Top Banner
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGUKUR LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR KECAMATAN METRO PUSAT (Tesis) Oleh FIRMA ANDRIAN PRODI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
107

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

Feb 04, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUALUNTUK MENGUKUR LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR KECAMATAN METRO PUSAT

(Tesis)

Oleh

FIRMA ANDRIAN

PRODI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF TEST INSTRUMENT BASED ON CONTEXTUALAPPROACH TO MEASURING MATHEMATICAL LITERACY

IN CLASS 5th ELEMENTARY SCHOOL

By

FIRMA ANDRIAN

This study aims to develop a test instrument based on a contextual approach to

measure mathematical literacy which has the feasible and quality. Type of research

used in research and development of formative evaluation type. The population in

this research is all the fifth grade students of Elementary School of Metro Pusat

Subdistrict Metro City, Lampung. Samples were taken by using cluster sampling

techniques as many as 37 students of grade V Isa SD Muhammadiyah Metro and 25

students of grade VB SDN 7 Metro Pusat. Data were collected through

questionnaires and test questions. The results of the study show that the test

instruments developed are feasible and qualified. The feasibility of the test

instrument based on the assessment of 3 experts on average of 97,22 are included in

the excellent category. While the quality of instruments based on the item analysis

there are 10 multiple choice questions and 8 essay examinations.

Keywords: test instrument, mathematical literacy, contextual approach.

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUALUNTUK MENGUKUR LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR KECAMATAN METRO PUSAT

Oleh

FIRMA ANDRIAN

Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen tes berbasis pendekatan

kontekstual untuk mengukur literasi matematika yang layak dan berkualitas. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan tipe formative

evaluation. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Kecamatan

Metro Pusat Kota Metro, Lampung. Sampel ditentukan menggunakan teknik cluster

sampling sebanyak 37 siswa kelas V Isa SD Muhammadiyah Metro Pusat dan 25

siswa kelas VB SD Negeri 7 Metro Pusat. Data dikumpulkan melalui lembar angket

dan soal tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen tes yang dikembangkan

layak dan berkualitas. Kelayakan instrumen tes berdasarkan penilaian dari 3 ahli rata-

rata sebesar 97,22 termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan kualitas

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan ganda dan 8 soal

uraian yang berkualitas.

Kata Kunci: instrumen tes, literasi matematika, pendekatan kontekstual.

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL

UNTUK MENGUKUR LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR KECAMATAN METRO PUSAT

Oleh

FIRMA ANDRIAN

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan
Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan
Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan
Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Firma Andrian lahir di Desa Pelem,

Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulung Agung pada

tanggal 2 Juli 1993. Peneliti merupakan anak pertama dari

dua bersaudara dari pasangan Bapak Slamet Riyadi dan Ibu

Sulaikah.

Riwayat pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 1 Raman Aji, Kecamatan

Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1999 dan lulus pada tahun

2005. Peneliti melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Raman

Utara, Kabupaten Lampung Timur dan lulus pada tahun 2008. Kemudian peneliti

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Raman Utara, Kabupaten Lampung

Timur dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 peneliti melanjutkan studi ke

STAIN Jurai Siwo Metro Jurusan Tarbiyah Program Studi S1 Pendidikan Guru

Madrasah Ibidaiyah (PGMI) lulus pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan studi

sebagai mahasiswa S2 Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas

Lampung pada tahun 2016.

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

MOTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan,maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan)kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain”

(Q.S. Al-Insyiroh: 6-7)

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukurAlhamdullilah ataskehadirat Allah SWT, tesis ini kupersembahkan kepada

Para Dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan danilmu yang sangat berharga melalui ketulusan dan

kesabarannya kepada Saya.

Almamater tercinta, Universitas Lampung

Para guru serta karyawan SD Muhammadiyah Metro danSD Negeri 7 Metro Pusat yang telah berjasa membantu

dalam penelitian ini

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

i

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis dengan judul “Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Pendekatan

Kontekstual untuk Mengukur Literasi Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Kecamatan Metro Pusat” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan di Universitas Lampung. Penyusunan tesis ini dapat

terwujud berkat adanya bimbingan, masukan, dan bantuan dari berbagai pihak

sebagai berikut.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Hasriadi Mat Akin, M. P., selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah memberi kesempatan kepada peneliti menempuh studi

Magister Keguruan Guru SD Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Lampung

beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada peneliti

dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A, Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana FKIP

Universitas Lampung yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang

bermanfaat bagi peneliti untuk menyelesaikan tesis ini.

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

ii

4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan dan pengarahan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., Ketua Program Studi Magister Keguruan

Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung sekaligus sebagai Penguji I

dan Ahli Materi yang telah memberikan masukan, nasihat, motivasi yang

berarti dengan penuh kesabaran sehingga penyusunan tesis ini dapat berjalan

dengan lancar.

6. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus

Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan nasihat, saran-saran,

dan motivasi yang berarti dengan penuh kesabaran sehingga penyusunan tesis

ini dapat apat berjalan dengan lancar.

7. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku pembimbing II telah membimbing dan

memberikan nasihat, saran-saran, dan motivasi yang berarti dengan penuh

kesabaran sehingga penyusunan tesis ini dapat apat berjalan dengan lancar.

8. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Penguji II. Terimakasih atas kritik dan

saran yang berharga dalam penyusunan tesis ini.

9. Bapak Dr. Edi Purnomo, M.Pd., selaku Ahli Evaluasi yang telah bersedia

meluangkan waktu, memberikam motivasi dan saran dalam penyusunan

produk.

10. Ibu Dr. Siti Samhati, M.Pd., selaku Ahli Bahasa yang telah bersedia

meluangkan waktu, memberikam motivasi dan saran dalam penyusunan

produk.

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

iii

11. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Program Studi Magister Keguruan Guru

Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung yeng telah memberikan ilmu yang

berharga, motivasi, dan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis

ini.

12. Bapak Ihwan, S.Pd., selaku kepala SD Muhammadiyah Metro yang telah

memberikan izin melaksanakan penelitian, masukan, dan motivasi dalam

menyelesaikan tesis ini.

13. Ibu Saihati Yakup Senawi, S.Pd selaku kepala SD Negeri 7 Metro Pusat yang

telah memberikan izin melaksanakan penelitian, masukan, dan motivasi dalam

menyelesaikan tesis ini.

14. Bapak Rusman Ahmadi, M.Pd., selaku guru kelas V Isa SD Muhammadiyah

Metro yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian dan

memberikan motivasi alam menyelesaikan tesis ini.

15. Ibu Nanik Indrayati, S.Pd., selaku guru kelas VB SD Negeri 7 Metro Pusat

yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian dan memberikan

motivasi alam menyelesaikan tesis ini.

16. Seluruh guru kelas VI SD Muhammadiyah Metro yang telah memberikan izin

untuk melaksanakan penelitian dan memberikan motivasi dalam

menyelesaikan tesis ini.

17. Guru dan Staf SD Muhammadiyah Metro dan SD Negeri 7 Metro Pusat yang

telah memberikan semangat, motivasi, dan do’a.

18. Siswa kelas V SD Muhammadiyah Metro dan SD Negeri 7 Metro Pusat yang

telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

Semoga kalian menjadi anak yang bertaqwa, cerdas, dan berprestasi.

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

iv

19. Siswa kelas VI SD Muhammadiyah Metro yang telah berpartisipasi aktif

sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. Semoga kalian menjadi

anak yang bertaqwa, cerdas, dan berprestasi.

20. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu mendukung, mendo’akan, menjadi teman

berbagi sedih dan bahagia.

21. Sahabat-sahabat angkatan 2016 Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar yang

telah menghadirkan semangat kebersamaan yang tak terlupakan.

22. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya, terima kasih atas

do’a dan dukungan yang diberikan.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

dari Allah SWT dan peneliti berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi dunia

pendidikan dalam meningkatkan kualitas penilaian. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Peneliti,

Firma Andrian

Page 16: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. v

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….... viii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… xii

I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 8C. Batasan Masalah............................................................................................. 8D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9F. Kegunaan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9G. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................. 10H. Spesifikasi Produk.......................................................................................... 11

II KAJIAN TEORIA. Penilaian ......................................................................................................... 12

1. Pengertian Penilaian ................................................................................. 122. Penilaian Autentik .................................................................................... 133. Instrumen Tes Tertulis ............................................................................. 14a. Tes Pilihan Ganda .............................................................................. 15b. Tes Uraian .......................................................................................... 17

4. Langkah-Langkah Penyusunan Tes Matematika ..................................... 18B. Pendekatan Kontekstual ................................................................................. 19

1. Pengertian Pendekatan Kontekstual ......................................................... 192. Komponen Pendekatan Kontekstual ........................................................ 203. Langkah-Langkah Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran ........... 224. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual .............................. 23

Page 17: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

vi

C. Literasi Matematika........................................................................................ 241. Pengertian Literasi Matematika ............................................................... 242. Komponen-Komponen Literasi Matematika............................................ 25

a. Situasi dan Konteks ............................................................................ 26b. Area Konten ....................................................................................... 28c. Kompetensi/ Proses ............................................................................ 29d. Level Kemampuan Literasi ................................................................ 31

D. Matematika..................................................................................................... 321. Pengertian Matematika............................................................................. 322. Tujuan Pembelajaran Matematika............................................................ 333. Karakteristik Matematika......................................................................... 34

E. Penelitian yang Relevan................................................................................. 37F. Kerangka Pikir Penelitian............................................................................... 44G. Hipotesis Penelitian........................................................................................ 47

III METODE PENELITIANA. Desain Penelitian ....................................................................................... 48B. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 48

1. Tahap Preliminary............................................................................... 492. Tahap Formative Evaluation ............................................................... 49

C. Populasi dan Sampel.................................................................................. 521. Populasi ............................................................................................... 522. Sampel ................................................................................................. 52

D. Variabel Penelitian .................................................................................... 531. Definisi Konseptual ............................................................................. 53

a. Instrumen Tes ................................................................................ 53b. Pendekatan Kontekstual ................................................................ 53c. Literasi Matematika....................................................................... 54

2. Definisi Operasional ............................................................................ 54a. Instrumen Tes ................................................................................ 54b. Pendekatan Kontekstual ................................................................ 55c. Literasi Matematika....................................................................... 55

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 571. Teknik Nontes ..................................................................................... 572. Teknik Tes ........................................................................................... 58

F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 581. Angket ................................................................................................. 592. Tes Tertulis .......................................................................................... 63

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 631. Teknik Analisis Data Kualitatif........................................................... 632. Teknik Analisis Data Kuantitatif......................................................... 68

IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................... 76B. Hasil Penelitian dan Pengembangan.......................................................... 77

Page 18: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

vii

1. Tahap Preliminary ............................................................................... 78a. Persiapan........................................................................................ 78b. Pendesainan .................................................................................. 80

2. Formative Evaluation .......................................................................... 80a. Self Evaluation............................................................................... 80b. Expert Reviews .............................................................................. 80c. One-to-one..................................................................................... 87d. Small Group................................................................................... 88e. Field Test ....................................................................................... 95

C. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................... 102D. Kelebihan Instrumen Tes Literasi Matematika ......................................... 109E. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Instrumen Tes Literasi Matematika........................................................... 110

V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARANA. Simpulan.................................................................................................... 111B. Implikasi .................................................................................................... 111C. Saran .......................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………115

LAMPIRAN………………………………………………………………………...119

Page 19: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Spesifikasi Produk .............................................................................................. 11

2. Teknik Penilaian Autentik .................................................................................. 14

3. Level Kemampuan Literasi Matematika............................................................. 32

4. Sekolah Dasar Gugus Mawar Kecamatan Metro Pusat ...................................... 52

5. Siswa Sekolah Sampel Tahun Pelajaran 2017/2018 ........................................... 53

6. Indikator Literasi Matematika............................................................................. 56

7. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Evaluasi Pilihan Ganda .................................... 60

8. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Materi Pilihan Ganda ....................................... 60

9. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Bahasa Pilihan Ganda ...................................... 61

10. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Evaluasi Uraian ................................................ 61

11. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Materi Uraian ................................................... 61

12. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Bahasa Uraian .................................................. 62

13. Kisi-Kisi Angket Penilaian Praktisi .................................................................... 62

14. Angket Validasi Ahli Materi Pilihan Ganda ....................................................... 64

15. Angket Validasi Ahli Bahasa Pilihan Ganda ...................................................... 64

16. Angket Validasi Ahli Evaluasi Pilihan Ganda.................................................... 65

17. Angket Validasi Ahli Materi Uraian................................................................... 66

Page 20: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

ix

18. Angket Validasi Ahli Evaluasi Uraian................................................................ 66

19. Angket Validasi Ahli Bahasa Uraian .................................................................. 67

20. Angket Penilaian Praktisi.................................................................................... 68

21. Konversi Nilai Ahli ............................................................................................. 69

22. Konversi Nilai Praktisi/ Guru ............................................................................. 69

23. Kriteria Daya Pembeda Soal ............................................................................... 71

24. Kriteria Taraf Kesukaran Soal ............................................................................ 72

25. Interpretasi Validitas Butir Soal.......................................................................... 74

26. Derajat Reliabilitas.............................................................................................. 75

27. Data Keadaan Sekolah Dasar Kecamatan Metro Pusat

Tahun Ajaran 2017/2018. ................................................................................... 76

28. Hasil Validasi Ahli Materi Pilihan Ganda…………………………………….. 84

29. Hasil Validasi Ahli Evaluasi Pilihan Ganda…………………………………… 84

30. Hasil Validasi Ahli Bahasa Pilihan Ganda…………………………………..... 85

31. Hasil Validasi Ahli Materi Uraian…………………………………………….. 85

32. Hasil Validasi Ahli Evaluasi Uraian………………………………………….. 85

33. Hasil Validasi Ahli Bahasa Uraian………………………………………….... 86

34. Tingkat Kesukaran Produk Soal Pilihan Ganda………………………………. 88

35. Daya Pembeda Produk Soal Pilihan Ganda…………………………………... 89

36. Efektivitas Pengecoh Produk Soal Pilihan Ganda……………………………. 89

37. Uji Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda…………………………………... 90

38. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pilihan Ganda………………………………... 90

39. Hasil Penilaian Praktisi……………………………………………………….. 91

Page 21: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

x

40. Tingkat Kesukaran Produk Soal Uraian……………………………………… 92

41. Daya Pembeda Produk Soal Uraian………………………………………..… 92

42. Uji Validitas Instrumen Tes Uraian.................................................................. 92

43. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Uraian……………………………………….. 93

44. Hasil Penilaian Praktisi………………………………………………………. 94

45. Tingkat Kesukaran Produk Soal Pilihan Ganda……………………………… 95

46. Daya Pembeda Produk Soal Pilihan Ganda………………………………….. 96

47. Efektivitas Pengecoh Produk Soal Pilihan Ganda…………………………… 96

48. Uji Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda…………………………………. 96

49. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pilihan Ganda……………………………….. 97

50. Hasil Penilaian Praktisi……………………………………………………… 98

51. Tingkat Kesukaran Produk Soal Uraian…………………………………….. 99

52. Daya Pembeda Produk Soal Uraian…………………………………………. 99

53. Uji Validitas Instrumen Tes Uraian…………………………………………. 99

54. Uji Reliabilitas Instrumen Uraian…………………………………………… 100

55. Hasil Penilaian Praktisi……………………………………………………… 101

Page 22: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Komponen Literasi Matematika.......................................................................... 26

2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................ 46

3. Alur Desain Formative Evaluation ..................................................................... 48

Page 23: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Analisis Kebutuhan ................................................................................119

2. Hasil Angket Analisis Kebutuhan.......................................................................124

3. Kisi-Kisi Prototype Ia .........................................................................................128

4. Instrumen Tes Prototype Ia.................................................................................130

5. Tabel Perbaikan Prototype..................................................................................146

6. Kisi-Kisi Prototype IV ........................................................................................154

7. Instrumen Tes Prototype IV ................................................................................157

8. Kualitas Instrumen Tes Pilihan Ganda Pada Tahap Small Group ......................171

9. Kualitas Instrumen Tes Uraian Pada Tahap Small Group ..................................177

10. Kualitas Instrumen Tes Pilihan Ganda Pada Tahap Field Test...........................181

11. Kualitas Instrumen Tes Uraian Pada Tahap Field Test.......................................186

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................190

13. Hasil Uji Ahli ......................................................................................................202

14. Surat Izin Penelitian ............................................................................................211

15. Surat Balasan Penelitian dari Sekolah ................................................................213

16. Foto Kegiatan Pembelajaran ...............................................................................215

Page 24: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan cikal bakal pembentukan sumber daya manusia unggul

agar mampu bertahan dalam perkembangan dunia yang begitu pesatnya. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang

berbunyi

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensisiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangggung jawab.

