-
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT,
PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, AUDIT TENURE,
DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Strata I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
MEIRIKA VEGITA YANKO
B 200 150 368
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
-
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT, PERGANTIAN
MANAJEMEN, UKURAN KAP, AUDIT TENURE, DAN FINANCIAL DISTRESS
TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
2014-2017)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran
perusahaan, opini audit,
pergantian manajemen, ukuran KAP, audit tenure, dan financial
distress terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode
2014-2017. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 perusahaan dengan
periode waktu selama 4
tahun sehingga total sampel sebanyak 304. Analisis data
menggunakan analisis regresi
logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit tenure
berpengaruh terhadap auditor
switching, sedangkan ukuran perusahaan, opini audit, pergantian
manajemen, ukuran KAP,
dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor
switching.
Kata kunci : auditor switching, ukuran perusahaan, opini audit,
pergantian manajemen,
ukuran KAP, audit tenure, financial distress.
Abstract
The purpose of this research was to find empirical evidence the
effect of company size,
audit opinion, change of management, KAP size, audit tenure and
financial distress to
the auditor switching on manufacturing companies listed in
Indonesia Stock Exchange
in 2014-2017 period. The sampling method used to determine the
sample in this
research is purposive sampling. Total sample 76 companies with
time series analysis, so
the total sample are 304. The analytical method used is logistic
regression analysis. The
result of this research indicate that audit tenure significantly
influence auditor switching,
while the company size, audit opinion, change of management, KAP
size, and financial
distress has no significant effect on auditor switching.
Keyword: Auditor switching, company size, audit opinion, change
of management,
KAP size, audit tenure, and financial distress.
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk penyajian terstruktur
dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan bagian dari
proses pelaporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai
laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan yang
disajikan oleh suatu
perusahaan menyediakan berbagai informasi yang nantinya
diperlukan sebagai sarana
untuk pengambilan keputusan baik pihak internal maupun
eksternal. Penyajian laporan
keuangan harus relevan (relevance) dan dapat diandalkan
(reliable) dengan demikian
-
2
perusahaan membutuhkan auditor independen untuk keandalan dan
kualitas laporan
keuangan.
Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib
menyampaikan
laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen
atau Kantor Akuntan
Publik (KAP). Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor
independen adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal
yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
sesuai dengan akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Audit dapat meningkatkan nilai
suatu laporan
keuangan (Suyono et al., 2013). Auditor independen berfungsi
untuk melakukan
pemeriksaan secara objektif dan memberikan opini atas kewajaran
laporan keuangan
yang telah disajikan pihak manajemen perusahaan. Perusahaan
mempekerjakan auditor
independen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan
serta mengurangi
permasalahan agensi.
Untuk mempertahankan keandalan suatu laporan keuangan dan
independensi auditor
maka perusahaan diwajibkan untuk melakukan rotasi audit. Auditor
switching adalah
pergantian auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
dilakukan oleh
perusahaan klien. Pergantian auditor (auditor switching)
merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk dilakukan perusahaan, karena dapat
mengatasi munculnya
permasalahan penurunan kualitas audit sebagai akibat dari
lamanya hubungan antara
auditor dengan perusahaan klien (Cameran et al., 2009), yang
diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan
publik pasal 3 ayat 1
mengenai pembatasan masa pemberian jasa audit oleh KAP selama
maksimal enam
tahun berturut-turut dan auditor selama tiga tahun
berturut-turut.
Selama ini penelitian yang berkaitan dengan auditor switching
sudah cukup banyak
dilakukan dan sampai saat ini pun masih menarik untuk diteliti,
sebab penelitian-
penelitan yang dilakukan sebelumnya memiliki hasil empiris yang
berbeda-beda.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan menghasilkan
temuan yang lebih
relevan dan representative atas pengaruh ukuran perusahaan,
opini audit, pergantian
manajemen, ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress
terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode
2014-2017.
