TUGAS MATA KULIAHSTRATEGI BELAJAR DAN MENGAJAR
MATEMATIKAPENGELOLAAN KELAS DAN INTERAKSI DALAM KELAS
DISUSUN OLEhKELOMPOK
9MISMAWATI:11308502130074NOVIARTI:11308502130081PAULA:11308502130094SEMESTER:
3KELAS: D SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANSTKIP
SINGKAWANGTAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTARDengan segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,dengan ini kami dapatmenyelesaikan makalah kami ini yang
berjudulpengelolaan kelas dan interaksi dalam kelasmakalah ini di
buat sesuai dengan mata kuliahstrategi belajar dan mengajar
matematika. Dengan ini,kami mengucapkan terima kasih banyak kepada
dosen pengampu kami atau dosen pembimbing mata kuliah ini ,
kepada:1.bu maryam,s.pd. dalam mata kuliah strategi belajar dan
mengajar matematika.Dalam makalah kami ini mugkin masih banyak
kekurangannya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,dengan ini
kami minta saran dan kritiknya yang membangun agar dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan kami dalam membahas pengelolaan kelas
dan interaksi dalam belajar mengajar.
Singkawag, 29 september 2014
Penyusun
iDAFTAR ISIHalaman
Judul................................................................................................................iKata
Pengantar..............................................................................................................iiDaftar
Isi.................................................................................................................iii
BAB 1:Pendahuluana.latar
belakang........................................................................................................1b.tujuan
masalah....................................................................................................2c.rumusan
masalah....................................................................................................2BAB
2:Pembahasan1.menjelaskan bentuk-bentuk pengelolaan/manajemen kelas
yang baik..................3-162.menjelaskan bentuk-bentuk
komunikasi dan interaksi dalam
kelas....................16-173.menjelaskan pentingnya pengelolaan
kelas dan interaksi yang baik dalam proses Belajar
mengajar.................................................................................................17-244.memberi
contoh cara pengelolaan kelas yang baik dalam proses
pembelajaran...25-285.kesimpulan bagaimana kelas yang
baik.............................................................28-296.menjelaskan
bentuk-bentuk penilaian
pembelajaran.........................................29-327.menjelaskan
manfaat penilaian sebagai bagian dari pengelolaan
kelas...............32-36.8.menjelaskan cara memberikan motivasi
belajar pada
siswa................................37-389.implementasi pemberian
motivasi dan penilaian pembelajaran dalam kelas..........38BAB
3:Penutup1.a.kesimpulan...................................................................................................39-401.b.daftar
pustaka.......................................................................................................40
iiBAB 1PENDAHULUANa.latar belakang Ruang kelas merupakan salah
satu tempat dimana seorang guru memberikan pelajaran kepada peserta
didiknya. Dalam proses pengajaran, kondisi yang nyaman dan
menyenangkan akan sangat membantu tersampainya materi yang
diajarkan guru kepada siswa. Kondisi yang seperti itu harus
direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja, agar dapat
dihindarkan dari kondisi yang merugikan atau merusak kenyamanan
belajar.Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu
pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan
efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi
dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima
pesan. Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan
oleh guru agar interaksi antara guru dan siswa bisa berjalan dengan
baik dan siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga
pelajaran dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang
guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga
ditentukan oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya.
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi dua jenis keterampilan
yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang
berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efisien.Secara bahasa, evaluasi adalah
terjemahan dari kata evaluation (B. Inggris). Kata evalution
berasal dari value yang berarti nilai. Kata evaluation, dengan
demikian, diterjemahkan juga dengan penilaian. Sehingga antara
penilaian dan evaluasi dapat dipandang sebagai semakna.
1b.tujuan masalahselain itu memenuhi tugas yang berkaitan kepada
kami dalam mata kuliah strategi belajar dan mengajar
matematika,makalah yang kami buat ini dengan tujuan yaitu agar
pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pengelolaan kelas/
manajemen kelas,penilaian dalam pembelajaran dan motivasi belajar
pada siswa serta hal-hal yang terkandung didalam nya
tersebut.dengan tujuan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan
tanggungjawab individu terhadap tingkah laku siswa tersebut dan
kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.Tujuannnya juga dapat
membantu siswa untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan
tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan teguran
dari guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan. c.rumusan
masalah1.mengetahui pengertian pengelolan kelas/manajemen
kelas2.mengetahui tujuan pengelolaan kelas3.mengetahui masalah
dalam pengelolaan kelas4.mengetahui hambatan/prinsip-prinsip dalam
pengelolaan kelas5.mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
pengelolaan kelas6.mengetahui peran guru dalam pengelolaan
kelas7.mengetahui pentingnya pengelolaan kelas,interaksi dan
bentuk-bentuk komunikasi dalam proses belajar mengajar8.mengetahui
contoh cara mengelola kelas yang baik dalam pembelajaran
9.Mengetahui kesimpulan bagaimana kelas yang baik10.mengetahui
bentuk-bentuk penilaian dalam pembelajaran 11.mengetahui
manfaat,fungsi,tujuan penilaian dari pengelolaan kelas12.mengetahui
cara memberikan motivasi belajar pada siswa.13.mengetahui
implementasi pemberian motivasi dalam penilaian pembelajaran dalam
kelas.
2BAB 2PEMBAHASAN1.Pengertian pengelolaan kelas/manajemen kelas
Istilah pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yakni kata
pengelolaan dan kata kelas. Kata pengelolaan memiliki makna yang
sama dengan management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam
bahasa Indonesia menjadi manajemen. Menurut Manulang manajemen
dapat diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada
sumber daya manusia.Pengertian kelas adalah sekelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari
guru.Jadi, secara sederhana pengelolaan kelas berarti kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran sekaligus merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif.Secara umum, manajemen adalah suatu kegiatan untuk
menciptakan dan memertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar di dalamnya mencakup pengaturan siswa dan fasilitas,
yang dikerjakan mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam
kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.Sedangkan
pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi
pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.a. Pengelolaan kelas yang
bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin
sangat diutamakan.b. Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni
pandangan ini menekankan bahwa tugas guru adalah memaksimalkan
perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk
merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat
sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan
anak secara alamiah
c. Pengelolaan kelas yang berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan
tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan
guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan
mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku
yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari
teori penguatan (reinforcement).
3d. Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim
sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini
mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang
secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana
hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa.
e. Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas
merupakan sistem sosial dengan proses kelompok sebagai
intinya.Dalam kaitan ini ,anggapan dasar bahwa pengajaran
berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian,
kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang
amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap
sebagai proses individual. Peranan guru adalah mendorong
berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif.
2.Tujuan pengelolaan kelas yang efektif Adapun tujuan secara
umum dari pengelolaan kelas:1. Agar pengajaran dapat dilakukan
secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.2. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau
kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas, guru
mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang
dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.3. Untuk
memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk
dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa
mendatang.Sedangkan tujuan pengelolaan kelas secara khusus dibagi
menjadi dua yaitu:1. Tujuan untuk siswa:2. Mendorong siswa untuk
mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah lakunya dan
kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.3. Membantu siswa untuk
mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan
kemarahan.4. Membangkitkan rasa tanggungjawab untuk melibatkan diri
dalam tugas maupun pada kegiatan yang diadakan.
4Tujuan untuk guru:1. Untuk mengembangkan pemahaman dalam
penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang
tepat.2. Untuk dapat menyadari akan kebutuhan siswa dan memiliki
kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.3. Untuk
mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku
siswa yang mengganggu.4. Untuk memiliki strategi remedial yang
lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam hubungan dengan
masalah tingkah laku siswa yang muncul didalam kelas.Jadi,
pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam
kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang
memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian,
dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai dan agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan
tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif
dan efisien serta agar setiap guru mampu menguasai kelas dengan
menggunakan berbagai macam pendekatan dengan menyesuaikan
permasalahan yang ada, sehingga tercipta suasana yang kondusif,
efektif dan efisien.Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan
kelas adalah sebagai berikut:1. Mewujudkan situasi dan kondisi
kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok
belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat
menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.3. Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.Tujuan pengelolaan
kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya
terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas
adalah:1. Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar
siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam
kelas.2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar
dan bekerja.53. Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap
serta apresiasi pada siswa.Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah
2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.3.masalah
dalam pengelolaan kelasDalam menangani tugasnya, guru-guru sering
menghadapi permasalahan dengan kegiatan-kegiatan didalam kelas.
