Top Banner
Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan - Dwi Widiyanti | 107 PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI KOTA MEDAN DEVELOPMENT OF MASS TRANSPORT FEEDER IN MEDAN Dwi Widiyanti Puslitbang Darat dan Perkeretaapian Jl. Medan Mereka Timur No.5 Jakarta Pusat 10110, Indonesia email: [email protected] Diterima: 15 Juni 2015; Direvisi: 29 Juni 2015; disetujui: 23 Juli 2015 ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk pengembangan konsep perencanaan sistem feeder angkutan massal di Kota Medan. Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah dengan cara riset berbagai literatur yang terkait dengan perencanaan angkutan umum perkotaan, dan observasi lapangan dilakukan di Kota Medan. Dari hasil studi literatur yang mencakup aspek teoritis, praktis dan aplikasi dari pengembangan sistem angkutan umum perkotaan dikembangkan konsep prosedur pengembangan sistem feeder untuk angkutan massal perkotaan yang mencakup aspek perencanaan jaringan,operasional dan mekanisme implementasinya. Dari hasil observasi lapangan diperoleh gambaran bahwa Kota Medan telah memiliki konsep rencana sistem angkutan massal pada tataran makro.Berdasarkan data primer dan sekunder hasil observasi lapangan dilakukan uji coba aplikasi dari konsep prosedur yang telah dikembangkan untuk lingkup perencanaan jaringan dan operasional di Kota Medan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kota Medan baru pada tahap perencanaan strategis, dan belum secara eksplisit menyatakan akan menerapkan konsep trunk and feeder. Dari uji coba terhadap prosedur yang dikembangkan diperoleh konsep jaringan feeder untuk Kota Medan. Keywords: feeder, trunk, BRT, perencanaan ABSTRACT This study aims to develop a planning concept on feeder system of urban mass transportation in Medan city. A literature research is adopted as main methodology in this study. Various literatures related with urban public transport planning are reviewed in developing an embryo of feeder system planning for urban mass transportation. Observation conducted to metropolitan Medan city. Based on the analysis dan review on various literatures covering theoritical, practical and application aspects of urban public transport planning, a procedure of feeder system planning is developed. It covers network, operational and implementation mechanism of urban feeder system. Utilizing primary and secondary data from the field observation, a trial test to the developed procedure is carried out on network and operational planning for the feeder system in the aforementioned city. From the analysis, Medan city that has not implemented a Trunk-Feeder BRT system,but have a BRT (Bus Rapid Transit) system concept at strategic planning level. Even, they have not defined explicitly whether the Trunk-feeder system will be their BRT system in the future. From the trial test to the developed procedure a feeder network system is proposed for Medan city. Keywords: feeder, trunk, BRT, planning PENDAHULUAN Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan masyarakat. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari satu titik ke titik yang lainnya. Perkembangan kota membawa konsekuensi meningkatnya kebutuhan akan sarana trasportasi massal. Di lain pihak, sarana transportasi massal yang ada, masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Supply prasarana dan sarana angkutan massal sangat minim, sementara permintaan banyak dan pengguna tetap, akibatnya pengguna tidak punya posisi tawar, pilihannya sangat terbatas. Transportasi massal sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 / 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Pasal 138 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan itu mengatur kewajiban pemerintah menyediakan angkutan umum. Pasal lainnya (yaitu pasal 185), menyebutkan juga bahwa angkutan massal itu harus mendapat subsidi. Hal ini sepertinya kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, baik daerah maupun pusat. Selama ini pemerintah sepertinya lebih memilih mengatasi
14

PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Oct 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan -

Dwi Widiyanti | 107

PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI KOTA MEDAN

DEVELOPMENT OF MASS TRANSPORT FEEDER IN MEDAN

Dwi WidiyantiPuslitbang Darat dan Perkeretaapian

Jl. Medan Mereka Timur No.5 Jakarta Pusat 10110, Indonesiaemail: [email protected]

Diterima: 15 Juni 2015; Direvisi: 29 Juni 2015; disetujui: 23 Juli 2015

ABSTRAKStudi ini bertujuan untuk pengembangan konsep perencanaan sistem feeder angkutan massal di Kota Medan.Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah dengan cara riset berbagai literatur yang terkaitdengan perencanaan angkutan umum perkotaan, dan observasi lapangan dilakukan di Kota Medan.Dari hasil studi literatur yang mencakup aspek teoritis, praktis dan aplikasi dari pengembangan sistemangkutan umum perkotaan dikembangkan konsep prosedur pengembangan sistem feeder untukangkutan massal perkotaan yang mencakup aspek perencanaan jaringan,operasional dan mekanismeimplementasinya. Dari hasil observasi lapangan diperoleh gambaran bahwa Kota Medan telah memilikikonsep rencana sistem angkutan massal pada tataran makro.Berdasarkan data primer dan sekunderhasil observasi lapangan dilakukan uji coba aplikasi dari konsep prosedur yang telah dikembangkanuntuk lingkup perencanaan jaringan dan operasional di Kota Medan. Hasil analisis menunjukkanbahwa Kota Medan baru pada tahap perencanaan strategis, dan belum secara eksplisit menyatakanakan menerapkan konsep trunk and feeder. Dari uji coba terhadap prosedur yang dikembangkandiperoleh konsep jaringan feeder untuk Kota Medan.Keywords: feeder, trunk, BRT, perencanaan

