Top Banner
77 Lampiran 1 HASIL WAWANCARA Sumber Wawancara : Siti Nur Wiqoyati, S.Pd, M.A Jabatan : Kepala SMA N 1 Singorojo Tanggal wawancara : 8 Desember 2014 Tempat : Ruang Kepala Sekolah No Pertanyaan Jawaban 1 Menurut Ibu, bagaimana kondisi saat ini tentang pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru sosiologi di Kabupaten Kendal? Metode pembelajaran sudah mulai bervariasi, tidak hanya ceramah dan diskusi tetapi sudah banyak yang memanfaatkan media (70%) dan memanfaatkan lingkungan (60%) 2 Menurut Ibu, apakah para guru sudah banyak memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar sosiologi? Ya, mungkin sekitar 60% 3 Menurut Ibu, bagaimana seharusnya pembelajaran sosiologi saat ini? Minimal siswa harus mengenal budaya di tempat tinggalnya, jadi pembelajaran sosiologi harus memfasilitasi 4 Untuk mengaktifkan peserta didik bukan hal yang mudah, dibutuhkan kemauan dan kemampuan guru berkomunikasi dengan peserta didik, bagaimana Siswa SMA sudah pandai menyampaikan pendapat dan merupakan pembelajar yang hebat, jadi berilah kesempatan siswa untuk lebih aktif berdiskusi dan presentasi
111

Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

77

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA

Sumber Wawancara : Siti Nur Wiqoyati, S.Pd, M.A Jabatan : Kepala SMA N 1 Singorojo Tanggal wawancara : 8 Desember 2014 Tempat : Ruang Kepala Sekolah No Pertanyaan Jawaban 1 Menurut Ibu,

bagaimana kondisi saat ini tentang pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru sosiologi di Kabupaten Kendal?

Metode pembelajaran sudah mulai bervariasi, tidak hanya ceramah dan diskusi tetapi sudah banyak yang memanfaatkan media (70%) dan memanfaatkan lingkungan (60%)

2 Menurut Ibu, apakah para guru sudah banyak memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar sosiologi?

Ya, mungkin sekitar 60%

3 Menurut Ibu, bagaimana seharusnya pembelajaran sosiologi saat ini?

Minimal siswa harus mengenal budaya di tempat tinggalnya, jadi pembelajaran sosiologi harus memfasilitasi

4 Untuk mengaktifkan peserta didik bukan hal yang mudah, dibutuhkan kemauan dan kemampuan guru berkomunikasi dengan peserta didik, bagaimana

Siswa SMA sudah pandai menyampaikan pendapat dan merupakan pembelajar yang hebat, jadi berilah kesempatan siswa untuk lebih aktif berdiskusi dan presentasi

Page 2: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

78

No Pertanyaan Jawaban menurut pendapat Ibu?

5 Menurut pendapat Ibu, bagaimana kepekaan peserta didik saat ini terhadap budaya lokal

Peserta didik masih peka dan cukup mengenal budaya lokalnya, tetapi paertisipasi mereka masih rendah dalam mengembangkannya

6 Menurut Ibu, bagaimana cara yang perlu dilakukan untuk mengkaitkan materi sosiologi dengan budaya lokal

Siswa secara berkelompok diberi tugas mengeksplor dan mempresentasikan budaya-budaya lokal yang ada disekitarnya.

7 Menurut Ibu, melihat kondisi tersebut apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh guru sosiologi saat ini?

Guru harus melek teknologi, mampu berkomunikasi dengan siswa dan menghargai budaya

8 Menurut Ibu, apakah sudah banyak guru yang menggunakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

Ya, walau mungkin baru sekitar 60%.

Page 3: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

79

Lampiran 2

MODEL

PELATIHAN GURU SOSIOLOGI TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh: GUNARSO

NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2015

UNTUK PENYELENGARA

Page 4: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

80

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi

guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini

dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional

peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Revormasi Birokrasi No 19 Tahun 2009, tentang Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan

tersebut secara jelas dinyatakan bahwa guru berkewajiban

melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

Mata pelajaran sosiologi di SMA merupakan salah satu

mata pelajaran yang mempelajari tentang budaya-budaya yang

berkembang di masyarakat. Seperti halnya di dalam

Kompetensi Dasar yang dipelajari di kelas XI semester 1 yang

tercantum pada Silabus Sosiologi, 2013) diharapkan peserta

didik mampu menjelaskan klasifikasi kelompok sosial (KD

3.1.1), mengetahui faktor pendorong terbentuknya kelompok

sosial (KD 3.1.2), mengidentifikasi pola hubungan antar

kelompok sosial (KD 3.1.3), mengidentifikasi kelompok sosial

dalam masyarakat multikultural (KD 3.1.4) dan menyajikan

hasil pengamatan dan diskusi mengenai kelompok sosial

dalam masyarakat (KD 4.1.1). Secara sikap, diharapkan

Page 5: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

81

peserta didik menumbuhkan kesadaran individu untuk

memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial

(KD 2.1) dan menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial

terhadap perbedaan sosial (KD 2.2).

Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi

bahwa diperlukan pembelajaran yang memberikan peluang

besar terhadap keaktifan peserta didik untuk menggali sendiri

dengan terjun langsung ke lapangan, melakukan pengamatan,

wawancara dengan nara sumber dan, mengambil makna dari

sebuah pembelajaran tersebut.

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan

suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung

memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif

menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar

kelas.

Inkuiri merupakan satu metode yang lebih banyak

menggunakan pendekatan saintifik dengan beberapa prinsip

mengamati, menanya, mengeskplorasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan. Muatan-muatan budaya lokal yang

lebih dekat dengan kehidupan peserta didik perlu digali dan

terintegrasi dalam pembelajaran sosiologi yang lebih dekat

dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal perlu diketahui, dipahami dan

dilaksanakan oleh guru-guru sosiologi SMA (Depdikbud,

2013).

B. Pengertian

Pelatihan guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal merupakan suatu bentuk pelatihan

untuk guru-guru sosiologi SMA yang membahas tentang

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal.

Page 6: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

82

C. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan pelatihan guru sosiologi

tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal sebagai

berikut.

1. Meningkatkan pengetahuan guru-guru tentang materi

pokok pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

2. Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai

pedoman dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal.

D. Sasaran

Pelatihan guru Sosiologi tentang pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal memiliki sasaran yaitu guru yang

tergabung dalam MGMP sosiologi di Kabupaten.

E. Indikator Keberhasilan

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan

diharapkan mampu memahami dan akhirnya

mengimplementasikan pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal dengan indikator:

1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Budaya

2. Lokal

3. Contoh RPP yang disusun dengan skenario pembelajaran

Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

F. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan pelatihan pembelajaran

Inkuiri Berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi di

Kabupaten sebagai berikut.

1. Pancasila sebagai landasan ideal

Page 7: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

83

2. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan

konstitusional

3. Landasan Operasional

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen

c. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

d. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru

e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan

Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar

Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan.

g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia NO 81 A tahun 2013 tentang Implementasi

Kuriklum 2013.

Page 8: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

84

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Penanggungjawab

Penanggungjawab kegiatan pelatihan guru sosiologi

tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah

ketua Penyelenggara.

B. Narasumber/Fasilitator

Narasumber pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal:

1. Widyaiswara Sosiologi dari LPMP Jawa Tengah

2. Pengawas SMA

3. Guru senior yang sudah melaksanakan pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal.

C. Waktu dan Tempat

1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dilaksanakan

selama 2 hari.

2. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan di ruang multimedia, atau ruang kelas

di SMA.

D. Peserta

Peserta kegiatan pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal adalah guru

sosiologi di Kabupaten.

E. Panitia

Panitia kegiatan pelatihan adalah dari MGMP Sosiologi

Kabupaten yang terdiri dari:

1. Ketua

a. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelatihan

Page 9: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

85

b. Membuat program pelaksanaan pelatihan

2. Sekretaris

a. Membantu ketua dalam pelaksanaan pelatihan

b. Membuat surat:

1) Permohonan nara sumber ke: LPMP, Dinas

Pendidikan, SMA tempat guru senior mengajar.

2) Permohonan ijin pelatihan ke Dinas Pendidikan

Kabupaten

3) Permohonan ijin tempat pelaksanaan pelatihan ke

tempat penyelenggara

4) Undangan Peserta Pelatihan ke SMA Negeri/Swasta

se Kabupaten

5) Menyiapkan formulir biodata peserta

6) Menyiapkan datar hadir

7) menyiapkan sertifikat

c. Menyusun jadwal pelatihan

d. Menyiapkan sertifikat peserta pelatihan

e. Mencatat hasil pelatihan

f. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan

3. Bendahara

a. Bersama ketua panitia membuat rencana anggaran

b. Mengatur pengeluaran biaya dalam pelaksanaan

pelatihan

c. Menginventarisasi nota, kwitansi pengeluaran keuangan

d. Membuat laporan keuangan

4. Sie Acara

a. Menerima Surat Tugas dan SPPD serta meminta tanda

tangan surat tugas kepada kepala sekolah tempat

pelatihan

b. Memandu peserta mengisi formulir pendaftaran

c. Memandu jalannya pelatihan

Page 10: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

86

5. Sie Konsumsi

Mengatur dan menyiapkan konsumsi penyelenggaraan

pelatihan

6. Sie Humas

a. Mendistribusikan surat-surat yang keluar

b. Memberikan informasi tentang pelatihan

7. Sie dokumentasi dan perlengkapan

a. Menyiapkan tempat pelatihan

b. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelatihan

F. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

Prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA

tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai

berikut.

PANITIA

MENGIRIMKAN

SURAT

PERMOHONANN

ARA SUMBER

LPMP JATENG

Dinas Pendidikan

MGMP Sosiologi

SURAT

UNDANGAN

PELATIHAN

KEPALA

SEKOLAH

KEPALA SEKOLAH

MENGIRIM GURU

SOSIOLOGI

SURAT IJIN

PELAKSANAAN

PELATIHAN

KEPALA DINAS

KEPALA SMA N 1

SINGOROJO

PELAKSANAAN PELATIHAN

MONOTORING DAN EVALUASI

MENGIRIM NARA

SUMBER

PELAPORAN DAN

PERTANGGUNGJAWABAN

Page 11: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

87

1. Perencanaan Pelatihan

a. Panitia membuat surat permohononan menjadi nara

sumber yaitu: widya Iswara, pengawas dan guru senior.

b. Panitia membuat surat ijin ke Dinas Pendidikan

Kabupaten.

c. Panitia membuat surat undangan pelatihan ke peserta

melalui kepala SMA Negeri/ Swasta se Kabupaten.

d. Panitia membuat surat ijin penggunaan tempat

pelatihan kepada kepala sekolah tempat penyelenggara.

