Top Banner
PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN (Studi Pada Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Pantai Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur) JURNAL ILMIAH Disusun Oleh: Waridlatur Rahmah 105020113111015 KONSENTRASI EKONOMI SUMBER DAYA JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017
19

PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

Nov 18, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN

(Studi Pada Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Pantai Kelurahan Mayangan, Kecamatan

Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur)

JURNAL ILMIAH

Disusun Oleh:

Waridlatur Rahmah

105020113111015

KONSENTRASI EKONOMI SUMBER DAYA

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNVERSITAS BRAWIJAYA

TAHUN

2017

Page 2: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

1

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan Judul:

PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN

(Studi Pada Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Pantai Kelurahan Mayangan, Kecamatan

Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur)

Yang disusun oleh:

Nama : Waridlatur Rahmah

Nim : 105020113111015

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan

dewan penguji pada tanggal 06 Februari 2017.

Malang, 06 Februari 2017

Dosen Pembimbing

Dr. Sri Muljaningsih, SE.,MSP

NIP. 196104111986012001

Page 3: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

1

Pengaruh Variabel Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Pada Rumah

Tangga Nelayan di Pesisir Pantai Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota

Probolinggo, Jawa Timur)

Waridlatur Rahmah

Dr. Sri Muljaningsih,SE.,MSP

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Email : [email protected]

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap

pendaptan nelayan kelurahan Mayangan Kota Probolinggo. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif deskriptif dengan model regresi linier berganda. Semua uji statistik yang

dilakukan pada penelitian ini menggunakan software spss 16. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dengan jumlah responden 43 nelayan. variabel dalam penelitian

ini adalah modal kerja, umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, dan peralatan tangkap /

teknologi sebagai variabel independen dan pendapatan sebagai variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel modal kerja, umur, tingkat pendidikan,

pengalaman melaut dan peralatan tangkap/teknologi secara simultan berpengaruh terhadap

pendapatan nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo. Selanjutnya secara parsial

variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi pendapatan nelayan Kelurahan Mayangan Kota

Probolinggo antara lain adalah umur, tingkat pendidikan dan pengalaman melaut. Sedangkan

variabel modal dan peralatan tangkap/teknologi secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan nelayan Kelurahan Mayangan.

Kata Kunci: Pendapatan, Nelayan, Sosial Ekonomi, Kelurahan Mayangan.

ABSTRACT

This study tries to identify the influence of social economic variables on the income of

fishermen of sub-district Mayangan in the city of Probolinggo. The study uses descriptive

quantitative approach with multiple linear regression model. All statistical tests in this research are

done using SPSS 16. The data used in this study are primary data obtained from 43 fishermen as

the respondents. The independent variables are working capital, age, level of education, fishing

experience, and fishing tools/technology, while the dependent variable is income.

The results show that working capital, age, level of education, fishing experience, and

fishing tools/technology simultaneously affect the income of fishermen of Mayangan in the city of

Probolinggo. Partially, variables significant in influencing the income of fishermen in the sub-

district of Mayangan in the city of Probolinggo are age, level of education, and fishing experience.

Capital and fishing tools/technology partially do not give significant influence on the income of

fishermen in the sub-district of Mayangan.

Keywords: income, fishermen, social economy, sub-district of Mayangan

A. LATAR BELAKANG

Sumber daya perikanan sebenarnya secara potensial dapat di manfaatkan untuk

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun kenyataanya masih cukup banyak

nelayan yang berada pada kondisi ekonomi yang kurang baik bahkan kondisi ekonomi mereka

berada di bawah garis kemiskinan karena tidak dapat meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga

menyebab pendapatan mereka rendah Sujarno (2008).

Kemiskinan yang di dera oleh masyarakat nelayan bersumber dari faktor-faktor sebagai

berikut: Pertama: faktor alamiah, yakni yang berkaitan dengan fluktuasi musim-musim

penangkapan dan struktur alamiah sumber daya ekonomi. Kedua: faktor non alamiah, yakni

Page 4: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

2

berhubungan dengan keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan, ketimpangan dalam

sistem bagi hasil dan tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja yang pasti, lemahnya penguasaan

jaringan pemasaran dan belum berfungsinya lembaga koperasi nelayan yang ada serta dampak

negatif kebijakan modernisasi perikanan yang telah berlangsung sejak seperempat abat terakhir

Kusnadi (2003). Selain itu, beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan menurut

Sujarno (2008) meliputi faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat Modal, pendidikan, umur,

peralatan tangkap dan pengalaman melaut.

Muldiyarto (2007), pemandangan yang sering di jumpai di perkampungan nelayan adalah

lingkungan hidup yang kumuh serta rumah-rumah yang sangat sederhana. Walaupun ada rumah

yang menunjukkan tanda-tanda kemakmuran, rumah tersebut umumnya dimiliki oleh pemilik

kapal, pemodal, atau rentenir yang jumlahnya tidak signifikan dan kontribusinya kepada

kesejahteraan komunitas sangat tergantung kepada individu yang bersangkutan.

Rumah tangga nelayan memiliki persoalan yang lebih komplek dibandingkan dengan

rumah tangga pertanian. Rumah tangga nelayan memiliki ciri-ciri khusus seperti penggunaan

wilayah pesisir dan lautan (common property) sebagai faktor produksinya. Pekerjaan nelayan

hanya bisa di lakukan oleh lelaki saja karena menjadi nelayan penuh dengan resiko sehingga tidak

memungkinkan bagi seorang wanita dapat melakukannya (Purwanti, 2010).

Rumah tangga nelayan memilki pendapatan yang penuh dengan ketidakpastian. Menurut

Kusnadi (2002) dalam krisnawati (2004) persoalan yang mendasar adalah bagaimana cara

mengelola sumber daya ekonomi yang di miliki secara efektif dan efisien agar mereka dapar

melangsungkan hidup.

Kelurahan Mayangan merupakan salah satu Kelurahan di Kota Probolinggo yang

memiliki daerah tepi pantai dan di huni oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan baik itu

nelayan budidaya maupun nelayan tangkap. Meskipun ada masyarakat yang berprofesi lain namun

yang mendominasi di Kelurahan Mayangan adalah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan,

ironisnya penghasilan yang di peroleh belum mampu untuk memenuhi semua kebutuhan konsumsi

karena pendapatan yang di peroleh dari hasil melaut sangat terbatas (Hendra, 2013).

