Top Banner
i PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN ENGKLEK MENGGUNAKAN MUSIK INSTRUMENTAL UNTUK PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELOMPAT PADA SISWA KELAS V MI AL IMAN BANARAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh MARDHANI PUTRA MASHUDHI 6102411108 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
43

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN ENGKLEK ...bersemangat dalam pembelajaran lompat jauh. Beberapa siswa cenderung kurang aktif, mereka pada saat pembelajaran lompat jauh merasa cepat bosan

Feb 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • i

    PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN ENGKLEK MENGGUNAKAN MUSIK

    INSTRUMENTAL UNTUK PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELOMPAT

    PADA SISWA KELAS V MI AL IMAN BANARAN KECAMATAN GUNUNGPATI

    KOTA SEMARANG

    SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    MARDHANI PUTRA MASHUDHI

    6102411108

    PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2016

  • 2

    ABSTRAK

    Mardhani Putra Mashudhi. 2015. Pengembangan Model Permainan Engklek Menggunakan Musik Untuk Pembelajaran Gerak Dasar Melompat Pada Siswa Kelas V Mi Al Iman Gunungpati Kota Semarang. Skripsi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Agus Widodo Suripto, S.Pd, M.Pd

    Kata Kunci: Pengembangan, Engklek Musik, Gerak Dasar Melompat.

    Latar belakang penelitian ini adalah siswa mengeluh dan kurang

    bersemangat dalam pembelajaran lompat jauh. Beberapa siswa cenderung kurang aktif, mereka pada saat pembelajaran lompat jauh merasa cepat bosan dan hanya duduk di tepi lapaangan. Pelajaran yang diberikan belum dikemas dalam modifikasi sehingga dijumpai siswa yang kurang antusias , bosan dan malas untuk bergerak. Sarana dan prasarana seperti lintasan lompat jauh yang tidak layak karena lintasan pasir yang sudah mengeras. Untuk itu dapat ditarik rumusan masalah : Bagaimana model pembelajaran Gerak Dasar Melompat dengan Permainan Engklek menggunakan musik di MI Al Iman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa pengembangan model pembelajaran gerak dasar melompat dengan permainan Engklek memggunakan musik pada siswa kelas V MI Al Iman.

    Penelitian ini dilakukan di MI Al Iman Banaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dengan menggunakan populasi 20 siswa pada uji lapangan . Pada uji skala kecil menggunakan 10 siswa. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan yang merupakan dasar untuk mengembangkan model yang akan di hasilkan, adapun prosedur/langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan; (2) mengembangkan produk awal; (3) validasi ahli dan revisi; (4) uji coba kelompok kecil dan revisi produk; dan (5) uji coba kelompok besar dan produk akhir. Berdasarkan dari hasil analisis data evaluasi ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran didapat rata-rata persentase 81,35%. Hasil analisis data kuesioner uji coba skala kecil didapat rata-rata persentase 86,66%, hasil analisis data kuesioner uji coba skala besar rata-rata persentase sebesar 97,5%. Hasil analisis lembar pengamatan skala kecil didapat rata-rata presentase sebesar 79,69%, sedangkan skala besar didapat rata-rata presentase sebesar 90,63%.

    Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa model permainan

    Engklek menggunakan musik ini dapat digunakan sebagai alternatif

    pembelajaran permainan lompat jauh bagi siswa kelas V MI AL IMAN.

    Berdasarkan hasil penelitian di atas , diharapkan bagi guru penjas di sekolah

    dasar untuk menggunakan produk permainan Engklek menggunakan musik ini

    sebagai alternatif pembelajaran pemanasan lompat jauh.

    ii

  • 3

    iii

  • 4

    iv

  • 5

    MOTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTO

    “Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga

    berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.” (Kahlil Gibran)

    “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.” (Aristoteles)

    “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam

    Nasyroh:5)

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    Kedua orang tua (Bapak Judi dan Ibu Sulastri)

    yang selalu memberikan dukungan kepada anaknya

    v

  • 6

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga peneliti mendapatkan kelancaran dalam menyelesaikan

    penyusunan Skripsi dengan judul “Pengembangan Model Permainan Engklek

    Menggunakan Musik Untuk Pembelajaran Gerak Dasar Melompat Pada Siswa

    Kelas V Mi Al Iman Gunungpati Kota Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat

    akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru

    Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

    Negeri Semarang.

    Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

    berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

    dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih

    kepada:

    1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan

    kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES.

    2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah

    memberikan ijin dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan

    skripsi.

    3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah

    memberikan bantuan pelayanan dalam memperlancar penyelesaian skripsi.

    4. Agus Widodo Suripto, S.Pd., M.Pd., dosen Pembimbing yang dengan sabar

    memberikan bimbingan dan semangat.

    vi

  • 7

    5. Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd. selaku dosen ahli penjasorkes yang telah

    memberikan petunjuk, kritik, serta saran sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    6. Sri Maryatun, S.Pd., Kepala Sekolah MI Al Iman Banaran Kota Semarang

    yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

    7. Yuli Setiadi, S.Pd., guru Penjasorkes MI Al Iman Banaran Kota Semarang

    yang telah membantu penulis untuk melaksanakan penelitian.

    8. Guru dan tenaga kependidikan di MI Al Iman Banaran Kota Semarang yang

    membantu penulis untuk melaksanakan penelitian.

    9. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini

    yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Demikian skripsi ini telah tersusun sesuai rencana semoga bermanfaat

    bagi ilmu pengetahuan.

    Penulis

    vii

  • 8

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ................................................................................................................. i

    ABSTRAK .................................................................................................. ii

    PERNYATAAN ................................................................................................... iii

    PENGESAHAN ......................................................................................... iv

    HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................................xi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 3 1.3 Tujuan Pengembangan ................................................................ 4 1.4 Manfaat Pengembangan .............................................................. 4 1.5 Spesifikasi Produk ........................................................................ 5 1.6 Pentingnya Pengembangan .......................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR .................................. 6 2.1 Landasan Teori ............................................................................. 6 2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ................................................... 6 2.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani .......................................................... 8 2.1.3 Fungsi Pendidikan Jasmani .......................................................... 9 2.1.4 Ciri Pendidikan Jasmani .............................................................. 10 2.1.5 Ruang Lingkup Penjasorkes ....................................................... 11 2.1.6 Pembelajaran Inovatif ................................................................. 12 2.1.7 Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar ........................................... 13 2.1.8 Teori-teori yang Mendasari Pembelajaran Penjasorkes .............. 13 2.1.9 Teori Perkembangan Motorik Anak Sekolah Dasar ..................... 16 2.1.10 Gerakan dalam Olahraga ........................................................... 18 2.1.11 Pengertian Lompat ..................................................................... 19 2.1.12 Pengertian Engklek .................................................................... 19 2.1.13 Media Pembelajaran ................................................................... 22 2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................... 24