Pada zaman sekarang ini berbagai kemampuan dan watak yang telah

dikemukakan di atas sangat diperlukan oleh siswa agar menjadi sumber daya

manusia unggul yang mampu bertahan hidup dan menjawab tantangan di masa

depan. Apalagi perkembangan zaman yang telah memasuki abad 21 tidak terlepas

dari perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi (IPTEK) yang begitu pesat.

Pada masa yang akan datang diharapkan bangsa Indonesia dapat lebih

berpartisipasi aktif memajukan IPTEK. Menurut Darmadi (2010: 235) untuk

memajukan IPTEK diperlukan adanya pemahaman tentang ilmu matematika yang

Page 25: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

2

kuat sejak dini. Sejalan dengan hal itu, Wimbarti (dalam Kurniati., dkk, 2015: 52)

menyatakan bahwa matematika perlu dikuasai siswa sekolah dasar untuk

membantu mencerna ilmu-ilmu dalam pendidikan tinggi. Cockroft dalam

Abdurrahman (2003: 253) juga menegaskan bahwa matematika perlu diajarkan

kepada siswa karena, (1) selalu digunakan untuk membantu menyelesaikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan

matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan

jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5)

meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan

(6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Berpedoman pada pendapat di atas, dapat dipahami bahwa matematika

merupakan ilmu yang dapat mendorong kemajuan suatu bangsa dan sangat

berguna bagi kehidupan sehari-hari maka perlu diajarkan sejak dini, yaitu sejak

usia sekolah dasar. Penerapan dan manfaat matematika untuk menghadapi

permasalahan kehidupan sehari-hari diwujudkan dalam literasi matematika.

Mathematical literacy is an individual’s capacity to formulate, employ, andinterpret mathematics in a variety of contexts. It includes reasoningmathematically and using mathematical concepts, procedures, facts andtools to describe, explain and predict phenomena. It assists individuals torecognise the role that mathematics plays in the world and to make thewell-founded judgments and decisions needed by constructive, engagedand reflective citizens (OECD, 2016a: 5).

Maksudnya literasi matematika merupakan kapasitas individu untuk

memformulasikan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai

konteks. Hal ini meliputi penalaran matematik dan penggunaan konsep, prosedur,

Page 26: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

3

fakta dan alat matematika untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi

fenomena. Hal ini menuntun individu untuk mengenali peranan matematika

dalam kehidupan dan membuat penilaian yang baik dan pengambilan keputusan

yang dibutuhkan oleh penduduk yang konstruktif, dan reflektif.

Literasi matematika sangat penting untuk dikuasai siswa karena dapat membantu

untuk memahami peran dan kegunaan matematika di setiap aspek kehidupan

sehari-hari dan membuat keputusan-keputusan yang tepat dan beralasan. Namun

dalam penilaian yang dilakukan oleh PISA (OECD, 2016b: 5) yang diikuti oleh

65 negara menunjukkan bahwa literasi matematika siswa Indonesia berada di

peringkat 63 dengan skor 375. Peringkat ini lebih buruk dari literasi membaca

yang menempati peringkat 61 dengan skor 396 dan literasi sains yang menempati

peringkat 62 dengan skor 384.

Menurut Edo, dkk (2013: 42) penyebab peringkat Indonesia sangat rendah dalam

PISA karena pelajar Indonesia hanya mampu menjawab pertanyaan PISA level 1,

sampai level 3 dan tidak banyak siswa yang dapat menyelesaikan pertanyaan level

4 sampai level 6. Sejalan dengan hal itu, Charmila, dkk (2016: 199) berpendapat

bahwa rendahnya prestasi siswa Indonesia terutama dalam PISA matematika

dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk

mengatasinya adalah dengan membiasakan siswa berlatih soal-soal model PISA.

Soal-soal metematika model PISA merupakan soal yang mengukur kemampuan

literasi matematika. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Lin & Tai (2015:

390) bahwa PISA menilai literasi matematika siswa dengan memeriksa seberapa

Page 27: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

4

efektif siswa dapat merumuskan, mempekerjakan, dan menafsirkan masalah

matematika yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas, diperlukan instrumen

penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur literasi matematika agar

kemampuan literasi matematika siswa dapat diukur dan berkembang dengan

baik. Pemerintah Indonesia telah mengatur instrumen penilaian dalam

Permendikbud nomor 23 tahun 2016 Bab VII pasal 14 ayat 1 yang berbunyi

“Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian

berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain

yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan siswa.”

Instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur literasi matematika

dapat berupa tes (OECD, 2016b: 3). Menurut CoPo (2015: 189) Tes adalah

penilaian yang mengukur pembelajaran siswa. Tes dikatakan baik jika tes itu

dapat mencerminkan kemahiran siswa. Selain membiasakan siswa dengan

instrumen tes atau soal-soal yang dapat mengukur kemampuan literasi

matematika, kemampuan guru untuk mengembangkan literasi matematika siswa

juga turut berperan dalam mengembangkan kemampuan ini (Sari, dkk, 2017: 1-

2).

Guru harus menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk

mengembangkan kemampuan literasi matematika siswa. Pendekatan kontekstual

dianggap tepat untuk mengembangkan kemampuan literasi matematika, karena

literasi matematika itu sendiri merupakan perwujudan dari kegunaan atau fungsi

Page 28: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

5

matematika yang telah dipelajari oleh siswa di sekolah untuk kehidupan sehari-

hari, dan mempersiapkan siswa untuk bersaing dalam dunia global (Firdaus, et.al,

2017:213). Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan upaya yang

tepat karena membantu siswa untuk menghubungkan antara materi yang

diberikan dengan situasi dunia nyata sehingga dapat mendorong siswa untuk

melejitkan kemampuan literasi matematikanya.

Menurut Ekowati, dkk (2015: 82) pendekatan kontekstual adalah konsepyang membantu guru untuk belajar, mengasosiasikan situasi konten-belajardengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupanmereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Namun kenyataannya, ketersediaan instrumen tes yang dapat mengukur literasi

matematika di sekolah dasar masih jarang ditemukan. Hal ini terjadi karena guru

belum mampu membuatnya sendiri. Ketidakmampuan guru dalam membuat

instrumen tes yang dapat mengukur literasi matematika disebabkan karena guru

kurang memahami komponen-komponen literasi matematika. Hal ini diketahui

dari penyebaran angket analisis kebutuhan pada 9 guru Sekolah Dasar Kelas V

gugus Mawar Kecamatan Metro Pusat yang menggunakan Kurikulum 2013 pada

tanggal 2 sampai 3 Oktober 2017.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilaksanakan 2 sampai 3 Oktober

2017 (lihat Lampiran 2 halaman 124) diketahui bahwa tidak ada guru yang

memahami literasi matematika, baik pengertian, komponen-komponennya dan

level literasi matematika sehingga pengukuran dan penilaian terhadap

kemampuan ini tidak mendapat perhatian. Pada pengumpulan dokumen terkait

Page 29: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

6

instrumen tes yang digunakan guru untuk melakukan penilaian kognitif siswa,

didapatkan informasi bahwa hanya 3 dari 9 guru atau 33,33% guru yang

membuat instrumen tes matematika sendiri, hanya 2 guru atau 22,22% yang

membuat instrumen tes dengan merancang kisi-kisi tetapi tidak melakukan

analisis butir soal. Sementara 6 guru lainnya atau 66,67% hanya menggunakan

instrumen tes yang tersedia di buku. Seluruh guru mengakui bahwa mereka

membutuhkan instrumen tes yang dapat digunakan untuk mengukur literasi

matematika siswa sekolah dasar kelas V.

Pembuatan instrumen tes yang berkualitas tentunya memerlukan subjek untuk uji

coba. Sedangkan di sekolah dasar Kecamatan Metro Pusat belum ada sekolah

yang mengembangkan literasi matematika, maka diperlukan pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan ini.

Pendekatan pembelajaran yang dipandang tepat untuk mengembangkan literasi

matematika adalah pendekatan kontekstual. Maka dilakukan penelusuran

mengenai kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan

pendekatan ini melalui penyebaran angket.

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan dalam angket untuk mengidentifikasi

kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan kontekstual berdasarkan pada

7 komponen pendekatan kontekstual. Berdasarkan hasil angket didapatkan

informasi bahwa guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual dengan baik.

Hal ini terbukti dari 7 komponen yang dikembangkan menjadi 11 pertanyaan

didapatkan rata-rata 77,78% guru memenuhi 7 komponen dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Page 30: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

7

Oleh karena itu, dikembangkan instrumen tes tertulis berbasis pendekatan

kontekstual untuk mengukur literasi matematika. Instrumen tes ini dipilih karena

instrumen yang digunakan dalam PISA untuk mengukur literasi matematika

menggunakan tes. Menurut OECD dalam Novita & Putra (2016: 34) tes yang

digunakan dalam PISA dirancang untuk mengukur sejauh mana siswa dapat

menggunakan secara efektif dari apa yang telah mereka pelajari di sekolah untuk

menangani berbagai masalah dan tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

Permasalahan yang ada juga menuntut untuk dikembangkannya instrumen tes ini

karena guru mengakui bahwa lebih sering menggunakan instrumen tes yang

tersedia di buku dari pada membuatnya sendiri dalam melakukan penilaian.

Selain permasalahan tersebut, guru juga mengakui bahwa mereka kurang

memperhatikan langkah-langkah penyusunan tes. Hanya 2 dari 9 guru atau

22,22% guru yang membuat instrumen tes sendiri dalam pembelajaran

matematika, namun belum pernah melakukan analisis butir soal. Seluruh guru

mengakui bahwa mereka memerlukan instrumen yang dapat digunakan untuk

mengukur literasi matematika. Sebanyak 100% guru memerlukan instrumen tes

berbentuk pilihan ganda dan uraian yang layak dan berkualitas.

Berdasarkan uraian yang disampaikan, dilakukan pengembangan instrumen tes

terintegrasi dengan pendekatan kontekstual yang dapat mengukur literasi

matematika siswa kelas V Sekolah Dasar.

Page 31: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

8

B. Identifikasi Masalah

Berpedoman pada latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah adalah

sebagai berikut:

1. Seluruh guru belum memahami komponen-komponen literasi matematika.

2. Sebesar 66,67% guru mengaku lebih sering menggunakan instrumen tes yang

tersedia di buku dari pada membuatnya sendiri untuk melakukan penilaian.

3. Meskipun 2 dari 9 guru telah membuat instrumen tes matematika sendiri,

namun instrumen tes yang mereka buat tidak diarahkan untuk mengukur

literasi matematika.

4. Langkah-langkah penyusunan instrumen tes matematika kurang diperhatikan

oleh guru yang membuat instrumen tes sendiri sehingga instrumen tes yang

dihasilkan selama ini kurang berkualitas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah pada penelitian ini

pembatasan masalahnya adalah pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan

kontekstual untuk mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah Dasar.

Page 32: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

9

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual

yang layak untuk mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimanakah pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual

yang berkualitas untuk mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah

Dasar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk:

1. Menghasilkan instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual yang layak guna

mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Menghasilkan instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual yang berkualitas

guna mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah Dasar.

F. Kegunaan dan Manfaat Penelitian

Berpijak dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah ada, maka manfaat

penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Instrumen yang dikembangkan dapat digunakan untuk melatih dan

mengembangkan serta mengukur literasi matematika.

Page 33: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

10

2. Bagi Guru Kelas V

Instrumen yang dikembangkan dapat menjadi salah satu referensi guru dalam

melakukan pengukuran terhadap literasi matematika siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah

Instrumen yang dikembangkan dapat menjadi salah satu referensi untuk

meningkatkan literasi matematika siswa sehingga dapat membantu

peningkatan mutu sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual dapat

dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan

instrumen tes.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Bidang Ilmu

Ruang bidang ilmu dalam kependidikan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kampus 2 SD Muhammadiyah Metro dan

SD Negeri 7 Metro Pusat.

3. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan

kontekstual untuk mengukur literasi matematika. Subjek pengembangan

instrumen tes ini adalah peserta didik kelas V SD Muhammadiyah Metro dan

SD Negeri 7 Metro Pusat.

Page 34: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

11

4. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018.

5. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and

Development (R & D).

H. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah berupa

instrumen berbasis pendekatan kontekstual untuk mengukur literasi matematika

siswa. Spesifikasi produk yang dikembangkan terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi ProdukNo Identifikasi

ProdukPenjelasan

1 Jenis Instrumen tes kognitif

2 BentukSoal

Pilihan ganda dan uraian

3 Nama Instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual

4 Tujuan Mengukur ketercapaian literasi matematika siswa pada KompetensiDasar dalam pembelajaran

5 KompetensiInti

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan caramengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tenatangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-bendayang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

6 KompetensiDasar

3.7 Menjelaskan data yang berkaitan dengan diri siswa ataulingkungan sekitar serta cara pengumpulannya

3.8 Menjelaskan penyajian data yang berkaitan dengan diri siswa danmembandingkan dengan data dari lingkungan sekitar dalambentuk daftar, tabel, diagram gambar (piktogram), diagrambatang, atau diagram garis

Page 35: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

12

II. KAJIAN TEORI

A. Instrumen Penilaian

1. Pengertian Penilaian

Keberhasilan pendidikan diantaranya dipengaruhi oleh kemampuan guru

dalam melakukan dan memanfaatkan penilaian hasil belajar. Kemampuan

tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Menurut

Permendikbud nomor 23 tahun 2016 pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa

penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Informasi penilaian diperlukan

untuk membuat keputusan mengenai kemampuan belajar siswa, penempatan

mereka di tingkat yang tepat dan prestasi mereka (Kankam, et.al, 2015: 62).

