perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 110 PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN NGORESAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : AGUNG SUSANTO X 7108605 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
85
Embed
penggunaan metode quantum learning untuk meningkatkan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATERI PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA
PADA MATA PELAJARAN IPS
SISWA KELAS V SDN NGORESAN SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
AGUNG SUSANTO
X 7108605
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATERI PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA
PADA MATA PELAJARAN IPS
SISWA KELAS V SDN NGORESAN SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh : AGUNG SUSANTO
X 7108605
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
“ PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PERJUANGAN
KEMERDEKAAN INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA
KELAS V SDN NGORESAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2010/2011 ”
Disusun Oleh :
Nama : Agung Susanto
NIM : X7108605
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
NIP 19561009 198012 1 001
Pembimbing II
Dra. Hadiyah, M.Pd
NIP 19580727 198503 2 003
Ketua Program
Drs. Kartono, M.Pd.
NIP. 19540102 197703 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
“ PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PERJUANGAN
KEMERDEKAAN INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA
KELAS V SDN NGORESAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2010/2011 ” telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : ………………
Tanggal : ………………
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. ……………………….
Sekretaris : Drs. Usada, M.Pd. ……………………….
Anggota I : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ……………………….
Anggota II : Hadiyah, S.Pd, M.Pd ……………………….
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
ABSTRAK
Agung Susanto. Penggunaan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Ngoresan Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman materi perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam mata pelajaran IPS melalui metode Quantum Learning pada siswa kelas V SD Negeri Ngoresan Surakarta.
Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam penelitian ini terbagi menjadi dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ngoresan Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode Quantum Learning mampu a) Meningkatkan pemahaman materi perjuangan kemerdekaan Indonesia; b) Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan; c) Meningkatkan prosentase pencapaian nilai; d) Meningkatkan tingkat ketuntasan belajar. Penggunaan metode Quantum Learning pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terhadap siswa kelas V SDN Ngoresan terbukti dapat meningkatkan pemahaman materi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada kondisi awal nilai rata-rata kelas 56,56, pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 69,55 dan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 75,89. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dari kondisi awal 15,78% meningkat menjadi 74,50% pada siklus I dan 92,15% pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
ABSTRACT
Agung Susanto : THE USE OF QUANTUM LEARNING METHODS TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF INDONESIA INDEPENDENCE STRUGGLE MATERIAL ON SOCIAL SCIENCE AMONG 5th GRADE SD NEGERI NGORESAN OF SURAKARTA REGENCY OF 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Minithesis, Surakarta : Teaching Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, May 2011.
Purpose of the research is to improve the understanding of Indonesian independence struggle material on social science through Quantum Learning among 5th grade SD Negeri Ngoresan Surakarta regency of 2010/2011 academic year.
Methods research approach used was Classroom Action Research is the research conducted by teachers in the classroom where teaching, with emphasis on the enhancement or improvement practices and learning processes in the Social Sciences. In this study divided into two cycles, each cycle consisting of two meetings. The subjects of this study among 5th grade SD Negeri Ngoresan of Surakarta Regency of 2010/2011 academic years. Data collection techniques used was observation, tests, documentation and literature. Data analysis technique used is the technique of interactive models.
Based on the result of the research, it can be concluded that the Quantum Learning method is able to a) Promote understanding of the material struggle for Indonesian independence; b) To make learning more enjoyable; c) Improve the percentage achievement of value; d) Increase the level of completeness of learning. The use of Quantum Learning method on the subjects of Social Sciences among 5th grade SD Negeri Ngoresan proven to improve understanding of the material struggle for Indonesian independence. At beginning conditions the average value of 56.56 classes, the cycle I the average value of 69.55 and the class into cycles II class average value reached 75.89. Students who achieve the minimum criteria for completeness of the initial conditions of 15.78% increased to 74.50% in cycle I and 92.15% in cycle II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
MOTTO
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantaranya kamu dan orang-
orang yang diberi Ilmu Pengetahuan.” (Q.S. Al Mujahadah : 11)
Semakin tinggi kemampuan yang kita miliki, semakin besar pula tanggung
jawab kita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku, Bp. Suwardi dan Ibu
Tumiyem yang tersayang, yang selalu
memberi motivasi, nasehat, dan dukungan
kepada peneliti.
