i PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA/MA DI KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Muh Arif Dalrohman NIM. 12101244007 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2016
247
Embed
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU … · dan pola pikir keilmuan; (2) penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran; (3) pengembangan materi pembelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA/MA
DI KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Muh Arif Dalrohman
NIM. 12101244007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
AGUSTUS 2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Orang-orang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakkan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak.”
(Aldus Huxley)
“Adalah suatu kemampuan luar biasa dalam diri guru bila ia mampu menggugah
rasa cinta anak didiknya akan daya cipta kreatif dan ilmu pengetahuan melalui
usaha peningkatan ilmunya”
(Albert Einsten)
vi
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam
penyelesaian tugas akhir skripsi ini sebagai persyaratan memeperoleh gelar
sarjana pendidikan pada program studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta. Karya ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil
2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta
3. Nusa, Bangsa, dan Agama
vii
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA/MA
DI KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL
YOGYAKARTA
Oleh
Muh Arif Dalrohman
NIM 12101244007
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan kompetensi
profesional guru, yang meliputi aspek: (1) penguasaan materi, struktur, konsep,
dan pola pikir keilmuan; (2) penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran; (3) pengembangan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif; (4) pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif; (5) pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Subjek dan lokasi penelitian ini adalah guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret Kabupaten Bantul. Objek penelitian ini berupa pengembangan kompetensi
profesional yang dilakukan guru secara mandiri dan melalui institusi. Metode
pengumpulan data menggunakan angket tertutup dan dokumentasi. Teknik
analisis menggunakan metode statistik dengan rumus persentase untuk
mengetahui persentase tiap-tiap indikator kompetensi professional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi
professional guru: (1) Pengembangan kompetensi professional guru SMA/MA di
Kecamatan Pleret secara umum frekuensi rata-rata persentase keikutsertaan dari
berbagai pilihan jenis pengembangan sebesar 19%, termasuk kategori sangat
rendah.; (2) Pengembangan kompetensi professional guru SMA/MA di
Kecamatan Pleret berdasarkan status sekolah, sekolah dengan status Negeri lebih
tinggi dibandingkan dengan sekolah yang berstatus Swasta, dengan frekuensi rata-
rata persentase keikutsertaan dari berbagai pilihan jenis pengembangan SMA
Muhammadiyah Pleret sebesar 15,5%, MAN Wonokromo Bantul sebesar 21%,
dan SMA Negeri 1 Pleret sebesar 19,5%.; (3) Pengembangan kompetensi
professional guru SMA/MA di Kecamatan Pleret secara mandiri dengan frekuensi
rata-rata persentase keikutsertaan dari berbagai pilihan jenis pengembangan
sebesar 21%, termasuk ke dalam kategori rendah; (4) Pengembangan kompetensi
professional guru SMA/MA di Kecamatan Pleret melalui usaha institusi dengan
frekuensi rata-rata persentase keikutsertaan dari berbagai pilihan jenis
pengembangan sebesar 17%, termasuk kategori sangat rendah.
Kata kunci: pengembangan, kompetensi professional
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan
judul “PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA/MA
DI KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL” dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya tanpa dukungan serta bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah
memberi ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Sudiyono, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk memberikan masukan, bimbingan, serta motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Penguji utama yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan untuk
penyempurnaan skripsi.
5. Sekretaris ujian skripsi yang telah berkenan memberikan masukan untuk
penyempurnaan skripsi.
ix
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Tenaga Pendidik .................................................................................. 11
B. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru ................................................... 12
1. Kompetensi Profesional Guru ....................................................................... 12
2. Pengertian dan Konsep Pengembangan Kompetensi Profesional Guru . 17
3. Tujuan Pengembangan Kompetensi Profesional Guru ............................. 21
4. Jenis Pengembangan Kompetensi Profesional Guru ................................. 24
C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................................. 29
D. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 31
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................................ 33
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 34
C. Variabel dan Definisi Operasional ....................................................................... 34
D. Subjek Penelitian dan Populasi Penelitian .......................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian ................................................................... 44
B. Hasil Penelitian ............................................................................................... 48
1. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret Secara Umum ................................................................................. 48
2. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret berdasarkan status sekolah .............................................................. 49
3. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret melalui usaha guru secara mandiri ................................................. 51
4. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret melalui institusi ............................................................................... 82
C. Pembahasan ................................................................................................... 109
1. Deskripsi Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di
Kecamatan Pleret Secara Umum............................................................. 110
2. Deskripsi Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di
Kecamatan Pleret berdasarkan status sekolah ......................................... 116
3. Deskripsi Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di
Kecamatan Pleret melalui usaha guru secara mandiri ........................... 120
4. Deskripsi Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di
Kecamatan Pleret melalui institusi ......................................................... 124
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 133
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 135
B. Saran ............................................................................................................. 136
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 138
15. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara
terus menerus 17 14,2
16. Memanfaatkan hasil refleksi 14,4 12,9
17. Melakukan penelitian tindakan kelas 13,2 11,4
18. Mengembangkan rancangan penelitian 13,8 14,4
V. Pemanfaatan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk
mengembangkan diri
19. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam berkomunikasi 19,1 18,9
20. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk pengembangan diri 18,3 17,5
Jumlah Rata-Rata 21 17
Jumlah Rata-Rata Keseluruhan 19
49
Berdasarkan tabel 12, dapat dijelaskan bahwa pengembangan kompetensi
profesional guru SMA/MA di Kecamatan Pleret secara umum diperoleh frekuensi
keikutsertaan dari berbagai jenis pengembangan yang dilakukan yaitu rata-rata
sebesar 19%, termasuk ke dalam kategori sangat rendah. Secara rinci
pengembangan kompetensi profesional melalui usaha guru secara mandiri
diperoleh frekuensi rata-rata sebesar 21%, termasuk ke dalam kategori rendah
sedangkan melalui usaha institusi diperoleh frekuensi rata-rata sebesar 17%,
termasuk ke dalam kategori sangat rendah. Terlihat di sini pengembangan
kompetensi profesional guru SMA/MA di Kecamatan Pleret lebih sering
dilakukan melalui guru secara mandiri sendiri dibandingkan dengan melalui usaha
institusi. Untuk lebih jelasnya maka akan digambarkan melalui diagram sebagai
berikut:
Gambar 2. Diagram Batang Rekapitulasi Frekuensi Pengembangan Kompetensi
Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan Pleret secara Umum
2. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret Berdasarkan Status Sekolah
Jika dilihat berdasarkan status sekolah maka data yang diperoleh dari
pengembangan kompetensi profesional guru SMA/MA di Kecamatan Pleret yaitu
3 (tiga) sekolah dapat digambarkan bahwa frekuensi rata-rata masing-masing dari
21
17
0
5
10
15
20
25
Rata-Rata Pengembangan Kompetensi Profesional GuruSMA/MA di Kecamatan Pleret Secara Umum
Guru secara Mandiri
Melalui Institusi
50
keikutsertaan dari berbagai jenis pengembangan kompetensi profesional guru
SMA/MA, sebagai berikut:
Tabel 13. Rekapitulasi Frekuensi Pengembangan Kompetensi Profesional
Guru SMA/MA di Kecamatan Pleret Berdasarkan Status Sekolah
No Sekolah
Rata-Rata (%) Jumlah
Rata-Rata
(%) Mandiri Institusi
1 SMA Muhammadiyah Pleret 16 15 15,5
2 MAN Wonokromo Bantul 23 19 21
3 SMA Negeri 1 Pleret 22 17 19,5
Total 21 17 19
Berdasarkan tabel di atas, dapat dipaparkan bahwa pengembangan
kompetensi profesional guru dilihat dari frekuensi rata-rata keikutsertaan berbagai
jenis pengembangan maka guru sekolah berstatus negeri lebih tinggi dalam
melakukan berbagai jenis pengembangan dibandingkan dengan guru sekolah
berstatus swasta, jika dilihat dari masing-masing yaitu melalui usaha guru secara
mandiri maka tetap lebih tinggi frekuensi rata-rata dari berbagai jenis
pengembangan kompetensi profesional yang dilakukan guru sekolah berstatus
negeri. Begitu juga, frekuensi rata-rata dari berbagai jenis pengembangan
kompetensi profesional guru melalui pihak sekolah lebih tinggi guru sekolah
berstatus negeri dibandingkan dengan sekolah berstatus swasta. Untuk lebih
jelasnya akan digambarkan dalam diagram di bawah ini:
51
Gambar 3. Diagram Batang Rekapitulasi Frekuensi Pengembangan Kompetensi
Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan Pleret Berdasarkan Status Sekolah
3. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret Melalui Usaha Guru secara Mandiri
Adapun hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, pada bagian
ini pengembangan kompetensi profesional dilakukan oleh usaha guru secara
mandiri yang terdiri dari 5 sub variabel, hasil analisis data dalam bentuk tabel
sebagai berikut.
Gambar 4. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Profesional melalui Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret secara Mandiri
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa guru lebih tinggi melakukan
pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
0
5
10
15
20
25
Guru secaraMandiri
MelaluiInstitusi
Jumlah Rata-Rata
16 15 15.5
23 19
21 22
17 19.5
SMA Muhammadiyah Pleret
MAN Wonokromo Bantul
SMA Negeri 1 Pleret
30
25
20
15
19
0
5
10
15
20
25
30
35
Pengembangan Kompetensi Profesional Melalui GuruSMA/MA di Kecamatan Pleret secara Mandiri
Penguasaan materi, struktur,konsep, dan pola pikir keilmuanyang mendukung mata pelajaranyang diampuPenguasaan standar kompetensidan kompetensi dasar matapelajaran yang diampu
Mengembangkan materipembelajaran yang diampusecara kreatif
Mengembangkankeprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukantindakan reflektifPemanfaatan teknologi informasidan komunikasi untukmengembangkan diri
52
mengembangkan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yaitu sebesar 30%, kedua dalam mengembangkan penguasaan standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran sebesar 25%, selanjutnya dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif sebesar 20%,
setelah itu dalam mengembangakan pemanfaatan TIK untuk mengembangkan diri
sebesar 19%, dan yang terakhir paling rendah yaitu dalam mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif sebesar
15%. Di bawah ini akan disajikan lebih jelas pengembangan kompetensi
profesional guru secara mandiri per sub variabelnya.
a. Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
Dalam mengembangkan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu diperoleh frekuensi rata-rata
sebesar 30%, termasuk dalam kategori rendah. Hasil yang diperoleh adalah
berdasarkan frekuensi rata-rata 4 indikator yang digambarkan dalam diagram, di
bawah ini:
53
Gambar 5. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret secara Mandiri dalam Mengembangkan
Penguasaan Materi, Struktur, Konsep, dan Pola Pikir Keilmuan Mata Pelajaran
yang Diampu
Pada diagram di atas dapat terlihat bahwa dalam melakukan pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri, guru lebih sering melakukan
pengembangan penguasaan materi mata pelajaran yang diampu dibandingkan
dengan indikator lainnya.