Permasalahan ini meliputi dua jenis juga, yaitu yang menyangkut
pengajaran dan yang menyangkut pengelolaan kelas. Guru-guru harus
mampu membedakan kedua permasalahan itu dan menemukan pemecahannya
secara tepat. Amat sering terjadi guru-guru menangani masalah
yangbersifat pengajaran dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan
dan sebaliknya. Misalnya, seorang guru berusaha membuat penyajian
pelajaran lebih menarik agar siswa yang sering tidak masuk menjadi
lebih tertarik untuk menghadiri pelajaran itu, padahal siswa
tersebut tidak senang berada di kelas itu karena dia merasa tidak
diterima oleh kawan-kawannya. Pemecahan seperti ini tentu saja
tidak tepat. Membuat pelajaran lebih menarik adalah permasalahan
pengajaran, sedangkan diterima atau tidak diterima oleh kawan
adalah permasalahan pengelolaan. Untuk dapat menangani
masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus
mampu:a. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan
kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok;b. Memahami
pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah
tertentu.c. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat
untuk memecahkan masalah yang dimaksud.Ada dua jenis masalah
pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan atau individual
dan yang bersifat kelompok. Disadari bahwa masalah perorangan atau
individual dan masalah kelompok seringkali menyatu dan amat sukar
dipisahkan yang satu dari yang lain. Namun demikian, pembedaan
antara kedua jenis masalah itu akan bermanfaat, terutama apabila
guru ingin mengenali dan menangani permasalahan yang ada dalam
kelas yang menjadi tanggungjawabnya.6Masalah pengelolaan kelas
tersebut, yaitu :1. Masalah Individual :Penggolongan masalah
individual ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah laku
manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu
memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya
berguna. Jika seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki
dan rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah laku menyimpang.
Ada empat jenis penyimpangan tingkah laku, yaitu tingkah laku
menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan
memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan
makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik
perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar
kekuasaan. Attention getting behaviors (pola perilaku mencari
perhatian).Seorang siswa yang gagal menemukan kedudukan dirinya
secara wajar dalam suasana hubungan sosial yang saling menerima
biasanya (secara aktif ataupun pasif) bertingkah laku mencari
perhatian orang lain. Tingkah laku destruktif pencari perhatian
yang aktif dapat dijumpai pada anak-anak yang suka pamer,
melawak(memperolok), membuat onar, memperlihatkan kenakalan, terus
menerus bertanya; singkatnya, tukang rewel. Tingkah laku destruktif
pencari perhatian yang pasif dapat dijumpai pada anak-anak yang
malas atau anak-anak yang terus meminta bantuan orang lain. Power
seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan
kekuatan/kekuasaan)Tingkah laku mencari kekuasaan sama dengan
perhatian yang destruktif, tetapi lebih mendalam. Pencari kekuasaan
yang aktif suka mendekat, berbohong, menampilkan adanya
pertentangan pendapat, tidak mau melakukan yang diperintahkan orang
lain dan menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka. Pencari
kekuasaan yang pasif tampak pada anak-anak yang amat menonjolkan
kemalasannya sehingga tidak melakukan apa-apa sama sekali.
Anak-anak ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif
memperlihatkan ketidakpatuhan.
7 Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas
dendam).Siswa yang menuntut balas mengalami frustasi yang amat
dalam dan tidak menyadari bahwa dia sebenarnya mencari sukses
dengan jalan menyakiti orang lain. Keganasan, penyerangan secara
fisik (mencakar, menggigit, menendang) terhadap sesama siswa,
petugas atau pengusaha, ataupun terhadap binatang sering dilakukan
anak-anak ini. Anak-anak seperti ini akan merasa sakit kalau
dikalahkan, dan mereka bukan pemain-pemain yang baik (misalnya
dalam pertandingan). Anak-anak yang suka menuntut balas ini
biasanya lebih suka bertindak secara aktif daripada pasif.
Anak-anak penuntut balas yang aktif sering dikenal sebagai
anak-anak yang ganas dan kejam, sedang yang pasif dikenal sebagai
anak-anak pencemberut dan tidak patuh (suka menetang). Helplessness
(peragaan ketidakmampuan).Siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan
pada dasarnya merasa amat tidak mampu berusaha mencari sesuatu yang
dikehendakinya (yaitu rasa memiliki) yang bersikap menyerah
terhadap tantangan yang menghadangnya; bahkan siswa ini menganggap
bahwa yang ada dihadapannya hanyalah kegagalan yang terus menerus.
Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya
diikuti dengan tingkah laku mengundurkan atau memencilkan diri.
Sikap yang memperlihatkan ketidakmampuan ini selalu berbentuk
pasif.secara tepat pula.2. Masalah Kelompok :Dikenal adanya tujuh
masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas:a.
Kurangnya kekompakanKurangnya kekompakan kelompok ditandai dengan
adanya kekurang-cocokkan (konflik) diantara para anggota kelompok.
Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang berjenis kelamin atau
bersuku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang-kompakan ini.
Dapat dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa tidak kompak akan
beriklim tidak sehat yang diwarnai oleh adanya konflik, ketegangan
dan kekerasan. Siswa-siswa di kelas seperti ini akan merasa tidak
senang dengan kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa
tertarik dengan kelas yang mereka duduki itu. Para siswa tidak
saling bantu membantu.
8b. Kekurang mampuan mengikuti peraturan kelompokJika suasana
kelas menunjukkan bahwa siswa-siswa tidak mematuhi aturan-aturan
kelas yang telah ditetapkan, maka masalah yang kedua muncul, yaitu
kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok. Contoh-contoh
masalah ini ialah berisik; bertingkah laku mengganggu padahal pada
waktu itu semua siswa diminta tenang; berbicara keras-keras atau
mengganggu kawan padahal waktu itu semua siswa diminta tenang
bekerja di tempat duduknya masing-masing; dorong-mendorong atau
menyela waktu antri di kafetaria dan lain-lain.c. Reaksi negatif
terhadap sesama anggota kelompokReaksi negatif terhadap anggota
kelompok terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar yang
dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh
kelompok itu, anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok
atau anggota kelompok yang menghambat kegiatan kelompok. Anggota
kelompok dianggap menyimpang ini kemudian dipaksa oleh kelompok itu
untuk mengikuti kemauan kelompok.d. Penerimaan kelas (kelompok)
atas tingkah laku yang menyimpang.Penerimaan kelompok (kelas) atas
tingkah laku yang menyimpang terjadi apabila kelompok itu mendorong
timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku
menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya. Contoh yang amat
umum ialah perbuatan memperolok-olokan (memperlawakkan), misalnya
membuat gambar-gambar yang lucu tentang guru. Jika hal ini terjadi
maka masalah kelompok dan masalah perorangan telah berkembang dan
masalah kelompok kelihatannya lebih perlu mendapat perhatian.e.
Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang
telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya
meniru-niru kegiatan orang (anggota) lainnya saja.
9Masalah kelompok anak timbul dari kelompok itu mudah terganggu
dalam kelancaran kegiatannya. Dalam hal ini kelompok itu mereaksi
secara berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berarti
atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kelancaran
kegiatan kelompok itu. Contoh yang sering terjadi ialah para siswa
menolak untuk melakukan karena mereka beranggapan guru tidak adil.
Jika hal ini terjadi, maka suasana diwarnai oleh ketidaktentuan dan
kekhawatiran.f. Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah
laku agresif atau protes.Masalah kelompok yang paling rumit ialah
apabila kelompok itu melakukan protes dan tidak mau melakukan
kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun
terselubung. Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang
sesuatu tugas, kehilangan pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau
tugas itu tertinggal di rumah, tidak dapat mengerjakan tugas karena
gangguan keadaan tertentu, dan lain-lain merupakan contoh-contoh
protes atau keengganan bekerja. Pada umumnya protes dan keengganan
seperti itu disampaikan secara terselubung dan penyampaian secara
terbuka biasanya jarang terjadi.4.hambatan dan prinsip-prinsip
dalam pengelolaan kelas1.Hambatan Dalam Pengelolaan Kelas
Dalam pelaksanaan manajemen kelas akan ditemui berbagai faktor
penghambat. Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, dari
peserta didik, lingkungan keluarga ataupun karena faktor
fasilitas.
- Faktor guru
1. Tipe kepemimpinan guru yang otoriter dan kurang demokratis
akan menumbuhkan sikap pasif peserta didik.