2. Pelaksanaan

a. Peserta datang ke tempat pelatihan mengisi formulir

biodata peserta dan pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar

b. Peserta menyerahkan Surat Tugas dan SPPD

c. Peserta mendapatkan materi pelatihan

d. Peserta memasuki ruangan pelatihan dan siap mengikuti

pelatihan.

e. Narasumber memberikan pelatihan sesuai jadwal

3. Monitoring dan Evaluasi

Di akhir pelaksanaan dilakukan monitoring dan evaluasi

terhadap pelaksanaan pelatihan, dengan cara:

a. Hasil tugas pembuatan RPP sosiologi dengan metode

inkuiri berbasis budaya lokal dikumpulkan ke panitia.

b. Narasumber memberikan penilaian hasil tugas

pembuatan RPP

c. Pengisian Kuesioner tentang respon pelaksanaan

pelatihan (terlampir)

G. Struktur Program

Struktur program pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

Page 12: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

88

No MATERI PELATIHAN JPL

1 Kebijakan Pendidikan 2

2 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

2

3 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

4

5 Praktik Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal dengan Berkunjung ke Pusat Budaya Lokal

4

6 Monitoring dan evaluasi 2

J u m l a h 14

H. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan pelatihan pelatihan guru Sosiologi

tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai

berikut.

Hari: Pertama

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan sambutan-sambutan

Kepala SMA N 1 Singorojo

3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA

5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Widyaiswara

6 12.00 – 13.00 ISOMA

7 13.00 -16.00 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Guru Praktisi

Page 13: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

89

Hari: Kedua

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.30 – 08.30 Perjalanan Ke Pusat Budaya Lokal

2 08.30 – 12.00 Melakukan wawancara, observasi untuk pengambilan data

Guru Praktisi dan Masyarakat

3 12.00 – 13.00 ISOMA

4 13.00 – 14.00 Monitoring dan evaluasi Panitia

I. Anggaran (Perkiraan)

No Rincian Jumlah Biaya/ satuan Total

1 Narasumber dari Pengawas 2 jam 250,000.00 500,000.00

2 Narasumber dari Widyaiswara 2 jam 500,000.00 1,000,000.00

3 Guru Praktisi 8 hari 100,000.00 800,000.00

4 Transportasi peserta hari (2 hari)

20 orang 75,000.00 1,500,000.00

5 Konsumsi (2 hari) 20

orang 80,000.00 1,600,000.00

6 ATK 20

orang 15,000.00 300,000.00

7 Sewa minibus 1 hari 750,000.00 750,000.00

9 Perlengkapan 1 orang 100,000.00 100,000.00

10 Dekorasi dan dokumentasi 1 paket 250,000.00 250,000.00

Total

6,800,000.00

Page 14: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

90

BAB III

TATA TERTIB

A. Tata Tertib Administrasi

Peserta segera melapor kepada panitia penyelenggara

dan menyerahkan berkas kelengkapan administrasi yang

terdiri dari:

1. Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung

yang bersangkutan

2. SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang

bersangkutan

B. Tata Tertib Akademis

1. Peserta diwajibkan mengikuti seluruh acara yang telah

ditetapkan tercantum pada jadwal kegiatan.

2. Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari

3. Peserta harus hadir 10 menit sebelum kegiatan dimulai

4. Peserta wajib membawa laptop sendiri untuk menunjang

kegiatan pelatihan

5. Peserta wajib membawa silabus sosiologi dari sekolah

masing-masing.

6. Selama mengikuti kegiatan peserta berpakaian bebas rapi

7. Keperluan mengenai pelayanan dan atau materi akademik

diberikan oleh panitia

8. Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan

mengenakan tanda peserta

9. Selama kegiatan berlangsung peserta, penyaji materi dan

panitia dilarang merokok.

Page 15: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

91

BAB IV

PENUTUP

Kunci keberhasilan pelatihan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi SMA antara

lain:

1. Penyelenggara

a. Surat undangan kepada peserta pelatihan terkirim tepat

waktu dan mendapatkan kepastian kesanggupan untuk

mengikuti pelatihan

b. Tersedianya sarana dan prasarana pelatihan yang

memadai

c. Tersedianya konsumsi untuk pelatihan

d. Tersedianya blangko form biodata formulir pendaftaran

minimal sejumlah peserta pelatihan

e. Tersedianya materi pelatihan yang sudah digandakan

minimal sejumlah peserta pelatihan.

f. Mematuhi jadwal pelaksanaan yang sudah ada

g. Memberi informasi secara jelas tentang pelatihan

h. Memberi pelayanan baik dalam pelatihan

2. Nara Sumber

a. Menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal

b. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan

pelatihan

c. Adanya kejelasan dalam penyampaian materi

d. Adanya komunikasi aktif antara nara sumber dengan

peserta pelatihan

e. Mampu menciptakan suasana yang menyenangkan

dalam penyampaian materi

f. Menguasai pengelolaan kelas pelatihan

Page 16: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

92

g. Mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang

belum diketahui peserta

h. Bersikap dan berperilaku menyenangkan

3. Peserta Pelatihan

a. Memahami pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

b. Mampu membuat perencanaan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal

Page 17: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

93

Lampiran 1

Kop Surat..............................

Nomor : ...............,.................

Lampiran : 1 lembar Kepada:

Perihal : Undangan Pelatihan Guru Yth. Kepala SMA

.............................

di-

Tempat

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP

Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ....., akan menyelenggarakan

kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten .....l, untuk

pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan

Bapak/Ibu Kepala Sekolah untuk mengijinkan dan menugaskan

salah satu guru Sosiologi untuk menjadi peserta pelatihan yang

akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : ..............................

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ..........................................................

...........................................................

Ketentuan : Peserta wajib membawa silabus dan laptop

Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami ucapkan terima

kasih

Ketua Penyelenggara

................................

NIP. -

Page 18: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

94

Lampiran 2

Kop Surat...........................

Nomor : ...................,..................

Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Permohonan nara sumber Kepala LPMP

Jawa Tengah

di-

Semarang

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP

Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ......, akan menyelenggarakan

kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ............., untuk

pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan

Bapak menugaskan salah satu Widya Iswara bidang Sosiologi untuk

menjadi fasilitator dalam pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : .......................................

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ...........................................

...........................................

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan

terima kasih

Ketua Penyelenggara

.....................................

NIP. –

Page 19: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

95

Lampiran 3

Kop Surat........................

Nomor : ..................,.............

Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Permohonan nara sumber Kepala

Dinas Pendidikan

di-

.....................

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP

Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ......., akan menyelenggarakan

kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ................, untuk

pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan

Bapak menugaskan salah satu Pengawas untuk menjadi fasilitator

dalam pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : .........................................

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ..........................................

.................................................

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan

terima kasih

Ketua Penyelenggara

...................................

NIP. –

Page 20: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

96

Lampiran 4

Kop Surat

Nomor : ..................,...........

Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Permohonan nara sumber Kepala

SMA ..............

di-

.................

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP

Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ..... akan menyelenggarakan

kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ......, untuk

pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan

Bapak menugaskan kepada Ibu Septi Mantovani, M.Pd untuk

menjadi fasilitator dalam pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : .........................................

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : Gedung Serba Guna

...................................

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan

terima kasih

Ketua Penyelenggara

..................................

NIP. –

Page 21: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

97

Lampiran 5

Kop Surat........................

Nomor : ...............,.................

Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Ijin Kegiatan Kepala

Dinas Pendidikan

di-

.........................

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP

Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ........., akan menyelenggarakan

kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten .............. untuk

pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon ijin untuk

mengadakan pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : .................................................

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : .................................................

.................................................

Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak kami ucapkan

terima kasih

Ketua Penyelenggara

.................................

NIP. –

Page 22: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

98

Lampiran 6

Kop Surat............................

Nomor : ......................,.....................

Lampiran : 1 lembar Kepada Yth.

Perihal : Ijin Kegiatan Kepala

.........................

di-

........................

Diberitahukan dengan hormat, sesuai dengan program MGMP

Mata Pelajaran Sosiologi Tahun ..........., akan menyelenggarakan

kegiatan Pelatihan tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal bagi guru Sosiologi SMA se Kabupaten ............., untuk

pengembangan kompetensi guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon ijin untuk

mengadakan pelatihan yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : .....................................................

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : ......................................................

.......................................................

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima

kasih

Ketua Penyelenggara

.................................

NIP. –

Page 23: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

99

Lampiran 7

JADWAL KEGIATAN PELATIHAN

Hari: Pertama

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan sambutan-sambutan

Kepala ......

3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA

5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Widyaiswara

6 12.00 – 13.00 ISOMA

7 13.00 -16.00 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Guru Praktisi

Hari: Kedua

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.30 – 08.30

Perjalanan Ke Pusat Budaya Lokal

2 08.30 – 12.00

Melakukan wawancara, observasi untuk pengambilan data

Guru Praktisi dan Masyarakat

3 12.00 Perjalanan Pulang

Page 24: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

100

Lampiran 8

FORMULIR PENDAFTARAN PELATIHAN

Nama : .....................................................................

NIP : .....................................................................

Tempat, Tanggal lahir : .....................................................................

Unit Kerja : .....................................................................

No Telpon/ HP : ....................................................................

Alamat Rumah : .....................................................................

......................................................................

EMAIL : .....................................................................

............, ..................

______________________

_____

3 X 4

Page 25: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

101

Lampiran 9

INSTRUMEN RESPON PESERTA PELATIHAN

TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN

Petunjuk Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi yang ada. SS : Sangat sesuai dengan kondisi yang ada S : Sesuai dengan kondisi yang ada C : Cukup sesuai dengan kondisi yang ada KS : Kurang sesuai dengan kondisi yang ada TS : Tidak sesuai dengan kondisi yang ada Respon terhadap penyelenggara

No Pernyataan SS S C KS TS

1 Surat undangan tidak mendadak sehingga dapat menyiapkan apa saja yang perlu disiapkan untuk pelatihan

2 Tempat pelatihan dalam kondisi bersih

3 Tempat pelatihan luas dan sesuai dengan jumlah peserta

4 Sarana pendukung pelatihan seperti LCD, papan tulis, spidol, penghapus dan lain-lainnya tersedia dengan baik

5 Sound sistem tersedia dan dalam kondisi baik

6 Konsumsi yang disediakan mencukupi

7 Menerima form biodata formulir pendaftaran

8 Menerima materi pelatihan

9 Pelaksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal

10 Waktu setiap seasion sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

11 Mendapatkan informasi yang saya butuhkan

12 Petugas penyelenggara memberikan pelayanan secara memuaskan

13 Kondisi ruangan pelatihan tidak panas

14 Kondisi WC atau toilet dalam kondisi bersih

15 Kondisi tempat pelatihan memiliki penerangan yang memadahi

Page 26: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

102

Respon terhadap Nara Sumber

No Pernyataan SS S C KS TS

1 Nara sumber menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

2 Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan

3 Materi disampaikan secara jelas

4 Nara sumber mampu berkomunikasi secara aktif dengan peserta pelatihan

6 Nara sumber menciptakan suasana yang menyenangkan ketika menyampaikan materi

7 Nara sumber menguasai pengelolaan kelas pelatihan

8 Nara sumber mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta

9 Nara sumber memiliki sikap dan perilaku yang menyenangkan

Page 27: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

103

Nama : _____________________________________________________

NIP : _____________________________________________________

Asal Sekolah : _____________________________________________________

TES PENGUASAAN MATERI

Jawablah pertanyaan berikut secara jelas!

