut Anggraini et al., (2006) tepung terigu mempunyai kemampuan membentuk

gluten pada adonan yang menyebabkan elastis dan tidak mudah hancur pada saat proses

pencetakan maupun pemasakan. Gluten merupakan kompleks protein yang berperan

sebagai pembentuk struktur kerangka produk dimana tediri dari 2 komponen yaitu

gliadin (20-25%) dan glutenin (35-40%) yang menghasilkan sifat viskoelastis dan

menyebabkan adonan menjadi kuat (Anggraini et al., 2006). Tepung terigu yang

digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang yaitu

tepung terigu Segitiga Hijau, Segitiga Biru, dan Cakra dimana tepung terigu yang

merupakan produksi dari PT. Bogasari Flour Mills yang termasuk dalam Indofood

Group.

Air

Air merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan

yang berfungsi sebagai pelarut, pembentuk sifat elastis dan kenyal dari gluten. Jumlah

air yang digunakan sebaiknya berkisar antara 28-38% dari campuran bahan yang akan

dicampur karena apabila air melebihi 38% maka adonan akan cenderung lengket dan

apabila air kurang dari 28% maka adonan cenderung rapuh. Menurut Sutomo, 2008

dalam Pamela (2016) air pada produksi mie instan harus terbebas dari cemaran bakteri

coliform dan memiliki kisaran pH 6-9 karena pada kisaran pH tersebut absorbsi air akan

meningkat yang membuat mie berbentuk pasta dengan baik dan tidak mudah patah.

Berdasarkan SNI 01-3553-2006 dalam Agustini (2017), syarat mutu air adalah air yang

tidak berbau, rasa normal dan kekeruhan maksimal 1,5 NTU (Nephelometric Turbidity

Unit).

Page 19: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

11

Air alkali

Air alkali adalah bahan baku yang penting dalam pembuatan mie instan. Air alkali

merupakan campuran dari beberapa komponen seperti air, garam, pewarna makanan

tartrazine CI 19140, zat besi, dan sebagainya. Tujuan penggunaan air alkali adalah

untuk memperkuat gluten yang terbentuk sehingga adonan yang terbentuk menjadi

elastis dan lentur, mengubah zat warna dalam terigu sehingga menjadi lebih cerah, dan

membuat sifat pati tepung terigu sehingga menjadi kenyal.

Minyak goreng

Fungsi minyak goreng adalah sebagai penghantar panas, menambahkan rasa gurih, serta

menambah kalori pada bahan pangan. Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Divisi Noodle Semarang digunakan minyak goreng kelapa sawit. Menurut Hambali et

al., 2007 dalam Arif et al (2017) minyak kelapa sawit adalah minyak yang dihasilkan

dari inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang sudah melalui porses ekstraksi dan

pemurnian dan memiliki komposisi yaitu 45,5% asam lemak jenuh dan 54,1% asam

lemak tak jenuh.

4.2. Proses Produksi

Proses produksi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle semarang

adalah sebagai berikut :

Penuangan tepung pada screw

Tepung dituang pada screw di gudang tepung dengan perbandingan sesuai dengan

brand mie yang akan diproduksi. Kemudian melalui pipa spiral conveyor dan ditarik ke

mesin mixer. Karena mesin screw menghasilkan getaran yang tinggi maka tenaga kerja

yang bekerja di bagian screw diberikan APD tambahan selain masker kain, topi penutup

kepala, sepatu safety tetapi juga memakai suporter, yaitu untuk melindungi alat vital

dari getaran karena tenaga kerja pada bagian screw adalah laki-laki.

Mixing

Proses pencampuran bahan baku utama, tepung terigu dan larutan alkali sampai adonan

homogen, membutuhkan waktu ± 10-15 menit dan dilakukan di lantai 2. Lalu adonan

diturunkan ke Feeder Press. APD yang digunakan adalah topi penutup kepala, masker,

dan sepatu safety.

Page 20: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

12

Pressing

Adonan yang homogen dilewatkan pada beberapa mesin roll press sampai didapatkan

adonan dengan ketebalan tertentu, lalu masuk ke sliter untuk membetuk untaian mie.

Kemudian melewati mesin pressing yang berada dibawah ruang mixing. APD yang

digunakan yaitu penutup kepala, masker kain, dan sepatu safety.

Steaming

Pemasakan mie melalui steam box yang dialirkan uap bersuhu ± 100ºC. Ruang steaming

bersuhu panas, namun tenaga kerja hanya memasuki ruangan untuk pengecekan saja

(control panel).

Cutting

Proses pemotongan mie sesuai dengan ukuran tertentu dengan menggunakan pisau

cutter. Dari proses awal produksi sampai akhir semuanya berurutan, pada proses cutting

jika ada mie yang tidak sesuai dengan ketebalan atau bentuk gelombangnya maka akan

ditarik untuk direject.

Frying

Potongan mie digoreng pada suhu berkisar ± 110ºC-160ºC bertujuan untuk mengurangi

kadar air pada mie, rata-rata dari 32%-35% menjadi maksimal 3% sehingga mie akan

tahan selama 8 bulan. Penggorengan dilakukan menggunakan minyak goreng yang

dipanaskan dengan uap boiler.

Cooling

Pendinginan mie menggunakan kipas angin atau fan sehingga didapatkan mie bersuhu

30ºC-35ºC sekitar 8-11 menit.

Packaging

Proses penambahan bumbu atau sauce dan minyak bumbu sesuai dengan rasa,

selanjutnya dikemas dalam kemasan etiket.Untuk melindungi produk dan memudahkan

transportasi mie yang sudah terbungkus, mie dikemas dalam karton box.

Page 21: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

13

4.3. Pengawasan Mutu

Mutu adalah faktor penting bagi suatu perusahaan untuk menjaga konsistensi dari suatu

produk sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dari konsumen dan meningkatkan

jaminan dari keamanan suatu produk. Pengawasan mutu merupakan serangkaian

tindakan untuk memastikan kesesuaian antara karakteristik produk dengan standar mutu

yang berlaku dan dilakukan dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhir.