2. Format pembelajaran yang monoton akan menimbulkan kebosanan
bagi peserta didik.
3. Kurangnya kepribadian guru, seperti hangat, adil, objektif
dan fleksibel.
4. Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah pengelolaan.
5. Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku
peserta didik dan latar belakangnya.
10- Faktor peserta didik
1. Peserta didik yang selalu mengganggu temannya yang sedang
belajar.
2. Kurangnya sandaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan
haknya.
- Faktor keluarga
1. Peserta didik kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya
dirumah.
2. Kebebasan yang berlebihan atau terlampau dikekang oleh orang
tua mengakibatkan peserta didik melanggar disiplin di kelas.
- Faktor fasilitas
1. Terlalu banyaknya peserta didik dalam kelas.
2. Ruang kelas yang terlalu kecil.
3. Jumlah buku yang kurang atau alat lain yang tidak sesuai
dengan jumlah peserta didik yang membutuhkannya.
2. Prinsip-prinsip dalam Pengelolaan KelasDalam rangka
memperkecil masalah gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip
pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru
untuk mengetahui dan menguasai prinsi-prinsip pengelolaan kelas,
yang di uraikan berikut ini :1. Hangat dan antusiasHangat dan
antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat
dan akrab engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada
tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas2. TantanganPenggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
113. BervariasiPenggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya
mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik mengurangi
munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa yang dsi sebut
diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang
efektif.4. KeluesanKeluesan tingkah laku guru untuk mengubah
strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan
anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.5.
Penekanan pada hal-hal yang positifPada dasarnya, dalam mengajar
dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif, dan
menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang
negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari
kesalahan Yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar6.
Penanaman disiplin diriTujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah
anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena
itu,guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan
mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi,
guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya iku
disiplin berdisiplin dalam segala hal.
5.kekurangan dan kelebihan dalam mengelola kelasSetiap
keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan
muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam
mengelola kelas. Namun kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas
ini akan muncul atau guru merasa kewalahan bila belum memahami
langkah memahami keterampilan ini.
12a. Kekurangan Susah diterapkan Biasanya hanya diterapkan pada
tingkat SMP ke atas Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya
b. Kelebihan Sangat efektif dalampembelajaran Siswa menjadi
sangat nyaman bila ini sukses dilakukan Menjadi pembelajaran yang
nyaman Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada
Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya6.peran guru
dalam pengelolaan kelasPada dasarnya proses belajar mengajar
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di
antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh
karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan
kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan
guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:1 Guru
Sebagai DemonstratorGuru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal
ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang
berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen
si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi
peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang
dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai
demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya
dan contoh bagi peserta didik.2.Guru Sebagai EvaluatorEvaluator
atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena
setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik
kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi
persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa
tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan,
analisis, sintesis (analisis dalam berbagai sudut),
evaluasi.13Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik
untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja
melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran
yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam
melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik
efektif, kognitif dan psikomotorik.Evaluasi dilakukan secara terus
menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi.Evalusi
dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka.3. Guru
Sebagai Pengelola Kelas Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan
ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan
pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas,
agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi
untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai
pengelola kelas: merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi
beberapa sumber pembelajaran dan memotivasi, mendorong, serta
menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa
dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward. Mengawasi segala
sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran4.Guru Sebagai Fasilitator Seorang guru
harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media
yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai
sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang
siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda
oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk
membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk
merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus
dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap
dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas
banyak macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.Secara
umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu:a. Mendorong siswa
mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.b.
Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah
lakunya dengan tata tertib kelas.c. Menimbulkan rasa berkewajiban
melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan
aktivitas kelas.
Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam
pengelolaan kelas yaitu:a) memelihara lingkungan fisik kelasb)
mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa
dalam kelasc) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efesien.
14
Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat
menghambat terjadinya proses pembelajaran yang efesien dan efektif.
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain
menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi
kendala tersebut yaitu:
a) guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap
siswab) guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat
menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan terhenti tiba-tibac)
menghindari ketidaktepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan
atau guru harus tepat waktud) guru harus dapat mengelola waktu
karena berkaitan dengan disiplin diri siswa.e) memberikan
penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak
bertele-tele.Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud
dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.1. Menetapkan
aturan kelas (class routine)Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap
siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh menyalahkan atau membenci
siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik dan buruk
diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya dan
lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk
kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat
proses pembelajaran terutama pada awal pertemuan pembelajaran
sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.2. Memulai
kegiatan tepat waktu (getting started)Dalam memulai suatu materi
pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru maupun siswa
(masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan
kelas) sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang
terbuang banyak.3. Mengatur pelajaran (managing the lesson)Proses
pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar
proses kegiatan berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau
hambatan. Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan
melakukan, penggunaan peralatan, serta mengorganisir pembagian
kelompok, tidak terlalu banyak ceramah sehingga siswa tidak
jenuh.4. Mengelompokkan siswa (grouping the student)Pada saat
membahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok
agar mereka dapat bekerja sama dan tidak individualis.
Kadang-kadang diperlukan adanya ketua kelompok sehingga ketua
tersebut dapat memanage dirinya sendiri dan teman-temannya.155.
Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)Pada akhir pelajaran
diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan
berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa
pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus
membuat klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap
adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan
berikutnya.
7.pentingnya pengelolaan kelas,interaksi/bentuk-bentuk
komunikasi dalam proses belajar mengajar.-pentingnya pengelolaan
kelas dalam belajar mengajarPengelolaan kelas merupakan salah satu
keterampilan penting yang harus dikuasai guru. Pengelolaan
pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran.
Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian
ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu,
penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup
pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.-. Pengertian
Komunikasi.Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin
yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama
dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua
kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa
Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena
untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata
communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi
sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu
dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman.
Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.16B.
Bentuk-bentuk KomunikasiA. Komunikasi intrapesonalKomunikasi
intrapersonal merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan
tujuan untuk berfikir,melakukan penalaran,menganalisis dan
merenung. (Devito 1997:57) Demikian menurut Effendy (1993:57)
tentang pengertian komunikasi intrapersonal atau komunikasi antar
pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri
seseorang.orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun
sebagai komunikan.B.Komunikasi Antarpersonal Komunikasi
antarpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. C. Komunikasi
kelompok 1.komunikasi dalam kelompok besarKomunikasi dalam kelompok
besar (large group,massa atau macro group)Tidaklah selalu sama
dengan komunikasi dalam kelompok kecil meskipun setiap kelompok
besar pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil.hal ini antara
lain dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : Komunikasi dalam
kelompok besar jumlahnya yang besar (ratusan atau ribuan orang) di
mana dalam suatu situasi komunikasi yang sedang berlangsung hampir
tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal
dan personal karna sedikit sekali kemungkinannya bagi komunikator
untuk bertannya jawab.172. Komunikasi kelompok kecil.Komunikasi
kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relative kecil
yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan
mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Contoh :
komunikasi antar manager dengan sekumpulan karyawanD. Komunikasi
massa Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara
institusional dan teknologis dari sebagian besar aliran pesan yang
dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat-masyarakat
industrial .Komunikasi adalah interaksi yang dapat memberikan
pemahaman. Dalam sebuah komunikasi ada proses dan usaha untuk
memahami dan dipahami. Apabila kita bicara, tetapi belum dipahami
oleh orang yang diajak bicara, maka dikatakan belum berkomunikasi.
Itulah hakekat dari komunikasi.Dalam komunikasi terjadi interaksi
dua arah, antara yang berbicara dan yang diajak bicara. Dalam dunia
pendidikan, komunikasi dilakukan oleh guru dengan murid. Untuk
menciptakan komunikasi yang efektif maka berusahalah untuk
menghindari salah persepsi.Ada tiga hal yang perlu dalam
berkomunikasi. Ketiga hal ini merupakan rangkaian yang tak
terpisahkan, yaitu :a. Maksud yang hendak dikomunikasikan Setiap
kali guru hendak berkomunikasi, tentunya ada maksud tertentu.
Apakah itu dalam bentk memberikan pengakuan, bimbingan, maupun
perbaikan. Tentunya itu semua adalah untuk kepentingan anak didik
dengan komunikasi itu terjadi perubahan ke arah yang lebih
baik.