Abosalem (2016: 3) memberikan pendapat bahwa penilaian adalah

pengumpulan informasi untuk membuat keputusan evaluatif, dan digunakan

dalam kaitannya dengan tes. Hal ini sejalan dengan pendapat Haertel (dalam

Mangiante, 2013: 222) penilaian adalah alat untuk mengukur sejauh mana

siswa telah meningkatkan pembelajaran mereka berdasarkan standar.

Page 36: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

13

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran yang ditujukkan untuk

melihat sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa berdasarkan standar yang

telah ditetapkan dengan menggunakan instrumen yang terstandar pula untuk

mengukurnya sehingga dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang

langkah yang akan diambil berikutnya agar kemampuan siswa dapat

ditingkatkan.

2. Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan salah satu dari tujuh komponen pendekatan

kontekstual. Menurut Sunarti & Rahmawati (2014: 3) penilaian dalam

kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian autentik. Menurut Mardapi

(2012: 166) penilaian autentik adalah salah satu bentuk penilaian yang

meminta siswa untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata.

Menurut Retnawati (2016:36) penilaian autentik adalah kegiatan menilai

siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses

maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan

tuntutan kompetensi yang ada di Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD). Sejalan dengan hal itu, Kurniasih dan Sani (2014:48) berpendapat

bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran

(output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Page 37: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

14

Sunarti & Rahmawati (2014: 29) menjelaskan teknik penilaian masing-masing

ranah dalam Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Teknik Penilaian AutentikKompetensi Teknik Proses Hasil

Sikap Observasi √ √Penilaian diri √Penilaian antar teman √Jurnal √

Pengetahuan Tes tertulis √Tes lisan √Penugasan √ √

Keterampilan Unjuk Kerja √ √Proyek √ √Portofolio √ √

Sumber : Sunarti & Rahmawati (2014: 29)

Penilaian autentik merupakan penilaian yang sangat ditekankan dalam

kurikulum 2013 mencakup proses maupun hasil pembelajaran di tiap-tiap

ranah yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan dan merupakan salah satu

komponen pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian

pengembangan yang akan menghasilkan produk berupa instrumen tes yang

dapat digunkan untuk mengukur literasi matematika. Jadi, produk yang akan

dikembangkan adalah instrumen autentik berupa tes tertulis. Berdasarkan

Tabel 2 tes tertulis termasuk salah satu teknik yang dapat digunakan dalam

penilaian autentik.

3. Instrumen Tes Tertulis

Menurut Collegiate (dalam Arikunto, 2012: 29) tes adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

Page 38: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

15

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok. Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab siswa

dengan memberikan jawaban tertulis.

Menurut Majid (2014: 190) ada 2 bentuk soal tes tertulis, yaitu memilih

jawaban, yang dibedakan menjadi: a) pilihan ganda, b) dua pilihan (benar-

salah, ya-tidak), c) menjodohkan, d) sebab akibat. Selanjutnya menyuplai

jawaban, dibedakan menjadi: a) isian atau melengkapi, b) jawaban singkat

atau pendek, dan c) uraian.

Instrumen tes yang dikembangkan adalah tes pilihan ganda karena instrumen

tes yang digunakan PISA untuk mengukur literasi siswa adalah instrumen tes

pilihan ganda (OECD, 2016b:3). Selain tes pilihan ganda, tes uraian juga

dikembangkan untuk melihat proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh

siswa.

a. Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda yaitu tes yang terdiri atas satu pernyataan soal dengan

beberapa alternatif jawaban. Berbagai alternatif jawaban yang ditawarkan,

hanya satu jawaban yang benar, yang lainya adalah pengecoh. Tes ini juga

dikatakan objektif karena opsi pilihannya hanya ada satu jawaban benar,

selain itu opsi yang salah (Anwar, 2009: 31).

Beberapa jenis instrumen tes berbentuk pilihan ganda memiliki kelebihan

dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun dan

menggunakannya. Menurut Worthen, et.al (dalam Abdullah, 2016: 175)

kelebihan dan kekurangan tes pilihan ganda adalah sebagai berikut.

Page 39: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

16

1) Kelebihana) Dapat digunakan untuk menilai penguasaan materi yang

banyak dalam waktu singkat.b) Data dapat diolah dengan cepat.c) Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif

tingkat tinggi.2) Kekurangan

a) Penulisan soal yang bagus cukup sulit dan membutuhkanwaktu yang lama.

b) Ada kemungkinan menebak jawaban yang tepat.

Menurut (Abdullah, 2016: 181) pemberian umpan balik berdasarkan

penilaian dengan menggunakan tes pilihan ganda harus memenuhi

beberapa acuan sebagai berikut:

1) penskoran soal bentuk pilihan: jawaban benar diberi skor satudan salah diberi skor nol,

2) skor hasil tes bentuk pilihan, sebagai bahan umpan balik,3) umpan balik harus diberikan langsung dan segera selama proses

penilaian dilakukan,4) umpan balik disampaikan secara lisan dan atau tertulis, dengan

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, dan5) umpan balik harus bersifat konstruktif.

Menurut Sudijono (2013: 120-130) tes objektif bentuk pilihan ganda butir

dapat dibedakan menjadi sembilan model, yaitu:

1) model melengkapi lima atau empat pilihan2) model asosiasi dengan lima atau empat pilihan3) model melengkapi berganda4) model analisis hubungan antarhal5) model analisis kasus6) model hal kecuali7) model hubungan dinamik8) model perbandingan kuantitatif9) model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar

Page 40: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

17

Pada penelitian ini, dikembangkan tes pilihan ganda model melengkapi

empat pilihan, karena model ini digunakan guru sekolah dasar untuk

mengetahui hasil belajar.

b. Tes Uraian

Menurut Zaenul dan Noehi (dalam Widoyoko, 2014: 115) tes bentuk

uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang

jawabannya atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara

mengekspresikan pikiran peserta tes.

Sumantri (2016: 510) menjelaskan bahwa tes uraian menawarkanbeberapa keuntungan, seperti (1) menilai proses mental siswa untukmembentuk ide-ide mereka ke dalam jawaban yang benar, (2)mengukur kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan dengankata-kata mereka sendiri, (3) mendorong siswa untuk aktif belajardan mengatur, membangun serta menjelaskan pemikiran logismereka, (4) mendorong siswa untuk berani ketika membuat argumendan untuk membangun argumen mereka dalam kata-kata merekasendiri, dan (5) memahami seberapa dalam siswa mampu menanganimasalah berdasarkan pada pengetahuan yang diajarkan di kelas.

Selain mempunyai keuntungan, tes uraian juga mempunyai kekurangan

seperti yang dijelaskan oleh Widoyoko (2014:120-121) berikut ini.

a. Reliabilitas tes rendah. Artinya skor yang dicapai oleh peserta testidak konsisten bila tes yang sama diujikan beberapa kali.

b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memerikasa lembarjawaban dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

c. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan.d. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang

paling utama untuk membedakan prestasi belajar antara siswa.

Page 41: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

18

4. Langkah-Langkah Penyusunan Tes Matematika

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan

produk berupa instrumen tes. Menurut Hendriana dan Soemarno (2014: 84-

85) agar diperoleh instrumen tes yang memiliki karakteristik yang

dikehendaki, maka penyusunan suatu tes hendaknya mengikuti langkah-

langkah yang memudahkan untuk diperiksa karakteristiknya. Langkah-

langkah tersebut sebagai berikut.

1. Susun definisi operasional kemampuan matematik yang akandiukur.

2. Susun kisi-kisi tes yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut.a. Judul tes, pokok bahasan, tingkat kelas, lama waktub. Matriks yang memuat komponen-komponen

1) Pokok bahasan, topik, atau materi yang akan diujikan(pilih yang esensial).

2) Jenis dan aspek kemampuan matematik yang akandiukur.

3) Indikator keberhasilan belajar (pilih yang esensial danditurunkan dari definisi operasional kemampuanmatematik yang akan diukur)

4) Estimasi tingkat kesukaran butir tes.5) Cantumkan skor tiap butir tes.

3. Susun butir tes sesuai dengan atau topik, indikator kemampuandan jenjang kognitif yang akan diukur.

1) Susun butir tes seluruhnya disertai dengan petunjuk yangjelas, dan siapkan kunci jawaban, kemudian susun matriksatau rubrik pemberian skor.

2) Estimasi validitas isi dan validitas muka tes.3) Bila butir sudah memenuhi syarat, laksanakan uji coba tes.

4. Periksa dan beri skor pekerjaan siswa sesuai dengan rubrikskoring, untuk tes bentuk uraian periksa nomor demi nomor untuksemua siswa.

5. Laksanakan analisis karakteristik tes dan butir tes.6. Laksanakan tindak lanjut (misal revisi butir tes yang masih

mungkin, atau ganti butir tes yang tidak bagus/ tidak valid denganbutir tes yang baru).

Page 42: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

19

B. Pendekatan Kontekstual

1. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

menghubungkan materi dengan konteks dunia nyata sehingga mudah

dipahami dan lebih bermakna bagi siswa. Menurut Sudarman, et.al (2017:619)

pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu pengajar untuk

mengasosiasikan antara apa yang diajarkan dalam situasi nyata dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang mereka

pelajari dengan penerapan konteks yang sebenarnya dari situasi sehari-hari

sebagai anggota keluarga atau masyarakat.

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Wisudawati dan Sulistyowati (2014:

121) yang menyatakan

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantuguru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyatasiswa dan mendorong mereka untuk membuat hubungan antarapengetahuan yang dimiliki dengan penerapan mereka dalam kehidupanmereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Sementara itu, Wahyuni et.al (2015:191) berpendapat bahwa pendekatan

kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang sepenuhnya melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan pendekatan

kontekstual tidak hanya untuk mendengarkan dan mengingat saja, tetapi siswa

mengalami proses secara langsung.

Menurut Aqib (2014: 4) pengertian pendekatan kontekstual adalahpendekatan yang digunakan untuk memahami makna materi pelajaranyang dipelajari siswa dengan mengaitkan materi tersebut dalamkonteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan

Page 43: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

20

kultural). Sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yangsecara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satupermasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu

guru untuk menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa baik

dalam konteks pribadi, sosial dan budaya. Proses pembelajaran dengan

pendekatan ini menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran

sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

2. Komponen Pendekatan Kontekstual

Pedekatan kontekstual menurut Sanjaya (dalam Sugiyanto, 2009: 17)

melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni konstruktivisme,

bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian

sebenarnya.

a. Kontruktivisme, yaitu pengetahuan siswa dibangun oleh dirinya sendiri

atas dasar pengalaman, pemahaman konsep, persepsi dan perasaan siswa,

bukan dibangun atau diberikan oleh orang lain. Jadi, guru hanya berperan

dalam menyediakan kondisi atau memberikan suatu permasalahan.

b. Inquiry (menemukan), dalam hal ini sangat diharapkan bahwa apa yang

dimiliki siswa baik pengetahuan dan ketrampilan diperoleh dari hasil

menemukan sendiri bukan hasil mengingat dari apa yang disampaikan

guru. Kontekstual diperoleh melalui tahap observasi (mengamati),

Page 44: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

21

bertanya (menemukan dan merumuskan masalah), mengajukan dugaan

(hipotesis), mengumpulkan data, menganalisa dan membuat kesimpulan.

c. Bertanya, dalam pembelajaran kontekstual, bertanya dapat digunakan oleh

guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan siswa.

Sehingga siswa pun akan dapat menemukan berbagai informasi yang

belum diketahuinya.

d. Masyarakat belajar, hal ini mengisyaratkan bahwa belajar itu dapat

diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Masyarakat belajar ini

dapat kita latih dengan kerja kelompok, diskusi kelompok, dan belajar

bersama.

e. Pemodelan, agar dalam menerima sesuatu siswa tidak merasa samar atau

kabur dan bingung maka perlu adanya model atau contoh yang bisa ditiru.

Model tak hanya berupa benda tapi bisa berupa cara, metode kerja atau hal

lain yang bisa ditiru oleh siswa.

f. Refleksi yaitu cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya,

atau apa- apa yang sudah dilakukan dimasa lalu dijadikan acuan berpikir.

Refleksi ini akan berguna agar pengetahuan bisa terpatri dibenak siswa.

g. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessement) yaitu penilaian yang

sebenarnya terhadap pemahaman konsep siswa. Penilaian yang

sebenarnya tidak hanya dilakukan hanya dengan satu cara tetapi

menggunakan berbagai ragam cara penilaian.

Page 45: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

22

3. Langkah-Langkah Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran

Menurut Rustaman (2011: 97), secara garis besar langkah pembelajaran

kontekstual sebagai berikut.

a. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebihbermakna jika ia diajak untuk bekerja sendiri, menemukan sendiri,dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya;

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik;c. Mengembangkan sifat dan rasa ingin tahu (sense of knowledge)

siswa melakukan ajakan untuk bertanya;d. Menciptakan masyarakat pembelajar melalui pembentukan

kelompok-kelompok pembelajar;e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;f. Melakukan refleksi pada setiap akhir pertemuan; sertag. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara yang

dapat menggugah semangat siswa.

Shoimin (2013: 44) menjelaskan bahwa langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran kontekstual terbagi menjadi tiga kegiatan yakni kegiatan awal,

inti, dan akhir. Pada kegiatan awal terdapat beberapa kegiatan yang perlu

dilakukan guru yakni penyiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran,

penyampaian apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa terhadap

materi yang akan diajarkan, serta penyampaian tujuan pembelajaran.

Selanjutnya, pada kegiatan inti terdapat beberapa kegiatan yakni siswa bekerja

dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang

diberikan guru, siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain

menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi, guru membahas hasil

diskusi untuk menentukan penyelesaian dari tugas yang diberikan guru

berdasarkan pendapat yang disampaikan siswa, serta siswa diberi kesempatan

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir,

Page 46: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

23

beberapa kegiatan yang dilaksanakan yakni siswa dan guru menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilaksanakan, pengerjaan soal evaluasi untuk

mengetahui pemahaman siswa, dan membahas soal yang telah dikerjakan oleh

siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketujuh komponen

pendekatan kontekstual tidak diharuskan dilaksanakan secara berurutan.

