Page 1
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN KELISTRIKAN OTOMOTIF
DI SMK NEGERI 1 GONDANG
NGANJUK
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Satijo
NIM 142170035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2015
Page 4
MOTTO
Bermimpilah setinggi langit Jika kamu terjatuh
Kamu akan jatuh di antara bintang-bintang (Ir. soekarno)
iv
Page 6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Bapak dan Ibu, terimakasih atas limpahan doa dan kasih sayang
yang tak terhingga sehingga skripsi ini dapat selesai.
Istriku tercinta dan buah hatiku tersayang, terimakasih selalu mendampingi dan mendukung
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga, yang selalu mendoakan agar skripsi ini dapat
selesai, terimakasih.
Untuk teman-teman, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini, terimakasih.
v
Page 7
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas
limpahan rahmat, karunia, berkah, nikmat, dan hidayah-Nya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran
Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Mata
Pelajaran Kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, dan kerja sama berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo Drs. H. Supriyono, M.Pd.
2. Drs. H. Hartono, M. M., selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Purworejo beserta staf yang telah memberikan izin penelitian dan rekomendasi
kepada penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data untuk
penyusunan skripsi ini;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif beserta staf yang telah
memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini;
4. Arif Susanto, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi I dan Dr. H. Dartu,
M.M, selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah banyak
mengarahkan, membimbing, memberikan dorongan dan motivasi dengan
penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah, serta mengoreksi skripsi ini dengan
penuh ketelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
vii
Page 8
5. Drs. Koestiyo Hadi, M.M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Gondang
Nganjuk atas izin dan fasilitas selama proses penelitian;
6. Orang tua dan seluruh keluargaku yang selalu mengirimkan do‟a, memberikan
dorongan secara materil dan moril serta perhatiannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi;
7. Teman-teman mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo, terkhusus
teman-teman Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif yang selalu
menghadirkan keceriaan, memberikan masukan yang sangat berharga dan
dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi;
Semoga bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan
mendapatkan balasan dari Allah Swt. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kesalahan. Mengingat
keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, maka dari itu penulis mengharapkan saran
serta kritik yang sifatnya membangun demi sempurnanya hasil karya-karya di masa
yang akan dating. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan.
Purworejo, Juli 2015
Penulis
Satijo
viii
Page 9
ABSTRAK
Satijo. “Penggunaan Metode Pembelajaran Quantum Teaching untuk
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Kelistrikan
otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk”. Skripsi. Purworejo: Universitas
Muhammadiyah Purworejo. 2015.
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui
apakah metode pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa mata pelajaran kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gondang
Nganjuk tahun ajaran 2014/2015; (2) untuk mengetahui apakah metode
pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
mata pelajaran kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun
ajaran 2014/2015.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR B SMK Negeri 1
Negeri Gondang tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 29 siswa. Penelitian ini
menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kemmis dan Taggart.
Setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik di antaranya (1) tes, untuk mengukur kemampuan siswa tentang
memelihara, dan memperbaiki sistem kelistrikan otomotif dan komponennya; (2)
angket, untuk melihat motivasi belajar siswa terhadap pelajaran kelistrikan
otomotif dengan menggunakan metode pembelajaran quantum teaching. Teknik
analisis data yang digunakan kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat
peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI TKR B SMK Negeri 1 Gondang
Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan otomotif dengan metode pembelajaran
quantum teaching. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari: 1) nilai rata-rata yang
mengalami peningkatan sebesar 0,4 (6,35%) pada tahap siklus I dan 2,2 (25,88%)
pada tahap siklus II; 2) nilai tertinggi meningkat sebesar 0,6 (8,11%) pada tahap
siklus I, dan 1,8 (19,57%) pada tahap siklus II; 3) nilai terendah yang diperoleh
siswa meningkat sebesar 0,2 (3,64%) pada tahap siklus I, dan 2,4 (30,38%) pada
siklus II; (2) terdapat peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI TKR B SMK
Negeri 1 Gondang Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan otomotif dengan
metode pembelajaran quantum teaching. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari:
1) nilai rata-rata yang mengalami peningkatan sebesar 0,7 (12,50%) pada tahap
siklus I dan 2,2 (28,21%) pada tahap siklus II; 2) nilai tertinggi meningkat sebesar
1 (12,50%) pada tahap siklus I,dan 2 (20,00%) pada tahap siklus II; 3) nilai
terendah yang diperoleh siswa meningkat sebesar 1 (28,57%) pada tahap siklus I,
dan 3 (46,5%) pada siklus II.
Kata kunci: quatum teaching, motivasi belajar, prestasi belajar, kelistrikan
otomotif
ix
Page 10
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3
C. Batasan Masalah ..................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO .......................................................................................................... i v
PERSEMBAHAN........................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. vi
PRAKATA ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ............................................................................. 7
1. Motivasi Belajar Siswa ....................................................... 7
2. Prestasi Belajar Siswa ......................................................... 12
a. Fungsi Prestasi Belajar .................................................. 13
b. Manfaat Prestasi Belajar ............................................... 14
3. Metode Pembelajaran Quantum Teaching .......................... 15
a. Model Quantum Teaching ............................................ 17
b. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching ............................... 19
c. Unsur-Unsur Quantum Teaching. ................................. 21
d. Keunggulan Metode Quantum Teaching ...................... 22
e. Petunjuk Pelaksanaan Metode Quantum Teaching ......... 23 4. Mata Pelajaran Kelistrikan otomotif .......... 29
a. Memelihara sistem kelistrikan body dan komponennya.. 29 b. Memperbaiki Sistem kelistrikan body dan komponennya. 30
B. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 36 C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 37
D. Hipotesis...................................................................................... 38
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian........................................................................ 39
1. Perencanaan (Planning) ....................................................... 40
2. Tindakan dan Observasi ....................................................... 41
x
Page 11
1. Prasiklus .............................................................................. 54
2. Siklus I ................................................................................ 56 3. Siklus II ............................................................................... 58
Hasil Penelitian ......................................................................... 60 1. Prasiklus .............................................................................. 60
2. Siklus I ................................................................................ 61 3. Siklus II ............................................................................... 62
Pembahasan Data Penelitian ..................................................... 63
3. Refleksi (Reflecting)............................................................ 41
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 41
C. Subjek Penelitian....................................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 42
1. Siklus I ................................................................................ 43
a. Perencanaan Tindakan I ................................................ 43
b. Tindakan I ..................................................................... 44
c. Observasi I .................................................................... 44
d. Refleksi I ....................................................................... 45
2. Siklus 2................................................................................ 45
a. Perencanaan tindakan II ................................................ 45
b. Tindakan II .................................................................... 45
c. Observasi II ................................................................... 46
d. Refleksi II...................................................................... 46
E. Instrumen Penelitian.................................................................. 46
1. Tes ....................................................................................... 47
2. Angket ................................................................................. 47
F. Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................... 48
1. Uji Validitas ........................................................................ 48
2. Uji Reliabilitas .................................................................... 49
G. Indikator Keberhasilan .............................................................. 51
H. Analisis Data ............................................................................. 53
1. Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran ....................... 53
2. Prestasi belajar Siswa dalam proses pembelajaran ............. 53
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian.................................................................... 54
B.
C.
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................ 67 B. Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
xi
Page 12
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Kisi-kisi soal tes hasil belajar siswa................................................... 47
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa ..................................... 48
Tabel 3. Data Penelitian Tahap Prasiklus ........................................................ 60
Tabel 4. Data Penelitian Tahap Siklus I........................................................... 61
Tabel 5. Data Penelitian Tahap Siklus II ......................................................... 62
xii
Page 13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar Bagan 1. Peningkatan motivasi belajar siswa .................................... 63
Gambar Bagan 2. Peningkatan prestasi belajar siswa ...................................... 65
xiii
Page 14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ............ 71
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas .............................................. 72
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Dari SMK NEGERI 1 GONDANG NGANJUK ...................
73
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 74
Lampiran 5. Surat Keterangan Validasi Dari Validator 1 ................................ 75
Lampiran 6. Surat Keterangan Validasi Dari Validator 2 ................................ 76
Lampiran 7. Instrumen Penelitian .................................................................... 77
Lampiran 8. Silabus ......................................................................................... 90
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 91
Lampiran 10. Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................... 98
Lampiran 11. Hasil Tes Siswa ......................................................................... 103
Lampiran 12. Data Nilai Siswa ........................................................................ 106
Lampiran 13. Perbandingan Nilai Motivasi Belajar ........................................ 114
Lampiran 14. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar .......................................... 115
Lampiran 15. Daftar Hadir Siswa .................................................................... 116
Lampiran 16. Dokumentasi Proses Pembelajaran............................................ 119
Lampiran 17. Kartu Bimbingan Skripsi ........................................................... 121
xiv
Page 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Dengan pendidikan akan dapat memperbaiki kehidupan
masyarakat dan membawa kepada peradaban yang lebih baik. Semakin
berkembangnya peradaban manusia, semakin berkembang pula permasalahan
yang dihadapi pendidikan, sehingga semakin menuntut kemajuan manusia
dalam pemikiran-pemikiran yang sistematik tentang pendidikan.
Perwujudan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan
perkembangan zaman menjadi tuntutan bagi setiap penyelenggaran
pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dari penyelenggara pendidikan
dituntut untuk mempunyai kualitas dan kreatifitas dalam memberikan
pembelajaran bagi siswa. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam merencanakan,
memilih dan menggunakan metode pembelajaran.
Guru yang kreatif, profesional dan menyenangkan harus memiliki
berbagai konsep dan cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran antara
lain dengan mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreativitas
dalam pembelajaran, mendisiplinkan siswa dengan kasih sayang.
Membangkitkan minat belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan
sumber belajar.
1
Page 16
2
Proses pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pendidikan. Dalam proses pembelajaran, terjadi proses transfer ilmu antara
guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Guru merupakan
motivator sekaligus fasilitator yang memiliki peran penting dalam
mengorganisasi kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran. Guru harus
mampu mengorganisasi, memanajemen kelas dan mengarahkan siswa agar
dapat tercapai susana belajar mengajar yang kondusif.
Penerapan berbagai model pembelajaran dilakukan untuk
menumbuhkan kembali semangat siswa untuk mengikuti pelajaran,
meningkatkan kreatifitas, menghindari kejenuhan, mempermudah
pemahaman, saling mengutarakan dan bertukar pendapat. Hal tersebut juga
dapat diterapkan pada mata pelajaran kelistrikan otomotif khususnya di SMK
Negeri 1 Gondang Nganjuk karena model pembelajaran yang ada selama ini
masih cenderung bersifat pasif.
Selama ini metode ceramah masih sangat sering digunakan oleh guru
dalam menyampaikan materi. Padahal dengan metode tersebut sebagian siswa
masih pasif dengan hanya mendengarkan ceramah dari guru, hanya sedikit
siswa yang bertanya jika guru memberikan kesempatan untuk bertanya atau
mengutarakan pendapat. Siswa hanya mendapatkan apa yang disampaikan
oleh guru, sedikit sekali yang melakukan pencarian konsep sendiri, aktifitas
bertanya, menyampaikan pendapat atau melakukan pengamatan. Hal tersebut
berdampak pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari masih ada beberapa
siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal.
Page 17
3
Melihat kenyataan di atas maka perlu diadakannya suatu penelitian
mengenai penggunaan metode pembelajaran quantum teaching pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk. Penelitian ini diharapkan
dapat memperbaiki metode pembelajaran yang selama ini kurang memberikan
hasil yang optimal dan dapat menambah referensi guru untuk menghasilkan
pembelajaran yang lebih baik dan bermutu.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diutarakan diatas maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat diteliti yaitu:
1. Guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan mencatat dalam
proses pembelajaran tanpa ada variasi model yang lain. Hal ini
mengakibatkan kejenuhan pada siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2. Proses belajar masih besifat satu arah dan kurang terjadi interaksi antara
siswa dengan guru. Proses interaksi diharapkan dapat memancing daya
pikir siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi, berpikir kritis,
saling bertanya dan mengutarkan pendapat.
3. Prestasi belajar siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk
pada pelajaran kelistrikan otomotif masih tergolong rendah, data dari guru
mata pelajan menunjukkan bahwa hanya ada 3 siswa yang lulus KKM, hal
ini dikarenakan pada proses pembelajaran siswa terbiasa hanya
mendapatkan
Page 18
4
ceramah sehingga apa yang didapatkan siswa adalah apa yang
disampaikan oleh guru.
C. Batasan Masalah
Terdapat banyak permasalahan yang dapat ditemui pada pembelajaran
kelistrikan otomotif. Oleh karena itu, perlu adanya batasan terhadap masalah
yang akan diteliti. Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini
yaitu:
1. Penggunaan metode pembelajaran quantum teaching pada mata pelajaran
kelistrikan otomotif SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk.
2. Aspek yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah motivasi belajar siswa
kelas XI SMK Negeri 1 Gondang Nnganjuk pada mata pelajaran
kelistrikan otomotif.
3. Aspek yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa
kelas XI SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan
otomotif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan indentifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar peningkatan motivasi belajar siswa mata pelajaran
kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun ajaran
2014/2015 dengan menggunakan metode pembelajaran quantum teaching?
Page 19
5
2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran
kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun ajaran
2014/2015 dengan menggunakan metode pembelajaran quantum teaching?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran quantum teaching dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI TKR B pada mata pelajaran
kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun ajaran
2014/2015.
2. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran quantum teaching dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI TKR B pada mata pelajaran
kelistrikan otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun ajaran
2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi beberapa pihak
terkait berikut:
1. Bagi siswa
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran kelistrikan otomotif yang
terlibat dalam kegiatan penelitian ini.
Page 20
6
2. Bagi Guru
Memberikan informasi tambah bagi guru sebagai pengajar dalam usahanya
melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi
pengembangan sekolah, utamanya untuk peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah.
Page 21
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA,
KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat pada dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat (Hamzah,2008:1). Motif tidak
dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan rangsangan,
dorongan, dan pembangkit tenaga yang mempengaruhi munculnya sesuatu
tingkah laku tertentu.
Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal
itu mempengaruhi dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu dari kondisi
internal adalah motivasi. Menurut (Sugihartono,2007:20), motivasi
sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan tingkah laku tersebut.
Motivasi juga dapat dikatakan perbedaan antara dapat
melaksanakan dan mau melaksanakan atau bisa diartikan mau
melaksanakan sesuatu demi mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi
dapat juga diartikan sebagai dorongan mental untuk mempengaruhi
seseorang agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
7
Page 22
8
Menurut (Hamzah,2008:23), hakikat motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan tingkah laku. Dorongan internal dan eksternal tersebut
tentunya harus didukung oleh indikator atau pun unsur. Hal tersebut
tentunya akan mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar.