18b. Cara mengomunikasikan Meskipun mempunyai maksud yang baik,
belum tentu komunikasi itu mampu mempengaruhi anak. Cara
mengkomunikasikan masalah sangat menentukan kualitas komunikasi dan
hasil yang diharapkan. Kadang-kadang maksud yang baik tetapi
caranya kurang baik, maka diterima kurang baik. Sebaiknya,
komunikasi dilakukan dengan cara yang baik.c. Maksud bisa
diterimaBila cara komunikasi yang dilakukan oleh guru tepat, maka
maksud yang hendak dikomunikasikan akan dapat diterima. Sebaiknya,
bila cara mengomunikasikan informasi tidak tepat, maka informasi
tidak sampai pada anak.Komunikasi memegang peranan yang amat
penting bagi kesuksesan seorang guru. Guru yang sukses mampu
melakukan komunikasi yang efektif. Hampir setiap saat guru
berkomunikasi dengan guru, teman, maupun orang tua. Komunikasi
dengan siswa akan berbeda dengan sesama guru, dan orang tua.Adapun
beberapa hal yang perlu diketahui ketika berkomunikasi dengan
siswa. Komunikasi tidak selalu dengan bahasa verbal, bisa juga
dilakukan dengan menggunakan bahasa nonverbal, yaitu bahasa tubuh,
diantaranya :a. Ekspresi wajahb. Tatapan matac. Gerak tubuhd.
Intonasi atau nada suara. -INTERAKSI BELAJAR MENGAJARHidup bersama
antara manusia berlangsung di dalam berbagai bentuk perhubungan,
dan di dalam berbagai jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi
di dalam hidup manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup
bersama.
19I.Pengertian Interaksi Belajar MengajarInteraksi terdiri dari
kata inter (antar), dan aksi (kegiatan). Jadi interaksi adalah
kegiatan timbal balik. Dari segi terminologi interaksi mempunyai
arti hal saling melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antar
hubungan. Interaksi akan selalu berkait dengan istilah komunikasi
atau hubungan. Sedang komunikasi berpangkal pada perkataan
communicare yang berpartisipasi, memberitahukan, menjadi milik
bersama.Sardiman AM. mengatakan bahwa dalam proses komunikasi,
dikenal adanya unsur komunikan dan komunikator. Hubungan komunikan
dan komunikator biasanya menginteraksikan sesuatu, yang dikenal
dengan istilah pesan (message). Untuk menyampaikan pesan diperlukan
saluran atau media. Jadi, didalam komunikasi terdapat empat unsur
yaitu: komunikan, komunikator, pesan, dan saluran atau media.Jika
dikaitkan dengan proses belajar mengajar, maka interaksi adalah
suatu hal saling melakukan aksi dalam proses belajar mengajar yang
di dalamnya terdapat suatu hubungan antara siswa dan guru untuk
mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut adalah suatu hal yang telah
disadari dan disepakati sebagai milik bersama dan berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam
kegiatan pengajaran.Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh
individu (siswa), sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang
dilakukan oleh guru sebagai pemimpin belajar. Kedua kegiatan
tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi
hubungan timbal balik (interaksi) antara guru dengan siswa pada
saat pengajaran berlangsung.Dalam pendidikan, interaksi bersifat
edukatif dengan maksud bahwa interaksi itu berlangsung dalam rangka
untuk mencapai tujuan pribadi anak mengembangkan potensi
pendidikan. Jadi, interaksi dalam hal ini bertujuan membantu
pribadi anak mengembangkan potensi sepenuhnya, sesuai dengan
cita-citanya serta hidupnya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
masyarakat dan negara. Dalam interaksi itu harus ada perubahan
tingkah laku dari siswa sebagai hasil belajar. Di mana siswa yang
menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar dan guru
hanya berperan sebagai pembimbing.Jadi, interaksi belajar mengajar
adalah kegiatan timbal balik antara guru dengan anak didik, atau
dengan kata lain bahwa interaksi belajar mengajar adalah suatu
kegiatan sosial, karena antara anak didik dengan temannya, antara
si anak didik dengan gurunya ada suatu komunikasi sosial atau
pergaulan. Sedangkan menurut Soetomo, bahwa interaksi belajar
mengajar ialah hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dan
anak (murid) yang harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat
edukatif (mendidik). Di mana interaksi itu harus diarahkan pada
suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik, yaitu adanya
perubahan tingkah laku anak didik ke arah kedewasaan.Dari
keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi
belajar mengajar yang dimaksud di sini adalah hubungan timbal balik
antara guru dan anak didik guna mencapai suatu tujuan tertentu.
20II.Komponen-komponen dalam Interaksi Belajar MengajarAda
beberapa komponen dalam interaksi belajar mengajar.
Komponen-komponen itu misalnya tujuan, bahan, metode dan alat.
Untuk mencapai tujuan instruksional, masing-masing komponen itu
akan saling merespon dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang
lain. Sehingga tugas guru adalah mendesain dari masing-masing
komponen agar tercipta PBM yang optimal. Guru selanjutnya dapat
mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.Mengenai komponen-komponen tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut:a.TujuanTujuan mempunyai arti
penting dalam kegiatan interaksi belajar mengajar. Tujuan dapat
memberikan arah yang jelas ke mana kegiatan pembelajaran akan
dibawa oleh guru. Tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh guru akan
mempengaruhi jenis metode yang digunakan, sarana prasarana dan
lingkungan belajar mengajarnya.b.Bahan pembelajaranBahan pelajaran
mutlak harus dikuasai guru dengan baik, oleh karena itu guru harus
mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan
pada anak didik. Bahan (materi) itu tentunya dipilih dan
disesuaikan dengan bahan yang dapat menunjang tercapainya tujuan
pengajaran yang ditetapkan.c.Kegiatan Belajar-MengajarKegiatan
belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala
sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam Kegiatan
belajar mengajar. Dalam pengelolaan pengajaran dan pengelolaan
kelas yang perlu diperhatikan oleh guru adalah perbedaan anak didik
pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Interaksi
edukatif yang akan terjadi juga dipengaruhi oleh cara guru memahami
perbedaan individual anak didik. d.MetodeMetode adalah suatu cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru guna
kepentingan pengajaran. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
metode mengajar, yaitu tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya,
anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan
berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan
kuantitasnya serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya
yang berbeda-beda.Adapun metode-metode dalam proses belajar
mengajar antara lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
pemberian tugas dan metode demonstrasi.e.AlatAlat adalah segala
sesuatu yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan interaksi belajar mengajar biasanya dipergunakan
alat material dan non material.
21Agar alat-alat tersebut mencapai tujuan, maka: Pertama harus
dikenal dahulu alat-alat itu sebaik-baiknya, mengerti fungsinya dan
apa yang dapat kita capai dengan alat itu. Kedua, harus jelas
tujuan yang dikehendaki melalui alat tersebut. Ketiga, harus
terampil dalam penggunaannya. Keempat, harus sanggup
memelihara/memanfaatkan alat-alat yang ada.f.Sumber PelajaranBagi
seorang guru harus memiliki banyak sumber-sumber belajar, sebagai
bahan dasar dari materi yang diberikan. Sumber belajar sesungguhnya
banyak sekali, ada dimana-mana ; di sekolah, di halaman, di kota,
di pedesaan, dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran
tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya, serta
kebijakan-kebijakan lainnya. Segala sesuatu dapat dipergunakan
sebagai sumber belajar sesuai kepentingan guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.g.EvaluasiEvaluasi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan
anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar .
Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat
instrumen penggali data tes perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan.
Oleh karenanya menurut Edwin Wand dan W. Brown, bahwa evaluation
refer to the act for process to determining the value of something
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan data-data
yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalammencapai tujuan
yang diharapkan, memungkinkan guru menilai aktivitas atau
pengalaman yang di dapat dan menilai metode mengajar yang
dipergunakan.Dengan demikian jika komponen-komponen itu
direncanakan dan dipersiapkan dengan matang, maka akan mengurangi
hambatan-hambatan yang muncul dalam proses belajar mengajar bahkan
akan lebih memotivasi anak untuk melakukan belajar secara efektif
dan efisien.III. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi interaksi Belajar
MengajarDidalam proses pelaksanaan interaksi belajar mengajar sudah
barang tentu tidak lepas dan beberapa faktor yang
mempengaruhinya.Untuk lebih jelasnya mengenai faktor-faktor
tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini: 1.
