Modul 7 Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Berbicara Dr. Titik Harsiati, M.Pd. A. MANFAAT DAN RELEVANSI Pada modul sebelumnya, Anda telah belajar menyusun alat penilaian menyimak. Keterampilan berbicara dan menyimak memiliki persamaan. Keterampilan menyimak dan berbicara berkaitan dengan wacana lisan. Keterampilan menyimak berkaitan dengan keterampilan memahami wacana lisan, sedangkan keterampilan berbicara berkaitan dengan keterampilan menghasilkan wacana lisan yang sesuai dengan konteks komunikasi. Keterampilan berbicara termasuk keterampilan produktif. Setelah latihan penyusunan tes membaca, menyimak, dan menulis; calon guru mata pelajaran bahasa Indonesia perlu memahami karakteristik alat penilaian berbicara dan prosedur pengembangannya. Di samping itu, diperlukan latihan-latihan mengembangkan alat penilaian berbicara bagi calon guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan latihan yang memadai untuk menyusun alat penilaian berbicara, seorang calon guru BI akan memiliki kompetensi untuk menilai hasil belajar dan proses belajar keterampilan berbicara. Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan dapat berlatih mempraktikkan penyusunan alat penilaian berbicara. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menguasai hal-hal berikut. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam penilaian kemampuan berbicara dan konstruk kemampuan berbicara. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan ragam alat penilaian kemampuan berbicara. PENDAHULUAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Modul 7
Pengembangan Alat Penilaian Kompetensi Berbicara
Dr. Titik Harsiati, M.Pd.
A. MANFAAT DAN RELEVANSI
Pada modul sebelumnya, Anda telah belajar menyusun alat penilaian
menyimak. Keterampilan berbicara dan menyimak memiliki persamaan.
Keterampilan menyimak dan berbicara berkaitan dengan wacana lisan.
Keterampilan menyimak berkaitan dengan keterampilan memahami wacana
lisan, sedangkan keterampilan berbicara berkaitan dengan keterampilan
menghasilkan wacana lisan yang sesuai dengan konteks komunikasi.
Keterampilan berbicara termasuk keterampilan produktif.
Setelah latihan penyusunan tes membaca, menyimak, dan menulis; calon
guru mata pelajaran bahasa Indonesia perlu memahami karakteristik alat
penilaian berbicara dan prosedur pengembangannya. Di samping itu,
diperlukan latihan-latihan mengembangkan alat penilaian berbicara bagi
calon guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan latihan yang memadai
untuk menyusun alat penilaian berbicara, seorang calon guru BI akan
memiliki kompetensi untuk menilai hasil belajar dan proses belajar
keterampilan berbicara.
Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan dapat
berlatih mempraktikkan penyusunan alat penilaian berbicara. Secara khusus,
setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menguasai hal-hal
berikut.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam penilaian
kemampuan berbicara dan konstruk kemampuan berbicara.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan ragam alat penilaian kemampuan
berbicara.
PENDAHULUAN
7.2 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
3. Mahasiswa mampu merencanakan dan menyusun alat penilaian
kemampuan berbicara.
B. DESKRIPSI/CAKUPAN MATERI MODUL
Modul ini penting dipelajari sebagai bekal untuk merencanakan
penyusunan alat berbicara. Modul ini penting dipelajari karena dengan
memahami prinsip penilaian berbicara, seorang guru dapat menyusun alat
penilaian berbicara secara tepat. Materi yang akan Anda pelajari mencakup
(1) pendekatan dalam penilaian dan konstruk kemampuan berbicara serta (2)
ragam alat penilaian kemampuan berbicara dan penyusunan alat penilaian
kemampuan berbicara.
C. SUSUNAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran terdiri atas dua tahap. Tahapan pembelajaran
dalam modul ini dilakukan dengan urutan berikut.
Kegiatan Belajar 1 : Pendekatan dalam Penilaian Kemampuan Berbicara dan
Konstruk Kemampuan Berbicara
Kegiatan Belajar 2 : Ragam Alat Penilaian dalam Pembelajaran Berbicara
dan Perencanaan Penilaian Keterampilan Berbicara
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.3
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan dan Konstruk Keterampilan Berbicara
A. PENGARUH PENDEKATAN DISKRIT DAN KOMUNIKATIF
PADA PENILAIAN BERBICARA
Tahun 1970 sampai 1980 pendekatan penilaian bahasa diwarnai
pendekatan struktural dan integratif. Pendekatan struktural melahirkan tes
diskrit. Tes diskrit didasari asumsi bahwa bahasa dapat dipecah-pecah
menjadi bagian-bagian dan dapat dinilai secara terpisah. Pandangan teori
diskrit yang memecah belah unsur kebahasaan dan mengisolasikannya dari
konteks pemakaian berbahasa dipandang orang sebagai kelemahan yang
mendasar. Hal ini seiring dengan munculnya pandangan baru dalam
pembelajaran bahasa. Pendekatan struktural yang selama ini digunakan
sebagai landas pijak dalam pembelajaran bahasa dikritik oleh para pakar
pembelajaran bahasa yang berorientasikan pada fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi. Hal ini menandai lahirnya pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa. Pendekatan ini menekankan aspek fungsi komunikatif
bahasa yang bersifat alami dalam pembelajaran bahasa. Dengan demikian,
pengelolaan proses belajar mengajarnya lebih diarahkan pada pemajanan
keterampilan berbahasa dalam berbagai konteks dan situasi berbahasa.
Pada pendekatan diskrit, kemampuan berbicara difokuskan pada
penguasaan pengucapan kata sesuai lafal atau penguasaan kalimat dengan
intonasi secara tepat. Pada pendekatan diskrit, latihan-latihan berbicara
terfokus pada latihan-latihan pengucapan kata dan kalimat sesuai dengan
aturan tata bentukan, tata makna, tata kalimat, dan tata bunyi. Aspek yang
dinilai pada penilaian berbicara terfokus pada ketepatan penggunaan intonasi,
ketepatan struktur kalimat, ketepatan penggunaan kata, dan ketepatan
pelafalan.
Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif berasumsi bahwa pembelajaran bahasa adalah
pembelajaran yang melatih siswa untuk berkomunikasi. Pendekatan
komunikatif dapat dipahami sebagai pengembangan dari pendekatan
7.4 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
pragmatik dengan cakupan yang jauh lebih luas, lebih beragam, dan lebih
kompleks. Pendekatan komunikatif terhadap bahasa terkait juga dengan
gagasan tentang konteks ekstralinguistik seperti halnya dalam pendekatan
pragmatik, tetapi dengan cakupan yang lebih lengkap dan lebih luas karena
bertitik tolak dari komunikasi sebagai fungsi utama dalam penggunaan
bahasa. Dengan menitikberatkan pada fungsi utama sebagai alat komunikasi
itu, pendekatan komunikatif pada penyelenggaraan pembelajaran bahasa dan
tes bahasa tidak pertama-tama mengedepankan struktur bahasa dengan
komponen-komponen dan unsur-unsurnya secara terpisah dan berkecil-kecil.
Pendekatan komunikatif juga tidak mendekati penggunaan bahasa sekadar
sebagai penggabungan unsur-unsur bahasa itu secara integratif seperti pada
pendekatan integratif. Pendekatan komunikatif bahkan juga tidak berangkat
dari pemahaman tentang penggunaan bahasa dengan sekadar
mempertimbangkan peranan unsur-unsur ekstralinguistik, seperti halnya
pendekatan pragmatik. Pendekatan komunikatif menjangkau cakupan yang
lebih luas dengan menelaah penggunaan dan pemahaman bahasa dari fungsi
utamanya, yaitu melakukan komunikasi dengan mengandalkan penggunaan
kemampuan komunikatif. Menurut Brown (2004), kemampuan
berkomunikasi mencakup kemampuan mengekspresikan fungsi-fungsi
komunikasi yang dilakukan masyarakat. Misalnya, komunikasi untuk
meminta maaf, menyatakan terima kasih, meyakinkan, menyetujui, atau tidak
ditentukan oleh tingkat kepentingan suatu indikator (pahami yang menjadi
prioritas pada rumusan kompetensi dasar).
Langkah ketiga: membuat gradasi (skor atau skala) pada tiap deskriptor.
Setelah ditentukan skor maksimal untuk tiap deskriptor, perlu dijabarkan
gradasi skor dari tiap-tiap indikator. Misalnya, deskriptor menyapa secara
lengkap audiensi dengan intonasi yang sesuai dan dengan skor maksimal 3
digradasikan berikut.
1) Skor 3 jika mengungkapkan sapaan secara lengkap, yaitu menyebut
audiensi yang hadir, menggunakan intonasi yang tepat, dan
menggunakan lafal secara jelas.
2) Skor 2 jika hanya teramati dua unsur.
3) Skor 1 jika teramati satu unsur.
4) Skor 0 jika tidak teramati semua unsur.
Langkah keempat: menentukan kriteria ketuntasan.
Dari kriteria ketuntasan inilah, akan ditentukan apakah peserta didik
sudah tuntas atau masih harus mengulang/melakukan remedial.
Contoh Rubrik Keterampilan Presentasi Kelompok
No Item penilaian Skor tiap kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kebenaran isi
2 Kejelasan suara
3 Keruntutan penyampaian
4 Kemampuan menanggapi pertanyaan
5 Kerja sama dalam menanggapi pertanyaan
Jumlah
Rerata
1) Kebenaran isi
Skor 3 apabila semua isi konsep yang disampaikan benar.
Skor 2 apabila 75% isi konsep yang disampaikan benar.
Skor 1 apabila 25—50% isi konsep yang disampaikan benar.
Skor 0 apabila dalam penyampaian tidak ada konsep yang isinya benar.
7.38 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
2) Kejelasan suara
Skor 3 apabila suara cukup keras, jelas, intonasi beragam, dan
bersemangat.
Skor 2 apabila hanya muncul tiga indikator.
Skor 1 apabila hanya muncul dua indikator.
Skor 0 apabila tidak ada indikator yang muncul.
3) Keruntutan penyajian
Skor 3 apabila semua materi yang disajikan secara urut (judul presentasi,
data hasil pengamatan, jawaban pertanyaan, dan simpulan).
Skor 2 apabila hanya tiga materi yang disajikan secara urut.
Skor 1 apabila hanya dua materi yang disajikan secara urut.
Skor 0 apabila penyajian materi tidak urut sama sekali.
4) Kemampuan menanggapi pertanyaan
Skor 3 apabila semua pertanyaan ditanggapi dengan tiga kriteria: jelas,
benar, dan sopan.
Skor 2 apabila semua pertanyaan ditanggapi hanya dengan dua.
Skor 1 apabila semua pertanyaan ditanggapi hanya dengan satu
indikator.
Skor 0 apabila tidak ada pertanyaan yang ditanggapi.
5) Kerja sama dalam menanggapi pertanyaan
Skor 3 apabila pertanyaan ditanggapi oleh tiga atau lebih anggota
kelompok.
Skor 2 apabila pertanyaan ditanggapi oleh dua anggota kelompok saja.
Skor 1 apabila pertanyaan ditanggapi oleh satu anggota kelompok saja.
Skor 0 apabila anggota kelompok tidak berbagi tugas dalam menanggapi
pertanyaan.
Skor maksimal 3 × 5 = 15
Skor yangdicapaisiswa
Nilai 100Skor Maksimal
=
Kriteria ketuntasan
Lebih besar atau sama dengan 75% termasuk tuntas.