ABSTRACTThis study aims to develop a planning concept on feeder system of urban mass transportation in Medan city.A literature research is adopted as main methodology in this study. Various literatures related with urbanpublic transport planning are reviewed in developing an embryo of feeder system planning for urban masstransportation. Observation conducted to metropolitan Medan city. Based on the analysis dan reviewon various literatures covering theoritical, practical and application aspects of urban public transportplanning, a procedure of feeder system planning is developed. It covers network, operational andimplementation mechanism of urban feeder system. Utilizing primary and secondary data from thefield observation, a trial test to the developed procedure is carried out on network and operationalplanning for the feeder system in the aforementioned city. From the analysis, Medan city that has notimplemented a Trunk-Feeder BRT system,but have a BRT (Bus Rapid Transit) system concept at strategicplanning level. Even, they have not defined explicitly whether the Trunk-feeder system will be theirBRT system in the future. From the trial test to the developed procedure a feeder network system isproposed for Medan city.Keywords: feeder, trunk, BRT, planning

PENDAHULUANTransportasi merupakan sarana yang sangat

penting dan strategis dalam memperlancar rodaperekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuanserta mempengaruhi semua aspek kehidupanmasyarakat. Pentingnya transportasi tersebuttercermin pada semakin meningkatnya kebutuhanakan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barangdari satu titik ke titik yang lainnya. Perkembangankota membawa konsekuensi meningkatnya kebutuhanakan sarana trasportasi massal. Di lain pihak, saranatransportasi massal yang ada, masih belum memadaiuntuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Supply prasarana dan sarana angkutan massalsangat minim, sementara permintaan banyak danpengguna tetap, akibatnya pengguna tidak punya posisitawar, pilihannya sangat terbatas. Transportasi massalsudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 / 2009tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Pasal 138UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan itu mengaturkewajiban pemerintah menyediakan angkutan umum.Pasal lainnya (yaitu pasal 185), menyebutkan jugabahwa angkutan massal itu harus mendapat subsidi.

Hal ini sepertinya kurang mendapatkan perhatiandari pemerintah, baik daerah maupun pusat. Selamaini pemerintah sepertinya lebih memilih mengatasi

Page 2: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

108 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 03/September/2015 | 107 - 120

kemacetan dengan membangun ruas jalan barusehingga tidak akan mampu mengatasi kemacetanmeski sampai kapanpun. Saat ini setidaknya sudahada 13 kota yang mengembangkan BRT (Bus RapidTransit) selain Jakarta antara lain Yogyakarta, Solo,Semarang, Palembang, Bogor, Bandung, dan Manadoakan tetapi operasionalnya selama ini terseok-seokdan kurang optimal.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukanpenyusunan naskah akademis dalam rangka upayapengembangan transportasi massal di perkotaan untukmengetahui kiat-kiat penanganan transportasi massalyang dapat dihandalkan, tarif terjangkau, dan mudahdicapai dari wilayah pemukimannya masing-masing.

Tujuan studi ini adalah menyusun konseppengembangan sistem feeder bagi angkutan massaldi Perkotaan Medan.

Transportasi umum merupakan kebutuhan utamamasyarakat perkotaan. Perkembangan kota Medansebagai kota metropolitan menuntut kehadiran modatransportasi massal yang efisien plus saranapenunjangnya, seperti halte, terminal, dan lain-lain.Paling tidak, kehadiran angkutan massal yang dapatmengangkut penumpang dalam jumlah besar denganefisiensi jaringan jalan seharusnya menjadipertimbangan. Terkait dengan permasalahan angkutanumum yang dihadapi di kota Medan dan sekitarnyasaat ini, sudah selayaknya untuk disusun perencanaanangkutan umum yang komprehensif dan dapatmenjadi arahan dalam pengembangan sertamemungkinkan untuk diimplementasikan.

TINJAUAN PUSTAKAA. ANGKUTAN UMUM

Pelayanan angkutan umum adalah sebuah fungsikota yang sangat mendasar bagi kehidupanmasyarakatnya. Oleh karenanya angkutan umummerupakan salah satu fasilitas dan layanan yangwajib disediakan oleh pemerintah. Kebutuhanakan transportasi umum sangat tergantung padakerapatan, ukuran, dan pola pemukiman kota.Dengan demikian, perencanaan angkutan umumharus diintegrasikan dengan perencanaan yangkomprehensif.Angkutan umum adalah salah satu mediatransportasi yang digunakan masyarakat secarabersama-sama dengan membayar tarif tertentu.Angkutan umum juga merupakan modal dasardalam fungsi permasalahan perkotaan yang dapatterpenuhi dengan cara sistem yang terorientasi,perencanaan dan pengoperasian yang sistematis.Perencanaan angkutan umum ini biasanyadilakukan dalam konteks perencanaanmultimoda, karena angkutan umum seringberbagi ruang dengan kendaraan pribadi.