Guru/pendidikDidalam proses interaksi belajar mengajar tidak bisa
terlepas dari guru, sebab kegiatan belajar mengajar atau dengan
kata lain kegiatan interaksi belajar mengajar tidak bisa
berlangsung tanpa adanya guru. Dalam hal ini guru merupakan faktor
yang dominan untuk tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran.
Oleh karena itu seorang guru dituntut haruslah bisa menempatkan
dirinya seirama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
22Secara kongkrit tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar
adalah sebagaimana yang dikemukakan dalam buku : Pengantar Didaktik
Metodik Kurikulum PBM1 sebagai berikut: Guru dalam tugasnya
mendidik dan mengajar murid-murid nya adalah berupa membimbing,
memberikan petunjuk, teladan serta bantuan. Kecakapan,
keterampilan, nilai-nilai, norma-norma kesusilaan, kebenaran,
kejujuran, sikap-sikap dan sifat-sifat yang baik serta terpuji dan
lain sebagainya.Dan gambaran di atas terlihat bahwa guru di dalam
proses belajar mengajar dituntut untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik baiknya dalam usaha mentransfortasikan ilmu pengetahuan
kepada anak didiknya agar tujuan pendidikan dan pengajaran dapat
tercapai karena itulah dalam kegiatan mengajar seorang guru harus
memahami jiwa, sifat mental, minat serta kebutuhan anak didiknya,
agar bisa dengan mudah memberikan pengajaran dengan sebaik-baiknya
atau seefektif mungkin.Untuk menunjang pekerjaan guru sebagai
tenaga pendidikan dan pengajaran, diperlukan persyaratan yang harus
dimiliki oleh seorang guru.Adapun persyaratan-persyaratan yang
harus dimiliki adalah:a.Guru harus memiliki ilmu pengetahuanSecara
profesional seorang guru dituntut memiliki sejumlah pengetahuan
yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan/keguruan, seperti ilmu
didaktik/metodik.Disamping itu pula seorang guru harus memiliki dan
menguasai ilmu pengetahuan yang akan diberikan/disampaikan kepada
anak didiknya. Karena dengan semua ini guru akan dapat melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik dan pengajar dengan sebaik-baiknya
didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.b.Guru harus memiliki
keterampilan dalam mengajarYang dimaksud dengan keterampilan dalam
mengajar yakni suatu keterampilan yang memungkinkan seseorang dapat
dengan mudah melakukan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar
didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karena didalam
memilikinya keterampilan mengajar ini diharapkan lebih mempermudah
dalam mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.c. Guru
harus memiliki kepribadianAspek kepribadian merupakan persyaratan
yang cukup penting bagi seorang guru, karena kepribadian inilah
yang menentukan apakah ia seorang pendidik atau pengajar yang baik.
Seorang guru yang memiliki kepribadian yang baik akan memungkinkan
dapat menjadikan anak didiknya sebagai seorang yang baik, begitu
pula sebaliknya guru yang memiliki kepribadian yang buruk akan
memungkinkan bisa menjadikan seseorang yang tidak baik. Dalam
hubungannya dengan masalah kepribadian guru ini di dalam proses
pendidikan dan pengajaran. Kepribadian guru akan lebih besar
pengaruhnya dan pada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak
yang masih dalam usia anak-anak dan masa meningkat remaja. yaitu
tingkat pendidikan dasar dan menengah, karena anak didik pada
tingkat tersebut masih dalam pertumbuhan.d.Guru harus memiliki rasa
tanggungjawabRasa tanggung jawab ini sudah barang tentu hendaknya
harus dimiliki oleh setiap guru, baik pada saat berada di
lingkungan sekolah dan keluarga, sebab tanggung jawab ini nantinya
akan dipertanyakan dihadirat Tuhan Yang Maha Esa.23Peranan guru
dalam interaksi belajar-mengajar antara lain adalah :a. sebagai
fasilitator, ialah menyediakan situasi-kondisi yang dibutuhkan oleh
individu yang belajar.b.sebagai pembimbing, ialah memberikan
bimbingan siswa dalam interaksi belajar, agar siswa mampu belajar
dengan lancar dan berhasil secara efektif dan efisien.c.sebagai
motivator, ialah pemberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat
belajar.d. sebagai organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan
belajar-mengajar siswa maupun guru.e. sebagai manusia sumber,
dimana guru dapat memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh
siswa, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.Adapun kedudukan
guru dalam interaksi belajar-mengajar antara lain ialah
:a.Berfungsi sebagai pengajar, sebagai pengajar seorang guru
diharapkan menyediakan situasi dan kondisi belajar untuk siswa
dalam interaksi belajar-mengajar.b.Berfungsi sebagai pemimpin,
ialah sebagai pemimpin yang demokratis. Sifat ini sangat diharapkan
bagi seorang guru, yaitu bersifat terbuka, mau mendengarkan
pendapat orang lain, keluhan, pikiran, perasaan, ide muridnya,
serta bersedia bekerja sama, saling mengerti dan
toleransi.c.Berfungsi sebagai pengganti orang tua, dalam interaksi
belajar mengajar guru bersikap sebagai orang tua terhadap anaknya,
sehingga interaksi akan berjalan dengan suasana yang menyenangkan
dan intim.2. Anak didik Anak didik adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan. Anak didik adalah unsur manusiawi
yang penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Anak didik sebagai
manusia yang berpotensi perlu dibina dan di bimbing dengan
perantara guru.Anak didik memiliki kedudukan yang menempati posisi
yang menentukan dalam sebuah interaksi. Guru tidak mempunyai arti
apa-apa tanpa kehadiran anak didik sebagai subjek pembinaan. Jadi,
anak didik adalah kunci yang menentukan untuk terjadinya interaksi
edukatif.Abdul Ghofur mengatakan: Faktor anak didik adalah
merupakan salah satu faktor pendidik yang paling penting, mereka
tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan
berlangsung. Oleh karena itu faktor anak didik tidak dapat
digantikan oleh faktor yang lain.
24
8.contoh cara mengelola kelas yang baik
kami berikan 10 tips untuk mendesain manajemen kelas yang
baik.1. Jangan Pernah Menoleransi Keributan Sejak AwalPara guru
seringkali membuat kesalahan dengan memulai tahun ajaran baru
dengan membuat perencanaan kedisiplinan yang longgar. Para siswa
akan dengan mudah memahami situasi dalam setiap kelas dan menyadari
bahwa mereka dapat berbuat sesuka hati mereka dengan aturan minimal
kedisiplinan yang telah Anda tetapkan. Sekali Anda memulai
membiarkan adanya keributan atau kekacauan di dalam kelas, dan Anda
memberikan toleransi atasnya, entah dengan cara mendiamkan mereka,
Anda akan menemukan kesulitan di kemudian hari untuk mengontrolnya.
252. Bagaimanapun juga, menjaga kualitas dan kedisiplinan di kelas
selama satu tahun pelajaran tidak akan pernah mudah, namun akan
lebih sulit membuat Anda menjadi lebih tegas dan disiplin bila Anda
sudah mulai memberikan banyak toleransi pada awal tahun pelajaran.
2. Bersikap AdilPara siswa biasanya memiliki kesan tersendiri
tentang apa yang dianggap adil dan tidak adil. Sebagai Guru, Anda
harus bersikap adil dan fair pada para siswa bila Anda ingin
dihormati. Jika Anda tidak memperlakukan setiap siswa secara sama,
Anda akan dianggap telah berlaku tidak adil, menganakemaskan, pilih
kasih, sedangkan yang lain merasa dianaktirikan. Jika kesan ini
yang muncul, para siswa tidak akan konsisten dan ketat mengikuti
aturan-aturan yang telah Anda tetapkan. Siapapun siswa itu, tidak
peduli dia itu anak yang berprestasi di kelas atau bukan, bila ia
telah melanggar kesepakatan bersama kelas, anak itu tetap harus
memperoleh sanksi atas perilakunya yang indisipliner itu.3. Fokus
pada Materi, Perkecil InterupsiKetika Kelas Anda mengalami
keributan atau kekacauan, Anda harus segera mengatasinya secara
langsung. Usahakan agar dalam kelas Anda terdapat sedikit interupsi
yang memotong jalannya pembelajaran. Misalnya, bila ada beberapa
siswa yang saling omong sendiri, dan Anda sedang mengadakan diskusi
dalam kelas, tanyakan pada salah satu dari mereka pertanyaan yang
terkait dengan materi diskusi agar pembicaraan mereka kembali ke
jalur diskusi kelas.4. Hindari Konfrontasi Langsung dengan
SiswaKetika di kelas ada konfrontasi, antara Anda dan Siswa, di
situ pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Kadang kita ingin
menunjukkan pada seluruh kelas bahwa seseorang di kelas ini telah
melakukan tindakan yang salah, dan kita ingin agar yang lain
belajar dari pengalaman seseorang ini. Tentu, sebagai guru, Anda
berhak untuk menjaga disiplin dan keteraturan di dalam kelas.