Kehidupan di Kelurahan Mayangan bisa di identikkan dengan kehidupan masyarakat

golongan ekonomi menengah ke bawah, bahkan sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan.

Hal ini di tunjukkan oleh banyaknya masyarakat pesisir khususnya nelayan yang belum mampu

memenuhi kebutuhan harian, baik itu kebutuhan sandang, pangan, maupun papan, sehingga sering

didapatkan masyarakat nelayan yang kekurangan gizi, pendidikan rendah, dan masalah kesehatan

yang berdampak kepada produktivitas nelayan yang rendah, pendapatan rendah sehingga tingkat

kesejahteraan menjadi rendah (Tuwo, 2011).

Rendahnya produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

rendahnya pendapatan nelayan khususnya nelayan yang ada di daerah pesisir pantai Kelurahan

Mayangan. Jika nelayan tidak bekerja maka nelayan tersebut tidak akan mendapatkan penghasilan

untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari (Todaro,2002).

Kurangnya modal usaha juga merupakan hal yang mempengaruhi rendahnya pendapatan

nelayan. dengan tidak tersedianya modal yang memadai maka nelayan tidak akan mampu

meningkatkan produksi karena nelayan tidak bisa membeli perahu, alat tangkap, dan peralatan

yang lainnya, serta biaya operasional juga tidak akan terpenuhi dan akan menjadikan produktifitas

nelayan menurun (Jhingan, 1983).

Kurangnya pengetahuan tentang teknologi modern juga merupakan salah satu hal yang

menghambat peningkatan pendapatan nelayan. Dengan terbatasnya waktu dan tenaga yang di

miliki oleh para nelayan maka di butuhkan teknologi untuk membantu meningkatkan produksi

karena dengan adanya teknologi maka proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga

output yang di peroleh lebih berkualitas (Satria,2002).

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan pada latar belakang masalah di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Variabel Sosial Ekonomi

(Modal Kerja, Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Melaut dan Peralatan Tangkap/Teknologi)

Terhadap Pendapatan Nelayan Di Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota

Probolinggo?

B. KAJIAN PUSTAKA

Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan

beberapa masukan atau input. Menurut Putong (2002) produksi atau memproduksi menambah

Page 5: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

3

kegunanan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan

manfaat atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan

dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang

minimum (Joesros dan Fathorrozi, 2003).

Teori Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang didapat dari kegiatan usaha seseorang sebagai imbalan

atas kegiatan yang di lakukan. Untuk menghitung pendapatan dapat di gunakan rumus sebagai

berikut:

Biaya yang di maksud adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam satuan

yang di keluarkan saat proses produksi berlangsung, demi untuk menghasilkan suatu produk

tertentu (Mulyadi, 1990) dalam Permanasari (2010). Biaya ini merupakan pengorbanan yang

secara ekonomis tidak dapat di hindari dalam proses produksi.

Perikanan Tangkap Indonesia

Perikanan tangkap merupakan salah satu potensi wiraswata yang dapat dilakukan oleh

semua masyarakat indonesia khususnya, yang berdomisili di pesisir pantai. Luasnya laut indonesia

dan panjangnya garis pantai indonesia menjadi alasan utama besarnya potensi perikanan tangkap

di indonesia. Potensi sumbr daya ikan (SDI) laut indonesia sekitar 6,4 juta ton per-tahun atau 7

persen dari total potensi lestari sumber daya ikan laut dunia. Melihat potensi yang di miliki laut

indonesia bukan tidak mungkin masyarakat indonesia tidak dapat tersejahterahkan dari hasil laut

khususnya sumber daya ikan. Tingkat pemanfaatan ikan baru mencapai 4,4 juta ton per-tahun, oleh

karena itu masih banyak peluang untuk mengembangkan usaha perikanan tangkap di daerah-

daerah yang sumber daya ikannya masih belum optimal pemanfaatannya Apridar (2010).

Rumah Tangga Nelayan

Rumah tangga nelayan menghadapi persoalan yang komplek dalam hubungannya dengan

produksi, konsumsi, dan alokasi tenaga kerja. Hal ini menyebabkan analisis yang hanya melihat

dari satu sisi untuk melihat tingkah laku ekonomi mereka yang sangat lemah. Rumah tangga

nelayan sangat tergantung kepada hasil perolehan ikan dari melaut, pendapatan rumah tangga

mereka tidak selalu mencukupi kebetuhan hidupnya, karena adanya kendala khusus terutama dari

lingkungan fisik (gangguan alam) dan lingkungan sosial budaya, seperti kerusakan perahu dan

peralatan tangkap ikan, tiadanya umpan dan gangguan kesehatan nelayan itu sendiri yang

mengakibatkan nelayan tidak dapat selalu melaut (Aryani, 1994).

Variabel Sosial Ekonomi Menurut Sujarno (2008) variabel sosial ekonomi adalah usia, pendidikan, pengalaman,

peralatan, keikutsertaan dalam organisasi nelayan, dan musim. Usia mempengaruhi pendapatan

nelayan karena seseorang yang telah berumur 15 tahun ke atas yang dapat disebut nelayan.

Pendidikan yang ditempuh nelayan juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan

nelayan. Pengalaman menentukan keterampilan nelayan dalam melaut, semakin terampil nelayan

maka hasil tangkapan cenderung semakin baik. Faktor kepemilikan peralatan yang digunakan

nelayan apakah nelayan memiliki peralatan sendiri atau tidak. Apabila nelayan tidak memiliki

peralatan sendiri dan hanya menerima gaji, maka dikatakan buruh nelayan. Keberadaan organisasi

dan keikutsertaan nelayan dalam organisasi diharapkan dapat memberi dampak positif bagi

pendapatan nelayan.

Variabel Modal Kerja

Modal adalah salah satu faktor produksi yang menyumbang pada hasil produksi, hasil

produksi dapat meningkat karena di gunakannya alat-alat mesin produksi yang efisien, ketika hasil

produksi meningkat maka pendapatan juga akan meningkat (Todaro,1998).

