PENGAWASAN MUTU DAN PENGUKURAN KUALITAS KADAR LEMAK BERBAGAIPRODUK PANGAN OLEH BALAI BESAR PENGAWASANOBAT DAN MAKANAN (BBPOM) SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat - syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : JOSHUA BIANTORO 15.I1.0134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGAWASAN MUTU DAN PENGUKURAN KUALITAS KADAR LEMAK BERBAGAIPRODUK PANGAN OLEH BALAI BESAR PENGAWASANOBAT
DAN MAKANAN (BBPOM) SEMARANG
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat - syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pangan
Oleh :
JOSHUA BIANTORO
15.I1.0134
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENGAWASAN MUTU DAN PENGUKURAN KUALITAS KADAR LEMAK
BERBAGAI PRODUK PANGAN OLEH BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT
DAN MAKANAN (BBPOM) SEMARANG
Oleh :
Joshua Biantoro
NIM : 15.I1.0134
Program Studi : Teknologi Pangan
Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang
pengujian pada tanggal :
Semarang, 4 Juni 2018
Fakultas Teknologi Pertanian
Program Studi Teknologi Pangan
Universitas Katolik Soegijapranata
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
Dra. Rosyidah, Apt. Dr. B. Soedarini, M.P.
Dekan
Dr. R. Probo Yulianto Nugrahedi, S.TP., MSc.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan rasa terimakasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat dipermudah dan dilancarkan dalam
penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini, dengan judul “Pengawasan Mutu Dan
Pengukuran Kualitas Kadar Lemak Berbagai Produk Pangan Oleh Balai Besar
Pengawasan Obat Dan Makanan (BBPOM) Semarang”. Laporan Kerja Praktek ini
merupakan suatu bentuk dari tanggung jawab penulis yang dibuat dan diselesaikan di
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang untuk memenuhi
syarat meraih gelar Sarjana Teknologi Pangan.
Selama dilaksanakannya Kerja Praktek serta penulisan laporan ini, penulis dapat
memperoleh suatu wawasan yang baru mengenai dunia kerja dan berbagai pengetahuan
diluar dari teori yang diajarkan dalam masa perkuliahan. Dan tentu saja ada banyak
pihak yang berkontribusi dalam membantu penulis menyelesaikan laporan Kerja
Praktek ini, sehingga dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Dr. R. Probo Yulianto Nugrahedi, S.TP., MSc. selaku Dekan Fakultas
Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata yang telah memberi izin kepada
penulis untuk melaksanakan kegitan Kerja Praktek.
2. Ibu Dr. B. Soedarini, M.P. selaku Dosen pembimbing Kerja Praktek Fakultas
Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata yang telah membimbing dan
membantu dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini.
3. Ibu Dra. Rosyidah, Apt., selaku pembimbing lapangan Balai Besar Pengawasan
Obat dan Makanan selama Kerja Praktek berlangsung.
4. Ibu Meiliana, S.Gz., M.S. selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Fakultas
Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata yang telah memandu hingga
persyaratan untuk mengikuti kegiatan Kerja Praktek terpenuhi.
5. Ibu Tatik, Ibu Anik, Ibu Fina, Ibu Ema, Ibu Ririn, Ibu Tika, Mas Rangga, Ibu
Nancy, Ibu Nonik, Ibu Dyas, Ibu Yuli, Ibu Ning, Ibu Putik, Pak Tirta, Ibu Ida, Ibu
Nur serta karyawan – karyawan lainnya yang ada di Laboratorium Pangan dan
Bahan Berbahayaserta Laboratorium Mikrobiologi yang sudah membantu dan
iii
membimbing penulis dalam memberi wawasan serta memberi pengarahan selama
Kerja Praktek.
6. Selvi, Milly, dan Putri yang merupakan teman seperjuangan selama Kerja Praktek
di Balai BesarPengawas Obat dan Makanan Semarang yang telah menemani dan
memberi dukungan dalam melaksanakan kegiatan Kerja Praktek serta dalam
pembuatan laporannya.
