5
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar
tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit
memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi
melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan
tanduk secara terus menerus keratinisasi dan pelepasan sel-sel
kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh,
produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah :
1. Bagaimanakah Konsep Pemeriksaan Fisik Integumen ?2. Apa
sajakah Persiapan Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen ?3.
Bagaimanakah Teknik Pemeriksaan Fisik pada Kulit ?BAB II
PEMBAHASANA. Konsep Pemeriksaan Fisik Integumen
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya
kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepuh),
luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit,
elastisitas kulit, serta ruam popok (bercak merah terang di kulit
di daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda,
seperti eritems toksikum (titik merah dan pusat putih kecil pada
muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit
tubuh yang terkelupas pada hari pertama.B. Persiapan Pemeriksaan
Fisik Sistem Integumena.Alat Khusus
1) Pencahayaan yang cukup
2) Sarung tangan sekali pakai
b.Persiapan Klien
1)Untuk pengkajian total seluruh permukaan kulit klien harus
melakukan beberapa posisi.
2)Area yang diperiksa sebaiknya terbuka penuh.
3)Bila area yang hendak diperiksa tidak bersih atau tertutup
kosmetik, mungkin kulit perlu dibersihkan untuk memungkinkan
inspeksi yang adekuat.C. Teknik Pemeriksaan Fisik pada KulitTeknik
pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup
teknik inspeksi dan palpasi.
a. Inspeksi
1) Warna / adanya perubahan pigmentasi
Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali jika ada
peningkatan vaskularisasi. Warna kulit yang abnormal yaitu
kekuningan atau jaudis. Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya
kelainan fungsi hati atau hemolisis sel darah merah. Pada orang
berkulit gelap, jaundis terlihat sebagai warna kuning-hijau pada
sklera, telapak tangan, dna kaki. Pada orang berkulit cerah,
jaundis terlihat berwarna kuning pada kulit, sklera, bibir,
palatum, dan dibawah lidah. Warna kulit abnormal lainnya yaitu
eritema. Eritema dimanifestasikan sebagai kemerahan pada orang
berkulit cerah dan coklat atau ungu pada orang berkulit gelap. Hal
ini mengindikasikan peningkatan temperatur kulit karena inflamasi
(proses vaskularisasi jaringan).Lakukan inspeksi pada warna bayi.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat,
ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan
aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm,
mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.Warna KulitDeskripsi
CoklatMenunjukkan adanya penyakit Addison atau beberapa tumor
hipofisis
Biru KemerahanMenunjukkan Polisitemia
MerahAlergi dingin, hipertemia, psikologis, alkohol atau
inflamasi local
Biru (sianosis) pada kukuSianosis perifer oleh karena kecemasan
atau kedinginan atau sentral karena penurunan kapasitas darah dalam
membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut dan badan
KuningIkterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis sel darah
merah, obstruksi saluran empedu atau infeksi berat yang dapat
dilihat pada sklera, membran mukosa, dan abdomen. Bila terdapat
pada telapak tangan dan kaki dan muka bukan sklera menunjukkan
adanya akibat memakan wortel, kentang. Bila pada area kulit terbuka
tidak pada sklera dan membran mukosa menunjukkan adanya penyakit
ginjal kronik.
Pucat (kurang merah muda pada orang kulit putih) atau warna
abu-abu pada kulit hitamMenunjukkan adanya sinkop, demam, syok,
anemia
Kekurangan warna secara umumAlbinisme
Inspeksi juga adanya tanda lahir. Tanda lahir seringkali
mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di punggung bagian bawah
hingga bokong, meskipun dapat juga dijumpai di bagian lain. 2)
Adanya lesi
Lesi pada kulit dideskripsikan dengan warnanya, bentuk, ukuran,
dan penampilan umum. Selain itu batas luka apakah luka datar,
menonjol juga harus dicatat. CaraPatologis
Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah kulit dengan
memerhatikan distribusi, bentuk, warna, ukuran dan konsistensi
seperti:Hampir semua lesi menunjukkan adanya urtikaria, ekzema,
dermatitis kontal atau alergi
Makula:
Massa rata ukuran kecil kurang dari 1 cm berbeda dari kulit
sekitarBentol yang kecil atau besar yang berkelompok dapat
menunjukkan adanya uritkaria.