2. Kakak-kakakku yang selalu memberi
dukungan kepada peneliti.
3. Dosen pembimbingku Bp Hadi Mulyono dan
Ibu Hadiyah yang telah memberi bimbingan.
4. Sahabat-sahabatku yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu per satu.
5. Teman-temanku seperjuangan jurusan S1
Kualifikasi PGSD angkatan 2008.
6. Bapak Ibu Guru SD Negeri Ngoresan yang
selalu memberi dukungan dan nasehat kepada
peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayahNya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam kesempatan ini penulis akan mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Pihak-pihak
tersebut adalah :
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi ijin penyusunan ini.
3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program PGSD Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi ijin untuk penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberi arahan
dan bimbingan kepada penulis.
5. Dra. Hadiyah, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberi arahan dan
bimbingan kepada penulis.
6. Enie Jatmikaningtyastuti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Ngoresan yang
telah memberi ijin penelitian ini.
7. Bapak Ibu Guru SDN Ngoresan Surakarta yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
8. Teman-teman S1 Kualifikasi PGSD angkatan 2008 yang telah memberikan
semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Seseorang yang telah memberikan semangat, motivasi, dan selalu
menemaniku setiap hari meski hanya lewat sms, yaitu Dik Barid Sholihah.
10. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan baik moril maupun
materiil dalam proses penyusunan skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca
Gambar 1. Bagan Pelaksanaan PTK .............................................................. 33
Gambar 2. Skema Teknik Model Interaktif ................................................... 38
Gambar 3. Proses Siklus I – II ....................................................................... 42
Gambar 4. Grafik Nilai Sebelum Tindakan ................................................... 45
Gambar 5. Grafik Nilai Siklus I ..................................................................... 51
Gambar 6. Grafik Nilai Siklus II .................................................................... 61
Gambar 7. Grafik Nilai Sebelum Tindakan Sampai Siklus II ........................ 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam usaha
pembangunan suatu negara. Karena dengan pendidikan yang baik, segala bentuk
pembangunan fisik dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,
memberikan pendidikan yang layak sudah menjadi tujuan Negara Indonesia sejak
negara ini merdeka dari penjajahan. Hal ini sudah dicantumkan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4, yaitu dalam kalimat
Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki arti bahwa Negara
Indonesia mempunyai tekad untuk membangun masyarakat yang cerdas. Cerdas
di sini tentunya tidak hanya cerdas dalam segi intelektualitas, tetapi juga cerdas
interpersonal. Dalam membangun masyarakat yang cerdas tentunya dapat dicapai
melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas berawal dari
sistem pendidikan yang baik. Jika sistem pendidikan nasional sudah baik, maka
pendidikan juga akan baik sehingga akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat
suatu negara.
Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah sebuah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. ( Redaksi Kharisma, 2005:2 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, pemerintah sudah banyak
melakukan berbagai perbaikan, mulai dari penyesuaian kurikulum agar sesuai
dengan perkembangan jaman, penyediaan sarana dan prasarana, menetapkan
undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, hingga yang terakhir dengan
meningkatkan kinerja guru melalui program sertifikasi guru-guru professional.
Meskipun sudah begitu banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, tetapi usaha-usaha tersebut belum
dapat dijalankan secara maksimal. Sebagai contoh, program sertifikasi guru
bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan kesejahteraan guru.
Tetapi usaha pemerintah tersebut belum diimbangi dengan pengawasan yang
ketat. Akibatnya profesionalisme dan kinerja guru belum meningkat secara
maksimal.
Kinerja guru yang diharapkan setelah adanya program sertifikasi adalah
menjadi guru yang kreatif dalam mengorganisir proses pembelajaran, menjadi
guru yang mau mencurahkan segala ide dan gagasannya untuk kemajuan
pendidikan, maupun guru yang memiliki semangat kerja yang tinggi. Guru yang
kreatif dalam mengorganisir proses pembelajaran berarti guru yang cakap
menerapkan beberapa metode mengajar, memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai media pembelajaran maupun menciptakan kegiatan pembelajaran yang
menarik dan tidak membosankan.
