i KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2017 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh : RITA AYU RIZKI NIM : P00324014028 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2017
93
Embed
PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/205/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf · PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KARYA TULIS ILMIAH
PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAINEA
KABUPATEN KONAWE SELATANTAHUN 2017
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan padaProgram Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
Disusun Oleh :
RITA AYU RIZKINIM : P00324014028
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIII
TAHUN 2017
ii
RIWAYAT HIDUP
SZWE
A. Identitas Penulis1. Nama : Rita Ayu Rizki2. Tempat Tangal Lahir : Kendari, 5 Agustus 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Jawa-Tolaki / Indonesia
6. Alamat : Desa Aepodu Kec. Laeya
Kabupaten Konawe Selatan
B. Riwayat Pendidikan1. SD Negeri 1 Aepodu, Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 3 Palangga, Tahun Tamat 2011
3. SMA Negeri 3 Konawe Selatan, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan
Tahun 2014 sampai sekarang.
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
C. Identitas Penulis1. Nama : Rita Ayu Rizki2. Tempat Tangal Lahir : Kendari, 5 Agustus 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Jawa-Tolaki / Indonesia
6. Alamat : Desa Aepodu Kec. Laeya
Kabupaten Konawe Selatan
D. Riwayat Pendidikan1. SD Negeri 1 Aepodu, Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 3 Palangga, Tahun Tamat 2011
3. SMA Negeri 3 Konawe Selatan, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan
Tahun 2014 sampai sekarang.
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017”.
Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan
dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung
dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan
awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hasmia Naningsih, SST., M.Keb.,
selaku Pembimbing I dan Ibu Wahida S., S.Si.T, M.Keb., selaku Pembimbing
II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan
tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada
2. Kepala Puskesmas Lainea dan staf yang telah membantu dalam
memberikan informasi selama pengambilan data awal penelitian ini
berlangsung.
3. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari.
v
vi
4. Ibu Melania Asi, S.Si.T., M.Kes., selaku Penguji I, Ibu Aswita, S.Si.T.,
MPH., selaku Penguji II, dan Ibu Elyasari, SST., M.Keb., selaku Penguji
III.
5. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu
pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes
Kemenkes Kendari.
6. Teristimewa kepada ayahanda Supar dan Ibunda tercinta Marlina yang
telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang,
serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta saudara-
saudaraku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan angkatan 2014.
Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah
SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua
pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Kendari, Juli 2017
Penulis
vi
vii
ABSTRAK
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja PuskesmasLainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017
Rita Ayu Rizki 1, Hasmia Naningsih 2, Wahida S. 3
Latar Belakang: Salah satu bentuk terwujudnya Indonesia sehat seutuhnyamenjaga perilaku kesehatan dengan berpartisipasinya ibu Balita dalam programPosyandu, yang mewujudkan dengan membawa anak mereka untuk ditimbang beratbadannya ke Posyandu secara teratur setiap bulan.Tujuan Penelitian: untuk memperoleh informasi pengetahuan ibu tentang gizi padaBalita di wilayah kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan diWilayah Kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan pada bulan Juni2017. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak Balita Selatanperiode Oktober-Desember 2016 dan memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) yangberjumlah 273 Balita, dengan jumlah sampel sebanyak 58 responden yangditetapkan secara accidental sampling. Variabel independen yakni umur ibu,pendidikan, pekerjaan dan paritas, sedangkan variabel dependen yaknipengetahuan ibu tentang gizi pada balita.Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi balita yangcukup pada kelompok umur 20-35 tahun yang berjumlah 17 orang (29,3%).Pengetahuan ibu tentang gizi balita yang baik pada tingkat pendidikan tinggi yangberjumlah 13 orang (22,4%). Pengetahuan ibu tentang gizi balita yang baik pada IbuRumah Tangga yang berjumlah 15 orang (25,9%). Pengetahuan ibu tentang gizibalita yang baik pada ibu dengan paritas II-III yang berjumlah 16 orang (27,6%).
