Top Banner
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT MANDIRI, BERDAYA SAING DAN INOVATIF (GEMA MADANI) DI KOTA TASIKMALAYA Astri Siti Fatimah [email protected] Dosen pada STIA YPPT Priatim Tasikmalaya Abstrak Penelitian ini mengangkat masalah pengembangan kapasitas kelembagaan Program Gerakan Masyarakat Mandiri, Berdaya Saing Dan Inovatif (Gema Madani) yang merupakan salah satu program unggulan sesuai dengan visi Pemerintah Kota Tasikmalaya, kenyataannya masih terdapat beberapa kelemahan dalam tata kelola lembaga yang belum sesuai dengan aturan, perubahan regulasi yang menunjukkan perubahan tugas, pokok dan fungsi pemberdayaan masyarakat dimana leading sector Program Gema Madani saat ini bukan lagi pada bidang tetapi pada sub bagian. Hal yang ingin diteliti lebih mendalam adalah bagaimanakah pengembangan kapasitas kelembagaan Program Gema Madani di Kota Tasikmalaya agar efektif dan efisien. Penelitian ini berangkat dari proposisi pengembangan kapasitas kelembagaan pada dasarnya mengelola suatu tim kerja dalam mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Adapun dimensi-dimensi pengembangan kapasitas kelembagaan Program Gema Madani di Kota Tasikmalaya berdasarkan pada pengembangan sumber daya manusia, penguatan organisasi dan reformasi kelembagaan. Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini meliputi: unsur pemerintah daerah dan unsur masyarakat. Sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa pengembangan kapasitas kelembagaan Program Gema Madani di Kota Tasikmalaya sangat ditentukan pengembangan sumber daya manusia, penguatan organisasi dan reformasi kelembagaan. Dimensi pengembangan sumber daya manusia dilakukan untuk memiliki tim kerja yang profesional dan memiliki kemampuan teknis dengan memperbaiki sistem rekruitmen, kondisi iklim kerja dan evaluasi program pelatihan. Dimensi penguatan organisasi untuk meningkatkan tata manajemen untuk meningkatkan keberhasilan peran dan fungsi dengan mengevaluasi kinerja tim, penerapan teknologi informasi komunikasi dan peninjauan ulang insentif sesuai dengan aktivitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dimensi reformasi dengan tipe kegiatan aturan main ekonomi dan politik sudah dilaksanakan dengan baik terbukti adanya dukungan dana hibah dari APBD, terdapat perubahan kebijakan dan regulasi dimana urusan pemberdayaan masyarakat tidak dapat membentuk sebuah bidang akan berkedudukan pada sub bagian bina pemberdayaan masyarakat, sosial, kebudayaan pada bagian kesejahteraan rakyat sekretariat daerah Kota Tasikmalaya dan reformasi konstitusi selalu merujuk kepada aturan-aturan yang ada di atasnya. Konsep baru yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah jejaring dengan penerapan inovasi pelayanan publik berbasis teknologi dan kemitraan dalam Program Gema Madani di Kota Tasikmalaya sehingga tidak berorientasi pada input dan output saja tetapi dapat ditindaklanjuti sampai pada pencapaian outcome dan impact. Kata Kunci : Pengembangan Kapasitas, Kelembagaan, Masyarakat Mandiri, Berdaya Saing dan Inovatif. 181
12

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM GERAKAN

MASYARAKAT MANDIRI, BERDAYA SAING DAN INOVATIF (GEMA MADANI)

DI KOTA TASIKMALAYA

Astri Siti Fatimah

[email protected]

Dosen pada STIA YPPT Priatim Tasikmalaya

Abstrak

Penelitian ini mengangkat masalah pengembangan kapasitas kelembagaan Program Gerakan

Masyarakat Mandiri, Berdaya Saing Dan Inovatif (Gema Madani) yang merupakan salah satu

program unggulan sesuai dengan visi Pemerintah Kota Tasikmalaya, kenyataannya masih

terdapat beberapa kelemahan dalam tata kelola lembaga yang belum sesuai dengan aturan,

perubahan regulasi yang menunjukkan perubahan tugas, pokok dan fungsi pemberdayaan

masyarakat dimana leading sector Program Gema Madani saat ini bukan lagi pada bidang

tetapi pada sub bagian. Hal yang ingin diteliti lebih mendalam adalah bagaimanakah

pengembangan kapasitas kelembagaan Program Gema Madani di Kota Tasikmalaya agar

efektif dan efisien. Penelitian ini berangkat dari proposisi pengembangan kapasitas

kelembagaan pada dasarnya mengelola suatu tim kerja dalam mencapai tujuan organisasi

yang efektif dan efisien. Adapun dimensi-dimensi pengembangan kapasitas kelembagaan