Bagaimanapun juga, akan lebih baik bila Anda membereskan persoalan
indisipliner siswa tersebut secara privat, daripada kemudian
membuat siswa tersebut kehilangan muka di hadapan teman-temannya.
Anda perlu mengajak seluruh siswa tetap disiplin dan konsisten
dengan aturan yang telah Anda tetapkan. Dengan menegur secara keras
dan langsung, mungkin siswa lain akan menangkap maksud kedisiplinan
Anda, namun Anda akan kehilangan kesempatan untuk merebut hati
setiap anak di kelas. Anda bisa bersikap lebih bijak dengan meminta
anak tersebut menemui Anda di luar jam pelajaran, dan tetap
mengajak siswa tersebut konsentrasi pada pelajaran yang sedang
dibahas.
265. Kelola Kelas dengan Sedikit HumorKadang kala humor
diperlukan untuk mengajak para siswa kembali ke jalur pembelajaran
di kelas. Namun untuk ini, Anda perlu belajar membedakan antara
humor yang tepat sasaran dan mendidik, dan humor yang kasar.
Kadangkala guru mencampuradukkan keduanya. Sementara humor yang
sehat dan baik bisa membuat suasana kelas mencair dan mereka bisa
dengan mudah diajak kembali ke pokok bahasan, sarkasme atau
kata-kata kasar yang keluar akan merusak hubungan Anda dengan
siswa. Gunakan kecerdasan emosional Anda untuk menilai apakah humor
yang Anda luncurkan itu sebagai sesuatu yang memang lucu atau
mengejek. Kadang Anda perlu memikirkan bahwa apa yang oleh orang
lain mungkin dianggap lucu, sedangkan bagi yang lain mungkin
dianggap sebagai penghinaan. Membuat humor yang tepat memang tidak
mudah.Namun Anda akan terbiasa bila belajar dari pengalaman Anda.6.
Beri Tuntutan yang Tinggi pada SiswaAnda mesti memberikan tuntutan
yang tinggi pada siswa, bahwa mereka akan bersikap baik dan
disiplin, bukan malah melanggar disiplin. Tunjukkan keyakinan Anda
ini melalui cara bicara Anda pada siswa. Ketika Anda memulai
pelajaran, jelaskan pada mereka apa yang Anda tuntutkan dari mereka
dalam pelajaran kali ini. Misalnya, Anda bisa mengatakan, selama
pembahasan di dalam kelas, saya mengharapkan kalian untuk
pertama-tama mengangkat tangan, saya persilakan bicara, dan baru
kalian berbicara. Saya juga mengharapkan kalian menghargai pendapat
teman-teman yang lain dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh
teman yang lain.7. Siapkan Bonus MateriAdanya waktu kosong
merupakan sesuatu yang harus dihindari oleh para guru. Dengan
membiarkan para siswa memiliki waktu luang untuk berbicara sendiri
setiap hari, Anda telah memberikan kesan pada para siswa tentang
penguasaan materi akademik dan subjek yang Anda ampu. Untuk
menghindari ini, buatlah desain pembelajaran tambahan sebagai bonus
(overplan). Tulislah kegiatan tambahan dalam lesson plan hanya
untuk berjaga-jaga pada saat materi utama yang Anda harus jelaskan
pada siswa sudah selesai dalam waktu singkat. Ketika Anda memiliki
banyak materi yang perlu diajarkan, Anda tidak akan pernah
kelebihan waktu dan Anda terhindar dari adanya waktu luang siswa.
Anda juga bisa membuat semacam latihan kecil untuk waktu luang yang
kemungkinan tersisa saat Anda mengajar.8. Tetaplah KonsistenSalah
satu hal terburuk yang dapat Anda lakukan sebagai guru adalah tidak
menerapkan aturan yang telah disepakati bersama secara konsisten.
Misalnya, suatu hari Anda membiarkan perilaku indisipliner yang
dilakukan siswa, di hari lain, Anda menegur dan memberi sanksi pada
siswa saat melakukan pelanggaran kecil. Jika ini terjadi, Anda
tidak akan dihormati lagi oleh para siswa. Siswa Anda memiliki hak
untuk mengharapkan Anda bersikap konsisten setiap hari. Tidak boleh
ada tempat untuk sikap angin-anginan, tergantung pada mood dalam
menegakkan disiplin siswa. Sekali Anda kehilangan rasa hormat dari
para siswa, mereka akan mengabaikan Anda dan tidak akan membuat
Anda nyaman mengajar.
279. Buatlah Aturan yang dapat DimengertiAnda perlu menyeleksi
aturan-aturan yang Anda terapkan di kelas. Sebab tidak ada seorang
pun yang dapat mengikuti secara konsisten banyak aturan. Anda juga
harus membuat mereka mengerti dan memahami peraturan secara jelas.
Siswa perlu memahami apa saja aturannya dan apa saja yang tidak
dapat diterima dalam aturan tersebut. Selain itu, Anda juga harus
membuat siswa memahami dan mengerti sanksi-sanksi yang akan
diterapkan bila siswa melanggar aturan-aturan tersebut.10. Selalu
Mulai Hari dengan Semangat BaruAnda harus memiliki semangat baru
setiap kali mengajar. Memiliki semangat baru tidak berarti bahwa
Anda mengabaikan pelanggaran-pelanggaran sebelumnya. Pelanggaran
tetaplah pelanggaran yang harus diberi sanksi. Namun demikian, Anda
tidak perlu setiap kali menegaskan apa yang Anda harapkan dalam
diri siswa terutama terkait dengan kedisiplinan setiap kali Anda
mengajar. Anda juga perlu menghindari pemikiran yang stereotip.
Misalnya, Anton sudah seminggu ini setiap hari selalu datang
terlambat. Ini tidak berarti bahwa hari ini dia akan datang
terlambat. Sikap baru ini akan membuat Anton tidak merasa terancam
dan Anda tidak akan merasa bahwa kelas Anda pasti akan terganggu
lagi dengan keterlambatannya. Selalu memiliki sikap positif dan
mengajak siswa juga berpikir positif akan membantu Anda membangun
suasana belajar di kelas yang positif.9.kesimpulan Kelas yang
baikKelas yang baik adalah yang tentram,damai,sejahtera,rapi dan
bersih.Kelas yang ribut juga bukan berarti tidak teratur, metode
belajar aktif terkadang juga membuat kelas menjadi gaduh. Namun
tingkat kebisingan di kelas baik bisa dengan cepat disesuaikan
dengan kebutuhan guru dan siswa. Berikut ini beberapa tips yang
berguna untuk meredakan suasana ribut di kelas anda. Apabila anda
ingin menggunakan strategi dibawah ini lakukanlah dulu kesepakatan
dengan siswa anda dikelas.1. Sudahkan anda mempunyai standar
kebisingan dikelas anda?2. Ajarkan lah siswa untuk bersuara indoor
dan outdoor3. Ide dari saya buatlah replika skala seperti
thermometer dari kertas yang berisi skala keributan dikelas. Tempel
didepan kelas lalu turunkan sesuai kehendak anda saat siswa anda
minta diam.4. Hindari mengetuk-ngetuk papan tulis atau white board
saat mendiamkan siswa.5. Gunakan strategi ini, angkat tangan anda
sambil bersikap diam. Mintalah siswa melakukan hal yang sama. Saya
jamin kelas anda akan tenang, lakukan berulang bila anda ingin
siswa anda diam.6. Hindari berteriak untuk mendiamkan siswa.
Teriakan anda hanya akan menambah kebisingan yang sudah
terjadi.
287. Jangan menggunakan suara sssssssshhhhhhhhhh.! Saat
mendiamkan siswa. Alas annya sama dengan point no 68. Lakukan
permainan tepuk, biarkan mereka mengikuti irama tepuk anda.