Kata Kunci : Gizi pada balitaDaftar Pustaka : 29 (2008-2016)
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 7
E. Keaslian Penelitian ............................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Tentang Gizi ......................................................... 10
B. Telaah Tentang Anak Balita ............................................. 21
C. Telaah Tentang Pengetahuan ........................................... 29
D. Landasan Teori ................................................................ 36
E. Kerangka Konsep ............................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................. 40
B. Tempat Penelitian ............................................................ 40
C. Waktu Penelitian .............................................................. 40
D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 40
E. Variabel Penelitian ........................................................... 42
F. Definisi Operasional ......................................................... 42
viii
ix
G. Instrumen Penelitian ......................................................... 43
H. Sumber Data .................................................................... 44
I. Pengolahan Data .............................................................. 44
J. Penyajian Data ................................................................. 46
K. Analisis Data .................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................. 47
B. Pembahasan .................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 70
B. Saran ................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Standar Klasifikasi Status Gizi BB/U ................................................. 18
2. Standar Klasifikasi Status Gizi TB/U ................................................. 19
3. Standar Klasifikasi Status Gizi BB/TB ............................................... 20
4. Distribusi Ketenagaan Sesuai Bidang Profesi Puskesmas Lainea .... 49
5. Distribusi Umur Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas LaineaKabupaten Konawe Selatan .............................................................. 49
6. Distribusi Pendidikan Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas LaineaKabupaten Konawe Selatan .............................................................. 50
7. Distribusi Pendidikan Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas LaineaKabupaten Konawe Selatan .............................................................. 51
8. Distribusi Paritas Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas LaineaKabupaten Konawe Selatan .............................................................. 51
9. Distribusi Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja PuskesmasLainea Kabupaten Konawe Selatan .................................................. 52
10. Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada Balita BerdasarkanUmur di Wilayah Kerja Puskesmas LaineaKabupaten Konawe Selatan .............................................................. 53
11. Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada BalitaBerdasarkan Pendidikan di Wilayah KerjaPuskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan ............................... 54
12. Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada BalitaBerdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas LaineaKabupaten Konawe Selatan .............................................................. 55
13. Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada BalitaBerdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas LaineaKabupaten Konawe Selatan .............................................................. 56
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner
2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden
3. Kuesioner Penelitian
4. Master Tabel Penelitian
5. Surat Ijin Penelitian
6. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai
kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal dan dapat
mencegah penyakit-penyakit defisiensi, mencegah keracunan, dan juga
membantu mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup anak (Soekirman, 2010).
Tercapainya kualitas manusia Indonesia yang maju akan
merupakan sasaran utama program jangka panjang pemerintah, salah
satu ciri sumberdaya manusia yang berkualitas adalah terpenuhinya
kesehatan dan gizi memadai. Status gizi atau keadaan gizi merupakan
salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu perlu
upaya peningkatannya. Untuk dapat mewujudkan status gizi yang baik
diperlukan berbagai upaya antara lain melalui kecukupan kebutuhan
masyarakat dalam pangan yang bermutu tinggi.
Ibu sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga perlu
dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mereka mengerti,
terampil dalam melaksanakan pengasuhan anak dan bersikap positif
dalam membimbing tumbuh kembang anak secara baik sesuai dengan
tahap perkembangan anak. Para ibu diharapkan dapat melayani
kebutuhan anak dan pengarahan perkembangan anak dalam rangka
1
2
membina dan mengembangkan kemampuan dan kepribadian anak
menuju terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
Salah satu bentuk terwujudnya Indonesia sehat seutuhnya menjaga
perilaku kesehatan dengan berpartisipasinya ibu Balita dalam program
Posyandu, yang mewujudkan dengan membawa anak mereka untuk
ditimbang berat badannya ke Posyandu secara teratur setiap bulan,
karena perilaku keluarga sadar gizi (keluarga yang mampu mengenal,
mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya) salah satunya
dapat dilihat dari indikator menimbang berat badan Balita secara teratur
ke Posyandu yakni apabila minimal ada empat kali anak Balita ditimbang
ke Posyandu secara berturut-turut dalam enam bulan (Kemenkes RI,
2013).