Program Gema Madani di Kota Tasikmalaya berdasarkan pada pengembangan sumber daya

manusia, penguatan organisasi dan reformasi kelembagaan. Informan yang dilibatkan dalam

penelitian ini meliputi: unsur pemerintah daerah dan unsur masyarakat. Sedangkan metode

yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan bahwa pengembangan kapasitas kelembagaan Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya sangat ditentukan pengembangan sumber daya manusia, penguatan organisasi

dan reformasi kelembagaan. Dimensi pengembangan sumber daya manusia dilakukan untuk

memiliki tim kerja yang profesional dan memiliki kemampuan teknis dengan memperbaiki

sistem rekruitmen, kondisi iklim kerja dan evaluasi program pelatihan. Dimensi penguatan

organisasi untuk meningkatkan tata manajemen untuk meningkatkan keberhasilan peran dan

fungsi dengan mengevaluasi kinerja tim, penerapan teknologi informasi komunikasi dan

peninjauan ulang insentif sesuai dengan aktivitas dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya. Dimensi reformasi dengan tipe kegiatan aturan main ekonomi dan politik sudah

dilaksanakan dengan baik terbukti adanya dukungan dana hibah dari APBD, terdapat

perubahan kebijakan dan regulasi dimana urusan pemberdayaan masyarakat tidak dapat

membentuk sebuah bidang akan berkedudukan pada sub bagian bina pemberdayaan

masyarakat, sosial, kebudayaan pada bagian kesejahteraan rakyat sekretariat daerah Kota

Tasikmalaya dan reformasi konstitusi selalu merujuk kepada aturan-aturan yang ada di

atasnya. Konsep baru yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah jejaring dengan

penerapan inovasi pelayanan publik berbasis teknologi dan kemitraan dalam Program Gema

Madani di Kota Tasikmalaya sehingga tidak berorientasi pada input dan output saja tetapi

dapat ditindaklanjuti sampai pada pencapaian outcome dan impact.

Kata Kunci : Pengembangan Kapasitas, Kelembagaan, Masyarakat Mandiri, Berdaya Saing dan

Inovatif.

181

Page 2: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

Abstract

This study raised the issue of Institutional capacity building of the Independent, Competitive

and Innovative Community Movement Program (Gema Madani) which is one of the flagship

programs in accordance with the vision of the government of the town of Tasikmalaya, the

reality still There are several weaknesses in the governance of the institution that has not

been in accordance with the rules of the regulatory changes, which show the change task,

principal and function of community empowerment in which the leading sector Gema Madani

Program is currently no longer in the field but in the sub sections. The thing that wants to

canvassed more profound is how institutional capacity building Program in the town of

Tasikmalaya Gema Madani to be effective and efficient. This study departs from the

institutional capacity development proposition basically manage a work team in achieving the

objectives of the organization effectively and efficiently. As for the dimensions of institutional

capacity building Program in the town of Tasikmalaya Gema Madani based on human

resource development, strengthening of the organizational and institutional reforms.

Informants involved in this research include: elements of local governments and communities.

While the method used in this research is qualitative method. Based on the results of research

in a field that the institutional capacity building of the Independent, Competitive and

Innovative Community Movement Program (Gema Madani) in Tasikmalaya City very

determined human resources development, strengthening of the organizational and

institutional reforms. The dimensions of human resource development is carried out in order

to have professional work team and has the technical ability by improving the system of

recruitment, the climatic conditions of work and the evaluation of training programs.

Dimensions of strengthening the organization to improve the layout management to increase

the success of their role and function by evaluating the performance of the team, the

application of information technology, communication and review incentives in accordance

with the activity in running tasks and responsibilities. The dimensions of the reform with the

type of activity economic and political rules of the game have been conducted properly

proved the existence of a support grant of grant, there is a change of policy and regulatory

affairs community empowerment which cannot form a the fields will be based on subsection

community empowerment, social, culture on the people's welfare secretariat of the regional

city of Tasikmalaya and reform of the constitution has always refers to existing rules on it.