-
3
2. METODE
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah annual report perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017
yang diperoleh melalui
akses langsung dari website Indonesia Stock Exchange
(www.idx.co.id). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2014-2017. Sampel berjumlah 76 perusahaan
dengan empat tahun
pengamatan dengan total sampel 304. Pada penelitian ini teknik
pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel atas dasar
kesesuaian
karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang
ditentukan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Statistik Deskriptif
Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
SWITCH 304 0 1 0,56 0,497
LnTA 304 24,414 33,320 28,34367 1,688828
OPINI 304 0 1 0,61 0,488
CEO 304 0 1 0,13 0,339
KAPSIZE 304 0 1 0,40 0,491
TENURE 304 1 3 1,58 0,709
DER 304 0 1 0,38 0,486
Valid N (listwise) 304
Sumber : data diolah SPSS 22, 2018
Dari hasil analisis deskriptif pada tabel diatas, maka
kesimpulan yang dapat diambil
yaitu variabel auditor switching sebagai variabel dependen yang
diukur dengan variabel
dummy, dimana perusahaan yang melakukan auditor switching diberi
nilai 1 dan
perusahaan yang tidak melakukan auditor switching diberi nilai
0. Berdasarkan tabel
tersebut hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap auditor
switching (SWITCH) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,56
(dibulatkan 1) yang
berarti bahwa sebagian besar perusahaan melakukan auditor
switching dari tahun
sebelumnya selama tahun penelitian. Frekuensi perusahaan yang
melakukan auditor
switching selama tahun penelitian (1) sebanyak 170 perusahaan
dan perusahaan yang
tidak melakukan auditor switching selama tahun penelitian (0)
sebanyak 134
perusahaan. Standar Deviasi variabel auditor switching
0,497.
http://www.idx.co.id/
-
4
Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan melakukan
logaritma natural (Ln)
atas total asset perusahaan. Hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif
terhadap ukuran perusahaan (LnTA) menunjukkan nilai minimum
sebesar 24,414, nilai
maksimum sebesar 33,320 dengan rata-rata sebesar 28,34367 dan
standar deviasi
1,688828. Beradasarkan nilai rata-rata terlihat bahwa sebagian
besar perusahaan dalam
penelitian ini memiliki kepemilikan asset yang menggambarkan
ukuran perusahaan jika
diukur dengan logaritma natural (Ln) atas total asset sebesar
28,34367.
Variabel opini audit adalah variabel yang diukur dengan variabel
dummy, dimana
opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 1 dan selain opini
wajar tanpa pengecualian
diberi nilai 0. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap opini
audit (OPINI) menunjukkan nilai rata-rata 0,61 (dibulatkan 1)
yang berarti bahwa
sebagian besar perusahaan dalam penelitian memperoleh opini
wajar tanpa
pengecualian. Frekuensi perusahaan yang memperoleh opini wajar
tanpa pengecualian
(1) sebanyak 186 perusahaan dan selain opini wajar tanpa
pengecualian (0) sebanyak
118 perusahaan. Standar deviasi variabel opini audit adalah
sebesar 0,488.
Variabel pergantian manajemen adalah variabel yang diukur dengan
variabel dummy,
dimana jika perusahaan melakukan pergantian direksi maka diberi
nilai 1 dan jika tidak
terjadi pergantian direksi maka diberi nilai 0. Hasil analisis
dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (CEO)
menunjukkan nilai rata-rata
0,13 (dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan
dalam penelitian
tidak melakukan pergantian direksi. Frekuensi perusahaan yang
melakukan pergantian
manajemen (1) sebanyak 37 perusahaan dan perusahaan yang tidak
melakukan
pergantian manajemen (0) sebanyak 267 perusahaan. Standar
deviasi variabel
pergantian manajemen adalah sebesar 0,339.
Variabel ukuran KAP adalah variabel yang diukur dengan variabel
dummy, dimana
perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-four diberi nilai 1 dan
perusahaan yang diaudit
oleh KAP non Big-four diberi nilai 0. Hasil analisis dengan
mengunakan statistik
deskriptif terhadap ukuran KAP (KAPSIZE) menunjukkan nilai
rata-rata 0,40
(dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan
dalam penelitian ini
diaudit oleh KAP non Big-four. Frekuensi perusahaan yang diaudit
oleh KAP Big-four
(1) sebanyak 122 perusahaan dan perusahaan yang diaudit oleh KAP
non Big-four (0)
sebanyak 182 perusahaan. Standard deviasi variabel ukuran KAP
adalah sebesar 0,491.
-
5
Variabel audit tenure adalah variabel yang diukur dengan
menghitung jumlah total
panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah, tahun
pertama perikatan
dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk
tahun-tahun berikutnya. Hasil
analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap audit
tenure (TENURE)
menunjukkan nilai minimum 1, nilai maksimum 3 dengan rata-rata
sebesar 1,58
(dibulatkan 2) dan standar deviasi 0,709. Berdasarkan nilai
rata-rata terlihat bahwa
sebagian besar perusahaan dalam penelitian ini memiliki panjang
masa perikatan audit
selama 2 tahun sebelum auditor berpindah.
Variabel financial distress adalah variabel yang diukur dengan
variabel dummy,
dimana perusahaan yang memiliki rasio DER > 100% diberi nilai
1 dan perusahaan
yang memiliki rasio DER ≤ 100% diberi nilai 0. Hasil analisis
dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap financial distress (DER)
menunjukkan nilai rata-rata 0,38
(dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan
dalam penelitian tidak
mengalami financial distress karena memiliki rasio DER ≤ 100%.