Pengawasan mutu juga dapat meningkatkan efisiensi biaya seperti efisiensi biaya desain

produk, biaya inspeksi, dan biaya produk (Christine, 2008). Menurut Afrianto, (2008)

pengawasan mutu dilakukan melalui pengukuran dan pengujian dimana pengukuran

dapat meliputi pengukuran berat, lebar, ketebalan, dan lain-lain sedangkan pengujian

dapat dilakukan secara organoleptik (sensori), kimia, mikrobiologi, dan sebagainya.

Standarisasi yang dilakukan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Semarang adalah mulai dari bahan baku, alur proses produksi, mesin dan peralatan,

tenaga kerja, serta produk barang jadi. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Semarang telah tersertifikasi oleh SGS (Societe Generale de Surveilance)

melalui sertifikasi ISO (International Organization for Standardization) 22000 tentang

Keamanan Pangan dan sertifikasi halal yang berlaku untuk semua produk dan ISO 9001

pada tanggal 5 Februari 2004 dari badan akreditasi SGS International of Indonesia

mengenai manajemen mutu yang baik untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan

standar serta bermutu baik. Pengawasan mutu pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk Divisi Noodle Semarang mengiktui SOP (Standar Operational Procedure) yang

sudah mengacu kepada SNI 01-3551-2000 dan CODEX.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang melaksanakan sistem

pengawasan mutu yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

Pengawasan mutu bahan baku atau Incoming Quality Control (IQC)

Incoming Quality Control adalah pengawasan mutu yang dilakukan pada bahan baku

yang akan digunakan untuk bahan produksi. Pengawasan mutu bahan baku merupakan

tahap awal yang penting untuk diterapkan karena untuk memastikan kualitas produk

tetap terjaga dan tidak mengalami penurunan mutu akibat tercemar benda yang tidak

Page 22: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

14

diinginkan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.Noodle DivisionSemarang

melakukan pengawasan mutu baha baku yang meliputi :

- Tepung

Pada saat tepung datang dari supplier, tahap awal yang dilakukan adalah dengan

pengambilam sampel sesuai prosedur yang sudah ditetapkan oleh QC RM (Raw

Material). Kemudian dianalisa secara fisik yaitu meliputi pengecekan kemasan, bau,

ada atau tidaknya cemaran (kutu, serangga, kepompong), warna, dan berat sampel dan

secara kimia yaitu meliputi pengujian kadar gluten, iron spot, dan kadar abu yang

dilakukan oleh QC Analis di laboratorium. Analisa secara fisik Berdasarkan SNI 3751-

2009 dalam Annisa (2015), syarat tepung terigu adalah berbentuk serbuk, memiliki bau

yang normal dan bebas dari aroma asing, berwarna putih (khas tepung terigu), dan tidak

terdapat cemaran seperti serangga, logam, dan potongan benda asing seperti kayu.

Berdasarkan SNI 3751-2009 dalam Annisa (2015), kadar besi pada tepung terigu

minimal 50 mg/kg, kadar abu maksimal 0,7%, kadar air maksimal 14,5%, dan kadar

protein minimal 7%. Setelah melakukan pengecekan dan didapatkan hasil yang

memenuhi standar maka sampel tepung terigu maupun tepung tapioka disimpan

digudang penyimpanan tepung untuk dipakai pada proses produksi nantinya. Tetapi

apabila hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan standar maka seluruh tepung yang

datang akan dikirim kembali kepada supplier.

- Minyak Goreng

Pengawasan mutu minyak goreng dilakukan dengan melakukan analisa baik secara fisik

yaitu dilakukan pengecekan pada warna dan bau, sedangkan untuk analisa secara kimia

dilakukan pengecekan pada kadar asam lemak bebas (FFA/Free Fatty Acid). Apabila

hasil yang diperoleh melebihi standar maka akan dilakukan penolakan pada minyak

goreng. Hal ini dikarenakan apabila kadar asam lemak bebas pada minyak goreng awal

atau sebelum penggorengan sudah tinggi, maka apabila proses produksi berlangsung

kadar asam lemak bebas akan semakin tinggi akibat dari pemanasan pada suhu tinggi

sehingga dapat mempengaruhi mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan SNI

7709-2012 tentang syarat mutu minyak goreng kelapa sawit dapat diketahui bahwa

kadar asam lemak bebas yang diperbolehkan adalah maksimal 0,3%.

Page 23: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

15

- Seasoning

Pengawasan mutu pada seasoning dilakukan oleh QC RM (Raw Material) bagian

seasoning. Seasoning yang digunakan untuk produk mie instan ini adalah seasoning

seasoning yang dibuat oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Food

Ingredient Semarang. Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi analisa secara fisik

yaitu dengan pengukuran panjang kemasan bumbu dari satu ujung ke ujung lainnya dan

pengukuran berat sampel dan analisa secara kimia dilakukan oleh QC Analis di

laboratorium dimana meliputi pengukuran kadar air pada bumbu, bawang goreng,

kecap, saus sambal, dan solid ingredients serta pengukuran FFA pada minyak bumbu.

Selain itu juga dilakukan pengecekan secara organoleptik dimana meliputi pengecekan

warna, rasa, dan ada atau tidaknya penggumpalan (cacking) pada bumbu, kerenyahan

dan ketengikan pada bawang goreng dan kriuk, kekentalan pada kecap, serta

pengecekan warna pada saus sambal.Setelah melalui semua pengujian dan dihasilkan

sesuai dengan standar maka seasoning siap digunakan untuk dikemas bersama dengan

blok mie instan yang sesuai, tetapi apabila hasil yang didapat tidak sesuai dengan

standar maka akan dilakukan penolakan produk. Seasoning yang digunakan untuk

proses produksi menggunakan sistem FIFO (First in First Out).