Variabel Umur

Pada saat seseorang berusia lanjut terdapat satu alasan untuk tetap meneruskan

pekerjaannya atau tidak, karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Hal ini dapat

𝜋 = TR − TC

Page 6: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

4

terjadi di karenakan pekerja yang lebih muda cenderung rendah pengalaman kerjanya jika di

bandingkan dengan pekerja yang lebih tua, lebih stabil, lebih matang dan mempunyai pandangan

yang lebih seimbang terhadap kehidupan sehingga tidak mudah mengalami tekanan mental atau

ketidakberdayaan dalam pekerjaan Miller (2000).

Gambar 1. Pola Pendapatan Riil

Pendapatan

tahunan

(riil)

18 25 35 45 50 55 60 65 Usia

Sumber: Miller dan Melners (2000).

Gambar yang di peroleh dari (Miller dan Melners, 2000) pada gambar 1 tersebut merupakan profil

usia dan pendapatan sampai batas tertentu, pendapatan meningkat seiring dengan bertambahnya

usia dan masa kerja seseorang. Lewat dari batas itu, pertambahan usia di iringi dengan penurunan

pendapatan. Batas atas titik puncak di perkirakan ada pada usia 45 sampai 55 tahun.

Variabel Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pebelajaran agar peserta didik secara mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlaq mulia, serta keterampilan yang di

perlukan dirinya dan masyarakat.

Variabel Pengalaman Melaut

Rofi (2012), pengalaman kerja di definisikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang

pernah di alami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengalaman kerja merupakan modal utama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu.

Pengalaman melaut nelayan juga menentukan pendapatan nelayan, dengan pengalaman melaut

maka nelayan akan dengan mudah mengetahui di mana letak rumpun atau tempat ikan berkumpul

sehingga para nelayan yang berpengalaman dengan mudah menangkap ikan, sehingga pendapatan

nelayan meningkat dan akan mendapatkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

Variabel Peralatan Tangkap/Teknologi

Satria (2002), nelayan di kategorikan sebagai seseorang yang pekerjaannya menangkap

ikan dengan menggunakan alat tangkap yang sederhana, mulai dari pancing, jala, jaring, pukat,

dan lain sebagainya. Namun dalam perkembangannya di kategorikan sebagai seorang yang

berprofesi sebagai nelayan menangkap ikan dengan alat yang lebih modern yaitu kapal ikan

dengan alat tangkap modern. semakin canggih alat tangkap yang di gunakan nelayan maka akan

semakin meningkatkan produktifitas dan akan lebih meningkatkan produksi, yang di dalamnya

tersirat kesimpulan bahwa nelayan akan memperoleh penghasilan yang lebih tinggi.

Page 7: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

5

C. METODE PENELITIAN

Populasi Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

Bungin (2011), Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk

menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat

yang menjadi obyek penelitian itu di dasarkan kepada apa yang terjadi .

Populasi adalah keseluruhan anggota dari suatu objek yang menjadi penelitian. Objek

merupakan suatu benda, apakah benda itu hidup atau mati. Sedangkan sampel adalah sebagian

anggota dari suatu populasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel adalah bagian dari

populasi (Kountur, 2006). Dalam penelitian ini besarnya populasi diperkirakan sebanyak 425

orang nelayan yang berada di Kelurahan Mayangan Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo,

yang terdiri dari 6 (RW) dan 34 (RT).

Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik insidental sampling.

Menurut Bungin (2011), Incidental Sampling adalah teknik sampling yang akan menghasilkan

sampel yang respresentif, hal yang disebabkan oleh sifat “kebetulan” dalam menentukan sampel.

Dalam menentukan jumlah sampel yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu Gay (dalam Sevilla,

2006) menawarkan ukuran sampel yang minimum, untuk penelitian deskriptif maka jumlah

sampel yang di butuhkan yaitu 10 persen dari populasi. Jumlah populasi nelayan yang ada di

Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo di perkirakan berjumlah 425 orang nelayan. Sehingga

jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sejumlah 42,5 di bulatkan menjadi 43 Nelayan

atau 10% dari jumlah populasi penelitian.

Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini. Teknik

pengumpulan data tersebut antara lain:

1. Wawancara

Bungin (2005) mengatakan bahwa wawancara atau interview adalah sebuah proses untuk

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan responden atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman wawancara.

2. Observasi (Pengamatan)

Jenis observasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung.

Menurut Bungin (2005) observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti

telinga, hidung, mulut dan kulit. Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung ke lapangan

untuk memperoleh data yang akurat.

3. Dokumentasi

Bungin (2011) mengatakan bahwa metode dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data yang di gunakan dalam metodologi penelitian sosial. Metode dokumentasi di

gunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia atau teah di sediakan oleh pihak lain.

Metode Analisis

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis

regresi di lakukan untuk menentukan peningkatan Pendapatan Nelayan (Y) yang di sebabkan oleh

variabel bebas yaitu Variabel Sosial Ekonomi (X).

Y= C + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e

Page 8: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

6

Keterangan:

Y = Pendapatan Nelayan Kelurahan Mayangan

C = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi

X1 = Modal Kerja (Rupiah)

X2 = Umur (Tahun)

X3 = Tingkat Pendidikan (Tahun)

X4 = Pengalaman melaut (Tahun)

X5 = Peralatan Tangkap/Teknologi (Rupiah)

e = Error (Variabel bebas lain diluar model regresi)

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Pendapatan

Tingkat pendapatan yang diperoleh oleh nelayan kelurahan Mayangan dalam sekali

melaut sangat bervariasi, perbedaan pendapatan diantara nelayan sangat dipengaruhi oleh

produktifitas nelayan itu sendiri. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor atau variabel bebas

dalam model penelitian. Berikut data pendapatan nelayan Kelurahan Mayangan yang di peroleh

dari hasil observasi.