7. Orang Tua, kakak, dan segenap keluarga yang senantiasa mendukung dan
mendoakan penulis dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek.
8. Tidak lupa juga untuk teman – teman dan pihak lain yang namanya tidak dapat
disebutkan satu persatu atas dukungan, bantuan, serta semangat yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya laporan ini.
Penulis sangat menyadari adanya banyak kekurangan yang ada dalam penulisan laporan
Kerja Praktek ini, sehingga berbagai macam kritik maupun saran yang diberikan akan
sangat membantu penulis dalam memperbaiki kekurangan penulis, sehingga penulis
dapat menjadi lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih dan berharap agar
laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yang
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 11.2. Tujuan ................................................................................................................ 11.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek .................................................................. 21.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 2
2. PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................................... 32.1. Sejarah Badan POM ........................................................................................... 32.2. Visi dan Misi ...................................................................................................... 3
2.2.1. Visi ............................................................................................................. 32.2.2. Misi ............................................................................................................. 3
2.3. Budaya Organisasi Badan POM ........................................................................ 42.4. Lokasi Perusahaan ............................................................................................. 42.5. Struktur Organisasi Balai Besar POM Semarang .............................................. 4
3. TUGAS BALAI BESAR POM DALAM PENJAMINAN PRODUK PANGAN ... 63.1. Kegiatan di Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya ................................. 63.2. Kegiatan di Laboratorium Mikrobiologi ............................................................ 9
4. ANALISA KADAR LEMAK PADA PRODUK PANGAN BAKSO SAPI .......... 114.1. Sampel Produk ................................................................................................. 114.2. Analisa Kadar Lemak ...................................................................................... 124.3. Hasil Pengamatan ............................................................................................ 13
5. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 146. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 21
Tabel 1. Syarat Mutu Bakso Daging .............................................................................. 12Tabel 2. Hasil Pengamatan Analisa Kadar Lemak Bakso Sapi ...................................... 13
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar POM ............................................................ 5Gambar 2. Memasukan Sampel pada Digestion Vessel ................................................. 16Gambar 3. Menutup Hydrotherm ................................................................................... 16Gambar 4. Monitoring Tahapan Hydrotherm ................................................................. 16Gambar 5. Memasukkan Sampel Ke dalam Funnel ....................................................... 17Gambar 7. Pengeringan Kertas Saring ........................................................................... 17Gambar 6. Ekstraksi dengan Soxtherm .......................................................................... 17Gambar 8. Thimble Masuk Ke Dalam Oven .................................................................. 20Gambar 9. Thimble Masuk Desikator ............................................................................ 20Gambar 10. Penimbangan Thimble ................................................................................ 20Gambar 11. Foto Bersama (Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya) ................... 25Gambar 12. Foto Bersama (Laboratorium Mikrobiologi) .............................................. 26
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, maka semakin berkembang pula industri – industri pangan
yang ada di Indonesia, bahkan tidak hanya dalam skala industri, namun juga banyak
sekali produk pangan non-industri yang juga turut ambil bagian dalam
perkembangannya dalam mengembangkan produk hasil olahan mereka. Meskipun
sebagian dari perkembangan ini telah diajarkan secara teori selama masa perkuliahan,
namun hal ini tidak akan cukup bagi mahasiswa untuk dapat memperluas wawasan
mereka mengenai cara kerja di industri pangan yang sebenarnya. Oleh karena itu, agar
mahasiswa dapat mengetahui dan merasakan sejauh mana perkembangan ini berjalan,
maka kegiatan Kerja Praktek ini sangatlah penting bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata untuk dapat mencari pengalaman di
dunia kerja saat ini agar nantinya tidak kaget dengan banyaknya hal baru dan perubahan
yang perlu dipelajari saat bekerja nanti.