Bus merupakan salah satu alat transportasi publikyang ekonomis. Pengoperasian sistem angkutanbus memerlukan desain yang mencakup semuaelemen seperti; jaringan (jalanan/ pemberhentian/terminal), jenis kendaraan, dan pengoperasian.Pelayanan bus merupakan alternatif angkutanumum yang paling diabaikan. Ironisnya, alternatifini memiliki potensi terbesar untuk perbaikan danperubahan dalam perencanaan angkutan umum.Keuntungan terbesar dari sistem bus adalah bahwasistem dengan moda ini dapat menggunakanseluruh jaringan jalan umum, sehingga sangatfleksibel dalam penerapannya (Giannopoulos,1989).Agar sistem angkutan bus dapat beroperasidengan baik dibutuhkan desain yang memadaidari semua unsur pokok seperti antara lainjaringan (jalan/halte/terminal), kendaraan danoperasional. Merencanakan pelayanan bus yangefektif di kota-kota dan wilayah metropolitanmembutuhkan perencanaan yang efisien,pengelolaan yang baik, dan pemikiran inovatifdalam penyediaan layanan yang menarik kepadamasyarakat, agar mampu membentuk (bersama-sama dengan moda transit lainnya) suatualternatif yang kredibel terhadap penggunaanmobil pribadi.Angkutan umum mempunyai berbagai macamjenis dan tipe, yaitu :

1. Van dan Conventional BusAngkutan umum ini dioperasikan tanpa j a l u rkhusus, namun mempunyai rute masing-masingdan dapat mencapai ke jalur-jalur yang lebihspesifik dan kecil, sehingga cakupan wilayahOD-nya (Origin-Destination) lebih banyaknamun lebih spesifik dan dapat menjangkau areayang kecil.

2. Bus Rapid Transit (BRT)Bus yang mempunyai sistem operasi jalureksklusif/terpisah dari jalur kendaraan atauangkutan lain pada permukaan jalan.

3. Light Rail Transit (LRT)Angkutan umum ini berbentuk kereta pendekyang dioperasikan pada rel listrik khusus danberoperasi secara single untuk tiap moda-nya.

4. TramsTrams dapat didefinisikan sebagai salah satujenis dari LRT, tapi trams mempunyai ukuranyang lebih kecil.

5. Underground MetroKereta api yang dioperasikan secara khususdibawah tanah, biasa disebut sebagai kereta apibawah tanah.

6. Elevated Rail TransitKereta ini mempunyai sistem khusus, yang mana

Page 3: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan -

Dwi Widiyanti | 109

operasinya dijalankan dengan struktur antenna(aerial structure). Kereta ini beroperasi padajalur khusus yang menanjak, biasanya dilokasikansecara khusus.

7. Sub-Urban RailAngkutan umum ini dijalankan pada jalur khususdan terpisah dari kendaraan lain dan berjalanpada permukaan jalan. Biasanya suburbanraildioperasikan untuk perjalanan OD urban dansub-urban. Sehingga perjalanan yang dilakukanrelatif lebih panjang dan jauh.

8. Personal Rapid TransitAngkutan ini didasarkan pada sistempengangkutan penumpang yang diusahakanuntuk mengkombinasikan antara kendaraantransportasi publik dan kendaraan transportasipribadi.

B. Bus Rapid Transit (BRT)Bus Rapid Transit adalah satu bentuk angkutanberorientasi pada pengguna danmengkombinasikan stasiun, kendaraan,perencanaan, dan elemen-elemen sistemtransportasi pintar ke dalam sebuah sistem yangterpadu dan memiliki satu identitas unik. SistemBRT secara umum meliputi menaikkan danmenurunkan penumpang dengan cepat, penarikanongkos yang efisien, halte dan stasiun yangnyaman, teknologi bus bersih, integrasi moda,identitas pemasaran modern, dan layananpengguna yang sangat baik.Ciri-ciri bus rapid transit terdapat dalampengoperasian busway pada jalur terpisah, sejajaratau dipisahkan secara bertingkat, dan teknologibus yang dimodernisasi. BRT ini merupakanpengoperasian bus dengan sistem bus jalurkhusus. Bus jalur khusus adalah angkutan buscepat yang berbasis pada pengoperasian busdengan sistem jalur khusus bus sedangkan jalurkhusus bus adalah pemisahan fisik ruang bus darilalu lintas lainnya baik dengan pemisah permanenmaupun pemisah sementara. Adapun ciri-ciriutama dari bus jalur khusus adalah jalur yangterpisah dari lalu lintas lain, baik terpisah secarastruktur maupun hanya marka, penandaan secarajelas dan mudah dikenali dan tampilan informasiyang serta merta, mendapat prioritas disetiappersimpangan, integrasi moda disetiap halte,pemberhentian yang mudah dijangkau, aman, danmenarik, penumpang dapat naik/turun secaracepat, teknologi bus yang modern dan bersih,stasiun dan terminal yang bersih, aman, dannyaman, kendaraan yang mudah dinaiki, menarik,dan ramah lingkungan, pengumpulan pembayaranyang efisien. (e-ticketing system), jadwal yang

tetap dan sepanjang hari, dan petugas dan awakkendaraan berseragam serta tampil professional.Bus jalur khusus sangat tepat diperuntukkan bagiberbagai kota dengan kondisi antara lain:

1. Kota besar dengan koridor sekundernya dapatdifungsikan sebagai layanan pengumpan (feederservice) bagi angkutan massal berbasis keretaapi;