Perhatian mereka akan beralih dan mengikuti tepuk anda.9. Lakukan
permainan Hai atau Halo, saat kelas anda ribut sapalah mereka hai!
ajarkan mereka untuk menjawab Halo ... Dengan demikian perhatian
mereka akan tertuju pada anda.10. Ucapkan kata terima kasih pada
siswa yang sudah siap mendengarkan anda. Misalnya terima kasih
Kevin, terima kasih Adam dst11. Berjalanlah saat di dalam kelas dan
berinteraknsi lah denga semua siswa.10.bentuk-bentuk penilaian
dalam pembelajaranHal- hal yang perlu dinilaiSekalipun anda
menggunakan hasil penilaian diri anda terhadap siswa untuk evaluasi
formatif dari cara pengajaran anda atau sebaliknya, memberikan
hasil ini kepada orang lain yang akan menggunakannya sebagai fakta
untuk evaluasi sumatif, anda tetap harus memutuskan apa yang akan
dinilai. Ingat lagi, jika anda dapat mengingat ikambali pelajaran
lalu, di bab 5 dibahas hal- hal yang harus dinilai. Ingatlah bahwa
faktor kunci yang menentukan apa yang harus anda nilai dalam kelas
adalah putusan pendidikan yang harus anda buat. Untuk keperluan
evaluasi formatif, anda harus berifikir melalui diri anda bukti
seperti apa yang anda perlukan. Tentunya anda akan mengetahui
seberapa banyak yang telah dipelajari siswa anda.Anda juga harus
serius dalam mempertimbangkan pengaruh penilaian terhadap siswa.
Penilaian secara afektif merupakan bagian dari perangkat kecil
dalam keputusan mengenai siswa secara individu karena, seperti yang
telah dilihat di bab 10, pengukuran tersebut .
2911.manfaat,tujuan,dan fungsi penilaian dalam pengelolaan
kelasA.Pengertian Penilaian KelasPenilaian kelas merupakan suatu
kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang
pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang
mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data
sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi
penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis
kompetensi.Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung
dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur, teknik dan alat
penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Oleh
sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan
penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam
hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan
tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil
kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.Penilaian kelas
merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui
berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test),
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan
hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam
suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil
belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan
dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki
peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik
tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa
yang diharapkan.
30
B. Manfaat Penilaian Kelas Manfaat penilaian kelas antara lain
sebagai berikut:1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik
agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian
kompetensi. 2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan
pengayaan dan remedial. 3. Untuk umpan balik bagi guru dalam
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan.4. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan
pembelajaran.5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan
komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. 6. Untuk memberi
umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam
mempertimbangkan konsep penilaian kelas.
C.Fungsi Penilaian KelasPenilaian kelas memiliki fungsi sebagai
berikut: 1.Memberikan informasi sejauhmana seorang peserta didik
telah menguasai suatu kompetensi.2.Mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan). 3.Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi
yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis
yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti
remedial atau pengayaan.4. Menemukan kelemahan dan kekurangan
proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses
pembelajaran berikutnya. 5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah
tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
31
MANFAAT PENILAIAN PEMBELAJARAN
a. Manfaat penilaian bagi guru1. Dengan melaksanakan penilaian,
guru akan memperoleh data tentang kemajuan belajar siswa.2. Guru
akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau
tidak dengan kemampuan siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan
untuk menentukan materi pelajaran selanjutnya.3. Dengan
melaksanakan penilaian guru akan dapat mengetahi apakah metode
mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.4. Hasil
penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk merlaporkan kemajuan
belajar siswa kepada orang tua/wali siswa.
b. Manfaat penilaian bagi siswa1. Hasil penilaian dapat menjadi
pendorong siswa agar belajar lebih giat.2. Hasil penilaian dapat
dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan belajarnya.3. Hasil
penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang
dilaksanakannya sudah tepat atau belum.
c. Manfaat Penilaian bagi Lembaga/SekolahHasil penilaian dapat
dimanfaatkan sekolah untuk mengetahui apakah kondisi belajar
mengajar yang dilaksanakan sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum.Hasil penilaian merupakah data yang dapat dimanfaatkan
sekolah untuk merencanakan pengembangan sekolah pada masa yang akan
datang.Hasil penilaian merupakan bahan untuk menetapkan kebijakan
dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. Tujuan Evaluasi Hasil
Belajar (Pendidikan)1. Tujuan Umuma) Untuk menghimpun data tentang
taraf kemajuan dan perkembangan peserta didik, setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sampai
di mana keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan kurikuler). b)
Untuk mengetahui efektifitas metode pengajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
322. Tujuan Khususa) Untuk merangsang peserta didik dalam
program pembelajaranb) Untuk mencari faktor keberhasilan dan
kegagalan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.12.cara
memberi motivasi belajar pada siswamotivasi belajar siswa merupakan
hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar
siswa. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru
untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi belajar
siswanya. Meminjam pemikiran dari USAID DBE3 Life Skills for Youth,
berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk
memotivasi siswa di dalam kelas.1. Gunakan metode dan kegiatan yang
beragam Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa
menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa yang
bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan
membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba
sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang
bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran,
debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi,
studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok
kecil2. Jadikan siswa peserta aktifPada usia muda sebaiknya diisi
dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang,
mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah.
Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan
minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode
belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi
penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam
belajar. Jangan berikan berikan jawaban apabila tugas tersebut
dirasa sanggup dilakukan oleh siswa3. Buatlah tugas yang menantang
namun realistis dan sesuaiBuatlah proses belajar yang cocok dengan
siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat
melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun
realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup
berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik
mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang
gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.
334. Ciptakan suasana kelas yang kondusifKelas yang aman, tidak
mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar
sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila
siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka
dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka
cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.5. Berikan
tugas secara proporsionalJangan hanya berorientasi pada nilai dan
coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan
pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal
tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi
standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal.
Gunakan mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk memberikan
komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan
kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan
komentar Anda secara jelas. Berkan kesempatan bagi siswa untuk
memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan
mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan
Anda.6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai
hasilArahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses
belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas.
Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau
perkembangan mereka.7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses
dalam belajarJangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar.
Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka
yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.8.
Hindari kompetisi antarpribadi Kompetisi bisa menimbulkan
kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan
sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan
kecendrungan untuk membanding-bandingan antara siswa satu dengan
yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa. Ciptakanlah
metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.9.
Berikan MasukanBerikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas
mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar.
Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif
dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun
kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa
seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.3410. Hargai
kesuksesan dan keteladanan Hindari komentar negatif terhadap
kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda, akan
lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan
kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan
sukses bagi siswa Anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh
dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.11.
Antusias dalam mengajarAntusiasme seorang guru dalam mengajar
merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri
siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa
akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik,
percaya diri dan antusias di depan kelas.12. Tentukan standar yang
tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswaStandar yang diharapkan
oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan
terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda
mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar dan
memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak
mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu
memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru
Anda harus menggunakan kesempatan agar seluruh siswa memiliki
motivasi yang tinggi.13. Pemberian penghargaan untuk
memotivasiPemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin
efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak kecil) namun metode
ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi menciptakan
kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan
motivasi internal.14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh
siswa dalam kelasBuatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan
kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini akan membagi
pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa
dengan seluruh siswa di kelas tersebut.15. Hindari penggunaan
ancamanJangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman
ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman untuk memberi
nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu mereka
mengambil jalan pintas (mencontek).
3816. Hindarilah komentar burukGunakanlah komentar yang positif
dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan
performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang
negatif kepada para siswa di kelas Anda berkaitan dengan prilaku
dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam menggunakan
kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati,
kepercayaan diri siswa Anda akan mudah jatuh.17. Kenali minat
siswa-siswa AndaPara siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun
mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah siswa
Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa
minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah
berbagai contoh dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan
minat mereka untuk membuat mereka tetap termotivasi dalam
belajar.18. Peduli dengan siswa-siswa AndaPara siswa akan
menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki
perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai
layaknya manusia normal dan mendapatkan perhatian yang
selayaknya/sepantasnya.
13.implementasi pemberian motivasi dalam penilaian pembelajaran
dalam kelasPemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan
segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang
sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar
diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian. Ajakan
Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang
dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang dianggap
berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan
mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan
memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses
pembelajaran. Pengertian motivasi menurut kamus bahasa indonesia
adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar untuk melakukan tindakan, tujuan tertentu.Menurut E.
Kusmana Fachrudin (2000:44) motivasi dibedakan atas dua golongan
yaitu :
1. Motivasi Asli. Motivasi asli adalah motivasi untuk berbuat
sesuatu atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang muncul secara
kodrati pada diri manusia.2. Motivasi Buatan. Motivasi buatan
adalah motivasi yang masuk pada diri seseorang baik usaha yang
disengaja maupun secara kebetulan.