Hal ini terkait dengan kasus kurang gizi dan gizi buruk yang
terkadang sulit ditemukan di masyarakat, salah satu penyebabnya adalah
karena ibu tidak membawa anaknya ke Posyandu. Akibatnya
bermunculan berbagai kasus kesehatan masyarakat bermula dari
kekurangan gizi yang terlambat terdeteksi pada banyak Balita seperti
diare, anemia pada anak, dan lain-lain di beberapa provinsi di Indonesia
(Djaeni, 2008).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa di negara
berkembang terdapat 20% anak Balita mengalami underweight.
Prevalensi nasional masalah gizi pada Balita dalam kategori kurus 7,3%
dan Balita dalam kategori sangat kurus 6% (Kemenkes RI, 2010).
3
Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF), status gizi
Balita tidak hanya dipengaruhi oleh konsumsi pangan saja, melainkan
secara garis besar disebabkan oleh dua determinan utama, yaitu
determinan langsumg dan determinan tidak langsung. Determinan
langsung merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yang
berasal dari individu itu sendiri. Hal ini meliputi intake makanan (energi,
protein, lemak dan zat gizi mikro) dan adanya penyakit infeksi, sedangkan
yang dimaksud determinan tidak langsung adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi yang berasal dari lingkungan rumah.
Determinan tidak langsung terdiri dari ketahanan pangan, pola
pengasuhan, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Keempat
hal tersebut berkaitan dengan pendidikan, keterampilan, dan pengasuhan.
Namun, faktor yang mendasarinya adalah kemiskinan.
Departemen kesehatan menetapkan visi Indonesia sehat sejak
Tahun 2010, melalui keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
574/Menkes/SK/IV/2000, visi ini menggambarkan bahwa, bangsa
Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan
sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi-
tingginya. Untuk mencapai harapan tersebut, Departemen Kesehatan
menuangkan visi barunya yaitu masyarakat mandiri untuk hidup sehat.
Kesehatan erat kaitannya dengan kecukupan gizi, masalah gizi adalah
masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat
dilakukan dengan pendekatan medis dan dan pelayanan kesehatan saja.
Masalah gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat
4
kaitannya dengan masalah ketahanan pangan tingkat rumah tangga juga
menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung
pola hidup sehat (Kemenkes RI, 2010).
Secara nasional sudah terjadi penurunan prevalensi kurang gizi
(berat badan menurut umur-BB/U) pada Balita dari 18,4% Tahun 2007
menjadi 17,9% Tahun 2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi buruk
yaitu dari 5,4% pada Tahun 2007 menjadi 4,9% Tahun 2010. Tidak terjadi
penurunan pada prevalensi gizi kurang, yaitu tetap 13,0%. Prevalensi
pendek pada Balita adalah 35,7%, menurun dari 36,7% pada Tahun 2007.
Penurunan terutama terjadi pada prevalensi Balita pendek yaitu dari
18,0% Tahun 2007 menjadi 17,1% Tahun 2010. Sedangkan prevalensi
Balita sangat pendek hanya sedikit menurun yaitu dari 18,8% Tahun 2007
menjadi 18,5% Tahun 2010. Penurunan juga terjadi pada prevalensi anak
kurus, dimana prevalensi Balita sangat kurus menurun dari 13,6% Tahun
2007 menjadi 13,3% Tahun 2010 (Kemenkes RI, 2010).