Namun, selama proses pembelajaran diharapkan ketujuh komponen

pendekatan tersebut harus dilaksanakan dengan baik, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual

Menurut Nurdin (2016: 209) terdapat kelebihan dan kekurangan dalam

menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu:

a. Kelebihan

Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntutuntuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolahdengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapatmengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukansaja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapimateri yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,sehingga tidak akan mudah dilupakan.

b. Kekurangan

Karena di dalam pembelajaran kontekstual ini siswa diharapkanmengkontruksi pengetahuannya sendiri, maka dibutuhkan waktupembelajaran yang cukup lama, karena akan sedikit sulit bagi siswamenemukan suatu konsep dengan pengetahuannya sendiri. Kelemahan

Page 47: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

24

yang kedua yaitu guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalampendekatan kontekstual guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi.

C. Literasi Matematika

1. Pengertian Literasi Matematika

Literasi matematika merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah

dalam konteks dunia nyata dengan menggunakan pemahaman konten

matematika yang dimiliki. Menurut Firdaus, et.al (2017: 213) literasi

matematika berkaitan dengan kegunaan atau fungsi matematika yang telah

dipelajari oleh para siswa di sekolah untuk kehidupan sehari-hari dan bersaing

dalam dunia global.

Abidin, dkk. (2017: 104) mengemukakan bahwa literasi matematikaterkait dengan permasalahan yang terjadi dalam dunia nyata dan lebihdari sekedar mengingat kembali fakta-fakta dasar, menggunakanalgoritme hafalan, dan melakukan hitungan sederhana. Literasimatematika melibatkan pemahaman terhadap aktivitas matematis,penggunaan pengetahuan dan kemampuan matematis, penalaran sertabahasa untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai keadaan dankebutuhan. Literasi matematika ini sangat penting jika ingin benar-benar memahami informasi yang ada di sekeliling kita dalamkehidupan modern ini. Seseorang tidak dapat dikatakan sebagai literatmatematis jika ia tidak dapat menerapkan pengetahuan matematikanyauntuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata.

Novita & Putra (2016: 38) berpendapat bahwa seorang siswa dianggap

memiliki tingkat literasi matematika jika ia mampu menganalisis, penalaran

dan mengkomunikasikan pengetahuan matematika dan keterampilan secara

efektif, dan mampu memecahkan dan menafsirkan masalah matematika dalam

Page 48: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

25

berbagai situasi. Menurut Sari, et.al (2017: 100) salah satu fokus yang diteliti

dalam PISA adalah literasi matematika.

Literasi matematika merupakan kapasitas individu untukmemformulasikan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalamberbagai konteks. Hal ini meliputi penalaran matematik danpenggunaan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untukmendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Hal inimenuntun individu untuk mengenali peranan matematika dalamkehidupan dan membuat penilaian yang baik dan pengambilankeputusan yang dibutuhkan oleh penduduk yang konstruktif, danreflektif (OECD, 2016a: 5).

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa literasi

matematika adalah kemampuan individu menggunakan pengetahuan

matematika baik penalaran matematika, penggunaan konsep, prosedur, fakta

dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yang

melibatkan matematika.

2. Komponen-Komponen Literasi Matematika

Komponen literasi matematika dalam penelitian ini mengacu pada komponen

literasi matematika yang terdapat dalam PISA tergambar dalam bagan berikut

(OECD, 2009: 90).

Page 49: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

26

Gambar 1. Komponen Literasi Matematika

Sumber : OECD (2009: 90)

a. Situasi dan Konteks

Sebuah aspek penting dari kemampuan literasi matematika adalah

keterlibatan dengan matematika, menggunakan, dan mengerjakan

matematika dalam berbagai situasi. Metode dan representasi matematika

yang akan digunakan sangat tergantung pada situasi masalah yang

disajikan. Situasi yang digunakan adalah situasi yang terdekat dengan

kehidupan siswa. Pendidikan matematika sekolah modern menyadari

bahwa matematika sekolah sangat berkaitan dengan budaya atau

kebiasaan masyarakat disekitarnya. Konteks matematika dibagi kedalam

empat hal yang dijabarkan sebagai berikut (OECD, 2016a: 74).

1) Konteks pribadi. Masalah yang diklasifikasikan dalam kategori

konteks pribadi berfokus pada aktivitas diri seseorang, keluarga

PISA FRAMEWORK

Situations and Contexts Content Areas Competencies/ Process

Per

sona

l

Edu

cati

on/

Occ

upat

iona

l

educaton Pub

lic

Scie

ntif

ic

Unc

erta

inty

Qua

ntit

y

Cha

nge

and

rela

tion

ship

Spac

e an

dsh

ape

Rep

rodu

ctio

ns

Con

nect

ions

Ref

lect

ions

Page 50: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

27

seseorang, atau kelompok teman sebaya seseorang. Contoh-contoh

yang melibatkan konteks pribadi yaitu persiapan makanan, belanja,

permainan, kesehatan pribadi, transportasi pribadi, olahrag, perjalanan,

jadwal pribadi dan keuangan pribadi. Tidak terbatas pada contoh-

contoh saja, namun dapat juga dikembangkan konteks pribadi yang

lainnya.

2) Konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan siswa di sekolah

dan atau di lingkungan tempat bekerja. Pengetahuan siswa tentang

konsep matematika diharapkan dapat membantu untuk merumuskan,

melakukan klasifikasi masalah, dan memecahkan masalah pendidikan

dan pekerjaan pada umumnya.

3) Konteks masyarakat yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan

matematika dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang

lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyumbangkan

pemahaman mereka tentang pengetahuan dan konsep matematikanya

itu untuk mengevaluasi berbagai keadaan yang relevan dalam

kehidupan dimasyarakat.

4) Konteks ilmiah yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan

ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman serta

penguasaan teori dalam melakukan pemecahan masalah matematika.

Page 51: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

28

b. Area Konten

Tujuan dari PISA adalah untuk menilai kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah nyata, maka strategi yang digunakan untuk

menentukan kisaran konten yang akan dinilai, yaitu menggunakan

pendekatan fenomenologis untuk menggambarkan konsep, struktur, atau

ide matematika. Ini berarti konten berkaitan dengan fenomena dan jenis

masalah yang terjadi disekitar kita. Pendekatan ini memastikan fokus

penilaian yang konsisten dengan definisi literasi matematika, namun

mencakup berbagai konten yang biasa ditemukan dalam penilaian

matematika lainnya dan matematika dalam kurikulum nasional. Berikut

konten matematika yang digunakan dalam PISA matematika yang sesuai

dengan kurikulum sekolah (OECD, 2016a: 71-72) sebagai berikut.

1) Ruang dan bentuk (space and shape) berkaitan dengan pokok

pelajaran geometri. Soal tentang ruang dan bentuk ini menguji

kemampuan siswa mengenali bentuk, mencari persamaan dan

perbedaan dalam berbagai dimensi dan representasi bentuk, serta

mengenali ciri-ciri suatu benda dalam hubungannya dengan posisi

benda tersebut.

2) Perubahan dan hubungan (change and relationship) berkaitan dengan

pokok pelajaran aljabar. Hubungan matematika sering dinyatakan

dengan persamaan atau hubungan yang bersifat umum, seperti

penambahan, pengurangan, dan pembagian. Hubungan itu juga

dinyatakan dalam berbagai simbol aljabar, grafik, bentuk geometris,

Page 52: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

29

dan tabel. Oleh karena setiap representasi simbol itu memiliki tujuan

dan sifatnya masing-masing, proses penerjemahannya sering menjadi

sangat penting dan menentukan sesuai dengan situasi dan tugas yang

harus dikerjakan.

3) Bilangan (quantity) berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola

bilangan, antara lain kemampuan untuk memahami ukuran, pola

bilangan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bilangan

dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung dan mengukur benda

tertentu. Termasuk kedalam konten bilangan ini adalah kemampuan

bernalar secara kuantitatif, mempresentasikan sesuatu dalam angka,

memahami langkah-langkah matematika, berhitung diluar kepala, dan

melakukan penaksiran.

4) Probabilitas/ketidakpastian (uncertainty) berhubungan dengan statistik

dan peluang yang sering digunakan dalam masyarakat. Konsep dan

aktivitas matematika yang penting pada bagian ini adalah

mengumpulkan data, analisis data dan menyajikan data, peluang, dan

inferensi.

c. Kompetensi/ Proses

Kompetensi literasi matematika dalam PISA dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok sebagai berikut (OECD, 2009: 105-112).

Page 53: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

30

1) Kompetensi Reproduksi

Pada kelompok ini, siswa diminta untuk mengulang atau menyalin

informasi yang diperoleh sebelumnya. Misalnya, siswa diharapkan

dapat mengulang kembali definisi suatu hal dalam matematika. Dari

segi keterampilan, siswa dapat mengerjakan perhitungan sederhana

yang mungkin membutuhkan penyelesaian tidak terlalu rumit dan

umum dilakukan.

2) Kompetensi Koneksi

Koneksi dibangun atas kelompok reproduksi dengan menerapkan

pemecahan masalah pada situasi yang non-rutin. Dalam koneksi ini,

siswa diminta untuk dapat membuat keterkaitan antara beberapa

gagasan dalam matematika, membuat hubungan antara materi ajar

yang dipelajari dengan kehidupan nyata di sekolah dan masyarakat.

Siswa juga dapat memecahkan permasalahan yang sederhana.

Khususnya, siswa dapat memecahkan soal yang berkaitan dengan

pemecahan masalah dalam kehidupan tetapi masih sederhana.

3) Kompetensi Refleksi

Proses matematika, pengetahuan, dan keterampilan pada kelompok ini

mencakup unsur gambaran siswa tentang proses yang diperlukan atau

digunakan dalam memecahkan masalah. Proses ini berkaitan dengan

kemampuan siswa untuk merencanakan strategi penyelesaian dan

menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi refleksi ini

adalah kompetensi yang paling tinggi yang diukur kemampuannya

Page 54: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

31

dalam PISA, yaitu kemampuan bernalar dengan menggunakan konsep

matematika. Mereka dapat menggunakan pemikiran matematikanya

secara mendalam dan menggunakannya untuk memecahkan masalah.

Dalam melakukan refleksi ini, siswa melakukan analisis terhadap

situasi yang dihadapinya, mengidentifikasi dan menemukan dibalik

situasi tersebut.

3. Level Kemampuan Literasi

Kemampuan matematika siswa dalam PISA dibagi menjadi enam tingkatan,

dengan tingkat 1 sebagai tingkat pencapaian yang paling rendah dan 6 yang

paling tinggi. Secara lebih rinci tergambar pada Tabel 3 berikut (OECD,

2016a: 77).

Page 55: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

32

Tabel 3. Level Kemampuan Literasi MatematikaLevel Kemampuan

1 Para siswa pada tingkatan ini dapat menjawab pertanyaan yangkonteksnya umum dan dikenal serta semua informasi yang relevantersedia dengan pertanyaan yang jelas. Siswa bisa mengidentifikasi informasi danmenyelesaikan prosedur rutin sesuai instruksi langsung dalam situasi eksplisitserta melakukan tindakan sesuai dengan stimuli yang diberikan.

2 Para siswa dapat menafsirkan dan mengenali situasi dalam konteks yangmembutuhkan kesimpulan langsung. Siswa pada tingkatan ini dapat mengerjakanalgoritma dasar, menggunakan rumus, melaksanakan prosedur atau konvensisederhana serta mampu memberikan alasan secara langsung dan melakukanpenafsiran harfiah.

3 Para siswa pada tingkatan ini dapat menginterpretasikan danmenggunakan representasi berdasar sumber informasi yang berbeda danmengemukakan alasannya. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil interpretasi danalasan mereka.

4 Para siswa pada tingkatan ini dapat menggunakan keterampilannyadengan baik dan mengemukakan alasan dan pandangan yang fleksibel sesuaidengan konteks. Siswa dapat memberikan penjelasan dan mengkomunikasikannyadisertai argumentasi berdasar pada interpretasi dan tindakan mereka.

5 Para siswa pada tingkatan ini dapat bekerja dengan menggunakanpemikiran dan penalaran yang luas, serta secara tepat menghubungkanpengetahuan dan keterampilan matematikanya dengan situasi yang dihadapi.Siswa dapat melakukan refleksi dari apa yang mereka kerjakan danmengkomunikasikannya.

6 Para siswa pada tingkatan ini telah mampu berpikir dan bernalar secaramatematika, menerapkan pengetahuan dan pemahamannya secara mendalamdisertai dengan penguasaan teknis operasi matematika, mengembangkan strategi,dan pendekatan baru untuk menghadapi situasi baru, merumuskan danmengkomunikasikan apa yang mereka temukan, serta melakukan penafsiran danberargumentasi dalam situasi yang tepat.

Sumber : OECD (2016a: 77)

D. Matematika

1. Pengertian Matematika

Menurut Abidin (2017: 92) istilah matematika berasal dari bahasa Yunani

yaitu mathema yang berarti hal yang dipelajari, sedangkan dalam bahasa

Belanda disebut wiskunde yang berarti ilmu pasti. Menurut Sutawijaya (dalam

Aisyah, 2013: 1), matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang

Page 56: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

33

disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol

(lambang) dan penalaran deduktif.

Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan

bahwa:

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulaidari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikirlogis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan kerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuanmemperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahanhidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif(Permendiknas No. 22 Tahun 2006, 2006: 416).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa matematika adalah ilmu

pasti yang menggunakan penalaran deduktif yang tersusun dari konsep-

konsep abstrak hasil berpikir logis, dan dimanipulasi melalui bahasa simbol

atau notasi matematika.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan utama pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu

dan terampil menggunakan berbagai konsep dalam matematika. Depdiknas

(2001: 9) menjelaskan tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar

bahwa siswa harus memliki kompetensi umum sebagai berikut.

1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,pembagian, dan pecahan.

2. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangunruang sederhana, penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.

3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.4. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan, penaksiran.5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti ukuran

tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, danmenyajikannya.

Page 57: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

34

6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, danmengomunikasikan gagasan secara matematika.

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika menurut Susanto (2014: 190)

adalah sebagai berikut.

1. Memahami konsep matematika2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat3. Memecahkan masalah4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain.5. Memiliki sifat menghargai penggunan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Myklebust (dalam Abdurrahman, 2012: 525) tujuan pembelajaran

matematika adalah untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif

dan keruangan, dan untuk memudahkan berpikir.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan tujuan matematika adalah

agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami konsep matematika,

menggunakan penalaran, mampu memecahkan masalah, mampu

mengomunikasikan gagasan berupa simbol, yang dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Karakteristik Matematika

Karakteristik artinya mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan

tertentu. Ciri khas matematika menurut Hendriana (2014: 2-3) antara lain

memiliki bahasa simbol yang efisien, adanya sifat keteraturan yang indah, dan

memiliki kemampuan analisis kuantitatif yang akan membantu menghasilkan

model matematika yang diperlukan dalam pemecahan masalah berbagai

Page 58: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

35

cabang ilmu pengetahuan dan masalah kehidupan sehari-hari. Karakteristik

matematika menurut Fathani (dalam Amir, 2013: 7) antara lain:

1) Matematika memiliki objek kajian abstrak yang terdiri dari:

a) Fakta

Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang

biasanya diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu.

b) Operasi atau relasi

Operasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar dan pengerjaan

matematika lainnya, sedangkan relasi adalah hubungan antara dua

atau lebih elemen.

c) Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk

menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek.

d) Prinsip

Prinsip adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta,

beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi.