Dengan berkembangnya produk – produk pangan saat ini, maka semakin berkembang
pula resiko – resiko keamanan pangan yang timbul karenanya. Masalah ini timbul
akibat dari kurangnya kesadaran dan wawasan masyarakat akan keamanan pada produk
pangan yang mereka konsumsi, sedangkan pihak industri terus melakukan periklanan
dan produksi yang terus menerus yang membuat masyarakat terus membeli dan
mengkonsumsi produk mereka, sehingga untuk mengatasi masalah keamanan pangan
yang terjadi di Indonesia, maka Balai Besar POM/Balai POM dibentuk disetiap wilayah
di Indonesia untuk mengingatkan dan menunjukan kepada masyarakat bahwa ada
batasan – batasan tertentu dalam mengkonsumsi produk pangan tertentu karena bahaya
yang dihasilkannya.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui tahapan - tahapan
pengujian laboratorium produk makan yang tersebar di Indonesia baik dari sisi
kimianya (identifikasi pewarna, kadar lemak, asam lemak bebas/ALB, boraks, dan uji
lainnya) maupun biologinya (Angka Kapang Khamir, Angka Lempeng Total,
2
identifikasi bakteri patogen, dan angka mikroba berbahaya lainnya), serta untuk
mengetahui tingkat kadar lemak dari sampel bakso sapi yang telah beredar dipasaran
jika dibandingkan dengan syarat mutu SNI yang berlaku.
1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilakukan di dalam laboratorium pangan dan bahan berbahaya serta
laboratorium mikrobiologi. Di dalam laboratorium, mahasiswa Kerja Praktek diberi
kesempatan untuk membantu pengujian – pengujian pada sampel serta membantu jika
pada saat itu ada kasus yang sedang dikerjakan oleh staf dan laboran disana. Pengujian
ini dilakukan secara kimiawi dan biologis, pengujian secara kimia dilakukan pada
laboratorium pangan dan bahan berbahaya yang meliputi pengujian kandungan pewarna
1.3.Warna - Normal Normal 1.4.Tekstur - Kenyal Kenyal 2 Kadar air %(b/b) Maks. 70 Maks. 70 3 Kadar abu %(b/b) Maks. 3 Maks. 3 4 Kadar protein %(b/b) Min. 11 Min. 8 5 Kadar lemak %(b/b) Maks. 10 Maks. 10
4.2. Analisa Kadar Lemak
Dalam analisa kadar lemak, pertama – tama sampel berupa bakso sapi A dan B
ditimbang diatas kertas sebanyak ±1-2 gram. Setelah itu, sampel bakso tadi dilipat dan
dibungkus dengan kertas saring pembungkus untuk dimasukkan ke dalam alat
Hydrotherm agar dapat dihidrolisis terlebih dahulu. Dibagian funnel pada alat
Hydrotherm diberi kertas saring yang sudah dilipat dalam bentuk kerucut untuk
menampung hasil sampel yang sudah dihidrolisis tadi. Setelah proses hidrolisis tadi
selesai, kertas saring penampung tadi diambil dan dipindahkan ke dalam suatu wadah
untuk dibiarkan selama beberapa menit agar kering. Kertas saring yang sudah kering
tadidimasukkan ke dalam tabung ekstraksi (thimble) yang sebelumnya sudah ditimbang
konstan terlebih dahulu untuk dapat diekstraksi dengan menggunakan alat
13
Soxthermyang sudah dilengkapi dengan pelarut non polar selama ±2 jam. Setelah itu
tabung ekstraksi (thimble)dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
105o
4.3. Hasil Pengamatan
C untuk dikeringkan lagi selama ±2 jam. Tabung dikeluarkan dari oven untuk
langsung dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Setelah didesikator, tabung
ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan analitik sehingga didapatkan hasil
berat dari lemak 1. Dimasukkan lagi ke dalam oven selama ±2 jam, didesikator, dan
ditimbang lagi untuk yang kedua kali hingga didapatkan berat lemak 2 yang lebih
konstan. Setelah didapatkan berat yg konstan maka dihitung kandungan lemaknya
Pada filling phase terjadi penambahan larutan HCl (hydrochloric acid) secara otomatis.