Menjadikan kegiatan pembelajaran sebagai kegiatan yang menarik
memang sudah menjadi kewajiban guru. Guru tidak hanya diwajibkan untuk
menguasai materi pembelajaran, tetapi juga bertugas untuk mensiasati proses
pembelajaran menjadi kegiatan yang menarik, sehingga dapat memotivasi siswa-
siswa untuk lebih giat belajar. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan lain,
kegiatan pembelajaran yang seharusnya berlangsung secara menarik, penuh
aktivitas siswa, kreativitas siswa, dan sifat keingintahuan yang menggebu hilang.
Yang ada hanyalah kelas pasif dimana hanya terjadi penyampaian informasi dari
guru ke siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Hal semacam ini juga terjadi di pembelajaran kelas V SD Negeri
Ngoresan No. 80 Jebres, Surakarta, khususnya pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di SD, mulai dari kelas I sampai kelas VI. Ilmu
Pengetahuan Sosial ( IPS ) merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu,
sehingga materinya sangat kompleks dan beragam.
Materi-materi yang dipelajari di kelas V, khususnya pada semester II
lebih banyak membahas mengenai peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia, baik sebelum maupun sesudah proklamasi. Materi perjuangan
proklamasi kemerdekaan Indonesia biasanya disampaikan guru melalui kegiatan
ceramah atau bercerita. Materi tersebut akan menjadi materi yang membosankan
apabila guru kurang pandai dalam bercerita. Hal ini disebabkan materi ini
termasuk materi yang abstrak bagi siswa, karena siswa tidak dapat melihat dan
mengalami sendiri peristiwa proklamasi tersebut. Siswa hanya mendengar cerita
dan membayangkan bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Sehingga apabila hal
tersebut berlangsung secara terus menerus, siswa akan mengalami kesulitan untuk
memahami peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kesulitan pemahaman siswa terhadap materi perjuangan proklamasi
sudah terlihat setelah diadakan tes awal. Dari 51 siswa kelas V, jumlah siswa yang
dapat mencapai KKM hanya 39%. Hal ini tampak dalam tabel nilai rata-rata siswa
kelas V di bawah ini.
Tabel 1. Rata-Rata Nilai Anak Sebelum Tindakan
Keterangan Tes Awal
Nilai Terendah 35
Nilai Tertinggi 75
Nilai Rata-Rata Kelas 56,57
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Atas KKM 20 siswa
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah KKM 31 siswa
Siswa yang Mencapai KKM 39%
Dengan melihat tabel 1 di atas, kita dapat mengetahui bahwa tingkat
ketuntasan kegiatan pembelajaran masih sangat rendah. Nilai tersebut diperoleh,
ketika guru terlalu banyak mengajar dengan menggunakan metode ceramah.
Rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran IPS disebabkan oleh beberapa faktor.
Salah satunya, dikarenakan metode yang digunakan guru untuk menyampaikan
bahan ajar kurang menggugah minat belajar siswa. Hampir di setiap proses
pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah. Metode ini paling sering
digunakan karena metode ceramah menghemat waktu kegiatan pembelajaran,
sangat praktis dalam penggunaannya dan mudah dalam mempersiapkannya.
Tetapi perlu diingat, meskipun memiliki beberapa keuntungan, metode
ceramah juga memiliki banyak kekurangan. Jika digunakan dalam waktu yang
lama, siswa akan mengalami kebosanan, apalagi jika guru yang mengajar kurang
komunikatif. Hal seperti ini terlihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran,
seperti mengantuk, bercanda dengan teman satu meja, bermain bolpen maupun
membuat lelucon ketika pelajaran berlangsung. Aktivitas murid seperti ini, tidak
sepenuhnya merupakan kesalahan murid, karena guru juga berperan dalam
aktivitas-aktivitas negatif siswa selama pembelajaran.