Frekuensi perusahaan
yang memiliki rasio DER > 100% (1) sebanyak 115 perusahaan
dan perusahaan yang
memiliki rasio DER ≤ 100% (0) sebanyak 189 perusahaan. Standar
deviasi variabel
financial distress adalah sebesar 0,486.
3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi logistik untuk
menguji pengaruh pengaruh ukuran perusahaan, opini audit,
pergantian manajemen,
ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress terhadap
auditor switching.
3.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Tabel 2 Menilai Model Fit
Keterangan Nilai
-2 Log L Awal (Block Number = 0) 417,160
-2 Log L Akhir (Block Number = 1) 58,658
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood (-2LL)
pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood
(-2LL) pada akhir (Block
Number = 1). Nilai -2LL awal sebesar 417,160. Setelah dimasukkan
keenam variabel
independen maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi
sebesar 58,658.
-
6
Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang
lebih baik atau
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
3.4 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Nagelkerke R Square)
Tabel 3 Koefisien Determinasi
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R Square
1 58,658a
0,693 0,928
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
ditunjukkan oleh
nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah
sebesar 0,928 yang berarti
bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen
adalah 92,8%, sedangkan sisanya sebesar 7,2% dijelaskan oleh
variabel lain di luar
model penelitian.
3.5 Hasil Kelayakan Model Regresi
Tabel 4 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 2,247 8 0,972
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai Chi-square sebesar
2,247 dengan
signifikansi (α) sebesar 0,972. Berdasarkan hasil tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa
nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar
dari 0,05, maka H0
diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya
atau dapat dikatakan
bahwa model dapat diterima.
3.6 Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Tabel 5 Matriks Klasifikasi
Ste
p
Observed Predicted
SWITCH Precntag
e
Correct Tidak
melakukan
auditor
switching
Melakukan
auditor
switching
1 SWITCH Tidak
melakuk
an
auditor
133 1 99,3
-
7
switching
Melakuk
an
auditor
switching
4 166 97,6
Overall Percentage 98,4
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kekuatan prediksi
model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching
adalah sebesar
97,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model
regresi yang
digunakan terdapat 166 perusahaan (97,6%) yang diprediksi akan
melakukan auditor
switching dari total 170 perusahaan yang melakukan auditor
switching. Kekuatan
prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan
perusahaan yang tidak
melakukan auditor switching adalah sebesar 99,3%. Hal ini
menunjukkan bahwa
dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat 133
(99,3%) yang
diprediksi tidak melakukan auditor switching dari total 134
perusahaan yag tidak
melakukan auditor switching. Berdasarkan penjelasan tersebut
nilai overall percentage
sebesar 98,4% yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah
sebesar 98,4%.
3.7 Hasil Uji Regresi Logistik
Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
B S.E Wald Df Sig. Exp(B)
Step
1a
LnTA 0,304 0,288 1,117 1 0,291 1,355
OPINI 0,692 0,926 0,558 1 0,455 1,997
CEO -0,274 1,244 0,049 1 0,825 0,760
KAPSIZE -0,710 1,072 0,439 1 0,508 0,491
TENURE -7,815 1,017 59,077 1 0,000 0,000
DER 0,586 0,871 0,453 1 0,501 1,797
Constant 3,559 7,472 0,227 1 0,634 35,127
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Adapun model yang dihasilkan dari pengujian terhadap model
regresi adalah
sebagai berikut :
SWITCH = 3,599 + 0,304LnTA + 0,692OPINI – 0,274CEO –
0,710KAPSIZE –
7,815TENURE + 0,586DER + e
-
8
3.8 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Variabel ukuran perusahaan (LnTA) menunjukkan koefisien regresi
sebesar 0,304
dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,291, lebih besar dari
α = 5%, maka H1 ditolak.
Berarti ukuran perusahaan tidak dapat mempengaruhi perusahaan
dalam melakukan
auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Effendi dan Rahayu (2015), Aminah dan
Werdhaningtyas (2017),
Wijaya dan Rasmini (2015), Apriyanti dan Hartaty (2016), dan
Yani et al (2016). Tetapi
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh
Luthfiyati (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap
auditor switching.