Secara lebih rinci akan disajikan pada masing-masing indikator, tertera pada
tabel berikut:
1) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan materi mata pelajaran yang diampu
Persentase 18 item jenis pilihan pengembangan kompetensi profesional guru
melalui usaha sendiri untuk mengembangkan penguasaan materi akan ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut:
39.4
26.3 27 27
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Penguasaan Materi, Struktur, Konsep, dan Pola PikirKeilmuan Melalui Usaha Guru Sendiri
Memahami penguasaanmateri mata pelajaran yangdiampu
Memahami penguasaanstruktur mata pelajaran yangdiampu
Memahami penguasaankonsep mata pelajaran yangdiampu
Memahami pola pikirkeimuan yang mendukungmata pelajaran yang diampu
54
Tabel 14. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Penguasaan Materi
Indikator Item F (%) Kategori
Mengembangkan
penguasaan
materi mata
pelajaran yang
diampu
1. Membaca dan menulis jurnal ilmiah 57 50,4 Sedang
2. Mengikuti berita actual 73 64,6 Tinggi
3. Ikut serta dalam organisasi profesi 72 63,7 Tinggi
4. Bekerjasama dengan rekan sejawat 106 93,8 Sangat Tinggi
5. IHT atau Diklat 88 77,9 Tinggi
6. Magang 9 8 Sangat Rendah
7. Belajar Jarak Jauh 3 2,7 Sangat Rendah
8. Pelatihan Berjenjang 4 3,5 Sangat Rendah
9. Kursus Singkat 17 15 Sangat Rendah
10. Pembinaan Internal 53 46,9 Sedang
11. Pendidikan Lanjut 9 8 Sangat Rendah
12. Seminar 82 72,6 Tinggi
13. Workshop 93 82,3 Sangat Tinggi
14. Penelitian 7 6,2 Sangat Rendah
15. Program Penyetaraan 6 5,3 Sangat Rendah
16. Supervisi 21 18,6 Sangat Rendah
17. MGMP 92 81,4 Sangat Tinggi
18. Simposium Guru 10 8,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 39,4 Rendah
Dari tabel di atas dalam mengembangkan penguasaan materi mata pelajaran
yang diampu melalui usaha guru sendiri menunjukkan 3 item berkategori sangat
tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat, workshop, dan MGPM; 4 item
berkategori tinggi yaitu mengikuti berita aktual, ikut serta dalam organisasi
profesi, IHT atau diklat, dan seminar; 2 item berkategori sedang yaitu membaca
dan menulis jurnal ilmiah, dan pembinaan internal; dan 9 item berkategori sangat
rendah yaitu magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat,
pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium
guru. Salah satu pengembangan yang sangat rendah yaitu membaca dan menulis
jurnal ilmiah dikarenakan guru memiliki beban tugas yang cukup padat dalam
55
proses pembelajaran dan belum adanya program khusus untuk guru dalam
membuat karya ilmiah.
2) Pengembangan kompetensi professional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan struktur mata pelajaran yang diampu
Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan struktur terdapat 18 item jenis pilihan
pengembangan dengan masing-masing frekuensi yang tertera pada tabel berikut:
Tabel 15. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Penguasaan Stuktur Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Mengembangkan
penguasaan struktur
mata pelajaran yang
diampu
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 14 12,4 Sangat Rendah
Mengikuti berita actual 52 46 Sedang
Ikut serta dalam organisasi profesi 32 28,3 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 81 71,7 Tinggi
IHT atau Diklat 54 47,8 Sedang
Magang 1 0,9 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 3 2,7 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 23 20,4 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 5 4,4 Sangat Rendah
Seminar 55 48,7 Sedang
Workshop 83 73,5 Tinggi
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 6 5,3 Sangat Rendah
Supervisi 19 16,8 Sangat Rendah
MGMP 88 77,9 Tinggi
Simposium Guru 9 8 Sangat Rendah
RATA-RATA 26,3 Rendah
Berdasarkan pada tabel 15, bahwa dari item jenis pilihan pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri terdapat 3 item berkategori tinggi
yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat, workshop, dan MGMP; 3 item
berkategori sedang yaitu mengikuti berita aktual, IHT atau diklat, dan seminar; 1
56
item berkategori rendah yaitu ikut serta dalam organisasi profesi; dan 11 item
berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah, magang,
belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaal internal,
pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium
guru.
3) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan konsep mata pelajaran yang diampu
Adapun indikator ini yaitu mengembangkan penguasaan konsep mata
pelajaran yang diampu diungkap melalui 18 item jenis pilihan pengembangan.
Berikut hasil tabel dari pokok bahasan ini.
Tabel 16. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara mandiri dalam
Mengembangkan Penguasaan Konsep Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Mengembangkan
penguasaan konsep
mata pelajaran yang
diampu
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 25 22,1 Rendah
Mengikuti berita actual 56 49,6 Sedang
Ikut serta dalam organisasi profesi 41 36,3 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 78 69 Tinggi
IHT atau Diklat 70 61,9 Tinggi
Magang 5 4,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 3 2,7 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 12 10,6 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 8 7,1 Sangat Rendah
Seminar 52 46 Sedang
Workshop 74 65,5 Tinggi
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 6 5,3 Sangat Rendah
Supervisi 15 13,3 Sangat Rendah
MGMP 86 76,1 Tinggi
Simposium Guru 9 8 Sangat Rendah
RATA-RATA 27 Rendah
57
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian masing-masing
item jenis pilihan pengembangan yang dilakukan oleh guru. Dari 18 item terdapat
4 item berkategori tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat, IHT atau
diklat, workshop, dan MGMP; 2 item berkategori sedang yaitu mengikuti berita
aktual, dan seminar; 2 item berkategori rendah yaitu membaca dan menulis jurnal
ilmiah, dan ikut serta dalam organisasi profesi; 10 item berkategori sangat rendah
yaitu magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan
internal, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan
simposium guru. Bekerjasama dengan rekan sejawat memperoleh kategori tinggi
ini memang dikarenakan cara yang paling fleksibel dan bersifat tidak formal,
sedangkan belajar jarak jauh dikategorikan sangat rendah karena memang
SMA/MA di Kecamatan Pleret tidak termasuk daerah yang terpencil.
4) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan pola pikir keilmuan mata pelajaran yang diampu
Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan pola pikir keilmuan mata pelajaran yang diampu,
dalam angket penelitian terdapat 18 item jenis pilihan pengembangan. Tertera
pada tabel berikut ini:
58
Tabel 17. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Penguasaan Pola Pikir Keilmuan Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Menembangkan
pola pikir keilmuan
yang mendukung
mata pelajaran yang
diampu
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 21 18,6 Sangat Rendah
Mengikuti berita actual 63 55,8 Sedang
Ikut serta dalam organisasi profesi 34 30,1 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 77 68,1 Tinggi
IHT atau Diklat 75 66,4 Tinggi
Magang 5 4,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 3 2,7 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 4 3,5 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 11 9,7 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 8 7,1 Sangat Rendah
Seminar 54 47,8 Sedang
Workshop 78 69 Tinggi
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 5 4,4 Sangat Rendah
Supervisi 15 13,3 Sangat Rendah
MGMP 80 70,8 Tinggi
Simposium Guru 9 8 Sangat Rendah
RATA-RATA 27 Rendah
Berdasarkan data tabel 17, pengembangan kompetensi profesional guru
melalui secara mandiri dalam mengembangkan penguasaan pola pikir keilmuan
terdapat 4 item berkategori tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat, IHT
atau diklat, workshop, dan MGMP; 2 item berkategori sedang yaitu mengikuti
berita aktual dan seminar; 1 item berkategori rendah yaitu ikut serta dalam
organisasi profesi; dan 11 item berkategori sangat rendah yaitu membaca dan
menulis jurnal ilmiah, magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus
singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru.
59
b. Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu
Penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
dilakukan guru secara mandiri, besarnya frekuensi rata-rata dari 3 indikator
pengembangan kompetensi profesional guru diperoleh frekuensi rata-rata
pengembangan kompetensi profesional sebesar 25% termasuk ke dalam kategori
rendah, hasil tersebut diperoleh dari rata-rata 3 indikator yang akan digambarkan
pada diagram berikut:
Gambar 6. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
SMA/MA di Kecamatan pleret secara Mandiri dalam Penguasaan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu
Diagram di atas menunjukkan bahwa dalam mengembangkan pemahaman
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu dibandingkan dengan
mengembangkan pemahaman tujuan pembelajaran dan pemahaman standar
kompetensi mata pelajaran yang diampu.
Secara lebih rinci disajikan pada masing-masing indikator, tertera pada
tabel berikut:
23.5
24
24.5
25
25.5
Penguasaan standar kompetensi dankompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu
24.4
25.5
24.8
Memahami standarkompetensi mata pelajaranyang diampu
Memahami kompetensi dasarmata pelajaran yang diampu
Memahami tujuanpembelajaran yang diampu
60
1) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan pemahaman standar kompetensi
Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan pemahaman standar kompetensi, dapat dilakukan dengan 18
item jenis pilihan pengembangan yang ada pada tabel berikut:
Tabel 18. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Pemahaman Standar Kompetensi
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami
standar
kompetensi mata
pelajaran yang
diampu
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 5 4,4 Sangat Rendah
Mengikuti berita actual 42 37,2 Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 32 28,3 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 77 68,1 Tinggi
IHT atau Diklat 68 60,2 Sedang
Magang 5 4,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 29 25,7 Rendah
Pendidikan Lanjut 4 3,5 Sangat Rendah
Seminar 42 37,2 Rendah
Workshop 74 65,5 Tinggi
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 4 3,5 Sangat Rendah
Supervisi 10 8,8 Sangat Rendah
MGMP 85 75,2 Tinggi
Simposium Guru 9 8 Sangat Rendah
RATA-RATA 24,4 Rendah
Hasil masing-masing item jenis pilihan pengembangan kompetensi
profesional guru, dalam mengembangkan standar kompetensi terdapat 3 item
berkategori tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat, workshop, dan
MGMP; 1 item berkategori sedang yaitu IHT atau diklat; 4 item berkategori
rendah yaitu mengikuti berita aktual, ikut serta dalam organisasi profesi,
pembinaan internal, dan seminar; dan 10 item berkategori sangat rendah yaitu
61
membaca dan menulis jurnal ilmiah, magang, belajar jarak jauh, pelatihan
berjenjang, kursus singkat pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru. Pendidikan lanjut termasuk dalam kategori sangat
rendah dikarenakan memang dari latar belakang pedidikannya sendiri SMA/MA
di Kecamatan Pleret sudah memenuhi kualifikasi yaitu S1.
2) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan pemahaman kompetensi dasar
Persentase masing-masing dari 18 item jenis pilihan pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri dalam mengembangkan pemahaman
kompetensi dasar, akan ditampilan pada tabel di bawah ini:
Tabel 19. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Pemahaman Kompetensi Dasar
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami
kompetensi dasar
mata pelajaran yang
diampu
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 14 12,4 Sangat Rendah
Mengikuti berita actual 40 35,4 Sedang
Ikut serta dalam organisasi profesi 32 28,3 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 82 72,6 Tinggi
IHT atau Diklat 70 61,9 Tinggi
Magang 5 4,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 29 25,7 Rendah
Pendidikan Lanjut 4 3,5 Sangat Rendah
Seminar 45 39,8 Rendah
Workshop 76 67,3 Tinggi
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 4 3,5 Sangat Rendah
Supervisi 19 16,8 Sangat Rendah
MGMP 82 72,6 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 25,5 Rendah
62
Berdasarkan tabel 19, terdapat 4 item berkategori tinggi yaitu bekerjasama
dengan rekan sejawat, IHT atau diklat, workshop, dan MGMP; dan 10 item
berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah, magang,
belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut,
penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
3) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan pemahaman tujuan pembelajaran
Adapun hasil analisis data dari lapangan mengenai pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri dalam mengembangkan tujuan
pembelajaran dilakukan dengan 18 item jenis pilihan pengembangan di bawah ini.
Tabel 20. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Pemahaman Tujuan Pembelajaran
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami tujuan
pembelajaran yang
diampu
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 14 12,4 Sangat Rendah
Mengikuti berita actual 42 37,2 Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 32 28,3 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 80 70,8 Tinggi
IHT atau Diklat 64 56,6 Sedang
Magang 5 4,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 22 19,5 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 43 38,1 Rendah
Workshop 70 61,9 Tinggi
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 4 3,5 Sangat Rendah
Supervisi 19 16,8 Sangat Rendah
MGMP 90 79,6 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 24,8 Rendah
63
Berdasarkan tabel di atas, pengembangan kompetensi professional secara
mandiri dalam penguasaan tujuan pembelajaran terdapat 3 item berkategori tinggi
yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat, workshop, dan MGMP; 1 item
berkategori sedang yaitu IHT atau diklat; 3 item berkategori rendah yaitu
mengikuti berita aktual, ikut serta dalam organisasi profesi, dan seminar; dan 11
item berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah,
magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan
internal, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan
simposium guru. Penelitian termasuk ke dalam kategori sangat rendah
dikarenakan memang membutuhkan waktu yang sangat luang.
c. Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri untuk
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dengan 7
indikator dengan pilihan pengembangan guru secara mandiri diperoleh frekuensi
rata-rata dari berbagai jenis pengembangan maka diperoleh hasil sebesar 20%,
termasuk dalam kategori sangat rendah. Hasil ini diperoleh dari frekuensi rata-rata
7 indikator yang akan ditampilkan dalam diagram, di bawah ini:
64
Gambar 7. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret secara Mandiri dalam Pengembangan Materi
Pembelajaran yang Diampu secara Kreatif
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa guru mengembangkan
kompetensi profesional guru secara mandiri, guru lebih sering mengembangkan
kemampuan dalam mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Secara lebih rinci pada masing-masing indikator akan disajikan pada tabel
sebagai berikut:
1) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam memilih
materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik
Berikut hasil analisis data dari 18 item jenis pilihan pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri dalam memilih materi pembelajaran,
tertera pada tabel di bawah ini:
22.9 25.1
17.9 15.8
16.9 19.5 19.4
0
5
10
15
20
25
30
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampusecara kreatif
Memilih materi pembelajaran yangdiampu sesuai dengan tingkatperkembangan peserta didikMengolah materi pelajaran yangdiampu secara kreatif sesuai dengantingkat perkembangan peserta didikMenggunakan dan mengelolalaboratorium dalam rangkapembelajaranMenggunakan perpustakaan dalampembelajaran
Menggunakan lingkungan sebagaipengembangan sumber belajar
Mengembangkan silabus
Menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP)
65
Tabel 21. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Memilih Materi Pembelajaran yang Diampu Sesuai dengan Tingkat Perkembangan
Peserta Didik
Indikator Item F (%) Kategori
Memilih materi
pembelajaran
yang diampu
sesuai dengan
tingkat
perkembangan
peserta didik
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 20 17,7 Sangat Rendah
Mengikuti berita actual 49 43,4 Sedang
Ikut serta dalam organisasi profesi 35 31 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 75 66,4 Tinggi
IHT atau Diklat 61 54 Sedang
Magang 5 4,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 13 11,5 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 37 32,7 Rendah
Workshop 42 37,2 Rendah
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 3 2,7 Sangat Rendah
Supervisi 15 13,3 Sangat Rendah
MGMP 88 77,9 Tinggi
Simposium Guru 11 9,7 Sangat Rendah
RATA-RATA 22,9 Rendah
Berdasarkan tabel 21, bahwa terdapat 2 item jenis pilihan pengembangan
berkategori tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat dan MGMP; 2 item
berkategori sedang yaitu mengikuti berita aktual dan IHT atau diklat; 3 item
berkategori rendah yaitu ikut serta dalam organisasi profesi, seminar, dan
workshop; dan 11 item berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis
jurnal ilmiah, magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat,
pembinaan internal, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi,
dan simposium guru. Program penyetaraan sangat rendah dikarenakan rata-rata
guru SMA/MA di Kecamatan Pleret sudah mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.
66
2) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam mengolah
materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
Berikut akan disajikan tabel hasil penelitian mengenai pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri dalam mengolah materi pelajaran
yang diampu.
Tabel 22. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengolah Materi Pelajaran yang Diampu Secara Kreatif Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan Peserta Didik
Indikator Item F (%) Kategori
Mengolah materi
pelajaran yang
diampu secara
kreatif sesuai
dengan tingkat
perkembangan
peserta didik
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 20 17,7 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 49 43,4 Sedang
Ikut serta dalam organisasi profesi 27 23,9 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 68 60,2 Sedang
IHT atau Diklat 65 57,5 Sedang
Magang 5 4,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 31 27,4 Rendah
Pendidikan Lanjut 3 2,7 Sangat Rendah
Seminar 45 39,8 Rendah
Workshop 79 69,9 Tinggi
Penelitian 2 1,8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 3 2,7 Sangat Rendah
Supervisi 11 9,7 Sangat Rendah
MGMP 84 74,3 Tinggi
Simposium Guru 9 8 Sangat Rendah
RATA-RATA 25,1 Rendah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 18 item jenis
pengembangan yang dilakukan, terdapat 2 item yang berkategori tinggi yaitu
workshop dan MGPM; 3 item berkategori sedang yaitu mengikuti berita aktual,
bekerjasama dengan rekan sejawat, dan IHT atau diklat; 3 item berkategori rendah
67
yaitu ikut serta dalam organisasi profesi, pembinaan internal, dan seminar; dan 10
item berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah,
magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pendidikan
lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
3) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
menggunakan dan mengelola laboratorium untuk pembelajaran
Berikut hasil analisis data dari 18 item jenis pilihan pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri dalam memilih materi pembelajaran,
tertera pada tabel berikut:
Tabel 23. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Menggunakan dan Mengelola Laboratorium untuk Pembelajaran
Indikator Item F (%) Kategori
Menggunakan
dan mengelola
laboratorium
dalam rangka
pembelajaran
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 4 3,5 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 37 32,7 Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 19 16,8 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 64 56,6 Sedang
IHT atau Diklat 45 39,8 Rendah
Magang 1 0,9 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 7 6,2 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 20 17,7 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 4 3,5 Sangat Rendah
Seminar 27 23,9 Rendah
Workshop 53 46,9 Sedang
Penelitian 1 0,9 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 5 4,4 Sangat Rendah
Supervisi 8 7,1 Sangat Rendah
MGMP 59 52,2 Sedang
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 17,9 Sangat Rendah
68
Pada indikator dapat dilihat bahwa tidak terdapat item berkategori tinggi.
Untuk item yang berkategori sedang ada 3 item yaitu bekerjasama dengan rekan
sejawat, workshop, dan MGMP.
4) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
menggunakan perpustakaan untuk pembelajaran
Penggunaan perpustakaan untuk pembelajaran, guru mengembangkan
kompetensi profesional guru secara mandiri melalui beberapa item jenis pilihan
pengembangan, hasil analisis penelitian tertera pada tabel berikut:
Tabel 24. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Menggunakan Perpustakaan untuk Pembelajaran
Indikator Item F (%) Kategori
Menggunakan
perpustakaan
dalam
pembelajaran
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 17 15 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 40 35,4 Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 25 22,1 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 69 61,1 Tinggi
IHT atau Diklat 18 15,9 Sangat Rendah
Magang 2 1,8 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 0 0 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 4 3,5 Sangat Rendah
Kursus Singkat 4 3,5 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 11 9,7 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 27 23,9 Rendah
Workshop 30 26,5 Rendah
Penelitian 2 1,8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 16 14,2 Sangat Rendah
MGMP 52 46 Sedang
Simposium Guru 4 3,5 Sangat Rendah
RATA-RATA 15,8 Sangat Rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 3 kategori yaitu tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah. Untuk kategori tinggi terdapat 1 item yaitu
bekerjasama dengan rekan sejawat; 1 item berkategori sedang yaitu MGMP; 4
69
item berkategori rendah yaitu mengikuti berita aktual, ikut serta dalam organisasi
profesi, seminar, dan workshop; dan terdapat 12 item berkategori sangat rendah
yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah, IHT atau diklat, magang, belajar jarak
jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut,
penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
5) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
menggunakan lingkungan sebagai pengembangan sumber belajar
Hasil analisis data penelitian pengembangan kompetensi profesional guru
secara mandiri dalam penggunaan lingkungan sebagai pengembangan sumber
belajar mata pelajaran yang diampu, disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 25. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Menggunakan Lingkungan sebagai Pengembangan Sumber Belajar
Indikator Item F (%) Kategori
Menggunakan
lingkungan
sebagai
pengembangan
sumber belajar
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 10 8,8 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 32 28,3 Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 26 23 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 63 55,8 Sedang
IHT atau Diklat 19 16,8 Sangat Rendah
Magang 2 1,8 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 4 3,5 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 1 0,9 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 9 8 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 40 35,4 Rendah
Workshop 51 45,1 Sedang
Penelitian 8 7,1 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 6 5,3 Sangat Rendah
MGMP 61 54 Sedang
Simposium Guru 10 8,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 16,9 Sangat Rendah
70
Berdasarkan indikator di atas, dapat dilihat bahwa tidak terdapat item jenis
pilihan pengembangan dalam kategori tinggi. Untuk item yang berkategori sedang
terdapat 3 yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat, workshop, dan MGMP; dan
untuk berkategori rendah terdapat 3 yaitu mengikuti berita aktual, ikut serta
organisasi profesi, dan seminar; dan 12 item berkategori sangat rendah yaitu
membaca dan menulis jurnal ilmiah, IHT atau diklat, magang, belajar jarak jauh,
pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut,
penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
6) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan silabus
Berdasarkan hasil analisis penelitian maka diperoleh hasil dari
pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan silabus mata pelajaran yang diampu, merupakan komponen yang
penting untuk menciptakan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, oleh
karena itu materi jika tidak dikembangkan menggunakan strategi yang terencana,
akan berakibat terhadap kurangnya motivasi/kemauan belajar dari peserta didik.