2) Berlandaskan atas kesepakatan

Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan

kesepakatan atau konvensi yang penting. Penggunaan simbol dan istilah

matematika yang telah disepakati, akan lebih mudah untuk melakukan

penghitungan dan melakukan penyampaian hasil secara rinci pada

pembahasan selanjutnya.

Page 59: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

36

3) Berpola pikir deduktif

Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola

pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang

berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada

hal yang bersifat khusus.

4) Konsisten dalam sistem

Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari

beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Masing-masing sistem

berlaku sifat konsistensi artinya dalam setiap sistem tidak boleh

terkontradiksi.

5) Memiliki simbol yang berarti

Matematika memiliki banyak sekali simbol-simbol, simbol-simbol

tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasa disebut model

matematika

6) Memperhatikan ruang lingkup

Cakupan atau biasa disebut ruang lingkup bisa sempit bisa pula luas.

Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaian suatu soal atau masalah

juga ditentukan oleh ruang lingkup yang digunakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

matematika berbentuk penalaran deduktif, berupa simbol-simbol yang

memiliki arti, berisi kajian abstrak, menggunakan landasan yang disepakati

Page 60: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

37

secara global, bersifat konsisten, dan memiliki ruang lingkup tersendiri. Selain

itu, matematika memiliki kemampuan dalam menganalisis data-data secara

kuantitatif yang dapat melakukan perhimpunan data menjadi model

matematika dan menyelesaikannya.

E. Penelitian yang Relevan

1. CoPo, et.al. 2015. Students’ Initial Knowledge State and Test Design:

Towards A Valid And Reliable Test Instrument. Berdasarkan hasil penelitian

ini dalam merancang alat tes harus memperhatikan spesifikasi, konstruksi,

validasi, uji coba, analisis dan revisi. Alat tes dirancang tidak hanya

mengungkapkan pengetahuan awal siswa, tetapi juga catatan kekuatan,

kelemahan dan cacat tes instrumen melalui analisis nilai tes. Penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian yang menghasilkan produk berupa instrumen

tes. Jadi penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menganalisis instrumen

tes yang dihasilkan.

2. Edo, et.al. (2013). Investigating Secondary School Students’ Difficulties in

Modeling Problems PISA-Model Level 5 And 6. Berdasarkan penelitiannya,

hasil investigasi menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

proses; (1) merumuskan masalah dalam kehidupan sehari-hari ke dalam

model matematika, seperti memginterpretasikan konteks situasi nyata ke

dalam model matematika, memahami struktur matematika (termasuk

keteraturan, hubungan, dan pola), (2) memberikan solusi matematika dalam

Page 61: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

38

konteks masalah dunia nyata. Persamaan yang dimiliki dalam penelitian ini

adalah dilatarbelakangi oleh keresahan buruknya hasil PISA Indonesia,

terutama dalam literasi matematika. Selain itu, dalam penelitian ini juga

memperhatikan komponen literasi matematika yaitu konteks dan kontem

mengukur kemampuan literasi matematika siswa. Perbedaannya terletak pada

tujuannya yaitu untuk menyelidiki kesulitan siswa Sekolah Menengah Atas

(SMA) dalam pemodelan masalah PISA level 5 dan 6. Sedangkan penelitian

yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan insrumen tes untuk

mengukur kemampuan literasi matematika dari level 1 sampai 6. Jenis

penelitiannya juga berbeda, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

sedangkan penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan.

3. Firdaus, et.al. 2017. Improving Primary Students’ Mathematical Literacy

Through Problem Based Learning and Direct Instruction. Berdasarkan hasil

penelitiannya, literasi matematika perlu dikembangkan sejak siswa berada di

sekolah dasar. Literasi matematika sangat penting bagi realisasi pendidikan

dasar universal sebagaimana yang diwujudkan dalam Millenium Development

Goals (MDGs). Literasi matematika pada usia sekolah dasar dapat

ditingkatkan melalui pemberian masalah yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari melalui pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan terletek pada fokus masalahnya yaitu kemampuan literasi

matematika siswa sekolah dasar, sedangkan perbedaannya terletak pada

tujaun dan jenis penelititannya. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan

literasi matematika siswa sekolah dasar melalui Problem Based Learning

Page 62: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

39

(PBL) dan instruksi langsung. Sementara penelitian yang dilakukan

menggunakan pendekatan kontekstual untuk menunjang proses pembelajaran

yang bertujuan untuk mengembangkan literasi matematika siswa karena

belum ada sekolah yang mengembangkan kemampuan ini. Jenis penelitian ini

adalah kuantitatif dengan metode eksperimen kuasi nonequivalent kelompok

desain pretest posttest sedangkan penelitian yang dilakukan adalah penelitian

pengembangan dengan desain formative assessment.

4. Kurniati, et.al. 2015. Mathematical Critical Thinking Ability Through

Contextual Teaching and Learning Approach. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis atau

Mathematical Critical Thinking Ability (MCTA) mahasiswa yang

menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih

baik daripada mahasiswa yang menggunakan Traditional Teaching and

Learning TTL; (2) Terdapat perbedaam peningkatan MCTA pada kelompok

kemampuan MPA (Mathematical Prior Ability) tinggi, MPA sedang dan

MPA rendah, baik pada mahasiswa yang menggunakan CTL maupun TTL;

dan (3) Tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran (CTL dan TTL)

dengan MPA (tinggi, sedang, dan rendah) dalam mencapai peningkatan

MCTA. Penelitian ini memliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan,

yaitu menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika

dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan langkah-langkahnya. Sedangkan

perbedaannya terletak pada tujuan yaitu mengkaji pengaruh pengaruh

penerapan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan berpikir kritis

Page 63: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

40

matematis mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Sedangkan

pada penelitian yang dilakukan pendekatan kontekstual digunakan untuk

mengembangkan kemampuan literasi matematika siswa sekolah dasar.

Perbedaan yang lain terletak pada jenis penelitiannya, penelitian ini

merupakan eksperimen sedangkan penelitian yang dilakukan adalah penelitian

pengembangan.

5. Novita & Putra. 2016. Using Task Like PISA’s Problem to Support Student’s

Creativity in Mathematics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal-soal

seperti soal PISA yang diberikan dapat mendorong perkembangan kreativitas

siswa dalam matematika. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan terletak pada jenis penelitian pengembangan yang menghasilkan

produk berupa soal. Namun jenis soal yang dihasilkan dalam penelitian ini

hanya berupa soal uraian, sedangkan soal yang dihasilkan dalam penelitian

yang dilakukan terdiri dari dua jenis yaitu pilihan ganda dan uraian.

Persamaan yang lain terletak pada desain penelitian yang menggunakan

desain formative evaluation yang dikembangkan oleh Martin Tessmer (1993).

Perbedaannya terletak pada fokus masalahnya, penelitian ini berfokus pada

kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika, sedangkan penelitian yang

dilakukan berfokus pada masalah kemampuan literasi matematika siswa.

6. Oktiningrum, et.al. 2016. Developing PISA-Like Mathematics Task With

Indonesia Natural and Cultural Heritage as Context to Assess Students’

Mathematical Literacy. Penelitian ini menghasilkan produk berupa soal

matematika seperti PISA dengan konteks alam dan budaya warisan Indonesia

Page 64: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

41

yang valid dan praktis. Berdasarkan hasil tersebut, prototipe 3 memiliki efek

potensial untuk menilai literasi matematika siswa, itu ditunjukkan oleh

jawaban siswa. Indikasi lain, efek ini juga terlihat dari keseriusan mereka dan

ketertarikannya ketika memecahkan permasalahan dalam soal. Persamaan

yang dimiliki dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak

pada jenis dan desain penelitian yang digunakan. Jenis penelitian ini adalah

penelitian pengembangan dengan desain penelitian formative evaluation yang

dikembangkan oleh Martin Tessmer (1993). Fokus masalahnya juga sama

yaitu instrumen tes yang dikembangkan digunakan untuk mengukur literasi

matematika.

7. Retnawati,et.al. 2016. The Problem Analysis in Applying Instrument of

Authentic Assessment in 2013 Curriculum. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dalam pelaksanaan penilaian Kurikulum 2013 guru tidak sepenuhnya

memahami sistem penilaian. Kesulitan guru juga ditemukan pada

pengembangan instrumen sikap, pelaksanaan penilaian otentik, merumuskan

indikator, merancang penilaian rubrik untuk keterampilan, dan

mengumpulkan nilai dari beberapa teknik pengukuran. Selain itu, para guru

tidak bisa menemukan aplikasi yang layak untuk menggambarkan prestasi

belajar siswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

terdapat dalam tujuan dan jenis penelitiannya. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan adalah melibatkan penilaian otentik. Akan

tetapi penelitian ini menggambarkan bagaimana keterlaksanaan penilaian

otentik yang dilakukan oleh guru sedangkan penilaian otentik yang dilakukan

Page 65: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

42

dalam penelitian saya nantinya digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Tujuan dalam

penelitian ini adalah menggambarkan kesulitan guru-guru Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) untuk melaksanakan penilaian dalam kurikulum 2013, yang

telah diimplementasikan sejak Juli 2013 di beberapa sekolah-sekolah

Indonesia dan yang mungkin telah berlaku di semua sekolah sekitar tahun

2014. Sedangkan penelitian yang dilakukan adalah mengembangkan

instrument penilaian berupa tes. Jenis penelitian ini adalah eksploratif

deskriptif dengan pengumpulan data kualitatif. Sedangkan penelitian yang

dilakukan adalah penelitian pengembangan.

8. Sari, et.al. 2017. Mathematical Literacy of Senior High School Students in

Yogyakarta. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa literasi matematika

siswa SMA di Yogyakarta dalam kategori sangat rendah. Literasi matematika

dihitung dari siswa SMA untuk memahami indikator termasuk kategori

rendah dan untuk indikator lain dari proses termasuk kategori sangat rendah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah pada fokus

permasalaannya yaitu literasi matematika sedangkan perbedaanya terletak

pada tujuan dan jenis penelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menggambarkan kemampuan literasi matematika siswa SMA di Yogyakarta.

Sedangkan penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan

instrumen tes untuk mengukur literasi matematika. Jenis penelitian ini adalah

survei dengan menggunakan desain kuantitatif, sedangkan penelitian yang

dilakukan adalah penelitian pengembangan.

Page 66: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

43

9. Sari, et.al. 2017. The Application of Problem Based Learning Model to

Improve Mathematical Literacy Skill and The Independent Learning of

Student. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran dengan memberikan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan literasi

matematika siswa daripada pembelajaran dengan menggunakan metode

konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

adalah pada fokus permasalaannya yaitu literasi matematika sedangkan

perbedaanya terletak pada tujuan dan jenis penelitiannya. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui kemampuan dan peningkatan siswa dalam hal

keterampilan literasi matematika dan belajar mandiri siswa dengan

menggunakan model PBL daripada siswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional. Sedangkan penelitian yang dilakukan bertujuan untuk

mengembangkan instrumen tes untuk mengukur literasi matematika. Jenis

penelitian ini adalah eksperimen, sedangkan penelitian yang dilakukan adalah

penelitian pengembangan.

10. Sumantri, Muhamad Syarif. 2016. The Effect of Formative Testing and Self-

Directed Learning on Mathematics Learning Outcomes. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) hasil belajar matematika berbeda antara siswa yang

diberi tes esai formatif dan mereka yang diberi tes pilihan ganda formatif, (2)

terdapat pengaruh interaksi antara pengujian formatif dan pembelajaran

mandiri terhadap hasil belajar matematika, (3) siswa dengan tingkat tinggi

belajar mandiri memiliki hasil belajar yang lebih baik saat diberi tes esai

formatif dari pada saat diberi tes pilihan ganda dan (4) siswa dengan tingkat

Page 67: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

44

self-directed rendah tidak menunjukkan perbedaan dalam hasil belajar

matematika baik diberi tes esai formatif ataupun pilihan ganda. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah berfokus pada

penilaian mata pelajaran matematika menggunakan instrumen tes esai dan

pilihan ganda. Namun, tes esai dan pilihan ganda dalam penelitian yang

dilakukan dikembangkan sendiri.

F. Kerangka Pikir Penelitian

Literasi matematika dibutuhkan karena dapat membantu individu dalam melatih

kemampuan pemecahan masalah dalam konteks kehidupan nyata dengan

melibatkan kemampuannya dalam bidang metematika. Oleh karenanya literasi

matematika merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa agar dapat

bertahan hidup di era global yang senantiasa berkembang, berubah-ubah dan tidak

menentu. Namun, sayangnya pengukuran terhadap kemampuan ini jarang

dilakukan karena guru kurang memahami komponen-komponen literasi

matematika. Sebagian besar guru mengaku lebih sering menggunakan instrumen

tes yang tersedia di buku dari pada membuatnya sendiri. Selain itu, sebagian besar

guru kurang memperhatikan langkah-langkah penyusunan instrumen tes.

Pendekatan pembelajaran yang cocok digunakan untuk mengatasi permasalahan

rendahnya kemampuan literasi matematika adalah pendekatan kontekstual.

Sebagian besar guru sudah melakukan langkah-langkah pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran matematika, namun penilaian autentik sebagai salah satu

komponennya belum dilakukan oleh semua guru. Padahal penilaian autentik

Page 68: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

45

merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang dalam penerapan

pendekatan kontekstual sehingga literasi matematika siswa dapat berkembang.

Permasalahan yang diungkapkan di atas dapat diatasi dengan pengembangan

instrumen yang terintegrasi dengan pendekatan kontekstual. Maka perlu

dilakukan perencanaan mulai dari menentukan KI dan KD, menentukan konten

literasi matematika yang akan diambil, merumuskan indikator sesuai kompetensi

proses dan level literasi matematika, menentukan konteks literasi matematika,

menyusun kisi-kisi instrumen berbasis pendekatan kontekstual dan membuat

instrumen penunjang dalam pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual

(RPP, media pembelajaran, instrumen penilaian autentik, dll). Setelah

perencanaan selesai, maka selanjutnya proses pelaksanaannya yaitu membuat

prototype, kemudian melakukan expert reviews dan validitas empiris. Expert

reviews dilakukan oleh ahli evaluasi, ahli materi, dan ahli bahasa sedangkan

validitas empiris dilakukan melalui uji coba dalam kelompok kecil dan kelompok

luas sehingga dapat dilihat kualitas soal yang dihasilkan yang meliputi validitas,

reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, daya beda, dan distraktor. Jika

instrumen tersebut berkualitas maka outputnya adalah instrumen tes berbasis

pendekatan kontekstual untuk mengukur literasi matematika siswa. Alur kerangka

berpikir penelitian terdapat dalam bagan berikut ini.