Kurang 75% tidak tuntas.
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.39
Rubrik penilaian dari KD berpidato dicontohkan berikut.
Rubrik Kemampuan Berpidato dengan Model Daftar Cek
No. Deskripsi Ya Tidak
1. Apakah isi sapaan yang diungkapkan sesuai dengan audiensi?
2. Apakah sapaan diungkapkan dengan intonasi dan lafal yang tepat?
3. Apakah mampu membuka pidato dengan isi yang sesuai konteks?
4. Apakah mampu membuka pidato dengan intonasi dan ekspresi yang sesuai konteks?
5. Apakah mampu memaparkan inti pidato dengan isi sesuai konteks?
6. Apakah mampu memaparkan inti pidato dengan intonasi dan ekspresi yang sesuai?
7. Apakah mampu menutup pidato dengan isi yang sesuai?
8. Apakah mampu menutup pidato dengan intonasi dan ekspresi yang sesuai konteks?
Skor maksimal 8 × 5 = 40 (satu jawaban ya diberi skor 5 dan jawaban tidak
diberi skor 0).
Skor yangdicapaisiswaNilai 100
Skor Maksimal=
Kriteria ketuntasan
Lebih besar atau sama dengan 75% termasuk tuntas.
Kurang 75% tidak tuntas.
Contoh 2 pembuatan rubrik penilaian hasil dan penilaian proses
Kompetensi dasar: berwawancara dengan berbagai tujuan
Indikator hasil sebagai berikut.
1) Mampu membuka wawancara sesuai konteks dengan santun.
2) Mampu mengajukan pertanyaan dalam berwawancara dengan isi yang
sesuai tujuan.
3) Mampu mengulas jawaban sebagai pijakan pertanyaan berikutnya.
4) Mampu menutup wawancara sesuai konteks.
5) Mampu menggunakan bahasa sesuai ragam.
6) Mampu menggunakan intonasi sesuai isi kalimat dalam berwawancara.
7) Mampu menyampaikan wawancara dengan lancar.
7.40 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Indikator proses sebagai berikut.
1) Keaktifan siswa membahas model yang ditampilkan.
2) Mau bekerja sama untuk saling berlatih berwawancara.
3) Mau menerima kritikan/hasil penilaian teman untuk perbaikan.
4) Kritis mengomentari hasil teman.
5) Kreatif dalam membuka, mengungkapkan pertanyaan inti, dan menutup
wawancara.
6) Percaya diri melakukan wawancara dan berani mengemukakan komentar.
Aspek yang dinilai
Perincian informasi yang akan diperoleh
Alat yang digunakan Waktu dan teknik
pengumpulan informasi
Terintegrasi pada pembelajaran (empat jam pelajaran)
Keterampilan Mampu berwawancara dengan berbagai tujuan
Tugas dan rubrik penyekoran
Terintegrasi dalam proses pembelajaran (setelah pembahasan beberapa model wawancara, siswa berkelompok menilai antarteman dengan rubrik yang telah ditentukan ditambah dengan penilaian guru)
Afektif
Lembar observasi inventori
Terintegrasi dalam proses pembelajaran (pada waktu proses diskusi, dibahas penampilan siswa yang membacakan pengumuman)
Wujud alat penilaian
Tugas wawancara
Buatlah kelompok untuk saling mewawancarai dengan konteks berikut!
Yang diwawancarai: dokter Desa Sukamaju
Topik: demam berdarah yang sedang melanda di Desa Sukamaju
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.41
Rubrik penilaian wawancara
Nama yang dinilai: .............................
No. Aspek yang Dinilai Pertanyaan Pemandu Skor
1 2 3 4
1. Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan
Apakah semua pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan wawancara?
2. Perincian dan kelengkapan pertanyaan
Apakah jumlah pertanyaan cukup untuk mendapatkan informasi yang ada dalam tujuan?
3. Kreativitas dalam mengajukan pertanyaan
Apakah pewawancara berusaha mengaitkan pertanyaan lanjutan dengan jawaban orang yang diwawancarai? Apakah pewawancara hanya terpaku pada daftar pertanyaan secara kaku?
4. Kejelasan pertanyaan dan kesesuaian dengan mitra bicara
Apakah pertanyaan menggunakan kata tanya yang jelas? Apakah pilihan kata sesuai dengan orang yang diajak bicara?
b) Berani mencoba, keberanian berpendapat/mengomentari teman, berani
dan menjawab/merespons pertanyaan teman (percaya diri).
c) Mau bertanya, memberi komentar dengan alasan yang logis, memberi
bukti yang tepat, dan berpendapat secara perinci tetapi santun (kritis dan
logis).
d) Rasa ingin tahu tinggi (aktif mengeksplorasi lebih jauh dan aktif mencari
referensi lain untuk menindaklanjuti materi pembelajaran tanpa diminta
guru).
e) Berani mencipta, memvariasikan yang sudah ada, dan menyimpulkan
dengan bahasa sendiri (kreatif).
f) Kerja sama (aktif menyelesaikan tugas kelompok, aktif membantu
kelompok untuk menyelesaikan tugas, dan merasa tanggung jawab
bersama).
7.44 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Langkah 2: membuat rancangan penilaian
Perencanaan tersebut diringkas dengan tabel berikut.
Tabel 7.2 Tabel Perencanaan
Sasaran penilaian
Perincian informasi yang akan diperoleh
Alat yang digunakan
Waktu dan teknik pengumpulan informasi
Hasil Kemampuan siswa mendemonstrasikan keterampilan berpidato di depan pendengar.
Unjuk kerja Waktu penilaian: pada akhir pembelajaran (setelah siswa berlatih baru diambil nilainya), teknik yang digunakan penilaian adalah simulasi dengan alat unjuk kerja individu dalam kelompok kecil (tiap siswa menampilkan kemampuan berpidatonya di depan kelompok kecil). Satu kelas dibagi lima kelompok, sedangkan satu kelompok delapan orang.
