Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 1412-3258 PENGELOLAAN SAFEGUARDSDAN AKUNTING BAHAN NUKLIR (ABN) DI MBA RI-D Oleh Ira Ariati,ST Divisi Produksi PT. Batan Teknologi (Persero) ABSTRAK PENGELOLAAN SAFEGUARD dan ABN di MBA RI-D. Berdasarkan Facility Attachment no. 4 dalam Safeguard Agreement under NPT between Indonesia dan IAEA Subsidiary Arrangement, pihak fasilitas pengelola bahan nuklir harus menetapkan tindak lanjut apa saja yang harus dilakukan dalam implementasi safeguard.. PT. BATAN Teknologi (Persero) mempunyai tanggungjawab terkait dengan safeguard bahan nuklir di MBA RI- D. Organisasi Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir (SPPBN) Divisi Produksi PT. BATAN Teknologi (Persero), dibentuk berdasarkan SK Pembentukan Tim Pengawas dan Pengurus Inventory Bahan Nuklir yang dituangkan dalam SK Direksi No. 13/Hk.01/III/2004. ABSTRACT Safeguard coordinating and Nuclear Material Account on Material Balance Area RI-D. According on Facility Attachment No. 4 in Safeguard Agreement under NPT between Indonesian and IAEA Subsidiary Arrangement, the facility must be done anything do in implementation. PT. Batan Teknologi (Persero) have been responsibility in nuclear material safeguard on MBA RI-D. Control of Nuclear Material and Responsibility System Organization (SPPBN), Division of Production of PT. BATAN Teknologi (Persero), depend on Funding Letter of Inspector Team and Nuclear Material Inventory Member on Funding Letter of Director No. 13/Hk.01/III/2004 466
13
Embed
PENGELOLAAN SAFEGUARDS DAN AKUNTING …ansn.bapeten.go.id/files/Pengelolaan_Safeguard_dan_Bahan_Nuklir-Di... · Arrangement, pihak fasilitas pengelola bahan nuklir harus menetapkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
PENGELOLAAN SAFEGUARDSDAN AKUNTING BAHAN NUKLIR
(ABN) DI MBA RID
Oleh
Ira Ariati,STDivisi Produksi PT. Batan Teknologi (Persero)
ABSTRAKPENGELOLAAN SAFEGUARD dan ABN di MBA RID. Berdasarkan Facility Attachment no. 4 dalam Safeguard Agreement under NPT between Indonesia dan IAEA Subsidiary Arrangement, pihak fasilitas pengelola bahan nuklir harus menetapkan tindak lanjut apa saja yang harus dilakukan dalam implementasi safeguard.. PT. BATAN Teknologi (Persero) mempunyai tanggungjawab terkait dengan safeguard bahan nuklir di MBA RID. Organisasi Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir (SPPBN) Divisi Produksi PT. BATAN Teknologi (Persero), dibentuk berdasarkan SK Pembentukan Tim Pengawas dan Pengurus Inventory Bahan Nuklir yang dituangkan dalam SK Direksi No. 13/Hk.01/III/2004.
ABSTRACTSafeguard coordinating and Nuclear Material Account on Material Balance Area RID. According on Facility Attachment No. 4 in Safeguard Agreement under NPT between Indonesian and IAEA Subsidiary Arrangement, the facility must be done anything do in implementation. PT. Batan Teknologi (Persero) have been responsibility in nuclear material safeguard on MBA RID. Control of Nuclear Material and Responsibility System Organization (SPPBN), Division of Production of PT. BATAN Teknologi (Persero), depend on Funding Letter of Inspector Team and Nuclear Material Inventory Member on Funding Letter of Director No. 13/Hk.01/III/2004
466
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
I. PENDAHULUAN
I.1. Umum
Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset (IPEBRR) mengolah bahan baku
uranium dengan pengayaan < 20% berupa UF6 atau larutan uranil nitrat (UN), namun
demikian pemberian umpan tengah berupa serbuk U3O8 atau logam uranium dapat
dilakukan sesuai dengan kebutuhan produksi. Bahan baku tersebut pertamatama diubah
menjadi bahan bakar U3O8, UAlx maupun U3Si2, kemudian difabrikasi menjadi EB dan
atau EK type MTR (Material Testing Reaktor). Untuk menjamin kualitas produk EB dan
EK tersebut, termasuk bahan dan komponen penyusun, pengelolaan produksi di IPEBRR
didasarkan atas suatu sistem Jaminan Kualitas yang dijabarkan ke dalam dokumen
Program Jaminan Kualitas dan berbagai dokumen produksi yang diberlakukan selama
berlangsungya segenap kegiatan yang mempengaruhi produk. Penerapan Program
Jaminan Kualitas secara ketat tersebut tidak terlepas dari tanggungjawab keselamatan
Operasi Reaktor yang akan menggunakan produk EB/EK dari IPEBRR.