- Pengemas

Menurut Kotler, 2008 dalam Susetyarsi (2012) pengemas merupakan media yang

berfungsi untuk membungkus dan melingungi produk. Pengecekan mutu pada

pengemas dilakukan oleh seorang QC RM bagian pengemas dimana pengemas terdiri

dari 3 macam yaitu karton, etiket, dan cup EPS (Expandable Polystyrene). Selain itu

juga dilakukan pengecekan pada garpu plastik dan seal cup. Pengecekan kemasan

dilakukan secara fisik. Untuk kemasan karton dilakukan pengecekan pada kondisi

karton seperti kesesuaian design, warna cetakan, kelengkapan isi tulisan di karton,

kekuatan daya tumpuk karton, serta panjang, lebar, dan tinggi karton. Pada kemasan

etiket dilakukan pengecekan pada kondisi etiket yang meliputi ketebalan pada etiket,

cetakan etiket, berat, pitch, dan lebar etiket. Untuk kemasan cup dilakukan pengecekan

kesesuaian cetakan, diameter atas dan bawah, tinggi, lebar bibir, dan ketebalan dinding

Page 24: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

16

cup. Pada garpu plastik dilakukan pengecekan pada panjang, berat, dan kelentingan

pada garpu.

Pengawasan mutu produksi atau Process Quality Control (PQC)

Process Quality Control adalah pengawasan mutu pada proses produksi mie instan. Hal

ini merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan karena apabila terjadi

ketidaksesuaian dengan standar yang sudah ditetapkan maka produk yang dihasilkan

akan tidak maksmial dan akan mengalami penurunan kualitas pada produk. Pada PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.Divisi Noodle Semarang dilakukan pengecekan

oleh para QC di setiap shiftnya adalah sebagai berikut :

- Pengayakan Tepung

Setelah tepung dicek baik secara fisik maupun kimia dan didapatkan hasil yang sesuai

standar, maka tepung akan digunakan untuk proses produksi. Tepung akan dituang

kedalam screw yang telah dilengkapi dengan alat penyaring. Alat penyaring ini

bertujuan untuk menyaring tepung dan memastikan bahwa tepung terbebas dari cemaran

benda asing. Setelah selesai diayak, langkah selanjutnya adalah melakukan proses

pencampuran bahan atau mixing.

- Pencampuran Bahan

Pada proses pencampuran bahan, tepung dicampur dengan air alkali yang sudah dibuat

sebelumnya dimana proses pembuatan air alkali berlangsung selama ±4 jam. Selain itu,

pada air alkali juga harus dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan

untuk memisahkan adanya cemaran benda asing yang dapat mengkontaminasi adonan

mie instan. Selain itu air alkali yang akan dicampurkan diuji terlebih dahulu di

laboratorium oleh QC Analisis yang meliputi uji pH, viskositas, dan densitas. Proses

pencampuran bahan berlangsung selama ±12-15 menit. Adonan yang terbentuk dan

kalis dipindahkan ke dalam penampung adonan (feeder). Selain itu adonan mie yang

dihasilkan juga diuji di laboratorium oleh QC Analis yang meliputi kadar air dari

adonan mie.

- Pembentukan lembaran adonan (pressing), slitting dan waving

Page 25: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

17

Adonan yang ada di dalam feeder dilewatkan ke dalam beberapa pasang roll press

sehingga adonan mie akan berbentuk lembaran. Ketebalan adonan mie harus

diperhatikan agar sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Setiap

brand mie instan yang diproduski juga memiliki ketebalan adonan mie yang berbeda-

beda. Setelah melalui proses pembentukan lembaran adonan dilakukan pembentukan

untaian yang bergelombang (slitting dan waving). Dalam tahap ini dilakukan

pengecekan slitter yang digunakan apakah sudah sesuai dengan flavour yang sedang

diproduksi pada saat itu. Selain itu, dilakukan juga pengecekan ketebalan untaian,

jumlah untaian per jalur, bentuk gelombang, dan ada tidaknya cemaran.

- Pengukusan (steaming)

Mie yang telah menjadi untaian dilewatkan ke steam box dimana di dalam steam box

dihasilkan uap panas dengan suhu ±100°C.Uap panas dari boiler berfungsi untuk

mengukus mie. Selain itu proses steaming juga membuat mie menjadi tidak lengket

sehingga mudah untuk dilipat menjadi 2 bagian. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan

adalah tekanan uap yang masuk dan keluar. Tekanan uap yang tidak sesuai dengan

standar akan membuat untaian mie tidak terkukus secara sempurna. Apabila mie tidak

terkukus secara sempurna maka tidak dapat digunakan untuk tahap selanjutnya.

- Pemotongan (cutting) dan pelipatan

Setelah mie melewati proses steaming, mie dipotong sesuai dengan standar ukuran yang

telah ditetapkan dengan menggunakan cutter dan dilanjutkan dengan pelipatan mie

dengan menggunakan folder. Mie yang telah terpotong dan terlipat akan masuk ke

dalam mangkuk kecil. Pada tahap ini perlu diperhatikan kecepatan mesin pemotong

(rpm) dan mengamati bentuk lipatan mie. Mie

- Penggorengan (frying)

Mie yang sudah masuk ke dalam mangkuk kemudian digoreng ke dalam minyak panas

dengan suhu penggorengan 110-160°C. Proses penggorengan bertujuan untuk

membunuh mikroorganisme yang masih terdapat di mie dan menurunkan kadar air mie

sehingga mie dapat bertahan sampai 8 bulan dan membuat mie menjadi lebih matang.

Pada tahap ini, suhu pada minyak saat penggorengan perlu diperhatikan untuk

menghindari case hardening pada mie instan dan juga perlu diperhatikan kualitas dari

Page 26: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

18

minyak secara kimia yaitu kadar FFA dengan frekuensi 2 kali setiap shiftnya dengan

tujuan untuk menjaga kualitas mie instan dan mencegah terjadinya ketengikan.

- Pendinginan (cooling)

Mie yang telah digoreng, kemudian didinginkan melewati cooling box. Cooling box ini

dilengkapi dengan kipas angin untuk mengeluarkan udara panas yang ada pada mie.