Tabel 1 . Pendapatan Nelayan Dalam Satu Kali Melaut

Pendapatan Jumlah Responden Persentase %

Rp 0-35.000 0 0%

Rp 36.000-45.000 1 2%

Rp 46.000-55.000 16 37%

Rp 56.000-65.000 17 40%

Rp 66.000-75.000 9 21%

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer Diolah 2016

Berdasarkan tabel 1 di ketahui bahwa pendapatan nelayan dalam satu kali melaut dapat

bervariasi. Pendapatan nelayan sebesar Rp 0 sampai Rp 35.000 terdapat 0 nelayan atau 0% dari

responden. pada jumlah pendapatan sebesar Rp 36.000 sampai Rp 45.000 terdapat 1 nelayan atau

dengan persentase sebesar 2% dari jumlah responden. Pada jumlah pendapatan sebesar Rp 46.000

sampai Rp 55.000 terdapat 16 nelayan atau dengan jumlah persentase sebesar 37% dari jumlah

responden. Pada jumlah pendapatan sebesar Rp 56.000 sampai Rp 65.000 terdapat 17 nelayan atau

dengan persentase sebesar 40% dari jumlah responden. Sedangkan pada jumlah pendapatan

sebesar Rp 66.000 sampai Rp 75.000 terdapat 9 nelayan atau dengan persentase sebesar 21% dari

jumlah responden.

Page 9: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

7

Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Modal

Modal mempunyai peran penting dalam kegiatan nelayan untuk bisa melaut. Setiap

nelayan mempunyai modal yang berbeda-beda tergantung kebutuhan setiap nelayan dalam

menjalankan pekerjaannya.

Tabel 2 . Modal Nelayan Kelurahan Mayangan Dalam Sekali Melaut

Modal Jumlah Persentase %

Rp 10.000 – Rp 20.000 0 0%

Rp 21.000 – Rp 30.000 13 30%

Rp 31.000 – Rp 40.000 29 68%

Rp 41.000 – Rp 50.000 1 2%

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer Diolah 2016

Dari penyajian data pada tabel 2 diatas responden mengeluarkan modal sebesar Rp

10.000 sampai Rp 20.000 terdapat 0 nelayan atau dengan persentase sebesar 0%, sedangkan modal

dengan jumlah Rp 21.000 sampai Rp 30.000 terdapat 13 nelayan atau dengan persentase sebesar

30%, dan modal dengan jumlah Rp 31.000 sampai Rp 40.000 terdapat 29 nelayan atau dengan

persentase sebesar 68%, dan modal dengan jumlah Rp 41.000 sampai Rp 50.000 terdapat 1

nelayan atau dengan persentase sebesar 2% dari jumlah responden.

Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Umur

Pada saat seseorang berusia lanjut terdapat suatu alasan untuk terus melanjutkan

pekerjaannya atau tidak. Umur nelayan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan, hal

tersebut di dukung dengan kurangnya pengalaman melaut nelayan muda sehingga berkurangnya

hasil tangkapan sehingga pendapatannya rendah.

Tabel 3 . Umur Nelayan Kelurahan Mayangan

Umur/Tahun Jumlah Persentase %

20 – 30 9 21%

31 – 40 14 33%

41 – 50 10 23%

51 – 60 10 23%

61 – 70 0 0%

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer Diolah 2016

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan kelompok umur nelayan di Kelurahan

Mayangan Kota Probolinggo. Pada kelompok umur 20 – 30 tahun terdapat 9 responden atau

dengan persentase sebesar 21%, sedangkan di kelompok umur 31 – 40 tahun terdapat 14

responden dengan persentase sebesar 33%. Pada kelompok umur 41 – 50 tahun terdapat 10

responden dengan persentase sebesar 23% dan di kolompok umur 51 – 60 tahun terdapat 10

Page 10: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

8

responden dengan persentase sebesar 23%. Sedangkan di kelompok umur 61 – 70 tahun terdapat 0

responden dengan persentase sebesar 0%.

Karakter Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan

keterampilan kerja yang mempunyai dampak terhadap kemampuan dalam melakuakn sebuah

pekerjaan.

Tabel 4 . Tingkat Pendidikan Nelayan Kelurahan Mayangan

Tingkat

Pendidikan/Tahun

Jumlah Persentase %

1-5 12 28%

6 18 42%

7-8 6 14%

9 7 16%

10-12 0 0%

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer Diolah 2016

Dari tabel 4 di atas menunjukkan tingkat pendidikan nelayan di Kelurahan Mayangan.

Nelayan yang menempuh pendidikan dari kelas 1 - kelas 5 sekolah dasar atau tidak lulus sebanyak

12 nelayan dengan persentase sebesar 28%, dan nelayan yang menempuh pendidikan sampai lulus

sekolah dasar atau 6 tahun sebanyak 18 nelayan dengan pesentase sebesar 42%dari jumlah

responden sedangkan nelayan yang pernah menempuh pendidikan sampai kelas 7 – 8 Sekolah

Menengah Pertama (SMP) sebanyak 6 nelayan dengan persentase sebanyak 14% dari responden

dan nelayan yang berhasil menyelesaikan pendidikan 9 tahun hanya sebanyak 7 nelayan dengan

persentase 16% dari responden. Sedangkan yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di

kelas 10 – 12 atau di bangku Sekolah Menengah Atas adalah 0 nelayan atau dengan persentase

0%.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Pengalaman melaut nelayan juga menentukan pendapatan nelayan, dengan pengalaman

melaut maka nelayan akan dengan mudah mengetahui di mana letak rumpun atau tempat ikan

berkumpul sehingga para nelayan yang berpengalaman dengan mudah menangkap ikan, sehingga

pendapatan nelayan meningkat dan akan mendapatkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

Page 11: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

9

Tabel 5 : Pengalaman Melaut/Kerja Nelayan Kelurahan Mayangan

Pengalaman

Melaut/Tahun

Jumlah Persentase %

1 – 10 13 30%

11 – 20 15 35%

21 – 30 13 30%

31 - 40 2 5%

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer Diolah 2016

Dari keterangan tabel 5 diketahui bahwa terdapat 13 responden yang memiliki

pengalaman kerja selama 1-10 tahun dengan persentase sebesar 30% dari responden, sedangkan

sebanyak 15 responden memilikipengalaman kerja 11-20 tahun ddengan persentase 35%, dan

terdapat 13 responden dengan pengalaman kerja selama 21-30 tahun dengan persentase sebanyak

30%, selanjutnya terdapat 2 responden yang memiliki pengalaman kerja selama 31-40 tahun

dengan persentase sebanyak 5% dari responden.

Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Peralatan Tangkap/Teknologi

Peralatan tangkap nelayan adalah alat yang di gunakan nelayan untuk mencari ikan dilaut

diantaranya adalah sampan/perahu, jaring kecil, jala, pukat maupun pancing. Semakin

berkembangnya teknologi peralatan yang digunakan nelayan semakin canggih pula.

Tabel 6 : Peralatan Tangkap/Teknologi Nelayan Kelurahan Mayangan

Berdasarkan Jenis Harga

Harga Peralatan

Tangkap/Teknologi

Jumlah Persentase

Rp 5.000.000-10.000.000 1 2%

Rp 10.500.000-12.000.000 17 40%

Rp 12.500.000-14.000.000 21 49%

Rp 14.500.000-17.000.000 4 9%

Jumlah 43 100%

Sumber: Data Primer Diolah 2016

Dari keterangan tabel 6 diatas diketahui bahwa terdapat 1 responden yang menggunakan

peralatan tangkap/teknologi dengan harga Rp 5.000.000-10.000.000 dengan persentase sebesar

2%, sedangkan yang menggunakan peralatan tangkap/teknologi dengan harga Rp 10.500.000-

12.000.000 terdapat 17 responden dengan persentase sebesar 40%, dan terdapat 21 responden yang

menggunakan peralatan tangkap/teknologi dengan harga Rp 12.500.000-14.000.000 dengan

persentase sebesar 49%, sedangkan terdapat 4 responden yang menggunakan peralatan

tangklap/teknologi dengan harga 14.500.000-17.000.000 dengan persentase 9%. Oleh karena itu

dapat di simpulkan bahwa peralatan tangkap/teknologi dengan harga Rp 12.500.000-14.000.000

juta rupiah merupakan peralatan tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Kelurahan

Page 12: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

10

Mayangan, sedangkan peralatan tangkap dengan harga Rp 5.000.000-10.000.000 juta rupiah

adalah peralatan tangkap/teknologi yang paling sedikit yang di miliki oleh responden.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu

(residual) berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak dapat dilihat mellui uji Kolmogorov-Smirnov. Residual dinyatakan normal apabila nilai

signifikansi uji lebih besar dari alpha yang digunakan. Hasil pengujian disajikan pada tabel 4.4

berikut ini:

Tabel 7 : Hasil Uji Normalitas One-SampleKolmogorov-Smirnov Test

Model Kolmogorov-Smirnov Z

Pendapatan 1.137

Modal 0,973

Umur 0,651

Tingkat Pendidikan 1,384

Pengalaman Melaut 0,886

Peralatan

Tangkap/Teknologi

0,703

Sumber: Data Primer Diolah,2016

Pengujian asumsi normalitas yang di tunjukkan pada tabel 7 yang menggunakan uji

kolmogorov-smirnov, asumsi ini terpenuhi jika nilai signifikansi kolmogorov-smirnov residual

model lebih besar dari α=5%. Dari hasil pengujian kolmogorov-smirnov diatas adalah:

1. X1=0,973, nilai kolmogorov-smirnov > α=5% (0,973>0,05) maka dapat di katakan

bahwa asumsi normalitas dari X1 terpenuhi.

2. X2=0,651, nilai kolmogorov-smirnov > α=5% (0,651>0,05) maka dapat di katakan

bahwa asumsi normalitas dari X2 terpenuhi.

3. X3=1.384 nilai kolmogorov-smirnov > α=5% (1,384>0,05) maka dapat di katakan bahwa

asumsi normalitas dari X3 terpenuhi.

4. X4=0,886 nilai kolmogorov-smirnov > α=5% (0,886>0,05) maka dapat di katakan bahwa

asumsi normalitas dari X4 terpenuhi.

5. X5=0,703 nilai kolmogorov-smirnov > α=5% (0,703>0,05) maka dapat di katakan bahwa

asumsi normalitas dari X5 terpenuhi.

4.4.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel

bebas. Harapan dari asumsi ini adalah antar variabel bebas tidak saling berhubungan. Uji

multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF < 10 maka model

dinyatakan tidak terdapat multikolinieritas, jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. Jika

di lihat dari nilai tolerance maka nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas dan jika

nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian asumsi multikolinieritas

dapat diketahui melalui tabel berikut.

Page 13: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

11

Tabel 8 : Hasil Uji Multikolinieritas Variance Inflation Factor (VIF)

Variabel Independen

Collinearitas Statistics

Tolerance VIF

Modal kerja (X1) 0.896 1.117

Umur (X2) 0.118 8.475

Tingkat Pendidikan (X3) 0.538 1.858

Pengalaman Melaut (X4) 0.129 7.778

Peralatan

Tangkap/Teknologi (X5)

0.882 1.133

Sumber: Data Primer diolah, 2016

Berdasarkan hasil pengujian asumsi multikolinieritas pada tabel 8 bahwa nilai tolerance

dari modal kerja (X1) mempunyai nilai tolerance sebesar 0,896 maka nilai tolerance dari modal >

0,10 dan nilai VIF sebesar 1,117 < 10,00. Dapat disimpulkan bahwa modal (X1) tidak terjadi

multikolinieritas. Variabel umur mempunyai nilai tolerance sebesar 0,118 > 0,10 dan nilai VIF

sebesar 8,475 < 10,00, jadi variabel umur tidak terjadi multikolinieritas. Variabel tingkat

pendidikan mempunyai nilai tolerance sebesar 0,538 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,858 < 10,00

maka variabel tingkat pendidikan tidak terjadi multikolinieritas. Variabel pengalaman melaut

mempunyai nilai tolerance sebesar 0,129 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 7,778 < 10,00 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel pengalaman melaut tidak terjadi multikolinieritas. Sedangkan variabel

peralatan tangkap/teknologi mempunyai nilai toleran sebesar 0,882 > 0,10 dan nilai VIF sebesar

1,133 < 10,00 maka variabel peralatan tangkap/teknologi tidak terjadi multikolinieritas. Dari

semua variabel mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih kecil dari 10,00 dan

nilai Toleran lebih besar dari 0,10 sehingga model regresi yang terbentuk tidak terdapat

multikolinieritas.