Permasalahan seperti ini harus segera diatasi, karena materi pada
kompetensi dasar 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, merupakan materi yang berkaitan
dengan materi yang lain. Sehingga untuk mempelajari materi berikutnya, siswa
harus terlebih dahulu paham dengan materi saat ini. Apabila guru tidak segera
mengatasi permasalahan ini, dan permasalahan yang sama terus berlanjut, maka
dapat dikatakan pembelajaran pada materi perjuangan proklamasi kemerdekaan
Indonesia dapat dikatakan gagal. Kegagalan pembelajaran dalam jangka pendek
memang dapat kita lihat dalam nilai kuantitas siswa. Namun hal tersebut hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
bagian kecil dalam kegagalan pembelajaran, Ada hal yang lebih penting, yaitu
gagalnya pendidikan dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Berkualitas
dalam hal ilmu pengetahuan maupun sikap mental yang tidak menyimpang dari
nilai-nilai sosial maupun agama.
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas, pemerintah memasukkan
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam kurikulum pendidikan. Karena
menurut E. Mulyasa ( 2007 : 125-126 ) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (4)
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional maupun global.
Selain itu, dalam mata pelajaran IPS juga dimasukkan materi mengenai
nilai-nilai kepahlawanan yang syarat akan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Nilai-nilai kepahlawanan tersebut salah satunya terdapat dalam kompetensi dasar
persiapan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam kompetensi dasar tersebut,
terdapat nilai-nilai sosial yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pejuang
kemerdekaan yang rela berkorban berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Sehingga dengan mempelajari materi tersebut, diharapkan siswa dapat
mengambil nilai-nilai sosial tersebut dan mempraktikkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Hanya saja, terkadang nilai-nilai tersebut tidak mampu dimunculkan
oleh guru karena kurang kreatifnya guru dalam menggunakan metode
pembelajaran. Misalnya saja selalu menggunakan metode ceramah dalam kegiatan
belajar siswa.
Melihat kenyataan tersebut, maka dalam proses pembelajaran, khususnya
pada mata pelajaran IPS perlu diterapkan metode pengajaran yang dapat
mengaktifkan siswa, membuat suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
dan dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Sehingga jika
ketiga hal tersebut dapat terlaksana, diharapkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS juga akan meningkat.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan
pemahaman siswa, sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode
Quantum Learning. Seperti yang disampaikan Bobby DePorter dan Mike
Hernacki (2008: 14) bahwa “ …Quantum Learning – seperangkat metode dan
falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis bekerja…untuk
semua tipe orang, dan segala usia”. Melalui Quantum Learning siswa akan diajak
belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga
diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar.
Metode Quantum Learning sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran IPS yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman
dan menyenangkan. Siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai
pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat tumbuh berbagai
kegiatan belajar siswa. Dalam Quantum Learning, siswa tidak hanya mempelajari
materi-materi pelajaran tetapi juga bagaimana cara belajar yang baik. Seperti yang
disampaikan Bobby dan Hernacki (2008: 8) bahwa “ … seperti halnya di sekolah
bisnis, kami mengajarkan kepada para siswa tentang keterampilan-keterampilan
how-to-learn dalam mencatat, menghafal, membaca dengan cepat, menulis, dan
berpikir kreatif”. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini peneliti
akan menggunakan metode Quantum Learning untuk pembelajaran IPS kelas V di
SD Negeri Ngoresan No. 80 Surakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti
dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
1. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus tidak dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi perjuangan
kemerdekaan Indonesia.
2. Pembelajaran pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia belum
menggunakan metode inovatif atau metode Quantum Learning.
3. Guru kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya dalam
penggunaan metode pembelajaran yang berhubungan dengan materi
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
4. Hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya
pada kompetensi dasar perjuangan kemerdekaan Indonesia siswa masih
rendah.
5. Siswa kesulitan dalam pemahaman dan hafalan materi perjuangan
kemerdekaan Indonesia.
6. Siswa kurang termotivasi untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial,
khususnya materi tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.
7. Sarana dan prasarana serta media pembelajaran kurang mendukung proses
pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS materi tentang perjuangan
kemerdekaan Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dititikberatkan pada :
1. Penggunaan metode Quantum Learning pada pembelajaran kelas V SDN
Ngoresan Surakarta, untuk menciptakan kegiatan belajar yang
menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani untuk mempelajari materi
pelajaran.
2. Pemahaman siswa terhadap materi perjuangan kemerdekaan Indonesia
pada siswa kelas V SDN Ngoresan Surakarta.