Cooling box ini juga dilengkapi dengan exhauster yang berfungsi untuk mengeluarkan

udara panas yang ada sehingga proses pendinginan lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan

untuk mendinginkan mie sesuai dengan jenis mesinnya. Standar suhu mie pada tahap ini

adalah maksimal 35°C.

- Pengemasan

Setelah melewati tahap pendinginan, mie masuk kedalam tahap pengemasan dimana

mie dikemas disertai dengan penambahan seasoning sesuai dengan brand mie instan

tersebut. Kemudian dikemas menggunakan kemasan etiket untuk melindungi produk

mie instan dari kontaminasi dan cemaran dari luar. Setelah itu mie disusun ke dalam

karton dan direkatkan dengan perekat, serta diberi kode produksi.

Pengawasan mutu produk jadi atau Outgoing Quality Control (PQC)

Outgoing Quality Control merupakan pengawasan mutu terakhir sebelum produk

didistribusikan ke konsumen maupun pihak distributor. Pengawasan mutu produk jadi

ini dilakukan oleh QC FG (Finished Goods) di gudang penyimpanan. Pengawasan mutu

yang dilakukan adalah uji fisik yang meliputi kesesuaian karton dengan produk yang

didalamnya, kondisi kemasan etiket, kode produksi, berat produk, dan ada tidaknya

kerusakan atau kebocoran pada produk. Apabila produk sudah memenuhi standar maka

produk akan disimpan dengan meletakkan produk di atas palet kayu untuk mencegah

kerusakan yang dapat terjadi apabila produk kontak dengan lantai. Saat akan

didistribusikan diterapkan sistem FIFO (First In First Out), dimana produk yang

diproduksi terlebih dahulu maka akan didistribusi terlebih dahulu. Selain itu di gudang

penyimpanan harus diperhatikan sirkulasi udara, alat pest control, jumlah maksimal

tumpukan karton, dan sebagainya untuk mencegah kerusakan produk di gudang.

Page 27: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

19

5. PEMBAHASAN

Di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi NoodleSemarang selain

memproduksi mie instan juga memproduksi limbah laboratorium. Limbah laboratorium

adalah limbah yang berasal dari buangan hasil reaksi berbagai larutan kimia dalam suatu

penelitian dan mengandung jenis senyawa-senyawa organik dan logam. Limbah

laboratorium di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi NoodleSemarang

berasal dari pengujian FFA (Free Fatty Acid) yang dilakukan untuk menjamin mutu mie

instan. Pengujian FFA (Free Fatty Acid) menggunakan berbagai larutan, salah satunya

yaitu isopropanol atau isopropil alkohol (IPA). Isopropil alkohol merupakan solven

yang penggunaannya cukup besar di industri. Namun, harga isopropil alkohol (IPA)

relatif lebih tinggi dibandingkan pelarut jenis alkohol lain. Sehingga, limbah

laboratorium yang dihasilkan dari pengujian FFA (Free Fatty Acid) di PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi NoodleSemarang akan diproses melalui pengolahan

dengan alat Rotary Evaporator untuk mendapatkan larutan isopropanol yang murni

kembali. Penggunaan alat ini dipilih karena mampu menguapkan pelarut dibawah titik

didih sehingga zat yang terkandung didalam minyak tidak rusak oleh suhu tinggi

(Pangestu & Handayani 2011). Sehingga dengan adanya proses ini, mampu mengurangi

limbah berbahaya yang terbuang kelingkungan dengan cara menggunakan kembali

larutan isopropanol dari hasil proses pemurnian untuk pengujian FFA (Free Fatty Acid)

selanjutnya di laboratorium dan akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk

membeli larutan isopropanol yang harganya relatif mahal.

5.1. Prinsip kerja alat Rotary Evaporator

Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari

pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu. Menurut

Sudjadi, 1986 dalam Jannah (2014) prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih

pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas.

Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan

(solid) atau cairan (liquid). Menurut Earle, 1969 dalam Herlambang dkk (2014) faktor-

faktor yang mempengaruhi kecepatan pada proses evaporasi adalah kecepatan hantaran

panas yang diuapkan ke bahan, jumlah panas yang tersedia dalam penguapan, suhu

maksimum yang

Page 28: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

20

dapat dicapai, tekanan yang terdapat dalam alat yang digunakan. Kelebihan dari alat ini

adalah diperolehnya kembali pelarut yang diuapkan.

Gambar 10. Alat Rotary Evaporator

Dapat dilihat pada Gambar 10. Alat Rotary Evaporator hal ini menurut Gaman, 1994

dalam Herlambang dkk (2014) alat Rotary Evaporator mempunyai bagian beserta

fungsinya masing – masing yaitu:

1. Hot plate berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang

diinginkan dan tergantung pada titik didih dari pelarut yang digunakan.

2. Waterbath berfungsi sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate pada suhu

yang ditentukan untuk labu yang berisi cairan sampel.

3. Ujung rotor sampel berfungsi sebagai tempat labu yang berisi sampel bergantung.

4. Pipa kondensor berfungsi sebagai jalur masuk bagi air yang teruapkan kedalam

kondensor dan kemudian air tersebut disedot oleh pompa vakum.

5. Kondensor berfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan dari gas

ke cair.

6. Control panel berfungsi untuk mengatur kecepatan ujung rotor sampel berputar.

7. Vakum berfungsi untuk menyedot uap air dari pipa kondensor sehingga prosesnya

dapat berjalan dengan cepat.

8. Ujung rotor penampung berfungsi sebagai tempat labu penampung bergantung.

Page 29: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

21

5.2. Pengolahan limbah laboratorium dengan alat Rotary Evaporator

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengolah limbah laboratorium dengan alat

Rotary Evaporator adalah kondensor, waterbath dan vacuum dinyalakan terlebih

dahulu. Kemudian, suhu waterbath diatur sesuai perlakuan dan ditunggu hingga

mencapai suhu yang ditentukan. Sedangkan kondensor ditunggu hingga permukaan luar

tabung menjadi dingin. Setelah itu, sebanyak 1000 ml limbah laboratorium dari

pengujian FFA (Free Fatty Acid) dimasukkan kedalam labu menggunakan corong.