Page 69: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

46

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

InputAnalisis

kebutuhan

1. Seluruh guru belum memahami komponen literasimatematika.

2. Sebesar 66,67% guru mengaku lebih seringmenggunakan instrumen tes yang tersedia di buku daripada membuatnya sendiri untuk melakukan penilaian.

3. Meskipun 2 dari 9 guru telah membuat instrumen tesmatematika sendiri, namun instrumen tes yang merekabuat tidak diarahkan untuk mengukur literasimatematika.

4. Langkah-langkah penyusunan instrumen tesmatematika kurang diperhatikan oleh guru yangmembuat instrumen tes sendiri sehingga instrumen tesyang dihasilkan selama ini kurang berkualitas.

Proses

Perencanaan

Pelaksanaan

1. Menentukan KI dan KD2. Menentukan konten literasi matematika3. Merumuskan indikator sesuai kompetensi proses dan

level literasi matematika4. Menentukan konteks literasi matematika5. Menyusun kisi-kisi instrumen berbasis pendekatan

kontekstual6. Membuat instrumen penunjang dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan kontekstual (RPP, mediapembelajaran, instrumen penilaian autentik, dll)

OutputInstrumen tes berbasis pendekatan kontekstual untuk mengukur

literasi matematika

Membuat prototype instrumen

Expert Reviews One-to-one

Small Group

Soal berkualitas

Field Test

Soal berkualitas

Page 70: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

47

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis 1

Ha : Terwujudnya instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual yang

layak untuk mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah Dasar.

Ho : Tidak terwujudnya instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual yang

layak untuk mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah

Dasar.

Hipotesis 2

Ha : Terwujudnya instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual yang

berkualitas untuk mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah

Dasar.

Ho : Tidak terwujudnya instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual yang

berkualitas untuk mengukur literasi matematika siswa kelas V Sekolah

Dasar.

Page 71: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

48

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Development

Research tipe Formative Evaluation (Tessmer, 1993). Penelitian ini

mengembangkan instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual untuk

mengukur literasi matematika siswa kelas V. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap

yaitu preliminary dan tahap formative evaluation yang meliputi self

evaluation, expert reviews, one-to-one, small group dan field test (Tessmer,

1993).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian ini mengikuti langkah-langkah sesuai dengan Gambar 3.

Gambar 3. Alur Desain Formative Evaluation (Tessmer, 1993)

ExpertReviews

One-to-one

Preliminary SelfEvaluation

SmallGroup

FieldTest

Revise

Rev

ise

Page 72: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

49

Implementasi langkah di atas dalam penelitian pengembangan ini adalah

sebagai berikut.

1. Tahap Preliminary

a. Persiapan

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kurikulum untuk

menentukan Kompetensi Dasar (KD) di kelas V Sekolah Dasar yang

sesuai dengan jadwal penelitian, kemudian menentukan tempat dan

subjek penelitian dengan cara menghubungi Kepala Sekolah dan guru

mata pelajaran matematika di sekolah yang dijadikan lokasi penelitian

serta mengadakan persiapan-persiapan lainnya. Pada tahap ini juga

disiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berbasis

pendekatan kontekstual (terlampir), media pembelajaran, dan

instrumen penilaian autentik sesuai dengan pendekatan kontekstual

dan KD yang telah ditentukan serta menentukan prosedur kerjasama

dengan guru kelas yang dijadikan tempat penelitian.

b. Pendesainan

Pada tahap ini dilakukan pendesainan kisi-kisi dan instrumen tes

berbasis pendekatan kontekstual untuk mengukur literasi matematika.

2. Tahap Formative Evaluation

a. Self Evaluation

Pada tahap ini dilakukan penilaian oleh diri sendiri terhadap hasil

desain instrumen tes berbasis pendekatan kontekstual untuk mengukur

Page 73: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

50

literasi matematika yang telah dibuat. Hasil desain instrumen tes pada

tahap ini disebut Prototype I.

b. Expert Reviews

Pada tahap ini desain instrumen tes yang dibuat atau Prototype I

dilihat, dinilai, dan dievaluasi oleh ahli menggunakan angket. Ahli

tersebut terdiri dari ahli evaluasi, ahli materi, dan ahli bahasa. Saran-

saran dari para ahli digunakan untuk merevisi Prototype I. Tanggapan

dan saran dari ahli tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar

angket validasi sebagai bahan untuk merevisi dan menyatakan bahwa

desain instrumen tes tersebut telah valid. Saran-saran dari para ahli

digunakan untuk merevisi Prototype I. Tahap ini dilakukan agar

mendapat instrumen tes yang layak.

c. One-to-one

Secara paralel (bersamaan), juga dilakukan tahap one-to-one untuk

melihat keterbacaan soal. Pada tahap ini, Prototype I diujicobakan

pada siswa kelas VI karena sudah diberi materi kelas V pada tahun

pelajaran sebelumnya. Siswa yang dipilih berasal SD Muhammadiyah

Metro yang memiliki kemampuan berbeda dengan proporsi 1:2:1,

yaitu siswa dengan kemampuan tinggi: sedang: rendah. Siswa yang

dipilih sebanyak 4 siswa dengan proporsi 1 siswa berkemampuan

tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang dan 1 siswa berkemampuan

rendah. Mereka diminta untuk menginterpretasikan instrumen soal

Page 74: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

51

yang dibuat untuk melihat pemahaman siswa terhadap soal yang

diberikan, sudah sesuai atau belum dengan maksud pembuat soal. Jika

interpretasi siswa dan pembuat soal belum sesuai, maka perlu

diperbaiki. Hasil atau temuan yang diperoleh pada tahap expert review

dan one-to-one dijadikan bahan pertimbangan dalam merevisi

Prototype I. Setelah Prototype I direvisi menghasilkan Prototype II.

d. Small Group

Pada tahap ini, siswa kelas VI SD Muhammadiyah Metro diminta

menyelesaikan prototype II. Kemudian dilakukan analisis butir soal

yang meliputi tingkat kesukaran, daya beda, distraktor untuk soal

pilihan ganda, validitas, dan reliabilitas. Hasil dari revisi Prototype II

dinamakan Prototype III.

e. Field Test

Prototype akhir inilah yang diujicobakan kepada subjek penelitian

yaitu siswa kelas V Isa sekolah dasar di SD Muhammadiyah Metro

Pusat dan siswa kelas VB SD N 7 Metro Pusat sebanyak 62 siswa.

Pada tahap ini juga dilakukan analisis butir soal yang meliputi tingkat

kesukaran, daya beda, distraktor untuk soal pilihan ganda, validitas,

dan reliabilitas.

Page 75: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

52

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V sekolah dasar gugus Mawar Kecamatan Metro Pusat yang terdiri

dari 9 sekolah. Populasi dalam penelitia dapat dilihat pada Tabel 4 berikut

ini.

Tabel 4. Sekolah Dasar Gugus Mawar Kecamatan Metro PusatNo Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V

1. SD Muhammadiyah Metro Pusat 217

2. SD Cahaya Bangsa 12

3. SD Xaverius 90

4. SD Negeri 7 Metro Pusat 50

5. SD Negeri 8 Metro Pusat 18

6. SD Negeri 9 Metro Pusat 30

7. SD Negeri 10 Metro Pusat 21

8. SD Negeri 11 Metro Pusat 84

9. SD Negeri 12 Metro Pusat 51

Total 573

Sumber: Data Sekolah

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini,

teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling

Cluster, dari 9 sekolah diambil 2 sekolah yang terdiri dari 1 sekolah

swasta dan 1 sekolah negeri seperti tertera pada Tabel 5 berikut.

Page 76: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

53

Tabel 5. Siswa Sekolah Sampel Tahun Pelajaran 2017/2018Sumber:

Data Sekolah

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi 2 yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen penelitian ini adalah intrumen tes,

pendekatan kontekstual, sedangkan variabel dependennya yaitu literasi

matematika.

1. Definisi Konseptual

a. Instrumen Tes

Menurut Collegiate (dalam Arikunto, 2012: 29) tes adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus

dijawab siswa dengan memberikan jawaban tertulis.

b. Pendekatan Kontekstual

Menurut Aqib (20014: 4) pendekatan kontekstual adalah pendekatan

yang digunakan untuk memahami makna materi pelajaran yang

dipelajari siswa dengan mengaitkan materi tersebut dalam konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural).

Sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yang secara

No Nama Sekolah KelasBanyak Siswa

JumlahL P

1SD MuhammadiyahMetro

V Isa 15 22 37

2 SD Negeri 7 Metro Pusat V B 11 14 25

Jumlah 62

Page 77: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

54

fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks

ke permasalahan/konteks lainnya.

c. Literasi Matematika

Menurut Draft Mathematics Framework PISA (OECD, 2015: 5)

Literasi matematika merupakan kapasitas individu untuk

memformulasikan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam

berbagai konteks. Hal ini meliputi penalaran matematik dan

penggunaan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk

mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Hal ini

menuntun individu untuk mengenali peranan matematika dalam

kehidupan dan membuat penilaian yang baik dan pengambilan

keputusan yang dibutuhkan oleh penduduk yang konstruktif, dan

reflektif.

2. Definisi Operasional

a. Instrumen Tes

Instrumen tes yang dibuat adalah instrumen tes tertulis berupa pilihan

ganda dan uraian untuk mengukur literasi matematika siswa, indikator

yang digunakan berdasarkan level literasi matematika pada penilaian

PISA dan disesuaikan dengan materi pada Kompetensi Dasar

Matematika Kelas V yaitu KD 3.7 dan KD 3.8 dengan muatan materi

tentang Data seperti yang tertuang dalam kisi-kisi instrumen tes literasi

matematika (Lampiran 6 halaman 154).

Page 78: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

55

b. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang dapat membantu guru untuk menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari siswa baik dalam konteks pribadi, sosial dan

budaya sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan

kemampuan literasi matematika. Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan ini dilakukan dengan memperhatikan 7 komponen

pendekatan kontekstual yang meliputi konstruktivisme, inkuiri,

bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian

otentik. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan ini terbagi

menjadi 3 langkah, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir seperti yang

tertuang pada RPP (Lampiran 12 halaman 190)

c. Literasi Matematika

Literasi matematika adalah kemampuan individu menggunakan

pengetahuan matematika baik penalaran matematika, penggunaan

konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan

masalah dunia nyata yang melibatkan matematika. Indikator literasi

matematika diperoleh dari Tabel 3 Level Kemampuan Literasi

Matematika pada Bab II, kemudian ditetapkan indikator literasi

matematika yang diukur dalam penelitan ini dalam Tabel 6 berikut.

Page 79: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

56

Tabel 6. Indikator Literasi MatematikaLevel Indikator Literasi Matematika Indikator Literasi Matematika

yang diukur1 - Menjawab pertanyaan yang

konteksnya umum- Mengidentifikasi informasi dan

menyelesaikan prosedur rutinsesuai instruksi langsungdalam situasi eksplisit

- Melakukan tindakan sesuaidengan stimuli yang diberikan

- Menjawab pertanyaan yangkonteksnya umum

- Mengidentifikasi informasi danmenyelesaikan prosedur rutinsesuai instruksi langsung dalamsituasi eksplisit

2 - Menafsirkan dan mengenalisituasi dalam konteks yangmembutuhkan kesimpulanlangsung.

- Mengerjakan algoritma dasar,menggunakan rumus,melaksanakan prosedur ataukonvensi sederhana

- Memberikan alasan secaralangsung terhadap situasi yangdihadapi

- Melakukan penafsiran harfiah

- Mengerjakan algoritma dasar,menggunakan rumus,melaksanakan prosedur ataukonvensi sederhana

- Memberikan alasan secaralangsung terhadap situasi yangdihadapi

3 - Menginterpretasikan databerdasar sumber informasiyang berbeda danmengemukakan alasannya

- Menggunakan representasiberdasar sumber informasiyang berbeda danmengemukakan alasannya

- Mengkomunikasikan hasilinterpretasi dan alasan mereka

-

- Menginterpretasikan databerdasar sumber informasi yangberbeda dan mengemukakanalasannya

4 - Menggunakan keterampilanmatematika

- Mengemukakan alasan danpandangan yang fleksibelsesuai dengan konteks

- Memberikan penjelasan danmengkomunikasikannyadisertai argumentasi berdasarpada interpretasi dan tindakanmereka

- Menggunakan keterampilanmatematika

- Mengemukakan alasan danpandangan yang fleksibel sesuaidengan konteks

Level Indikator Literasi Matematika Indikator Literasi Matematika

Page 80: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

57

yang diukur5 - Bekerja dengan menggunakan

pemikiran dan penalaran yangluas dan tepat

- Menghubungkan pengetahuandan keterampilanmatematikanya dengan situasiyang dihadapi

- Melakukan refleksi dari apayang mereka kerjakan danmengkomunikasikannya

- Menggunakan pemikiran danpenalaran yang luas dan tepat

- Menghubungkan pengetahuandan keterampilanmatematikanya dengan situasiyang dihadapi

6 - Menerapkan pengetahuan danpemahamannya secaramendalam disertai denganpenguasaan teknis operasimatematika, mengembangkanstrategi, dan pendekatan baruuntuk menghadapi situasi baru

- Merumuskan danmengkomunikasikan apa yangmereka temukan

- Melakukan penafsiran danberargumentasi dalam situasiyang tepat

- Menerapkan pengetahuan danpemahamannya secaramendalam disertai denganpenguasaan teknis operasimatematika, mengembangkanstrategi, dan pendekatan baruuntuk menghadapi situasi baru

Sumber : OECD (2016a: 77)

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data. Kedua teknik

tersebut adalah nontes dan tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1. Teknik Nontes

a. Angket

Menurut Sugiyono (2010:192) angket merupakan teknik

pengumpulan data di mana partisipan atau responden mengisi

pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap

dikembalikan untuk dianalisis. Pertanyaan dalam angket ini

menggunakan sistem pertanyaan tertutup, yaitu responden memilih

Page 81: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

58

salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah

disediakan.

b. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010: 274) teknik dokumentasi berarti peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, legger, dan lain

sebagainya. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang

diperlukan seperti catatan dan arsip sekolah.

2. Teknik Tes

Menurut Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Teknik ini digunakan untuk mencari data

mengenai hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Pada penelitian ini,

tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda dan uraian yang relevan

dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dibuat.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Arikunto, 2012: 203). Instrumen ini dibuat dengan tujuan untuk

Page 82: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

59

mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar angket dan

tes tertulis.

1. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Angket analisis kebutuhan

Angket ini digunakan untuk mengatasi permasalahan di sekolah yang

ditujukkan kepada guru. Angket analisis kebutuhan dapat dilihat pada

Lampiran 1 halaman 119.

b. Angket validasi ahli

Angket ini ditujukkan kepada 3 ahli, yaitu ahli evaluasi, ahli materi

dan ahli bahasa. Tiap-tiap kisi-kisi angket dapat dilihat pada Tabel 7,

Tabel 8, Tabel 9, Tabel 10, Tabel 11, dan Tabel 12 berikut.

Tabel 7. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Evaluasi Pilihan Ganda

Page 83: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

60

Aspek IndikatorNo.Item Ya Tdk

Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat danjelas.

1

Rumusan pokok soal dan pilihan jawabanmerupakan pernyataan yang diperlukan saja.

2

Pokok soal tidak memberi pertunjuk kuncijawaban.

3

Pokok soal bebas dari pernyataan yangbersifat negatif ganda.

4

Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjaudari segi materi.

5

Gambar, grafik, tabel, diagram atau sejenisnyaberfungsi.

6

Panjang pilihan jawaban relatif sama. 7

Pilihan jawaban tidak menggunakanpernyataan “semua jawaban benar/salah” dansejenisnya.

8

Pilihan jawaban yang berbentuk angka danwaktu disusun berdasarkan urutan besarkecilnya angka atau kronologisnya.

9

Butir soal tidak bergantung pada jawaban soalsebelumnya.

10

Jumlah 10

Tabel 8. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Materi Pilihan GandaAspek Indikator No

Item

Ya Tdk

Materi/ Butir soal sesuai indicator (tepat menggunakantes tulis berbentuk pilihan ganda)

1

Materi yang ditanyakan sesuai dengankompetensi (urgensi, rekevansi, kontinyuitas,keterpakaiana sehari-hari)

2

Pilihan jawaban homogen dan logis. 3

Hanya ada satu kunci jawaban yang benar. 4

Jumlah 4

Tabel 9. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Bahasa Pilihan GandaAspek Indikator No Ya Tdk

Page 84: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

61

Item

Bahasa/Budaya

Menggunakan bahasa yang sesuai dengankaidah bahasa Indonesia

1

Menggunakan bahasa yang komunikatif. 2

Tidak menggunakan bahasa tabu 3

Pilihan jawaban tidak mengulang kata-katayang sama, kecuali merupakan satu kesatuanpengertian.

4

Jumlah 4

Tabel 10. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Evaluasi UraianAspek Indikator No

Item

Ya Tdk

Konstruksi Menggunakan kalimat tanya atau perintah yangmenuntut jawaban uraian.

1

Ada petunjuk yang jelas tentang caramengerjakan soal.

2

Ada pedoman penskorannya. 3

Tabel, gambar, grafik, peta atau yangsejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca.

4

Jumlah 4

Tabel 11. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Materi UraianAspek Indikator No

Item

Ya Tdk

Materi/substansi

Ketepatan bentuk tes dalam mengukurindikator-indikator KD.

1

Kesesuaian pernyataan dengan kunci jawaban. 2

Materi yang ditanyakan sesuai dengankompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas,keterpakaian sehari-hari).

3

Isi materi yang ditanyakan sesuai dengantingkat kelas dan jenjang sekolah.

4

Jumlah 4

Tabel 12. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Bahasa Uraian

Page 85: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

62

Aspek IndikatorNo.Item Ya Tdk

Bahasa Rumusan kalimat soal komunikatif. 1

Butir soal menggunakan Bahasa Indonesiayang baku.

2

Tidak menggunakan kata/ungkapan yangmenimbulkan penafsiran ganda atau sulitdipahami.

3

Tidak menggunakan bahasa yang tabu. 4

Rumusan soal tidak mengandung kata-katayang dapat menyinggung perasaan testee.

5

Jumlah 5

Sumber: Purnomo (2016: 120-124)

c. Angket Praktisi/ Guru

Angket praktisi/ guru digunakan untuk mengetahui aspek praktabilitas

dan ekonomis instrumen tes yang dihasilkan. Kisi-kisi angket penilaian

praktisi/ guru dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Kisi-Kisi Angket Penilaian PraktisiAspek Indikator No

ItemYa Tidak

Praktabilitas

Instrumen penilaian ini mudah untukdiimplementasikan dalam penilaian.

1

Soal ini terdapat kunci jawabansehingga jawaban siswa mudahdiperiksa.

2

Soal ini terdapat pedomanpenskorannya sehingga bisa tahu nilaiyang akan diperoleh.

3

Ada petunjuk soal yang jelas tentangcara mengerjakannya.

4

Ekonomis

Pelaksanaan tes tidak memakan biayayang mahal.

5

Pelaksanaan tes tidak memakantenaga yang banyak.

6

Pelaksanaan tes tidak memakan watuyang lama.

7

Jumlah 7

Sumber: Adaptasi Widoyoko (2014: 142)

Page 86: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

63

2. Tes Tertulis

Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes adalah sejumlah pertanyaan

yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes digunakan sebagai

teknik pengumpulan data pada uji coba produk dan uji coba lapangan

dengan cara memberikan produk tes hasil belajar kepada siswa kelas V.

Tes berbentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dan soal

uraian.

G. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis secara kualitatif menggunakan angket yang diisi oleh

ahli evaluasi, ahli materi dan ahli bahasa baik pada soal pilihan ganda

maupun uraian untuk melihat kelayakan instrumen tes yang dihasilkan.

a. Angket ahli untuk soal pilihan ganda

Angket ahli untuk soal pilihan ganda yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan modifikasi dari buku Purnomo (2016: 122-

123), dari 4 aspek materi dikembangkan menjadi 8 aspek seperti

yang tertera pada Tabel 14, dari 10 aspek konstruksi dikembangkan

menjadi 12 aspek seperti yang tertera pada Tabel 15, dan dari 4

aspek bahasa tidak mengalami perubahan seperti yang tertera pada

Tabel 16.

Page 87: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

64

Tabel 14. Angket Validasi Ahli Materi Pilihan GandaAspek Indikator No

Item

Ya Tdk

Materi/ Butir soal sesuai indicator (tepat menggunakantes tulis berbentuk pilihan ganda)

1

Materi yang ditanyakan sesuai dengan urgensi 2

Materi yang ditanyakan sesuai dengan relevansi 3

Materi yang ditanyakan sesuai dengankontinyuitas

4

Materi yang ditanyakan sesuai denganketerpakaian sehari-hari

5

Pilihan jawaban homogen 6

Pilihan jawaban logis 7

Hanya ada satu kunci jawaban yang benar. 8

Jumlah 8

Tabel 15. Angket Validasi Ahli Bahasa Pilihan GandaAspek Indikator No

Item

Ya Tdk

Bahasa/Budaya

Menggunakan bahasa yang sesuai dengankaidah bahasa Indonesia

1

Menggunakan bahasa yang komunikatif. 2

Tidak menggunakan bahasa tabu 3

Pilihan jawaban tidak mengulang kata-katayang sama, kecuali merupakan satu kesatuanpengertian.

4

Jumlah 4

Tabel 16. Angket Validasi Ahli Evaluasi Pilihan Ganda

Page 88: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

65

Aspek IndikatorNo.Item Ya Tdk

Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan jelas. 1

Rumusan pokok soal merupakan pernyataanyang diperlukan saja.

2

Pilihan jawaban merupakan pernyataan yangdiperlukan saja

3

Pokok soal tidak memberi petunjuk kuncijawaban.

4

Pokok soal bebas dari pernyataan yangbersifat negatif ganda.

5

Pilihan jawaban homogen ditinjau dari segimateri.

6

Pilihan jawaban logis ditinjau dari segi materi. 7

Gambar, grafik, tabel, diagram atau sejenisnyaberfungsi.

8

Panjang pilihan jawaban relatif sama. 9

Pilihan jawaban tidak menggunakanpernyataan “semua jawaban benar/salah” dansejenisnya.

10

Pilihan jawaban yang berbentuk angka danwaktu disusun berdasarkan urutan besarkecilnya angka atau kronologisnya.

11

Butir soal tidak bergantung pada jawaban soalsebelumnya.

12

Jumlah 12

b. Angket Ahli untuk Soal Uraian

Angket ahli untuk soal uraian yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan modifikasi dari buku Purnomo (2016: 120-121), dari 4

aspek materi dikembangkan menjadi 7 aspek seperti yang tertera

pada Tabel 17, dari 4 aspek konstruksi tidak dikembangkan seperti

yang tertera pada Tabel 18, dan dari 5 aspek bahasa dikembangkan

menjadi 6 aspek seperti yang tertera pada Tabel 19.

Tabel 17. Angket Validasi Ahli Materi Uraian

Page 89: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

66

Aspek Indikator No

Item

Ya Tdk

Materi/substansi

Ketepatan bentuk tes dalam mengukurindicator-indikator KD.

1

Kesesuaian pernyataan dengan kunci jawaban. 2

Materi yang ditanyakan sesuai dengan urgensi 3

Materi yang ditanyakan sesuai dengan relevansi 4

Materi yang ditanyakan sesuai dengankontinuitas

5

Materi yang ditanyakan sesuai denganketerpakain sehari-hari

6

Isi materi yang ditanyakan sesuai dengantingkat kelas di sekolah dasar

7

Jumlah 7

Tabel 18. Angket Validasi Ahli Evaluasi UraianAspek Indikator No

Item

Ya Tdk

Konstruksi Menggunakan kalimat tanya atau perintah yangmenuntut jawaban uraian.

1

Ada petunjuk yang jelas tentang caramengerjakan soal.

2

Ada pedoman penskorannya. 3

Tabel, gambar, grafik, peta atau yangsejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca.

4

Jumlah 4

Tabel 19. Angket Validasi Ahli Bahasa Uraian

Aspek IndikatorNo.Item Ya Tdk

Page 90: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

67

Bahasa Rumusan kalimat soal komunikatif 1

Butir soal menggunakan Bahasa Indonesiayang baku

2

Tidak menggunakan kata/ungkapan yangmenimbulkan penafsiran ganda

3

Tidak menggunakan kata/ungkapan yang sulitdipahami

4

Tidak menggunakan bahasa yang tabu 5

Rumusan soal tidak mengandung kata-katayang dapat menyinggung perasaan testee

6

Jumlah 6

Sumber : Purnomo (2016: 120-123)

c. Angket Praktisi/ Guru

Angket praktisi/ guru dalam penelitian ini merupakan angket yang

digunakan untuk mengetahui praktabilitas atau kemudahan dan tingkat

ekonomis instrumen tes yang dikembangkan. Angket ini

dikembangkan dari buku Widoyoko (2014: 142) yang dikemas dalam

bentuk tabel seperti tertera pada Tabel 20 berikut.

Tabel 20. Angket Penilaian PraktisiAspek Indikator No

ItemYa Tidak

Instrumen penilaian ini mudah untuk 1

Page 91: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

68

Praktabilitasdiimplementasikan dalam penilaian.Soal ini terdapat kunci jawabansehingga jawaban siswa mudahdiperiksa.

2

Soal ini terdapat pedomanpenskorannya sehingga bisa tahu nilaiyang akan diperoleh.

3

Ada petunjuk soal yang jelas tentangcara mengerjakannya.

4

Ekonomis

Pelaksanaan tes tidak memakan biayayang mahal.

5

Pelaksanaan tes tidak memakantenaga yang banyak.

6

Pelaksanaan tes tidak memakan watuyang lama.

7

Jumlah 7

Sumber: Widoyoko (2014: 142)

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis secara kuantitatif penelitian ini digunakan untuk

mengetahui kualitas instrumen tes yang meliputi tingkat kesukaran, daya

beda, distraktor (soal pilihan ganda), validitas, dan reliabilitas.

Karakteristik instrumen tes yang baik dilihat dari validitas dan

reliabilitas dihitung secara kuantitatif instrumen tes yang dihasilkan.

a. Uji Kelayakan Instrumen

Setelah instrumen tes dinilai oleh ahli (evaluasi, materi, dan bahasa)

dengan menggunakan lembar angket menggunakan skala Guttman,

yaitu skor untuk jawaban Ya adalah 1 dan skor untuk jawaban Tidak

adalah 0. Maka selanjutnya data hasil penilaian ahli dihitung secara

kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor Akhir = × 100

Page 92: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

69

Skor akhir dikonversi menjadi kriteria penilaian yang ditunjukan

pada Tabel 21.

Tabel 21. Konversi Nilai AhliKriteria Nilai

Sangat Baik 76 – 100Baik 51 – 75

Kurang 26 – 50Sangat Kurang ≤ 25

b. Tingkat Praktabilitas dan Ekonomis

Setelah instrumen tes dinilai praktabilitas dan tingkat ekonomisnya

oleh praktisi/ guru dengan menggunakan lembar angket berskala

Guttman, yaitu skor untuk jawaban Ya adalah 1 dan skor untuk

jawaban Tidak adalah 0. Maka selanjutnya data hasil penilaian

praktisi dihitung secara kuantitatif menggunakan rumus sebagai

berikut.

Skor Akhir = × 100Skor akhir dikonversi menjadi kriteria penilaian yang ditunjukan

pada Tabel 22.

Tabel 22. Konversi Nilai Praktisi/ GuruKriteria Nilai

Sangat Baik 76 – 100Baik 51 – 75

Kurang 26 – 50Sangat Kurang ≤ 25

c. Analisis Butir Soal

Page 93: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

70

Analisis butir soal dilakukan agar memperoleh soal yang berkualitas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Purnomo (2016: 117) butir soal

sebagai suatu instrumen dalam bentuk tes harus memiliki kualitas

agar hasil ukur dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,

sebelum soal digunakan terlebih dahulu diujicobakan dan

berdasarkan uji coba tersebut dilakukan analisis butir soal. Jadi,

menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus

dilakukan tester untuk memperoleh butir-butir soal yang berkualitas.

Analisis butir soal yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

1) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan soal membedakan siswa

yang pandai dan kurang pandai (Kusaeri, 2014: 107). Daya

pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut untuk bisa membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan

rendah.

Menghitung daya pembeda siswa diklasifikasikan dalam dua

kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok

atas terdiri dari siswa yang mendapat skor tinggi. Sedangkan

kelompok bawah adalah siswa yang mendapat skor rendah.

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda pada

soal bentuk pilihan ganda adalah:

Page 94: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

71

D = - = PA - PB

Keterangan:D = besarnya daya beda yang dicariBA = jumlah jawaban benar pada kelompok atasBB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawahJA = jumlah kelompok atasJB = jumlah kelompok bawahPA = proporsi testee kelompok atas yang menjawab benarPB = proporsi testee kelompok bawah yang menjawab benarN = jumlah siswa yang mengerjakan tes

Untuk menghitung daya pembeda soal bentuk uraian dapat

menggunakan rumus berikut.

DP = mean kelompok atas - mean kelompok bawah

Kriteria daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.

Tabel 23. Kriteria Daya Pembeda SoalNo. Indeks daya pembeda Klasifikasi1.2.3.4.5.