New concept presented in this research is the network with the application of innovation and

technology-based public service partnership in the Gema Madani Program in Tasikmalaya

Town so it is not oriented on the inputs and outputs but can follow up to the achievement of

outcomes and impact.

Keywords: Capacity Building, Institutional, Community, Competitiveness and Innovative

Power.

Pendahuluan

Kota Tasikmalaya adalah salah satu

kota yang berada di Priangan Timur yang

terdiri dari 10 kecamatan dan 69 kelurahan

yang tengah giat melaksanakan

pembangunan dalam berbagai bidang.

Sesuai dengan Visi Pemerintah Kota

Tasikmalaya yaitu: “Berlandaskan Iman

dan Taqwa, Mewujudkan Kemandirian

Ekonomi yang Berdaya Saing Menuju

Masyarakat Madani.”

Fokus dan prioritas program

pembangunan Kota Tasikmalaya untuk

mencapai visi sebagaimana dimaksud

182

Page 3: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

secara tegas dibagi ke dalam dua periode.

Periode pertama (tahun 2013 – 2015)

pembangunan diprioritaskan pada bidang

infrastruktur, sedangkan pada periode

kedua (tahun 2016 – 2017) fokus

pembangunan lebih diarahkan pada bidang

ekonomi, yaitu peningkatan daya saing,

daya beli, dan kemandirian masyarakat.

Konsekuensi dari pergeseran fokus

dan prioritas pembangunan tersebut

berdampak langsung pada perubahan

skema program secara keseluruhan, salah

satunya program pemberdayaan

masyarakat kemandirian kelurahan

(P2KK) yang telah berlangsung sejak

tahun 2010, dilakukan sejumlah perubahan

guna menyesuaikan dengan visi, misi,

strategi, dan kebijakan yang hendak

dicapai. Perubahan nama program tersebut

berdasarkan Peraturan Walikota

Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 2016.

Pertama, nomenklatur program yang

semula (2010 – 2015) bernama Program

Pemberdayaan Kemandirian Kelurahan

(P2KK), mulai tahun 2016 berganti nama

menjadi Program Gerakan Masyarakat

Mandiri, Berdaya Saing, dan Inovatif

(Gema Madani).

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya dalam pelaksanaannya

melibatkan banyak pemangku kepentingan

sebagai agent of development. Program

Gema Madani di Kota Tasikmalaya

dikoordinasikan oleh Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat dengan maksud

untuk memberdayakan masyarakat dan

melibatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang

dikembangkan atas dasar prinsip kemitraan

antara Pemerintah Daerah dan masyarakat

melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Kenyataan di lapangan

pengembangan kapasitas kelembagaan

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya, masih menemui beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Perilaku dan etika kerja pegawai belum

sepenuhnya mengacu pada tugas dan

tanggung jawabnya. Contoh :

Berdasarkan hasil wawancara dengan

Koordinator Fasilitator Tingkat Kota,

masih ada pegawai yang ada di dinas

maupun kelurahan menganggap tugas

ini merupakan aktivitas tambahan di

luar tugas pokok satuan kerja yang

bersangkutan, sehingga tidak menjadi

prioritasnya.

2. Tata kelola lembaga belum sepenuhnya

mengacu pada pedoman pelaksanaan

Program Gema Madani. Contoh :

terdapat hubungan kerja yang

menunjukkan belum harmonis antar

anggota Tim Pengelola bahkan peran

tim fasilitator hampir mendominasi

pelaksanaan Program Gema Madani di

lapangan dalam menggerakkan Tim

Pelaksana Kegiatan (TPK) maupun

183

Page 4: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

Panitia Pelaksana Kegiatan Lapangan

Program Gema Madani (PPL Gema

Madani).

3. Belum adanya kesadaran untuk

membangun budaya kerja. Contoh:

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi

Program Gema Madani tiap-tiap

kelurahan sejatinya dilakukan oleh tiap

bidang. Kenyataan yang terjadi di

lapangan hal tersebut dilakukan oleh

Tim Fasilitator yang beberapa orang

yang ada di sekretariat ke beberapa

kelurahan yang diambil secara acak.

Selain itu keseluruhan laporan dibuat

oleh Sekretariat.

