Page 1
1
PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT SEDIAAN CAIR ORAL PADA
PENDAMPING PASIEN ANAK TAHUN 2015
(Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh :
Melantina Maria
NIM : 098114035
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
2
PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT SEDIAAN CAIR ORAL PADA
PENDAMPING PASIEN ANAK TAHUN 2015
(Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh :
Melantina Maria
NIM : 098114035
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”
Lukas 1:37
Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Segala hormat syukur hanya
bagi Tuhan (GMB-Segala Kemuliaan)
Naskah ini kupersembahkan bagi Tuhan Yesus Kristus untuk
diperkenankan-Nya menjadi berkat bagi almamaterku.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
8
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya dengan
perkenanan-Nyalah skripsi yang berjudul “PENGETAHUAN PENGGUNAAN
OBAT SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENDAMPING PASIEN ANAK
TAHUN 2015 (Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta)” dapat
selesai tepat waktu.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada setiap pihak yang terlibat dalam
penyusunan naskah ini.
1. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. Sebagai pembimbing yang sabar dalam
memberikan bimbingan selama proses penyusunan karya ini.
2. Semua responden yang berkontribusi besar selama dilaksanakannya penelitian
ini.
3. Selaku Ketua Program Studi S-1 Farmasi Universitas Sanata Darma
Yogyakarta.
4. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm., Apt.,
M.Sc. selaku Penguji yang telah banyak memberi arahan dan meluangkan
waktu serta memberi motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Para dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyelesaian
naskah skripsi ini.
6. Seluruh pihak yang memberikan izin penelitian Rumah Sakit Khusus Anak
Empat Lima.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
9
7. Seluruh pihak yang memberikan izin penelitian Posyandu Rumah Susun
Sonalewah setempat.
8. Dekan dan segenap staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang
mendukung dilakukannya penelitian ini.
9. Seluruh pihak yang memberikan izin penelitian Posyandu Rumah Susun
Sonalewah setempat.
10. Keluarga yang setia memberi doa dan dukungan.
11. Maya, Wuri, Defilia, Gida, seluruh teman Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2009, rekan pelayanan dan saudara saudari komsel yang
selalu memberikan doa dan semangat selama pengerjaan penelitian.
12. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang selalu mendukung
dan menyemangati penulis dalam menuntaskan karya ini.
Akhir kata, penulis mengakui bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan karya ini sehingga penulis terbuka menerima kritik dan saran untuk
menyempurnakan karya ini. Penulis berharap semoga karya ini bisa memberikan
kontribusi dalam penyusunan instrumen pengukuran atribut psikososial di bidang
kesehatan, khususnya dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 29 Desember 2016
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
HALAMAN KEASLIAN KARYA ........................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….
PRAKATA……………………………………………………………..
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
INTISARI ................................................................................................
ABSTRACT .............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1. Permasalahan ........................................................................
2. Keaslian Penelitian ...............................................................
3. Manfaat Penelitian ................................................................
B. Tujuan Penelitian ......................................................................
1. Tujuan Umum ......................................................................
2. Tujuan Khusus .....................................................................
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan ..............................................................................
1. Pengertian .............................................................................
2. Tingkat Pengetahuan ............................................................
B. Informasi Umum Obat ..............................................................
C. Sediaan Cair Oral......................................................................
D. Sendok Takar ............................................................................
E. Standar Pemberian Informasi ...................................................
F. Keterangan Empiris ..................................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xii
xv
xvi
1
4
4
6
7
7
7
8
8
9
11
12
12
15
16
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................
B. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................
C. Definisi Operasional .................................................................
D. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
E. Subyek Penelitian .....................................................................
F. Sampling ...................................................................................
G. Bahan Penelitian .........................................................................
H. Instrumen Penelitian ...................................................................
I. Tata Cara Penelitian ...................................................................
1. Tahap Pra Penelitian ..............................................................
2. Tahap Pengumpulan Data ......................................................
3. Tahap Pengolahan Data..........................................................
J. Tata Cara Analisis Hasil ............................................................
1. Karakteristik Responden ........................................................ 2. Pengetahuan………………………………………………..
2. Pengetahuan ...........................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ............................................................
1. Usia Responden .....................................................................
2. Jenis Kelamin.........................................................................
3. Tingkat Pendidikan ................................................................
4. Jenis Pekerjaan.......................................................................
B. Frekuensi Pembelian Obat dan Penggunaan Sendok Takar
di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima
Yogyakarta .............................................................................
1. Frekuensi Pembelian Obat .....................................................
2. Frekuensi Penggunaan sendok takar sediaan cair oral ..........
C. Pengetahuan Pendamping pasien terhadap penggunaan
sendok
takar sediaan cair oral ................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 49
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….
LAMPIRAN……………………………………………………………
18
19
19
20
20
21
22
24
25
25
28
29
30
30
32
33
34
35
36
38
39
39
41
42
49
49
50
53
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
12
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pokok Bahasan Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap
penggunaan obat sediaan cair oral………………………….
Tabel II. Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap penggunaan obat
takar sediaan cair oral……………….......................................
22
42
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alat ukur obat cair seperti cup, sendok takar dan droppers
Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan usia ...............................
Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ................
Gambar 4.Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ........
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan .............
Gambar 6. Frekuensi pembelian obat........................................................
Gambar 7. Frekuensi penggunaan sendok takar sediaan obat cair oral ....
14
35
36
37
38
40
41
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner I penelitian uji validitas ................................. 54
Lampiran 2. Besar skor untuk ,masing-masing tanggapan aspek
pengetahuan pada uji validitas kuesioner I ..................... 56
Lampiran 4. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment
untuk kuesioner I ............................................................. 58
Lampiran 5. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan
dengan metode Combach-Alpha koesioner I .................. 59
Lampiran 6. Kuesioner II penelitian uji validitas ................................ 60
Lampiran 7. Form rekomendasi hasil expert judgement
questionnaire uji bahasa kuesioner II ............................. 62
Lampiran 8. Besar skor untuk ,masing-masing tanggapan aspek
pengetahuan pada uji validitas kuesioner II .................... 64
Lampiran 9. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment
untuk kuesioner I ............................................................. 66
Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan
dengan metode Combach-Alpha koesioner II………….. 67
Lampiran 11. Hasil uji validitas kuesioner III Pilihlah
jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah
ini di tempat yang telah disediakan ................................. 68
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
15
Lampiran 12. Form rekomendasi hasil expert judgement
questionnaire hasil penelitian kuesioner III .................... 70
Lampiran 13. Besar skor untuk ,masing-masing tanggapan aspek
pengetahuan pada uji validitas kuesioner III ................... 72
Lampiran 14. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment
untuk kuesioner III .......................................................... 74
Lampiran 15. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan
dengan metode Combach-Alpha koesioner III ................ 75
Lampiran 16. Hasil penelitian................................................................ 76
Lampiran 17. Instrumen pengukuran Pengetahuan Penggunaan Obat
Sediaan Cair Oral............................................................ 77
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
16
INTISARI
Kepatuhan dalam mengkomsumsi obat merupakan kunci penting untuk
sembuh dari suatu penyakit. Pemberian obat yang sesuai dengan dosis yang diberikan
akan mendorong terpenuhinya tujuan pengobatan. Banyak faktor yang mempengaruhi
tercapainya tujuan pengobatan, salah satunya adalah pengetahuan para pedamping
pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi pengetahuan
penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross
sectional. Subyek penelitian adalah pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah
Sakit Khusus Anak Empat Lima. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif
dengan bentuk presentase.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penggunaan obat
sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus
Anak Empat Lima sudah cukup baik. Ditunjukkan oleh rata-rata skor keseluruhan
pengetahuan sebesar 59,60.
Kata kunci : pengetahuan, sediaan cair oral, pendamping
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
17
ABSTRACT
Drug adherence is the key to recover from an illness. Administration of drugs
according to the dose will encourage the fulfillment of the treatment goal. Many
factors affect the achievement of treatment goal; one of which is the knowledge of the
patients’ companions. This study aims to measure and evaluate the knowledge of the
patients’ companions regarding oral liquid preparation drugs use.
This study is an observational study with cross sectional approach. The
subjects are patients’ companion in Pharmacy of Rumah Sakit Khusus Anak Empat
Lima. The techniques of analysis are using descriptive analysis in the form of a
percentage.
The analysis showed that the level of knowledge of oral liquid dosage drugs
use of patients’ companion in Pharmacy of Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima is
good enough. It was shown by the average scores for overall knowledge was 59.60.
Keyword: Knowledge, oral liquid preparations, companion
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penduduk di Indonesia memperoleh obat dengan cara resep dokter dan
langsung melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat di apotek. Data dari
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa dari sejumlah 294.959 rumah
tangga di Indonesia, sebanyak 103.860 rumah tangga (35,2 %) menyimpan obat
untuk swamedikasi. Rerata sediaan obat yang disimpan hampir 3 macam. Dari 35,2
% rumah tangga yang menyimpan obat, proporsi rumah tangga yang menyimpan obat
keras sebanyak 35,7 % dan antibiotika 27,8 %. Adanya obat keras dan antibiotika
untuk swamedikasi menujukkan penggunaan obat yang tidak rasional. Sebanyak 81,9
% rumah tangga yang menyimpan obat keras dan 86,1 % rumah tangga menyimpan
antibiotika yang diperoleh tanpa resep.