Penilaian proses
Sikap positif siswa (keaktifan, kerja sama, tanggung jawab, dan minat dalam berbicara)
Lembar observasi
Terintegrasi dalam proses pembelajaran (pada waktu proses eksplorasi model, proses penyimpulan, dan proses latihan)
Proses berbicara (kesulitan siswa dalam berbicara di depan audiensi)
Jurnal refleksi
Langkah 3: menuliskan teknik, prosedur penilaian, dan alat penilaian pada
RPP
Teknik penilaian : unjuk kerja dalam kelompok kecil (penilaian sejawat
dan guru)
Prosedur penilaian : penilaian hasil dilakukan selama pembelajaran setelah
latihan, penilaian proses dilakukan selama proses
pembelajaran dan proses penilaian
Alat penilaian : penilaian hasil dengan alat tugas kontekstual dan
rubrik, sedangkan penilaian proses dengan lembar
observasi
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.45
Alat penilaian/instrumen penilaian
Langkah 4: menyusun tugas berbicara
Kartu tugas berpidato (simulatif)
Berpidatolah di depan kelompokmu
seakan-akan kamu menjadi wakil dari
kelas IX pada acara perpisahan di
sekolahmu!
Berpidatolah di depan kelompokmu
seakan-akan kamu menjadi wakil
dari kelas VIII untuk mengucapkan
selamat jalan untuk kakak kelas IX
pada acara perpisahan di sekolahmu!
Berpidatolah di depan kelompokmu
seakan-akan kamu menjadi wakil
orang tua kelas IX pada acara
perpisahan di sekolahmu!
Berpidatolah di depan kelompokmu
seakan-akan kamu menjadi kepala
sekolah yang memberikan sambutan
pada acara perpisahan di sekolahmu!
Langkah 5: menyusun rubrik penilaian
Nama yang dinilai : .............................
Penilai : .............................
No. Aspek yang Dinilai Skor
1. Isi a. Kesesuaian dengan konteks ▪ Skor 3 = semua sesuai ▪ Skor 2 = ada bagian yang tidak sesuai ▪ Skor 1 = semua tidak sesuai dengan konteks b. Keruntutan pemaparan ▪ Skor 3 = pemaparan runtut dan mudah diikuti ▪ Skor 2 = ada beberapa bagian yang meloncat-loncat (agak sulit
diikuti) ▪ Skor 1 = pidato berputar-putar dan tidak jelas
2. Intonasi, pelafalan, kekuatan suara (power) a. Intonasi (variasi irama dan tekanan) ▪ Skor 3 = terdapat variasi tinggi rendah dan tekanan sesuai isi pidato ▪ Skor 2 = ada beberapa irama dan tekanan yang monoton ▪ Skor 1 = semua kalimat yang diucapkan monoton/tidak ada variasi b. Kelancaran dan pelafalan (ketepatan melafalkan kata) ▪ Skor 3 = lancar dan tidak terdapat kesalahan pelafalan ▪ Skor 2 = lancar tetapi terdapat sedikit kesalahan pelafalan ▪ Skor 1 = tidak lancar dengan sedikit/banyak kesalahan pelafalan c. Suara ▪ Skor 3 = dapat dijangkau semua pendengar
7.46 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
No. Aspek yang Dinilai Skor
▪ Skor 2 = dapat dijangkau sebagian pendengar ▪ Skor 1 = sangat lemah tidak dapat didengar
3. Penampilan a. Penggunaan gerakan tubuh (kesesuaian mimik, gerakan kepala, dan tatapan mata) ▪ Skor 3 = seluruh gerakan tubuh dan ekspresi mendukung ▪ Skor 2 = ada beberapa ekspresi/gerakan tubuh yang kurang sesuai ▪ Skor 1 = banyak gerakan tubuh dan ekspresi tidak sesuai b. Percaya Diri ▪ Skor 2 = tatapan mata dan gerak tubuh penuh percaya diri ▪ Skor 1 = tatapan mata dan gerak tubuh menunjukkan keraguan/grogi
Skor Maksimum 20
Rubrik Penilaian Proses
Lembar Observasi
No. Nama Ketekunan Percaya
diri Kerja sama
Berpikir logis dan kritis
Kreatif Skor total
Ketekunan
3 = mau memperhatikan tugas/penjelasan guru, memperhatikan penampilan
teman, dan memperhatikan komentar teman/guru
2 = hanya melakukan dua perilaku
1 = melakukan salah satu perilaku
Percaya diri
3 = berani mencoba, keberanian berpendapat/mengomentari teman, dan
berani menjawab/merespons pertanyaan teman
2 = melakukan dua perilaku
1 = melakukan salah satu perilaku
Kritis dan logis
3 = mau bertanya, memberi komentar dengan alasan yang logis, dan
memberi bukti yang tepat
2 = melakukan dua perilaku
1 = melakukan salah satu perilaku
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.47
Rasa ingin tahu tinggi
3 = aktif mengeksplorasi lebih jauh dan aktif mencari referensi lain untuk
menindaklanjuti materi pembelajaran tanpa diminta guru
2 = melakukan dua perilaku atau diminta guru
1 = melakukan salah satu perilaku yang diminta guru
Kreatif
3 = berani mencipta secara mandiri dan memvariasikan yang sudah ada
2 = salah satu
1 = meniru yang sudah ada
Kerja sama
3 = kerja sama (aktif menyelesaikan tugas kelompok, aktif membantu
kelompok untuk menyelesaikan tugas, dan merasa tanggung jawab
bersama)
2 = melakukan dua perilaku
1 = melakukan salah satu perilaku
Langkah 6: melakukan penilaian afektif dan kesulitan siswa dalam proses
pembelajaran
Menggunakan alat penilaian proses yang dibuat.