4. Adanya perubahan regulasi yang

menunjukkan perubahan tupoksi

pemberdayaan masyarakat. Program

Gema Madani tahun 2016 ditetapkan

sekretariatnya di Bidang Pemberdayaan

Masyarakat pada Badan Keluarga

Berencana, Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kota Tasikmalaya.

Sedangkan untuk tahun 2017

berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah, urusan

Pemberdayaan Masyarakat tidak dapat

membentuk sebuah Bidang, sehingga

Bidang Pemberdayaan Masyarakat

dilikuidasi, dan urusan Pemberdayaan

Masyarakat ditempatkan secara tersebar

di semua organisasi perangkat daerah

sesuai tupoksinya. Program Gema

Madani tahun 2017 ditetapkan

berkedudukan di Sub Bagian Bina

Pemberdayaan Masyarakat, Sosial,

Kebudayaan pada Bagian Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Kota

Tasikmalaya.

Program Gema Madani tahun 2017

telah mendapat berbagai penghargaan di

tingkat nasional salah satunya dengan

adanya produk-produk unggulan

kecamatan. Pengembangan kapasitas

Kelembagaan Program Gema Madani di

Kota Tasikmalaya sudah dilakukan salah

satunya melalui studi banding dengan

melakukan kunjungan ke Kelurahan

Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta

– Solo Tahun 2017.

Namun berpegang pada visi

Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun

2013-2017 ternyata sudah berakhir selain

itu juga program ini sudah berjalan sejak

tahun 2010-2018, namun belum pernah

satu kajianpun dilakukan untuk melihat

keberhasilan atau kelemahan dari Program

Gema Madani dalam mengurangi angka

kemiskinan di Kota Tasikmalaya. Padahal

berbagai upaya Pengembangan Kapasitas

Kelembagaan Program Gema Madani di

Kota Tasikmalaya telah dilakukan.

Program Gema Madani sebagai salah

satu program penanggulangan kemiskinan

184

Page 5: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

yang berbasis partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat di Kota

Tasikmalaya di satu sisi telah mendapat

dua penghargaan tingkat nasional tetapi

disisi lain angka kemiskinan di Kota

Tasikmalaya sangat tinggi. Hal ini

menyiratkan bahwa pedoman pelaksanaan

Program Gema Madani yang ada bukan

hanya sempurna di atas meja dengan

melakukan berbagai upaya pengembangan

kapasitas kelembagaannya saja akan tetapi

benar-benar menjadi acuan bagi seluruh

stakeholders untuk dapat menjalankan

tugas dan tanggung jawab yang

diamanatkan kepadanya. Melihat indikasi

tersebut dapat dinyatakan bahwa

Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya belum efektif dan efisien.

Berdasarkan pernyataan masalah tersebut,

maka peneliti akan melihat dari sisi

pengembangan kapasitas dengan

pertanyaan penelitian (research questions)

adalah : Bagaimanakah pengembangan

kapasitas kelembagaan Program Gerakan

Masyarakat Mandiri, Berdaya Saing dan

Inovatif (Gema Madani) di Kota

Tasikmalaya agar efektif dan efisien?

Adapun tujuan penelitian ini, untuk

menganalisis pengembangan kapasitas

kelembagaan Program Gerakan Masyarakat

Mandiri, Berdaya Saing dan Inovatif (Gema

Madani) di Kota Tasikmalaya dan

merumuskan konsep baru yang diharapkan

memberikan konstribusi bagi pengembangan

ilmu Administrasi Publik.

Untuk lebih jelasnya mengenai

teori yang digunakan maka akan diuraikan

pengertian kapasitas menurut beberapa

para ahli sebagai berikut:

Land dalam Hunt (2005)

menyebutkan bahwa: “Capacity can

include „hard‟ atributes (e.g personal

skills, functions, struktures, infrastructure

and resources) dan „soft‟ atributes (e.g

motivations, beliefs).” Honadle (1986)