D. Perumusan Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditentukan
rumusan permasalahan sebagai berikut :
Apakah penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan
pemahaman terhadap materi perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam
mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri Ngoresan Surakarta ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk :
Meningkatkan pemahaman materi perjuangan kemerdekaan Indonesia
dalam mata pelajaran IPS melalui metode Quantum Learning pada siswa
kelas V SD Negeri Ngoresan Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan
memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai suatu
sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses belajar dan mengajar
siswa.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi atau
memperkaya khasanah keilmuan tentang metode-metode pembelajaran bagi anak
didik. Quantum Learning memberikan cara belajar dalam suasana yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan
berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi perjuangan persiapan
kemerdekaan Indonesia sehingga prestasi akademik dan sikap siswa dapat
menjadi lebih baik.
2) Nilai-nilai perjuangan para pahlawan dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia dapat menjadi contoh atau suri tauladan bagi siswa.
b. Bagi Guru
1) Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode Quantum Learning
sebagai metode pembelajaran.
2) Guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih
bervariasi, sehingga materi pelajaran akan lebih menarik.
3) Nilai-nilai perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia dapat menjadi
inspirasi bagi guru untuk meningkatkan totalitas dalam bekerja.
c. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan
proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam kajian teori ini, peneliti akan membahas beberapa hal yang
berkaitan dengan penelitian yang hendak dilaksanakan, yaitu: 1) Tinjauan pustaka
yang berisi tinjauan tentang metode Quantum Learning, pengertian pemahaman,
pengertian perjuangan kemerdekaan, pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial, 2)
Kerangka berfikir, dan 3) Rumusan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Metode Quantum Learning
a. Pengertian Metode
Dalam setiap kegiatan pembelajaran, metode adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi bahan
ajar dan karakteristik siswa akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Nana Sudjana (1995 :76) mengungkapkan bahwa metode
mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengandalkan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Menurut Sagala dalam Ruminiati (2007:2-3), metode adalah cara yang
digunakan oleh guru/siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data dan
konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi.
Sedangkan Akhmad Sudrajat dalam tulisannya menyatakan bahwa metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
Dalam Penelitian Tindakan Kelas tersebut, Saudara Hermawan
Widyastantyo menuliskan hasil dan kesimpulan dalam abstraksinya sebagai
berikut :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Quantum Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA (SAINS).
Peningkatan ini ditunjukkan oleh perbandingan rata-rata hasil belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
dicapai antara siklus I (53,97), siklus II (65,74) peningkatan prosentase
11,77% dan siklus III (73,24) peningkatan prosentase 7,5%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan dapat menjadi jembatan bagi
munculnya penelitian baru. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
wawasan dalam dunia penelitian pendidikan agar mutu pendidikan di
Indonesia baik. (http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/
5060/3631)
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh saudara Hermawan
Widyastantyo dengan penelitian ini adalah metode pembelajaran yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran. Metode Quantum
Learning yang digunakan saudara Hermawan ternyata dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaannya adalah mata pelajaran yang
digunakan sebagai objek penelitian dan subjek penelitian. Saudara Hermawan
menggunakan metode Quantum Learning untuk meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten
Temanggung.
2. Penelitian Tindakan Kelas yang sudah dilakukan oleh saudara Sarifah
Nurhasanah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Pemahaman Peristiwa Proklamasi Indonesia
Dalam Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Pereng Karanganyar
Tahun Pelajaran 2009/2010” (http://digilib.uns.ac.id)
Dalam Penelitian Tindakan Kelas tersebut, Saudara Sarifah
Nurhasanah menuliskan hasil dan kesimpulannya bahwa melalui penerapan
model pembelajaran koopeartif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman
peristiwa proklamasi Indonesia pada siswa kelas V SD 01 Pereng Kecamatan
Mojogedang Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai rerata hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada
kondisi awal 51%, siklus I sebesar 69.50% dan pada siklus II sebesar 88.50%.