Di Sulawesi Tenggara, prevalensi gizi anak Balita diklasifikasikan
menurut BB/TB, gizi buruk 6,5%, gizi kurang 16,3% gizi baik 66,9% dan
gizi lebih 10,2%. Prevalensi gizi anak Balita diklasifikasikan menurut TB/U,
sangat pendek 20,8%, pendek 17,0% dan normal 62,2%. Prevalensi
status gizi anak Balita diklasifikasikan menurut BB/TB, sangat kurus 6,2%;
kurus 9,6%; normal 66,1% dan gemuk 18,1% (Kemenkes RI, 2010).
Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan khususnya Dinas
Kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah gizi
yang ada di masyarakat dengan berbagai macam program kerja dalam
5
menurunkan status gizi kurang dan gizi buruk. Hal ini merupakan
permasalahan khusus yang sangat serius, untuk itu melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan telah berupaya dengan berbagai
program untuk menangani masalah tersebut dengan memberikan bantuan
berupa Program Makanan Tambahan (PMT), Susu, Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), dan masih banyak lagi program yang
berhubungan dengan perbaikan gizi masyarakat. Selama Tahun 2015 di
Kabupaten Konawe Selatan terdapat Balita yang mengalami kekurangan
gizi yaitu gizi kurang 8,3% dan gizi buruk 3,0% (Dinas Kesehatan Konawe
Selatan, 2015).
Berdasarkan data tiga tahun terakhir yang diperoleh dari
Puskesmas Lainea yang terdiri dari 17 Desa dan 17 Posyandu, jumlah
status gizi buruk dan kurang meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2014
terdapat 2.167 orang balita, dimana balita yang memiliki status gizi kurang
sebanyak 320 Balita dan 2 Balita mengalami gizi buruk. Pada Tahun 2015
terdapat 2.168 orang balita, dimana balita dengan status gizi kurang
sebesar 345 Balita dan 4 Balita yang mengalami gizi buruk. Pada Tahun
2016 dari Januari sampai September dari 2.230 Balita terdapat status gizi
kurang sebesar 290 Balita, dan 4 Balita mengalami gizi buruk. Sedangkan
jumlah balita periode Oktober-Desember 2016 dan memiliki Kartu Menuju
Sehat (KMS) yang berjumlah 273 Balita (Puskesmas Lainea, 2016).
Hasil survei awal peneliti terhadap 10 ibu Balita yang diwawancarai
menunjukkan bahwa terdapat 2 (20%) ibu Balita yang mengetahui tentang
pengertian gizi dan cara memberikan asupan yang baik pada Balita dan 8
6
(80%) ibu Balita yang tidak mengetahui tentang gizi. Selain pengetahuan
yang kurang, tingkat partisipasi masyarakat ke posyandu D/S
(perbandingan antara jumlah anak yang ditimbang dibandingkan dengan
seluruh anak yang berada di wilayah tersebut) rendah. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa dari 10 ibu Balita, terdapat 6 orang (60%) ibu Balita
yang selama 6 bulan membawa Balita ke Posyandu kurang dari 4 kali.
Hasil D/S di Puskesmas Lainea Tahun 2014 sebesar 25,06%, Tahun 2015
sebesar 59,53% secara keseluruhan Kecamatan Lainea Kabupaten
Konawe Selatan pada Tahun 2014 dan Tahun 2015 belum memenuhi
target yang telah ditetapkan. Sedangkan target nasional adalah 80%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu sebagai tempat penimbangan masih rendah
(Hasil Survei di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea, 2016).
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang ada dengan melihat
penyebab terjadinya kejadian gizi buruk dan masih kurangnya
pengetahuan ibu Balita tentang gizi, dan belum tercapainya D/S di
Posyandu, maka telah dilakukan suatu penelitian dengan judul:
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada Balita di wilayah kerja Puskesmas
Lainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gizi
7
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe
Selatan Tahun 2017”?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh informasi pengetahuan ibu tentang gizi pada
Balita di wilayah kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2017.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi pada Balita
berdasarkan umur ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi pada Balita
berdasarkan pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi pada Balita
berdasarkan pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.