Obat dengan resep dokter diperoleh saat pasien menjalani rawat inap dan
rawat jalan. Tahun 2013, penduduk Indonesia yang melakukan rawat inap sebanyak
2,3 % dan Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat pertama dalam
pemanfaatan rawat inap. Sedangkan untuk rawat jalan, selama Mei-Juni 2013,
sebanyak 10,4 % penduduk Indonesia melakukan rawat jalan. Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan provinsi tertinggi yang melakukan rawat jalan yaitu sebesar
16,3 % (Riskesdas, 2013). Dalam rawat jalan, pengobatan tetap dilakukan dengan
kontrol dan resep dokter. Farmasi dan pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
2
upaya pengobatan terhadap masyarakat. Selama masa rawat inap, pengobatan
langsung dalam pengawasan perawat yang memahami prosedur pemberian obat-
obatan. Berbeda dengan pengobatan pada rawat jalan, jenis obat diberikan pada
pasien dengan resep dokter, namun pemberiannya diberikan oleh keluarga pasien.
Peran apoteker untuk meningkatkan pengobatan yang rasional bagi pasien
dengan ataupun tanpa resep dokter adalah dengan menjamin tersedianya obat-obatan
yang berkualitas dan juga menjamin tersedianya pelayanan konsultasi obat di apotek
(Handayani, Gitawati, Muktiningsih dan Rahan, 2006). Bentuk sediaan obat yang
tersedia di apotek yaitu sediaan padat dan cair. Sediaan padat berupa serbuk
(powder), granul, tablet dan kapsul. Sediaan cair berupa larutan, suspensi dan emulsi.
Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi melalui oral dan digunakan untuk pasien
yang sulit menelan obat, misalnya anak-anak.
Titik kritis pada penggunaan sediaan cair bergantung pada ketepatan dosis
yang diambil. Pengambilan volume obat yang tidak tepat mengakibatkan
pengambilan dosis yang tidak akurat. Dosis merupakan faktor keberhasilan dalam
pengobatan. Jika dosis tidak tepat, misalnya dosis berlebihan maka akan
menimbulkan efek samping. Sementara jika dosis kurang maka tujuan pengobatan
tidak tercapai. Menurut Litovitz (1992), penyebab utama kesalahan dosis adalah
karena tidak tersedianya alat ukur obat cair dan adanya kesalahan interpretasi yang
berbeda pada pasien mengenai cara mengukur dengan alat takar. Dua kesalahan
tersebut menyebabkan masyarakat cenderung menggunakan sendok makan/sendok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
3
teh yang terdapat di rumah untuk mengukur volume sediaan cair jika tidak ada
sendok takar yang tersedia dalam obat cair.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 di Minnesota (USA) menemukan
bahwa 72% pasien menggunakan sendok teh untuk mengukur volume sediaan cair
(Bayor, KIpo, dan Oforikwakye, 2010). Pada penggunaan sendok makan untuk
pengambilan volume obat, rata-rata dosis yang terambil sebesar 65% dari dosis yang
direkomendasikan (Bicadan Farinha, 2005).
Kesalahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya ketidakakuratan dosis.
Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan, termasuk alat ukur dosis konsumsi
sediaan obat cair merupakan salah satu ketidakrasionalan penggunaan obat.
Kesalahan pengambilan alat bantu seperti sendok takar dalam kemasan sediaan cair
oral disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya ketepatan konsumsi
obat sediaan cair oral mengggunakan sendok takar dan kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai dampak buruk kesalahan dalam menggunakan sendok takar
sediaan cair oral. (Bicadan Farinha, 2005)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2500/Menkes/SK/XII/2011, telah direncanakan memberikan perhatian pada obat
untuk anak. Kebijakan ini dimaksudkan agar selaras dengan kebijakan global, dimana
Indonesia konsisten memperjuangkan penurunan angka kematian bayi dan anak,
sesuai dengan target capaian MDG’s (Millenium Development Goals). Keterlibatan
dokter spesialis anak dan Direktorat Bina Kesehatan Anak memberikan kontribusi
cukup dan yang sangat intensif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
4
Yogyakarta merupakan wilayah dengan jumlah pasien rawat inap maupun
rawat jalan yang tertinggi di seluruh Indonesia. Setiap rumah sakit menyediakan
apotek untuk memudahkan pihak rumah sakit maupun pasien dalam pengambilan
obat sesuai resep dokter. Perhatian penggunaan obat berdasarkan MDG’s terutama
bagi pasien anak-anak sehingga penting pihak apotek dalam memberikan informasi
yang berkaitan dengan penggunaan obat terutama sediaan obat cair oral bagi anak.
Salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang khusus menangani anak-anak adalah
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima dan merupakan satu-satunya rumah sakit di
Yogyakarta yang khusus menangani pasien anak. Rumah sakit ini juga menyediakan
apotek yang khusus untuk anak-anak. Berkaitan dengan hal itu maka sangat penting
pengetahuan pendamping pasien rawat jalan dalam pemberian sediaan obat
khususnya sediaan obat cair oral bagi anak dengan menggunakan sendok takar. Dari
uraian tersebut maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan
penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping rawat jalan apotek Rumah Sakit
Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta 2014.
1. Permasalahan
Seperti apakah pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada
pendamping pasien rawat jalan apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima
Yogyakarta 2014?
2. Keaslian Penelitian
Berbagai penelitian mengenai pengetahuan seseorang pernah dilakukan
diantaranya adalah Dewi dkk., (2014) dengan judul “Hubungan Tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
5
Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di
Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang
Tahun 2013”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subjek
dan objek penelitian, kerangka pemikiran, lokasi dan waktu penelitian. Penelitian
yang dilakukan Dewi dkk., (2014) tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap bayi di
wilayah kerja Kelurahan Parupuk Tabing WilayahKerja Puskesmas Lubuk Buaya
Kota Padang Tahun 2013.
Penelitian mengenai pengetahuan lainnya yaitu dilakukan oleh Pasek dkk.,
(2013) yang berjudul “Hubungan Persepsi dan Tingkat Pengetahuan Penderita
Tuberkulosis dengan Kepatuhan Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Buleleng 1”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subjek dan
objek penelitian, kerangka pemikiran, lokasi dan waktu penelitian. Penelitian yang
dilakukan Pasek dkk., (2013) tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan
persepsi dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan TB di wilayah
kerja Puskesmas Buleleng 1.
Adapun penelitian yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai
penggunaan sendok takar pernah dilakukan oleh Novitasari (2010) dengan judul
“Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku Penggunaan Sendok Takar Sediaan Cair Oral
pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Juni-Juli 2010”. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi
penelitian, Penelitian Novitasari dilakukan di RSUP Dr. Sardjito sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
6
penelitian ini dilakukan khusus di rumah sakit anak yaitu di RSKA 45. Fokus
penelitian Novitasari berbeda dengan penelitian ini, fokus penelitian Novitasari
adalah mengevaluasi ketersediaan sendok takar sediaan cair oral, sedangkan
penelitian ini memfokuskan pada evaluasi informasi volume pemberian yang
tertera pada sendok takar.
3. Manfaat Penelitian
a. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat
mengenai pentingnya penggunaan sendok takar yang disertakan dalam sediaan
obat cair oral bagi anak. Dengan pengetahuan yang diperoleh masyarakat
mengenai pentingnya sendok takar maka masyarakat terutama pendamping
pasien dapat lebih berhati-hati menggunakan sendok takar pengganti dan dapat
berkonsultasi dengan apoteker jika tidak disertakan sendok takar standar.
b. Bagi Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Rumah Sakit Khusus Anak
Empat Lima Yogyakarta khusus bagian apotek sebagai bahan evaluasi untuk
memberikan pengetahuan kepada pendamping pasien dalam penggunaan
sendok takar sediaan obat cair oral bagi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
7
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi pengetahuan
penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan
obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit
Khusus Anak Empat Lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan kumpulan sejumlah fakta dan teori yang dapat
digunakan seseorang memecahkan dan menjawab masalah yang ditemuinya.
Pengetahuan ini dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dari orang lain.
Fakta-fakta yang didapat dikumpulkan dan dipahami sebagai teori yang kemudian
digunakan sebagai jawaban dari berbagai jenis fenomena kehidupan. Pengetahuan
juga dapat diperoleh dengan cara tradisional (non-ilmiah) ataupun dengan cara ilmiah
(modern) yang dilakukan dengan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
dan berkaitan dengan proses pembelajaran (Poerwadarminta, 2002).
Menurut Soekanto (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
perubahan perilaku positif yang meningkat.
b. Informasi
Seorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
9
c. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan
yang meliputi sikap dan kepercayaan.
d. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang bersifat non formal.
e. Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Tingkatan Pengetahuan
Notoatmodjo (2003) mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif
yang mempunyai enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension),
aplikasi (aplication), analisis (analysis), sintesis (sinthesis), dan evaluasi (evaluation).
Tingkatan pengetahuan tersebut sebagai berikut:
a. Tahu (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan.
(Notoatmodjo2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
10
b. Memahami (Comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
(Notoatmodjo 2003)
c. Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.
(Notoatmodjo 2003)
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu
komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan.
(Notoatmodjo 2003)
e. Sintesis (Sinthesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk
keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. (Notoatmodjo 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
11
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau
objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan.
Menurut Arikunto (2006) hasil pengukuran pengetahuan dikategorikan
menjadi 3, yaitu:
a. Apabila skor 76-100% dikatakan baik
b. Apabila skor 65-100% dikatakan sedang
c. Apabila skor<65 % dikatakan buruk
B. Informasi Umum Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (Undang-Undang No.36 tahun
2009 tentang Kesehatan).
Bentuk sediaan obat yang tersedia di apotek yaitu sediaan padat dan cair.