yang berpendapat bahwa kapasitas juga

berarti kemampuan sebuah organisasi

untuk tumbuh berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan pendapat

Grindle (1997 : 96), menjelaskan bahwa

dengan meningkatkan kemampuan sumber

daya manusia akan membuat tujuan sebuah

organisasi akan tercapai. Hal ini dapat

diukur dari kapasitas pengetahuan,

kapasitas keterampilan, serta perilaku dan

etika kerja pegawai. Sumber daya manusia

aparatur yang memiliki kompetensi dan

pengetahuan yang cukup akan tugas dan

fungsi organisasi sangat penting dalam

memberikan dan menyampaikan layanan

publik yang berkualitas kepada seiap

stakeholders. Oleh karena itu pemerintah

daerah perlu melakukan upaya-upaya

sistematis untuk meningkatkan kompetensi

dan pengetahuan pegawai, baik melalui

pendidikan formal, maupun informal

185

Page 6: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

dengan pelatihan-pelatihan yang dapat

meningkatkan pengetahuan pegawai.

Sedangkan menurut Katty Sensions

(1993 : 15) mengemukakan bahwa :

Capacity building usually is

understood to mean helping

governments, communities and

individuals to develop the skill and

expertise needed to avhieve their

goals. Often designed to strengthen

participant‟s to abilities to evaluate

their policy choices and implement

decisions effectively, may included

education and training,

institutional and legal reforms, as

well as scientific, technological and

financial assistance.”

Definisi tersebut menyatakan

bahwa capacity building umumnya

dipahami sebagai upaya membantu

pemerintah, masyarakat ataupun individu

dalam meningkatkan keahlian dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk

mewujudkan tujuan-tujuan mereka.

Kapasitas seringkali didesain untuk

memperkuat kemampuan dalam

mengevaluasi pilihan-pilihan kebijakan

mereka dan menjalankan keputusan-

keputusan yang dibuat secara efektif.

Pengembangan kapasitas termasuk

didalamnya pendidikan dan pelatihan,

reformasi kelembagaan, pengetahuan,

teknologi dan juga asistensi finansial.

Berkaitan dengan pengembangan

kapasitas, Leavitt dalam Djatmiko (2004:

106) mengemukakan bahwa

pengembangan kapasitas kelembagaan

dapat dilakukan melalui empat pendekatan,

yaitu : (1) pendekatan struktural yang

penekanannya dititikberatkan pada struktur

organisasi, terutama perubahan struktur

organisasi, (2) pendekatan teknologi, yang

terfokus pada tata letak sarana fisik yang

baru. Penekanannya pada penggunaan dan

pemanfaatan sarana dan

prasarana/teknologi dalam melaksanakan

pekerjaan (tugas dan fungsi), (3)

pendekatan tugas, berfokus pada kinerja

individual dengan menekankan pada

perubahan dan peningkatan kinerja melalui

prosedur kerja yang efektif, dan (4)

pendekatan orang, berfokus pada

modifikasi terhadap sikap, motivasi,

perilaku, keahlian yang dicapai melalui

program training, prosedur seleksi, atau

perlengkapan baru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat

dikemukakan bahwa pengembangan

kapasitas terkandung makna suatu upaya

yang berhubungan dengan perbaikan

kualitas sumber daya mendorong

organisasi agar dapat berjalan sesuai

dengan fungsinya, serta upaya untuk

menciptakan kondisi lingkungan yang

dibutuhkan oleh organisasi agar dapat

berfungsi dengan baik.

Dalam penelitian ini teori yang

digunakan yaitu teori yang dikemukakan

Rainer Rohdewohld (2005 : 11)

186

Page 7: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

mendefinisikan sebagai berikut : “Capacity

building is a process that increases the ability

of persons, organizations or system to meet its

stated purpose and objective.” Dari pengertian

tersebut dimaknai bahwa capacity building

adalah suatu proses yang dapat meningkatkan

kemampuan seseorang, organisasi atau sistem

untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Secara spesifik, Grindle (1997 : 9)

mengemukakan bahwa dalam melakukan

Capacity Building terdapat tiga dimensi yang

masing-masing mempunyai fokus dan tipe

kegiatan yang berbeda-beda. Dimensi itu dapat

dikemukakan sebagai berikut : 1) Dimensi

pengembangan SDM, dengan fokus : personil

yang profesional dan kemampuan teknis serta

tipe kegiatan seperti ; training, praktek

langsung, kondisi iklim kerja, dan rekruitmen.