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal?

2. Sebutkan perbedaan antara pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal dengan pembelajaran lainnya!

3. Sebutkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal dalam penerapan pembelajaran sosiologi!

4. Hal apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan melaksanakan

pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal?

5. Sebutkan di daerah Bapak/Ibu yang dapat dijadikan sebagai

objek atau tema untuk pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal?

6. Kumpulkan hasil pembuatan RPP dengan metode pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal

Jawab

Page 28: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

104

Lampiran 3

MODEL

PELATIHAN GURU SOSIOLOGI TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh:

GUNARSO

NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2015

UNTUK NARA SUMBER

Page 29: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

105

BAB I

PENDAHULUAN

G. Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi

guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini

dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional

peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Revormasi Birokrasi No 19 Tahun 2009, tentang Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan

tersebut secara jelas dinyatakan bahwa guru berkewajiban

melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

Mata pelajaran sosiologi di SMA merupakan salah satu

mata pelajaran yang mempelajari tentang budaya-budaya yang

berkembang di masyarakat. Seperti halnya di dalam

Kompetensi Dasar yang dipelajari di kelas XI semester 1 yang

tercantum pada Silabus Sosiologi, 2013) diharapkan peserta

didik mampu menjelaskan klasifikasi kelompok sosial (KD

3.1.1), mengetahui faktor pendorong terbentuknya kelompok

sosial (KD 3.1.2), mengidentifikasi pola hubungan antar

kelompok sosial (KD 3.1.3), mengidentifikasi kelompok sosial

dalam masyarakat multikultural (KD 3.1.4) dan menyajikan

hasil pengamatan dan diskusi mengenai kelompok sosial

dalam masyarakat (KD 4.1.1). Secara sikap, diharapkan

peserta didik menumbuhkan kesadaran individu untuk

Page 30: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

106

memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial

(KD 2.1) dan menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial

terhadap perbedaan sosial (KD 2.2).

Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi

bahwa diperlukan pembelajaran yang memberikan peluang

besar terhadap keaktifan peserta didik untuk menggali sendiri

dengan terjun langsung ke lapangan, melakukan pengamatan,

wawancara dengan nara sumber dan, mengambil makna dari

sebuah pembelajaran tersebut.

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan

suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung

memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif

menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar

kelas.

Inkuiri merupakan satu metode yang lebih banyak

menggunakan pendekatan saintifik dengan beberapa prinsip

mengamati, menanya, mengeskplorasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan. Muatan-muatan budaya lokal yang

lebih dekat dengan kehidupan peserta didik perlu digali dan

terintegrasi dalam pembelajaran sosiologi yang lebih dekat

dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal perlu diketahui, dipahami dan

dilaksanakan oleh guru-guru sosiologi SMA (Depdikbud,

2013).

H. Pengertian

Pelatihan guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal merupakan suatu bentuk pelatihan

untuk guru-guru sosiologi SMA yang membahas tentang

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal.

Page 31: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

107

I. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan pelatihan guru sosiologi

tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal sebagai

berikut.

3. Meningkatkan pengetahuan guru-gutu tentang materi

pokok pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

4. Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai

pedoman dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal.

J. Sasaran

Pelatihan guru Sosiologi tentang pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal memiliki sasaran yaitu guru yang

tergabung dalam MGMP sosiologi di Kabupaten Kendal.

K. Indikator Keberhasilan

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan

diharapkan mampu memahami dan akhirnya

mengimplementasikan pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal dengan indikator:

4. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Budaya Lokal

5. Contoh RPP yang disusun dengan skenario pembelajaran

Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

L. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan pelatihan pembelajaran

Inkuiri Berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi di

Kabupaten Kendal sebagai berikut.

4. Pancasila sebagai landasan ideal

Page 32: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

108

5. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan

konstitusional

6. Landasan Operasional

h. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

i. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen

j. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

k. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru

l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan

Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar

Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan.

n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia NO 81 A tahun 2013 tentang Implementasi

Kuriklum 2013.

Page 33: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

109

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

J. Penanggungjawab

Penanggungjawab kegiatan pelatihan guru sosiologi

tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah

Gunarso, selaku ketua Penyelenggara.

K. Narasumber/Fasilitator

Narasumber pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal:

4. Widyaiswara Sosiologi dari LPMP Jawa Tengah

5. Pengawas SMA

6. Guru senior yang sudah melaksanakan pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal.

L. Waktu dan Tempat

3. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dilaksanakan

selama 2 hari.

4. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan di SMA N 1 Singorojo Kendal Jalan

Raya Boja Singorojo No Telp. 0294 579 1522

M. Peserta

Peserta kegiatan pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal adalah guru

sosiologi di Kabupaten Kendal.

Page 34: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

110

N. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

Prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA

tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai

berikut.

e. Setelah mendapatkan surat permohonan dari panitia, nara

sumber hal-hal yang harus dibawa yaitu surat tugas, SPPD,

materi dan media presentasi.

f. Nara sumber mengirim materi maksimal 2 hari sebelum

pelaksanaan pelatihan

g. Nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai jadwal

NARASUMBER

MENERIMA SURAT

PERMOHONAN

NARA SUMBER MENYIAPKAN

1. SURAT TUGAS

2. SPPD

3. MATERI PELATIHAN

4. PRESENTASI

KEMBALI KE INSTANSI DAN

MELAPOR KE ATASAN

MENGIRIM MATERI KE

PANITIA UNTUK

DIGANDAKAN, 2 HARI

SEBELUM PELAKSANAAN

DATANG KE

TEMPAT

PELATIHAN

MEMBERI

PELATIHAN

MEMBERIKAN PENUGASAN

DAN PENILAIAN

Page 35: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

111

h. Nara sumber siap memberi pelatihan dan memberi tugas

serta mengevaluasi peserta pelatihan

i. Pelatihan selesai, nara sumber kembali ke instansi dan

melaporkan ke atasan.

O. Struktur Program

Struktur program pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

No MATERI PELATIHAN JPL

1 Kebijakan Pendidikan 2

2 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

2

3 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

4

5 Praktik Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal dengan Berkunjung ke Pusat Budaya Lokal

4

J u m l a h 12

P. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan pelatihan pelatihan guru Sosiologi

tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai

berikut.

Hari: Pertama

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan sambutan-sambutan

Kepala SMA N 1 Singorojo

3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA

5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Widyaiswara

6 12.00 – 13.00 ISOMA

Page 36: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

112

7 13.00 -16.00 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Guru Praktisi

Hari: Kedua

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.30 –

08.30

Perjalanan Ke Pusat Budaya

Lokal

2 08.30 –

12.00

Melakukan wawancara,

observasi untuk

pengambilan data

Guru

Praktisi dan

Masyarakat

3 12.00 Perjalanan Pulang

Page 37: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

113

BAB III

TATA TERTIB

C. Tata Tertib Administrasi

Nara sumber menyerahkan

3. Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung

yang bersangkutan

4. SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang

bersangkutan

5. Materi pelatihan dan media presentasi maksimal 2 hari

sebelum pelaksanaan pelatihan.

D. Tata Tertib Akademis

10. Nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai dengan

jadwal

11. Narasumber hadir maksimal 20 menit sebelum kegiatan

dimulai

12. Narasumber berpakaian bebas rapi

13. Selama kegiatan berlangsung nara sumber dilarang

merokok.

Page 38: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

114

BAB IV

PENUTUP

Kunci keberhasilan nara sumber dalam memberikan

pelatihan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal bagi

guru-guru sosiologi SMA antara lain:

i. Menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal

j. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan

k. Adanya kejelasan dalam penyampaian materi

l. Adanya komunikasi aktif antara nara sumber dengan

peserta pelatihan

m. Mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam

penyampaian materi

n. Menguasai pengelolaan kelas pelatihan

o. Mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum

diketahui peserta

p. Bersikap dan berperilaku menyenangkan

Page 39: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

115

Lampiran 4

MODEL

PELATIHAN GURU SOSIOLOGI TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh: GUNARSO

NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2015

UNTUK PESERTA PELATIHAN

Page 40: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

116

BAB I

PENDAHULUAN

M. Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi

guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini

dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional

peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Revormasi Birokrasi No 19 Tahun 2009, tentang Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan

tersebut secara jelas dinyatakan bahwa guru berkewajiban

melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

Mata pelajaran sosiologi di SMA merupakan salah satu

mata pelajaran yang mempelajari tentang budaya-budaya yang

berkembang di masyarakat. Seperti halnya di dalam

Kompetensi Dasar yang dipelajari di kelas XI semester 1 yang

tercantum pada Silabus Sosiologi, 2013) diharapkan peserta

didik mampu menjelaskan klasifikasi kelompok sosial (KD

3.1.1), mengetahui faktor pendorong terbentuknya kelompok

sosial (KD 3.1.2), mengidentifikasi pola hubungan antar

kelompok sosial (KD 3.1.3), mengidentifikasi kelompok sosial

dalam masyarakat multikultural (KD 3.1.4) dan menyajikan

hasil pengamatan dan diskusi mengenai kelompok sosial

dalam masyarakat (KD 4.1.1). Secara sikap, diharapkan

Page 41: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

117

peserta didik menumbuhkan kesadaran individu untuk

memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial

(KD 2.1) dan menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial

terhadap perbedaan sosial (KD 2.2).

Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi

bahwa diperlukan pembelajaran yang memberikan peluang

besar terhadap keaktifan peserta didik untuk menggali sendiri

dengan terjun langsung ke lapangan, melakukan pengamatan,

wawancara dengan nara sumber dan, mengambil makna dari

sebuah pembelajaran tersebut.

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan

suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung

memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif

menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar

kelas.

Inkuiri merupakan satu metode yang lebih banyak

menggunakan pendekatan saintifik dengan beberapa prinsip

mengamati, menanya, mengeskplorasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan. Muatan-muatan budaya lokal yang

lebih dekat dengan kehidupan peserta didik perlu digali dan

terintegrasi dalam pembelajaran sosiologi yang lebih dekat

dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal perlu diketahui, dipahami dan

dilaksanakan oleh guru-guru sosiologi SMA (Depdikbud,

2013).

N. Pengertian

Pelatihan guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal merupakan suatu bentuk pelatihan

untuk guru-guru sosiologi SMA yang membahas tentang

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal.

Page 42: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

118

O. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan pelatihan guru sosiologi

tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal sebagai

berikut.