2. Kota sedang dengan permintaan penumpangpada koridor primer mencapai 20.000 – 25.000pnp/jam/arah;

3. Kota kecil, bus jalur khusus dapat berfungsiuntuk membentuk struktur pengembangan kotabaru;

4. Beberapa teknik prioritas bus dilihat dari ruasnyayang dikenal belakangan ini (Riyadi danYulianto, 1999):a) Bus-only street;Merupakan jalan yang hanya diperuntukan bagibus dan pejalan kaki. Bus only street biasanyaditerapkan di kota yang relatif padat, misalnyadaerah perkantoran dan pusat bisnis atau pusatperdagangan yang dapat dilakukan denganpelarangan kendaraan jenis lain menggunakanruas jalan tersebut atau dengan memperbolehkanbus untuk menggunakan ruas jalan yangsebelumnya digunakan untuk pejalan kaki.Penerapan bus-only street dapat meningkatkanaksesibilitas terhadap bus karena bus dapat bebasmemberhentikan/menaikkan penumpang disepanjang koridor tersebut.b) Busway;Busway merupakan jalan khusus bagi kendaraanyang didesain untuk digunakan secara eksklusifoleh bus-bus dan terpisah dari kendaraan lainnya.Jalur ini biasanya dibangun pada, di atas, ataudibawah tanah atau pada jalur khusus terpisahatau di dalam koridor jalan raya dengan pemisahberupa kerb. Beberapa bentuk sistem buswayadalah tampilan dari banyak sistem BRT.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan di Kota Medan. Studi

ini diharapkan dapat menghasilkan suatu konseppedoman pengembangan sistem feeder bagi angkutanmassal di Perkotaan Medan. Untuk mencapai tujuandan sasaran studi, maka perlu dirumuskan suatuformula metodologi yang ditekankan padapengembangan pedoman sistem feeder pada jaringantransportasi perkotaan di Medan.Tahapan kerja yangdikembangkan pada kajian ini dimulai denganinventarisasi studi, kemudian benchmarking,pengumpulan data, pemetaan sistem pelayanan danoperasional angkutan umum, pemetaan kondisi danmasalah pelayanan operasional angkutan umum,

Page 4: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

110 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 03/September/2015 | 107 - 120

 

proses analisis literatur terhadap konsep sistem feederuntuk kawasan perkotaan, penyusunan konseppedoman pengembangan sistem feeder meliputievaluasi dan analisis yang dapat dirumuskan dalamupaya penyiapan pengembangan sistem feeder untuktransportasi massal perkotaan, dan terakhirmemberikan rekomendasi pengembangan sistemfeeder untuk transportasi massal perkotaan.

HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Wilayah Kota Medan

Kota Medan merupakan salah satu daerahotonom berstatus kota di propinsi SumateraUtara. Kedudukan, fungsi dan peranan KotaMedan cukup penting dan strategis secararegional, bahkan sebagai ibukota propinsiSumatera Utara, Kota Medan sering digunakansebagai barometer dalam pembangunan danpenyelenggaraan pemerintah daerah. Secarageografis, Kota Medan memiliki kedudukanstrategis sebab berbatasan langsung dengan SelatMalaka di bagian Utara, sehingga relatif dekatdengan kota-kota/negara yang lebih maju sepertiPulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain.Demikian juga secara demografis Kota Medandiperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasayang relatif besar. Hal ini tidak terlepas darijumlah penduduknya yang relatif besar dimanaberdasarkan data sementara Sensus Penduduktahun 2010 diperkirakan telah mencapai2.109.339 jiwa. Demikian juga secara ekonomisdengan struktur ekonomi yang didominasi sektortertier dan sekunder, Kota Medan sangatpotensial berkembang menjadi pusatperdagangan dan keuangan regional/nasional.

B. Geografis Kota MedanLuas wilayah administrasi Kota Medan telahmelalui beberapa kali perkembangan. PadaTahun 1951, Walikota Medan mengeluarkanMaklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951,yang menetapkan luas Kota Medan menjadi5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59Kelurahan. Maklumat Walikota Medandikeluarkan menyusul keluarnya KeputusanGubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSUtanggal 21 September 1951, agar daerahKota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.Melaui Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medankemudian mengalami pemekaran wilayahmenjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkanluas administrasi yang sama maka melalui SuratPersetujuan Menteri Dalam NegeriNomor 140/

2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, KotaMedanmelakukan pemekaran Kelurahanmenjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhirberdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDHTingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30September 1996 tentangpendefinitipan 7 Kelurahan di KotamadyaDaerah Tingkat II Medan berdasarkan PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatandi Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secaraadministrasi Kota Medan dimekarkan kembali,dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151Kelurahan. Berdasarkan perkembanganadministratif ini Kota Medan kemudian tumbuhsecara geografis, demografis dan sosialekonomis.Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10km²) atau 3,6%dari keseluruhan wilayahSumatera Utara. Dengan demikian,dibandingkandengan kota/kabupaten lainya, Medan memilikiluas wilayah yang relatif kecil dengan jumlahpenduduk yang relatif besar. Secara geografiskota Medan terletak pada 3°30' – 3°43' LintangUtara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untukitu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meterdi atas permukaan laut. Secara administratif,batas wilayah Kota Medan di sebelah utaraadalah Selat Malaka, sebelah selatan adalahKecamatan Deli Tua dan Pancur Batu,Kabupaten Deli Serdang, di sebelah barat adalahKecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang,dan di sebelah timur adalah Kecamatan Percut,Kabupaten Deli Serdang. Topografi Kota Medancenderung miring ke Utara dan berada padaketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaanlaut. Dari luas wilayah Kota Medan dapatdipersentasekan untuk wilayah pemukiman 36,3%, perkebunan 3,1 %, lahan jasa 1,9 %, sawah6,1 %, perusahaan 4,2 %, kebun campuran 45,4%, industri 1,5 %, dan hutan rawa 1,8 %.