Dengan pengembangan kompetensi professional guru diharapkan mampu untuk
mengembangkan materi dengan metode pembelajaran yang bervariasi dan
prosedur pembelajaran berdasarkan urutan, sehingga dapat menumbuhkan
semangat peserta didik dalam pembelajaran. Hasilnya sebagai berikut:
71
Tabel 26. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Silabus
Indikator Item F (%) Kategori
Mengembangkan silabus
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 20 17,7 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 22 19,5 Sangat Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 23 20,4 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 90 79,6 Tinggi
IHT atau Diklat 39 34,5 Rendah
Magang 2 1,8 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 0 0 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 23 20,4 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 30 26,5 Rendah
Workshop 51 45,1 Sedang
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 6 5,3 Sangat Rendah
MGMP 81 71,7 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 19,5 Sangat Rendah
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 2 item berkategori tinggi
yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat dan MGMP; 1 bekategori sedang yaitu
workshop dan 2 berkategori rendah yaitu IHT atau diklat dan seminar; dan 13
item berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah,
mengikuti berita aktual, ikut serta dalam organisasi profesi, magang, belajar jarak
jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut,
penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
72
7) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adapun hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan peneliti, pada
indikator ini pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri melalui
usaha sendiri dalam menyusun RPP, tertera dalam tebel berikut:
Tabel 27. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui secara Mandiri
dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Indikator Item F (%) Kategori
Menyusun rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 17 15 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 21 18,6 Sangat Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 21 18,6 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 81 71,7 Tinggi
IHT atau Diklat 35 31 Rendah
Magang 2 1,8 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 15 13,3 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 35 31 Rendah
Workshop 48 42,5 Sedang
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 16 14,2 Sangat Rendah
MGMP 92 81,4 Sangat Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 19,4 Sangat Rendah
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengembangan kompetensi
profesional guru secara mandiri dalam menyusun RPP terdapat 1 berkategori
sangat tinggi yaitu MGMP; 1 item berkategori tinggi yaitu bekerjasama dengan
rekan sejawat; 1 item berkategori sedang yaitu workshop; dan 2 item berkategori
rendah yaitu IHT atau diklat dan seminar; dan 13 item berkategori sangat rendah
yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah, mengikuti berita aktual, ikut serta
73
dalam organisasi profesi, magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus
singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru.
d. Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
Pengembangkan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam hal
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif diperoleh frekuensi rata-rata sebesar 15%, termasuk dalam
kategori sangat rendah. Hasil rata-rata tersebut diperoleh berdasarkan rata-rata 4
indikator yang akan digambarkan dalam diagram, sebagai berikut:
Gambar 8. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret secara Mandiri dalam Pengembangan
Keprofesionalan secara Berkelanjutan dengan Melakukan Tindakan Reflektif
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa guru secara mandiri
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif, guru lebih sering mengembangkan kemampuan dalam
melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri.
0
5
10
15
20
Mengembangkan keprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif
17 14.4
13.2 13.8
Melakukan refleksi terhadapkinerja sendiri secara terusmenerus
Memanfaatkan hasil refleksi
Melakukan penelitiantindakan kelas
Mengembangkan rancanganpenelitian
74
Untuk rincian masing-masing indikator akan disajikan lebih lanjut pada
tabel berikut ini:
1) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam melakukan
refleksi terhadap kinerja sendiri
Hasil yang diperoleh dari pengembangan kompetensi profesional guru
secara mandiri dalam melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri, disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 28. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Melakukan Refleksi terhadap Kinerja Sendiri
Indikator Item F (%) Kategori
Melakukan
refleksi
terhadap
kinerja sendiri
secara terus
menerus
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 12 10,6 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 18 15,9 Sangat Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 17 15 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 80 70,8 Tinggi
IHT atau Diklat 27 23,9 Rendah
Magang 2 1,8 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 0 0 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 22 19,5 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 25 22,1 Rendah
Workshop 34 30,1 Rendah
Penelitian 12 10,6 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 38 33,6 Rendah
MGMP 52 46 Sedang
Simposium Guru 5 4,4 Sangat Rendah
RATA-RATA 17 Sangat Rendah
Pada diagram di atas dapat terlihat bahwa dalam melakukan pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri untuk mengembangkan refleksi
terhadap kinerja sendiri 1 item bekategori tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan
sejawat; 1 item berkategori sedang yaitu MGMP; 4 item berkategori rendah yaitu
75
IHT atau diklat, seminar, workshop, dan supervisi.; dan item yang sama sekali
tidak dilakukan guru berkategori sangat rendah yaitu belajar jarak jauh, pelatihan
berjenjang, pendidikan lanjut, dan program penyetaraan.
2) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
memanfaatkan hasil refleksi
Berikut akan disajikan hasil analisis dari pengembangan kompetensi
profesional guru secara mandiri dalam memanfaatkan hasil refleksi, sebagai
berikut:
Tabel 29. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Memanfaatkan Hasil Refleksi
Indikator Item F (%) Kategori
Memanfaatkan
hasil refleksi
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 5 4,4 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 21 18,6 Sangat Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 19 16,8 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 81 71,7 Tinggi
IHT atau Diklat 20 17,7 Sangat Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 4 3,5 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 14 12,4 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 21 18,6 Sangat Rendah
Workshop 22 19,5 Sangat Rendah
Penelitian 3 2,7 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 24 21,2 Rendah
MGMP 49 43,4 Sedang
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 14,4 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 1 item berkategori
tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat; 1 item berkategori sedang yaitu
MGMP; 1 item berkategori rendah yaitu supervisi; dan 14 item berkategori sangat
76
rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah, mengikuti berita aktual, ikut
serta organisasi profesi, IHT atau diklat, magang, belajar jarak jauh, pelatihan
berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut, penelitian,
program penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
3) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam melakukan
penelitian tindakan kelas
Persentase 18 item jenis pilihan pengembangan kompetensi profesional
guru secara mandiri untuk mengembangkan penelitian tindakan kelas akan
ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 30. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Melakukan Penelitian Tindakan Kelas
Indikator Item F (%) Kategori
Melakukan
penelitian
tindakan kelas
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 16 14,2 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 18 15,9 Sangat Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 14 12,4 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 57 50,4 Sedang
IHT atau Diklat 19 16,8 Sangat Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 0 0 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 18 15,9 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 18 15,9 Sangat Rendah
Workshop 22 19,5 Sangat Rendah
Penelitian 14 12,4 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 7 6,2 Sangat Rendah
MGMP 60 53,1 Sedang
Simposium Guru 5 4,4 Sangat Rendah
RATA-RATA 13,2 Sangat Rendah
Dari tabel di atas dalam mengembangkan penelitian tindakan kelas melalui
usaha guru sendiri menunjukkan item yang sering dilakukan guru berkategori
77
sedang yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat dan MGMP; dan 15 item
berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah, mengikuti
berita aktual, ikut serta organisasi profesi, IHT atau diklat, magang, belajar jarak
jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut,
seminar, workshop, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium
guru.
4) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
mengembangkan rancangan penelitian
Dalam mengembangkan rancangan penelitian terdapat 18 item jenis pilihan
pengembangan guru secara mandiri dengan masing-masing frekuensi yang tertera
pada tabel berikut ini:
Tabel 31. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Mengembangkan Rancangan Penelitian
Indikator Item F (%) Kategori
Mengembangkan
rancangan
penelitian
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 15 13,3 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 20 17,7 Sangat Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 20 17,7 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 51 45,1 Sedang
IHT atau Diklat 18 15,9 Sangat Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 0 0 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 2 1,8 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 7 6,2 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 36 31,9 Rendah
Workshop 40 35,4 Rendah
Penelitian 9 8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 2 1,8 Sangat Rendah
MGMP 61 54 Sedang
Simposium Guru 0 0 Sangat Rendah
RATA-RATA 13,8 Sangat Rendah
78
Berdasarkan tabel 21, bahwa dari item jenis pilihan pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri terdapat 2 berkategori sedang yaitu
bekerjasama dengan rekan sejawat dan MGMP; dan 16 berkategori rendah dan
sangat rendah. Untuk pengembangan yang sama sekali tidak dilakukan guru yaitu
magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, pendidikan lanjut, program
penyetaraan, dan simposium guru.
e. Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri
Adapun hasil analisis data dari lapangan mengenai pengembangan
kompetensi profesional guru secara mandiri yang dilakukan dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri diungkap melalui
2 indikator dengan pilihan pengembangan guru secara mandiri, diperoleh
frekuensi rata-rata sebesar 19% termasuk dalam kategori sangat rendah. Hasil
tersebut diperoleh dari rata-rata 2 indikator yang akan digambarkan pada diagram
di bawah ini:
Gambar 9. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret secara Mandiri dalam Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk Mengembangkan Diri
17.518
18.519
19.5
Pemanfaatan teknologi informasi dankomunikasi untuk mengembangkan
diri
19.1
18.3 Memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasidalam berkomunikasi
Memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasiuntuk pengembangan diri
79
Diagram di atas menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi
profesional guru secara mandiri dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri guru lebih mengembangkan kemampuan
untuk memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dibandingkan dengan
mengembangkan kemampuan untuk memanfaatkan TIK untuk pengembangan
diri.
Secara rinci masing-masing indikator akan disajikan pada tabel sebagai
berikut:
1) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
Adapun pada bagian indikator pengembangan kompetensi profesional guru
secara mandiri dalam memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi, guru harus
memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran
dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik.