5. Meningkatkan pengetahuan guru-gutu tentang materi

pokok pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

6. Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai

pedoman dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal.

P. Sasaran

Pelatihan guru Sosiologi tentang pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal memiliki sasaran yaitu guru yang

tergabung dalam MGMP sosiologi di Kabupaten.

Q. Indikator Keberhasilan

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan

diharapkan mampu memahami dan akhirnya

mengimplementasikan pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal dengan indikator:

6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Budaya Lokal

7. Contoh RPP yang disusun dengan skenario pembelajaran

Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

R. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan pelatihan pembelajaran

Inkuiri Berbasis budaya lokal bagi guru-guru sosiologi di

Kabupaten sebagai berikut.

7. Pancasila sebagai landasan ideal

Page 43: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

119

8. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan

konstitusional

9. Landasan Operasional

o. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

p. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen

q. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

r. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru

s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan

Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar

Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan.

u. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia NO 81 A tahun 2013 tentang Implementasi

Kuriklum 2013.

Page 44: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

120

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

Q. Penanggungjawab

Penanggungjawab kegiatan pelatihan guru sosiologi

tentang Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah

Gunarso, selaku ketua Penyelenggara.

R. Narasumber/Fasilitator

Narasumber pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal:

7. Widyaiswara Sosiologi dari LPMP Jawa Tengah

8. Pengawas SMA

9. Guru senior yang sudah melaksanakan pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal.

S. Waktu dan Tempat

5. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal dilaksanakan

selama 2 hari.

6. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan di Gedung Serbaguna atau Ruang

Media yang ada di Sekolahan.

T. Peserta

Peserta kegiatan pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal adalah guru

sosiologi di Kabupaten.

Page 45: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

121

U. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

Prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA

tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai

berikut.

j. Setelah mendapatkan surat undangan dari panitia, peserta

pelatihan menyiapkan hal-hal yang harus dibawa yaitu

surat tugas, SPPD, laptop dan silabus mata pelajaran

sosiologi

PESERTA

MENERIMA SURAT

UNDANGAN

PESERTA MENYIAPKAN

5. SURAT TUGAS

6. SPPD

7. LAPTOP

8. SILABUS

9. FOTO 3 X4 2 LEMBAR

LAPORAN KE KEPALA

SEKOLAH

PESERTA DATANG KE

TEMPAT PELATIHAN

MENGISI BIODATA

FORMULIR

PENDAFTARAN

MENERIMA MATERI

PELATIHAN

MENGIKUTI PELATIHANDAN

MENYELESAIKAN TUGAS

MENGISI ANGKET RESPON TERHADAP PELAKSAAN

PELATIHAN, MENGERJAKAN EVALUASI, MENGUMPULKAN

TUGAS RPP

Page 46: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

122

k. Peserta datang ke tempat pelatihan

l. Setelah sampai di tempat pelatihan, mengisi form biodata

formulir pendaftaran dan menyerahkan foto 3 x 4 sebanyak

2 lembar

m. Peserta mendapatkan materi pelatihan

n. Peserta siap mengikuti pelatihan dan mematuhi aturan

yang berlaku dalam pelatihan, berpartisipasi aktif selama

kegiatan pelatihan

o. Peserta mengisi angket respon terhadap pelaksanaan

pelatihan, menjawab lembar soal dan mengumpulkan RPP

yang ditugaskan nara sumber.

p. Pelatihan selesai, peserta melaporkan kepada kepala

sekolah masing-masing.

V. Struktur Program

Struktur program pelatihan guru sosiologi tentang

Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai berikut.

No MATERI PELATIHAN JPL

1 Kebijakan Pendidikan 2

2 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

2

3 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

4

5 Praktik Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal dengan Berkunjung ke Pusat Budaya Lokal

4

J u m l a h 12

W. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan pelatihan pelatihan guru Sosiologi

tentang Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal sebagai

berikut.

Page 47: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

123

Hari: Selasa, 10 Maret 2015

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.00 – 08.00 Registrasi

2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan sambutan-sambutan

Kepala SMA

3 08.30 – 08.45 Coffe break

4 08.45 – 10.15 Kebijakan Pendidikan Pengawas SMA

5 10.15–12.00 Konsep Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Widyaiswara

6 12.00 – 13.00 ISOMA

7 13.00 -16.00 Perancangan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Guru Praktisi

Hari: Rabu, 11 Maret 2015

No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

1 07.30 – 08.30 Perjalanan Ke Pusat Budaya Lokal

2 08.30 – 12.00 Melakukan wawancara, observasi untuk pengambilan data

Guru Praktisi dan Masyarakat

3 12.00 Perjalanan Pulang

Page 48: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

124

BAB III

TATA TERTIB

E. Tata Tertib Administrasi

Peserta segera melapor kepada panitia penyelenggara

dan menyerahkan berkas kelengkapan administrasi yang

terdiri dari:

6. Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung

yang bersangkutan

7. SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang

bersangkutan

F. Tata Tertib Akademis

14. Peserta diwajibkan mengikuti seluruh acara yang telah

ditetapkan tercantum pada jadwal kegiatan.

15. Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari

16. Peserta harus hadir 10 menit sebelum kegiatan dimulai

17. Peserta wajib membawa laptop sendiri untuk menunjang

kegiatan pelatihan

18. Peserta wajib membawa silabus sosiologi dari sekolah

masing-masing.

19. Selama mengikuti kegiatan peserta berpakaian bebas

rapi

20. Keperluan mengenai pelayanan dan atau materi

akademik diberikan oleh panitia

21. Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan

mengenakan tanda peserta

22. Selama kegiatan berlangsung peserta, penyaji materi dan

panitia dilarang merokok.

Page 49: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

125

BAB IV

PENUTUP

Kunci keberhasilan peserta pelatihan dalam mengikuti

pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal bagi guru-guru

sosiologi SMA antara lain:

c. Memahami pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

d. Mampu membuat perencanaan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal

Page 50: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

126

Lampiran 1

FORMULIR PENDAFTARAN PELATIHAN

Nama : ...............................................................

NIP : ...............................................................

Tempat, Tanggal lahir .............................................................. :

Unit Kerja : ...............................................................

No Telpon/ HP : ..............................................................

Alamat Rumah : ...............................................................

................................................................

EMAIL : ...............................................................

............,...........................

___________________________

3 X 4

Page 51: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

127

Lampiran 2

INSTRUMEN RESPON PESERTA PELATIHAN

TERHADAP PELAKSANAAN PELATIHAN

Petunjuk Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi yang ada. SS : Sangat sesuai dengan kondisi yang ada S : Sesuai dengan kondisi yang ada C : Cukup sesuai dengan kondisi yang ada KS : Kurang sesuai dengan kondisi yang ada TS : Tidak sesuai dengan kondisi yang ada

Respon terhadap penyelenggara

No Pernyataan SS S C KS TS

1 Surat undangan tidak mendadak sehingga dapat menyiapkan apa saja yang perlu disiapkan untuk pelatihan

2 Tempat pelatihan dalam kondisi bersih

3 Tempat pelatihan luas dan sesuai dengan jumlah peserta

4 Sarana pendukung pelatihan seperti LCD, papan tulis, spidol, penghapus dan lain-lainnya tersedia dengan baik

5 Sound sistem tersedia dan dalam kondisi baik

6 Konsumsi yang disediakan mencukupi

7 Menerima form biodata formulir pendaftaran

8 Menerima materi pelatihan

9 Pelaksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal

10 Waktu setiap seasion sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

11 Mendapatkan informasi yang saya butuhkan

12 Petugas penyelenggara memberikan pelayanan secara memuaskan

13 Kondisi ruangan pelatihan tidak panas

14 Kondisi WC atau toilet dalam kondisi bersih

15 Kondisi tempat pelatihan memiliki penerangan yang memadahi

Page 52: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

128

Respon terhadap Nara Sumber No Pernyataan SS S C KS TS

1 Nara sumber menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

2 Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan

3 Materi disampaikan secara jelas

4 Nara sumber mampu berkomunikasi secara aktif dengan peserta pelatihan

6 Nara sumber menciptakan suasana yang menyenangkan ketika menyampaikan materi

7 Nara sumber menguasai pengelolaan kelas pelatihan

8 Nara sumber mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta

9 Nara sumber memiliki sikap dan perilaku yang menyenangkan

Page 53: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

129

Nama : ________________________________________________

NIP : ________________________________________________

Asal Sekolah:________________________________________________

TES PENGUASAAN MATERI

Jawablah pertanyaan berikut secara jelas!

7. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal?

8. Sebutkan perbedaan antara pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal dengan pembelajaran lainnya!

9. Sebutkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal dalam penerapan pembelajaran sosiologi!

10. Hal apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan

melaksanakan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal?

11. Sebutkan di daerah Bapak/Ibu yang dapat dijadikan

sebagai objek atau tema untuk pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal?

12. Kumpulkan hasil pembuatan RPP dengan metode

pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

Jawab

Page 54: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

130

Lampiran 5

MATERI MODEL PELATIHAN GURU SOSIOLOGI

TENTANG PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS BUDAYA LOKAL

Oleh: GUNARSO

NIM : 942013076

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2015

UNTUK PESERTA PELATIHAN

Page 55: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

131

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan legal formal pengembangan SDM guru adalah

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Pasal 10 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa kompetensi

guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut empat kompetensi ini

dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Landasan operasional

peningkatan kompetensi guru tersebut adalah Permenpan No

19 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya. Dalam Permen tersebut secara jelas dinyatakan

bahwa guru berkewajiban melakukan pengembangan

keprofesian secara berkelanjutan.

Salah satu kompetensi guru sosiologi yang perlu dikuasai

dan terus dikembangkan adalah kompetensi pedagogik. Guru

dituntut untuk mampu dalam mengelola peserta didik yang

meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,

pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan

kurikulum, perancangan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran yang dialogis, evaluasi dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Terkait dengan kompetensi pedagogik, salah satu hal yang

penting bagi guru sosiologi adalah terus update metode-

metode pembelajaran yang relevan dengan peserta didik saat

ini. Sudah sepantasnya pembelajaran yang lebih didominasi

Page 56: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

132

dengan ceramah guru, peserta didik duduk diam

mendengarkan guru mengajar beralih menjadi pembelajaran

yang berpusat pada peserta didik. Jika dilihat dari

karakteristik mata pelajaran sosiologi di SMA, memberikan

peluang bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik.

Mata pelajaran sosiologi dan antropologi di SMA

merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari

tentang budaya-budaya yang berkembang di masyarakat.