Pengelolaan Safeguard dan Akunting Bahan Nuklir (ABN) di MBA RID tidak
terlepas dari UndangUndang No. 8 tahun 1978 yang memuat ratifikasi mengenai
pencegahan penyebaran senjatasenjata nuklir (The Treaty on the Non Proliferation of
Nuclear Weapons), dan sebagai tindak lanjut pada tanggal 14 Juli 1980 telah
ditandatangani perjanjian mengenai penetapan safeguard. Berdasarkan Pasal 7
perjanjian antara Negara Republik Indonesia dan Badan Tenaga Atom Internasional
sebagaimana dimaksud dalam diatas, Indonesia harus mempunyai sistem
pertanggungjawaban dan Pengendalian bahan nuklir yang terkena safeguards.
Berdasarkan pasal 16 huruf e Undangundang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran menetapkan pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir
ditujukan untuk mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir.
Sedangkan berdasarkan pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2000 tentang
Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir, untuk memperoleh izin pemanfaatan bahan nuklir
harus memenuhi persyaratan khusus, yaitu mempunyai Sistem Pertanggngjawaban dan
Pengendalian Bahan Nuklir.
Pembentukan Organisasi Sistem Pertanggngjawaban dan Pengendalian Bahan
Nuklir (SPPBN) Divisi Produksi PT. BATAN Teknologi (Persero) (MBA RID), didasarkan
pada SK Pembentukan Tim Pengawas dan Pengurus Inventory Bahan Nuklir yang
dituangkan dalam SK Direksi No. 13/Hk.01/III/2004, serta diperbaharui dalam SK Direksi
No. 024/Hk.01/VI/2006.
467
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
I.2. Tinjauan Hukum
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 2 Tahun 2005, Tentang
Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir menetapkan antara lain
(Pasal 1) :
Ayat (2) : Daerah Neraca Bahan Nuklir ( Material Balance Area) yang selanjutnya
disingkat MBA adalah daerah di dalam atau di luar fasilitas sedemikian
sehingga dapat ditentukan :
a. Jumlah setiap bahan nuklir yang masuk atau keluar pada setiap MBA, dan
b. fisik bahan nuklir pada setiap MBA sesuai prosedur
Ayat (3) : Tempat Pengukuran Pokok (Key Measurements Points) yang selanjutnya
disingkat KMP adalah tempat dimana bahan nuklir berada dalam bentuk
yang dapat diukur untuk keperluan penentuan alur atau inventori bahan nuklir,
yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada penerimaan dan pengiriman
(termasuk buangan yang terukur) dan tempat penyimpanan di MBA.
Ayat (10) : Bahan Nuklir yang Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan (Material
Unaccounted For) yang selanjutnya disingkat MUF adalah perbedaan jumlah
bahan nuklir antara inventori buku dan inventori fisik.
Ayat (12) : Verifikasi Inventori Fisik (Physical Inventory Verification) adalah setiap
kegiatan yang diselenggarakan untuk memverifikasi catatan Pengurus
Inventory Bahan Nuklir tentang jumlah bahan nuklir dalam masing masing
batch yang terukur maupun berdasarkan perkiraan yang ada pada saat