Rerata pemahaman peristiwa Proklamasi Indonesia pada kondisi awal 51%
siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata 61,71. Pada siklus I, rerata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
pemahaman peristiwa Proklamasi Indonesia adalah 69,50% siswa tuntas
belajar dengan nilai rata-rata pertemuan pertama sebesar 68,94, sedangkan
pertemuan ke-dua dengan nilai rata-rata 74,57. Dan siklus II rerata
pemahaman peristiwa Proklamasi Indonesia sebesar 88,50% siswa tuntas
belajar dengan nilai rata-rata pada pertemuan pertama sebesar 78,28
sedangkan nilai rata-rata pada pertemuan ke-dua sebesar 81,22.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh saudara Sarifah Nurhasanah
dengan penelitian ini adalah permasalahan yang dihadapi yang menjadi objek
penelitian. Saudara Sarifah mengalami permasalahan yaitu ketidaktuntasan
pembelajaran mata pelajaran IPS pada materi peristiwa proklamasi Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa materi peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia menjadi salah satu permasalahan bagi murid dan guru untuk segera
diatasi. Sedangkan perbedaannya adalah cara pemecahan masalahnya dan
subjek penelitiannya. Saudara Sarifah menggunakan metode STAD untuk
mengatasi permasalahan pemahaman peristiwa proklamasi Indonesia pada
siswa kelas V SD 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar
tahun pelajaran 2009/2010.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilaksanakan karena hasil dari pembelajaran mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi jasa dan peran tokoh di sekitar proklamasi
kemerdekaan Indonesia masih kurang. Hasil yang diperoleh dari tes ulangan
harian masih jauh di bawah KKM yang sudah ditetapkan. Salah satu penyebab
hasil tes masih di bawah KKM adalah karena kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi.
Ketidakpahaman siswa terhadap materi, mungkin dikarenakan kegiatan
dan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan. Kegiatan siswa hanya
sebagai pendengar cerita, karena guru merancang kegiatan dengan metode
konvensional. Kegiatan siswa yang hanya seputar aktivitas mendengarkan
menjadi penyebab utama ketidakpemahaman siswa, karena belajar dengan
mendengar, siswa hanya akan menyerap sekitar 10% dari keseluruhan informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
Untuk itu, peneliti akan menggunakan metode Quantum Learning untuk
mengatasi permasalahan tersebut, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan
siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat belajar. Alasan penulis menggunakan
metode Quantum Learning adalah karena yang pertama metode ini bertujuan
untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan meningkatnya
peran atau aktivitas individu, diharapkan siswa memiliki rasa penting dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga siswa akan secara aktif belajar dengan sendirinya
tanpa adanya paksaan. Selain itu, metode ini mengedepankan suasana dan
kegiatan yang menyenangkan selama pembelajaran. Secara psikologis, sesuatu
yang menyenangkan tentunya akan menarik perhatian siswa, sehingga jika siswa
sudah tertarik diharapkan siswa juga akan paham terhadap materi pembelajaran.
Dari uraian di atas, peneliti dapat menyampaikan gambaran tentang
kerangka berfikir yang akan dilakukan dalam penelitian ini dalam bentuk bagan
seperti gambar 1 berikut ini:
Diduga melalui metode Quantum Learning pemahaman siswa terhadap
materi perjuangan kemerdekaan Indonesia meningkat
Penggunaan Metode Quantum Learning
Pembelajaran menjadi menarik
Diduga siswa menjadi lebih aktif
dalam pembelajaran
Pembelajaran
Konvensional
Siswa kurang aktif dalam
pembelajaran
KBM monoton
Siswa kurang memahami
materi perjuangan
kemerdekaan Indonesia
Kondisi
Awal
Tindakan
Pasca
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Gambar 1. Bagan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
D. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ø Penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan pemahaman
materi perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam pelajaran IPS pada siswa
kelas V SDN Ngoresan No 80 Jebres Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian memberikan gambaran tentang logika yang
melatarbelakangi setiap langkah dan proses yang biasa ditempuh dalam kegiatan
penelitian. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Dalam bab ini akan dibahas sebagai berikut, yaitu tempat dan waktu
penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,
analisis data dan prosedur penelitian.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngoresan
No. 80 Jebres Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan SDN Ngoresan
No.80 Jebres Surakarta sebagai tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan
(1) Karena nilai prestasi siswa kelas V SDN Ngoresan kurang memuaskan. (2)
Karena peneliti sebagai guru kelas V pada SDN Ngoresan. (3) Peneliti yang
sekaligus guru kelas V ingin meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
kepahlawanan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN Ngoresan.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama tiga
bulan, yaitu mulai bulan April sampai dengan bulan Juni 2010. Penelitian ini
dilaksanakan mulai dari kegiatan perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian,
hingga penyusunan laporan penelitian. Kegiatan penelitian tersebut, dirinci dalam
tabel 2 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Tabel 2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
B. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas V SDN Ngoresan No.