Menurut (Sardiman,2011:85), ada tiga fungsi motivasi yaitu
sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuan.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Motivasi dapat juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi (Sardiman,2011:85). Seseorang melakukan suatu usaha
karena adanya motivasi. Seorang siswa yang mempunyai motivasi yang
baik dalam belajar akan menghasilkan hasil yang baik atau sesuai tujuan.
Usaha yang tekun dan didasari dengan motivasi yang tinggi,
Page 23
9
seorang siswa yang sedang belajar akan melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan pencapaian
prestasi belajarnya.
Motivasi belajar memiliki peranan sebagai pendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar, tentu daya dorong itu tidak akan berfungsi
dengan baik tanpa adanya motivasi yang kuat. Motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan. Menurut (Hamzah,2008:5) kekuatan-kekuatan ini
dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti:
keinginan yang hendak dipenuhi, tingkah laku, tujuan, dan umpan balik.
Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang
berbeda-beda. Kekuatan motivasi seorang siswa berbeda-beda, ada yang
kuat dan ada yang lemah.
Menurut (Sardiman,2011:83), untuk mengetahui kekuatan
motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa ciri sebagai berikut: a)
Tekun menghadapi tugas, b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus
asa), c) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, d) Lebih
senang bekerja mandiri, e) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin, f) Dapat
mempertahankan pendapatnya, g) Tidak mudah melepas hal yang diyakini
itu, h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut (Hamzah,2008:23), indikator motivasi belajar dapat
diklarifikasikan sebagai berikut: a) Adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil, b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, c) Adanya
Page 24
10
harapan atau cita-cita masa depan, d) Adanya penghargaan dalam belajar,
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, f) Adanya lingkungan
belajar yang kondusif.
Sedang menurut (Makmun,2003:40), mengidentifikasi beberapa
indikator motivasi antara lain sebagai berikut: a) Durasinya kegiatan
(berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan
kegiatan), b) Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan
dalam periode waktu tertentu), c) Persistensinya (ketetapan dan
kelekatannya) pada tujuan kegiatan, d) Ketabahan, keuletan, dan
kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk
mencapai tujuan, e) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga,
pikiran, bahkan jiwanya) untuk mencapai tujuan, f) Tingkatan aspirasinya
(maksud, cita-cita, sasaran atau target, dan idolanya) yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkatan kualifikasi prestasi atau
produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak,
memenuhi atau tidak, memuaskan atau tidak), h) Arah sikapnya terhadap
sasaran kegiatan (positif atau tidak).
Berdasarkan beberapa indikator-indikator motivasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi
indikatornya adalah sebagai berikut tekun dan ulet, percaya pada diri
sendiri, berani mengemukakan pendapat, dan memiliki hasrat untuk
berprestasi. Uraian dari indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Page 25
11
a. Tekun dan ulet
Tekun merupakan rajin, keras hati dan sungguh-sungguh,
sedangkan ulet merupakan tidak mudah putus asa. Contohnya siswa
mengerjakan tugas dari guru sesuai waktu yang diberikan, dan siswa
belajar kembali apabila belum mendapatkan hasil belajar atau nilai
yang baik.
b. Percaya pada diri sendiri
Percaya pada diri sendiri merupakan yakin akan kemampuan
pada diri sendiri. Sebagai contoh, siswa mengerjakan sendiri soal-soal
atau tugas dari guru.
c. Berani mengemukakan pendapat
Berani mengemukakan pendapat merupakan mau mengajukan
pendapat atau pemikiran tentang hal-hal yang sedang di pelajari.
Sebagai contoh, siswa menjawab pertanyaan tentang materi pelajaran
yang diberikan oleh seoang guru pada waktu pelajaran.
d. Memiliki hasrat untuk berprestasi
Memiliki hasrat untuk berprestasi merupakan mempunyai
keinginan yang kuat untuk mencapai hasil yang ingin dicapai. Siswa
tidak cepat puas dengan hasil belajar yang didapat karena belum
mendapatkan nilai yang maksimal atau belum paham betul terhadap
materi yang diajarkan.
Page 26
12
2. Prestasi Belajar Siswa
Belajar tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Siswa
dikatakan mampu mencapai tujuan dari belajar bila memiliki prestasi yang
bagus. Menurut (Arifin,2010:12) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda
yakni “prestatie” kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang
berarti hasil usaha. Sesuai dengan pengertian dari (Kamus Besar Bahasa
Indonesia,2002:895) prestasi belajar adalah penguasaan kemampuan,
pengetahuan atau keterampilan, yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes.
Berbicara tentang prestasi belajar siswa maka tidak terlepas dari
hasil belajar siswa karena untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa
dapat dilihat dari keberhasilan hasil belajar yang dicapai olah siswa.
Sedangkan menurut (Salim,1995:190) prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes
yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru. Menurut (Arifin,2010:12) Prestasi belajar
merupakan ukuran keberhasilan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah banyak sedikitnya penguasaan individu atau siswa
terhadap bahan pembelajaran yang telah dipelajari dan diberikan oleh guru
tersebut dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai sistem penilaian
Page 27
13
yang digunakan. Adapun dalam penelitian ini prestasi belajar adalah
tingkat kecakapan dan penguasaan materi mata pelajaran kelistrikan
otomotif yang diajarkan di kelas XI Program Studi Teknik Kendaraan
Ringan SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun ajaran 2014/2015. Prestasi
belajar dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pembelajaran
yang direncanakan guru. Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai acuan
untuk perbaikan metode, melengkapi sumber belajar, sarana dan prasarana,
media pendidikan, alat peraga serta penguasaan bahan yang akan
disampaikan kepada siswa.
a. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perenial dalam sejarah manusia, karena sepanjang rentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuannya. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dibahas,
tentunya sebuah prestasi belajar mempunyai fungsi.
Menurut (Arifin,2010:12-13), sebuah prestasi belajar
mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas pengetahuan yang telah
dikuasai oleh siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern adalah indikator tingkat
Page 28
14
produktivitas suatu instansi pendidikan. Indikator ekstern mengacu
pada tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.
5) Prestasi belajar sebagai indikator daya serap peserta didik.
b. Manfaat Prestasi Belajar
Menurut (Arifin ,2010:13), prestasi belajar mempunyai
beberapa manfaat, antara lain:
1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dan pengajar.
2) Untuk keperluan diagnostik.
3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
4) Untuk keperluan seleksi.
5) Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.
6) Untuk menentukan isi kurikulum.
7) Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
Penilaian hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah mencapai sasaran belajar. Menurut (Winkel,1991:102),
proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-
perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang
nilai, sikap dan keterampilan. Melalui prestasi belajar seorang siswa akan
dapat mengetahui kemampuan dalam menguasai materi pelajaran yang
telah dicapainya dalam belajar.
Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai keberhasilan dari proses
belajar mengajar. Keberhasil proses belajar mengajar yang dimaksud
adalah tercapainya tujuan instruksional khusus dari materi yang dipelajari
Page 29
15
selama proses belajar mengajar. Cara untuk mengetahui tercapainya tujuan
instruksional adalah dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif
dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses
belajar mengajar.
Sebagai tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar, indikator-
indikatornya menurut (Sutikno,2004:98), adalah sebagai berikut:
a. Penguasaan materi pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individual atau kelompok.
b. Perilaku yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus dapat
tercapai oleh siswa baik secara individu atau kelompok.
3. Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Kata quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya (DePorterdkk.,2010:34). Quantum teaching menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, yaitu dengan cara menggunakan unsur
yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang
terjadi di dalam kelas (A‟la,2010:21). Quantum teaching pertama kali
dilaksanan di supercamp. Supercamp adalah sebuah tempat pendidikan
internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis
serta keterampilan pribadi.
Menurut (DePorterdkk,2010:32), metode pembelajaran quantum
teaching adalah perubahan pembelajaran yang meriah, dengan segala
nuansanya dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Masih
menurut (DePorterdkk,2010:32), quantum teaching berfokus pada
Page 30
16
hubungan dinamis dalam lingkungan kelas atau interaksi yang mendirikan
landasan dan kerangka untuk belajar.
Quantum teaching menguraikan cara-cara baru untuk memudahkan
proses belajar melalui pemaduan unsur seni serta pencapaian-pencapaian
yang terarah berbagai macam mata pelajaran yang diajarkan di dalam
kelas. Penggunaan metode pembelajaran quantum teaching dapat
menghubungkan keistimewaan dalam belajar sehingga dapat menuju
rencana pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut (A‟la,2010:27),quantum teaching mempunyai asas utama
yaitu bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke
dunia mereka. Maksud dari asas itu adalah mengingatkan kita akan
pentingnya memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama. Sehingga
seorang guru harus memasuki dulu dunia siswa karena tindakan ini akan
memberi guru izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan proses
pembelajaran di dalam kelas.
Metode pembelajaran quantum teaching memberikan cara-cara
baru untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui perkembangan
hubungan, penggubahan belajar, dan penyampaian kurikulum. Quantum
teaching juga memiliki petunjuk bagaimana cara untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan menarik. Sehingga membuat siswa
akan lebih antusias dan senang dalam mengikuti pelajaran. Metode
pembelajaran quantum teaching juga memiliki model, prinsip-prinsip,
Page 31
17
tujuan, manfaat, keunggulan, dan petunjuk pelaksanaan. Semua itu
diuraikan sebagai berikut:
a. Model Quantum Teaching
Metode pembelajaran quantum teaching mempunyai model
dalam proses pembelajaran. Menurut (A‟la,2010:32), model quantum
teaching hampir sama dengan sebuah simponi. Hal ini dapat
digambarkan pada sebuah simponi dalam musik ada beberapa unsur
yang menjadi faktor pengalaman musik. Unsur dalam musik tersebut
terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi.
Pengertian konteks adalah latar belakang pengalaman guru.
Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik yang dimainkan atau
penyajiannya seperti fasilitasi Seorang guru yang menggunakan
metode pembelajaran quantum teaching dalam proses mengajar
dituntut mampu membuat kerangka rancangan suatu model
pembelajaran untuk pegangan dalam mengelola pelajaran di dalam
kelas. Menurut (A‟la,2010:21), kerangka rancangan belajar quantum
teaching yang dikenal dengan istilah tandur.
Menurut (A‟la,2010:34-35), dalam melakukan langkah- langkah
pembelajaran quantum teaching dengan enam langkah yang tercermin
dalam istilah TANDUR, yaitu:
T = Tumbuhkan, tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan
rasa ingin tahu siswa dalam bentuk: Apakah Manfaatnya
BAgiKu (AMBAK). Tumbuhkan suasana yang menyenangkan
Page 32
18
di hati siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan
siswa, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam
pikiran mereka ke alam pikiran anda, yakinkan siswa mengapa
harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan
siswa, bukan suatu keharusan.
A = Alami, unsur alami akan mendorong hasrat alami otak untuk
“menjelajah”. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang
dapat dimengerti semua siswa.
N = Namai, setelah siswa melalui pengalaman belajar pada
kompetensi dasar tertentu, mereka kita ajak untuk menulis di
kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu
informasi, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya.
D = Demonstraikan, setelah siswa mengalami belajar akan sesuatu,
beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan
kemampuannya, karena siswa akan mampu mengingat 90% jika
siswa itu mendengar, melihat dan melakukannya. Melalui
pengalaman belajar siswa akan mengerti dan mengetahui bahwa
dia memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.
U = Ulangi, pengulangan memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!”. Sehingga
siswa akan teringat apa yang sudah disampaikan.
R = Rayakan, perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang
yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban
Page 33
19
dengan baik. Maka sudah selayaknya jika siswa sudah
mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik untuk
dirayakan lewat: bertepuk tangan.
b. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Metode pembelajaran quantum teaching memiliki beberapa
prinsip yang harus diketahui oleh seorang guru. Menurut
(DePorterdkk,2010:36), prinsip-prinsip quantum teaching ada 5, yaitu:
1) Segalanya Berbicara
Segalanya berbicara mulai dari lingkungan kelas hingga
gerakan tubuh anda mengirimkan pesan tentang belajar yang akan
disampaikan dalam pembelajaran. Sehingga gerakan tubuh dapat
dijadikan alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya guru yang berhak berbicara,
akan tetapi siswa juga mempunyai hak untuk bicara. Hak siswa
berbicara untuk saling berargumentasi dan bertanya tentang materi
pelajaran yang diajarkan.
2) Segalanya Bertujuan
Seorang guru atau siswa harus mempunyai tujuan dalam
suatu pembelajaran. Seorang guru harus mempunyai tujuan yang
jelas dalam menyusun materi pembelajaran yang akan diberikan
pada siswa. Siswa juga harus tahu apa tujuan dari meraka
mempelajari materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini agar guru
Page 34
20
maupun siswa tidak melenceng dari tujuan utama melakukan
proses pembelajaran suatu materi.
3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah
mengalami informasi sebelum mereka pelajari, karena otak
manusia berkembang yang akhirnya menggerakkan rasa ingin tahu.
Sehingga seorang guru harus memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi diawal pelajaran. Sehingga siswa akan
berpikir mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
4) Akui Setiap Usaha
Hargai setiap usaha siswa baik itu besar maupun kecil.
seorang siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan baik salah
atau benar, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan
kepercayaan diri mereka. Sehingga hal ini akan mendorong siswa
lebih giat lagi dalam belajar dan akan menumbuhkan motivasi
belajar siswa yang tinggi.
5) Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Rayakan atas keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu
materi yang disampaikan dengan baik, sehingga siswa dapat
menguasai materi tersebut. Perayaan memberikan umpan balik
mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif
dengan belajar. Sebagai seorang pendidik harus memberikan pujian
kepada siswa yang aktif berinteraksi pada saat pelajaran, baik
Page 35
21
bertanya maupun menjawab pertanyaan tentang materi yang
disampaikan.
Penggunaan metode pembelajaran quantum teaching dapat
membantu siswa belajar dengan baik dan menumbuhkan motivasi belajar.
Metode pembelajaran quantum teaching melibatkan semua aspek
kepribadian manusia, pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh. Pembelajaran
yang menarik dan meriah tidak akan membuat bosan saat proses belajar
mengajar berlangsung. Hal ini tentunya membuat siswa menyukai
pelajaran yang diajarkan.
c. Unsur-Unsur Quantum Teaching
Menurut A‟la (2010: 57-60), metode pembelajaran quantum
teaching memadukan beberapa unsur-unsur pembelajaran, diantaranya
adalah sebagai berikut: lingkungan, suasana, landasan, dan rancangan.
Unsur-unsur tersebut akan dibahas lebih jauh pada penjelasan dibawah
ini:
1) Lingkungan
Lingkungan di dalam kelas harus ditata dengan baik. Hal
ini agar siswa merasa nyaman saat proses pembelajaran
berlangsung. Penataan ruangan kelas meliputi pencahayaan, warna,
pengaturan meja dan kursi, pemasangan hiasan dinding, dan sarana
prasara pendukung lainnya. Sehingga menjadikan lingkungan kelas
penuh dengan keakraban antara guru dan murid.