4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika variance dari

residual satu ke pengamatan yang lain sama maka disebut homokedastisitas, jika berbeda maka

disebut heteroskedastisitas. Pengujian asumsi heteroskedastisitas dapat dilihat melalui Glejser test.

Kriteria pengujian mengatakan jika semua nilai signifikansi (probabilitas) > α=5% (0,05) maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 14: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

12

Tabel 9 : Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel T Sig.

Modal (X1) -0.431 0.669

Umur (X2) -0.415 0.681

Pendidikan (X3) 0.137 0.892

Pengalaman Kerja (X4) 0.302 0.764

Peralatan Tangkap/Teknologi

(X5)

-0.026 0.980

Sumber: Data Primer diolah,2016

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan Glesjer test pada tabel 9 dapat diketahui

bahwa semua variabel bebas yaitu modal (X1), umur (X2), tingkat pendidikan (X3), pengalaman

melaut (X4), dan peralatan tangkap (X5) menghasilkan signifikansi (probabiliti) lebih besar dari

α=5% (0,05), sehingga residual dinyatakan memiliki ragam yang homogen atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi heteroskedastisitas terpenuhi.

Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah

α=5% (0,05). Pengambilan keputusan dalam uji F adalah: jika nilai Fhitung > Ftabel maka variabel

bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika nilai Fhitung < Ftabel maka

variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Sedangkan berdasarkan nilai

signifikansi dari hasil output adalah: Jika nilai sig < 0,05 maka variabel bebas (X) berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka variabel bebas (X) tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Hasil dari uji F dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10 : Hasil Estimasi Uji F (Anova)

Model F Sig

Regression 5,256 0,001

Sumber: Data Primer Diolah,2016

Dari tabel 10 diketahui bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai F dalam tabel tersebut

adalah 5.256 (Fhitung) selanjutnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel. Caranya dengan rumus sebagai

berikut:

k = Banyaknya variabel bebas dan terikat

n = Banyaknya sampel

df1 = 6 - 1 = 5

df2 = 43 - 6 = 37

jadi bila di lihat pada distribusi Ftabel di peroleh angka sebesar 2.47 (Ftabel), maka Fhitung > Ftabel

yakni 5.256 > 2.47, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Sedangan di lihat dari nilai signifikansi (probabilitas) yang di

df1 = k-1

df2= n-k

Page 15: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

13

hasilkan adalah 0,001, karena nilai signifikansi (probabilitas) lebih kecil dari pada nilai α=5%

(0,001 < 0,05) maka uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel

bebas yang di gunakan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

4.5.2 Uji T

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat di

lihat pada coefficients, pada kolom sig jika nilai probabilitas nilai t atau sig < 0,05 (5%) maka

dapat dipastkan terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas dan

terikat. Jika nilai sig > 0,05 maka variabel bebas dan terikat tidak ada pengaruhnya. Hasil estimasi

uji t dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11 : Hasil Estimasi Pengaruh Variabel Modal, Umur, Tingkat Pendidikan,

PengalamanMelaut dan Peralatan Tangkap/Teknologi Terhadap

Pendapatan.

Model T Sig

(constant) 1.082 0.286

Modal -0.214 0.832

Umur 4.008 0.000

Tingkap pendidikan 3.013 0.005

Pengalaman melaut -2.112 0.041

Peralatan tangkap/teknologi -0.824 0.415

Sumber:Data Primer Diolah,2016

Dari tabel 11 diatas di dapatkan hasil dari uji t. Selanjutnya nilai t hitung di bandinghkan

dengan t tabel. Untuk mengetahui nilai t tabel dapat di peroleh dengan cara menggunakan rumus

berikut:

keterangan:

n = banyaknya sampel penelitian

k = banyaknya variabel bebas dan terikat

jadi df = 43 – 6 = 37 maka nilai t tabel adalah 1,68709. Dari uraian tersebut nilai t hitung yang

didapat dari X1 yakni modal sebesar -0,214, maka -0,214 < 1,68709 (t tabel) dan nilai signifikansi

(probabilitas) sebasar 0,832, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar

dari pada α=5% (0,832>0,05) maka H0 diterima. Hal ini berarti modal (X1) tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan (Y) nelayan. Variabel X2 yaitu umur memiliki nilai

t hitung sebesar 4,008, dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa nilai t

hitung>t tabel yakni 4,008>1,68709 dan nilai signifikansi lebih kecil daripada α=5% yakni

0,000<0,005, maka H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan antara umur (X2)

dengan pendapatan (Y). Variabel X3 yaitu tingkat pendidikan memperoleh nilai t hitung sebesar

3,013, maka 3,013>1,68709 dengan signifikansi sebesar 0,005 dan nilai signifikansi lebih kecil

dari pada α=5% yakni 0,005<0,05. Maka H0 ditolak, hal ini berati terdapat pengaruh yang

signifikan antara tingkat pendidikan (X3) dan pendapatan (Y). Selanjutnya variabel X4 yaitu

pengalaman melaut memperoleh nilai t hitung sebesar -2,112 dan tingkat signifikansi sebesar

0,041 maka nilai signifikansi lebih kecil dari α=5% yakni 0,041<0,05. Maka H0 ditolak, hal ini

df = n-k

Page 16: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

14

berati terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman melaut (X4) dan pendapatan (Y).

Variabel X5 yakni peralatan tangkap/teknologi mempunyai nilai t hitung sebesar -0,824 dan nilai

signifikansi sebesar 0,415 maka 0,415>0,05 dan H0 diterima, hal ini berarti peralatan

tangkap/teknologi (X5) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan (Y) nelayan

di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinas akan menjelaskan seberapa besar kemampuan variabel bebas untuk

berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan persentase. Jika hasil mendekati angka 0

berarti kmampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel sangat terbatas.