d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi pada Balita
berdasarkan paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi
yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dan pengembangan
promosi kesehatan gizi Balita dalam pembuatan kebijakan serta upaya
peningkatan kesehatan Balita.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
informasi pengetahuan khususnya mengenai status gizi pada Balita,
selain itu diharapkan para ibu Balita dapat meningkatkan motivasi
untuk mengikuti kegiatan posyandu.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir
secara ilmiah khususnya masalah asupan gizi Balita.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh
peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah:
1. Mariana (2012). Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita hamil
sebanyak 63 orang. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan responden di wilayah Kerja Puskesmas Tukka kabupaten
9
Tapanuli Tengah mayoritas berada pada rentang usia 20 sampai
dengan 30 tahun (79,4%), riwayat kehamilan (63,5%) dan pendidikan
terakhir SMP (34,9%). Sedangkan mayoritas responden memperoleh
sumber informasi dari media cetak (46,0%). Perbedaan dengan
penelitian ini adalah penggunaan variabel penelitian, dimana pada
penelitian ini menambahkan variabel pekerjaan dan paritas.
2. Prasetyowati (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida
Tentang Gizi Ibu Hamil di BPS Supanti Mojogedong Karanganyer
Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
primigravida sebanyak 35 orang. Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida tentang gizi ibu
hamil terbanyak pada kategori cukup yakni 54,3%. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah penggunaan variabel penelitian, dimana pada
penelitian ini adalah melihat tingkat pengetahuan ibu berdasarkan
umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Sedangkan dalam penelitian
Prasetyowati melihat tingkat pengetahuan ibu secara umum yakni
berdasarkan tingkat pengetahuan baik, cukup baik dan kurang baik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Tentang Gizi
1. Defenisi Gizi
Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan
sumberdaya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan
gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar
terjadi perbaikan gizi masyarakat. Gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan
(Suhardjo, 2008). Gizi (nutriens) adalah ikatan kimia yang diperlukan
tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan (Almatsier, 2009).
Zat gizi adalah substansi makanan yang dibutuhkan tubuh
untuk hidup sehat, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral. Zat gizi tersebut dalam tubuh berfungsi sebagai sumber
energi (terutama karbohidrat dan lemak), sumber zat pembangun
(protein), pertumbuhan, pertahanan dan perbaikan jaringan tubuh.
Status gizi adalah cerminan dari ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi
(PERSAGI, 2009).
2. Asupan Zat-zat Gizi pada Balita
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi dikatakan baik
10
11
apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan
fisik dan perkembangan mental. Menurut Almatzier (2009), tingkat
status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal
terpenuhi, adapun zat gizi tersebut terdiri atas:
a. Karbohidrat
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan kelompok zat-zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda,
meski terdapat persamaan dari sudut dan fungsinya. Karbohidrat
yang terkandung dalam makanan pada umumnya hanya ada 3
jenis yaitu: Polisakarida, Disakarida, dan Monosakarida (Almatsier,
2009). Karbohidrat terdapat dalam bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan hanya sedikit yang termasuk bahan
makanan hewani. Fungsi utama karbohirat yaitu:
1) Sumber utama energi yang murah.
2) Memberikan rangsangan mekanik.
3) Melancarkan gerakan peristaltik yang melancarkan aliran bubur
makanan serta memudahkan pembuangan tinja.
Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, sagu, jagung, tepung
terigu, ubi, kentang dan gula murni. Tidak semua sumber
karbohidrat baik maka ibu harus bisa memilih bahan pangan yang
tepat.
b. Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang
paling erat hubungannya dengan kehidupan. Protein mengandung
12
unsur C, H, O dan unsur khusus yang tidak terdapat pada
karbohidrat maupun lemak yaitu nitrogen. Protein nabati dapat
diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan protein hewani
didapat dari hewan. Protein berfungsi:
1) Membangun sel-sel yang rusak.
2) Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.