C. Demografis Kota MedanBerdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk2010, jumlah penduduk Kota Medan sementaraadalah 2.109.339 jiwa, yangterdiri atas 1.040.680laki-Iaki dan 1.068.659 perempuan. Sex RatioKota Medan sebesar 97. Sex ratio adalahperbandingan antara jumlah penduduk laki-lakidan jumlah penduduk perempuan di suatu daerahatau negara pada suatu waktu tertentu.Dari hasil SP 2010 tersebut penduduk terbanyakberada di Kecamatan Medan Deli sebesar167.192 jiwa, diikuti Kecamatan Medan Helvetia

Page 5: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan -

Dwi Widiyanti | 111

Gambar 1. Peta Kota Medan (Pembagian Wilayah Berdasarkan Kecamatan).

 

dan Kecamatan Medan Denai masing-masingsebanyak 144.478 dan 141.842 jiwa. Sementaraberdasarkan urutan jumlah penduduk terkeciladalahKecamatan Medan Maimun sebanyak39.919, diikuti Kecamatan Medan Baru danKecamatan Medan Polonia masing-rnasingsebanyak 42.189 dan 52.552 jiwa. Ketigakecamatan ini berada di pusat inti Kota Medansebagai wilayah kegiatan ekonomi dan dunia usahalainnya.

Tabel 1. Tabel Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Medan 2010 Kecamatan Penduduk Luas (Km2) Kepadatan

Medan Tuntungan 81.974 20.68 3.964 Medan Johor 123.469 14.58 8.468 Medan Amplas 117.776 11.19 10.525 Medan Denai 141.842 9.05 15.673 Medan Area 96.391 5.52 17.462 Medan Kota 72.861 5.27 13.826 Medan Maimun 39.919 2.98 13.396 Medan Polonia 52.552 9.01 5.833 Medan Baru 42.189 5.84 7.224 Medan Selayang 99.367 12.81 7.757 Medan Sunggal 112.426 15.44 7.281 Medan Helvetia 144.478 13.16 10.979 Medan Petisah 62.162 6.82 9.115 Medan Barat 70.713 5.33 13.267 Medan Timur 108.408 7.76 13.970 Medan Perjuangan 93.962 4.09 22.974 Medan Tembung 134.763 7.99 16.866 Medan Deli 167.192 20.84 8.023 Medan Labuhan 111.491 36.67 3.040 Medan Marelan 139.820 23.82 5.870 Medan Belawan 95.584 26.25 3.641 Sumber: Sensus Penduduk Kota Medan 2010

  D. Transportasi Kota Medan

Kondisi jalan di kota Medan pada tahun 2010umumya sudah relatif baik (75,09%). Kondisijalan rusak yang perlu segera ditangani sebagianbesar berada dikawasan pinggir kota terutamadi kawasan utara Kota Medan. Kedepannyapembangunan jalan diarahkan ke wilayah untukmewujudkan wilayah tersebut sebagai salah satupusat pelayanan kota.Seiring dengan meningkatnya kemampuan

Page 6: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

112 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 03/September/2015 | 107 - 120

keuangan daerah, maka kondisi jalan baik di kotaMedan, menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun. Tren persentase panjang jalan kota dalamkondisi baik dalam kurun waktu 4 tahun terakhirmenunjukan peningkatan, dimana pada tahun2007 jalan kota dalam kondisi baik sebesar66,10% dan pada tahun 2010 diperkirakan telahmencapai 75,09%.Rasio jumlah angkutan darat dan jumlahpenumpang angkutan darat di Kota Medan padaTahun 2010 adalah sebesar 2,39%. Pada tahun2009 jumlah sarana transportasi jalan raya di KotaMedan berjumlah 2.708.511 kendaraan. Daritahun 2004 sampai tahun 2009 menunjukkan

Gambar 2. Kondisi Jalan Kota Medan tahun 2010 (km).

 

Gambar 3. Persentase Panjang Jalan Kota Dalam Kondisi Baik.

 

kenaikan 23,82 % per tahun. Pertumbuhan yangsangat signifikan nampak pada sepeda motordengan rata-rata pertumbuhan 31, 23 % pertahun.