    BAB III METODE PENGEMBANGAN ............................................................... 26 3.1 Model Pengembangan ................................................................ 26 3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................ 27 3.3 Uji Coba Produk ......................................................................... 28 3.3.1 Desain Uji Coba .......................................................................... 28 3.3.2 Subjek Uji Coba .......................................................................... 29

    viii

  • 9

    3.4 Rancangan Produk ...................................................................... 29 3.5 Jenis Data .................................................................................. 34 3.6 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35 3.7 Analisis Data .............................................................................. 37

    BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ................................................................... 38 4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba Skala Kecil ................................. 38 4.1.1 Deskripsi Draf Produk Awal ........................................................ 38 4.1.2 Sarana dan Prasarana Permainan Engklek Musik ...................... 39 4.1.3 Peraturan dan Cara Bermain Engklek Musik .............................. 41 4.1.4 Validasi Ahli Draf Produk Awal .................................................... 43 4.1.5 Deskripsi Data Validasi Ahli ........................................................ 44 4.1.6 Revisi Draf Produk Awal Sebelum Uji Coba Skala Kecil ............. 44 4.1.7 Data Hasil Uji Coba Skala Kecil .................................................. 44 4.1.8 Data Hasil Evaluasi Ahli .............................................................. 45 4.1.9 Data Hasil Pengisian Kuesioner Siswa ....................................... 46 4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Kecil ...................................... 47 4.2.1 Deskripsi Hasil Analisis Data Lembar Evaluasi Ahli ..................... 47 4.2.2 Deskripsi Hasil Analisis Data Lembar Kuesioner Siswa ............... 48 4.3 Revisi Produk ............................................................................. 53 4.3.1 Hasil Revisi Produk ..................................................................... 54 4.3.2 Draf Model Permainan Engklek Musik Hasil Revisi ...................... 54 4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba Skala Besar ................................ 54 4.4.1 Data Hasil Uji Coba Skala Besar ................................................. 55 4.4.2 Data Hasil Uji Coba Skala Besar Pada Lembar Kuesioner Siswa 55 4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Besar ................................... 57 4.5.1 Deskripsi Hasil Analisis Data Lembar Kuesioner Siswa ............... 57 4.5.2 Deskripsi Hasil Analisis Data Lembar Pengamatan ..................... 62 4.6 Prototipe Produk ......................................................................... 63 4.6.1 Sarana dan Prasarana ................................................................. 64 4.6.2 Peraturan dan Cara Bermain Engklek Musik ............................... 66 4.6.3 Ranah yang Terkandung dalam Permainan Engklek Musik ......... 68

    BAB V KAJIAN DAN SARAN .......................................................................... 69 5.1 Kajian Prototipe Produk ............................................................... 69 5.2 Saran Pemanfaatan ..................................................................... 70

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 72

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 73

    ix

  • 10

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Kuesioner .......................................... 35

    1.2 Skor Jawaban Kuesioner “Ya” atau “Tidak” ............................................... 36

    1.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Siswa ................................ 36

    1.4 Klasifikasi Persentase ............................................................................... 37

    4.1 Lembar Evaluasi Ahli .................................................................................. 45

    4.2 Presentase Hasil Pengisian Kuesioner Siswa ............................................. 46

    4.3 Rekapitulasi Presentase Hasil Evaluasi Para Ahli ...................................... 48

    4.4 Presentase Hasil Pengisian Kuesioner Siswa ............................................. 55

    4.5 Hasil Presentase Lembar Kuesioner Uji Skala Kecil dan Skala Besar ........ 56

    4.6 Hasil Analisis Dta Lembar Pengamatan Uji Coba Skala Kecil ..................... 62

    x

  • 11

    DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

    2.1 Pola Engklek Gunung ................................................................................. 21

    3.1 Lapangan Permainan Engklek Musik .......................................................... 31

    3.2 Speaker Aktif yang Digunakan dalam Permainan Engklek Musik ................ 32

    3.3 Lintasan Tapak Gunung ............................................................................. 32

    3.4 Karet Gelang............................................................................................... 33

    3.5 Peluit .......................................................................................................... 33

    4.1 Lapangan Permainan Engklek Musik .......................................................... 39

    4.2 Speaker Aktif yang Digunakan dalam Permainan Engklek Musik ................ 40

    4.3 Lintasan tapak Gunung ............................................................................... 40

    4.4 Karet Gelang............................................................................................... 41

    4.5 Peluit .......................................................................................................... 41

    4.6 Diagram Presentase Jawaban Kuesioner Skala Kecil ................................. 53

    4.7 Diagram Perbandingan Hasil Prosentase Kuesioner Skala Kecil Dan Skala Besar .......................................................................................................... 56

    4.8 Diagram Presentase Jawaban Kuesioner Skala Besar ............................. 62

    4.9 Lapangan Permainan Engklek Musik ......................................................... 64

    4.10 Speaker Aktif yang Digunakan dalam Permainan Engklek Musik ............... 65

    4.11 Lintasan Tapak Gunung ............................................................................. 65

    4.12 Karet Gelang .............................................................................................. 66

    4.13 Peluit.......................................................................................................... 66

    xi

  • 12

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Surat Keputusan Dosen Pembimbing .......................................................... 74

    2. Surat Ijin Penelitian ...................................................................................... 75

    3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ............................................. 76

    4. Lembar Evaluasi Ahli Penjasorkes .............................................................. 77

    5. Lembar Evaluasi Ahli Pembelajaran ........................................................... 80

    6. Daftar Siswa Kelas V MI AL Iman (Sampel Skala Kecil) ............................. 83

    7. Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Untuk Siswa ................................................. 84

    8. Kisi-kisi Lembar Pengamatan Gerak Engklek Musik ................................... 89

    9. Rekap Nilai Kuesioner Afektif Siswa Uji Coba Skala Kecil .......................... 93

    10. Rekap Nilai Kuesioner Kognitif Siswa Uji Coba Skala Kecil ........................ 94

    11. Rekap Nilai Kuesioner Psikomotor Uji Coba Skala Kecil .............................. 95

    12. Rekap Nilai Lembar Pengamatan Afektif Siswa Uji Coba Skala Kecil ......... 96

    13. Rekap Nilai Lembar Pengamatan Psikomotor Siswa Uji Coba Skala kecil .. 97

    14. Daftar Siswa Kelas V MI AL Iman (Sampel Skala Besar) ............................ 98

    15. Rekap Nilai Kuesioner Afektif Siswa Uji Coba Skala Besar ......................... 99

    16. Rekap Nilai Kuesioner Kognitif Siswa Uji Coba Skala Besar ..................... 101

    17. Rekap Nilai Kuesioner Psikomotor Uji Coba Skala Besar .......................... 103

    18. Rekap Nilai Lembar Pengamatan Afektif Siswa Uji Coba Skala Besar ...... 105

    19. Rekap Nilai Lembar Pengamatan Psikomotor Uji Coba Skala Besar ........ 107

    20. Dokumentasi .............................................................................................. 109

    xii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

    motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai–nilai, dan

    pembiasaan hidup sehat. Pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan

    aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas

    emosional, keterampilan sosial, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas

    jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa

    untuk beraktivitas, bermain, dan berolahraga secara sistematis, terarah, dan

    terencana. Pendidikan jasmani pada tingkat sekolah dasar sangat

    mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Karakteristik anak di

    tingkat sekolah dasar adalah suka bermain dan bergerak.