2) Suasana
Page 36
22
Guru harus memperhatikan suasana dalam ruang belajar.
Hal ini karena suasana ruangan sangat berpengaruh pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Guru yang menghadirkan
suasana dalam ruangan yang mengembirakan akan membawa
kegembiraan dalam belajar. Hal ini membuat siswa akan merasa
senang pada saat pembelajaran berlangsung. Begitu pula dengan
suasan ruangan yang tidak menyenangkan akan membuat siswa
malas-malasan.
3) Landasan
Seorang guru atau siswa harus mempunyai landasan
pemelajaran sehingga apa yang akan dilakukan sudah terkonsep
dan terlihat duluan. Landasan yang harus dimiliki guru dan siswa
yaitu tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan
aturan bersama. Hal ini tentu akan mepengaruhi dari proses belajar
mengajar menjadi lebih mudah.
4) Rancangan
Seorang guru harus mampu membuat rancangan
menumbuhkan minat belajar siswa, mendalami makna belajar, dan
memperbaiki interaksi dengan pelajaran siswa secara terus
menerus. Sehingga kegiatan belajar akan sesuai dengan tujuan
awal dari proses pembelajaran.
d. Keunggulan Metode Quantum Teaching
Page 37
23
Metode pembelajaran quantum teaching mempunyai beberapa
keunggulan dan ciri khas tersendiri yang sangat unik dan jarang
dimiliki oleh metode pembelajaran lainnya. Keunggulan metode
pembelajaran quantum teaching sebenarnya ada banyak.
Menurut (A‟la,2010:41-43), ada empat keunggulan metode
pembelajaran quantum teaching yang cukup menonjol diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Adanya unsur demonstrasi dalam pengajaran. Pembelajaran
quantum teaching memberikan kesempatan yang luas pada seluruh
siswa untuk terlibat aktif dan pertisipasi dalam tahapan-tahapan
kajian terhadap suatu mata pelajaran.
2) Adanya kepuasan pada diri si anak.
3) Ada unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu
keterampilan yang diajarkan.
4) Adanya unsur kemampuan dalam merumuskan temuan yang
dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model, dan
sebagainya.
e. Petunjuk Pelaksanaan Metode Quantum Teaching
Metode pembelajaran quantum teaching mempunyai petunjuk-
petunjuk dalam pelaksanaannya. Sehingga seorang guru harus
mengetahui petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode quantum teaching. Hal ini bertujuan agar penggunaan metode
pembelajran quantum teaching dapat terlaksana dengan baik. Sehingga
Page 38
24
hasil dari proses pembelajarannya akan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Menurut (A‟la,2010:61-69),petunjuk pelaksanaan menggunakan
metode quantum teaching di dalam kelas sebagai berikut:
1) Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan
bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang
baik dan selalu gembira (tersenyum).
2) Guru harus membuat suasana belajar yang
menyenangkan/kegembiraan. “learning is most effective when it’s
fun. „Kegembiraan‟ disini berarti bangkitnya minat, adanya
keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman
(penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang
membahagiakan pada diri peserta didik.
3) Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan dapat membawa
kegembiraan.
a) Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk
seperti bentuk U, lingkaran.
b) Beri tanaman, hiasan lain di luar maupun di dalam kelas.
c) Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang yang menjadi
keinginan dan kebanggaan kelas.
d) Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan, kata
mutiara pemacu semangat, misalnya kata: “Apapun yang dapat
Page 39
25
Anda lakukan, atau ingin Anda lakukan, mulalilah. Keberanian
memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya”
(Goethe).
e) Guru perlu memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan
terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses belajarnya.
Guru dapat mempengaruhi suasana emosi siswa dengan cara:
kegiatan-kegiatan pelepas stres seperti menyanyi bersama,
mengadakan permainan, outbond dan sebagainya.
f) Aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti
melakukan tour, makan bersama dan sebagainya.
g) Menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan
diungkapkan yaitu melalui bimbingan konseling baik oleh
petugas BP/BK maupun guru itu sendiri
4) Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan dapat
diselingi jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda dalam
pembelajaran.
5) Sikap guru kepada peserta didik:
a) Pengarahan “Apa manfaat materi pelajaran ini bagi siswa” dan
tujuan.
b) Perlakukan siswa sebagai manusia sederajat.
c) Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja
siswa.
Page 40
26
d) Memberikan stimulus yang mendorong siswa.
e) Mendukung peserta 100% dan ajak semua anggota kelas untuk
saling mendukung.
f) Memberi peluang siswa untuk mengamati dan merekam data
hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan
jawaban, menjelaskan sambil memberikan argumentasi, dan
sejumlah penalaran.
6) Terapkan 8 kunci keunggulan ini kedalam rencana pelajaran setiap
hari. Kaitkan kunci-kunci ini dengan kurikulum.
a) Integritas: Bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh. Selaraskan
nilai-nilai dengan perilaku Anda.
b) Kegagalan Awal Kesuksesan: Pahami bahwa kegagalan
hanyalah memberikan informasi yang Anda butuhkan untuk
sukses,
c) Bicaralah dengan Niat Baik: Berbicara dengan pengertian
positif, dan bertanggung jawablah untuk berkomunikasi yang
jujur dan lurus. Hindari gosip.
d) Hidup di Saat Ini: Pusatkan perhatian pada saat ini dan
kerjakan dengan sebaik-baiknya.
e) Komitmen: Penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi dan
lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
f) Tanggung Jawab: Bertanggungjawab atas tindakan Anda.
Page 41
27
g) Sikap Luwes dan Fleksibel: Bersikap terbuka terhadap
perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu Anda
memperoleh hasil yang diinginkan.
h) Keseimbangan: Jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa Anda.
Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang
ini.
7) Guru yang seorang Quantum Teacher mempunyai ciri-ciri dalam
berkomunikasi yaitu:
a) Antusias: menampilkan semangat untuk hidup.
b) Berwibawa: menggerakkan orang.
c) Positif: melihat peluang dalam setiap saat.
d) Supel: mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta
didik.
e) Humoris: berhati lapang untuk menerima kesalahan.
f) Luwes menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil.
g) Menerima: mencari di balik tindakan dan penampilan luar
untuk menemukan nilai-nilai inti.
h) Fasih: berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur.
i) Tulus: memiliki niat dan motivasi positif.
j) Spontan: dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil.
k) Menarik dan tertarik: mengaitkan setiap informasi dengan
pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta
didik.
Page 42
28
l) Menganggap peserta didik “mampu”: percaya akan
keberhasilan peserta didik.
m) Menetapkan dan memelihara harapan tinggi: membuat
pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu
setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin
8) Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku
sumber belajar lainnya, dan buku yang bisa dipinjam dari
Perpustakaan. Tidak diperkenankan guru mencatat/menyuruh
peserta didik untuk mencatat pelajaran di papan tulis
9) Dalam melakukan penilaian guru harus berorientasi pada:
a) Acuan/patokan. Semua kompetensi perlu dinilai sesuai dengan
acuan kriteria berdasarkan indikator hasil belajar.
b) Ketuntasan Belajar. Ketuntasan belajar ditetapkan dengan
ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan
dapat dipertanggungjawakan sebagai prasyarat penguasaan
kompetensi berikutnya.
c) Metode penilaian dengan menggunakan variasi, antara lain : tes
tertulis, observasi, wawancara, portfolio, dan demostrasi.
Berdasarkan uraian di atas tentang metode quantum teaching
dalam proses pembelajaran diharapkan guru sebagai fasilitator dapat lebih
mengoptimalkan penggunaan metode quantum teaching agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memotivasi siswa dalam
Page 43
29
mengembangkan kreatifitas belajar sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
4. Mata Pelajaran Kelistrikan otomotif
Program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK N 1
Gondang Nganjuk berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2008 dan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3
mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15
mempunyai tujuan untuk membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam: perawatan dan perbaikan
motor otomotif, perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga
otomotif, perawatan dan perbaikan sistim kelistrikan otomotif.
Mata pelajaran kelistrikan otomotif terdiri dari beberapa standar
kompetensi, yaitu memperbaiki sistem kelistrikan body, memperbaiki
sistem kelistrikan motor listrik, dan memperbaiki sistem kelistrikan
pengapian.
Karena adanya keterbatasan peneliti yang tidak dapat melakukan
penelitian terhadap semua kompetensi, Maka penelitian ini hanya
membahas sebuah standar kompetensi program keahlian Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk, yaitu Memperbaiki
Sistem kelistrikan body yang meliputi kompetensi dasar sebagai berikut:
a. Memelihara sistem kelistrikan body dan komponennya.
1) Prinsip kelistrikan body
Page 44
30
Sistem kelistrikanbody adalah instalasi dari berbagai rangkaian
penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikanbody tersebut,
antara lain sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda
belok, lampuhazzard, lampu plat nomor, lampu rem, dan lampu mundur.
Tujuan di pasangnya sistem kelistrikanbody adalah sebagai
penerangan pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda kepada
pengendara lain pada saat akan membelok maupun akan berhenti sehingga
pengendara akan aman dari kecelakaan. selain itu, juga untuk memberikan
indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok ke kanan ataupun kiri
sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah habis dan
lain-lain.
b. Memperbaiki Sistem kelistrikan body dan komponennya
(a) Memeriksa dan memperbaiki baterei
Level Permukaan Air Accu
1. Lihat Volume air accu harus berada di antara Lower dan
Upper, biasanya accu tekor juga disebabkan oleh salah satu
sel atau beberapa sel yang kering atau air accu di bawah
garis lower.
2. Kalau terjadi kekeringan air accu, tambahkan air accu
kemudian charge accu, untuk beberapa kasus jika terjadi
Page 45
31
kekeringan air accu, charger accu dari alternator atau dinamo
isi tidak cukup bagus untuk mengisi accu hal ini di sebabkan
terjadi discharging jika membiarkan accu di setrum oleh
dinamo isi di mobil.
Lebih baik lakukan charging terpisah atau bawa ke tempat
setrum accu sampai muatan listrik accu mobil benar-benar
penuh.
Setelah Accu di cas ditempat khusus setrum accu, uji
kemampuan accu dengan cranking atau untuk memutar
mesin selama 10 detik sebanyak 2 atau 3 kali tanpa mesin
hidup. Jika saat cranking yang terakhir accu terasa tidak kuat
memutar mesin, lebih baik ganti accu. Agar kita tidak di
repotkan oleh accu yang soak.
3. Periksa tegangan pengisian dari Alternator saat mesin hidup,
jika tegangan pengisian yang sampai diterminal accu kurang
dari 13,5 volt akan beresiko dan hal itu akan menjadi
penyebab accu mobil tekor terus, bisa jadi gejalanya akan
terlihat setiap pagi saat starter mobil, starter terasa kurang
kuat untuk memutar mesin.
(b) Memeriksa dan memperbaiki sekering
Sekering cepat putus.
Kemungkinan Penyebab Korsleting pada kabel atau tombol
kontak. Pemeriksaan dan Perbaikan Kerusakan pada tombol
kontak yang menyebabkan korsleting bisa diketahui saat tombol
Page 46
32
tersebut dioperasikan. Misalnya sekering putus saat lampu besar
dinyalakan. Jika ada kabel yang terkelupas dan kawatnya
menyentuh badan kendaraan, maka saat tombol dikontakan akan
terjadi korsleting karena arus yang lewat dalam kabel dan
sekering bertambah besar. Sebaiknya diserahkan pada montir
yang mengerti sistem kelistrikan kendaraan, sehingga kerusakan
kabel bisa ditelusuri. Untuk sementara sekering putus dapat
dipakai lagi dengan menghubungkan langsung mengunakan
kawat atau kertas aluminium bekas pembungkus rokok, tetapi
hal inidapat menimbulkan kebakaran. Sebaiknya sekering yang
putus cepat diganti.
(c) Memeriksa dan memperbaiki kelistrikan lampu besar
Lampu besar tidak menyala atau menyala tetapi lemah.
Kemungkinan Penyebab
1. Baterai lemah.
2. Gangguan pada lampu atau terminalnya.
3. Gangguan. pada sekering atau kabel.
Pemeriksaan dan Perbaikan
a. Jika sinar lampu lemah, periksa baterei.
1. Periksa terminal-terminal baterai/aki. Adakah endapan
putih pada terminal aki? Endapan berasal dari tirisan air aki
dan menyebabkan kontak tidak sempurna. Endapan dapat
dibersihkan dengan menyiram dengan air panas.
Page 47
33
2. Periksa kontak terminal. Bila kontak terminal longgar,
hubungan kontak tidak sempurna. Bila dapat diputar
3. dengan tangan, berarti kontak terminal longgar. Keraskan
hubungan kontak tersebut dengan tang atau kunci.
4. Periksa terminal mungkin terlalu panas meskipun hubungan
tidak longgar. Coba buka terminal dan bersihkan.
5. Periksa air aki. Lihatlah garis batas tinggi permukaannya
(biasa terdapat pada badan baterai). Tinggi permukaan air
aki harus berada di antara garis batas. Air aki yang kurang
dapat mempercepat kerusakan baterai. Air aki adalah air
yang didestilasi/disuling, bukan cairan asam yang biasa
disebut accu zuur.
6. Periksa muatan listrik baterai.Ukur muatan listriknya
dengan hidrometer. Baterai yang sudah dicharge, tetapi
cepat habis saat dipakai, berarti sudah usang. Sebaiknya
diganti dengan yang baru.
b. Periksa terminal-terminal lampu. Bersihkan jika tampak
berkarat dengan ampelas dan pasangkan kembali dengan
ketat. Ganti lampu jika putus.
c. Pemeriksaan sekering mudah dilakukan, karena biasanya
kotak sekering terdapat di ruang kemudi. Ganti sekering jika
putus yang baru dan amperenya sama. Sebaiknya selalu
disediakan sekering cadangan dalam kotak sekering.
Page 48
34
(d) Memeriksa dan memperbaiki kelistrikan lampu tanda belok
Lampu tanda belok dalam ruang kemudi tidak berfungsi dengan
baik.
Kemungkinan Penyebab
1. Gangguan pada lampu atau terminalnya.
2. Gangguan alat pengedip (blinker).
3. Periksa lampu. Ganti jika putus. Periksa juga terminal
lampu. Jika berkarat, bersihkan.
4. Bila lampu atau terminalnya dalam kondisi baik, periksa
alat pengedip, jika rusak ganti dengan yang baru.
(e) Memeriksa dan memperbaiki kelistrikan lampu rem
Lampu rem mati.
Kemungkinan Penyebab
1. Gangguan lampu atau terminalnya.
2. Gangguan sekering atau tombol lampu.
Pemeriksaan dan Perbaikan
1. Buka lampu yang tidak menyala. Periksa lampu dengan
memberikan tegangan dan aki. Jika lampu masih bagus,
mungkin terminal lampu tidak berfungsi. Bersihkan
terminal jika berkarat.