Kemudian, labu tersebut dipasang ke ujung rotor sampel alat Rotary Evaporator.

Setelah itu tekanan vakum, suhu waterbath, dan control panel untuk mengatur

kecepatan rotary diatur sesuai perlakuan. Kemudian tombol start ditekan dan alat

tersebut akan mengolah limbah tersebut. Stopwatch dinyalakan untuk mengetahui

berapa lama proses pengolahan berlangsung. Hasil larutan isopropanol yang menguap

akan masuk ke labu penampung dan residu limbah yang tersisa akan tertinggal di labu

pertama. Proses pengolahan selesai ditandai dengan pada pipa kondensor tidak lagi

meneteskan air ke labu penampung. Kemudian, labu penampung yang berisi larutan

isopropanol diukur menggunakan gelas ukur dan kemudian dicatat dan stopwatch

dimatikan dan waktu proses pengolahan dicatat. Hasil isopropanol daur ulang

digunakan untuk pengujian FFA (Free Fatty Acid).

Hasil lama proses pemurnian limbah laboratorium menggunakan parameter suhu,

kecepatan dan tekanan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Hasil lama proses pemurnian limbah laboratorium menggunakan

parameter suhu

Suhu

(°C)

Tekanan

(mmBar)

Kecepatan

(rpm)

Isopropanol daur

ulang (ml)

Residu

(ml)

Waktu proses

pemurnian

45 140 70 950 50 3 jam 34 menit

50 140 70 850 150 1 jam 45 menit

55 140 70 980 20 1 jam 30 menit

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa parameter pertama yang digunakan yaitu

suhu 45°C, 50°C, dan 55°C dengan tekanan dan kecepatan sama yaitu 140 mmBar dan

70 rpm. Pada suhu 45°C waktu yang dibutuhkan untuk proses pemurnian limbah

laboratorium adalah 3 jam 34 menit dengan hasil larutan isopropanol daur ulang

Page 30: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

22

sebanyak 950 ml, pada suhu 50°C waktu yang dibutuhkan untuk proses pemurnian

limbah laboratorium yaitu 1 jam 45 menit dengan hasil larutan isopropanol daur ulang

sebanyak 850 ml, dan pada suhu 55°C waktu yang dibutuhkan untuk proses pemurnian

limbah laboratorium adalah 1 jam 30 menit dengan hasil larutan isopropanol daur ulang

sebanyak 980 ml. Sehingga pada suhu 55°C adalah waktu tercepat yang dibutuhkan

untuk proses pemurnian limbah laboratorium dan digunakan untuk uji parameter

tekanan dan kecepatan selanjutnya.

Tabel 2. Hasil uji lama proses pemurnian limbah laboratorium menggunakan

parameter tekanan

Suhu

(°C)

Tekanan

(mmBar)

Kecepatan

(rpm)

Isopropanol

recycle (ml)

Residu

(ml)

Waktu proses

pemurnian

55 135 70 980 20 1 jam 17 menit

55 140 70 980 20 1 jam 30 menit

55 145 70 950 50 1 jam 21 menit

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa parameter kedua yang digunakan yaitu

tekanan 135 mmBar, 140 mmBar, dan 145 mmBar dengan suhu dan kecepatan yang

sama yaitu 55°C dan 70 rpm. Pada tekanan 135 mmBar waktu yang dibutuhkan untuk proses

pemurnian limbah laboratorium adalah 1 jam 17 menit dengan hasil larutan isopropanol

daur ulang sebanyak 980 ml, pada tekanan 140 mmBar waktu yang dibutuhkan untuk proses

pemurnian limbah laboratorium adalah 1 jam 30 menit dengan hasil larutan isopropanol

daur ulang sebanyak 980 ml, pada tekanan 145 mmBar waktu yang dibutuhkan untuk proses

pemurnian limbah laboratorium adalah 1 jam 21 menitdengan hasil larutan isopropanol

daur ulang sebanyak 950 ml. Sehingga pada tekanan 135 mmBar adalah waktu tercepat yang

dibutuhkan untuk proses pemurnian limbah laboratorium dan digunakan untuk uji parameter

kecepatan.

Tabel 3. Hasil uji lama proses pemurnian limbahlaboratorium menggunakan

parameter kecepatan

Suhu

(°C)

Tekanan

(mmBar)

Kecepatan

(rpm)

Isopropanol

recycle (ml)

Residu

(ml)

Waktu proses

pemurnian

55 135 70 980 20 1 jam 17 menit

55 135 75 970 30 1 jam 14 menit

Page 31: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

23

55 135 80 970 30 1 jam 7 menit

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa parameter ketiga yang digunakan yaitu kecepatan

70 rpm, 75 rpm dan 80 rpm dengan suhu dan tekanan sama yaitu 55°C dan 135 mmBar. Pada

kecepatan 70 rpm waktu yang dibutuhkan untuk proses pemurnian limbah laboratorium adalah

1 jam 17 menit dengan hasil larutan isopropanol daur ulang sebanyak 980 ml, pada

kecepatan 75 rpm waktu yang dibutuhkan untuk proses pemurnian limbah laboratorium adalah

1 jam 14 menit dengan hasil larutan isopropanol daur ulang sebanyak 970 ml, dan pada

kecepatan 80 rpm waktu yang dibutuhkan untuk proses pemurnian limbah laboratorium adalah

1 jam 7 menit dengan hasil larutan isopropanol daur ulang sebanyak 970 ml. Sehingga

pada kecepatan 80 rpm adalah waktu tercepat yang dibutuhkan untuk proses pemurnian limbah

laboratorium.

Berdasarkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa pada

perlakuan suhu 55°C, tekanan 135 mmBar dan kecepatan 80 rpm adalah waktu yang tercepat

untuk proses pemurnian limbah laboratorium menggunakan alat Rotary Evaporator dengan

lama waktu 1 jam 7 menit.