Seperti halnya di dalam Kompetensi Dasar yang dipelajari di

kelas XI semester 1 yang tercantum pada Silabus Sosiologi,

2013) diharapkan peserta didik mampu menjelaskan

klasifikasi kelompok sosial (KD 3.1.1), mengetahui faktor

pendorong terbentuknya kelompok sosial (KD 3.1.2),

mengidentifikasi pola hubungan antar kelompok sosial (KD

3.1.3), mengidentifikasi kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural (KD 3.1.4) dan menyajikan hasil pengamatan

dan diskusi mengenai kelompok sosial dalam masyarakat (KD

4.1.1). Secara sikap, diharapkan peserta didik menumbuhkan

kesadaran individu untuk memiliki tanggungjawab publik

dalam ranah perbedaan sosial (KD 2.1) dan menunjukkan

sikap toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan sosial

(KD 2.2).

Tuntutan kurikulum tersebut membawa konsekuensi

bahwa diperlukan pembelajaran yang memberikan peluang

besar terhadap keaktifan peserta didik untuk menggali sendiri

dengan terjun langsung ke lapangan, melakukan pengamatan,

wawancara dengan nara sumber dan mengambil makna dari

sebuah pembelajaran tersebut. Dengan melihat sendiri,

mengamati keberagaman sosial dan budaya akan tumbuh

kesadaran dan sikap toleransi, empati sosial terhadap

Page 57: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

133

perbedaan yang ada. Ketika melihat budaya-budaya lokal yang

mulai memudar, diharapkan akan tumbuh kesadaran dan

kepekaan tentang pentingnya pelestarian budaya lokal.

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal merupakan

suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung

memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif

menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar

kelas. Pembelajaran berbeda jauh dengan pembelajaran yang

hanya monoton di dalam kelas, mendengarkan penjelasan

guru, peserta didik tidak mengalami secara langsung dan tidak

bersentuhan langsung dengan budaya lokal yang ada.

Pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru

cenderung pada transfer knowledge atau pemahaman secara

kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotor belum

sepenuhnya diperhatikan dalam penilaiannya.

Inkuiri merupakan satu metode yang lebih banyak

menggunakan pendekatan saintifik dengan beberapa prinsip

mengamati, menanya, mengeskplorasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan. Muatan-muatan budaya lokal yang

lebih dekat dengan kehidupan peserta didik perlu digali dan

terintegrasi dalam pembelajaran sosiologi yang lebih dekat

dengan hal-hal tersebut. Dengan demikian, pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal perlu diketahui, dipahami dan

dilaksanakan oleh guru-guru sosiologi SMA (Depdikbud,

2013).

Page 58: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

134

B. Tujuan Pelatihan

Materi pelatihan ini akan mengungkap, apa yang

dimaksud dengan pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal,

bagaimana implementasinya dalam pembelajaran di SMA.

Dengan mempelajari materi pelatihan ini diharapkan peserta

pelatihan mampu:

1. Memahami:

a. Pengertian Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

b. Tujuan Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

c. Nilai-nilai dalam Pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal

d. Prinsip dan pendekatan pengembangan Pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal

2. Menyusun Perencanaan pengembangan pembelajaran

inkuiri berbasis budaya lokal

3. Melaksanakan Pengembangan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal di lingkungan sekolahnya.

Page 59: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

135

BAB II

PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS

BUDAYA LOKAL

A. Pengertian

Pembelajaran inkuiri menurut Sumantri (1999:164),

merupakan cara penyajian pelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi

dengan atau tanpa bantuan guru. Dengan melalui metode ini

dapat membantu siswa untuk belajar mandiri. Hal ini sesuai

dengan pendapat Suchman (1996 : 3), pembelajaran inkuiri

adalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar

merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri dan memiliki

kesadaran akan kemampuannya. Konsep dasar lain juga

disampaikan Widja (1985:48), metode pembelajaran inkuiri

adalah suatu metode yang menekankan pengalaman-

pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan

konsep-konsep dan prinsip. Konsep tersebut juga didukung

oleh Nasution (1992:128), menyatakan bahwa metode

pembelajaran inkuiri adalah merupakan proses belajar yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan

menafsirkan problema secara sistematika yang memberikan

konklusi berdasarkan pembuktian.

Dengan demikian konsep pembelajaran inkuiri

menitikberatkan pada pemberian kesempatan pada siswa

untuk berperan aktif peserta didik dalam menyelesaikan

masalah melalui pembuktian yang dilakukan oleh siswa. Hal

ini juga dipertegas oleh Trowbridge dan Bybee ( 1973 : 210)

menyatakan bahwa, dengan pendekatan inkuiri maka

pembelajaran menjadi lebih berpusat pada anak, proses

belajar melalui inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan

Page 60: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

136

konsep diri pada diri siswa, mengembangkan bakat,

menghindari siswa dari cara-cara belajar dengan menghafal,

dan memberikan waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model

inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa,

sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak

belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam

memecahkan masalah, sehingga siswa benar-benar

ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Dalam pelaksanaan

pembelajaran inkuiri memiliki tujuan iringan (nutrunant effect)

yaitu: (1) memperoleh keterampilan untuk memproses secara

ilmiah (mengamati, mengumpulkan, mengorganisasikan data,

mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji

hipotesis, serta mengambil simpulan); (2) lebih berkembangnya

daya kreativitas anak; (3) belajar secara mandiri; (4) perolehan

sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya

secara tentatif (Gulo, 2002:101).

Dalam perkembangan dunia pendidikan sekarang ini,

metode pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting

yaitu: (1) menekankan kepada proses perolehan informasi oleh

siswa, (2) membuat konsep diri siswa bertambah dengan

penemuan-penemuan yang diperolehnya, (3) memiliki

kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan

keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para siswa, (4)

penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi

kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya,(5) tidak

menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber belajar,

karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar ( Sumantri, 1999:166).

Page 61: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

137

Agar pelaksanaan pembelajaran inkuiri dapat mencapai

hasil yang optimal maka diperlukan syarat–syarat. Adapun

syarat pembelajaran inkuiri adalah : (1) suasana terbuka yang

mengundang siswa berdiskusi atau tidak ada hambatan untuk

mengemukakan pendapatnya; (2) inkuiri berfokus pada

hipotesis, siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua

pengetahuan bersifat tentatif artinya tidak ada kebenaran yang

bersifat mutlak atau kebenarannya selalu bersifat sementara;

(3) penggunaan fakta sebagai evidensi, di dalam kelas

dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta

sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada

umumnya (Gulo, 2002:85).

Sehubungan dengan tujuan dan syarat pembelajaran

inkuiri maka peranan utama guru sebagai berikut: (1)

motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan

gairah berpikir; (2) fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar

jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa; (3)

administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh

kegiatan di dalam kelas; (4) pengarah, yang memimpin arus

kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan; (5)

manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan

organisasi kelas; (6) rewarder, yang memberi penghargaan

pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan

semangat heuristik pada siswa (Gulo, 2002: 86).

Manfaat lain yang didapat dari penerapan pembelajaran

inkuiri yaitu dapat mengembangkan kemampuan intelektual,

pengembangan emosional dan pengembangan

keterampilannya. Langkah pembelajaran inkuiri meliputi (1)

merumuskan masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3)

mengumpulkan bukti ; (4) menguji hipotesis, dan; (5) menarik

simpulan (Gulo,2004 : 94)

B. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri

Page 62: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

138

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.2 Proses Inkuiri ( Gulo, 2004 : 94)

Pembelajaran inkuiri diawali dari sebuah permasalahan

yang perlu dikaji oleh siswa. Sebelum melakukan pengamatan

untuk mengambil data, siswa perlu merumuskan hipotesis

yaitu dugaan sementara atas jawaban berdasarkan literatur-

literatur. Setelah melakukan pengamatan di lapangan maka

hasil data informasi melalui wawancara dan pengamatan

dapat digunakan untuk menguji dugaan dan ditarik

simpulan.

Model pembelajaran yang dapat diadaptasi dalam

pembelajaran sosiologi antropologi untuk mengembangkan

wawasan pengetahuan peserta didik dengan penekanan proses

pengamatan secara langsung dengan budaya lokal.

Pembelajaran model inkuiri berbasis budaya lokal adalah

pendekatan pembelajaran pada masalah autentik terkait

budaya lokal sehingga siswa dapat menyusun

pengetahuannya, menumbuhkembangkan kemandirian, serta

meningkatkan percaya diri pada siswa (Abbas. 2000:12).

Page 63: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

139

Model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan sebagai

berikut: (1) dengan metode pembelajaran inkuiri akan melatih

siswa berani mengemukakan pendapat dan menemukan

sendiri pengetahuannya berdasarkan hasil pengamatan

langsung, (2) model pembelajaran ini dikemas menjadi proses

membangun bukan menerima pengetahuan artinya siswa

membangun pengetahuan secara mandiri melalui keterlibatan

aktif dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan

berbagai sumber, dengan demikian pembelajaran berpusat

pada siswa. Penerapan pembelajaran model inkuiri terdiri dari

5 langkah sebagai berikut :

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Model Inkuiri

No Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Kegiatan Guru

1 Orientasi siswa pada masalah dan mampu merumuskan masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas

2 Mengorganisir siswa dalam belajar

Guru membagi siswa dalam kelompok Guru membantu siswa dalam mendefinisikan danmeng-organisasikan tugas–tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang akan dikaji

3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah yang dikaji

4 Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam

Page 64: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

140

No Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Kegiatan Guru

menyajikan hasil karya

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan laporan, video, dan model, membantu mereka membagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan

Sumber : Abbas, 2000:14–15

C. Keefektifan Pembelajaran Model Inkuiri

Pembelajaran model inkuiri adalah pendekatan

pembelajaran pada masalah autentik sehingga siswa dapat

menyusun pengetahuannya, menumbuh kembangkan

kemandirian, serta meningkatkan percaya diri pada siswa

(Abbas. 2000:12). Menurut Slavin ( 1994: 310 ) untuk

mengetahui tingkat keefektifan pembelajaran model

ditentukan empat indikator yaitu: kualitas pembelajaran

(quality of instruction), kesesuaian tingkat pembelajaran

(appropriate level of instruction ), insentif ( incentive ), dan

waktu ( time ).

Kualitas pembelajaran adalah banyaknya informasi atau

keterampilan yang disajikan sehingga siswa dapat

mempelajarinya dengan mudah. Dengan kata lain, makin kecil

tingkat kesalahan yang diperoleh makin efektiflah tingkat

pembelajaran. Penentuan tingkat efektivitas pembelajaran

tergantung pada pencapaian tujuan pembelajaran, biasanya

disebut ketuntasan belajar. Kesesuaian tingkat belajar adalah

sejauh mana guru memastikan kesiapan siswa untuk

Page 65: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

141

mempelajari pengetahuan baru (siswa mempunyai

pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

pengetahuan baru tersebut). Dengan kata lain materi pelajaran

yang diberikan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.

Intensif adalah seberapa besar seorang guru memotivasi siswa

untuk mengerjakan tugas-tugas belajar. Semakin besar

motivasi yang diberikan guru kepada siswa maka keaktifan

siswa semakin besar pula. Dengan demikian pembelajaran

akan lebih efektif.