Sediaan padat berupa serbuk (powder), granul, tablet dan kapsul. Sediaan cair berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
12
larutan, suspensi dan emulsi. Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi melalui oral
dan digunakan untuk penderita/pasien yang sulit menelan obat, misalnya anak-anak.
(Putra 2012).
C. Sediaan Cair Oral
Larutan adalah sediaan cair oral yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut. Misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling tercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik,
jika larutan diencerkan atau tercampur (Putra, 2012).
Larutan oral adalah sediaan air yang dibuat untuk pemberiaan oral, yang
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau
pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven dengan air. Larutan oral ini
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu potions (obat minum) berbentuk emulsi atau
suspense, elixir, sirop, netralisasi, saturation, dan potio effervescent (Putra, 2012).
D. Sendok Takar
Saat ini sediaan cair oral yang disertai sendok takar di dalam kemasannya
semakin lama semakin sedikit yang beredar di masyarakat. Hal ini menyebabkan
penggunaan sendok takar sering terabaikan oleh masyarakat. Keberadaan sendok
takar yang sering tidak disertakan dalam sediaan obat cair menyebabkan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
13
seringkali menggantinya dengan sendok teh atau sendok makan sebagai pengganti
takaran dosis obat. Kesalahan ini menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi
dosis karena informasi yang didapat tidak sesuai. Kesalahan paling banyak dilakukan
ketika masyarakat menggunakan sendok takar. (Putra, 2012)
Pada label produk sediaan obat cair terdepan saran kepada pasien sesuai
aturan pakai menggunakan sendok teh atau sendok makan sebagai takaran dosis.
Ukuran kesetaraan dosis 5mL = 5cc = 1 sendok teh; 15mL = 15cc = 3 sendok teh = 1
sendok makan dan 30mL = 30cc = 2 sendok makan = 1 fluid ounce (Maw, Son,
Thompson, 2002).
Berdasarkan atas hasil pengukuran bobot metrik yang dilakukan pada tahun
1971, kesetaraan dosis obat ini dihitung dalam 5mL dosis dan British Standard
Pharmacopeia memutuskan ukuran sendok 5mL. Namun kapasitas sendok yang
beredar di setiap negara sebenarnya sangat bervariasi. Untuk membuat dosis lebih
akurat, setiap negara memproduksi ukuran sendok takar obat yang sesuai (Maw, Sam,
Thompson, 2002). Menurut Farmakope Indonesia III, sendok kecil volumenya 5mL,
sendok besar volumenya 15mL (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
RI, 1974).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
14
Gambar 1. Alat ukur obat cair seperti cup, sendok takar dan droppers
(Bayor, Kipo, Kwakye, 2010).
Pemberian obat yang salah dapat diakibatkan atau penggunaan peralatan yang
tidak sesuai seperti peralatan dapur. Misalnya sendok makan dapat memegang dua
kali cairan sebanyak yang ada di takaran obat (Wang, 2008).
FDA merekomendasikan tidak lagi menggunakan peralatan dapur sebagai
cara untuk mengukur dosis sediaan obat cair. Lebih aman menggunakan sendok
takaran, dropper, dan dosis injeksi untuk menyalurkan obat cair daripada menakar
jumlah tuangan dosis dengan sendok rumah tangga (Wansink dan Van Ittersum,
2010). FDA menganjurkan penggunaan sendok takar atau syringe dalam pemberian
obat cair oral yang berbentuk suspensi untuk mengurangi efek samping yang
mungkin timbul dari zat yang terkandung dalam obat (Waknine, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
15
E. Standar Pemberian Informasi
Pentingnya informasi mengenai penggunaan sendok takar yang tepat maka
diperlukan keberadaan apoteker dengan tujuan pemberian informasi tersebut. Dalam
kode etik Apoteker, seorang apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya. Dalam pasal 7 Kode Etik Apoteker Indonesia, implementasi sumber
informasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Seorang apoteker memberikan informasi kepada pasien/masyarakat harus dengan
cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tersebut harus sesuai,
relevan, dan up to date.
2. Sebelum memberikan informasi apoteker harus menggali informasi yang
dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang datang menemui apoteker mengenai
pasien serta penyakitnya.
3. Seorang apoteker harus mampu berbagi informasi mengenai pelayanan kepada
pasien dengan tenaga profesi kesehatan yang terlibat.
4. Seorang apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
obat, dalam bentuk penyuluhan, memberikan informasi secara jelas, melakukan
monitoring penggunaan obat dan sebagainya.
Dari uraian tugas apoteker di atas, keberadaan apoteker sangat penting
terutama yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu pemberian informasi mengenai
sendok takar dalam sediaan obat cair oral pada anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
16
F. Keterangan Empiris
Jumlah pengguna obat di Indonesia tergolong cukup tinggi. Masyarakat
memperoleh obat dengan resep dokter maupun membeli langsung di apotek tanpa
resep. Bentuk sediaan obat yang tersedia di apotek yaitu sediaan padat dan cair.
Sediaan padat berupa serbuk (powder), granul, tablet dan kapsul. Sediaan cair berupa
larutan, suspensi dan emulsi. Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi melalui oral
dan digunakan untuk penderita/pasien yang sulit menelan obat.
Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi untuk anak-anak karena dapat
membantu obat langsung tertelan. Permasalahannya adalah saat ini banyak sediaan
obat cair oral yang tidak disertakan sendok takar. Masyarakat umum masih
menganggap bahwa tidak tersedianya sendok takar dalam sediaan obat cair dapat
diganti dengan sendok lain yang merupakan peralatan rumah tangga. Padahal
peralatan yang tidak sesuai dengan obat dapat mengakibatkan pemberian dosis yang
salah, terlalu banyak atau terlalu sedikit obatnya. Jika dosis terlalu banyak maka
menimbulkan efek samping dan jika terlalu sedikit maka tujuan pengobatan tidak
tercapai.
Masyarakat perlu mengetahui pentingnya sendok takar dalam sediaan obat
cair oral mengingat hal tersebut berkaitan dengan takaran dosis. Pengetahuan
mengenai pentingnya sendok takar dalam sediaan obat cair oral menjadi tugas
seorang apoteker untuk disampaikan kepada masyarakat.
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
17
Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Hal ini diketahui melalui
kuesioner/angket yang diberikan kepada pendamping pasien rawat jalan Apotek
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Dengan adanya gambaran ini maka dapat
diketahui seberapa besar pengetahuan masyarakat terutama pendamping pasien dalam
menggunakan sendok takar sediaan obat cair oral sehingga dapat menjadi bahan
evaluasi bagi tenaga kesehatan seperti apoteker agar lebih aktif memberikan
informasi penggunaan sendok takar dalam sediaan obat cair oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada
pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak 45 termasuk
penelitian observasional. Penelitian observasional merupakan penelitian dengan
melakukan pengamatan terhadap jumlah variabel subjek menurut keadaan yang apa
adanya, tanpa intervensi dari peneliti (Pratiknya, 1993). Rancangan penelitian ini
adalah survei deskriptif melalui pendekatan kualitatif yang didesain untuk memberi
suatu gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara mendalam mengenai
fenomena yang ditemukan serta tidak melakukan analisis terhadap hubungan antar
variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan-keadaan nyata sekarang atau sementara yang bersifat prospektif (Sevilla,
Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993).
Berdasarkan setting tempat, penelitian ini dilakukan di komunitas yaitu apotek
Rumah Sakit. Data dalam penelitian ini diperoleh secara prospektif. Berdasarkan cara
dan waktu pengambilan sampel, penelitian ini termasuk penelitian cross-sectional
yaitu suatu penelitian dimana setiap objek penelitan hanya diobservasi sekali saja.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
19
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mencakup pengetahuan pendamping pasien rawat jalan mengenai
penggunaan obat sediaan cair oral.
C. Definisi Operasional
1. Pengetahuan, meliputi:
a. Jenis, dosis, aturan minum dan penyimpanan obat cair oral untuk anak.
b. Hal yang tidak inginkan (efek samping), etiket dan informasi lain, kadaluarsa,
penggunaan obat bersama (di luar resep), informasi tambahan dari apoteker di
apotek.
c. Pentingnya sendok takar standar dalam konsumsi obat cair oral.
2. Responden adalah pendamping pasien rawat jalan di Apotek Rumah Sakit Khusus
Anak Empat Lima selama penelitian berlangsung yang mendampingi pasien yang
pernah menggunakan sediaan obat cair oral dengan sendok takar. Responden
tidak harus membeli sediaan cair oral di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak
Empat Lima pada waktu penelitian berlangsung. Responden harus memenuhi
kriteria inklusi dan bersedia terlibat dalam penelitian ini.
3. Pendamping pasien rawat jalan adalah pendamping pasien selama menerima dan
menjalani pengobatan.
4. Tingkat pengetahuan dikatakan baik apabila responden mendapat skor > 75%,
tingkat pengetahuan dikatakan sedang (cukup baik) apabila responden mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
20
skor 40%-75% sedangkan tingkat pengetahuan dikatakan kurang baik apabila
responden mendapat skor < 40% (Ganie, 2009).
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang tunggu Apotek Rumah Sakit Khusus Anak
Empat Lima untuk kegiatan survei wawancara dan pemberian kuesioner. Pemilihan
lokasi ini dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut merupakan tempat strategis
untuk menemui pendamping pasien. Penelitian dilakukan selama 2 minggu pada
bulan Mei 2015.
E. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yaitu pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit
Khusus Anak Empat Lima. Subjek penelitian inilah yang disebut dengan responden.
Responden dalam penelitian ini harus memiliki kriteria-kriteria yang menjadi batasan
dalam penelitian.