E. Konsep Feeder Kota MedanPelayanan angkutan umum, di Kota Medanterdiri dari beragam jenis moda antara lain becak,becak mesin, MPU (Mobil Penumpang Umum),taksi, bus sedang dan bus besar. Masing-masingangkutan umum ini mempunyai karakteristikpelayanan yang berbeda serta mempunyai pangsapasar tersendiri. Hal ini menjadikan semua jenismoda angkutan tersebut tetap bertahan sampai

Tabel 2. Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi) Tahun 2004 – 2009

Tahun Mobil Penumpang Mobil Gerobak Bus Sepeda Motor Jumlah

2004 149.302 104.776 12.108 756.569 1.022.755 (8.04%) (5.34%) (2.47%) (15.07%)

2005 164.314 112.001 12.406 883.406 1.172.127 (14.02%) (6.89%) (2.46%) (16.76%) (15%)

2006 175.198 116.184 12.619 985.745 1.289.746 (6.62%) (3.73%) (1.71%) (11.58%) (10%)

2007 189.157 120.328 12.751 1.103.707 1.425.943 (7.96%) (3.56%) (1.04%) (11.90%) (11%)

2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669 (11.80%) (17.20%) (73.60%) (90.60%) (73.70%)

2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511 (6.40%) (2.80%) (-7%) (10.20%) (9.40%)

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)

 

Page 7: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan -

Dwi Widiyanti | 113

kini. Jumlah trayek angkutan Bis yang melayanipenduduk kota Medan dan sekitarnya sebanyak48 trayek dan angkutan kota (mobil penumpangumum) sebanyak 61 trayek. Keragaman angkutandan ketiadaan hirarki pelayanan yang jelasmenjadikan pelayanan angkutan umum iniseringkali bertumpuk satu sama lain dan menjadisalah satu faktor dari kesemrawutan transportasiperkotaan. Kondisi jaringan trayek angkutanumum kota Medan ditunjukan dalam Gambar 4.Dari studi yang sudah dilakukan oleh PemerintahKota Medan diusulkan sebanyak 7 (tujuh) koridor.Sedangkan 2 (dua) koridor lainnya merupakan

pengembangan dari koridor-koridor di dalamKota Medan, yaitu yang menuju ke Kota Binjaimaupun menuju Kota Lubuk Pakam. seperti yangditunjukkan dalam Tabel 3 dan Gambar 5.Analisis terhadap cakupan pelayanan jaringanangkutan umum eksisting dan rencana jaringanBRT, menunjukkan kurang lebih sekitar 44%(117.7 km2) dari luas total kota Medan, dan dapatdilihat pada gambar 6.Terdapat beberapa kawasan yang nampaknyabelum terlayani, sehingga hal ini merupakanpeluang untuk meningkatkan cakupan layananangkutan umum dengan mengenalkan sistem yang

Gambar 4. Jaringan Angkutan Umum Eksisting Kota Medan.

 

Gambar 5. Rencana Jaringan Angkutan Massal Kota Medan.

 

Page 8: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

114 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 03/September/2015 | 107 - 120

 

Tabel 3. Usulan Koridor BRT kota Medan

Nomor Koridor

Nama Koridor Rute Pelayanan

1 Pinang Baris – Guru Pantimpus Terminal Pinang Baris – Jl. Gatot Subroto – Jl. Guru Patimpus

2 Brigjen Katamso – Yos Sudarso Jl. Brigjen Katamso – Jl. Pemuda – Jl. Achmad Yani – Jl. Balaikota – Jl. Puteri Hijau – Jl. Yos Sudarso (Simpang Brayan)

3 Amplas – Irian Barat Terminal Amplas – Jl. Sisingamangaraja – Jl. Cirebon – Jl. Irian Barat

4 Perintis Kemerdekaan – Kuala Namu Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Moh. Yamin – Jl. Letda Sujono – Kuala Namu

5 Jamin Ginting – Raden Saleh Jl. Jamin Ginting – Jl. S. Parman – Jl. Kapten Maulana Lubis – Jl. Raden Saleh

6 Asrama – Kol. Bejo Jl. Asrama – Jl. Kapten Sumarso – Jl. Helvetia (By Pass) – Jl. Petempuran – Jl. Pertahanan – Jl. Cemara – Jl. Kol. Bejo

7 Nasution – Pinang Baris Jl. AH. Nasution – Jl. Ngumban Surbakti – Jl. Flamboyan Raya – Jl. Sakura Raya – Jl. TB Simatupang – Terminal Pinang Baris

8 Terminal Binjai – Terminal Pinang Baris Jl. Medan – Binjai 9 Terminal Amplas – Terminal Lubuk Pakam Jl. Medan – Lubuk Pakam

Sumber: Studi BRT Mebidang

 

Gambar 6. Cakupan Pelayanan Angkutan Umum Kota Medan.

 

Page 9: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan -

Dwi Widiyanti | 115

lebih tertata dan terpadu. Mengacu kepada datademografi (BPS, 2011), Kecamatan Medan Delimempunyai penduduk terbanyak, disusulkecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung.Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapatdi kecamatan Medan Baru, Medan Polonia danMedan Maimun. Untuk tingkat kepadatanpenduduk, kecamatan terpadat adalahKecamatan Medan Perjuangan, disusul olehKecamatan Medan Area dan Medan Maimun.Sementara kepadatan paling sedikit adalahKecamatan Medan Labuhan disusul olehKecamatan Medan Tuntungan dan MedanBelawan. Analisis terhadap sistem jaringanangkutan umum eksisting dan rencana sertadistribusi aktifitas lahan diwilayah kota Medan,terlihat kepadatan jaringan angkutan umumrelatif sinkron melayani wilayah wilayah(kecamatan) yang sudah cukup tinggiaktifitasnya yang diukur dari tingkat kepadatanpenduduk.Disisi lain, dari hasil inventarisasi di lapangandan berbagai sumber sekunder, nampaknyacakupan layanan sistem jaringan eksisting danrencana sudah mengakomodasi berbagai gunalahan yang menjadi pusat-pusat bangkitan dantarikan perjalanan di wilayah kota Medan. Dari

dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah KotaMedan, direncanakan beberapa pusat dan subpusat kegiatan kota baik dan juga pada beberapalokasi akan dikembangkan pusat kegiatanberbasis angkutan massal (TOD/Transit orientedDevelopment). Terlepas dari besarnya intensitasmasing-masing pusat kegiatan, secara prinsiptitik-titik fokal yang direncakan ini harusdisediakan akses transportasi yangmenghubungkannya dengan wilayah lain sertakonektifitas diantara pusat-pusat tersebut, sepertiterlihat pada gambar 7.Dilihat dari cakupan layanan dapat dikatakanangkutan umum kota Medan sudah mencakupseluruh wilayah kota termasuk pengembangankawasan pusat kajian. Yang menjadipermasalahan berikutnya adalah meningkatkanmutu pelayanan yang ada dan peningkatankapasitas layanan berkaitan dengan rencanapengoperasian BRT kota Medan. Dari hasilpembebanan jaringan angkutan umum diperolehhasil sebagaimana di gambarkan dalam Gambar8.Dengan adanya koridor 7 BRT kota Medan (tidaktermasuk 2 koridor BRT Eksternal), dalam 10tahun kedepan diperkirakan besaran pembebananjaringan angkutan umum di kota Medan adalah

Gambar 7. Rencana Pusat Kegiatan dan Jaringan Angkutan UmumKota Medan 

Page 10: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

116 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 03/September/2015 | 107 - 120

Gambar 8. Pembebanan Jaringan Angkutan Umum Eksisting Kota Medan Jam Sibuk Pagi 

sebagaimana di gambarkan dalam Gambar 9.Mengacu kepada hasil pembebanan secarakeseluruhan seperti yang tertuang dalam Gambar8 dan detail lanjut pada Gambar 9, terlihatbeberapa koridor non-BRT yang memiliki potensidemand cukup baik di tahun 2020 meliputi : 1)Martubung - Kawasan Industri Medan – YosSudarso – Simpang Brayan. 2) Hamparan Perak– Titi Papan – Marelan – FO. Brayan. 3)Dr.Manshur – Setia Budi – Sunggal – KaptenMuslim – Simpang Kapten Sumarsono. JuandaBaru Halat – Arief Rahman Hakim – PanglimaDenai – Perumnas Mandala.Volume penumpang

Gambar 9. Hasil Pembebanan Jaringan Angkutan Umum Kota Medan Tahun 2020. 

saat satu jam sibuk untuk koridor –koridortersebut adalah sebagai berikut:

Max RerataMartubung - Brayan 2320 1217Hamparan Perak - Brayan 1946 1119Dr Manshur - Kapt.Sumarsono 2628 1073Juanda - Perumnas - Mandala 1850 976

F. Pola Pergerakan Perjalanan (OD Desire Line)Jika dilihat dari besaran bangkitan dan tarikanperjalanan, dominasi pergerakan terjadi disepanjang koridor Sisingamangaraja, Brig.Jend.Katamso, Yos Sudarso, Perintis Kemerdekaan,

Page 11: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan -

Dwi Widiyanti | 117

Gambar 10. Konversi Jalur Existing Menjadi Jalur Feeder BRT Kota Medan. 

Gambar 11. Potensi Titik Transfer Jaringan Angkutan Umum Kota Medan.

 

dan Letda Sujono.Panjang perjalanan rata-rata pengguna angkutanumum kota Medan pada tahun 2012 diperkirakansebesar 43,47 menit. Nilai ini diperolehberdasarkan perhitungan ulang matriks tahun2010 (studi SAUM Kota Medan) denganpembobotan travel time 2012 (data primer 2012).Dari hasil kalkulasi diperoleh pola pergerakan kotaMedan sebagaimana digambarkan dalam Gambar12.

G. Titik-titik Potensi HalteDari ke empat koridor feeder tersebut terdapatbeberapa titik penting yang merupakan titiktransfer/halte. Berikut lokasi titik-titik penting haltekoridor feeder rencana.

H. Arahan KapasitasPerhitungan kapasitas layanan rencanadidasarkan besaran demand yang ada. Dalamdesain digunakan batas nilai kapasitas adalah nilai

Page 12: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

118 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 03/September/2015 | 107 - 120

Gambar 12. Prediksi Bangkitan dan Tarikan Kota Medan 2020.

 

Gambar 13. Potensi Halte Koridor Feeder Martubung-Bayan.

 

Gambar 14. Potensi Halte Koridor Feeder Hamparan Perak-Bayan.

 

Page 13: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

Pengembangan Feeder Transportasi Massal di Kota Medan -

Dwi Widiyanti | 119

Gambar 15. Potensi Halte Koridor Feeder Dr Manshur –Kapten Sumarsono.

 

Gambar 16. Potensi Halte Koridor Feeder Juanda – Perumnas Mandala.