Papula:
Massa padat menonjol ukuran kecil kurang dari 1 cmAdanya
eritema, vesikel, krusta, ruam yang gatal pada pipi dan kulit
kepala menunjukkan adanya dermatitis atopik (ekzema)
Nodul:
Massa padat dan menonjol sedikit lebih besar (1-2 cm) dan lebih
dalam dari papulaAdanya pembengkakkan merah dan gatal menunjukkan
adanya dermatitis kontak.
Tumor:
Massa padat dan menonjol lebih besar dari nodul padat keras atau
lunakPembengkakan pada kelenjar parotis yang sangat nyeri dapat
menunjukkan gondong.
Bentol:
Area edema kulit sementara dan berbentuk tidak teratur
Vesikel:
Massa berisi cairan, kurang dari 1 cm, menonjol
Bula:
Massa yang berisi cairan, menonjol, lebih besar dari vesikel
Pustula:
Vesikel berisi eksudat purulens
Sisik:
Serpih tipis epidermis yang mengelupas
Krusta:
Eksudat parulens yang mengering
Erosi:
Lesi basa akibat epidermis superfisial yang menghilang
Ulkus:
Kehilangan permukaan kulit yang dalam dapat meluas sampai ke
dermis dan jaringan subkutan
Fisura:
Retak lurus dan dalam pada kulit
Striae:
Garis-garis tipis ungu atau putih pada abdomen
Petekia:
Massa rata, bulat, merah tua atau keunguan kurang dari 3 mm
Ekimosis:
Massa dengan ukuran dan bentuk bervariasi, mula-mula ungu,
memudar menjadi hijau kuning, kemudian coklat
3) Adanya ruamMunculnya ruam kulit mengindikasikan adanya
infeksi atau reaksi obat. Beberapa jenis ruam dapat dilihat pada
tabel diatas. Keberadaan ruam berhubungan dengan perubahan farmako
terapi yang penting untuk membantu identifikasi adanya reaksi
hipersensitivitas alergi. Perkembangan urtikaria terjadi karena
adanya reaksi obat atau makanan. Infeksi kulit dapat disebabkan
oleh jamur atau ragi. Misalnya infeksi oleh Candida Albicans yang
meninvasi jaringan yang lebih dalam.Kondisi rambutKuantitas,
kualitas, distribusi rambut perlu di catat. Kulit kepala seharusnya
elastis dan terdistribusi rambut merata. Alopesia berhubungan
dengan adanya kehilangan rambut dan menyebar, merata, dan lengkap,
biasanya dikarenakan terapi obat seperti kemoterapi. Hirsutism atau
meningkatnya pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, atau pubis
merupakan salah satu penemuan abnormal. Hal ini dapat ditemukan
pada wanita menopause, gangguan endokrin, dan terapi obat tertentu
(kortikosteroid, androgenik).
4) Kondisi kukuKuku seharusnya berwarna pink dengan
vaskularisasi yang baik dan dapat dilakukan tes capillary refill
time. Kuku yang membiru dan keunguan dapat mengindikasikan
terjadinya sianosis. Jika warnanya pucat, bisa saja terjadi
penurunan aliran darah ke perifer. Ketika ditemukan adanya
clubbing, sudut kuku 180, mengindikasikan adanya hipoksia
kronik.
1) Catat bau badan dan adanya bau pada pernapasan, berhubungan
erat dengan kualitas perawatan diri klien.(Bau
b. Palpasi
1) Palpasi kelembutan permukaan kulit. Kulit kasar terjadi pada
pasien hipitiroidisme.Cara dan Keadaan Patologis Tekstur
KulitCaraPatologis
Lakukan inspeksi dan palpasi terhadap tekstur kulitKulit kasar
dan kering menunjukkan terlalu sering mandi, kurang gizi, terpapar
cuaca, gangguan endokrin.
Normalnya kulit bayi dan anak adalah lembutKulit mengelupas atau
bersisik pada jari-jari tangan atau kaki menunjukkan adanya ekzema,
dermatitis atau infeksi jamur.
Sisik berminyak pada kulit kepala menunjukkan adanya dermatitis
seborrhoik.