Kriteria yang menjadi batasan dalam penelitian yaitu kriteria inklusi yang
digunakan adalah subjek berusia minimal 17 tahun, berjenis kelamin pria atau wanita
dan merupakan pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak
Empat Lima yang mendampingi pasien datang untuk mendapatkan obat cair dengan
menggunakan penakar berdasarkan resep dokter selama penelitian berlangsung yaitu
pada Mei 2015. Pendamping pasien dan apoteker rawat jalan tersebut bersedia
bekerjasama berdasarkan persetujuan dengan informed-consent. Apoteker adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
21
apoteker pendamping yang sedang bertugas pada periode penelitian. Kriteria ekslusi
yang digunakan yaitu apabila data tidak diisi dengan lengkap.
F. Sampling
Menurut Sugiyono (2012: 61), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi yang ada dalam penelitian ini adalah pendamping pasien rawat jalan Apotek
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima.
Dalam populasi tersebut, diperlukan sampel agar jumlah data yang diambil
tetap dapat mewakili gambaran pengetahuan penggunaan sendok takar dalam sediaan
obat cair oral. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik Purposive Sampling,
yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu (Sugiyono, 2012:164).
Data pertama penelitian ini sebanyak 128 responden. Dari hasil penelitian ini,
terdapat 4 responden yang harus dieklusi karena tidak memberikan tanggapan pada
pernyataan dengan lengkap sehingga 124 responden yang memenuhi kriteria inklusi.
Dari hasil jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 124 responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
22
G. Bahan Penelitian
Bahan penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data
pendamping pasien rawat jalan yang diperoleh pada saat pengisian kuesioner antara
lain umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Data ini terangkum dalam
informed consent yang telah ditandatangani responden dan kuesioner yang telah
disiapkan.
Tabel I. Pokok Bahasan Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap
penggunaan obat sediaan cair oral
No Pokok bahasan
Aitem Jawaban
Pengetahuan
Rekomendasi Benar Salah
1 Cara minum 9. Anjuran cara minum obat cair tertera pada
etiket.
√
5. Minum obat cair tidak harus sesuai dengan
aturan.
√
2
Waktu Minum 10. Waktu minum obat cair dapat dilakukan
sesuai dengan waktu yang dianjurkan.
√
Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka
hati.
√
3 Aturan minum 2. Aturan minum obat cair berisi aturan
frekuensi dan lama penggunaannya.
√
1. Semua jenis obat cair harus diminum sesuai
aturan sampai habis.
√
4 Hal yang tidak
inginkan (efek
samping)
8. Obat harus dihentikan penggunaannya bila
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
√
11. Menghentikan penggunaan obat dapat
dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
23
5 Penyimpanan 3. Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan
terlindung dari sinar matahari.
√
12. Obat cair disimpan pada semua tempat. √
6 Etiket dan
informasi lain
13. Informasi tentang penggunaan obat yang
tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas
dari wadah obat.
√
15. Etiket yang berisi informasi tentang
penggunaan obat dapat dilepas dari wadah
obat.
√
7 Kadaluarsa 14. Tanggal kadaluarsa menunjukkan waktu
obat digunakan.
√
6. Obat dapat digunakan kembali walaupun
rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan
obat sudah berubah.
√
8 Penggunaan
obat bersama
(di luar resep)
22. Hindarkan penggunaan obat cair orang lain
dengan gejala yang sama.
√
18. Dengan gejala yang sama dapat digunakan
obat cair orang lain.
√
9 Informasi
tambahan dari
apoteker di
apotek
16. Informasi lengkap penggunaan obat cair
dapat ditanyaan kepada apoteker.
√
21. Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan
karena ada di etiket.
√
10 Sendok takar 7. Sendok takar digunakan untuk minum obat
cair.
√
17. Sendok makan yang tersedia di rumah
dapat digunakan sebagai penakar minum obat
cair.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
24
11 Ukuran
penakar
4. Sendok takar dilengkapi dengan ukuran
menyatakan jumlah cairan.
√
19. Sendok takar tidak dilengkapi dengan
ukuran jumlah cairan.
√
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2012:192). Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar luas. Kuesioner berisi daftar pertanyaan dengan skala Guttman.
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”,
“benar-salah”, “pernah-tidak pernah” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa
data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Jawaban dapat dibuat skor tertinggi
1 dan terendah 0. (Sugiyono, 2012:140). Skala Guttman dalam penelitian ini yaitu :
B = Benar diberi skor 1
S = Salah diberi skor 0
Kuesioner berisi 22 pertanyaan tentang pengetahuan dengan bahasa
sederhana. Bagian pertama berisi tentang karakteristik responden dan pernyataan
kesediaan responden untuk mengikuti penelitian (informed consent). Karakteristik
responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan responden dan pekerjaan
responden. Bagian kedua memuat pertanyaan mengenai pengalaman responden dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
25
menggunakan obat sediaan cair oral (sudah berulang kali atau baru satu kali
menggunakan obat sediaan cair oral yang disertai sendok takar dalam kemasan) dan
pengalaman membeli obat cair oral di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat
Lima (pernah atau tidak).
I. Tata Cara Penelitian
Cara kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara umum adalah:
1. Tahap pra penelitian
Tahap ini adalah tahap awal jalannya penelitian. Tahap ini meliputi proses
perijinan, pembuatan kuesioner, serta penyusunan informed consent.
a. Proses perizinan
Perizinan dilakukan dengan mitra yaitu Direktur Rumah Sakit Khusus
Anak Empat Lima. Proses perizinan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu
yaitu dari bulan Oktober 2014.
b. Pembuatan kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengetahui cara penggunaan obat sediaan cair
oral oleh pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak
Empat Lima yang menjadi responden penelitian. Kuesioner berisi 22 pertanyaan
dengan bahasa sederhana yang mencakup segi pengetahuan (knowledge) mengenai
jenis, dosis, aturan minum dan penyimpanan obat cair oral untuk anak; ciri obat
cair oral yang tidak boleh dikonsumsi anak dan pentingnya sendok takar standar
dalam konsumsi obat cair oral. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
26
variasi Dischomous choise. Variasi dischomous chois merupakan pertanyaan
dimana dalam pertanyaan hanya disediakan 2 jawaban atau alternatif seperti
pernah/tidak pernah atau ya/tidak atau setuju/tidak setuju (Notoatmodjo, 2005).
c. Penyusunan informed consent
Informed consent dibuat sebagai tanda persetujuan responden untuk
ikutserta dalam penelitian.
d. Uji bahasa kuesioner (Validitas dan Reliabilitas)
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity).
Validitas isi dilakukan untuk memastikan apakah isi kuesioner sudah sesuai dan
relevan dengan tujuan study. Validitas isi menunjukkan isi mencerminkan
rangkaian lengkap atribut yang diteliti dan biasanya dilakukan oleh tujuh atau
lebih ahli (DeVon etal, 2007). Uji bahasa pada penelitian ini, dilakukan pada 30
responden yang memiliki kemiripan kriteria eksklusi dan kriteria inklusi dengan
responden penelitian. Agar diperoleh nilai hasil pengukuran mendekati normal,
jumlah responden yang diuji coba paling sedikit adalah 25 orang (Notoatmodjo,
2005). Uji bahasa dilakukan di Posyandu Rumah Susun Sunalewah dan dilakukan
selama 1 minggu. Uji bahasa dilakukan untuk menguji apakah kuesioner dibuat
telah siap digunakan sebagai alat penelitian. Uji bahasa ini merupakan bagian dari
validitas bahasa. Validitas bahasa yang dilakukan merupakan pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui apakah kalimat pernyataan yang terdapat dalam
kuesioner mudah dimengerti oleh responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
27
Perhitungan uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment
dari Pearson berikut:
})(.{})(.{
))((.
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
dengan:
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subjek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total
(Arikunto, 2005: 72)
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan
tinggi rendahnya validitas. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dikonsultasikan
dengan harga korelasi Product Moment pada tabel. Jika r perhitungan sama dengan
atau lebih besar daripada r tabel butir pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Sebaliknya jika harga r perhitungan lebih kecil daripada r tabel maka butir
pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid.
Setelah dilakukan perhitungan uji validitas kemudian dilakukan uji
reliabilitas. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah cukup baik (Arikunto, 2010). Reliabilitas
dalam penelitian ini diuji dengan reliabilitas Alpha Cronbach dengan rumus
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
28
2
2
11 11
t
b
Vk
kr (Arikunto, 1999: 193)
keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
2
b= jumlah varian butir/item
Vt2 = varian total
Kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini
yaitu apabila koefisien reliabilitas hitung (r11) lebih besar dari 0,600 maka
instrumen tersebut dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika koefisien reliabilitas
hitung (r11) lebih kecil dari 0,600 maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.
2. Tahap pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, kuesioner dan
dokumentasi. Observasi atau pengamatan langsung dilakukan terhadap responden dan
apoteker yang sedang bertugas di apotek. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan
data pendamping pasien rawat jalan. Pengisian kuesioner oleh responden didampingi
oleh peneliti sehingga kuesioner yang diberikan pada responden tersebut langsung
dikembalikan kepada peneliti.
Pendamping sebagai responden yang sesuai kriteria inklusi-eksklusi, responden
adalah pengunjung apotek yang merupakan pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit
Khusus Anak Empat Lima selama penelitian berlangsung yang pernah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
29
sediaan obat cair oral dengan sendok takar, namun tidak harus responden membeli
sediaan cair oral di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima pada waktu
penelitian berlangsung. Responden harus memenuhi Kriteria inklusi-esklusi dan
bersedia terlibat dalam penelitian ini. Sebelumnya diminta mengisi informed consent
sebagai tanda persetujuan mengikuti penelitian informed consent ditanda tangani oleh
responden. Jika responden kesulitan membaca atau memahami kuesioner maka
peneliti dapat membantu untuk memperjelasnya.