 

maksimum flow yang ada. Perhitungan kapasitasberdasarkan volume rata-rata akan mengakibatkansebagian potensi demand yang ada tidak terangkutatau demand tersebut akan menggunakan ruteangkutan umum lainnya. Dari segi pelayanandesain kapasitas berdasarkan volume maksimumakan memberikan jaminan ketersediaan layananterhadap demand yang ada namun akanmemberikan beban lebih dalam segi biaya

operasionalnya. Dari arahan besaran kapasitastersebut kemudian dihitung besaran armada yangdibutuhkan sehingga secara keseluruhan diperolehhasil sebagaimana dijelaskan dalam tabel 4.

KESIMPULANKesimpulan yang dapat ditarik dari hasil kajian

terhadap beberapa literatur diantaranya adalah bilajalur utama berbasiskan rel (MRT & LRT) maka

Tabel 4. Arahan Kapasitas Feeder Kota Medan 

Panjang (km)

Flow (pax/jam)

Caps (pax/jam)

Headway Jumlah Bis

Max Average Max Min Op Cad Tot Martubung - Brayan

10.7 2.320 1.217 2500 1500 5 14 1 15

Harapan Perak – Brayan

12.0 1.946 1.119 2000 1250 5 15 2 17

Dr. Manshur – Kapt. Sumarsono

7.7 2.628 1.073 3000 1250 5 10 1 11

Juanda – Perumnas Mandala

5.6 1.850 976 2000 1000 5 7 1 8

Page 14: PENGEMBANGAN FEEDER TRANSPORTASI MASSAL DI …

120 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 03/September/2015 | 107 - 120

sistem trunk and feeder menjadi suatu keniscayaan.Bila jalur utama berbasiskan jalan raya, tersedia duaopsi sistem operasi yang dapat diterapkan yaitukonsep direct service atau konsep trunk and feeder.Selain itu, halte/terminal transfer menjadi suatukeharusan dengan adanya konsep trunk and feeder.

Hasil kajian terhadap berbagai literatur mengenaisistem angkutan massal di kota-kota metropolitan dinegara lain tidak banyak yang secara ekspilisitmenjelaskan sistem operasionalnya menerapkankonsep trunk and feeder, tetapi sebagian besarmenerapkan konsep sistem transaksi yang terpaduuntuk berbagai moda angkutan umum perkotaan.

Hampir disemua kota-kota yang menerapkankonsep BRT sebagai bagian dari sistem angkutanmassalnya, menerapkan konsep trunk and feeder(terutama di negara-negara Amerika Latin).

Sistem BRT di Kota Medan baru pada tahapperencanaan strategis, dan belum secara eksplisitmenyatakan akan menerapkan konsep trunk andfeeder.

Sistem jaringan angkutan umumnya di KotaMedan tidak terstruktur dan tumpang tindih sertatidak terintegrasi secara fisik maupun sistem.

Angkutan kereta api yang beroperasi di KotaMedan merupakan bagian dari sistem angkutanmassal regional namun dalam pelaksanaanyasebagian besar berjalan sendiri-sendiri. Seringkaliakses menuju ke stasiun kurang di dukung dari trayek-trayek eksisting yang berhimpitan jalur feeder yangdiusulkan.

SARANProsedur perencanaan pelayanan feeder yang

diusulkan dalam studi ini, perlu dikembangkan lebihlanjut ke tingkat panduan teknis dan operasionalperencanaan.

Perlu dilakukan kajian lebih mendalam terhadapkriteria-kriteria perencanaan angkutan umumperkotaan untuk kota-kota di Indonesia.

Perlu dikembangkan standar kriteria perencanaanangkutan umum yang sesuai dengan karakteristik dankondisi perkotaan Indonesia.

Perlu dikembangkan suatu model yang tepat untukproses retrukturisasi jaringan angkutan umumperkotaan terutama bagi sistem yang sudah beroperasi.

UCAPAN TERIMA KASIHDalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada Pusat Penelitian danPengembangan Manajemen Transportasi Multimodaatas kesempatan yang diberikan sehingga penelitianini dapat diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKABAPPEDA Kota Medan. Rencana Tata Ruang Kota

Medan Tahun 2010-2030. Medan: BAPPEDA KotaMedan, 2009.

Black, Alan. Urban Mass Transportation Planning. NewYork, USA: McGraw-Hill, INC.,1995.

Dinas Perhubungan Kota Medan. Penyusunan TataranTransportasi Lokal (tatralok) Kota Medan. Medan:Dinas Perhubungan Kota Medan, 2008.

Dinas Perhubungan Kota Medan. Studi Sistem AngkutanUmum Massal (SAUM) Kota Medan. Medan: DinasPerhubungan Kota Medan, 2010.

Dodson J., Mees P., Stone J., and Burke M. The Principlesof Public Transport Network Planning: A reviewof the emerging literature with select examples.Urban Research Program Issues Paper 15.Australia: Griffih University, 2011.

Feder, R.C. The Effect of Bus Stop Spacing and Locationon Travel Time. Pittsburgh: Transportation ResearchInstitute, 1973.

Institute for Transport Development & Policy (ITDP). BusRapid Transit Planning Guide. New York: ITDP,2007.

Kementerian Perhubungan. 2002. SK.687/AJ.206/DRJD/2002.

Kementerian Perhubungan RI. 2008. Master PlanJaringan Transportasi.

Kementerian Perhubungan. 2009. UU No.22 Tahun 2009Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

Kementerian Perhubungan RI. Pedoman TeknisPenyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum DiWilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap DanTeratur.Jakarta: Direktorat Jenderal PerhubunganDarat.