Setelah larutan isopropanol daur ulang didapatkan, kemudian dilakukan uji FFA untuk

mengetahui kemurnian larutan tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah

erlenmeyer kosong ditimbang dengan neraca analitik, kemudian sampel minyak

dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditimbang. Setelah itu larutan isopropanol

dimasukkan ke dalam erlenmeyer kosong dan ditambahkan 3 tetes indikator PP.

Kemudian sampel dititrasi dengan KOH hingga mencapai titik akhir titrasi berwarna

ungu. Kemudian volume KOH yang didapatkan dicatat dan dilakukan perhitungan %

FFA.

Keterangan :

N KOH = normalitas KOH (0,0514)

BM asam lemak = BM kelapa sawit (25,6)

Hasil uji %FFA pada minyak menggunakan isopropanol murni dan isopropanol daur

ulang dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 32: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

24

Tabel 4. Hasil Uji FFA Menggunakan Isopropanol Murni

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 119.2640 134.7610 0,74 0,0628

2 118.4231 135.3774 0,78 0,0605

3 117.1963 134.1506 0,78 0,0605

4

5

6

7

8

9

10

113.5341

117.2640

113.6314

105.5292

113.6434

114.6804

120.5640

128.1424

131.8673

128.0335

120.6992

133.8355

136.8422

135.7240

0,65

0,65

0,61

0,60

0,81

0,89

0,60

0,0585

0,0585

0,0557

0,0520

0,0527

0,0528

0,0520

Tabel 5. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 45°C, 140

mmBar, 70 rpm

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 120.9052 140.7168 0,77 0,0511

2 111.7912 126.6991 0,60 0,0529

3 111.8520 126.1392 0,56 0,0515

4

5

6

7

8

9

10

115.8365

114.2723

125.4027

116.2620

120.6230

116.3620

112.9231

131.1857

129.6532

139.6899

136.0726

134.9810

131.7110

128.3040

0,59

0,56

0,56

0,77

0,61

0,56

0,59

0,0505

0,0479

0,0515

0,0511

0,0559

0,0505

0,0479

Tabel 6. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 50°C, 140

mmBar, 70 rpm

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 130.1363 145.0253 0,61 0,0539

2 114.6836 130.7882 0,64 0,0523

3 111.2340 126.0910 0,62 0,0549

4

5

6

7

8

105.5292

120.5640

129.8252

111.2340

126.2630

120.4182

135.7240

144.6830

126.0910

141.1510

0,61

0,60

0,59

0,62

0,61

0,0539

0,0520

0,0522

0,0549

0,0539

Page 33: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

25

9

10

115.2630

110.6231

130.1500

125.6240

0,63

0,62

0,0556

0,0543

Tabel 7. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 140

mmBar, 70 rpm

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 66.0692 82.3442 0,61 0,0493

2 59.9519 74.4718 0,59 0,0534

3 67.2374 82.3081 0,57 0,0497

4

5

6

7

8

9

10

65.2497

59.8586

65.3420

60.2430

62.3140

61.2540

60.3420

80.4739

74.9586

81.6160

75.3420

77.3085

76.1530

75.5641

0,53

0,56

0,61

0,60

0,59

0,58

0,59

0,0458

0,0487

0,0493

0,0522

0,0517

0,0512

0,0512

Tabel 8. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 135

mmBar, 70 rpm

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 65.9550 81.4228 0,58 0,0493

2 67.4714 82.1412 0,56 0,0502

3 64.9963 80.6858 0,54 0,0452

4

5

6

7

8

9

10

65.6634

67.4028

67.4230

65.3200

62.5423

65.7250

65.3425

80.7238

82.6726

82.6540

80.3420

77.6623

80.7274

80.5820

0,53

0,56

0,56

0,58

0,55

0,56

0,57

0,0463

0,0482

0,0483

0,0508

0,0478

0,0491

0,0492

Tabel 9. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 145

mmBar, 70 rpm

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 65.4140 80.5081 0,53 0,0462

2 63.3948 78.3855 0,53 0,0465

3 74.1327 91.7533 0,60 0,0448

4

5

6

7

71.4348

65.6935

62.3420

63.5427

86.7105

80.3983

77.3444

79.1380

0,60

0,56

0,53

0,54

0,0516

0,0501

0,0464

0,0454

Page 34: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

26

8

9

10

70.3240

65.2640

63.2040

84.8481

80.2664

79.7280

0,52

0,54

0,56

0,0471

0,0473

0,0445

Tabel 10. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C,

135 mmBar, 75 rpm

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 108.0520 128.6169 0,79 0,0505

2 105.5362 123.0482 0,65 0,0488

3 118.8173 134.2098 0,65 0,0555

4

5

6

7

8

9

10

113.5341

114.6868

107.2640

111.2340

117.3640

120.0540

118.2640

128.1424

129.2118

127.5840

126.0910

137.6840

137.0565

138.5840

0,65

0,61

0,61

0,62

0,78

0,64

0,78

0,0506

0,0552

0,0505

0,0549

0,0505

0,0495

0,0505

Tabel 11. Hasil Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C,

135 mmBar, 80 rpm

No Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

1 121.4571 137.4453 0,63 0,0518

2 120.9042 135.5340 0,57 0,0512

3 110.3311 125.6794 0,59 0,0505

4

5

6

7

8

9

10

116.7937

109.6264

120.5640

120.3426

117.5630

118.3200

122.5640

131.4518

124.1514

135.7240

134.8676

132.8030

132. 9781

137.0890

0,59

0,59

0,60

0,59

0,59

0,59

0,59

0,0529

0,0534

0,0520

0,0534

0,0509

0,0529

0,0534

Setelah didapatkan hasil %FFA, selanjutnya dilakukan perhitungan dengan

menggunakan Uji T- test untuk membandingkan dua kumpulan data pada Microsoft

Excel.