36Sejalan dengan pendapat Irianto (1997:247), motivasi eksternal
adalah setiap pengaruh dengan maksud menimbulkan, menyalurkan atau
memelihara perilaku manusia. Dipertegas oleh Mulia Nasution
(2000:11), motivasi dari luar adalah pembangkit, penguat, dan
penggerak seseorang yang diarahkan untuk mencapai tujuan.Dari
beberapa pendapat diatas maka, jelas motivasi merupakan faktor yang
berarti dalam mendorong seseorang untuk menggerakkan segala potensi
yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi serta meningkatkan
semangat sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
C. MOTIVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN
Motivasi yang sengaja dibentuk oleh orang luar dalam hal ini
guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Pemberian Penghargaan. Dengan pemberian penghargaan ini dapat
besifat positif karena dapat menumbuhkan inisiatif,
kemampuan-kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang
sehat, pemberian penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak
selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa
pujian-pujian dan hadiah-hadiah im-material.
2. Pemberian Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap
siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk
motivasi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi
belajar diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian.
Sebagaimana yang dijelaskan Dimyati dan Mudjiono (2002:42)
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perhatian dan motivasi
pembelajaran yaitu perhatian merupakan peranan penting dalam
kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi
terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin adanya
pembelajaran. Perhatian akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan pelajaran
dirasakan sebagai suatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar
lebih lanjut atau diperlukan sehari-hari akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak
ada, maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
3. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan
yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang
dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan
mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan
memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses
pembelajaran.Selain hal-hal diatas, untuk membangkitkan motivasi
yang efektif adalah melalui prnsip-prinsip motivasi dalam belajar.
Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu, oleh karena itu guru
memberikan penguatan bahwa siswa pasti bisa.
37
Prinsip-prinsip motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut
:
1. Kebermaknaan. Siswa akan termotivasi untuk belajar jika
kegiatan dan materi belajar dirasa bermakna bagi dirinya.
Keberadaan lazimnya terkait dengan bakat, minat, pengetahuan, dan
tata nilai siswa.2. Pengetahuan dan keterampilan Prasyarat. Siswa
akan dapat belajat dengan baik jika dia telah menguasai semua
prasyarat baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh
karena itu, siswa akan menggunakan pengetahuan awalnya untuk
menafsirkan informasi dan pengalamannya. Penafsiran itu akan
membangun pemahaman yang dipengaruhi oleh pengetahuan awal itu.
Dengan demikian, guru perlu memahami pengetahuan awal siswa untuk
dikaitkan dengan bahan yang akan dipelajarinya. Sehingga membuat
belajar menjadi lebih mudah dan bermakna.3. Model. Siswa akan
menguasai keterampilan baru dengan baik jika guru memberikan contoh
dan model untuk dilihat dan ditiru.4. Komunikasi Terbuka. Siswa
akan termotivasi untuk belajar jika penyampaian dilakukan secara
terstuktur sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa
sehingga pesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat.5.
Keaslian dan Tugas yang Menantang. Siswa akan termotivasi untuk
belajar jika mereka disediakan materi, kegiatan baru atau gagasan
murni/asli (novelty) dan berbeda. Kebaruan atau keaslian gagasan
akan menambah konsentrasi siswa pada pembelajaran. Hal ini
berpengaruh pada pencapaian hasil belajar. Konsentrasi juga dapat
bertambah bila siswa menghadapi tugas yang menantang dan sedikit
melebihi kemampuan. Sebaliknya bila tugas terlalu jauh dari
kemampuan, akan terjadi kecemasan, dan bila tugas kurang dari
kemampuan akan terjadi kebosanan.6. Latihan yang Tepat dan Aktif.
Siswa akan dapat menguasai materi pembelajaran dengan efektif jika
KBM memberikan kegiatan latihan yang sesuai dengan kemamapuan siswa
dan siswa dapat berperan aktif untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.7. Penilaian Tugas. Siswa akan memperoleh pencapaian
belajar yang efektif jika tugas dibagi dalam rentang waktu yang
tidak terlalu panjang dengan frekuensi pengulangan yang tinggi.8.
Kondisi dan Konsekuensi yang Menyenangkan. Siswa akan belajar dan
terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman
dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa. Belajar
melibatkan perasaan. Suasana belajar yang menyenangkan sangat
diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan
dalam keadaan tertekan. Perasaan senang biasanya akan muncul bila
belajar diwujudkan dalam bentuk permainan khususnya pendidikan usia
dini. Selanjutnya bermain dapat dikembangkan menjadi eksperimentas
yang lebih tinggi.9. Keragaman Pendekatan. Siswa akan belajar jika
mereka diberi kesempatan untuk memilih dan menggunakan berbagai
pendekatan dan stategi belajar. Pengalaman belajar tidak hanya
berorientasi pada buku teks tetapi juga dapat dikemas dalam
berbagai kegiatan praktis seperti proyek, simulasi, drama dan atau
penelitian/pengujian.10. Mengembangkan Beragam Kemampuan. Siswa
akan belajar secara optimal jika pelajaran disajikan dapat
mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis matematis,
bahasa, musik, kinestetik, dan kemampuan inter maupun intra
personal. Tiap siswa memiliki lebih dari satu kecerdasan yang
meliputi kecerdasan : musik, gerak badan (kinestetik),
logika-matematika, bahasa, ruang, intra pribadi, dan antar
pribadi.38BAB 3PENUTUP1.a.kesimpulanKomunikasi efektif dalam
pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik,
dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif
dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif.Pada dasarnya kegiatan pembelajaran itu
sendiri merupakan proses interaksi antara guru dan siswa. Salah
satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan
pembelajaran adalah proses pelaksanaannya. Pengajaran berintikan
interaksi antar guru dengan siswa atau sebaliknya antara siswa
dengan guru dalam proses belajar mengajar. Proses interaksi ini,
guru melakukan kegiatan mengajar dan siswa belajar. Kegiatan
mengajar dan belajar ini, bukan merupakan dua hal yang terpisah
tetapi bersatu, dua hal yang menyatukannya adalah interaksi
tersebut.
Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan
cara-cara atau pendekatan-pendekatan tertentu sehingga siswa merasa
nyaman dan optimal selama pembelajaran.Pengelolaan kelas bertujuan
untuk: mengembangkan kemampuan siswa semaksimal mungkin baik secara
individual maupun kelompok membantu mengatasi hambatan siswa
membantu siswa belajar sesuai dengan tingkat emosional dan
intelektualnya di dalam kelas dengan penyediaan fasilitas sebaik
mungkin membina dan membimbing siswa sesuai dengan keadaan dan
latar belakang siswa menciptakan suasana sosial yang berimbang,
disiplin, tertib, perkembangan intelektual, emosional, sikap, dan
apresiasi siswa sehingga tercapai tujuan pengajaran secara
efektif.
39Sebagai guru memang perlu mengerti bagaimana cara mengelola
kelas. Mengasah kemampuan dalam mengelola kelas dapat melalui dua
cara yaitu melalui pengalaman dan melalui belajar. Maksud dari
melalui belajar yaitu menyadari kekurangan dalam mengelola kelas
dan merasa untuk belajar kembali, misalnya belajar dari guru lain,
membaca referensi mengenai kiat-kiat mengajar, mengikuti pelatihan,
dan mengembangkan keterampilan.
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari keterampilan ini adalah sangat efektif dalam
pembelajaran, siswa menjadi sangat nyaman bila sukses dilakukan,
menjadi pembelajaran yang nyaman, siswa menjadi cepat menanggapi
setiap pembelajaran yang ada, guru menjadi enak dalam melanjutkan
materi selanjutnya. Sementara kekurangan dari keterampilan ini
adalah susah diterapkan, biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP
ke atas, perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru, dan senantiasa
fokus pada kelas dan segala permasalahannya.
1.b.daftar pustakaTim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, 2002.Lestari G,
Komunikasi yang Efektif, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara,
2003.Suranto, Komunikasi Perkantoran, Yogyakarta : Media Wacana,
2005.Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi ; Teori dan Praktek,
Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993.
Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, JP Books : Surabaya,
2010, 152.
http://www.masbied.com/2012/12/14/interaksi-dalam-pembelajaran-melalui-model-pembelajaran-kooperatif/#more-123564.
40