Langkah 7: melakukan penilaian hasil dan proses dalam kelompok kecil
Teknik penilaian dilakukan individu dalam kelompok kecil. Ketika siswa
mendemonstrasikan keterampilan berbicaranya, guru dan teman lain dalam
kelompok kecil akan menilai dengan rubrik pidato yang disediakan guru.
Untuk itu, alat penilaian yang harus disiapkan guru mencakup kartu tugas
berbicara simulatif dan rubrik keterampilan berpidato.
7.48 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Rubrik Mengungkapkan Tanggapan/Komentar
Hal yang dinilai Rincian Skor
3 2 1
Kejelasan tanggapan Apakah hal yang ditanggapi terfokus?
Ketepatan tanggapan/kesesuaian dengan topik
Apakah tanggapan sesuai dengan isi/topik yang didiskusikan?
Bukti Apakah tanggapan disertai bukti/contoh-contoh dan logis?
Bahasa yang digunakan Apakah bahasa yang digunakan efektif (struktur kalimat dan pilihan kata tepat)?
Penyampaian Apakah tanggapan diungkapkan dengan lancar dan runtut?
Penampilan Apakah tanggapan disampaikan dengan tenang dan penuh percaya diri?
3 = baik
2 = sedang
1 = kurang
Contoh Penilaian Afektif
Lembar Evaluasi Diri
Kerja Sama dalam Kelompok
Petunjuk
Secara jujur, nilailah dirimu sendiri dengan diketahui oleh teman lain satu
kelompok yang berkaitan dengan kemauanmu bekerja sama. Nilai dalam
bentuk angka dengan skor seperti berikut.
4 : apabila selalu dilakukan.
3 : apabila sering dilakukan.
2 : apabila jarang dilakukan.
1 : apabila tidak pernah dilakukan
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.49
Nama : .................
Kelas : .................
No. Butir penilaian Nama anggota dan skornya
....... ....... ........ ....... ....... .......
1. Keberadaan saya dalam kelompok
2. Membantu teman yang kesulitan
3. Melaksanakan tugas yang diberikan kelompok
4. Menghargai pendapat teman lain dalam kelompok
5. Menjaga kekompakan kelompok
Jumlah skor
Skor yangdicapaisiswaNilai 100
Skor Maksimal=
Skor maksimum = 20
Contoh Lembar Peer Assessment
Kerja Sama dalam Kelompok
Petunjuk
Secara jujur, nilailah semua temanmu dalam kelompok yang berkaitan
dengan kemauanmu bekerja sama. Nilai dalam bentuk angka dengan skor
sebagai berikut.
4 : apabila selalu dilakukan.
3 : apabila sering dilakukan.
2 : apabila jarang dilakukan.
1 : apabila tidak pernah dilakukan.
7.50 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Nama penilai : .....................................
Kelompok : .....................................
Kelas : .....................................
No Butir penilaian
Nama anggota yang dinilai dan skor maksimal 4
....... ....... ........ ....... .......
1 Keberadaan saya dalam kelompok
2 Membantu teman yang kesulitan
3 Melaksanakan tugas yang diberikan kelompok
4 Menghargai pendapat teman lain dalam kelompok
5 Menjaga kekompakan kelompok
Jumlah skor
Skor yangdicapaisiswaNilai 100
Skor Maksimal=
Skor maksimum = 20
D. PROSEDUR PELAKSANAAN PENILAIAN BERBICARA
Pengumpulan informasi kompetensi berbicara dapat dilakukan dalam
suasana resmi ataupun tidak resmi. Artinya, pelaksanaan penilaian terhadap
kompetensi berbicara dapat dilakukan di dalam atau di luar kelas. Ditinjau
dari waktu pelaksanaan, waktu penilaian kompetensi berbicara dapat
dilakukan dengan menggunakan waktu khusus setelah beberapa kompetensi
dasar berbicara dibelajarkan. Selain itu, pelaksanaan penilaian kompetensi
berbicara dapat dilakukan terintegrasi pada kegiatan pembelajaran. Hal ini
dilakukan mengingat untuk menilai kompetensi berbicara memerlukan waktu
yang cukup banyak. Pengamatan terhadap penampilan kemampuan berbicara
siswa memerlukan waktu yang tidak sedikit.
Pelaksanaan penilaian kompetensi berbicara ditinjau dari jumlah
kompetensi dasar dan waktu pelaksanaannya dibedakan menjadi tiga cara.
Cara pertama adalah melaksanakan penilaian tiap kompetensi berbicara
terintegrasi dalam pembelajaran. Pada jenis penilaian ini, seorang guru
menilai satu kompetensi berbicara secara terintegrasi dalam proses
pembelajaran. Cara kedua adalah melaksanakan penilaian beberapa
kompetensi berbicara dengan menyediakan waktu tes tersendiri. Cara kedua
ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang menonjol pada
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.51
cara kedua adalah efisiensi waktu dan kepraktisan pelaksanaan. Kelemahan
cara kedua terletak pada adanya keterbatasan latihan kompetensi berbicara
pada waktu pembelajaran. Dengan keterbatasan waktu yang ada,
pembelajaran kompetensi berbicara dilakukan dengan berfokus pada
pemodelan dan analisis model. Kesempatan berlatih sebentar yang diberikan
kepada siswa memungkinkan kegagalan siswa untuk mencapai kompetensi
berbicara. Cara ketiga adalah pelaksanaan penilaian dengan menyediakan
waktu tersendiri dan diintegrasikan dengan kompetensi yang lain (misalnya
diintegrasikan dengan keterampilan berbicara, menyimak, atau membaca).
Dalam rangka mendapatkan pemahaman yang baik tentang pelaksanaan
apa saja yang dinilai dan alat apa saja yang digunakan!