2) Dimensi penguatan organisasi, dengan

fokus : tata manajemen untuk meningkatkan

keberhasilan peran dan fungsi, serta tipe

kegiatan seperti: sistem insentif, perlengkapan

personil, kepemimpinan, budaya kerja,

komunikasi, struktur organisasi. 3) Dimensi

reformasi kelembagaan, dengan fokus

kelembagaan dan sistem serta makro struktur,

dengan tipe kegiatan : aturan main ekonomi

dan politik, perubahan kebijakan dan regulasi,

dan reformasi konstitusi.

Input Proces output Outcome

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Angka Kemiskinan di Kota

Tasikmalaya Tertinggi di

Jawa Barat

Peraturan Walikota Tasikmalaya

Nomor 3 Tahun 2017 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Program

Gema Madani di Kota

Tasikmalaya

Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat dan dapat

Mengurangi Angka

Kemiskinan di Kota

Tasikmalaya

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya berjalan secara

efektif dan efisien dalam:

Bidang Pembangunan Infrastruktur.

Bidang Pengembangan

Ekonomi dan Koperasi serta

Kelembagaan Program Gema Madani terdiri dari:

Tim Pengelola, Tim Fasilitator, TPK dan PPL

Program Gema Madani di Kota Tasikmalaya

Pengembangan Kapasitas Grindle

(1997 : 9)

1. Pengembangan SDM

2. Penguatan Organisasi

3. Reformasi Kelembagaan

187

Page 8: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

Proposisi

Proposisi dalam penelitian ini adalah

pengembangan kapasitas kelembagaan

pada dasarnya mengelola suatu tim kerja

dalam mencapai tujuan organisasi yang

efektif dan efisien. Adapun dimensi-

dimensi pengembangan kapasitas

kelembagaan Program Gema Madani di

Kota Tasikmalaya berdasarkan pada

pengembangan sumber daya manusia,

penguatan organisasi dan reformasi

kelembagaan.

Metode (Methodes) Penelitian

Adapun metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Melalui pendekatan

kualitatif ini diharapkan dapat

mengungkapkan subtansi permasalahan

menyangkut pengembangan kapasitas

kelembagaan Program Gerakan

Masyarakat Mandiri, Berdaya Saing dan

Inovatif (Gema Madani) di Kota

Tasikmalaya melalui berbagai sumber data

yang terekam baik dari para informan

maupun key informan yang diteliti secara

mendalam.

Dalam penelitian ini yang menjadi unit

analisis adalah Tim Pengelola (Walikota,

Sekretaris Daerah, Asisten Adm.

Perkonomian dan Pembangunan, para Kepala

OPD, SKPD), Tim Fasilitator (masyarakat),

Tim Pengelola Kegiatan (masyarakat) dan

Panitia Pelaksana Kegiatan Lapangan

(masyarakat) Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya.

Teknik pengumpulan data

merupakan fase terpenting dalam proses

pengadaan data untuk keperluan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini studi kepustakaan dan

studi lapangan yang terdiri dari observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data kualitatif yang

digunakan dalam penelitian ini, mengacu

pada teknik analisis yang dikemukakan

oleh Miles dan Huberman (1992 : 32)

bahwa : proses analisis data kualitatif

terdiri dari tiga alur kegiatan utama yang

terjadi secara bersamaan, yaitu : reduksi

data, penyajian data, penarikan kesimpulan

atau verifikasi.

Pembahasan

Pengembangan Kapasitas ditinjau

dari dimensi pengembangan sumber daya

manusia dengan fokus memiliki tim kerja

yang profesional dan memiliki kemampuan

teknis dengan tipe kegiatan: rekruitmen

sebagian besar mempergunakan patronage

sistem atau sistem kawan yang berdasarkan

pertimbangan subyektif, training atau

pelatihan hanya menjadi program inti yang

harus dilakukan tanpa ada tindak lanjutnya,

adanya kondisi iklim kerja yang belum

kondusif, belum adanya kesamaan

komitmen antar tim serta praktek langsung

dilakukan melalui perluasan rentang tugas

188

Page 9: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

dan pendalaman intensitas tugas sudah

dijalankan tapi belum sempurna.