3) Membentuk zat anti energi, dalam hal ini tiap protein
menghasilkan sekitar 4,1 kalori (Almatsier, 2009).
c. Vitamin
Vitamin berasal dari kata Vitamine oleh Vladimin Funk
karena disangka suatu ikatan organic amine dan merupakan zat
vitamin yang dibutuhkan untuk kehidupan. Ternyata zat ini bukan
merupakan amine, sehingga diubah menjadi vitamin. Fungsi
vitamin sebagai berikut:
1) Vitamin A berfungsi dalam proses melihat, metabolisme umum,
dan reproduksi.
2) Vitamin D atau calciferol, berfungsi sebagai prohormon
transport calsium ke dalam sel. Bahan makanan yang kaya
vitamin D adalah susu.
3) Vitamin E atau alpha tocoperol, berfungsi sebagai antioksida
alamiah dan metabolisme selenium. Umumnya bahan
makanan kacang-kacangan atau biji-bijian khususnya bentuk
kecambah, mengandung vitamin E yang baik.
13
4) Vitamin K atau menadion, berfungsi di dalam proses sintesis
prothrombine yang diperlukan dalam pembekuan darah.
Vitamin K terdapat dalam konsentrasi tinggi di dalam ginjal.
Paru-paru dan sumsum tulang. Pada penyerapan vitamin K
diperlukan garam empedu dan lemak (Almatsier, 2009).
d. Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang majemuk, terdiri
dari unsur-unsur C, H, O yang membentuk senyawa asam lemak
dan gliserol, apabila bergabung dengan zat lain akan membentuk
lipoid, fosfolipoid dan sterol. Fungsi lemak antara lain:
1) Sumber utama energi atau cadangan dalam jaringan tubuh dan
bantalan bagi organ tertentu dari tubuh.
2) Sebagai sumber asam lemak yaitu zat gizi yang esensial bagi
kesehatan kulit dan rambut.
3) Sebagai pelarut vitamin-vitamin (A, D, E, K) yang larut dalam
lemak (Almatsier, 2009).
e. Mineral
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam
jumlah yang sedikit. Mineral mempunyai fungsi:
1) Sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon,
dan enzim.
2) Sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme.
3) Keseimbangan cairan tubuh.
14
4) Proses pembekuan darah.
5) Kepekaan saraf dan untuk kontraksi otot.
3. Masalah-Masalah Gizi pada Balita
Keadaan gizi kurang tingkat berat pada masa anak ditandai
dengan dua macam sindrom yang jelas yaitu Kwashiorkor, karena
kurang konsumsi protein dan Marasmus karena kurang konsumsi
energi dan protein. Kwarsiorkor banyak dijumpai pada anak dengan
keluarga berpenghasilan rendah, dan umumnya kurang sekali
pendidikannya. Sedangkan Marasmus banyak terjadi pada bayi
dibawah usia 1 tahun, yang disebabkan karena tidak mendapatkan ASI
atau penggantinya (Suharjo, 2008).
Kekurangan energi yang kronis pada anak-anak dapat
menyebabkan anak balita lemah, pertumbuhan jasmaninya terlambat,
dan perkembangan selanjutnya terganggu. Pada orang dewasa
ditandai dengan menurunnya berat badan dan menurunnya
produktifitas kerja. Kekurangan gizi pada semua umur dapat
menyebabkan mudahnya terkena serangan infeksi dan penyakit
lainnya serta lambatnya proses regenerasi sel tubuh (Suharjo, 2008).
Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Orang yang mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada
pemeriksaan hanya nampak kurus. Namun gejala klinis KEP berat
15
secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Marasmus,
Kwasiorkor, atau Marasmic-Kwasiorkor (Supariasa dkk, 2010).
Tanda-tanda marasmus meliputi anak tanpak sangat kurus,
tinggal tulang terbungkus kulit; wajah seperti orang tua, cengeng dan
rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkitis sangat sedikit, bahkan
sampai tidak ada, sering disertai diare kronik atau konstipasi susah
buang air, serta penyakit kronik, tekanan darah, detak jantung dan
pernafasan berkurang.