    Standar kompetensi pembelajaraan pendidikan jasmani harus terlaksana

    sesuai dengan pedoman, maksud, dan tujuan yang ada dalam kurikulum,

    sehingga guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang

    efektif dan menyenangkan. Guru harus mengajarkan berbagai keterampilan

    gerak dasar, strategi permainan olahraga, dan internalisasi nilai-nilai seperti

    sportifitas, jujur, dan kerjasama dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

    Siswa diharapkan dapat memperoleh berbagai pengalaman senang, kreatif,

    inovatif, dan terampil melalui pendidikan jasmani sehingga dapat memelihara dan

    meningkatkan kesegaran jasmani pada gerak manusia. Guru pendidikan jasmani

    perlu mengembangkan sistem pembelajaran dengan melakukan pendekatan,

    1

  • 2

    variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran melalui berbagai cabang

    olahraga (Eli Erlina, 2012:3).

    Pendidikan jasmani memiliki berbagai materi pembelajaran, seperti

    renang, atletik, pencak silat, karate, sepak bola, dan lainnya. Setiap

    pembelajaran memerlukan keterampilan dan teknik dasar tertentu agar hasilnya

    dapat maksimal. Pembelajaran atletik merupakan gabungan dari beberapa jenis

    olahraga yang secara garis besar dikelompokkan menjadi lari, lompat, dan

    lempar. Peneliti akan mengkaji materi pembelajaran atletik lompat, yaitu olahraga

    lompat engklek menggunakan musik yang merupakan suatu rangkaian gerak

    untuk mengangkat tubuh keatas melalui proses lari, menumpu, melayang, dan

    mendarat.

    Berdasarkan observasi mengenai proses pembelajaran penjasorkes

    selama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di MI AL IMAN, Kecamatan

    Gunungpati, Kota Semarang diperoleh informasi bahwa pembelajaran gerak

    dasar lompat masih kurang baik. Guru mengajar gerak dasar lompat dengan

    memberikan arahan mengenai gerak yang harus dilakukan oleh siswa terlebih

    dahulu, tetapi siswa masih kurang aktif karena proses pembelajaran masih

    bersifat konvensional sehingga kurang menarik bagi siswa. Pembelajaran

    penjasorkes pada siswa kelas V dengan standar kompetensi 6. Mempraktikan

    berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan

    peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan

    kompetensi dasar. 6.3 Mempraktikan variasi teknik dasar atletik yang

    dimodifikasi, serta nilai semangat, sportifitas, kerjasama, percaya diri, dan

    kejujuran. Dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lompat kurang

    dimodifikasi, sehingga siswa merasa bosan dan kurang bersemangat dalam

  • 3

    mengikuti pembelajaran, siswa masih banyak yang suka bermain sendiri selama

    proses pembelajaran, anak dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran

    mengalami kesulitan dalam melakukan latihan gerakan sehingga anak tidak

    bergerak secara aktif dan efisien (BSNP,2006).

    Tujuan pembelajaran penjas dapat ditempuh melalui aktifitas pembelajaran

    permainan engklek musik. Permainan engklek musik merupakan permainan

    olahraga beregu yang kompetitif. Permainan engklek musik dilakukan oleh dua

    regu dengan jumlah yang sama banyak. Setiap regu harus melompati setiap

    nomer di dalam lintasan engklek secara benar dan sesuai irama musik. Tanpa

    kerjasama antar anggota dalam regu, maka akan sulit bagi suatu regu untuk

    memenangkan pertandingan. Permainan engklek musik dapat mengajarkan arti

    disiplin, sportifitas, kerjasama, dan rasa tanggung jawab.

    Modifikasi model pembelajaran menggunakan permainan engklek musik

    diharapkan dapat membuat siswa lebih konsentrasi dan fokus pada lompatan

    dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran standar. Pengembangan

    yang dilakukan berupa “Pengembangan Permainan Engklek Menggunakan

    Musik Untuk Pembelajaran Gerak Dasar Melompat Pada Siswa Kelas V MI AL

    IMAN, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang”.

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di rumuskan permasalahan

    sebagai berikut: “Bagaimana pengembangan model permainan engklek

    menggunakan musik untuk pembelajaran gerak dasar melompat pada siswa

    kelas V di MI AL IMAN, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang?

  • 4

    1.3 TUJUAN PENGEMBANGAN

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dibahas dalam

    rancangan penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk

    menghasilkan model permainan engklek menggunakan musik untuk

    pembelajaran gerak dasar melompat pada siswa kelas V di MI AL IMAN,

    Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

    1.4 MANFAAT PENGEMBANGAN

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam pengunaan media engklek

    musik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

    1. Bagi guru

    Guru pendidikan jasmani dapat memperoleh suatu strategi dengan

    pendekatan bermain sebagai upaya inovasi pembelajaran.

    2. Bagi siswa

    Bermanfaat bagi siswa yang kurang menyenangi pembelajaran engklek

    musik, sehingga termotivasi belajar dan lebih mudah memahami materi yang di

    sampaikan.

    3. Bagi sekolah

    Dapat dijadikan motifasi guru bidang lain dalam menciptakan media

    pembelajaran yang bervariatif untuk mengembangkan minat belajar dan prestasi

    siswa, guru, dan sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih

    baik lagi.

  • 5

    1.5 Spesifikasi Produk

    Diharapkan produk yang akan dihasilkan melalui penelitian

    pengembangan ini adalah model pembelajaran gerak dasar lompat berupa

    permainan engklek musik yang sudah dimodifikasi sesuai dengan karakteristik

    siswa Sekolah Dasar, yaitu permainan yang dapat menggembangkan semua

    aspek pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor) pada hasil penelitian yang

    efektif, efesien, dan dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga kebugaran

    jasmani dapat terwujud, serta dapat mengatasi kesulitan dalam berlompat.

    1.6 Pentingnya Pengembangan

    1.6.1 Bagi Peneliti

    Sebagai bekal pengalaman dalam perencanaan pembelajaran penjasorkes

    yang menarik.

    1.6.2 Bagi Guru Penjas

    Sebagai motivasi guru penjas untuk mengembangkan kreativitas dan

    inovasi dalam pembelajaran penjasorkes.