2. Periksa sekering lampu rem. Ganti jika putus. Lepaskan
kedua kabel yang tersambung pada terminal tombol lampu
rem (di ruang mesin untuk rem hidrolik dan di ruang
Page 49
35
3. kemudi untuk rem mekanik) dan hubungkan kedua ujung
kabel. Bila lampu rem menyala berarti kerusakan pada
tombol lampu rem. Gantilah tombol lampu rem.
(f) Memeriksa dan memperbaiki kelistrikan klakson
Klakson berbunyi meskipun tombolnya tidak ditekan.
Kemungkinan Penyebab Ada korsleting atau kerusakan
dalam sistem kelistrikan klakson. Pemeriksaan dan Perbaikan
a. Jika masalah ini terjadi, hentikan kendaraan dan lakukan
langkah-langkah berikut:
1. Coba ketuk tombol klakson beberapa kali, biasanya bunyi
klakson dapat dihentikan.
2. Jika klakson tidak dapat dihentikan, lakukan salah satu
penyelesaian berikut:
o Lepaskan sambungan kabel pada terminal klakson.
o Lepaskan sekering klakson.
o Lepaskan kabel listrik dari terminal relay klakson.
c. Klakson berbunyi terus bisa juga disebabkan relay rusak
atau korsleting. pada rangkaian listrik dari klakson, jika
terminal relay yang menuju tombol klakson dicabut dan
bunyi klakson mati, berarti kerusakan pada tombol klakson.
Tetapi, jika tidak, kerusakan ada pada relay-nya. Ganti relay
dengan yang baru. Untuk sementara, relay bisa dibuka, jika
ada kontak-kontak yang berhimpitan lepaskan dan bersihkan
dengan ampelas.
Page 50
36
B. Tinjauan Pustaka
Hasil penelitian yang relevan pembelajaran dengan menggunakan
metode quantum teaching, antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Vera Jayanti (2009) tentang Pengaruh
Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi
Siswa Kelas VII SMPN 24 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 yang
menyimpulkan bahwa ada perbedaan antara prestasi belajar biologi
dengan menggunakan metode Quantum Teaching dengan metode
konvensional dan berdasarkan hasil rata-rata juga diketahui bahwa rata-
rata nilai prestasi belajar untuk metode Quantum Teaching sebesar 73,40
dan rata-rata nilai prestasi belajar untuk metode konvensional sebesar
60,55 hal ini berarti bahwa nilai rata-rata prestasi belajar dengan metode
Quantum Teaching lebih baik bila dibandingkan dengan metode
konvensional pada mata pelajaran biologi siswa kelas VII SMPN 24
Surakarta tahun pembelajaran
2008/2009.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maya Dewi Wulandari (2009)
Penerapan metode quantum teaching dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa mata pelajaran pkn kompetensi dasar menghargai
persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama,
gender, golongan, suku dan budaya tahun ajaran 2009 dengan kesimpulan
hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode Quantum
Teaching yang divariasi dengan pemberian ice breaking dapat
meningkatkan prestasi belajar PKn siswa X Ak 1 SMK Batik 2 Surakarta.
Page 51
37
C. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu proses kegiatan
mengatur dan mengkoordinasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga
mendorong siswa untuk belajar dan hasil belajarnya berupa pengubahan
kelakuan. Selama ini proses pembelajaran masih bersifat monoton dan
terpusat kepada guru sehingga ketertarikan siswa cenderung berkurang dan
pada akhirnya kualitas belajar menjadi menurun.
Metode pembelajaran quantum teaching dapat menjadi salah satu
solusi untuk dapat mengaktifkan siswa sehingga siswa lebih tertarik dan dapat
berpengaruh baik terhadap hasil belajarnya. Siswa dengan hasil belajar yang
memuaskan dimungkinkan dapat terbentuk melalui pengalaman belajar yang
diperolehnya dalam suatu kelompok.
Dalam penerapan metode quantum teaching, pembelajaran dikemas atas
kebebasan dalam mencari informasi, semua anggota dalam kelompok
dituntut berperan aktif untuk saling melengkapi satu dengan yang lain
sehingga semua anggota dapat menguasai materi yang telah ditetapkan serta
mampu mempresentasikannya.
Metode quantum teaching diharapkan juga mampu mendorong siswa
untuk aktif selama proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran sekolah.
Dengan demikian dapat diduga bahwa metode pembelajaran quantum
teaching dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat berpengaruh baik terhadap
hasil belajar siswa.
Page 52
38
D. Hipotesis
Sebelum melakukan penelitian dan pengumpulan data, perlu
dirumuskan hipotesis yang merupakan dasar atau landasan serta pemberi arah
dalam proses penelitian dan pengumpulan data. Selain itu hipotesis juga
merupakan kesimpulan atau jawaban sementara terhadap masalah yang
diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian ini adalah:
1. Penggunaan metode pembelajaran quantum teaching diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran kelistrikan otomotif di
SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk.
2. Penggunaan metode pembelajaran quantum teaching diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran kelistrikan otomotif di
SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk.
Page 53
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Judul penelitian penggunaan metode pembelajaran quantum teaching
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa mata pelajaran kelistrikan
otomotif di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut (Arikunto,2006:3), penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. PTK mempunyai tujuan yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan
layanan profesional guru sebagai pendidik dalam menangani proses
pembelajaran di kelas. Sehingga PTK memiliki peranan yang sangat penting
dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar. Implementasi dengan baik, artinya
pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna.
PTK mempunyai karakteristik penting, yaitu bahwa permasalahan yang
diangkat adalah permasalahan yang dihadapi oleh guru pada waktu proses
pembelajaran di dalam kelas. PTK bisa dilaksanakan apabila seorang pendidik
sejak awal menyadari dan mengetahui adanya persoalan yang terkait dengan
proses pembelajaran yang dihadapi di kelas. Penelitian ini bermaksud untuk
Page 54
40
mengatasi suatu permasalahan di dalam kelas, yaitu kurangnya motivasi dan
rendahnya prestasi belajar siswa terhadap pelajaran kelistrikan otomotif. Cara
untuk mengatasi kurangnya motivasi dan rendahnya prestasi belajar siswa yaitu
dengan melakukan tindakan agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran kelistrikan otomotif di
kelas.
PTK yang digunakan pada penelitian ini adalah PTK model Kemmis
dan Taggart. Menurut (Mulyatiningsih,2011:71), Kemmis dan Taggart
membagi prosedur penelitian tindakan dalam empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan dan observasi, refleksi. Penjelasan empat langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan antara lain: identifikasi
masalah, perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, dan
pengembangan intervensi. Sehingga pada tahap ini, peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Tindakan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu
merencanakan identifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa selama
proses pembelajaran, rencana penyusunan perangkat pembelajaran, rencana
penyusunan alat perekam data, dan merencanakan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran quantum
teaching.
Page 55
41
2. Tindakan dan Observasi
Kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan sesuai dengan
skenario yang telah dibuat dan perangkat yang telah disiapkan. Kegiatan
observasi dilaksanakan untuk mengamati proses tindakan dan dampak dari
pemberian tindakan. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu
waktu. Hal ini membuat kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan pada
saat yang bersamaan. Guru sebagai peneliti sekaligus melakukan observasi
pada saat pelaksanaan tindakan dalam penelitian untuk mengamati
perubahan tingkah laku siswa agar hasil dari pengamatan didapat hasil yang
lebih rinci dan detail.
3. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Pada tahap ini,
peneliti menjawab pertanyaan mengapa dilakukan penelitian, bagaimana
melakukan penelitian, dan seberapa jauh intervensi telah menghasilkan
perubahan secara signifikan. Tahap ini peneliti melakukan analisis dan
refleksi terhadap permasalahan dan hambatan yang dihadapi di lapangan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk yang
beralamat di Jl Raya Gondang Lengkong Kode Pos 644551 Telp
0358611606 pada tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan tepatnya pada bulan Mei
sampai dengan Juli 2015.
Page 56
42
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR B SMK Negeri
1 Gondang Nganjuk tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 29 siswa. Metode
pemilihan subyek penelitian berdasarkan permasalahan riil dalam
pembelajaran kelistrikan otomotif yaitu kelas XI TKR B lebih pasif dalam
pembelajaran dan mempunyai hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan
dengan kelas XI TKR A.
D. Teknik Pengumpulan Data
(Riduwan,2009:37) menyatakan teknik pengumpulan data adalah
teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Menurut (Arikunto,2006:232) teknik pengumpulan data
yaitu mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode tes,
angket/kuesioner, interviu, dan sebagainya. Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan metode angket dan tes.
Angket (questionaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya disebut angket berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden (Sukmadinata,2006:219). Angket dalam peneitian ini digunakan
Page 57
43
untuk memperoleh data motivasi belajar siswa kelas XI TKR B SMK N 1
Gondang Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan otomotif dengan metode
pembelajaran quantum teaching.
Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan pada setiap siklusnya untuk
melihat perbedaan motivasi dan prestasi belajar baik itu sebelum maupun
setelah penggunaan metode pembelajaran quantum teaching pada siswa kelas
XI TKR B SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan
otomotif dengan metode pembelajaran quantum teaching. Adapun tes yang
digunakan adalah bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dengan lima
alternatif jawaban.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berupa siklus kegiatan
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan model PTK Kemmis dan Taggart
(Arikunto,2006:132). Setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu,
perencanaan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas.
Menurut (Arikunto,2006:137), dalam tiap siklus meliputi empat tahap,
yaitu: perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Apabila siklus I
telah dilaksanakan, berdasarkan refleksi masih terdapat kekurangan, maka
dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I dapat digunakan sebagai
masukan atau saran untuk membuat perencanaan pada siklus II. Secara rinci
kegiatan pada masing-masing siklus diuraikan sebagai berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan I
Tindakan awal yang direncanakan pada pelaksanaan adalah
sebagai berikut:
Page 58
44
1) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari penyusunan
bahan ajar materi kelistrikan otomotif dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2) Menyusun alat perekam data yang terdiri dari catatan lapangan
instrumen penelitian berupa alat evaluasi yaitu soal tes, lembar
kuesioner keaktifan siswa menggunakan metode pembelajaran
quantum teaching, dan kamera untuk mendokumentasi
terlaksananya proses pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran quantum teaching.
3) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario proses
pembelajaran yang telah disusun yaitu metode pembelajaran
quantum teaching.
b. Tindakan I
Tindakan yang dilakukan merupakan pelaksanaan perencanaan
tindakan I. Setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran dilakukan
tes awal untuk mendapatkan skor awal dan mengetahui kemampuan
awal siswa. Tindakan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian
ini adalah pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran quantum teaching.
c. Observasi I
Observasi I dilakukan ketika guru menerapkan tindakan I.
Observasi I dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan I mata diklat kelistrikan otomotif di kelas XI Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk.
Page 59
45
d. Refleksi I
Tahapan refleksi I dilakukan untuk membahas pelaksanaan
tindakan pembelajaran sebelumnya. Refleksi ini berupa tingkat
keefektifan rancangan di lapangan pembelajaran yang dibuat, daftar
permasalahan, dan kendala yang dihadapi di lapangan yang dijadikan
dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus II. Refleksi ini
diharapkan bisa memberikan informasi mengenai faktor pendukung,
penghambat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan siklus I.
2. Siklus 2
a. Perencanaan tindakan II
Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah
menentukan alternatif pemecahan masalah pada siklus I. Perencanaan
tindakan II ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan dan
mengembangkan perangkat pembelajaran pada siklus I yang
dipandang sudah cukup baik. Perencanaan siklus II ini kegiatan yang
dilakukan adalah menyusun bahan ajar, soal tes, dan lembar kuesioner.
b. Tindakan II
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sesuai
dengan rencana tindakan II, yaitu: merevisi format skenario
pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I, menyusun soal tes, dan
lembar kuesioner, dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan
skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus I dengan
melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran
yang sudah direvisi tersebut.
Page 60
46
c. Observasi II
Pada tahap ini saat proses pembelajaran pada siklus II
berlangsung guru mengamati perilaku siswa dalam pembelajaran
dengan menggunakan lembar catatan lapangan.
d. Refleksi II
Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah
dilakukan selanjutnya dilakukan analisis dan penyimpulan data.
Analisis terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar dilakukan
dengan:
1) Membandingkan hasil catatan aktivitas pada tiap siklus,
2) Membandingkan hasil pengisian soal tes dan kuesioner motivasi,
3) Hasil analisis dan refleksi digunakan untuk menentukan
kesimpulan akhir dari kegiatan pada siklus II.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dan
informasi yang diinginkan (Anggoro,2008:52).
Menurut( Arikunto, 2006:203), instrumen penelitian dapat diartikan sebagai
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga data yang diperoleh mudah untuk
diolah. Instrumen penelitian biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan
atau mengamati responden, sehingga diperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.
Page 61
47
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan
diteliti. Menurut (Riduwan,2009:78), jumlah instrumen yang digunakan
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen penelitian yang
dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tes
Instrumen tes berbentuk tes obyektif dengan pertanyaan yang
mengacu pada kompetensi dasar pembelajaran memelihara sistem rem dan
komponennya serta memperbaiki sistem rem dan komponennya. Tes hasil
belajar dilakukan untuk melihat sejauh mana perkembangan prestasi
belajar siswa.
Tabel 1. Kisi-kisi soal tes hasil belajar siswa
No Kompetensi
dasar
Nomor soal Jumlah
soal
1 Memelihara sistem kelistrikan &
komponennya
1, 2, 4, 6, 7, 9
12, 16, 15, 19
10
2 Memperbaiki sistem kelistrikan &
komponennya
3, 5, 8,
10, 11
13, 14, 17, 18,
20
10
Jumlah 20
2. Angket
Angket digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh
berdasarkan lembar observasi serta catatan lapangan terutama mengenai
motivasi belajar siswa terhadap pelajaran kelistrikan otomotif dengan
menggunakan metode pembelajaran quantum teaching. Pengukuran
angket motivasi belajar menggunakan skala Likert, yang terdiri dari
empat macam pilihan yaitu : Selalu = SL, Sering = SR, Jarang
Page 62
48
= JR, Tidak Pernah = TP, (Riduwan, 2009: 96). Setiap jawaban diberikan
nilai skor sebagai berikut :
a. Pernyataan positif
Selalu = 4
Sering = 3
Jarang = 2
Tidak Pernah = 1
b. Pernyataan negatif
Selalu = 1
Sering = 2
Jarang = 3
Tidak Pernah = 4
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
No Indikator Nomor butir soal Jumlah
1 Tekun dan ulet 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
10
2 Percaya pada diri sendiri
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
10
3 Berani mengemukakan pendapat
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
10
4 Memiliki hasrat untuk berprestasi
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
10
Jumlah 40
F. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur
menunjukkan kevalidan atau kesahihan (Arikunto, 2006:168).