Penambahan ini akan mulai terjadi setelah preparasi alat dan sampel sudah dilakukan,
yaitu ketika sampel dimasukkan kedalam digestion vessel dan kertas saring dimasukkan
ke dalam funnel (Gambar 5).Pada fase pemanasan (heat up phase) terjadi proses
hidrolisis oleh larutan HCl. Hal ini juga ditambahkan oleh Sopianti et al., (2017), bahwa
proses pemanasan bertujuan untuk mempercepat proses hidrolisis.
17
Gambar 5. Memasukkan Sampel Ke dalamFunnel
Setelah itu kertas saring dalam funnel dikeluarkan dan didiamkan di suhu ruang selama
beberapa saat hingga terlihat sudah kering (Gambar 6), kemudian dimasukan ke dalam
alat Soxtherm untuk dapat diekstraksi (Gambar 7). Dijelaskan oleh Weibull-Stoldt,
(2015) bahwa penggunaan alat Soxtherm untuk mengekstraksi lemak memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya sistem ekstraksinya transparan dan waktu ekstraksi yang lebih
singkat dibandingkan dengan menggunakan metode soxhlet, yaitu waktu minimum
yang diperlukan untuk tahapan ekstraksi dengan menggunakan soxhlet adalah sekitar 8
jam, sedangkan dengan alat Soxtherm dapat dipersingkat menjadi sekitar 2 jam saja.
Sistem kerja dari alat Soxtherm ini adalah dengan memasukkan kertas saring hasil
hidrolisis tadi yang sudah kering ke dalam thimble atau tabung ekstraksi dan kemudian
hanya perlu menyalakan mesinnya sehingga proses ekstraksi akan berjalan secara
otomatis.
Gambar 7. Pengeringan Kertas Saring Pengeringan ini penting dilakukan demi memastikan proses ekstraksi berjalan se-efektif
mungkin, karena sampel yang masih basah atau mengandung air akan dapat
mengganggu hasil ekstraksi, yaitu akan ada zat larut air yang ikut terekstraksi bersama
Gambar 6. Ekstraksi dengan Soxtherm
18
dengan lemak (Zulharmita et al., 2013). Hal ini ditambahkan juga oleh (Nielsen, 2010),
yang mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil esktraksi
lemak, yaitu :
• Pengeringan
Proses pengeringan sampel akan mempermudah dalam mendapatkan hasil ekstraksi dari
lemak yang lebih efisien. Hal ini dikarenakan sampel akan mudah dihancurkan sehingga
lemak yang terkandung dapat keluar dari sampel dan saat ekstraksi lemak dilakukan,
tidak akan ada zat larut air yang dapat ikut terekstraksi, karena dapat mengganggu hasil
yang diperoleh menjadi tidak valid.
• Size reduction
Ukuran dari sampel yang analisa dapat mempengaruhi hasil akhir dari sampel. Semakin
besar ukuran dari sampel maka akan semakin sulit untuk lemak dapat keluar sehingga
hasil ekstraksi yang didapatkan kurang maksimal, namun sebaliknya yaitu semakin
kecil ukuran sampel maka hasil ekstraksi yang didapatkan akan semakin maksimal.
Sehingga pada pengujian ini sudah sesuai dengan teori yang berlaku, karena bakso yang
dianalisa sudah dipotong – potong kecil terlebih dahulu.
• Hidrolisis oleh asam
Proses hidrolisis oleh asam (hydrochloric acid atau HCl), berfungsi untuk memisahkan
kandungan lemak dengan karbohidrat dan sebagian protein (yang bersifat polar) pada
bakso yang dapat menghambat proses ekstraksi.
Pemilihan pelarut dalam proses ekstraksi sangat berpengaruh dalam menentukan hasil
ekstraksi agar dapat hasil yang maksimal. Pelarut yang digunakan perlu
mempertimbangkan tingkat polaritas dari senyawa bahan, karena ada beberapa bahan
yang mengandung lipida yang lebih polar sehingga perlu digunakan pelarut seperti
etanol, methanol, khloroform (Sahriawati dan Ahmad, 2016). Ada juga bahan pangan
yang mengandung lipida yang bersifat lebih non-polar, sehingga diperlukan pelarut
seperti n-hexane. Selain itu disebutkan juga oleh Nielsen (2010), bahwa dalam
pemilihan pelarut yang paling idel untuk proses ekstraksi lemak perlu juga
memperhatikan hal lainnya seperti :
• Dapat mudah penetrasi ke jaringan sampel sehingga pelarutan lemak dapat terjadi
secara efektif dan maksimal.