80 Jebres. Jumlah siswa di kelas V adalah 51 anak, yang terdiri dari 22 anak
perempuan dan 29 anak laki-laki. Sebagian besar siswa kelas V merupakan anak
dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Meskipun sebagian
besar berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, tetapi
rata-rata orang tua siswa mempunyai tingkat perhatian yang cukup baik terhadap
pendidikan anaknya. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang berkonsultasi
kepada guru mengenai perkembangan putra putrinya selama mengikuti
pembelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dalam lampiran 1 halaman 74.
No Kegiatan
Bulan April Mei Juni
Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. PERENCANAAN Penyusunan Proposal V V V V
Penyusunan Instrumen V
Perijinan V
2. PELAKSANAAN - SIKLUS I Perencanaan IV Tindakan V Pengamatan V Refleksi V - SIKLUS II Perencanaan V Tindakan V Pengamatan V Refleksi V 3. PENYUSUNAN LAPORAN V V V 4. REVISI LAPORAN V V 5. UJIAN PENELITIAN V 6. PENJILIDAN LAPORAN V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Sedangkan mata pelajaran yang digunakan sebagai objek penelitian
adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini dikarenakan, nilai rata-
rata mata pelajaran IPS termasuk rendah dibanding nilai rata-rata mata pelajaran
lain. Dengan nilai KKM 60, mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang
nilai KKMnya rendah, hal ini terlihat dalam lampiran 2 pada halaman 75.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti melakukan
pengumpulan data dengan berbagai metode. Metode-metode pengumpulan data
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan secara langsung terhadap
semua hal yang diteliti. Menurut Sarwiji Suwandi (2008:46) observasi
adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi
selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.
Kegiatan observasi yang kami lakukan bertujuan untuk mendapatkan data
yang dapat diamati secara langsung yang berupa suatu kejadian atau
peristuwa yang penting dan diperlukan dalam proposal ini.
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada kelas V SDN Ngoresan
tahun pelajaran 2010/2011, saat proses pembelajaran mata pelajaran IPS
dengan materi perjuangan proklamasi kemerdekaan Indonesia
berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas-aktivitas siswa dan
guru yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran.
Aktivitas siswa yang diamati meliputi rasa keingintahuan siswa,
kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran, kerjasama dalam
kelompok, konsentrasi siswa selama pembelajaran dan keaktifan dalam
kelompok, dan perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Sedangkan
aktivitas guru yang diamati adalah pemberian motivasi belajar, ketepatan
dan daya tarik media, pemberian balikan, tuntutan pencapaian /
ketercapaian kompetensi siswa, membuka & menutup pembelajaran,
ketepatan strategi pembelajaran, kejelasan dan sistematika penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
materi, pengelolaan pembelajaran, kejelasan suara, kemampuan
menggunakan media, penggunaan strategi bertanya dan penguasaan bahan.
b. Perekaman
Menurut H.B. Sutopo (1996:71), alat kamera foto dan video sering
digunakan di dalam penelitian karena bisa membantu di dalam
pengumpulan data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi
dan perilaku subjek yang diteliti. Untuk mendapatkan data dari perekaman,
peneliti menggunakan kamera digital, hal ini dilakukan untuk
mendeskripsikan situasi dan perilaku subjek yang diteliti.
Perekaman dilaksanakan di kelas V SDN Ngoresan saat
pembelajaran mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan
berlangsung. Segala kegiatan siswa dan guru akan terekam dalam kamera
digital. Fungsi dari rekaman tersebut adalah untuk memperjelas deskripsi
mengenai suasana kegiatan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas selama
proses belajar mengajar.
c. Tes
Pengertian tes menurut Bimo Walgito (1985:78) menyebutkan
bahwa tes sebagai suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan
yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas
yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan
sebagainya itu telah dipilih dengan seksama distandarisasikan, artinya
telah ada standar tertentu.