Page 63
49
Uji validitas yang dipergunakan adalah uji validitas butir yaitu
“sebuah instrumen memiliki valliditas yang tinggi apabila butir-butir yang
membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi
instrumen” (Arikunto,2006:169). Menurut (Azwar,2008:51) suatu aitem
memiliki validitas tinggi apabila memiliki nilai koefisien korelasi item total
(rix) > 0,30. Pengujian validitas butir digunakan teknik korelasi Product
Moment dari Pearson
yaitu sebagai berikut,
n xy ( x)( y) rxy =
n x2
( x)2
n y 2
( y)2
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi Product Moment
Σy = jumlah nilai variabel Y
Σx = jumlah nilai variabel X
n = jumlah sampel
Σy2 = jumlah nilai kuadrat variabel Y
Σx2 = jumlah nilai kuadrat variabel X
Σxy = jumlah perkalian antara nilai variabel X dengan nilai variabel Y
Analisis data uji validitas selanjutnya menggunakan bantuan
program SPSS for Windows versi 21.0.
2. Uji Reliabilitas
Alat ukur selain harus memiliki validitas yang tinggi juga harus
memiliki reliabilitas yang tinggi.
Page 64
50
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,2006:178).
Menurut (Azwar,2008:29), konsistensi kepercayaan pada alat ukur
sangat diperlukan dalam proses reliabilitas. Hal tersebut mengandung arti
kecermatan pengukuran tinggi dan rendah reliabilitas ditunjukkan oleh
angka yang disebut sebagai koefisien reliabilitas. Angka yang ada pada
koefisien reliabilitas adalah angka pada rentang 0 sampai dengan 1,00.
semakin tinggi reliabilitasnya maka akan mendekati angka 1,00.
Rumus untuk mengukur reliabilitas instrumen yaitu dengan rumus
Alpha, karena nilai butir mempunyai rentangan antara 1 hingga 4. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Arikunto,2006:195) yang menyatakan bahwa
rumus Alpha digunakan untuk reliabilitas butir yang nilainya bukan 1 dan
0. Rumus reliabilitas yang akan digunakan adalah sebagai berikut,
k b 2
rII 1 2
k 1 t
Keterangan:
rII = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
b 2= jumlah varian butir
t 2
= varian total
Sedangkan, untuk mengukur reliabilitas tes dengan rumus
Spearman-Brown sebagai berikut,
r111 2r1/ 21/ 2
1 r1/ 21/ 2
Page 65
51
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen
Hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, diinterpretasikan
dengan tingkat keandalan koefisien korelasi, yaitu:
a. 0,801 sampai 1,000 adalah tinggi
b. 0,601 sampai 0,800 adalah cukup
c. 0,401 sampai 0,600 adalah agak rendah
d. 0,201 sampai 0,400 adalah rendah
e. 0,000 sampai 0,200 adalah sangat rendah (Hadi,1993:275)
Analisis data uji reliabilitas selanjutnya menggunakan bantuan
program SPSS for Windows versi 21.0.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini ditunjukkan
dengan perubahan ke arah perbaikan, terkait dengan kualitas pembelajaran
mata pelajaran kelistrikan otomotif. Kriteria keberhasilan pembelajaran yang
baik dalam penelitian ini adalah meningkatnya motivasi belajar dan prestasi
belajar siswa.
Pencapaian kriteria keberhasilan motivasi belajar siswa yang
ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa pada proses
pembelajaran. Menurut (Yamin,2002:89), kriteria keberhasilan pada aktivitas
belajar siswa sangat tinggi adalah 75,01% - 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa pencapaian kriteria keberhasilan motivasi belajar siswa sangat tinggi
apabila 75,01% dari jumlah siswa dalam satu kelas melakukan semua aktivitas
yang diamati.
Page 66
52
Pencapaian kriteria keberhasilan prestasi belajar siswa pada penelitian
ini, mengacu pada skor minimal yang diharapkan. Menurut (Usman,1993:8),
tingkat keberhasilan belajar siswa baik apabila tingkat pencapaian kelulusan
tes adalah 75%-84%. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian kriteria
keberhasilan prestasi belajar siswa baik apabila minimal 75% dari jumlah
siswa dalam satu kelas harus memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan
pihak sekolah.
Kriteria keberhasilan dari pemberian tindakan apabila siswa
memperoleh nilai minimal 7,5 sesuai KKM yang telah ditentukan pihak
sekolah, dengan rata-rata perolehan nilai siswa lebih dari 7,5 dengan
pencapaian persentase ketuntasan belajar 75% dari jumlah siswa kelas XI B
mata pelajaran kelistrikan otomotif SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun
2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari catatan perolehan nilai siswa pada saat
metode pembelajaran quantum teaching diterapkan.
Target yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah apabila prosentase
motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI TKR B mata pelajaran kelistrikan
otomotif SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk tahun pelajaran 2014/2015 dapat
meningkat minimal 10% dari nilai rata-rata sebelumnya sebesar 5,9 untuk
motivasi dan 4,9 untuk tes.
Keterangan:
: jumlah alternatif jawaban
: jumlah responden
3. Prestasi belajar Siswa dalam proses pembelajaran
Page 67
53
H. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan terhadap masing-masing variabel
adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran
Motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dinilai berdasarkan
hasil observasi menggunakan metode angket. Kemudian data yang
diperoleh dianalisis menggunakan teknik deskriptif persentase, yaitu untuk
menghitung persentase alternatif jawaban setiap sampel. Persentase
alternatif jawaban dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase alternatif jawaban =
100% (Sudjana, 2007: 129).
2. Prestasi belajar Siswa dalam proses pembelajaran
Prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dinilai
berdasarkan hasil observasi menggunakan metode tes. Kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan menentukan rerata nilai tes, Untuk
mencari rerata nilai siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut
= ��� + ∑ (Sudjana, 2007: 71)
∑ ��
Keterangan :
: rerata
��� : rerata sementara/rerata terkaan
: panjang kelas
: frekuensi interval ke i
Page 68
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang penyajian dan pembahasan
data hasil penelitian. Tiap subbab masih terbagi lagi menjadi beberapa anak bab
sesuai dengan cakupan pembahasan.
A. Prosedur Penelitian
1. Prasiklus
Pada tanggal 6 Maret 2015, peneliti meminta izin penelitian secara
langsung kepada kepala sekolah di SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk.
Kepala sekolah meminta peneliti untuk menjelaskan gambaran awal
tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah peneliti menjelaskan
gambaran awal penelitian, kepala sekolah meminta peneliti untuk
bertemu langsung dengan guru mata pelajaran kelistrikan otomotif.
Pada tanggal 9 Maret 2015, peneliti bertemu dengan Bapak Agus
Sumarwoto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran kelistrikan otomotif. Setelah
melakukan perbincangan, peneliti dan Bapak Agus Sumarwoto, S.Pd,
bermusyawarah untuk menentukan kelas yang akan dijadikan subjek
penelitian. Akhirnya, disepakati kelas XI TKR B SMK Negeri 1 Gondang
Nganjuk sebagai subjek penelitian dengan alasan bahwa dalam
pembelajaran kelistrikan otomotif kelas XI TKR B lebih pasif, dan
mempunyai hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas
XI TKR A. Berkaitan dengan waktu penelitian, peneliti diberi
kesempatan oleh Bapak Agus Sumarwoto, S.Pd, untuk memulai prasiklus
pada tanggal 11 Maret 2015.
Page 69
55
Setelah pertemuan dengan Bapak Agus Sumarwoto, S.Pd, peneliti
mulai merencanakan pembatasan materi yang akan diajarkan,
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi,
menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan, dan menyiapkan
instrumen penelitian.
Peneliti datang kembali ke sekolah pada tanggal 11 Maret 2015
untuk mengadakan tahap prasiklus. Pelaksanaan prasiklus bertujuan untuk
mengetahui motivasi belajar dan prestasi belajar awal sebelum dilakukan
tindakan. Terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri kepada siswa
sebelum memberikan materi. Setelah itu, peneliti mengajak para siswa
untuk berdoa bersama-sama sebelum kegiatan dimulai.
Saat memulai kegiatan belajar-mengajar peneliti terlebih dahulu
menjelasakan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Selanjutnya,
peneliti memberikan materi tentang materi kelistrikan otomotif kepada
siswa. Peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang disampaikan. Peneliti penutup kegiatan belajar-
mengajar dengan menyimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan
dengan materi yang telah disampaikan.
Pada tahap prasiklus masih ada siswa yang sering keluar masuk
kelas dengan berbagai alasan. Siswa juga tidak serius dalam mengikuti
kegiatan belajar-mengajar yang terlihat dari berbicara dengan teman,
menggambar, dan bermain handphone, sehingga suasana kelas menjadi
ramai dan tidak teratur. Berkaitan dengan keaktifan, siswa harus diberi
Page 70
56
stimulus terlebih dahulu untuk menunjukkan keaktifannya dalam kegiatan
belajar-mengajar, baik itu mencatat atau bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Peneliti menyadari langkah-langkah pembelajaran masih belum
lancar, terputus-putus, karena peneliti harus mengkondusifkan suasana
yang ramai. Namun, peneliti tetap berusaha untuk menyelesaikan
pemberian materi karena adanya batasan waktu yang diberikan oleh guru
yang bersangkutan.
Penilaian hasil pengisian angket motivasi belajar dan prestasi
belajar pada tahap prasiklus dilakukan di rumah. Keesokan harinya
peneliti menyampaikan dan mendiskusikan hasil temuan kepada Bapak
Agus Sumarwoto, S.Pd. Hasil diskusi peneliti dengan Bapak Agus
Sumarwoto, S.Pd menyimpulkan untuk melanjutkan penelitian yaitu
siklus I pada 18 Juni 2015.
2. Siklus I
Setelah disepakati untuk melanjutkan penelitian berupa siklus I
pada 18 Juni 2015, peneliti kembali merencanakan persiapan-
persiapan yang akan dilakukan pada siklus I. Persiapan tersebut di
antaranya, merencanakan pembatasan materi yang akan diajarkan,
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi,
menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan, dan menyiapkan
instrumen penelitian.
Page 71
57
Hampir sama dengan tahap prasiklus, sebelum memulai kegiatan
belajar-mengajar terlebih dahulu peneliti mengajak para siswa untuk
berdoa bersama-sama. Setelah itu, peneliti mengulang kembali materi
tentang materi kelistrikan otomotif serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi yang pernah disampaikan pada
tahap sebelumnya yaitu pada tahap prasiklus. Peneliti melanjutkan dengan
memberikan kelanjutan materi tentang materi kelistrikan otomotif setelah
sesi tanya jawab dirasa cukup.
Pada saat pemberian materi peneliti juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan. Setelah
selesai, peneliti penutup kegiatan belajar-mengajar dengan menyimpulkan
beberapa hal penting yang berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan.
Pada tahap siklus I diketahui bahwa kesungguhan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar-mengajar masih rendah. Siswa masih sering
berbicara dengan teman, menggambar, dan bermain handphone yang
menyebabkan suasana kelas menjadi ramai. Namun, minat dan keaktifan
siswa dalam kegiatan belajar-mengajar sudah menunjukkan peningkatan.
Siswa sudah tidak keluar masuk kelas, dan siswa memiliki inisiatif untuk
mencatat atau bertanya tentang materi yang disampaikan. Terkait dengan
kelancaran langkah-langkah pembelajaran dan ketepatan selesainya proses
pembelajaran, peneliti menilai aspek tersebut dapat dikatakan baik.
Page 72
58
Penilaian hasil pengisian angket motivasi belajar dan prestasi
belajar pada tahap siklus I dilaksanakan di rumah. Keesokan harinya
peneliti menyampaikan dan mendiskusikan hasil temuan kepada Bapak
Agus Sumarwoto, S.Pd. Hasil diskusi peneliti dengan Bapak Agus
Sumarwoto, S.Pd, menyimpulkan untuk melanjutkan penelitian yaitu
siklus II pada 25 Juni 2015.
3. Siklus II
Setelah disepakati untuk melanjutkan penelitian berupa siklus II
pada 25 Juni 2015, peneliti kembali merencanakan persiapan-
persiapan yang akan dilakukan pada siklus II. Persiapan tersebut hampir
sama dengan persiapan pada siklus I.
Peneliti mengajak para siswa untuk berdoa bersama-sama sebelum
memulai kegiatan belajar-mengajar terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti
mengulang kembali materi dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai materi tentang materi kelistrikan otomotif yang
pernah disampaikan pada tahap sebelumnya.
Pada tahap ini peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya menganai hambatan yang dihadapi selama mempelajari
mengenai materi kelistrikan otomotif. Setelah pemberian materi selesai,
peneliti penutup kegiatan belajar-mengajar dengan menyimpulkan
beberapa hal penting yang berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan.
Page 73
59
Pada tahap siklus II diketahui bahwa bahwa minat, kesungguhan,
keaktifan dan ketertiban siswa, serta kelancaran langkah-langkah
pembelajaran, dan ketepatan selesainya proses pembelajaran sudah
mengalami peningkatan yang signifikan dibanding dengan tahap
sebelumnya.
Penilaian hasil pengisian angket motivasi belajar dan prestasi
belajar pada tahap siklus II dilaksanakan di rumah. Keesokan harinya
peneliti menyampaikan dan mendiskusikan hasil temuan kepada Bapak
Agus Sumarwoto, S.Pd. Hasil diskusi peneliti dengan Bapak Agus
Sumarwoto, S.Pd, menyimpulkan untuk untuk tidak melanjutkan penelitian
karena hasil hasil pengisian angket motivasi belajar dan prestasi belajar
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan.
Penyajian data hasil penelitian yang diuraikan secara garis besar
adalah: 1) peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI TKR B SMK N 1
Gondang Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan otomotif dengan
metode pembelajaran quantum teaching, 2) peningkatan prestasi belajar
siswa kelas XI TKR B SMK Negeri 1 Gondang Nganjuk pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif dengan metode pembelajaran quantum
teaching.