19
• Tidak meninggalkan sisa atau residu, sehingga harus memiliki sifat yang mudah
menguap.
• Tidak bersifat racun (toxic).
• Memiliki titik didih yang relatif rendah dan tidak mudah terbakar.
• Murah dan tidak higroskopis.
Pada pengujian ini digunakan pelarut n-hexane untuk mengekstraksi lemak. Hal ini
dikarenakan pelarut n-hexane memenuhi syarat yang diperlukan sebagai pelarut ideal
untuk mengekstraksi lemak seperti yang telah disebutkan oleh Nielsen (2010), yaitu
memiliki kemampuan melarutkan lemak yang tinggi, mudah terpenetrasi ke dalam
jaringan – jaringan sampel, tidak bersifat racun, dan lain sebagainya. Selain dari
persyaratan tersebut, dalam penggunaan pelarut n-hexane juga perlu memperhatikan
jumlah yang digunakan, karena sedikit/banyaknya volume dari pelarut hexane yang
digunakan, dapat berpengaruh pada proses ekstraksi (Susanti et al., 2014). Pada
umunya jumlah volume dari pelarut paling optimal yang digunakan untuk
mengekstraksi lemak adalah sekitar 1,5 – 2 kali dari isi tabung ekstraksi (thimble) yang
digunakan.
Setelah proses ekstraksi selesai dilakukan, tabung ekstraksi (thimble) dilepas dari
Soxtherm dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105oC selama 2 jam (Gambar 8)
dan setelah itu didesikator selama 15 menit (Gambar 9), kemudian ditimbang beratnya
agar didapatkan berat dari lemak 1 (Gambar 10). Setelah selesai ditimbang, tabung
ekstraksi (thimble) dimasukkan lagi ke dalam oven selama 2 jam, lalu didesikator
selama 15 menit dan ditimbang lagi dengan timbangan analitik untuk mendapatkan
berat lemak 2 sehingga diperoleh berat yang konstan. Pengovenan ini bertujuan untuk
memisahkan ekstrak lemak dengan pelarut dengan cara memanfaatkan panas oven
sehingga didapatkan hasil ekstraksi yang lebih maksimal. Setelah tabung ekstraksi
(thimble) keluar dari oven, tabung masih bersifat higroskopis, yaitu tabung akan mudah
terpengaruh oleh uap air di lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi hasil saat
dilakukan penimbangan, sehingga perlu dimasukkan terlebih dahulu ke dalam desikator,
untuk menyerap kandungan air pada thimble sehingga saat dilakukan penimbangan,
yang tertimbang hanya kandungan lemaknya saja.
20
Gambar 8. Thimble Masuk
Ke Dalam Oven
Gambar 9. Thimble Masuk
Desikator
Gambar 10. Penimbangan
Thimble
Berdasarkan tabel 2, didapatkan hasil pengamatan kandungan % lemak pada bakso sapi
A dan B tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Hasil persentasi dari % lemak secara
keseluruhan berada dalam kisaran 3,61–3,78% dan jika dibandingkan dengan sumber
SNI-01-3818-2014 tentang syarat mutu bakso daging, hasil yang diperoleh sudah
memenuhi standar, karena pada SNI-01-3818-2014 ditunjukan bahwa kandungan lemak
maksimal pada bakso daging sapi adalah 10%.
21
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
• Proses hidrolisis berfungsi untuk memisahkan komponen polar seperti karbohidrat
dan sebagian protein dari lemak, sehingga proses ekstraksi lemak menjadi lebih
efektif.
• Selama proses ekstraksi digunakan pelarut n-heksane karena sudah memenuhi
syarat pelarut ideal untuk analisa kadar lemak.