Menggunakan power point atau program lain yang dapat diakses oleh peserta
didik dalam penyampaian materi pembelajaran. Penyampaian materi
menggunakan media TIK dalam dapat memberikan variasi sehingga peserta didik
menjadi tidak bosan dan lebih tertarik untuk belajar. Berikut disajikan pada tabel
di bawah ini:
80
Tabel 32. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Berkomunikasi
Indikator Item F (%) Kategori
Memanfaatkan
teknologi
informasi dan
komunikasi
dalam
berkomunikasi
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 15 13,3 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 49 43,4 Sedang
Ikut serta dalam organisasi profesi 23 20,4 Sangat Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 63 55,8 Sedang
IHT atau Diklat 28 24,8 Rendah
Magang 4 3,5 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 1 0,9 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 1 0,9 Sangat Rendah
Kursus Singkat 11 9,7 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 18 15,9 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 1 0,9 Sangat Rendah
Seminar 28 24,8 Rendah
Workshop 48 42,5 Sedang
Penelitian 7 6,2 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 12 10,6 Sangat Rendah
MGMP 72 63,7 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 19,1 Sangat Rendah
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui dari 18 item terdapat 1 item
berkategori tinggi yaitu MGMP dan 3 berkategori sedang yaitu mengikuti berita
aktual, bekerjasama dengan rekan sejawat dan workshop; 2 item berkategori
rendah yaitu IHT atau diklat dan seminar; dan 12 item berkategori sangat rendah
yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah, ikut serta organisasi profesi, magang,
belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal,
pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium
guru.
2) Pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri
81
Dalam memanfaatkan TIK untuk pengembangan diri guru melakukan
pengembangan kompetensi profesional guru secara mandiri dengan beberapa item
pilihan pengembangan, tertera dalam tabel berikut:
Tabel 33. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru secara Mandiri dalam
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Pengembangan Diri
Indikator Item F (%) Kategori
Memanfaatkan
teknologi
informasi dan
komunikasi untuk
pengembangan
diri
Membaca dan menulis jurnal ilmiah 6 5,3 Sangat Rendah
Mengikuti berita aktual 27 23,9 Rendah
Ikut serta dalam organisasi profesi 24 21,2 Rendah
Bekerjasama dengan rekan sejawat 72 63,7 Tinggi
IHT atau Diklat 30 26,5 Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 1 0,9 Sangat Rendah
Kursus Singkat 13 11,5 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 22 19,5 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 1 0,9 Sangat Rendah
Seminar 22 19,5 Sangat Rendah
Workshop 39 34,5 Rendah
Penelitian 13 11,5 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 3 2,7 Sangat Rendah
Supervisi 23 20,4 Sangat Rendah
MGMP 68 60,2 Sedang
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,3 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 33, pengembangan kompetensi profesional guru secara
mandiri dalam mengembangkan TIK untuk pengembangan diri terdapat 1 item
yang berkategori tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat; 1 item
berkategori sedang yaitu MGMP; 4 item berkategori rendah yaitu mengikuti berita
aktual, ikut serta dalam organisasi profesi, IHT atau diklat, dan workshop; dan 12
item berkategori sangat rendah yaitu membaca dan menulis jurnal ilmiah,
magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan
internal, pendidikan lanjut, seminar, penelitian, program penyetaraan, supervisi,
82
dan simposium guru. Bekerjasama dengan rekan sejawat termasuk dalam kategori
tinggi dikarenakan, berkerjasama dengan rekan sejawat bersifat lebih informal dan
guru dapat lebih jelas dalam bertanya kepada rekan sejawat.
4. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret melalui Institusi
Pengembangan kompetensi professional guru SMA/MA di Kecamatan
Pleret melalui institusi secara keseluruhan frekuensi rata-rata keikutsertaan dari
berbagai jenis pengembangan diperoleh frekuensi rata-rata sebesar 17%, termasuk
ke dalam kategori sangat rendah. Hal ini menujukkan bahwa usaha yang
dilakukan guru melalui usaha institusi dari berbagai jenis pengembangan masih
belum optimal. Pengembangan guru melalui institusi yang dimaksudkan dalam
hal ini adalah pengembangan kompetensi professional guru yang dilakukan
berdasarkan inisiatif yang dilakukan institusi baik itu sekolah maupun instansi
terkait lainnya.
Gambar 10. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Profesional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret melalui Institusi
22
19
16
13
18
0
5
10
15
20
25
Pengembangan Kompetensi Profesional GuruSMA/MA di Kecamatan Pleret melalui Institusi
Penguasaan materi, struktur,konsep, dan pola pikir keilmuanyang mendukung mata pelajaranyang diampuPenguasaan standar kompetensidan kompetensi dasar matapelajaran yang diampu
Mengembangkan materipembelajaran yang diampusecara kreatif
Mengembangkan keprofesionalansecara berkelanjutan denganmelakukan tindakan reflektif
Pemanfaatan teknologi informasidan komunikasi untukmengembangkan diri
83
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa guru lebih tinggi melakukan
pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam mengembangkan
penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yaitu sebesar 22%,
kedua dalam mengembangkan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran sebesar 19%, selanjutnya dalam mengembangakan
pemanfaatan TIK untuk mengembangkan diri sebesar 18%, setelah itu dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif sebesar 16%,
dan yang terakhir paling rendah yaitu dalam mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif sebesar 13%. Di bawah
ini akan disajikan lebih jelas pengembangan kompetensi professional melalui
institusi per sub variabelnya.
a. Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
Dalam mengembangkan kompetensi professional melalui institusi dalam
hal penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu diperoleh rata-rata sebesar 22%,
termasuk dalam kategori rendah. Hasil itu diperoleh berdasarkan rata-rata 4
indikator yang digambarkan dalam diagram, di bawah ini:
84
Gambar 11. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Professional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret melalui Institusi dalam Penguasaaan Materi,
Struktur, Konsep, dan Pola Pikir Keilmuan
Pada diagram di atas dapat terlihat bahwa dalam melakukan pengembangan
kompetensi professional melalui institusi, guru lebih sering melakukan
pengembangan untuk mengembangkan penguasaan materi mata pelajaran yang
diampu dibandingkan dengan memahami penguasaan konsep mata pelajaran,
memahami pola pikir keilmuan, dan memahami penguasaan struktur mata
pelajaran yang diampu.
Secara lebih rinci akan disajikan pada tabel berikut ini:
1) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan penguasaan materi mata pelajaran yang diampu
Berikut akan disajikan hasil penelitian mengenai pengembangan kompetensi
professional melalui institusi dalam mengembangkan penguasaan materi mata
pelajaran yang diampu tersebut.
18
19
20
21
22
23
24
25
Penguasaan Materi, Struktur, Konsep,dan Pola Pikir Keilmuan Melalui Usaha
Pihak Sekolah
24.2
20.4
22
20.8
Memahami penguasaanmateri mata pelajaran yangdiampu
Memahami penguasaanstruktur mata pelajaran yangdiampu
Memahami penguasaankonsep mata pelajaran yangdiampu
Memahami pola pikir keimuanyang mendukung matapelajaran yang diampu
85
Tabel 34. Pengembangan Kompetensi Professional melalui Institusi dalam
Memahami Penguasaan Materi Mata Pelajaran Yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami penguasaan
materi mata pelajaran
yang diampu
IHT atau Diklat 80 70,8 Tinggi
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 27 23,9 Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 32 28,3 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 63 55,8 Sedang
Workshop 66 58,4 Sedang
Penelitian 8 7,1 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 3 2,7 Sangat Rendah
Supervisi 31 27,4 Rendah
MGMP 85 75,2 Tinggi
Simposium Guru 9 8 Sangat Rendah
RATA-RATA 24,2 Rendah
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa pengembangan
kompetensi professional melalui institusi dalam mengembangkan penguasaan
materi terdapat 2 item berkategori tinggi yaitu IHT atau diklat dan MGMP; 2 item
berkategori sedang yaitu seminar dan workshop; 3 item berkategori rendah yaitu
pembinaan internal, kemitraan sekolah, dan supervisi; dan 8 item berkategori
sangat rendah yaitu magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus
singkat, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, dan simposium guru.
2) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan penguasaan struktur mata pelajaran yang diampu
Pengembangkan penguasaan struktur terdapat 15 item jenis pilihan
pengembangan kompetensi professional melalui institusi dengan masing-masing
frekuensi yang tertera pada tabel berikut:
86
Tabel 35. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memahami Penguasaan Struktur Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami penguasaan
struktur mata pelajaran
yang diampu
IHT atau Diklat 75 66,4 Tinggi
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 23 20,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 30 26,5 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 52 46 Sedang
Workshop 47 41,6 Sedang
Penelitian 6 5,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 2 1,8 Sangat Rendah
Supervisi 18 15,9 Sangat Rendah
MGMP 78 69 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 20,4 Sangat Rendah
Berdasarkan pada tabel 35, bahwa dari item jenis pilihan pengembangan
kompetensi professional melalui institusi terdapat 2 item berkategori tinggi yaitu
IHT atau diklat dan MGMP; 2 item berkategori sedang yaitu seminar dan
workshop; 1 item berkategori rendah yaitu pembinaan internal; dan 10 item
berkategori sangat rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh,
pelatihan berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut, penelitian, program
penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
3) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan penguasaan konsep mata pelajaran yang diampu
Adapun indikator ini yaitu mengembangkan penguasaan konsep mata
pelajaran yang diampu melalui pihak sekolah diungkap melalui 15 item jenis
pilihan pengembangan. Berikut hasil tabel dari pokok bahasan ini.
87
Tabel 36. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memahami Penguasaan Konsep Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami penguasaan
konsep mata pelajaran
yang diampu
IHT atau Diklat 69 61,1 Tinggi
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 25 22,1 Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 33 29,2 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 59 52,2 Sedang
Workshop 60 53,1 Sedang
Penelitian 6 5,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 2 1,8 Sangat Rendah
Supervisi 22 19,5 Sangat Rendah
MGMP 84 74,3 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 22 Rendah
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian masing-masing
item jenis pilihan pengembangan yang dilakukan oleh guru melalui institusi. Dari
15 item terdapat 2 item berkategori tinggi yaitu IHT atau diklat dan MGMP; 2
item berkategori sedang yaitu seminar dan workshop; 2 item berkategori rendah
yaitu kemitraan sekolah dan pembinaan internal; dan 9 item berkategori sangat
rendah yaitu magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat,
pembinaan internal, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi,
dan simposium guru. IHT atau diklat termasuk dalam kategori tinggi karena
memang sudah menjadi program kerja tahunan sekolah
4) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan penguasaan pola pikir keilmuan mata pelajaran yang diampu
88
Penguasaan pola pikir keilmuan mata pelajaran yang diampu dalam
pengembangan kompetensi professional melalui institusi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dalam angket penelitian terdapat 15 item jenis pilihan
pengembangan. Tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 37. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memahami Pola Pikir Keilmuan Yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami pola pikir
keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang diampu
IHT atau Diklat 71 62,8 Tinggi
Magang 2 1,8 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 25 22,1 Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 28 24,8 Rendah
Pendidikan Lanjut 4 3,5 Sangat Rendah
Seminar 47 41,6 Sedang
Workshop 59 52,2 Sedang
Penelitian 6 5,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 2 1,8 Sangat Rendah
Supervisi 18 15,9 Sangat Rendah
MGMP 80 70,8 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 20,8 Sangat Rendah
Berdasarkan data tabel 37, pengembangan kompetensi professional melalui
institusi dalam mengembangkan penguasaan pola pikir keilmuan terdapat 2 item
berkategori tinggi yaitu IHT atau diklat dan MGMP; 2 item berkategori sedang
yaitu seminar dan worshop; 2 item berkategori rendah yaitu kemitraan sekolah
dan pembinaan internal; dan 9 item berkategori sangat rendah yaitu magang,
belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pembinaan internal,
pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium
guru.