    1.6.3 Bagi Pembaca

    Sebagai dasar penelitian lebih lanjut serta pertimbangan untuk penelitian

    pengembangan engklek musik.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

    Samsudin (2008:2) menyatakan bahwa, pendidikan jasmani adalah suatu

    proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

    kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

    perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pendidikan

    jasmani sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena

    melalui pendidikan jasmani tidak hanya meningkatkan pertumbuhan dan

    perkembangan jasmani serta psikomotor saja tetapi juga ranah kognitif dan

    afektif setiap anak.

    Gabbard, leblanc, dan lowy (1987) dalam Sukintaka (1992:10) juga

    berpendapat bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan belajar aktivitas jasmani

    akan mempengaruhi: (1) ranah kognitif, yang berupa kemampuan berpikir

    (bertanya, kreatif, dan menghubungkan), kemampuan memahami, menyadari

    gerak, dan perbuatan akademik, (2) ranah psikomotor, yang berupa

    pertumbuhan biologik, kesegaran jasmani, kesehatan, keterampilan gerak, dan

    peningkatan keterampilan gerak, dan (3) ranah afektif, yang berupa rasa senang,

    penanggapan yang sehat terhadap aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan

    dirinya (aktualisasi diri), menghargai diri sendiri, dan konsep diri.

    Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan

    pendidikan lewat aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan penjasorkes yang

    dirumuskan dalam ranah fisik, afektif, psikomotor, dan kognitif. Tujuan umum

    6

  • 7

    Pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum dalam pendidikan, yaitu

    untuk menghasilkan perubahan perilaku yang melekat pada diri siswa. Proses

    belajar dalam penjasorkes juga bertujuan untuk menimbulkan perubahan

    perilaku pada siswa. Selain itu, kegiatan mengajar juga dimaksudkan, agar

    terjadi proses belajar secara sederhana, dalam penjasorkes yaitu proses belajar

    untuk bergerak, dan belajar untuk gerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak

    untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam penjas anak diajarkan untuk bergerak.

    berdasarkan beberapa sudut pandang pendidikan jasmani dapat dibedakan

    menjadi:

    a. Pandangan tradisional, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari 2

    komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani.

    Pandangan ini menganggap bahwa penjas semata-mata hanya mendidik

    jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan

    rohani manusia. Dengan kata lain penjasorkes hanya sebagai pelengkap

    saja (Adang Suherman, 2000:17).

    b. Pandangan modern yang sering juga disebut pandangan holistik,

    menganggap bahwa manusia bukan suatu yang terdiri dari bagian-bagian

    yang terpilah-pilah. Manusia adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian yang

    terpadu. Dengan pandangan tersebut pendidikan jasmani diartikan sebagai

    proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Hubungan

    antara tujuan umum pendidikan, tujuan pendidikan jasmani, dan

    penyelenggaraannya harus terjalin dengan baik. Dengan demikian nampak

    bahwa pendidikan jasmani sangat penting bagi pengembangan manusia

    secara utuh dan merupakan dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh

    karena itu, penjas tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau

  • 8

    hanya untuk kepentingan satu komponen saja. Pandangan holistik ini, pada

    awalnya kurang banyak memasukan aktivitas sport karena pengaruh

    pandangan sebelumnya, yaitu akhir abad 19 yang menganggap bahwa sport

    tidak sesuai di sekolah-sekolah. Namun tidak bisa dipungkiri sport terus

    tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian

    integral dari kehidupan manusia sport menjadi populer, siswa

    menyenanginya dan ingin mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di

    sekolah-sekolah hingga para pendidik seolah-olah ditekan untuk menerima

    sport dalam kurikulum di sekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan

    (Adang Suherman, 2000:19).

    Beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

    jasmani adalah suatu aktivitas jasmani untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

    mengengembangkan keterampilan motorik, kognitif, dan sikap sportif. Selain itu

    pendidikan jasmani sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

    anak. Ada dua sudut pandang pendidikan jasmani yaitu pandangan tradisional

    yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari jasmani dan rohani, sedangkan

    pandangan modern menganggap bahwa manusia itu terdiri dari bagian yang

    terpadu.

    2.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani

    Menurut Sukintaka (2004:76), Pendidikan Jasmani Olahraga dan

    Kesehatan bukan merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi

    merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan yang

    mempunyai 4 ranah tujuan yaitu :

    a. Jasmani dan Psikomotor, meliputi :

    1) Kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler, dan kelentukan.

  • 9

    2) Persepsi gerak, gerak dasar, keterampilan, olahraga dan tari.

    b. Kognitif, meliputi :

    Pengetahuan, keterampilan intelektual, dan kemampuan intelektual.

    c. Afektif, meliputi :

    Sehat, respek gerak, aktualisasi diri, menghargai diri, dan konsep diri.

    Suherman (2000:23) menyatakan, secara umum tujuan Penjasorkes

    dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu :

    a. Perkembangan fisik

    Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-

    aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh

    seseorang.

    b. Perkembangan gerak

    Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara

    efektif,efisien, halus, indah, sempurna.

    c. Perkembangan mental

    Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginter-

    pretasikan keseluruhan pengetahuan tentang Penjasorkes kedalam lingku-

    ngannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan,

    sikap dan tanggung jawab siswa.

    d. Perkembangan sosial

    Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan

    diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Tujuan penjasorkes adalah untuk

    membantu peserta didik dalam rangka meningkatkan gerak mereka,

    disamping agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi dalam

    berbagai aktivitas.

  • 10

    2.1.3 Fungsi Pendidikan Jasmani

    Menurut Samsudin (2008:3-5), mengemukakan secara rinci mengenai

    fungsi pendidikan jasmani, yaitu sebagai berikut :

    a. Aspek Organik

    Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu

    dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki

    landasan untuk mengembangkan keterampilan.

    b. Aspek Neuromuskuler

    Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.

    c. Aspek Perseptual

    Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat

    atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di depan,

    belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya.

    d. Aspek Kognitif

    Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu,

    memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan.

    e. Aspek Sosial

    Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan di mana berada.

    f. Aspek Emosional

    Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani.

    2.1.4 Ciri Pendidikan Jasmani

    Dalam asas dan falsafah penjas dijelaskan bahwa ciri penjas yang

    berkualitas adalah sebagai berikut :

    a. Mengembangkan sikap positif terhadap gerak/aktivitas, jasmani, dansa,

    permainan, dan olahraga.

  • 11

    b. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan sedemikian banyak

    problema technomotor.

    c. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan persoalan pribadi dan

    antar pribadi yang terkait dengan situasi gerak/ olahraga.

    d. Membutuhkan pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memahami

    peraturan dan ketentuan dalam budaya gerak serta mampu mengubahnya

    secara bermakna.

    e. Meningkatkan kualitas kehidupan sekolah.

    2.1.5 Ruang Lingkup Penjasorkes

    Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

    Kesehatan meliputi aspek-aspek yaitu olahraga tradisional, permainan,

    eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif, atletik,

    kasti, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu

    tangkis dan beladiri, serta aktivitas lainnya. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas,

    senam pagi, SKJ, dan senam aerobic, serta aktivitas lainnya. Aktivitas air

    meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air dan

    renang serta aktivitas laiinya.