3. Tahap pengolahan data
Data pada penelitian ini diperoleh dari lembar kuisioner yang diisi oleh
responden mengenai pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pasien rawat
jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Pendamping pasien meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik obat meliputi
jumlah pemeriksaan yang meliputi jumlah obat cair oral yang terdapat di Apotek
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima bagi pasien rawat jalan. Data yang diperoleh
selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang menggambarkan
cara penggunaan sediaan cair oral oleh pendamping pasien rawat jalan Apotek
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi cara pemakaian obat sediaan cair
oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat
Lima. Hasil evaluasi ini akan digunakan untuk mencari cara untuk meningkatkan
pengetahuan penggunaan obat yang rasional di masyarakat, khususnya untuk
penggunaan obat sediaan cari oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
30
J. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang diperoleh dari penelitian dibahas secara deskriptif dan diolah
menggunakan statistik deskriptif dengan mendapatkan persentase rata-rata dan SD.
Data ditampilkan dalan bentuk tabel dan gambar (Sugiyono, 2007).
1. Karakteristik responden
Karakteristik responden kecuali usia, ditampilkan dengan bentuk persentase.
a. Usia responden
Penggolongan usia dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi
frekuensi Strurgess:
M = 1 + 3,3 log N
dengan M adalah jumlah kelas dan N adalah jumlah data populasi
(Sugiyono,2007). Pengelompokan usia dilakukan dengan mencari interval kelas
yang dihitung dengan rumus:
M
terendahusiatertinggiusia
dengan M merupakan jumlah kelas yang diperoleh dari rumus Strurgess.
b. Jenis kelamin
Pengelompokkan jenis kelamin dilakukan dengan perhitungan frekuensi
dan perhitungan persentasenya.
Dengan N merupakan jumlah total seluruh responden yaitu 124 reponden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
31
c. Tingkat pendidikan akhir
Dalam lembar kuesioner, terdapat 5 tingkatan pendidikan akhir responden
yaitu SD, SLTP, SLTA dan sederajat, Diploma, dan Serjana/ Pengelompokkan
awal dilakukan berdasarkan jumlah masing-masing tingkat pendidikan akhir yang
dimiliki oleh responden, dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali
100%.
d. Tingkat pekerjaan
Pengelompokan terhadap tingkat pekerjaan dilakukan berdasarkan jumlah
masing-masing pekerjaan yang dimiliki oleh responden, dibagi jumlah responden
keseluruhan kemudian dikali 100%.
e. Frekuensi menggunakan obat sediaan cair oral
Pengelompokkan untuk melihat apakah responden baru pertama atau sudah
berulang kali menggunakan obat sediaan cair oral dilakukan berdasarkan
perhitungan jumlah responden yang baru pertama kali atau sudah berulang kali
menggunakan obat sediaan cair oral, dibagi jumlah responden keseluruhan
kemudian dikali 100%.
f. Frekuensi pembelian obat di rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat
Lima
Pengelompokkan untuk melihat apakah responden yang membeli obat di
rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima dilakukan berdasarkan
perhitungan jumlah responden yang membeli obat di rawat jalan Apotek Rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
32
Sakit Khusus Anak Empat Lima, dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian
dikali 100%.
2. Pengetahuan
Pengolahan hasil kuesioner yang terdiri dari aspek pengetahuan dengan
menyajikan data dalam bentuk persentase jawaban responden dengan perhitungan
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama merupakan
karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis
pekerjaan. Bagian kedua merupakan hasil angket dengan pendamping mengenai
frekuensi pembelian obat di apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima dan
frekuensi penggunaan sendok takar sediaan cair oral. Bagian ketiga berisi pemaparan
hasil kuesioner dari pendamping pasien mengenai pengetahuannya dalam
penggunaan sediaan cair oral.
A. Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 124 orang.
Karakteristik responden merupakan kondisi diri yang dimiliki responden yang
mungkin mempunyai hubungan dengan pengetahuan dalam penggunaan sendok takar
sediaan cair oral. Karakteristik responden dalam penelitian ini dikaji berdasarkan
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Karakteristik tersebut
dipilih karena merupakan karakteristik yang paling umum digunakan yang dapat
dikaji dari segi responden. Selain itu, pertanyaan mengenai usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan merupakan pertanyaan umum yang diajukan
kepada responden sehingga tidak menyinggung perasaan ataupun melanggar
privasinya.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
34
1. Usia responden
Dalam penelitian ini, usia merupakan salah satu kriteria inklusi. Sesuai
kriteria inklusi, responden adalah pengunjung yang membeli obat di apotek Empat
Lima Yogyakarta yang merupakan pendamping pasien rawat jalan yang telah
berusia 17 tahun ke atas pada saat mengikuti penelitian. Di Indonesia, usia 17
tahun ke atas merupakan keadaan seseorang yang memasuki usia dewasa dimana
pada usia tersebut sudah dapat bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya,
sedangkan usia 65 tahun ke atas adalah kelompok umur lanjut usia (lansia).
Peneliti mengambil usia 17 tahun sebagai batasan usia dewasa karena pada usia
tersebut responden dianggap sudah memahami dan mengerti mengenai
penggunaan sendok takar dalam sediaan obat cair dengan tepat. Dengan pengertian
dan pemahaman responden pada usia tersebut maka responden dapat memberikan
informasi mengenai pengetahuan penggunaan sendok takar dalam obat cair oral
melalui kuesioner/angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
35
Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan hasil, diketahui persentase responden terbanyak yaitu usia 24-
29 tahun. Persentase responden sebagai pendamping pasien yang berada pada
rentang usia 24-29 tahun mungkin disebabkan karena pada usia tersebut dianggap
sebagai usia dewasa produktif sehingga dapat mengambil keputusan dan
bertanggung jawab atas tindakan yang diperlukan untuk pasien terutama mengenai
pengetahuan penggunaan sendok takar pada obat cair oral.
2. Jenis Kelamin
Penggolongan jenis kelamin dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita. Dari
hasil penelitian terhadap 124 responden, didapatkan bahwa mayoritas responden
yang menjadi pendamping pasien rawat jalan adalah wanita.
16%
25%
14%15%
7%
15%
6% 2%
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
18-23 (20 responden) 24-29 (31 responden)30-35 (17 responden) 36-41 (18 responden)42-47 (9 responden) 48-53 (19 responden)54-59 (8 responden) 60-65 (2 responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
36
Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Gambar 3 menunjukkan persebaran responden berdasarkan jenis kelamin.
Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yaitu pria sebanyak
35 responden (28 %) dan wanita sebanyak 89 responden atau 72 %. Dapat dilihat
bahwa dalam penelitian ini, responden wanita lebih banyak dibandingkan pria. Hal
tersebut dimungkinkan karena pasiennya adalah anak-anak maka akan lebih
merasa nyaman bersama pendamping wanita dibandingkan pria. Selain itu,
umumnya pria kebanyakan bekerja sehingga yang mengurus anak adalah wanita.
3. Tingkat pendidikan
Pendidikan berpengaruh pada pola pikir seseorang untuk menghadapi
masalah yang ada di sekitarnya, dalam hal ini masalah kesehatan. Beberapa
penelitian menyatakan intelegensi berbanding lurus dengan tingkat pendidikan
28%
72%
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis
Kelamin
Pria (35 responden) Wanita (89 responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
37
(Azwar, 1999). Karakteristik responden dalam penelitian ini dikaji dengan
pendidikan yang dibagi menjadi 5 kategori yaitu SD (Sekolah Dasar), SLTP
(Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), SLTA/SMA (Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas), Diploma dan Sarjana.
Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan gambar 4 di atas, jumlah responden dengan tingkat pendidikan
SLTA merupakan terbanyak yaitu 57 responden (46 %). Dari jumlah tersebut,
mayoritas pendamping telah menempuh menengah atas. Dengan banyaknya
responden yang pernah mengenal bangku sekolah maka dimungkinkan akan lebih
mudah untuk menerima informasi dan memiliki pengetahuan mengenai pentingnya
sendok takar dalam sediaan obat cair.
10%
46%12%
24%
8%
Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
SD (12 responden) SLTA (57 responden) Sarjana (15 responden)
SLTP (30 responden) Diploma (10 responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
38
4. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan yang merupakan kriteria inklusi dibagi menjadi 6 kategori
yaitu pelajar/mahasiswa, tidak bekerja/pensiunan, ibu rumah tangga, PNS,
wiraswasta dan swasta. Jenis pekerjaan yang menjadi kriteria didasarkan pada
pembagian aktivitas yang umum dikerjakan oleh orang yang menginjak usia
dewasa (minimal 17 tahun).
Pekerjaan dimungkinkan juga memiliki pengaruh untuk menambah
pengetahuan mengenai kesehatan anak termasuk memperhatikan sendok takar
dalam sediaan obat cair. Kesembuhan anak menjadi harapan tinggi karena jika
sakit maka anak tidak dapat beraktivitas yang menuntut orang tua/pendamping
anak untuk selalu mendampinginya. Hal tersebut juga dapat menghambat
pekerjaan/aktivitas pendamping.