Page 74
60
B. Hasil Penelitian
1. Prasiklus
Tabel 3. Data Penelitian Tahap Prasiklus
No
Nama Siswa Hasil
Motivasi Tes
1 Achmad R 6,4 4,0
2 Agus M.W 6,2 6,5
3 Agus R 6,2 6,0
4 Ahmad A.S 5,8 7,0
5 Anggi A.S 5,8 4,5
6 Anton P 6,2 5,0
7 Bagus E.P 5,4 4,5
8 Bayu E 5,5 5,0
9 Bayu S 6,3 5,0
10 Destiyo S 5,5 5,5
11 Dimas D.S 6,4 4,0
12 Dimas H.J 6,1 5,5
13 Ferdian D 5,3 5,5
14 Hendri P 5,7 5,5
15 Imam S 5,8 6,0
16 Leo B.A.K.M 5,9 5,5
17 M. Ariwijaya 6,1 4,5
18 Miftakhul A 5,5 5,0
19 M.Yazid A 5,8 5,5
20 M. Aziz 5,9 4,5
21 M. Mughni L 5,8 4,5
22 M. Nur S 6,0 4,0
23 Nur J 6,3 4,5
24 Purwanto 5,6 5,5
25 Riswandha R 5,8 4,5
26 Slamet Y 6,1 3,5
27 Tri K 6,2 5,0
28 Tri R 6,8 3,5
29 Wahyudi 6,1 2,5
Nilai Total 172,3 142,0
Nilai Rata-rata 5,9 4,9
Nilai Tertinggi 6,8 7,0
Nilai Terendah 5,3 2,5
Page 75
61
Berdasarkan pada tabel tersebut, diketahui bahwa pada tahap
prasiklus nilai tertinggi motivasi sebesar 6,8 dan terendah sebesar 5,3. Nilai
total motivasi sebesar 172,3 dengan nilai rata-rata sebesar 5,9. Sedangkan,
nilai tertinggi hasil tes sebesar 7,0 dan terendah sebesar 2,5. Nilai total
hasil tes sebesar 142,0 dengan nilai rata-rata sebesar 4,9.
2. Siklus I
Tabel 4. Data Penelitian Tahap Siklus I
No
Nama Siswa Hasil
Motivasi Tes
1 Achmad R 6,9 5,0
2 Agus M.W 7,4 8,0
3 Agus R 6,6 7,0
4 Ahmad A.S 6,4 8,0
5 Anggi A.S 6,4 6,0
6 Anton P 6,3 6,0
7 Bagus E.P 5,9 5,5
8 Bayu E 5,9 6,0
9 Bayu S 6,3 5,0
10 Destiyo S 5,5 6,0
11 Dimas D.S 6,5 4,5
12 Dimas H.J 6,8 5,5
13 Ferdian D 5,8 6,0
14 Hendri P 5,8 6,0
15 Imam S 6,4 6,5
16 Leo B.A.K.M 6,1 5,5
17 M. Ariwijaya 6,3 5,0
18 Miftakhul A 5,9 5,0
19 M.Yazid A 6,2 5,5
20 M. Aziz 6,3 5,0
21 M. Mughni L 5,9 5,0
22 M. Nur S 6,3 4,5
23 Nur J 6,6 5,5
24 Purwanto 6,4 6,0
25 Riswandha R 6,3 5,0
26 Slamet Y 6,2 4,0
27 Tri K 6,8 6,0
28 Tri R 7,0 4,5
29 Wahyudi 6,9 3,5
Nilai Total 183,8 161,0
Nilai Rata-rata 6,3 5,6
Nilai Tertinggi 7,4 8,0
Nilai Terendah 5,5 3,5
Page 76
62
Berdasarkan pada tabel tersebut, diketahui bahwa pada tahap siklus
I nilai tertinggi motivasi sebesar 7,4 dan terendah sebesar 5,5. Nilai total
motivasi sebesar 183,8 dengan nilai rata-rata sebesar 6,3. Sedangkan, nilai
tertinggi hasil tes sebesar 8,0 dan terendah sebesar 3,5. Nilai total hasil tes
sebesar 161,0 dengan nilai rata-rata sebesar 5,6.
3. Siklus II
Tabel 5. Data Penelitian Tahap Siklus II
No
Nama Siswa Hasil
Motivasi Tes
1 Achmad R 8,6 8,5
2 Agus M.W 9,2 10,0
3 Agus R 8,6 10,0
4 Ahmad A.S 8,3 9,5
5 Anggi A.S 8,7 7,0
6 Anton P 8,4 7,5
7 Bagus E.P 9,0 7,0
8 Bayu E 8,9 7,0
9 Bayu S 8,3 7,0
10 Destiyo S 7,9 9,0
11 Dimas D.S 8,3 6,5
12 Dimas H.J 8,9 7,5
13 Ferdian D 8,6 7,5
14 Hendri P 8,3 8,5
15 Imam S 8,6 9,0
16 Leo B.A.K.M 7,9 8,0
17 M. Ariwijaya 8,6 8,5
18 Miftakhul A 8,3 7,0
19 M.Yazid A 8,4 8,0
20 M. Aziz 8,3 6,5
21 M. Mughni L 7,9 7,5
22 M. Nur S 8,5 7,0
23 Nur J 8,8 7,5
24 Purwanto 8,8 7,5
25 Riswandha R 8,3 7,5
26 Slamet Y 8,5 7,0
27 Tri K 8,4 7,5
28 Tri R 8,6 9,0
29 Wahyudi 8,4 7,5
Nilai Total 246,2 227,5
Nilai Rata-rata 8,5 7,8
Nilai Tertinggi 9,2 10,0
Nilai Terendah 7,9 6,5
Page 77
63
Rata Tinggi Rendah
Prasiklus 5,9 6,8 5,3
Siklus I 6,3 7,4 5,5
Siklus II 8,5 9,2 7,9
Berdasarkan pada tabel tersebut, diketahui bahwa pada tahap siklus
II nilai tertinggi motivasi sebesar 9,2 dan terendah sebesar 7,9. Nilai total
motivasi sebesar 246,2 dengan nilai rata-rata sebesar 8,5. Sedangkan, nilai
tertinggi hasil tes sebesar 10,0 dan terendah sebesar 6,5. Nilai total hasil
tes sebesar 227,5 dengan nilai rata-rata sebesar 7,8.
C. Pembahasan Data Penelitian
1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI TKR B SMK N 1
Gondang Nganjuk Pada Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif
Dengan Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada bagan
berikut ini.
Bagan 1. Peningkatan motivasi belajar siswa
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Keterangan:
Rata : Nilai rata-rata
Tinggi : Nilai tertinggi
Rendah : Nilai terendah
Page 78
64
Pada tahap prasiklus, nilai rata-rata kelas motivasi belajar sebesar
5,9. Siswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata sebanyak 14 orang
dengan nilai tertinggi sebesar 6,8 yang dicapai oleh 1 orang siswa. Siswa
yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 15 orang dengan nilai
terendah sebesar 5,3 yang dicapai oleh 1 orang siswa.
Pada tahap siklus I, nilai rata-rata kelas motivasi belajar meningkat
0,4 (6,35%) dari tahap prasiklus menjadi 6,3. Siswa yang mendapatkan
nilai di atas rata-rata sebanyak 13 orang dengan nilai tertinggi meningkat
0,6 (8,11%) menjadi 7,4 yang dicapai oleh 1 orang siswa. Siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 1 orang. Nilai terendah
sebesar 5,5 yang dicapai oleh 1 orang siswa.
Pada tahap siklus II, nilai rata-rata kelas motivasi belajar
meningkat 2,2 (25,88%) dari tahap siklus I menjadi 8,5. Siswa yang
mendapatkan nilai di atas rata-rata sebanyak 15 orang dengan nilai
tertinggi meningkat 1,8 (19,57%) menjadi 9,2 yang dicapai oleh 1 orang
siswa. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 1 orang.
Nilai terendah sebesar 7,9 yang dicapai oleh 1 orang siswa.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari: 1) nilai rata-rata yang mengalami peningkatan sebesar 0,4
(6,35%) pada tahap siklus I dan 2,2 (25,88%) pada tahap siklus II; 2) nilai
tertinggi meningkat sebesar 0,6 (8,11%) pada tahap siklus I, dan 1,8
(19,57%) pada tahap siklus II; 3) nilai terendah yang diperoleh siswa
Page 79
65
Rata Tinggi Rendah
Prasiklus 4,9 7 2,5
Siklus I 5,6 8 3,5
Siklus II 7,8 10 6,5
meningkat sebesar 0,2 (3,64%) pada tahap siklus I, dan 2,4 (30,38%) pada
siklus II.
2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TKR B SMK N 1
Gondang Nganjuk Pada Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif
Dengan Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada bagan berikut
ini.
Bagan 2. Peningkatan prestasi belajar siswa
12
10
8
6
4
2
0
Keterangan:
Rata : Nilai rata-rata
Tinggi : Nilai tertinggi
Rendah : Nilai terendah
Pada tahap prasiklus, nilai rata-rata kelas prestasi belajar sebesar
4,9. Siswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata sebanyak 16 orang
dengan nilai tertinggi sebesar 7 yang dicapai oleh 1 orang siswa. Siswa
yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 13 orang dengan nilai
terendah sebesar 2,5 yang dicapai oleh 1 orang siswa.
Page 80
66
Pada tahap siklus I, nilai rata-rata kelas prestasi belajar meningkat
0,7 (12,50%) dari tahap prasiklus menjadi 5,6. Siswa yang mendapatkan
nilai di atas rata-rata sebanyak 12 orang dengan nilai tertinggi meningkat 1
(12,50%) menjadi 8 yang dicapai oleh 2 orang siswa. Siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 orang. Nilai terendah
sebesar 3,5 yang dicapai oleh 1 orang siswa.
Pada tahap siklus II, nilai rata-rata kelas prestasi belajar meningkat
2,2 (28,21%) dari tahap siklus I menjadi 7,8. Siswa yang mendapatkan
nilai di atas rata-rata sebanyak 11 orang dengan nilai tertinggi meningkat 2
(20,00%) menjadi 10 yang dicapai oleh 2 orang siswa. Siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 18 orang. Nilai terendah
sebesar 6,5 yang dicapai oleh 2 orang siswa.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat
dari: 1) nilai rata-rata yang mengalami peningkatan sebesar 0,7 (12,50%)
pada tahap siklus I dan 2,2 (28,21%) pada tahap siklus II; 2) nilai tertinggi
meningkat sebesar 1 (12,50%) pada tahap siklus I,dan 2 (20,00%) pada
tahap siklus II; 3) nilai terendah yang diperoleh siswa meningkat sebesar 1
(28,57%) pada tahap siklus I, dan 3 (46,5%) pada siklus II.
Page 81
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir skripsi ini berisi simpulan dan saran. Simpulan menyajikan
pokok temuan penelitian guna menjawab permasalah yang diajukan sebelumnya,
sedangkan saran memuat usulan penulis terhadap siswa, guru, dan bagi peneliti
selanjutnya.
A. Simpulan
Simpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
adalah sebagai berikut.
1. Terdapat peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI TKR B SMK N 1
Gondang Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan otomotif dengan
metode pembelajaran quantum teaching. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari: 1) nilai rata-rata yang mengalami peningkatan sebesar 0,4
(6,35%) pada tahap siklus I dan 2,2 (25,88%) pada tahap siklus II; 2) nilai
tertinggi meningkat sebesar 0,6 (8,11%) pada tahap siklus I, dan 1,8
(19,57%) pada tahap siklus II; 3) nilai terendah yang diperoleh siswa
meningkat sebesar 0,2 (3,64%) pada tahap siklus I, dan 2,4 (30,38%) pada
siklus II.
2. Terdapat peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI TKR B SMK N 1
Gondang Nganjuk pada mata pelajaran kelistrikan otomotif dengan
metode pembelajaran quantum teaching. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari: 1) nilai rata-rata yang mengalami peningkatan sebesar 0,7
(12,50%) pada tahap siklus I dan 2,2 (28,21%) pada tahap siklus II; 2)
67
Page 82
68
nilai tertinggi meningkat sebesar 1 (12,50%) pada tahap siklus I,dan 2
(20,00%) pada tahap siklus II; 3) nilai terendah yang diperoleh siswa
meningkat sebesar 1 (28,57%) pada tahap siklus I, dan 3 (46,5%) pada
siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan.
1. Bagi siswa, metode pembelajaran quantum teaching dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan motivasi dan pretasi
belajr siswa khususnya pada mata pelajaran kelistrikan otomotif.
2. Bagi guru, metode pembelajaran quantum teaching dapat dijadikan
sebagai sarna penyampaian materi karena dianggap menarik dan
mendorong interaksi siswa dalam kegiatan belajar.
3. Bagi peneliti selanjutnya, tercapainya tujuan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya.
Page 83
69
DAFTAR PUSTAKA
A‟la, Miftahul. 2010. Quantum Teaching Buku Pintar dan Praktis. Yogyakarta:
Diva Press.
Anggoro, M Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
DePorter, Bobbi., Reardon, Mark., dan Singer-Nurin, Sarah. 2010. Quantum
Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
UGM.
Hamzah, B. Uno. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jayanti, Vera. 2009. Pengaruh Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil
Belajar IPA Biologi Siswa Kelas VII SMPN 24 Surakarta Tahun Pelajaran
2008/2009. Abstrak Hasil Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Makmun, Abin Syamsudin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandubg: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik.
Yogyakarta: UNY Press.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Salim, Peter. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Modern English.
Page 84
70
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perkasa.
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sudjana, Nana. 2007. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sutikno, Sobry. 2004. Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTT Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Usman, Moh. Uzeer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo
Wulandari, Maya Dewi. 2009. Penerapan Metode Quantum Teaching Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pkn Kompetensi
Dasar Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa
Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Suku Dan Budaya Tahun
Ajaran 2009 Abstrak Hasil Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Solo.
Yamin, Martinis. 2002. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta:
Gaung Persada.
Page 86
71
Lampiran 1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi
Page 87
72
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas
Page 88
73
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Dari SMK Negeri 1 Gondnag Nganjuk
Page 89
74
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Page 90
75
Lampiran 5. Surat Keterangan Validasi Dari Validator 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
Alamat : Jl.K.H.A. Dahlan 3 Telp./Faks (0275) 321494 Purworejo
Home page : http//www/[email protected]
SURAT KETERANGAN VALIDASI
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Arif Susanto, M.Pd
NIDN : 0606088301
Menyatakan bahwa instrument penelitian atas nama mahasiswa :
Nama : Satijo
NIM : 142170035
Judul :Penggunaan metode pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran kelistrikan otomotif di SMK
Negeri 1 Gondang
Telah siap / belum *) digunakan untuk pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian
dengan catatan sebagai berikut :
1. ……………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Purworejo,
Validator 1
Arif Susanto, M.Pd.
NIDN. 0606088301
Page 91
76
Lampiran 6. Surat Keterangan Validasi Dari Validator 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
Alamat : Jl.K.H.A. Dahlan 3 Telp./Faks (0275) 321494 Purworejo
Home page : http//www/[email protected]
SURAT KETERANGAN VALIDASI
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Drs. H. Dartu, M.M
NIP : 19501121980031001
Menyatakan bahwa instrument penelitian atas nama mahasiswa :
Nama : Satijo
NIM : 142170035
Judul :Penggunaan metode pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran kelistrikan otomotif di
SMK Negeri 1 Gondang
Telah siap / belum *) digunakan untuk pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian
dengan catatan sebagai berikut :
1. ……………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Purworejo,
Validator 2
Drs. H. Dartu, M.M
NIP. 19501121980031001
Page 92
77
Lampiran 7. Instrumen Penelitian
SOAL TES PRASIKLUS
PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN CARA MEMBERI TANDA SILANG
(X) HURUF A, B, C, D ATAU E PADA LEMBAR JAWAB YANG DISEDIAKAN.