0,00 – 0,190,20 – 0,390,40 – 0,690,70 – 1,00Negatif

JelekCukupBaikBaik SekaliTidak Baik

Sumber: Arikunto (2010: 218).

2) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu

soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan

dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran soal dinyatakan

dalam bentuk proporsi yang berkisar 0 sampai 1. Semakin besar

indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan,

semakin mudah soal itu (Kusaeri, 2014: 106). Perhitungan indeks

tingkat kesukaran dilakukan untuk setiap soal. Rumus yang

Page 95: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

72

digunakan untuk menghitung taraf kesukaran soal bentuk pilihan

ganda yaitu:

Tingkat Kesukaran (TK) =

Sementara, untuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian

digunakan rumus berikut.

Tingkat Kesukaran (TK) =

Kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 24 berikut.

Tabel 24. Kriteria Taraf Kesukaran SoalNo. Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran

1 0,00 – 0,30 Sukar

2 0,31 – 0,70 Sedang

3 0,71 – 1,00 Mudah

Sumber: Arikunto, (2010: 210).

3) Distraktor

Instrumen berbentuk tes dan objektif, selain harus memenuhi

syarat-syarat memiliki tingkat kesukaran dan daya beda, juga

harus memiliki pengecoh atau distraktor yang efektif. Pengecoh

atau distraktor merupakan pilihan jawaban yang bukan

merupakan kunci jawaban.

Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh

testee yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang kurang

baik, penngecohnya akan dipilih secara tidak merata. Pengecoh

dianggap baik jika jumlah testee yang memilih pengecoh itu sama

atau mendekati jumlah ideal (Purnomo, 2016: 137). Distraktor

dapat diketahui dengan rumus berikut.

Page 96: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

73

IP = ( )( ) x 100%

Keterangan:

IP = indeks pengecohP = jumlah siswa yang memilih pengecohN = jumlah siswa yang ikut tesB = jumlah siswa yang menjawab benarn = jumlah pilihan jawaban1 = bilangan tetap

Adapun kriteria kualitas pengecoh berdasarkan indeksnya adalah

sebagai berikut.

76% - 125% = sangat baik51% - 75% atau 126% - 150% = baik26% - 50% atau 151% - 175% = kurang baik0% - 25% atau 176% - 200% = jelekLebih dari 200% = sangat jelek

4) Validitas

Menurut Sudijono (2013: 184) sebutir soal dapat dinyatakan

valid, apabila skor butir soal yang bersangkutan terbukti

mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya.

Validitas soal bentuk pilihan ganda dan uraian dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

= N∑XY − (∑X)(∑Y){N ∑X − ( ∑X) }{N∑Y (∑Y) }Keterangan:rxy = koefisien korelasi X dan YN = jumlah responden∑XY = total perkalian skor X dan Y∑Y = jumlah skor variabel Y∑X = jumlah skor variabel X∑X2 = total kuadrat skor variabel X∑X2 = total kuadrat skor variabel Y(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)

Page 97: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

74

Berdasarkan Sudijono (2013: 190) interpretasi validitas

terdapat pada Tabel 25 berikut.

Tabel 25. Interpretasi Validitas Butir SoalNo Range Validitas Kategori

1 rpbi > rt Valid

2 rpbi < rt Tidak valid

Sumber: Adaptasi dari Sudijono (2013: 190)

5) Reliabilitas

Relibilitas tes berhubungan dengan masalah ketepatan hasil

tes (Arikunto, 2012: 100). Apabila dilakukan beberapa kali

pengujian menunjukan hasil yang sama. Suatu tes

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan cukup

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

a) Nilai Reliabilitas Pilihan Ganda

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian bentuk pilihan

ganda ini, menggunakan KR-20 dengan rumus sebagai

berikut.

= ( ) (1-∑

)

Keterangan:= koefisien reliabilitas tes

N = banyaknya butir soal1 = bilangan konstan

= varian total= proporsi testee yang menjawab dengan benar= proporsi testee yang menjawab dengan salah (1-p)

Page 98: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

75

∑ = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi

b) Nilai Reliabilitas soal Uraian

Menurut Kusaeri (2014: 65) untuk tes yang didesain dalam

mengukur hasil belajar yang heterogen menggunakan rumus

koefisien alpha. Oleh karena itu, untuk menghitung

reliabilitas tes uraian dalam penelitian ini, digunakan rumus

koefisien alpha. Menurut Sudijono (2013: 254) rumus yang

digunakan untuk menghitung reliabilitas soal uraian adalah

2

2

11 11 t

b

k

kr

Keterangan:r11 = realibilitas yang dicari

2b = jumlah varian butir

2t = varian total

k = banyaknya soal

Derajat reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 26 berikut ini.

Tabel 26. Derajat Reliabilitas

Koefisien r Reliabilitas

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Sedang

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Sumber: Sugiyono (2010: 257).

Page 99: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

111

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Instrumen tes yang dikembangkan layak untuk mengukur literasi

matematika siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dari

penilaian 3 ahli yaitu ahli evaluasi, ahli materi, dan ahli bahasa yang

menyatakan bahwa instrumen tes literasi matematika yang

dikembangkan dalam katagori sangat baik.

2. Berdasarkan hasil analisis instrumen tes yang dilakukan pada tahap

small group dari 16 soal pilihan ganda yang diujikan hanya 11 soal

yang berkualitas, sedangkan seluruh soal uraian atau sebanyak 8 soal

uraian berkualitas. Selanjutnya soal yang berkualitas diujikan pada

tahap field test, dari 11 soal pilihan ganda, hanya 10 soal yang

berkualitas. Sedangkan seluruh soal uraian berkualitas.

B. Implikasi

Literasi matematika merupakan salah satu kemampuan kognitif yang perlu

mendapat perhatian, dengan memiliki kemampuan ini membuktikan bahwa

materi pelajaran matematika yang diberikan dapat berguna bagi kehidupan

Page 100: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

112

siswa, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun di masa yang akan datang.

Pengukuran terhadap literasi matematika sangat diperlukan untuk melihat

sejauh mana kemampuan siswa dalam menggunakan matematika. Alat yang

dapat digunakan untuk mengukur literasi matematika adalah instrumen tes.

Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa

harus layak dan berkualitas. Kelayakan suatu instrumen tes dapat dilihat dari

penilaian ahli evaluasi, ahli materi, dan ahli bahasa. Sedangkan kualitas

suatu instrumen tes dapat dilihat dari analisis soal yang meliputi tingkat

kesukaran, daya beda, distraktor untuk soal pilihan ganda, validitas,

reliabilitas, tingkat praktabilitas, dan ekonomis. Pengukuran menggunakan

soal yang berkualitas dapat membantu guru untuk mengukur ketercapaian

kompetensi dasar dalam kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam implikasinya, pembelajaran di sekolah dasar Kota Metro belum ke

arah pengembangan literasi matematika. Hal itu terjadi karena guru tidak

memahami literasi matematika beserta komponen dan levelnya. Sehingga

pada akhirnya pengukuran terhadap kemampuan literasi matematika siswa

kurang mendapat perhatian. Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan

untuk mengembangkan kemampuan literasi matematika adalah pendekatan

kontekstual, karena pendekatan ini dapat menghubungkan materi dengan

situasi nyata yang dialami oleh siswa. Setelah dilakukan pembelajaran

terhadap kemampuan ini maka pengukuran terhadap literasi matematika

dapat dilakukan. Pengukuran literasi matematika tanpa didukung oleh

pembelajarannya, akan menjadi kurang berarti. Begitu sebaliknya, apabila

Page 101: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

113

pembelajaran yang diterapkan di sekolah sudah berbasis kepada

pengembangan literasi matematika namun pengukurannya masih Lower

Order Thinking Skills, artinya instrumen penilaian yang diberikan tidak

dapat memberikan tantangan dan feedback yang bermakna bagi siswa.

Melalui instrumen tes literasi matematika dapat memotivasi siswa untuk

menggunakan matematika untuk memecahkan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari dan di masa yang akan datang.

C. Saran

1. Siswa

Sebaiknya siswa lebih banyak berlatih dalam membuat kalimat

matematika agar lebih mudah dalam menjawab soal literasi matematika

bentuk uraian.

2. Guru

Hasil penelitian pengembangan dalam penelitian ini berupa instrumen tes

literasi matematika yang dapat dijadikan referensi guru dalam melakukan

penilaian literasi matematika siswa.

3. Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, kepala sekolah diharapkan dapat

meningkatkan mutu dan sarana penunjang untuk mengembangkan

instrumen tes literasi matematika untuk siswa di sekolahnya. Sekolah

juga seharusnya memiliki bank-bank soal yang layak dan berkualitas,

sehingga soal yang dibuat dapat memberi umpan balik terhadap proses

pembelajaran dan mampu menghasilkan output yang lebih baik.

Page 102: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

114

4. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan penelitian lanjutan untuk dilakukan

diseminasi produk di sekolah-sekolah, sehingga produk instrumen

penelitian ini dapat dikembangkan menjadi soal yang baku dan

dimanfaatkan bagi banyak sekolah. Penelitian ini juga dapat menjadi

referensi bagi peneliti berikutnya untuk dapat mengembangkan instrumen

tes literasi matematika di sekolah dasar.

Page 103: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

DAFTAR PUSTAKA

Page 104: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

115

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan Sani. 2016. Penilaian Autentik. Bumi Aksara. Jakarta.

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. RinekaCipta. Jakarta.

Abidin, Yunus, dkk. 2017. Pembelajaran Literasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Abosalem, Yousef. 2016. Assessment Techniques and Students Higher-OrderThinking skills. International Journal of Secondary Education, 4 (1): 1-11.

Anwar, Syafri. 2009. Penilian Berbasis Kompetensi. Padang. UNP Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktis. RinekaCipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Charmila, N, et al. 2016. Pengembangan Soal Matematika Model PISAMenggunakan Konteks Jambi. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,20 (2): 198-207.

CoPo, A.R.I. 2015. Students’ initial knowledge state and test design: towards a validand reliable test instrument. Journal of College Teaching & Learning, 12(4): 189-194.

Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Alfabeta. Bandung.

Depdiknas. 2013. Lampiran PP Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Standar NaionalPendidikan. Depdiknas. Jakarta.

Edo, Sri Imelda, et al. Investigating Secondary School Students’ Difficulties inModelling Problems PISA-Model Level 5 and 6. IndoMS. J.M.E, 4(1): 41-58.

Page 105: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

116

Ekowati, Ch. Krisnandari, et al. 2015. The Application of Contextual Approach inLearning Mathematics to Improve Students Motivation at SMPN 1 Kupang.International Education Studies, 8 (8): 81-86.

Firdaus, Fery Muhammad, et al. 2017. Improving Primary Students’ MathematicalLiteracy Through Problem Based Learning and Direct Instruction. AcademicJournals, 12 (4): 212-219.

Hendriana, H dan Soemarmo, U. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. RefikaAditama. Bandung.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21:Kunci Sukses Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kankam, Boadu, et al. 2015. Teachers’ Perception of Authentic AssessmentTechniques Practice in Social Studies Lessons in senior high schools inGhana. International Journal of Educational Research and InformationScience. 10 Januari 2015. Vol. 1 (4) : 62-68).

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang StandarPenilaian pada Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta.

___________. 2016. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Intidan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013. Kemendikbud.Jakarta.

Kurinasih, Imas Sani, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep danPenerapan. Kata Pena. Surabaya.

Kurniati, Y.S. Kusumah, J. Sabandar, and T. Herman. 2015. Mathematical criticalthinking ability through contextual teaching and learning approach. IndoMS-JME, Vol. 6 (1): 53-62.

Kusaeri. 2014. Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalamKurikulum 2013. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Kurinasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep danPenerapan. Kata Pena. Surabaya.

Lin, S. W and W. C. Tai. 2015. Latent class analysis of students’ mathematicslearning strategies and the relationship between learning strategy andmathematical literacy. Universal Journal of Educational Research, Vol.3(6): 390-395.

Page 106: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

117

Majid, Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. RemajaRosdakarya. Bandung.

Mangiante, E. S. 2013. Planning Science Instruction for Critical Thinking: TwoUrban Elementary Teachers’ Responses to a State Science Assessment.Journal Education Science, Vol 3: 222-258.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. MitraCendekia. Yogyakarta.

________________. 2012. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. NuhaMedika. Yogyakarta.

Novita, R and M. Putra. 2016. Using Task Like PISA’s Problem to Support Student’sCreativity in Mathematics. Journal on Mathematics Education, 7(1): 33-45.

OECD. 2009. PISA 2009 Assessment Framework: Key Competencies in Reading,Mathematics and Science. OECD Publishing. Paris.

______. 2016a. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading,Mathematic and Financial Literacy. OECD Publishing. Paris.

______. 2016b. PISA 2015: PISA Results in Focus. OECD Publishing. Rusia.

Oktiningrum, Wuli, et al. 2016. Developing PISA-Like Mathematics Task withIndonesia Natural and Cultural Heritage as Context to Assess Students’Mathematical Literacy. Journal on Mathematics Education, 7 (1): 1-8.

Purnomo, Edy. 2016. Dasar-Dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran. MediaAkademi. Yogyakarta.

Retnawati. 2016. The Problem Analysis in Applying Instrument of AuthenticAssessment in 2013 curriculum. International Journal of Instruction, 9 (1) :33-47.

Sari, Rosalia Hera Novita and Andi Wijaya. 2017. Mathematical Literacy of SeniorHigh School Students in Yogyakarta. Jurnal Riset Pendidikan Matematika.Vol. 4 (1): 100-107.

Sari, F.A, et al. 2017. The application of problem based learning model to improvemathematical literacy skill and the independent learning of student. Journalof Physics: Conference Series.

Page 107: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERBASIS PENDEKATAN …digilib.unila.ac.id/50117/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · instrumen tes berdasarkan analisis butir soal terdapat 10 soal pilihan

118

Sudarman, et al. 2017. The Formation of Conservation–Based Behaviour ofMechanical Engineering Students Through Contextual Learning Approach.International Journal of Environmental & Science Education, 12 (4): 617-627.

Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. JICA UPI. Bandung.

Sumantri, Muhammad Syarif and Retni Satriani. 2016. The Effect of FormativeTesting and Self-Directed Learning on Mathematics Learning Outcomes,International Electronic Journal of Elementary Education, 8(3): 507-524.

Sunarti dan Rahmawati, Selly. 2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Andi.Yogyakarta.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana.Jakarta.

Tessmer, Martin. 1993. Planning and Conducting Formative Evaluations. KoganPage. Philadelphia.

Wahyuni, Tutik, et al. 2015. The Implementation of Contextual Approach in SolvingProblems Understanding Syntax: Sentence Indonesian at Universities inSurakarta, Indonesia. Journal of Education and Practice, 6 (30): 188-201.

Widoyoko, S. Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. PustakaPelajar. Yogyakarta.

Wisudawati, Widi Asih dan Sulistyowati Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.Bumi Aksara. Jakarta.