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan
3% 4%
33%
16%8%
36%
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Pelajar/mahasiswa (3 responden) Tidak bekerja/pensiunan (5 responden)
Ibu rumah tangga (41 responden) PNS (20 responden)
Wiraswasta (10 responden) Swasta (45 responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
39
Berdasarkan gambar 4, responden dengan pekerjaan swasta merupakan
jumlah responden terbanyak yaitu 45 responden (38 %) dan terbanyak kedua
adalah pekerjaan ibu rumah tangga yaitu 41 responden (33 %). Pekerjaan sebagai
swasta dan ibu rumah tangga memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk merawat
dan mendampingi anak. Responden yang merupakan ibu rumah tangga dapat lebih
fokus dalam mendampingi anak jika sakit.
B. Frekuensi Pembelian obat dan Penggunaan Sendok Takar di Apotek Rumah
Sakit Khusus Anak Empat LimaYogyakarta
1. Frekuensi Pembelian Obat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden,
pengalaman pembelian obat dibagi menjadi 2 yaitu pertama kali membeli dan
sering (berulangkali) membeli obat di apotek khusus Anak Empat Lima
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
40
Gambar 6. Frekuensi pembelian obat
Jumlah responden yang pertama kali membeli sebanyak 80 responden (65
%) atau lebih dari separuh dari keseluruhan responden, sedangkan reponden yang
sering membeli hanya sebanyak 44responden atau 35%. Mayoritas responden yang
menjadi pendamping baru pertama kali membeli obat cair di Apotek Empat Lima
Yogyakarta. Frekuensi pembelian obat yang sering dapat menambah informasi
bagi pendamping anak dalam memberikan pengobatan namun tidak menjamin
pengalaman menggunakan alat ukur obat sediaan cair. Informasi yang diberikan
kepada pendamping pasien dimungkinkan berbeda dengan apotek/rumah sakit
lainnya dalam hal kelengkapan informasi yang dapat menambah pengetahuan
responden. Apotek Empat Lima Yogyakarta merupakan apotek khusus anak
65%
35%
Frekuensi pembelian obat di apotek Empat Lima Yogyakarta
Pertama kali membeli obat di apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima (80 responden)
Sering membeli obat di apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima (44 responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
41
sehingga informasi yang diberikan berkaitan dengan pengobatan anak lebih
spesifik dibandingkan apotek umum.
2. Frekuensi penggunaan sendok takar sediaan cair oral
Frekuensi pembelian obat di apotek oleh pendamping tidak menjamin
frekuensi penggunaan obat sediaan cair oral. Hal ini karena responden sering
membeli obat cair di tempat lain dan terbiasa menggunakan sediaan obat cair bagi
anak.
Gambar 7. Frekuensi penggunaan obat sediaan obat cair oral
Gambar 7 di atas menunjukkan bahwa responden yang berulang kali
menggunakan obat sediaan cair merupakan jumlah paling banyak yaitu 111
responden atau 90 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa umumnya responden yang
menjadi pendamping berpengalaman dalam menggunakan obat sediaan cair.
10%
90%
Freskuensi Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral
Baru pertama kali (13 responden) Sudah berulang kali (111 responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
42
C. Pengetahuan pendamping pasien terhadap penggunaan obat sediaan cair oral
Hasil tanggapan responden tentang pengetahuan mengenai penggunaan
sendok takar dalam sediaan cair oral dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II. Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap penggunaan obat sediaan
cair oral
No Pernyataan Kuisioner
Persentase
Menjawab
benar (%)
Persentase
Menjawab
salah (%)
1 Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis. 98,39 1,61
2 Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama
penggunaannya. 54,83 45,16
3 Obat cair disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar
matahari. 46,77 53,22
4 Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah
cairan. 58,87 41,13
5 Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. 58,87 41,13
6 Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan
kejernihan dari larutan obat sudah berubah. 53,22 46,77
7 Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. 58,87 41,13
8 Obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan. 59,68 40,32
9 Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket. 53,22 46,77
10 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan waktu
yang dianjurkan. 59,68 40,32
11 Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa
menghubungi tenaga kesehatan. 53,22 46,77
12 Obat cair dapat disimpan pada semua tempat. 59,68 40,32
13 Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada etiket
sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. 58,87 41,13
14 Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat digunakan. 58,87 41,13
15 Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat
dilepas dari wadah obat. 58,87 41,13
16 Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan kepada
apoteker. 59,68 40,32
17 Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan yang
tersedia di rumah. 58,87 41,13
18 Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair orang lain. 61,29 38,71
19 Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah cairan. 59,68 40,32
20 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. 60,48 39,52
21 Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada di etiket. 60,48 39,52
22 Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala yang
sama. 58,87 41,13
rata-rata keseluruhan 59,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
43
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang mengetahui bahwa
pernyataan nomor satu yaitu semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan
sampai habis hanya sebanyak 122 responden atau 98,39 %, sisanya yaitu 2 responden
tidak mengetahui bahwa jenis sediaan cair merupakan obat yang harus diminum
sampai habis. Mengenai pernyataan nomor dua aturan minum obat cair berisi aturan
frekuensi dan lama penggunaannya., hanya 68 atau 54,84 % responden yang
mengetahui.
Keamanan obat merupakan hal penting untuk mencegah struktur obat rusak
sehingga kondisi dan tempat penyimpanan sangat penting diperhatikan bagi
keberadaan obat. Mengenai pernyataan nomor tiga yaitu obat cair disimpan di tempat
yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari., hanya sebanyak 58 responden atau
46,77 % yang mengetahui. Pengetahuan responden mengenai penyimpanan obat
masih rendah yang dilihat dari masih tingginya yang belum mengetahui kondisi yang
harus dijaga agar obat cair tetap aman, lebih dari separuh keseluruhan responden
tidak mengetahuinya. Hal ini dapat berdampak pada kurang optimalnya kinerja obat
sehingga kesembuhan anak bisa saja kurang optimal.
Pengetahuan responden tentang pernyataan nomor empat yaitu sendok takar
dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah cairan sendok takar cukup tinggi,
ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang (58,87%) yang mengetahui bahwa dalam sendok
takar terdapat ukuran jumlah cairan sesuai dosis dan sebanyak 51 orang (41,13%)
menyatakan tidak mengetahui. Dengan melihat ukuran cairan yang harus diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
44
dalam sendok takar, pasien akan terhindar dari kesalahan dosis atau kelebihan dosis
yang mungkin dapat membahayakan pasien.
Agar pasien cepat sembuh dari penyakit, maka harus minum obat sesuai
aturan. Namun, kadang-kadang pasien tidak bersedia untuk minum obat sesuai aturan
obat karena merasa sudah sembuh. Hal ini ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang
(58,87%) menyatakan pernyataan nomor lima yaitu minum obat cair tidak harus
sesuai dengan aturan.
Pengetahuan responden tentang pernyataan nomor enam yaitu obat dapat
digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah
berubah kelayakan mengkonsumsi obat masih rendah. Ditunjukkan oleh sebanyak 66
orang (53,22%) responden tidak mengetahui bahwa apabila obat sudah berubah rasa,
warna, bau dan kejernihan maka tidak boleh dikonsumsi. Fungsi sendok takar adalah
untuk minum obat cair sesuai takaran atau dosis. Pernyataan nomor tujuh yaitu
sendok takar digunakan untuk minum obat cair sebagian besar responden sudah
mengetahui kegunaan sendok takar, yang ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang
(58,87%) menjawab mengetahui.
Pengetahuan pendamping pasien tentang pernyataan nomor delapan yaitu obat
harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan
efek dari konsumsi obat juga penting, karena berkaitan dengan kesehatan pasien.
Pengetahun responden tentang efek atau akibat negative dari obat cukup tinggi, yang
ditunjukkan oleh sebanyak 74 orang (59,68%) mengetahui bahwa apabila terjadi hal-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
45
hal yang tidak diinginkan setelah mengkonsumsi obat maka obat tersebut harus
dihentikan penggunaannya.
Pengetahuan responden pernyataan nomor sembilan tentang anjuran cara
minum obat cair tertera pada etiket sudah cukup tinggi. Terlihat dari sebanyak 66
orang (53,22%) mengetahui tentang anjuran minum obat. Demikian juga halnya
pernyataan nomor sepuluh dengan waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai
dengan waktu yang dianjurkan. Sebagian besar responden sudah mengetahuinya,
terlihat dari 124 responden sebanyak 74 orang (59,68%) mengetahui.
Pendamping pasien juga harus mempunyai pengetahuan tentang pernyataan
nomor sebelas yaitu menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa
menghubungi tenaga kesehatan sebagian besar responden sudah mengetahui kapan
harus menghentikan penggunaan obat tanpa mengubungi tenaga medis, ditunjukkan
sebanyak 66 orang (53,22%) mengetahui.
Pengetahuan responden pernyataan nomor dua belas tentang penyimpanan
obat masih rendah, terlihat dari banyaknya responden yang menjawab bahwa obat
cair dapat disimpan pada semua tempat, yaitu sebanyak 74 orang (59,68%),
sedangkan responden yang mengetahui bahwa obat harus disimpan di tempat yang
aman dan sesuai hanya sebanyak 50 orang (40,32%). Penyimpanan obat yang salah
akan mempengaruhi kualitas obat yang dapat membahayakan kondisi pasien.
Penelitian pada pernyataan nomor tiga belas juga menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mengetahui penggunaan obat yang tercantum pada etiket
sebaiknya tidak lepas dari wadah obat, ditujukkan oleh 73 orang (58,87%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
46
Pengetahuan responden pada pernyataan nomor empat belas tentang waktu
kadaluarsa obat juga sudah cukup tinggi. Terlihat dari banyaknya responden yang
mengetahui tanggal kadaluarsa sebanyak 73 orang (58,87%).