Dimensi penguatan organisasi

dengan fokus tata manajemen untuk

meningkatkan keberhasilan peran dan

fungsi dengan tipe kegiatan: perlengkapan

personil yang terdiri dari sarana dan

prasarana yang masih terbatas, struktur

organisasi bersifat melebar/gemuk dengan

sedikit fungsi, budaya kerja masih

mengakar sikap dominasi kewenangan,

kepemimpinan lebih cenderung

menyesuaikan gaya memimpin dengan

kondisi yang ada, komunikasi antar Tim

Pengelola sangat terbatas dilakukan, dan

sistem insentif tidak memperhatikan

aktivitas yang bersangkutan dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Dimensi reformasi kelembagaan

dengan fokus kelembagaan dan sistem

makro struktur dengan tipe kegiatan: aturan

main ekonomi dan politik sudah

dilaksanakan dengan baik terbukti adanya

dukungan dana hibah dari APBD setiap

tahun untuk setiap kelurahan yang

mendapat legalisasi dari DPRD walau tidak

secara eligibel karena terdapat pemerataan

besaran dana hibah yang diperoleh setiap

kelurahan.

Perubahan kebijakan dan regulasi

dimana urusan pemberdayaan masyarakat

tidak dapat membentuk sebuah bidang

akan tetapi tersebar pada semua organisasi

perangkat daerah dan Program Gema

Madani berkedudukan pada Sub Bagian

Bina Pemberdayaan Masyarakat, Sosial,

Kebudayaan pada Bagian Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Kota

Tasikmalaya, sedangkan sampai tahun

2016 kedudukan Program Gema Madani

berada pada Bidang Permberdayaan

Masyarakat pada Badan Keluarga

Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kota Tasikmalaya

yang sekarang sudah dilikuidasi,

berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah.

Reformasi konstitusi menjadi acuan

Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam

menjalankan roda pemerintahannya baik

dalam menetapkan visi, misi, tujuan,

sasaran, program, kegiatan dan sebagainya

selalu tunduk kepada landasan

konstitutional termasuk Program Gema

Madani di Kota Tasikmalaya merujuk

kepada aturan-aturan yang ada di atasnya,

sehingga payung hukum tersebut memiliki

kejelasan atau legalitas yang dapat

dipertanggungjawabkan kedudukannya di

mata hukum.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka

proposisi yang diajukan penulis yang

berbunyi : “Pengembangan kapasitas

kelembagaan pada dasarnya mengelola

189

Page 10: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

suatu tim kerja dalam mencapai tujuan

organisasi yang efektif dan efisien. Adapun

dimensi-dimensi pengembangan kapasitas

kelembagaan Program Gema Madani di

Kota Tasikmalaya berdasarkan pada

pengembangan sumber daya manusia,

penguatan organisasi dan reformasi

kelembagaan,“ telah terbukti dan dapat

diterima kebenarannya secara empirik.

Berdasarkan simpulan di atas, maka

konsep baru yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah jejaring dengan

penerapan inovasi pelayanan publik

berbasis teknologi dan kemitraan dalam

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya sehingga tidak berorientasi

pada input dan output saja tetapi dapat

ditindaklanjuti sampai pada pencapaian

outcome dan impact.

Saran

Penelitian ini sudah barang tentu

tidak bermaksud untuk mencari sisi

kelemahan dari suatu aktivitas

Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Program Gema Madani dalam mencapai

tujuannya, namun semata-mata bertumpu

berdasarkan metodologi dan pendekatan

teoritis untuk mencari solusi masalah yang

selama ini dihadapi. Berdasarkan hal

tersebut, saran-saran akan peneliti

kemukakan sebagai berikut:

Saran Akademis

1) Pengembangan kapasitas kelembagaan

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya harus dapat mengikuti

berbagai perubahan, salah satunya dengan

mengembangkan jejaring dengan

penerapan inovasi pelayanan publik

berbasis teknologi. Jejaring dengan

membangun hubungan ke dalam bukan

hanya mengevaluasi dan memperbaiki

kinerja antar tim pada Program Gema

Madani saja, akan tetapi mengsinergiskan

kegiatan pada Program Gema Madani

dengan program-program yang

dilaksanakan oleh OPD atau SKPD

dengan menerapkan inovasi pelayanan

publik berbasis teknologi. Sehingga

berbagai program pembangunan yang

dilaksanakan tersebut lebih kreatif,

inovatif, responsif, transparansi dan

akuntabel.

2) Membangun kemitraan sangatlah penting

untuk membuka akses menuju

kemandirian masyarakat dengan adanya

sinergitas, sinkronisasi dan peningkatan

kerjasama antara masyarakat (para

pengrajin) dalam bidang pengembangan

ekonomi pada Program Gema Madani

dengan para pengusaha, dimana

pemerintah sebagai regulator memiliki

kewenangan untuk mengaturnya.

