Slide 1
Pengembangan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONALDirektur Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan
SwastaKementerian PPN / Bappenas
Rapat Kerja Reguler Bappeda se-Sumatera SelatanPalembang, 8
April 2015Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)KPBU adalah
kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu kepada
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya
menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian
risiko antara para pihak.Slide - 2
Definisi:Tujuan menggunakan skema KPBU meliputi:
Menciptakan iklim investasi yang mendorong partisipasi Badan
Usaha dalam penyediaan infrastruktur.Memberikan kepastian
pengembalian investasi Badan Usaha melalui pembayaran secara
berkala oleh pemerintah kepada Badan Usaha.Penyediaan Infrastruktur
yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat
waktu.Mencukupi kebutuhan pendanaan penyediaan infrastruktur secara
berkelanjutan melalui pengerahan dana swasta.Mendorong prinsip
pakai-bayar oleh pengguna, atau dalam hal tertentu mempertimbangkan
kemampuan membayar pengguna.Mengapa
KPBU?KEMITRAANBERSAINGEFEKTIFKEMANFAATANPENGENDALIAN DAN
PENGELOLAAN RISIKOEFISIENPRINSIP KPSSlide - 33Investasi swasta
bukan sumbangan gratis kepada pemerintah dalam penyediaan pelayanan
publik;KPBU bukan merupakan privatisasi barang publik;KPBU bukan
merupakan sumber pendapatan pemerintah yang akan membebani
masyarakat dalam pemberian pelayanan umum;KPBU bukan merupakan
pinjaman (utang) pemerintah kepada swasta.Kesalahpahaman Terhadap
KPBUKPS bukan pengalihan kewajiban pemerintah dalam penyediaan
layanan kepada masyarakat, tetapi KPS merupakan pembiayaan untuk
merancang, membangun, dan mengoperasikan proyek-proyek
infrastruktur kepada swasta;
KPBURp
Slide - 44Perpres No. 38 / 2015 tentang KPBUPeraturan Presiden
No. 38 / 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur telah ditanda-tangani oleh Presiden pada
20 Maret 2015 yang menggantikan Perpres No. 67 / 2005 beserta
perubahannya.Saat ini, rancangan OGM mengenai KPBU berdasarkan
peraturan yang baru masih dalam proses penyusunan. Berikut
merupakan poin-poin perubahan pada Perpres No. 38 / 2015:Penanggung
Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)Jenis InfrastrukturHybrid
FinancingProyek KPBU prakarsa Badan UsahaPenganggaran Penyiapan
Proyek oleh PJPKSuccess Fee MechanismPengadaan TanahDukungan
PemerintahPengadaan Badan UsahaFinancial CloseBentuk Pengembalian
InvestasiSimpul KPBUSlide - 5Subjek dalam KPBUberdasarkan Perpres
38/2005Pemerintah yang dalam hal ini akan berperan sebagai
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Menteri/Kepala Lembaga
atau pihak yang didelegasikan untuk bertindak mewakili
Kementerian/Lembaga / Kepala Daerah / BUMN/BUMD.Proyek KPBU dapat
dilakukan dengan penggabungan (bundling) 2 atau lebih jenis
infrastruktur dimana Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah bertindak
bersama-sama sebagai PJPK dengan menandatangai nota kesepahaman
mengenai PJPK dan menunjuk pihak yang menjadi koordinator
PJPK.BUMN/D dapat bertindak sebagai PJPK sepanjang diatur dalam
peraturan perundang-undangan sektor.Badan UsahaBadan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan usaha swasta berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), Badan hukum asing, Koperasi.