No. Kegiatan Hal yang
dinilai Alat
penilaian
A. Pendahuluan 1. Guru menunjukkan gambar peristiwa seorang reporter. 2. Siswa didorong bertanya jawab tentang cara reporter
melaporkan secara lisan peristiwa/kegiatan yang diamati. 3. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran dan manfaat yang diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
Keaktifan siswa
B. Inti 1. Dua siswa secara spontan diminta maju ke depan kelas
untuk menerima kartu peristiwa yang akan dilaporkan. 2. Setelah membaca selama lima menit, siswa mencoba
menjadi reporter stasiun TV untuk melaporkan peristiwa bencana yang telah dituliskan guru pada kartu peristiwa.
3. Sementara siswa memodelkan reporter, siswa lain diminta menilai berdasarkan rubrik yang ada.
4. Siswa didorong guru untuk menyimpulkan cara melaporkan secara lisan sebuah peristiwa dan membuat contoh pelaporan secara lisan yang tepat dan kurang tepat.
5. Siswa dibagi menjadi enam kelompok. Tiap kelompok terdiri atas enam atau tujuh orang. Di dalam kelompok, tiap siswa praktik melaporkan secara lisan berdasarkan kartu peristiwa yang diterima.
6. Siswa anggota kelompok mengamati temannya yang sedang mencoba melaporkan peristiwa.
7. Guru secara bergantian menilai siswa dengan cara berpindah-pindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
8. Siswa dan guru memilih reporter paling baik serta simpulan ceramah.
9. Siswa merefleksi kekuatan dan kesulitan yang dialami dalam melaporkan secara lisan .
Keaktifan Tanggung jawab Kerja sama
Lembar observasi Jurnal refleksi
C. Penutup Tugas secara kelompok untuk merekam pelaporan peristiwa.
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.53
2. Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Berbicara dengan Teknik
Penilaian Individu dalam Kelompok
Bandingkan pelaksanaan penilaian pembelajaran berbicara di atas
dengan penilaian pembelajaran berbicara berikut!
No Kegiatan Hal yang
Dinilai Alat
penilaian
A. Pendahuluan 1. Guru menunjukkan gambar peristiwa seorang reporter. 2. Siswa didorong bertanya jawab tentang cara reporter
melaporkan secara lisan peristiwa/kegiatan yang diamati. 3. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran dan manfaat yang diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
Keaktifan siswa
B. Inti 1. Dua siswa secara spontan diminta maju ke depan kelas
untuk menerima kartu peristiwa yang akan dilaporkan. 2. Setelah membaca selama lima menit, siswa mencoba
menjadi reporter stasiun TV untuk melaporkan peristiwa bencana yang telah dituliskan guru pada kartu peristiwa.
3. Sementara siswa memodelkan reporter, siswa lain diminta menilai berdasarkan rubrik yang ada.
4. Siswa didorong guru untuk menyimpulkan cara melaporkan secara lisan sebuah peristiwa dan membuat contoh pelaporan secara lisan yang tepat dan kurang tepat.
5. Siswa dibagi menjadi enam kelompok. Tiap kelompok terdiri atas enam atau tujuh orang. Tiap kelompok berlatih untuk melaporkan peristiwa secara berantai di depan kelas.
6. Tiap kelompok secara bergantian maju ke depan kelas dan menampilkan pelaporan peristiwa secara berantai (sesuai dengan jumlah anggota kelompok). Tiap siswa hanya melaporkan bagian tertentu dari peristiwa. Siswa sambung-menyambung melaporkan peristiwa secara lisan.
7. Guru dan siswa menilai penampilan tiap individu dan memilih penampil terbaik tiap kelompok.
8. Siswa merefleksi kekuatan dan kesulitan yang dialami dalam melaporkan secara lisan.
Keaktifan Tanggung jawab Kerja sama
Lembar observasi Jurnal refleksi
C. Penutup Tugas secara kelompok untuk merekam pelaporan peristiwa
7.54 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
1) Sebutkan kelemahan menggunakan tes tertulis untuk menilai
keterampilan berbicara! Jelaskan alasan Anda!
2) Buatlah rancangan penilaian untuk kompetensi dasar berwawancara!
3) Jelaskan sasaran penilaian proses dan penilaian hasil dalam
pembelajaran berbicara!
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk mengukur keberhasilan Anda dalam menjawab soal pelatihan di
atas, coba Anda cocokkan dengan rambu-rambu jawaban berikut ini.
1. Penggunaan tes tertulis tidak sesuai dengan konstruk berbicara yang
produktif lisan.
2. Indikator ditulis dengan cara menjabarkan kompetensi dasar menjadi
perilaku khusus yang mudah diamati. Kompetensi dasar berwawancara
dijabarkan menjadi (a) mampu berwawancara dengan isi pertanyaan
yang sesuai tujuan wawancara, (b) mampu bertanya menggali dengan
menggunakan intonasi dan bahasa yang santun, (c) menggunakan
kalimat dengan struktur yang tepat, (d) mampu membuka,
menyampaikan inti, menutup dengan gaya dan intonasi yang sesuai, serta
(e) menyampaikan wawancara dengan lancar.
3. Sasaran penilaian hasil dalam pembelajaran berbicara adalah
kemampuan siswa berbicara dalam berbagai konteks/ragam komunikasi.
Sasaran penilaian proses adalah tahapan yang dilakukan siswa dalam
menyimak, kesulitan yang dialami dalam menyimak suatu tuturan, dan
aspek afektif yang menjadi fokus.
Untuk membantu Anda dalam mempertajam pemahaman Anda terhadap
uraian materi modul ini, sebaiknya Anda membaca rangkuman materi yang
tersaji dalam uraian berikut ini.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.55
Sasaran penilaian berbicara mencakup penilaian proses dan hasil.