    Dalam penelitiannya Eli Erlina (2012:15), menyabutkan ruang lingkup

    mata pelajaran Penjasorkes meliputi beberapa aspek, antara lain yaitu:

    a. Permainan dan olahraga, meliputi olahraga tradisional, permainan eksplorasi

    gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor dan manipulatif, atletik,

    kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu

    tangkis dan beladiri, serta aktivitas lainnya;

    b. Aktivitas pengembangan, meliputi mekanika sikap tubuh, dan komponen

    kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya;

  • 12

    c. Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,

    ketangkasan dengan alat dan senam lantai serta aktivitas lainnya;

    d. Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic

    serta aktivitas lainnya;

    e. Aktivitas air, meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan

    bergerak di air dan renang serta aktivitas lainnya;

    f. Pendidikan luar kelas (meliputi: piknik/ karyawisata).

    g. Pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung;

    h. Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan

    sehari-hari khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetep

    sehat, merawat lingungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang

    sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur istirahat yang tepat dan

    berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS, aspek kesehatan merupakan

    aspek tersendiri dan secara implisit masuk kedalam semua aspek.

    2.1.6 Pembelajaran Inovatif

    Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang

    sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang

    dilakukan oleh guru. Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran

    yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran yang dirancang oleh

    guru,disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.

    Dalam proses pendidikan guru mempunyai tugas utama yaitu

    membimbing, mengajar, mendidik, dan melatih yang berperan dalam

    menggerakan kemajuan dan perkembangan untuk mencapai tujuan pendidikan.

    Pada dasarnya, pengembangan pembelajaran berusaha untuk mengatasi

    permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, permasalahan yang dihadapi

  • 13

    biasanya berasal dari kemampuan dan semangat siswa. Sarana belajar yang

    tidak sesuai dengan karakter anak serta keterbatasan wawasan guru dalam

    melakukan pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasaran yang dimiliki

    sekolah merupakan permasalahan yang biasanya dialami sekolah-sekolah dan

    membutuhkan pemecahan dengan metode pembelajaran yang kreatif.

    2.1.7 Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar

    Fokus pendidikan jasmani di sekolah dasar menurut Pangrazi dan Dauer

    adalah pendidikan jasmani untuk awal masa kanak-kanak dan sekolah dasar

    diidentifikasikan sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar, dan

    belajar tentang gerak. Artinya pendidikan jasmani pada sekolah dasar

    merupakan wahana untuk anak belajar bergerak serta melalui bergerak anak

    dapat belajar banyak hal (Samsudin,2008:6)

    Bennet, Howell, dan Simri (Samsudin,2008:7) mengidentifikasi elemen-

    elemen pendidikan jasmani yang diberikan di SD adalah:

    a. Gerak-gerak dasar yang meliputi, jalan, lari, lompat/loncat, menendang,

    menarik, mendorong, mengguling (roll), memukul, keseimbangan,

    menangkap dan bergulir.

    b. Game dengan organisasi rendah dan lari beranting.

    c. Aktivitas-aktivitas berirama, tari-tarian rakyat (rolk dance), bernyanyi, dan

    game musik (musikal games).

    d. Dasar-dasar keterampilan untuk berbagai olahraga dan game, biasanya

    dimulai kira-kira pada tahun keempat atau kelima.

  • 14

    2.1.8 Teori-teori yang mendasari pembelajaran penjasorkes

    2.1.8.1 Teori Bermain

    Bermain merupakan suatu bentuk kegiatan yang sangat disenangi oleh

    anak. Karena rasa senang inilah akan terbentuk suatu situasi yang dapat

    digunakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian

    akan timbul situasi yang memungkinkan terlaksananya proses pendidikan.

    Dengan adanya rasa senang menyebabkan anak berbuat secara spontan,

    sehingga keadaan asli anak akan mudah terlihat (Sukintaka, 1992:76).

    Pada umumnya anak-anak suka bermain. Bermain merupakan sebuah

    konsep, oleh karena nya manusia disebut “makhluk bermain” (homo ludens).

    Agar dapat membina, mengarahkan dan mendorong pertumbuhan dan

    perkembangan anak-anak, para guru pendidikan jasmani atau pelatih, akan

    mempertimbangkan pula, jenis serta bentuk permainan dengan karakteristik

    fase-fase pertumbuhan dan perkembangan anak. Sifat bermain ditandai dengan

    beberapa ciri sebagai berikut:

    1. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas dan sukarela atas

    dasar rasa senang. Kekbebasan ini tak berlaku bagi anak-anak dan hewan,

    mereka bermain dan harus bermain karena dorongan naluri. Bermain berguna

    untuk merangsang perkembangan fisik dan mental anak. Ciri utama bermain

    ialah kebebasan yang tak didesak oleh tugas dan kewajiban moral. Karena

    dilakukan tanpa paksaan, maka bermain dilakukan pada waktu luang.

    2. Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktifitas yang dilakukan secara

    spontan.

    3. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan

    kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang

  • 15

    memerlukan kerja sama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui

    kemampuan lawan, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan

    dirinya sendiri (Sukintaka, 1992:7).

    Anak-anak memiliki fisik yang cukup agar dapat tumbuh dan berkembang

    dengan baik. Melakukan aktifitas gerak tubuh bukan hanya bermanfaat untuk

    pertumbuhan dan perkembangan fisik semata, melainkan juga sangat penting

    untuk perkembangan daya fikir dan kreatifitasnya.

    Permainan atau games aktifitas yang bersifat sukarela atas kesenangan

    yang dilakukan dengan unsur-unsur: 1) play, 2) kompetisi sederhana, 3) aturan

    dibuat untuk ditaati bersama, 4) hasil ditentukan oleh unsur ketepatan strategi

    dan kesempatan (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:207).

    Bermanfaat tidaknya suatu permainan tergantung kepada desain

    permainan itu sendiri, jika desainnya bagus banyak sekali aspek pelajaran yang

    bisa diambil dari kegiatan bermain. Beberapa aspek tersebut diantaranya adalah

    belajar berinteraksi sosial, menghargai pendapat orang lain, belajar empati, dan

    belajar bekerjasama dalam kelompok. Tujuan permainan secara garis besar

    dapat dikategorikan sebagai tersebut:

    1) Kerja sama kelompok (team building)

    Team bulding sanagat bagus untuk melatih bekerja sama dalam

    memecahkan masalah, melatih kekompakan tim, membangun kepemimpinan,

    belajar bertangung jawab dalam setiap tindakan. Kerja sama kelompok tidak

    akan kokoh tanpa adanya persaingan dengan grup lain.

    2) Menyegarkan suasana (energizer)

  • 16

    Jenis permainan sangat bagus untuk dijadikan sebagai selingan ketika

    suasana sudah jenuh dan membosankan. Suasana bermain dalam kondisi fun

    bisa membuat mental bersemangat kembali.