Tetapi jika hasil mendekati angka 1 maka variabel-variabel bebas memberikan hampir semua

informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variabel-variabel terikat. Hasil analisis R2 dapat di

lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12 : Hasil estimasi determinasi (Uji R2)

Model R Square

1 0,415

Sumber: Data primer Diolah,2016

Dari tabel 12 di atas menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat,

nilai R2 sebesar 0,415 menunjukkan bahwa 41,5% variabel bebas mampu menjelaskan variabel

terikat. Sedangkan seberapa besar kualitas model regresi berganda yang terbentuk dapat dilihat

dari nilai adjusted R-square, yakni sebesar 0,336. Nilai tersebut menunjukkan informasi bahwa

33,6% nilai dari besarnya pendapatan (Y) telah bisa dijelaskan oleh data modal (X1), umur (X2),

tingkat pendidikan (X3), pengalaman melaut (X4), dan peralatan tangkap/teknologi (X5).

Sedangkan sisanya sebesar 66,6% di pengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

Model Persamaan Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi linier berganda dari hasil pengujian adalah:

Y= C + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e

Y = 17.825 - 0,059 X1 + 1,247 X2 + 2,317 X3 - 0,716 X4 – 0,796 X5 + e

Persamaan ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

C = 17,825 : Besarnya konstanta 17,825 menyatakan apabila variabel modal (X1), umur (X2),

tingkat pendidikan (X3), pengalaman melaut (X4), dan peralatan tangkap/teknologi (X5), bernilai

konstan/tetap maka laju perubahan variabel pendapatan (Y) sebesar Rp 17,825 .

β1 = - 0,059 : besarnya koefisien – 0,059 dan bertanda negatif menyatakan bahwa terjadinya

peningkatan modal (X1) nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo maka dapat

menurunkan pendapatan (Y) sebesar Rp 0,059 ribu rupiah. Akan tetapi pada pembahasan

sebelumnya modal telah dinyatakan tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Dengan

demikian meningkat atau menurunnya modal maka tidak akan mengubah pendapatan nelayan di

Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo.

β2 = 1,247 : Besarnya koefisien 1,247 dan bertanda positif menyatakan bahwa meningkatnya 1

tahun umur (X2) nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo maka dapat meningkatkan

pendapatan (Y) sebesar 1,247 ribu rupiah atau dapat di jelaskan bahwa peningkatan umur akan

meningkatkan pendapatan.

β3 = 2,317 : Besarnya koefisien 2,317 dan bertanda positif menyatakan bahwa meningkatnya 1

tahun tingkat pendidikan (X3) nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo maka dapat

Page 17: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

15

meningkatkan pendapatan (Y) sebesar 2,317 ribu rupiah atau dapat di jelaskan bahwa peningkatan

tingkat pendidikan akan meningkatkan pendapatan.

β4 = - 0,716 : Besarnya koefisien - 0,716 dan bertanda negatif menyatakan bahwa menurunnya 1

tahun pengalaman melaut (X4) nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo maka dapat

menurunkan pendapatan (Y) sebesar Rp 0,716 ribu rupiah.

β5 = - 0, 796 : Besarnya koefisien - 0,796 dan bertanda negatif menyatakan bahwa meningkatnya

Rp 1 juta harga peralatan tangkap/teknologi (X5) nelayan di Kelurahan Mayangan Kota

Probolinggo maka dapat menurunkan pendapatan (Y) sebesar Rp 0,796 ribu rupiah. Akan tetapi

pada pembahasan sebelumnya pengalaman melaut telah dinyatakan tidak berpengaruh terhadap

pendapatan nelayan. Dengan demikian meningkat atau menurunnya peralatan tangkap/teknologi

maka tidak akan mengubah pendapatan nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo.

Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

Dari hasil regresi yang di peroleh dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel bebas

(modal (X1), umur (X2), tingkat pendidikan (X3), pengalaman melaut (X4), peralatan

tangkap/teknologi (X5)), terhadap variabel terikat (pendapatan (Y) ). Adapun penjelasan dari

setiap variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:

Pengaruh Modal (X1) Terhadapa Pendapatan (Y)

Modal merupakan variabel bebas yang secara parsial tidak mempengaruhi pendapatan

nelayan Kelurahan Mayangan. Hal ini dikarenakan variabel modal memiliki nilai signifikansi yang

lebih besar dari nilai alpha yakni 0,832>0,05 dan mempunyai nilai koefisien sebesar -0,059. Hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan teori Case dan Fair dalam prinsip-prinsip ekonomi menyatakan

bahwa modal merupakan faktor penting dalam melakukan usaha, sebab modal mempunyai

hubungan yang sangat kuat dengan berhasilnya atau tidak suatu usaha yang di jalani, atau

pengertian modal secara klasik adalah modal mengandung pengertian hasil produksi yang

digunakan untuk memproduksi lebih lanjut atau dapat juga dijelaskan bahwa jika suatu usaha

menambahkan modal berarti usaha tersebut dapat dikatakan mengalami peningkatan sehingga

peningkatan modal dapat mempengaruhi pendapatan. Sedangkan dari hasil penelitian di Kelurahan

Mayangan Kota Probolinggo, semakin tinggi modal maka akan semakin mengurangi pendapatan

karena pendapatan yang di peroleh hari ini sebagian akan digunakan sebagai modal hari esok,

sehingga pendapatan nelayan semakin berkurang.

Pengaruh Umur (X2) Terhadap Pendapatan (Y)

Pada model regresi diketahui bahwa umur merupakan variabel bebas yang secara parsial

berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan. hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil

dari pada alpha yakni sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien sebesar 1,247. Hasil penelitian ini

sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Roger Miller dan Roger E. Meiners yang menyatakan

bahwa pendapatan meningkat seiring dengan bertambahnya umur dan masa kerja seseorang.

Lewat dari batas itu, pertambahan usia di iringi dengan penurunan pendapatan. Batas atas titik

puncak di perkirakan ada pada usia 45 sampai 55 tahun.