Sasaran penilaian hasil dalam berbicara adalah kemampuan
menyampaikan tugas wicara dalam berbagai konteks. Sasaran penilaian
proses adalah tahapan yang dilakukan siswa dalam berbicara, kesulitan
yang dialami dalam berbicara, dan aspek afektif siswa.
Alat yang digunakan pada penilaian hasil berbicara adalah unjuk
kerja. Penilaian berbicara memerlukan alat yang berupa tugas
kontekstual (sebagai rangsang siswa berbicara) dan rubrik/pedoman
penyekoran. Alat yang digunakan pada penilaian proses adalah lembar
pengamatan aspek afektif siswa dalam pembelajaran berbicara,
portofolio untuk mengamati perkembangan kemampuan berbicara, daftar
cek perincian kemampuan berbicara berisi kemampuan yang paling
dikuasai dan yang paling tidak dikuasai, jurnal refleksi untuk mengetahui
langkah yang dilakukan siswa dalam berbicara, bagian-bagian yang
sudah/belum dikuasai siswa, serta perasaan siswa/pengalaman personal
siswa dalam menyimak.
Langkah merencanakan penilaian keterampilan berbicara mencakup
kegiatan (a) mencermati konstruk berbicara yang tergambar pada standar
kompetensi/kompetensi dasar, (b) menjabarkan kompetensi dasar
menjadi indikator-indikator, (c) menyusun tugas kontekstual dan rubrik
penyekoran, serta (d) memilih teknik penilaian (individu/kelompok/
individu dan kelompok).
Langkah menyusun rubrik untuk keterampilan berbicara adalah (1)
mencermati karakteristik kompetensi dasar dan indikator; (2) menyusun
indikator yang relevan dengan konstruk kompetensi dasar, dapat
diukur/diamati (perilaku khusus), dan lengkap mewakili aspek penting
konstruk suatu kompetensi; (3) menyusun tugas kontekstual yang
relevan dengan kompetensi; (4) menentukan aspek penting yang
harus ada agar penampilan keterampilan berbicara dianggap baik;
(5) menyusun perilaku yang teramati (deskriptor) dari suatu kompetensi;
(6) menentukan skor maksimal dan gradasi skor; (7) menentukan bobot
(jika perlu); (8) menata pada tabel yang mudah dibaca; serta
(9) menentukan kriteria penafsiran atau kategori yang mencerminkan
kualitas.
Teknik penilaian berbicara bisa dilakukan dengan menilai individu
dalam kelompok, individu keseluruhan, penilaian kelompok, dan
penilaian gabungan individu kelompok. Ditinjau dari jumlah dan jenis
kompetensi dasar, penilaian berbicara bisa dilakukan dengan
menggabungkan beberapa kompetensi dasar berbicara dan dinilai pada
RANGKUMAN
7.56 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
waktu bersamaan. Penggabungan juga dapat dilakukan dengan penilaian
kompetensi dasar reseptif lisan (menyimak). Pada penilaian teknik ini,
siswa dinilai secara bergantian dalam hal kompetensi menyimak dan
berbicara. Prinsip teknik penilaian adalah menilai semua individu, bukan
hanya sampel serta menggunakan alat dan proses yang memiliki
validitas kontruksi dan validitas isi. Selain itu, berbagai teknik penilaian
menyimak harus mengukur hasil sekaligus mengamati aspek afektif
siswa. Penilaian kepada siswa dengan menumbuhkan sikap sportif,
coopetision (cooperation and competition), menaati aturan kapan harus
bekerja sama dan kapan tidak boleh menyontek (tidak boleh bekerja
sama), serta sikap keterbukaan (transparansi). Tentunya, aspek hasil
pemahaman dari wacana yang dituturkan masih menjadi hal utama.
Teknik penilaian berbicara harus menggunakan rangsang tugas
kontekstual yang berupa ilustrasi konteks, rangsang gambar/objek,
rangsang kegiatan, rangsang data autentik, dan rangsang kontekstual lain
yang dapat merangsang siswa menampilkan kegiatan berbicaranya.
1) Penilaian hasil dalam pembelajaran berbicara mencakup hal berikut,
kecuali kemampuan menyampaikan ....
A. ide secara lisan
B. gagasan dengan bahasa yang baku
C. ide dengan intonasi yang sesuai
D. ide dengan lafal yang tepat
2) Berikut ini yang merupakan indikator keterampilan berpidato adalah
kemampuan ....
A. mendemonstrasikan lafal dan intonasi
B. memaknai intonasi sesuai isi
C. memperbaiki tanda baca dan lafal
D. memaknai kata-kata sulit yang dibacakan
3) Berikut ini yang merupakan sasaran penilaian proses dalam
pembelajaran berbicara adalah kemampuan ....
A. menyampaikan isi dengan intonasi yang sesuai
B. menentukan pokok isi yang didengar
C. menutup pembicaraan dengan santun
D. mengomentari secara kritis dengan kalimat santun
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.57
4) Pak Deni menilai kemampuan berbicara dengan menggunakan tes
objektif. Komentar yang tepat tentang tindakan Pak Deni adalah ....
A. tindakan Pak Deni bisa dibenarkan karena tes objektif dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara
B. tindakan Pak Deni salah karena tes objektif tidak sesuai dengan
konstruk berbicara yang produktif lisan
C. tindakan Pak Deni bisa benar karena tes objektif memiliki beberapa
keuntungan, yaitu lebih efisien
D. tindakan Pak Deni salah karena tes objektif mendorong siswa
menebak
5) Berikut ini indikator kompetensi dasar berwawancara yang perlu ada
pada rubrik, kecuali mampu ....
A. berwawancara dengan isi pertanyaan yang sesuai tujuan wawancara
B. bertanya menggali dengan menggunakan intonasi dan bahasa yang
santun
C. menggunakan kalimat tanya dengan tanda baca secara tepat
D. menyampaikan wawancara dengan lancar
6) Portofolio berbicara digunakan sebagai alat untuk mengetahui ....