1. Pada relay jenis normali open, terminal 86 menunjukkan ……
a. arus baterey negative
b. pengendali negative relay
c. arus baterey positif
d. pengendali positif relay
e. ke beban atau pemakai
2. Sistem penerangan pada lampu tanda belok kode angaka 49 yaitu …..
a. lampu utama d. masuk flaser
b. keluar flaser e. sakelar
c. lampu control
3. Di bawah ini adalah komponen-komponen klakson, kecuali ……
a. kontak pemutus d. kumparan
b. membrane e. mur penyetel
c. resistor
4. Arus yang mengalir pada lampu kepala dengan daya 60 waatt dan tegangan baterei 12
volt adalah ……
a. 5 A
b. 2,5 A d. 48 A
c. 10 A e. 72 A
5. Bila tekanan lampu 3 ohm dan besar tegangan yang bekerja pada lampu 12 volt, maka
daya lampu tersebut adalah …..
a. 0,25 watt
b. 0,36 watt d. 4 watt
c. 36 watt e. 48 watt
6. Sistem penerangan untuk lampu jauh dan lampu dekat mempunyai perbedaan yaitu
…..
a. lampu jauh dan dekat mempunyai besar watt yang sama
b. lampu dekat mempunyai watt yang lebih kecil
c. lampu jauh mempunyai watt yang besar
d. lampu jauh mempunyai watt yang besar disbanding dengan lampu dekat
e. lampu jauh mempunyai watt yang lebih kecil dengan lampu dekat
Page 93
78
7. Alat yang berfungsi untuk menghapus kotoran –kotoran pada kaca dan digunakan
pada waktu hujan adalah ……..
a. Wifer
b. Washer d. odometer
c. Shusher e. speedometer
8. Supaya lampu penerangan pada lampu kepala tidak kehilangan arus atau tegangan,
maka diperlukan …..
a. saklar mekanis d. sekering
b. saklar otomatis e. flaserr
c. relay
9. Komponen yang digunakan untuk mengedipkan lampu pada lampu tanda belok adalah
……
a. relay d. sekering
b. flaser e. saklar kombinasi
c. condenser
10. Dalam penyetelan lampu kepada jauh, sinar lampu proyeksi sinar ke jalan berjarak
……
a. 300 m
b. 250 m d. 100 m
c. 200 m e. 150 m
11. Di bawah ini adalah syarat-syarat penyetelan lampu kepala kecuali …..
a. ban tidak boleh kempes
b. roda depan berbelok
c. mobil harus tanpa beban
d. lantai harus datar
e. pemasangan lampu harus kencang
12. Komponen atau alat yang digunakan untuk mengamankan rangkaian apabila terjadi
konsleting adalah ……
a. flaser d. sekering
b. relay e. saklar kombinasi
c. condenser
13. Jenis bola lampu yang cocok atau paling tepat digunakan untuk lampu pelat nomor
adalah jenis …..
a. halogen d. caples panel
b. festoon e. dua filament offset pin
c. lampu panel
14. Di dalam lampu penerangan, supaya sinar yang dihasilkan lebih terang dan dipantulkan
lebih jauh, maka dibutuhkan komponen …..
a. daya lampu d. arus yang besar
b. reflector e. dudukan lampu yang kuat
c. kaca bias
Page 94
79
15. Filament bolam terbuat dari bahan …..
a. bimetal d. wolfram
b. kawat besi e. kawat kuningan
c. kawat baja
16. Relay di dalam rangkaian penerangan berfungsi untuk berikut ini, kecuali ……
a. mengawetkan saklar
b. mempercepat arus mengalir ke beban
c. memperkecil tahanan dalam rangkaian
d. accesoris mobil
e. mengamankan sakelar
17. Di bawah ini yang termasuk sisitem penerangan di dalam mobil adalah, kecuali …..
a. system penerangan lampu hazard
b. system penerangan out atau in door
c. system lampu indicator
d. system penerangan ruangan
e. system penerangan instrument panel
18. Alat atau komponen yang berfungsi untuk mengedipkan lampu tanda belok pada
system penerangan adalah ….
a. sakelar d. resistor
b. stabilizer e. flaser
c. capasitor
19. Lampu plat nomor menyala bersama-sama dengan lampu berikut ini, kecuali …..
a. lampu belakang d. lampu parkir
b. lampu jarak e. lampu kepala jauh
c. lampu speedometer
20. Lampu yang menyala pada system penerangan berikut ini ketika A – B dihubungkan
adalah ……
a. lampu H
b. lampu L
c. lampu P
d. lampu H dan L
e. lampu P dan H
Page 95
80
SOAL TES SIKLUS 1
Berilah tanda silang pada abjad a, b, c, d dan e yang anda anggap benar !
1. Sistem penerangan untuk lampu jauh dan lampu dekat mempunyai perbedaan yaitu
…..
a. lampu jauh mempunyai watt yang besar
b. lampu jauh dan dekat mempunyai besar watt yang sama
c. lampu dekat mempunyai watt yang lebih kecil
d. lampu jauh mempunyai watt yang besar disbanding dengan lampu dekat
e. lampu jauh mempunyai watt yang lebih kecil dengan lampu dekat
2. Supaya lampu penerangan pada lampu kepala tidak kehilangan arus atau tegangan,
maka diperlukan …..
a. saklar mekanis d. sekering
b. saklar otomatis e. flaserr
c. relay
3. Komponen atau alat yang digunakan untuk mengamankan rangkaian apabila terjadi
konsleting adalah ……
a. flaser d. relay
b. sekering e. saklar kombinasi
c. condenser
4. Jenis bola lampu yang cocok atau paling tepat digunakan untuk lampu pelat nomor
adalah jenis …..
a. festoon d. caples panel
b. halogen e. dua filament offset pin
c. lampu panel
5. Di bawah ini adalah kerugian-kerugian jenis lampu saeled beam, kecuali …..
a. nyala lampu lebih terang
b. apabila satgu filament putus maka satu unit lampu harus diganti
c. kotoran atau debu tidak dapat masuk ke dalam reflector
d. harganya mahal
e. lebih efiseien
6. Jenis lampu halogen (H4) pada kaca tidak boleh dipegang dengan tangan, bila kaca
dipegang dengan tangan akan berakibat ….
a.kaca akan kotor d. dayanya akan berkurang
b. kaca akan pecah e. filament lampu cepat putus
c. penerangan akan berkurang
7. Filament bolam terbuat dari bahan …..
a. kawat baja d. bimetal
b. kawat besi e. kawat kuningan
c. wolfram
Page 96
81
8. Relay di dalam rangkaian penerangan berfungsi untuk berikut ini, kecuali ……
a. memperkecil tahanan dalam rangkaian
b. mempercepat arus mengalir ke beban
c. mengawetkan saklar
d. accesoris mobil
e. mengamankan sakelar
9. Di dalam lampu penerangan, supaya sinar yang dihasilkan lebih terang dan dipantulkan
lebih jauh, maka dibutuhkan komponen …..
a. dudukan lampu yang kuat d. arus yang besar
b. daya lampu e. reflector
c. kaca bias
10. Di bawah ini yang termasuk sisitem penerangan di dalam mobil adalah, kecuali …..
a. system penerangan ruangan
b. system penerangan out atau in door
c. system lampu indicator
d. system penerangan lampu hazard
e. system penerangan instrument panel
11. Lampu plat nomor menyala bersama-sama dengan lampu berikut ini, kecuali …..
a. lampu jarak d. lampu parkir
b. lampu belakang e. lampu kepala jauh
c. lampu speedometer
12. Daya lampu yang digunakan untuk lampu plat nomor yang palig tepat adalah ……
a. 5/3 watt d. 2 1/5 watt
b. 23 watt e. 4 watt
c. 10/5 watt
13. Lampu yang menyala pada system penerangan berikut ini ketika A – B dihubungkan
adalah ……
a. lampu H
b. lampu L
c. lampu P
d. lampu H dan L
e. lampu P dan H
14. Pada relay jenis normali open, terminal 86 menunjukkan ……
a. arus baterey negative
b. pengendali negative relay
c. arus baterey positif
d. pengendali positif relay
e. ke beban atau pemakai
Page 97
82
15. Komponen yang berfungsi menghubungkan arus listrik dari terminal arus utama ke
kumparan adalah …..
a. membrane
b. kontak pemutus d. jangkar
c. magnet listrik e. kondensor
16. Arus yang mengalir pada lampu kepala dengan daya 60 waatt dan tegangan baterei 12
volt adalah ……
a. 2,5 A
b. 5 A d. 48 A
c. 10 A e. 72 A
17. Daya lampu kpala masing-masing 60 watt, untuk bisa menyala dengan normal
diperlukan tegangan 12 volt, kapasitas sekring yang diperlukan adalah …..
a. 5 A
b. 7,5 A d. 15 A
c. 10 A e. 20 A
18. Bila tekanan lampu 3 ohm dan besar tegangan yang bekerja pada lampu 12 volt, maka
daya lampu tersebut adalah …..
a. 0,25 watt
b. 0,36 watt d. 4 watt
c. 36 watt e. 48 watt
19. Dalam penyetelan lampu kepada jauh, sinar lampu proyeksi sinar ke jalan berjarak
……
a. 300 m
b. 250 m d. 150 m
c. 200 m e. 100 m
20. Di bawah ini adalah syarat-syarat penyetelan lampu kepala kecuali …..
a. ban tidak boleh kempes
b. lantai harus datar
c. mobil harus tanpa beban
d. pemasangan lampu harus kencang
e. roda depan berbelok
Page 98
83
SOAL TES SIKLUS 2
PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN CARA MEMBERI TANDA SILANG
(X) HURUF A, B, C, D ATAU E PADA LEMBAR JAWAB YANG DISEDIAKAN.
1. Komponen atau alat yang digunakan untuk mengamankan rangkaian apabila terjadi
konsleting adalah ……
a. sekering d. flaser
b. relay e. saklar kombinasi
c. condenser
2. Jenis bola lampu yang cocok atau paling tepat digunakan untuk lampu pelat nomor
adalah jenis …..
a. halogen d. caples panel
b. festoon e. dua filament offset pin
c. lampu panel
3. Di dalam lampu penerangan, supaya sinar yang dihasilkan lebih terang dan dipantulkan
lebih jauh, maka dibutuhkan komponen …..
a. kaca bias d. arus yang besar
b. daya lampu e. dudukan lampu yang kuat
c. reflector
4. Sistem penerangan untuk lampu jauh dan lampu dekat mempunyai perbedaan yaitu …..
a. lampu jauh mempunyai watt yang besar
b. lampu dekat mempunyai watt yang lebih kecil
c. lampu jauh mempunyai watt yang lebih kecil dengan lampu dekat
d. lampu jauh mempunyai watt yang besar disbanding dengan lampu dekat
e. lampu jauh dan dekat mempunyai besar watt yang sama
5. Alat yang berfungsi untuk menghapus kotoran –kotoran pada kaca dan digunakan
pada waktu hujan adalah ……..
a. Washer
b. Wifer d. odometer
c. Shusher e. speedometer
6. Supaya lampu penerangan pada lampu kepala tidak kehilangan arus atau tegangan,
maka diperlukan …..
a. saklar mekanis d. flaser
b. saklar otomatis e. relay
c. sekering
Page 99
84
7. Komponen yang digunakan untuk mengedipkan lampu pada lampu tanda belok adalah
……
a. condenser d. sekering
b. relay e. saklar kombinasi
c. flaser
8. Dalam penyetelan lampu kepada jauh, sinar lampu proyeksi sinar ke jalan berjarak
……
a. 300 m
b. 150 m
c. 200 m
d. 250 m
e. 400 m
9. Filament bolam terbuat dari bahan …..
a. bimetal d. wolfram
b. kawat besi e. kawat kuningan
c. kawat baja
10. Relay di dalam rangkaian penerangan berfungsi untuk berikut ini, kecuali ……
a. Mengawetkan saklar
b. Mempercepat arus mengalir ke beban
c. Memperkecil tahanan dalam rangkaian
d. Accesoris mobil
e. Mengamankan sakelar
11. Di bawah ini yang termasuk sisitem penerangan di dalam mobil adalah, kecuali …..
a. system penerangan lampu hazard
b. system penerangan out atau in door
c. system lampu indicator
d. system penerangan ruangan
e. system penerangan instrument panel
12. Alat atau komponen yang berfungsi untuk mengedipkan lampu tanda belok pada
system penerangan adalah ….
a. sakelar d. flaser
b. resistor e. stabilizer
c. capasitor
13. Lampu plat nomor menyala bersama-sama dengan lampu berikut ini, kecuali …..
a lampu belakang d. lampu parkir
b. lampu jarak e. lampu kepala jauh
c. lampu speedometer
Page 100
85
14. Lampu yang menyala pada system penerangan berikut ini ketika A – B dihubungkan
adalah ……
a. lampu H
b. lampu L
c. lampu P
d. lampu P dan H
e. lampu H dan L
15. Pada relay jenis normali open, terminal 86 menunjukkan ……
a. ke beban atau pemakai
b. pengendali negative relay
c. arus baterey positif
d. arus baterey negative
e. pengendali positif relay
16. Sistem penerangan pada lampu tanda belok kode angaka 49 yaitu …..
a. masuk flaser d. lampu utama
b. keluar flaser e. sakelar
c. lampu control
17. Di bawah ini adalah komponen-komponen klakson, kecuali ……
a. kontak pemutus d. kumparan
b. resistor e. membrane
c. mur penyetel
18. Arus yang mengalir pada lampu kepala dengan daya 60 waatt dan tegangan baterei 12
volt adalah ……
a. 5 A
b. 2,5 A d. 48 A
c. 10 A e. 72 A
19. Bila tekanan lampu 3 ohm dan besar tegangan yang bekerja pada lampu 12 volt, maka
daya lampu tersebut adalah …..