89
b. Pengembangan Kompetensi Professional melalui Institusi dalam
mengembangkan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu
Pengembangkan kompetensi professional melalui institusi dalam hal
penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu diperoleh rata-rata sebesar 19%, termasuk dalam kategori rendah. Hasil
itu diperoleh berdasarkan rata-rata 3 indikator yang digambarkan dalam diagram,
sebagai berikut:
Gambar 12. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Professional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret melalui Institusi dalam Penguasaan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu
Diagram di atas menunjukkan bahwa dalam mengembangkan pemahaman
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu dibandingkan dengan
mengembangkan pemahaman standar kompetensi mata pelajaran yang diampu
dan pemahaman tujuan pembelajaran mata pelajaran yang diampu.
Secara lebih rinci masing-masing indikator akan disajikan pada tabel
berikut ini:
17.6
17.8
18
18.2
18.4
18.6
18.8
Penguasaan standar kompetensi dankompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu melalui Institusi
18.6
18.8
18.1
Memahami standarkompetensi mata pelajaranyang diampu
Memahami kompetensidasar mata pelajaran yangdiampu
Memahami tujuanpembelajaran yang diampu
90
1) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan pemahaman standar kompetensi
Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan pemahaman standar kompetensi, dapat dilakukan dengan 15
item jenis pilihan pengembangan yang ada pada tabel berikut:
Tabel 38. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memahami Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami standar
kompetensi mata
pelajaran yang diampu
IHT atau Diklat 67 59,3 Sedang
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 18 15,9 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 31 27,4 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 37 32,7 Rendah
Workshop 47 41,6 Sedang
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 17 15 Sangat Rendah
MGMP 88 77,9 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,6 Sangat Rendah
Hasil masing-masing item jenis pilihan pengembangan kompetensi
professional melalui institusi dalam mengembangkan pemahaman standar
kompetensi, terdapat 1 item berkategori tinggi yaitu MGMP; 2 item berkategori
sedang yaitu IHT atau diklat dan workshop; 2 item berkategori rendah yaitu
pembinaan internal dan seminar; dan 10 item berkategori sangat rendah yaitu
magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus
91
singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru.
2) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan pemahaman kompetensi dasar
Persentase masing-masing dari 15 item jenis pilihan pengembangan
kompetensi professional melalui institusi dalam mengembangkan pemahaman
kompetensi dasar, akan ditampilan pada tabel di bawah ini:
Tabel 39. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memahami Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami kompetensi
dasar mata pelajaran
yang diampu
IHT atau Diklat 71 62,8 Tinggi
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 16 14,2 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 24 21,2 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 41 36,3 Rendah
Workshop 55 48,7 Sedang
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 13 11,5 Sangat Rendah
MGMP 89 78,8 Tinggi
Simposium Guru 5 4,4 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,8 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 39, terdapat 2 item berkategori tinggi yaitu IHT atau
diklat dan MGMP; 1 item berkategori sedang yaitu workshop; 2 item berkategori
rendah yaitu pembinaan internal dan seminar; dan 10 item berkategori sangat
rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang,
kursus singkat, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan
92
simposium guru. Kursus singkat sangat rendah karena minimnya diadakan kursus
singkat baik oleh sekolah dengan bekerjasama perguruan tinggi dan lembaga lain.
3) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan pemahaman tujuan pembelajaran
Adapun hasil analisis data dari lapangan mengenai pengembangan
kompetensi professional melalui institusi dalam mengembangkan tujuan
pembelajaran dilakukan melalui 15 item jenis pilihan pengembangan di bawah ini.
Tabel 40. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Pihak Sekolah
dalam Memahami Tujuan Pembelajaran yang Diampu
Indikator Item F (%) Kategori
Memahami tujuan
pembelajaran yang
diampu
IHT atau Diklat 71 62,8 Tinggi
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 18 15,9 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 25 22,1 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 36 31,9 Rendah
Workshop 47 41,6 Sedang
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 1 0,9 Sangat Rendah
Supervisi 13 11,5 Sangat Rendah
MGMP 85 75,2 Tinggi
Simposium Guru 5 4,4 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,1 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas, pengembangan kompetensi professional melalui
institusi dalam mengembangkan penguasaan tujuan pembelajaran terdapat 2 item
berkategori tinggi yaitu IHT atau diklat dan MGMP; 1 item berkategori sedang
yaitu workshop; 2 item berkategori rendah yaitu pembinaan internal dan seminar;
dan 10 item berkategori sangat rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar
93
jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut, penelitian,
program penyetaraan, supervisi, dan simposium guru. Kemitraan sekolah
termasuk dalam kategori rendah karena tidak ada program khusus untuk
bekerjasama dengan sekolah lain.
c. Pengembangan Kompetensi Professional melalui Institusi dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
Pengembangkan kompetensi professional melalui institusi dalam hal
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif diperoleh rata-
rata sebesar 16%, termasuk dalam kategori sangat rendah. Hasil yang diperoleh ini
berdasarkan rata-rata 7 indikator yang dapat digambarkan dalam diagram, sebagai
berikut:
Gambar 13. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Professional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret melalui Institusi dalam Mengembangkan Materi
Pembelajaran yang Diampu secara Kreatif
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa guru mengembangkan
kompetensi professional melalui institusi, guru lebih sering mengembangkan
kemampuan dalam mengembangkan silabus.
18.1 18.1
12.1 12.7
16.6
18.5
16.3
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampusecara kreatif
Memilih materi pembelajaran yangdiampu sesuai dengan tingkatperkembangan peserta didikMengolah materi pelajaran yangdiampu secara kreatif sesuai dengantingkat perkembangan peserta didikMenggunakan dan mengelolalaboratorium dalam rangkapembelajaranMenggunakan perpustakaan dalampembelajaran
Menggunakan lingkungan sebagaipengembangan sumber belajar
Mengembangkan silabus
Menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP)
94
Secara lebih rinci pada masing-masing indikator maka akan disajikan pada
tabel berikut:
1) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam memilih
materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik
Berikut hasil analisis data dari 15 item jenis pilihan pengembangan
kompetensi professional melalui institusi dalam memilih materi pembelajaran,
tertera pada tabel berikut:
Tabel 41. Persentase Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi
dalam Memilih Materi Pembelajaran Yang Diampu Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan Peserta Didik
Indikator Item F (%) Kategori
Memilih materi
pembelajaran yang
diampu sesuai dengan
tingkat perkembangan
peserta didik
IHT atau Diklat 60 53,1 Sedang
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 15 13,3 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 3 2,7 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 29 25,7 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 38 33,6 Rendah
Workshop 50 44,2 Sedang
Penelitian 6 5,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 14 12,4 Sangat Rendah
MGMP 82 72,6 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,1 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 41, bahwa terdapat 1 item jenis pilihan pengembangan
berkategori tinggi yaitu MGMP; 1 item berkategori sedang yaitu workshop; 2
item berkategori rendah yaitu pembinaan internal dan seminar; dan 10 item
berkategori sangat rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh,
95
pelatihan berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut, penelitian, program
penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
2) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam mengolah
materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
Berikut akan disajikan tabel hasil penelitian mengenai pengembangan
kompetensi professional melalui institusi dalam mengolah materi pelajaran yang
diampu.
Tabel 42. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Mengolah Materi Pelajaran yang Diampu Secara Kreatif Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan Peserta Didik
Indikator Item F (%) Kategori
Mengolah materi
pelajaran yang diampu
secara kreatif sesuai
dengan tingkat
perkembangan peserta
didik
IHT atau Diklat 64 56,6 Sedang
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 17 15 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 3 2,7 Sangat Rendah
Kursus Singkat 0 0 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 24 21,2 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 40 35,4 Rendah
Workshop 47 41,6 Sedang
Penelitian 4 3,5 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 16 14,2 Sangat Rendah
MGMP 82 72,6 Tinggi
Simposium Guru 7 6,2 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,1 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 15 item jenis
pengembangan yang dilakukan, terdapat 1 item yang berkategori tinggi yaitu
MGPM; 2 item berkategori sedang yaitu IHT atau diklat dan workshop; 2 item
berkategori rendah yaitu pembinaan internal dan seminar; dan 10 item berkategori
96
sangat rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan
berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru.
3) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam menggunakan
dan mengelola laboratorium untuk pembelajaran
Berikut hasil analisis data dari 15 item jenis pilihan pengembangan
kompetensi professional melalui institusi dalam memilih materi pembelajaran,
tertera pada tabel berikut:
Tabel 43. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Menggunakan dan Mengelola Laboratorium untuk Pembelajaran
Indikator Item F (%) Kategori
Menggunakan dan
mengelola laboratorium
dalam rangka
pembelajaran
IHT atau Diklat 41 36,3 Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 18 15,9 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 3 2,7 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 19 16,8 Sangat Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 21 18,6 Sangat Rendah
Workshop 36 31,9 Rendah
Penelitian 0 0 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 11 9,7 Sangat Rendah
MGMP 50 44,2 Sedang
Simposium Guru 2 1,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 12,1 Sangat Rendah
Pada indikator pengembangan kompetensi professional melalui institusi
dalam menggunakan dan mengelola laboratorium untuk pembelajaran, dapat
dilihat bahwa tidak terdapat item berkategori tinggi. Untuk item yang berkategori
97
sedang ada 1 item yaitu MGMP; 2 item berkategori rendah yaitu IHT atau diklat
dan workshop.
4) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam menggunakan
perpustakaan untuk pembelajaran
Pengembangkan penggunaan perpustaakaan untuk pembelajaran, guru
mengembangkan kompetensi professional melalui institusi dilakukan dengan
beberapa item jenis pilihan pengembangan. Hasil analisis penelitian tertera pada
tabel berikut:
Tabel 44. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Menggunakan Perpustakaan untuk Pembelajaran
Indikator Item F (%) Kategori
Menggunakan
perpustakaan dalam
pembelajaran
IHT atau Diklat 40 35,4 Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 23 20,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 2 1,8 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 28 24,8 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 29 25,7 Rendah
Workshop 35 31 Rendah
Penelitian 2 1,8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 11 9,7 Sangat Rendah
MGMP 43 38,1 Rendah
Simposium Guru 0 0 Sangat Rendah
RATA-RATA 12,7 Sangat Rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada yag berkategori tinggi
maupun sedang hampir semua pengembangannya berkategori rendah dan sangat
rendah. Seminar termasuk kategori rendah karena sudah diprogramkan oleh
masing-masing sekolah, sedangkan pendidikan lanjut termasuk dalam kategori
98
sangat rendah dikarenakan perubahan aturan dari bupati bantul bahwa sudah
ditiadakan pembiayaan untuk guru sekolah Negeri yang melakukan pendidikan
lanjut.
5) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam menggunakan
lingkungan sebagai pengembangan sumber belajar
Hasil analisis data penelitian pengembangan kompetensi professional
melalui institusi dalam penggunaan lingkungan sebagai pengembangan sumber
belajar mata pelajaran yang diampu, disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 45. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Menggunakan Lingkungan sebagai Pengembangan Sumber Belajar
Indikator Item F (%) Kategori
Menggunakan
lingkungan sebagai
pengembangan sumber
belajar
IHT atau Diklat 47 41,6 Sedang
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 41 36,3 Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 34 30,1 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 20 17,7 Sangat Rendah
Workshop 45 39,8 Rendah
Penelitian 10 8,8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 6 5,3 Sangat Rendah
MGMP 70 61,9 Tinggi
Simposium Guru 2 1,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 16,6 Sangat Rendah
Pada indikator di atas, dapat dilihat terdapat 1 item berkategori tinggi yaitu
MGMP; 1 item berkategori sedang yaitu IHT atau diklat; 3 item berkategori
rendah yaitu pembinaan internal, kemitraan sekolah, dan workshop; dan 10 item
berkategori sangat rendah yaitu magang, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang,
99
kursus singkat, pembinaan internal, pendidikan lanjut, penelitian, program
penyetaraan, supervisi, dan simposium guru.
6) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan silabus
Berdasarkan hasil analisis penelitian maka diperoleh hasil dari
pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam mengembangkan
silabus mata pelajaran yang diampu, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 46. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Mengembangkan Silabus
Indikator Item F (%) Kategori
Mengembangkan silabus
IHT atau Diklat 62 54,9 Sedang
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 17 15 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 30 26,5 Rendah
Pendidikan Lanjut 1 0,9 Sangat Rendah
Seminar 22 19,5 Sangat Rendah
Workshop 68 60,2 Sedang
Penelitian 6 5,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 13 11,5 Sangat Rendah
MGMP 88 77,9 Tinggi
Simposium Guru 2 1,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,5 Sangat Rendah
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 1 item berkategori tinggi
yaitu MGMP; 2 bekategori sedang yaitu IHT atau diklat dan workshop; 1 item
berkategori rendah yaitu pembinaan internal; dan 11 item berkategori sangat
rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang,
100
kursus singkat, pendidikan lanjut, seminar, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru.
7) Pengembangan kompetensi profesional guru melalui pihak sekolah dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adapun hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan peneliti, pada
indikator ini pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
menyusun RPP, tertera dalam tebel berikut:
Tabel 47. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Indikator Item F (%) Kategori
Menyusun rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
IHT atau Diklat 48 42,5 Sedang
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 17 15 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 30 26,5 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 19 16,8 Sangat Rendah
Workshop 52 46 Sedang
Penelitian 4 3,5 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 9 8 Sangat Rendah
MGMP 89 78,8 Tinggi
Simposium Guru 2 1,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 16,3 Sangat Rendah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengembangan kompetensi
professional melalui institusi dalam menyusun RPP terdapat 1 berkategori tinggi
yaitu MGMP; 2 item berkategori sedang yaitu IHT atau diklat dan workshop; 1
item berkategori rendah yaitu pembinaan internal; dan 11 item berkategori sangat
rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang,
101
kursus singkat, pendidikan lanjut, seminar, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru.
d. Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
Dalam mengembangkan kompetensi professional melalui institusi dalam
hal mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif diperoleh
frekuensi rata-rata keikutsertaan dari berbagai jenis pilihan pengembangan sebesar
13%, termasuk dalam kategori sangat rendah. Dan berdasarkan rata-rata 4
indikator maka dapat digambarkan dalam diagram, sebagai berikut:
Gambar 14. Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Professional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret melalui Institusi dalam Mengembangkan
Keprofesionalan secara Berkelanjutan dengan Melakukan Tindakan Reflektif
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa guru melalui institusi
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif, guru lebih sering mengembangkan kemampuan dalam
mengembangkan rancangan penelitian.
Secara rinci akan disajikan masing-masing indikator, tertera pada tabel:
02468
10121416
Mengembangkan keprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif
14.2 12.9 11.4
14.4 Melakukan refleksi terhadapkinerja sendiri secara terusmenerus
Memanfaatkan hasil refleksi
Melakukan penelitiantindakan kelas
Mengembangkan rancanganpenelitian
102
1) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam melakukan
refleksi terhadap kinerja sendiri
Hasil yang diperoleh dari pengembangan kompetensi professional melalui
institusi dalam melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri, disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 48. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Melakukan Refleksi terhadap Kinerja Sendiri
Indikator Item F (%) Kategori
Melakukan refleksi
terhadap kinerja sendiri
secara terus menerus
IHT atau Diklat 42 37,2 Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 17 15 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 2 1,8 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 30 26,5 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 21 18,6 Sangat Rendah
Workshop 37 32,7 Rendah
Penelitian 6 5,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 18 15,9 Sangat Rendah
MGMP 60 53,1 Sedang
Simposium Guru 2 1,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 14,2 Sangat Rendah
Pada diagram di atas dapat terlihat bahwa dalam melakukan pengembangan
kompetensi professional melalui institusi untuk mengembangkan refleksi terhadap
kinerja sendiri 1 bekategori sedang yaitu MGMP; dan item yang sama sekali tidak
dilakukan guru berkategori sangat rendah yaitu magang dan program penyetaraan.
MGMP termasuk dalam kategori sedang dikarenakan sudah merupakan program
dari sekolah untuk mengikutsertakan guru dalam kegiatan tersebut dan MGMP
merupakan kegiatan yang paling efektif bagi guru.
103
2) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
memanfaatkan hasil refleksi
Berikut akan disajikan hasil analisis dari pengembangan kompetensi
professional melalui institusi dalam memanfaatkan hasil refleksi, sebagai berikut:
Tabel 49. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memanfaatkan Hasil Refleksi
Indikator Item F (%) Kategori
Memanfaatkan hasil
refleksi
IHT atau Diklat 24 21,2 Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 17 15 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 2 1,8 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 38 33,6 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 18 15,9 Sangat Rendah
Workshop 30 26,5 Rendah
Penelitian 10 8,8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 20 17,7 Sangat Rendah
MGMP 56 49,6 Sedang
Simposium Guru 2 1,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 12,9 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pengembangan kompetensi
professional melalui institusi dalam memanfaatkan hasil refleksi terdapat 1 item
berkategori tinggi yaitu bekerjasama dengan rekan sejawat; 1 item berkategori
sedang yaitu MGMP; 3 item berkategori rendah yaitu IHT atau diklat, pembinaan
internal, dan workshop; dan 11 item berkategori sangat rendah yaitu magang,
kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat,
pendidikan lanjut, seminar, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan
simposium guru.
104
3) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam melakukan
penelitian tindakan kelas
Persentase 15 item jenis pilihan pengembangan kompetensi professional
melalui institusi yang dilakukan untuk mengembangkan penelitian tindakan kelas
akan ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 50. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Melakukan Penelitian Tindakan Kelas
Indikator Item F (%) Kategori
Melakukan penelitian
tindakan kelas
IHT atau Diklat 21 18,6 Sangat Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 15 13,3 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 2 1,8 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 25 22,1 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 20 17,7 Sangat Rendah
Workshop 20 17,7 Sangat Rendah
Penelitian 19 16,8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 7 6,2 Sangat Rendah
MGMP 62 54,9 Sedang
Simposium Guru 0 0 Sangat Rendah
RATA-RATA 11,4 Sangat Rendah
Dari tabel di atas dalam mengembangkan penelitian tindakan kelas melalui
institusi menunjukkan item yang sering dilakukan guru berkategori sedang yaitu
MGMP; 1 item berkategori rendah yaitu pembinaan internal; dan 13 item
berkategori sangat rendah yaitu IHT atau diklat, magang, kemitraan sekolah,
belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut,
seminar, workshop, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium
guru.
105
4) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
mengembangkan rancangan penelitian
Pengembangkan rancangan penelitian terdapat 15 item jenis pilihan
pengembangan kompetensi professional melalui institusi, masing-masing
frekuensi yang tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 51. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Mengembangkan Rancangan Penelitian
Indikator Item F (%) Kategori
Mengembangkan
rancangan penelitian
IHT atau Diklat 30 26,5 Rendah
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 17 15 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 1 0,9 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 24 21,2 Rendah
Pendidikan Lanjut 0 0 Sangat Rendah
Seminar 33 29,2 Rendah
Workshop 43 38,1 Rendah
Penelitian 15 13,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 10 8,8 Sangat Rendah
MGMP 69 61,1 Tinggi
Simposium Guru 0 0 Sangat Rendah
RATA-RATA 14,4 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 51, bahwa dari item jenis pilihan pengembangan
kompetensi professional melalui institusi terdapat 1 berkategori tinggi yaitu
MGMP; 4 item berkategori rendah yaitu IHT atau diklat, pembinaan internal,
seminar, dan workshop; dan 10 item berkategori sangat rendah yaitu magang,
kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang, kursus singkat,
pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan, supervisi, dan simposium
guru. Untuk pengembangan yang sama sekali tidak dilakukan guru yaitu magang,
106
pelatihan berjenjang, pendidikan lanjut, program penyetaraan, dan simposium
guru.
e. Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri
Dalam mengembangkan kompetensi professional melalui institusi dalam
hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri
diperoleh frekuensi rata-rata keikutsertaan dari berbagai jenis pilihan
pengembangan sebesar 18%, termasuk dalam kategori sangat rendah. Hasil
tersebut diperoleh berdasarkan rata-rata 2 indikator yang digambarkan dalam
diagram, sebagai berikut:
Gambar 15.Diagram Batang Pengembangan Kompetensi Professional Guru
SMA/MA di Kecamatan Pleret melalui Institusi dalam Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk Mengembangkan Diri
Diagram di atas menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi
professional melalui institusi dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri guru lebih mengembangkan kemampuan
untuk memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dibandingkan dengan
16.517
17.518
18.519
Pemanfaatan teknologi informasi dankomunikasi untuk mengembangkan
diri
18.9
17.5 Memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasidalam berkomunikasi
Memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasiuntuk pengembangan diri
107
mengembangkan kemampuan untuk memanfaatkan TIK untuk pengembangan
diri. Secara rinci akan disajikan masing-masing indikator pada tebel berikut:
1) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
Adapun pada bagian indikator pengembangan kompetensi professional
melalui institusi dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi diungkap melalui 15 item jenis pilihan pengembangan kompetensi
profesional guru, berikut hasil disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 52. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Berkomunikasi
Indikator Item F (%) Kategori
Memanfaatkan teknologi
informasi dan
komunikasi dalam
berkomunikasi
IHT atau Diklat 51 45,1 Sedang
Magang 0 0 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 20 17,7 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 0 0 Sangat Rendah
Kursus Singkat 13 11,5 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 29 25,7 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 41 36,3 Rendah
Workshop 67 59,3 Sedang
Penelitian 6 5,3 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 17 15 Sangat Rendah
MGMP 67 59,3 Sedang
Simposium Guru 6 5,3 Sangat Rendah
RATA-RATA 18,9 Sangat Rendah
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa capaian masing-
masing item jenis pilihan pengembangan yang dilakukan. Dari 15 item terdapat 3
berkategori sedang yaitu IHT atau diklat, workshop dan MGMP; 2 item
berkategori rendah yaitu pembinaan internal dan seminar; dan 10 item berkategori
108
sangat rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan
berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru.
2) Pengembangan kompetensi professional melalui institusi dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri
Dalam memanfaatkan TIK untuk pengembangan diri guru melakukan
pengembangan kompetensi professional melalui institusi, 15 item pilihan
pengembangan tertera dalam tabel berikut:
Tabel 53. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru melalui Institusi dalam
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Pengembangan Diri
Sekolah
Indikator Item F (%) Kategori
Memanfaatkan teknologi
informasi dan
komunikasi untuk
pengembangan diri
IHT atau Diklat 40 35,4 Rendah
Magang 4 3,5 Sangat Rendah
Kemitraan Sekolah 14 12,4 Sangat Rendah
Belajar Jarak Jauh 2 1,8 Sangat Rendah
Pelatihan Berjenjang 2 1,8 Sangat Rendah
Kursus Singkat 13 11,5 Sangat Rendah
Pembinaan Internal 27 23,9 Rendah
Pendidikan Lanjut 2 1,8 Sangat Rendah
Seminar 39 34,5 Rendah
Workshop 63 55,8 Sedang
Penelitian 9 8 Sangat Rendah
Program Penyetaraan 0 0 Sangat Rendah
Supervisi 19 16,8 Sangat Rendah
MGMP 61 54 Sedang
Simposium Guru 2 1,8 Sangat Rendah
RATA-RATA 17,5 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 53, pengembangan kompetensi professional melalui
institusi dalam mengembangkan TIK untuk pengembangan diri terdapat 2 item
yang berkategori sedang yaitu workshop dan MGMP; 3 item berkategori rendah
yaitu IHT atau diklat, pembinaan internal, dan seminar; dan 10 item berkategori
109
sangat rendah yaitu magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan
berjenjang, kursus singkat, pendidikan lanjut, penelitian, program penyetaraan,
supervisi, dan simposium guru. Ini berarti memang dalam mengembangkan TIK
untuk berkomunikasi lebih sering dilakukan guru melalui dari usaha institusi yaitu
MGMP, dilanjutkan dengan workshop dan IHT atau diklat.
C. Pembahasan
Pengembangan kompetensi profesional guru dapat dilakukan dengan
berbagai macam upaya, antara lain melalui membaca dan menulis jurnal ilmiah;
mengikuti berita aktual; ikut serta dalam organisasi profesi; bekerjasama dengan
rekan sejawat; diklat; magang; kemitraan sekolah; belajar jarak jauh; pelatihan
berjenjang; kursus singkat; pembinaan internal; pendidikan lanjut; seminar;
workshop; penelitian; program penyetaraan; supervisi; MGMP; dan simposium
guru. Berbagai macam upaya tersebut dapat diterapkan pada pengembangan
kompetensi professional guru baik melalui inisiatif guru secara mandiri maupun
melalui usaha institusi yang meliputi penguasaan materi, struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan; penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar;
pengembangan materi pembelajaran yang diampu; pengembangan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif;
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Dapat dilihat di penyajian data bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa
banyak dari keseluruhan indikator masing-masing item pilihan pengembangan
kompetensi professional dikategorikan sangat rendah, tetapi hal ini tidak
menunjukkan bahwa pilihan pengembangan tersebut dikatakan baik atau tidak
110
baik dikarenakan peneliti di sini hanya melihat dari frekuensi tinggi rendahnya
pengembangan kompetensi professional yang dilakukan guru dari item pilihan
pengembangan yang dilakukan baik dari inisiatif guru secara mandiri maupun
melalui usaha institusi dan juga pilihan pengembangan yang disediakan peneliti
dari kajian teori tersebut dalam pelaksanaannya tidak selalu sama. Pengembangan
guru melalui institusi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pengembangan
kompetensi professional guru yang dilakukan berdasarkan inisiatif yang dilakukan
institusi baik itu sekolah maupun instansi terkait lainnya. Di bawah ini akan
dideskripsikan mengenai hasil dari penyajian data.
1. Deskripsi Pengembangan Kompetensi Professional Guru SMA/MA di
Kecamatan Pleret Secara Umum
Berdasarkan analisis data, secara umum menujukkan bahwa
pengembangan kompetensi professional guru SMA/MA di Kecamatan Pleret
Kabupaten Bantul frekuensi keikutsertaan dari berbagai jenis pilihan
pengembangan berada dalam kategori sangat rendah (19%), Keseluruhannya
dihitung berdasarkan jumlah guru yang ada di Kecamatan Pleret yakni 113 orang
guru. Ini menandakan bahwa pengembangan kompetensi professional guru
SMA/MA secara umum dari berbagai jenis pengembangan masih banyak yang
kurang optimal. Kurang optimalnya keikutsertaan berbagai jenis pengembangan
ini, karena dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kemauan atau motivasi guru
sendiri dalam mengembangkan kemampuannya dan mekanisme atau fasilitas yang
diberikan oleh SMA/MA di Kecamatan Pleret. Pengembangan kompetensi
professional guru SMA/MA sesuai dengan data pada tabel 12 halaman 47 dapat
111
dilihat dari guru secara mandiri frekuensi keikutsertaannya dalam kategori rendah
(21%) dan melalui usaha institusi frekuensi keikutsertaan dalam kategori sangat
rendah yaitu (17%). Hal ini berarti guru secara mandiri lebih tinggi
keikutsertaannya dibandingkan dengan usaha melalui institusi. Namun,
pengembangan kompetensi professional guru SMA/MA tidak bisa lepas dari
inisiatif guru secara mandiri dan melalui institusi ini sesuai dengan kajian teori
menurut Marselus R. Payong (2011: 19) yang menyatakan bahwa pengembangan
professional adalah proses lewat mana para guru baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain mengkaji, membaharui, dan memperluas
komitmen mereka sebagai pelaku perubahan terhadap tujuan-tujuan moral dari
pengajaran;dan lewat mana mereka belajar dan mengembangkan secara kritis
pengetahuan, keterampilan, dan intelegensi emosionalnya yang penting bagi
perencanaan, pemikiran, dan praktik professional yang baik dengan anak-anaknya,
orang muda, dan para kolega melalui setiap tahap kehidupan pengajaran mereka.
Terkait dengan pengembangan kompetensi professional guru SMA/MA
yaitu a) Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan mata
pelajaran yang diampu, yaitu dalam hal menguasai bahan pembelajaran baik
bahan ajar wajib, bahan ajar pengayaan, dan bahan ajar penunjang untuk
keperluan pengajarannya. Guru mampu mengelola program belajar meliputi:
merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan dapat menggunakan metode
pengajaran, memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat,
melaksanakan program mengajar, mampu membuat urutan dalam proses
mengajar, mampu mengeneralisasi, dan memiliki pola pikir keilmuan baik induksi
112
ke deduksi maupun sebaliknya. b) Penguasaan standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran, Apabila menguasasi SK dan KD, akan menjadi
arah dan landasan dalam proses pembelajaran. Jadi sebelum pelaksanaan
pembelajaran, guru terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami tentang
standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran. Pentingnya penguasaan
SK dan KD sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,
yang menyatakan bahwa standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah
dan landasan untuk mengembangkan pembelajaran, kegiatan, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Oleh karena itu, pengembangan
kompetensi professional dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan
penguasaan SK, KD, dan tujuan pembelajaran. c) Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif, merupakan komponen yang penting
untuk menciptakan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, oleh karena itu
materi jika tidak dikembangkan menggunakan strategi yang terencana, akan
berakibat terhadap kurangnya motivasi/kemauan belajar dari peserta didik.
Dengan pengembangan kompetensi professional guru diharapkan mampu untuk
mengembangkan materi dengan metode pembelajaran yang bervariasi dan
prosedur pembelajaran berdasarkan urutan, sehingga dapat menumbuhkan
semangat peserta didik dalam pembelajaran. Penyusunan progam pembelajaran
tertuang pada silabus dan RPP, keduanya disusun per mata pelajaran dan disusun
sebagai pedoman guru dalam memberikan materi pembelajaran. Silabus sebagai
acuan dalam pengembangan RPP, yang dapat dilakukan oleh guru secara
mandiri/kelompok berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan
113
dibawah supervisi dinas. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 2. Memahami penguasaan struktur mata pelajaran yang diampu 3. Memahami penguasaan konsep mata pelajaran yang diampu 4. Memahami pola pikir keimuan y
b c d e f g h i j k l m n o p q r a b c d e f g h i j k l m n o p q r a b c d
ang mendukung mata pelajaran yang diampu 5. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu 6. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu
e f g h i j k l m n o p q r a b c d e f g h i j k l m n o p q r a b c d e f g
Butir Angket (Usaha Guru Sendiri) Pengembangan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif 11. Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran 12. Menggunakan lingkungan sebagai pengembangan sumber belajar
n o p q r a b c d e f g h i j k l m n o p q r a b c d e f g h i j k l m n o p
bangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif 15. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus 16. Memanfaatkan hasil refleksi
b c d e f g h i j k l m n o p q r a b c d e f g h i j k l m n o p q r a b c d
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri berkomunikasi 20. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri
h i j k l m n o p q r a b c d e f g h i j k l m n o p q r
Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 23. Memahami penguasaan konsep 24. Memahami pola pikir keilmuan
f g h i j k l m n o a b c d e f g h i j k l m n o a b c d e f g h i j k l m n
Butir Angket (Usaha Pihak Sekolah) Pengembangan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif 30. Menggunakan dan mengelola laboratorium 31. Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran 32. Menggunakan lingkungan
c d e f g h i j k l m n o a b c d e f g h i j k l m n o a b c d e f g h i j k