A. perhatian siswa dalam pembelajaran berbicara
B. kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas
C. tanggung jawab siswa menyelesaikan tugas sesuai kompetensi dasar
D. perkembangan kemampuan berbicara dan buktinya
7) Jurnal refleksi dalam pembelajaran menyimak berfungsi sebagai alat ....
A. memusatkan perhatian siswa dalam pembelajaran berbicara
B. mendorong kerja sama siswa dalam pembelajaran berbicara
C. pendeteksi kesulitan siswa dalam menyelesaikan tugas berbicara
D. pendeteksi kemampuan menyampaikan isi pembicaraan dengan
intonasi yang sesuai
8) Bu Dewi menyusun alat penilaian berupa rubrik berpidato. Aspek yang
dinilai Bu Dewi adalah intonasi, pilihan kata, dan penggunaan tanda
baca baca secara tepat. Pendapat yang tepat untuk tindakan Bu Dewi
adalah ....
A. tindakan Bu Dewi benar karena tolok ukur kemampuan berbicara
sudah tepat
B. tindakan Bu Dewi benar karena ketiga hal tersebut berkaitan dengan
aspek kebahasaan
7.58 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
C. tindakan Bu Dewi salah karena seharusnya perlu dinilai juga
sistematika penulisan pidato
D. tindakan Bu Dewi salah karena aspek yang dinilai tidak sesuai
dengan karakteristik keterampilan berbicara
9) Penilaian berbicara bisa dilaksanakan dengan cara di bawah ini,
kecuali ....
A. memadukan beberapa keterampilan berbicara
B. memadukan dengan keterampilan menyimak
C. dinilai secara individu atau kelompok
D. dinilai dengan menggunakan rekaman atau dibacakan orang lain
10) Keuntungan teknik menilai dengan penilaian gabungan individu dan
kelompok adalah ......
A. menggunakan alat yang valid
B. menumbuhkan karakter siswa
C. efisien waktu
D. lebih aktual
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar
100%Jumlah Soal
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.59
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1) A. Pendekatan diskrit sama itu menilai kemampuan bahasa secara
terpisah.
2) B. Pendekatan diskrit dan sistem berorientasi pada ketepatan
pendekatan komunikatif pada kesesuaian konteks.
3) B. Keterpaduan keterampilan mikro dan keterampilan makro.
4) D. Pendekatan diskrit dan sistem berorientasi pada ketepatan
pendekatan komunikatif pada kesesuaian konteks.
5) D. Aspek kebahasaan menjadi fokus yang akan diukur.
6) C. Hanya C yang berkaitan dengan aspek kebahasaan berbicara.
7) C. Pendekatan sistem tanpa konteks, sedangkan pendekatan
performansi diberi konteks.
8) D. Mikro berkaitan dengan penggunaan aspek kebahasaan dan
keterampilan makro berkaitan dengan penggunaan kompetensi
strategi.
9) D. Bukan keterampilan berbicara, tetapi menulis.
10) D. Keterampilan mikro, bukan makro.
Tes Formatif 2
1) C. Karena mencakup proses dan hasil, opsi yang lain tidak mencakup
dua-duanya.
2) B. Benar karena sifat menyimak reseptif, alasan yang lain tidak tepat.
3) D. Benar karena sifat menyimak reseptif, alasan yang lain tidak tepat.
4) C. Benar karena sifat menyimak reseptif, alasan yang lain tidak tepat.
5) C. Lembar pengamatan cocok untuk penilaian proses, yang lain untuk
menilai hasil.
6) D. Portofolio untuk perkembangan kemampuan, sedangkan opsi yang
lain adalah aspek afektif.
7) C. Jurnal alat penilaian adalah proses untuk refleksi kesulitan,
sedangkan opsi yang lain merupakan hasil menyimak dan aspek
yang lain tidak berkaitan.
8) C. Langkah awal menyusun alat penilaian adalah mencermati KD dan
indikatornya supaya mengetahui jenis pemahaman dan tingkat
pemahaman apa yang difokuskan.
7.60 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
9) A. Mengintegrasikan beberapa keterampilan menyimak dan berbicara
lebih efektif, sedangkan opsi lain bukan dari segi jumlah
kompetensinya.
10) D. Alasan prinsip pemilihan teknik penilaian adalah efektif dan efisien
serta dapat menumbuhkan karakter siswa dan tidak harus
menggunakan video.
⚫ PBIN4302/MODUL 7 7.61
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Alderson, Charles. 2000. Assessing Reading. London: Cambridge University
Press.
Asrijanty. 2004. Penggunaan Kategori Tengah dalam Skala Likert. Jakarta:
Pusat Penilaian Pendidikan.
Athanasou, James. 2002. A Teacher’s Guide to Assessment. Sidney: Social
Science Press.
Baker, David. 1998. Language Testing. London: Edward Arnold Publishing.
Braunger, Jane. 2006. Building a Knowledge Base in Reading. New York:
Dynamic Graphics Inc.
Brown, H. Douglas. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom
Practice. New York: Pearson Education, Inc.
Csikszentmihalyi, Mihali. 1996. Creativity. New York: Haper Collin
Publishers Inc.
Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
Elidjen. 2005. Innovation and Creative Thinking Skills. Jakarta: Binus
University.
Gronlund, Norman. 1993. How to Make Achievement Test and Assessment.
Boston: Allyn and Bacon.
McDavid, James C. dan Laura R.L. Hawthorn. 2006. Program Evaluation
and Performance Measurement. New Delhi: Sage Publications India Pvt.
Ltd.
7.62 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ⚫
Harsiati, T. 2003. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Harsiati, Titik, M. Daras, dan Endah Tripriyatni. 2007. Membaca dan