    3) Mencairkan suasana (ice breaker)

    Sering kali muncul suasana beku ketika dalam kegiatan yang

    membutuhkan konsentrasi besar. Hal ini bisa disebabkan karena ketegangan

    dan terlalu serius atau beberapa individu belum mengenal dengan baik teman

    sebayanya. Bahkan membosankan juga bisa merusak suasana yang pada

    awalnya kondusif. Suasana yang kaku dan kurang hangat seperti ini bisa

    diatasi dengan dengan melakukan permainan.

    4) Komunikasi (communication)

    Jenis permainan membutuhkan komunikasi antar peserta dalam satu

    kelompok. Membangun komunikasi efektif dalam bermain akan membantu

    kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dengan efisien.

    5) Persepsi (perseption)

    Persepsi berkaitan dengan pemahaman peserta terhadap sesuatu

    berdasarkan proses identifikasi objek tersebut

    6) Pelajaran (lerning)

    Jenis permainan selain bersifat menghibur juga mengajarkan kepada

    peserta mengenai berbagai pengetahuan yang banyak bisa diperoleh melalui

    pengalaman sendiri melalui permainan tersebut (Pepen Supendi dan

    Nurhidayat, 2008:13-14).

  • 17

    2.1.9 Teori Perkembangan Motorik Anak Sekolah Dasar

    2.1.9.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun

    Ukuran dan porposi tubuh berubah secara terhadap, dan hubungan

    konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh

    karenanya, energi anak di arahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar

    yang telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping

    penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi dan modifikasi terhadap gerak dasar

    perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan

    ataupun pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36).

    2.1.9.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability)

    Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa

    disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat,

    dan keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan

    memantulkan bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak

    sebelum atau masa sekolah akan menjadi bekal awal untuk mempraktekkan

    keterampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya akan diperlukan

    sebagai dasar untuk perkembangan keterampilan motorik yang lebih khusus

    yang semuanya ini merupakan sari bagian integral prestasi bagi anak dalam

    segala umur dan tingkatan (Yanuar Kiram, 1992:42).

    2.1.9.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity)

    Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk

    mengatur atau mengkoordinasi penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan

    secara efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan kontrol motorik halus atau

    keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting,

  • 18

    perkembangan motorik secara total anak-anak dan secara jelas mencerminkan

    kapasitas sistem saraf pusat untuk mengangkut dan memproses input visual dan

    menerjemahkan input tersebut ke bentuk keterampilan. Untuk mendapatkan

    keterampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat

    berinteraksi dengan praktek dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah

    dan lingkungan rumah (Yanuar Kiram, 1992:43).

    Simpulan dari keterangan diatas bahwa pada masa anak umur 6-12

    tahun pertumbuhan cenderung relatif lambat. Walaupun demikian mempunyai

    waktu belajar yang sangat cepat. Pola dasar motorik halus beradaptasi pada

    perbedaan struktur, dan kontrol motorik dapat didefinisikan dengan kemampuan

    mengkoordinasi aktivitas untuk membentuk keterampialn atau gerak adaptif.

    2.1.10 Gerakan dalam olahraga

    Anak-anak memiliki fisik yang cukup agar dapat tumbuh dan berkembang

    dengan baik. Melakukan aktifitas gerak tubuh bukan hanya bermanfaat untuk

    pertumbuhan dan perkembangan fisik semata, melainkan juga sangat penting

    untuk perkembangan daya fikir dan kreativitasnya.

    Menurut Sukintaka (1992:16), Kemampuan gerak dalam berolahraga

    biasanya memberi pengaruh pada gerak dan sikap gerak sehari-hari, organ

    tubuh berfungsi dengan baik dalam melakukan gerak. Adapun dasar gerak itu

    ialah kekuatan otot, kelentukan otot, daya tahan otot, dan daya tahan

    kardiovaskuler. Dengan demikian akan berkembang, kemudian diikuti adanya

    perkembangan kemampuan gerak. Gerakan yang paling dominan dalam

    permainan engklek musik ini adalah gerakan melompat. Dengan gerakan

    melompat seorang anak sudah dapat bermain engklek musik.

  • 19

    Jika dilihat dari keterampilan dasar, terdapat dua dasar keterampilan

    diantaranya adalah:

    a. Lokomotor

    Pada keterampilan bermain engklek musik ada gerakan berpindah

    tempat, seperti lari dan melompat. Gerakan tersebut merupakan gerakan

    lokomotor.

    b. Non lokomotor

    Dalam bermain permainan engklek msuik ada gerakan yang tidak

    berpindah tempat, yaitu pada saat berdiri di garis start waktu mau melakukan

    gerakan berlari. Gerakan tersebut tergolong dalam gerakan non lokomotor.

    Keterampilan gerak merupakan kemampuan yang terpenting di dalam

    pendidikan jasmani agar sisiwa terampil dalam beraktifitas fisik. Keterampilan

    gerak bagi anak-anak sekolah dasar sebagai perkembangan keterampilan gerak

    yang berkaitan dengan permainan olahraga.

    2.1.11 Pengertian Lompat

    Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik

    lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat

    dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/ anggota tubuh lainnya

    dengan keseimbangan yang baik (Djumidar, 2004:65). Lompatan dilakukan

    dengan bertumpu pada kaki sebagai tolakan dan mendarat dengan kaki atau

    anggota tubuh lainnya dengan disertai keseimbangan yang baik. Maksud dari

    gerakan melompat disini juga meloncat. Melompat berarti melakukan lompatan

    dengan bertumpu pada satu kaki sebagai tolakan, sedangkan meloncat adalah

    melakukan lompatan dengan bertumpu pada dua kaki sebagai tolakan. Inti

    gerakan melompat dan meloncat adalah membawa badan keatas dan

  • 20

    melakukan pendaratan dengan baik. Program pengembangan gerakan lompat

    yaitu bagaimana cara melompat dan mendarat dengan benar, dan juga untuk

    menanamkan rasa percaya diri pada siswa.

    2.1.12 Pengertian Engklek

    Menurut Indiyah Prana (2010: 53) engklek atau sondah adalah

    permainan meloncati garis dengan satu kaki, permainan ini di daerah Jawa

    Barat dan dari luar Jawa. Permainan ini dinamakan juga engklek atau ingkling.

    Dinamakan demikian karena dilakukan dengan melakukan engklek, yaitu

    berjalan melompat dengan satu kaki.