Hal ini dikarenakan perusahaan yang besar dan memiliki aktivitas
operasional yang
lebih kompleks memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost
yang disebabkan
oleh pengangkatan auditor baru, sehingga perusahaan akan
mempertahankan
auditornya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ketika suatu
perusahaan sudah percaya
dan yakin pada reputasi KAP yang selama ini telah mengauditnya,
maka perusahaan
akan tetap mempertahankan KAP tersebut dan ketika ukuran
perusahaan yang
dinyatakan dengan total assetnya semakin besar atau semakin
kecil tidak dapat menjadi
dasar prediksi bahwa perusahaan akan melakukan auditor
switching. Hal ini berarti
bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap auditor switching
(Effendi dan Rahayu, 2015).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah
dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa audit tenure
berpengaruh terhadap auditor
switching. Hal ini disebabkan semakin lama perikatan auditor
dengan perusahaan akan
mengurangi asimetri informasi sehingga berpotensi menjadikan
auditor merasa puas
pada apa yang dilakukan seperti melakukan audit yang kurang
tegas dan terlalu
tergantung pada pernyataan manajemen sehingga untuk menjaga
independensi perlu
dilakukan auditor switching.
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Hal ini
dikarenakan perusahaan cenderung akan mempertahankan KAP yang
telah dipercaya
dan diyakini reputasinya dalam melakukan audit perusahaannya
sehingga besar kecil
-
9
nya ukuran perusahaan tidak dapat dijadikan dasar prediksi
perusahaan akan melakukan
auditor switching.
Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal
ini dikarenakan opini
audit berisikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan terutama
pihak eksternal serta opini audit berkaitan dengan hasil
pemeriksaan atas kewajaran
laporan keuangan sehingga opini audit yang diberikan tidak
berkaitan dengan auditor
yang mengaudit.
Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor
switching. Hal ini
dikarenakan ketika adanya pergantian manajemen, ketika adanya
pergantian
manajemen, kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap
dapat diselaraskan
dengan kebijakan manajemen baru sehingga pergantian manajemen
tidak dapat menjadi
dasar perusahaan akan melakukan auditor switching.
Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini
disebabkan
perusahaan dalam memilih auditor selain mempertimbangkan
kualitas juga
mempertimbangkan fee yang dikeluarkan. Perusahaan mempunyai
pemahaman auditor
yang memiliki berafiliasi dengan KAP Big four maupun tidak
seluruhnya memiliki
kompetensi dan kualitas audit untuk bekerja secara objektif.
Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Hal ini disebabkan
perusahaan yang mengalami financial distress cenderung
mempertahankan KAP untuk
menjaga kepercayaan pemegang saham.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh serta keterbatasan dalam
penelitian, saran-saran
yang diajukan adalah sebagai berikut. Penelitian selanjutnya
sebaiknya menambahkan
faktor lain yang secara teoritis diduga dapat mempengaruhi
auditor switching. Faktor
lain seperti profitabilitas, audit fee, pergantian komite audit,
audit delay, dan lain-lain.
Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan
objek penelitian
pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) agar dapat
mewakili secara keseluruhan dari hasil penelitian
-
10
DAFTAR PUSTAKA
Luthfiyati, Binti.2016.”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit,
Pergantian
Manajemen, Ukuran KAP, dan Audit Tenure Terhadap Auditor
Switching”.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016.
Aprianti, Siska dan Sri Hartaty.2016.”Pengaruh Ukuran KAP,
Ukuran Perusahaan
Klien, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap
Auditor
Switching”. Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu (ACSY) Volume IV,
No 1
ISSN-P 2407-2184.
Saputri, V W dan Fatchan Achyani. 2014. “Analaisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada perusahaan
Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia”. Seminar Nasional dan Call for Paper.
ISBN:978-602-
70429-2-6.
Faradila, Yuka, dan M. Rizal Yahya.2016. “pengaruh opini audit,
financial distress, dan
pertumbuhan perusahaan klien terhadap auditor switching”. Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA).Vol. 1, No. 1.
Efendi, Mareti, dan Sri Rahayu.2015. “Analisis Pengaruh Opini
Audit, Ukuran KAP,
Ukuran Perusahaan Klien, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Auditor
Switching”. Jurnal akuntansi dan keuangan FE Universitas Budi
Luhur Vol. 4
No. 1 ISSN: 2252 7141.
Putra, I W. D. W. 2014. “Pengaruh Financial Distress,
Rentabilitas, Pertumbuhan
Perusahaan dan Opini Audit Pada Pergantian Auditor”. EJurnal
Akuntansi
Universitas Udayana. Hlm. 308-323.
Rimadani, Aulia. 2018.” pengaruh ukuran kap, financial distress,
opini audit, ukuran
perusahaan, dan audit delay terhadap auditor switching (studi
empiris pada
perusahaan property & real estate yang terdaftar pada bei
tahun 2013-
2016)”.Skripsi.Universitas Islam Indonesia.
Aminah dan Werdhaningtyas, Alfiani. 2017. “analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi
auditor switching pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia tahun
2010-2015”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 8 No.1. Hlm.
36-50.