Slide - 66Jenis Infrastruktur pada Perpres No. 38 / 2015 tentang
KPBUSlide - 7TransportasiSumber Daya Air dan IrigasiSistem
Pengelolaan Air Limbah TerpusatSistem Pengelolaan
PersampahanKetenagalistrikkanPendidikanLembaga
PemasyarakatanPerumahan RakyatJalanAir MinumSistem Pengelolaan Air
Limbah SetempatTelekomunikasi dan InformatikaMinyak dan Gas Bumi
dan Energi TerbarukanPerkotaanSarana dan Prasarana Olahraga serta
KesenianPariwisataKesehatanKawasanKonservasi Energi7Operasi dan
PemeliharaanHYBRID FINANCINGPelaksanaan sebagian proyek KPBU yang
dibiayai oleh PJPK dilakukan oleh badan usaha pelaksana pemenang
pengadaan usaha sebagaimana diatur dalam
Perpres.KonstruksiPemerintah (PJPK)SwastaPJPK dapat membiayai
sebagian penyediaan infrastruktur KPBU.Penyediaan Infrastuktur yang
sebagian dibiayai oleh PJPK dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelaksana
yang pemilihannya dilakukan melalui pengadaan badan usaha
sebagaimana diatur dalam Perpres KPBU. SwastaSlide - 8
8Proyek UnsolicitedJenis Kompensasi: (1) Pemberian tambahan
nilai sebesar 10%; (2) Right to match; dan (3) Pembelian
prakarsa.Proyek Unsolicited dapat mendapatkan Jaminan Pemerintah
sesuai ketentuan peraturan perundang-undanganKriteria Proyek
Unsolicited:Terintegrasi secara teknis dengan rencana induk pada
sektor yang bersangkutan;Layak secara ekonomi dan finansial;
danBadan Usaha yang mengajukan prakarsa memiliki kemampuan keuangan
yang memadai untuk membiayai pelaksanaan Penyediaan
Infrastruktur.Slide - 9Perubahan pada Perpres 38/2015 adalah
menghapus salah satu kriteria yang tercantum pada Perpres
sebelumnya: Tidak termasuk dalam rencana induk pada sektor yang
bersangkutan
Anggaran Penyiapan Proyek KPBU & Success Fee
MechanismAnggaran Penyiapan Proyek KPBUBiaya penyiapan dapat
dibebankan kepada pemenang lelang baik sebagian atau seluruhnya,
yang meliputi:Biaya Transaksi;Imbalan terhadap Badan Usaha dan
lembaga/institusi/organisasi internasional pelaksana penyiapan yang
dibayarkan berdasarkan keberhasilan transaksi KPBU (success
fee);Biaya lainya yang sahSuccess Fee MechanismMenteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD menganggarkan dana perencanaan,
penyiapan, transaksi, dan manajemen KPBU sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.Slide - 10Pengadaan TanahPengadaan tanah untuk
KPBU diselenggarakan oleh Pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum.Pendanaan pengadaan tanah untuk KPBU bersumber
dari APBN dan APBD.Apabila PJPK adalah BUMN, pendanaan pengadaan
tanah bersumber dari anggaran BUMN atau dari Badan Usaha melalui
kerjasama dengan BUMN yang bersangkutan.Pengadaan Badan Usaha dalam
rangka KPBU dilaksanakan setelah diperolehnya penetapan lokasi atas
tanah yang diperlukan untuk pelaksanaan KPBU.Apabila KPBU layak
secara finansial, Badan Usaha Pelaksana dapat membayar kembali
sebagian / seluruh biaya pengadaan tanah.Slide - 11
11Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat memberikan Dukungan
Pemerintah terhadap KPBU sesuai dengan lingkup kegiatan
KPBU.Dukungan PemerintahSlide - 12Pengadaan Badan UsahaSlide -
13Mekanisme pengadaan badan usaha:Pelelangan; atauPenunjukan
langsungPelelangan atau penunjukan dilakukan melalui
prakualifikasi.Penunjukkan langsung dilakukan dengan kondisi
tertentu, yaitu:Pengembangan atas infrastruktur yang telah dibangun
dan/atau dioperasikan sebelumnya oleh Badan Usaha Pelaksana yang
sama;Pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya
hanya satu-satunya; atauBadan Usaha telah menguasai sebagian besar
atau seluruh lahan yang diperlukan untuk melaksanakan KPBU.