Hasil perbandingan uji %FFA menggunakan isopropanol murni dan isopropanol daur

ulang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 35: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

27

Tabel 12. Hasil perbandingan uji %FFA menggunakan isopropanol murni dan

daur ulang

Perlakuan Rata-rata

%FFA

murni

Rata-rata

%FFA

Daur ulang

T hitung

T tabel

Hasil

kesimpulan

45°C, 140

mmBar,

70 rpm

0,0566 0,0511

3,7343

2,101

Beda Nyata

50°C, 140

mmBar,

70 rpm

0,0566 0,0538

2,0890

2,101

Tidak

Berbeda

Nyata

55°C, 140

mmBar,

70 rpm

0,0566 0,0503

4,3611

2,101

Beda Nyata

55°C, 135

mmBar,

70 rpm

0,0566 0,0484

5,8544

2,101

Beda Nyata

55°C, 145

mmBar,

70 rpm

0,0566 0,0470

6,5349

2,101

Beda Nyata

55°C, 135

mmBar,

75 rpm

0,0566 0,0513

3,5871

2,101

Beda Nyata

55°C, 135

mmBar,

80 rpm

0,0566 0,0522

3,2686

2,101 Beda Nyata

Keterangan :

t hitung > t tabel = Beda Nyata

t hitung < t tabel = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil rata- rata %FFA minyak

menggunakan isopropanol murni adalah 0,0566 dan hasil ini digunakan untuk

perbandingan isopropanol daur ulang. Hasil rata – rata %FFA menggunakan

isopropanol daur ulang dengan perlakuan yang berbeda mendapatkan hasil yang

berbeda. Pada perlakuan 45°C, 140 mmBar, 70 rpm hasil rata–rata %FFA yang didapat

adalah 0,0511 dengan hasil t hitung > t tabel yang berarti beda nyata, pada perlakuan

50°C, 140 mmBar, 70 rpm hasil rata-rata %FFA yang didapat 0,0538 dengan hasil t

hitung < t tabel yang berarti tidak berbeda nyata, pada perlakuan 55°C, 140 mmBar, 70

rpm hasil rata-rata %FFA yang didapat adalah 0,0503 dengan hasil t hitung > t tabel

Page 36: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

28

yang berarti beda nyata, pada perlakuan 55°C, 135 mmBar, 70 rpm hasil rata-rata

%FFA yang didapat adalah 0,0484 dengan hasil t hitung > t tabel yang berarti beda

nyata, pada perlakuan 55°C, 145 mmBar, 70 rpm hasil rata-rata yang didapat adalah

0,0470dengan hasil t hitung > t tabel yang berarti beda nyata, pada perlakuan 55°C, 135

mmBar, 75 rpm hasil rata-rata %FFA yang didapat adalah 0,0513 dengan hasil t hitung

> t tabel yang berarti beda nyata, dan pada perlakuan 55°C, 135 mmBar, 80 rpm hasil

rata-rata %FFA yang didapat adalah 0,0522 dengan hasil t hitung > t tabel yang berarti

beda nyata. Sehingga pada perlakuan suhu 50°C, tekanan 140 mmBar, kecepatan 70

rpm adalah larutan isopropanol daur ulang yang mendekati kemurnian isopropanol

murni. Pada perlakuan ini efektif menghasilkan isopropanol yang mendekati kemurnian

isopropanol murni karena kemungkinan suhu 50°C tidak ikut menguapkan larutan

selain larutan isopropanol.

Page 37: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

29

6. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Limbah laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

mengandung berbagai jenis larutan, salah satunya yaitu larutan isopropanol. Untuk

mengatasi harga larutan isopropanol yang tinggi, dilakukan daur ulang limbah

isopropanol dengan cara memurnikan menggunakan alat Rotary Evaporator. Hasil yang

didapat yaitu pada perlakuan suhu 55°C, tekanan 135 mmBar dan kecepatan 80 rpm adalah

waktu tercepat untuk proses pemurnian limbah lab isopropanol menggunakan alat Rotary

Evaporator dengan lama waktu 1 jam 7 menit. Sedangkan pada perlakuan suhu 50°C,

tekanan 140 mmBar, kecepatan 70 rpm adalah hasil dari uji FFA minyak yang

mendapatkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan larutan isopropanol murni dan yang

berarti larutan isopropanol daur ulang dengan perlakuan suhu 50°C, tekanan 140

mmBar, kecepatan 70 rpm kemurniannya mendekati isopropanol murni. Sehingga

dengan adanya proses ini, mampumengurangi limbah yang terbuang kelingkungan dan

akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membeli larutan kimia.

6.2. Saran

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang perlu melakukan

proses pengolahan limbah laboratorium yang dilakukan setiap 3 kali dalam seminggu

agar efektif.

Page 38: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

30

7. DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid II.

Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen

Pendidikan

Nasional.https://bsd.pendidikan.id/data/SMK_11/Pengawasan_Mutu_Bahan_Prod

uk_Pangan_Jilid_2_Kelas_11_Eddy_afrianto_2008.pdf

Agustini, Sri. 2017. Harmonisasi Standar Nasional (SNI) Air Minum Dalam Kemasan

Dan Standar Internasional. Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang.

Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi) Volume 9 No.

2.http://ejournal.kemenperin.go.id/tegi/article/view/3206/2590

Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam

Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan

yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX . Padang.

https://repository.usd.ac.id/32801/1/4747_K-AKPM-24.pdf

Annisa. 2015. Perbedaan Kualitas Egg Roll Berbahan Dasar Tepung Beras Merah

Varietas Oryza Glaberrima Dengan Penerapan Metode Penepungan Yang

Berbeda. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang.https://lib.unnes.ac.id/21282/1/5401411043-S.pdf

Arif et al. 2017. Aplikasi Surfaktan Minyak Sawit Untuk Proses Pemasakan-

Pengelantangan Dan Pencelupan Tekstil. Balai Besar Tekstil. Bandung. Vol. 32

No. 1. https://media.neliti.com/media/publications/217418-aplikasi-surfaktan-

minyak-sawit-untuk-pr.pdf

Daymon, Christine dan Holloway, Immy. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam

public Relations dan Marketing Communications (Terjemahan

Cahya Wiratama). Yogyakarta : Bentang.