    Dinamakan engklek karena bermainnya menggunakan satu kaki yang

    dalam bahasa jawa artinya ‘engklek’. Anak yang menyukai permainan sederhana

    ini biasanya perempuan. Tapi laki-laki pun begitu melihat bisa ikut bergabung

    bermain. Jumlah pemain engklek bebas, biasanya 2 sampai 5 anak. Tempat

    bermain tidak memerlukan pekarangan luas tetapi datar sehingga bisa dilakukan

    di halaman rumah.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan engklek adalah

    permainan yang menggunakan media gambar persegi empat yang digambar

    di lantai ataupun di tanah yang cara memainkannya dengan cara melompati

    garis dengan satu kaki.

    a) Cara Bermain Engklek

    Permainan engklek mempunyai banyak jenis dan ragamnya. Pada

    penelitian ini yang akan digunakan adalah engklek jenis gunung yang biasanya

    ditemui di sekitar kita. Selain memiliki tingkat kesulitan yang rendah, engklek

    jenis ini bisa di kreasikan sesuai kebutuhan bermain.

  • 21

    Cara bermain engklek gunung dimulai dengan pemain melempar

    pecahan genting (gacuk) kedalam busur nomor 3. Selanjutnya melompat dengan

    satu kaki (engkleng) pada kotak 1, 2, 3 dan brok bersamaan pada kotak 4 dan 5

    (kaki kiri 4, kaki kanan 5), engkleng di kotak 6, dan brok bersama lagi pada kotak

    7 dan 8. Setelah itu, berbalik sambil ‘brok’ pada kotak 8, dan 7.

    Dilanjutkan jongkok mengambil pecahan genting sambil tetap menghadap

    ke belakang. Setelah dapat

    kembali engkleng di kotak 6

    dan brok di kotak 5 dan 4.

    Lalu, kembali ke start dan

    engkleng lagi di kotak 3, 2, 1.

    Tahapan selanjutnya sama

    dengan tahapan engklek

    yang pertama.

    b) Kecerdasan yang Dikembangkan dari Permainan Engklek

    Gambar 2.1 Pola engklek gunung

    3

    2

    1

    4 5

    6

    7 8

  • 22

    Permainan engklek dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, di

    antaranya sebagai berikut.

    1) Linguistik, permainan engklek dilakukan secara berkelompok sehingga anak

    dilatih untuk berbicara dan mendengarkan temannya (komunikasi).

    2) Logika matematik, melalui permainan ini anak dilatih untuk menghitung jarak

    antara pijakan pertama dengan kotak berikutnya dan memperkirakan ayunan

    tangan yang tepat untuk melempar kojo agar tepat sasaran.

    3) Intrapersonal, permainan engklek melatih anak bersikap sabar, tidak

    memaksa kehendak, bersikap tenang, serta merasa nyaman dan terbiasa

    dalam kelompok.

    4) Interpersonal, permainan engklek dilakukan secara berpasangan

    /berkelompok sehingga anak dilatih untuk memiliki rasa toleransi dan empati

    terhadap perasaan temannya.

    5) Visual-spasial, pada permainan ini anak belajar menghitung jarak lempar,

    memperkirakan luas bidang yang ada sehingga lemparan kojo tidak keluar.

    6) Natural, alat permainan engklek dibuat dari benda-benda yang ada disekitar.

    Aktivitas ini mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya sehingga anak

    lebih menyatu dengan alam.

    7) Kinestetik, permainan ini dilakukan dengan cara melompat dengan satu

    maupun dua kaki kesana kemari, maju mundur di dalam kotak yang terbatas

    dan melatih keseimbangan tubuh.

    8) Spiritual, pada permainan ini anak belajar mengikuti aturan main dan mau

    menerima akibat jika melakukan kesalahan (sportivitas).

    2.1.13 Media Pembelajaran

  • 23

    Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

    kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar

    terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media memiliki arti yang

    sangat luas, namun sebagai media pendidikan, media digunakan sebagai alat

    dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2013:4).

    Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and

    Technology) dalam Azhar Arsyad (2014:3). Media merupakan segala bentuk

    dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi. Sedangkan

    menurut P. Ely dan Vernon S. Gerlach dalam Azhar Arsyad (2014:3). Media

    memiliki dua pengertian yaitu arti luas dan sempit. Menurut arti luas yaitu

    kegiatan yang dapat menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik

    dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru. Dan

    menurut arti sempit media berwujud grafik, foto, alat mekanik, dan elektronik

    yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi.

    Peran media dalam proses pembelajaran sangat penting untuk mencapai

    tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan meningkatkan hasil belajar yang

    ingin dicapai. Manfaat media dalam proses pembelajaran siswa yaitu:

    1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan

    motivasi belajar siswa.

    2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah

    dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

    pengajaran lebih baik.

    3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

    melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

  • 24

    tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru mengajar untuk setiap mata

    pelajaran.

    4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

    mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

    melakukan, mendemonstrasikan dll.

    5. Media pengajaran dapat membuat hal-hal yang abstrak dan konkrit. Dengan

    menggunakan media guru dapat menyampaikan tujuan pembelajaran kepada

    siswa agar lebih efektif dan efisien, tanpa harus menggunakan peralatan

    pembelajaran olahraga yang sebenarnya. Guru dalam mengajar pada

    dasarnya untuk menyampaikan informasi kepada anak didiknya. Oleh karena

    itu, media yang digunakan harus tepat dan dibuat secara kretif dalam ini guru

    harus menyiapkan dan merangsang dengan tepat agar memungkinkan siswa

    belajar lebih banyak dan meningkat aktivitas siswa sesuai dengan tujuan yang

    ingin dicapai.

    Media yang dipersiapkan secara baik dan menarik, dapat menarik

    perhatian siswa untuk membangkitkan minat dan semangat siswa dalam

    mengikuti pembelajaran. Penggunaan media sangat penting untuk

    memperlancar proses pembelajaran dari guru kepada siswa, dalam

    merencanakan pemanfaatan media guru harus mengetahuai tujuan yang akan

    dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta

    strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu.

    2.1.14 Modifikasi Pembelajaran

    Modifikasi pembelajaran bila dikaitkan dengan tujuan pembelajaran,

    dimulai tujuan yang paling rendah sampai tujuan yang paling tinggi. Modifikasi

    tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi ke

  • 25

    dalam tiga komponen, yaitu : 1) tujuan perluasan, maksutnya adalah tujuan

    pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan

    kemampuan melakukan bentuk dan wujud keterampilan dipelajari tanpa

    memperhatikan aspek efisiensi atau efektivitasnya. 2) tujuan penghalusan,

    maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan

    pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. 3) tujuan

    penerapan, maksutnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan

    pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan

    yang dilakukan melalui kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

    2.2 Kerangka Berpikir

    Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral

    dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan untuk

    mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

    berpikir kritis, keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

    pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,

    olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam

    rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

    Sesuai dengan kompetensi dasar dalam pendidikan jasmani maka perlu

    adanya suatu pengembangan model pembelajaran penjas yang dikembangkan

    sesuai dengan situasi dan kondisi pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

    menyenangkan, sehingga siswa dalam melakukan pembelajaran penjas tidak

    merasa bosan dan terbebani. Secara umum guru memberi pelajaran lompat di

    sekolah dengan peraturan yang baku, baik itu bentuk lapangan, aturan

    permainan, dan lain-lain. Sehingga siswa merasa jenuh, bosan dan kurang

  • 26

    merasa senang. Maka diperlukan adanya suatu pengembangan gerak dasar

    lompat menggunakan media kotak balok sebagai stimulus visual agar siswa

    merasa senang dan gembira.