Perolehan Pembiayaan danPengembalian InvestasiSlide -
14Perolehan Pembiayaan (Financial Close)Pembayaran oleh pengguna
(user charge); dan/atauPembayaran oleh PJPK melalui skema
pembayaran ketersediaan layanan (availability payment).Pengembalian
InvestasiPerolehan pembiayaan paling lama dalam12 bulan dan dapat
diperpanjang dari waktu ke waktu dalam hal kegagalan bukan karena
kelalaian badan usaha pelaksanan.Perolehan pembiayaan dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan proyek.Setiap
perpanjangan waktu perolehan pembiayaan diberikan paling lama 6
(enam) bulan.Simpul KPBUSlide - 15Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah menunjuk unit kerja di lingkungan K/L/D sebagai Simpul
KPBU
Sebagai unit yang akan melaksanakan tugas berkaitan dengan KPBU
dalam Kementerian/Lembaga/Daerah tersebut.Menyiapkan perumusan
kebijakan, sinkronisasi, koordinasi, pengawasan, dan evaluasi
pembangunan KPBUFUNGSITUGASDIREKTORAT PENGEMBANGAN KERJASAMA
PEMERINTAH SWASTAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /
BAPPENASJL. TAMAN SUROPATI NO. 2JAKARTA 10310TELP/FAX: 021 31934175
/ 021 31923813WEBSITE: pkps.bappenas.go.idEMAIL:
[email protected]
TERIMA KASIHLAMPIRANKegiatan lain:Clean Water Summit (21-23
April 2015)Konferensi Asia Afrika (23-24 April 2015)AGENDA TAHAPAN
RANGKAIAN MUSRENBANG 2015 (TENTATIF)PEMBAHASAN RKP 2016 DI
DPRTINDAK LANJUTMusrenbangprov(2 Maret 13 April 2015 )Rakorbangpus
I dan Forum Konsultasi Bappeda (26 Maret 2015) Rakor Khusus Papua
& Papua Barat oleh Pemda(14 April 2015) Trilateral Meeting (15
- 24 April)Rakorbangpus II(15 April)Perpres RKP 2016(18 Mei
2015)Sidang Kabinet Rancangan Akhir RKP 2016(13 Mei 2015)Forum
Konsultasi Publik(6 April 2015)Forum Ratek/Rakernis KL( Maret -
April)Pendalaman Dimensi Pembangunan (26-30 Maret)Pra
Musrenbangnas, (16-24 April), Penutupan Pramusrenbangnas (28
April)Musrenbangnas, (29 April)Buka Warung (9-10 Mei)Sidkab Pagu
Indikatif(9 April)Pembahasan Angka Dasar Persiapan Pagu Indikatif
(Lanjutan )(31 Maret 2 April)Pembahasan Angka Dasar Persiapan Pagu
Indikatif (23-25 Maret)Slide - 1818VISI MISI PEMBANGUNAN 2015
2019VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019
adalah:"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"Visi ini diwujudkan
melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:Mewujudkan keamanan
nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan
demokratis berlandaskan negara hukum.Mewujudkan politik luar negeri
bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju, dan sejahtera.Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.Mewujudkan
Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.Mewujudkan masyarakat yang
berkepribadian dalam kebudayaan.Slide - 199 AGENDA PRIORITAS NAWA
CITASlide - 20Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WNMembangun tata kelola
Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercayaMembangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara KesatuanMemperkuat
kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.Meningkatkan
kualitas hidup manusia dan masyarakat IndonesiaMeningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasionalMewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestikMelakukan revolusi karakter
bangsaMemperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosialNORMA
PEMBANGUNAN KABINET KERJA3 DIMENSI PEMBANGUNANQUICK WINS DAN
PROGRAM LANJUTAN LAINNYADIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIADIMENSI
PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULANDIMENSI PEMERATAAN &
KEWILAYAHANKONDISI PERLUKepastian dan Penegakan HukumKeamanan dan
KetertibanPolitik & DemokrasiTata Kelola &
RBPendidikanKesehatanPerumahanAntarkelompok PendapatanAntarwilayah:
(1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan TimurKedaulatan
PanganKedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan
KelautanPariwisata dan IndustriMembangun untuk manusia dan
masyarakat;Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran,
produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin
melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan
produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi,
menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku
besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan; Aktivitas pembangunan
tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan
keseimbangan ekosistemMental / KarakterSTRATEGI PEMBANGUNAN
NASIONALSlide - 21RKP 2015MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN
PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILANRKP 2016MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG
BERKUALITASRKP 2017
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2017RKP 2018
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2018RKP 2019
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019Salah satu
permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi
saat ini adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan
listrik.Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu
prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang
berkualitas.Pembangunan berkualitas adalah:Membangun untuk manusia
dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan tidak boleh
memperlebar ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Aktivitas
pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan
dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan
kesejahteraan yang berkelanjutanInfrastruktur diperlukan, utamanya
untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan
energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasaran
kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang memperhatikan
pemerataan
RANCANGAN TEMA RKP 2016Mempercepat Pembangunan
Infrastrukturuntuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang
BerkualitasSlide - 22SUBJEK PEMBAHASAN DALAM PRA-MUSRENBANG
NASIONALBAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN KEDAULATAN PANGANPembukaan 1 juta lahan sawah
baruReforma agraria9 juta HaPerbaikan dan pemb. Jaringan irigasi,
bendungan, pasar, dan sarpras transportasiStop konversi lahan
produktifPemulihan kualitas kesuburan lahan; 1000 Desa Mandiri
BenihGudang dgn fasilitas pengolahan pasca panendi sentra
produksi;Pendirian bank pertanian & UMKMPeningkatan kemampuan
petaniPemb. Agribisnis kerakyatan
Pengendalian impor panganKemen Pertanian; Kemen Kehutanan &
LH; Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Pemda Kemendag;Kemen
PertanianKemen Pertanian;Kemen Perindustrian;PemdaBank Indonesia;
Kemen KoperasiKemen Pertanian;Kemen BUMN; Pemda Kemen
Pertanian;KLH/BPLHPemda (BUMDes- Dana Desa)Pemda; Kemen Agraria
& TTRKemen PU;Kementan Kemendag; Pemda KEDAULATAN PANGANSlide -
24Pembukaan 1 juta ha lahan sawah baruPembukaan pertanian lahan
kering 1 juta ha di luar JawaPerbaikan/pembangunan irigasi untuk 3
juta lahan sawahPembangunan pasarPembangunan sarana prasarana
transportasiStop konversi lahan produktifPemulihan kesubuhan lahan
(1000 Desa mandiri benih)Gudang dengan fasilitas pengolahan pasca
panenBank Pertanian dan UMKMPeningkatan kemampuan petaniPembangunan
agribisnis kerakyataPengendalian impor panganReforma agraria 9 juta
ha
KEDAULATAN PANGANSlide - 25BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN KEDAULATAN ENERGIPembangunan kilang
migasTata kelola yg efektif & efisien industri migas dan energi
(a.l kontrak pembelian minyak jangka menengah)Percepatan
Pembangunan Pembangkit listrik dan peningkatan Penggunaan Batu bara
dan Gas utk produksi ListrikRealokasi subsidi BBM ke
biofuelPengembangan energi baru & terbarukanIklim investasi
migas yg kondusifPengalihan Transportasi berbasis BBM ke gas
(percepatan Pembangunan SPBG)Sistem fiskal yg flexibelPeningkatan
produksi minyak bumi memperpanjangusia sumur2 tua dan Pengendalian
impor minyakKemen ESDM;Kemen PerhubunganKemen PerindustrianKemen
ESDM;Kemen BUMN Kemen ESDM; Kemen BUMN;SKK MigasPertamina, PLN,
PGNKemen ESDM; Kemen BUMN;PLN; PGNKemen ESDM; Kemen KeuanganKemen
BUMNKementanKemen ESDM;Kemen BUMN; Kemen RistekKemen Keuangan;Kemen
ESDM;Kemen BUMNKemen ESDM;Kemen BUMN;Kemendag;PertaminaKemen
ESDM;Kemen Keuangan;PemdaPeningkatan kapasitas tangki/minyak
mentah, BBM, dan LPGKemen ESDM; PertaminaKEDAULATAN ENERGISlide -
26Tata kelola industri migas dan energiPercepatan pembangunan
pembangkit listrikPeningkatan penggunaan batu bara dan gasRealokasi
subsidi BBM ke biofuelPeningkatan kapasitas tangkiPembangunan
energi baru dan terbarukanIklim investasi migas yang
kondusifPengalihan transportasi berbasis BBM ke gasSistem fiskal
yang fleksibelPeningkatan produksi minyak bumi, memperpanjang sumur
tuaPengendalian impor minyakPembangunan kilang minyakKEDAULATAN
ENERGISlide - 27BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN MENKO :
KOORDINASI PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KEMARITIMANPeningkatan kapasitas dan pemberian akses
terhadap sumber modal, sarana produksi, infrastruktur, teknologi