Saran Praktis

1) Sistem rekruitmen terutama untuk tim

teknis idealnya menerapkan sistem merit

yang didasarkan pada kualifikasi

kompetensi, bakat, kecakapan, dan

prestasi kerja sesuai dengan kebutuhan.

2) Perlu adanya evaluasi program pelatihan

untuk pengembangan sumber daya

190

Page 11: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

manusia yang terprogram dan

berkelanjutan.

3) Perlu diciptakan iklim kerja yang kondusif

dengan memperhatikan interaksi antara

perilaku anggota tim koordinsi maupun

tim pelaksana teknis dan perilaku

pimpinan, penataan lingkungan fisik,

lingkungan sosial dan lingkungan kerja.

Selain itu perlu sumber daya manusia

yang memiliki komitmen yang tinggi

untuk menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya sesuai dengan amanah yang

telah diterimanya.

4) Perlu dievaluasi kinerja Tim Pengelola

Program Gema Madani dan melakukan

penyegaran kepengurusan, berupa

penggantian pengurus (TPK maupun PPL)

yang sudah tidak aktif, tidak eksis dan

tidak komit dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya, selain itu perlu

mengukuhkan kembali dengan keputusan

baru bagi kelembagaan yang sudah

kadaluarsa, baik bagi pengurus LPM yang

masih aktif, kooperatif, dan memiliki

komitmen tinggi dalam menjalankan

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya.

5) Perlu diterapkan teknologi informasi

komunikasi (TIK) agar sumbatan

komunikasi dan koordinasi selama ini

dapat diatasi. TIK sebagai sarana berbasis

data, sarana komunikasi antar tim, sarana

pengolahan dan analisis data, sarana

pembelajaran dan pembinaan SDM,

sarana pelayanan publik, sarana

pemberdayaan masyarakat, sarana

evaluasi, pengawasan dan pengendalian

Program Gema Madani dilakukan secara

elektronik.

6) Perlu adanya pengevaluasian atau

peninjauan ulang kembali dalam hal

pemberian insentif terutama kepada tim

fasilitator mengingat beban pekerjaan

tidak seimbang dengan jumlah insentif

yang berada di bawah upah minimum

Kota Tasikmalaya dan perlu adanya

pemberian penghargaan baik dalam

bentuk materil atau non materil bagi

Fasilitator yang berprestasi dalam

menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya pada Program Gema Madani

(mengingat selama ini peran Tim

Fasilitator sebagai motor penggerak

Program Gema Madani di Kota

Tasikmalaya tidak dapat disangkal lagi).

7) Pemberian dana hibah Program Gema

Madani di setiap kelurahan seharusnya

diberikan dengan mempertimbangkan

berbagai aspek seperti jumlah penduduk,

luas wilayah, perekonomian masyarakat

setempat dan sebagainya agar sesuai

dengan kebutuhan.

Daftar Pustaka

Djatmiko, Yayat Hayati. 2004. Perilaku

Organisasi. Bandung : CV.

Alfabeta.

Grindle, Merilee S. 1997. Getting Good

Government: Capacity Building

The Public Sector of Developing

Countries. Boston MA: Harvard

Institute For International

Development.

191

Page 12: PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PROGRAM …

Hunt, J. 2005. Capacity Building for

Indigenous Governance:

International development

experience of capacity

development: implication for

Indigenous Australia? Canberra:

Australian National University.

Honadle, B.W. 1986. Defining and doing

capacity building : perspectives and

experiences, in Honadle B.W. and

Howitt A.M. „Perspectives on

management capacity building‟

New York: State University of New

York Press, pp 9-23.

Miles, Matthew dan Huberman, A.

Michael. 1992. Analisis Data

Kualitatif: Buku Sumber Tantang

Metode-Metode Baru. Jakarta:UI

Press.

Rohdewohld, Rainer. 2005. Public

Administration di Indonesia.

Melbourne, Australia : Montech Pty

Ltd.

Sessions, K. .1993. Building the Capacity

for Change: the world stands ill

prepared to address problems that

cut across sectors and boundaries.

EPA Journal 19(2):15-19.

192