Tanda-tanda kwasiokor meliputi oedema, umumnya seluruh
tubuh terutama pada punggung kaki, wajah membulat dan sembab,
pandangan mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, perubahan status
mental dan rewel, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi) lebih
nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, kelainan kulit
berupa bercak merah muda yang luas dan berubah menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas, sering disertai penyakit infeksi, umumnya
akut, anemia dan diare (Supariasa dkk, 2010).
4. Dampak dari Kekurangan Gizi
Keadaan gizi kurang pada anak-anak mempunyai dampak pada
kelambatan pertumbuhan dan perkembangannya yang sulit
disembuhkan. Oleh karena itu anak yang bergizi kurang tersebut
kemampuannya untuk belajar dan bekerja serta bersikap akan lebih
terbatas dibandingkan dengan anak yang normal (Almatsier, 2009).
16
Dampak yang mungkin muncul dalam pembangunan bangsa di
masa depan karena masalah gizi antara lain:
a. Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-
anak.Hal ini berarti berkurangnya kuantitas sumber daya manusia
di masa depan.
b. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan
menurunnya produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan
menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas
kesehatan.
c. Kekurangan gizi berakibat menurunnya tingkat kecerdasan anak-
anak. Akibatnya diduga tidak dapat diperbaiki bila terjadi
kekurangan gizi semasa anak dikandung sampai umur kira-kira tiga
tahun. Menurunnya kualitas manusia usia muda ini, berarti
hilangnya sebagian besar potensi cerdik pandai yang sangat
dibutuhkan bagi pembangunan bangsa.
d. Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk
bekerja, yang berarti menurunnya prestasi dan produktivitas kerja
manusia.
e. Kekurangan gizi pada umumya adalah menurunnya tingkat
kesehatan masyarakat. Masalah gizi masyarakat pada dasarnya
adalah masalah konsumsi makanan rakyat. Karena itulah program
peningkatan gizi memerlukan pendekatan dan penggarapan
diberbagai disiplin, baik teknis kesehatan, teknis produksi, sosial
budaya dan lain sebagainya (Suharjo, 2008).
17
5. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu penilaian
status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak
langsung.
a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4
penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Tetapi
pada umumnya penilaian status gizi secara langsung
menggunakan penilaian Antopometri (Arisman, 2008).
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Penggunaan antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
Indeks antopometri meliputi:
1) Berat Badan (BB) menurut Umur (U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang
memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat
sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,
misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu
makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
18
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin,
maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur
(Supariasa dkk, 2010).
Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2
kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat
berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat
badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan
yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi
seseorang saat ini.
Menurut WHO, untuk menilai status gizi anak, maka angka
berat badan dan tinggi badan setiap Balita dikonversikan ke
dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan
baku antropometri Balita, yaitu:
Tabel 1. Standar Klasifikasi Status Gizi BB/U
Klasifikasi Z-ScoreGizi Buruk Zscore < -3,0 SDGizi Kurang Zscore ≥ -3,0 SD Zscore < -2,0 SDGizi Baik Zscore ≥ -2,0 SD Zscore ≤ 2,0 SDGizi Lebih Zscore > 2,0 SD
Sumber: Depkes RI, 2009.
19
2) Tinggi Badan (TB) menurut Umur (U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan
normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu
pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan
nampak dalam waktu yang relatif lama (Supariasa dkk, 2010).
Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
”Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada Balita di Wilayah Kerja PuskesmasLainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017”, maka saya mohon
dengan hormat kepada saudara untuk menjawab beberapa pertanyaan
kuesioner (angket penelitian) yang telah disediakan. Jawaban saudara
diharapkan objektif (diisi apa adanya).
Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak perlu
takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan jawaban
yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu,
data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.
Kendari, Februari 2017
Ttd
...................................
75
Lampiran 2.
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Ibu Tentang Gizi pada Balita diWilayah Kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun2017”, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ...........................................................