dan pasarPembangunan 100 sentra perikanan sbg tempat pelelangan
ikan terpadu dan pembangunan 24 pelabuhan strategisPemberantasan
illegal, unregulated dan unreported fishing (IIU)Mengurangi
intensitas penangkapan di kawasan overfishing sesuai batas
kelestarianPenguatan keamanan laut, daerah perbatasan dan
pengamanan SDA dan ZEEPeningkatan luas kawasan konservasi perairan
berkelanjutan (17 juta ha) dan penambahan kawasan konservasi 700 ha
danrehab. Kerusakan lingkungan pesisir & lautPenerapan best
aqua-culture practices untuk komoditas-komoditas unggulanMendesain
tata ruang wilayah pesisir dan lautan yg mendukung kinerja
pembangunan maritim dan perikanan Peningkatan produksi perikanan
dua kali lipat (40-50 juta ton per tahun pada thn 2019Kemen
KP;Kemen Ristek DIKTIKemen KP; Kemen Koperasi UKM; Kemen PU; Kemen
Hub; Kemen Ristek DIKTI; Kemen Perdagangan; Perbankan; PemdaKemen
KP; Kemen HubKemen BUMN;PemdaKemen KP; POLRI;Kemen Hukum
HAM;PemdaKemen KP; PemdaKemen HanKemen KP;Kemen Dagri;KemenLu.Kemen
KP;Kemen Agraria & TTR; PemdaKemen KPKemen KP; Kemen LH &
Hut; PemdaPEMBANGUNAN KEMARITIMANSlide - 28Pemberian akses modal,
sarpro, infrastruktur, teknologi dan pasarPembangunan 100 sentra
perikananPembangunan 24 pelabuhan strategisPemberantasan illegal,
unregulated, unreported fishingPenurunan peningkatan di kawasan
overfishingKeamanan laut, daerah perbatasanPengamanan SDA dan
ZEEKawasan konservasi perairan berkelanjutan 17 juta haPenambahan
kawasan konservasi 700 haRehabilitasi kerusakan lingkungan
pesisirBest aqua-culture practices untuk komoditas
unggulanMendesain tata ruang wilayah pesisir dan lautPeningkatan
produksi perikanan (40-50 juta ton pertahun di 2019)PEMBANGUNAN
KEMARITIMANSlide - 29MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN
MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESAKemen
Keuangan;Kemendagri;Kementerian Sektor & LembagaPemdaKemen
Keuangan;Kemendagri;DPR & DPRD;PemdaKemen
Keuangan;Kemendagri;PemdaKemen Desa, PDT & Transmigrasi;Kemen
Keuangan;Kemendagri;Pemda; DesaKemen Desa, PDT &
Transmigrasi;Kemendagri;Kemen PU & Pera;BNPPPemdaKemen Desa,
PDT & Transmigrasi;Kemendagri;Kemen PU & Pera;PemdaSlide -
30Pembangunan Kawasan PerbatasanPembangunan Desa dan Kawasan
PerdesaanPembangunan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Otonomi
DaerahPenataan Daerah Otonomi BaruPengurangan overhead cost
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pulau-pulau kecilDAERAH
PINGGIRANSlide - 31PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI
LUAR JAWAKemen Dik-NasKemen Tenaga KerjaBKPMBKPD
PemdaKemendagriKemen KeuanganKemen PerindustrianKemen PU/PeraKemen
PerhubunganKemen ESDMKemen PerindustrianKemen Agraria dan
TTRPemerintah DaerahKemen Ristek-DiktiKemen PertanianKemen
PerikananBPPTPemdaSlide - 32Penyediaan lahan kawasan
industriKetersedian SDAKonektivitas: jalan, pelabuhan laut,
bandaraKetersediaan energi, airInsentif fiskal dan non fiskalIklim
investasi (PTSP)Perda-perda bermasalahPenyediaan TK
terampilSosialisasi mental kewirausahaanScience dan Techno
ParkINDUSTRIALISASISlide - 33BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KARAKTER DAN POTENSI PARIWISATAPercepatan
Pembangunan Akses TransportasiPercepatan Pembangunan Akses
Informasi dan KomunikasiPeningkatan Infrastruktur Pengembangan
Budaya LokalPercepatan Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan
Pariwisata (intersullar tourism)Peningkatan Kualitas SDM Masyarakat
Lokal /Sekitar Objek WisataPengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis
pada Eco-tourismKeterlibatan Masyarakat Lokal dalam Pengelolaan
Lokasi Pariwisata Kebijakan Anggaran Pembangunan
PariwisataPeningkatan Jumlah Investor NasionalKemen
Pariwisata;PemdaKemen Pariwisata; Kemen PU;Kemen Perhubungan; Kemen
BUMN; PemdaKemen Pariwisata; Kemen Kominfo;PemdaKemen Pariwisata;
Kemen BUMN;PemdaKemen Pariwisata;Kemen Budaya Dikdasmen;PemdaKemen
Pariwisata;Kemen Keuangan;PemdaKemen Pariwisata;PemdaKemen Koperasi
&UKM;Kemen Pariwisata;Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif;
Pemda; Kemen Pariwisata; Kemen Budaya Dikdasmen;PemdaPEMBANGUNAN
KARAKTER DAN POTENSI PARIWISATASlide - 34Akses transportasiAkses
informasi dan komunikasiPengembangan budaya lokalPengembangan dan
pengelolaan kawasan pariwisataKualitas SDM masyarakat lokalEkonomi
kreatif berbasis eco-tourismKeterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan lokasi pariwisataKebijakan anggaran pembangunan
pariwisataPeningkatan jumlah investor nasionalPARIWISATASlide -
35