Pengetahuan responden pada pernyataan nomor lima belas tentang
penggunaan etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat dilepas dari
wadah obat sangat penting. Oleh karena itu, etiket yang terdapat dalam wadah atau
botol obat tidak boleh lepas, agar dapat dilihat oleh pendamping pasien ketika akan
memberikan obat kepada pasien. Kesadaran responden untuk tidak melepas etiket
dalam wadah obat cukup tinggi, ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang (58,87%)
pendamping pasien mengetahui.
Pengetahuan responden pada pernyataan nomor enam belas tentang informasi
lengkap mengenai penggunaan obat dapat ditanyakan kepada apoteker sudah cukup
tinggi. Terlihat dari sebagian besar responden menanyakan kepada apoteker tentang
informasi penggunaan obat yang lengkap, yaitu sebanyak 74 orang (59,68%).
Selain dengan sendok takar, minum obat cair juga dapat dilakukan dengan
penakar sendok makan. Pengetahuan responden pada pernyataan nomor tujuh belas
tentang penakar sendok makan sudah cukup tinggi, yang ditujukkan oleh 73 orang
(58,87%) mengetahui.
Pemberian obat seharusnya sesuai dengan gejala yang dialami pasien.
Pengetahuan pendamping pasien pada pernyataan nomor delapan belas tentang obat
yang diberikan harus sesuai dengan gejala yang dialami pasien sudah cukup tinggi,
ditunjukkan oleh sebanyak 76 orang (61,29%) menjawab mengetahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
47
Pengetahuan responden pada pernyataan nomor sembilan belas mengenai
sendok takar masih rendah, terlihat dari sedikitnya responden yang mengetahui
bahwa dalam sendok takar terdapat ukuran jumlah cairan obat yang diberikan yaitu
sebanyak 50 orang (40,32%). Pengetahuan pendamping pasien pada pernyataan
nomor dua puluh tentang waktu minum obat juga masih rendah, ditunjukkan oleh
masih sedikitnya responden yang memberikan obat kepada pasien sesuai aturan, yaitu
hanya sebanyak 49 orang (39,52%).
Penelitian pada pernyataan nomor dua puluh satu menunjukkan bahwa
responden tidak perlu menanyakan tentang penggunaan obat karena sudah terdapat
dalam etiket, terlihat dari banyaknya responden yang mengetahui informasi obat dari
etiket sebanyak 75 orang (60,48%).
Penelitian pada pernyataan nomor dua puluh dua menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mengetahui hindarkan penggunaan obat cair orang lain
dengan gejala yang sama, ditujukkan oleh 73 orang (58,87%).
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pengetahuan pendamping pasien yang
diperoleh melalui kuesioner, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penggunaan
obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit
Khusus Anak Empat Lima sudah cukup tinggi. Ditunjukkan oleh rata-rata skor
keseluruhan pengetahuan sebesar 59,60 berada pada kategori 40 – 75% yang berarti
tingkat pengetahuan pendamping pasien cukup tinggi mengenai penggunaan obat
sediaan cair oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
48
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendamping pasien sudah
mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang penggunaan obat cair oral.
Sebagian besar responden sudah mengetahui bahwa pasien harus minum obat sesuai
aturan minum yang terdapat dalam sendok takar. Minum obat dengan sendok takar
akan menjamin pasien mengkonsumsi obat sesuai dosis yang dianjurkan. Hal ini akan
membuat tujuan pengobatan dari pasien tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima sudah cukup baik. Ditunjukkan oleh rata-rata
skor keseluruhan pengetahuan sebesar 59,60 berada pada kategori 40-75%.
B. Saran
1. Bagi Pendamping Pasien
Penggunaan sendok takar sangat penting dalam pemberian sedian obat cair oral
kepada pasien. Oleh karena itu, diharapkan pendamping pasien memperhatikan
dan menggunakan sendok takar dalam pemberian obat cair oral kepada pasien
agar tujuan pengobatan tercapai.
2. Bagi Rumah Sakit/Apotek
Diharapkan rumah sakit atau apotek memberikan sendok takar pada setiap obat
cair terutama obat untuk pasien anak, agar pemberian obat tepat sesuai takaran
atau dosis yang dianjurkan.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, S. 2005. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.Revisi).
Jakarta : Rineka Cipta
Bayor, M.T., Kipo, S.L., & Ofori-Kwakye,K. 2010. “The Accuracy And Quality Of
Household Spoons And Enclosed Dosing Devices Used In The
Administration Of Oral Liquid Medications In Ghana”. Internasional Journal
of Pharmacy and Pharmaeutical Sciences, Vol.2: 150-152, diakses melalui
http://www.ijppsjurnal.com/Vo12Suppll/439.pdf, tanggal 10 Oktober 2012.
Bica, A, dan Farinha, A. 2005. “Inaccurate Dosage; Result From The FIP-LPS
Collaborative Study”. Internasional Pharmcay Journal, Vol 19(1):17-19,
diakses melalui
http://www.fip.org/files/fip/LMCS/Aug%202006/ipj%20article.pdf, tanggal
10 Oktober 2012.
Departemen Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Dewi, A.P., Darwin, E. dan Edison. 2014. “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Kelurahan Parupuk
Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2013”.
Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 3(2): 114-118
Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Ganie, M. W., 2009, Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang 3M
(Mengubur Barang Bekas, Menutup, dan Menguras Tempat Penampungan
Air) pada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 34-35,
Universitas Sumatera Utara, Medan,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14262/1/09E02923.pdf
diakses pada tanggal 31 Maret 2015
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
51
Handayani, R.S., Gitawati R., Muktiningsih,S.R., Rahrni., 2006, Eksplorasi
Pelayanan Informasi Terutama Untuk Penyakit Kronik Dan Degeneratif,
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol II, No.1, 38-46,
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/05_Rinisasanti-Layout.pdf,diakses 12
Oktober 2012
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2500/Menkes/SK/XII/211
Tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2011
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002 tentang Perubahan Permenkes
No. 922 tahun 1993tentang Ketentuan dan Pemberian Izin Apotek
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027 tahun 2004 tentang Kesehatan
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Rhineka Cipta
Notoatmodjo, S., 2005, Promosi Kesehatandan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rhineka
Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Pasek, M.S., Suryani, N. dan Pancrasia Murdani K. 2013. “Hubungan Persepsi dan
Tingkat Pengetahuan Penderita Tuberkulosis dengan Kepatuhan Pengobatan
di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng 1”.Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga, Vol. 1(1): 14-23
Peraturan Pemerintahan No.26 tahun 1965 tentang Apotik
Peraturan Pemerintahan No.25 tahun 1980 tentang perubahan atas PP No.26 tahun
1965 tentang Apotik
Permenkes No. 922 tahun 1993tentang Ketentuan dan Pemberian Izin Apotek
Poerwadarminta.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Pratiknya, A.W. 1993. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.
Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Buku Pintar Apoteker. Jogjakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
52
Sevilla, C. G., J. A. Ochave, T.G. Punsalan, B.P. Regala, G.G. Uriarte. 1993.
Pengantar Metode Penelitian (Alimuddin Tuwu dan Alamsyah, penerjemah).
Jakarta: UI Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: CV. Alfa
Beta
Sulasmono dan S. H. Yustina.2007. Apotek: Ulasan Beserta Naskah Peraturan
Perundangan Terkait Apotek Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma
Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
53
LAMPIRAN
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
54
Lampiran 1. Kuesioner I penelitian uji validitas
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√).
Keterangan:
Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar
Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah
Aspek Pengetahuan
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Semua jenis obat harus digunakan sampai habis. √
2 Cara penggunaan obat yang benar akan mempengaruhi
kesembuhan penyakit.
√
3 Penyimpanan obat cair oral harus di tempat yang sejuk
dan terlindung cahaya matahari.
√
4 Penggunaan obat cair oral tidak boleh menggunakan
sendok makan/sendok teh di rumah.
√
5 Cara minum obat cair oral tidak harus sesuai dengan cara
minum obat cair oral yang tertera pada etiket atau
informasi dari apoteker di apotek.
√
6 Walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan
obat sudah berubah, obat masih dapat digunakan
kembali.
√
7 Penggunaan obat cair oral perlu dilengkapi dengan
sendok takar mempunyai tanda garis sesuai dengan
ukuran.
√
8 Penggunaan obat cair oral segera dihentikan apabila
terjadi efek samping yang merugikan.
√
9 Sebelum meminum obat cair oral sebaiknya dikocok
terlebih dahulu.
√
10 Penggunaan obat cair oral harus sesuai dengan waktu
minum obat yang dianjurkan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
55
11 Setiap penggunaan obat cair selalu mengalami efek
samping yang merugikan bagi kesehatan.
√
12 Cara penyimpanan obat cair oral tidak perlu melihat
aturan yang tertera pada kemasan obat.
√
13 Cara penggunaan obat cair oral harus sesuai dengan
anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
√
14 Cara mengetahui bahwa obat cair oral rusak yaitu terjadi
perubahan bentuk cairan, perubahan warna, dan timbul
bau pada obat cair oral.
√
15 Pada saat menggunakan obat cair oral tidak perlu melihat
anjuran yang tertera pada etiket/brosur.
√
16 Informasi cara penggunaan obat cair oral yang lengkap
dapat diperoleh dari apoteker di apotek.
√
17 Penggunaan obat cair oral pada sendok takar yang
tersedia sama dengan sendok makan/sendok teh di
rumah.
√
18 Penggunaan kembali obat cair oral orang lain yang
memiliki gejala penyakit yang sama dapat dilakukan
tanpa perlu ditanyakan kepada apoteker di apotek.
√
19 Pengukuran untuk penggunaan obat cair oral
menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah sudah
tepat.
√
20 Penggunaan obat cair oral tidak harus sesuai dengan
waktu minum obat yang dianjurkan.