Bercak-bercak hipopigmentasi dan bersisik pada muka dan tubuh
bagian atas menunjukkan ekzema.
2) KelembabanDideskripsikan dengan kering, berminyak,
berkeringat, atau lembab. Kulit berminyak dengan jerawat dan dengan
peningkatan aktivitas kelenjar minyak dna pada penyakit parkinson.
Diaforesis sebagai respon meningkatnya suhu atau melabolisme tubuh.
Hiperhidrosis istilah terhadap perspirasi berlebihan.
CaraPatologis
Amati kelembapan daerah kulit
Normal: agak keringKulit kering pada daerah bibir, tangan atau
genital menunjukkan adanya dermititis kontak
Normal: Membran Mukosa lembabKekeringan yang menyeluruh disertai
dengan lipatan dan membran mukosa yang lembab menunjukkan terlalu
sering terpapar sinar matahari, sering mandi, atau kurang gizi,
sedangkan kering pada membran mukosa menunjukkan adanya dehidrasi
atau kedinginan.
3) Temperatur
CaraPatologis
Lakukan palpasi pada daerah kulit dengan punggung tangan pada
ekstremitas dan bagia tubuh lainAdanya hipertermia menunjukkan
adanya demam, terbakar sinar matahari, gangguan otak.
Hipertermia lokal menunjukkan adanya luka bakar atau
infeksi.
Hipotermia menunjukkan adanya syok.
Hipotermia lokal menunjukkan adanya terpapar dingin.
4)Mobilitas dan turgor
Ketika mengkaji secara terpusat, diatas klavikula, kulit
seharusnya mudah untuk dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal.
Mobilitas kulit menurun pada scleroderma atau pada pasien dengan
peningkatan edema. Turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi. Cara
dan Keadaan Patologis Pemeriksaan Turgor KulitCaraPatologis
Normal: kulit kembali seperti semula dengan cepat tanpa
meninggalkan tandaLakukan palpasi pada daerah kulit dengan mencubit
lengan atas atau abdomen dan melepaskannya secara sepat.
Lipatan kulit kembalinya lambat dan adanya tanda menunjukkan
adanya dehidrasi atau malnutrisi, penyakit kronik atau gangguan
otot.
5) Nonpitting atau pitting edema
Nonpitting edema, tidak terdepresi dengan palpasi, terlihat pada
pasien dengan respon inflamasi lokal dan disebabkan oleh kerusakan
endotel kapiler. Kulit terlihat merah, keras, dan hangat.
Pitting edema biasanya pada kulit ekstremitas dan dapat
menimbulakan depresi ketika dilakukan palpasi.
Skala (1+ To 4+) Pengukuran Deskripsi Waktu Kembalia) /4(1 2 mm
Nyaris dapat terdeteksi Segera
b) /4(2 4 mm Pitting Lebih dalam Beberapa detik
c) /4(3 6 mm Pitting dalam 10-20 detik
d) 4+/4 10 mm Sangat dalam >20 detikBAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya
kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepuh),
luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit,
elastisitas kulit, serta ruam popok (bercak merah terang di kulit
di daerah popok pada bokong).Teknik pemeriksaan fisik pada sistem
integumen meliputi : inspeksi dan palpasi
B. Saran
Adapun saran adalah mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
_________. (2010). Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen.
http://smartanddelicious.blogspot.com/2010/11/pemeriksaan-fisik-sistem-integumen.html.
Diakses pada hari Minggu, 18 November 2012, pukul 8.19 WIB
_________. (2011). Pengkajian Fisik pada Bayi Baru Lahir.
http://faraaraa.blogspot.com/2011/10/pengkajian-fisik-pada-bayi-baru-lahir.html.
Diakses pada hari Minggu, tanggal 18 November 2012, pukul 8.21
WIB
Bickley, Lynn S. (2008). Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan
Bates. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan
Anak. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada
Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika
________. (2012). Pemeriksan Fisik Ekstremitas, Kulit dan
Genitalia pada Bayi dan Balita.
http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-fisik-ekstremitas-kulit-dan.html.
Diakses pada hari Minggu, tanggal 18 November 2012, pukul 10.32
WIB