Pembelajaran akan efektif apabila siswa dapat

menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.Konsekuensinya bahwa dalam pembelajaran

sangat perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam

pengorganisasian pelajaran dan pengetahuannya. Semakin

aktif siswa maka ketercapaian ketuntasan pembelajaran

semakin besar, sehingga semakin efektiflah pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa

pembelajaran model inkuiri dikatakan efektif apabila

memenuhi paling sedikit dua dari tiga persyaratan adalah (1)

belajar siswa secara klasikal sudah tuntas; (2) tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai;(3) respon siswa

terhadap pembeajaran positif.

D. Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya Lokal

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal merupakan

proses pembelajaran yang memadukan metode inkuiri yaitu

menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong

siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip melalui

pengamatan yang melibatkan budaya lokal. Yang dimaksud

budaya menurut Koentjoroningrat adalah keseluruhan sistem

gagasan, tindakan, dan segala hasil karya manusia dalam

rangka khidupan masyarakat yang dijadikan milik diri

Page 66: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

142

manusia dengan cara belajar (Gering Supriyadi 2003).

Pembelajaran inkuiri berbasis budaya merupakan

pembelajaran yang melibatkan lingkungan belajar dan

perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan

budaya lokal sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Pendekatan ini didasarkan pada pengakuan terhadap budaya

sebagai bagian yang fundamental dalam pendidikan.

Pelajaran sosiologi lebih banyak berhubungan dengan

masalah dan gejala yang muncul di masyarakat. Pembelajaran

sosiologi yang selama ini diterapkan lebih didominasi di dalam

kelas dengan pembahasan dan informasi dari guru cenderung

berjalan satu arah yaitu proses transfer knowledge. Dengan

berlakunya kurikulum 2013, paradigma pembelajaran sudah

berubah pada pembelajaran berpusat pada siswa, bahkan

guru sifatnya sebagai salah satu sumber belajar, bukan satu-

satunya sumber belajar. Belajar dalam konteks kurikulum

2013 sudah menuntut penggunaan berbagai sumber belajar,

termasuk lingkungan masyarakat sekitar sebagai wadah

melakukan pengamatan. Terkait dengan hal tersebut, peserta

didik dapat melakukan proses pengamatan terhadap budaya-

budaya lokal di sekitar peserta didik, melakukan wawancara

dengan narasumber yang relevan. Dari proses pengamatan,

perserta didik juga berlatih berkomunikasi, melalui kegiatan

menanya dan akhirnya mendapatkan sekumpulan informasi

baik dalam bentuk informasi lesan, tertulis maupun rekaman

dalam bentuk video. Informasi-informasi tersebut dijadikan

peserta didik sebagai bahan melakukan asosiasi atau

pengolahan informasi dalam bentuk diskusi di dalam kelas.

Hasil diskusi secara kelompok digunakan sebagai bahan

peserta didik melakukan proses presentasi kelas. Kegiatan ini

Page 67: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

143

sebagai bentuk melatih diri bagaimana peserta didik

mengkomunikasikan hasil pengamatan pada orang lain.

Objek-objek pengamatan yang dapat diamati dalam

proses pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal adalah

objek multikultur masyarakat di sekitar peserta didik. Secara

khusus di wilayah Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal,

terdapat objek-objek budaya lokal seperti kesenian Kuda

Lumping, Sintren (Laes), kegiatan Nyadran (sedekah bumi) dan

Merti Desa melalui wayang kulit. Peserta didik dapat

melakukan pengamatan, perekaman, wawancara dan akhirnya

menganalisis bagaimana sejarahnya, fungsi-fungsi dan tujuan

kegiatan, nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan dan nilai

ekonomis. Peserta didik dapat menggali potensi-potensi

budaya lokal sebagai aset wilayah sebagai desa wisata.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan proses

pembelajaran yang melibatkan peserta didik melakukan

pengamatan dengan objek-objek budaya lokal. Pembelajaran

inkuiri berbasis budaya merupakan pembelajaran yang

melibatkan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman

belajar yang mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian

dari proses pembelajaran. Pendekatan ini didasarkan pada

pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental

dalam pendidikan. Prinsip strategi pembelajaran inkuiri adalah

sebagai berikut:

1. siswa akan bertanya jika merekah dihadapkan pada

masalah yang membingungkan

2. siswa dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi

berpikir merekah.

3. Strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan

ditambahkan pada apa yang telah merekah miliki.

Page 68: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

144

4. Pembelajaran Inkuiri dalam kelompok dapat memperkaya

pikiran dan membantu siswa dalam belajar mengenai

pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat

orang lain.

Karakteristik dari Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap

penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas.

2. Adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk

pembelajaran inkuiri.

3. Penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.

Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal antara lain:

1. Strategi Pembelajaran Inkuiri berbasis budaya lokal

merupakan Strategi Pembelajaran yang menekankan

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran

melalui pendekatan ini dianggap lebih bermakna.

2. Strategi pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar merekah.

3. Strategi pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan

tingka laku berkat adanya pengalaman.

4. keuntungan lain adalah pembelajaran ini dapat melayani

kebutuhan siswa yang memilki kemampuan diatas rata-

rata. artinya, siswa yang memilki kemampuan belajar

bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam

belajar.

Kelemahan strategi pembelajaran inkuiri berbasis budaya

lokal antara lain:

Page 69: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

145

1. Guru yang belum terbiasa akan mengalami kesulitan

mengontrol kegiatan siswa, karena lebih banyak pada

penugasan-penugasan untuk melakukan wawancara,

survey, dan observasi di luar sekolah.

2. Pembelajaran ini sulit dalam merencanakan pembelajaran

oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam

belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya,

memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit

menyesuaikannnya dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka

pembelajaran ini akan sulit diimplimentasikan oleh setiap

guru.

E. Implementasi Pembelajaran Inkuiri Berbasis Budaya

Lokal

Untuk mengimplementasikan pembelajaran inkuiri

berbasis budaya lokal, guru perlu melakukan perencanaan

dalam bentuk Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Secara umum pelaksanaan pembelajaran inkuiri berbasis

budaya lokal dilakukan di luar kelas dan di dalam kelas.

Gambar 1. Siswa secara Berkelompok Melakukan Observasi, Wawancara tentang Budaya Lokal

Page 70: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

146

Proses pembelajaran di luar kelas, peserta didik

mendapatkan tugas untuk melakukan wawancara, melakukan

observasi atau pengamatan dengan alat-alat perekam berupa

video terhadap kejadian-kejadian di masyarakat. Sebagai

contoh, peserta didik secara berkelompok melakukan

wawancara layaknya seorang reporter untuk mendapatkan

data tentang seni kuda lumping di Singorojo. Mereka

melakukan wawancara tentang asal-usul kesenian tersebut,

bagaimana pengelolaannya, bagaimana proses pewarisan

budaya tersebut pada generasi berikutnya, bagaimana

pengaruh kesenian tersebut terhadap pelestarian nilai-nilai di

masyarakat, dampaknya terhadap perekonomian setempat dan

potensi apa yang dapat dikembangkan dari kesenian kuda

lumping tersebut. Setelah peserta didik melakukan observasi,

wawancara, dan rekaman untuk memperoleh data yang

akurat, selanjutnya hasilnya didiskusikan di dalam kelas dan

melakukan presentasi.

Gambar 2. Siswa Melakukan Pengamatan dan Mencoba Gamelan Sebagai Bentuk Kecintaan terhadap Budaya Lokal

Page 71: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

147

Gambar 3. Siswa Melakukan Presentasi berdasarkan Hasil Pengamatan, dan wawancara di Lapangan

Berikut ini salah satu contoh Perencanaan Pelaksanaan

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal pada materi

kelompok sosial kelas XI Semester 1.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP )

SatuanPendidikan: SMA NEGERI 1 SINGOROJO Kelas/ Semester : XI /1 Mata Pelajaran : Sosiologi Materi : Pembentukan Kelompok Sosial Alokasi waktu : 2 x 2 JP

A. Kompetensi Inti KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya. KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,

Page 72: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

148

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah,menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar No Kompentensi Dasar Indikator 1 1.1 Memperdalam nilai

agama yang dianutnya dan menghargai keberagaman agama dengan menjunjung tinggi keharmonisandalam kehidupan bermasyarakat

2 2.1 Menumbuhkan kesadaran individu untuk memiliki tanggungjawab publik dalam ranah perbedaan sosial. 2.2 Menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan sosial

3 3.1 Memahami tinjauan Sosiologi dalam mengkajipengelompok-kan sosial dalam masyarakat.

3.1.1 Mengidentifikasi kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

3.1.2 Mengetahui faktor pendorong

Page 73: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

149

terbentuknya kelompok sosial.

3.1.3 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan keteraturannya

3.1.4 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan ketidakteraturannya.

3.1.5 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan genealogis

3.1.6 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan dasar kesatuan teritorialnya

3.1.7 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan sakral

3.1.8 Mengetahui kelompok sosial atas dasar ekonomi

3.1.9 Mengetahui kelompok sosial berdasarkan kesatuan campuran

4 4.1 Melakukan pengamatan dan diskusi tentang kelompok sosial dalam masyarakat dipandang dari sudut Sosiologi.

4.1.1 Menyajikan hasil pengamatan dan diskusi mengenai kelompok sosial dalam masyarakat.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah melalui proses pembelajaran :

1. Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi kelompok

sosial dalam masyarakat multikultural.

2. Siswa diharapkan mampu mengetahui faktor pendorong

terbentuknya kelompok sosial.

3. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial

berdasarkan keteraturannya

Page 74: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

150

4. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial

berdasarkan ketidakteraturannya

5. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial

berdasarkan kesatuan genealogis

6. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial

berdasarkan dasar kesatuan teritorialnya

7. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial

berdasarkan kesatuan sakral

8. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial

atas dasar ekonomi

9. Siswa diharapkan mampu mengetahui kelompok sosial

berdasarkan kesatuan campuran

10. Setelah melakukan pengamatan dan diskusi mengenai

kelompok sosial dalam masyarakat, siswa diharapakan

dapat menyajikan pengamatan dan diskusi yang telah

dilakukan.

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta :

Mengamati kelompok-kelompok sosial dalam masayarakat

multikultural

2. Konsep :

Faktor pendorong terbentuknya kelompok sosial.

Mengetahui klasifikasi kelompok sosial berdasarkan

kriteria.

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Pendekatan Ilmiah

2. Model Pembelajaran : Diskusi kelompok kecil

3. Metode Pembelajaran : Pengamatan, ceramah, diskusi,

tanya jawab dan penugasan.

Page 75: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

151

F. Sumber Pembelajaran

Buku Ajar Sosiologi kelas XI

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

G. Media dan Alat Pembelajaran

Media : Gambar

Alat : LCD, Laptop, Papan Tulis

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

No Kegiatan pembelajaran Waktu 1 Pendahuluan

Guru memberikan salam dan mengkondisikan kelas, kemudian guru menanyakan pemahaman siswa mengenai pembelajaran sebelumnya.