Page 39: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

31

https://books.google.co.id/books?id=GO-PT5

RiKQC&pg=PR4&lpg=PR4&dq=Daymon,+Christine+dan+Holloway,+Immy.+2

008.+Metode-

Metode+Riset+Kualitatif+dalam+public+Relations+dan+Marketing+Communicat

ions+(Terjemahan+Cahya+Wiratama).+Yogyakarta+:+Bentang.&source=bl&ots=

GbZbAv0Vzp&sig=ACfU3U0qjLlkKddOL0C3OHUhaMFYDfS8dA&hl=en&sa

=X&ved=2ahUKEwju3ezIi4bjAhVc8XMBHcMoCLUQ6AEwAnoECAkQAQ#v

=onepage&q=Daymon%2C%20Christine%20dan%20Holloway%2C%20Immy.%

202008.%20Metode-

Metode%20Riset%20Kualitatif%20dalam%20public%20Relations%20dan%20M

arketing%20Communications%20(Terjemahan%20Cahya%20Wiratama).%20Yo

gyakarta%20%3A%20Bentang.&f=false

Herlambang dkk. 2014. Tugas Mata Kuliah Satuan Operasi Dan Proses“Evaporasi”.

Jurusan Ilmu Dan Teknologi Panganfakultas Pertanian Peternakanuniversitas

Muhammadiyah Malang.https://docplayer.info/72755348-Tugas-mata-kuliah-

satuan-operasi-dan-proses-evaporasi.html

Jannah. 2014. Laporan Praktikum Kimia Bahan Alam II Isolasi Senyawa Fenolik Dari

Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.). Laboratorium Kimia Bahan Alam

Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Padang.https://caridokumen.com/download/laporan-praktikum-kimia-bahan-alam-

ii-isolasi-senyawa-fenolik-dari-kulit-buah-manggis-garcinia-mangostana-l-oleh-

mifta-hul-jannah-1211013007-shift-selasa-pagi-laboratorium-kimia-bahan-alam-

fakultas-farmasi-universitas-andalas-padang-

2014_5b15eea5b7d7bcf96c4d0448_pdf

Pamela. 2016. Proses Produksi Dan Evaluasi Umur Simpan Cup Noodle Di Pt Indofood

Cbp Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang. Program Studi Teknologi

Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang.http://repository.unika.ac.id/12719/1/KP%2013.70.0014%20Liem%20

Pamela%20Lukito.pdf

Page 40: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

32

Pangestu , A. dan Handayani, S. 2011. Makalah : Rotary Evaporator dan Ultraviolet

Lamp. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

https://ayupangestuu.files.wordpress.com/2011/09/rotary-evaporator-dan-

ultraviolet-lamp.docx.

Susetyarsi, Th. 2012. Kemasan Produk Ditinjau Dari Bahan Kemasan, Bentuk Kemasan

Dan Pelabelan Pada Kemasan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Produk Minuman Mizone Di Kota Semarang. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No

3.https://media.neliti.com/media/publications/132997-ID-kemasan-produk-

ditinjau-dari-bahan-kemas.pdf

Page 41: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

33

8. LAMPIRAN

8.1. Perhitungan

Rumus uji FFA :

Keterangan :

N KOH = normalitas KOH (0,0514)

BM asam lemak = BM kelapa sawit (25,6)

Uji FFA menggunakan isopropanol murni

1.

= 0,0628

2.

= 0,0605

3.

= 0,0605

4.

= 0,0585

5.

= 0,0585

6.

= 0,0557

7.

= 0,0520

8.

= 0,0527

9.

= 0,0528

10.

= 0,0520

Page 42: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

34

Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 45°C, 140 mmBar, 70 rpm

1.

= 0,0511

2.

= 0,0529

3.

= 0,0515

4.

= 0,0505

5.

= 0,0479

6.

= 0,0515

7.

= 0,0511

8.

= 0,0559

9.

= 0,0505

10.

= 0,0479

Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 50°C, 140 mmBar, 70 rpm

1.

= 0,0539

2.

= 0,0523

3.

= 0,0549

4.

= 0,0539

Page 43: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

35

5.

= 0,0520

6.

= 0,0522

7.

= 0,0549

8.

= 0,0539

9.

= 0,0556

10.

= 0,0543

Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 140 mmBar, 70 rpm

1.

= 0,0493

2.

= 0,0534

3.

= 0,0497

4.

= 0,0458

5.

= 0,0487

6.

= 0,0493

7.

= 0,0522

8.

= 0,0517

9.

= 0,0512

10.

= 0,0512

Page 44: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

36

Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 135 mmBar, 70 rpm

1.

= 0,0493

2.

= 0,0502

3.

= 0,0452

4.

= 0,0463

5.

= 0,0482

6.

= 0,0483

7.

= 0,0508

8.

= 0,0478

9.

= 0,0491

10.

= 0,0492

Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 145 mmBar, 70 rpm

1.

= 0,0462

2.

= 0,0465

3.

= 0,0448

4.

= 0,0516

5.

= 0,0501

Page 45: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

37

6.

= 0,0464

7.

= 0,0454

8.

= 0,0471

9.

= 0,0473

10.

= 0,0445

Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 135 mmBar, 75 rpm

1.

= 0,0505

2.

= 0,0488

3.

= 0,0555

4.

= 0,0506

5.

= 0,0552

6.

= 0,0505

7.

= 0,0549

8.

= 0,0505

9.

= 0,0495

10.

= 0,0505

Page 46: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

38

Uji FFA menggunakan isopropanol daur ulang perlakuan 55°C, 135 mmBar, 80 rpm

1.

= 0,0518

2.

= 0,0512

3.

= 0,0505

.4.

= 0,0529

5.

= 0,0534

6.

= 0,0520

7.

= 0,0534

8.

= 0,0509

9.

= 0,0529

10.

= 0,0534

Page 47: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

39

8.2. Plagscan

8.3. Kartu Bimbingan

Page 48: PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN · 2020. 1. 6. · PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM DARI PENGUJIAN FFA DENGAN ALAT ROTARY EVAPORATOR DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

40

8.4. Absensi Kerja Praktek