    Pengembangan gerak dasar lompat menggunakan media permainan

    tradisional engklek dan musik harus diwujudkan untuk mendukung berjalannya

    pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, dibuatlah suatu

    model pembelajaran gerak dasar lompat menggunakan engklek musik untuk

    membuat siswa aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang

    menyenangkan pada saat mengikuti pembelajaran penjas. Gerak dasar lompat

    menggunakan engklek musik dapat meningkatkan aktivitas gerak siswa, karena

    membutuhkan aktivitas yang lebih menyenangkan dari gerak dasar lompat pada

    umumnya. Selain itu maksud dari permainan ini adalah untuk melatih siswa agar

    berfikir cepat dan tepat serta mampu menempatkan posisinya di dalam

    permainan.

  • 27

    Kondisi saat ini

    Kurangnya modifikasi

    pembelajaran lompat.

    Tidak adanya pendekatan

    untuk pembelajaran, sehingga siswa

    kurang kesulitan.

    Kurangnya sarana dan prasarana

    pembelajaran, seperti

    contohnya lintasan lompat

    jauh.

    Tindakan

    Modifikasi lintasan lompat menggunakan

    permainan tradisional

    engklek.

    Menciptakan permainan

    engklek menggunakan irama musik

    Permainan yang diciptakan

    memuat teknik dasar melompat

    Tujuan dan Hasil

    menambah alat yang dimiliki

    untuk kegiatan belajar

    Pembelajaran lebih efektif dan

    efisien

    Pembelajaran teknik dasar melompat

    melalui permainan

    engklek menggunakan

    musik agar meningkatkan

    motivasi siswa.

  • 73

    BAB V

    KAJIAN DAN SARAN

    5.1 Kajian Prototipe Produk

    Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk model

    pembelajaran Permainan Engklek Menggunakan Musik yang berdasarkan data

    pada saat uji coba skala kecil melibatkan 10 orang dan uji coba skala besar 20

    orang.

    Berdasarkan hasil uji coba dan pengamatan selama penelitian maka

    dilakukan beberapa revisi meliputi :

    1. Perubahan aktivitas siswa disalah satu lintasan dengan tujuan tercapainya

    keefektifan gerakan

    2. Penggunaan alat yang sederhana

    3. Perubahan alat yang memudahkan jalannya permainan

    Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pengamatan dalam penelitian ini,

    maka dapat disimpulkan bahwa :

    1. Produk model pembelajaran Permainan Permainan Engklek Menggunakan

    Musik sudah dapat dipraktikkan kepada subjek uji. Pernyataan itu didukung

    oleh hasil analisis data dan evaluasi ahli penjas yang didapat rata – rata

    prosentase 78,7% dan evaluasi ahli pembelajaran didapat rata – rata 84%.

    Rata – rata dari penilaian mereka adalah 81,35%. Berdasarkan kriteria

    penilaian maka produk pembelajaran Permainan Permainan Engklek

    Menggunakan Musik ini telah memenuhi kriteria baik. Sehingga layak

    digunakan untuk siswa kelas V MI AL IMAN.

    72

  • 74

    2. Produk model pembelajaran Permainan Permainan Engklek Menggunakan

    Musik dapat digunakan bagi siswa kelas V MI AL IMAN. Hal itu berdasarkan

    pada hasil analisis data kuesioner uji skala kecil yaitu didapat rata – rata

    prosentase pilihan jawaban sesuai adalah 86,66%, dan hasil analisis lembar

    pengamatan uji skala kecil 79,69%. Berdasarkan kriteria yang telah

    ditentukan maka model pembelajaran Permainan Permainan Engklek

    Menggunakan Musik ini telah memenuhi kriteria baik. Sehingga dapat

    digunakan untuk siswa kelas V MI AL IMAN.

    3. Secara keseluruhan model pembelajaran Permainan Permainan Engklek

    Menggunakan Musik dapat diterima dengan layak, sehingga baik uji coba

    skala kecil maupun uji skala besar model ini layak diterapkan dan digunakan

    untuk siswa kelas V MI AL IMAN.

    5.2 Saran Pemanfaatan

    1. Model pembelajaran Permainan Permainan Engklek Menggunakan Musik

    sebagai produk yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai

    alternatif penyampaian materi pembelajaran lompat pada siswa kelas V MI

    AL IMAN Banaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

    2. Penggunaan model ini dilaksanakan seperti apa yang telah direncanakan

    sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

    pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

    3. Bagi guru Penjasorkes diharapkan dapat mengembangkan model – model

    pembelajaran tehnik dasar lompat lainnya yang lebih menarik dan dapat

    meningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran di sekolah.

  • 75

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan pembaca, antara lain :

    1. Penggunaan model pembelajaran ini harus selalu memperhatikan faktor

    keamanan dan keselamatan siswa.

    2. Kelebihan dari produk ini adalah adanya kesempatan siswa untuk mencoba

    mempraktikkan tehnik dasar melompat.

    3. Kelemahan dari model pembelajaran ini adalah, pengaturan siswa dan

    pengaturan waktu agar disetiap lintasan dapat selesai secara bersamaan.

  • 76

    DAFTAR PUSTAKA

    BSNP. 2006. Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI.

    Jakarta: BSNP. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Erlina, Eli. 2012. “Pengembangan Model Permainan Lompat Halang Pada

    Pembelajaraan Lompat Tinggi Dalam Penjasorkes Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Purwoyoso 01 Kecamatan Ngalian Kota Semarang Tahun 2012”.Skripsi. FIK. UNNES.

    M. Panji Hidayat A.S. 2013. “Pengembangan Model Gerak Dasar Lari Kotak

    Warna Dalam Penjasorkes Pada Siswa Kelas V SD Negeri Bonsan Sari 03 Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun 2013”. Skripsi. FIK. UNNES.

    Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

    SD/MI. Jakarta: Litera. Sugiyanto dan Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta:

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suherman, Adang. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. Sukintaka. 1992a. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta:

    Depdikbud. Supendi, Pepen, Nurhidayat. 2008 Fun Game. Jakarta: Penebar Swadaya. Tombak, angar. 2015. Pengertian pembelajaraan inovatif.

    http://www.kawandnews.com/2011/08/pengertian-pembelajaran-inovatif.html.Diakses pada tanggal 10 juni 2015 jam 15:00.

    Djumidar A, Mochamad. 2004. Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain.

    Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Prana, Indiyah. 2010. Permainan Tradisional Jawa. Klaten: Intan Pariwara

    Arsyad , azhar .2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo

    Persada. Yanuar Kiram . 1992. Belajar Motorik. Jakarta : Depdikbud