Pengaruh Tingkat Pendidikan (X3) Terhadap Pendapatan (Y)

Tingkat pendidikan merupakan variabel bebas yang secara parsial berpengaruh positif

terhadap pendapatan nelayan. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha

yakni sebesar 0,005<0,05 dan mempunyai nilai koefisien sebesar 2,317. Hasil penelitian ini sesuai

dengan asumsi dasar teori human capital bahwa seseorang dapat meningkatkan pendapatannya

melalui peningkatan pendidikan. Karena pendidikan tidak saja menambah pengetahuan akan tetapi

juga akan meningkatkan keterampilan bekerja, dimana setiap pemanbahan 1 tahun sekolah berarti

satu pihak akan menunda pendapatan selama 1 tahun dalam mengikuti sekolah tersebut. Dengan

demikian pendidikan di pandang sebagai investasi yang imbalannya dapat diperoleh beberapa

tahun kemudian dalam bentuk pertambahan hasil kerja.

Page 18: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

16

Pengaruh Pengalaman Melaut (X4) Terhadap Pendapatan (Y)

Pada model regresi diketahui bahwa pengalaman melaut berpengaruh negatif -0,716

namun signifikan (0,041 < 0,05) terhadap pendapatan nelayan yang artinya hubungan variabel

pengalaman melaut tidak searah. Maka setiap ada penambahan pengalaman melaut sebesar 1 tahun

maka akan menyebabkan penurunan pendapatan sebesar -0,716. Hal tersebut tidak sesuai dengan

teori Masioch (1982) dalam suhartati (2003) pekerja lebih muda cenderung mengalami

ketidakberdayaan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengalaman melaut berpengaruh negatif terhadap pendapatan

karena nelayan di Kelurahan Mayangan dengan pengalaman melaut di atas 10 tahun mayoritas

telah memasuki usia produktif sehingga tenaga nelayan tidak sebugar waktu muda dulu.

Pengaruh Peralatan Tangkap/Teknologi (X5) Terhadap Pendapatan (Y)

Peralatan tangkap/teknologi merupakan variabel bebas yang secara parsial tidak

mempengaruhi pendapatan nelayan Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo. Hal ini dikarenakan

variabel peralatan tangkap memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai alpha yakni 0,415

> 0,05 dan mempunyai nilai koefisien sebesar -0,796. Berarti dalam penelitian ini jika terjadi

peningkatan peralatan tangkap/teknologi sebesar Rp 1 juta rupiah maka dapat mengurangi

pendapatan sebesar -0,796. Sebab jika nelayan membeli peralatan tangkap dengan pendapatan

yang di peroleh selama melaut maka hal tersebut akan mengurangi pendapatan nelayan. Hal

tersebut tidak sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh satria (2002) yaitu semakin canggih alat

tangkap yang di gunakan nelayan maka akan semakin meningkatkan produktifitas dan akan lebih

meningkatkan produksi, yang di dalamnya tersirat kesimpulan bahwa nelayan akan memperoleh

penghasilan yang lebih tinggi jika peralatan tangkap yang digunakan semakin canggih.

Kesimpulan

Dari hasil analisis didapatkan beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan hasil dan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Selanjutnya peneliti berusaha

memberikan beberapa hubungan yang erat kaitannya dengan temuan hasil analisis regresi linier

berganda dengan menggunakan SPSS 16. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang

pengaruh modal, umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut dan peralatan tangkap/teknologi

terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo dapat di peroleh

kesimpulan yaitu variabel umur secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan nelayan, karena semakin bertambahnya umur maka akan berpengaruh terhadap

pendapatan nelayan, variabel tingkat pendidikan secara parsial juga berpengaruh terhadap

pendapatan nelayan, karena setiap penambahan satu tahun sekolah maka dapat meningkatkan

pendapatan karena seseorang dapat meningkatkan keterampilannya dan dapat menambah wawasan

pengetahuan, variabel pengalaman melaut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan

nelayan. Semakin lama pengalaman seseorang maka akan semakin ahli pula keterampilan yang di

milikinya. Dari semua variabel independen, variabel umur merupakan variabel yang paling

dominan yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo. Hal

ini menyatakan bahwa pada dasarnya bahwa pendapatan meningkat seiring dengan bertambahnya

umur dan masa kerja seseorang dengan batasan tertentu.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan hasil temuan dilapangan mengenai pendapatan nelayan di

Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo, maka saran yang dapat di berikan antara lain: Bagi

pemerintah Kota Probolinggo sebaiknya selalu memberikan arahan dan mengupayakan

peningkatan pendidikan formal maupun non formal lewat rembukan desa, rapat di tingkat RW/RT,

dan di adakan sosialisasi tentang betapa pentingnya pendidikan agar masyarakat nelayan paham

dan sadar akan pendidikan. Bagi nelayan, untuk kedepannya agar dapat meningkatkan tingkat

pendidikan putra-putri meraka agar stasus sosial di masyarakat nelayan dapat meningkat dan kelak

mampu mensejahterakan keluarga dan dapat meningkatkan pendapatannya. Bagi peneliti

selanjutnya di harapkan agar lebih memperbanyak variabel-variabel independen penelitian yang

berkaitan dengan pendapatan nelayan karena dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu

Page 19: PENGARUH VARIABEL SOSIAL EKONOMI TERHADAP …

17

nilai dari R Square (R2) < 50 %, sehingga variabel independen masih kurang berpengaruh terhadap

variabel dependen.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga panduan

ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih kami smpaikan kepada asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi

Universitas Brawijaya dan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya yang emungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Appidar. 2010. Ekonomi Kelautan Dan Pesisir. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Bungin, Burhan. 2011 Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta. Fajar Interpratama ofset.

Hendra Failasuf Herman, 2013, Penataan Pemukiman di Pantai Mayangan. Probolinggo.

Jhingan, ML. 1983. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Edisi Ke enambelas.

Joesran dan Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro, Jakarta: Salemba Empat.

Kountor, Ronny, 2006. Statistik Praktis Penyusunan Skripsi dan Tesis. Jakarta PPM.

Kusnadi, 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta: LKIS.

Miller, Roger LeRoy dan Melner, Roger E, 2000, Teori Mikro ekonomi Jakarta: Intermediete.

Rofi, 2012. Pengaruh Disiplin Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

Pada Departemen Produksi Pt. Leo Agung Raya Semarang. Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi. Semarang, Totalwin.

Sujarno. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Trend Nelayan di Kabupaten

Langkat. Tesis. Medan . Sekolah Pascasarjana USU.