Pemberian tes pada siswa kelas V SDN Ngoresan Kecamatan
Jebres ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa
terhadap materi perjuangan kemerdekaan Indonesia sebelum tindakan dan
sesudah diadakannya tindakan. Tes ini diberikan dalam bentuk soal tertulis
mengenai materi perjuangan proklamasi, pada akhir kegiatan pembelajaran
di setiap pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
d. Studi Pustaka
Menurut Sarwiji Suwandi (2008:57), tinjauan pustaka menguraikan
teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan (buku
atau jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan landasan untuk melakukan
penelitian yang diusulkan. Studi pustaka adalah semua bahan yang
diperoleh dari buku-buku dan atau jurnal, (http://www.gunadarma.ac.id).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa studi pustaka adalah teknik
pengumpulan data dengan mencari data-data tersebut pada buku-buku
yang relevan ataupun pada dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data
tersebut. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara
menyeluruh dan pasti tentang objek yang diteliti baik pada saat diteliti
maupun sebelum diteliti.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik model
interaktif ( Miles dan Huberman, 1984 ) dalam ( Slamet dan Suwarto, 2007 : 112),
yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu (1) reduksi data, (2) sajian data, (3)
penarikan simpulan atau verifikasi. Aktifitas ketiga komponen tersebut dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai siklus. Proses
analisis data tersebut dapat dijelaskan dalam gambar 2 berikut ini :
Gambar 2. Skema Teknik Model Interaktif
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Simpulan-simpulan
Penarikan/Verifikasi
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Gambar diatas menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan
peneliti adalah:
a. Pengumpulan data yaitu kegiatan untuk mendapatkan informasi dari
sumber penelitian. Dalam proses pengumpulan data, kualitas data
ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya dan
kualifikasi pengambil data. Data penelitian akan reliabel dan valid
apabila alat pengambil data reliabel dan valid serta pengambil data
cukup menguasai penggunaan alat pengambil data.
Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti melakukan observasi,
perekaman, tes dan studi pustaka. Untuk kegiatan observasi, peneliti
mengobservasi keadaan sekolah secara umum termasuk sarana dan
prasarana pembelajaran. Kemudian dilanjutkan kegiatan observasi dan
kegiatan perekaman yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran
materi proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung. Sedangkan
untuk kegiatan studi pustaka, peneliti mencari sumber-sumber informasi
dan data dari buku-buku dan jurnal yang relevan dengan permasalahan
penelitian.
b. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,
menyederhanakan dan mengabtraksi data kasar yang ada dalam catatan
lapangan. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Data reduksi adalah suatu bentuk analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang
tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan
akhir dilakukan.
Untuk memudahkan peneliti dalam menarik simpulan, peneliti memilah
data hasil observasi dan perekaman, misalnya hasil observasi terhadap
keadaan sekolah dikesampingkan dan peneliti memfokuskan terhadap
hasil observasi dan perekaman terhadap kegiatan pembelajaran siswa.
Selain itu, data yang diperoleh melalui kegiatan kajian pustaka juga
diseleksi. Peneliti memilih kajian pustaka yang benar-benar dapat
digunakan untuk menjadi dasar dalam tindakan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
c. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian
data, maka akan dimengerti apa yang akan terjadi dan memungkinkan
untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain
berdasarkan pengertian tersebut.
Data hasil pemilahan selama kegiatan penelitian, peneliti sajikan dalam
bentuk tabel-tabel dan diagram-diagram. Sehingga nantinya dapat
dibaca dan dipahami secara mudah oleh para pembaca.
d. Penarikan simpulan,dalam tahapan ini apabila ditemukan data yang
akurat, maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan
ulang. Peneliti dalam hal ini bersifat terbuka.
Dengan melihat sajian data tersebut, peneliti dapat dengan mudah
mengambil simpulan apakah penelitian ini berhasil atau tidak. Sehingga
peneliti dapat segera melakukan refleksi dan mengambil langkah untuk
proses selanjutnya.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari 2 siklus. Setiap
siklus terdiri dari empat tahapan, tahapan tersebut meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Siklus I meliputi :
1) Perencanaan
Di dalam perencanaan ini, hal yang perlu dilakukan adalah membuat