Review pelajaran minggu yang lalu. Memberikan informasi tentang materi

yang akan disampaikan serta tujuannya. Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru memberikan pemahaman pentingnya belajar mengenai kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.

Guru memulai mengkondisikan kelas atau membagi kelas dalam kelompok kecil berjumlah 4 anak dalam 1 kelompoknya. Selanjutnya guru memberikan topik dan petunjuk diskusi untuk setiap kelompok.

10 menit

2 Kegiatan inti Mengamati

Siswa di persilahkan untuk mengamati tayangan gambar dan artikel yang akan di jadikan sebagai bahan diskusi

10 menit

Page 76: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

152

No Kegiatan pembelajaran Waktu mengenai permasalahan sosial dalam masyarakat

Menanya Siswa bertanya tentang konsep yang ada dalam gambar.

Eksperimen Siswa mulai mengkaitkan hal yang diketahui dengan yang disampaikan guru.

Mengasosiasikan Siswa menganalisis konsep yang ada digambar dengan membandingkan pengalaman yang dimilikinya. Dan mengkaitkannya bersama untuk membahas konsep dalam gambar yang telah diberikan oleh guru.

Mengkomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil analisis gambar dan ditanggapi oleh siswa lainnya. Melalui hasil diskusi dan komentar peserta didik, guru melakukan penilaian dan menjelaskan materi sesuai dengan indikator dalam KD.

15 menit 15 menit 20 menit 5 menit

3 Penutup Menyimpulkan keseluruhan hasil diskusi

yang telah disampaikan oleh masing-masing kelompok, dengan meluruskan kesalah pahaman konsep yang terjadi. Guru memberikan masukkan berkaitan dengan hasil diskusi.

Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya

Penutup (Salam)

15 menit

Page 77: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

153

2. Pertemuan Kedua

No Kegiatan pembelajaran Waktu

1 Pendahuluan Guru memberikan salam dan

mengkondisikan kelas, kemudian guru menanyakan pemahaman siswa mengenai pembelajaran sebelumnya.

Review pelajaran minggu yang lalu. Memberikan informasi tentang materi yang

akan disampaikan serta tujuannya. Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru memberikan pemahaman pentingnya belajar mengenai kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.

Guru memulai mengkondisikan kelas atau membagi kelas dalam kelompok kecil berjumlah 4 anak dalam 1 kelompoknya. Selanjutnya guru memberikan topik dan petunjuk diskusi untuk setiap kelompok.

10 menit

2 Kegiatan inti Mengamati

Siswa di persilahkan untuk mengamati tayangan gambar dan artikel yang akan di jadikan sebagai bahan diskusi mengenai permasalahan sosial dalam masyarakat

Menanya Siswa bertanya tentang konsep yang ada dalam gambar.

Eksperimen Siswa mulai mengkaitkan hal yang diketahui dengan yang disampaikan guru.

Mengasosiasikan Siswa menganalisis konsep yang ada digambar dengan membandingkan pengalaman yang dimilikinya. Dan mengkaitkannya bersama untuk membahas konsep dalam gambar yang telah diberikan oleh guru.

10 menit

15 menit

15 menit

20 menit

5 menit

Page 78: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

154

Mengkomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil analisis gambar dan ditanggapi oleh siswa lainnya. Melalui hasil diskusi dan komentar peserta didik, guru melakukan penilaian dan menjelaskan materi sesuai dengan indikator dalam KD.

3 Penutup Menyimpulkan keseluruhan hasil diskusi

yang telah disampaikan oleh masing-masing kelompok, dengan meluruskan kesalah pahaman konsep yang terjadi. Guru memberikan masukkan berkaitan dengan hasil diskusi.

Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya

Penutup (Salam)

16 menit

I. PENILAIAN

1. Sikap spiritual

a. Observasi : guru mengamati sikap spiritual yang

ditunjukan siswa setelah mendapatkan materi

b. Instrumen : sesuai dengan indikator yang telah dibuat

oleh guru (skala rentang)

2. Sikap Sosial

a. Observasi : guru mengamati sikap sosial yang

ditunjukan siswa setelah mendapatkan materi

b. Instrumen : sesuai dengan indikator yang telah dibuat

oleh guru (skala rentang)

3. Pengetahuan

a. Tertulis

b. Uraian

Page 79: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

155

4. Keterampilan

Siswa melakukan presentasi secara individu atau

kelompok dan dinilai keaktifannya oleh guru.

Mengetahui, .................., ...............2014

Kepala Sekolah Guru Mapel

........................................ ....................................... NIP. ................................. NIP. ................................

Page 80: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

156

Lampiran 1 RPP

A. Klasifikasi Kelompok Sosial (Social Group)

1. Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan

antar anggota menurut Ferdinand Tonnies:

a. Paguyuban (gemeinschaft)

Paguyuban: kelompok sosial yang anggota-anggotanya

memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan

kekal.

Ciri-ciri kelompok paguyuban :

- terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota

- hubungan antar anggota bersifat informal

b. Tipe paguyuban:

- Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by

blood)

Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.

Kelompok genealogis : kelompok yang terbentuk

berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok genealogis

memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena

adanya keyakinan tentang kesamaan : nenek

moyang.

- Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)

Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.

Komunitas : kelompok sosial yang terbentuk

berdasarkan lokalitas.

Contoh : Beberapa keluarga yang berdekatan

membentuk Rukun Tetangga. Selanjutnya sejumlah

Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga)

- Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)

Contoh: partai politik berdasarkan agama

Page 81: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

157

c. Patembayan (gesselschaft)

Patembayan: kelompok sosial yang anggota-anggotanya

memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu

yang pendek.

Ciri-ciri kelompok patembayan :

- hubungan antaranggota bersifat formal

- memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal

- memperhitungkan nilai guna (utilitarian)

- lebih didasarkan pada kenyataan sosial

Contoh patembayan : ikatan antara pedagang, organiasi

dalam suatu pabrik atau industri.

2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara

Anggota. Istilah ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog

yang bernama Durkheim.

a. Solidaritas Mekanik.

Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul

pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat

oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal

adanya pembagian kerja diantara para anggota

kelompok.

Dalam masyarakat ini, kelompok manusia tinggal

secara tersebar dan hidup terpisah satu dengan yang

lain. Masing-masing kelompok dapat memenuhi

keperluan mereka tanpa memerlukan bantuan atau

kerja sama dengan kelompok diluarnya.Dalam

masyarakat yang menganut solidaritas mekanik,

yang diutamakan ialah persamaan perilaku dan

sikap. Seluruh warga masyarakat diikat oleh apa

yang dinamakan kesadaran kolektif, hati nurani

kolektif, dan bersifat ekstern serta memaksa.

Page 82: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

158

b. Solidaritas Organik.

Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat

masyarakat yang sudah kompleks dan telah

mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga

disatukan oleh saling ketergantungan anggota.

Karena adanya kesalingtergantungan ini maka

ketidakhadiran pemegang peran tertentu akan

mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup

masyarakat. Misalnya, tidak berperannya tentara

akan mengakibatkan masyarakat menjadi rentan

terhadap serangan dari masyarakat lain.

3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya

Ikatan Dalam Kelompok. Klasifikasi ini diperkenalkan

oleh Ferdinand Tonnies.

a. Gemeinschaft (paguyuban).

Gemeinschaft merupakan bentuk kehidupan

bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan

batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar

hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa

persatuan batin yang memang telah dikodratkan.

Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga,

kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan lain

sebagainya.

b. Gesellschaft (patembayan).

Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat

pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia

bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.

Contohnya adalah ikatan antara pedagang,

organisasi dalam suatu pabrik, dan lain-lain.

Page 83: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

159

B. Pola Hubungan Antar Kelompok.

1. Akulturasi.

Pola akulturasi akan terjadi manakala kedua kelompok

ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu. Misalnya

kita melihat bahwa kebudayaan orang belanda di

Indonesia menyerap berbagai unsure kebudayaan

Indonesia, seperti cara berbusana, cara makan, dan

gaya berbahasa.

2. Dominasi.

Pola ini akan terjadi bila suatu kelompok ras

menguasai kelompok lain. Contoh: kedatangan bangsa

eropa ke benua asia untuk memperoleh SDA. Atau kita

jumpai dalam pengelompokan, misalnya suatu

kelompok etnik mendominasi kelompok etnik lain,laki-

laki mendominasi perempuan, orang kaya mendominasi

orang miskin, dan lain sebagainya.

Konblum menyatakan bahwa terdapat lima macam

kemungkinan proses yang terjadi dalam suatu

hubungan antar-kelompok, yaitu, genocide

(pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap

anggota suatu kelompok tertentu), pengusiran,

perbudakan, asimilasi. Kita lihat, misalnya, bahwa

dalam berbagai kasus dominasi dilakukan bersamaan

dengan pembunuhan terhadap penduduk.

3. Paternalisme.

Suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas

kelompok ras pribumi. Banton mengemukakan bahwa

pola ini muncul manakala kelompok pendatang yang

secara politik lebih kuat mendirikan koloni di daerah

jajahan.

Dalam pola hubungan ini Banton membedakan tiga

macam masyarakat: masyrakat metropolitan (didaerah

Page 84: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

160

asal pendatang), masyarakat kolonial yang terdiri atas

para pendatang serta sebagian dari masyarakat

pribumi, dan masyarakat pribumi yang dijajah.

4. Integrasi.

Suatu pola hubungan yg mengakui adanya perbedaan

ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan

perhatian khusus atau makna penting pada perbedaan

ras tersebut.

5. Pluralisme.

Suatu pola hubungan yang mengakui adanya

persamaan hak politik dan hak perdata semua warga

masyarakat. Akan tetapi pola hubungan itu lebih

terfokus pada kemajemukan kelompok ras daripada

pola integrasi. Dalam pola ini solidaritas dalam masing-

masing kelompok ras lebih besar.

Barton berpendapat bahwa suatu pola mempunyai

kecenderunagn untuk lebih berkembang kesuatu arah

tertentu. Pola dominasi cenderung mengarah pada

pluralisme, sedangkan pola akulturasi dan

paternalisme cenderung mengarah pada pola integrasi.

Page 85: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

161

Lampiran 2 RPP

Penilaian 1

Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

Keterangan:

a. Sikap Spriritual

1) Indikator sikap spiritual “silaturahmi”:

- Berhubungan baik dengan guru.

- Memberi salam senyum sapa ketika bertemu dengan

orang lain

- Tidak membedakan teman

- Memelihara hubungan baik dengan sesama teman

sekelas maupun sekolah.

2) Rubrik pemberian skor:

- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan

tersebut.

- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

No

Nama

Sikap Spiritual

Sikap Sosial

Total Skor

Silatu

rah

mi

Men

gh

orm

ati

Tole

ran

si

Pedu

li

1-4 1-4 1-4 1-4

1

2

3

4

Page 86: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

162

- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat)

kegiatan tersebut

b. Sikap Sosial.