• Thimble yang dikeluarkan dari oven masih bersifat higroskopis, sehingga harus
segera masuk kedalam desikator agar tidak terpengaruh oleh kondisi uap air
sekitar.
• Pengovenan yang berulang akan memberikan hasil yang lebih konstan karena
kandungan lemak akan lebih memisah dengan pelarut.
• Kandungan lemak dari bakso sapi A dan B yang diuji sudah memenuhi syarat SNI
01-3818-2014 tentang bakso daging karena dihasilkan kandungan lemak <10%.
6.2. Saran
• Sebaiknya masyarakat mulai memahami masalah keamanan pangan yang terjadi
di Indonesia dengan cara lebih sering membaca berita mengenai masalah
keamanan pangan di media – media seperti televisi, koran, atau media sosial
lainnya, sehingga masyarakat akan lebih menyadari bahwa meskipun semua
produk pangan yang beredar dapat dikonsumsi, namun masih ada beberapa
produk pangan yang tidak boleh dikonsumsi melebihi batas seharusnya. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara melihat terlebih dahulu pada label kemasan dari
produk yang ingin dibeli mengenai kandungan apa saja yang ada di dalam produk
tersebut sambil mengevaluasi diri sendiri apakah masih boleh mengkonsumsi
produk tersebut.
• Dalam setiap pengujian yang dilakukan dalam laboratorium Balai Besar POM,
disarankan agar setiap pengujian baik yang berhubungan dengan pelarut maupun
yang tidak berhubungan, dianjurkan untuk tetap perlu digunakannyagloves
maupun masker sehingga dapat lebih meningkatkan keselamatan selama
pengujian dan mengurangi resiko dari kontaminasi selama pengujian.
22
23
7. DAFTAR PUSTAKA
Asmariani, Amriani, Haslianti. 2017. Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. Vol.6, No.1: 92-96.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor : 02001/SK/KBPOM tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2014. SNI-01-3818-2014 : Bakso Daging. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.
Hutagalung, Lapenris Edison. 2009. Penentuan Kadar Lemak Dalam Margarin Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan. Karya Ilmiah. Universitas Sumatera Utara.
Ismuningsih, Rita. 2013. Pengaruh Konsumsi Lemak Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nielsen, S. Suzanne. 1998. Food AnalysisFourth Edition. Purdue Universitiy. West Lafayette, USA.
Padmaningrum, Regina Tutik, dan Dyah Purwaningsih. 2007. Analisis Kadar Gizi dan Zat Aditif dalam Bakso Sapi dari Beberapa Produsen. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. ISBN : 978-979-99314-2-9, p:116-123.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017. Tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Sahriawati, dan Ahmad Daud. 2016. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode Soxhletasi Dengan Variasi Jenis Pelarut dan Suhu Berbeda. Jurnal Galung Tropika. Vol.5, No.3: 164-170.
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh, dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol.2(4): 154-160.
Sopianti, Densi Selpia, Herlina, dan Handi Tri Saputra. 2017. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng. Jurnal Katalisator. Vol.2, No.2: 100-105.
24
Weibull-Stoldt. 2015. Fully Automated Acid Hydrolisis. C. Gerhardt GmbH & Co. KG.
Susanti, Carolina Maria, Ribut Sugiharto, Sri Setyani, dan Subeki. 2014. Pengaruh Jumlah Pelarut Etanol Dan Suhu Fraksinasi Terhadap Karakteristik Lemak Kakao Hasil Ekstraksi Non Alkalized Cocoa Powder. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. Vol.19, No.2: 307-319.
Untoro, N.S., Kusrahayu, dan B.E. Setiani. 2012. Kadar Air, Kekenyalan, Kadar Lemak Dan Citarasa Bakso Daging Sapi Dengan Penambahan Ikan Bandeng Presto (Channos Channos Forsk). Animal Agriculture Journal. Vol.1, No.1: 567-583.
Zulharmita, Reni Afrina, Rina Wahyuni. 2013. Ekstraksi Asam Lemak Dari Daging Buah Alpukat. Jurnal Farmasi Higea. Vol.5, No.1: 91-98.