a. 0,25 watt
b. 0,36 watt d. 4 watt
c. 36 watt e. 48 watt
20. Di bawah ini adalah syarat-syarat penyetelan lampu kepala kecuali …..
a. ban tidak boleh kempes
b. lantai harus datar
c. mobil harus tanpa beban
d. roda depan berbelok
e. pemasangan lampu harus kencang
Page 101
86
Kunci Jawaban Soal Tes Prasiklus
1. D 11. B
2. D 12. D
3. C 13. C
4. A 14. B
5. C 15. D
6. A 16. D
7. A 17. A
8. C 18. E
9. B 19. B
10. E 20. E
Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I
1. B 11. A
2. C 12. A
3. B 13. E
4. A 14. D
5. D 15. B
6. E 16. B
7. C 17. A
8. C 18. C
9. E 19. D
10. D 20. E
Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II
1. A 11. A
2. E 12. D
3. C 13. B
4. E 14. D
5. B 15. E
6. E 16. A
7. C 17. B
8. B 18. A
9. D 19. C
10. C 20. D
Page 102
87
ANGKET
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum menjawab pertanyaan dibawah ini terlebih dahulu tulislah
identitas diri anda
2. Pilihlah tanggapan dengan memberi tanda centang ( √ ) pada kolom
yang tersedia sesuai tanggapan anda
3. Jangan takut dengan jawaban yang saudara berikan, karena jawaban
tidak ada hubungannya dengan penilaian sekolah
4. Pilihan tanggapan yang tersedia adalah sebagai berikut:
Selalu : SL
Sering : SR
Jarang : JR
Tidak pernah : TP
5. Selamat mengerjakan
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
No
Pernyataan
Tanggapan
SL SR JR TP
1. Saya membaca buku pelajaran kelistrikan sebelum mulai pelajaran
2. Saya masuk pelajaran kelistrikan setelah pelajaran Dimulai
3. Saya memanfaatkan jam kosong untuk membaca materi yang telah diberikan oleh guru
4. Saya menyelesaikan tugas sesuka hati saya
5. Dalam pelajaran saya aktif bertanya agar mendapat nilai lebih dari guru
6. Saya belajar sungguh-sungguh demi memenuhi kewajiban belajar
7. Saya menyelesaikan tugas tepat waktu
8. Apabila saya diberi tugas dari guru saya akan mengerjakan sampai selesai
9. Saya selalu mencatat materi yang diberikan oleh guru
Page 103
88
10. Saya bertanya pada teman apabila ada pelajaran
yang tidak saya ikuti
11. Setiap ada tugas selalu saya kerjakan sendiri dengan baik
12. Saya akan menyuruh teman untuk mengerjakan tugas saya
13. Saya sungguh-sungguh mengerjakan tugas karena ingin tahu materi lebih dalam lagi
14. Saya lebih senang mengerjakan sendiri pekerjaan rumah di rumah
15. Saya kurang yakin dengan kemampuan dan cita-cita saya
16. Saya tetap semangat apabila belum bisa mengerjakan soal dari guru
17. Saya mencontek jawaban teman saat ujian
18. Saya akan mengerjakan tugas sesulit apapun sesuai kemampuan saya
19. Saya yakin dapat mengerjakan tugas tanpa bantuan teman
20. Saya yakin dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik
21. Saya akan bertanya kepada guru tentang materi pelajaran diluar jam sekolah
22. Saya memenfaatkan waktu untuk bertanya / menjawab jika guru memberikan pertanyaan
23. Saya senang jika ada teman yang memberikan saran terhadap hasil kerja saya
24. Saya mendiskusikan materi yang kurang jelas bersama teman-teman
25. Saya akan bertanya langsung kepada guru jika belum jelas dengan materi
26. Saya memberikan pendapat pada teman yang melakukan kesalahan saat diskusi
27. Saya hanya diam bila kesulitan dalam belajar di dalam kelas saat pelajaran berlangsung
28. Saya hanya diam jika guru mengajukan pertanyaan di dalam kelas
29. Saya akan diam saat diskusi kelompok
30. Saya memberikan masukan pemecahan masalah dalam kelompok
31. Saya merasa terdorong dengan teman yang mempunyai nilai tinggi
32. Ketika saya belajar kelompok dengan teman yang berprestasi, saya terdorong ingin seperti
mereka
Page 104
89
33. Saya kurang puas dengan prestasi yang saya
miliki sekarang, sehingga saya akan belajar
lebih giat
34. Saya senang bersaing untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik
35. Saya hanya diam apabila ada materi yang disampaikan guru belum saya pahami betul
36. Saya menyesal apabila mendapat nilai jelek
37. Bila nilai yang dicapai teman lebih baik, saya akan belajar lebih giat lagi
38. Walau saya dapat nilai 8 saya akan tetap berusaha untuk mendapat nilai yang lebih baik
lagi
39. Saya kurang memaksakan diri untuk berhasil dalam belajar
40. Saya selalu berusaha menjadi yang terbaik
Page 105
90
Lampiran 8. Silabus
Page 108
93
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Page 113
98
,739
10a
,757
10b
20
,685
,813
,813
,806
Lampiran 10. Uji Validitas dan Reliabilitas
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KELISTRIKAN OTOMOTIF KELAS XI
TKR A SMK NEGERI 1 GONDANG
RELIABILITY
/VARIABLES=no_1 no_2 no_3 no_4 no_5 no_6 no_7 no_8 no_9 no_10
no_11 no_12 no_13 no_14 no_15 no_16 no_17 no_18 no_19 no_20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=SPLIT
/SUMMARY=TOTAL.
Case Processing Summary
N %
Valid
Cases Excludeda
Total
29 100,0
0 ,0
29 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Part 1
Value
N of Items
Cronbach's Alpha Part 2
Value
N of Items
Total N of Items
Correlation Between Forms
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length
Unequal Length
Guttman Split-Half Coefficient
Page 114
99
a. The items are: no_1, no_2, no_3, no_4, no_5, no_6, no_7, no_8, no_9,
no_10.
b. The items are: no_11, no_12, no_13, no_14, no_15, no_16, no_17,
no_18, no_19, no_20.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
no_1
no_2
no_3
no_4
no_5
no_6
no_7
no_8
no_9
no_10
no_11
no_12
no_13
no_14
no_15
no_16
no_17
no_18
no_19
no_20
15,45
15,41
15,52
15,41
15,41
15,45
15,45
15,41
15,52
15,55
15,45
15,41
15,48
15,52
15,66
15,62
15,48
15,59
15,62
15,48
13,970
14,037
14,044
14,537
14,394
14,470
13,828
14,537
13,901
14,042
13,970
14,323
13,901
13,544
14,020
13,172
13,901
13,823
14,030
14,401
,512
,561
,395
,340
,402
,316
,569
,340
,444
,369
,512
,434
,484
,567
,326
,597
,484
,416
,336
,304
,838
,837
,843
,845
,843
,846
,836
,845
,841
,844
,838
,842
,839
,835
,847
,833
,839
,842
,847
,847
Page 115
100
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS MOTIVASI BELAJAR
MATA PELAJARAN CHASIS DAN SUSPENSI OTOMOTIF KELAS XI TKR A SMK NEGERI 4 PURWOREJO
RELIABILITY
/VARIABLES=no_1 no_2 no_3 no_4 no_5 no_6 no_7 no_8 no_9 no_10
no_11 no_12 no_13 no_14 no_15 no_16 no_17 no_18 no_19 no_20 no_21
no_22 no_23 no_24 no_25 no_26 no_27 no_28 no_29 no_30 no_31 no_32
no_33 no_34 no_35 no_36 no_37 no_38 no_39 no_40
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid
Cases Excludeda
Total
29 100,0
0 ,0
29 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,951 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
no_1 116,90 216,382 ,635 ,949
Page 116
101
no_2 117,17 216,576 ,601 ,949
no_3 117,03 217,320 ,645 ,949
no_4 117,76 216,904 ,446 ,951
no_5 116,97 219,606 ,460 ,950
no_6 116,97 218,749 ,505 ,950
no_7 116,55 220,256 ,497 ,950
no_8 116,97 218,534 ,642 ,949
no_9 117,07 216,924 ,641 ,949
no_10 117,00 218,571 ,602 ,949
no_11 116,90 219,310 ,697 ,949
no_12 117,52 214,544 ,694 ,949
no_13 116,69 220,579 ,517 ,950
no_14 117,10 217,596 ,532 ,950
no_15 116,97 217,534 ,487 ,950
no_16 116,31 223,222 ,381 ,951
no_17 117,52 214,473 ,605 ,949
no_18 116,90 220,382 ,528 ,950
no_19 116,79 219,241 ,525 ,950
no_20 116,90 220,239 ,475 ,950
no_21 116,93 216,638 ,592 ,949
no_22 116,90 216,525 ,577 ,949
no_23 116,62 220,101 ,601 ,950
no_24 116,79 218,741 ,623 ,949
no_25 116,97 215,963 ,559 ,950
no_26 116,62 220,030 ,606 ,949
no_27 117,41 213,108 ,768 ,948
no_28 117,31 214,936 ,639 ,949
no_29 117,24 217,190 ,506 ,950
no_30 116,79 222,813 ,322 ,951
no_31 116,38 221,744 ,467 ,950
no_32 116,86 218,052 ,486 ,950
no_33 117,03 216,106 ,598 ,949
no_34 116,72 219,207 ,628 ,949
Page 117
102
no_35 116,97 216,606 ,570 ,950
no_36 117,69 210,436 ,731 ,948
no_37 117,10 213,953 ,623 ,949
no_38 116,90 217,739 ,621 ,949
no_39 117,00 219,071 ,432 ,951
no_40 116,45 221,399 ,483 ,950
Page 118
103
Lampiran 11. Hasil Tes Siswa
PRASIKLUS
Page 121
106
Lampiran 12. Data Nilai Siswa
Page 129
114
Lampiran 13. Perbandingan Nilai Motivasi Belajar
PERBANDINGAN NILAI MOTIVASI BELAJAR
No
Nama Siswa Nilai Selisih Nilai
Prasiklus Siklus I Siklus II Pra-SI SI-SII
1 Achmad R 6,4 6,9 8,6 0,5 1,8
2 Agus M.W 6,2 7,4 9,2 1,2 1,8
3 Agus R 6,2 6,6 8,6 0,4 1,9
4 Ahmad A.S 5,8 6,4 8,3 0,6 1,9
5 Anggi A.S 5,8 6,4 8,7 0,7 2,3
6 Anton P 6,2 6,3 8,4 0,1 2,1
7 Bagus E.P 5,4 5,9 9,0 0,5 3,1
8 Bayu E 5,5 5,9 8,9 0,4 3,0
9 Bayu S 6,3 6,3 8,3 0,0 1,9
10 Destiyo S 5,5 5,5 7,9 0,0 2,4
11 Dimas D.S 6,4 6,5 8,3 0,1 1,8
12 Dimas H.J 6,1 6,8 8,9 0,8 2,1
13 Ferdian D 5,3 5,8 8,6 0,4 2,8
14 Hendri P 5,7 5,8 8,3 0,1 2,6
15 Imam S 5,8 6,4 8,6 0,6 2,3
16 Leo B.A.K.M 5,9 6,1 7,9 0,1 1,9
17 M. Ariwijaya 6,1 6,3 8,6 0,3 2,3
18 Miftakhul A 5,5 5,9 8,3 0,4 2,4
19 M.Yazid A 5,8 6,2 8,4 0,4 2,3
20 M. Aziz 5,9 6,3 8,3 0,3 2,1
21 M. Mughni L 5,8 5,9 7,9 0,2 1,9
22 M. Nur S 6,0 6,3 8,5 0,3 2,3
23 Nur J 6,3 6,6 8,8 0,3 2,2
24 Purwanto 5,6 6,4 8,8 0,8 2,4
25 Riswandha R 5,8 6,3 8,3 0,4 2,0
26 Slamet Y 6,1 6,2 8,5 0,1 2,3
27 Tri K 6,2 6,8 8,4 0,6 1,6
28 Tri R 6,8 7,0 8,6 0,3 1,6
29 Wahyudi 6,1 6,9 8,4 0,8 1,6
Nilai Total 172,3 183,8 246,2
Nilai Rata-rata 5,9 6,3 8,5
Nilai Tertinggi 6,8 7,4 9,2
Nilai Terendah 5,3 5,5 7,9
Page 130
115
Lampiran 14. Perbandingan Nilai Prestasi Belajar
PERBANDINGAN NILAI PRESTASI BELAJAR
No
Nama Siswa Nilai Selisih Nilai
Prasiklus Siklus I Siklus II Pra-SI SI-SII
1 Achmad R 4,0 5,0 8,5 1,0 3,5
2 Agus M.W 6,5 8,0 10,0 1,5 2,0
3 Agus R 6,0 7,0 10,0 1,0 3,0
4 Ahmad A.S 7,0 8,0 9,5 1,0 1,5
5 Anggi A.S 4,5 6,0 7,0 1,5 1,0
6 Anton P 5,0 6,0 7,5 1,0 1,5
7 Bagus E.P 4,5 5,5 7,0 1,0 1,5
8 Bayu E 5,0 6,0 7,0 1,0 1,0
9 Bayu S 5,0 5,0 7,0 0,0 2,0
10 Destiyo S 5,5 6,0 9,0 0,5 3,0
11 Dimas D.S 4,0 4,5 6,5 0,5 2,0
12 Dimas H.J 5,5 5,5 7,5 0,0 2,0
13 Ferdian D 5,5 6,0 7,5 0,5 1,5
14 Hendri P 5,5 6,0 8,5 0,5 2,5
15 Imam S 6,0 6,5 9,0 0,5 2,5
16 Leo B.A.K.M 5,5 5,5 8,0 0,0 2,5
17 M. Ariwijaya 4,5 5,0 8,5 0,5 3,5
18 Miftakhul A 5,0 5,0 7,0 0,0 2,0
19 M.Yazid A 5,5 5,5 8,0 0,0 2,5
20 M. Aziz 4,5 5,0 6,5 0,5 1,5
21 M. Mughni L 4,5 5,0 7,5 0,5 2,5
22 M. Nur S 4,0 4,5 7,0 0,5 2,5
23 Nur J 4,5 5,5 7,5 1,0 2,0
24 Purwanto 5,5 6,0 7,5 0,5 1,5
25 Riswandha R 4,5 5,0 7,5 0,5 2,5
26 Slamet Y 3,5 4,0 7,0 0,5 3,0
27 Tri K 5,0 6,0 7,5 1,0 1,5
28 Tri R 3,5 4,5 9,0 1,0 4,5
29 Wahyudi 2,5 3,5 7,5 1,0 4,0
Nilai Total 142,0 161,0 227,5
Nilai Rata-rata 4,9 5,6 7,8
Nilai Tertinggi 7,0 8,0 10,0
Nilai Terendah 2,5 3,5 6,5
Page 131
116
Lampiran 15. Daftar Hadir Siswa
DA
FT
AR
HA
DIR
SIS
WA
TA
HU
N P
EL
AJA
RA
N 2
01
4/2
015
Page 132
117
DA
FT
AR
HA
DIR
SIS
WA
TA
HU
N P
EL
AJA
RA
N 2
01
4/2
015
Page 133
118
DA
FT
AR
HA
DIR
SIS
WA
TA
HU
N P
EL
AJA
RA
N 2
01
4/2
015
Page 134
119
Lampiran 16. Dokumentasi Proses Pembelajaran
Page 136
121
Lampiran 17. Kartu Bimbingan Skripsi