1. Menghormati

a) Indikator sikap sosial “Menghormati”

- Bersikap santun dengan guru

- Tidak menyela pembicaraan orang lain

- Selalu menjunjung tinggi kejujuran

- Mematuhi peraturan

b) Rubrik pemberian skor

- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan

tersebut.

- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan

tersebut

- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan

tersebut

- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat)

kegiatan tersebut

2. Toleransi

a) Indikator sikap sosial “toleransi”

- Menghargai pendapat orang lain

- Tidak berbuat semena-mena .

- Tidak memaksakan kehendak sendiri

- Mengutamakan kebersamaan

b) Rubrik pemberian skor

- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan

tersebut.

- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan

tersebut

Page 87: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

163

- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan

tersebut

- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat)

kegiatan tersebut

3. Sikap peduli

a) Indikator sikap sosial “peduli”

- Mengingatkan teman jika ada kesalahan

- Menolong teman yang kesusahan

- Tidak merusak fasilitas sekolah

- Menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan

nyaman

b) Rubrik pemberian skor

- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan

tersebut.

- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan

tersebut

- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan

tersebut

- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat)

kegiatan tersebut

Page 88: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

164

Penilaian 2. Pengetahuan

Pedoman Penyekoran dan Penilaian

1. Pedoman Penyekoran

No soal

Kunci Jawaban Skor Tertinggi

1 Kelompok sosial yang berada dilingkungan sekitar longgarnya ikatan antar anggota, yaitu paguyuban dan patembayan. Paguyuban kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Contohnya keluarga, RT dll. Patembayan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Contohnya : Karang Taruna, Kelompok Anak Motor dll.

4

2 Klasifikasi kelompok sosial, klasifikasi kelompok berdasarkan identifikasi diri, kelompok berdasarkan hubungan diantara para anggotanya, kelompok berdasarkan sistem hubungan, tipe budaya.

4

No Butir Instrumen 1. Identifikasi kelompok sosial yang ada di lingkungan

tempat tinggalmu! 2. Jelaskan klasifikasi kelompok sosial! 3. Jelaskan perbedaan antara patembayan dan

paguyuban! 4. Jelaskan bagaimana akulturasi yang terjadi di

lingkungan tempat tinggalmu! 5.

6. Jelaskan ciri-ciri kelompok patembayan!

7. Jelaskan dan beri contoh kelompok sosial yang termasuk ke dalam klasifikasi solidaritas mekanik!

8. Jelaskan dan beri contoh beberapa kelompok sosial yang masuk dalam paguyuban!

Page 89: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

165

No soal

Kunci Jawaban Skor Tertinggi

3 Perbedaan Petembayan dan Paguyuban antara lain: Paguyuban: kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok paguyuban : terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota, hubungan antar anggota bersifat informal. Sementara Patembayan: kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri kelompok patembayan : hubungan antaranggota bersifat formal, memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal, memperhitungkan nilai guna (utilitarian), lebih didasarkan pada kenyataan social

4

4 Keluarga dapat tergolong dalam kelompok primer, karena kelompok primer merupakan kelompok sosial yang memiliki hubungan saling mengenal dan memiliki perasaan kebersamaan dan kerja sama yang erat. Hubungan yang erat dan rasa kebersamaan dapat dilihat dari hubungan darah dan waktu luang yang dihabiskan bersama.

4

5 Akulturasi dapat terjadi karena manakala kedua kelompok ras yang bertemu dan memiliki budaya yang berbeda mulai berbaur dan berpadu, sehingga menghasilkan kebudayaan baru tanpa mempengaruhi budaya asli. Contohnya : Menara Kudus adalah akulturasi antara kebudayaan Hindu dan Islam, akibat pengaruh Islam yang ingin mensiarkan agama dengan jalan damai.

4

6 Ciri-ciri kelompok patembayan, antara lain: hubungan antaranggota bersifat formal, memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal, memperhitungkan nilai guna (utilitarian), lebih didasarkan pada kenyataan sosial. Contoh patembayan : ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik atau industri.

4

7 Kelompok sosial yang termasuk dalam 4

Page 90: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

166

No soal

Kunci Jawaban Skor Tertinggi

solidaritas mekanik contohnya masyarakat desa. Masyarakat desa merupakan kelompok yang solidaritasnya lebih ditentukan oleh ikatan emosional, kekerabatan, persamaan cita-cita, dan ikatan keagamaan. Seluruh warga masyarakat diikat oleh apa yang dinamakan kesadaran kolektif, hati nurani kolektif, dan bersifat ekstern serta memaksa.

8 Kelompok sosial yang masuk dalam paguyuban, yaitu:

a. Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood) Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan. Kelompok genealogis : kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan : nenek moyang.

b. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place) Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga. Komunitas : kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas. Contoh : Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk Rukun Tetangga. Selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga)

c. Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)

Contoh: partai politik berdasarkan agama

4

2. Pedoman Penilaian

Nilai = Skor Perolehan x 100 Skor Tertinggi

Page 91: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

167

Penilaian 3

Keterampilan

1. Lembar penilaian untuk kegiatan mengamati gambar

budaya lokal dan gambar tentang ketimpangan sosial.

No Nama

Siswa

Relevansi

(1-4)

Kelengkapan

(1-4)

Kebahasaan

(1-4)

Jumlah

skor

1.

2.

3.

4.

5.

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

Keterangan :

a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara

siswa mengumpulkan informasi faktual dengan

memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar,

pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang

dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi) bukan

CARA mengamati.

b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan

sebagai indikator penilaian kegiatan mengamati.

Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan

fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan

Pembelajaran (TP).

Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen

fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa (risedu)

fakta yang tertinggal.

Page 92: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

168

Kebahasaan menunjukan bagaimana siswa

mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam

bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat

yang benar dan mudah dipahami).

c. Skor terentang antara 1 – 4

1 = kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Amat Baik

2. Penilaian untuk kegiatan diskusi

NO

Nama Mengkomunikasikan

(1-4)

Mendengarkan (1-4)

Berargumentasi (1-4)

Berkontribusi (1-4)

Jumlah skor

1

2

3

4

Nilai = jumlah skor dibagi 3

Keterangan :

a. Berdiskusi : Mengacu pada keterampilan mengolah

fakta dan menalar (associating) yakni membandingkan

fakta yang telah diolahnya (data) dengan konsep yang

ada sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau

ditemukannya sebuah prinsip penting. Ketrampilan

berdiskusi meliputi ketrampilan mengkomunikasikan

(communication Skill), mendengarkan (listening skill),

ketrampilan berargumentasi (arguing skill) ,dan

ketrampilan berkontribusi (contributing skill).

Page 93: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

169

o Ketrampilan mengkomunikasikan adalah

kemampuan siswa untuk mengungkapkan atau

menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan

yang efektif.

o Ketrampilan mendengarkan dipahami sebagai

kemampuan siswa untuk tidak menyela, memotong,

atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika

sedang mengungkapkan gagasannya.

o Kemampuan berargumentasi menunjukkan

kemampuan siswa dalam mengemukakan

argumentasi logis (tanpa fallacy atau sesat pikir)

ketika ada pihak yang bertanya atau

mempertanyakan gagasannya.

o Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai

kemampuan siswa memberikan gagasan-gagasan

yang mendukung atau mengarah ke penarikan

kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai

perbedaan pendapat.

b. Skor terentang antara 1 – 4

1 = kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Amat Baik

Page 94: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

170

3.Penilaian presentasi hasil diskusi

No Nama Menjelaskan

(1-4)

Memvisualkan

(1-4)

Merespon

(1-4)

Jumlah

skor

1

2

3

4

Nilai= Jumlah skor dibagi 3

a. Presentasi menunjuk pada kemampuan siswa untuk

menyajikan hasil temuannya mulai dari kegiatan

mengamati, menanya, uji coba (mencoba), dan

mengasosiasi sampai pada kesimpulan. Presentasi terdiri

atas 3 aspek penilaian yakni ketrampilan menjelaskan,

memvisualisasikan, dan merespon atau memberi

tanggapan.

o Ketrampilan menjelaskan adalah kemampuan

menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara

meyakinkan.

o Ketrampilan memvisualisasikan berkaitan dengan

kemampuan siswa untuk membuat atau mengemas

informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau

sekreatif mungkin.

o Ketrampilan merespon adalah kemampuan siswa

menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan,

sanggahan dari pihak lain secara empatik.

b. Skor terentang antara 1 – 4

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Amat Baik

Page 95: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

171

Tugas Kelompok

1. Berkunjung di desa untuk mengadakan pengamatan dan

wawancara mengenai budaya lokal yang masih di

lestarikan

2. Tugas dikerjakan secara kelompok ( 1 kelompok

beranggotakan 4 – 5 siswa )

3. Setiap kelompok membuat laporan berupa :

Hasil pengamatan dan wawancara

Membuat rekaman gambar dari kegiatan kelompok

sosial (kelompok kesenian )

Page 96: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

172

BAB III

PENUTUP

Pembelajaran inkuri berbasis budaya lokal merupakan

suatu alternatif pembelajaran yang secara langsung

memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk aktif

menemukan sendiri melalui eksplorasi secara kelompok di luar

kelas. Pembelajaran berbeda jauh dengan pembelajaran yang

hanya monoton di dalam kelas, mendengarkan penjelasan

guru, peserta didik tidak mengalami secara langsung dan tidak

bersentuhan langsung dengan budaya lokal yang ada.

Pembelajaran ini merupakan alternatif untuk mengatasi

kebiasan sebagian besar guru cenderung pada transfer

knowledge atau pemahaman secara kognitif, sedangkan aspek

afektif dan psikomotor belum sepenuhnya diperhatikan dalam

penilaiannya.

Page 97: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

173

DAFTAR PUSTAKA

Abbas. 2000. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka

Nasution. 1992. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Tarsito.

Slavin , R.E. 1994 . Cooperative Learning . Theory, Reseacrh , and Practice. Second Edition .Boston : Allyn and Bacon

Sumantri, Muhammad Numan . 2001. Menggagas Pembeharuan Pendidikan IPS. Dalam Dedi Supriadi dan Rohmat Mulyana (Ed). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri, Endang. 2014. Upaya Membangkitkan Nasionalisme melalui Pendidikan. Sekretaris Negara Republik Indonesia. http. www.setneg.go.id

Trowbridge, L. W. & Bybee, R. W. 1973. Becoming a secondary school science

Widja, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode-MetodePengajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Page 98: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

174

Lampiran 6

Page 99: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

175

Page 100: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

176

Page 101: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

177

Page 102: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

178

Page 103: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

179

Page 104: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

180

Page 105: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

181

Page 106: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

182

Page 107: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

183

Page 108: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

184

Page 109: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

185

Page 110: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

186

Page 111: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang ...

187