√
21 Informasi cara penggunaan obat cair oral tidak perlu
ditanyakan kepada apoteker di apotek.
√
22 Penggunaan kembali obat cair oral orang lain yang
memiliki gejala penyakit yang sama tidak dapat
dilakukan.
√
Pengukuran pengetahuan
Pertanyaan favourable: 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 22
Pertanyaan unfavourable: 1, 5, 6, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
56
Lampiran 2. Besar skor untuk, masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada
uji validitas kuesioner I
Re
sp.
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
57
Lanjutan dari halaman sebelumnya
Re
sp.
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
58
Lampiran 4. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner I
Aitem Correlation
1 NA
2 NA
3 NA
4 NA
5 0.3503909
6 0.3525418
7 NA
8 NA
9 NA
10 0.3503909
11 0.1823492
12 NA
13 NA
14 0.3503909
15 NA
16 NA
17 0.1823492
18 NA
19 0.3849594
20 NA
21 NA
22 0.3503909
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
59
Lampiran 5. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode
Combach-Alpha koesioner I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
60
Lampiran 6. Kuesioner II penelitian uji validitas
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√).
Keterangan:
Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar
Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah
Aspek Pengetahuan
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan
sampai habis.
√
2 Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan
lama penggunaannya.
√
3 Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan terlindung
dari sinar matahari.
√
4 Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan
jumlah cairan.
√
5 Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. √
6 Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna,
bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah.
√
7 Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. √
8 Obat harus dihentikan penggunaannya bila
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
√
9 Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket. √
10 Waktu minum obat cair dapat dilakukan tidak sesuai
dengan waktu yang dianjurkan.
√
11 Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa
menghubungi tenaga kesehatan.
√
12 Obat cair dapat disimpan pada semua tempat. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
61
13 Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum
pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat.
√
14 Periksa tanggal kadaluarsa sebelum menggunakan obat
cair.
√
15 Tidak perlu bertanya kepada apoteker untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang penyimpanan
obat, karena sudah tercantum di etiket.
√
16 Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat
ditanyaan kepada apoteker.
√
17 Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok
makan yang tersedia di rumah.
√
18 Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair
orang lain.
√
19 Obat cair digunakan dengan penakar hanya memiliki
satu ukuran.
√
20 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. √
21 Informasi lengkap selalu ada di etiket. √
22 Menggunakan obat cair orang lain yang memiliki gejala
penyakit yang sama tidak dapat dilakukan.
√
Pengukuran pengetahuan
Pertanyaan favourable: 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 22
Pertanyaan unfavourable: 1, 5, 6, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
62
Lampiran 7. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji bahasa
kuesioner II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
63
Lanjutan dari halaman sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
64
Lampiran 8. Besar skor untuk, masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada
uji validitas kuesioner II
Re
sp.
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 14
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 16
4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 15
7 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 19
9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 15
10 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 14
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21
13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
14 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 15
16 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 15
17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 14
18 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 18
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
65
Lanjutan dari halaman sebelumnya
Re
sp.
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 15
22 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 14
23 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
24 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18
26 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 14
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17
28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
66
Lampiran 9. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner I
Aitem Correlation
1 0.3991546
2 0.2557476
3 0.00689555
4 0.2535463
5 0.3587132
6 0.2677593
7 0.2890278
8 0.1833335
9 0.663121
10 0.8107478
11 0.1823492
12 0.2104633
13 0.2557476
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
67
Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode
Combach-Alpha koesioner II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
68
Lampiran 11. Hasil uji validitas kuesioner III
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√).
Keterangan:
Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar
Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah
Aspek Pengetahuan
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan
sampai habis.
√
2 Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama
penggunaannya.
√
3 Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan terlindung
dari sinar matahari.
√
4 Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan
jumlah cairan.
√
5 Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. √
6 Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna,
bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah.
√
7 Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. √
8 Obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan.
√
9 Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket. √
10 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan
waktu yang dianjurkan.
√
11 Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa
menghubungi tenaga kesehatan.
√
12 Obat cair dapat disimpan pada semua tempat. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
69
13 Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada
etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat.
√
14 Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat digunakan. √
15 Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat
dapat dilepas dari wadah obat.
√
16 Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan
kepada apoteker.
√
17 Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan
yang tersedia di rumah.
√
18 Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair
orang lain.
√
19 Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah
cairan.
√
20 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. √
21 Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada di
etiket.
√
22 Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala
yang sama.
√
Pengukuran pengetahuan
Pertanyaan favourable: 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 22
Pertanyaan unfavourable: 1, 5, 6, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
70
Lampiran 12. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire hasil
penelitian kuesioner III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
71
Lanjutan dari halaman sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
72
Lampiran 13. Besar skor untuk, masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada
uji validitas kuesioner III
Re
sp.
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
3 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 10
4 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17
5 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 10
6 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 15
7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 15
8 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 10
9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
10 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 11
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 19
13 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 10
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
15 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 11
16 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
17 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
18 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 9
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
73
Lanjutan dari halaman sebelumnya
Re
sp.
Pernyataan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
21 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 9
22 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17
23 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 8
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19
25 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 9
26 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 10
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 16
28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
74
Lampiran 14. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner III
Aitem Correlation
1 0.4428147
2 0.5047826
3 0.5097823
4 0.4692179
5 0.4235995
6 0.5229734
7 0.4388057
8 0.4154614
9 0.4933312
10 0.4154614
11 0.5118024
12 0.5412227
13 0.5148364
14 0.5148364
15 0.5148364
16 0.4626219
17 0.4996302
18 0.4425731
19 0.4940622
20 0.4920164
21 0.4756158
22 0.5452486
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
75
Lampiran 15. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode
Combach-Alpha koesioner III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
76
Lampiran 16. Hasil penelitian
No Pernyataan Kuisioner Benar Salah
1 Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan
sampai habis. 122 2
2 Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan
lama penggunaannya. 68 56
3 Obat cair disimpan di tempat yang sejuk dan
terlindung dari sinar matahari. 58 66
4 Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan
jumlah cairan. 73 51
5 Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. 73 51
6 Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna,
bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah. 66 58
7 Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. 73 51
8 Obat harus dihentikan penggunaannya bila
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 74 50
9 Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket. 66 58
10 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai
dengan waktu yang dianjurkan. 74 50
11 Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa
menghubungi tenaga kesehatan. 66 58
12 Obat cair dapat disimpan pada semua tempat. 74 50
13 Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum
pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. 73 51
14 Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat
digunakan. 73 51
15 Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat
dapat dilepas dari wadah obat. 73 51
16 Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat
ditanyaan kepada apoteker. 74 50
17 Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok
makan yang tersedia di rumah. 73 51
18 Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair
orang lain. 76 48
19 Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah
cairan. 74 50
20 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. 75 49
21 Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada
di etiket. 75 49
22 Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan
gejala yang sama. 73 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
77
Lampiran 17. Instrumen Pengukuran Pengetahuan Penggunaan Obat Sediaan Cair
Oral
Kuesioner Penelitian
Pengetahuan Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral pada Pendamping Pasien
Anak Tahun 2015 (Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta)
I. Pengetahuan Responden Terkait Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah
disediakan dengan memberi tanda centang (√).
Keterangan:
Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar
Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan
sampai habis.
2 Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama
penggunaannya.
3 Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan terlindung
dari sinar matahari.
4 Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan
jumlah cairan.
5 Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan.
6 Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna,
bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah.
7 Sendok takar digunakan untuk minum obat cair.
8 Obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan.
9 Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
78
10 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan
waktu yang dianjurkan.
11 Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa
menghubungi tenaga kesehatan.
12 Obat cair dapat disimpan pada semua tempat.
13 Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada
etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat.
14 Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat digunakan.
15 Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat
dapat dilepas dari wadah obat.
16 Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan
kepada apoteker.
17 Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan
yang tersedia di rumah.
18 Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair
orang lain.
19 Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah
cairan.
20 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati.
21 Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada di
etiket.
22 Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala
yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
79
II. Data Diri Responden
Responden dimohon untuk mengisikan data diri pada tempat kosong
yang telah disediakan
Data dalam kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian sehingga
akan dijaga kerahasiaannya.
Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Saya (baru pertama kali/sudah berulang kali)* menggunakan sediaan cair oral.
Saya (pertama kali/sering membeli obat)* di pasien rawat Jalan Apotek
Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima.
*(Coret yang tidak perlu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
80
BIOGRAFI PENULIS
Melantina Maria, dilahirkan di Kalimantan Tengah Kota
Palangkaraya pada tanggal 05 Oktober 1991, merupakan
putri bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Doris
Samad dan Pilema Sahamin. Penulis menempuh pendidikan
di SDN Palangka 2 Palangkaraya (1997-2003) SMP Katolik
Santo Paulus Palangkaraya (2003-2006) SMAN 2
Palangkaraya (2006-2009) dan saat ini sedang melanjutkan
jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas
Dharma (USD) Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan
di perguruan tinggi, penulis terlibat dalam beberapa kegiatan keorganisasian seperti
menjadi Graphic Designer dalam Redaksi Buletin Pharmaholic (2009), Sie Konsumsi
Donor Darah JMKI (2009), Sie Dana dan Usaha Persekutuan Mahasiswa Kristen
Apostolos (2009), Sie Dana dan Usaha (DDU) 2010, Sie Dana dan Usaha Titrasi
(2010), Sie Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi Malam Keakraban Jaringan
Mahasiswa Kesehatan Indonesia (2011), sekretaris Jaringan Mahasiswa Kesehatan
Indonesia (JMKI) 2011, sekretaris Persekutuan Mahasiswa Kristen Apostolos (2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI